Anda di halaman 1dari 78

PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI DAN PERAWATAN

PAYUDARA DALAM MENDUKUNG KEBERHASILAN


MENYUSUI TERHADAP NY. L

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh:
REPILIA APRIANA
NIM. 1715401090

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
TAHUN 2020

i
PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI DAN PERAWATAN
PAYUDARA DALAM MENDUKUNG KEBERHASILAN
MENYUSUI TERHADAP NY. L

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya


Kebidanan pada Program Studi D III Kebidanan Tanjungkarang

LAPORAN TUGAS AKHIR

REPILIA APRIANA
NIM. 1715401090

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
TAHUN 2020
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

ii
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Laporan Tugas Akhir, April 2020

Repilia Apriana : 1715401090


Penerapan Teknik Menyusui dan Perawatan Payudara dalam
Mendukung Keberhasilan Menyusui Terhadap Ny. L
Tahun 2020

50 hal: 3 tabel: 4 lampiran

RINGKASAN

Menurut data WHO terbaru pada tahun 2017 hanya sekitar 36%
bayi yang berusia 0-6 bulan di seluruh dunia disusui secara eksklusif
selama periode 2007-2014. Sekitar 40% bayi berusia 0-6 bulan disusui
secara eksklusif. Hal ini disebabkan karena kegagalan dalam proses
laktasi. kegagalan ibu pada saat memberikan ASI kepada bayinya karena
disebabkan faktor ketidaktahuan ibu tentang cara-cara menyusui dengan
benar karena teknik menyusui dengan benar akan berpengaruh terhadap
pemberian ASI pada bayinya (Romiyati, 2015). Teknik lain yang dapat
mempengaruhi produksi ASI adalah perawatan yang dilakukan terhadap
payudara atau perawatan payudara, bertujuan untuk melancarkan sirkulasi
darah dan mencegah tersumbatnya saluran produksi ASI sehingga
memperlancar pengeluaran ASI. Maka penulis tertarik untuk melakukan
penerapan teknik menyusui dan perawatan Payudara dalam keberhasilan
menyusui terhadap Ny. L di PMB Siti Jamila SST.
Asuhan yang diberikan adalah melakukan Penerapan Teknik Menyusui
dan Perawatan Payudara dengan tujuan untuk keberhasilan menyusui pada
ibu nifas.
Metode yang digunakn dalam studi kasus iti yitu menentukan lokasi dan
pelaksanaan selanjutnya menentukan subyek kasus Ny.L P1 A0
melakukan pengumpulan data melalui wawancara kepada pasien dan
observasi dengan menggunakan pemeriksaan fisik dengan metode
dokumentasi dengan menggunakan manajemen kebidanan pendekatan 7
langkah varney dan SOAP.,
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan 3 kali kunjungan terhadap Ny. L
didapatkan hasil terjadi kesenjangan antara teori dan praktik , dikarenakan
kesalahan penulis yang tidak mengajarkan teknik menyusui yang benar
pada hari pertama . sehingga penerapan teknik menyusui dan perawatan
payudara tidak dapat dikatakan berhasil dalam keberhasilan proses
menyusui pada Ny. L

Kata Kunci : Teknik Menyusui , Perawatan Payudara ,


keberhasilan menyusui

iii
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN TANJUNG KARANG
Final Assignment Report, April 2020
 
Repilia Apriana : 1715401090
Application of Breastfeeding and Breast Care Techniques in
The Success of Breastfeeding Against Mrs. L.
2020
 
50 things: 3 tables: 4 attachments
 
 
ABSTRAC

According to the latest WHO data in 2017 only about 36% of


infants aged 0-6 months worldwide were exclusively breastfed during the
2007-2014 period. About 40% of infants aged 0-6 months are exclusively
breastfed. This is due to a failure in the lactation process. failure of the
mother when giving milk to her baby because it is caused by ignorance of
the mother about ways to breastfeed properly because breastfeeding
techniques will properly affect breastfeeding to her baby (Romiyati, 2015).
Another technique that can affect milk production is breast care or breast
care, which aims to improve blood circulation and prevent blockage of the
milk production channel so as to expedite the release of milk. So the
authors are interested in applying breastfeeding techniques and breast care
in the success of breastfeeding against Ny. L at PMB Siti Jamila SST.
The care provided is implementing Breastfeeding and Breast Care
Techniques with the aim of successful breastfeeding in postpartum
mothers.
The method used in this case study is to determine the location and
subsequent implementation of determining the case subject of Ny.L P1 A0
collecting data through interviews with patients and observations using
physical examination with the documentation method using obstetric
management 7-step approach varney and SOAP.,
After doing Midwifery Care 3 visits to Ny. L results in a gap
between theory and practice, due to the writer's mistake for not teaching
the correct breastfeeding technique on the first day. so the application of
breastfeeding techniques and breast care cannot be said to be successful in
the success of the breastfeeding process in Ny. L. 

Keywords  : Teknik Menyusui, Perawatan Payudara

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir

PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI DAN PERAWATAN PAYUDARA


DALAM MENDUKUNG KEBERHASILAN MENYUSUI
TERHADAP NY.L

Penulis
Repilia Apriana / NIM : 1715401090

Telah diperiksa dan disetujui tim pembimbing laporan tugas akhir Program
Diploma III Politeknik Kesehtan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan

Kebidanan

Bandar Lampung, Mei 2020

Tim Pembimbing Laporan Tugas Akhir

Pembimbing Utama

Indah Trianingsih, SST., M.Kes


NIP : 198205292003122000

Pembimbing Pendamping

Novita Rudiyanti, SST. M.Kes


NIP: 197811082002122002

v
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Laporan Tugas Akhir


Penerapan Teknik Menyusui dan Perawatan Payudara dalam
Mendukung Keberhasilan Menyusui Terhadap Ny. L

Penulis
Repilia Apriana/NIM: 17154010690

Diterima dan disyahkan oleh tim penguji Ujian Akhir Diploma III Politeknik
Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan Kebidanan, sebagai persyaratan
menyelesaikan pendidikan Diploma III

TIM Penguji

Ketua

Yulida Fithri, SST., M.Kes.


NIP: 198207192005012002

Anggota

Novita Rudiyanti, SST.,M.Kes.


NIP: 197811082002122002

Mengetahui
Prodi DIII Kebidanan Tanjungkarang
Ketua

Nelly Indrasari, S.SiT., M.Kes


NIP: 1973090619921220001

vi
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Repilia Apriana

NIM : 1715401090

Program Studi/Jurusan : DIII Kebidanan


Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan
laporan tugas akhir yang berjudul:
Penerapan Teknik Menyusui dan Perawatan Payudara dalam mendukung
keberhasilan menyusui Tehadap Ny. L
Apabila suatu saat nanti, terbukti saya melakukan tindakan plagiat,
maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pemyataan saya buat dengan sebenar-benamya.

Bandar Lampung, Mei 2020

Repilia Apriana

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI DAN PERAWATAN PAYUDARA
DALAM MENDUKUNG KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP NY.
L”.
Laporan tugas akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir
ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada :

1. Warjidin Aliyanto, SKM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Tanjungkarang.
2. DR. Sudarmi, SP.d., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang.
3. Nelly Indrasari, S.SiT, M.Kes., selaku Ketua Program Studi D III
KebidananPoliteknik Kesehatan Tanjungkarang.
4. Indah Trianingsih, SST., M.Kes., selaku Pembimbing I, yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga
Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
5. Novita Rudiyanti, SST., M.Kes., selaku pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi, sehingga Laporan Tugas
Akhir ini dapat terwujud.
6. Yulida Fithri, SST., M.Kes., selaku Penguji Utama, yang juga telah
memberikan masukan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam
penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
7. Siti Jamila, SST., selaku Pembimbing Praktek Klinik Kebidanan III , yang
telah memberikan ijin dan membantu penelitian ini.

viii
Semoga Allah memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang
telah diberikan, dan semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, April 2020

Penulis

ix
BIODATA PENULIS

Foto 4 X6

A. Identitas Diri
1. Nama lengkap : Repilia Apriana
2. NIM : 1715401090
3. Program Studi : DIII Kebidanan Tanjungkarang
4. Tempat/Tanggal Lahir : Kotabumi, 09 April 1998
5. Agama : Islam
6. E-mail : repiliaapriana@gmail.com
7. Hp : 085766818106
8. Alamat : Jl. Lintas Liwa, Fajar Bulan, Way Tenong,
Lampung Barat

B. Riwayat Pendidikan
1. SD : SD 3 Puralaksana Lulusan Tahun 2010
2. SMP : SMPN 1 Way Tenong Lampung Lulusan Tahun
2013
3. SMA : MAN 1 Bandar Lampung Lulusan Tahun 2016

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................i
HALAMAN JUDUL...................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN.....................................................................v
KATA PENGANTAR.................................................................................vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..................................................................viii
DAFTAR ISI...............................................................................................ix
DAFTAR TABEL.......................................................................................xi
DAFTAR BAGAN......................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN...........................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan masalah....................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................ 4
1. Umum..................................................................................... 4
2. Khusus.................................................................................... 4
D. Manfaat....................................................................................... 5
E. Ruang lingkup............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar Kasus ................................................................... 6
B. Kewenangan Bidan Terhadap Kasus Tersebut............................ 25
C. Hasil Penelitian Terkait .............................................................. 26
D. Kerangka Teori ........................................................................... 27

BAB III METODE STUDI KASUS


A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan .................................................. 29
B. Subjek Laporan Kasus ................................................................ 29
C. Instrumen Kumpulan Data ......................................................... 29

xi
D. Teknik / Cara pengumpulan data primer dan sekunder .............. 30
E. Bahan dan Alat............................................................................ 31
F. Jadwal Kegiatan (Matriks Kegiatan) .......................................... 31

BAB IV HASIL TINJAUAN KASUS......................................................... 32


BAB V PEMBAHASAN..............................................................................48
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................52
B. Saran ..................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Pelaksanaan kunjungan Neonatus dan Kunjungan Nifas


................................................................................................................... 7

Tabel 2.2 Kunjungan Masa Nifas ............................................................. 7

Tabel 2.3 Proses Involusi Uteri................................................................. 8

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Keberhasilan Menyusui .......................................................... 25

xiv
DAFTAR SINGKATAN

ASI Air Susu Ibu

BBL BeratBayiLahir

KB Keluarga Berencana

PASI Pendamping Air Susu Ibu

TFU Tinggi Fundus Uteri

TTV Tanda-Tanda Vital

TD Tekanan Darah

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Izin Lokasi Pengambilan Studi Kasus

Lampiran 2. Lembar Permintaan Menjadi Subyek

Lampiran 3. Daftar Tilik

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian bayi merupakan salah satu indikator sensitif untuk mengetahui
derajat kesehatan suatu negara dan bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan
suatu bangsa (WHO,2017). Badan Pusat statistik mencatat bahwa AKB di
indonesia mencapai 25,5 per 1000 kelahiran. Selama beberapa tahun terakhir
AKB di indonesia masih termasuk tinggi dibandingkan dengan negara
tetangga seperti malaysia dan singapura sudah dibwah 10 per 1000 kelahiran
bayi , (BPS,2016). World Health Organizatiin (WHO) dan UNICEF
merekomendasikan pemberian ASI Ekslusif sekurang-kurangnya 6 bulan
pertama kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia
2 tahun . Pemerintah indonesiapun membuat program menyusui yang wajib
dilakukan oleh ibu setelah melahirkan sampai bayi berumur 6 bulan bahkan
sampai 2 tahun. Namun, tidak dapat dipungkiri faktanya dikalangan
masyarakat menunjukkan bahwa dalam proses menyusui sebenarnya tidak
mudah, banyak ibu yang gagal dalam proses menyusui tersebut (Mulati &
Susilowati, 2016).
Berdasarkan data UNICEF 2013 , sebanyak 136,7 juta bayi lahir
diseluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang mendapatkan ASI
ekslusif , sementara di negara berkembang hanya 39% ibu-ibu yang
memberikan ASI Ekslusif (UNICEF,2013).
Pemberian ASI sangatlah baik untuk bayi, hanya sekitar 36% bayi yang
berusia 0-6 bulan di seluruh dunia disusui secara eksklusif selama periode
2007-2014. Sekitar 40% bayi berusia 0-6 bulan disusui secara eksklusif
(WHO, 2017).
Angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia tahun 2015 pada bayi
berumur 6 bulan mencapai angka 55,7%. Terdapat 23 provinsi yang
mempunyai presentase ASI eksklusif di atas angka Nasional (55,7%) yang
tertinggi di NTB (85,9%) dan terendah Sulawesi Utara (26,3%) dan Lampung

1
2

mencapai 54,9% merupakan 9 terendah dari seluruh provinsi di Indonesia


(Kementerian kesehatan Republik Indonesia, 2016).
Tahun 2016, terjadi penurunan persentase bayi 0-5 bulan yang masih
mendapat ASI eksklusif sebesar 54,0%, sedangkan bayi yang telah
mendapatkan ASI eksklusif sampai usia enam bulan adalah sebesar 29,5%.
Pencapaian tertinggi di Provinsi NTT sebesar 79,9% dan terendah Provinsi
Gorontalo sebesar 32,3% sedangkan provinsi Lampung sebesar 43,1% masih
di bawah target pencapaian provinsi (Kemenkes,2017).
Sementara itu, data yang dikeluarkan oleh Dinkes Provinsi Lampung
bahwa pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan berfluktuatif, pada tahun
2012 sebesar 30,1%, tahun 2013 kenaikan yang bermakna menjadi 42,0% dan
tahun 2014 cakupan bayi mendapatkan ASI Ekslusif sebanyak 82,3% namun
di tahun 2015 cakupan ASI eksklusif mengalami penurunan menjadi 57,7%
bayi dimana angka ini masih di bawah target yang diharapkan sebesar 80%
(Dinkes Lampung, 2016). Di tahun 2016 kembali mengalami penurunan
menjadi sebesar 43,1% (Kementerrian kesehatan Republik Indonesia, 2017).
Di kabupaten Lampung Selatan berdasarkan laporan pemberin ASI
eksklusif pada tahun 2017 yaitu sebesar 59,7% (5.645 bayi). Mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya yaitu mencapai 74,9% (6.494 bayi). Hal ini
berarti capaian ASI ekslusif belum mencapai target yaitu sebesar 100%.
(Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung selatan, 2017).
Keberhasilan menyusui adalah pembentukan perlekatan yang tepat dari
ibu kebayi untuk menghisap payudara sebagai makanan selama 3 minggu
pertama menyusui . Proses pembentukan ASI diproduksi karena pengaruh
faktor hormonal , proses pembentukan ASI dimulai dari proses terbentuknya
laktogen dan hormon-hormon yang mempengaruhi terbentuknya ASI bisa
melalui rangsangan dari perawatan payudara (Bulechek,2013).
Dalam proses laktasi seringkali terjadi kegagalan baik dari bayi ataupun
ibu. Salah satu faktor dari ibu yaitu cara menyusui yang tidak benar dapat
menyebabkan puting susu nyeri/lecet dan payudara bengkak. Ibu-ibu tidak
berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini, karena tidak
mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti cara
3

menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan


puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah yang lain. Hal ini dapat
menimbulkan gangguan dalam proses menyusui, sehingga pemberian ASI
menjadi tidak adekuat. Pemberian ASI yang idak adekuat dapat menyebabkan
kekurangan nutrisi pada bayi dan bayi rentan terhadap penyakit yang pada
akhirnya menyebabkan kematian bayi khususnya Bayi Baru Lahir (BBL)
(Apriyani, Kristiyanti., & Susiatmi, (2015).
Kemampuan ibu dalam menyusui dengan teknik yang benar sangat
mendukung dalam perilaku ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya,
kegagalan ibu pada saat memberikan ASI kepada bayinya karena disebabkan
faktor ketidaktahuan ibu tentang cara-cara menyusui dengan benar karena
teknik menyusui dengan benar akan berpengaruh terhadap pemberian ASI
pada bayinya (Romiyati, 2015). Teknik lain yang dapat mempengaruhi
produksi ASI adalah perawatan yang dilakukan terhadap payudara atau
perawatan payudara, bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran produksi ASI sehingga memperlancar
pengeluaran ASI.
Berdasarkan penelitian harismayanti , andi akifa dan iis supriyati 2018
tentang manajemen laktasi (IMD, Teknik Menyusui da Perawatan Payudara )
terhadap pemberian ASI ekslusif , sebagian besar respnden yang melakukan
manajemenl aktasi dengan baik, berhasil dalam pemberian ASI eksklusif.
Hal ini menunjukkan semakin baikmanajemen laktasi pada ibu maka tingkat
keberhasilan pemberian ASI eksklusif semakin baik pula, sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan manajemen laktasi dengan keberhasilan
pemberian ASI Eksklusif .
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk membuat Laporan
Tugas Akhir dengan judul “PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI DAN
PERAWATAN PAYUDARA DALAM MENDUKUNG KEBERHASILAN
MENYUSUI TERHADAP NY. L ”.
4

B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada
studi kasus ini adalah” Bagaimana penerapan teknik menyusui dan perawatan
payudara dalam mendukung keberhasilan menyusui terhadap Ny. L di PMB
Siti Jamila SST ?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny. L dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan Varney dan SOAP di PMB Siti Jamila,
S.ST.,M.Kes. di Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan tahun
2020.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian penerapan teknik menyusui dan perawatan
payudara dalam keberhasilan menyusui terhadap Ny. L secara lengkap
dan sistematis .
b. Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah
dan kebutuhan penerapan teknik menyusui dan perawatan payudara
dalam keberhasilan menyusui terhadap Ny. L.
c. Merencanakan tindakan yang menyeluruh sesuai dengan pengkajian
penerapan teknik menyusui dan perawatan payudara dalam
keberhasilan menyusui terhadap Ny. L.
d. Melaksanakan tindakan penerapan teknik menyusui dan perawatan
payudara dalam keberhasilan menyusui terhadap Ny. L
e. Mengevaluasi hasil penerapan teknik menyusui dan perawatan
payudara dalam keberhasilan menyusui terhadap Ny. L.
f. Melakukan pendokumentasian penerapan teknik menyusui dan
perawatan payudara dalam keberhasilan menyusui terhadap Ny. L
5

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Bagi Pendidikan sebagai paham pengembangan ilmu, bahan bacaan
terhadap materi Asuhan Pelayanan Kebidanan pada ibu nifas serta
referensi bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan asuhan
kebidanan ibu nifas.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Institusi Pendidikan DIII Kebidanan Poltekkes TJK
Sebagai referensi atau bahan bacaan dan acuan untuk mahasiswa
selanjutnya.
b. Bagi Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan Mutu Pelayanan
Kebidanan melalui pendekatan manajemen Asuhan Kebidanan
khususnya pada ibu nifas dengan penerapan teknik menyusui dan
perawatan payudara dalam keberhasilan menyusui
c. Bagi Penulis Lainnya
Sebagai sumber atau untuk sekedar bahan pertimbangan bagi penulis
lainnya untuk bahan pengembangan lebih lanjut.

E. Ruang Lingkup
Sasaran asuhan kebidanan pada ibu nifas ditujukan kepada Ny. L P1A0
post partum hari pertama. Studi kasus ini dilakukan di PMB Siti Jamila,
S.ST.,M.Kes. dan kediaman Ny. L di Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung
Selatan tahun 2020. Teknik yang digunakan yaitu dengan teknik menyusui
dan perawatan payudara. Waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal
5 Maret 2020 sampai dengan 11 maret 2020.
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar
1. Masa Nifas
a. Definisi
Masa nifas atau purperium berasal dari bahasa latin yaitu dari kata
“puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti melahirkan . definisi
masa nifas adalah masa dimana tubuh ibu melakukan adaptasi
pascaersalinan, meliputi perubahan kondisi tubuh ibu hamil kembali ke
kondisi sbeleum hamil. Masa ini dimulai setelah plasenta lahir , dan
sebagai penanda berakhirnya masa nifas adalah ketika alat-alat
kandungan sudah kembali seperti keadaan sebelum hamil.
(astuti,sri,dkk,2015:6)
Masa purperiumatau masa nifas atau masa postpartum adalah mulai
setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. (Astuti,
Reni,2015:2)

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas


1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya , baik secara fisik maupun
psikologis
2) Melaksanakan screening yang komperhensif , mendeteksi adanya
masalah , mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, KB, menyusui ataupun pemberian imunisasi bagi bayi
dan perawatan bayi sehat.
4) Mmberikan pelayanan keluarga berencana (Astutik, Reni,2015:2)

6
7

c. Periode Masa Nifas


1) Puerperium dini (Periode Immediate Postpartum) masa kepulihan,
yakni saat-saat ibu dibolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2) Puerperium intermedial (Periode Early Postpartum 24 jam-1
minggu) Masa kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang
lamanya 6-8 minggu.
3) Remote puerperium (Periode Late Postpartum, 1 minggu-5
minggu) adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Masa ini bisa berlangsung 3 bulan bahkan
lebih. (suherni,dkk,2010:2)

d. Peran dan Tanggung jawab Bidan dalam Masa Nifas


1) Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa
nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan
fisik dan psikologis selama masa nifas
2) Sebagai promotor hubungan antara iu dan bayi serta keluarga
3) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman
4) Membuat kebijakan , perncana program kesehatan yang berkaitan
dengan kesehatan ibu dan anak , serta mampu melakukan kegiatan
administrasi.
5) Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6) Memberikan konseling untk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah pendarahan , mengenali tanda tanda bahaya , menjaga
gizi yang baik, serta mempraktekan kebersihan yang aman.
7) Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data ,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya
untuk mempercepat proses pemulihan , mencegah komplikasi
dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode masa
nifas.
8) Memberikan asuhan secara profesional. (Asih,yusari:2016:4)
8

e. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas


Paling sedikit ada 3 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk
menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk mencegah , mendeteksi
serta menangani masalah-masalah yang terjadi. Jadwal pelaksanaan
kunjungan neonatus (KN) dan kunjungan nifas (KN)

Kunjungan Neonatus (KN) Kunjungan Nifas (KN)


KN 1( 6-48 Jam) KF 1 (6 jam – 48
KN 2 (3 Hari – 7 hari ) KF 2 (4 hari – 28 hari )
KN 3 (8-28 hari) KF 3 (29 hari – 42 hari)
Tabel 2.1 jadwal pelaksanaan kunjungan neonatus ( KN) dan kunjungan
nifas (KN)
Sumber : (sutanto,andina,2018:32)
Tujuan kunjungan masa nifas secara garis besar yaitu
1) Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2) Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya
gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3) Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa
nifas.
4) Menangani komplikasi atau masalah yang tibul dan mengganggu
kesehatan ibu nifas maupun bayinya. (Asih,yusar dan dkk,2016:6)
Tabel 2.2 kunjungan masa nifas
Kunjungan Waktu Asuhan
I 6-8 Jam Post 1. Mencegah perdarahan masa nifas
Partum karena atonia uteri.
2. Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan.
3. Pemberian ASI awal.
4. Melakukan hubungan antara bayi
dan ibu.
II 6 Hari Post 1. Memastikan involusi uterus
Partum berjalan normal
2. Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi dan perdarahan
abnormal.
9

3. Memastikan ibu mendapatkan


cukup makana, cairan, dan
istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
5. Konseling mengenai asuahan
pada bayi.
II 2 Minggu Post Asuhan pada 2 minggu postpartum
Partum sama dengan asuhan yang
diberikan pada kunjungan 6 hari
post partum.
IV 6 Minggu Post 1. Menanyakan pada ibu tentang
Partum penyulit-penyulit yang ia alami.
2. Memberikan konseling untuk KB
secara dini, imunisasi, senam nifas,
dan tanda-tanda bahaya yang
dialami oleh ibu dan bayi.
Sumber : (sutanto,andina,2018:32)

f. Proses Nifas Uterus berangsur- angsur menjadi kecil sehingga akhirnya


kembali seperti sebelum hamil.
1) Involusi TFU Berat Uterus
Tabel 2.3 proses involusi uterus
Involusi Tinggi Fundus Berat Uterus
Bayi lahir Sepusat 1000 gram
Plasenta lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat-simfisis 500 gram
14 hari (2 minggu) Tak teraba 300 gram
42 hari (6 minggu) Tak teraba 60 gram

Sumber : (Asih,Yusari, dan Risneni,2016:67)


10

2) Tempat plasenta mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum


uteri dengan diameter 7,5 cm, minggu ke-3 menjadi 3,5 cm, minggu
ke-6 menjadi 2,4 cm dan akhirnya pulih. Luka-luka pada jalan lahir
apabila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari. Lochea
adalah cairan yang berasal dari kavum uteri dan vagina pada masa
nifas. Ada beberapa macam lochea yaitu :
a) Lochea rubra :Muncul pada hari pertama-kedua post partum,
warnanya merah mengandung darah dari luka pada plasenta dan
serabut dari desidua dan chlorion.
b) Lochea sanguinolenta: Berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir, hari ke-3 sampai ke-7 pasca persalinan. (Asih,Yusari, dan
Risneni,2016:68)
c) Lochea serosa: Berwarna kecoklatan mengandung lebih banyak
serum lebih sedikit darah, pada hari ke-7 sampai ke-14 pasca
persalinan.
d) Lochea alba: Cairan putih kekuningan mengandung leukosit,
selaput lendir, serviks, serabut jaringan yang mati setelah 2
minggu.

2. Laktasi
a. Anatomi Payudara
Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit,
diatas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu utuk
nutrisi bayi.(Sutanto,Andina,2018:63)
Payudara terletak didalam fasia superfisialis di daerah pektoral
antara sternum dan axila dan melebar dari kira-kira iga kedua atau
ketiga sama iga keenam atau ketujuh. Bentuk payudara cembung ke
depan dengan puting di tengahnya,yang terdiri atas kulit , jaringan
erektil dan berwana tua. Payudara berdiameter 10-12 cm, dan berat ±
200 gr saat tidak hamil atau menyusui, 600 gram saat hamil, dan 800
gram saat menyusui. (Astutik,Reni,2015:12)
11

Gambar 2.1 Anatomi Payudara


(sumber: https://lusa.afkar.id/anatomi-dan-fisiologi-payudara)

1) Struktur Makroskopis
Secara makroskopis payudara ada tiga bagian utama , yaitu :
a) Korpus (badan )
Bagian yang membesar dari payudara
b) Areola
Yaitu bagian kehitaman ditengah, merupakan daerah
lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami
hiperpigmentas. Ukran areola bermacam-macam , diameter 2,5
cm. Pada daerah reola terdapat beberapa minyak yang
dihasilkan oleh kelenjar Montgomery yang berbentuk
gelombang naik dan sensitif terhadap siklus menstruasi
seorang wanita. Fungsi kelenjar montgomery adalah untuk
melindungi dan meminyaki puting susu selama menyusui.
c) Papilla atau puting
12

Yaitu bagian yan menonjol dipuncak areola payudara


dengan panjang ± 6 mm. Tersusun atas jaringan erektil
berpigamen dan merupakan bangunan yang sangat
peka.warnanya bermacam-macam ada yang merah muda pucat,
sampai hitam dan gelap selama masa kehamilan dan menyusui.
Teksturnya dapat bermacam-macam antara sangat halus
sampai berkerut dan bergelombang.
Ada empat macam bentuk puting yaitu bentuk normal, pendek,
panjang dan terbenam.
Gambar 2.2 Macam-macam bentuk puting

Sumber : http://isukebidanan.blogspot.com

2) Struktur Mikroskopis
Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus dari jaringan
kelenjar. Setiap lobus terdiri dari ribuan kelenjar kecil yang disbeut
alveoli atau acini yang bersama-sama membentuk sejumlah
gumpalan, mirip buah anggur yang merambat. Alveoli merupakan
tempat air susu diproduksi selama masa menyusui. Dari alveoli ini
air susu ibu dialirkan keala saluran-saluran yang lebih kecil
membentuk saluran yang lebih kecl (duktus). Dibawah areola,
saluran ini mengalami pelebaran yang disebut sinus latiferus
berfungsi sebagai tempat penyimpanan ASI.(Astutik,Reni,2015:12)

b. Fisiologi Pengeluran ASI


13

Selama kehamilan , hormon prolaktin dari plasenta meningkat


tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar
estrogen yang tinggi . Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan ,
kadar estrogen dan progestreron turun drastis, sehingga pengaruh
prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI.
Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu ,
terbentuklah prolaktin hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancar.
(Walyani,Elisabeth dkk, 2017:10)
Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu
reflek prolaktin dan reflek aliran timbul akibat perangsangan puting
susu oleh hisapan bayi.
1) Reflek Prolaktin
Pada saat bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada
puting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent
dibawa ke hipotalamus didasar otak, lalu memacu hipofise anterior
untuk mengeluarkan hormone prolaktin kedalam darah. Melalui
sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk
memproduksi air susu. Jumlah prolaktin yag disekresi dan jumlah
susu yang di produksi berkaitan engan stimulus isapan , yaitu
frekuensi , intensitas dan lamanya bayi menghisap.
(Walyani,Elisabeth dkk, 2017:10)
a) Faktor meningkatnya Prolaktin
1) stres/pengaruh psikis
2) anestesi
3) operasi
4) rangsangan puting susu
5) hubungan kelamin
6) konsumsi obat-obat tranuqizer hipotalamus
b) Faktor penghambat prolaktin
1) gizi buruk pada ibu menyusui
2) konsumsi obat-obat seperti ergot dan i-dopa
(Sutanto,andina,2018:71)
14

2) Reflek Aliran (Let Down Reflex)


Pengeluaran ASI (oksitosin) adalah refleks aliran yang timbul
akibat perangsang puting susu dikarenakan hisapan bayi.
Bersamaan dengan mekanisme pembentukan prolaktinpada
hipofisi anterior. Rangsangan yang berasal dari hisapan bayi pada
puting susu tersebut dilanjutkan ke hipofisis posterior sehingga
keluar hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-sel miopitel di
sekitar alveolus akan berkontraksi dan mendorong ASI yang telah
tebuat masuk ke duktus laktiferus kemudian masuk ke mulut bayi.
Pengeluaran oksitosn selain dipengaruhi oleh hisapan bayi,
juga oleh reseptor yang teretak pada duktus laktiferus. Bila duktus
laktiferus melebar, maka ecara reflektorisoksitosin dikeluarkan
oleh hipofisis.
a) Faktor-faktor peningkat let down reflect:
1) Melihat bayi
2) Mendegarkan suara bayi
3) Mencium bayi
4) Memikirkan untuk menyusui bayi
b) Faktor-faktor penghambat let down reflect:
1) Stres , seperti : keadaan bingung atau pikiran kacau
2) Takut dan cemas (Sutanto,andina, 2018:72)
3 refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi :
a) Refleks Rooting : memungkinkan bayi baru lahir untuk
menemukan puting susu apabila ia diletakkan dipayudara
b) Refleks menghisap : saat bayi mengisis mulutnya dengan
puting susu atau pengganti puting susu sampai kelangit-langit
keras dan puggung lidah.refleks inimelibatka rahang , lidah,
dan pipi.
c) Refleks menelan: yaitu gerakan pipi dngan gusi dalan menekan
areola , sehingga refleks ini merangsang pembentukan rahang
bayi. (yusari,dkk,2016:22)
15

c. Tahapan ASI
1). Kolostrum
Merupakan cairan piscous kental dengan warna kekuning-
kuningan , lebih kuning dari susu matur. Kolostrum disekresi oleh
kelenjar payudara pada hri pertama sampai hari ke tigaatau
keempat. Pada awal menyusui kolostrum yang keluar hanya sedikit
sekitar satu sendok teh (10-100 cc) dan akan terus meningkat setiap
hari sampai sekitar 150-300 ml / 24 jam.
2). Air susu peralihan
Adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
menjadi ASI matur. ASI peralihan disekresi dari hari ke 4 sampai
hari ke 10dari masa laktasi . volume ASI juga akan makin
meningkat dari hari ke hari sehingga pad waktu bayi berumur 3
bulan dapat diproduksi kurang lebih 800 ml/hari.
3). Air Susu Matur
ASI matur disekresi pad hari ke 10 dan seterusnya . ASI
matur tampak berwarna putih. Air susu yag mengalir pertama kali
saat atau saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilk
memiliki kandungan rendah lemak, tinggi laktosa , gula,
protein,mineral dan air. Selanjutnya, air susu berubah menjadi
hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak da nutrisi, sehingga hindmilk
membuat bayi akan lebih cepat kenyang. Pada ibu yang sehat
produksi asi untuk bayi akan tercukupi hal ini karena ASI
merupakan makanan yang paling baik sampai bayi berusia 6 bulan
(Asih, Yusari, Risneni.2016:28)

d. Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI


1)       Makanan
Makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh terhadap
produksi ASI. Apabila makanan yang dimakan ibu cukup akan gizi
16

dan pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan
dengan lancar.
2).      Ketenagan jiwa dan pikiran
Untuk produksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan
pikiran harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih
dan tegang akan menurunkan volume ASI.
3).       Pengguanaan alat kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui perlu
diperhatikan agar tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat
kontrasepsi yang biasa digunakan adalah kondom, IUD, pil Khusus
menyusui atau suntik hormonal 3 bulan.
4).      Perawatan payudara
Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara
mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormone prolactin
dan oksitosin.
5).      Faktor istirahat
Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran
ASI. Apabila Kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI
juga berkurang.
6).      Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan.
Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka
produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak. Akan tetapi,
frekuensi penyusuan pada bayi premature dan cukup bulan itu
berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI pada bayi
premature akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali
perhari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan
dilakukan karena bayi premature belum dapat menyusu. Sedangkan
pada bayi yang cukup bulan frekuensi penyusuan 10 kali selama 2
minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi
ASI yang cukup, sehingga direkomendasikan penyusuan ini
berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormone dalam kelenjar
payudara.
7).      Berat Lahir Bayi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempinyai kemampuan
menghisap ASI lebih rendah dibandingkan bayi yang berat lahir
17

normal (BBL >2500 gr). Kemampuan menghisap ASI yang lebih


rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih
rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan memprngaruhi
stimulasi hormone prolaktin dan oksitosin dalam produksi ASI.
8).     Umur Kehamilan saat Melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi
ASI. Hal ini disebabkan bayi lahir premature (<34 minggu) sangat
lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga
produksi ASI lebih rendah dari pada bayi yang lahir cukup bulan.
Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi premature dapat di
sebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurna fungsi
organ. (Sutanto,andina.2018:87

e. Faktor- faktor Mempengaruhi Kelancaran Menyusui


1) Cara Menyusui Yang Baik Dan Benar
2) Posisi Menyusui Yang Benar (sutanto, andina . 2018: 90)

f. Tanda-tanda Bayi Cukup ASI


1) Tiap menyusui, bayi menyusu dengan kuat tetapi kemudian
melemah dan tertidur puls minimal 8-12 kali dalam 24 jam
(setiap menyusu bayi akan menghisap dngan kuat dan
menelan).
2) Payudara akan terasa lunak setelah menyusui
3) Bayi akan BAK paling tidak 6-8 kali sehari atau lebih dan
warna urin kekuningan.Bayi akan BAB paling tidak 2-5 kali
sehari
4) Bayi mempunyai BB dan Tb yang ideal.
5) Daya tahan tubuh bayi meningkat.
6) Perkembangan motorik yang baik. (Astutik, Reni.2015:20)

g. Cara Mengosongkan ASI


Pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan 2 cara
1) Pengeluaran dengan tangan
a) Ibu diminta untuk mencuci tangan sampai bersih
18

b) Siapkan cangkir atau gelas bertutup yang telah dicuci


dengan air mendidih.
c) Ibu melakukan masase payudara dengan telapak tangan
dari pangkal kearah areola.
d) Minta ibu untuk mengulangi pemijatan ini pada sekeliling
payudara secara merata .
e) Pesankan pada ibu untuk menekan daerah areola kearah
dada dengan ibu jari disekitar areola bagian atas dan jari
telunjuk pada sisi areola yang lain.
f) Peras areola dengan ibu jari dan jari telunjuk.
g) Minta ibu untuk mengulang tekan-peras-lepas-tekan-
peras-lepas.
2) Pengeluaran dengan pompa payudara tangan
a) Letakkan bola karet untuk mengeluarkan udara
b) Letakkan ujung lebar tabung pada payudara dengan puting
susu tetap ditengah , dan tabung benr-benar melekat pada
kulit.
c) Lepas bola karet, sehingga puting dan areola tertarik
kedalam
d) Tekan dan lepas beberapa kali sehingga ASI akan keluar
dan tertampung pada lekukan penampungan pada sisi
tabung.
e) Cuci alat dengan bersih, gunakan air mendidih setelah
selesai dipakai . (Asih,yusari,Risneni.2016:42)

3. Teknik Menyusui
Keyword dari menyusui sebenarnya ada pada posisi bayi yang
benar dalam menyusui yang akan mempengaruhi perlekatan mulut bayi
yang benar. Dimana keyword itu harus didapatkan ibu pasca bersalin.
Selain itu, pentingnya dukungan keluarga dari ibu menyusui untuk pro
19

memberikan ASI eksklusif pada bayinya sehingga akan tumbuh rasa


percaya diri dan semangat ibu untuk menyusui.
Posisi dan fiksasi yang benar saat menyusui akan membuat ASI
mengalir banyak tanpa harus banyak ASI yng kleuar mulut bayi dan
terbuang percuma. Hasilnya dapat meiningkatkan produksi ASI sesuai
kebutuhan bayi. Perlekatan yang benar juga mempunyai andi yang sangat
besar dalam kesuksesan menyusui karena luka pada puting akan dapat
dihindari sebab puting tidak akan bergesrekan dengan langit-langit mulut
bayi yang keras melainkan jatuh di tengah tenggorokan bayi. (Sutanto,
andina .2018:89)

Gambar 2.3 Posisi Menyusui yang benar

(Sumber : https://www.google.co.id/imgres?imgurl)

a) Tanda Bayi Menyusu dengan posisi dan perlekatan benar


1) Seluruh tubuhnya berekatan dan terarah ibu ( perut bayi
menempel pada perut ibu )
2) Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara
3) Areola tidak akan bisa terlihat jelas.
4) Dapat dilihat hisapan lamban dan dalam serta menelan .
5) Bayi terlihat senang dan tenang .
6) Ibu tidak merasakan nyeri pada puting susu.
20

Gambar 2.4 Perlektan yang benar

(sumber : https://mamapapa.id)

b) Macam-macam posisi menyusui


1) Posisi Berbaring miring . posisi ini baik dilakukan pada saat
pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri
2) Posisi duduk, pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk
dimaksudkan untuk menopang atau sandaran pada punggung ibu
dalam posisi tegak lurus 90 derajat terhadap pangkuannya. Posisi
ini dapat dilakukan dengan bersila di atas tempat tidur atau lantai,
ataupun duduk dikursi.
3) Tidur terlentang. Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi
menyusui dini, maka posisi ini juga dapat dilakukan oleh ibu.
Posisi bayi berada di atas dada ibu di anata payudara ibu.
(sutanto,andina.2018:89)
c) Langkah-langkah menyusui yang benar
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui dengan sabun dan air
mengalir
2) Masase payudara dimulai dari korpus menuju areola sampai
teraba lemas/lunak.
21

3) ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan


areola.
4) Bayi diletakkan menghadap perut ibu / payudara.
a) Ibu duduk atau berbring dengan santai
b) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan.
c) Satu tangn bayi akan diletakkan dibelakang badan ibu dan
satu didepan.
d) Perut bayi,menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara
e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f) Ibu mentap bayi dengan kasih sayang.
5) Setelah menyusui, ASI dioleskan sedikit pada puting susu dan
areola. Dibiarkan kering untuk menghindari lecet ataupun pecah-
pecah.
6) Sendawakan bayi dengan cara menggendong bayi tegak dengan
bersandar dibahu ibu kemudin punggung bayi ditepuk perlahan-
lahan atau bayi ditidurkan tengkurap dipangkuan ibu kemudian
punggung bayi ditepuk perlahan-lahan.
7) Periksa keadaan payudara , adakah perlukaan / pecah-pecah atau
terbendung. (Astutik,Reni.2015:16)

4. Perawatan Payudara
a) Definisi
Perawatan Payudara adalah suatu tindakan untuk merawat
payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk
memperlancarkan pengeluaran ASI. Perawatan payudara adalah
perawatan payudara setelah ibu melahirkan dan menyusui yang
merupakan suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar
air susu keluar dengan lancar. (Walyani,Elisabeth,2017:27) . Menururt
Rukiyah, 2011 Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara
22

mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan


oksitosin.

b) Tujuan Perawatan Payudara


1) Memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya
saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI.
2) Menjaga agar payudara senantiasa bersih dan terawat (puting
susu) karena saat menyusui payudara ibu akan kontak langsung
dengan mulut bayi.
3) Menghindari puting susu yang sakit akibat infeksi payudara.
4) Menjaga keindahan bentuk payudara.

c) Waktu perawatan payudara


Perawatan payudara pada masa nifas hendaknya dimulai sedini
mungkin yaitu 1-2 hari setelah bayi lahir dan dilakukan 2 kali sehari
sebelum mandi.

d) Prinsip Perawatan Payudara


1) Menjaga payudara agar bersih, kering terutama puting susu
2) Menggunakan bra/BH yang menopang dan tidak menekan.
3) Menyusui tetap dilakukan dengan mendahulukan puting susu
yang tidak lecet

e) Persiapan Alat
1) Kursi
2) Handuk untuk mengeringkan payudara yang basah
3) Kapas digunakan untuk mengompres puting susu
4) Baby oil sebagi pelicin
5) Waskom yang berisi air hangat untuk kompres hangat
6) Waskom yang berisi air dingin untuk kompres dingin
7) Waslap digunakan untuk merangsang erektilitas puting susu
8) Handscoon
23

f) Langkah-langkah perawatan payudara


1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Cuci tangan dibawah air menglir dibawah sabun
3) Kompres puting susu dengan kapas yang telah dibasahi minyak
atau baby oil ± 2 menit
4) Bila puting susu masuk kedalam, lakukan gerakan hoffman atau
pompa puting.
a) Gerakan hoffman
1) Tarik telunjuk sesuai dengan arah , atas dan bawah.
Gerakan ini akan meregangkan payudara dan jaringan
yang ada dibawahnya. Lakukan 5-10 kali .
2) Gerakan diulang dengan letak telunjuk dipindah berputar
disekeliling puting sambil menarik puting susu yang
masuk.lakukan gerakan ini 5-10 kali.
b) Penggunaan pompa puting
1) Bila pompa puting tidak tersedia , dapat dibuat dari
modifikasi spuit 10 ml. Bagian ujung dekat jarum
dipotong dan kemudian pendorong dimasukkan dari arah
potongan tersebut.
2) Cara penggunaannya yaitu dengan menempelkan ujung
pompa (spuit injeksi) pada payudara sehingga puting
berada didalam pompa.
3) Kemudian tarik perlahan hingga terasa ada tahanan dan
dipertahankan selama setengah sampai 1 menit
4) Bila terasa sakit, tarikan dikendorkan prosedur ini diulangi
terus hingga beberapa kali dalam sehari
5) Perawatan Payudara
a) Kompres kedua puting menggunakan minyak kelapa atau baby
oil , kurang lebih 3-5 menit
b) Oleskan minyak kelapa atau baby oil ke payudara atau kedua
telapak tangan. Letakan kedua telapak tangan diantara kedua
24

payudara, kemudian telapak tangan ditarik keatas melingkari


payudara sambil menyangga payudara lalu tangan dilepaskan
secara cepat, lakukan gerakan ini ± 20 kali dengan tujuan
untuk menjaga kekenyalan dan kekencangan payudara.
c) Sanggah payudara kanan dengan tangan kanan kemudian urut
payudara dari pangkal payudara kearah puting memakai
genggaman tangan menyeluruh atau ruas ruas jari lakukan
gerakan ini ± 20 kali
d) Sanggah payudara kanan dengan tangan kanan, kemudian sisi
ulnar tangan kiri mengurut payudara kearah puting susu.
Lakukan gerakan ini ± 20 kali.
e) Menyiram atau mengompres payudara dengan air hangat dan
air dingin secara bergantian dan berulang-ulang lalu
dikeringkan dengan handuk. Selanjutnya puting susu
dirangsang dengan waslap atau handuk kering yang digerakan
keatas dan kebawah beberapa kali .
f) Meggunakan bra yang menyangga dan ukuran yang sesuai
dengan pertumbuhan payudara. (Astutik , Reni y, 2015:22)

B. Kewenangan Bidan dalam Menjalankan Asuhan Kebidanan


1. Sesuai dengan Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
28/2017 yang menjadi landasan ibu nifas :
a. BAB III Pasal 18 huruf a
25

Bidan dalam menjalankan praktek, bidan berwenang untuk


memberikan pelaynann kesehatan ibu.
b. BAB III Pasal 19 ayat 1
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 18
huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, kehamilan, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan.

2. Standar 15 : Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas


Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah pada hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam
setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi
melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan
atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI,
imunisasi dan KB.

C. Hasil Penelitian Terkait

1. Penelitian yang dilakukan ani lestari dkk , 2019. “ Penerapan perawatan


payudara pada pasien PNC terhadap keberhasilan menyusui”. Hasil
26

penelitian Hasil studi kasus ditemukan bahwa penerapan perawatan


payudara efektif dalam meningkatkan volume produksi ASI yang keluar.
2. Penelitian yang dilakukan Harismayanti, Andi Akifa Sudirman, Iis
Supriaty .2018 “manajemen laktasi dalam keberhasialan pemberian ASI
eksklusif “, manajemen laktasi pada responden sebagian besar baik
sebanyak 64 responden. Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif sebagian
besar berada dalam kategori berhasil sebanyak 66 responden. Hal ini
menunjukkan semakin baik manajemen laktasi pada ibu maka tingkat
keberhasilan pemberian ASI eksklusif semakin baik pula, sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan manajemen laktasi dengan keberhasilan
pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Telaga biru.
3. Penelitian yang dilakukan Anggun Rusyantia.2017.”Hubungan Teknik
Menyusui dengan keberhasilan menyusui pada bayi usia 0-6 bulan yang
berkunjung kepuskesmas kedaton 2015” Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan,dapat diketahui bahwa bayi yang memiliki teknik menyusui
yang kurang baik memiliki persentase yang lebih besar untuk tidak
mendapat ASI Eksklusif sebesar 85,7% dibandingkan bayi yang
mendapatkan ASI Eksklusif (14,3%). Sedangkan bayi yang memiliki
teknik menyusui yang baik mempunyai persentase sebesar 55,6 %
mendapatkan ASI Eksklusif. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh
nilai p sebesar 0,043 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara teknik menyusui dengan keberhasilan menyusui.
4. Penelitian yang dilakukan Lina Handayani, Yunengsih, Solikhah. 2014
“Hubungan Teknik Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif di
wilayah kerja puskesmas pengasih II kabupaten kulonprogo”
Kebanyakan ibu memiliki teknik menyusui rendah yaitu sebanyak 74 ibu
(52,1%) dan sebagian besar juga tidak memberikan ASI secara eksklusif
yaitu sebanyak 43 ibu (30,3%) sedangkan Ibu dengan teknik menyusui
tinggi sebanyak 68 ibu (47,9%) dan yang memberikan ASI eksklusif
sebanyak 47 ibu (33,1%).Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p =
0,002,RP = 1,882 dan 95% CI = 1,255-2,821.Hasil analisis tersebut
menunjukkan bahwa hubungan antara teknik menyusui dengan
27

pemberian ASI eksklusif secara statistik signifikan (p=0,002). Secara


biologi menunjukkan nilai RP 1,882 artinya ibu dengan teknik menyusui
rendah memiliki peluang untuk tidak memberikan ASI eksklusif sebesar
1,882 kali lebih besar dibandingkan yang mempunyai teknik menyusui
tinggi.

D. KERANGKA TEORI

Keberhasilan
Menyusui
28

Hal-hal yang mempengaruhi Faktor-faktor Mempengaruhi


produksi ASI Kelancaran Menyusui

1. Makanan 1) Cara Menyusui Yang


2. Ketengan jiwa dan pikiran Baik Dan Benar
3. Pengguanaan alat 2) Posisi Menyusui Yang
kontrasepsi Benar (sutanto, andina .
4. Perawatan payudara 2018: 90)
5. Faktor istirahat
6. Faktor isapan anak atau
frekuensi penyusuan.
7. Berat Lahir Bayi
8. Umur Kehamilan saat
Melahirkan

Sumber : Sutanto, andina . 2018

BAB III

METODE PENELITIAN
29

A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Lokasi pemberian asuhan kepada Ny. L bertempat di BPM Siti Jamila,
SST, M.Kes dan rumah Ny. L yang berada di kecamatan Palas, kabupaten
Lampung Selatan. Dimana Ibu Nifas tinggal bersama suami, kecamatan Palas,
kabupaten Lampung Selatan. Waktu pelaksanaan pada bulan februari-maret
2020

B. Subjek Laporan Kasus


Subjek yang akan digunakan dalam studi kasus ini adalah Ny. L Usia 20
tahun.

C. Instrumen Pengumpulan Data


1. Data Primer
Yaitu data yang didapatkan dari

a) Format Asuhan Kebidanan


b) Format / lembar observasi teknik pelekatan yang benar
c) Lembar observasi posisi meyusui yang benar
d) Lembar observasi tanda kecukupan asi pada bayi
e) Lembar observasi perawatan payudara

2. Data Sekunder
Studi dokumentasi yaitu semua sumber informasi yang berhubungan
dengan dokumen. Dalam studi kasus ini informasi yang diperoleh
didapatkan dari buku KIA dan data kohort ibu hamil di PMB Siti Jamila,
SST.

D. Teknik dan Cara Pengumpulan Data


a. Observasi
Peneliti mencari data dan mengobservasi langsung Ny. L sesuai dengan
manajemen kebidanan yaitu 7 langkah varney

b. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara langsung kepada Ny. L untuk mengetahui
masalah-masalah atau keluhan29yang dirasakan Ny. L selama
30

kehamilannya, pola hidup atau kebiasaan sehari-hari, dan hubungan


komunikasi Ny. L dengan keluarga
c. Studi Dokumentasi
Dilakukan dalam asuhan kebidanan dalam metode SOAP yaitu:
1. S ( Subjektif )
Berisikan pendokumentasian hasil pengumpulan data dasar Ny. L
melalui anamnesa sebagai langkah Varney yang terdiri dari identitas
diri Ny. L dan suami, serta keluhan yang dialami saat kunjungan.
2. O ( Objektif )
Berisikan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik Ny. L, hasil TTV,
hasil Laboratorium, dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung assessment sebagai langkah 1 Varney.
3. A ( Analisa Data )
Berisikan hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif
dalam identifikasi diagnose dan masalah, antisipasi diagnose dan
masalah potensial, dan perlunya tindakan segera oleh bidan atau
Dokter, sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney.
4. P (Penatalaksanaan)
Berisikan tindakan perencanaan, tindakan, dan evaluasi berdasarkan
assesmen sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney

E. Bahan dan Alat


Bahan dan Alat yang digunakan untuk asuhan kebidanan pada bendungan ASI
yaitu:

1. Observasi
a) Tensimeter dan stetoskop
b) Thermometer
c) Jam tangan
2. Alat Teknik Menyusui
a) Bantal
b) Kursi
3. Alat Perawatan Payudara
a) Kursi
b) Handuk
c) Washlap
d) Waskom
31

e) Minyak kelapa/babyoil
f) Air Hangat
g) Handscoon
4. Wawancara dan Pendokumentasian
a) Format asuhan kebidanan
b) Format / lembar observasi teknik pelekatan yang benar
c) Lembar observasi posisi meyusui yang benar
d) Lembar observasi tanda kecukupan asi pada bayi
e) Lembar observasi perawatan payudara
f) Alat Tulis

F. Jadwal Kegiatan

Tanggal Waktu Asuhan Kebidanan


 Postpartumcare,
5 Maret 2020 6 jam Post Partum  Mengajari Ibu Perawatan
Payudara
 Melihat Pengeluaran ASI
 Mengevaluasi Ibu dalam
melakukan perawatan
2 hari Post payudara
6 Maret 2020
Partum  Memberikan bimbingan cara
menyusui yang benar
 Mengobservasi kecukupan ASI
pada Bayi
 Melihat Pengeluaran ASI
apakah terjadi bendungan ASI
atau tidak
 Mengevaluasi ibu dalam
melakukan teknik menyusui
3 hari Post yang benar
7 Maret 2020
Partum  Menganjurkan ibu untuk tetap
melakukan Perawatan
Payudara dan menyusui
bayinya
 Mengajarkan ibu cara
mengosongkan ASI
11 Maret 2020 6 hari post partum  Melihat Pengeluaran ASI
 Menganjurkan ibu untuk tetap
menyusui bayinya secara on
demand
32

 Memberikan ibu konseling


untuk memberikan ASI
Eksklusif pada bayinya sampai
umur 6 bulan.

BAB IV
TINJAUAN KASUS
33

PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI DAN PERAWATAN PAYUDARA


DALAM KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP NY.L
DI BPM SITI JAMILA S.ST LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2020

Anamnesa Oleh : Repilia Apriana


Tanggal : 5 Maret 2020
Tempat : PMB Siti Jamila S.ST
Waktu : 14.30 WIB

KUNJUNGAN I (6-8 JAM) POSTPARTUM

A. SUBJEKTIF (S)
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. A
Umur : 20 Tahun Umur : 21 Tahun
Suku : Sunda Suku : Lampung
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

2. Keluhan utama : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas


Ibu mengatakan ASInya belum keluar
Ibu Mengatakan Bayinya belum mau menyusui
3. Riwayat menstruasi :
Ibu mengatakan menarche umur 12 tahun , siklus 28 hari teratur, lamanya 5-7
hari, banyaknya 2-3x ganti pembalut/hari, sifat darahnya cair, dan tidak ada
keluhan . ibu mengatakan HPHT 11 juni 2019 dengan TP 18 maret 2020, usia
kehamilannya 38 minggu.
Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu :

No Tanggal Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Jenis H/


32
34

lahir persalinan kehamilan prsalinan kelamin M


1. Hamil ini -

4. Riwayat persalinan ini : Bersalin di PMB Siti Jamila, S.ST, tanggal 05


Maret 2020 pukul 06.30 WIB, jenis pesalinan
spontan, tidak ada komplikasi, perdarahan ±150 cc.
Dilakukan IMD segera setelah bayi lahir
Lama persalinan :
Kala I : 1 jam
Kala II : 18 menit
Kala III : 8 menit
Kala IV : 2 jam
Jumlah 3 jam 26 menit

1. Bayi
Jenis kelamin : Laki-laki
Berat badan : 2800 gram
Panjang badan : 43 cm

2. Plasenta
Berat : ±500 gram
Diameter : 20 cm
Tebal : 2 cm

3. Tali pusat
Panjang tali pusat : 65 cm
Insersi tali pusat : Lateralis

5. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah umur 18 tahun, lama pernikahannnya sudah 2 tahun,
satu kali menikah dan pernikahannya syah.

6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan :


35

Ibu mengatakan tidak menggunakan kontrasepsi KB

7. Kehidupan social dan budaya


Ibu mengatakan keluarganya tidak memiliki kepercayaan yang berhubungan
dengan kehamilan,persalinan, dan nifas.

8. Data Psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini memang sudah ditunggu , dan keluarganya
merasa sangat senang karena telah melahirkan anak atau cucu pertama.
Ibu mengatakan baik suami maupun keluarganya sangat mendukung pemberian
ASI secara ekslusif

9. Data Pengetahuan
Ibu mengatakan baru melahirkan anak pertama , ibu tidak memiliki
pengetahuan tentang perawatan setelah melahirkan.
Ibu mengatakan ibu tidak memiliki pengetahuan dan persiapan tentang
menyusui sejak masa kehamilan

10. Pola Makan


1. Sebelum hamil : pola makan teratur 3-4x/hari. Porsi makan 1 piring.
Jenis makanan nasi, sayur, lauk-pauk, dan terkadang disertai buah-buahan.
Frekuensi minum6-8 gelas/hari dan jenis minuman air putih.
2. Selama hamil : pola makan teratur 3-4x/hari. Porsi makan 1 piring.
Jenis makanan nasi, sayur, lauk-pauk, dan terkadang disertai buah-buahan.
Frekuensi minum 10-11 gelas/hari dan jenis minuman air putih dan susu.

11. Pola Eliminasi


1. Sebelum hamil : BAK 6-8x/hari dan warna kuning jernih. BAB 1-2x/hari
dengan konsistnsi lembek.
36

2. Selama hamil :BAK 10-12x/hari dan warna kuning jernih. BAB 1-


2x/hari dengan konsistnsi lembek.

12. Aktivitas sehari-hari


1. Sebelum hamil : ibu biasanya tidak tidur siang, tidur malam selama ±7-8
jam. Ibu mengatakan tidak ada keluhan dalam pola seksualitas, frekuensi 1-
2x dalam seminggu, ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga
sehari-hari.
2. Selama hamil : ibu jarang tidur siang selama kehamilan ini, tidur
malam selama ±6 jam. Ibu mengatakan tidak ada keluhan dalam pola
seksualitas selama kehamilan, sesuai kebutuhan. ibu mengatakan melakukan
pekerjaan rumah tangga sehari-hari seperti biasa

13. Riwayat kesehatan


1. Riwayat penyakit yang diderita : ibu mengatakan ibu dan keluarganya tidak
pernah atau tidak sedang memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi,
DM, asma, hepatitis, Anemia berat, PMS, dan HIV/AIDS.
2. Prilaku kesehatan : ibu mengatakan tidak pernah menggunakan
alcohol atau obat-obatan sejenisnya, pernah mengkonsumsi jamu, tidak
merokok dan melakukan vulva hygiene.

B. OBJEKTIF ( O )

Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis dan keadaan emosional
stabil,dengan tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg,N : 80 x/menit, R : 22 x /
menit, S: 36,50C

Pemeriksaan Fisik
1. Wajah
37

Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L pucat, tidak ada oedema pada
kelopak mata, konjungtiva merah muda (ananemis) dan sclera putih (anikterik)

2. Payudara
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L dengan hasil pada bagian kedua
payudara terjadi pembesaran, puting susu ibu menonjol, pengeluaran ASI
kolostrum.

3. Abdomen
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L dengan hasil kontraksi uterus
baik,tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, tidak ada nyeri tekan pada perut
bagian bawah.

4. Anogenital
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L dengan hasilpada pemeriksaan
vulva dan vagina tidak ada oedema dan pengeluaran pervaginam lochea rubra.

5. Ekstremitas
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L dengan hasil baik, tidak oedema,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada varises

C. ANALISA (A)

Diagnosa : Ny. L P1A0 Post Partum 6-8 jam

Masalah : Ibu tidak memiliki pengetahuan tentang persiapan menyusui

D. PENATALAKSANAAN (P)
1. Menjelaskan dan melakukan informed conset kepada ibu atau keluarga untuk
menjadi pasien LTA
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik
3. Menjelaskan pada ibu tentang rasa mulas yang dirasakannya adalah hal yang
normal dikarenakan proses pengembalian rahim ke bentuk semula.
4. Memberikan motivasi dan dukungan kepada ibu untuk menyusui bayinya
38

5. Menjelaskan kepada ibu bahwa pengeluaran ASI sudah ada , pengeluaran ASI
berupa kolostrum
6. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara dan menganjurkan ibu untuk
melakukan perawatan payudara 2 kali dalam sehari pagi dan sore
7. Mengajarkan ibu cara melakukan vulva hygien .
8. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas kepada ibu seperti demam,
perdarahan stelah melahirkan, depresi, sakit kepala, penglihatan kabur dll.
9. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi secara bertahap seperti miring kanan dan
kiri, meluruskan kaki, duduk, serta berjalan untuk ke kamar mandi
10. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan sesuai dengan gizi
seimbang yaitu nasi, laukpauk, sayuran dan buah-buahan
11. Menganjurkan keluarga untuk membantu merawat bayi agar ibu beristirahat
untuk membantu memulihkan kondisinya
12. Meminta ibu untuk segera mendatangi tenaga kesehatan terdekat bila terjadi
tanda bahaya masa nifas

2 HARI POST PARTUM


39

Tanggal : 06 Maret 2020


Tempat : Rumah Ny. L
Waktu : 14.00 WIB

A. SUBJEKTIF (S)

Ibu Mengatakan ASInya sudah keluar

Ibu mengatakan Bayinya sudah mau menyusui tetapi sering terlepas saat
posisi menyusui

B. OBJEKTIF ( O )

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis dan keadaan emosional


stabil,dengan tanda-tanda vital : TD : 100/80 mmHg,N : 80 x/menit, R : 22 x /
menit, S: 36,50C

PemeriksaanFisik

1. Wajah
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L wajah tidak pucat, tidak ada
oedema pada kelopak mata, konjungtiva merah muda (ananemis) dan sclera
putih (anikterik)

2. Payudara
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L dengan hasil pada bagian kedua
payudara dengan payudara kiri dan kanan terlihat simetris. Puting susu ibu
menonjol, pengeluaran ASI ada, dan tidak terasa nyeri atau keras ketika
dilakukan palpasi.
40

3.Abdomen
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L dengan hasil kontraksi uterus
baik,tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, tidak ada nyeri tekan pada perut
bagian bawah.

4. Anogenital
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L dengan hasil pada pemeriksaan
vulva dan vagina tidak ada tanda-tanda infeksi dan pengeluaran pervaginam
lochea rubra.

5. Ekstremitas
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L dengan hasil Baik, tidak oedema,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada varises

C. ANALISA (A)

Diagnosa : Ny. L P1A0 Post Partum hari ke 2

Masalah :-

D. PENATALAKSANAAN (P)
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
Ibu telah mengerti dan paham akan penjelasan yang diberikan.
2. Mengevaluasi Ibu dalam melakukan perawatan payudara
Ibu sudah melakukan teknik perawatan payudara dengan benar
3. Memberikan bimbingan cara menyusui yang benar
Ibu telah mengetahui dan mengerti cara menyusui yang benar
4. Menganjurkan ibu untuk untuk sering menyusui banyinya dan secara on
demand di kedua payudaranya secara bergantian agar nutrisi bayi dapat
tercukupi dan tidak terjadi penampungan ASI yang berlebihan.
Ibu akan mengikuti apa yang dianjurkan.
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan sesuai dengan gizi seimbang
yaitu nasi, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan
Ibu mengerti dan akan melakukannya
41

6. Menganjurkan ibu beristirahat untuk membantu memulihkan kondisinya.


Ibu mengerti dan sudah melakukannya
42

3 HARI POST PARTUM

Tanggal : 07 Maret 2020


Tempat : Rumah Ny. L
Waktu : 14.00 WIB

A. SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan Pengeluaran ASInya lancar
2. Ibu mengatakan Bayi menyusui dengan lebih baik
3. Ibu mengatakan Bayi BAK dengan frekuensi lebih dari 5 kali . dan BAB
1 kali.

B. OBJEKTIF ( O )

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis dan keadaan emosional


stabil,dengan tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg,N : 80 x/menit, R : 22 x /
menit, S: 36,50C

Pemeriksaan Fisik

1. Wajah
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L wajah tidak pucat, tidak ada
oedema pada kelopak mata, konjungtiva merah muda (ananemis) dan sclera
putih (anikterik)

2. Payudara
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L dengan hasil pada bagian kedua
payudara terlihat simetris, tidak ada bengkak pada kedua payudara. Puting
susu ibu menonjol, pengeluaran ASI lancar , dan tidak terasa nyeri atau keras
ketika dilakukan palpasi.
43

3.Abdomen
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L dengan hasil kontraksi uterus
baik,tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat, tidak ada nyeri tekan pada perut
bagian bawah.

4. Anogenital
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. T dengan hasilpada pemeriksaan
vulva dan vagina tidak ada tanda-tanda infeksi dan pengeluaran pervaginam
lochea rubra

5.Ekstremitas
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L dengan hasil Baik, tidak oedema,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada varises

C. ANALISA (A)

Diagnosa : Ny. L P1A0 Post Partum hari ke 3

Masalah :-

D. PENATALAKSANAAN (P)

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadan ibu dalam keadaan normal


Ibu telah mengerti tentang penjelasan yang diberikan
2. Mengevaluasi ibu dalam melakukan teknik menyusui yang benar
Ibu sudah menyusui dengan teknik menyusui yang benar
3. Memberi apresiasi pada ibu karena ibu telah melakukan perawatan payudara
dan melakukan teknik menyusui dengan benar.
Ibu merasa lega dan senang
4. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan payudara setiap pagi dan
sore
Ibu mengerti dan akan tetap melakukan perawatan payudara
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin sesuai
dengan keinginan bayi
Ibu mengerti dan akan mengikuti apa yang dianjurkan
44

6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan sesuai dengan gizi


seimbang yaitu nasi, lauk-pauk, sayuran dan buah-buahan
Ibu mengerti dan sudah melakukannya
45

6 HARI POST PARTUM

Tanggal : 11 Maret 2020


Tempat : Rumah Ny. L
Waktu : 14.00 WIB

A. SUBJEKTIF (S)
ibu mengatakan pengeluaran ASI lancar dan bayi menyusu dengan adekuat
ibu mengatakan tali pusat bayinya telah lepas
ibu mengatakan bayinya BAK 6-8 kali perhari

B. OBJEKTIF ( O )

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis dan keadaan emosional


stabil,dengan tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg,N : 84 x/menit, R : 23 x /
menit, S: 36,50C

Pemeriksaan Fisik

1. Wajah
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L wajah tidak pucat, tidak ada
oedema pada kelopak mata, konjungtiva merah muda (ananemis) dan sclera
putih (anikterik)

2. Payudara
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L dengan hasil pada bagian kedua
payudara terlihat simetris, tidak ada bengkak pada kedua payudara. Puting
susu ibu menonjol, pengeluaran ASI lancar , dan tidak terasa nyeri atau keras
ketika dilakukan palpasi.

3.Abdomen
46

Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L dengan hasil kontraksi uterus


baik,tinggi fundus uteri pertengahan pusat dan symphisis, tidak ada nyeri tekan
pada perut bagian bawah.

4. Anogenital
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L dengan hasilpada pemeriksaan
vulva dan vagina tidak ada tanda-tanda infeksi dan pengeluaran pervaginam
lochea sanguelenta.

5.Ekstremitas
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. L dengan hasil Baik, tidak oedema,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada varises

C. ANALISA (A)

Diagnosa : Ny. L P1A0 Post Partum hari ke 6

Masalah :-

D. PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadan ibu dalam keadaan normal
Ibu telah mengerti tentang penjelasan yang diberikan
2. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya secara on demand
Ibu mengerti dan sudah mengikuti apa yang dianjurkan
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya sampai
umur 6 bulan
Ibu telah mengerti dan bersedia untuk memberikan ASI Eksklusif saja
4. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu nifas tidak mempunyai pantangan apapun
untuk makanan dan minumannya namun ibu disarankan untuk menghindari
jamu-jamuan karena dapat menghambat proses involusi uterus dan produksi
ASI.
Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan akan mengikuti apa
yang disarankan
47

5. Menganjurkan ibu untuk minum sedikitnya 2 liter air setiap hari atau 8-10
gelas, hal ini berguna untuk melancarkan sirkulasi tubuh dan menambah
produksi ASI ibu
Ibu mengerti dan akan mengikuti apa yang dianjurkan
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan sentuhan fisik, komunikasi dan
rangsangan kepada bayinya untuk memperkuat ikatan batin antara ibu dan
bayinya ( keluarga)
Ibu akan mengikuti apa yang dianjurkan
7. menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya dibawah langsung sinar matahari
pada pagi hari dibawah pukul 09.30 wib agar bayi tidak kekurangan vitamin
D.
Ibu mengerti dan akan mengikuti apa yang dianjurkan
48

BAB V
PEMBAHASAN

Studi kasus asuhan kebidanan pada Ny. L dilaksanakan berdasarkan data


subjektif dari hasil wawancara penulis kepada ibu dan data objektif dengan
inspeksi dan pemeriksaan fisik terhadap ibu pada kunjungan nifas hari
pertama, yaitu pada tanggal 05 Maret 2020 di desa bangunan kec. Palas
Lampung Selatan. Ibu mengatakan Asinya belum Keluar dan bayinya belum
mau menyusui.
Hasil pemeriksaan dan inspeksi terhadap Ny. L ternyata didapatkan hasil
bahwa pada Bagian kedua payudara Ny. L sudah terdapat pengeluaran ASI
yaitu berupa kolostrum.TTV dalam batas normal TD : 90/70 mmHg ,N : 80
x/menit, R : 22 x / menit, S: 36,50C . Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat
kontraksi uterus baik, pendrahan normal , pengeluaran lochea merah (rubra)
dan tidak ada komplikasi pada ibu. Pada kasus ini ibu merasa khawatir karna
pengeluaran ASI nya sedikit ,bayinya belum mau menyusui dan Ibu tidak
memiliki pengetahuan tentang persiapan menyusui sejak masa kehamilan.
. Menurut teori tahapan pengeluaran ASI pada hari pertama ASI yang
keluar berupa kolostrum, kolostrum disekresi oleh kelenjar payudara pada
hari pertama sampai hari ketiga . pada awal menyusui klostrum yang keular
sekitar 10-100 cc dan akan meningkat setiap hari sampai sekitar 150-300 cc /
24 jam. Pada hari ke 4 sampai dengan hari ke 10 ASI yang keluar berupa ASI
peralihan dan pada hari ke 10 dan seterusnya ASI yang disekresikan berupa
ASI matur. (Astutik, Reni.2015)
Pada hal ini penulis sudah memberikan asuhan dengan menjelaskan
kepada ibu tantang tahapan produksi ASI pada hari pertama yaitu berupa
kolostrum , dan memberikan dukungan dan motivasi kepada ibu dalam
pemberian laktasi. Menurut walyani, elisabeth 2017 ada 3 hal yang dapat
dilakukan dalam memberikan dukungan dalam pemberian laktasi , Yang
pertama yaitu dengan membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah
dilahirkan selama beberapa jam pertama. Dalam hal ini Penulis melakukan
IMD maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Sebagai upaya untuk

48
49

tetap mempertahankan prolaktin , isapan bayi akan memberikan rangsangan


pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Apabila bayi tidak
menghisap putting susu pada setengah jam pertama setalh persalinan,
hormone prolaktin akan turun dan dan sulit merangsang prolaktin, sehingga
ASI baru akan keluar pada hari ke tiga atau lebih. Yang kedua mengajarkan
cara merawat payudara, penulis mengajarkan perawatan payudara untuk
mencegah masalah umum yang timbul . perawatan payudara bertujuan untuk
melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu
sehingga memperlancar pengeluaran ASI . Pelaksanaan perawatan payudara
hendaknya dimulai sedini mungkin yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan
dilakukan 2 kali sehari. Agar tujuan perawatan payudara ini dapat tercapai,
penulis melakukan perawatan payudara . mengupayakan tangan dan puting
susu tetap bersih, tidak mengoleskan krim dan minyak , alcohol atau sabun
pada putiing susu. Yang ketiga membantu ibu pada waktu pertama kali
menyusui, dengan cara mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar. Karena
keyword dari menyusui sebenarnya ada pada posisi bayi yang benar dalam
menyusu yang akan mempengaruhi perlekatan mulut bayi yang benar.
Dimana keyword itu harus didapatkan ibu ketika pasca bersalin. Posisi dan
fiksasi yag benar saat menyusui akan membuat asi mengalir banyak tanpa
harus banyak ASI yang keluar dari mulut bayi dan terbuang percuma
(sutanto, andina . 2018:89) , dalam hal ini penulis tidak mengajarkan teknik
menyusui yang benar pada hari pertama. Penulis mengajarkan teknik
menyusui yang benar pada hari kedua , dimana seharusnya penulis melakukan
hal itu pada hari pertama. Penulis menyadari asuhan yang dilakukan tidak
tepat, dan tidak akan mengulang asuhan tersebut untuk asuhan selanjutnya.
Penulis melakukan kunjungan pada hari pertama hingga hari ke tiga post
partum dan melakukan kunjungan ulang pada hari ke 6 post partum, penulis
melakukan observasi kecukupan ASI dimulai hari ke 3 saat ibu mengatakan
bahwa pengeluaran ASInya lancar, ibu mengatakan bayi BAK sudah lebih
dari 5 kali , sudah BAB 1 kali dan bayi terlihat tertidur dengan pulas , Penulis
Menyadari hal ini tidak tepat ,dimana seharusnya penulis sudah melakukan
observasi kecukupan ASI dimulai sejak kunjungan ke 2 atau 2 hari post
50

partum, Penulis menyadari hal ini tidak tepat dan tidak akan melakukan
asuhan tersebut untuk asuhan selanjutnya . Kemudian penulis melakukan
kunjungan ulang pada hari ke 6 dan didapatkan hasil pengeluaran ASI ibu
lancar yang dapat dilihat dari kondisi bayi yang tidak rewel, tidur pulas, BAK
6-8 kali sehari dan bayi menyusu dengan adekuat.
Menurut Bulechek, 2013 Keberhasilan menyusui adalah pembentukan
perlekatan yang tepat dari ibu kebayi untuk menghisap payudara sebagai
makanan selama 3 minggu pertama menyusui . Proses pembentukan ASI
diproduksi karena pengaruh faktor hormonal , proses pembentukan ASI
dimulai dari proses terbentuknya laktogen dan hormon-hormon yang
mempengaruhi terbentuknya ASI bisa melalui rangsangan dari perawatan
payudara. Menurut Padmawati, 2013 Keberhasilan menyusui juga dapat
ditunjang dengan Persiapan menyusui pada masa kehamilan hal ini penting
dilakukan, sebab dengan persiapan yang lebih baik maka ibu lebih siap
menyusui bayinya.
Kemudian penulis membandingkan hasil asuhan penulis dengan
penelitian yang dilakukan oleh harismayanti , andi akifa dan iis supriyati
2018 tentang manajemen laktasi (IMD, Teknik Menyusui dan Perawatan
Payudara ) terhadap pemberian ASI ekslusif , sebagian besar respnden yang
melakukan manajemen laktasi dengan baik, berhasil dalam pemberian ASI
eksklusif. Hal ini menunjukkan semakin baik manajemen laktasi pada ibu
maka tingkat keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Dapat disimpulkan ada
hubungan manajemen laktasi dengan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif.
Sehingga dapat disimpulkan , pada langkah penerapan asuhan
kebidanan pada Ny. L Usia 20 tahun P1A0 ini terjadi kesenjangan antara
teori dan praktik , dikarenakan kesalahan penulis yang tidak mengajarkan
teknik menyusui yang benar pada hari pertama . sehingga penerapan teknik
menyusui dan perawatan payudara tidak dapat dikatakan berhasil dalam
keberhasilan proses menyusui pada Ny.L. Meskipun asuhan ini tidak dapat
dikatakan berhasil karena adanyanya hal-hal yang tidak tepat , tetapi ada
faktor lain yang menunjang keberhasilan menyusui pada Ny. L seperti faktor
psikologis, keadaan Ny. L yang tenang dan rileks dapat merangsang hormon
51

oksitosin sehingga pengeluaran ASI ibu lancar, Ny. L menyusui bayinya


secara on demand , serta dukungan dari suami dan keluarga Ny. L dalam
memberikan ASI kepada bayinya Sehingga Ny. L berhasil dan mau
menyusui bayinya secara ekslusif .
Sebagai tenaga kesehatan bidan dituntut harus bekerja secara
komperhensif, selalu belajar dan menambah pengetahuan, dan tidak
merugikan hak-hak klien. Sebagaimana dalam Filosofi kebidanan menurut
Kepmenkes 369/Menkes/ SK.III/2007 yaitu :
a. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses
alamiah dan bukan penyakit.
b. Keyakinan tentang setiap perempuan adalah pribadi yang unik
mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing.
c. Keyakinan fungsi profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi bidan
adalah mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya.
d. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan.
e. Keyakinan tentang tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan
ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian).
f. Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan praktik kebidanan dilakukan
dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman
holistik
g. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan
kebutuhan dan perbedaan kebudayaan.
h. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka
setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak
mendapat pelayanan yang berkualitas.
i. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga,
yang membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa masa remaja.
52

BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penatalaksanaan pencegahan bendungan ASI pad Ny. L
P1A0 dengan perawatan payudara di PMB Siti Jamila, S.ST Palas, Lampung
Selatan, 2020 . Maka Penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu
1. Pengkajian telah dilakukan dengan mengumpulkan data subjektif dan
objektif pada ibu nifas ,didapatkan data yang mendukung yang diambil
dari data subjektif yaitu Ny. L mengeluh ASI belum keluar dan bayi
belum mau menyusui
2. Pada interpretasi data dasar didapatkan diagnosa ibu Nifas Ny. L P1A0 6
jam Post Partum , dengan masalah Ibu tidak memiliki pengetahuan
tentang persiapan menyusui.
3. Penulis telah memikirkan masalah potensial yang akan terjadi terhadap
Ny. L dengan masalah Ibu tidak memiliki pengetahuan tentang persiapan
menyusui apabila tidak diberikan asuhan yang baik dan konseling tentang
menyusui , masalah yang bisa timbul adalah tidak tercapainya
keberhasilan menyusui
4. Rencana asuhan yang diberikan sudah berdasarakan diagnosa kebidanan
yang muncul pada kasus kebidanan ibu nifas terhadap Ny. L di PMB Siti
Jamila, rencana asuhan yang diberikan adalah perawatan payudara, teknik
menyusui yang benar.
5. Pada Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana asuhan
kebidanan yang telah dibuat pada kasus kebidanan ibu nifas terhadap Ny.
L di PMB Siti Jamila.S.ST yaitu melaksanakan perawatan payudara 2 kali
sehari pada pagi dan sore, dan menyusui dengan teknik menyusui yang
benar, penulis mendampingi pasien Selama 3 hari , dan dilakukan
kunjungan ulang pada hari ke 6 post partum
6. Asuhan kebidanan pada ibu nifas telah didokumentasikan dalam bentuk
SOAP dan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
varney.

5
2
53

7. Penulis mengevaluasi hasil asuhan pada hari keenam didapatkan


pengeluaran ASI ibu lancar bayi menyusu dengan adekuat dan ibu
berhasil menyusui bayinya.

B. Saran
Penulis menyadari akan kekurangan dalam laporan kasus ini, adapun saran
yang hendak penulis sampaikan, adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan lebih menggali lagi informasi dan berbagai sumber
terpercaya dan mampu mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang
sudah didapatkan selama berlangsungnya asuhan kebidanan pada Ny. L
sesuai dengan teori atau wewenang kebidanan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan ini bisa digunakan sebagai bahan bacaan untuk
menambah wawasan bagi mahasiswa DIII kebidanan khususnya yang
berkaitan dengan asuhan yang diberikan pada ibu nifas dengan
melakukan penerapan teknik menyusui dan perawatan payudara untuk
keberhasilan dalam menyusui . serta diharapkan jurusan kebidanan
terutama D3 kebidanan lebih banyak melakukan kegiatan yang berguna
untuk pembelajaran maupun untuk masyarakat seperti kelas ibu nifas
yang didalamnya terdapat perawatan payudara.
3. Bagi Lahan Praktik
Setelah dilakukannya studi kasus dengan menggunakan teknik menyusui
dan perawatan payudara diharapkan agar penerapan teknik menyusui dan
perawatan payudara lebih ditingkatkan dan lebih banyak diterapkan
dalam menjalankan asuhan kebidanan.
4. Bagi klien dan masyarakat
Diharapkan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan penerapan teknik
menyusui dan perawatan payudara ini dapat membantu ibu dalam
keberhasilan menyusui .
54

DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, N., Kristiyanti, R., & Susiatmi, S. A. (2015). 1 Pengetahuan Ibu Nifas
tentang Teknik Menyusui dengan kejadian putting susu lecet. Jurnal
Ilmiah Kesehatan (JIK), 6(1).

Asih, Yusari , Risneni. 2016. Asuhan Kebidanan Nifas dan menyusui. Jakarta:
Trans Info Media

Astuti, Sri, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Bandung:
Penerbit Erlangga

Astutik, Reni Y. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta:
Trans Info Media

Bulechek, M.G dkk.(2013). Nursing Interventions Classification (NIC), 6th


Indonesian edition. Indonesia: Mocomedia.

Dinas Kesehatan.Kabupaten Lampung Selatan, 2018. persentase bayi yang


mendapat ASI ekslusif. Lampung Selatan; Lampung

Handayani , Lina, Yunengsih, Solikhah .2014 Hubungan Pengetahuan dan teknik


menyusui dengan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas
pengasih II kabupaten kulonprogo.
Jurnal Kesmasindo ( http://jos.unsoed.ac.id)

Harismayanti,, Andi Akifa Sudirman,, Iis Supriaty. 2018 .manajemen laktasi


dalam keberhasialan pemberian ASI eksklusif
Jurnal ( https://osf.io/vw6ue)

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 369/MENKES/SK/III/2007. 2007. tentang


Standar Profesi Bidan. Jakarta: Kemenkes RI.

Lestari ,Ani ,Lena Atoy, H. Taamu.2019. Penerapan Perawatan Payudara Pada


pasien post natal care (PNC) terhadap keberhasilan menyusui. .
Jurnal Penelitian (https://media.neliti.com)

Padmawati. (2013). Manajemen Laktasi. Jakarta: EGC.

Pitriani,Risa, Rika Andriyani. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal


(ASKEB III). Yogyakarta. Deepublish
55

Rukiyah, at all. 2011. Asuhan Kebidanan Pada III Nifas. Jakarta : CV Trans
Info Media.
Rusyantia ,Anggun. 2017. Hubungan Teknik menyusi dengan keberhasilan
meyusui pada bayi usia0-6 bulan yang berkunjung dipuskesmas kedaton
tahun 2015.
Jurnal kesehatan holistik (http://ejurnalmalahayati.ac.id/)

Romiyati. 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Teknik Menyusui Dengan


perilaku Pemberian ASI Pada Ibu Menyusui Di Puskesmas Pakualaman
Yogyakarta.;11.

Suherni, dkk. 2010. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya

Sutanto, Andina V. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:


Pustaka Baru Press

Susilowati dan Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung:


Refika Aditama.

Walyani, Elisabeth S. Dan Tn. Endang. 2017. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

WHO. 2013. Exclusive breastfeeding . diakses pada 12 mei 2020 2013 Nov 23
http://www.who.int/nutrition/topics/exclusive_breastfeeding/e/n
56

LAMPIRAN
57

Lampiran 1

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung

IZIN LOKASI PENGAMBILAN STUDI KASUS

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Siti Jamila S,ST
Alamat : Jl. Raya Palas Desa Bangunan, Kec. Palas, Kab. Lampung
Selatan
Dengan ini menyatakan bahwa:
Nama : Repilia Apriana
NIM : 1715401090
Tingkat/Semester : III (Tiga)/VI (Enam)
Telah mengambil studi kasus kebidanan di PMB Siti Jamila S,ST sebagai salah
satu syarat menyelesaikan pendidikan ahli madya kebidanan pada program studi
D III Kebidanan Tanjungkarang Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.

Lampung Selatan, Maret 2020


`
Pimpinan PMB Siti Jamila S,ST

`
Siti Jamila, S.ST.
NIP. 19701804 198912 2 001
58

Lampiran 2

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung

LEMBAR PERMINTAAN MENJADI SUBYEK

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :Ny. L
Umur :20 Tahun
Alamat :Bangunan , Palas, Lampung Selatan.

Menyatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi pasien dalam Laporan Tugas
Akhir (LTA), dimulai dari asuhan kehamilan, persalinan, nifas, dan KB. Asuhan
akan diberikan oleh mahasiswa yang bersangkutan yaitu:
Nama : Repilia Apriana
NIM : 1715401090
Tingkat/Semester : III (Tiga)/VI (Enam)

Lampung Selatan, Februari2020


Mahasiswa, Klien,

Repilia Apriana Ny. L

Menyetujui,
Pembimbing Lahan,

Siti Jamila S,ST


NIP. 19701804 198912 2 001
59

PERAWATAN PAYUDARA

No Nilai
Kriteria atau aspek yang dinilai
. 0 1 2
A. Persiapan      
  1. Sarung tangan 1 pasang      
  2. handuk untuk mengeringkan payudara      
  3. kapas digunakan untuk mengompres puting susu.      
  4. baby oil untuk pelicin      
  5. waskom berisi air hangat      
  6. waskom berisi air dingin      
  7. waslap      
  8. bengkok/ tempat smpah      
B Persiapan Tempat      
  1. menjaga privacy klien      
C. Langkah-langkah persiapan      
  1. siapkan alat dan bahan yang diperlukan      
  2. cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir      
3. kompres puting susu menggunakan kapas yang
  telah diberi baby oil ± 2 menit.      
4. Bila puting susumasuk kedalam, lakukan gerakan
  hoffman atau gunakan pompa puting      
  a. Gerakan hoffman      
   Tarik telunjuk sesuai dengan arah , atas dan bawah      
   lakukan 5-10 kali      
 Gerakan diulang dengan letak telunjuk dipindah
berputar disekeliling puting sambil
menarik puting susu yang
  masuk lakukan gerakan ini 5-10 kali      
  b. Penggunaan pompa puting      
 menempelkan ujung pompa (spuit injeksi) pada
  payudara sehingga puting berada didalam pompa      
 tarik perlahan hingga terasa ada tahanan
dan dipertahankan selama setengah
  sampai 1 menit      

Bila terasa sakit, tarikan dikendorkan prosedur ini


  diulangi terus hingga beberapa kali dalam sehari      
D. Perawatan Payudara      
  1. Pengompresan      
60

 
a. Kompres kedua puting menggunakan minyak kelapa
  atau baby oil , kurang lebih 3-5 menit    
b. Angkat kapas sambil membersihkan kotoran yang
  menempel diputing .      
  c. Oleskan baby oil ke kedua telapak tangan      
  2. tahap pengenyalan      
a. Letakan kedua telapak tangan diantara kedua
  payudara,dengan ujung-ujung jari menghadap kebawah      
b. Telapak tangan ditarik ke atas melingkar payudara
sambil menyangga payudara tersebut lalu tangan
  dilepaskan dengan gerakan cepat kearah depan.      
  c. Lakukan gerakan ini ± 20 kali      
  3. tahapan pengurutan pertama      
a. Mengururt payudara dari pangkal paydara kearah
puting memakai genggaman tangan menyeluruh atau
  ruas-ruas jari .      
  b. Lakukan gerakan ini ± 20 kali.      
  4. tahapan pengurutan kedua      
a. Tangan kanan menyangga payudara kanan , kemudian
sisi ulnar tangan kiri mengurut payudara ke arah puting
  susu      
  b. Lakukan gerakan ini ± 20 kali.      
  5. tahap relaksasi      
a. Menyiram atau mengompres payudara dengan air
hangat dan air dingin secara bergantian dan berulang-
  ulang      
  b. keringkan dengan handuk      
c. puting susu dirangsang dengan waslap atau handuk
  kering yang digerakan keatas dan kebawah beberapa kali .      
Meggunakan bra yang menyangga dan ukuran yang
  sesuai dengan pertumbuhan payudara.      
  Total skor      
61

TEKNIK MENYUSUI DAN POSISI MENGGENDONG

Nilai
No Langkah
0 1 2
A. SIKAP      
1. menyapa pasien dengan sopan dan ramah      
2. memperkenalkan diri pada pasien      
3. memposisikan pasien senyaman mungkin      
4. menjelaskan maksud dan tujuan      
5. merespon keluhan pasien      
B. KONTEN /ISI      
6. persiapan      
  a. Tempat : aman nyaman, bersih, tenang      
  b. Alat :      
  1) kursi yang menyangga punggung      
  2) kursi kecil      
  3) bantal besar      
7. ibu duduk dengan senyaman mungkin      
menggunakan bantal atau selimut untuk menyangga
8.
punggung dan lengan ibu      
menggunakan kursi kecil untuk menopang atau
9.
menyangga kaki ibu      
10 memposisikan bayi miring menghadap ke ibu, perut bayi
. menempel pada perut ibu      
11 menggendong bayi setinggi payudara ibu, bila tubuh bayi
. kecil gunakan bantal sebagai ganjal.      
meletakkan kepala bayi pada siku ibu sangga punggung
12
bayi dengn lengn bawah ibu, tangan ibu memegang
.
bokong atau paha atas bayi.      
13 tangan bayi diletakkan melingkari tubuh ibu.      
14 memegang payudara dengan tangan ibu yang satunya,
. arahkan dan masukan puting susu ke mulut bayi      
menggunakan jari ibu untuk menekan payudara dan
15
menjauhkan hidung bayi agar pernafasannya tidak
.
terganggu      
jika bayi berhenti menyusu tetapi bertahan di payudara
jangan langsung menariknya dengan kuat karena akan
16
menimbulkan luka. Pertama-tama hentikan hisapan bayi
.
dengan menekan payudara atau meletakkan jari anda
pada ujung mulut bayi agar udara yang masuk.      
17 selama menyusui tataplah bayi dengan penuh kasih
. sayang.      
18 jangan khawatir jika bayi belum terampil menghisap      
. karena baik ibu dan bayinya masi sama sama belajar.
62

Dibutuhkan ketenangan , kesabaran , dan latihan agar


proses menyusui lancar
menyusukan pada payudara kanan dan kiri masing-
19
masing( 15-20 menit ) atau on demand (sesuai dengan
.
keinginan bayi)      
20 setelah selesai menyusui , keluarkan sedikit ASI lalu
. oleskan pada sekitar puting susu      
21
. menyendawakan bayi dengan cara :      
a. Meletakkan bayi tegak lurus pada bahu dn perlahan
punggung bayi diusap sampai bersendawa . Bila bayi
 
tertidur baringkan miring kanan atau tengkurap . udara
akan keluar dengan sendirinya      
b. Menyendawakan bayi dengan cara bayi diletakkan
  secara tengkurap dalam pangkuan ibunya dan ditepuk-
tepuk halus pada punggung bayi sampai bersendawa.      
C. TEKNIK      
22
. melaksanakan tindakan secara sistematik      
23
. menjaga privasi klien      
24 melakukan komunikasi dengan klien dan merespon
. dengan baik      
25
. percaya diri tidk gugup      
26
. dokumentasi      
  Total skor      

Anda mungkin juga menyukai