Oleh
MAWAR ZHAHARA
NIM : 1915401103
TAHUN 2022
LAPORAN HASIL
PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF
TERHADAP NY. L DI PMB JILLY PUNNICA, Amd.Keb
WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN
LAMPUNG SELATAN
Oleh
Mawar Zhahara
NIM : 1915401103
TAHUN 2022
2
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung
SURAT KETERANGAN
PENGAMBILAN STUDI KASUS
Mengetahui
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kasus :
1. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu Hamil Terhadap Ny. L Di PMB
Jilly Punnica, Amd.Keb
2. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu Bersalin Terhadap Ny. L Di PMB
Jilly Punnica, Amd.Keb
3. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu Nifas Terhadap Ny. L Di PMB
Jilly Punnica, Amd.Keb
4. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Bayi Baru Lahir Terhadap By. Ny. L
Di PMB Jilly Punnica, Amd.Keb
5. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Keluarga Berencana Terhadap Ny. L
Di PMB Jilly Punnica, Amd.Keb
Mengetahui,
iv
Menyetujui,
NIP. 197309061992122001
NIP. 196511051985032003
v
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH :
MAWAR ZHAHARA
1915401103
Telah diperiksa dan disetujui tim pembimbing Praktik Klinik Kebidanan III Program
Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan Kebidanan
Menyetujui
Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi
Mengetahui
Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan Tanjungkarang
Poltekkes Tanjungkarang
NELLY INDRASARI,SSiT,M.Kes
NIP : 19730906199212200
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga
penulisdapat menyelesaikan Laporan Tugas Komprehensif ini dengan tepat
waktu.
Laporan ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk
mengikuti ujian akhir program di Poltekkes Tanjung Karang Prodi DIII
Kebidanan Tanjung Karang. Dan memperoleh Ahli Madya Kebidanan di Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang. Dalam penyusunan Laporan
Tugas ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
vii
Semoga Allah Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas semua amal
baik yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi
semua pihak yang memanfaatkannya.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan Umum .......................................................................................... 2
C. Kompetensi Yang Harus Dicapai .............................................................. 3
D. Metode ..................................................................................................... 3
E. Peserta Praktik .......................................................................................... 4
F. Waktu dan Tempat Praktik ........................................................................ 4
G. Strategi..................................................................................................... 4
H. Penilaian .................................................................................................. 5
I. Sumber Dana ............................................................................................. 5
ix
Asuhan Kebidanan Kehamilan ...................................................................... 74
Asuhan Kebidanan Persalinan ....................................................................... 88
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir .............................................................. 99
Asuhan Kebidanan Masa Nifas ..................................................................... 114
Asuhan Kebidanan Aksepror KB .................................................................. 122
BAB IV PEMBAHASAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat Badan
DM : Diabetes Melitus
HB : Hemoglobin
KB : Keluarga Berencana
KU : Keadaan Umum
N : Nadi
P : Pernafasan
S : Suhu
TB : Tinggi Badan
TD : Tekanan Darah
xiii
TP : Taksiran Persalinan
TT : Tetanus Toksoid
UK :UsiaKehamilan
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Program Studi Diploma III Kebidanan Tanjungkarang, merupakan salah
satu program studi yang ada pada Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang yang menghasilkan tenaga Ahli Madya Kebidanan yang
professional, unggul dan mandiri serta berwawasan entrepreneur. Untuk
mencapai tujuan tersebut, salah satu mata kuliah yang harus di laksanakan oleh
mahasiswa beruba praktik kebidanan koprehensif dengan beban SKS (8 SKS).
Praktik Kebidanan Komprehensif merupakan praktik klinik di lapangan
yang memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan,keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan berbagai tatanan
klinik kebidanan sebagai kandidat bidan yang meliputi asuhan kehamilan,
persalinan, nifas dan menyusui, keluarga berencana, neonates, bayi, balita dan
prasekolah, komunitas, kesehatan reproduksi dan pertolongan pada kegawat
daruratan maternal neonatal. Kegiatan praktik ini menggunakan prinsip
mentoring yaitu sebuah metode yang bersifat pengalaman individual yang
mencoba membagikan pengetahuan dan ketrampilan serta kompetensinya
kepada seseorang yang mempunyai pengalaman kerja lebih sedikit dengan
situasi hubungan yang penuh kepercayaan dan menguntungkan. Pada kegiatan
praktik mahasiswa di bimbing oleh mentor yaitu seseorang yang melalui
tindakan dan pekerjaannya membantu mahasiswa untuk memaksimalkan
potensi yang di milikinya.
Capaian pembelajaran yang diharapkan dari kegiatan praktik ini adalah
mahasiswa mampu menjadi kadidat bidan sehingga dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam praktik kebidanan serta
mampu mengambil keputusan klinik dengan prinsip partnership serta mampu
menyelesaikan masalah praktik kebidanan procedural meliputi asuhan
kehamilan, persalinan ,bayi baru lahir, nifas, dan KB sehingga dapat diberi
tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja mandiri maupun kelompok.
15
B. TUJUAN
1. Umum
Setelah melakukan praktik kebidanan komprehensif di lahan praktik,
mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang meliputi asuhan
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir nifas, dan keluarga berencana secara
mandiri atau kelompok baik di Praktik Mandiri Bidan (PMB) maupun
dimasyarakat dengan menjalankan social distancing serta protocol
pencegahan covid-19.
2. Khusus
Setelah mengikuti kegiatan praktik di Praktik Bidan Mandiri (PMB)
mahasiswa mampu:
a. Memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan secara mandiri
dan berdasarkan Evidence Based dengan menjalankan social
distancing serta protocol pencegahan covid-19.
b. Memberikan asuhan kebidanan pada persalinan secara mandiri
dengan menjalankan social distancing serta protocol pencegahan
covid-19.
c. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir secara
mandiri dengan menjalankan social distancing serta protocol
pencegahan covid-19.
d. Memberikan asuhan kebidanan pada nifas dan menyusui secara
mandiri dengan menjalankan social distancing serta protocol
pencegahan covid-19.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada keluarga berencana secara
mandiri dengan menjalankan social distancing serta protocol
pencegahan covid-19.
f. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan praktik klinik kebidanan
komprehensif di praktik mandiri bidan.
16
C. KOMPETENSI YANG HARUS DI CAPAI
Mahasiswa secara individu harus:
a. Melengkapi target pencapaian kompetensi yang belum lengkap
b. Asuhan kebidanan berkelanjutan secara komprehensif berkelanjutan : 1
laporan (SOAP)
D. METODE
1. Pre conference dan post comference
2. Bedside teaching
3. Demonstrasi
4. Diskusi
5. Observasi
6. Praktik langsung
E. PESERTA PRAKTIK
Mahasiswa tingkat III semester VI berjumlah 147 orang, yang terdiri dari:
1. Regular 1 : 50 orang
2. Regular 2 : 50 orang
3. Regular 3 : 47 orang
17
2. Tempat praktik
Kegiatan praktik di laksanakan di PMB Rahayu, Amd.Keb wilayah kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, Tulang Bawang, dan
Tulang Bawang Barat.
G. STRATEGI
1. Persiapan
a. Menyusun kerangka acuan praktik
b. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Bandar lampung dan Lampung
Selatan,
c. Koordinasi dengan Ketua IBI cabang Bandar Lampung dan Lampung
Selatan
d. Pengarahan kepada mahasiswa
e. Menyiapkan prangkat praktik (format pengkajian, log book dll)
f. Pertemuan pembimbing institusi dan lahan praktik
g. Mahasiswa melapor ke pembimbing institusi dan lahan praktik
sebelum pelaksanaan kegiatan praktik.
2. Pelaksanaan
a. Mahasiswa melakukan orientasi tempat kegiatan praktik
b. Mahasiswa melakukan pertemuan awal dengan pembimbing institusi
dan lahan praktik
c. Mahasiswa mengisi daftar hadir selama kegiatan praktik
d. Mahasiswa aktif dalam melaksanakan kegiatan praktik dengan
menjalankan social distancing serta protocol pencegahan covid-19
e. Mahasiswa melakukan asuhan kebidanan dalam lingkup asuhan
kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui, keluarga berencana,
neonates, bayi, balita, dan pra sekolah, komunitas, kesehatan
rproduksi dan pertolongan pada kegawatdaruratan maternal neonatal
secara mandiri atau kelompok dengan menjalankan social distancing
serta protocol pencegahan covid-19
f. Mahasiswa menulis kegiatan pada buku laporan kegiatan harian (Buku
Folio Bergaris)
18
g. Mahasiswa mengisi buku pencapaian praktik (logbook) sesuai dengan
keterampilan yang di kerjakan
3. Tindak lanjut
a. Mahasiswa mengumpulkan buku laporan kegiatan harian (loog book
dan laporan kegiatan praktik klinik pada Praktik Mandiri Bidan)
b. Mahasiswa melaporkan pencapaian target kepada pembimbing
institusi (pencapaian target terlampir).
c. Pembimbing klinik dan institusi menyerahkan nilai hasil praktik
mahasiswa kepada bagian akademik Prodi D III Kebidanan
Tanjungkarang.
H. PENILAIAN
1. Penilaian diperoleh dari :
a. Penampilan klinik dengan bobot 80% meliputi :
- Pengetahuan di peroleh dari Tanya jawab yang dilakukan pada
saat proses praktik klinik atau pada akhir kegiatan
- Ketrampilan diperoleh dari kemampuan mahasiswa dalam
melakukan ketrampilan sesuai dengan asuhan yang diberikan dan
di lakukan tidak hanya sekali penilaian.
- Sikap di peroleh dari performan mahasiswa dalam memberikan
asuhan kepada klien, dan dilakukan tidak hanya sekali penilaian.
b. Laporan kegiatan dan laporan kegiatan praktik klinik kebidanan di
Bidan Praktik Mandiri dengan bobot 20 %.
2. Batas nilai lulus, minimal >75-100 {3,00 (B) - 4,00 (A)}
I. SUMBER DANA
Kegiatan praktik kebidanan III (Asuhan Kebidanan Komprehensif) ini
menggunakan dana yang bersumber pada anggaran BLU Program Studi
Diploma III Kebidanan Tanjungkarang 2022.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari
ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi ovum dan spermatozoa, terjadi
konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi pada uterus, pembentukan
plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi hingga aterm. (Manuaba,
2010:75).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. (Prawirohardjo,
2014:213).
Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum sehingga
terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid terakhir
(Sumber : Alzam Faisal, 2009).
b. Fertilisasi
20
Merupakan kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu terjadi penyatuan
sperma dengan ovum, sampai dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi
ovum-sperma sehingga menjadi buah kehamilan.
Berikut adalah fase-fase dalam konsepsi sampai dengan fertilisasi:
1) Sperma memasuki vagina
Sperma diejakulasikan di forniks vagina saat koitus, menuju ke ampula
tuba sebagai tempat fertilisasi.
2) Proses kapasitasi
Sperma mengalami perubahan biokimiawi agar lebih kuat untuk
mencapai ampula tuba.
3) Reaksi akromosom
Sperma mengadakan pengeluaran cairan hyaluronidase dan tripsin agar
bisa menembus lapisan Oosit/ovum.
4) Sperma memasuki zona pellusida dan corona radiata
Zat yang dikeluarkan melalui reaksi akromosom akan mengencerkan
corona radiata dan zona pellusida.
5) Reaksi granula kortikal
Granula kortikal merupakan sel-sel granulose yang berada di sekitar
oosit yang akan menutup setelah satu buah sperma masuk ke dalam
oosit, sehingga mencegah sperma yang lain untuk masuk.
6) Fertilisasi
a) Kepala sperma membesar dan inti sel sperma membentuk
pronukleus pria
b) Inti sel ovum membentuk pronukleus wanita
c) Kedua pronukleus berfusi
Dalam proses ini akhirnya kedua pronukleus bersatu dan membentuk
zigot yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria. Dalam
beberapa jam setelah konsepsi, mulailah terjadi proses pembelahan zigot.
Segera setelah pembelahan sel terjadi, maka pembelahan-
pembelahan selanjutnya akan berjalan dengan lancar dan akhirnya dalam
waktu tiga hari terbentuk suatu kelompok sel-sel yang sama besarnya,
disebut morulla.
21
Proses selanjutya adalah perubahan morulla menjadi blastula. Hasil
konsepsi tiba ke dalam kavum uteri pada tingkat blastula.
c. Implantasi (Nidasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblast,
yang mampu menghancurkan atau mencairkan jaringan. Ketika blastula
mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam fase
sekresi. Jarinagn endometrium ini banyak mengandung nutrisi untuk
buah kehamilan.
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner cell mass)
akan mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang
kemudian sembuh dan menutup lagi.
Itulah sebabnya kadang-kadang pada saat nidasi terjadi sedikit
perdarahan akibat luka desidua yang disebut dengan tanda Hortman.
Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim
(korpus) dekat fundus uteri (Sulistyawati, 2009:35).
22
b) Mual dan muntah yang terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan. Mual dan muntah diperberat dengan bau makanan yang
terlalu menusuk dan emosi ibu yang tidak sedang stabil. Nause
terjadi pada bulan pertama kehamilan kadang disertai emesis,
karena meningkatnya jumlah HCG dan estrogen dalam darah.
c) Ngidam ( menginginkan makanan tertentu )
d) Syncope ( pingsan )
Hal ini sering terjadi terutama jika berada pada tempat yang
ramai,sesak, dan padat.
e) Pada beberapa orang tidak ada nafsu makan untuk awal trimester
pertama
f) Mudah lelah atau letih.
g) Miksi yang sering
Selama trimester pertama kehamilan, uterus yang sedang membesar
mendesak kandung kencing, sehingga dapat menyebabkan sering
miksi atau kencing. Tetapi, gejala ini akan muncul kembali pada
waktu mendekati akhir kehamilan, ketika kepala bayi turun ke
panggul ibu. (williams obstetrics, edisi 18 )
h) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh
estrogen dan progesterone yang merangsang duktus dan alveoli
payudara.
i) Konstipasi atau obstipasi.
23
7) HCG ( + )Urin wanita pertama kali bangun tidur pagi cara khas
yang dipakai untuk menentukan adanya HCG adalah dengan
tes kehamilan tertentu. Urin pagi hari dapat membantu
membuat diagnosis kehamilan sedini-dininya.
24
Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah,
warnanya menjadi livid, dan ini disebut dengan tanda chadwick.
(Sulistyawati, 2011, h;61).
Tabel 2.1 TFU ( Tinggi Fundus Uteri )
No Tinggi Tinggi Fundus Uteri (Leopold) Umur
Fundus Kehamilan
Uteri (cm) (minggu)
1 12 3 jari atas simfisis 12
2 16 Pertengahan pusat dan simfisis 16
3 20 3 jari bawah pusat 20
4 24 Sepusat 24
5 28 3 jari atas pusat 28
6 32 Pertengahan pusat dan processus 32
xifoideus (px)
7 36 1-2 jari bawah px 36
8 40 2-3 jari bawah px 40
Sumber: Sarwono, 2010; Walyani, 2015
b) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum gravidatus
sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih
pengeluaran esterogen dan progesteron, selama 16 minggu sampai
plasenta terbentuk (Sulistyawati,2011; h. 61)
c) Vagina dan Vulva
Adanya hormon estrogen terjadi hypervaskularisasi pada vulva dan
vagina sehingga pada bagian tersebut lebih merah dan kebiruan,
kondisi ini disebut dengan tanda chadwick. (Sulistyawati,2011; h.
61).
2. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung
meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai dari usia
kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan
16-28 minggu. ( Sulistyawati, 2011;h. 61)
25
Pada minggu kelima cardiac output akan meningkat dan perubahan
ini terjadi untuk mengurangi retensi vaskuler sistemik. (Prahawiro
Sarwono, 2010; h.182)
3. Perubahan Sistem Urinaria
Pada trimester I kandung kencing tertekan sehingga sering timbul
kencing. Ginjal pada kehamilan sedikit bertambah besar, panjang
bertambah 1 -1,5 cm, volume renal meningkat 60 ml dari 10 ml
wanita yang tidak hamil. Pada trimester II kandung kencing yang
tertekan oleh uterus mulai berkurang karena kandung kemih
tertarik ke atas dan keluar dari panggul sejati kearah abdomen.
Sedangkan pada trimester III kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul sehingga keluhan sering kencing akan timbul kembali
karena kandung kemih mulai tertekan kembali.
( suryati, 2011)
4. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus
bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit
semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh
tingginya kadar progesterone. (Sulistyawati , 2011;h.63)
5. Perubahan Sistem Metabolisme
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan
tulang dan ini terjadi ketika trimester akhir.
Oleh karena itu, peningkatan asupan kalsium sangat diperlukan
untuk menunjang kebutuhan.(Sulistyawati, 2011 ; h. 63)
Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1000 mg, 500 mg
dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel darah merah, 300 mg
untuk transportasi kefetus ketika kehamilam masuk usia 12
minggu, 200 mg sisanya untuk mengantikan cairan yang keluar dari
tubuh. Pada metabolisme lemak lemak terjadi peningkatan kadar
kolestrol sampai 350 mg atau lebih per 100 cc.
Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah sebagai berikut :
26
a) kalsium. Dibutuhkan rata-rata 1,5 gram perhari, sedangkan
pembentukan tulang terutama ditrimester akhir dibutuhkan 30-
40 gram.
b) Fosfor. Dibutuhkan 2 gr/hari
c) Air. wanita hamil cenderung mengalami retensi air
6. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk umum pada
kehamilan. Akibat dari pembesaran uterus ke posisi anterior,
lordosis menggeser pusat daya berat kearah dua tungkai.
(Prahawiro Sarwono, 2010; h. 186)
7. Sistem Intergumen
Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, terjadi peningkatan
pigmentasi selama kehamilan. Keadaan ini terlihat sangat jelas
pada kelompok wanita yang memiliki warna kulit gelap atau hitam
dan dapat dikenali pada payudara, abdomen serta wajah (Vivian
dan Sunarsih, 2011; h.99).
8. Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Berat Badan
Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi
badan adalah dengan menggunakan indeks masa tubuh (IMT).
enghitung IMT secara manual, berikut rumusnya:
IMT = Berat Badan (kg)
(Tinggi badan (cm)/ 100)2
27
berasal dari asinus yang bersekresi. Selama trimester kedua
pertumbuhan kelenjar mammae meningkat secara progesif.
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan pemberian ASI pada saat laktasi. ( manuaba , 2010 )
10. Sirkulasi darah
Peredaran darah ibu mempengaruhi beberapa faktor antara lain
Pengaruh hormon estrogen dan progesteron mungkin meningkat,
akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa pengaruh peredaran
darah yaitu :
1) Volume darah : volume darah semakin meningkat dimana
jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah,
sehingga terjadi hemodilusi dengan puncak pada umur hamil 32
minggu crah jantung akan bertambah sekitar 30 %
bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar usia
kehamilan 16 minggu.
2) Sel darah : sel darah merah mungkin meningkat jumlahnya
untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim tetapi
pertambahan sel darah merah tidak seimbang dengan
peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi ( salah
satu penyebab gusi berdarah ) dan diserati anemia fisiologis.
( prawihardjo, 2006 )
11. Sistem respirasi
Frekuensi pernafasan hanya mengalami sedikit perubahan
selama kehamilan, tetapi volume ventilasi permenit dan
pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara
signifikan pada kehamilan lanjut. ( prawihardjo , 2006 )
12. Sistem pencernaan
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon
progesteron yang meningkat selain itu perut kembung juga
terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam
rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut
28
khususnya saluran pencernaan, usus besar, kearah atas dan
lateral , hemoroid. ( prawihardjo, 2006 )
5. Perubahan psikologi pada ibu hamil
Sikap atau penerimaan ibu terhadap kehamilannya sangat
mempengaruhi juga kesehatan atau keadaan umum serta keadaan janin
dalam kehamilannya. Umumnya kehamilan yang diinginkan akan
disambut dengan sikap gembira, diiringi dengan pola makan, perawatan
tubuh dan upaya memeriksakan diri secara teratur dengan baik. Kadang
timbul gejala yang lazim disebut ngidam, yaitu keinginan terhadap hal-hal
tertentu yang tidak seperti biasanya, misalnya makanan tertent. Tetapi
kehamilan yang tidak diinginkan kemungkinan akan disambut dengan
sikap yang tidak mendukung, nafsu makan menurun, tidak mau
memeriksakan diri secara teratur, bahkan kadang juga ibu sampai
melakukan usaha-usaha untuk menggugurkan kandungannya.
1) Perubahan psikologi pada trimester I ( periode penyesuaian )
a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
b) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan
c) Setiap perubahan yang terjadi didalam dirinya akan selalu
mendapat perhatian dengan seksama
d) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain
atau bahkan merahasiakannya.
2) Perubahan psikologis pada trimester II ( periode kesehatan yang baik )
a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang
tinggi
b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya merasakan gerakan anak
c) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
d) Libido meningkat
e) Menuntut perhatian dan cinta
f) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya
29
g) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu hamil
h) Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran
dan persiapan untuk peran baru
3) Perubahan psikologis pada trimester III
a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan
tidak menarik
b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya merasa kehilangan
perhatian
f) Perasaan mudah terluka ( sensitif )
g) Libido menurun
( Prawihardjo, 2010 )
30
dan konsumsi makanan yang diolah dengan direbus, dikukus, atau
dipanggang daripada digoreng dengan minyak yang banyak.
31
meningkat ketika mendekati akhir kehamilan. Setiap wanita hamil
menemukan cara yaang berbeda mengatasi keletihannya salah satunya
adalah dengan cara beristirahat atau tidur sebentar disiang hari.
( jannah, 2012 )
d) Obat-obatan
Pemberian obat obatan saat hamil harus memperhatikan apakah obat
tersebut berpengaruh atau tidak terhadap tumbuh kembang janin. Perlu
diperhatikan mana yang lebih besar manfaatnya dibandingkan
bahayanya terhadap janin, oleh karena itu harus dipertimbangkan
pemakaian obat-obatan tersebut Pemberian vitamin zat besi ( Fe ).
Dimulai dengan memberikan 1 tablet sehari sesegera mungkin setelah
rasa mual hilang, tiap tablet mengandung Fe 504 320 mg ( zat besi 60
mg) dan asam folat 500 mg, minimal masing-masing 90 tablet, tablet
besi sebaiknya tidak diminum bersama teh/kopi. Karena akan
mengganggu penyerapan.
( manuaba, 2007:87 )
e) Perawatan Payudra
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan
utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat. BH
yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran buah dada, yang sifatnya
adalah menyokong buah dada dari bawah suspension, bukan menekan
dari depan.Dua bulan terakhir dilakukan massage, kolostrum
dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Untuk mencegah puting
susu kering dan mudah pecah, maka puting susu dan areola payudara
dirawat baik-baik dengan di bersihkan menggunaklan air sabun . Bila
puting susu masuk ke dalam, maka ibu harus berusaha mengeluarkan
puting susu dengan cara menariknya keluar.
f) Personal hygiene
Personal hygiene adalah kebersihan yang dilakukan untuk diri sendiri.
Kebersihan badan mengurangkan kemungkinan infeksi, karena badan
yang kotor banyak mengandung kuman-kuman. Perawatan gigi perlu
dalam kehamilan karena hanya gigi yang baik menjamin pencernaan
32
yang sempurna, mandi bermanfaat merangsang sirkulasi, menyegarkan,
menghilangkan kotoran. Perawatan rambut harus dilakukan 2-3 kali
dalam satu minggu. Wanita yang hamil jangan melakukan irigasi vagina
kecuali dengan nasihat dokter karena irigasi dalam kehamilan dapat
menimbulkan emboli udara.
g) Koitus
Pada hamil muda hubungan seksual sedapat mungkin dihindari, bila
terdapat keguguran berulang-ulang atau mengancam kehamilan dengan
tanda infeksi, perdarahan, mengeluarkan air. Pada kehamilan tua sekitar
14 hari menjelang persalinan perlu dihindari hubungan seksual karena
dapat membahayakan. Bisa terjadi bila kurang higienis, ketuban bisa
pecah, dan persalinan bisa terangsang karena, sperma mengandung
prostaglandin.
h) Imunisasi TT
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah
penyakit yang bisa menyebabkan kematian ibu dan janin, jenis imunisasi
yang di berikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah dari
penyakit tetanus.
i) Eliminasi
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup
lancar, untuk memperlancar dan mengurangi infeksi kandung kemih
yaitu minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin perubahan
hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan besar, sehingga buang
air besar mengalami obstipasi ( sembelit ). Sembelit dapat terjadi secara
mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil, untuk
mengatasi sembelit dianjurkan untuk meningkatkan gerak, banyak
makan makanan berserat ( sayur dan buah –buahan ). Sembelit dapat
menambah gangguan wasir menjadi lebih besar dan berdarah.
6. Senam Hamil
33
Senam hamil bertujuan mempersiapkan dan melatih otot-otot
sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam
persalinan normal. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan
atau tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit
jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan,
hamil dengan gestosis, hamil dengan kelainan letak), dan kehamilan
disertai anemia. (Manuaba, 2010)
Tujuan umum senam hamil:
a. Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot-
otot dan persendian yang berperan dalam proses mekanisme
persalinan.
b. Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri
sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan.
c. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis
Tujuan khusus senam hamil:
a. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,
otot-otot dasar panggul, ligamen, dan jaringan serta fasia yang
berperan dalam mekanisme persalinan.
b. Melonggarkan persendian-persendian yang berhubungan dengan
proses persalinan.
c. Membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu
mengatasi keluhan-keluhan, letak janin, dan mengurangi sesak nafas.
d. Memperoleh cara melakukan kontraksi dan relaksasi yang sempurna.
e. Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan.
f. Dapat mengatur diri daripada ketenangan.
Syarat mengikuti senam hamil:
a. Ibu hamil cukup sehat berdasarkan pemeriksaan dokter atau bidan.
b. Kehamilan tidak mempunyai komplikasi (keguguran berulang, dan
perdarahan, kehamilan dengan bekas operasi).
c. Dilakukan setelah kehamilan berusia 20-22 minggu.
d. Dengan bimbingan petugas dan di rumah sakit.
(Manuaba, 2010)
34
Contoh Senam Hamil (Senam Lantai)
a. Latihan fisik untuk kaki
Posisi duduk di lantai dengan kedua kaki di luruskan ke depan dengan
tubuh bersandar ke dinding, punggung tegak lurus (rileks).
1) Tarik jari-jari kaki ke arah tubuh secara perlahan-lahan kemudian
lipat ke depan lakukan gerakan pengulangan 10 kali, penghitungan
sesuai gerakan.
2) Tarik kedua telapak kaki ke arah tubuh secara perlahan-lahan
kemudian dorong ke depan. Lakukan gerakan pengulangan 10 kali,
penghitungan sesuai gerakan.
b. Latihan fisik dengan posisi duduk bersila
1) Posisi duduk bersila di lantai.
2) Letakkan kedua telapak tangan di atas lutut.
3) Tekan lutut ke bawah dengan perlahan-lahan.
4) Lakukan gerakan pengulangan 10 kali.
5) Lakukan senam duduk bersila ini selama 10 menit sebanyak 3 kali
sehari.
c. Latihan fisik untuk pinggang (posisi terlentang)
1) Posisi tidur terlentang dan tekuklah lutut jangan terlalu lebar, arah
telapak tangan ke bawah dan berada di samping badan.
2) Angkatlah pinggang secara perlahan.
3) Lakukan gerakan pengulangan 10 kali.
d. Latihan fisik untuk pinggang (posisi merangkak)
1) Badan dalam posisi merangkak.
2) Sambil menarik nafas angkat perut berikut punggung ke atas dengan
wajah menghadap ke bawah membentuk lingkaran.
3) Sambil perlahan-lahan mengangkat wajah hembuskan nafas, turunkan
punggung kembali dengan perlahan.
4) Lakukanlah sebanyak 10 kali.
e. Senam dengan satu lutut
1) Posisi tidur terlentang, tekuk letuk kanan.
2) Lutut kanan digerakkan perlahan ke arah kanan lalu kembalikan.
35
3) Lakukan gerakan pengulangan 10 kali. Lakukan yang sama untuk lutut
kiri.
f. Senam dengan kedua lutut
1) Posisi tidur terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua lutu saling
menempel.
2) Kedua tumit dirapatkan, kaki kiri dan kanan saling menempel.
3) Kedua lutut digerakkan perlahan-lahan dan bersama-sama, lutut kiri ke
arah kiri dan lutut kanan ke arah kanan.
4) Lakukan gerakan pengulangan 8 kali.
(Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil, 2011)
7. Persiapan persalinan
Komponen penting dalam rencana persalinan
1) Tempat persalinan
Pemilihan tempat persalinan ditentukan oleh nilai resiko kehamilan
dan jenis persalinan yang direncanakan. Persalinan risiko rendah
dapat dilakukan dipuskesmas , polindes, atau rumah bersalin.
2) Memilih tenaga terlatih
Tenaga kesehatan yang diperbolehkan menolong persalinan adalah
dokter umum, bidan, serta dokter kebidanan dan kandungan
3) Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara
mengumpulkan biaya tersebut
4) Siapa yang akan menjaga ibu jika keluarga tidak ada
Membuat rencana untuk mengambil keputusan jika terjadi situasi
gawat darurat pada saat pengambil keputusan utama tidak ada
5) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi situasi gawat
darurat
6) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan.
( jannah, 2012 )
36
Perdarahan antepartum/perdarahan pada kehamilan lanjut adalah
perdarahan pada trimester dalam kehamilan sampai bayi
dilahirkan.
2. Sakit Kepala yang Berat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan,dan seringkali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.
3. Penglihatan Kabur
Akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan dapat berubah
dalam kehamilan.
4. Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan
Pada saat kehamilan,hampir seluruh ibu hamil mengalami bengkak
yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan
hilang setelah beristirahat dengan meninggikan kaki.
5. Keluar Cairan per Vagina
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester III. Ibu
harus dapat membedakan antara urine dengan air ketuban.
6. Gerakan Janin Tidak Terasa
Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan
ke-5 atau ke-6,beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih
awal.
7. Nyeri Perut yang Hebat
Pada kehamilan lanjut,jika ibu merasakan nyeri yang hebat,tidak
berhenti setelah beristirahat,disertai tanda-tanda syok yang
membuat keadaan umum ibu makin lama makin memburuk dan
disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok,maka
kita harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio placenta.
37
5) Sakit kepala
6) Oedema
7) Sesak nafas
8) Fluor albus ( darah putih, keputihan)
38
c) Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu)
Standar pelayanan yang harus diperoleh oleh ibu hamil dengan “10 T”
yaitu sebagai berikut :
1) Timbangberat badan dan ukur Tinggi Badan(T1)
Berat badan ibu hamil harus diperikasa pada tiap kali kunjungan,
sejak bulan ke-4, pertambahan BB minimal 1 kg perbulan dan
maksimal 2 kg perbulan. Tinggi badan pada ibu hamil hanya pada
kunjungan pertama (K1) untuk mengetahui adanya faktor risiko untuk
pinggul sempit. (Kemenkes RI, 2014)
2) Ukur Lingkar Lengan Atas (T2)
Lingkar lengan atas diukur hanya pada kunjungan pertama (K1).
Pengukuran ini menentukan status gizi ibu hamil. LILA ibu hamil
<23,5 cm menunjukan bahwa ibu hamil menderita kurang energi kronis.
(Kemenkes RI, 2014)
3) Ukuran Tekanan Darah (T3)
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan : TD normal
jika sistole 120 mmHg dan diastole 80 mmHg. TD tinggi sistole >140
mmHg atau diastole > 90 mmHg, dimana merupakan faktor risiko
untuk hipertensi dalam kehamilan. (Kemenkes RI, 2014)
4) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T4)
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak
dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan
umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.
Standar pengukuran menggunakan pita ukur setelah usia kehamilan 24
minggu (Kemenkes RI, 2013:9).
Adapun cara untuk menghitung usia kehamilan yaitu menggunakan
rumus Neagle, yaitu :
HPHT
Caratanggal +7 dan bulan
pengukuran TFU +9dengan
(Januari cm
s/d Maret).
bisa pula membantu
pengukuran perkiraan berat janin, dengan rumus dari Johson Tausack.
39
TBJ= (tinggi fundus uteri (cm) – N ) x 155
Keterangan :
N= 13 bila kepala belum melewati pintu atas panggul.
N= 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika.
N= 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika
5) Tentukan Presentasi Janin dan DJJ (T5)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika trimester III bagian
bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk pintu atas
panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau adda masalah
lain (Kemenkes RI, 2013:9).
Tabel 2.3 Penurunan kepala janin menurut perlimaan
No Periksa Periksa Dalam Keterangan
Luar
1 5/5 Kepala di atas PAP Mudah
Digerakkan
2 4/5 H I-II Sulit digerakkan, bagian
terbesar kepala belum masuk
3 3/5 H II-III panggul
Bagian terbesar kepala belum
4 2/5 H III+ masuk panggul
Bagian terbesar kepala sudah
5 1/5 H III-IV masuk panggul
Bagian terbesar kepala sudah
6 0/5 H IV masuk panggul
Di Perineum
40
cepat lebih dari 160x/menit menunjukkan adanya gawat janin
(Kemenkes RI, 2013:9).
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2013.
Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, Kemenkes RI, Jakarta, halaman 10.
7) Pemberian Tablet tambah darah/zat besi (T7)
Untuk mencegah anemia zat besi, setiap ibu hamil harus mendapat
tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet
41
selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama (Kemenkes RI,
2013:10).
8) Pemeriksaan Laboratorium rutin dan khusus (T8)
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium
rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada
setiap ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin darah dan
pemeriksaan spesifik daerah endemis (Malaria, HIV, dll). Sementara
pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain
yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan
antenatal (Kemenkes RI, 2013:10).
a) Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan
apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal
sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut
menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi
anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam
kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil pada
trimester kedua dilakukan atas indikasi.
c) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada
trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan
untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria
merupakan salah satu indikator terjadinya pre-eklamsia pada ibu hamil.
d) Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada
42
trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan sekali pada trimester
ketiga.
e) Pemeriksaan Malaria
Semua ibu hamil didaerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan
darah malaria dalam rangka skrining pada kunjungan antenatal. Ibu
hamil di daerah non endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah
malaria apabila ada indikasi.
f) Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan resiko tinggi dan
ibu hamil yang diduga menderita sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya
dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
g) Pemeriksaan HIV
Tes HIV wajib ditawarkan oleh tenaga kesehatan ke semua ibu hamil
secara inklusif dengan pemeriksaan laboratorium rutin lainnya di
daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi, dann di daerah epidemi HIV
rendah penawaran tes HIV oleh tenaga kesehatan diprioritaskan pada
ibu hamil dengan IMS dan TB. Teknik penawaran ini disebut Provider
Initiated Testing and Counselling (PITC) atau Tes HIV atas inisiatif
Pemberi Pelayanan kesehatan (TIPK) (Kemenkes RI, 2013:11).
h) Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai
menderita tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi tuberkulosis
tidak mempengaruhi kesehatan janin.
9) Tatalaksana/penanganan kasus (T9)
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu
hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga
kesehatan. Kasus yang tidak dapat ditangai dirujuk sesuai dengan
standar dan kewenangan tenaga kesehatan.
Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem
rujukan (Kemenkes RI, 2013:11)
43
10) Temu wicara/konseling (T10)
Temu wicara atau konseling sangat diperlukan karena dapat menjalin
tatalaksana asuhan yang baik selama kehamilan bahkan berlanjut pada
asuhan intranatal, postnatal dan asuhan pada bayi baru lahir. Konseling
yang perlu diberikan selama hamil meliputi : konseling mengenai
kesehatan ibu hamil, perilaku hidup bersih dan sehat, asupan gizi
seimbang, senam ibu hamil, persiapan persalinan, tanda bahaya pada
ibu hamil, Inisiasi Meyusui Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif dan
KB pasca persalinan.
44
B. PERSALINAN
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri. Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi
persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif
dan diakhiri dengan kelahiran plasenta. (Sulistyawati, 2010 : 04)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungn melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri). (Manuaba, 2010 : 164)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi dari rahim
ibu melalui jalan lahir atau dengan jalan lain, yang kemudian janin dapat
hidup kedunia luar (Rohani, 2011 : 3)
2. Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan persalinan normal adalah untuk menjaga kelangsungan
hidup dan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi.
(Sulistyawati, 2010 : 09)
3. Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut:
a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari
luar.
c. Persalinan anjuran (partus prepitatus).
(Manuaba, 2010:164)
4. Tanda-Tanda Persalinan
Tanda persalinan dapat di tandai dengan:
a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi
yang semakin pendek.
45
b. Dapat terjadi pengeluaran membawa tanda (pengeluaran lendir
bercampur darah).
c. Disertai ketuban pecah.
d. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks (perlunakan
serviks, pendataran serviks, terjadi pembukaan serviks).
(Manuaba, 2010:169)
5. Sebab Mulainya Persalinan
Perlu diketahui bahwa selama kehamilan, dalam tubuh wanita terdapat
dua hormon yang dominan.
a. Estrogen
Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim serta
memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, prostaglan, dan mekanis.
b. Progesteron
Berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim menghambat
rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan
mekanis, serta menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
Estrogen dan progesteron harus dalam kondisi keseimbangan,
sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan
antara kedua hormon memicu oksitosin dikeluarkan oleh hipotisis
posterior, hal tersebut menyebabkan kontraksi yang disebut dengan
braxton hicks. Kontraksi ini akan menjadi kekuatan dominan saat
mulainya proses persalinan sesungguhnya, oleh karena itu makin
matang usia maka frekuensi kontraksi ini akan semakin sering.
(Sulistyawati, 2010:4 )
6. Teori – teori persalinan:
a. Teori penurunan hormon
Saat 1-2 minggu sebelum proses melahirkan dimulai, terjadi
penurunan kadar estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai
penenang otot-otot polos rahim, jika kadar progesteron turun akan
menyebabkan tegangnya pembuluh darah dan menimbulkan his.
b. Teori plasenta menjadi tua
46
Seiring matangnya usia kehamilan, villi chorialis dalam plasenta
mengalami beberapa perubahan, hal ini menyebabkan turunya kadar
estrogen dan progesteron yang mengakibatkan tegangnya pembuluh
darah sehingga akan menimbulkan kontraksi uterus.
c. Teori distensi rahim
1) Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
2) Setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai.
3) Contohnya pada kehamilan gemeli, sering terjadi kontraksi karena
uterus teregang oleh ukuran janin ganda, sehingga kadang kehamilan
gemeli mengalami persalinan yang lebih dini.
d. Teori oksitosin
1) Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipotisis posterior.
2) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi braxton
hicks.
3) Menurunnya konsentrasi progesteron karena matangnya usia
kehamilan menyebabkan oksitosin meningkatkan aktifitasnya dalam
merangsang otot rahim untuk berkontraksi, dan akhirnya persalinan
dimulai.
e. Teori hipotalamus pituitari dan glandula suprarenealis
1) Glandula suprarenealis merupakan pemicu terjadinya persalinan.
2) Teori ini menunjukkan, pada kehamilan dengan bayi anensefalus
sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuknya
hipotalamus.
f. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua disangka sebagai salah
satu sebab permulaan persalinan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara IV menimbulkan
kontraksi miometrium pada setiap usia kehamilan. Hal ini juga
disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam
47
air ketuban mauoun darah perifer pada ibu hamil sebelum melahirkan
atau selama proses persalinan.
g. Induksi Persalinan
Persalinan dapat juga ditimbulkan dengan jalan amniotomi, oksitosin.
(Sulistyawati, 2010 : 5-6)
Dengan penurunan hormon progesteron menjelang persalinan dapat
terjadi kontraksi . kontraksi otot rahim menyebabkan :
1) Turunnya kepala, masuk PAP, terutama pada primigravida minggu
ke 36 dapat menimbulka sesak di bagian bawah, diatas simfisis
pubis dan sering ingin berkemih atau sulit kencing karena kandung
kemih tertekan kepala.
2) Perut lebih melebar karena fundus uteri turun.
3) Muncul saat nyeri didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot
rahim dan tertekn plektus frankenhauser yang terletak sekitar serviks
(tanda persalinan palsu).
(Manuaba, 2010:167)
7. Permulaan Persalinan
a. Tanda persalinan sudah dekat
1) Lightening
Menjelang minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan
fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk kedalam panggul.
Penyebabnya sebagai berikut:
a) Kontraksi Braxton hicks.
b) Ketegangan dinding perut.
c) Ketegangan ligamentum rotundum.
d) Gaya berat janin , Kepala kearah bawah uterus.
Masuknya kepala janin kedalam panggul dapat dirasakan oleh
wanita hamil dengan tanda-tanda sebagai berikut:
a) Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesak berkurang.
b) Dibagian bawah terasa penuh dan mengganjal.
c) Kesulitan saat berjalan.
d) Sering berkemih.
48
2) Terjadinya His Permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxtron Hicks
yang terkadang dirasakan sebagai keluhan karena rasa sakit yang
ditimbulkan. Biasanya pasien mengeluh adanya rasa sakit
dipinggang dan terasa sangat mengganggu, terutama pada pasien
dengan ambang rasa sakit yang rendah. Adanya perubahan kadar
hormon estrogen dan progesteron menyebabkan oksitosin semakin
meningkat dan dapat menjalankan fungsinya dengan efektif untuk
meninmbulkan kontraksi atau his permulaan. His permulaan ini
sering diistilahkan sebagai his palsu dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Rasa nyeri ringan dibagian bawah.
b) Datang tidak teratur.
c) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda
kemajuan persalinan.
d) Durasi pendek.
e) Tidak bertambah bila berakivitas.
(Sulistyawati, 2010:06)
49
3) Plasenta dan talipusar.
4) Air ketuban. (Widyastuti, 2010: 23-42)
4) Tahapan Persalinan
a. Kala I (pembukaan)
Pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala I, jika sudah terjadi
pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2x dalam 10
menit selama 40 detik. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung
antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Proses ini terbagi
menjadi dua fase, yaitu: fase laten (8 jam) dimana seviks membuka
sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana seviks membuka dari 3-10
cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selama fase aktif.
Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga partusient (ibu yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-
jalan. Lama nya kala 1 untuk primigravida berlangsung 12 jam
sedangkan pada multigravida 2 cm per jam. Sehingga waktu pembukaan
lengkap dapat diperkirakan. (Sulistyawati, 2010 : 07)
b. Kala II ( Pengeluaran Bayi)
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lengkap bayi lahir. Uterus
dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong
bayi hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada
primigravida dan satu jam pada multigravida. Diagnosis persalinan kala
II di tegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak divulva
dengan diameter 5-6 cm.
Gejala utama kala II adalah sebagai berikut :
1) His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100
detik.
2) Menjelang akhir kala I, tuban pecah yag ditandai dengan
mengeluarkan cairan secara mendadak.
3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap di ikuti
keinginan meneran karena tertekannya fleksus frankenhouser.
50
4) Dua kekuatan, yaitu his dan meneran akan mendorong kepala bayi
sehingga kepala membuka pintu; suboksiput bertindak sebagai
hipomochlion. Berturut-turut lahir ubun-ubun besar. Dahi, hidung,
dan muka, serta kepala seluruhnya.
5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala pada punggung
6) Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi
ditolong dengan jalan berikut:
a) Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu,
kemudian ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan,
dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
b) Setelah ke dua bahu bayi lahir, ketiak dikait utuk melahirkan sisa
badan bayi.
c) Bayi lahir di ikutin oleh sisa air ketuban.
7) Lama nya kala II untuk primigravida 50 menit dan multi gravida 30
menit. (Sulistyawati, 2010:07)
c. Kala III ( pelepasan plasenta)
Waktu untuk pelepasan dan pengluaran plasenta. Setelah kala II yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-
10 menit. Dengan lahir nya bayi dan proses retraksi uterus, maka plasenta
lepas dari lapisan nitabuch.
Lepas nya plasenta sudah dapat di perkirakan dengan memperhatikan
tanda-tanda sebagai berikut:
1) Uterus menjadi berbentuk bundar.
2) Uterus terdorong ke atas, karea plasenta di lepas ke segmen bawah
rahim.
3) Tali pusar bertambah panjang.
4) Terjadinya perdarahan.
Naiknya fundus uteri disebabkan karena plasenta jatuh dalam
segmen bawah rahim atau bagian atas vagina dan dengan demikian
mengangkat uterus yang berkontraksi dengan sendirinya dengan lepasnya
placenta bagian tali pusat yang lahir menjadi lebih panjang. Lamanya
51
kala uri lebih kurang 8,5 menit, dan pelepasan plasenta hanya memakan
waktu 2-3 menit. Perdarahan yang terjadi lebih kurang 250 cc, dianggap
patologis jika > 500 cc. (Sulistyawati, 2010:08)
d. Kala IV (observasi)
Dimulai dari lepasnya plasenta hingga 2 jam. Pada kala IV dilakukan
observasi terhadap perdarahan pasca persalinan, paling sering terjadi
pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Tingkat kesadaran pasien.
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital.
3) Kontraksi uterus.
4) Jumlah perdarahan (jahit robekan perineum, awasi perdarahan).
Pada kala IV perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak
melebihi 400 sampai 500cc. (Manuaba, 2010:174)
Tabel 2.5 lama persalinan pada primigravida dan multigravida
Kala persalinan Primigravida Multigravida
Kala I 10-12 jam 6-8 jam
Kala II 1-1,5 jam 0,5-1 jam
Kala III 10 menit 10 menit
Kala IV 2 jam 2 jam
Jumlah 10-12 jam 8-10 jam
(Sumber: Manuaba, 2010:175)
5) Asuhan Sayang Ibu dalam Proses Persalinan:
a. Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai
martabatnya.
b. Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai
asuhan tersebut.
c. Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.
d. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut dan
khawatir.
e. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kehawatiran ibu.
f. Beri dukungan,besarkan hati nya dan tentramkan perasaan ibu dan
anggota keluarganya.
52
g. Anjurkan ibu untuk ditemani suami atau anggota keluarga yang lain
selama persalinan dan kelahiran bayinya.
h. Ajarkan suami dan anggota-anggota keluarga mengenai cara-cara
bagaimana mereka dapat memperhatikan dan mendukung ibu selama
persalinan dan kelahiran bayinya.
i. Secara konsisten lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik.
j. Hargai privasi ibu.
k. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan
kelahiran bayi.
l. Anjurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan sepanjang ia
menginginkannya.
m. Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak
merugikan kesehatan ibu.
n. Hindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan seperti
episiotomi,pencukuran,dan klisma.
o. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin.
p. Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah
kelahiran bayinya.
q. Siapkan rencana rujukan (bila perlu).
r. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan bahan-
bahan perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan.Siap untuk
melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi
(Prawirahardjo, 2014: 336)
6) Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa tahap gerakan kepala
janin didasar panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh anggota badan
bayi.
a. Penurunan kepala
Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari kontraksi
uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari pasien.
b. Penguncian (engagement)
53
Tahap penurunan pada waktu diameter biparietral dari kepala janin
telah melalui lubang masuk panggul pasien.
c. Fleksi
Dalam proses masuknya kepala janin kedalam panggul, fleksi menjadi
hal yang sangat penting karena dengan fleksi diameter kepala janin
terkecil dapat bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar
panggul.
d. Putaran paksi dalam
Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter
anteroposterior (yang lebih panjang) dari kepala menyesuaikan diri
dengan diameter anteroposterior dari panggul pasien. Kepala akan
berputar dari arah diameter kanan, miring kearah diameter PAP dari
panggul tetapi bahu tetap miring kekiri,dengan demikian hubungan
normal antara as panjang kepala janin dengan as panjang dari bahu akan
berubah dan leher akan berputar 45 derajat.
e. Lahirnya kepala dengan cara ekstensi
Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput posterior. Proses
ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya tersebut
membentuk lengkungan carus, yang mengarahkan kepala keatas
menuju lorong vulva.
f. Resitusi
Resitusi ialah perputaran kepala sebesar 45 derajat bai kekanan ataupun
kekiri, bergantung kepada arah dimana ia mengikuti perputaran menuju
posisi oksiput anterior.
g. Putaran paksi luar
Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal dari bahu.
h. Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi
Bahu posterior akan menggembungkan perineum dan kemudian
dilahirkan dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu dilahirkan, seluruh
tubuh janin lainnya akan dilahirkan mengikuti sumbu carus.
(Sulistyawati, 2010:110)
54
Gambar 1.1 Mekanisme persalinan normal
55
Gambar 2 Lembar depan Partograf
56
J : selaput ketuban pecah dan air ketuban Jernih.
M : air ketuban bercampur Mekonium.
D : air ketuban bernoda Darah.
K : tidak ada cairan ketuban/Kering.
c) Hasil dituliskan di kolom sesuai dengan jam pemeriksaan.
5) Baris hasil pemeriksaan untuk molase kepala janin/penyusupan.
a) Molase adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala
janin dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang)
panggul. Semakin besar derajat penyusupan tulang kepala
janin atau semakin tumpang tindih antar tulang kepala janin
maka ini semakin menunjukkan risiko adanya diproporsi
kepala panggul (CPD).
b) Setiap melakukan pemeriksaan dalam, ada atau tidaknya
molase harus dilaporkan melalui baris ini.
c) Cara menuliskannya menggunakan lambang-lambang berikut.
0 : sutura terpisah.
1 : sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) bersesuaian.
2 : sutura tumpang tindih tapi dapat diperbaiki.
3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki.
6) Garis waspada dan garis bertindak.
a) Garis waspada dimulai pada pembukaan 4 cm dan berakhir
pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika
laju pembukaan serviks 1 cm/jam. Jika pembukaan serviks
mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang
dari 1 cm/jam), maka harus dipertimbangkan kemungkinan
adanya penyulit persalinan, misalnya fase aktif yang
memanjang; serviks kaku; inersia uteri hipotonik; dan lain-lain.
Pada kondisi ini pertimbangkan untuk melakukan persiapan
rujukan.
b) Garis bertindak terletak sejajar dan di sebelah kanan (berjarak
4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks melampaui dan
berada di sebelah kanan garis tindakan, maka hal ini
57
menunjukkan perlu dilakukan tindakan untuk menyelesaikan
persalinan. Sebaiknya pasien sudah berada di fasilitas
pelayanan rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
7) Grafik hasil pemeriksaan dalam
a) Setiap melakukan pemeriksaan dalam harus selalu dituliskan
dalam grafik ini, karena indikator normal atau tidaknya
persalinan melalui pemantauan partograf adalah kemajuan
pembukaan serviks.
b) Cara menuliskannya dengan memberikan tanda silang tepat di
atas garis waspada (jika pembukaan tepat 4 cm) atau berada di
perpotongan antara garis waspada dan skala pembukaan yang
ada di sisi paling pinggir grafik (skala 1-10), dilanjutkan
dengan menuliskan kapan atau jam berapa pemeriksaan
dilakukan pada baris waktu di bawahnya.
c) Hasil pemeriksaan berikutnya diisi menyesuaikan dengan
waktu pemeriksaan dan dibuat garis penghubung antara tanda
silang sebelumnya dengan tanda silang berikutnya.
d) Perlu diingat, hasil pemeriksaan dalam yang dituliskan dalam
partograf adalah jika pembukaan sudah lebih dari 3 cm atau
sudah dalam fase aktif.
e) Jika hasil pembukaan mendekati garis bertindak, maka bidan
harus merujuk pasien karena mengindikasikan adanya
persalinan lama.
8) Grafik hasil pemeriksaan penurunan kepala.
a) Mengacu kepada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba
pada pemeriksaan abdomen luar di atas simfisis pubis.
b) Cara menuliskannya dengan menggunakan simbol huruf “O”
yang dituliskan di skala 0-5 dengan pembagian perlima utuk
setiap penurunan kepala.
c) Jika kepala sudah turun dan pembukaan lengkap yaitu 0/5,
maka dituliskan dalam skala 0.
58
9) Grafik hasil observasi kontraksi.
a) Kontraksi diperiksa setiap 30 menit dengan mengidentifikasi
kualitas kontraksi dalam 10 menit. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kontraksi diperiksa tiap 30 menit sekali
selama 10 menit.
b) Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit
dengan mengisi angka pada kotak yang sesuai. Nyatakan
lamanya kontraksi dengan:
(1) Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan
kontraksi yang lamanya kirang dari 20 detik.
(2) Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan
kontraksi yang lamanya 20-40 detik.
(3) Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi
yang lamanya lebih dari 40 detik.
10) Baris keterangan pemberian Oksitosin.
a) Data yang dituliskan adalah berapa unit Oksitosin yang
diberikan di baris pertama.
b) Jumlah tetesan/menit dalam barisan kedua.
11) Baris keterangan pemberian cairan IV dan obat.
Tulis jenis cairan infus dan jenis obat yang diberikan.
(Sulistyawati, 2010:77)
59
b. Lembar Belakang Partograf
Bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses
persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan
sejak persalinan kala I hingga kala IV. Itulah sebabnya bagian ini
disebut sebagai catatan persalinan. Selain itu, catatan persalinan
(yang sudah diisi lengkap dan tepat) dapat pula dignakan untuk
menilai atau memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan
asuhan persalinan yang bersih dan aman.
60
1. Asuhan Segera Bayi Baru Lahir
Bidan harus mengetahui kebutuhan transisional bayi dalam
beradaptasi dengan kehidupan diluar uteri sehingga ia dapat membuat
persiapan yang tepat untuk kedatangan bayi baru lahir. Adapun asuhannya
sebagai berikut (Fraser Diane, 2011):
a. Pencegahan kehilangan panas seperti mengeringkan bayi baru lahir,
melepaskan handuk yang basah, mendorong kontak kulit dari ibu ke
bayi, membedong bayi dengan handuk yang kering.
b. Membersihkan jalan nafas
c. Memotong tali pusat.
d. Identifikasi dengan cara bayi diberikan identitas baik berupa gelang
nama maupun kartu identitas.
e. Pengkajian kondisi bayi seperti pada menit pertama dan kelima
setelah lahir, pengkajian tentang kondisi umum bayi dilakukan
dengan menggunakan nilai Apgar.
2. Asuhan Bayi Baru Lahir
Menurut Modul Praktik maternitas saifudin 2011 Asuhan bayi baru
lahir adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan tanda-tanda vital
1) Pengukuran suhu
2) Pengukuran nadi
3) Pengukuran tekanan darah
4) Pengukuran pernapasan
b. Kepala
1) Periksa tanda moulding dan kaput suksedenium
2) Kepala periksa apakah ada tanda memar atau trauma
3) Raba sepanjang garis sutura dan fontanel
4) Apabila fontanel menonjol, ini terjadi akibat peningkatan tekanan
intrakranial, bila fontanel cekung, terjadi akibat dehidrasi
c. Lingkar kepala
Ukur lingkar kepala
d. Bentuk wajah
61
Bentuk wajah harus terlihat simetris, ukur posisi mata, hidung, mulut,
dagu dan telinga.
e. Mata
Periksa mata, konjungtiva, pupil
f. Hidung
Bentuk dan lebar hidung
g. Mulut
1) Periksa daerah antara mulut dan hidung, apakah ada sumbing
2) Periksa adanya bercak putih pada gusi
h. Telinga
1) Periksa jumlah telinga serta bentuk dan posisinya
2) Periksa juga lubang telinga
3) Catat apakah ada kulit tambahan atau aurikel
i. Leher
1) Periksa kesimetrisan
2) Raba leher bayi dengan menggerakan jari ke sekeliling leher untuk
mengidentifikasi adanya pembekakan
j. Tangan
1) Kedua lengan harus sama panjang dan pemeriksaan dilakukan
dengan meluruskan kedua lengan kebawah dan bandingkan
keduanya
2) Hitung jumlah jari, dan periksa apakah ada penyelaputan diantara
jari
k. Dada
Periksa kesimetrisan dada saat pernafas
l. Abdomen
1) Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara serentak dengan
gerakan dada ketika bernapas
2) Lakukan palpasi untuk memeriksa adanya pembengkakan atau
tidak
62
m. Genitalia
1) Pada bayi pria, panjang penis harus dikaji ( biasanya sekitar 3cm)
serta posisi lubang utera juga harus diperiksa. Jangan tarik
prepusium, palpasi sekrotum secara perlahan
2) Untuk bayi perempuan, periksa vulva dengan merentangkan kedua
labia secara perlahan, untuk memastikan adanya klitoris, orivisium
utera dan vagina.
n. Kulit
1) Selama pemeriksaan kondisi kulit harus di observasi
2) Catat warna, apakah ada ruam dan bercak tanda
o. Eliminasi
Catat keluarnya urin dan mekonium yang merupakan indikasi
kepatenan ginjal dan seluruh gastrointestinal bagian bawah
p. Berat badan
1) Ukur berat badan bayi dalam kilogram
2) Lakukan penimbangan diawal atau di akhir pemeriksaan untuk
menjaga agar bayi tetap hangat
q. Panjang badan
Ukur panjang badan bayi dari kepala sampai tumit.
1. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam asuhan pada bayi baru
lahir menurut APN (2008):
a. Persiapan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi dan siapkan rencana
untuk meminta bantuan, khususnya bila ibu tersebut memiliki riwayat
eklamsia, perdarahan, persalinan lama atau macet, persalinan dini atau
infeksi.
b. Jangan mengoleskan salep apapun atau zat lain ke tali pusat.
Hindari pembungkusan tali pusat. tali pusat yang tidak
tertutup akan mengering dan puput lebih cepat dengan
komplikasi yang lebih sedikit.
c. Bila memungkinkan jangan pisahkan ibu dengan bayi dan
biarkan bayi bersama ibunya paling sedikit 1 jam setelah persalinan.
d. Jangan tinggalkan ibu dan bayi seorang diri dan kapanpun.
63
2. Prinsip asuhan bayi baru lahir normal (Hidayat, 2010):
a. Cegah kehilangan panas berlebihan.
b. Bebaskan jalan nafas.
c. Rangsangan taktil
Tabel 2.6 Reflek pada bayi
Refleks Usia muncul Usia hilang
64
4. Cara mencegah terjadinya kehilangan panas
Menurut APN (2008) untuk mencegah terjadinya kehilangan panas
pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
a. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks.
b. Letakkan bayi agar terjadi kotak kulit ibu ke kulit bayi.
c. Selimuti ibu dan bayi dan pakaikan topi di kepala bayi.
d. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
5. Penanganan Bayi Baru Lahir
Menurut Prawirohardjo (2009) menyebutkan bahwa penanganan bayi baru
lahir seperti dibawah ini:
a. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 menit), kemudian
meletakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit
lebih rendah dari tubuhnya, bila bayi mengalami asfiksia lakukan
resusitasi.
b. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk
dan biarkan kontak kulit ibu-bayi lakukan penyuntikan oksitosin.
c. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3cm dari pusat
bayi dan memasang klem kedua 2cm dari klem pertama.
d. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi
dari gunting dan memotong tali pusat diantara klem.
e. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan
menyelimuti bayi dengan kain yang bersih dan kering, menutupi
bagian kepala.
f. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI.
65
D. NIFAS
1. Pengertian Nifas
Menurut Vervney (2007), periode pasca persalinan (post partum)
adalah masa waktu antara kelahiran plasenta dan membran yang menandai
berakhirnya periode intrapartum sampai waktu menuju kembalinya sistem
reproduksi wanita tersebut kekondisi tidak hamil. (Anggraini, 2010 : 2)
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca
persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan
ibu dan bayi, meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan
komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi serta penyediaan pelayanan
pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi
ibu. (Prawirohardjo, 2014 : 356)
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas
a. Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas, untuk menghindari adanya
kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi.
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya.
c. Melaksanakan skrining secara komprehensif, untuk mendeteksi
masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
ataupun bayinya.
d. Memberikan pendidikan kesehatan diri, tentang perawatan diri, nutrisi
KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya, dan perawatan
bayi sehat.
e. Memberikan pendidikan mengenai laktasi dan perawatan payudara.
f. Konseling mengenai KB. (Sunarsih, 2011 : 02)
3. Tahapan Masa Nifas
Beberapa tahapan masa nifas adalah sebagai berikut:
a. Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan, serta
menjalankan aktivitas layaknya wanita normal lainya.
b. Puerperium intermediate
66
Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya
sekitar 6-8 minggu.
c. Puerperium remote
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.
(Sunarsih, 2011:04)
4. Kunjungan Masa Nifas
a. 6-8 jam setelah persalinan
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan.
3) Memberi konseling pada ibu untuk mencegah perdarahan.
4) Pemberian ASI awal
5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
6) Menjaga bayi tetap sehat dan tidak hipotermi.
b. 6 hari setelah persalinan
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal dan uterus berkontraksi.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan
abnormal.
3) Memasikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan tali
pusat.
c. 2 minggu setelah persalinan
Memastikan rahim sudah kembali normal dengan mengukur dan
meraba bagian rahim.
d. 6 minggu setelah persalinan
1) Menanyakan ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi.
2) Memberi konseling untuk KB secara ilmiah.
(Sunarsih, 2011:04)
67
5. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a. Perubahan sistem reproduksi
Uterus
Pada uterus terjadi proses involusi, yaitu proses kembalinya uterus
kedalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai
segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Pemulihan uterus pada ukuran dan kondisi normal setelah kelahiran
bayi diketahui sebagai involusi. Pada akhir kala III dari persalinan
uterus berada pada garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus,
dengan fundus menetap pada sakral promontarium. Dalam 12 jam
setelah persalinan, fundus berada kurang lebih 1 cm di atas umbilikus.
Dari waktu ini, involusi uterus berlangsung sangat cepat, memperbaiki
keadaan uterine dan mendukung tinggi fundus untuk turun kira-kira 1
sampai 2 cm setiap 24 jam.
Enam hari setelah postpartum normalnya harus berjarak setengah
dari simpisis pubis dan umbilikus. Uterus harus tidak teraba lagi pada
abdominal setelah 9 hari postpartum. Uterus jika penuh bisa memiliki
berat 11 kali dari berat sebelum kehamilan, dengan cepat mengalami
involusi sampai kira-kira 500 gr 1 minggu setelah kelahiran dan 350 gr
2 minggu setelah kelahiran. Seminggu setelah persalinan, uterus
terletak pada pelvis kembali. Pada 6 minggu beratnya 50 sampai 60 g.
(Dewi, 2011 : 55)
Tabel 2.7 proses involusi uterus
Waktu Involusi Tinggi Fundus Berat Uterus (gr)
Plasenta lahir Sepusat 1000 gr
7 hari Pertengahan pusat simfisis 500 gr
14 hari Tidak teraba 350 gr
42 hari Sebesar hamil 2 minggu 50 gr
56 hari Normal 30 gr
(Manuaba, 2010 : 200)
68
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks postpartum
adalah bentuk serviks yang akan menganga seperti corong. Bentuk ini
disebabkan oleh korpus uteri yang tidak mengadakan kontraksi,
sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada
perbatasan antara korpus dan serviks uteri berbentuk semacam cincin.
Warna serviks merah kehitaman karena penuh pembuluh darah.
Beberapa hari setelah persalinan, oustium eksternum dapat dilalui oleh
2 jari, pinggir- pinggirnya tidak rata, tetapi retak-retak karena robekan
dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1
jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari
kanalis servikallis. (Sunarsih, 2011 : 56)
Masa puerperium diikuti pengeluaran cairan sisa lapisan
endometrium dan sisa dari tempat implantasi plasenta disebut lokia.
Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya
sebagai berikut :
1) Lokia rubra (kruenta)
Keluar dari hari ke-1 sampai 3 hari, bewarna merah dan hitam, dan
terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa
mekonium, sisa darah.
2) Lokia sanguinolenta
Keluar hari ke-3 sampai 7 hari, bewarna putih bercampur merah.
3) Lokia serosa
Keluar dari hari ke-7 sampai 14 hari, berwarna kekuningan.
4) Lokia alba
Keluar setelah hari ke-14, bewarna putih. (Manuaba, 2010 : 201)
c. Perubahan pada vagina dan perinuem
Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan
mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat
tergang akan kembali secara bertahap pada ukuran sebelum hamil
selama 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat
sekitar minggu keempat, walaupun tudak akan menonjol pada wanita
nulipara. Pada umumnya rugae akan memipih secara permanen. Selain
69
itu, kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas
vagina dan penipisan mukosa vagina. (Dewi, 2011)
70
b. Sistem hematologi
Pada hari pertama post partum kadar fibrinogen dan plasma akan
sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan
viskositas sehingga peningkatan faktor pembekuan darah. Leukositosis
yang meningkat dimana jumlah sel darah putih dapat mencapai 12.000
selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari
masa post partum. Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa naik lagi
sampai 22.000 atau 30.000 tapa adanya kondisi patologis jika wanita
tersebut mengalami persalinan lama. Jumlah Hemoglobine, hematokrit
dan eritrosit akan sangat bervariasi pada masa awal-awal post
partumsebagai akibat dari volume darah, volume plasenta dan tingkat
volume sel darah yang berubah-ubah.
Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi
wanita tersebut. Kira-kira kelahiran dan masa post partum terjadi
kehilangan darah sekitar 200 – 250 ml selama persalinan. Penurunan
volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan
dengan peningkatan hemotokrit dan hemoglobine pada hari ke 3 – 7
persalinan dan akan kembali normal dalam 4 – 5 minggu post partum.
(Sunarsih, 2011 : 61)
8. Adaptasi psikologis ibu
Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi
aktivitas dan peran barunya seorang ibu. Sebagian wanita berhasil
menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil
menyesuaikan diri dan mengalami gangguan-gangguan psikologis dengan
berbagai gejala atau sindrom yang disebut post-partum blues.
Kurangnya dukungan social dari keluarga dan teman khususnya dukungan
suami selama periode pasca-salin (nifas) diduga kuat merupakan faktor
penting dalam terjadinya post-partum blues. Dalam menjalani adaptasi
setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut :
71
a. Fase taking in
Yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama
sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, focus perhatian ibu
terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan
berulang kali diceritakannya. Hal ini mesmbuat ibu cenderung bersifat
lebih pasif terhadap lingkungannya.
b. Fase taking hold
Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada
fase ini, ibu merasa khwatir akan ketidakmampuannya dan rasa
tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu memiliki perasaan yang
sangat sensitive sehingga mudah tersinggung dan gampang marah
sehingga kita perlu berhati-hati dalam berkomunikasi dengan ibu.
c. Fase letting go
Merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan
diri, merawat diri dan bayinya, serta kepercayaan dirinya sudah
meningkat. Pendidikan kesehatan yang kita berikan pada fese
sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu, ibu lebih mandiri dalam
memenuhi kebutuhan diri dan bayinya. (Sunarsih, 2011)
9. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas
a. Nutrisi dan cairan
Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat 25% yaitu untuk
produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali
dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500
kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan
aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI
serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga
perlu memenuhi syarat, seperti susunannya harus seimbang, porsinya
cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak
mengandung alkohol, nikotin, serta bahan pengawet dan pewarna.
Menu makanan yang seimbang mengandung unsur-unsur, seperti
72
sumber tenaga (karbohidrat dan lemak), pembangun (protein), pengatur
dan pelindung (mineral, air dan vitamin). Untuk kebutuhan cairan, ibu
menyusui harus minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu
untuk minum setiap kali menyusui). Tablet zat besi diminum minimal
40 hari pasca persalinan. (Anggraini, 2010 : 51)
b. Ambulasi
Jika tidak ada kelainan, lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu 2 jam
setelah persalinan normal. Ini berguna untuk memperlancar sirkulasi
darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea). Karena lelah setelah
bersalin, ibu harus istirahat, tidur telentang selama 8 jam pasca
persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2
diperbolehkan duduk, hari ke-3 jalan-jalan, dan hari ke-4 atau 5 sudah
diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatasmempunyai variasi, bergantung
pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
(Anggraini, 2010 : 54)
c. Eliminasi
Pengeluaran air seni akan meningkat 24-48 jam pertama sampai sekitar
hari ke-5 setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena volume darah
meningkat pada saat hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan.
Oleh karena itu, ibu perlu belajar berkemih secara spontan dan tidak
menahan buang air kecil ketika ada rasa sakit pada jahitan. Menahan
buang air kecil akan menyebabkan terjadinya bendungan air seni dan
gangguan kontraksi rahim sehingga pengeluaran cairan vagina tidak
lancar. Sedangkan buang air besar (BAB) yang sulit/konstipasi dapat
terjadi karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan terbuka, atau
karena adanya haemorroid. Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari
pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi
apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal.
Jika masih belum bisa dilakukan klisma. (Anggraini, 2010 : 55)
d. Perawatan payudara
73
Perawatan payudarayang dilakukan dengan benar dan teratur akan
memudahkan si kecil mengonsumsi ASI. Pemeliharaan ini juga bisa
merangsang produksi ASI dan mengurangi risiko luka saat menyusui.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Cuci tangan sebelum masase, tuangkan minyak ke dua belah
telapak tangan secukupnya.
2) Sokong payudara kiri dengan tangan kiri. Lakukan gerakan kecil
dengan dua/tiga jari tangan kanan, mulai dari pangkal payudara dan
berakhir dengan gerakan spiral pada daerah puting susu. Buat
gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan
berakhir pada puting susu di seluruh bagian payudara. Lakukan
gerakan tersebut pada payudara kanan
3) Gerakan berikutnya, letakkan kedua telapak tangan di antara dua
payudara. Urutlah dari tengah ke atas sambil mengangkat payudara
dan lepaskan keduanya perlahan. Lakukan gerakan ini ±30 kali.
4) Sangga payudara kiri dengan satu tangan, sedangkan tangan lain
mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal
payudara ke arah puting susu. Lakukan gerakan ini 30 kali. Ulangi
pada payudara kanan. (Suherni, 2010 : 41)
74
5) Beri rangsangan reflek rooting kepada bayi agar bayi membuka
mulutnya
6) Arahkanlah bibir bawah bayi di bawah puting susu sehingga dagu
bayi menyentuh payudara. Perhatikan bayi dengan penuh kasih
sayang selama menyusui.
Ciri-ciri bayi menyusu dengan benar
1) Bayi tampak tenang
2) Badn bayi menempel pada perut ibu
3) Dagu bayi menempel pada payudara
4) Mulut bayi terbuka cukup lebar
5) Bibir bawah bayi juga terbuka lebar
6) Areola yang terlihat lebih luas di bagian atas daripada di bagian
bawah mulut bayi
7) Puting susu tidak merasa nyeri (Suherni, 2010 : 48)
10. Masalah-masalah dalam pemberian ASI
a. Puting susu lecet atau luka
1) Penyebab:
a) Bayi tidak menyusui sampai ke kalang payudara, karena
kesalahan dalam teknik menyusui
b) Puting susu terpapar (ada sisa) bahan-bahan seperti sabun,
krim, alkohol dll, karena mencuci puting susu menggunakan
bahan-bahan tersebut.
c) Penyakit moniliasis pada puting susu yang berasal dari
moniliasis mulut bayi yang menular ke puting susu.
d) Frenulum lidah bayi pendek, sehingga bayi susah menghisap
sampai ke kalang payudara, dan karenanya hisapan hanya
sampai ke puting susu
e) Teknik ibu menghentikan bayi menyusui kurang tepat
75
2) Tatalaksana:
a) Bayi disusui pada puting susu yang tidak mengalami lecet
b) Jangan menggunakan bahan-bahan seperti sabun, alkohol dan
bahan-bahan lainnya
c) Sehabis menyusu tidak perlu dibersihkan dan cukup diangin-
anginkan karena sisa ASI sudah merupakan anti infeksi dan
pelembut puting susu
d) Bubuhkan minyak kelapa pada puting susu
e) Menyusuinya dilakukan lebih sering, yakni dalam 24 jam kira-
kira 8-12 kali.
b. Payudara bengkak
Kira-kira pada hari ketiga atau keempat setelah melahirkan,
seringkali payudara terasa penuh, tegang dan nyeri. Hal ini disebabkan
karena terjadinya asal sekresi ASI. Tatalaksana (cara mengatasi):
1) ASI harus dikeluarkan dengan menyusukannya, meskipun sedikit
terasa sakit, agar tidak terjadi penumpukan ASI.
2) Kompres dengan air dingin agar kekejangan pembuluh darah vena
berkurang di samping untuk mengurangi rasa nyeri. Lakukan
bergantian dengan kompres hangat untuk melancarkan aliran darah.
3) Menyusuinya menggunakan payudara yang tegang penuh tersebut
dilakukan lebih lama dan lebih sering untuk menurunkan
ketegangan payudara.
c. Mastitis/radang payudara
1) Penyebab:
a) Payudara membengkak dan tidak disusukan secara benar
b) Puting lecet menyebabkan terjadinya infeksi
c) BH terlalu ketat
d) Asupan nutrisi ibu kurang sehat disertai kurang beristirahat
sehingga memudahkan terjadinya infeksi karena daya tahan
rendah.
76
2) Tanda dan gejala:
a) Radang (bengkak) dan terasa nyeri setempat
b) Warna merah pada seluruh payudara atau hanya setempat
c) Payudara keras dan berbenjol-benjol
d) Demam (temperatur badan meningkat) dan sakit
3) Tatalaksana:
a) Teruskan menyusui menggunakan payudara yang bengkak
sesering mungkin agar terjadi pengurangan ASI pada payudara
tersebut
b) Kompres hangat
c) Posisi menyusui diubah-ubah setiap saat
d) Gunakanlah BH yang longgar
e) Beristirahat yang cukup disertai asupan gizi yang sehat
f) Banyak minum kira-kira 2 liter/hari
Lazimnya dengan metoda diatas, peradangan akan menghilang
dan amat jarang sekali menjadi abses. Bila dengan cara seperti
itu belum ada kemajuan, diberikan antibiotik selama 5-10 hari
disertai dengan analgetika.
d. Abses payudara
Bila penanganan mastitis karena terjadi infeksi pada payudara tidak
sempurna, maka infeksi akan makin berat sehingga terjadi abses.
1) Tanda dan gejala:
a) Payudara berwarna lebih merah mengkilat dari sebelumnya
b) Ibu merasa lebih sakit dan benjolan lunak karena berisi nanah
2) Tatalaksana:
a) Lakukan insisi untuk mengeluarkan nanah
b) Berikan antibiotik dosis tinggi disertai analgetika
c) Bayi disusui pada payudara yang sehat. ASI dari payudara yang
sakit diperas dan tidak digunakan untuk menyusui.
(Suherni, 2010 : 53-56)
11. Putting oedema
Edema adalah penumpukan cairan yang berlebihan dalam jaringan.
77
a. Penyebab edema:
1) Primer :
a) Peningkatan perneabilitas kapiler
b) Berkurangnya protein plasma
c) Peningkatan tekanan hidrostatik
d) Obstruksi limpa
2) Sekunder
a) Peningkatan tekanan koloid osmotic dalam jaringan
b) Retensi natrium dan air
b. Lokasi pemeriksaaan / daerah terjadinya edema :
1) Daerah sakrum
2) Diatas tibia
3) Pergelangan kaki
c. Penilaian
1) Derajat I : kedalamannya 1- 3 mm dengan waktu kembali 3 detik
2) Derajat I I : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik
3) Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik
4) Derajat IV : kedalamannya 7 mm dengan waktu kembali 7 detik
12. Tanda bahaya masa nifas
a. Pendarahan lewat jalan lahir
b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
c. Bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang-kejang
d. Demam lebih dari 2 hari
e. Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit
f. Ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi)
(Buku KIA, 2015)
78
E. KELUARGA BERENCANA
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana (KB) merupakan program skala nasional yang
dikelola oleh Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Ada banyak
manfaat program keluarga berencana yang ditawarkan oleh negara. Salah
satunya adalah menghasilkan keluarga yang berkualitas.
79
memberikan pengarahan mengenai langkah-langkah untuk menjaga
kesehatan ibu dan bayinya, baik sebelum maupun setelah melahirkan.
2. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak
Dengan jarak waktu ini, anak pertama bisa mendapatkan manfaat ASI
dengan maksimal, yaitu dari ASI eksklusif dan ASI . Tidak hanya itu, anak
juga jadi bisa mendapatkan perhatian penuh dari orang tuanya selama masa
perkembangannya. Kedua hal ini tentu akan sangat berdampak positif
untuknya.
Meski dilakukan antar suami istri, hubungan seksual tidak terlepas dari
risiko terjadinya penyakit menular seksual, seperti sifilis, gonore,
80
hingga HIV/AIDS. Namun, hal ini bisa dicegah dengan penggunaan alat
kontrasepsi, seperti kondom.
Semua yang direncanakan dengan baik juga bisa berbuah baik. Dalam hal
ini, merencanakan kehamilan dan jumlah anak bukan cuma masalah waktu,
tapi juga soal eknomi, pendidikan anak, dan pola asuh.
Dari tujuan dan manfaat program keluarga berencana di atas, Anda bisa
melihat bahwa program KB tidak ada kaitannya dengan menolak kehadiran
anak. Program KB justru dibuat untuk menyehatkan dan menyejahterakan
keluarga Indonesia. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita ikut
menyukseskan program keluarga berencana.
81
1. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi
1. Pil KB
Jenis alat kontrasepsi pertama disini adalah pil KB. Pil KB bersifat
temporer dan dibagi ke dalam 2 golongan, yaitu jenis yang mengandung
hormon progesteron dan kombinasi progesteron-estrogen.
Alat kontrasepsi satu ini masih tergolong murah, namun cukup merepotkan
karena harus rutin dikonsumsi setiap hari. Bahkan untuk beberapa jenis pil
KB, kamu harus meminumnya di jam yang sama tidak boleh berbeda untuk
memaksimalkan tingkat keberhasilannya.
2. Suntik KB
Suntik KB dibagi menjadi 2 tipe, ada yang menunda kehamilan selama 1
bulan ada pula untuk 3 bulan. Jenis kontrasepsi ini hampir mirip dengan
82
pil KB, namun jika pil KB harus rutin dikonsumsi setiap hari, sedangkan
suntik rutin setiap satu bulan atau 3 bulan sekali.
- Rasa mual
- Peningkatan berat badan
- Gairah seks menurun
- Pendarahan di luar jadwal menstruasi atau bahkan tidak menstruasi sama
sekali
- Sakit kepala
- Jerawatan
3. Implan/Norplant/Susuk
Kontrasepsi jenis ini merupakan penanaman sebuah benda kecil seukuran
batang korek api yang dimasukkan ke bagian bawah kulit, umumnya pada
lengan bagian atas. Implan termasuk dalam kategori KB temporer, dengan
jangka waktu pencegahan kehamilan selama 3 tahun.
Bagi pasangan yang ingin menunda kehamilan dalam jangka cukup lama
dan tidak ingin repot, metode satu ini dapat dijadikan pilihan.Meski
harganya relatif lebih mahal dibandingkan menggunakan pil atau suntik
KB, tingkat kegagalan sangat baik yaitu hanya 1persen. Dan bagi Mama
yang masih menyusui, dapat menggunakan jenis KB ini karena tidak
mengganggu produksi ASI.
83
- Peningkatan berat badan
- Kesulitan hamil kembali setelah implan dilepas
4. IUD/Spiral
IUD (Intra Uterine Device) atau yang sering dikenal dengan kontrasepsi
spiral ini, merupakan salah satu alat kontrasepsi yang cukup diminati oleh
banyak pasangan di Indonesia. Selain karena jangka waktu pencegahan
kehamilan yang cukup lama, tidak memerlukan perawatan rumit, juga
tingkat kegagalannya rendah.
5. Vasektomi
84
Vasektomi adalah tindakan KB yang dilakukan untuk menghentikan aliran
sperma dengan cara menutup saluran vas deferens pada pria. Hal ini
memerlukan tindakan medis atau operasi dan bersifat permanen.
Bagi pasangan yang tidak ingin memiliki keturunan lagi biasanya akan
menggun akan cara ini sebagai salah satu option mencegah kehamilan.
Namun, karena hal ini bersifat permanen, akan lebih baik pria yang akan
melakukan sterilisasi ini benar-benar mantap dan yakin sebelum menjalani
tindakan. Dan pria yang melakukan tindakan ini tidak perlu takut karena
tidak menyebabkan ejakulasi, tidak menurunkan gairah seks, atau
kemampuan ereksi.
85
Sama seperti vasektomi, tindakan ini juga memerlukan operasi, tidak
mempengaruhi gairah seks ataupun menopause.
86
BAB III
TINJAUAN KASUS
KUNJUNGAN KE-1
Anamnesa oleh : Mawar Zhahara
Hari/Tanggal : Minggu, 03 Maret 2022
Waktu : 09. 00 WIB
SUBJEKTIF (S)
A. Identitas : Istri Suami
Nama : Ny. L Tn. F
Umur : 27 tahun 29 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa /Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Desa Karang Asem, Tanjung Bintang , Lampung Selatan
No.Hp : 082377423601
B. ANAMNESA
1. Alasan kunjungan : Ibu datang ingin melakukan kunjungan rutin.
2. Keluhan utama : Ibu mengatakan bahwa ibu mudah merasa lelah
: dan bengkak pada kaki
3. Riwayat keluhan :-
4. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga :
a. Penyakit yang sedang atau pernah di derita ibu :
Jantung : tidak
Hipertensi : tidak
87
Asma : tidak
TOCRH : tidak
Infeksisaluran kemih : tidak
Epilepsy : tidak
Malaria : tidak
b. Penyakit keluarga yang menular :
TBC : tidak
Hepatitis : tidak
PMS : tidak
HIV/AIDS : tidak.
c. Riwayat penyakit keturunan :
Diabetes mellitus : tidak
d. Riwayat factor keturunan
Factor keturunan kembar: tidak
kelainan konginetal : tidak
kelainan jiwa : tidak
kelainan darah : tidak.
5. Perilaku kesehatan
Penggunaan alkohol : Tidak
Mengkonsumsi jamu : Tidak
Merokok : Tidak
Vulva hygine : Ya, membasuh area
: kewanitaan setelah BAK
6. Riwayat Obstetri
a. riwayat menstruasi :
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lamanya : 6-7 hari
Sifat darah : cair, bercampur gumpalan
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut per hari
Dismenorea : tidak
Keluhan : tidak ada
88
HPHT : 29 Mei 2021
TP : 5 Maret 2022
Usia Kehamilan : 39 Minggu
b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
Hamil
Tahun Tempat Jenis
ke Penolong Penyulit JK BB PB Ket
Partus Partus Persalinan
3 Hamil
ini
89
- Nasihat : makan makanan bergizi seimbang dalam porsi
yang sedikit tetapi sering, minum air putih yang cukup dan
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi vitamin.
b) Trimester II
- ANC di PMB Jilly Punnica, Amd.Keb 3 kali
- Gerakan janin pertama kali dirasakan : Pada usia
kehamilan 16 minggu , Pergerakan fetus dalam 24 jam
terakhir ≥ 10x sehari.
- Keluhan masalah : Nyeri punggung
- Obat / suplementasi : Kalsium, Tablet Fe
- Nasihat :menganjurkan ibu untuk rutin meminum Tablet
Fe, Kalsium, istirahat yang cukup dan tidur dengan posisi
yang benar.
c) Trimester III
- ANC di PMB Jilly Punnica, Amd.Keb 3 kali
- Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir ≥ 11x sehari.
- Keluhan masalah : Tidak Ada
- Obat / suplementasi : Etabion, Licokalk, B1
- Nasihat : menganjurkan ibu untuk melakukan latihan
pernafasan, senam hamil, senam kegel, tidur dalam posisi
yang nyaman, rutin meminum multivitamin, serta
melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan.
7. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : sah, pernikahan dengan suami pertama
Usia kawin : 19 tahun
Lama perkawinan : 8 tahun
2. Riwayatmenstruasidan KB
a. Siklus menstruas : teratur, 28 Hari.
b. Lama haid : 5-6 hari
c. Kontrasepsi yang pernah digunakan : kb suntik 3 bulan
d. Lama penggunaan kontrasepsi : 2 tahun
e. rencanakontrasepsi yang akan digunakan : KB Suntik 3 bulan
90
f. Rencanajumlah anak : 3 orang.
8. Pola kebutuhan sehari-hari :
a. Pola pemenuhan nutrisi
1) Sebelum hamil
Pola makan sehari-hari : teratur, 3 kali sehari
Jenis makanan : nasi, sayuran, lauk- pauk dan terkadang
disertai buah-buahan.
Frekuensi minum : 7-8 gelas per hari
Jenis minuman : air mineral
2) Saat hamil
Pola makan sehari-hari : teratur, 3-4 kali sehari
Jenis makanan : nasi, berbagai macam sayuran, lauk-pauk,
dan buah-buahan.
Frekuensi minum : 8-9 gelas per hari
Jenis minuman : air mineral & teh manis
b. Pola eliminasi sehari-hari :
1) Sebelum hamil
a) BAK : Frekuensi : 5-7 kali sehari
Warna : kuning jernih
b) BAB : Frekuensi : 1 kali sehari
Konsistensi : lembek
Warna : kuning
2) Saat hamil
a) BAK : Frekuensi : 7-9 kali sehari
Warna : kuning jernih
91
c. Pola aktivitas sehari-hari
1) Sebelum hamil :
a) Istirahat dan pola tidur : ibu biasanya tidur siang ±2 jam, tidur
malam selama ±7-9 jam
b) Seksualitas : ibu mengatakan tidak ada keluhan dalam
pola sekualitas, frekuensi sesuai kebutuhan.
c) Pekerjaan : ibu mengatakan melakukan pekerjaan
rumah tangga sehari-hari
2) Saat hamil :
a) Istirahat dan pola tidur : ibu mengatakan jarang tidur siang selama
kehamilan ini, tidur malam selama ±6-8 jam
b) Seksualitas : ibu mengatakan tidak ada keluhan dalam
pola sekualitas selama kehamilan, frekuensi sesuai kebutuhan.
c) Pekerjaan : ibu mengatakan melakukan pekerjaan
rumah tangga sehari-hari seperti biasa.
d. Pola personal hygiene
Sebelum hamil
a) Frekuensi mandi : 2 kali perhari
b) Gosok gigi : 2 kali perhari
c) Ganti pakaian : 2 kali perhari
d) Keramas : 1 kali perhari
Selama hamil
92
b. Kultural
1) Ibu memiliki pantangan untuk tidak keluar rumah di malam hari saat
hamil
2) Suami adalah pengambil keputusan dalam keluarga
3) Ibu tidak pernah merokok dan minum minuman keras
c. Spiritual
1) Ibu rajin melaksanakan shalat 5 waktu
2) Ibu tidak mengikuti aktivitas keagamaan di luar rumah
OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
TTV : TD : 110/80 mmHg
:N : 82 x/m
:R : 23 x/m
:S : 36.40C
BB sebelum hamil : 54 kg
BB sekarang : 61 kg
Tinggi badan : 157 cm
𝑏𝑏 61
LILA : IMT = (𝑡𝑏)² = 2,4649 = 24, 55 kg/m2
B. Pemeriksaan Kebidanan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Kulit kepala : bersih, tidak ada ketombe
Rambut : hitam, tidak rontok
Wajah : Oedema : tidak
Mata : Conjungtiva : Merah Muda
Sklera : putih
Hidung : Kebersihan : bersih
Polip : tidak ada
93
Telinga : Simetris : simetris
Kebersihan : bersih
Mulut dan gigi : Bibir : normal
Lidah : bersih
Gigi : tidak ada caries
Gusi : tidak ada pembengkakan
Leher : Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan
Vena jugularis : tidak ada bendungan
b. Dada
Jantung : normal, bunyi lup-dup
Paru-paru : normal, tidak ada wheezing dan ronchii
Payudara : Pembesaran : ya, simetris
Putting susu : menonjol
Pengeluaran : Ada
Benjolan : tidak ada
Nyeri : tidak ada
Hiperpigmentasi : ya, bagian areola mammae
c. Abdomen
Bekas luka operasi: tidak ada
Pembesaran : ada, memanjang
Linea : ada, linea nigra
Striae : ada, striae gravidarum
Tumor : tidak ada
Konsistensi : tidak ada
Kandung kemih : kosong
Palpasi :
Leopold I : TFU 3 jari dibawah prosessus xifodeus, pada
bagian fundus teraba satu bagian besar, agak
lunak, dan tidak melenting (bokong).
Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba satu tahanan
94
yang datar, memanjang (punggung). Pada bagian
kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil
(ekstremitas janin).
Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba satu bagian
bulat dan Sukar digerakan (kepala).
Kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : Divergen
Mc. Donald : 35 cm
e. Ekstremitas
Ekstremitas atas : Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Ekstremitas bawah : Oedema : ada
Varises : tidak ada
Reflek Patella : +, kanan dan kiri
f. Anogenital
95
1. Perineum : Utuh tidak terdapat bekas luka jahitan
C. Pemeriksaan Penunjang
Golongan Darah : B
Hb : 12,4 gr/dL, normalnya >11 gr/dL
Glukosa Urine : Negatif (-)
Protein Urine : Negatif (-)
Hbsag : Negatif (-)
HIV : Negatif (-)
Syphilis : Negatif (-)
PENATALAKSANAAN (P)
1. Menjelaskan dan melakukan informed consent kepada ibu untuk menjadi
pasien komprehensif.
(Ibu setuju dan menandatangani informed consent)
2. Memberikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan
janin dalam keadaan normal dan baik,
(ibu terlihat mengerti dengan penjelasan yang di berikan.)
3. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yang telah
dilakukan
(Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan terlihat sudah mengerti dengan
penjelasan yang di berikan.)
96
4. Menjelaskan pada ibu bahwasaanya rasa mudah lelah yang di alami oleh
ibu hamil adalah ketidaknyamanan yang normal di trimester III , Dan
bengkak pada kaki terjadi karena penumpukan cairan di dalam jaringan
tubuh, hal ini dapat terjadi akibat tubuh memproduksi darah dan cairan
l.ebih dari 50% di bandikaan saat tubuh normal untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Cara mengatasinya dengan meninggikan kaki saat posisi
tidur, tidak di gunakan untuk berjalan dalam waktu lama, menggunakan
sepatu atau alas kaki yang nyaman dan tidak sempit serta menggunakan
pakaian yang longar, menghindari minuman yang mengandung kafein,
tetapi jangan mengurangi kebutuhan air minum (minimal 8 gelas per hari)
perbanyak di siang hari.
(ibu tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan mengatakan
akan mencoba untuk meninggikan kakinya saat tidur dan menggunakan
pakaian serta alas kaki yang nyaman)
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan diet karbo di karenakn tafsiran berat
janin ibu sudah lebih dari 3 kg dengan cara :
Lakukan olahraga intensitas ringan sedang 10-15 menit per hari.
Sesuaikan pula dengan kemampuan tubuh Anda.
Kurangi makanan-makanan manis, makanan instan, snack dengan
kalori tinggi, makanan berlemak jenuh, minuman bersoda / manis, dsb
Makan dengan porsi yang lebih kecil
97
9. Memberi therapi pada ibu yaitu Etabion 1x1 Perhari, Licokalk 1x1
Perhari, B1 1x1 Perhari
10. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu
kemudian atau jika terdapat keluhan.
98
KUNJUNGAN KE-2
Tanggal : 13 Maret 2022
Jam : 10.30 WIB
Tempat : PMB Jilly Punnica, Amd.Keb
Oleh : Mawar Zhahara
SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2. Ibu mengatakan perut nya kadang terasa kencang disertai nyeri pinggang.
3. Ibu mengatakan telah rutin meminum multivitamin sesuai anjuran.
OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg N : 84 x/menit
R : 24x/menit S : 36,50C
5. BB sekarang : 61 kg
B. Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Palpasi
HIS : Frekuensi : 1-2x dalam 10 menit (tidak teratur)
Lamanya : 12-15 detik
Leopold 1 : TFU 3 jari dibawah Px, pada bagian fundus teraba
satu bagian besar, agak lunak, dan tidak
melenting (bokong janin).
Leopold 2 : Pada bagian kanan perut ibu teraba satu tahanan
yang keras, memanjang seperti papan (punggung
janin). Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian-
bagian kecil (ekstremitas janin).
99
Leopold 3 : Pada bagian terbawah janin teraba satu bagian
keras, bulat, dan melenting (kepala janin). Kepala
sudah masuk PAP
Leopold 4 : Divergen
TFU Mc Donald : 35 cm
DJJ : 144 x/m
Punctum maximum : ± 3jari di bawah pusat sebelah kanan
TBJ (Johnson-Thausack) = (TFU-11) x 155 gram
= (35-11) x 155 gram
= ± 3720 gram
TBJ (Niswander) = 1,2 x (TFU-7,7) x 100 ± 150 gram
= 1,2 x (35-7,7) x 100 ± 150 gram
= 3.276 ± 150 gram
= 3.126 – 3.456 gram
ANALISA DATA (A)
Diagnosa Ibu : Ny. L G3P2A0 Usia 27 tahun hamil 40 Minggu KU ibu
: baik, Janin Tunggal hidup intrauterin presentasi kepala
: KU janin baik
Masalah : Ibu mengatakan perut nya terasa kencang disertai
nyeri pinggang tetapi frekuensi belum teratur
PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa tanda-tanda vital ibu dan janin
dalam keadaan normal,
(ibu tampak mengerti terhadap penjelasan yang di berikan)
2. Melakukan pengecekan ulang pada bagian kaki ibu yang mengalami bengkak
(terlihat bahwa bengkak kaki sudah berkurang dan ibu mengatakan rasa
nyerinya sudah berkurang )
3. ,Memberi penjelasan bahwa perut kencang disertai nyeri pinggang adalah
keadaan fisiologis yang dialami setiap ibu hamil saat mendekati persalinan,
(Ibu tampak mengerti dan terlihat lebih tenang setelah di beri penjelasan)
100
4. Memberikan penjelasan tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester
III yaitu keluar darah dari kemaluan, bengkak pada kaki, tangan atau
wajah,demam, air ketuban keluar sebelum waktunya dan gerakan bayi
berkurang.
( ibu tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
5. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya persalinan, diantaranya:
1. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas
2. Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan
3. Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir
4. Tidak kuat mengejan
5. Mengalami kejang-kejang
6. Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas
7. Air ketuban keruh dan berbau
8. Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar
9. Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
10. Keluar darah banyak ketika bayi lahir
( ibu tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
6. Mengevaluasi pengetahuan ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada kehamilan
trimester III dan tanda-tanda persalinan yang sudah diberikan.
(ibu dapat mengulangi informasi yang telah di berikan sebelumnya)
7. Mengajarkan kepada ibu cara melakukan perawatan pada payudara, hal ini
berguna untuk menjaga kebersihan terutama putting susu sebagai jalan keluar
ASI. ( ibu tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
8. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan therapi yang telah diberikan, yaitu
Etabion 1x1 Perhari, Licokalk 1x1 Perhari, B1 1x1 Perhari. ( ibu tampak
mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
101
B. ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU BERSALIN
TERHADAP NY. L G3P2A0 HAMIL USIA 40 MINGGU
2 HARI DI PMB JILLY PUNNICA , Amd.Keb
TANJUNG BINTANG LAMPUNG SELATAN
OBJEKTIF (O)
A. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg R : 23 x/Menit
N : 82 x/menit T : 36,5 ºC
5. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah Px, pada bagian fundus
teraba satu bagian besar, agak lunak, dan
tidak melenting (bokong janin).
Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba satu
tahanan yang keras, memanjang seperti
papan (punggung janin). Pada bagian kiri
perut ibu teraba bagian-bagian kecil
(ekstremitas janin).
102
Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba satu
bagian keras, bulat, dan melenting (kepala
janin). Kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : Divergen
TFU Mc Donald : 35 cm
DJJ : 147 x/m
Punctum maximum : ± 3 jari di bawah pusat sebelah kanan
TBJ (Johnson-Thausack) = (TFU-11) x 155 gram
= (35-11) x 155 gram
= ± 3720 gram
TBJ (Niswander) = 1,2 x (TFU-7,7) x 100 ± 150 gram
= 1,2 x (35-7,7) x 100 ± 150 gram
= 3.276 ± 150 gram
= 3.126 – 3.456 gram
HIS : (+) Frekuensi 3 x/10 menit, lamanya 30 detik
103
Denuminator : UUK
Moulage : tidak ada
Posisi Denuminator : depan/ arah jam 12
Penurunan di H : hodge IV
7. Pemeriksaan Penunjang
HB : 12,4 gr%
Protein urin : Negatif
Glukosa urine : Negatiif
Sivilis : Non Reaktif
Hiv : Non Reaktif
HbsAg : Non Reaktif
Golongan darah : O RH Positif
III. ANALISA
IV. PENATALAKSANAAN
104
menggosok pungguung untuk mengurangi rasa nyeri, selalu menjaga hak
privasi ibu dalam persalinan. ( Ibu tampak leih nyaman dan tenang.)
5. Menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan dan minuman seperti
roti dan teh hangat kepada ibu di sela sela kontraksi untuk asupan tenaga
ibu. (Keluarga terlihat mengerti.)
6. Mengajarkan kepada ibu teknik pernafasan yaitu menarik nafas dalam
melalui hidung dan membuang nafas melalui mulut jika terdapat kontraksi
untuk relaksasi. (ibu tampak mengerti Dan melakukan.)
7. mengajarkan ibu cara mengeran yang baik yaitu kedua kaki terbuka dan di
tekuk kemudian kedua tangan merangkul paha, kepala di angkat mata
melihat perut, usahakan jangan bersuara. (ibu tampak mengerti cara
meneran yang baik.)
8. menyiapkan partus set ,heacting set,serta alat pertolongan bayi secara
segera lahir pakaian ibu,dan petlengkapan bayi. (Semua perlengkapan
telah di siapkan.)
9. Melakukan observasi : memantau kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu
dan janin dan mencatatnya di patograf. (Observasi di lakukan
menggunakan patograf)
10. Memantau Djj,kontraksi, nadi tiap 30 menit sekali, memantau tekanan
darah setiap 4 jam dan suhu setiap 2 jam sekali untuk mengetahui
perkemangan kesehatan ibu dan janin. Dilakukan
11. Melakukan informed consent pada pihak keluarga agar terdapat bukti
persetujuan tindakan medis dari pihak keluarga. Dilakukan dan keluarga
menyetujui.
105
SOAP KALA II PUKUL 09.10– 09.20Wib
Subyektif
Pada pukul 09.00 Wib, Ibu mengatakan rasa mulas di sertai dengan rasa nyeri
yang menjalar ke perut teratas semakin sering dan kuat dan ibu mengatakan
keinginan mengeran semakin kuat.
Obyektif
Tanda vital
Tekanandarah : 120/80 mmhg
Pernapasan : 22x/mnt
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 36,7`C
Djj : 142x/mnt ,teratur
Palpasi abdomen ; his (+) 5x/10 menit lama 45 detik
: kuat dan teratur.
Periksa dalam : 09.00 wib Oleh Mawar zhahara
Dinding vagina
Sistokel : Tidak ada
Rektokel : Tidak ada
Benjolan/Tumor : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Porsio
Arah : Searah jalan lahir
Konsistensi : tidak teraba
Dilatasi : tidak teraba
Pembukaan : 10 cm ( Lengkap)
Pendataran : 100%
Ketuban : (-) sejak pukul 08..00 WIB
Persentasi : Belakang Kepala
Denuminator : UUK
Moulage : tidak ada
Posisi Denuminator : depan/ arah jam 12
Penurunan di H : hodge IV
106
Analisa
Diagnosa : Ny.L usia 27 minggu G3P2A0 hamil 40 minggu 2 hari KU ibu
: baik, janin tunggal hidup intra uterin dan presentasi kepala KU
: janin baik, Inpartu kala II.
Penatalaksanaan
1. memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap
10 cm dan ibu sudah diperbolehkan untuk mengeran saat ada his dengan
dipimpin oleh penolong. Ibu tampak mengerti dan kooperatif.
2. membantu ibu untuk mengatur posisi senyaman mungkin. Ibu tampak nyaman
setelah di antu memperaiki posisi.
3. memberi motivasi atau semangat pada ibu agar dapat mengurangi kecemasan
ibu dan memunculkan rasa percaya diri ibu. Ibu tampak mengerti
4. melakukan pertolongan persalinan Sesuai dengan standar APN
a. mengamati tanda-tanda persalinan seperti
Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum atau vagina
Perineum menonjol
Vulva vagina dan sfingter anal membuka
Dilakukan inspeksi dan hasilnya ke empat tanda tersbeut sudah di rasakan ibu dan
terlihat pada ibu.
b. Menyiapkan pertolongan persalinan,
perlengkapan peralatan bahan dan obat-obatan esensial sudah siap serta
oksitosin 10 unit dalam speed steril sudah siap digunakan dalam partus set.
Di lakukan dan partus set sudah siap.
Melepas semua perhiasan yang di pakai di awah siku, mencuci tangan
dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai atau priadi yang
bersih.
Memakai satu sarung tangan DTT untuk melakukan pemeriksaan dalam.
Menghisap oksitoksin 10 unit kedalam tabung suntik (dengan memakai
sarung tangan disinfektan tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan
107
kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa
mengontaminasi tabung suntik).
Seluruh tindakan telah di lakukan, oksitoksin telah di siapkan di dalam tabung
suntik yang di masukkan ke dalam bak instrumen dengan mengunnakan sarung
tangan dtt dalam tindakannya.
c. Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik
Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati hati dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah di
basahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina perineum , atau anus
terkontaminasi oleh kotoran ibu, memersihkannya dengan seksama dengan
cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang
terkontaminasi dalam wadah yang bener. Mengganti sarung tangan jika
terkontaminasi ( meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di
dalam larutan dekontaminasi ).
Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap . Tindakan di
lakukan dan hasil pemukaan sudah lengkap.
Mendokumentasikan sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% dan
kemudian melepaskan dalam keadaan terbalik serta merendamnya dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit lalu mencuci tangan.
Memeriksa denyut jantung janin (Djj) setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa djj dalam batas normal (100-180 kali/menit). Di
lakukan dan di dapatkan djj 140 kali / menit
menyiapkan ibu untuk membantu proses persalinan. memimpin Ibu
mengeran pada saat ada his, mendukung dan memberi semangat atas usaha
ibu untuk meneran dan menganjurkan ibu untuk minum untuk mencegah
dehidrasi. Ibu tampak mengerti dan mengeran sesuai dengan cara yang
telah di ajarkan serta kooperatif.
108
d. persiapan pertolongan kelahiran bayi
Lahirnya kepala
- Saat kepala ayi sudah terlihat di depan vulva 5-6 cm lindungi perineum
dengan satu tangan yang telah di lapisi kain 1/3 bagian, letakkan tangan
lainnya pada kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak
menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan lahan.
Menganjurkan iu untuk mengeran secara perlahan- lahan atau bernafas
cepat saat kepala lahir. Di lakukan dan kepala telah lahir
- Dengan lemut menyeka muka ,mulut ,dan hidung ayi dengan kain atau
kasa yang bersih. Di lakukan dan wajah bayi bersih
- Memeriksa lilitan tali pusat dan mengamil tindakan yang sesuai jika hal itu
terjadi. Tindakan di lakukan dan tidak di temukan lilitan tali pusat
- Menunggu kepala bayi melakukann putaran paksi luar. Tindakan di
lakukan dan kepala bayi melakukan putara paksi luar dengan baik
melahirkan bahu dan seluruh tubuh bayi
setelah bayi melakukan putaran Paksi luar secara spontan tempatkan kedua tangan
pada sisi kepala dan leher bayi kemudian mengarahkan tangan ke arah bawah
untuk melahirkan bahu depan dan menggerakkan ke atas untuk melahirkan bahu
belakang Lalu menyelipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi
untuk menyangga kepala dan 1 tangan lain menyusur menyusuri badan bayi dan
109
melahirkan melahirkan seluruh badan bayi. Di lakukan dan tubuh bayi telah lahir
keseluruhan.
lakukan pemotongan tali pusat dengan satu tangan memegang tali pusat
pada sekitar 5cm dari pusar bayi kemudian jari telunjuk dan jari tengan
tangan lain menjepit tali pusat dan di geser hingga 3cm proksimal dari
pusar bayi. Klem tali pusat pada titik terseut kemudian tahan klem ini
pada posisinya , gunakan jari telunjuk dan tengah tangan lain untuk
mendorong isi tali pusat ke arah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat
sekitar 2 cm distal dari klem pertama. Lalu dengan satu tangan , pegang
tali pusat yang telah di jepit dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara
2 klem terseut. Di lakukan dan tali pusat telah di potong.
Mengikat tali pusat dengan benang tali pusat steril. Di lakuakan dan tali
pusat telah terikat
menjaga kehangatan bayi dengan mengganti handuk basah dan
menyelimuti bayi dan memakaikan topi. Di lakukan dan suhu tubuh bayi
terpantau stabil
110
melakukan imd dengan tetap menjaga kehangatan tubuh bayi sekaligus
melakukan kontak kulit ke kulit selama minimal 1 jam. Di lakukan dan
bayi erhasil menyusui
mencatat di patograf. Di lakuakan
111
SOAP KALA III ( 09.20 – 09.30 wib)
Subyektif
Ibu menyatakan merasa lemas dan masih sedikit mulas.
Obyektif
Bayi telah lahir setelah dipimpin15 Menit meneran
Keadaan umum ibu : Composmentis
Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmhg
Pernapasan : 20x/mnt
Nadi : 78x/mnt
Suhu : 36,7`C
Tinggi fundus : Sepusat
Kontraksi : Baik
Perdarahan : -/+ 150cc
Analisa
Diagnosa : Ny. L. Usia 27 tahun UK 40 minggu 2 hari P30A KU ibu
; baik kala 3 Normal.
Masalah : tidak ada.
Penatalaksanaan
1. melakukan manajemen aktif kala 3
a. memberikan suntikan oksitosin 10 IU di 1/3 paha kanan bagian luar
secara intramuskular, di lakukan dan oksitoksin telah di berikan
penegangan tali pusat terkendali
b. memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5 sampai 10 cm dari vulva,
(di lakukan dan klem telah di pindahkan)
c. Meletakkan satu tangan di atas kain yang di perut ibu , tepat di atas tulang
pubis, dan menggunakan tangan tersebut untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. memegang tali pusat dan klem dengan
tangan yang lain. (Palpasi di lakukan Di lakukan dan penegangan tali pusat
telah siap di lakukan)
112
d. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke
arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
erlawanan arahh pada agian awah uterus dengan cara menekan uterus ke
arah atas dan elakang ( dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu
mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi
berikutnya mulai. (Dorso kranial Di lakukan dan penegangan tali pusat
dilakukan)
e. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu sedikit mengeran sambil
menegangkan tali pusat ke arah bawahdan kemudian ke arah atas,
mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah
pada uterus. Di lakukan
f. Jika tali pusat bertamah panjang , pindahkan klem dengan jarakk 5- 10 cm
di depan vulva. dilakukan
g. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan kedua
tangan dan hati hati memutar plasenta hingga selaput ketuan terpilin.
Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut. (Di lakukan
dan plasenta lahir dengan utuh.)
h. setelah plasenta lahir lengkap melakukan masase uterus hingga kontraksi
baik dan mengajarkan pendamping ibu untuk membantu melakukan
masase uterus. (Pendamping mengerti dan melakukan.)
i. memeriksa kelengkapan plasenta plasenta lahir lengkap dengan selaput
dan kotiledonnya.Panjang tali pusat 50 cm diameternya 18 cm berat 500
gram tebal 2,5 cm insersi tali pusat lateralis.
j. memantau pendarahan kala 3 plasenta lahir lengkap 09.30 wib pendarahan
kurang lebih 100 cc memeriksa Jalan lahir untuk memastikan adanya
laserisasi atau tidak. (Di lakukan hasilnya tidak terdapat laserasi)
k. melakukan pendokumentasian dengan partograf.
113
SOAP KALA IV ( 09.30 – 11.30 wib)
Subyektif
Ibu mengatakan merasa mulas dan lemas.
Obyektif
Keadaaan umum ibu : composmentis
Tekanan darah : 100/70 mmhg
Pernapasan : 20x/mnt
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 36`C
Tinggu fundus : sepusat
Kontraksi : Baik
Perdarahan : -/+100 cc
Perenieum : tidak ada laserisasi
Analisa
Diagnosa : Ny. L P3A0 kala IV normal.
Masalah : tidak ada
Penatalaksanaan :
1. Menilai ulang uterus dan memastiak berkontraksi dengan baik. (Di lakukan
dan di dapatkan hasil uterus berkontraksi dengan baik .)
2. Memerikan penjelasan pada ibu tentang hasil pemeriksaan, bahwasannya
kondisi ibu baik.( Ibu tampak mengerti atas penjelasann yang di berikan.)
3. menjelaskan kepada ibu tentang kondisi bahwa rasa mulas yang dirasakannya
adalah hal yang wajar rasa mulas yang timbul karena pergerakan otot-otot
uterus atau kontraksi yang mencegah terjadinya pendarahan.( Ibu tampak
mengerti atas penjelasan yang di berikan.)
4. mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara memeriksa uterus dan masase
uterus yaitu dengan cara tangan ibu melakukan gerakan memutar searah jarum
jam di atas pohon tersebut harus sampai rahim teraba keras kembali untuk
mencegah pendarahan pasca persalinan ibu dan keluarganya telah mengerti
114
dan bisa melakukan masase uterus. (Ibu dan keluarga tampak mengerti dan di
lakukan. )
5. memberikan rasa nyaman dengan membersihkan tubuh ibu termasuk vulva
dan vagina dari darah dengan air DDT memakaikan pembalut mengganti ibu
dengan pakaian pakaian bersih. (Di lakukan dan ibu tampak lebih nyaman.)
6. memberikan ibu untuk makan dan minum sebagai pengganti tenaga ibu yang
berkurang selama proses persalinan. ( ibu Telah makan dan minum )
7. memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin tanpa terjadi dual
atau condiment dan tetap memberikan ASI .( ibu mengerti dan melakukan.)
8. menganjurkan ibu untuk mobilisasi Dini dan ibu sudah dapat miring ke kanan
dan ke kiri.ibu tampak mengerti dan mulai menggerakan badan.
9. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan pendarahan pervaginam :
2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
Setiap menit pada satu jam pertama pascapersalinan
Setiap 20-30 menit pada jam kedua perrsalinan
Di lakukan dan kala IV erjalan dengan baik.
115
B. ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP BY.NY. L. G3P2A0 DI PMB JILLY PUNNICA , Amd,Keb
TANJUNG BINTANG LAMPUNG SELATAN
SUBJEKTIF (S)
Identitas Bayi
Nama : By.Ny. L.
Umur : 0 hari
Tanggal/Jam Lahir : 15 Maret 2022 Jam : 09.20 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan Lahir : 3800 gram
Panjang Badan : 50 cm
Anak Ke : 3 (dua)
Usia Kehamilan : 40 Minggu 2 hari
116
Anamnesa : Ibu mengatakan baru saja melahirkan, bayi lahir lengkap, menangis
kuat dan gerakan bayi aktif.
Riwayat Persalinan
P3A0 gravida 40 minggu 2 hari
Kala I :1 Jam 10 Menit
Kala II :0 Jam 10 Menit
Kala III :0 Jam 10 Menit
Kala IV :2 Jam 0 Menit
Jumlah :3 Jam 30 Menit
OBJEKTIF (O)
Bayi lahir spontan, menangis kuat dan tonus otot aktif
Penilaian awal Bayi Baru Lahir
A. Apakah kehamilan cukup bulan : ya (hamil cukup bulan )
B. Apakah air ketuban jernih/tidak : jernih
C. Apakah bayi menangis dan bernafas : bayi menangis kuat, dan bernafas
spontan
D. Apakah tonus otot bayi baik atau tidak : tonus otot baik bayi bergerak aktif
E. Apakah warna kulit kemerahan : warna kulit kemerahan
117
APGAR SKOR : 9/10
Menit Menit
Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2
1 5
Pucat / Tubuh merah, Seluruh
Appearance
seluruh tubuh ektremitas tubuh 2 2
(Warna kulit)
biru biru kemerahan
Pulse
(Denyut Tidak ada < 100 >100 2 2
jantung)
Grimace Ektremitas
Tidak ada Gerakan aktif 2 2
(Tonus otot) sedikit fleksi
Activity Langsung
Tidak ada Sedikit gerak 2 2
(Aktifitas) menangis
Respiration Lemah / tidak
Tidak ada Menangis 1 2
(pernafasan) teratur
Jumlah Skor 9 10
ANALISA (A)
Diagnosa : Bayi baru lahir spontan pervaginam cukup bulan sesuai
dengan masa kehamilan
Masalah : Tidak ada
PENATALAKSANAAN (P)
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan bayinya. ( ibu tampak mengerti
dengan penjelasan yang di berikan)
2. Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk kering. ( tindakan di lakukan bayi
telah di keringkan)
3. Menjepit tali pusat dengan klem pertama berjarak 3 cm dari umbilicus dan
klem kedua berjarak 2 cm dari klem pertama, lalu potong tali pusat dengan
gunting tali pusat lalu klem tali pusat menggunakan klem tali pusat. ( tindakan
di lakukan dan tali pusat telah terpotong)
4. Memposisikan bayi diatas perut ibu untuk melakukan inisiasi menyusu dini
(IMD) selama 1 jam. ( imd di lakukan dan hasilnya bayi dapat menemukan
putting susu dan menyusui dengan baik)
118
5. Menjaga agar bayi tetap hangat dengan menyelimuti bayi dan ibu dengan kain
bersih . ( tindakan di lakukan )
6. Melakukan pemeriksaan lanjutan yaitu pemeriksaan fisik dan antropometri.
119
PEMERIKSAAN LANJUTAN
SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan bayi masih bingung menghisap dengan baik pada saat menyusui.
Bayi menangis kuat dan bergerak aktif.
OBJEKTIF (O)
Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Keadaan emosional : stabil
d. Tonus otot : baik
Antropometri
a. Berat badan : 3100 gram
b. Panjang badan : 49 cm
c. Lingkar kepala : 34 cm
d. Tanda-tanda vital : N : 142 x/menit,
R : 46 x/menit
S : 36,4 °C
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Sutura : teraba
Ubun-ubun besar : datar
Ubun-ubun kecil : datar
Moulase : tidak ada
Caput succedaneum : tidak ada
Cephal haematoma : tidak ada
Mata : Simetris : ya, antara kanan dan
kiri
Sklera : tidak ikterik
Konjungtiva : merah muda
Pupil : beraksi bila ada
Cahaya
120
Hidung : Bersih
Lubang hidung : ada 2, kiri dan kanan
Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
Polip : tidak ada
Mulut : Simetris : ya, atas dan bawah
Palatum/Langit Langit Mulut : normal, tidak ada
Palatoschizis/ Langit-
Langit sumbing
Bibir : normal, tidak ada
Labioskizis/Bibir
Sumbing
Telinga : Simetris ; ya, kanan dan kiri
Lubang telinga : ada
Cairan : tidak ada
Leher : Pembengkakan vena jugularis : tidak ada
Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
Dada : Puting susu : simetris, Menonjol
Suara nafas : tidak ada suara
wheezing dan ronchi
Bunyi jantung : normal, lup dup
(tidak ada mur-mur
atau lup dup wes)
Abdomen : Bentuk : simetris
Bising usus : (+)
Tali pusat : masih basah
Perdarahan tali pusat : tidak ada
Genetalia : Testis lengkap berada dalam skrotum
Lubang uretra : ada
Ekstermitas atas : Pergerakan : aktif
Jumlah jari : lengkap
121
Ekstermitas bawah : pergerakan : aktif
Jumlah jari : lengkap
Punggung dan anus : Benjolan : tidak ada
Anus : berlubang
Kulit : Warna : kemerahan
Tanda lahir : tidak ada
122
8. Reflek (steping) berjalan : (+) bila bayi tiba-tiba diangkat dan
posisikan berdiri keatas permukaan
lantai kakinya akan menjejak diatas
permukaan lantai
9. Reflek babinsky : (+) bila tapak kaki bayi di sentuh
jari-jarinya akan mengembang
PENATALAKSANAAN (P)
1. Menjaga agar bayi tetap hangat dengan menyelimuti bayi dan ibu dengan kain
bersih . tindakan di lakukan
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan antropometri.
N : 140 x/m R : 46 x/m
S : 36.2 0C LD : 35 cm
BB : 3800 gr LK : 34 cm
PB : 49 cm JK : Perempuan
Dan menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dankeluarga, ( ibu dan keluarga
tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
3. Memberikan vitamin K 0,5 mg secara IM pada paha kiri bayi dan salep mata
tetrasiklin 1% agar terhindar dari infeksi mata,
( bayi telah diberikan vitamin K dan salep mata.)
4. Memakaikan pakaian bayi agar bayi tetap hangat.
5. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui dan bayi telah menyusu pada
ibunya.
6. Memberikan motifasi pada ibu agar ibu tetap memberikan ASI Ekslusif
selama 6 bulan tanpa bahan makanan apapun cukup ASI saja, walaupun
keluarnya sedikit serta menjelaskan keuntungan dari pemberian ASI sebagai
motivasi bagi ibu seperti menjelaskan Air susu ibu mengandung zat antibodi
123
pembentuk kekebalan tubuh yang bisa membantunya melawan bakteri dan
virus. Jadi, bayi yang diberi ASI berisiko lebih kecil untuk terserang penyakit,
seperti diare, asma, alergi, infeksi telinga, infeksi saluran pernapasan,
konstipasi, sindrom kematian bayi mendadak, dan meningitis.
7. Menempatkan bayi pada tempat yang hangat agar bayi tidak terjadi. Tindakan
di lakukan dan bayi berada di tempat yang hangat.
124
Perawatan Bayi Baru Lahir 6-8 jam post partum
Tanggal : 15 Maret 2021
Waktu : 15.30 WIB
Oleh : Mawar Zhahara
SUBJEKTIF ( S )
1. Ibu mengatakan ASI keluar dan bayinya dapat menghisap ASI dengan
kuat.
2. Ibu mengatakan gerakan bayi aktif.
OBJEKTIF ( O )
a. Pemeriksaan umum
b. Keadaan umum : Baik
c. Kesadaran : Composmentis
d. Keadaan emosional : Stabil
e. Tonus otot : Baik
f. Tanda-tanda vital :N : 143 x/m R : 46 x/m
S : 36.4 0C LD : 35 cm
BB : 3800 gr LK : 34 cm
PB : 49 cm JK : Perempuan
Tali Pusat : Bersih dan masih basah
ANALISA ( A )
Diagnosa : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan hari ke 1.
Masalah :-
PENATALAKSANAAN ( P )
1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bayinya dalam
keadaan normal.
N : 143 x/menit Tali Pusat : Bersih dan masih basah
R : 46 x/menit Tonus otot : Baik
S : 36,4 0C
(Ibu dan keluarga tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan )
125
2. Melakukan dan mengajarkan ibu cara menyendawakan bayi. ( tindakan di
lakukan dn ibu dapat mempraktikannya dengan baik)
3. Melakukan dan mengajarkan ibu memandikan bayi dan ibu telah mengerti
cara memandikan bayi.
4. Melakukan dan mengajarkan perawatan tali pusat bayi dengan menjaga
kebersihan dan kekeringan tali pusat dengan cara dibungkus dengan kassa
steril. ( tindakan di lakukan dn ibu dapat mempraktikannya dengan baik)
5. Memberikan bayi kepada ibunya untuk disusui. ( ibu dapat menyusui bayi
dengan cara yang benar)
6. Menganjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
sampai usia 6 bulan tanpa makanan tambahan ( MP-ASI ) dan( ibu bersedia
memberikan ASI Eksklusif pada bayi .)
7. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kehangatan dan kebersihan bayinya
yaitu selalu mengeringkan alat genetalia sehabis BAB dan BAK dan
menggantikan pakaiannya jika basah karena keringat atau karena BAK dan
(ibu bersedia menjaga kebersihan bayi nya .)
8. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang tanda- tanda bahaya pada bayi
baru lahir seperti : bayi bernapas megap-megap, tonus otot lemah, warna kulit
kebiruan, tidak mau menyui dan ibu mengerti mengenai penjelasan yang
disampaikan.
9. Menyuntikkan bayi imunisasi pertama yaitu Hb 0 di paha sebelah kanan
bayi. ( tindakan di lakukan ).
126
CATATAN PERKEMBANGAN
127
KUNJUNGAN II
SUBJEKTIF (S)
Anamnesa :
Ibu bayi mengatakan melahirkan bayinya pada tanggal 15 Maret 2022 pukul
09.20 WIB, jenis kelamin perempuan, berat badan 3800 gram dan panjang badan
49 cm, bayi menyusu kuat BAK 7-9 x/hari, BAB 3-4x/hari, Tali pusat sudah
kering.
OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan umum : baik
Tangis bayi : kuat
Tonus otot : kuat
b. Tanda-tanda vital
Nadi : 123 x/m
Suhu : 36.6 0C
Pernafasan : 42 x/m
Bayi menyusu kuat
ASI : lancar
128
steril, tidak terdapat pus tidak berbau
Ekstermitas atas : Simetris tidak ada andaktil,polidaktil, sindaktil,
jari-jari lengkap, ekstermitas tidak kebiruan, tidak
. ikterus
Ekstermitas bawah : Simetris, tidak terdapat andaktil, polidaktil,
sindaktil, jari-jari tidak kebiruan, tidak ikterus
Pemeriksaan penunjang :-
PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
pada bayinya.
N : 123 x/m P : 42 x/m
S : 36.6 0C
2. Memastikan kepada ibu apakah bayinya mendapatkan ASI cukup tanpa
diberikan pendamping ASI atau susu formula.
3. Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui sesering mungkin yakni setiap 2
jam jika bayi tertidur maka bangunkan bayi dan susui bayi agar bayi tidak
kuning.
4. Menganjurkan ibu untuk rajin menjemur anak nya di pagi hari mulai jam
07.00- 09.00 WIB selama 15-20 menit.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayi, yaitu mengganti
popok bayi setiap kali BAK / BAB, mengganti baju bayi setiap kali kotor/
basah, memandikan bayi 2 kali sehari, dan membersihkan daerah pusar
dengan kapas basah secara perlahan.
6. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda – tanda bahaya pada bayi dan
diajurkan segera memeriksakan ke tenaga kesehatan. Tanda-tanda bahaya
bayi baru lahir yaitu bayi malas menyusu, bayi kesulitan bernafas, bayi letargi
(bayi terus-menerus tidur tanpa bangun untuk menyusu), warna kulit sianosis
129
/ kebiruan atau bayi sangat kuning, suhu tubuh bayi panas atau terlalu dingin,
bayi tidak BAB selama 3 hari, bayi muntah terus menerus, dan mata bayi
merah / bengkak.
7. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan bayinya saat kunjungan ulang.
130
D. ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU NIFAS
TERHADAP NY.L DI PMB JILLY PUNNICA, A.Md.Keb
TANJUNG BINTANG LAMPUNG SELATAN
SUBJEKTIF (S)
Keluhan Utama : Ibu postpartum 6 jam mengeluh mulas pada perutnya
Riwayat Persalinan :
Tempat Persalinan : PMB Sri Rahayu, Amd.Keb
Jenis persalinan : Spontan
Komplikasi : Tidak ada
Jumlah perdarahan : ± 250 cc
Obat yang digunakan : Oksitosin, Vitamin A
Lama Persalinan :
Kala I 1 Jam 10 Menit
Kala II 10 Menit
Kala III 10 Menit
Kala IV 2 Jam
Jumlah 3 Jam 30 Menit
Bayi
Jenis kelamin :
BB : 3800 gram
PB : 49 cm
Pukul : 04.45 WIB
Plasenta lahir spontan lengkap beserta selaput pukul 09.30 WIB.
Perineum : Laserasi derajad 1, sudah dilakukan penjahitan
131
OBJEKTIF (O)
A. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. TTV : TD : 110/80mmHg R : 24x/menit
N : 84x/menit T : 36,20C
5. Payudara : Pembesaran : ya
Simetris : ya, kanan dan kiri
Puting susu : menonjol
Pengeluaran ASI : ada, pengeluaran kolostrum
Rasa nyeri tekan : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Hiperpigmentasi : ya, aerola mammae
6. TFU : 2 jari dibawah pusat
7. Kontraksi : baik
8. Pengeluaran : lochea rubra
ANALISA (A)
Diagnosa : Ny. L P3A0 Post partum 6 jam dengan involusi normal
PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberikan penjelasan kepada ibu mengenai proses involusi uterus. ( ibu
tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
2. Menginformasikan pada ibu tentang asupan nutrisi pada masa nifas. ( ibu
tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
3. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI on demand kepada bayinya. ( ibu
tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan).
4. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. ( ibu
tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan).
132
5. Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar agar ibu merasa nyaman
dan bayinya mendapat ASI yang cukup dengan cara :
a) Mulut bayi harus mengenai aerola mamae ketika menyusui.
b) Hidung bayi jangan sampai tertutup oleh payudara ibu.
c) Badan bayi dan perut ibu bersentuhan.
d) Kepala bayi menengadah keatas.
6. Mengajarkan ibu cara merawat payudara yaitu dengan cara mengompres
puting susu selama 2 menit, memijat payudara dengan gerakan spiral,
kemudian kompres payudara ibu dengan kompres hangat dan dingin secara
bergantian diakhiri dengan kompres hangat untuk mencegah terjadinya
ketegangan payudara dan melancarkan pengeluaran ASI. . ( ibu tampak
mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
10. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
besi seperti hati, kuning telur, dan bayam. ( ibu tampak mengerti dengan
penjelasan yang di berikan)
11. Memberikan therapi amoxicillin 500 mg/12 jam/oral, Etabion 176 mg 1
kapsul/hari/oral, paracetamol 500 mg/8 jam/oral, vitamin A 200.000 iu. ( ibu
tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
12. Memberitahu ibu bahwa ada kunjungan ulang pada hari Minggu, 11 Maret
2021. ( ibu tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
133
Kunjungan II (Post Partum Hari Ke-3)
SUBJEKTIF (S)
OBJEKTIF (O)
134
ANALISA DATA (A)
PENATALAAKSANAAN (P)
1. Memberitahu ibu bahwa kondisi ibu dalam keadaan baik dan proses
pengembalian rahim berjalan normal dengan TFU pertengahan pusat
symphisis , pengeluaran Lochea Sanguilenta. ( ibu tampak mengerti
dengan penjelasan yang di berikan)
2. Melakukan pengecekan tanda homan Adanya tanda Homan,caranya
dengan meletakkan 1 tangan pada lutut ibu dan di lakukan tekanan ringan
agar lutut tetap lurus.Bila ibu merasakan nyeri pada betis dengan tindakan
tersebut,tanda Homan (+). (Di hasilkan ibu tidak mersakan nyeri pada
betis)
3. Melakukan pengecekan diastactic rectic dengan cara Raba bagian perut
dengan jari Mama, dengan posisi jari menekan dengan garis vertikal di
atas dan di bawah pusar. Hitung seberapa besar jeda yang ada: 1-2 jari
masih dianggap normal, namun ketika jedanya sudah lebih dari 3 jari ada
kemungkinan itu adalah tanda diastasis recti. ( hasil pemeriksaan ibu
dalam keadaan normal)
4. Menganjurkan ibu untuk tidur ketika bayi tidur mengikuti jadwal tidur
anak, dan meminta ibu tidak terlalu memaksakan untuk membereskan
rumah, serta meminta ibu untuk melibatkan suami atau keluarga dalam
membantu mengurus anak agar ibu dapat beristirahat dengan cukup 8
jamdimalam hari dan 1 jam di siang hari. ( ibu tampak mengerti dengan
penjelasan yang di berikan)
5. Menjelaskan kepada ibu tentang ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI pada
bayi sejak lahir sampai 6 bulan tanpa diberikan makanan tambahan
apapun. Dan ASI merupakan makanan utama bagi bayi yang berguna
untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung zat anti body,
135
meningkatkan kecerdasan dan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi. (
ibu tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
6. Mengajarkan ibu tentang cara perawatan payudara yang baik, yaitu :
payudara selalu dijaga kebersihannya dengan cara rajin mengganti Bra
minimal 2x sehari atau jika basah dan kotor. Kompres payudara dengan air
hangat agar sirkulasi darah pada payudara lancar dan mencegahbendungan
ASI, lakukan pemijatan payudara (dari luar kearah putting susu) terutama
pada saat mandi. ( ibu tampak mengerti dengan penjelasan yang di
berikan)
7. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi tinggi
karena dalam masa menyusui dan dalam porsi yang lebih banyak dari pada
biasanya serta menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi
makananyang mengandung serat dan air untuk mencegah sembelit. ( ibu
tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
8. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri,
terutama rutin untuk mengganti pembalut, rutin untuk mandi, menjaga
kebersihan diri terutama kulit, rambut dan kuku, rutin mencuci tangan
setelah beraktivitas terutama sebelum dan sesudah kontak dengan bayi. (
ibu tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
9. Menginformasikan tanda-tanda bahaya pada masa nifas. ( ibu tampak
mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
10. Memberikan konseling bahwa tablet fe harus diminum untuk menambah
gizi setidaknya sampai 40 hari dengan dosis tablet fe 60mg 1x1 dan
meminum Etabion 176 mg 1 kapsul/hari/oral untuk menambah darah
ibupasca melahirkan . ( ibu tampak mengerti dengan penjelasan yang di
berikan)
11. Memberikan konseling kepada ibu mengenai perawatan tali pusat yaitu
menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering tanpa harus di beri
betadine,alcohol atau apapun serta memastiak bayi terjaga kehangatan nya.
( ibu tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
136
12. Memberitahu ibu bahwa akan ada pemeriksaan pasca melahirkan untuk
melakukan kunjungan nifas ke-42 hari , tanggal 21 April 2021. ( ibu
tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
137
E. ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KELUARGA
BERENCANA TERHADAP NY. L AKSEPTOR ---------------------
DI PMB JILLY PUNNICA ,Amd.Keb TANJUNG BINTANG
LAMPUNG SELATAN
SUBJEKTIF (S)
A. Identitas : Istri Suami
Nama : Ny. Laila Tn. Febri
Umur : 27 tahun 29 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa /Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Desa Karang Asem Tanjung Bintang,Lampung Selatan
No.Hp : 082306865692
B. Anamnesa
1. Alasan kunjungan :
2. Riwayat Kesehatan
Sekarang : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit jantung,
hipertensi, DM, TBC, Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui .
penyebabnya, kanker payudara, HIV/AIDS, dan tidak sedang menjalankan
pengobatan apapun.
Dahulu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung,
hepatitis, DM, hipertensi, TBC, perdarahan pervaginam yang tidak
diketahui penyebabnya, kanker payudara, HIV/AIDS.
138
Keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada penyakit
keturunan atau menular.
3. Riwayat Perkawinan : a. Usia Waktu Menikah : 19Tahun
b Lama Menikah : 11 Tahun
c. Perkawinan ke- : 1 (Satu)
d. Jumlah Anak : 3 (Satu)
4. Riwayat KB : Ibu mengatkan bahwa dari kelahiran anak pertama ibu
sudah menggunakan KB suntik
5. Riwayat Obstetrik : a. Riwayat Haid
Menarche : 14 Hari
Lama : 6- 7 Hari
Siklus : 28 Hari
Disminorhea : Tidak Ada
139
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola Nutrisi : Makan : 3X / Hari
Menu : Nasi, Sayur, Lauk pauk, buah
Minum: 5-6 gelas/ hari
b. Pola Aktifitas : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga dan merawat
anak-anak.
c. Pola Istirahat : Siang 2 Jam, Malam 6-8 Jam
d. Pola Eliminasi : BAB 1x/ Hari, BAK 5-6x/ Hari
e. Pola Hygiene : Mandi 2x/Hari, Gosok Gigi 3x/ Hari, Keramas 4x/
Seminggu
f. Pola Seksualitas : Sesuai kebutuhan
g. Psikososial culture : Ibu ingin menjaga jarak kehamilannya
h. Tingkat Pengetahuan : Ibu mengetahui manfaat dan efek samping alat
kontrasepsi
OBJEKTIF (O)
1. PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Baik
Keadaan emosional : Stabil
Vital sign : TD: R:
: N : T:
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala
Rambut : Bersih
Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe
Warna : Hitam
Kekuatan akar : tidak ada rontok
Muka : bersih, tidak ada odema
Kelopak mata : simetris
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikhterik
Hidung : simetris, ada 2 lubang
Telinga : bersih, tidak ada serumen
Mulut dan gigi : bersih, tidak ada stomatitis
Bibir : merah, ada 2 simetris
Lidah : merah
Gigi : tidak ada caries dan tidak berlubang
140
Gusi : tidak ada pembengkakan
b. Leher
Kelenjar thyroid : tidak ada pembengkakan
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
c. Dada
Jantung : normal
Paru- paru : normal
Payudara
Pembesaran : tidak
Puting susu : menonjol
Pengeluaran ASI : tidak ada
Simetris : iya, kanan dan kiri
e. Ekstremitas
Oedema : Tidak Ada
Kemerahan : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
Lekukan otot sendi : Tidak Ada
Reflek Pattela : Positif (+) Kanan dan Kiri
f . Abdomen
Bekas luka operasi : tidak ada
Pembesaran : sesuai usia kehamilan
Benjolan : tidak ada
ANALISA (A)
Diagnosa : Ny L Usia 27 tahun P3A0 Rencana kontrasepsi …..
Masalah : Tidak ada masalah
PENATALAKSANAAN (P)
141
142