Anda di halaman 1dari 145

LAPORAN TUGAS AKHIR

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA


KELUARGA KHUSUSNYA PADA ANAK DENGAN MALNUTRISI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP
KEMILING BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020

SIRLIA SALSABILA BREN


NIM. 1714401036

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2020

i
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

Sirlia Salsabila Bren

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA


KELUARGA KHUSUSNYA PADA ANAK DENGAN MALNUTRISI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP KEMILING BANDAR
LAMPUNG TAHUN 2020

xii + 145 halaman + 16 tabel + 2 gambar + 10 lampiran

ABSTRAK

Malnutrisi adalah suatu keadaan terganggunya kemampuan fungsional,


atau defisiensi integritas struktural atau perkembangan yang disebabkan oleh
ketidaksesuaian antara suplai nutrisi esensial untuk jaringan tubuh dengan
kebutuhan biologis spesifik. Menurut Pemantauan Status Gizi (PSG) yang
dilakukan Kemenkes RI, status gizi balita umur 0-59 bulan, berdasarkan indeks
BB/U, menurut provinsi salah satunya provinsi Lampung pada tahun 2017, yaitu
menunjukkan malnutrisi antara lain: 3,5% gizi buruk, 15% gizi kurang, 79,9%
gizi baik dan 1,6% gizi lebih.
Metode yang digunakan dalam asuhan keperawatan ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan asuhan keperawatan keluarga, wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik, pengkajian, diagnosa, rencana keperawatan, implementasi dan
evaluasi.
Implementasi yang diberikan yakni pendidikan kesehatan tentang
malnutrisi, tentang jenis diit yakni tinggi energy tinggi protein; tentang cara
menyajikan makanan yang menarik; bersama keluarga menyusun jadwal
makan dengan menu yang bergizi.
Diharapkan Puskesmas Rawat Inap Kemiling untuk lebih intensif dalam
melakukan berbagai penyuluhan kesehatan di masyarakat. Bagi institusi
pendidikan diharapkan laporan tugas akhir ini bisa menjadi referensi bacaan bagi
peserta didik mengenai malnutrisi.

Kata kunci : Gangguan kebutuhan nutrisi, Malnutrisi


Daftar bacaan : 24 (2005-2019)

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhanauhuwata’ala atas


limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir dengan baik dan tepat waktu yang telah ditentukan. Adapun tujuan
dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini untuk memenuhi syarat menyelesaikan
pendidikan di Politeknik Kesehatan Tanjung Karang Program Studi DIII Jurusan
Keperawatan. Dengan judul “Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi
Pada Keluarga Khususnya Pada Anak Dengan Malnutrisi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Kemiling Bandar Lampung Tahun 2020”. Dalam
penulisan Laporan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
dukungan serta saran yang begitu besar manfaatnya, baik dari dosen maupun
rekan mahasiswa. Karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terimakasih kepada :
1. Direktur Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
2. Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
3. Ketua Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung
Karang.
4. Yuniastini, S.KM, M.Kes, selaku Pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan, saran, masukan, serta motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir.
5. Dwi Agustanti S.Kp, M.Kes, Sp.Kom, selaku Pembimbing pendamping
yang selalu memberikan masukan dalam penyusunan dan penulisan Laporan
Tugas Akhir.
6. Semua pihak yang telah membantu menyusun Laporan Tugas Akhir ini baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Bandar Lampung, April 2020

Penulis

iii
BIODATA PENULIS

Nama : Sirlia Salsabila Bren

NIM : 1714401036

Tempat & Tanggal lahir : Bandar Lampung, 9 Maret 1999

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Status mahasiswa : Reguler 1

Alamat : Perum Nusantara Permai Blok C1 No. 3,

Sukabumi, Bandar Lampung.

Riwayat Pendidikan

SD (2005-2011) : SD Negeri 2 Rawa Laut Bandar Lampung

SMP (2011-2014) : SMP Negeri 4 Bandar Lampung

SMA (2014-2017) : SMA Negeri 4 Bandar Lampung

D III (2017-2020) : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Jurusan Keperawatan

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir


ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA
KELUARGA KHUSUSNYA PADA ANAK DENGAN MALNUTRISI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP
KEMILING BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020

Penulis

SIRLIA SALSABILA BREN / 1714401036

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Laporan Tugas Akhir


Program Studi Diploma III Keperawatan Tanjung Karang

Tim Pembimbing Tugas Akhir

Pembimbing Utama

Yuniastini, S.K.M., M.Kes


NIP. 196806231990032001

Pembimbing Pendamping

Dwi Agustanti, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom


NIP. 197108111994022001

v
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir


ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA
KELUARGA KHUSUSNYA PADA ANAK DENGAN MALNUTRISI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP
KEMILING BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020

Penulis

SIRLIA SALSABILA BREN / 1714401036

Telah diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Laporan Tugas Akhir
Program Studi Diploma III Keperawatan Tanjung Karang

Tim Penguji Laporan Tugas Akhir

Ketua Penguji

Tumiur Sormin, S.K.M., M.Kes


NIP. 195804241985032004

Anggota Penguji I

Dwi Agustanti, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom


NIP. 197108111994022001

Anggota Penguji II

Yuniastini, S.K.M., M.Kes


NIP. 196806231990032001

Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Tanjung Karang
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Gustop Amatiria, S.Kp., M.Kes


NIP. 197008071993031002

vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Nama : Sirlia Salsabila Bren


NIM : 1714401036
Program studi : D-III Keperawatan Tanjung Karang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Tugas Akhir saya dengan judul :
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA
KELUARGA KHUSUSNYA PADA ANAK DENGAN MALNUTRISI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP
KEMILING BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020

Belum pernah dilakukan penulisannya oleh penulis lain. Bilamana terbukti


penulisan tersebut pernah dilakukan dan saya melakukan plagiatnya, maka saya
sanggup menerima sanksi hukuman yang berlaku dan Laporan Tugas Akhir saya
tersebut dinyatakan batal. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan
sebenarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Bandar Lampung, April 2020
Penulis

Sirlia Salsabila Bren


NIM. 1714401036

Mengetahui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Yuniastini, S.K.M., M.Kes Dwi Agustanti, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom


NIP. 197108111994022001 NIP. 196806231990032001

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ......................................................... ..... i


ABSTRAK ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
BIODATA .............................................................................................. iv
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN .............................................. vii
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii - xi
DAFTAR TABEL .................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xii

BABI PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................... 1-6
B. Rumusan masalah .......................................................... 7
C. Tujuan penulisan ............................................................ 7
1. Tujuan umum ........................................................... 7
2. Tujuan khusus .......................................................... 7
D. Manfaat .......................................................................... 8
1. Manfaat teoritis ........................................................ 8
2. Manfaat praktis ........................................................ 8
E. Ruang lingkup ............................................................... 8-9

BABIITINJAUANPUSTAKA
A. Tinjauan konsep kebutuhan dasar.................................10-27
1. Konsep dasar nutrisi...................................................10-20
2. Konsep kebutuhan nutrisi…..................................... 20-27
B. Tinjauan asuhan keperawatan...................................... 27-51
1. Asuhan keperawatan kebutuhan nutrisi ................. 27-41
2. Asuhan keperawatan keluarga .................................41-51
C. Tinjauan konsep penyakit malnutrisi .......................... 52-61
D. Tinjauan konsep keluarga ............................................ 61-66

BABIII METODE
A. Fokus asuhan keperawatan ....................................... 67
B. Subyek asuhan ............................................................ 67
C. Lokasi dan waktu ....................................................... 67
D. Pengumpulan data ...................................................... 67-68
1. Alat pengumpulan data ......................................... 67-68
2. Teknik pengumpulan data .................................... 68
E. Penyajian data ............................................................ 68
F. Prinsip etik .................................................................. 69-71

viii
BABIV HASIL ASUHAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian dan
tempat tinggal klien ........................................... 72
B. Hasil asuhan ............................................................ 73-99
1. Pengkajian .......................................................... 73-80
2. Diagnosis keperawatan ...................................... 81-85
3. Rencana tindakan keperawatan ........................ 86-90
4. Implementasi keperawatan ................................ 91-99
5. Evaluasi keperawatan ........................................ 91-99
C. Pembahasan ......................................................... 100-106
1. Pengkajian......................................................... 100-102
2. Diagnosis keperawatan .......................................... 103
3. Rencana tindakan keperawatan .................. 103-105
4. Implementasi keperawatan ............................ 105-106
5. Evaluasi keperawatan .................................... 105-106

BABV SIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .......................................................... 107-108
1. Pengkajian ........................................................... 107
2. Diagnosis keperawatan ....................................... 107
3. Rencana tindakan keperawatan ........................ 107
4. Implementasi keperawatan ................................ 108
5. Evaluasi keperawatan ......................................... 108
B. Saran .................................................................... 108-109

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.2 Nilai normal kebutuhan kalori menurut umur………...… 17


Tabel 2.3 Kebutuhan nutrisi anak menurut Angka Kecukupan
Gizi (AKG) sesuai umur…………………………………………....…. 26
Tabel 2.4 Wawancara kesehatan terkait nutrisi……………...…....…. 29
Tabel 2.5 Pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan status
nutrisi…………………………………………………………………….32
Tabel 2.6 Lingkar Lengan Atas…………………………………......… 34
Tabel 2.7 Intervensi keperawatan……………………………………. 38-39
Tabel 2.8 Komposisi anggota keluarga …………………………….. 42
Tabel 2.9 Prioritas masalah…………………………………………… 49
Tabel 4.1 Hasil pengkajian .................................................................... 73-79
Tabel 4.2 Pemeriksaan fisik pasien ..........................................................80
Tabel 4.3 Analisa data dan diagnosis keperawatan ................................81-83
Tabel 4.4 Skoring dx. 1 An. S ......................................................... ......83-84
Tabel 4.5 Skoring dx. 2 An. S ................................................................84-85
Tabel 4.6 Prioritas masalah ......................................................................85
Tabel 4.7 Rencana keperawatan pasien ..................................................87-90
Tabel 4.8 Implementasi dan evaluasi hasil tindakan
keperawatan pasien..................................................................................91-99

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Penilaian Status Gizi.................................................... 13


Gambar 2.2 Genogram……………………………………………. 41-42

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)


2. Instrumen (Form Pengkajian)
3. Surat Pengantar dari Direktur
4. Surat balasan dari tempat pengambilan pasien
5. Surat Kesbangpol
6. Surat Dinas Kesehatan
7. Lembar persetujuan judul
8. Lembar bimbingan/konsultasi
9. Tabel wawancara
10. Tabel pemeriksaan fisik
11. Jadwal menu makan sehari
12. SOP
13. Leaflet
14. Leaflet

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kebutuhan dasar manusia adalah unsur-unsur yang dibutuhkan manusia
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang
tentunya untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan (Haswita & Reni,
2017: 4). Teori Hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow
menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu : 1.
Kebutuhan fisiologis, yang merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia.
antara lain; pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan
(minuman), kebutuhan nutrisi (makanan), kebutuhan eliminasi, kebutuhan
istirahat dan tidur, kebutuhan aktivitas, kebutuhan keseimbangan suhu tubuh, serta
seksual, 2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, dibagi menjadi perlindungan
fisik dan perlindungan psikologis. Perlindungan fisik, meliputi perlindungan dari
ancaman terhadap tubuh dan kehidupan seperti kecelakaan, penyakit, bahaya
lingkungan, dll. Perlindungan psikologis, perlindungan dari ancaman peristiwa
atau pengalaman baru atau asing yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan
seseorang, 3. Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki,
memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan, dan
kekeluargaan, 4. Kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang lain
serta pengakuan dari orang lain, 5. Kebutuhan aktualisasi diri, ini merupakan
kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow, yang berupa kebutuhan untuk
berkontribusi pada orang lain atau lingkungan serta mencapai potensi diri
sepenuhnya (Wahit & Nurul, 2005: 1). Kebutuhan nutrisi merupakan salah satu
kebutuhan fisiologis manusia. Unsur yang terdapat dalam kebutuhan nutrisi
adalah nutrisi itu sendiri.
Nutrisi adalah zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan

1
sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan
zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah, 2015: 55). Nutrisi adalah bahan
organik dan anorganik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh
agar dapat berfungsi dengan baik. Nutrisi dibutuhkan oleh tubuh untuk
memperoleh energi bagi aktivitas tubuh, membentuk sel dan jaringan tubuh, serta
mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh (Haswita & Reni, 2017: 43).
Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan
vital bagi semua makhluk hidup, mengkonsumsi nutrient (zat gizi) yang buruk
bagi tubuh tiga kali sehari selama puluhan tahun akan menjadi racun yang
menyebabkan penyakit dikemudian hari. Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada
sistem yang berperan di dalamnya yaitu sistem pencernaan yang terdiri atas
saluran pencernaan dan organ asesoris, saluran pencernaan dimulai dari mulut
sampai usus halus bagian distal. Sedangkan organ asesoris terdiri dari hati,
kantong empedu, dan pankreas (Haswita & Reni, 2017: 42).
Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi
maka tidak ada gizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa menyebabkan
penyakit/terkena gizi buruk oleh karena itu kita harus memperbanyak nutrisi
(Haswita & Reni, 2017: 42). Nutrisi memegang peranan penting dalam
memelihara kesehatan dan menambah daya tahan tubuh terhadap penyakit serta
membantu proses penyembuhan penyakit. Seorang pasien yang kebutuhan
nutrisinya terpenuhi lebih dapat mempertahankan status kesehatannya dan
memiliki kecenderungan proses penyembuhan penyakit lebih baik. Sebaliknya
seorang pasien yang mengalami kekurangan nutrisi sangat rentan terhadap
berbagai penyakit (Ahmad & Nita, 2013: 89). Nutrisi sangat penting untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi.
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan dasar fisiologi bagi manusia yang
tidak bisa terlepas dari banyak faktor yang mempengaruhinya, serta implikasinya
kepada kebutuhan dasar lain apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi. Pemenuhan
kebutuhan nutrisi merupakan hasil kerja sistem pencernaan yang tidak terlepas
dari sistem lainnya sebagai suatu proses yang saling berkaitan, sistem yang

2
dimaksud diantaranya kardiovaskuler, pernafasan, pencernaan, persyarafan,
endokrin, dll (Atoilah & Kusnadi, 2013). Masalah nutrisi erat kaitannya dengan
intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patologis
seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan
kebutuhan nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi (Haswita & Reni, 2017: 42). Kebutuhan
nutrisi juga sangat penting pada anak.
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Nutrien adalah zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang diantara zat gizi lain, mengingat
banyak sekali masalah yang kita temukan apalagi pada anak yang sakit masukan
nutrisi yang kurang sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat
sehingga membutuhkan makanan tambahan seperti kalori, vitamin dan mineral.
Secara umum zat gizi dibagi menjadi 2 golongan yaitu makro dan mikro (Zeni,
2017). Apabila kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi, maka akan terjadi gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan
kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes mellitus, hipertensi, jantung
coroner, kanker, dan anoreksia nervosa (A. Aziz, 2006: 68). Diantara gangguan
kebutuhan nutrisi tersebut, salah satu penyakit yang mengalami gangguan
kebutuhan nutrisi yaitu malnutrisi.
Malnutrisi adalah suatu keadaan terganggunya kemampuan fungsional, atau
defisiensi integritas struktural atau perkembangan yang disebabkan oleh
ketidaksesuaian antara suplai nutrisi esensial untuk jaringan tubuh dengan
kebutuhan biologis spesifik (Haswita & Reni, 2017: 52). Malnutrisi merupakan
masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau
dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh (A. Aziz, 2006: 68).

3
Malnutrisi dapat disebabkan oleh : a. under nutrition, disebabkan karena
kekurangan pangan secara relatif atau absolut selama periode tertentu, b. specific
deficiency, disebabkan karena kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan
vitamin A, yodium, Fe dan lain-lain, c. over nutrition, disebabkan karena
kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu, d. imbalance, disebabkan
karena disporsi zat gizi, misalnya kolesterol terjadi karena tidak seimbangnya
LDL, HDL, dan VLDL (Haswita & Reni, 2017: 52). Gejala umumnya adalah
berat badan rendah dengan asupan makan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit,
membran mukosa, konjungtiva dan lain-lain (A. Aziz, 2006: 68).
Malnutrisi dapat terjadi pada siapa saja, entah itu laki-laki maupun wanita.
Namun, kebanyakan kasusnya lebih sering dilaporkan dialami oleh anak-anak.
Cara mengatasi malnutrisi (kurang gizi) biasanya disesuaikan kembali dengan
tingkat keparahan dan kondisi khusus yang dialami masing-masing anak. Secara
garis besarnya, berikut berbagai pengobatan untuk kondisi anak dengan malnutrisi
(gizi kurang) : 1. Rencana perawatan, 2. Pengaturan pola makan dan 3.
Pemantauan secara berkala. Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan
yang dapat membantu Anda mengatasi malnutrisi yaitu dengan Penanganan
(malnutrisi) gizi kurang di rumah : 1. Dorong anak terdekat untuk makan makanan
bergizi. Misalnya nasi, ikan, tahu, tempe, buah atau sayur, 2. Buatlah makanan
menjadi semenarik mungkin. Dengan begitu, anak jadi lebih semangat untuk
menyantap dan menghabiskan makanannya, 3. Buatlah cemilan di antara makan:
Seperti bubur kacang hijau, puding dan biskuit. (Karinta & Damar, 2019).

Sebenarnya cara mencegah malnutrisi pada anak yaitu dengan makan


makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Tak lupa, pastikan kebutuhan zat gizi
harian terpenuhi dengan baik. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah
malnutrisi pada anak-anak: 1. Makan dalam porsi yang cukup, tidak kurang dan
juga lebih, 2. Usahakan asupan makanan harian mengandung berbagai nutrisi
yang dibutuhkan. Mulai dari karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan
mineral, 3. Makan aneka ragam makanan dan minuman bergizi dan 4. Pilih

4
camilan sehat sebagai pengganjal perut di sela-sela makan (Karinta & Damar,
2019).
Menurut data The United Nations Children’s Fund (UNICEF) pada tanggal
12 September 2008, menyatakan malnutrisi sebagai penyebab lebih dari 1/3 dari
9,2 juta kematian pada anak-anak dibawah usia 5 tahun di dunia. UNICEF juga
memberitakan tentang terdapatnya kemunduran signifikan dalam kematian anak
secara global di tahun 2007, tetapi tetap terdapat rentang yang sangat jauh antara
negara-negara kaya dan miskin, khususnya di Afrika dan Asia Tenggara (CWS,
2008).
Laporan terbaru United Nations Children’s Fund (UNICEF), ditemukan
rata-rata sebanyak 40% anak-anak berusia lima tahun ke bawah di Filipina,
Indonesia, dan Malaysia mengalami malnutrisi (kekurangan gizi).
Angka itu jauh lebih tinggi dari rata-rata global sebesar satu berbanding tiga.
Berdasarkan data yang ada, sebanyak 24,4 juta anak-anak di Indonesia menderita
malnutrisi, diikuti 11 juta anak di Filipina, dan 2,6 juta anak di Malaysia (Fikri,
2019). Menurut Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan Kemenkes RI,
status gizi balita umur 0-59 bulan, berdasarkan indeks BB/U, menurut provinsi
salah satunya provinsi Lampung pada tahun 2017, yaitu menunjukkan malnutrisi
antara lain: 3,5% gizi buruk, 15% gizi kurang, 79,9% gizi baik dan 1,6% gizi lebih
(Kemenkes RI, 2017). Menurut data dari Puskesmas Kemiling, pada tahun 2019
balita malnutrisi ada 27 orang per tahun atau sekitar 0,4% per tahun. (Puskesmas
Kemiling, 2019).
Penyebab malnutrisi pada anak-anak tidak bisa hanya dilakukan dengan
pemeriksaan fisik dan mengetahui pola makannya saja tetapi juga perlu
mengetahui suasana makan anak. Mungkin penambahan jumlah energy diperlukan
setiap harinya, tetapi perubahan yang mendasar harus berasal dari suasana rumah
atau lingkungan. Dalam hal ini, keluarga memegang peranan yang sangat penting.
Sikap keluarga terhadap makanan yang dikonsumsi dan suasana saat makan
(pengontrolan emosi) sangat penting pengaruhnya. Faktor-faktor lainnya juga
perlu diperhatikan, misal perasaan anak tersaingi saudara kandung, jadwal makan
yang tidak tepat, dan pola aktivitas anak (Sandra, Ahmad & Arinda, 2017: 111).

5
Peran Keluarga antara lain : 1. Mengusahakan agar tidak memaksakan
kehendaknya menyuruh anak makan lebih dari kemauan dan kemampuan mereka,
2. Tidak memaksa anak untuk tetap berada di meja makan sampai makanan
mereka habis, 3. Dan juga harus menjaga emosi saat makan bersama di meja
makan. Hindarkan perdebatan saat makan bersama karena akan mempengaruhi
nafsu makan anak. Anak yang sensitive dapat menjadi keras saat di meja makan
dan kegiatan makan akan menjadi tindakan sulit bagi mereka (Sandra, Ahmad &
Arinda, 2017: 111).
Keluarga dapat berperan apabila pengetahuan keluarga tentang malnutrisi
dan tindakan pencegahan komplikasinya baik. Untuk meningkatkan pemahaman
keluarga tersebut, peran perawat adalah dengan memberikan asuhan keperawatan
keluarga. Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga
dan individu-individu sebagai anggota keluarga (Padila, 2011: 91). Artinya
perawat akan membantu keluarga, dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan
setiap anggota keluarga.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin melakukan Asuhan
Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi Pada Keluarga Khususnya Pada Anak
Dengan Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kemiling Bandar
Lampung Tahun 2020.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis merumuskan
masalahnya adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan
Nutrisi Pada Keluarga Khususnya Pada Anak Dengan Malnutrisi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Rawat Inap Kemiling Bandar Lampung Tahun 2020? “

6
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Melakukan Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi Pada
Keluarga Khususnya Pada Anak Dengan Malnutrisi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Kemiling Bandar Lampung Tahun 2020.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan keluarga gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien malnutrisi di Puskesmas
Kemiling.
b. Merumuskan diagnosa asuhan keperawatan keluaraga gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien malnutrisi di Puskesmas
Kemiling.
c. Membuat rencana asuhan keperawatan keluarga gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada pasien malnutrisi di Puskesmas Kemiling.
d. Melakukan tindakan asuhan keperawatan keluarga gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien malnutrisi di Puskesmas
Kemiling.
e. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan keluarga gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien malnutrisi di Puskesmas
Kemiling.

D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Penulis ingin menerapkan dan membuktikan teori-teori keperawatan dan
asuhan keperawatan terdahulu ke dalam kenyataan kerja di lapangan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi profesi perawat
Fokus asuhan keperawatan ini dapat dijadikan bahan masukan
dalam asuhan keperawatan seperti penanganan pada pasien dengan
masalah keperawatan nutrisi.

7
b. Bagi Poltekkes Tanjung Karang, Prodi DIII Keperawatan Tanjung
Karang
Menambah bahan pustaka atau bahan bacaan sehingga menambah
pengetahuan pembaca khususnya mahasiswa keperawatan Poltekkes
Tanjung Karang.
c. Bagi Puskesmas Kemiling, Bandar Lampung
Asuhan keperawatan yang dilakukan dapat dijadikan masukan bagi
Puskesmas Kemiling, Bandar Lampung.
d. Bagi klien
Membantu klien yang menderita malnutrisi untuk menerapkan pola
hidup sehat dan pola makan baik serta mengurangi malnutrisi.

E. Ruang lingkup
Asuhan keperawatan ini berfokus pada Asuhan Keperawatan Gangguan
Kebutuhan Nutrisi Pada Keluarga Dengan Malnutrisi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Kemiling Bandar Lampung Tahun 2020. Asuhan
keperawatan ini dilakukan untuk mengatasi gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi pada pasien malnutrisi dengan menerapkan teori-teori dan asuhan
keperawatan terdahulu dengan melakukan proses keperawatan dari pengkajian
sampai evaluasi dilakukan selama minimal 4x kunjungan dikeluarga dengan 1
pasien selama 1 minggu, dimana dalam satu minggu yaitu 4x kunjungan. Pasien
didapatkan dari Puskesmas Kemiling dan untuk kunjungan pertama penulis
didampingi oleh pihak Puskesmas Kemiling untuk meminta izin kepada keluarga
bahwa penulis akan melakukan asuhan keperawatan pada keluarga tersebut
dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan konsep kebutuhan dasar nutrisi


1. Konsep dasar nutrisi
Makanan yang kita makan tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh dalam
bentuk energy sebelum melalui proses pencernaan, absorpsi dan metabolisme.
Tubuh memerlukan energy untuk fungsi-fungsi fisiologis organ tubuh,
pergerakan, mempertahankan temperature, fungsi kelenjar, kerja hormone,
pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak (Tarwoto & Wartonah, 2015:
55).
a. Definisi nutrisi
Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah
proses tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk
pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh (Sunarsih, 2016).
Nutrient adalah zat organik dan anorganik dalam makanan yang
diperlukan tubuh agar dapat berfungsi untuk pertumbuhan dan
perkembangan, aktivitas, mencegah defisiensi, memeliharan kesehatan dan
mencegah penyakit, memelihara fungsi tubuh, kesehatan jaringan, dan suhu
tubuh, meningkatkan kesembuhan, dan membentuk kekebalan (Sunarsih,
2016).
Energi yang didapat dari makanan diukur dalam bentuk kalori (cal)
atau kilokalori (kcal). Kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
meningkatkan suhu 1 C dari 1 gr air. Kilokalori adalah jumlah panas yang
diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 C dari 1 kg air (Sunarsih, 2016).

b. Fungsi nutrisi
Adapun fungsi nutrisi antara lain :
1.) Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan dan kerja fisik.
2.) Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan.
3.) Sebagai pelindung dan pengatur.

9
c. Elemen-elemen nutrisi
Dalam konsep dasar nutrisi kita mengenal sebuah istilah yang disebut
dengan nutrien. Nutrien adalah sejenis zat kimia organic atau anorganik
yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk
menjalankan fungsinya. Setiap nutrient memiliki komposisi kimia tertentu
yang akan menampilkan sekurang kurangnya satu fungsi khusus pada saat
makanan dicerna dan diserap oleh tubuh. Asupan makanan yang adekuat
terdiri atas enam zat nutrisi esensial (kelompok nutrient) yang seimbang
(Wahit & Nurul, 2005).
Nutrien mempunyai tiga fungsi utama, yaitu :
1.) Menyediakan energy untuk proses dan pergerakan tubuh.
2.) Menyediakan “struktur material” untuk jaringan tubuh seperti tulang
dan otot.
3.) Mengatur proses tubuh.
Karbohidrat, lemak dan protein disebut energi nutrien karena
merupakan sumber energi dari makanan sedangkan vitamin, mineral dan air
merupakan substansi penting untuk membangun, mempertahankan dan
mengatur metabolisme jaringan tubuh.
a.) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama tubuh. Karbohidrat
akan terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan tubuh
dan kelebihan glukosa akan disimpan di hati dan jaringan otot dalam
bentuk glikogen.
1.) Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan,
pada umumnya dalam bentuk amilum.
2.) Pembentukan amilum terjadi dalam mulut melalui enzim
ptialin yang ada dalam air ludah.
3.) Penyerapan karbohidrat yang dimakan/dikonsumsi berupa
polisakarida, disakarida dan monosakarida.
4.) Kebutuhan karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total.

10
b.) Protein
Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam
penyusunan senyawa-senyawa penting seperti enzim, hormone, dan
antibody.
1.) Enzim protease (pepsin) yang terdapat dalam lambung
mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton.
2.) Protein diserap dalam bentuk asam amino dan bersama-sama
dengan darah di bawa ke hati kemudian dibersihkan dari
toksin.
3.) Kebutuhan protein 10-15% atau 0,8-1,0 g/kg BB dari
kebutuhan energi total.
c.) Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energy yang menghasilkan
jumlah kalori lebih besar daripada karbohidrat dan protein.
1.) Pencernaan lemak dimulai dalam lambung.
2.) Lambung mengeluarkan enzim lipase untuk mengupah
sebagian kecil lemak menjadi asam lemak dan gliserin.
3.) Kebutuhan lemak 10-25% dari kebutuhan energi total.
d.) Vitamin
Vitamin merupakan komponen organic yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah kecil dan tidak dapat diproduksi dalam tubuh. Vitamin
sangat berperan dalam proses metabolisme dalam fungsinya sebagai
katalisator.
1.) Vitamin adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam
jumlah sedikit, penting untuk melakukan fungsi metabolik.
2.) Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin larut
dalam air (vitamin C, B1, B2, B6, B12) dan vitamin yang larut
dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).
3.) Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya.

11
e.) Mineral
Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tubuh karena
peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan vitamin
tidak menghasilkan energy, tetapi merupakan elemen kimia yang
berperan dalam mempertahankan proses tubuh.
1.) Mineral tidak membutuhkan pencernaan, mineral diserap
dengan mudah melalui dinding usus halus secara difusi pasif
maupun transportasi aktif.
2.) Jenis mineral : kalsium, fosfor, yodium, besi, magnesium zinc,
natrium.
3.) Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral.
f.) Air (cairan)
Air merupakan media transport nutrisi dan sangat penting dalam
kehidupan sel-sel tubuh. Setiap hari, sekitar 2 liter air masuk ke tubuh
kita melalui minum, sedangkan cairan digesif yang diproduksi oleh
berbagai organ saluran pencernaan sekitar 8-9 liter sehingga sekitar 10-
11 liter cairan beredar dalam tubuh. Namun demikian, dari 10-11 liter
cairan yang masuk, hanya 50-200 ml yang dikeluarkan melalui feses,
selebihnya direabsorpsi.
1.) Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan
oleh tubuh manusia.
2.) Tubuh manusia terdiri dari atas 50%-70% air.
3.) Pada orang dewasa asupan air berkisar antara 1200-1500cc per
hari, namun dianjurkan sebanyak 1900 cc sebagai batas
optimum.

d. Status nutrisi
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass
Index (BMI) atau Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Ideal Body Weight (IBW)
atau Berat Badan Ideal (BBI) (Tarwoto & Wartonah, 2015: 72).

12
1.)Body Mass Index (BMI)
Indeks massa tubuh berdasarkan tinggi badan (IMT/U). Indikator
ini digunakan oleh anak usia 5-18 tahun, dengan tujuan untuk mengukur
indeks massa tubuh (IMT) sesuai dengan usia anak. Grafik yang
digunakan yakni dari CDC 2000 menggunakan persentil.
Kategori penilaiannya meliputi:
a.) Underweight: persentil < 5
b.) Normal: persentil 5 – < 85
c.) Overweight: persentil 85 – < 95
d.) Obesitas: persentil ≥ 95

2.) Ideal Body Weight (IBW)


Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh
yang sehat.
a.) Rumus BBI bayi dan balita
Untuk menghitung Berat Badan Ideal (BBI) pada bayi, balita
dan anak yaitu :
1.) Usia 1-6 bulan menggunakan rumus :
BBL (gr) + (usia x 600 gram)

13
2.) Usia 7-12 bulan menggunakan rumus :
BBL (gr) + (usia x 500 gram)
(usia/2) +3
Keterangan:
BBL yaitu Berat Badan Lahir Usia dinyatakan dalam bulan.
Contoh 1:
Anak balita memilikiusia 14 bulan. Karena n ialah usia dalam tahun
dan bulan maka 1 tahun 2 bulan ditulis dengan 1,2 ( dibaca 1 tahun 2
bulan). kemudian masukan kedalam rumus yaitu:
(2 x 1,2) + 8 = 2,4 + 8 = 10,4
Contoh 2 :
Anak balita usia 2 tahun 10 bulan, seperti diatas ditulis dengan n =
2,10
Kemudian dikali dengan 2, Maka hasilnya yaitu 4,20.
Hasil ini jangan langsung ditambah dengan 8, karena 4,20 diartikan 4
tahun 20 bulan, 20 bulan artinya 1 tahun 8 bulan, jadi 4,20 berubah
menjadi 5,8, baru kemudian ditambah dengan 8 maka Berat badan
Idealnya adalah 13,8 kg.

b.) Rumus BBI anak


Berat Badan Ideal Balita (0-5 tahun) bisa juga digunakan sampai
dengan usia 10 tahun :
BBI anak = 2n + 8

e. Nilai-nilai normal nutrisi


1.) Nilai normal pengkajian nutrisi
a.)Tinggi badan
Setelah usia anak di atas 2 tahun, pengukuran panjang badan
akan digantikan dengan tinggi badan. Sama seperti orang dewasa,
pengukuran tinggi badan anak di usia ini juga menggunakan sebuah
alat yang dikenal dengan nama microtoise.

14
Meskipun tinggi badan anak berbeda-beda, sesuai dengan
pertumbuhannya, berikut rerata tinggi badan ideal
menurut Kementerian Kesehatan RI:
1.) 0-6 bulan: 49,9-67,6 cm
2.) 7-11 bulan: 69,2-74,5 cm
3.) 1-3 tahun: 75,7-96,1 cm
4.) 4-6 tahun: 96,7-112 cm
5.) 7-12 tahun: 130-145 cm
6.) 13-18 tahun: 158-165 cm
b.) Berat badan
Tak jauh berbeda dengan indikator lainnya, ukuran berat badan
juga tidak boleh dikesampingkan selama masa pertumbuhan. Sebab di
masa ini, diperlukan banyak nutrisi yang berguna untuk menunjang
tumbuh kembang anak.
Namun yang harus diperhatikan, pastikan berat badan anak
berada di rentang normal. Usahakan agar jangan sampai terlalu rendah
atau tinggi. Berikut rerata berat badan ideal menurut Kementerian
Kesehatan RI:
1.) 0-6 bulan: 3,3-7,9 kg
2.) 7-11 bulan: 8,3-9,4 kg
3.) 1-3 tahun: 9,9-14,3 kg
4.) 4-6 tahun: 14,5-19 kg
5.) 7-12 tahun: 27-36 kg
6.) 13-18 tahun: 46-50 cm
c.) Laboratorium
Albumin (g/dl) 3,5-5
Transferin (mg/dl) 230-400
Jumlah limfosit total (jumlah/mm3) 1500-4000

15
2.) Nilai normal kebutuhan kalori menurut umur
Tabel 2.2 Nilai normal kebutuhan kalori menurut umur (A. Aziz,
2006)
Umur BB (kg) TB (cm) Energi (kkal)
0-6 bulan 5,5 60 560
7-12 bulan 8,5 71 800
1-3 tahun 12 90 1250
4-6 tahun 18 110 1750
7-9 tahun 24 120 1900

Pria
10-12 tahun 30 135 2000
13-15 tahun 45 150 2400
16-19 tahun 56 160 2500
20-59 tahun 62 165 2800 (Ringan)
3000 (Sedang)
> 60 tahun 62 165 2200

Wanita
10-12 tahun 35 140 1900
13-15 tahun 46 153 2100
16-19 tahun 50 153 2000
20-59 tahun 54 156 2050 (Ringan)
2250 (Sedang)
2600 (Berat)
> 60 tahun 54 154 1850
Hamil + 285

Menyusui
0-6 bulan + 700
7-12 bulan + 500
13-24 bulan + 400

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan nutrisi


Menurut Craven dan Hirnle (2007), status nutrisi dipengaruhi oleh
faktor fisiologis, gaya hidup dan kebiasaan, budaya dan kepercayaan,
sumber dana, obat-obatan dan interaksi nutrient, jenis kelamin, pembedahan,
kanker dan pengobatan kanker, penggunaan alcohol, serta status psikologis
(Tarwoto & Wartonah, 2015: 75).
1.) Faktor fisiologis
Merupakan faktor yang terkait dengan proses pencernaan atau
intake makanan.

16
2.) Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan seperti waktu makan pada jam tertentu, makan
bersama, cara penyajian makanan, jenis makanan pasien, jika
mengalami perubahan, maka dapat mempengaruhi selera dan intake
makanan. Demikian juga gaya hidup pasien seperti, kebiasaan makan
tinggi garam (natrium) juga mempengaruhi status nutrisi pasien.
3.) Budaya dan keyakinan
Adanya budaya dan keyakinan yang salah dalam lingkungan
masyarakat tertentu dalam mengonsumsi makanan menimbulkan tidak
adekuatnya status nutrisi.
4.) Kemampuan ekonomi atau tersedianya dana
Kemiskinan menimbulkan daya beli makanan menjadi
berkurang dengan demikian intake makanan juga otomatis berkurang.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi juga akan terganggu.
5.) Penggunaan obat-obatan dan interaksi nutrisi
Penggunaan obat-obatan dalam jangka lama menimbulkan
komplikasi yang dapat menghambat intake makanan maupun absorpsi
nutrient.
6.) Jenis kelamin
Kebutuhan nutrisi laki-laki dengan perempuan berbeda.
7.) Pembedahan
Keadaan luka dan proses penyembuhan luka, membutuhkan
lebih banyak nutrient.
8.) Kanker dan pengobatan kanker
Kanker merupakan kondisi di mana sel-sel berpoliferasi dengan
cepat dan tidak terkendali.
9.) Penggunaan alcohol
Alkohol mempunyai efek tidak nafsu makan sehingga
kebutuhan nutrisi akan berkurang.

17
10.) Status psikologi
Respons stress pada individu berbeda, ada individu yang
mengalami stress akan meningkatkan nafsu makan, namun juga
sebaliknya tidak nafsu makan.

g. Nutrisi pada toddler dan prasekolah


1.) Toddler
Usia 1-3 tahun merupakan usia yang rentan mengalami gangguan
nutrisi, pada usia ini sering anak mengalami defisiensi vitamin A
ataupun malnutrisi energy protein. Hal ini disebabkan pada usia toddler,
anak mulai susah makan, nafsu makan selalu berubah dan cepat bosan.
Padahal gizi yang baik dikombinasi dengan kebiasaan makan yang baik
akan menjadi bekal kesehatan toddler di masa yang akan datang.
Makanan yang seimbang menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi anak
untuk energy dan pertumbuhan anak. Pengaturan makan yang baik
dapat melindungi anak dari infeksi, penyakit, membantu perkembangan
mental dan kemampuan belajar. Kebutuhan sehari-hari toddler akan
energy (kalori) dan zat gizi sangat tinggi, terutama sewaktu anak mulai
berjalan. Pada masa toddler, anak menjadi lebih aktif dan berkembang
pesat. Kebutuhan makan toddler sekitar 3 kali sehari dengan porsi 1/3 –
½ porsi orang dewasa dan pemberian makan selingan di antara waktu
makan. Makanan yang diberikan hendaknya mudah dicerna dan bergizi
tinggi, minimalkan mengkonsumsi makanan yang bersifat sebagai
snack karena hanya membuat kenyang dan membuat anak tidak mau
makan (Susanti, 2017: 160).
Anak usia 2-3 tahun membutuhkan kalori sekitar 100/kg/bb dalam
satu hari, untuk memenuhi kebutuhan kalori tersebut dapat diberikan
dalam satu hari :
a.) Sumber karbohidrat: Nasi sekitar 3 ons sehari atau roti 3
lembar sehari, dapat juga diberikan 1 lembar roti ditambah

18
1/3 mangkuk kecil sereal dan ¼ mangkuk kecil nasi goreng
atau pasta.
b.) Sayur sekitar 1 mangkuk kecil
c.) Buah sekitar 1 potong
d.) Susu sekitar 2 gelas
e.) Sumber protein: Daging sekitar 2 ons sehari atau dapat
diganti dengan ayam, telur, tempe, tahu dan ikan.
f.) Minyak sekitar 3 sendok teh.

2.) Pra sekolah


Nutrisi untuk usia pra sekolah hendaknya mencukupi kebutuhan
harian sesuai tumbuh kembangnya dengan syarat mengandung
kecukupan energy untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang yaitu
sekitar 90 kalori/kg/bb/per hari, memenuhi cukup zat besi sehingga
dapat mencegah anemia akibat defisiensi zat besi dan mengandung
vitamin mineral yang cukup (Susanti, 2017: 161).
Pemberian nutrisi usia pra sekolah dapat merujuk pada piramida
makanan. Kendala yang sering terjadi pada usia pra sekolah, anak
sering sulit makan dan lebih suka bermain dari pada makan (Susanti,
2017: 161).

2. Konsep kebutuhan nutrisi


a. Definisi kebutuhan nutrisi
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan dasar fisiologi bagi manusia
yang tidak bisa terlepas dari banyak faktor yang mempengaruhinya, serta
implikasinya kepada kebutuhan dasar lain apabila kebutuhan ini tidak
terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan hasil kerja system
pencernaan yang tidak terlepas dari system lainnya sebagai suatu proses
yang saling berkaitan, system yang dimaksud diantaranya kardiovaskuler,

19
pernafasan, pencernaan, persyarafan, endokrin, dll (Atoilah & Kusnadi,
2013).

b. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi


Beberapa hal penting yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi adalah :
1.) Ukuran tubuh
Orang yang bertubuh besar memerlukan zat gizi lebih banyak dari
orang yang bertubuh kecil.
2.) Usia
Pada usia remaja yang banyak aktivitas dan terjadi pertumbuhan yang
pesat akan lebih banyak membutuhkan zat pembangun dan zat tenaga
dibanding yang sudah mulai tua.
3.) Jenis kelamin
Pada usia tertentu pria membutuhkan lebih banyak zat gizi daripada
wanita karena aktivitasnya atau karena ukuran tubuh yang lebih besar.
Untuk zat gizi tertentu kadang wanita memerlukan lebih banyak daripada
pria.
4.) Pekerjaan
Perbedaan pekerjaan terutama pekerjaan yang memerlukan banyak
kekuatan otot akan lebih banyak memerlukan zat gizi daripada pekerjaan
yang memerlukan otak.
5.) Keadaan hamil dan menyusui
Ibu hamil dan menyusui memerlukan lebih banyak zat gizi daripada
wanita dalam keadaan tidak hamil atau menyusui. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan janin dalam kandungan, persediaan makanan bayi pada waktu
dilahirkan serta bahan persiapan air susu ibu.
Sumber :(A. Aziz, 2006: 69).

a.) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh

20
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.
b.) Prasangka atau mitos
Prasangka buruk yang terjadi terhadap jenis makanan bergizi tinggi
dapat mempengaruhi status gizi seseorang, di beberapa daerah, tempe yang
merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan
makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap
mengkonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
c.) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah,
terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi gadis remaja padahal,
makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik, ada juga
larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat
menyebabkan cacingan padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat
baik bagi anak-anak.
d.) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
e.) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
Sumber :(Haswita & Reni, 2017: 50).

c. Masalah-masalah yang berkaitan dengan kebutuhan nutrisi


Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan
kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung
korener, kanker dan anoreksia nervosa.

21
1.) Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat
asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
Tanda-tanda klinis :
a.) Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
b.) Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
c.) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 cm pada pria dan 25 mm pada
wanita.
d.) Adanya jumlah asupan yang berlebihan.
e.) Aktifitas menurun atau menonton.
Kemungkinan penyebab :
1) Perubahan pola makan.
2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.

2.) Kekurangan nutrisi


Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat
badan akibat tidak kecukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.
Tanda - tanda klinis :
a.) Berat badan 10 – 20% dibawah normal.
b.) Tinggi badan di bawah ideal.
c.) Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran
standar.
d.) Adanya penurunan trannsferin.
Kemungkinan penyebab :
1.) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
2.) Disfagia karena adanya kelainan persyarafan.

22
3.) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crhon atau intoleransi
laktosa.
4.) Nafsu makan menurun.

Macam-macam kelainan pada gangguan nutrisi antara lain:


a.) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah
melebihi asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
b.) Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan dengan zat gizi. Pada tingkat selular atau dapat dikatakan
sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh,
adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit,
membran mukosa, konjungtiva dan lain – lain.
c.) Diabetes militus
Diabetes militus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat
kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
d.) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabakan
oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab
adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang
berlebihan.
e.) Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung korener merupakan gangguan nutrisi yang
sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolestrol darah dan
merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adnya perilaku
atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain – lain.

23
f.) Kanker
Kanker adalah gagguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
g.) Anoreksia nervosa
Anoroksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, elergi, dan
kelebihan energi.

d. Kebutuhan nutrisi pada anak disesuaikan keluarga dengan umurnya


dalam Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Menurut Kemenkes RI, angka kecukupan gizi atau AKG
adalah kecukupan rata-rata zat gizi harian yang dianjurkan untuk
sekelompok orang setiap harinya. Penentuan nilai gizi ini akan disesuaikan
dengan jenis kelamin, kelompok umur, tinggi badan, berat badan, serta
aktivitas fisik, dengan table yaitu :

24
Tabel 2.3 Nilai gizi dengan umurnya dalam Angka Kecukupan Gizi (AKG)
(Kemenkes RI, 2013)
Umur Zat Gizi Makro Zat Gizi Mikro
0-1 tahun Usia 0-6 bulan Usia 0-6 bulan
 Energi: 550 kkal Vitamin
 Protein: 12 gram (gr)  Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)
 Lemak 34 gr  Vitamin D: 5 mcg
 Karbohidrat 58 gr  Vitamin E: 4 miligram (mg)
 Vitamin K: 5 mcg
Mineral
 Kalsium: 200 mg
 Fosfor: 100 mg
 Magnesium: 30 mg
 Natrium: 120 mg
 Kalium: 500 mg
Usia 7-11 bulan Vitamin
 Energi: 725 kkal  Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
 Protein: 18 gr  Vitamin D: 5 mcg
 Lemak 36 gr  Vitamin E: 5 miligram (mg)
 Karbohidrat 82 gr  Vitamin K: 10 mcg
 Serat: 10 gr Mineral
 Air: 800 mililiter (ml)  Kalsium: 250 mg
 Fosfor: 250 mg
 Magnesium: 55 mg
 Natrium: 200 mg
 Kalium: 700 mg
 Besi: 7 mg
1-3 tahun  Energi: 1125 kkal Vitamin
 Protein: 26 gr  Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
 Lemak 44 gr  Vitamin D: 15 mcg
 Karbohidrat 155 gr  Vitamin E: 6 miligram (mg)
 Serat: 16 gr  Vitamin K: 15 mcg
 Air: 1200 mililiter (ml) Mineral
 Kalsium: 650 mg
 Fosfor: 500 mg
 Magnesium: 60 mg
 Natrium: 1000 mg
 Kalium: 3000 mg
 Besi: 8 mg
4-6 tahun  Energi: 1600 kkal Vitamin
 Protein: 35 gram (gr)  Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)
 Lemak: 62 gr  Vitamin D: 15 mcg
 Karbohidrat: 220 gr  Vitamin E: 7 miligram (mg)
 Serat: 22 gr  Vitamin K: 20 mcg
 Air: 1500 ml Mineral
 Kalsium: 1000 mg
 Fosfor: 500 mg
 Magnesium: 95 mg
 Natrium: 1200 mg
 Kalium: 3800 mg
 Besi: 9 mg

25
Meski begitu, kebutuhan gizi anak tentu akan berbeda-beda,
tergantung dengan usia dan kondisinya. Angka kecukupan gizi tersebut
hanyalah panduan umum dalam memenuhi asupan nutrisi anak. Namun,
untuk tahu betul berapa kebutuhan gizi si kecil, Anda harus berkonsultasi
dengan dokter dan ahli gizi.

e. Penatalaksanaan kebutuhan nutrisi


Penatalaksanaan kebutuhan nutrisi pada anak sebagai berikut :
1.) Penyuluhan masalah nutrisi pada pasien dan keluarga.
2.) Penanganan fokus pada penyebab masalah pola nutrisi.
3.) Pemberian asupan nutrisi : Oral.
4.) Kolaborasi : Pemasangan NGT dan Pemberian nutrisi melalui NGT.
5.) Pemberian obat pada penyebab masalah pola nutrisi.

B. Tinjauan asuhan keperawatan


1. Asuhan keperawatan kebutuhan nutrisi
Nutrisi memegang peranan penting dalam memelihara kesehatan dan
menambah daya tahan tubuh terhadap penyakit serta membantu proses
penyembuhan penyakit. Seorang pasien yang kebutuhan nutrisinya terpenuhi
lebih dapat mempertahankan status kesehatannya dan memiliki kecenderungan
proses penyembuhan penyakit lebih baik. Sebaliknya seorang pasien yang
mengalami kekurangan nutrisi sangat rentan terhadap berbagai penyakit
(Ahmad & Nita, 2013: 69).
Tujuan utama asuhan keperawatan adalah memelihara agar kebutuhan
nutrisi memadai. Tujuan asuhan keperawatan untuk pasien dengan gangguan
nutrisi, antara lain :
a. Mencegah komplikasi masalah-masalah nutrisi.
b. Status nutrisi terpelihara.
c. Menyusun menu yang disukai pasien dengan jumlah kalori yang
memadai.
Sumber : (Ahmad & Nita, 2013: 118).

26
1.) Pengkajian
Pengkajian kebutuhan nutrisi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam asuhan keperawatan di rumah sakit. Pengkajian nutrisi
meliputi pengumpulan informasi tentang status nutrisi dan untuk
menentukan adanya masalah kebutuhan nutrisi (Ahmad & Nita, 2013: 69).
Ada tiga tujuan pengkajian kebutuhan nutrisi yaitu mengidentifikasi
adanya defisiensi nutrisi dan pengaruhnya terhadap status kesehatan,
mengumpulkan informasi khusus untuk membuat rencana asuhan
keperawatan tentang nutrisi dan menilai efektifitas asuhan keperawatan dan
kemungkinan memodifikasi asuhan keperawatan tentang nutrisi jika
diperlukan. Selain itu, pengkajian nutrisi bertujuan untuk mengidentifikasi
adanya kelebihan nutrisi yang beresiko terhadap obesitas, diabetes mellitus,
penyakit jantung, hipertensi dan untuk mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
pasien (Ahmad & Nita, 2013: 69).
a.) Riwayat keperawatan dan diet
Pengkajian masukan makanan dan pola makan meliputi pengkajian
dan informasi terhadap makanan yang sering dikonsumsi, persiapan
makanan dan kebiasaan makan. Pola makanan dan kebiasaan makanan
dipengaruhi oleh budaya, latar belakang etnik, status sosial ekonomi dan
aspek psikologi (Ahmad & Nita, 2013: 102).
Pengkajian riwayat diet dilakukan dengan mengkaji jumlah dan
jenis makanan yang dikonsumsi pasien selama 24 jam. Meliputi jumlah
dan jenis karbohidrat, protein, lemak, sayur-sayuran, buah-buahan, air
dan mineral. Agar informasi yang diperoleh dari pasien tepat dan akurat,
perawat harus menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh pasien.
Demikian pula bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan kepada pasien
diusahakan agar mudah dimengerti (Ahmad & Nita, 2013: 102).
Oleh karena itu, perawat perlu memperhatikan latar belakang
pendidikan pasien. Berikut ini, diuraikan jenis-jenis pertanyaan yang
dapat digunakan dalam pengkajian riwayat diet, yaitu :

27
Tabel 2.4 Wawancara kesehatan terkait nutrisi (Susanti, 2017: 186)
No. Pengkajian Pertanyaan Pemeriksaan Fisik
1. Asupan makanan - Berapa kali saudara - Inspeksi rongga mulut,
dan nutrien makan dalam sehari ? kondisi kulit, rambut dan
- Kapan saja waktunya ? kuku
- Berapa banyak setiap kali
makan ?
- Apakah ada diet khusus ?
- Siapa yang mengolah dan
menyiapkan makanan ?
2. Pola dan riwayat - Makanan apa yang disukai - Observasi kemampuan
diet ? menelan,
- Adakah alergi makanan ? - observasi jumlah makanan
- Gangguan yang terjadi yang dikonsumsi
pada tubuh akibat
makanan tersebut seperti
apa ?
- Apakah mengalami
perubahan rasa makanan ?
- Ada masalah untuk
mengunyah atau menelan
?
3. Perubahan Berat - Apakah mengalami - Observasi berat badan,
Badan perubahan nafsu makan ? - observasi tanda-tanda
- Apakah mengalami malnutrisi (luka pada sudut
perubahan berat badan ? mulut, stomatitis).
- Perubahan berat badan
karena program atau apa ?
4. Kulit - Apakah pernah merasa ada - Observasi warna kulit,
perubahan pada kulit kelembapan dan perubahan
seperti kulit kering ? pigmen.
b.) Faktor yang mempengaruhi diet
1.) Status kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan
makan. Sariawan atau gigi yang sakit seringkali membuat individu
memilih makanan yang lembut. Tidak jarang, orang dengan kesulitan
menelan, mencoba untuk memilih menahan lapar daripada makan.
2.) Kultur dan kepercayaan
Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering
dikonsumsi. Demikian pula letak geografis mempengaruhi makanan
yang diinginkan. Sebagai contoh : nasi untuk orang-orang Asia dan
Orientalis, paste (pasta) untuk orang-orang Italia, curry (kari) untuk
orang-orang India merupakan jenis makanan pokok, selain makanan
tradisional lain yang mulai ditinggalkan.

28
3.) Status sosial ekonomi
Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makan turut
dipengaruhi oleh status sosial ekonomi dan sosial. Sebagai contoh:
orang miskin dan menengah ke bawah di desa tidak sanggup membeli
makanan jadi yang mahal, buah dan sayuran yang mahal. Pendapatan
akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi ikan dan daging yang
bermutu.
4.) Faktor psikologis
Respons stress pada individu berbeda, ada individu yang
mengalami stress akan meningkatkan nafsu makan, namun juga
sebaliknya tidak nafsu makan.
5.) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan tingi dapat
mempengaruhi pola konsumi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
memahami kebutuhan gizi.
6.) Agama/kepercayaan
Agama atau kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan
yang dikonsumsi. Sebagai contoh : agama Islam dan agama Yahudi
Orthodox mengharamkan daging babi. Agama Roma Katolik
melarang makan daging setiap hari, dan beberapa aliran agama
(melarang pemeluknya untuk mengonsumsi teh, kopi atau alcohol).
7.) Personal preference
Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berarti dan
berpengaruh terhadap kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali
memulai kebiasaan makanannya, sejak dari masa kanak-kanak sampai
masa dewasa. Misalnya : Ayah tidak suka makan kari, begitu juga
anak laki-lakinya.
8.) Rasa lapar, nafsu makan dan rasa kenyang
Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang tidak
menyenangkan karena berhubungan dengan kekurangan makanan.

29
Sebaliknya, nafsu makan merupakan sensasi yang menyenangkan
berupa keinginan seseorang untuk makan. Sedangkan, rasa kenyang
merupakan perasaan puas karena telah memenuhi keinginannya untuk
makan (Ahmad & Nita, 2013: 103).
c.) Pemeriksaan fisik
1.) Keadaan fisik : apatis, lesu, anak tampak kurus
2.) Berat badan : kurus (underweigth)
3.) Otot : flaksial/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu
bekerja
4.) Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia, refleks
menurun
5.) Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare,
flatulensi, pembesaran liver / lien
6.) Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 kali / menit,
irama abnormal, tekanan darah rendah/tinggi
7.) Rambut : perubahan tekstur menjadi lebih tipis, kasar,
tampak kemerahan maupun kecoklatan, mudah rontok
8.) Kulit : kering, hiperpigmentasi
9.) Area mulut : keilosis, stomatitis angularis, atrofi papil
10.) Mata : konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda
infeksi
11.) Kuku : koilonikia atau kuku sendok
12.) Kaki : adakah edema pada kedua punggung kaki
13.) Abdomen : hepatomegaly, distensi abdomen, perut kembung,
bising usus melemah/meninggi, tanda asites
14.) Tanda defisiensi vitamin A pada mata
15.) Tanda dehidrasi dan tanda syok

30
Tabel 2.5 Pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan status nutrisi (Susanti, 2017)
No Pemeriksaan Tanda Nutrisi Tanda Nutrisi Kemungkinan
Baik Kurang Baik Kekurangan
1. Penampilan Responsif Lesu, apatis, a. kalori
Umum kakeksia, b. air
penampilan c. vitamin A
kakeksia
2. Berat Badan Berat badan sesuai Penampilan Protein
untuk tinggi badan, obesitas atau
usia dan bentuk underweight
tubuh
3. Postur Tubuh Postur tegak, Bahu kendur, Vitamin D
lengan dan tungkai dada cekung,
lurus punggung
bungkuk
4. Massa Otot Massa otot Tonus tidak Kalsium
berkembang baik, berkembang baik,
tonus otot baik, nyeri, edema, dan
kekuatan otot baik kekuatan otot
kurang
5. Kontrol system Rentang perhatian Kurang perhatian, Vitamin B12
syaraf baik, psikologis iritabilitas,
stabil bingung,
parathesia, reflex
menurun
6. Fungsi Nafsu makan baik, Anoreksia, a. thiamin
gastrointestinal eliminasi normal konstipasi atau b. garam dapur
diare (NaCl)
7. Fungsi Denyut dan irama Tachycardia, a. vitamin K
kardiovaskuler jantung normal pembesaran b. thiamin
jantung, tekanan c. pyridoxine dan
darah meningkat zat besi
8. Vitalitas umum Bertenaga, Mudah lelah, Karbohidrat
kebiasaan tidur kurang energy,
baik, penampilan mudah tertidur,
baik lesu dan apatis
9. Rambut Bersinar, kuat, tidak Kusam, kusut, Protein
mudah patah atau kering, tipis,
rontok, kulit kepala depigmentasi,
sehat rontok
10. Kulit Kulit halus lembab Kasar, kering, a. niasin,
dan warna baik bersisik, pucat riboflavlin, biotin
b. lemak
c. asam as
d. pirodoksin
11. Wajah dan leher Warna merata: Penampilan Sayur dan Buah
halus, merah muda, berminyak,
penampilan sehat bersisik, bengkak
tidak ada bengkak
12. Bibir Halus, warna baik, Penampilan a. riboflavin
lembab dan tidak kering, bersisik, b. niacin, asam
pecah-pecah ada lesi pada folic, vitamin B12
sudut mulut. atau zat besi

31
16.) Pengukuran antropometri :
a.) Berat badan berdasarkan umur (BB/U)
Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan,
dengan tujuan untuk mengukur berat badan sesuai dengan usia
anak. Kategori penilaiannya meliputi:
1.) Berat badan normal: ≥-2 SD sampai 3 SD
2.) Berat badan kurang: <-2 SD sampai -3 SD
3.) Berat badan sangat kurang: <-3 SD
b.) Tinggi badan berdasarkan umur (TB/U)
Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan,
dengan tujuan untuk mengukur tinggi badan sesuai dengan usia
anak. Kategori penilaiannya meliputi:
1.) Tinggi badan di atas normal: >2 SD
2.) Tinggi badan normal: -2 SD sampai dengan 2 SD
3.) Pendek (stunting): -3 SD sampai dengan <-2 SD
4.) Sangat pendek (severe stunting): <-3 SD
c.) Berat badan berdasarkan tinggi badan (BB/TB)
Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan,
dengan tujuan untuk mengukur berat badan sesuai dengan
tinggi badan anak. Kategori penilaiannya meliputi:
1.) Sangat gemuk: >3 SD
2.) Gemuk: >2 SD sampai dengan 3 SD
3.) Normal: -2 SD sampai dengan 2 SD
4.) Kurus (wasting): -3 SD sampai dengan <-2 SD
5.) Sangat kurus (severe wasting): <-3 SD

32
d.) Lingkar Lengan Atas (LLA)
Tabel 2.6 Lingkar lengan atas untuk anak laki-laki dan perempuan umur 6
bulan – 8 tahun (Ahmad & Nita, 2013: 94)
UMUR STANDART
TAHUN BULAN 100% 85% 80%
0 6-8 14,75 12,5 11,75
0 9-11 15,5 13,25 12,0
1-2 16,0 13,5 12,75
2- 16,25 13,75 13,0-11,0
3- 16,5 14,0 13,25
4- 16,75 14,25 13,5
5- 17,0 14,5 13,6
6- 17,25 14,75 13,75
7- 17,75 15,0 14,25
8- 18,5 15,5 14,75
KETERANGAN :
85% std. = batas terendah gizi baik
80% std. = batas terendah gizi kurang
Di bawah 80% std. = gizi buruk
d.) Laboratorium
1.) Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml) Nilai serum albumin adalah
indicator penting status nutrisi dan sintesa protein.
2.) Transferin (N: 170-25 mg/100 ml) Nilai serum transferrin
adalah parameter lain yang digunakan dalam mengkaji status
protein visceral.
3.) Hb dan Ht (N: laki laki: 14-17 gr/dl wanita: 12-15 gr/dl dan
laki laki: 40-54% wanita: 37-47%) Hemoglobin (Hb) dan
Hematokrit (Ht) adalah pengukuran yang mengindikasikan
defisiensi berbagai bahan nutrisi.
4.) BUN (N: 10-20 mg/100 ml)
5.) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100
ml, wanita: 0,5-1,0 mg/100ml)

33
2.) Diagnosis keperawatan
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) tahun
2017 Edisi 1 Cetakan III (Revisi) diagnosa pasien dengan masalah nutrisi,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1.) Defisit nutrisi
Definisi :
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
Penyebab :
a.) Kurangnya asupan makanan
b.) Ketidakmampuan menelan makanan
c.) Ketidakmampuan mencerna makanan
d.) Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
e.) Peningkatan kebutuhan metabolisme
f.) Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi)
g.) Faktor psikologis (mis. stress, keengganan untuk makan)
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Berat badan menurun minimal
10% di bawah rentang ideal
Gejala dan Tanda minor
Subjektif Objektif
1. Cepat kenyang setelah makan 1. Bising usus hiperaktif
2. Kram/nyeri abdomen
3. Nafsu makan menurun 2. Otot mengunyah lemah
3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare

34
Kondisi Klinis Terkait
a.) Stroke
b.) Parkinson
c.) Mobius syndrome
d.) Cerebral palsy
e.) Cleft lip
f.) Cleft palate
g.) Amyotropic lateral sclerosis
h.) Kerusakan neuromuscular
i.) Luka bakar
j.) Kanker
k.) Infeksi
l.) AIDS
m.) Penyakit crohn’s
n.) Enterokolitis
o.) Fibrosis kistik
2.) Risiko defisit nutrisi
Definisi :
Berisiko mengalami nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
Faktor risiko :
a.) Ketidakmampuan menelan makanan
b.) Ketidakmampuan mencerna makanan
c.) Ketidakmampuan mengaborpsi nutrient
d.) Peningkatan kebutuhan metabolism
e.) Faktor ekonomi (mis. financial tidak mencukupi)
f.) Faktor psikologis (mis. stress, keengganan untuk makan)
Kondisi klinis terkait
1.) Stroke
2.) Parkinson
3.) Mobius Syndrome

35
4.) Cerebral palsy
5.) Cleft lift
6.) Cleft palate
7.) Amiotopic lateral sclerosis
8.) Kerusakan neuromuscular
9.) Luka bakar
10.) Kanker
11.) Infeksi
12.) AIDS
13.) Penyakit Crohn’s
14.) Enterokolitis
15.) Fibrosis kistik

3.) Intervensi keperawatan


Intervensi keperawatan pada masalah nutrisi tergantung dari
diagnosa keperawatan. Beradasarkan Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI) tahun 2018 Intervensi Keperawatan berdasarkan
Diagnosa Keperawatan adalah sebagai berikut :

36
Tabel 2.7 Rencana keperawatan malnutrisi (SIKI, 2018)
Diagnosa Intervensi utama Intervensi pendukung
Defisit nutrisi Manajemen nutrisi 1. Dukungan kepatuhan
berhubungan dengan Observasi Program pengobatan
kurangnya asupan 1. Identifikasi status nutrisi 2. Edukasi diet
2. Identifikasi alergi dan 3. Edukasi kemoterapi
makan, faktor ekonomi
intoleransi makanan 4. Konseling laktasi
Tujuan : 5. Konseling nutrisi
3. Identifikasi makanan yang
Setelah dilakukan 6. Konsultasi
disukai
asuhan keperawatan 7. Manajemen cairan
4. Identifikasi kebutuhan kalori
diharapkan deficit 8. Manajemen demensia
dan jenis nutrien
nutrisi klien teratasi 9. Manajemen diare
5. Identifikasi perlunya
dengan kriteria hasil 10. Manajemen eleminasi fekal
penggunaan selang nasogastric
: 11. Manajemen energi
6. Monitor asupan makan
1. Berat badan 12. Manajemen gangguan
7. Monitor berat badan
membaik makan
8. Monitor hasil pemeriksaan
2. Indeks masa tubuh 13. Manajemen hiperglikemia
laboratorium
(IMT) membaik 14. Manajemen hipoglikemia
Terapeutik
3. Porsi makanan yang 15. Manajemen kemoterapi
dihabiskan a. Lakukan oral hygine sebelum
16. Manajemen reaksi alergi
meningkat makan, jika perlu
17. Pemantauan cairan
b. Fasilitasi menentukan pedoman
18. Pemantauan nutrisi
diet (mis. Piramida makanan)
19. Pemantauan tanda vital
c. Sajikan makanan secara
20. Pemberian makanan
menarik dan suhu yang sesuai
21. Pemberian makanan enteral
d. Berikan makanan tinggi serat
22. Pemberian makanan
untuk mencegah konstipasi
parenteral
e. Berikan makanan tinggi kalori
23. Pemberian obat intravena
dan tinggi protein
24. Terapi menelan
f. Berikan suplemen makanan,
jika perlu
g. Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogastric jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetic), jika perlu
b. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

37
Diagnosa Intervensi utama Intervensi pendukung
Risiko defisit nutrisi Manajemen gangguan makan 1. Edukasi berat badan efektif
dibuktikan dengan Observasi 2. Edukasi diet
kurangnya asupan 1. Monitor asupan dan keluarnya 3. Edukasi nutrisi
makanan dan cairan serta 4. Edukasi nutrisi anak
makan, faktor ekonomi
kebutuhan kalori 5. Edukasi nutrisi bayi
Tujuan : 6. Edukasi nutrisi parenteral
Terapeutik
Setelah dilakukan 7. Identifikasi risiko
asuhan keperawatan a. Timbang berat badan secara
8. Konseling laktasi
diharapkan risiko rutin
9. Manajemen cairan
deficit nutrisi klien b. Diskusikan perilaku makan dan
10. Manajemen demensia
teratasi atau jumlah aktivitas (termasuk
11. Manajemen diare
berkurang dengan olahraga) yang sesuai
12. Manajemen elemiansi fekal
kriteria hasil : c. Lakukan kontrak perilaku (mis.
13. Manajemen energi
1. Berat badan Target berat badan, tanggung
14. Manajemen hiperglikemia
membaik jawab perilaku)
15. Manajemen hipoglikemia
2. Indeks masa tubuh d. Dampingi ke kamar mandi
16. Manajemen kemoterapi
(IMT) membaik untuk pengamatan perilaku
17. Manajemen reaksi alergi
3. Porsi makanan yang memuntahkan kembali
18. Pemantauan cairan
dihabiskan makanan
19. Pemantauan nutrisi
meningkat e. Berikan penguatan positif
20. Pemantauan tanda vital
terhadap keberhasilan target
21. Pemberian makanan
dan perubahan perilaku
22. Pemberian makanan eternal
f. Berikan konsekuensi jika tidak
23. Pemberian makanan
mencapai target sesuai kontrak
parenteral
g. Rencanakan program
24. Promosi berat badan
pengobatan untuk perawatan di
25. Terapi menelan
rumah (mis. Medis, konseling)
Edukasi
1. Anjurkan membuat catatan
harian tentang perasaan dan
situasi pemicu pengeluaran
makanan (mis. pengeluaran
yang disengaja, muntah,
aktivitas berlebihan).
2. Ajarkan pengaturan diet yang
tepat
3. Ajarkan keterampilan koping
untuk penyelesaian masalah
perilaku makan
Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target berat badan,
kebutuhan kalori dan pilihan
makanan

4.) Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana keperawatan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah
rencana keperawatan disusun dan ditujukan untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah

38
membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping. Perencanaan keperawatan dapat
dilaksankan dengan baik jika klien mempunyai keinginan untuk
berpartisipasi dalam implementasi keperawatan.
Implementasi keperawatan yang diberikan untuk klien dengan
masalah nutrisi adalah :
a. Pendidikan kesehatan
Perawat memegang peranan penting dalam memberikan
pendidikan kesehatan tentang nutrisi yang sesuai dengan kesehatan
pada klien. Pendidikan kesehatan yang diberikan dapat
menggunakan alat bantu/media seperti piramida makanan, karena
dengan menggunakan media kita dapat menjelaskan mengenai
pilihan makanan yang sehat, perencanaan menu dan pola diet.
b. Pemberian diet yang sesuai
Pada klien dengan penyakit tertentu, pemberian nutrisi harus
dimodifikasi sesuai dengan kondisi klien. Misalnya saja : Pada
penyakit gastrointestinal, klien harus menghindari makanan yang
dapat meningkatkan produksi asam lambung. Pada penyakit
kardiovaskuler, klien harus menghindari makanan yang mengandung
lemak jenuh.
c. Pemberian bentuk makanan yang sesuai
Pemberian bentuk makanan harus disesuaikan dengan kondisi
pasien.
d. Upaya peningkatan nafsu makan klien
Makanan yang telah menjadi dingin atau makanan dingin yang
tidak dihangatkan dapat menurunkan nafsu makan.
e. Membantu klien untuk makan
Orang dewasa yang dibantu makan oleh orang lain dapat
memberikan persepsi yang beraneka ragam bagi dirinya sendiri.

39
f. Pemberian nutrisi sesuai dengan kondisi klien
Pemberian nutrisi sesuai dengan kondisi klien, berdasarkan
penyakit dan kebutuhan kelompok usia (Susanti, 2017: 206).

5.) Evaluasi
Kriteria hasil untuk pasien dengan masalah nutrisi tergantung pada
diagnosa keperawatan. Beberapa kriteria yang dapat digunakan :
a.) Pasien dapat makan tanpa keluhan mual dan muntah.
b.) BB Normal.
c.) Berat badan sesuai dengan indeks masa tubuh (IMT) atau berat
badan ideal (BBI) anak (Ahmad & Nita, 2013: 133).

2. Asuhan keperawatan keluarga


Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga
dan individu-individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses
keperawatan keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan,
penyusunan perencanaan, implementasi dan evaluasi (Padila, 2015).
a. Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/ model Family
Center Nursing Friedman, meliputi 7 komponen pengkajian yaitu :
1.) Data umum
a.) Indentitas kepala keluarga
1.) Nama Kepala Keluarga (KK) :
2.) Umur (KK) :
3.) Pekerjaan Kepala Keluarga (KK) :
4.) Pendidikan Kepala Keluarga (KK) :
5.) Alamat dan Nomor telpon :

40
b.) Komposisi anggota keluarga
Tabel 2.8 Komposisi anggota keluarga
Nama Umur Sex Hub dengan pendidikan pekerjaan Keterangan
KK

c.) Genogram
Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus
tertera nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan gambar.
Terdapat keterangan gambar dengan simbul berbeda (Friedman,
1998) seperti :
Laki-laki :
Perempuan :
Meninggal dunia :
Tinggal serumah : ...........................
Pasien yang diindentifikasi :
Kawin :
Cerai :
Anak adopsi :

Anak kembar :

Aborsi/ keguguran :

d.) Tipe keluarga


e.) Suku bangsa

41
1.) Asal suku bangsa keluarga
2.) Bahasa yang dipakai keluarga
3.) Kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
f.) Agama :
1.) Agama yang dianut keluarga
2.) Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
g.) Status sosial ekonomi keluarga :
1.) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga
2.) Jenis pengeluaran keluargatiap bulan
3.) Tabungan khusus kesehatan
4.) Barang (harta benda) yang dimiliki keluarga (perabot,
transportasi)
h.) Aktifitas rekreasi keluarga
2.) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a.) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan
anak tertua)
b.) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c.) Riwayat keluarga inti:
1.) Riwayat terbentuknya keluarga inti
2.) Penyakit yang pernah diderita keluarga orang tua
(adanya penyakit menular atau penyakit tidak menular di
keluarga)
d.) Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri) :
1.) Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular di
keluarga
2.) Riwayat kebiasaan/ gaya hidup yang memepengaruhi
kesehatan
3.) Lingkungan
a.) Karakteristik rumah :
1.) Ukuran rumah (luas rumah)

42
2.) Kondisi dalam dan luar rumah
3.) Kebersihan rumah
4.) Ventilasi rumah
5.) Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
6.) Air bersih
7.) Pengelolaan sampah
8.) Kepemilikan rumah
9.) Kamar mandi/ wc
10.) Denah rumah
b.) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal :
1.) Apakah ingin tinggal dengan satu suku saja
2.) Aturan dan kesepakatan penduduk setempat
3.) Budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan
c.) Mobilitas geografis keluarga :
1.) Apakah keluarga sering pindah rumah
2.) Dampak pindah rumah terhadap kondisi keluarga
(apakah menyebabkan stress)
d.) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
1.) Perkumpulan/ organisasi sosial yang diikuti oleh
keluarga
2.) Digambarkan dalam ecomap
e.) Sistem pendukung keluarga
Termasuk siapa saja yang terlibat bila keluarga mengalami
masalah.
4.) Struktur keluarga
a.) Pola komunikasi keluarga :
1.) Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga
2.) Cara keluarga memecahkan masalah
b.) Struktur kekuatan keluarga :
1.) Respon keluarga bila ada anggota masalah keluarga yang
mengalami masalah

43
2.) Power yang digunakan keluarga
c.) Struktur peran (formal dan informal) :
1.) Peran seluruh anggota keluarga
d.) Nilai dan norma keluarga
5.) Fungsi keluarga
a.) Fungsi afektif :
1.) Bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan
kasih sayang
2.) Perasaan saling memiliki
3.) Dukungan terhadap anggota keluarga
4.) Saling menghargai, kehangatan
b.) Fungsi sosialisasi :
1.) Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan
dunia luar
2.) Interaksi dan hubungan dengan keluarga
c.) Fungsi perawatan kesehatan :
Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga
(bukan hanya kalau sakit diapakan tetapi bagaimana prevensi/
promosi).
Bila ditemui data maladaptif, langsung lakukan penjajagan
tahap II (berdasarkan 5 tugas keluarga seperti bagaimana keluarga
mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota
keluarga, modifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan), yaitu:
1.) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, meliputi:
a.) Persepsi terhadap keparahan penyakit
b.) Pengertian
c.) Tanda dan gejala
d.) Faktor penyebab
e.) Persepsi keluarga terhadap masalah

44
2.) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan,
meliputi:
a.) Sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat
dan luasnya masalah
b.) Masalah dirasakan keluarga
c.) Keluarga menyerah terhadap masalah yang
dialami
d.) Sikap negative terhadap masalah kesehatan
e.) Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
f.) Informasi yang salah
3.) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit, meliputi:
a.) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit
b.) Sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan
c.) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga
d.) Sikap keluarga terhadap yang sakit
4.) Ketidak mampuan keluarga memelihara lingkungan,
meliputi:
a.) Keuntungan manfaat pemeliharaan lingkungan
b.) Pentingnya hygiene sanitasi
c.) Upaya pencegahan penyakit
5.) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas
keluarga, meliputi:
a.) Keberadaan fasilitas kesehatan
b.) Keuntungan yang didapat
c.) Kepercayaan keluarga terhadap petugas
kesehatan
d.) Pengalaman keluarga yang kurang baik
e.) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh
keluarga

45
6.) Stress dan koping keluarga
a.) Stresor jangka panjang dan stresor jangka pendek serta
kekuatan keluarga.
b.) Respon keluarga terhadap stress
c.) Strategi koping yang digunakan
d.) Strategi adaptasi yang disfungsional :
Adakah cara keluarga mengatasi maslah secara maladaptive
7.) Pemeriksaan fisik (head to toe)
a.) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
b.) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota
keluarga
c.) Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut, kepala, mata
mulut THT, leher, thorax, abdomen, ekstremitas atas dan
bawah, sistem genetalia.
d.) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
8.) Harapan keluarga
a.) Terhadap masalah kesehatan keluarga
b.) Terhadap petugas kesehatan yang ada (Achjar, 2010).

b. Analisa data
Setelah dilakukan pengkajian, selanjutnya data dianalisis untuk dapat
dilakukan perumusan diagnose keperawatan. Diagnose keperawatan
keluarga disusun berdasarkan jenis diagnosis seperti:
1.) Diagnosis sehat/wellness
Diagnose sehat/wellness, digunakan bila keluarga mempunyai
potensi untuk ditingkatkan, belum ada data maladaptive. Perumusan
diagnosis keperawatan keluarga potensial, hanya terdiri dari
komponen problem (P) saja atau P (problem) dan S (symptom/sign),
tanpa komponen etiologi (E).

46
2.) Diagnosis ancaman (risiko)
Diagnosis ancaman, digunakan bila belum terdapat paparan
masalah kesehatan, namun sudah ditemukan beberapa data maladaptif
yang memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis
keperawatan keluarga risiko, terdiri dari problem (P), etiologi (E) dan
symptom/sign (S).
3.) Diagnosis nyata/gangguan
Diagnosis gangguan, digunakan bila sudah timbul gangguan/
masalah kesehatan di keluarga, didukung dengan adanya beberapa data
maladaptif. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga nyata/ gangguan,
terdiri dari problem (P), etiologi (E) dan symptom/ sign (S).
Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi (E) mengacu pada 5
tugas keluarga.
Tabel 2.9 Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga
(Achjar, 2010)
No Kriteria Nilai Bobot
1. Sifat Masalah :
a. Tidak/kurang sehat 3 1
b. Ancaman Kesehatan 2
c. Kritis 1
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah 2 2
a. Dengan Mudah 1
b. Hanya sebagian 0
c. Tidak dapat
3. Potensi Masalah untuk
diubah 3 1
a. Tinggi 2
b. Cukup 1
c. Rendah
4. Menonjolnya masalah
a. Masalah berat harus 2 1
ditangani 1
b. Masalah yang tidak 0
perlu segera ditangani
c. Masalah tidak
dirasakan
Skoring
1.) Tentukan skor untuk setiap kriteria.
2.) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot.

47
3.) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.
4.) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot.
Diagnosa yang mungkin muncul :
1.) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada keluarga bapak X
khususnya an. Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam merawat pasien malnutrisi.

c. Perencanaan
Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai
serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan terdiri
dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Penetapan tujuan
jangka panjang (tujuan umum) mengacu pada bagaimana mengatasi
problem/masalah (P) di keluarga, sedangkan penetapan tujuan jangka
pendek (tujuan khusus) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi (E).
Tujuan jangka pendek harus SMART (S= spesifik, M= measurable/dapat
diukur, A= achievable/dapat dicapai, R= reality, T= time limited/punya limit
waktu) (Achjar, 2010). (Terlampir).

d. Implementasi
Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perencanaan
program. Program dibuat untuk menciptakan keinginan berubah dari
keluarga, memandirikan keluarga. Seringkali perencanaan program yang
sudah baik tidak diikuti dengan waktu yang cukup untuk merencanakan
implementasi. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal
dibawah ini:
1.) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara:
a.) Memberikan informasi
b.) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c.) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

48
2.) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat, dengan cara:
a.) Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan
b.) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
c.) Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan
3.) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit :
a.) Mendemonstrasikan cara perawatan
b.) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c.) Mengawasi keluarga melakukan tindakan/perawatan
4.) Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi :
a.) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b.) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungkin
5.) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada, dengan cara :
a.) Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam
lingkungan keluarga
b.) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada (Padila, 2015: 113).

e. Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan
penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu
disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin
tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk
dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan
keluarga.

49
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional:
S : Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan, misalnya: keluarga mengatakan mengerti
cara merawat anak yang malnutrisi.
O : Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
inervensi keperawatan, misalnya: BB sesuai IMT.
A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang
terkait dengan diagnosis.
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahapan evaluasi (Padila, 2015: 114).

C. Tinjauan konsep penyakit malnutrisi


1. Pengertian
Malnutrisi adalah suatu keadaan terganggunya kemampuan fungsional,
atau defisiensi integritas structural atau perkembangan yang disebabkan oleh
ketidaksesuaian antara suplai nutrisi esensial untuk jaringan tubuh dengan
kebutuhan biologis spesifik (Haswita & Reni, 2017: 52).
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh (A. Aziz, 2006: 68).

2. Etiologi
Secara garis besar, malnutrisi pada anak disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara asupan dengan kebutuhan zat gizi harian anak.
Namun bukan hanya itu, kondisi ini juga diakibatkan oleh beragam hal,
meliputi:
a. Pola makan buruk
Ketika asupan makanan anak terlalu sedikit atau berlebih, sehingga
tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi optimal harian, anak berisiko
mengalami malnutrisi.

50
Pola makan yang buruk dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Mulai dari mengalami dysphagia (kesulitan menelan), mengalami
penyakit, tidak tersedianya cukup bahan makanan, atau keinginan untuk
makan berlebih.
b. Masalah kesehatan mental
Beberapa pasien dengan kondisi kesehatan mental, seperti depresi,
bisa mengalami kondisi ini. Umumnya, hal ini dialami pada anak dengan
kondisi gizi kurang, karena mengonsumsi terlalu sedikit makanan.
c. Ketidakmampuan untuk memperoleh dan menyediakan makanan yang
cukup
Kebanyakan anak dengan gizi kurang biasanya sulit untuk
memperoleh asupan nutrisi harian yang cukup. Hal ini disebabkan oleh
tidak tersedianya sumber makanan yang bisa memenuhi kebutuhannya,
atau lingkungan sekitar yang tidak mendukung.
d. Ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar dari tubuh
Anak yang mengalami gizi lebih biasanya sangat gemar makan,
bahkan dalam porsi yang banyak. Akan tetapi, hal tersebut tidak
dibarengi dengan aktif melakukan berbagai kegiatan.
Bukan tidak mungkin, kondisi tersebut justru akan membuat sisa
energi yang tidak digunakan oleh tubuh, akan mengendap sehingga
membentuk lemak.
e. Masalah pada sistem pencernaan
Beberapa orang mungkin bisa makan dengan baik, tapi tubuhnya
tidak memiliki kemampuan untuk menyerap zat gizi yang diperlukan.
Contohnya pada pasien dengan Chron’s disease atau ulcerative colitis,
yang perlu melakukan pengangkatan usus kecil (ileostomi).
Individu dengan penyakit Celiac yang memiliki kelainan genetik,
sehingga membuat mereka mengalami intoleransi terhadap gluten. Anak
yang memiliki penyakit Celiac berisiko lebih tinggi terhadap kerusakan
pada lapisan pada usus, yang kemudian menyebabkan proses penyerapan
makanan terhambat.

51
Anak yang mengalami diare dan muntah parah dapat kehilangan
nutrisi penting, dan berisiko tinggi terhadap kekurangan gizi.
f. Alkoholisme
Alkoholisme adalah penyakit kronis (jangka panjang). Individu
yang menderita alkoholisme dapat mengalami gastritis atau kerusakan
pankreas. Masalah ini juga mengganggu kemampuan tubuh untuk
mencerna makanan, menyerap vitamin dan menghasilkan hormon yang
mengatur metabolisme.
g. Kurangnya asupan ASI ibu
Para ahli mengatakan bahwa kurangnya ASI, bisa menyebabkan
malnutrisi pada bayi dan anak-anak. Ini karena di dalam ASI terkandung
beragam nutrisi yang penting untuk menunjang tumbuh kembang anak di
awal masa kehidupannya.

3. Klasifikasi
Malnutrisi sebenarnya bisa diartikan sebagai nutrisi anak kurang cukup
atau bahkan kelebihan. Keduanya sama-sama menimbulkan masalah kesehatan
dan mengganggu perkembangan si kecil. Malnutrisi terbagi menjadi 2
kelompok besar kondisi, yakni gizi kurang (undernutrition) dan gizi lebih
(overnutrition).
Gizi kurang di sini mencakup beberapa hal, seperti:
a. Stunting: tinggi badan sangat rendah pada anak dengan indikator TB/U di
bawah angka -2 SD.
b. Wasting: berat badan sangat kurang pada anak dengan indikator BB/TB di
angka -3 sampai dengan <-2 SD.
c. Underweight: berat badan kurang pada anak dengan indikator BB/U atau
IMT/U di angka <-2 sampai -3 SD, atau persentil < 5.
d. Kekurangan vitamin serta mineral.
Sedangkan gizi lebih meliputi overweight (berat badan lebih) dan
obesitas. Tidak seperti anak-anak normal pada umumnya, anak-anak yang

52
mengalami malnutrisi serius umumnya mengalami perkembangan kepribadian
yang lambat.
Kondisi tersebut bahkan bisa sampai menimbulkan keterbelakangan
mental. Meskipun sudah ditangani, terkadang malnutrisi bisa memberikan efek
jangka panjang pada anak-anak.
Meliputi munculnya gangguan pada fungsi mental dan pencernaan,
bahkan dalam beberapa kasus bisa bertahan seumur hidup. Selain itu,
malnutrisi pada anak juga dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan yang
bisa semakin memperburuk kondisinya.

4. Tanda dan gejala


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, malnutrisi terbagi menjadi
dua kelompok kondisi yang berbeda. Berikut gejala malnutrisi sesuai dengan
kondisinya:
Gizi kurang
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh ketidakcukupan asupan nutrisi sesuai
dengan kebutuhan harian anak. Berbagai gejala kurang gizi meliputi:
a. Penurunan berat badan drastis
b. Massa otot yang menurun
c. Massa jaringan yang menurun
d. Kehilangan lemak (jaringan adipose)
e. Perut membengkak
f. Pipi dan mata cekung
g. Kulit dapat menjadi lebih tipis, kering, inelastis, pucat dan dingin
h. Rambut rontok
i. Kelelahan parah
j. Waktu pemulihan luka yang lama
k. Waktu pemulihan dari infeksi lebih lama
l. Waktu pemulihan dari penyakit yang lebih lama
m. Mudah merasa depresi dan cemas
n. Mudah marah

53
o. Sulit berkonsentrasi
p. Risiko tinggi terhadap komplikasi setelah operasi
q. Risiko tinggi terhadap hipotermia – suhu tubuh yang sangat rendah
r. Jumlah total dari beberapa jenis sel darah putih menurun, sistem imun
melemah, meningkatkan risiko infeksi
s. Rentan terhadap rasa dingin
Selain memiliki gejala tersebut, malnutrisi pada anak juga menimbulkan
gejala yang cukup khas.
1.) Kwashiorkor adalah kurangnya asupan protein, sehingga
mengakibatkan masa lemak dan otot tubuh hilang. Ciri yang paling
kentara dari kwashiorkor yakni perut anak yang membuncit akibat
adanya penumpukan cairan (asites).
2.) Marasmus adalah kurangnya asupan energi dan kalori, sehingga
membuat tubuh anak sangat kurus. Ciri khas dari marasmus yakni berat
badan anak menurun drastis, yang membuat tulangnya seolah kentara di
balik balutan kulit tubuh.
3.) Kekurangan asupan vitamin dan mineral. Beberapa jenis kekurangan
vitamin dan mineral yang paling umum beserta gejalanya meliputi:
a.) Vitamin A: mata kering, susah melihat saat malam hari atau
gelap, risiko infeksi meningkat.
b.) Seng: nafsu makan menurun, pertumbuhan tubuh terhambat,
penyembuhan luka cenderung lama, rambut rontok, dan diare.
c.) Zat besi: gangguan pada fungsi otak dan mengalami masalah
pengaturan suhu tubuh.
d.) Yodium: pembesaran kelenjar tiroid, penurunan produksi
hormon tiroid, serta adanya masalah pada pertumbuhan dan
perkembangan.

54
5. Komplikasi
Malnutrisi memicu gangguan pertumbuhan pada anak, berat badan
rendah, menurunnya kemampuan belajar, sulit konsentrasi, dan mudah
terserang penyakit akibat sistem imunitas tidak optimal.
Berikut beberapa penyakit yang disebabkan oleh malnutrisi:
a. Kwashiorkor
Kwashiorkor terjadi karena tidak cukupnya asupan protein dalam
makanan yang masuk ke dalam tubuh. Protein diperlukan untuk memperbaiki
sel, membuat sel baru, serta penting untuk pertumbuhan selama masa kanak-
kanak dan kehamilan. Penyakit malnutrisi ini paling umum menimpa anak-
anak dan banyak terjadi di negara-negara berkembang.
Gejala-gejala penyakit kwashiorkor antara lain merasa kelelahan, warna
kulit dan rambut berubah menjadi oranye kemerahan, kuning, atau bahkan
putih, sistem kekebalan tubuh rusak, hilangnya massa otot, pembengkakan di
bawah kulit (edema), mudah marah, susah menambah berat badan dan tinggi
badan, perut buncit, kulit mengalami ruam, hingga syok. Kwashiorkor dapat
dicegah dan ditangani dengan mengonsumsi makanan yang mengandung
protein, seperti daging, susu, keju, ikan, telur, kedelai, kacang-kacangan, dan
biji-bijian.
b. Marasmus
Marasmus disebabkan oleh kekurangan hampir semua nutrisi dan asupan
kalori, terutama kalori dari protein dan karbohidrat. Marasmus dapat menimpa
anak-anak dan orang dewasa, serta menyebabkan kematian jika tidak diobati.
Ciri-ciri seseorang terkena marasmus antara lain tubuh kurus kering hanya
tinggal kulit dan tulang yang menonjol (tulang iga dan bahu menonjol, kulit
lengan atas, paha, dan bokong kendur), wajah seperti orang yang sudah
tua. Marasmus dan kwashiorkor merupakan jenis dari malnutrisi energi-
protein.
c. Beri-beri
Beri-beri terjadi karena tubuh kekurangan vitamin B1 (thiamine).
Vitamin B1 terlibat dalam fungsi sistem saraf dan otot, aliran elektrolit menuju

55
ke dalam dan keluar dari sel-sel saraf dan otot, pencernaan, dan metabolisme
karbohidrat. Ada dua jenis beri-beri, yaitu beri-beri basah dan beri-beri kering.
Ciri dari beri-beri basah di antaranya adalah bangun tidur di malam hari
dengan sesak napas, denyut jantung meningkat, sesak napas saat beraktivitas,
dan kaki bagian bawah bengkak. Beri-beri basah dapat memengaruhi sistem
kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Sedangkan beri-beri kering
memengaruhi sistem saraf. Tanda-tandanya adalah susah berjalan, kaki dan
tangan mati rasa atau kesemutan, fungsi otot kaki bagian bawah menurun,
nyeri, kesulitan bicara, muntah, dan nistagmus.
Untuk mencegah beri-beri, konsumsi makanan kaya vitamin B1, seperti
susu, biji-bijian, gandum, jeruk, daging sapi, ragi, kacang-kacangan, beras, dan
sereal dari biji-bijian utuh.
d. Skorbut (scurvy)
Skorbut adalah penyakit malnutrisi akibat tubuh kekurangan vitamin C
(asam askorbat). Vitamin C penting bagi tubuh untuk membuat kolagen
(sejenis protein yang ditemukan dalam jaringan kulit, otot, pembuluh darah,
tulang dan tulang rawan).
Ciri-ciri penyakit scurvy adalah nyeri otot dan sendi, kelelahan,
munculnya titik-titik merah di kulit, perdarahan dan pembengkakan pada gusi,
hilangnya nafsu makan, berat badan turun, diare, mual, dan demam. Vitamin C
bisa didapat dari sayuran dan buah-buahan, seperti kentang, brokoli, tomat,
kiwi, stroberi, lemon, jeruk, limau, kubis, paprika, nanas, pepaya, mangga,
blewah, kembang kol, bayam, dan sayuran hijau lainnya.
e. Anemia
Anemia adalah kondisi akibat kekurangan zat besi. Zat besi digunakan
untuk memproduksi sel darah merah, yang membantu menyimpan dan
membawa oksigen dalam darah ke jaringan tubuh. Jika sel darah merah sedikit,
organ dan jaringan tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup.
Gejala anemia akibat defisiensi besi meliputi tubuh lemah dan lesu,
merasa sangat letih, kesemutan dikaki, kurangnya nafsu makan, detak jantung

56
cepat, kuku rapuh, nyeri dan radang lidah, tangan dan kaki dingin, pusing atau
sakit kepala, infeksi, sakit dada, sesak napas, insomnia dan kulit pucat.
Anemia dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen zat besi atau
makanan yang kaya akan zat besi, seperti kismis, telur, daging, ikan, tahu,
kacang-kacangan, biji-bijian, beras merah, seafood, dan sayuran berdaun hijau
tua.

6. Penatalaksanaan
Perawatan biasanya meliputi penggantian gizi yang hilang, mengatasi
gejala, dan mengelola penyebabnya.
Jika anak sudah didiagnosis malnutrisi atau berisiko mengalami
malnutrisi, dokter atau ahli gizi akan memberikan rencana perawatan khusus.
Penanganan untuk malnutrisi (gizi kurang)
Cara mengatasi kurang gizi biasanya disesuaikan kembali dengan tingkat
keparahan dan kondisi khusus yang dialami masing-masing anak. Secara garis
besarnya, berikut berbagai pengobatan untuk kondisi anak dengan gizi kurang:
a. Rencana perawatan
Tujuan perawatan akan ditentukan, yang meliputi perawatan untuk
kondisi penyebab yang berkontribusi terhadap gizi kurang. Umumnya,
perawatan akan meliputi program makan dengan diet yang diatur secara
khusus, dan kemungkinan suplemen gizi tambahan.
Anak yang mengalami kurang gizi serius, atau individu yang tidak
dapat mendapatkan gizi yang cukup dapat menerima dukungan gizi
tambahan. Pasien akan dimonitor untuk melihat perkembangan.
Perawatan akan ditinjau secara rutin untuk memastikan gizi yang didapat
cukup.
b. Pengaturan pola makan
Dokter dan ahli gizi akan memberikan saran mengenai yang tepat
sesuai dengan kondisi pasien. Tujuannya adalah untuk memastikan
pasien mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi. Apabila pasien

57
tidak mendapatkan gizi yang cukup dari makanan, biasanya diperlukan
tambahan dari suplemen.
Ada 2 jenis utama dari dukungan gizi buatan, terutama untuk
pasien dengan malnutrisi serius:
1.) Enteral nutrition (tube feeding): selang dimasukan melalui hidung,
lambung atau usus kecil.
2.) Parenteral feeding: cairan steril diberikan melalui aliran darah.
Beberapa pasien mungkin tidak dapat mengonsumsi langsung gizi ke
dalam lambung atau usus kecil.
c. Pemantauan secara berkala
Kesehatan anak akan dipantau secara rutin untuk melihat apakah ia
menerima jumlah kalori dan kebutuhan gizi yang cukup. Di samping itu,
seiring berjalannya waktu pengobatan dapat disesuaikan kembali dengan
kebutuhan anak.
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat
membantu Anda mengatasi malnutrisi :
Penanganan malnutrisi (gizi kurang) di rumah :
1) Dorong anak terdekat untuk makan makanan bergizi. Misalnya nasi,
ikan, tahu, tempe, buah atau sayur.
2) Buatlah makanan menjadi semenarik mungkin. Dengan begitu, anak
jadi lebih semangat untuk menyantap dan menghabiskan
makanannya,
3) Buatlah cemilan diantara makan: Seperti bubur kacang hijau,
pudding dan biskuit. (Karinta & Damar, 2019).

D. Tinjauan konsep keluarga


1. Keluarga
a. Pengertian keluarga
Keluarga merupakan sistem dasar tempat perilaku dan perawatan
kesehatan diatur, dilakukan dan dijalankan. Keluarga memiliki tanggung
jawab utama dalam layanan kesehatan yaitu dengan memberikan informasi

58
kesehatan (promosi kesehatan) dan perawatan kesehatan preventif, serta
perawatan kesehatan lain bagi anggota keluarga yang sakit (Padila, 2015).

b. Fungsi keluarga
Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi
keluarga berperan sebagai matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga
harus memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat, maka selanjutnya akan
dibahas tentang fungsi keluarga sebagai berikut:
1.) Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi
pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon
dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota
keluarga baik senang maupun sedih, dengan melihat bagaimana cara
keluarga mengekpresikan kasih sayang.
2.) Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi merupakan proses perkembangan dan
perubahan yang dialami individu yang menghasilkan interaksi sosial
dan belajar peran dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak
individu dilahirkan dan berakhir setelah meninggal. Keluarga
merupakan tempat dimana individu melakukan sosialisasi. Anggota
keluarga belajar disiplin, memiliki nilai atau norma, budaya dan
perilaku melalui interaksi dalam keluarga sehingga individu mampu
berperan dalam masyarakat.
3.) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi, Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang, pangan, papan, dan kebutuhan lainnya maka keluarga
memerlukan sumber keuangan. Mencari sumber penghasilan guna
memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga,
menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

59
4.) Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan
dan meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program
keluarga berencana, maka fungsi ini dapat terkontrol. Namun di sisi
lain banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan
perkawinan sehingga akhirnya keluarga baru dengan satu orang tua
(single parent).
5.) Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi lain keluarga adalah Fungsi perawatan kesehatan.
Selain keluarga menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga
juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya
baik untuk mencegah adanya gangguan maupun merawat anggota
yang sakit. Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau
pertolongan tenaga profesional (Padila, 2015).

c. Tugas perkembangan keluarga


Berikut diuraikan kedelapan tahap siklus kehidupan keluarga
berikut tugas perkembangannya.
1.) Tahap keluarga pemula (beginning family)
Tugas baru/pasangan yang belum memiliki anak. Tugas
perkembangan keluarga :
a.) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
b.) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c.) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan
sebagai orang tua)
d.) Menetapkan tujuan bersama
e.) Persiapan menjadi orang tua
f.) Memahami prenatal care (pengertian kehamilan,
persalinan dan menjadi orang tua)

60
2.) Tahap keluarga sedang mengasuh anak (child bearing)
Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah:
a.) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
b.) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan keluarga
c.) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d.) Memperluas persahabatan keluarga besar dengan menambah
peran orangtua, kakek dan nenek
e.) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak
f.) Konseling KB post partum 6 minggu
g.) Menata ruang untuk anak
h.) Menyiapkan biaya child bearing
i.) Memfasilitasi role learning anggota keluarga
j.) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
3.) Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah
Keluarga dengan anak pertama berusia 30 bulan - 6 tahun.
Tugas perkembangan keluarga :
a.) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti rumah,
ruang bermain, privasi dan keamanan
b.) Mensosialisasikan anak
c.) Mengintergrasikan anak yang baru dan memenuhi
kebutuhan anak yang lain
d.) Mempertahankan hubungan yang sehat (hubungan
perkawinan dan hubungan orang tua – anak) serta
hubungan diluar keluarga
e.) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
f.) Pembagian tanggung jawab
g.) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan
kembang anak.

61
4.) Tahap keluarga dengan anak usia sekolah
Keluarga dengan anak pertama berusia 6 – 13 tahun. Tugas
perkembangan keluarga :
a.) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan
prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya yang sehat
b.) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c.) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
d.) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual
e.) Menyediakan aktivitas untuk anak.
5.) Keluarga dengan anak remaja
Keluarga dengan anak pertama berusia 13 – 20 tahun. Tugas
perkembangan keluarga :
a.) Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan
tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan
semakin mandiri
b.) Memfokuskan kembali hubungan intim perkawinan
c.) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-
anak
d.) Mempersiapkan perubahan untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh dan kembang anggota keluarga.
6.) Tahap keluarga dengan anak dewasa
Keluarga dengan anak pertama meninggalkan rumah. Tugas
perkembangan anggota keluarga :
a.) Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota
keluarga baru dari perkawinan anak-anaknya.
b.) Melanjutkan dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan
c.) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari
suami atau istri

62
d.) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
dimasyarakat
e.) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anak
f.) Menciptakan lingkungan rumah dan dapat menjadi contoh
bagi anak-anaknya.
7.) Tahap usia usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga :
a.) Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
b.) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para oang tua (lansia) dan anak-anak
c.) Memperkokoh hubungan perkawinan
d.) Persiapan masa tua/ pensiun.
8.) Tahap keluarga lanjut usia
Tugas keperawatan keluarga :
a.) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara
hidup
b.) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
c.) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
d.) Mempertahankan hubungan perkawinan
e.) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
f.) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
g.) Melakukan life review masa lalu
Sumber : (Padila, 2015).

63
BAB III
METODE

A. Fokus asuhan keperawatan


Laporan tugas akhir ini menggunakan pendekatan asuhan keperawatan
keluarga yang bertujuan membantu klien mengatasi masalah gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi.

B. Subjek asuhan
Subjek asuhan ini berfokus pada 1 orang klien yang mengalami masalah
kebutuhan nutrisi pada penderita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Rawat
Inap Kemiling Bandar Lampung, adapun kriteria klien :
1. Diagnosis malnutrisi dengan kekurangan asupan makanan oleh dokter
yang melakukan rawat jalan di Puskesmas Kemiling Bandar Lampung.
2. Balita atau usia pra sekolah (umur 1-3 tahun atau umur 4-6 tahun).
3. Keluarga dengan tumbuh kembang anak usia pra sekolah/sekolah.
4. Status sosial-ekonomi Menengah/Sedang (UMR).

C. Lokasi dan waktu


Asuhan keperawatan ini dilakukan bulan Maret selama 1 minggu dengan 4
kali kunjungan ke rumah warga di Puskesmas Kemiling Rawat Inap Bandar
Lampung.

D. Pengumpulan data
1. Alat pengumpulan data
Pengumpulan data pada asuhan keperawatan ini menggunakan alat
format pengkajian kebutuhan nutrisi yang bertujuan untuk mengetahui
kebutuhan nutrisi klien sebelum dan setelah diberi asuhan keperawatan
keluarga.

64
2. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penyusunan laporan tugas akhir ini
mengikuti alur proses keperawatan yaitu :
a. Wawancara
Wawancara adalah dialog atau tanya jawab secara langsung pada
anggota keluarga, tidak hanya pada klien, tetapi bisa kepada anggota
keluarga lainnya. Perawat perlu melakukan berbagai pencatatan terkait
hasil wawancara (Maria, 2017).
b. Pengamatan/observasi
Perawat melakukan pengamatan terhadap klien, keluarga dan
lingkungan. Pengamatan inilah yang kemudian disebut sebagai observasi.
Apakah di dalam keluarga atau lingkungan ada hal-hal yang memang
berdampak buruk pada pasien atau justru mendukung (Maria, 2017).
c. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi sangat dibutuhkan untuk menelusuri dokumen
yang ada, misalnya masalah kesehatan melalui data subjektif klien,
laporan mengenai pemeriksaan diagnostic yang menunjukkan perubahan
status kesehatan klien yang diperoleh dari kartu kesehatan klien di
wilayah kerja Puskesmas Kemiling Rawat Inap Bandar Lampung.

E. Penyajian data
1. Narasi
Penulis akan menggunakan penyajian data secara narasi yaitu penyajian
data hasil laporan tugas akhir akan ditulis dalam bentuk kalimat. Contohnya
hasil pengkajian klien sebelum dan setelah diberikan asuhan keperawatan
keluarga. Penyajian dalam bentuk teks hanya digunakan penulis untuk
memberikan informasi melalui kalimat yang mudah dipahami pembaca.
2. Tabel
Penulis menggunakan table untuk menjelaskan data yang menggunakan
angka-angka. Misalnya table skala prioritas masalah pada klien.

65
F. Prinsip etik
8 Prinsip Etika Dalam Keperawatan tersebut adalah :
1. Autonomy (Kemandirian)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
secara logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu
memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri, dan perawat haruslah bisa menghormati dan
menghargai kemandirian ini.
Salah satu contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah
memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau
penyimpangan.

2. Beneficence (Berbuat baik)


Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik sesuai dengan
ilmu dan kiat keperawatan dalam melakukan pelayanan keperawatan.
Contoh perawat menasehati klien dengan penyakit jantung tentang program
latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati
untuk tidak dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.
Hal ini merupakan penerapan prinsip beneficence. Walaupun memperbaiki
kesehatan secara umum adalah suatu kebaikan, namun menjaga resiko serangan
jantung adalah prioritas kebaikan yang haruslah dilakukan.

3. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan ketika perawat bekerja sesuai ilmu dan kiat
keperawatan dengan memperhatikan keadilan sesuai standar praktik dan hukum
yang berlaku.
Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk
serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus
mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai
dengan asas keadilan.

66
4. Non-Maleficence (Tidak merugikan)
Prinsip ini berarti seorang perawat dalam melakukan pelayanannya sesuai
dengan ilmu dan kiat keperawatan dengan tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik
dan psikologis pada klien.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis
menolak pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena)
membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus menginstrusikan
pemberian transfusi darah.
Akhirnya transfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficence
walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip non-maleficence.

5. Veracity (Kejujuran)
Prinsip ini tidak hanya dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh
seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien untuk meyakinkan agar klien mengerti.
Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klien memiliki
otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu.
Contoh Ny. A masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena
kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal
dunia. Ny. A selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah
berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya
kepada klien. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.

6. Fidelity (Menepati Janji)


Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan.
Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan
menghargai komitmennya kepada orang lain.

67
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.
Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan
pengobatan, upaya peningkatan kesehatan klien dan atau atas permintaan
pengadilan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.

8. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam berbagai kondisi tanpa terkecuali.
Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesama
teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat
kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang
memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan
professional.

68
BAB IV
HASIL ASUHAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi penelitian dan tempat tinggal klien


Puskesmas Kemiling Bandar Lampung adalah salah satu puskesmas yang
ada di Bandar Lampung. Puskesmas ini terletak di Jl. Imam Bonjol No.592,
Sumber Rejo, Kecamatan. Kemiling, Kota Bandar Lampung. Jalan yang di
tempuh menuju Puskesmas Kemiling dapat dilalui oleh semua jenis kendaraan.
Puskesmas Kemiling Bandar Lampung adalah salah satu pelayanan
kesehatan yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Visi UPT Puskesmas
Rawat Inap Kemiling adalah menjadi Puskesmas dengan pelayanan bermutu dan
mandiri menuju masyarakat Kemiling sehat. Misi UPT Puskesmas Rawat Inap
Kemiling adalah 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional,
merata dan terjangkau, 2. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, 3. Menerapkan sistem manajemen yang profesional, transparan dan
akuntable, 4. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional, 5.
Membangun puskesmas yang aman dan nyaman, 6. Menjadi Puskesmas dengan
program ramah anak. Di Puskesmas Kemiling ini terdapat ruang pendaftaran dan
arsip data pasien, ruang pelayanan kesehatan, ruang administrasi, ruang tata
usaha, aula, apotek, ruang kesehatan ibu dan anak, ruang mtbs, laboratorium.
Pada bab ini menguraikan tentang hasil asuhan keperawatan keluarga
penderita malnutrisi khususnya anak dengan masalah keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi tempatnya terletak tidak jauh dari Puskesmas
Kemiling. Tempat ini merupakan salah satu permukiman yang padat
penduduknya. Jarak antar rumah warga + 1 meter. Mayoritas penduduknya
bekerja sebagai buruh.

69
B. Gambaran hasil asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan keluarga pada klien penderita malnutrisi dilakukan


selama 4 kali kunjungan yaitu tanggal 5-8 Maret 2020. Hasil asuhan keperawatan
diuraikan sebagai berikut :

1. Pengkajian
Tabel 4.1 Hasil pengkajian

Pasien

Pengkajian

A. Data umum
1. Identitas kepala keluarga
a. Nama : Tn. M
b. Umur : 43 tahun
c. Pekerjaan : Buruh
d. Pendidikan : SD
e. Alamat : Jl. Imam Bonjol Gg. Waluh Lk.1
2. Komposisi keluarga
a. Nama : Tn. M
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Hub : Suami
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Status kesehatan : Normal
b. Nama : Ny. S
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Hub : Istri
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Status kesehatan : Normal
c. Nama : An. M
Umur : 9 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Hub : Anak
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Status kesehatan : Normal
d. Nama : An. K
Umur : 7 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Hub : Anak
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Status kesehatan : Normal

73
e. Nama : An. S
Umur : 1 tahun 5 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Hub : Anak
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Status kesehatan : Balita malnutrisi

3. Genogram

1 tahun 5 bulan

Balita malnutrisi

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Klien

: Tinggal serumah
4. Tipe keluarga : Keluarga inti, yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-
anak. Keluarga ini dengan dua orang tua dan tiga orang
anak.
5. Suku : Jawa dan Lampung. Keluarga ini adalah keluarga
dengan latar belakang budaya Jawa dari Tn. M dan
budaya Lampung dari Ny. S.
6. Agama : Islam.
7. Status sosek keluarga : Tn. M bekerja sebagai buruh harian dan Ny. S Ibu
Rumah Tangga yang mengasuh anaknya di rumah.
Penghasilan keluarga kurang lebih Rp. 600.000,00,- tiap
minggunya. Status ekonomi mereka tergolong sederhana
dengan penghasilan yang tidak tetap. Menurut Ny. S,
mereka mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka
tidak mempunyai tabungan yang dikhususkan untuk
kesehatan karena keterbatasan dana.

74
8. Aktivitas rekreasi : Keluarga tidak mempunyai jadwal rekreasi. Keluarga
jarang berlibur keluar rumah tetapi setiap hari minggu
atau ada waktu hari libur keluarga besar mengadakan
arisan keluarga besar bersama bila ada waktu. Pada waktu
libur, biasanya mereka berkumpul di rumah sambil
menonton televisi anak-anak terkadang mengikuti
kegiatan lain di luar rumah atau bermain dengan teman-
temannya. Waktu luang biasanya digunakan Ny. S untuk
mengobrol dengan tetangga, membersihkan rumah dan
menjemput anak sekolah.

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


9. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dalam tahap keluarga dengan anak usia sekolah. Keluarga Tn. M
memiliki 1 istri dan 3 orang anak. Anak pertama bernama An. M berusia 9 tahun
sekolah SD, anak kedua bernama An. K berusia 7 tahun sekolah SD dan anak ketiga
bernama An. S/balita S berusia 17 bulan / 1 tahun 5 bulan belum sekolah, maka Tn. M
berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
10. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tn. M memiliki 3 orang anak. Anak ke 3 mengalami malnutrisi (kurang gizi)
susah makan hanya sedikit, balita S hanya mau makan makanan ringan seperti wafer,
roti, dan minum minuman manis seperti teh manis, sehingga susah untuk makan nasi.
Setiap bulan An. S selalu ke posyandu dengan diantar oleh Ny. S. Ketika ditimbang
kader posyandu selalu mengatakan bahwa berat badan balita S kurang dari batas BB
seusia 1 tahun lebih. Ny. S juga mengatakan bahwa anak pertama dan kedua yaitu An.
M dan An. K juga mengalami susah makan saat masih kecil dan malnutrisi (kekurangan
gizi). Semua tahap perkembangan keluarga dapat terpenuhi, keluarga Tn. M berada
pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah, keluarga dengan anak
pertama berusia 6-13 tahun, adapun tugas perkembangan keluarga yaitu
mensosialisasikan anak-anak, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,
memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, mendorong anak untuk
mencapai pengembangan daya intelektual dan menyediakan aktivitas untuk anak.
11. Riwayat keluarga inti
Saat ini kondisi kedua orang tua baik Tn. M maupun Ny. S tidak mempunyai
keluhan kesehatan. Tn. M memiliki riwayat merokok sejak usia muda sampai sekarang.
Menurut Ny. S, biasanya suaminya merokok setiap hari. Ny. S mengatakan ia ingin agar
suaminya berhenti merokok. Menurut Ny. S, suami tidak pernah menderita sakit parah
karena rokok. Tn. M tidak memiliki riwayat penyakit apapun dan istrinya Ny. S tidak
memiliki riwayat penyakit, hanya mata sebelah kanannya sipit. Anak pertamanya An. M
sehat dan tidak mempunyai riwayat penyakit berat. Sakit yang diderita An. M hanya
demam, batuk dan pilek. An. K tidak memiliki sakit saat ini sehat. Malnutrisi (gizi
kurang) yang dialami anak ke 3 dari Tn. M dan Ny. S ini diketahui sejak lama karena
sering menimbang BB anaknya di posyandu. Dikarenakan asupan makanan yang kurang
dan sering menderita sakit, sehingga daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah
terserang penyakit serta terjadi penurunan berat badan.
12. Riwayat keluarga sebelumnya
Dalam keluarga Tn. M masih ada kedua orangtuanya dan dalam keluarga Ny. S
kedua orangtua Ny. S sudah meninggal karena faktor usia/tua. Ny. S juga mengatakan
bahwa anak pertama dan kedua yaitu An. M dan An. K juga mengalami susah makan
saat masih kecil dan malnutrisi (kekurangan gizi) dan anak ketiga yaitu An. S sering
menderita diare dan malnutrisi.

C. Lingkungan
13. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga merupakan rumah sendiri. Kondisi rumah terlihat

75
sedikit berantakan dan kotor. Jarak ke rumah orang tua nya sangat dekat yaitu sekitar 1
meter bersebelahan dengan rumah keluarga. Antara rumah Ny. S dengan yang lainnya
sangat dekat, hanya berjarak kurang dari 1 meter.
Rumah yang memiliki Luas 9 x 12 m2 dan memiliki 1 lantai yang terdiri dari:
ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi dan 1 dapur. Jumlah jendela ada 5 dan terdapat
8 ventilasi. Jarak septic tank dengan sumber air sekitar 2,5 m. Sumber air minum dan air
untuk masak yang digunakan berasal dari sumur milik sendiri. Berikut denah rumah Tn.
M:
KAMAR
TIDUR 1
RUANG TAMU

KAMAR
TIDUR 2

DAPUR KAMAR
KAMAR MANDI
TIDUR 3

14. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Sebagian masyarakatnya merupakan warga asli, dan merupakan kalangan
menengah sedang dan menengah kebawah. Tempat tinggalnya merupakan perumahan
padat penduduk yang berhimpitan.
Lingkungan dimana keluarga tinggal merupakan tempat hunian yang padat. Jarak
antara satu rumah dengan rumah yang lainnya kurang dari 1 meter. Terdapat banyak
rumah petak. Antar tetangga terlihat rukun dan baik, mereka terkadang menghabiskan
waktu untuk mengobrol pada sore hari atau berkumpul bersama. Jarak Masjid hanya
sekitar 10 meter dari rumah Ny. S. Ny. S mengatakan di sana ada tempat praktek bidan,
apabila ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan mereka pergi ke bidan
atau Puskesmas. Jarak rumah ke Puskesmas sekitar 1 km. Kegiatan posyandu biasanya
diadakan setiap tanggal 11 setiap bulannya di rumah ibu kader posyandu, yang jaraknya
tidak jauh sekitar 5 meter dari rumah Ny. S.
15. Mobilitas geografis keluarga
Sejak menikah, mereka sudah tinggal di lingkungan yang saat ini mereka tempati
dan tidak pernah pindah rumah. Keluarga Tn. M belum pernah berpindah-pindah rumah.
Lingkungan tempat tinggal jauh dari jalan besar yang dilewati kendaraan umum. Alat
transportasi yang digunakan adalah motor atau terkadang berjalan kaki jika berpergian
dengan jarak dekat. Motor digunakan oleh Tn. M untuk bekerja dan kadang untuk
mengantar atau menjemput anaknya pulang dari sekolah. Jarak dengan tempat pelayanan
kesehatan (bidan dan dokter sekitar rumah) kurang lebih 10 meter, jarak ke posyandu
sekitar 5 meter dan jarak ke Puskesmas 1 km.
16. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga memiliki waktu untuk berkumpul dimana untuk mempertahankan
hubungan yang harmonis dengan anggota keluarga. Setiap malam keluarga Tn. M

76
terkadang menyempatkan waktu makan malam bersama. Biasanya setiap sore Ny. S suka
menyuapi balita S di luar rumah sambil bermain dengan teman sebaya. Balita S dan Ny. S
dekat dengan tetangga rumahnya. Bila ada waktu luang, mereka menyempatkan untuk
berkumpul bersama keluarga besar, dengan mengadakan arisan keluarga pada hari libur
hari Minggu. Hubungan keluarga dengan masyarakat baik, tetapi Ny. S jarang mengikuti
kegiatan seperti pengajian dan Tn. M kadang-kadang mengikuti pengajian, serta selalu
menyempatkan waktu untuk sholat Jumat di Masjid bersama An. M. Kedua anaknya An.
M dan An. K tidak mengikuti kegiatan apapun.
17. Sistem pendukung keluarga
Dukungan dari keluarga besar sangat membantu Tn. M dan Ny. S. Apabila ada
anak yang sakit, maka orangtua dari Tn. M akan membantu pekerjaan rumah karena
rumah mereka bersebelahan atau sangat dekat dengan rumah Ny. S. Pendukung keluarga
adalah adik, kakak dan juga saudara-saudara yang selalu memberi dukungan berupa
semangat saat menjalankan aktivitas.

D. Struktur keluarga
18. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi antara Tn. M dan Ny. S tidak mengalami kesulitan, apabila terdapat
hal-hal yang penting dibicarakan biasanya mereka langsung membicarakannya.
Komunikasi yang digunakan adalah secara verbal dengan menggunakan bahasa Indonesia
dan bahasa Jawa ayah serta bahasa Lampung ibu. Komunikasi menggunakan dua arah dan
anggota keluarga selalu menghormati orang yang sedang berbicara maka yang lain
mendengarkan tidak boleh memotong pembicaraan tersebut. Bila ada masalah mereka
berdiskusi. Tn. M dan Ny. S sangat dekat dengan anak-anak mereka, tetapi menurut Ny. S
mereka tidak pernah memanjakan anak-anaknya.
19. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Tn. M yang mengambil keputusan adalah Tn. M selaku kepala
rumah tangga. Akan tetapi jika ada masalah selalu dibicarakan terlebih dahulu kepada
istrinya karena kedua anaknya masih kecil. Tergantung dari masalah apa yang terjadi. Di
keluarga Tn. M, kekuasaan dibagi menurut perannya masing-masing. Untuk masalah-
masalah yang berhubungan dengan kepentingan kebutuhan rumah tangga, Tn. M
menyerahkan sepenuhnya pada Ny. S namun apabila tidak bisa diatasi, Ny. S selalu minta
pertimbangan kepada Tn. M. Tn. M selalu memberikan tanggung jawab keuangan kepada
Ny. S. Apabila terdapat keputusan penting dan mendesak, Tn. M lah yang bertanggung
jawab mengambil keputusan dan semua keluarga akan mematuhi.
20. Struktur peran
Tn. M berperan sebagai kepala keluarga. Ny. S juga berperan sebagai ibu rumah
tangga. Biasanya Ny. S bekerja mengurus segala kebutuhan suami dan ketiga anaknya
mulai dari memasak, mencuci dan mengasuh anak balitanya mulai dari pagi hari sampai
sore hari.
21. Nilai dan norma budaya
Di dalam keluarga tidak ada nilai maupun norma yang bertentangan dengan
kesehatan. Keluarga menganggap kesehatan itu sangatlah penting. Ny. S mengatakan
untuk apa kita banyak harta tetapi tidak sehat, yang terpenting adalah kesehatan itu
sendiri.

E. Fungsi keluarga
22. Fungsi afektif
Tn. M merupakan keluarga yang menyenangkan meskipun hidup dalam keadaan
ekonomi yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Ny. S istrinya dan ketiga anaknya yang
selalu menghormati dan menyayangi mereka. Tn. M selalu mengajarkan kepada anaknya
untuk menghormati orang yang lebih tua dan saling menyayangi satu sama lain.
23. Fungsi sosialisasi
Dalam hal pengasuhan anak, Tn. M menyerahkan sepenuhnya pada Ny. S namun
apabila ada masalah yang sulit dan mendesak biasanya mereka membicarakan bersama.

77
Menurut keluarga, anak adalah amanah yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya.
Keluarga mencoba menerapkan kedisiplinan kepada semua anak mereka. Sosialisasi
keluarga dengan lingkungan sekitar berjalan dengan baik, namun Ny. S mengatakan ia
jarang mengobrol dengan tetangga. Begitu juga dengan anak-anak mereka, biasanya
mereka bermain setelah pulang sekolah bersama anak yang lain nya di sekitar
rumah/tetangga.
24. Fungsi perawatan keluarga
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengetahui jika ada anggota keluarga yang menderita malnutrisi
(gizi kurang). Tn. M dan Ny. S mengetahui bahwa anak ke 3 nya menderita
malnutrisi (gizi kurang) setelah rutin menimbang BB nya di posyandu dekat
rumahnya. Keluarga belum mengetahui penyebab, tanda dan gejala dan dampak.
b. Kemampuan keluarga untuk mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
kesehatan
Keluarga belum mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
kesehatannya karena belum mengetahui banyak tentang masalah penyakit yang
dialami balita S.
c. Kemampuan keluarga melakukan perawatan
Keluarga belum mampu merawat anggota keluarga yang menderita
malnutrisi, karena keluarga saja kebingungan karena anaknya susah untuk disuruh
makan nasi dan makanan pokok lainnya. Yang keluarganya ketahui hanya banyak
makan makanan saja tanpa tahu makanan yang seimbang untuk balita S.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Keluarga belum mampu memodifikasi lingkungan, lingkungan di rumahnya
kurang sehat. Masih terdapat ruangan yang kurang rapih dan bersih di rumahnya.
e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga belum mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang dialami oleh anaknya, tetapi keluarga membawa ke bidan
terdekat apabila balita yang sakit, karena Ny. S mengatakan anaknya belum
terdaftar dalam KK jadi lebih sulit kalau ke Puskesmas. Ny. S selalu membawa An.
S ke Posyandu setiap tanggal 11 setiap bulannya. Apabila ada anggota keluarga
yang sakit dibawa ke Puskesmas atau bidan atau dokter terdekat.

F. Stress dan koping keluarga


25. Stressor jangka pendek dan panjang
Keluarga tidak merasakan adanya stressor saat ini. Menurut Ny. S, bila An. S tidak
mau makan itu sudah hal biasa karena kakak-kakaknya pun saat berusia 1 tahun lebih
makannya sulit. Keluarga merasakan adanya masalah yang membutuhkan penyelesaian.
26. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga memiliki sumber daya. Untuk berespon terhadap stressor yaitu :
a. Sistem dukungan social keluarga kuat. Keluarga besar ada bantuan selalu tersedia dan
dimanfaatkan oleh keluarga.
b. Tempat tinggal yang memadai, dengan sarana kesehatan yang sudah dijangkau oleh
keluarga
c. Pola komunikasi yang baik dalam keluarga. Pola asuh anak, Ny. S mengatakan selalu
mendukung apapun yang dilakukan anaknya yang terpenting positif, baik, dan
bermanfaat. Ny. S membebaskan anaknya apapun yang mereka lakukan dan tidak
mengekang, selama masih dalam batas yang normal. Ny. S sendiri yang mengasuh
ketiga anaknya dari bayi hingga sekarang. Ny. S mengatakan yang membuat dan
menyiapkan makanan Ny. S sendiri. Biasanya makanan disajikan dipiring biasa dan
tidak dihias hanya ditaruh begitu saja dan tidak dibentuk menarik. Makanan yang diolah
seperti sayur, lauk pauk, ikan, hati ayam, tahu dan tempe goreng dicuci terlebih dahulu
baru dimasak dan untuk sayur tidak terlalu lama dimasak.
27. Strategi koping yang digunakan
Koping yang digunakan jika ada masalah adalah dengan cara meminta pendapat dari

78
suaminya.
28. Strategi adaptasi disfungsional
Dalam beradaptasi dengan masalah yang ada keluarga menggunakan adaptasi yang
positif. Karena keluarga menyadari jika menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan
masalah tidak akan dapat menyelesaikan masalah justru akan semakin berlarut-larut dan
semakin rumit.

G. Harapan keluarga
Keluarga menginginkan petugas kesehatan/mahasiswa dapat memberikan penjelasan dan
informasi tentang kesehatan khususnya tentang malnutrisi (gizi kurang) mulai dari upaya agar
anak mau makan sampai gizi yang seimbang untuk balita, sehingga tidak timbul masalah
malnutrisi (gizi kurang) kembali. Dan keluarga berharap hidup bahagia bersama anggota
keluarga dan semua anggota keluarga sehat. Keluarga sangat mengharapkan bantuan dari
perawat untuk membantu mengatasi masalah An. S. Ny. S mengatakan ia ingin sekali An. S
makannya banyak dan sehat. Ny. S mengatakan buat apa kita banyak harta, tetapi tidak sehat,
kesehatan sangat penting dan utama bagi keluarga.

Tabel 4.2 Pemeriksaan fisik pasien


Pemeriksaan Nama anggota keluarga
Fisik Balita S
TD -
N 80x/menit
RR 22x/menit
BB 7 kg
TB 70 cm
LILA 12,75 cm
Rambut Bersih, kering dan tipis
Konjungtiva Tidak anemis
Sklera Tidak ikterik
Hidung Bersih
Telinga Bersih
Mulut Mukosa bibir kering
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Dada Tidak ada suara nafas tambahan, detak jantung
regular
Abdomen Buncit, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas Tidak ada varises, tidak ada edema
Kulit Sawo matang, kering
Turgor Kulit Baik
Keluhan -

79
2. Masalah keperawatan

a. Analisa data

NO DATA MASALAH KEPERAWATAN


DS : Gangguan pemenuhan kebutuhan
1 1. Menurut Ny. S, An. S sulit sekali nutrisi (kurang dari kebutuhan) :
makan defisit nutrisi pada keluarga bapak
2. Menurut Ny. S nafsu makan An. S M, khususnya anak S
kurang
3. Ny. S mengatakan asupan makan An.
S kurang, makan kadang sehari 3 kali
tetapi hanya 1 sendok makan paling
banyak
4. Ny. S mengatakan ia memberikan ASI
eksklusif kepada An. S sejak lahir
hingga sekarang
5. Ny. S mengatakan ia mencoba
memberikan susu formula kepada An.
S tetapi tidak habis diminum hanya ¼
gelas saja/hanya sedikit.
6. Menurut Ny. S, An. S seringkali
menderita diare, batuk ataupun pilek,
namun tidak pernah menderita sakit
yang parah

DO :
a. Pemeriksaan Antopoemetri
TB : 70 cm
BB saat ini : 7 kg
BB ideal : 11 kg
IMT :
BB/U : < -2 SD
TB/U : < - 2 SD
BB/TB : < - 2 SD
LILA : 12, 75 cm
b. Terlihat kurus
c. Apatis
DS : Ketidakmampuan keluarga
2 1. Ny. S mengatakan An. S lebih suka merawat anggota keluarga dengan
makan makanan yang ringan seperti malnutrisi
wafer, roti dan jajanan/makanan kecil
2. Keluarga mengatakan hanya
mengetahui sebagian penyakit
keluarganya, tetapi kurang memahami
tanda, gejala dan penyebab penyakit
An. S
3. Keluarga mengatakan belum mampu
mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatannya
karena belum mengetahui banyak
tentang masalah penyakit yang
dialami balita S, Ny. S hanya

80
mengatakan untuk mengatasi
malnutrisi yaitu dengan makan
makanan yang bergizi
4. Keluarga mengatakan tidak
mengetahui cara merawat pasien
dengan malnutrisi
5. Keluarga mengatakan tidak
mengetahui pentingnya kondisi
lingkungan yang nyaman untuk
kebaikan penderita malnutrisi.
Kondisi lingkungan Ny. S kurang
bersih dan rapih. Keluarga tidak tahu
memodifikasi lingkungan dengan
penderita malnutrisi, Ny. S hanya
mengatakan lingkungan bersih saja.
6. Keluarga mengatakan jika ada
keluarga yang sakit dibawa ke
Puskesmas. Tetapi jika balita S yang
sakit dibawa ke bidan terdekat.

DO :
a. Tidak dapat menjawab pertanyaan
cara merawat malnutrisi di rumah.
Data Subjektif : Ansietas pada keluarga Tn. M
3 1. Ny. S mengatakan khawatir dengan khususnya Ny. S
keadaan anaknya
2. Ny. S merasa bingung
3. Ny. S mengatakan selalu membawa
An. S ke posyandu, bila sakit biasanya
ia membawa An. S ke praktek bidan
dekat rumah
4. Ny. S mengatakan ia selalu bertanya
tentang masalah malnutrisi/keadaan
An. S kepada saudara dan kakaknya
Data Objektif :
a. Ny. S tampak bingung
b. Ny. S tampak cemas
Data Subjektif : Ketidakmampuan keluarga
4 1. Keluarga mengatakan hanya mengenal masalah malnutrisi pada
mengetahui sebagian penyakit anggota keluarga
keluarganya, tetapi kurang memahami
tanda, gejala dan penyebab penyakit
An. S
2. Keluarga mengatakan dulu anak
pertama dan kedua juga sama
mengalami malnutrisi, sama seperti
An. S saat ini
Data Objektif :
a. Tidak dapat menjawab pertanyaan
tentang malnutrisi

81
b. Diagnosis keperawatan

No Pasien

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan) : defisit nutrisi pada
keluarga Tn. M, khususnya An. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan malnutrisi

2. Ansietas pada keluarga Tn. M, khususnya Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah malnutrisi pada anggota keluarga.

c. Prioritas masalah/skoring
Tabel 4.4 Skoring dx. 1 An. S
No KRITERIA B SKOR PEMBENARAN
B
T
1 Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Masalah malnurisi (gizi kurang) telah terjadi pada
1. Aktual An. S dikarenakan asupan makanan yang kurang dan
(3) sering menderita sakit, sehingga daya tahan tubuhnya
2. Risiko 1 akan melemah dan akan mudah terserang penyakit
(2) serta terjadi penurunan berat badan.
3. Potensial
(1)
2 Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1 Keluarga memiliki sumber daya yang cukup kuat
diubah untuk mengatasi masalah yaitu :
1. Mudah 1. Penghasilan keluarga cukup untuk memberikan
(2) gizi yang baik untuk keluarga terutama An. S
2. Sebagian 2. Sistem dukungan sosial keluarga kuat
(1) 1 3. Keluarga besar ada dan bantuan selalu tersedia
3. Sulit untuk dimanfaatkan oleh keluarga
(0) 4. Pola komunikasi yang baik dalam keluarga
5. Ny. S tidak bekerja di luar rumah sehingga ia
mempunyai waktu yang cukup untuk merawat
An. S
3 Potensi masalah dicegah 2/2 x 1 = 1 Masalah sudah berlangsung cukup lama. Jarak rumah
1. Tinggi (3) ke pelayanan kesehatan dekat dan keluarga sering
2. Sedang membawa An. S ke posyandu dan pelayanan
1
(2) kesehatan apabila ia menderita sakit.
3. Rendah
(1)
4 Menonjolnya masalah ½x1=½ Keluarga merasakan adanya masalah namun mereka
1. Dirasakan dan mengatakan hal itu biasa pada anak kecil
segera diatasi
(2)
2. Dirasakan tetapi 1
tidak segera
diatasi(1)
3. Tidak dirasakan
(0)
TOTAL 3½

82
Tabel 4.5 Skoring dx. 2 An. S
No KRITERIA BBT SKOR PEMBENARAN
1 Sifat masalah 2/3 x 1 Ny. S mengatakan
1. Aktual = 2/3 khawatir dengan
(3) keadaan anaknya
2. Risiko 1
(2)
3. Potensial
(1)
2 Kemungkinan masalah diubah 1/2 x 2 Ny. S mengatakan
1. Mudah =1 selalu membawa An. S
(2) ke posyandu, bila sakit
2. Sebagian 2 biasanya ia membawa
(1) An. S ke praktek bidan
3. Sulit dekat rumah
(0)
3 Potensi masalah dicegah 2/3 x 1 Ny. S mengatakan ia
1. Tinggi = 2/3 selalu bertanya tentang
(3) masalah
2. Sedang 1 malnutrisi/keadaan An.
(2) S kepada saudara dan
3. Rendah kakaknya
(1)
4 Menonjolnya masalah 2/2 x 1 Ny. S mengatakan
1. Dirasakan dan segera diatasi =1 cemas nya berkurang
(2) saat ia mendapatkan
2. Dirasakan tetapi tidak segera 1 informasi mengenai
diatasi(1) masalah malnutrisi dari
3. Tidak dirasakan keluarga dan petugas
(0) kesehatan
TOTAL 2 4/3

Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :

No Pasien

1. Gangguan pemenuhuan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan) : defisit nutrisi pada
keluarga Tn. M, khususnya An. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan malnutrisi.

83
3. Rencana tindakan
Maka rencana keperawatan diuraikan sebagai berikut :

84
Tabel 4.7 Rencana keperawatan pasien
No Diagnosa Tujuan Kriteria evaluasi Rencana intervensi
keperawatan Jangka panjang Jangka pendek Kriteria Standar
1. Gangguan Setelah dilakukan Setelah dilakukan intervensi Respon Verbal 1. Malnutrisi yaitu keadaan 1. Diskusikan bersama
pemenuhan intervensi keperawatan selama 1x30 kurang gizi yang keluarga tentang
kebutuhan nutrisi: keperawatan selama menit, keluarga mampu : disebabkan rendahnya pengertian malnutrisi
defisit nutrisi pada 1x30 menit, selama 1 1. Mengenal masalah konsumsi energy dan 2. Jelaskan pada keluarga
keluarga Tn. M minggu, nutrisi An. S 1.1 Menjelaskan kembali protein dalam makanan mengenai penyebab dan
khususnya pada An. pada keluarga Tn. M pengertian malnutrisi pada anak sehari-hari sehingga tidak keadaan kurang gizi dan
S berhubungan menjadi adekuat 1.2 Menyebutkan kembali memenuhi kebutuhan gizi klasifikasi dari kurang gizi
dengan penyebab dari malnutrisi anak. dengan menggunakan
ketidakmampuan 1.3 Menyebutkan kembali tanda 2. 3 dari 5 penyebab dari lembar balik dan poster
keluarga mengenal dan gejala malnutrisi malnutrisi yaitu : 3. Jelaskan tanda dan gejala
masalah malnutrisi 1.4 Menjelaskan kembali kurangnya asupan dari malnutrisi
(kurang gizi) dampak yang dapat terjadi bila makanan, penyakit, 4. Jelaskan kepada keluarga
anak menderita malnutrisi ketahanan pangan keluarga mengenai dampak yang
kurang memadai, akan terjadi bila anak
3. Tanda dan gejala menderita malnutrisi
malnutrisi yaitu anak 5. Beri kesempatan pada
terlihat kurus, bila keluarga untuk bertanya
ditimbang pada KMS 6. Bantu keluarga untuk
berada pada pita kuning mengulangi apa yang telah
bawah atau BBI anak didiskusikan atau
kurang. dijelaskan
4. 3 dari 6 dampak balita 7. Beri pujian atas perilaku
dengan malnutrisi yaitu : yang benar.
balita mengalami
gangguan pertumbuhan
dan perkembangan fisik
kecerdasan dan prestasi
sekolah menurun, lebih
peka terhadap penyakit,
serangan infeksi, parasite,

85
fungsi tubuh menurun,
kematian.
2. Gangguan Setelah dilakukan 2. Mengambil keputusan untuk Respon Verbal 1. Keluarga menyatakan 1. Jelaskan kepada keluarga
pemenuhan intervensi mengatasi kondisi kurang gizi keputusannya dalam mengenai tindakan yang
kebutuhan nutrisi: keperawatan selama pada balita mengatasi masalah harus dilakukan saat anak
defisit nutrisi pada 1x30 menit, selama 1 malnutrisi pada An. S menderita kekurangan gizi
keluarga Tn. M minggu, nutrisi An. S 2. Bimbing dan motivasi
khususnya pada An. pada keluarga Tn. M keluarga untuk mengambil
S berhubungan menjadi adekuat keputusan dalam
dengan menangani masalah
ketidakmampuan malnutrisi pada anak S
keluarga 3. Beri pujian atas keputusan
mengambil yang diambil untuk
keputusan untuk mengatasi masalah
mengatasi kondisi malnutrisi pada anaknya.
malnutrisi (kurang
gizi pada balita
3. Gangguan Setelah dilakukan 3. Merawat An. S yang Respon Verbal 1. Keluarga dapat 1. Jelaskan pada keluarga
pemenuhan intervensi menderita malnutrisi dan redemonstrasi menjelaskan tentang cara tindakan-tindakan yang
kebutuhan nutrisi: keperawatan selama merawat balita dengan dapat dilakukan di rumah
defisit nutrisi pada 1x30 menit, selama 1 malnutrisi yaitu dengan untuk meningkatkan nafsu
keluarga Tn. M minggu, nutrisi An. S pemberian diit tinggi makan anak seperti:
khususnya pada An. pada keluarga Tn. M energy tinggi protein a. Membuat panganan
S berhubungan menjadi adekuat 2. Keluarga dapat bergizi dengan bentuk-
dengan mendemonstrasikan bentuk yang menarik
ketidakmampuan kembali dengan benar : b. Berikan makanan
keluarga merawat a. Cara menyusun menu dalam porsi kecil tapi
An. S yang makan dengan benar sering
menderita b. Cara menyajikan c. Pelihara kebersihan
malnutrisi (kurang makanan agar terlihat mulut anak dengan
gizi) lebih menarik baik
d. Anjurkan untuk sering
makan bersama
e. Buat suasana yang

86
menyenangkan dan
santai saat waktu
makan
f. Hindari makan kue
yang manis menjelang
waktu makan
g. Berikan kesempatan
pada anak untuk
memilih jenis makanan
bergizi yang sesuai
dengan seleranya
h. Tingkatkan aktivitas
anak
i. Hindari makanan yang
mengandung zat
pengawet dan pewarna
makanan
2. Demonstrasikan bersama
keluarga cara membuat
jadwal makan dengan
menu yang bergizi dan
cara menyajikan agar
terlihat menarik
3. Beri kesempatan pada
keluarga untuk
mendemonstrasikan
kembali
4. Gangguan Setelah dilakukan 4. Keluarga mampu Respon Verbal 1. Keluarga memperlihatkan 1. Jelaskan pentingnya
pemenuhan intervensi menciptakan lingkungan yang dekorasi ruang makan lingkungan dalam
kebutuhan nutrisi: keperawatan selama lebih kondusif sehingga dapat mempengaruhi asupan
defisit nutrisi pada 1x30 menit, selama 1 meningkatkan nafsu makan makanan pada anak
keluarga Tn. M minggu, nutrisi An. S anak 2. Diskusikan dengan
khususnya pada An. pada keluarga Tn. M keluaraga cara-cara untuk
S berhubungan menjadi adekuat menata lingkungan agar

87
dengan lebih menyenangkan
ketidakmampuan terutama untuk ruang
keluarga makan
menciptakan / 3. Motivasi keluarga untuk
memodifikasi menata ruang makan
lingkungan yang semenarik mungkin
kondusif untuk 4. Beri pujian atas penataan
meningkatkan nafsu yang telah dilakukan
makan anak
5. Gangguan Setelah dilakukan 5. Menggunakan fasilitas Kognitif 1. Keluarga mampu 1. Informasikan mengenai
pemenuhan intervensi kesehatan yang ada untuk menjelaskan tentang pengobatan dan
kebutuhan nutrisi: keperawatan selama mengatasi masalah: Manfaat kunjungan ke pendidikan kesehatan yang
defisit nutrisi pada 1x30 menit, selama 1 5.1 Menyebutkan manfaat pelayanan kesehatan dapat diperoleh keluarga
keluarga Tn. M minggu, nutrisi An. S kunjungan ke fasilitas kesehatan Mendapatkan pendidikan diklinik/pengobatan
khususnya pada An. pada keluarga Tn. M 5.2 Menyebutkan fasilitas kesehatan tentang gizi 2. Motivasi keluarga untuk
S berhubungan menjadi adekuat pelayanan kesehatan yang bisa seimbang menyebutkan kembali
dengan digunakan mampu 2. Fasilitas pelayanan hasil diskusi
ketidakmampuan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bisa 3. Diskusikan pada keluarga
keluarga kesehatan yang ada digunakan adalah manfaat menggunakan
menggunakan posyandu, puskesmas, fasilitas kesehatan.
fasilitas kesehatan balkesmas dan rumah sakit 4. Beri kesempatan pada
yang ada untuk keluarga untuk
mengatasi masalah menanyakan yang belum
kurang gizi atau dipahami mengenai
malnutrisi fasilitas kesehatan
5. Motivasi keluarga untuk
menggunakan pelayanan
kesehatan
6. Evaluasi kembali
pemahaman keluarga
mengenai pelayanan
kesehatan

88
4. Implementasi dan evaluasi hasil tindakan

89
Tabel 4.8 Implementasi dan evaluasi hasil tindakan keperawatan pasien
Tanggal No Evaluasi
dan TUK Implementasi Pasien
waktu Sebelum Sesudah
5 Maret 1 1. Mendiskusikan bersama keluarga tentang S: S:
2020 pengertian malnutrisi 1. Menurut Ny. S, An. S sulit 1. Keluarga mengatakan Malnutrisi
2. Menjelaskan pada keluarga mengenai sekali makan adalah masalah kekurangan zat
Pasien penyebab dan keadaan malnutrisi (kurang 2. Menurut Ny. S nafsu makan gizi atau masalah asupan zat gizi
(10.00) gizi) dan klasifikasi dari malnutrisi (kurang An. S kurang yang tidak sesuai dengan
gizi) dengan menggunakan lembar balik dan 3. Ny. S mengatakan asupan kebutuhan tubuh.
poster makan An. S kurang, makan 2. Keluarga mengatakan penyebab
3. Menjelaskan tanda dan gejala dari malnutrisi kadang sehari 3 kali tetapi malnutrisi adalah kurangnya
4. Menjelaskan kepada keluarga mengenai hanya 1 sendok makan asupan makanan, pola makan
dampak yang akan terjadi bila anak menderita paling banyak yang buruk, masalah system
malnutrisi 4. Keluarga mengatakan hanya pencernaan atau penyakit,
5. Memberi kesempatan pada keluarga untuk mengetahui sebagian kesehatan mental.
bertanya penyakit keluarganya, tetapi 3. Keluarga mengatakan klasifikasi
6. Membantu keluarga untuk mengulangi apa kurang memahami malnutrisi adalah stunting,
yang telah didiskusikan atau dijelaskan pengertian, penyebab, wasting, underweight dan
7. Memberi pujian atas perilaku yang benar. klasifikasi, tanda, gejala dan kekurangan vitamin serta
5 Maret 2 1. Menjelaskan kepada keluarga mengenai dampak penyakit An. S mineral.
2020 tindakan yang harus dilakukan saat anak 5. Keluarga mengatakan belum 4. Keluarga mengatakan tanda dan
menderita malnutrisi (kekurangan gizi) mampu mengambil gejala yang muncul yaitu
Pasien 2. Membimbing dan motivasi keluarga untuk keputusan untuk mengatasi penurunan berat badan, rambut
(10.30) mengambil keputusan dalam menangani masalah kesehatannya rontok, kulit kering, mata cekung.
masalah malnutrisi pada An. S karena belum mengetahui 5. Keluarga mengatakan dampak
3. Memberi pujian atas keputusan yang diambil banyak tentang masalah dari malnutrisi yaitu gangguan
untuk mengatasi masalah malnutrisi pada penyakit yang dialami balita pertumbuhan dan perkembangan,
anaknya S, Ny. S hanya mengatakan kecerdasan dan prestasi sekolah
5 Maret 3 1. Menjelaskan pada keluarga tindakan-tindakan untuk mengatasi malnutrisi menurun, lebih peka terhadap
2020 yang dapat dilakukan di rumah untuk yaitu dengan makan penyakit, serangan infeksi atau
meningkatkan nafsu makan anak seperti: makanan yang bergizi bakteri dan kematian.
Pasien a. Membuat panganan bergizi dengan 6. Keluarga mengatakan tidak 6. Keluarga mengatakan cara

90
(11.00) bentuk-bentuk yang menarik mengetahui cara merawat mengatasi malnutrisi di rumah
b. Memberikan makanan dalam porsi kecil pasien dengan malnutrisi atau perawatan di rumah yaitu
tapi sering 7. Keluarga mengatakan tidak makan makanan bergizi,
c. Memelihara kebersihan mulut anak dengan mengetahui pentingnya membuat makanan semenarik
baik kondisi lingkungan yang mungkin dan membuat camilan
d. Menganjurkan untuk sering makan nyaman untuk kebaikan disela makan.
bersama penderita malnutrisi. 7. Keluarga mengatakan akan
e. Membuat suasana yang menyenangkan Kondisi lingkungan Ny. S merawat keluarga yang sakit
dan santai saat waktu makan kurang bersih dan rapih. malnutrisi dengan cara yang telah
f. Menghindari makan kue yang manis Keluarga tidak tahu dijelaskan
menjelang waktu makan memodifikasi lingkungan 8. Keluarga mengatakan akan
g. Memberikan kesempatan pada anak untuk dengan penderita malnutrisi, melakukan cara tindakan
memilih jenis makanan bergizi yang sesuai Ny. S hanya mengatakan keperawatan untuk meningkatkan
dengan seleranya lingkungan bersih saja. nafsu makan anak yang sudah
h. Meningkatkan aktivitas anak 8. Keluarga mengatakan jika diajarkan.
i. Menghindari makanan yang mengandung ada keluarga yang sakit O:
zat pengawet dan pewarna makanan dibawa ke Puskesmas. a. Pemeriksaan Antopoemetri
2. Mendemonstrasikan bersama keluarga cara Tetapi jika balita S yang TB : 70 cm
membuat jadwal makan dengan menu yang sakit dibawa ke bidan BB saat ini : 7 kg
bergizi terdekat. BB ideal : 11 kg
3. Menjelaskan cara menyajikan makanan agar O: IMT :
terlihat menarik a. Pemeriksaan Antopoemetri BB/U : < -2 SD
4. Memberi kesempatan pada keluarga untuk TB : 70 cm TB/U : < - 2 SD
mendemonstrasikan kembali BB saat ini : 7 kg BB/TB : < - 2 SD
BB ideal : 11 kg LILA : 12, 75 cm
IMT : b. Keluarga mendemonstrasikan
BB/U : < -2 SD merawat pasien malnutrisi
TB/U : < - 2 SD yaitu dengan cara menyusun
BB/TB : < - 2 SD jadwal menu makanan sehari
LILA : 12, 75 cm yang seimbang
b. Terlihat agak kurus c. Keluarga menyimak
penjelasan dengan baik
A: d. Keluarga berusaha menjawab
1. TUK 1, 2, 3 belum tercapai setiap pertanyaan yang

91
P: diajukan
a. Lakukan TUK 1, 2, 3 A:
b. Demonstrasikan TUK 3.2 1. TUK 1, 2, 3 tercapai
P:
a. Evaluasi TUK 1, 2, 3
b. Demonstrasikan kembali TUK 3.2
c. Lanjutkan TUK 4
d. tentang cara memodifikasi
lingkungan untuk meningkatkan
nafsu makan pada pasien
malnutrisi
6 Maret 3.2 1. Mengevaluasi TUK 1, 2, 3 yang telah S: S:
2020 dilakukan pada pertemuan yang lalu 1. Ny. S mengatakan An. S 1. Ny. S mengatakan An. S masih
mengenai, pengertian, penyebab, tanda dan masih sulit makan sulit makan
Pasien gejala, serta dampak, mengambil keputusan 2. Ny. S mengatakan asupan 2. Ny. S mengatakan asupan makan
(10.00) atau cara mengatasi malnutrisi di rumah dan makan An. S kurang, makan An. S mulai meningkat, makan 3
cara merawat malnutrisi kadang sehari 3 kali tetapi kali sehari, 3 sendok makan
2. Mengajarkan bersama keluarga mengulang hanya 1 sendok makan paling banyak
cara merawat klien malnutrisi dengan paling banyak 3. Ny. S mengatakan An. S lebih
melakukan tindakan keperawatan untuk 3. Ny. S mengatakan An. S suka makan makanan yang
meningkatkan nafsu makan, diit tinggi energy lebih suka makan makanan ringan seperti wafer, roti dan
tinggi protein , cara menyusun jadwal menu yang ringan seperti wafer, jajanan/makanan kecil
makanan sehari yang seimbang dan cara roti dan jajanan/makanan 4. Keluarga mengatakan sudah
membuat makanan semenarik mungkin kecil mengerti mengenai pengertian
3. Memberi reinforcement positif atas tindakan 4. Keluarga mengatakan sudah malnutrisi, penyebab, tanda dan
yang telah dilakukan mengerti mengenai gejala, dampak, cara mengatasi
6 Maret 4 1. Menjelaskan pentingnya lingkungan dalam pengertian malnutrisi, dan bagaimana cara merawat
2020 mempengaruhi asupan makanan pada anak penyebab, tanda dan gejala, klien malnutrisi
2. Mendiskusikan dengan keluaraga cara-cara dampak, cara mengatasi dan 5. Keluarga mengatakan lingkungan
Pasien untuk menata lingkungan agar lebih bagaimana cara merawat yang baik bagi penderita
(10.30) menyenangkan klien malnutrisi malnutrisi yaitu lingkungan
3. Memotivasi keluarga untuk menata ruang di 5. Keluarga mengatakan sudah dingin atau sejuk, lingkungan
rumah semenarik mungkin, rapih dan bersih melakukan perawatan untuk nyaman, lingkungan
serta nyaman dan sejuk atau dingin klien malnutrisi sesuai menyenangkan dan lingkungan

92
4. Memberi pujian atas penataan yang telah sesuai yang diajarkan yang rapih dan bersih.
dilakukan 6. Keluarga mengatakan belum 6. Keluarga mengatakan sudah
tahu mengenai lingkungan melakukan perawatan untuk klien
yang baik bagi penderita malnutrisi sesuai sesuai yang
malnutrisi diajarkan dengan membuat
O: jadwal menu makanan sehari
a. Pemeriksaan Antopoemetri yang seimbang
TB : 70 cm O:
BB saat ini : 7 kg a. Pemeriksaan Antopoemetri
BB ideal : 11 kg TB : 70 cm
IMT : BB saat ini : 7 kg
BB/U : < -2 SD BB ideal : 11 kg
TB/U : < - 2 SD IMT :
BB/TB : < - 2 SD BB/U : < -2 SD
LILA : 12, 75 cm TB/U : < - 2 SD
b. Terlihat kurus BB/TB : < - 2 SD
c. Makan 3 kali sehari, 1 LILA : 12, 75 cm
sendok makan paling banyak b. Terlihat kurus
d. Keluarga berusaha c. Frekuensi makan mulai
menjawab setiap pertanyaan meningkat, makan 3 kali sehari, 3
yang diajukan sendok makan paling banyak
A: d. Keluarga menyimak penjelasan
1. TUK 1, 2, 3 tercapai dengan baik
P: e. Keluarga menjawab pertanyaan
a. Evaluasi kembali TUK 1, 2, yang diajukan
3 f. Keluarga mendemonstrasikan
b. Demonstrasikan kembali cara perawatan malnutrisi yang
TUK 3.2 baik dan benar
c. Lanjutkan TUK 4 A:
1. TUK 1, 2, 3, 4 tercapai
P:
a. Evaluasi TUK 1, 2, 3, 4
b. Mendemonstrasikan kembali
TUK 3.2

93
c. Lanjutkan TUK 5
7 Maret 4.2 1. Mengevaluasi TUK 1, 2, 3, 4 yang telah S: S:
2020 dilakukan pada pertemuan sebelumnya 1. Ny. S mengatakan An. S 1. Ny. S mengatakan asupan makan
2. Mengajarkan bersama keluarga mengulang masih sulit makan An. S mulai meningkat, makan 3
Pasien cara merawat klien malnutrisi dengan 2. Ny. S mengatakan asupan kali sehari 3 sendok makan
(11.00) melakukan tindakan keperawatan untuk makan An. S mulai 2. Ny. S mengatakan An. S mulai
meningkatkan nafsu makan, diit tinggi energy meningkat, makan sehari 3 tidak minum atau makan yang
tinggi protein , cara menyusun jadwal menu kali 3 sendok makan paling manis sebelum makan seperti teh
makanan sehari yang seimbang dan cara banyak manis
membuat makanan semenarik mungkin 3. Ny. S mengatakan An. S 3. Keluarga mengatakan sudah
3. Memberi reinforcement positif atas tindakan lebih suka makan makanan mengerti mengenai pengertian
yang telah dilakukan yang ringan seperti wafer, malnutrisi, penyebab, tanda dan
7 Maret 5 1. Menginformasikan mengenai pengobatan dan roti dan jajanan/makanan gejala, dampak, cara mengatasi
2020 pendidikan kesehatan yang dapat diperoleh kecil dan bagaimana cara merawat
keluarga diklinik/pengobatan 4. Ny. S mengatakan An. S klien malnutrisi
Pasien 2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan suka minum dan makan 4. Keluarga mengatakan lingkungan
(11.30) kembali hasil diskusi yang manis seperti : teh yang baik bagi penderita
3. Mendiskusikan pada keluarga manfaat manis sebelum makan malnutrisi yaitu lingkungan
menggunakan fasilitas kesehatan. 5. Keluarga mengatakan sudah dingin atau sejuk, lingkungan
4. Memberi kesempatan pada keluarga untuk mengerti mengenai nyaman, lingkungan
menanyakan yang belum dipahami mengenai pengertian malnutrisi, menyenangkan dan lingkungan
fasilitas kesehatan penyebab, tanda dan gejala, yang rapih dan bersih.
5. Memotivasi keluarga untuk menggunakan dampak, cara mengatasi dan 5. Keluarga mengatakan jika ada
pelayanan kesehatan bagaimana cara merawat keluarga yang sakit dibawa ke
6. Mengevaluasi kembali pemahaman keluarga klien malnutrisi Puskesmas, bidan atau dokter
mengenai pelayanan kesehatan 6. Keluarga mengatakan terdekat. Dan akan lebih
lingkungan yang baik bagi memanfaatkan fasilitas pelayanan
penderita malnutrisi yaitu kesehatan yang ada seperti :
lingkungan dingin atau posyandu, puskesmas, balkesmas,
sejuk, lingkungan nyaman, rumah sakit
lingkungan menyenangkan 6. Keluarga mengatakan sudah
dan lingkungan yang rapih melakukan perawatan untuk klien
dan bersih. malnutrisi sesuai sesuai yang
7. Keluarga mengatakan tidak diajarkan dengan membuat

94
mengerti cara memanfaatkan jadwal menu makanan sehari
fasilitas kesehatan yang seimbang
O:
O: a. Pemeriksaan Antopoemetri
a. Pemeriksaan Antopoemetri TB : 70 cm
TB : 70 cm BB saat ini : 7 kg
BB saat ini : 7 kg BB ideal : 11 kg
BB ideal : 11 kg IMT :
IMT : BB/U : < -2 SD
BB/U : < -2 SD TB/U : < - 2 SD
TB/U : < - 2 SD BB/TB : < - 2 SD
BB/TB : < - 2 SD LILA : 12, 75 cm
LILA : 12, 75 cm b. Terlihat kurus
b. Terlihat kurus c. Frekuensi makan mulai
c. Frekuensi makan mulai meningkat, makan 3 kali sehari, 3
meningkat, makan 3 kali sendok makan paling banyak
sehari, 3 sendok makan d. Tidak makan atau minum yang
paling banyak manis sebelum makan seperti teh
d. Keluarga berusaha manis
menjawab setiap pertanyaan e. Keluarga menyimak penjelasan
yang diajukan dengan baik
A: f. Keluarga berusaha menjawab
1. TUK 1, 2, 3, 4 sudah setiap pertanyaan yang diajukan
tercapai g. Keluarga mendemonstrasikan
P: cara perawatan klien malnutrisi
a. Evaluasi TUK 1, 2, 3, 4 dengan benar
b. Demonstrasikan kembali A:
TUK 3.2 1. TUK 1, 2, 3, 4, 5 sudah tercapai
c. Lanjutkan TUK 5 P:
a. Evaluasi TUK 1, 2, 3, 4, 5
8 Maret 1. Mengevaluasi TUK 1, 2, 3, 4, 5 yang telah S: S:
2020 dilakukan pada pertemuan sebelumnya 1. Ny. S mengatakan asupan 1. Ny. S mengatakan asupan makan
2. Memberi reinforcement positif atas tindakan makan An. S mulai An. S mulai meningkat, makan 3
Pasien yang telah dilakukan meningkat, makan 3 kali kali sehari 3 sendok makan

95
(14.30) sehari 3 sendok makan 2. Ny. S mengatakan An. S mulai
2. Ny. S mengatakan An. S tidak minum atau makan yang
mulai tidak minum atau manis sebelum makan seperti teh
makan yang manis sebelum manis
makan seperti teh manis 3. Keluarga mengatakan sudah
3. Keluarga mengatakan sudah mengerti mengenai pengertian
mengerti mengenai malnutrisi, penyebab, tanda dan
pengertian malnutrisi, gejala, dampak, cara mengatasi
penyebab, tanda dan gejala, dan bagaimana cara merawat
dampak, cara mengatasi dan klien malnutrisi
bagaimana cara merawat 4. Keluarga mengatakan cara
klien malnutrisi merawat klien malnutrisi dengan
4. Keluarga mengatakan melakukan tindakan keperawatan
lingkungan yang baik bagi untuk meningkatkan nafsu
penderita malnutrisi yaitu makan, diit tinggi energy tinggi
lingkungan dingin atau protein , cara menyusun jadwal
sejuk, lingkungan nyaman, menu makanan sehari yang
lingkungan menyenangkan seimbang dan cara membuat
dan lingkungan yang rapih makanan semenarik mungkin
dan bersih. 5. Keluarga mengatakan sudah
5. Keluarga mengatakan jika melakukan perawatan untuk klien
ada keluarga yang sakit malnutrisi sesuai sesuai yang
dibawa ke Puskesmas, bidan diajarkan dengan membuat
atau dokter terdekat. Dan jadwal menu makanan sehari
akan lebih memanfaatkan yang seimbang
fasilitas pelayanan kesehatan 6. Keluarga mengatakan lingkungan
yang ada seperti : posyandu, yang baik bagi penderita
puskesmas, balkesmas, malnutrisi yaitu lingkungan
rumah sakit dingin atau sejuk, lingkungan
O: nyaman, lingkungan
a. Pemeriksaan Antopoemetri menyenangkan dan lingkungan
TB : 70 cm yang rapih dan bersih.
BB saat ini : 7 kg 7. Keluarga mengatakan jika ada
BB ideal : 11 kg keluarga yang sakit dibawa ke

96
IMT : Puskesmas, bidan atau dokter
BB/U : < -2 SD terdekat. Dan akan lebih
TB/U : < - 2 SD memanfaatkan fasilitas pelayanan
BB/TB : < - 2 SD kesehatan yang ada seperti :
LILA : 12, 75 cm posyandu, puskesmas, balkesmas,
b. Terlihat kurus rumah sakit
c. Frekuensi makan mulai O:
meningkat, makan 3 kali Ada sedikit perubahan pada
sehari, 3 sendok makan pemeriksaan antropometri
paling banyak a. Pemeriksaan Antopoemetri
d. Tidak makan atau minum TB : 71 cm (tinggi badan
yang manis sebelum makan naik)
seperti teh manis BB saat ini : 7, 3 kg (berat badan
e. Keluarga berusaha naik)
menjawab setiap pertanyaan BB ideal : 11 kg
yang diajukan IMT :
A: BB/U : -2 SD
1. TUK 1, 2, 3, 4, 5 tercapai TB/U : - 2 SD
P: BB/TB :- 2 SD
a. Evaluasi TUK 1, 2, 3, 4, 5 LILA : 13 cm (lila naik)
b. Terlihat kurus
c. Frekuensi makan mulai
meningkat, makan 3 kali sehari, 3
sendok makan paling banyak
d. Tidak makan atau minum yang
manis sebelum makan seperti teh
manis
e. Keluarga berusaha menjawab
pertanyaan yang diajukan
A:
1. TUK 1, 2, 3, 4, 5 sudah tercapai
P:
a. Evaluasi perilaku keluarga

97
C. Pembahasan
Diuraikan pembahasan dari hasil pengumpulan data sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian nutrisi dilakukan untuk mengumpulkan data sehingga dapat
dianalisa dan dibuat rencana asuhan keperawatan tentang masalah nutrisi.
Komponen-komponen pengkajian nutrisi meliputi pengukuran antopometrik,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan biokimia dan riwayat diet. Salah satunya
pengukuran antropometrik (Ahmad & Nita, 2013: 90). Pengukuran
antropometrik meliputi tinggi badan, berat badan, tebal lipatan kulit dan
lengan. Beberapa bagian tubuh seperti kepala, dada, dan lengan adalah área
pengukuran antropometrik. Tujuan pengukuran antropometrik adalah untuk
mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi dan ketersediaan energi
pada tubuh (Ahmad & Nita, 2013: 90).
a. Usia
Pada semua usia namun, kebanyakan kasusnya lebih sering
dilaporkan dialami oleh anak-anak. Pada kasus ini, subjek asuhan berusia
1 tahun 5 bulan. Cara mengatasi malnutrisi (kurang gizi) biasanya
disesuaikan kembali dengan tingkat keparahan dan kondisi khusus yang
dialami masing-masing anak (Karinta & Damar, 2019). Usia 1-3 tahun
merupakan usia yang rentan mengalami gangguan nutrisi, pada usia ini
sering anak mengalami defisiensi vitamin A ataupun malnutrisi energy
protein. Hal ini disebabkan pada usia toddler, anak mulai susah makan,
nafsu makan selalu berubah dan cepat bosan. Sementara gizi yang baik
dikombinasi dengan kebiasaan makan yang baik akan menjadi bekal
kesehatan toddler di masa yang akan datang. Makanan yang seimbang
menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi anak untuk energy dan pertumbuhan
anak. Pengaturan makan yang baik dapat melindungi anak dari infeksi,
penyakit, membantu perkembangan mental dan kemampuan belajar
(Susanti, 2017: 160).
Dampak dari kekurangan gizi selama periode kritis 1.000 hari
pertama kehidupan (dimulai pada saat kehamilan (270 hari) sampai anak

98
berusia dua tahun (730 hari)) berlangsung seumur hidup. Intervensi untuk
meningkatkan status gizi ibu dan anak selama periode ini memiliki
dampak besar dalam kehidupan. Malnutrisi pada awal kehidupan dapat
menyebabkan dampak permanen dari perkembangan otak, system
kekebalan tubuh dan pertumbuhan fisik (Sandra, Ahmad & Arinda, 2017:
50).
b. Jenis kelamin
Subjek asuhan dalam penelitian yang penulis lakukan yaitu pasien
berjenis kelamin perempuan. Malnutrisi dapat terjadi pada siapa saja, baik
itu laki-laki maupun wanita (Karinta & Damar, 2019).
c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan saat ini didapatkan subjek menderita malnutrisi
(gizi kurang) dimana berat badan saat ini berada di bawah garis kuning.
Ny. S mengatakan An. S mengalami BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).
Ny. S mengatakan ia memberikan ASI eksklusif kepada An. S sejak lahir
hingga sekarang. Ny. S mengatakan ia mencoba memberikan susu formula
kepada An. S tetapi tidak habis diminum hanya ¼ gelas saja/hanya sedikit.
Menurut Ny. S, An. S seringkali menderita diare, batuk ataupun pilek. Ny. S
mengatakan selalu membawa An. S ke posyandu, bila sakit biasanya ia
membawa An. S ke praktek bidan dekat rumah.
Saat ditanya mengenai malnutrisi (gizi kurang), Ny. S dapat menjelaskan
dengan sederhana bahwa malnutrisi (gizi kurang) adalah kekurangan zat
gizi. Ny. S mengatakan khawatir dengan keadaan anaknya. Ny. S
mengatakan ia selalu bertanya tentang masalah malnutrisi/keadaan An. S
kepada saudara dan kakaknya. Menurut Ny. S, An. S sulit sekali makan, Ny.
S mengatakan nafsu makan An. S menurun. Ny. S mengatakan asupan
makan An. S kurang, frekuensi makan kadang sehari 3 kali tetapi hanya 1
sendok makan paling banyak. Ny. S mengatakan An. S lebih suka makan
makanan yang ringan seperti wafer, roti dan jajanan/makanan kecil. Ny. S
mengatakan selalu membawa An. S ke posyandu, bila sakit biasanya ia
membawa An. S ke praktek bidan dekat rumah.

99
d. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik nutrisi pada An. S didapatkan data yaitu
Pemeriksaan Antopoemetri TB 70 cm, BB saat ini 7 kg, BB ideal 11 kg,
IMT : BB/U < -2 SD, TB/U < - 2 SD, BB/TB < - 2 SD, LILA 12, 75 cm.
An. S tampak kurus dan apatis.
Pengkajian nutrisi antara lain : berat badan pasien 7 kg, sedangkan
rata-rata berat badan ideal menurut Kemenkes RI yaitu usia 1-3 tahun
adalah 9,9 kg-14,3 kg dan tinggi badan pasien 70 cm, sedangkan rerata
tinggi badan ideal menurut Kemenkes RI usia 1-3 tahun adalah 75,7 cm-
96,1 cm. Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya, Body Mass
Index (BMI) atau Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Ideal Body Weight (IBW)
atau Berat Badan Ideal (BBI) (Tarwoto & Wartonah, 2015: 72). IMT
berdasarkan BB/U, TB/U dan BB/TB. Hal ini terlihat pada pasien bahwa,
berat badan berdasarkan umur (BB/U), indicator ini digunakan oleh anak
usia 0-60 bulan, kategori penilaiannya pada pasien adalah berat badan
kurang <-2 SD, tinggi badan berdasarkan umur (TB/U), indicator ini
digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, kategori penilaiannya pada pasien
adalah pendek (stunting) <-2 SD dan berat badan berdasarkan tinggi badan
(BB/TB), indicator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, kategori
penilaiannya pada pasien adalah kurus (wasting) <-2 SD. Sedangkan IMT
normal indicator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan : BB/U berat
badan normal : > -2 SD sampai 3 SD, TB/U di atas normal : -2 SD sampai
dengan 2 SD dan BB/TB normal : -2 SD sampai dengan 2 SD. BB Ideal
adapun rumus BBI anak, Berat Badan Ideal Balita (0-5 tahun) bisa juga
digunakan sampai dengan usia 10 tahun : BBI anak = 2n + 8, 2 x 1,5 + 8 =
11 kg, jadi BB Ideal pasien adalah 11 kg. Pengukuran lingkar lengan atas
(LLA), untuk anak laki-laki dan perempuan umur 1-2 tahun, pada pasien
adalah 80% standart batas terendah gizi kurang yaitu 12, 75 cm. Sedangkan
pengukuran lingkar lengan atas (LLA), untuk anak laki-laki dan perempuan
umur 1-2 tahun, pada pasien adalah 85% standart batas terendah gizi baik
yaitu 13,5 cm (Ahmad & Nita, 2013: 94).

100
2. Diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
diperoleh dari pengkajian.Proses perumusan diagnosa diawali dengan analisis
data, penentuan diagnosis, penentuan prioritas diagnosis. Analisis data untuk
mengelompokkan data hasil pengkajian menjadi data subjektif (DS) dan data
objektif (DO). Pernyataan langsung dari klien dan keluarga termasuk DS,
sedangkan DO diambil dari observasi, atau data selain dari pernyataan
langsung dari klien dan keluarga. Rumusan masalah berdasarkan Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) dan etiologi berdasarkan hasil
pengkajian dari tugas perawatan keluarga yang terdiri dari 5 tugas yaitu
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengambil
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan
yang dapat meningkatkan kesehatan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada (Achjar, 2010).
Berdasarkan pasien didapatkan data subjektif dan data objektif dalam
menunjang perumusan diagnosis yaitu pasien mengeluh sulit makan, nafsu
makan kurang dan asupan makan kurang. BB pasien kurang dari BB ideal
dan tidak sesuai dengan IMT sesuai usia pasien. Pasien tampak kurus dan
apatis. Keluarga tidak mengetahui mengenai penyakit malnutrisi, penyebab,
klasifikasi, tanda dan gejala dan dampak, cara mengatasi, cara merawat
pasien dengan malnutrisi, cara memodifikasi lingkungan bagi penderita
malnutrisi dan pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Maka dapat dirumuskan diagnosa utama keperawatan keluarga pada
pasien yaitu gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan)
: defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota
keluarga yang sakit.

3. Rencana keperawatan
Rencana keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, meliputi
tujuan umum dan khusus, kriteria, standar dan inervensi. Kriteria dan standar
merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap

101
tindakan keperawatan berdasarkan tujuan umum dan khusus.Tujuan umum
mengacu pada problem dan tujuan khusus mengacu pada etiologi (Achjar,
2010).
Rencana keperawatan pada klien difokuskan pada tindakan keperawatan
atau difokuskan untuk merawat keluarga yang sakit untuk meningkatkan
asupan makan klien, tindakan keperawatannya yaitu upaya meningkatkan
nafsu makan anak, menganjurkan untuk/pemberian diit tinggi energy tinggi
protein, membuat jadwal makan dengan menu yang bergizi atau menyusun
menu makan dengan benar dan bagaimana cara menyajikan makanan agar
terlihat lebih menarik atau cara membuat makanan menjadi semenarik
mungkin.
Hal ini sesuai dengan rencana keperawatan yaitu upaya peningkatan
nafsu makan klien dapat dilakukan dengan cara menyediakan lingkungan
yang nyaman pada saat klien makan, melakukan perawatan oral hygiene
sebelum waktu makan dan berkolaborasi dengan ahli gizi agar cara
menghidangkan makanan secara menarik dan menu yang bervariasi. Makanan
yang telah dingin atau makanan dingin yang tidak dihangatkan dapat
menurunkan nafsu makan. Adanya penyakit juga dapat berpengaruh terhadap
nafsu makan (Susanti, 2017: 218), menganjurkan untuk/pemberian diit tinggi
energy tinggi protein diet ini diperlukan untuk pasien gizi kurang diet ini
mengandung energy dan protein di atas kebutuhan normal untuk memenuhi
kebutuhan energi dan protein yang meningkat, mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan tubuh dan menambah berat badan hingga mencapai berat
badan normal (Ahmad & Nita, 2013: 153), membuat jadwal makan dengan
menu yang bergizi pemberian makanan utama sebaiknya diberikan saat anak
lapar dan dalam kuantitas serta kualitas baik untuk menjamin kecukupan gizi
juga pola makan optimal (Sandra, Ahmad & Arinda, 2017: 62). Kebutuhan
sehari-hari toddler akan energy (kalori) dan zat gizi sangat tinggi, terutama
sewaktu anak mulai berjalan. Pada masa toddler, anak menjadi lebih aktif dan
berkembang pesat. Kebutuhan makan toddler sekitar 3 kali sehari dengan porsi
1/3 – ½ porsi orang dewasa dan pemberian makan selingan di antara waktu

102
makan. Makanan yang diberikan hendaknya mudah dicerna dan bergizi tinggi,
minimalkan mengkonsumsi makanan yang bersifat sebagai snack karena hanya
membuat kenyang dan membuat anak tidak mau makan (Susanti, 2017: 160)
dan cara menyajikan makanan agar terlihat lebih menarik atau cara membuat
makanan menjadi semenarik mungkin memberikan makan kepada anak usia
prasekolah memerlukan persiapan dan perlu memerhatikan beberapa hal.
Makanan untuk anak sebaiknya mempunyai penampilan yang menarik, aroma
menggoda, dan rasa yang enak. Balita sering bereksperimen dan tertarik
untuk mencoba makanan baru. Orang tua dapat memanfaatkan ketertarikan
ini dengan memperluas variasi berbagai jenis makanan untuk anak. Makanan
harus dipersiapkan dengan matang, dimasak dengan benar, dimasak dengan
benar, dan disajikan dengan penampilan yang menarik. Penampilan yang
menarik dapat menjadi kunci agar anak mau mencoba makanan baru.
Makanan yang berwarna-warni memiliki daya Tarik visual yang sangat baik
untuk anak-anak.

4. Implementasi dan evaluasi


Implementasi dilakukan selama 4 kali pertemuan pada pasien, dengan
menerapkan TUK 1 sampai TUK 5, namun disetiap harinya difokuskan pada
TUK 3.2 yaitu mendemonstrasikan cara merawat nutrisi pada pasien
malnutrisi.
Evaluasi hasil asuhan keperawatan pada klien malnutrisi yaitu pada
pasien sebelum dilakukan tindakan keperawatan dan makan makanan
tambahan dari Puskesmas BB saat ini 7 kg dan setelah dilakukan tindakan
keperawatan dan makan makanan tambahan dari Puskesmas BB sekarang 7,3
kg. Frekuensi makan pasien juga meningkat semula hanya makan 1 sendok
makan sehari sekrang lebih sering makan 3 sendok makan 3 kali dalam sehari
serta tidak makan dan minum yang manis sebelum makan seperti : teh manis.
Hal ini sesuai dengan rencana keperawatan pada klien difokuskan pada
tindakan keperawatan atau difokuskan untuk merawat keluarga yang sakit
untuk meningkatkan asupan makan klien, tindakan keperawatannya yaitu

103
upaya meningkatkan nafsu makan anak, menganjurkan untuk/pemberian diit
tinggi energy tinggi protein , membuat jadwal makan dengan menu yang
bergizi atau menyusun menu makan dengan benar dan bagaimana cara
menyajikan makanan agar terlihat lebih menarik atau cara membuat makanan
menjadi semenarik mungkin.
Jadi pada kenyataan di lapangan yang penulis temukan yaitu setelah
dilakukan tindakan keperawatan cara merawat anggota keluarga dengan
malnutrisi menunjukkan perubahan nutrisi yang cukup pada klien.
D. Keterbatasan
Saat melakukan asuhan keperawatan penulis menemukan keterbatasan
yaitu timbangan BB yang digunakan berbeda dan pasien kurang kooperatif saat
akan menimbang BB, karena usia pasien masih kecil dan rewel serta takut pada
orang lain dan petugas kesehatan. Selain itu dalam 5 tugas perawatan keluarga
untuk tugas keperawatan keluarga mengenai cara memodifikasi lingkungan
rumah bagi klien malnutrisi, karena tidak terdapat ruang makan, keluarga
mengatakan sebelumnya ada tetapi dibongkar karena membuat kamar tidur satu
lagi dan kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan belum maksimal
dalam pengaplikasiannya pada keluarga tersebut.

104
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengumpulan data dapat dibuat kesimpulan secara umum
sebagai berikut :
1. Pengkajian telah mengidentifikasi riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik
dan tugas kesehatan keluarga. Hasil pengumpulan data didapatkan bahwa
pasien memiliki masalah kesehatan malnutrisi dengan tanda dan gejala
penurunan berat badan, tampak agak kurus, kulit kering. Pemeriksaan fisik
nutrisi pasien yaitu pada An. S didapatkan data yaitu Pemeriksaan
AntopoemetriTB 70 cm, BB saat ini 7 kg, BB ideal 11 kg, IMT : BB/U < -
2 SD, TB/U < - 2 SD, BB/TB < - 2 SD, LILA 12, 75 cm. An. S tampak
kurus dan apatis. Berdasarkan 5 tugas kesehatan keluarga pada pasien dan
keluarga didapatkan keluarga tidak tahu tentang penyakit dan cara
merawat anggota keluarga yang menderita malnutrisi.
2. Masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada subjek asuhan yaitu
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan etiologi ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang menderita penyakit malnutrisi.
3. Intervensi keperawatan utama yang dilakukan yaitu rencana keperawatan
pada klien difokuskan pada tindakan keperawatan atau difokuskan untuk
merawat keluarga yang sakit untuk meningkatkan asupan makan klien,
tindakan keperawatannya yaitu upaya meningkatkan nafsu makan anak,
menganjurkan untuk/pemberian diit tinggi energy tinggi protein ,
membuat jadwal makan dengan menu yang bergizi atau menyusun menu
makan dengan benar dan bagaimana cara menyajikan makanan agar
terlihat lebih menarik atau cara membuat makanan menjadi semenarik
mungkin.
4. Implementasi dilakukan 1x60 menit perhari selama empat hari berturut-
turut pada subjek asuhan. Pada hari pertama sampai hari ketiga dilakukan
pendidikan kesehatan kurang lebih selama 30 menit dan 30 menit untuk

105
mendemonstrasikan tindakan keperawatan mengatasi malnutrisi yaitu
mendemonstrasikan bersama keluarga cara membuat jadwal makan
dengan menu yang bergizi, menjelaskan cara menyajikan makanan agar
terlihat menarik dan memberi kesempatan pada keluarga untuk
mendemonstrasikan kembali, pada hari ke-empat hanya dilakukan
tindakan keperawatan dan evaluasi terhadap penilaian status nutrisi oleh
subjek asuhan. Pada saat implementasi, penulis di dampingi pihak
Puskesmas dan Ibu kader Posyandu.
5. Evaluasi hasil asuhan keperawatan pada klien malnutrisi dengan masalah
keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dapat disimpulkan
bahwa setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga untuk mengatasi
nutrisi pada klien malnutrisi terjadi perubahan BB dan frekuensi makan
yang cukup baik. Pengkajian antropometri pasien yaitu BB dari 7 kg
berubah menjadi BB 7,3 kg, TB dari 70 cm berubah menjadi 71 cm dan
LILA dari 12, 75 cm berubah menjadi 13 cm. Frekuensi makan dari 1
sendok makan menjadi 3 sendok makan. Keluarga pasien dapat
mendemonstrasikan cara membuat jadwal makan dengan menu yang
bergizi dan dapat menjelaskan cara menyajikan makanan agar terlihat
menarik.

B. Saran
Beberapa rekomendasi dari hasil pengumpulan data ini diuraikan sebagai
berikut :
1. Bagi pelayanan keperawatan
Bahwa untuk meningkatkan asupan makanan atau berat badan klien
dapat dengan melakukan tindakan, upaya meningkatkan nafsu makan anak,
menganjurkan untuk/pemberian diit tinggi energy tinggi protein, membuat
jadwal makan dengan menu yang bergizi atau menyusun menu makan dengan
benar dan bagaimana cara menyajikan makanan agar terlihat lebih menarik
atau cara membuat makanan menjadi semenarik mungkin. Tindakan
keperawatan ini dapat menjadi salah satu intervensi mandiri keperawatan

106
yang dapat dilakukan perawat untuk mengatasi masalah nutrisi pada klien
malnutrisi atau dalam manajemen nutrisi dan menjadi salah satu SOP dalam
perawatan pada klien malnutrisi.
2. Bagi pelayanan pendidikan
Hasil pengumpulan data ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan peserta didik yang lebih luas tentang asuhan keperawatan pada
klien malnutrisi dengan masalah keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi.
3. Bagi penulis selanjutnya
Hasil pengumpulan data ini direkomendasikan untuk penulis lebih lanjut
tentang tindakan keperawatan pada klien malnutrisi dengan masalah
keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi atau jenis tindakan
lainnya dengan jumlah subjek asuhan yang lebih banyak, kriteria yang lebih
spesifik dan waktu terapi dan frekuensi yang lebih panjang serta menggunakan
desain metode penulisan yang lebih baik lagi.Pentingnya mengembangkan
berbagai improvisasi teori-teori keperawatan dan bisa dilakukan pengumpulan
data ini dengan menggunakan sampel yang lebih besar dan pedoman
pengukuran tidak hanya tingkat nutrisi saja.

107
DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto, Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan


Edisi 5. Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Medika.
Tarwoto, Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 4. Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Medika.
Haswita, Reni. 2017. Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan
Dan Kebidanan. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.
Wahit, Nurul. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi Dalam
Praktik, 2005. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Aziz, A. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Dan Konsep Dan Proses
Keperawatan. 2006. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Niman. Susanti. ILMU DASAR Keperawatan Pengantar Ilmu Gizi Untuk
Perawat. 2017. Jakarta: CV. Info Trans Media.
Ahmad, Nita. Nutrisi & Keperawatan. 2013. Yogyakarta: DUA SATRIA
OFFSET.
Sandra. Ahmad. Arinda. Gizi Anak Dan Remaja. 2017. Depok: RAJAWALI
PERS.
Yohanes. Yasinta. Asuhan Keperawatan KELUARGA Konsep dan Praktik. 2013.
Yogyakarta: Medical Book.
PADILA. Buku Ajar KEPERAWATAN KELUARGA Dilengkapi Aplikasi Kasus
Askep Keluarga Terapi Herbal dan Terapi Modalitas. 2015. Yogyakarta: Medical
Book.
PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Diagnostik. 2017. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Indonesia.
PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan
Keperawatan. 2018. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan
Keperawatan. 2019. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.

108
Diakses pada tanggal 18-2-2020
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/malnutrisi/
http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Buku-
Saku-Nasional-PSG-2017_975.pdf
http://lagizi.com/gizi-buruk-pada-anak/
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/25/177-balita-indonesia-
masih-mengalami-masalah-gizi
https://jateng.sindonews.com/read/10147/3/unicef-laporkan-bahwa-jutaan-anak-
indonesia-malnutrisi-karena-mi-instan-1571541000
http://kurniakhairunisa030493.blogspot.com/2013/12/malnutrisi.html

Diakses pada tanggal 20-2-2020


https://www.who.int/countries/idn/en/
https://www.kemkes.go.id/
https://labdata.litbang.depkes.go.id/component/search/?searchword=malnutrisi&s
earchphrase=all&Itemid=117
https://dinkes.lampungprov.go.id/
https://independent.academia.edu/zenilutfiani

109
LAMPIRAN

110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
POLTEKKESTANJUNGKARA Kode
NG Tanggal
PRODIDIIIKEPERAWATANTANJUNGKARA
LembarKonsultasiBimbingan Revisi
NG
LaporanTugas Akhir Halaman
LEMBAR BIMBINGAN KARYATULIS ILMIAH/LAPORANTUGAS
AKHIRPEMBIMBINGUTAMA
NamaMahasiswa : Sirlia Salsabila Bren
NIM : 1714401036
PembimbingUtama :YuniAstiniS.K.M, M.Kes
JudulTugasAkhir : Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi Pada Keluarga Khususnya
Pada Anak Dengan Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kemiling Bandar
Lampung Tahun 2020
No Hari/ Catatan Pembimbing Paraf Mhs Paraf
Tanggal Pembimbing
1 Rabu / 22 ACC Judul
Januari 2020
2 Senin / 24 BAB 1 : Cek penulisan, huruf kapital pada tengah dan
Febuari 2020 belakang kalimat kecil, perbarui sumber data

BAB 2 : Cek panduan jarak tulisan, kasih judul tabel dan


sumbernya, huruf kapital ditengah kalimat, didepan sudah
ada jangan double
BAB 3 : Kata asing miring

3 Jumat / 28 BAB 1, BAB 2 dan BAB 3 : ACC


Febuari 2020
4 Jumat / 27 BAB 4 : Alamat lengkap, visi misi, tidak boleh disebut,
Maret 2020 apa arti N, dirapihkan penulisan, hanya agama yg ditanya,
cek penomoran, cek tahap perkembangan keluarga,
double, adakah keluarga yg menderita malnutrisi, adakah
yg menderita penyakit infeksi, berapa TB, LILA, cek
tanda KKP, cek SDKI, buang kalimat, diagnosa salah dan
tidak tepat, ganti kata, BAGUS, tambah SOP dan leaflet

BAB 5 : Buang ganti intervensi utama yang dilakukan


5 Minggu / 5 BAB 4 & BAB 5 : ACC
April 2020

6 Senin / 13 KTI Lengkap : Perbaiki abstrak, daftar isi, rapihkan,


April 2020 buang, table jangan dipotong, masuk 1 tab yang lain ikuti,
sebaiknya pakai angka atau huruf jangan pentol-pentol
7 Rabu / 15 April KTI Lengkap : ACC, ayo daftar seminar KTI
2020

BandarLampung, …………………….
PembimbingUtama

124
POLTEKKESTANJUNGKARA Kode
NG Tanggal
PRODIDIIIKEPERAWATANTANJUNGKARA
LembarKonsultasiBimbingan Revisi
NG
LaporanTugas Akhir Halaman
LEMBAR BIMBINGAN KARYATULIS ILMIAH/LAPORANTUGAS AKHIR
PEMBIMBINGPENDAMPING
NamaMahasiswa : Sirlia Salsabila Bren
NIM : 1714401036
PembimbingPendamping:Dwi Agustanti S.K.p, M.Kep, Sp. Kom
JudulTugasAkhir : Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi Pada Keluarga Khususnya Pada Anak
Dengan Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kemiling Bandar Lampung Tahun 2020

No Hari/ Catatan Pembimbing Paraf Mhs Paraf


Tanggal Pembimbing

1 Rabu / 22 ACC Judul


Januari 2020
2 Senin / 10 BAB 1 : Perbaiki latar belakang lebih ke masalah dx. Kep
Febuari 2020 nutrisi bukan penyakit hipertensi dx. medis

BAB 2 : Perbaiki tinjauan konsep kebutuhan nutrisi dan


konsep dasar nutrisi berbeda

3 Selasa / 11 BAB 1 : Perbaiki latar belakang hipertensi arah yang


Febuari 2020 diambil dari nutrisi apakah lebih ke dampak atau sebab,
perbaiki alur nutrisi, kebutuhan nutrisi, gangguan
kebutuhan nutrisi, jenis gangguan, pada penderita salah
satunya
BAB 2 : Dibedakan dan dipisah antara konsep dasar
nutrisi dan kebutuhan dasar nutrisi
4 Rabu / 12 BAB 1 : Cari teori yang ada tentang kebutuhan nutrisi,
Febuari 2020 susunan urutan, tambahkan kata kata sendiri diakhir
kalimat agar nyambung dengan selanjutnya, cari sesuai
gangguan kebutuhan nutrisi seperti anemia atau obesitas,
ganti latar belakang penyakit menjadi malnutrisi

5 Senin / 17 BAB 1 : Tambahkan kalimat agar nyambung setiap


Febuari 2020 pargraf, susunan alur urutan, bahas dari nutrisi, kebutuhan
nutrisi, gangguan nutrisi, nutrisi sangat penting, baru
penyakit malnutrisi, tambahkan peran keluarga, peran
perawat, hapus data malnutrisi, disusun diberi kata
penghubung

BAB 2 : Buang yang tidak sesuai pisahkan antara konsep


dasar nutrisi dan konsep kebutuhan nutrisi, evaluasi cek
SDKI
BAB 3 : Subjek asuhan lebih spesifik
6 Selasa / 18 BAB 1 : Buang yang tidak perlu yang penting saja yang
Febuari 2020 dimasukkan, perbaiki data malnutrisi, tambahkan peran
keluarga dan perawat
BAB 2 : Tambahkan sumber, pemeriksaan fisik arah
malnutrisi, evaluasi cari yang bisa diukur, 5 tugas
keluarga, buang yang tidak perlu
BAB 3 : Subjek asuhan lebih spesifik

125
7 Kamis / 20 BAB 1 : Perbaiki data malnutrisi, diberi kata penghubung,
Febuari 2020 susunan urutan, perbaiki peran keluarga dan perawat,
perbaiki kata kata
BAB 2 : Buang yang tidak perlu, buat tabel tambahkan
sumber, penatalaksanaan tambahkan kalimat, lampiran
tabel font 10 spasi 1,0, penulisan sistematika
BAB 3 : Tambahkan subjek asuhan

8 Jumat / 21 BAB 1, BAB 2 dan BAB 3 : Ok:Isi, cek penulisan


Febuari 2020
9 Kamis / 9 April BAB 4 & BAB 5 : Cek kembali apakah sistematika nya
2020 benar sesuai dengan panduan penulisan
10 Senin / 13 BAB 4 & BAB 5 : Ok, silahkan lanjut seminar
April 2020
BandarLampung, …………………….
PembimbingPendamping

126
Tabel 2.4 Wawancara kesehatan terkait nutrisi (Susanti, 2017)

No. Pengkajian Pertanyaan Jawaban


1. Asupan - Berapa kali saudara makan - Ny. S mengatakan An. S
makanan dan dalam sehari ? makan 3 kali dalam sehari
nutrien
- Kapan saja waktunya ? - Ny. S mengatakan waktunya
yaitu pagi, siang dan malam

- Berapa banyak setiap kali - Ny. S mengatakan An. S


makan ? hanya makan 1 sendok setiap
makan atau hanya sedikit saja

- Ny. S mengatakan tidak ada


- Apakah ada diet khusus ? diet khusus

- Ny. S mengatakan yang


- Siapa yang mengolah dan membuat dan menyiapkan
menyiapkan makanan ? makanan Ny. S sendiri
2. Pola dan - Makanan apa yang disukai ? - Ny. S mengatakan An. S suka
riwayat diet makan yang manis dan
makanan ringan seperti wafer,
jagung dan teh manis.
- Adakah alergi makanan ?
- Ny. S mengatakan An. S
alergi ikan tongkol
- Gangguan yang terjadi pada
tubuh akibat makanan tersebut - Ny. S mengatakan An. S akan
seperti apa ? gatal gatal bila alergi

- Apakah mengalami perubahan


rasa makanan ? - Ny. S mengatakan tidak ada
perubahan rasa makan pada
An. S
- Ada masalah untuk mengunyah
atau menelan ? - Ny. S mengatakan tidak ada
masalah mengunyah atau
menelan pada An. S
3. Perubahan - Apakah mengalami perubahan - Ny. S mengatakan An. S
Berat Badan nafsu makan ? kurang nafsu makan

- Apakah mengalami perubahan - Ny. S mengatakan An. S BB


berat badan ? nya berkurang

- Perubahan berat badan karena - Ny. S mengatakan An. S


program atau apa ? mengalami perubahan BB
karena kurangnya asupan
makan
4. Kulit - Apakah pernah merasa ada - Kulit An. S kering
perubahan pada kulit seperti
kulit kering ?

127
Tabel 2.5 Pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan status nutrisi

No Pemeriksaan Tanda Nutrisi Kurang Kemungkinan Kekurangan


Baik
1. Penampilan Umum Lesu, apatis a. kalori
b. air
c. vitamin A
2. Berat Badan Penampilan underweight Protein
3. Postur Tubuh Punggung bungkuk Vitamin D

4. Massa Otot Kekuatan otot kurang Kalsium


5. Kontrol system syaraf Kurang perhatian, Vitamin B12
iritabilitas, bingung, reflex
menurun
6. Fungsi gastrointestinal Nafsu makan kurang atau a. thiamin
suka diare b. garam dapur (NaCl)
7. Fungsi kardiovaskuler Denyut dan irama jantung a. vitamin K
normal b. thiamin
c. pyridoxine dan zat besi
8. Vitalitas umum Mudah lelah, kurang energy, Karbohidrat
mudah tertidur, lesu dan
apatis
9. Rambut Kering, tipis Protein
10. Kulit Kering, warna sawo matang a. niasin, riboflavlin, biotin
b. lemak
c. asam as
d. pirodoksin
11. Wajah dan leher Warna merata, tidak ada Sayur dan Buah
bengkak, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid
12. Bibir Tidak pecah-pecah, mukosa a. riboflavin
bibir kering b. niacin, asam folic, vitamin
B12 atau zat besi

128
JADWAL MENU MAKAN SEHARI BERKOLABORASI DENGAN AHLI
GIZI DI PUSKESMAS, HARI PERTAMA

UKURAN ENERGI
PK. 06.00 ASI
UKURAN
PAGI (PK. 08.00) RUMAH G (gram) KALORI (KKAL)
TANGGA (URT)
1. Nasi ¾ gelas 100 g 175 kkal
2. Sayur asam 1 gelas 100 g 50 kkal
3. Ikan goreng 1 potong 50 g 50 kkal
4. Tempe goreng 1 potong 25 g 40 kkal
5. Pisang muli 1 potong 50 g 40 kkal
SNACK (PK. 10.00) JUMLAH JUMLAH KALORI (KKAL)
1. Agar-agar susu 1 buah (1 porsi) 100 g 100 kkal
TOTAL 425 g 455 kkal

UKURAN ENERGI
SIANG (PK. 12.00) UKURAN
RUMAH G (gram) KALORI (KKAL)
TANGGA (URT)
a. Nasi ¾ gelas 100 g 175 kkal
b. Sayur sop 1 gelas 75 g 50 kkal
c. Jagung rebus 1 potong 25 g 50 kkal
4. Pisang muli 1 potong 50 g 40 kkal
PK. 14.00 ASI
SNACK (PK. 16.00) JUMLAH JUMLAH KALORI (KKAL)
1. Roti nanas 1 buah 100 g 100 kkal
TOTAL 350 g 415 kkal

UKURAN ENERGI
MALAM (PK. 18.00) UKURAN
RUMAH G (gram) KALORI (KKAL)
TANGGA (URT)
1.Nasi ¾ gelas 100 g 175 kkal
2.Sayur sop 1 gelas 75 g 50 kkal
3.Telur rebus 1 butir 25 g 50 kkal
4.Ikan goreng 1 potong 50 g 50 kkal
5.Hati ayam 1 potong 50 g 40 kkal
PK. 20.00 ASI
SNACK (PK. 21.00) JUMLAH JUMLAH KALORI (KKAL)
- - - -
TOTAL 300 g 365 kkal
TOTAL KALORI HARI KE-1 1075 g 1.235 kkal

129
JADWAL MENU MAKAN SEHARI BERKOLABORASI DENGAN AHLI
GIZI DI PUSKESMAS, HARI KEDUA

UKURAN ENERGI
PK. 06.00 ASI
UKURAN
PAGI (PK. 08.00) RUMAH G (gram) KALORI (KKAL)
TANGGA (URT)
1. Bubur tim 1 porsi 200 g 350 kkal
2. Pisang ambon 1 potong 50 g 40 kkal

SNACK (PK. 10.00) JUMLAH JUMLAH KALORI (KKAL)


1. Roti coklat 1 buah 100 g 100 kkal
TOTAL 350 g 490 kkal

UKURAN ENERGI
SIANG (PK. 12.00) UKURAN
RUMAH G (gram) KALORI (KKAL)
TANGGA (URT)
1. Nasi ¾ gelas 100 g 175 kkal
2. Sayur bayam 1 gelas 75 g 50 kkal
3. Hati ayam 1 potong 50 g 40 kkal
4. Pisang ambon 1 buah 50 g 40 kkal
PK. 14.00 ASI
SNACK (PK. 16.00) JUMLAH JUMLAH KALORI (KKAL)
1. Roti coklat 1 buah 100 g 100 kkal
TOTAL 375 g 405 kkal

UKURAN ENERGI
MALAM (PK. 18.00) UKURAN
RUMAH G (gram) KALORI (KKAL)
TANGGA (URT)
1.Nasi ¾ gelas 100 g 175 kkal
2.Sayur singkong 1 gelas 75 g 50 kkal
3.Bakwan sayur 1 potong 25 g 40 kkal
4.Pisang ambon 1 potong 50 g 40 kkal
PK. 20.00 ASI
SNACK (PK. 21.00) JUMLAH JUMLAH KALORI (KKAL)
- - - -
TOTAL 250 g 305 kkal
TOTAL KALORI HARI KE-2 975 g 1.200 kkal

130
JADWAL MENU MAKAN SEHARI BERKOLABORASI DENGAN AHLI
GIZI DI PUSKESMAS, HARI KETIGA

UKURAN ENERGI
PK. 06.00 ASI
UKURAN
PAGI (PK. 08.00) RUMAH G (gram) KALORI (KKAL)
TANGGA (URT)
1. Nasi ¾ gelas 100 g 175 kkal
2. Sayur sop 1 gelas 75 g 50 kkal
3. Hati ayam 1 potong 50 g 40 kkal
4. Ayam suwir 1 potong 75 g 40 kkal
SNACK (PK. 10.00) JUMLAH JUMLAH KALORI (KKAL)
1. Roti + crackers 1 buah 100 g 100 kkal
TOTAL 400 g 405 kkal

UKURAN ENERGI
SIANG (PK. 12.00) UKURAN
RUMAH G (gram) KALORI (KKAL)
TANGGA (URT)
1. Nasi ¾ gelas 100 g 175 kkal
2. Sayur sop 1 gelas 75 g 50 kkal
3. Ikan goreng 1 potong 50 g 50 kkal
4. Pisang muli 1 potong 50 g 40 kkal
PK. 14.00 ASI
SNACK (PK. 16.00) JUMLAH JUMLAH KALORI (KKAL)
1. Roti nanas 1 buah 100 g 100 kkal
TOTAL 375 g 415 kkal

UKURAN ENERGI
MALAM (PK. 18.00) UKURAN
RUMAH G (gram) KALORI (KKAL)
TANGGA (URT)
1. Nasi ¾ gelas 100 g 175 kkal
2. Sayur sop 1 gelas 75 g 50 kkal
3. Telur rebus 1 butir 25 g 50 kkal
4. Ikan goreng 1 potong 50 g 50 kkal
5. Hati ayam 1 potong 50 g 40 kkal
PK. 20.00 ASI
SNACK (PK. 21.00) JUMLAH JUMLAH KALORI (KKAL)
- - - -
TOTAL 300 g 365 kkal
TOTAL KALORI HARI KE-3 1075 g 1.185 kkal

131
SOP CARA MENYUSUN MENU MAKANAN YANG SEIMBANG

Namun tidak hanya memilih makanan yang baik, hal lain juga perlu
dipertimbangkan seperti bagaimana menyusun menu seimbang. Berikut langkah
sederhana menyusun menu makanan seimbang dan hal-hal lain yang haru
diperhatikan:

1. Mengandung unsur 4 sehat 5 sempurna, setidaknya menu makanan terdiri


dari makanan pokok, lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan dan susu sebagai
penunjang.
2. Tentukan bahan makanan seimbang dengan memperhatikan Angka
Kecukupan Gizi (AKG) dan Angka Kecukupan Energi (AKE), selera, daya
beli, dan keragaman pangan untuk menghindari kebosanan.
3. Perhatikan cara pengolahan makanan. Seperti jangan terlalu matang
sehingga akan mengurangi bahkan menghilangkan zat gizi dari makanan
tersebut. Perhatikan juga bahan-bahan pendukung lainnya seperti bahan
penyedap makanan pilihlah yang aman dan jangan terlalu banyak
menggunakannya. Dalam mencuci bahan makanan (sayur dan buah-buahan)
usahakan dengan cara yang benar, usahakan mencuci sebelum bahan
makanan tersebut dipotong agar zat gizi yang terkandung didalamnya tidak
berkurang.
4. Hati-hati dalam membeli dan menggunakan bahan makanan berkemasan,
biasakan untuk selalu memeriksa waktu kadaluarsa produk sebelum
membeli atau menggunakannya.
5. Perhatikan kebutuhan pangan untuk keluarga berdasarkan umur dan jenis
kelamin. Masing-masing umur dan jenis kelamin memiliki kebutuhan
pangan yang berbeda. Intinya makanlah sesuai kebutuhan dan jangan
berlebih-lebihan agar tidak menimbulkan masalah pada kesehatan.
Sebagaiman porsi yang dapat ditampung perut adalah1/3 untuk makanan,
1/3 untuk minuman, dan 1/3 lagi untuk bernafas.

132
LEAFLET PERAWATAN 1. Dorong anak terdekat untuk
makan makanan bergizi.
MALNUTRISI DI RUMAH Misalnya nasi, ikan, tahu, tempe,
buah atau sayur.

Porsi makan anak 1-3 tahun

Menurut angka kecukupan gizi dari


Kementerian Kesehatan, rata-rata kebutuhan
kalori anak 1-3 tahun adalah sekitar 1.125
kalori per hari. Jadi, dalam satu hari, Anda
A. PERAWATAN MALNUTRISI (GIZI KURANG) DI dapat membagi kebutuhan makan tersebut
RUMAH dengan porsi yang sesuai, seperti:

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan  Makanan pokok. Anda dapat
memberikan si kecil nasi, roti, bihun,
DIBUAT OLEH : rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi kentang, atau mi dengan porsi sekitar 150
malnutrisi yaitu dengan Penanganan (malnutrisi) gram. Porsi ini setara dengan 2 porsi nasi
SIRLIA SALSABILA BREN orang dewasa atau sekitar 2 centong nasi.
gizi kurang di rumah:  Lauk hewani seperti daging sapi, daging
1714401036 ayam, telur, atau ikan. Dalam satu hari,
1. Dorong anak terdekat untuk makan makanan Anda bisa memberikannya satu porsi lauk
TINGKAT 3 REGULER 1 untuk satu kali waktu makan. Misalnya di
bergizi. Misalnya nasi, ikan, tahu, tempe, buah atau pagi hari Anda memberikannya
sayur. sebutir telur ayam, di siang hari daging
sapi sebanyak 35 gram atau sepotong
sedang, dan di sore hari sepotong sedang
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG 2. Buatlah makanan menjadi semenarik daging ayam yang setara dengan 40 gram.
KARANG mungkin. Dengan begitu, anak jadi lebih semangat  Lauk nabati seperti tempe, tahu, kacang
kedelai, atau kacang merah. Andadapat
untuk menyantap dan menghabiskan makanannya,
D-3 KEPERAWATAN memberikan lauk nabati satu porsi untuk
satu kali makan. Satu porsi setaradengan
3. Buatlah cemilan diantara makan: Seperti
TAHUN 2020 1 potong tahu ukuran besar.

Bubur Kacang Hijau, Puding dan Biskuit. (Karinta


i
& Damar, 2019).
2. Buatlah makanan menjadi semenarik 3. Buatlah cemilan diantara makan:
mungkin. Dengan begitu, anak jadi lebih semangat Seperti Bubur Kacang Hijau, Puding
untuk menyantap dan menghabiskan makanannya,
dan Biskuit. (Karinta & Damar, 2019).
1. Warna
Anak-anak mencintai semua makanan yang memiliki warna Resep Komplet Menu
cerah. Warna ini tak hanya menarik untuk anak-anak tetapi juga
bagi mereka yang melihatnya. Buah-buahan dan sayuran
Makanan Anak 3 Tahun
 Sayur dan buah-buahan. Untuk anak berwarna bisa jadi makanan sehat dengan warna yang cantik.
Bakso Sayur
1-3 tahun, porsi sayur dalam sehari Keduanya mengandung vitamin, mineral dan juga serat.
adalah 1½ porsi atau sama dengan 1½ 2.Bentuk Selain sehat dan enak, menu bakso sayur
gelas belimbing dan buah-buahan Anak yang pemilih biasanya akan menolak makanan, terutama sangat mudah dibuat di rumah.
sebanyak 3 porsi. sayur dan buah. Akan tetapi Anda bisa menyajikannya dengan
Bahan:
 Makanan selingan. Buatkanlah bentuk unik dan menarik. Siapkan cetakan kue mini dan potong
makanan selingan atau camilan untuk sayur atau buah berbentuk bintang. Cara ini dinilai bisa lebih
 Daging ayam giling
sikecil, Anda bias membuat selingan efektif.
 Bayam
dari campuran buah, sehingga rasanya 3. Beri nama
 Brokoli
lebih enak. Contoh camilan yang bias Memberikan nama yang menyenangkan untuk makanan dapat  Wortel
Anda berikan yaitu puding, bubur membuat anak-anak tertarik. Racik makanan dengan bentuk  Tepung kanji
kacang hijau, atau bahkan kue. Buah unik dan warna yang menarik, kemudian beri nama makanan  Bumbu pelengkap
juga bias Anda gunakan sebagai agar si kecil tertarik.
4. Sajikan berbeda Cara membuat:
makanan selingan bagi sikecil.
 Susu bias Anda berikan satu kali dalam Presentasi makanan bisa membuat perbedaan yang besar dalam
kebiasaan makan. Misalnya, Anda dapat membuat pudding  Campur semua bahan dan bentuk
sehari sebagai pengganti ASI (bila bulat-bulat
dengan cetakan lucu dan mencampurnya dengan buah-buahan.
sikecil sudah berusia lebih dari 2  Setelah itu masukkan adonan bakso
5. Libatkan anak
tahun). ke dalam air mendidih dan masak
Kebanyakan orang dewasa akan menghindari anak-anaknya
hingga matang.
untuk ikut berbelanja dan melibatkan mereka dalam proses
memasak. Padahal, cara ini dapat membuat anak-anak lebih
mandiri dan menjadi salah satu hal yang menyenangkan
sebelum makan.
ii


iii
iv

Anda mungkin juga menyukai