Oleh
NAMA: SETIA RIZKA AZHARI
NIM: 1815401146
Laporan Tugas Akhir Ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas
akhir dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi DIII
Kebidanan Tanjung karang Poltekkes Kemenkes Tanjung karang
Oleh:
NAMA: SETIA RIZKA AZHARI
NIM: 1815401146
2
i
RINGKASAN
i
ii
BIODATA PENULIS
Nama : Setia Rizka Azhari
NIM : 1815401146
Tempat/Tanggal Lahir : Suka Bhakti, 22 September 1999
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Mahasiswa : reguler 3
Alamat: Ds. Suka Bhakti, Kec.Gedung Aji Baru, Kab. Tulang Bawang
Riwayat Pendidikan:
SD (2006-2012) : SD Negeri Suka Bhakti
SMP (2012-2015) : SMP Tri Sukses Natar
SMA (2015-2018) : SMA Tri Sukses Natar
ii
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Penulis
Setia Rizka Azhari / NIM: 1815401146
Telah diperiksa dan disetujui tim pembimbing laporan tugas akhir Program
Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan Kebidanan.
Bandar lampung, 20 April 2021
Pembimbing Utama
Mugiati, SKM.,M.Kes
NIP.1968021819922
Pembimbing Pendamping
iii
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Penulis
Setia Rizka Azhari / NIM: 1815401146
Diterima dan disyahkan oleh tim penguji Ujian Akhir Program Diploma III
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan Kebidanan, sebagai
persyaratan menyelesaikan pendidikan Diploma III
Tim Penguji
Mugiati, SKM.,M.Kes
NIP.1968021819922
Ketua
Anggota
Mengetahui
Prodi DIII Kebidanan Tanjungkarang
Ketua
NellyIndrasari,SST.,M.Kes
NIP.1973090619921221
iv
v
LEMBAR PERNYATAAN
Apabila suatu saat nanti, terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pemyataan saya buat dengan sebenar-benarnya,
Bandar lampung
Materai 6000
Penulis
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai
kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “PENERAPAN KOMPRES
BAWANG MERAH PADA BALITA DEMAM DI PMB SUSI ARLINA, S.ST
TRIMUKTI JAYA BANJAR AGUNG TULANG BAWANG”
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir
ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Warjidin Aliyanto, SKM.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang.
2. DR.Sudarmi, S.Pd.,M.Kes ,selaku Ketua Jurusan Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang.
3. Nelly Indrasari, S.SiT.,M.Kes ,selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
4. Mugiati, SKM.,M.Kes, selaku pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas
Akhir ini dapat terwujud.
5. Novita Rudiyanti,SST.,M.Kes, selaku pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas
Akhir ini dapat terwujud.
6. Nora Isa TN,SST.,M.Kes, selaku Penguji yang juga telah memberikan
masukan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan Laporan Tugas
Akhir ini.
7. Kepala PMB ... yang telah memberi ijin dan membantu penelitian ini.
8. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materiil, serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki
penulis. Penulis sadar sepenuhnya.
vi
vii
vii
viii
MOTO
viii
ix
DAFTAR ISI
BIODATA PENULIS............................................................................................ii
Riwayat Pendidikan:.............................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
MOTO..................................................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan..............................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................4
E. Ruang Lingkup................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
A. Konsep Dasar Kasus........................................................................................6
1. Tinjauan Umum Tentang Imunisasi.............................................................6
2. Tinjauan Umum Tentang Demam..............................................................10
3. Tinjauan Umum Tentang Bawang Merah..................................................17
B. Kewenangan Bidan........................................................................................23
C. Penelitian terkait............................................................................................24
D. Kerangka Teori..............................................................................................26
BAB III..................................................................................................................27
METODE STUDI KASUS..................................................................................27
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan....................................................................27
B. Subjek Laporan Kasus...................................................................................27
C. Instrumen Pengumpulan Data.......................................................................27
D. Teknik / Cara Pengumpulan Data Primer dan Sekunder.............................28
ix
x
x
xi
DAFTAR TABEL
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
xii
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam ialah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal akibat peningkatan
pusat pengatur suhu di hipotalamus. Kebanyakan demam pada anak-anak
disebabkan oleh perubahan panas hipotalamus pada pusat (pengaturan suhu).
Penyakit yang ditandai dengan demam dapat menyerang sistem tubuh (Fadli dan
Hasan, 2018). Berdasarkan World Health Organization (WHO) memperkirakan
jumlah kasus deman di seluruh dunia mencapai 16-33 juta, dan 500–600 ribu
kematian setiap tahunnya (Setyowati, 2013). Data Pediatrik di Brazil terdapat
30% anak yang diperiksa terdiagnosa demam. Hasil survey (SDKI) frekuensi
kejadian demam pada balita di indonesia meningkat, data memperlihatkan
jumlah penderita pada tahun 2019 sebanayak 2.180 kasus. Jumlah tersebut
meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.870 kasus (Kemenkes RI, 2019).
Sementara dinas kesehatan Provinsi Lampung mencatat jumlah Angka
Kematian Anak Balita/AKABA Tahun 2019 yaitu 510 kasus. Dan yang menjadi
penyebab kematian tertinggi yaitu infeksi/demam (60,7%), ISPA (17,5%),
Kecelakaan (7,8%) dan lain-lain (14.0%). Angka Kematian Balita tersebut adalah
jumlah kematian anak umur 1 - <5 tahun per 1000 kelahiran hidup. Periode anak
adalah rentang usia yang rentan terhadap penyakit terutama serangan demam.
Dipertegas oleh hasil Penelitian, Fadli, dan hasan. (2017) bahwa sebagian besar
60,42% anak usia 3-36 bulan mengalami serangan demam rata rata sebanyak
enam kali pertahunnya.
Imunisasi merupakan salah satu strategi yang efektif dan efisien dalam
meningkatkan derajat kesehatan nasional dengan mencegah enam penyakit
mematikan , yaitu tuberculosis, dipteri,pertussis, campak, tetanus dan polio
(Dewi, 2016). Menurut Komite Nasional pengkajian dan penanggulangan KIPI
(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) adalah kejadian sakit dan atau kematian yang
terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi. Dalam Riskesdes (2018) bentuk
KPI adalah demam tinggi , bernanah /abses dan kejang.
1
2
Laporan dinas kesehatan provinsi lampung tahun 2018 mencatat ada 32,6% yang
mengalami KIPI dengan proporsi terbanyak adalah penderita demam tinggi yaitu
29,05%, bernanah 8,37%, kejang 0,97%,dan lain-lain 0,57%.
B. Rumusan Masalah
Tingginya Angka Kematian Anak Balita/AKABA Tahun 2019 di provinsi
lampung dengan penyebab utamanya adalah infeksi demam (60,7%), dengan
demam pasca imunisasi 29,5 % sehingga perlunya penanganan yang lebih serius
pada balita demam, maka dari itu penulis tertarik untuk memberikan asuhan pada
balita demam khususnya demam pasca imuniasi.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan
dengan pemanfaatan kompres bawang merah untuk menurunkan suhu tubuh
anak saat demam, menggunakan pendekatan managemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian dan mengumpulkan data subjektif pada balita
yang demam di PMB Susi Arlina,S.ST.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Bagi institusi pendidikan sebagai bahan referensi bacaan terhadap materi
asuhan pelayanan kebidanan serta referensi bagi mahasiswa dalam
memahami pelaksanaan asuhan kebidanan pada anak demam dengan
metode kompres bawang merah .
2. Manfaat Aplikatif
a) Bagi Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan melalui kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak
demam.
b) Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai metode penelitian pada mahasiswa dalam melaksanakan
tugasnya dalam menyusun Laporan Tugas Akhir, mendidik dan
membimbing mahasiswa agar lebih trampil dalam memberikan asuhan
kebidanan pada kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak
demam.
c) Bagi Penulis Lain
5
E. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran asuhan kebidanan di tujukan kepada balita demam pasca imunisasi
mengenai cara menurunkan demam pasca imunisasi menggunakan kompres
bawang merah.
2. Tempat
Lokasi yang di pilih untuk memberikan asuhan pada balita demam pasca
imunisasi adalah PMB Susi Arlina, S.ST Trimukti Jaya Banjar Agung,
Tulang Bawang.
3. Waktu
Pelaksanaan Praktik : Tahap I : 15 Februari s.d 06 Maret 2021
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Klasifikasi Demam
Demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal
(Herdman, T.H.2019) Tipe demam yang mungkin banyak ditemui antara
lain:
1) Demam septik yaitu, suhu badan berangsur naik ketingkat tinggi
sekali ketika malam hari kemudian turun kembali ketingkat
diatas normal ketika pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil
dan berkeringat. Jika demam yang tinggi tadi turun ke taraf yang
normal dinamakan pula demam hektik.
2) Demam remiten yaitu, suhu badan bisa turun setiap hari tidak
pernah mencapai suhu badan normal.
3) Demam intermiten yaitu, suhu badan turun ketingkat yang
normal selama beberapa jam pada satu hari. Jika demam ini
terjadi 2 hari sekali disebut tersiana.
4) Demam kontinyu variasi yaitu, suhu sepanjang hari tidak
berbeda lebih dari satu derajat. Dan jika taraf demam yang terus
menerus meninggi dinamakan hiperpireksia.
5) Demam siklik yaitu, terjadi kenaikan suhu badan selama
beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam
untuk bebrapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu
seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu
penyakit tertentu contohnya tipe demam intermiten untuk
malaria. Seorang pasien dengan 12 keluhan demam mungkin
dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti:
abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi
kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jelas.
0
perbedaan sekitar 1 C pada pagi dan sore hari. Nilai suhu tubuh
12
d. Etiologi
Penyebab demam selaian infeksi pula dapat ditimbulkan oleh
keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga
pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (contohnya perdarahan otak,
koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketetapan penafsiran penyebab
demam diharapkan antara lain: ketelitian pengambilan riwayat penyakit
pasien, Pelaksanaan, inpeksi fisik, observasi perjalanan penyakit,
evaluasi pemeriksaan laboratorium, dan penunjang lain secara tepat dan
holistik. Beberapa hal spesifik yang perlu diperhatikan dalam waktu
demam merupakan cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta
keluhan dan tanda-tanda lain yang menyertai demam. Demam belum
terdeteksi adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami
demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3ºC
tetapi belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu
13
e. Patofisiologi
Demam terjadi ketika berbagai proses infeksius dan non-infeksius
berinteraksi dengan program pertahanan tubuh. Ketika mekanisme ini
terjadi, bakteri atau fragmen jaringan akan ditelan oleh leukosit dengan
partikel besar, makrofag, dan limfosit pembunuh. Semua sel ini
kemudian mencerna hasil pembusukan bakteri dan melepaskan
interleukin ke dalam cairan tubuh (leukosit / pirogen pirogen endogen).
Ketika interleukin-1 sampai di hipotalamus akan menyebabkan
demam dengan cara menaikkan suhu tubuh, yaitu 8-10 menit.
Interleukin-1 juga memiliki kemampuan untuk menginduksi
pembentukan prostaglandin atau zat yang memiliki kesamaan dengan zat
tersebut, kemudian bekerja pada hipotalamus untuk menghasilkan respon
demam (Fathrrizky, S. 2020).
Mekanisme demam dimulai dengan respon tubuh terhadap pirogen.
Selama proses ini, bakteri atau fragmen jaringan akan tertelan oleh sel
darah putih darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh partikel
14
besar. Kemudian semua sel bakteri ini mencerna cairan di dalam tubuh
akibat pembusukan, bakteri ini disebut leukosit pirogen.
f. Manifestasi Klinis
g. Komplikasi
Menurut (Mulyani, E dan Lestari 2020) bahaya dari demam itu sendiri
dapat mengakibatkan kerusakan otak, penurunan nafsu makan, dehidrasi,
hiperpireksia, syok, epilepsi, reterdasi mental / ketidakmampuan belajar,
kejang bahkan sampai kematian.
h. Pengaturan Suhu
1) Hipotalamus
Di dalam otak terdapat sebuah sistem pengaturan suhu tubuh, yaitu
bagian otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus ini berperan
sebagai thermostat, thermostat adalah alat untuk menyetel suhu seperti
pada AC. Sistem inilah yang memastikan tubuh senantiasa pada suhu
yang konstan, sekitar 37°C (nilai set point normal). Termostat dalam
hipotalamus diatur pada set point sekitar suhu 37°C dengan rentang
sekitar 1°C (Lusia, 2015).
2) Konsep Set Point
Selanjutnya suhu tubuh anak akan mengalami perubahan dalam kisaran
normal seiring dengan pertambahan usia.
Usia, suhu tubuh anak akan terus bervariasi dibandingkan suhu individu
dewasa hingga menginjak usia pubertas
Tabel 1. Suhu Normal Tubuh Anak
Umur Temperatur (°F) Temperatur (°C)
0-3 bulan 99,4 37,4
3-6 bulan 99,5 37,5
6 bulan-1 tahun 99,7 37,6
1-3 tahun 99,0 37,2
3-5 tahun 98,6 37
15
i. Mekanisme Demam
Paparan zat kimia di pusat-pusat tersebut secara langsung akan
menyebabkan kerusakan mekanisme sehingga menyebabkan demam.
Mekanisme demam dimulai saat tubuh manusia merespon pirogen. Selama
proses ini, bakteri atau fragmen jaringan akan tertelan oleh sel darah putih
darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh partikel besar.
Kemudian semua sel tersebut mencerna hasil dekomposisi bakteri menjadi
cairan tubuh yang disebut juga leukosit pirogen (Evyana, Y. (2018).
Pirogen kemudian membawa informasi melalui reseptor di dalam tubuh,
yang dikirim ke pusat pengaturan panas di hipotalamus. Di hipotalamus,
pirogen ini akan merangsang pelepasan asam arakidonat dan dapat
menyebabkan peningkatan produksi prostaglandin. Hal ini akan
menyebabkan reaksi kenaikan suhu tubuh dengan menyempitkan
pembuluh darah tepi dan mengganggu sekresi kelenjar keringat. Disipasi
panas berkurang, dan pembentukan panas serta emisi tidak seimbang.
Inilah penyebab demam pada anak. Temperatur yang tinggi akan
merangsang "pasukan" tubuh manusia (makrofag dan limfosit T) untuk
melawan zat asing tersebut dengan cara meningkatkan proteolisis,
sehingga menghasilkan asam amino yang berperan penting dalam
pembentukan antibodi atau sistem imun (Evyana, Y., 2018).
Pirogen atau zat yang dapat menyebabkan demam termasuk endotoksin
gram negatif dan sitokin (interleukin-1) yang dilepaskan oleh sel limfoid.
Berbagai aktivator dapat bekerja pada fagosit mononuklear dan sel lain
dan mendorongnya untuk melepaskan interleukin-1. Aktivator adalah
bentuk mikroba dengan berbagai produk, seperti toksin, termasuk
16
j. Penatalaksanaan
Beberapa cara penanganan demam menurut (Medhyana dan Putri,2020).
Yaitu:
1) Pemberian Obat
Ada banyak cara untuk menurunkan dan mengendalikan demam, yaitu
dengan mengonsumsi obat antipiretik (farmakologi). Namun
penggunaan antipiretik ini memiliki efek samping, yaitu dapat
menimbulkan bronkospasme, perdarahan saluran cerna akibat erosi
vaskuler (erosi), dan penurunan fungsi ginjal (Cahyaningrum, 2017).
2) Perbanyak minum air putih
Selain menggunakan obat antipiretik, dapat juga menurunkan demam
badan (efek non farmakologis) dengan cara memakai baju tipis,
minum teratur, istirahat lebih banyak dan mandi air panas (Henriani,
H.2017).
3) Kompres air hangat
Ini dapat dilakukan dengan menggunakan energi panas melalui
metode konduksi dan evaporasi. Metode konduksi adalah mentransfer
panas dari suatu benda melalui kontak langsung. Kulit hangat yang
bersentuhan dengan sesuatu yang hangat akan mentransfer panas
melalui penguapan, sehingga perpindahan energi panas diubah
menjadi gas / uap air dalam bentuk keringat (Cahyaningrum, 2017).
Contoh dari metode konduksi dan evaporasi ini adalah kompres
hangat, yaitu metode menjaga atau menjaga suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang menyebabkan suhu tubuh
(Permatasari, 2013).
Kompres hangat dapat menyebabkan suhu tubuh bagian luar menjadi
panas, sehingga tubuh menganggap suhu luar cukup tinggi, sehingga
tubuh mengurangi kontrol suhu otak, dan dengan demikian tidak
meningkatkan kontrol suhu tubuh. Ketika suhu luar naik, pembuluh
darah di sekitar kulit akan mengembang dan mengalami vasodilatasi
(vasodilatasi), yang membuka pori-pori kulit dan mendorong
pembuangan panas (keringat), sehingga menurunkan suhu tubuh
menjadi normal kembali (Cahyaningrum, 2017).
4) Kompres bawang merah
17
Kindom Plantae
Divisio Spermatophy
Su-divisio Angiosperma
Class Monocotyled
Family Liliceae
Genus Allium
4) Fitosterol
Merupakan golongan lemak yang hanya bisa diperoleh dari minyak
tumbuhan. Senyawa ini juga dikenal sebagai minyak nabati dan
cukup aman jika dikonsumsi termasuk oleh penderita penyakit
kardiovasklar, karena dapat menyehatkan jantung.
5) Flanovol
Merupakan senyawa yang mengambil peranan penting sebagai
antibiotik alami, dikarenakan kemampuannya dalam menghambat
pertumbuhan virus, bakteri, maupun cendawan. Selain itu,
kandungan senyawa ini juga mampu bertindak sebagai
antikoagulan dan antikanker.
6) Kalium
Merupakan unsur penting dalam kandungan bawang merah dan
terdapat dalam jumlah yang relatif besar. Senyawa ini
memilikiperan yang besar dalam mempertahankan keseimbangan
elektrolit tubuh dan menjaga fungsi saraf dan otot.
7) Pektin
Merupakan senyawa golongan polisakarida yang sukar dicerna
dan bersifat menurunkan kadar kolestrol darah serta mampu
mengendalikan pertumbuhan bakteri.
8) Saponin
9) Tripopanol Sulfoksida
Merupakan gas yang dikeluarkan oleh bawang merah ketika dilukai
atau diiris dan mampu menyebabkan keluarnya air mata
(lakromator). Selain itu, bawang merah juga akan mengeluarkan
bau yang khas melalui senyawa propil disulfide dan propil-metil
disulfide. Ketiga senyawa ini dapat berperan sebagai stimulansia
atau perangsang aktifitas fungsi organ- organ tubuh. Sehingga
senyawa- senyawa ini sangat berguna untuk merangsang fungsi
kepekaan saraf maupun kerja enzim pencernaan.
21
0
Allin diketahui memiliki sifat mudah menguap dalam suhu 20 C hingga
0
40 C dan bereaksi dalam kurun waktu 10 – 60 detik. Sehingga agar
reaksi ini tidak terlalu cepat terjadi, maka pada gerusan bawang dapat
ditambahkan minyak. Oleh karena itu, Heriani, H. (2017) juga
menambahkan bahwa minyak yang dapat dipadukan dalam gerusan
bawang merah untuk teknik kompres bawang merah adalah minyak
kelapa, jeruk nipis dan minyak kayu putih.
22
3) Tahap Evaluasi
a) Perhatikan reaksi atau respon anak, segera hentikan tindakan
apabila anak menunjukan reaksi kejang atau menggigil.
b) Dokumentasikan hasil pengukuran suhu tubuh anak pada lembar
observasi.
B. Kewenangan Bidan
Menurut UU RI Nomor 4 tahun 2019 tentang kebidanan pasal 46 mengatakan
bahwa dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf b, Bidan berwenang:
1. Memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak
prasekolah
2. Memberikan imunisasi sesuai program Pemerintah Pusat
3. Melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita, dan anak
prasekolah serta deteksi dini kasus penyulit, gangguan tumbuh kembang,
dan rujukan
24
C. Penelitian terkait
Penelitian yang dilakukan oleh Suryono, dkk. (2012), tentang “Efektifitas
Bawang Merah terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Anak Febris Usia 1-5
Tahun di Posyandu Boegenvile 1 Dusun Tertek Desa Tertek Kecamatan Pare”.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan
desain penelitian pra- eksperimental, dengan rancangan atau pendekatan one
group pre and post test. Populasi penelitian ini adalah seluruh balita yang
mengalami demam pada rentang waktu penelitian. Penelitian menggunakan
pendekatan purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 8 responden.
Sampel diambil berdasarkan kriteria panas baru (belum mencapai 1 hari) dan
responden belum mendapatkan pen gobatan. Analisis data menggunakan uji
komparasi paired t- test dengan α= 0,05. Uji T 2 sampel berpasangan
didapatkan hasil yang signifikan P= 0,000 (α< 0,05) berarti P< α, sedangkan t
hitung sebesar 33,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pemberian bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh pada anak febris usia
1-5 tahun di Posyandu Boegenvile 1 Dusun Tertek Desa Tertek Kecamatan
Pare. Persamaan penelitian ini adalah sama- sama meneliti tentang kompres
bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh. Perbedaan penelitian ini
terletak pada metode yang digunakan, responden yang akan diteliti yaitu
responden dewasa, dan tindakan yang dilakukan yaitu dengan berinovasi antara
potongan bawang merah dicampur dengan air hangat.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Rachmad (2012) yang
menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas bawang merah maka semakin
sedikit waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu campuran, sehingga
semakin efektif dalam menurunkan suhu. suhu campuran. suhu. Oleh karena itu
dapat dikatakan ekstrak bawang merah asli lebih efektif dalam menurunkan suhu
dibandingkan ekstrak bawang merah, dengan kata lain ekstrak bawang merah
25
D. Kerangka Teori
Bayi/Balita
Imunisasi
1. Pembengkakan
2. Kolaps Upaya mengatasi demam pasca
3. Nyeri brakialis imunisasi :
4. Syok anfilatik 1. Pemberian obat
5. Abses dingin 2. Perbanyak minum air putih
6. Sepsis 3. Kompres hangat
7. Tetanus 4.
4. Penggunaan
Penggunaan obat
obat
8. Kelumpuhan tradisional (kompres
tradisional (kompres
bawang
bawang merah)
merah)
9. Demam
Penurunan suhu
tubuh/demam
Diteliti
27
BAB III
METODE STUDI KASUS
Jadi, Subjek dalam studi kasus ini adalah By. Z, Usia 4 bulan, yang tinggal di
Desa.Trimukti Jaya, Rk.03/Rt.01, Banjar Agung, tulang Bawang.
Pada tahap awal evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang
diperlukan untuk mengevaluasi secara utuh situasi pelanggan, yaitu:
1) Riwayat kesehatan
Ditetapkan bahwa bidan atau dokter perlu segera mengambil tindakan, dan
atau menerima konsultasi atau pengobatan dengan anggota tim medis
lainnya sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan
kesinambungan proses manajemen kebidanan. Oleh karena itu, pengobatan
tidak hanya dilakukan pada saat perawatan primer atau pemeriksaan
pranatal, tetapi selama ibu tetap berhubungan dengan bidan.
e. Langkah V (kelima) : Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini, perawatan komprehensif yang ditentukan oleh langkah
sebelumnya direncanakan. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
atas diagnosis atau masalah yang dikonfirmasi atau diantisipasi. Pada
langkah ini, informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat
diselesaikan.
f. Langkah VI (keenam) : Melaksanakan perencanaan
Pada langkah keenam, keseluruhan rencana perawatan yang dijelaskan
pada langkah kelima dapat dilaksanakan secara efisien dan aman. Rencana
tersebut dapat diselesaikan sepenuhnya oleh bidan, dan sebagian oleh klien
atau anggota tim medis lainnya.
g. Langkah VII (ketujuh) : Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini, evaluasi efektivitas asuhan yang diberikan
meliputi kepuasan akan kebutuhan bantuan, terlepas dari apakah bantuan
tersebut benar-benar terpenuhi sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang
diidentifikasi dalam diagnosis. Jika implementasi dari rencana tersebut
benar-benar efektif, maka rencana tersebut dapat dikatakan efektif
2. Data sekunder
Sumber data sekunder diperoleh dari rekam medis pasien yang dibuat oleh
tenaga kesehatan berupa pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium
terkait pasien.
a) Studi Dokumentasi
b) Buku tulis
c) Ball point
2) Alat yang dibutuhkan dalam observasi adalah
a) Jam tangan
b) Thermometer
c) Handscoon
d) Mangkuk
e) 5 Bawang merah
f) Pisau
g) Penggiling Bawang/ Parutan
E. Jadwal kegiatan
1. 15 Februari 2021 PMB Susi Arlina Survey PMB Susi Arlina, S.ST.
2. 16 februari 2021 PMB Susi Arlina Dinas PMB Susi Arlina, S.ST.
31
j. Tahap pelaksanaan
• Memberikan peluang
kepada anak untuk berada
pada posisi yang nyaman
• Mencuci bersih 5 siung bawang
merah hingga bersih
• Bawang merah di parut.
• Lalu letakan hasil parutan
pada mangkuk.
• Melakukan pengukuran
dan pencatatan suhu tubuh
anak sebelum tindakan
kompres pada anak.
• Gosokkan gerusan bawang
merah pada bagian tubuh anak
seperti ubun-ubun, punggung,
perut, lipatan paha dan aksila
anak selama 10 menit.
• Tetap perhatikan kenyamanan
anak selama tindakan
berlangsung
• Melakukan pengukuran
kembali terhadap suhu tubuh
anak setiap 10 menit setelah
tindakan kompres diberikan.
Bersihkan kembali alat dan bahan
yang telah digunakan.
33
BAB IV
TINJAUAN KASUS
SUBJEKTIF (S)
A. Identitas
Bayi
Nama : By.Z
Umur : 4 Bulan 6 hari
Tanggal/Jam Lahir : 7 Desember 2020 Pukul: 16.50 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan Lahir : 2700 gram
Panjang Badan : 44 cm
Anak Ke : 1 (satu)
A. Identitas Orang Tua
Ibu Ayah
Nama : Ny. N Nama : Tn. A
Umur : 21 Tahun Umur : 31 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
B. Anamnesa
Ibu mengatakan bahwa bayinya setelah diimunisasi pagi, malamnya demam dan
rewel.
OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Tangis bayi : kuat
Tonus otot : kuat
b. Tanda-tanda vital
Nadi : 125 x/m
Suhu : 37.60C
Pernafasan : 43 x/m
No Jenis Tanggal
. Imunisasi diberikan
Hb 0 7
Desember
2020
1. BCG 12
Januari
2. DPT
2021
1+Polio
3.
2 12
4. Februari
DPT
2021
5. 2+Polio
3 12 Maret
2021
DPT
3+Polio 12 April
4 2021
Campak Belum
ASSESMENT (A)
37
EVALUASI
Taggal 13 April 2021 Jam 08.00 wib
2. Ibu mengerti dengan penjelasan dan dapat mempraktikkan kembali
kompres bawang merah.
3. Anak tidak rewel saat di kompres bawang merah
38
KUNJUNGAN II
ASSESMENT (A)
Diagnosa : Bayi.Z usia 4 bulan sehat
Hari dan tanggal pengkajian : Minggu, 14 April 2021 Pukul 08.00 Wib
1) Data Subjektif
a) Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat
b) Ibu mengatakan bayinya sudah tidak rewel lagi.
c) Ibu mengatakan kemarin bayinya dikompres 3x sehari.
d) Ibu mengatakan demamnya sudah turun.
2) Data Obyektif
3) Analisa Data
a) Diagnosa : Bayi pasca demam umur 4 bulan
Dasar : Ibu mengatakan bayinya sudah tidak rewel dan sudah
tidak demam .
PENATALAKSANAAN (P)
3. Memastikan ibu untuk tetap siaga dan terus memantau anaknya sampai
benar-benar membaik. Dan jangan khawatir bila suhu tubuh kembali
meningkat, maka lakukan kompres bawang seperti yang sudah di ajarkan.
39
EVALUASI
1. Ibu mengerti dengan apa yang sudah di sampaikan dan dapat mengulang
kembali penjelasan nya.
BAB V
PEMBAHASAN
40
Inilah penyebab demam pada anak. Pada kunjungan awal ini telah
dilakukan pengkajian terhadap kondisi demam pada balita Z usia 4 bulan dengan
kenaikan suhu 37,6 °C pasca imunisasi DPT2 Polio3.
41
Berdasarkan survey awal di PMB Susi Arlina pada tanggal 12 April 2021 jumlah
keseluruhan Bayi dan Balita imunisasi yaitu 30, Vaksin BCG dan polio1 13
orang, vaksin DPT1 dan Polio2 5 orang, vaksin DPT2 dan Polio3 5 orang,
vaksin DPT3 dan Polio4 3 orang , vaksin campak 4 orang dan yang mengalami
demam 4 orang, kemudian penulis tertarik dan telah memberikan asuhan
kebidanan pada By.Z dengan demam 37,6 °C, lalu menjelaskan pengetahuan
kepada ibu By.Z mengenai manfaat dan kandungan Bawang Merah yang dapat
menurunkan demam pada anak. Dengan membuatkan dan mengajarkan kepada
ibu, cara membuat kompresan bawang merah sesuai dosis yang ditentukkan lalu
menganjurkan ibu mengompreskan bawang merah pada anaknya selama 10
menit untuk banyaknya sesuai kebutuhan demam anak.
Penatalaksanaan pada balita demam ini tergantung dari beratnya gejala.
Upaya untuk menurunkan demam pada balita ini dapat diberikan tindakan seperti
obat penurun panas, kompres air hangat, selain itu dapat juga menggunakan terapi
komplementer antara lain dengan tanaman herbal atau tradisional yang bisa
dilakukan dan mudah didapatkan salah satunya yaitu bawang merah. Menurut
hasil penelitian Henriani, H. (2017) pemberian bawang merah mampu
menurunkan demam pada anak usia 1-5 tahun. Dikarenakan bawang merah
mengandung senyawa sulfur organic yaitu Allylcysteine sulfoxide (Alliin).
Potongan atau irisan umbi bawang merah akan melepaskan enzim allinase yang
berfungsi menghancurkan pembentukan pembekuan darah sehingga membuat
peredaran darah menjadi lancar dan panas dari dalam tubuh dapat lebih mudah
disalurkan ke pembuluh darah tepi dan demam yang terjadi akan menurun
(Medhyana dan Putri, 2020).
Kemudian pada kunjungan kedua yang dilakukan pada tanggal 14 April
2021 dengan hasil ibu bayi mengatakan anaknya sudah tidak rewel dan
demamnya sudah berkurang. Didapatkan hasil pemeriksaan keadaan umum By.
Z cukup baik dan pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil data objektif yaitu
suhu 37,0 °C. Selain data tersebut ibu By. Z juga mengatakan bahwa kemarin
telah dilakukan kompres bawang meraah 3x sehari pagi siang malam sesuai
dengan dosis yang ditentukkan. Dalam interpretasi data diperoleh diagnosa
kebidanan pada kunjungan kedua yaitu By.Z umur 4 bulan demam pasca
imunisasi DPT dilakukan pemberian kompres bawang merah berhasil. Ibu By.Z
merasa senang dengan pemberian kompres bawang merah ini karena bahannya
42
mudah didapat, tidak memiliki efek samping dan harganya terjangkau. Dengan
dilakukannya asuhan ini telah sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Akib, H. Riset dilakukan dengan Megawati. (2017), berjudul “Perbedaan
Pengaruh Kompres Hangat dan Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan
Suhu Tubuh Setelah Diimunisasi dengan DPT di Desa Semboro. Sampel
penelitian termasuk 14 anak dengan demam. Teknik pengambilan sampel adalah
quota sampling dengan menggunakan alat pengukur termometer merkuri.
Analisis data menggunakan uji t independen. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah efek penggunaan balutan bawang merah lebih cepat mencapai suhu tubuh
normal dibandingkan dengan pembalut hangat.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
43
A. Simpulan
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan dengan pemberian tanaman herbal (Bawang
Merah) terhadap By.Z demam pasca imunisasi dengan usia 4 bulan yaitu
hasilnya dapat menurunkan demam di PMB Susi Arlina,S.ST Trimukti
Jaya Banjar Agung Tulang Bawang tahun 2021, bahwa:
1. Terlaksananya pengumpulan data dasar yang terdiri dari
identitas klien, anamnesa, dan pemeriksaan fisik pada By.Z usia 4
bulan di PMB Susi Arlina,S.ST Trimukti Jaya Banjar Agung
Tulang Bawang tahun 2021
2. Telah dilaksanakan diagnosa/masalah aktual pada bayi
yaitu By.Z umur 4 bulan dengan demam pasca imunisasi DPT di
PMB Susi Arlina,S.ST Trimukti Jaya Banjar Agung Tulang
Bawang tahun 2021
3. Terindentifikasinya diagnosa/masalah potensial pada By.Z
dengan demam pasca imunisasi DPT di PMB Susi Arlina,S.ST
Trimukti Jaya Banjar Agung Tulang Bawang tahun 2021
4. Menjelaskan manfaat dan memberikan Bawang Merah
kepada ibu By.Z dengan dosis yang telah ditentukan untuk
menurunkan demam pada anak.
5. Terlaksananya pemberikan kompres bawang merah pada
bayi demam yaitu 3x sehari sesuai dengan prosedur dan dosis yang
ditentukan.
6. By. Z telah dikompres bawang merah secara rutin 3x sehari
pada saat demam tinggi dengan hasil demam pada anak menurun
sehingga anak sudah tidak rewel lagi.
7. Melakukan evaluasi hasil pemberian kompres bawang
merah terhadap By.Z yang dikompreskan secara rutin saat demam
yaitu 3x sehari dengan dosis yang ditentukan. Sehingga demam
pada By.Z menurun.
43
8. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan dalam
bentuk
44
B. Saran
Penulis menyadari akan kekurangan dalam laporan kasus ini, adapun
saran yang hendak penulis sampaikan, adalah sebagai berikut:
10. Bagi Mahasiswa
Diharapkan lebih menggali lagi informasi dan berbagai
sumber terpercaya dan mampu mengaplikasikan ilmu dan
pengetahuan yang sudah didapatkan selama berlangsungnya
asuhan kebidanan pada By.Z sesuai dengan teori atau
kewenangan kebidanan.
11. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan lebih memperdalam dalam memberikan materi
asuhan kebidanan pada bayi balita demam pasca, sehingga
dapat diterapkan oleh setiap mahasiswa dalam
melaksanakan asuhan kebidanan.
12. Bagi Lahan Praktik
Setelah dilakukannya studi kasus pada bayi balita demam
pasca imunisasi dengan memberikan kompres bawang
merah diharapkan dapat diterapkan dalam menjalankan
asuhan kebidanan pada bayi balita demam pasca imunisasi.
13. Bagi klien dan masyarakat
Diharapkan klien dan masyarakat setelah dilaksanakan studi
kasus ini mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai manfaat
kompres bawang merah pada bayi balita demam pasca
imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
45
45
Henriani, H. (2017). Pengaruh Kerjasama Environmental Protection
Agency (Epa) Dengan Kementerian Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Terhadap Upaya Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3
46
Wijayanti, R., & Rosyid, A. (2018). Efek Antipiretik Ekstrak Kulit Umbi
Bawang Putih (Allium Sativum, L) Dan Pengaruhnya Terhadap Kadar
Sgot Dan Sgpt Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Vaksin
Dtp-Hb-Hib. Cendekia Journal Of Pharmacy, 2(1), 39-49.
Lampiran 1
Lampiran 2
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG PRODI
DIII KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung
49
Menyetujui,
Pembimbing Lahan
Susi Arlina,S.ST
50
Lampiran 2
Menyetujui,
Pembimbing Lahan
SusiArlina,S.ST
51
Lampiran 3
PETUGAS Mahasiswa
Lampiran 4
responden
4.Memberikan lembar persetujuan menjadi responden
(informed concent)
5.Membacakan SOP kompres bawang merah
c.Tahap Kerja
Tahap persiapan
Jelaskan dan demonstrasikan prosedur kompres bawang
merah kepada keluarga anak.
Perisiapkan alat dan bahan yang meliputi 4 siung bawang
merah, 2 mangkuk/piring, 1 buah pisau, 1 sendok teh,
pakaian tipis, thermometer digital, jam tangan, balpoin dan
lembar observasi.
Tahap pelaksanaan
Memberikan peluang kepada anak untuk berada pada posisi
yang nyaman
Mencuci bersih 5 siung bawang merah hingga bersih
Parut bawang merah yang telah dicicu dengan
menggunakalat penggiling.
Lalu letakan pada mangkuk
Melakukan pengukuran dan pencatatan suhu tubuh anak
sebelum tindakan kompres pada anak.
Gosokkan gerusan bawang merah pada bagian tubuh anak
seperti ubun-ubun, punggung, perut, lipatan paha dan aksila
anak selama 10 menit
Tetap perhatikan kenyamanan anak selama tindakan
berlangsung
Melakukan pengukuran kembali terhadap suhu tubuh anak
setiap 15 menit setelah tindakan kompres diberikan.
Bersihkan kembali alat dan bahan yang telah digunakan.
55
Tahap Terminasi
Lampiran 5
A. Karakteristik responden
2. Umur : 4 bulan
3. Anak ke : 1 ( Pertama )
4. Prematur Ya
✓ Tidak
5. Asi ekslusif ✓ Ya
Tidak
6. Mp-asi ✓ Ya
✓
Tidak
7. Status imunisasi :
✓ BCG
✓ DPT 1+Polio 2
✓ DPT 2+Polio 3
✓ DPT 3+Polio 4
Campak
57
Lampiran 6
58