H
DENGAN KETUBAN PECAH DINI 5 JAM
DI RUANG BERSALIN UPT BLUD PUSKESMAS GERUNG
TANGGAL 6 NOVEMBER 2020
Disusun Oleh :
Kelompok VI
Nama NIM
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Tanggal ……………..
Disusun Oleh :
Kelompok VI
Mengetahui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Kelompok : VI
Pada tanggal.................2020
Menyetujui,
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga laporan kelompok yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Persalinan Patologis pada Ny. H dengan
Ketuban Pecah Dini ( KPD ) 5 jam” di UPT BLUD Puskesmas Gerung dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
memperbaiki laporan ini. Dengan terselesainya laporan ini, kami juga tak lupa
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
Gerung, 10 November
2020
iv
Kelompok
VI
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……...………………………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………. ii
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………... iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Tindakan/Keterampilan …………………….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………….. 3
C. Tujuan Tindakan/Keterampilan……………………………….. 3
D. Manfaat ……………………….………………………………... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..…………………………………………... 6
A. Pengertian Persalinan ……………………………….……….. 6
B. Pengertian Persalinan Patologis.…………………………….. 10
C. Manajemen Asuhan Kebidanan …………………………….. 17
BAB III TINJAUAN KASUS ……..………………………………………... 24
BAB IV PEMBAHASAN …………………………………………………… 42
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………. 48
A. Kesimpulan .……………………………………………………. 48
B. Saran …………………………………………………………… 49
DAFTAR PUSTAKA ………………….……………………………………. 50
LAMPIRAN ...............………………….……………………………………. 52
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), indicator kesejahteraan
suatu Negara salah satunya di ukur dari besarnya angka kematian ibu
(AKI). AKI yaitu banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab
kematian yang berkaitan dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan nifas (42 hari
setelah melahirkan). Berdasarkan SDKI 2012 angka kematian ibu di
Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
1
Kematian Ibu(AKI) di Negara berkembang merupakan peringkat
tertinggi dengan 290 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup jika di
bandingkan dengan AKI di Negara maju yaitu 14 kematian per 100.000
kelahiran hidup. AKI tahun 2015 di dunia yaitu 303.000 menurun sekitar
44% di bandingkan dengan tahun 1990(WHO 2015). Presentase
komplikasi pada persalinan dengan KPD yaitu infeksi sebanyak 28,3%,
premature 19,1%, partus lama sebanyak 13,4%, perdarahan 7,3%,
sindrom gawat napas 33%, dan kompresi tali pusat yaitu 32% (Prediatri,
2013:318).
2
Puskesmas Gerung pada bulan September 2020 yaitu 5 sedangkan
pada bulan Oktober 2020 yaitu 4, serta target kumulatifnya yaitu 31.
Jumlah Ibu bersalin dengan KPD yang dirujuk pada bulan September
2020 yaitu 4 sama dengan bulan Oktober 2020, target kumulatifnya
mencapai 25.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis
mencoba merumuskan permasalahan dalam laporan kasus yaitu
”Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. H usia 26
tahun G2P1A0 usia kehamilan 39-40 minggu dengan Ketuban
Pecah Dini (KPD) 5 Jam di Ruang Bersalin UPT BLUD Puskesmas
Gerung Tahun 2020”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mempelajari, memahami, dan menerapkan Asuhan kebidanan
pada ibu bersalin dengan KPD di UPT BLUD Puskesmas Gerung
Tahun 2020
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data dasar subyektif dan objektif pada
kasus ibu bersalin Ny. H usia 26 tahun G2P1A0H1 usia kehamilan
39 - 40 minggu dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) 5 Jam di Ruang
Bersalin UPT BLUD Puskesmas Gerung.
3
b. Melakukan interpretasi data klien meliputi diagnosa, masalah dan
kebutuhan pada kasus ibu bersalin Ny. H usia 26 tahun G2P1A0H1
usia kehamilan 39 - 40 minggu dengan Ketuban Pecah Dini (KPD)
5 Jam di Ruang Bersalin UPT BLUD Puskesmas Gerung.
c. Menentukan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus
dilakukan bidan dari kasus ibu bersalin Ny. H usia 26 tahun
G2P1A0H1 usia kehamilan 39 - 40 minggu dengan Ketuban Pecah
Dini (KPD) 5 Jam di Ruang Bersalin UPT BLUD Puskesmas
Gerung.
d. Melakukan kebutuhan/tindakan segera pada konsultasi, kolaborasi,
merujuk kasus ibu bersalin Ny. H usia 26 tahun G2P1A0H1 usia
kehamilan 39 - 40 minggu dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) 5
Jam di Ruang Bersalin UPT BLUD Puskesmas
Gerung.Menentukan rencana asuhan kebidanan pada kasus ibu
bersalin Ny. H usia 26 tahun G2P1A0H1 usia kehamilan 39 - 40
minggu dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) 5 Jam di Ruang
Bersalin UPT BLUD Puskesmas Gerung.
e. Melakukan intervensi pelaksanaan tindakan pada kasus ibu
bersalin Ny. H usia 26 tahun G2P1A0H1 usia kehamilan 39 - 40
minggu dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) 5 Jam di Ruang
Bersalin UPT BLUD Puskesmas Gerung.
f. Melakukan evaluasi dan efektivitas asuhan kebidanan yang di
berikan dan memperbaiki tindakan yang di pandang perlu pada
kasus ibu bersalin Ny. H usia 26 tahun G2P1A0H1 usia kehamilan
39 - 40 minggu dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) 5 Jam di Ruang
Bersalin UPT BLUD Puskesmas Gerung.
D. Manfaat
1. Secara teoritis
4
Wacana untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang
berkaitan dengan asuhan kebidanan pada kasus KPD dengan
pendekatan manajemen varney pada ibu bersalin.
2. Secara praktis
a. Bagi Pasien
Pasien mampu mendeteksi dini komplikasi kehamilan dan
persalinan sehingga segera mendapat penanganan jika terjadi
komplikasi.
d. Bagi Bidan
e. Bagi Penulis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
1) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
(Janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau
dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(Manuaba, 2010)
2) Persalinan normal yaitu proses pengeluaran buah
kehamilan cukup bulan yang mencakup pengeluaran
bayi, plasenta dan selaput ketuban, dengan presentasi
kepala (posisi belakang kepala), dari rahim ibu melalui
jalan lahir (baik jalan lahir lunak maupun kasar),
dengan tenaga ibu sendiri (tidak ada intervensi dari
luar) (Winkjosastro, 2008).
6
c. Faktor Yang Berpengaruh Pada Persalinan Menurut Hidayat
& Sujianti, 2009 yaitu
a) Power atau tenaga yang mendorong bayi
Adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang
terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran
dari ibu.Power merupakan tenaga primer atau kekuatan
utama yang di hasilkan oleh adanya kontraksi dan
retraksi otot – otot rahim.
2) Flexion (fleksi)
7
merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi
kepala dengan bentuk jalan lahir.
4) Extension
Setelah putar paksi selesai dan kepala sampai dasar
panggul maka terjadi extensi atau defleksi dari kepala,
karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan dan atas sehingga kepala harus
mengadakan extensi untuk melaluinya.
6) Expulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah
simfisis dan menjadi hypomochilion untuk melahirkan
bahu belakang kemudian bahu depan menyusul seluruh
badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
e. Kala Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
8
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase :
9
tebal.Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri. Dalam waktu 5 – 10 menit, seluruh
plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan
lahir spontan atau dengan sedikt dorongan dari atas
simpisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5 – 30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100
– 200 cc.
4) Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah
bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu,
terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
Lamanya persalinan primi sekitar 14 ½ jam, pada multi
7 ¾ jam
2. Persalinan Patologi
a. Pengertian
Persalinan patologis adalah persalinan dengan komplikasi
(Sarwono, 2010)
10
3) Persalinan dengan Preeklamsi atau Eklamsi
Persalinan dengan tekanan darah sistolik dan diastolik
lebih dari 140/90 mmhg dengan di sertai ciri – ciri
protein urin (+) dan oedema di seluruh tubuh.
4) Persalinan lama
Adalah persalinan yang abnormal atau sulit yang di
sebabkan karena kelainan his, kelainan janin, ataupun
kelainan jalan lahir.
6) Persalinan Preterm
11
ada tanda- tanda persalinan (Wiknjosastro, 2007).
b. Etiologi
Penyebab KPD belum di ketahui dengan pasti. Kejadian
KPD mendekati 10% dari semua persalinan pada umur
kehamilan kurang dari 34 minggu, kejadian sekitar 4%
kemungkinan di sebabkan karena berbagai jenis faktor yaitu
infeksi vagina dan servik, fisiologi selaput ketuban yang
abnormal, inkompetensi servik, dan defisiensi zat gizi (asam
askorbat) pecahnya selaput ketuban berkaitan erat dengan
perubahan proses biokimia yang terjadi dalam faktor
kolagen, infeksi dan peregangan selaput ketuban (Manuaba,
2010).
12
(PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap
membrane bagian bawah.
6) Keadaan social ekonomi
7) Faktor
lain :
a) Faktor golongan darah, akibat golongan darah ibu
dan anak yang tidak sesuai dapat menimbulkan
kelemahan bawaan termasuk kelemahan jaringan
kulit ketuban.
b) Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu
c) Faktor multi graviditas, merokok dan perdarahan
antepartum.
d) Defisiensi gizi daritembaga atau asamaskorbat (vitamin C).
13
c. Tanda dan Gejala
1) Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban
merembes melalui vagina.
2) Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau
amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau
menetes, dengan cirri pucat dan bergaris warna darah.
d. Diagnosa
Menegakkan diagnosa KPD secara tepat sangat penting.
Karena diagnosa yang positif palsu berarti melakukan
intervensi seperti melahirkan bayi terlalu awal atau melakukan
seksio sesarea yang sebetulnya tidak ada indikasinya.
Sebaliknya diagnosa yang negatif palsu berarti akan
membiarkan ibu dan janin mempunyai risiko infeksi yang akan
mengancam kehidupan janin, ibu, dan keduanya. Oleh karena
itu diperlukan diagnosa yang cepat dan tepat. Diagnosa KPD
ditegakkan dengan cara :
1) Anamnesa
Penderita merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan
cairan berbau khas, dan perlu juga diperhatikan warna
keluarnya cairan tersebut, his belum teratur atau belum
ada, dan belum ada pengeluaran lendir darah.
2) Inspeksi
14
Pengamatan dengan mata biasa, akan tampak keluarnya
cairan dari vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air
ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan lebih jelas.
15
5) Pemeriksaan USG
Ditemukan volume cairan amnion yang berkurang /
oligohidramnion, namun dalam hal ini tidak dapat
dibedakan KPD sebagai penyebab oligohidramnion
dengan penyebab lainnya.
6) Pemeriksaan Laboratorium
Untuk menentukan ada atau tidaknya infeksi, kriteria
laboratorium yang digunakan antara lain:
16
berasal dari cairan ketuban menyerupai bentuk
seperti pakis.
e. Komplikasi
Komplikasi ketuban pecah dini yang berpengaruh terhadap ibu
dan janin
adalah (Khumaira, 2012) :
a) Prognosis ibu
Dampak KPD bagi ibu antara lain :
1) Infeksi intrapartal / dalam persalinan, jika terjadi infeksi
dan kontraksi ketuban pecah maka bisa menyebabkan
sepsis yang selanjutnya dapat mengakibatkan
meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas;
2) Infeksi puerperalis/ masa nifas;
3) Dry labour / partus lama;
4) Perdarahan post partum;
5) Meningkatkan tindakan operatif obstetric;
6) Morbiditas dan mortalitas maternal
b) Prognosis janin
Dampak KPD bagi bayi antara lain :
1) Prematuritas
Masalah yang berisiko terjadi pada persalinan prematur
antara lain respiratory distress syndrome, neonatal
feeding problem, hypothermia, retinophaty of
prematurity, necrotizing enterocolitis, intraventricular
hemorrhage, brain disorder sepsis, anemia,
hyperbilirubinemia.
2) Prolapse funiculli/ penurunan tali pusat
Pecahnya ketuban dapat terjadi oligohidramnion
sehingga tali pusat tertekan dan terjadi hipoksia.
Semakin sedikit volume air ketuban maka janin semakin
dalam keadaan gawat (Tanto, 2014).
17
3) Hipoksia dan asfiksia sekunder (kekurangan oksigen
pada bayi).
Hal ini dapat mengakibatkan kompresi tali pusat, partus
lama, ensefalopaty, perdarahan intracranial, respiratory
distress, renal failure, cerebral palsy, apgar score
rendah, prolapse uteri.
4) Sindrom deformitas janin
Hal ini terjadi akibat oligohidramnion sehingga dapat
menyebabkan hypoplasia paru, deformitas ekstermitas
dan pertumbuhan janin terhambat.
5) Morbiditas dan mortalitas perinatal
18
f. Penatalaksanaan
KPD termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi.
Kesalahan dalam mengelola KPD akan membawa akibat
meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun
bayinya. Penatalaksanaan KPD masih dilema bagi sebagian
besar ahli kebidanan. Kasus KPD yang cukup bulan, kalau
segera mengakhiri kehamilan akan menaikkan insidensi
bedah sesarea, dan kalau menunggu persalinan spontan
akan menaikkan insidensi korioamnionitis.
19
Sedangkan kehamilan cukup bulan, infeksi janin
langsung berhubungan dengan lama pecahnya selaput
ketuban atau lamanya periode laten.
1) Konservatif
Penatalaksanaan konservatif meliputi pemeriksaan
leukosit tiap hari, tanda-tanda vital tiap 4 jam, pantau DJJ,
pemberian antibiotik tiap 6 jam. Adapun tatalaksananya :
20
memungkinkan periksa kadar lesitin dan
spingomielintiap minggu. Dosis betametason 12 mg
sehari dosis tunggal selama 2 hari, deksametason I.M.
5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
21
2) Aktif
b. Manajemen Kebidanan
Mananjemen kebidanan merupakan proses pemecahan
masalah dalam melaksanakan asuhan, yang digunakan oleh
bidan sebagai satu metode pengaturan atau
pengorganisasian antara pikiran dan tindakan dalam urutan
yang logis dalam memberi asuhan(Mandriwati,
2012).Manajemen kebidanan menurut Varney terdiri dari 7
langkah yaitu : pengumpulan data dasar, interpretasi data
dasar, mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial,
22
mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang
memerlukan penanganan segera, merencanakan asuhan
yang menyeluruh,melaksanakan perencanaan, kemudian
evaluasi (Muslihatun, Mufdillah, dan Setiyawati, 2009).
23
telah dikumpulkan.Data dasar yang telah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa
yang spesifik.
24
bersama bidan terus-menerus, misalnya pada waktu klien
tersebut dalam persalinan.
25
g. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan keburuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah di identifikasi didalam masalah
dan diagnosis. Evaluasi mencakup jangka pendek, yaitu
sesaat setelah intervensi dilaksanakan, dan jangka panjang
yaitu menunggu proses sampai kunjungan
berikutnya/kunjungan ulang. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar efektif pelaksaannya
(Muslihatun, Mufdillah, dan Setiyawati, 2009).
26
P = Planning : Menggambarkanpendokumentasian dari
diagnosa potensial, antisipasi penanganan diagnosa potensial,
kebutuhan/tindakan segera, rencana tindakan,pelaksanaan
dan evaluasi perencanaan berdasarkan assessment sebagai
langkah 3, 4, 5, 6 dan 7 varney(Kepmenkes, 2007).
27
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PATOLOGIS PADA NY. H
DENGAN KETUBAN PECAH DINI 5 JAM
DI RUANG BERSALIN UPT BLUD PUSKESMAS GERUNG
3) Riwayat Menstruasi
28
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut /hari
Siklus : 28-31 hari, tidak teratur
Keluhan : terkadang mules
Jenis dan warna : cair, warna merah tua
Lamanya : 6 – 7 hari
29
h. Obat yang dikonsumsi : Obat dokter (Tablet Fe, Paracematol,
Vitamin B6, kalk)
i. Kekhawatiran – kekhawatiran khusus : Tidak Ada
Tabel ANC
TD BB Uk TFU Pemerik Tindakan Naseha
Letak
Tgl Keluhan DJJ Lab saan (Therapi yang
(mmHg) (kg) (mgg) (cm) janin
Khusus TT/Fe) disampaik
PPT (+)
Hb : 11,5 gr
SF XXX,
Mual- % Nutrisi,
21-3- PCT,
mual, 80/60 35 6-7 BT Pro : (-) control
2020 VIT. B6
pusing - - Glu : (-) - bulan la
HIV :(-)
HBSAg :(-)
Sypilis : (-)
1 jari
Minum F
diata
15-4- Mual- setiap ha
100/60 37 10 s Ballt SF XXX
2020 mual - - - control
symp (+) bulan la
isis
3 jari Istiraha
20-5- Mual- diatas Yang Cuk
100/60 37 15 Ballt SF XXX
2020 mual sympi - - - Control
sis (+) Bulan La
Banyak
½
SF XXX makan bu
19-6- pusat Ballt
taa 90/60 40 17-18 - - - dan sayu
2020 simpi (+)
istiraha
sis
yang cuk
Kenali
12-8- Ballt tanda-tan
taa 110/60 45 27 18 cm (+) - - SF XXX
2020 (+) bahaya ib
hamil
Letke Istiraha
9-9-2020 taa 110/70 48 28 19 cm (+) - - SF XXX
p yang cuk
30
08-10- Letke USG d
taa 110/70 51 32 23 cm (+) - - SF XXX
2020 p klinik
31
Tempat rujukan jika ada komplikasi di Rumah Sakit Patut Patuh
Patju.
13) Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi Terakhir
b. Istirahat Terakhir
32
Tabel Istirahat Ibu Sebelum dan Saat Hamil
Sebelum hamil Saat hamil
Siang + 1-2 jam + 1-2 jam
Malam + 7-8 jam +7-8 jam
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
c. Eliminasi Terakhir
d. Personal hygiene
33
e. Aktivitas terakhir
g. Kebiasaan Hidup
Merokok : Tidak pernah.
Jamu : Tidak pernah.
Minum-minuman keras : Tidak pernah.
Obat-obatan : Ibu hanya mengonsumsi obat dari
bidan.
B. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Umum
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Muka : bersih, tidak pucat, tidak ada chloasma
gravidarum.
34
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
Mulut/Gigi : bersih, tidak ada sariawan, tidak ada gigi
berlubang.
b) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
maupun kelenjar tyroid dan tidak ada bendungan
vena jugularis.
c) Payudara : simetris, bersih, ada hiperpigmentasi areola,
putting
susu menonjol, kolostrum sudah keluar
dan tidak ada benjolan abnormal.
d) Abdomen
Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan, terdapat
striae
livide, terdapat linea nigra dan tidak ada bekas operasi.
Leopold I : TFU berada di pertengahan
proccesusxypoid
dan umbilikus, teraba bulat, lunak,
tidak
melenting (bokong janin).
Leopold II : teraba tahanan keras memanjang pada
perut sebelah kanan (punggung janin) dan
bagian-bagian kecil janin pada
perut sebelah kiri (ekstremitas).
35
DJJ : 144 x/menit, irama teratur 12-12-12
His : 1 x 10’ ~ 15” intensitas : lemah
Punctum maximum : kuadran kanan bawah pusat.
e) Genitalia
Inspeksi : Tidak ada oedema, tidak ada varises,
tidak ada pembesaran kelenjar
bartholini, tidak ada pembesaran
kelenjar skene
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kelenjar
skene, tidak ada nyeri tekan pada
kelenjar bartholini
Pemeriksaan Dalam : tidak ada pembukaan jalan lahir,
pengeluaran pervaginam keluar cairan
berwarna jernih (air ketuban) (pukul :
03.00 WITA)
f) Ekstremitas : jari tangan dan kaki tidak ada kelainan,
simetris, lengkap jumlah jarinya, tidak
oedema, tidak ada varices, kuku tidak
pucat, tidak kuning, Reflex patella +/+ dan
reflex kubiti +/+. Tidak ada pembengkakan
pada tangan yang di pasang infus yaitu
tangan kiri (pemasangan infus telah
dilakukan oleh petugas piket malam)
4) Pemeriksaan Penunjang
a. Lakmus : lakmus merah menjadi biru
b. Rapid test : non-reaktif
36
II. INTERPRETASI DATA
a. Diagnosa Kebidanan
G2P1A0H1 UK 39-40 minggu T/H/IU Preskep K/U ibu dan janin baik
dengan KPD 5 jam
Data Subyektif:
Data Obyektif:
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Vital Sign :
Tekanan darah : 110/70 mmHg Suhu : 36,5 ºC
Nadi : 80 x/menit Respirasi : 22 x/menit
4. Palpasi Abdomen:
Leopold I : TFU berada di pertengahan proccesus
xypoid dan umbilikus, teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong janin).
37
TFU Mc.Donald : 31 cm
5. Genitalia
Inspeksi : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak
ada pembesaran kelenjar bartholini
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kelenjar
skene, tidak ada pembukaan jalan lahir,
pengeluaran pervaginam keluar cairan
berwarna jernih (air ketuban) (dilakukan
pemeriksaan VT pukul 03.00 oleh petugas
piket Malam)
f) Ekstremitas : jari tangan dan kaki tidak ada kelainan,
simetris, lengkap jumlah jarinya, tidak
oedema, tidak ada varices, kuku tidak
pucat, tidak kuning, Reflex patella +/+ dan
reflex kubiti +/+. Tidak ada pembengkakan
pada tangan yang di pasang infus yaitu
tangan kiri (pemasangan infus telah
dilakukan oleh petugas piket malam)
b. Masalah
c. Kebutuhan
38
500 mg
Bagi janin : terjadi infeksi dan dapat mengakibatkan bayi ikterus,
jika tidak segera ditangani akan mengakibatkan bayi
menjadi kernikterus, sehingga bayi mengalami sepsis
neonatorum.
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 6 - 11 - 2020
39
7. Observasi kesejahteraan ibu dan janin
8. Observasi kemajuan persalinan dengan menghitung his (kontraksi)
9. Lakukan dokumentasi asuhan kebidanan persalinan patologis
dengan manajemen varney
10. Lakukan persiapan merujuk pasien ke RSP3 yaitu BAKSOKUDA
antara lain :
a. Bidan (B) : Pastikan ibu didampingi tenaga kesehatan
salah satunya Bidan
b. Alat (A) : Bawa perlengkapan yang diperlukan seperti
spuit, infus set, partus set, tensimeter, dan stetoskop
c. Keluarga (K) : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu
dan alasan ia di rujuk
d. Surat (S) : Beri surat ke tempat rujukan berisi identifikasi
ibu, alas an rujukan, asuhan dan obat-obatan yang telah
diterima ibu
e. Obat (O) : Bawa obat-obat esensial yang diperlukan
selama perjalanan merujuk
f. Kendaraan (K) : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk
ibu dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat
rujukan dalam waktu yang cepat
g. Uang (U) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang
dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat dan bahan
keseharan yang diperlukan di tempat rujukan seperti BPJS
h. Darah (DA) : Siapkan darah untuk sewaktu-waktu
membutuhkan transfusi darah apabila terjadi perdarahan
40
VI. PELAKSANAAN
Penatalaksanaan I
Tanggal : 6 - 11 - 2020
Pukul : 08.12 WITA
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa
keadaan ibu dan janin sehat
2. Melakukan informed consent kepada ibu dan keluarga, yang
berisi persetujuan atas segala tindakan medis yang akan
dilakukan untuk menolong kelahiran bayi
3. Melakukan advice Dokter Jaga yaitu :
a. Memasang infus RL 1 flash 20 tpm yang ke-2
b. Memberikan injeksi Ampicilin 1 gr secara IV yang ke-2
4. Memberi dukungan psikologis untuk mengurangi kecemasan ibu
dengan menghadirkan keluarganya, sesuai protokol kesehatan saat
pandemi Covid-19 saat ini pasien dapat ditemani hanya dengan 1
orang pendamping yaitu suaminya
5. Menganjurkan pada ibu makan dan minum untuk tenaga ibu dalam
pemenuhan nutrisi, karena saat ini disamping pemenuhan nutrisi
melalui infus, ibu juga butuh pemenuhan nutrisi dari makan dan
minum untuk menggantikan cairan yang hilang, yaitu pemenuhan
input dan output nutrisi ibu dan janin
6. Memberitahu ibu untuk bed rest ditempat tidur dan menganjurkan
ibu tidur miring kiri atau kanan, agar tidak menyebabkan tali pusat
menumbung yang disebabkan karena adanya gaya gravitasi yang
akan menekan tali pusat untuk keluar dan terdorong oleh cairan
ketuban
7. Mengobservasi kesejahteraan ibu dan janin
Catatan perkembangan berisi observasi nadi, DJJ, his setiap 1 jam,
suhu setiap 2 jam dan tekanan darah setiap 4 jam
8. Melakukan observasi kemajuan persalinan dengan menghitung his
(kontraksi)
41
9. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan persalinan patologis
dengan manajemen varney
10. Melakukan persiapan untuk merujuk pasien yaitu BAKSOKUDA :
a. Bidan (B) : memastikan ibu didampingi tenaga kesehatan
salah satunya Bidan
b. Alat (A) : membawa perlengkapan yang diperlukan
seperti spuit, infus set, partus set, tensimeter, dan stetoskop
c. Keluarga (K) : memberitahu keluarga tentang kondisi terakhir
ibu dan alasan ia di rujuk
d. Surat (S) : memberi surat ke tempat rujukan berisi
identifikasi ibu, alas an rujukan, asuhan dan obat-obatan yang
telah diterima ibu
e. Obat (O) : membawa obat-obat esensial yang diperlukan
selama perjalanan merujuk
f. Kendaraan (K) : menyiapkan kendaraan yang cukup baik
untuk ibu dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai
tempat rujukan dalam waktu yang cepat
g. Uang (U) : mengingatkan keluarga untuk membawa uang
dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat dan bahan
keseharan yang diperlukan di tempat rujukan seperti BPJS
h. Darah (DA) : menyiapkan darah untuk sewaktu-waktu
membutuhkan transfusi darah apabila terjadi perdarahan
Penatalaksanaan II
Tanggal : 6 - 11 - 2020
Pukul : 13.00 WITA
1. Merujuk pasien ke RSP3 pada pukul 13.00 WITA
42
Riwayat Observasi (tanggal 6/11/2020 pukul 03.00-07.00)
Pengeluara
n
Tgl/ HIS DJJ TTV Keluhan
pervagina
Jam
m
Fre La Inte +/ Iram
Frek TD N S
k ma ns - a
6/11/20 20” 2x ringa + 140 terat 110/ 80 36,5 Keluar air Ibu mengeluh VT
20
10’ n ur 80 pervaginam keluar air
(03.00)
merembes sejak tanggal pe
6/11/2020 pkl.
00.50 WITA ke
sakit perut (+) me
hilang timbul,
keluar lendir Pe
(-) dan janin a
masih RL
dirasakan dan
bergerak am
sampai saat 1
ini
(04.00) 10” 1x ringa + 136 terat - 81 - Keluar air Ibu mengeluh
10’ n ur jernih keluar airnya
merembes sedikit demi
sedikit
(05.00) 15” 1x ringa + 136 terat - 80 36,5 Keluar air Ibu mengeluh
10’ n ur jernih dirinya ingin
merembes BAK
(06.00) - - - + 140 terat - 82 - Keluar air Ibu tidak ada
ur jernih mengeluh
merembes
(07.00) - - - + 140 terat 110/ 80 36,6 Keluar air Ibu tidak ada
ur 70 jernih mengeluh
43
merembes
Pengeluara
n
Tgl/ HIS DJJ TTV Keluhan
pervagina
Jam
m
Fre La Inte +/ Iram
Frek TD N S
k ma ns - a
(08.00) 15” 1x lema + 144 terat - 82 - Keluar air Ibu tidak ada
10’ h ur jernih mengeluh
merembes
(09.00) - - - + 136 terat - 81 36,5 Keluar air Ibu tidak ada Pe
ur jernih mengeluh in
sedikit fla
da
am
44
VII. EVALUASI
Evaluasi I
Tanggal : 6 - 11 - 2020
Pukul : 12.00 WITA
1. Ibu dan keluarga sudah mengerti hasil pemeriksaan keadaan
umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah: 110/70
mmHg, suhu 36,6 ºC, nadi : 81 x/menit, respirasi : 22 x/menit, DJJ
(+) teratur 12-12-12, dan tidak ada kemajuan persalinan. Hasil
pemeriksaan keseluruhan tidak menunjukkan infeksi yaitu tidak
ada tanda-tanda infeksi seperti dolor(nyeri), kalor(panas),
tumor(bengkak), rubor(kemerahan), dan fungsio laesa(perubahan
fungsi jaringan)
2. Suami sudah mengerti dan menandatangani informed consent.
3. Advice dokter telah dilakukan yaitu pemasangan infus yang ke-2
dan injeksi amphisilin yang ke-2
4. Ibu tampak segar, murah senyum, dan dapat lebih responsif saat
ditanya bidan
5. Ibu sudah makan dengan jenis nasi, sayur, dan tahu goreng porsi
sedang dan minum air putih 2 gelas sehingga sudah tercukupi
nutrisi ibu dan janin dan terpenuhinya mekanisme input dan output
nutrisi ibu dan janin
6. Ibu sudah melakukan istirahat total di tempat tidur dan juga sudah
melakukan miring kiri/kanan secara berkala sehingga tidak ada tali
pusat menumbung
7. Dokumentasi sudah dilakukan sesuai asuhan kebidanan
persalinan patologis dengan manajemen varney
Evaluasi II
Tanggal : 6 - 11 - 2020
Pukul : 13.00 WITA
1. Persiapan merujuk sudah siap sesuai BAKSOKUDA yaitu :
45
a. Bidan (B) : pasien didampingi bidan
b. Alat (A) : perlengkapan yang diperlukan sudah dibawa
c. Keluarga (K) : keluarga sudah mengetahui bahwa pasien akan
dirujuk
d. Surat (S) : sudah memberi surat ke tempat rujukan
e. Obat (O) : obat-obat esensial yang diperlukan selama
perjalanan merujuk sudah dibawa
f. Kendaraan (K) : pasien diantarkan menggunakan ambulance
puskesmas
g. Uang (U) : keluarga sudah membawa BPJS dan sudah
membawa uang di dompet
h. Darah (DA) : golongan darah yang sama dengan pasien adalah
suaminya
2. Pasien telah diterima di rumah sakit rujukan yaitu Rumah Sakit Patut
Patuh Patju Gerung pada pukul 13.10 WITA
46
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini, kelompok akan menjelaskan kesenjangan yang terjadi
antara teori yang ada dengan praktik yang dilakukan di lahan. Pembahasan ini
dibuat dengan maksud agar dapat diambil suatu kesimpulan dan pemecahan
masalah dari kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak
lanjut dalam penerapan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
dengan ketuban pecah dini.
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan yang terjadi dalam
penerapan proses asuhan kebidanan intranatal care pada Ny “ H “ G 2P1A0H1 UK 39-
40 minggu T/H/IU preskep k/u ibu dan janin baik dengan Ketuban Pecah Dini (KPD)
5 jam. Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dengan asuhan yang diberikan
berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh
langkah ( VARNEY ).
A. Langkah I Pengumpulan Data Dasar
Dalam pengkajian yang dimulai dari pengumpulan data berupa anamnesa
serta data-data yang dapat ditemukan saat melakukan anamnesa yang dapat
mendukung terjadinya kasus tersebut. Setelah dilakukan anamnesa, dilakukan
pemeriksaan fisik berupa inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Selain
pemeriksaan fisik, juga dilakukan pemeriksaan dalam untuk memantau kemajuan
persalinan, khususnya untuk memastikan pecahnya selaput ketuban. Dalam
tahapan pengkajian data, kelompok tidak mendapat hambatan. Hal ini karena
respon kooperatif ibu yang dapat menerima kehadiran penulis saat pengumpulan
data sampai tindakan yang diberikan. Ibu menunjukkan sikap terbuka dan menerima
anjuran serta saran yang diberikan oleh bidan maupun tenaga medis lainnya dalam
memberikan asuhan kebidanan.
Pada kasus Ny H didapatkan riwayat keluhan berupa terdapat pengeluaran
air yang merembes dari jalan lahir ibu pada tanggal 06 November 2020, pukul 00.50
WITA, dengan sakit perut namun hilang dan timbul dan belum ada keluar lendir serta
darah. Gerakan janin masih dirasakan oleh Ibu. Pada pemeriksaan dalam
didapatkan hasil belum terjadi pembukaan serviks ( VT 0cm, eff 0%, ket – ( jernih ),
47
preskep, denom belum terlihat, belum terjadi penurunan kepala, ttb bag kec janin/
tali pusat ). Dilanjutkan pemantauan DJJ 144x/menit , his 0 kali/ 10 menit.
Selain itu, data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan tes lakmus di
Puskesmas Gerung yaitu kertas lakmus berubah menjadi biru, yang menandakan
pelepasan air yang keluar yaitu air ketuban ibu.
Menurut teori yang ada pada BAB II yakni,tanda dan gejala ketuban pecah
dini yaitu tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui
vagina, aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin
cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris
warna darah. Kemudian cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus di
produksi sampai kelahiran. Tetapi apabila duduk atau berdiri, kepala janin yang
sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran
sementara.
48
timbul dan belum ada keluar lendir serta darah. Gerakan janin masih dirasakan oleh
Ibu.
Pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil belum terjadi pembukaan serviks
( VT 0cm, eff 0%, ket – ( jernih ), preskep, denom belum terlihat, belum terjadi
penurunan kepala, ttb bag kec janin/ tali pusat ).
Selain itu, data penunjang yang didapatkan dari hasil pemeriksaan tes
lakmus di Puskesmas Gerung yaitu kertas lakmus berubah menjadi biru, yang
menandakan pelepasan air yang keluar yaitu air ketuban ibu. Sehingga berdasarkan
data yang didapatkan, maka kelompok menyimpulkan bahwa diagnosa yang
dinyatakan yaitu KPD.
Menurut teori pada BAB II, pengertian KPD yakni ketuban pecah dini adalah
keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan (Sarwono,2008). Dimana
pada BAB II dijelaskan bahwa tanda-tanda persalinan ( Inpartu (partus mulai) )
ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show) karena servik
mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effecement). Kemudian kekuatan his
semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. Dan
pada pemeriksaan dalam, di jumpai perubahan servik : perlunakan servik,
pendataran servik, dan terjadi pembukaan servik (Manuaba, 2010).
49
Pada kasus ini, kelompok tidak menemukan tanda-tanda infeksi atau
komplikasi yang mungkin akan terjadi pada ibu maupun janin karena telah diberikan
penanganan antisipasi kepada ibu bersalin dengan KPD sudah diberikan
penatalaksanaan yakni tindakan pemasangan infus, dan pemberian obat antibiotik
setiap 6 jam sekali yakni pada pukul 03.10 dan pada pukul 09.10 sesuai dengan
teori, sehingga diagnosa potensial tidak terjadi dan tidak ada kesenjangan antara
teori dan kasus.
50
E. Langkah V Perencanaan
Pada studi kasus Ny “H”, penulis merencanakan tindakan asuhan kebidanan
berdasarkan diagnosa/ masalah serta berdasarkan diagnosa yang akan terjadi,
rencana tersebut yaitu :
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan kondisi ibu sekarang
2. Lakukan informed consent kepada ibu dan keluarga, persetujuan atas
segala tindakan medis yang akan dilakukan pada ibu
3. Lakukan advice dokter jaga yaitu lanjutkan pasang infus RL 1 flash 20
tpm yang ke-2 dan beri ampisilin 500 mg secara IVyang ke-2
4. Beri dukungan psikologis
5. Anjurkan pada ibu makan dan minum
6. Beritahu ibu untuk istirahat total ditempat tidur dan anjurkan tidur miring
kanan/kiri
7. Observasi kesejahteraan ibu dan janin
8. Observasi kemajuan persalinan dengan menghitung his (kontraksi)
9. Lakukan dokumentasi asuhan kebidanan persalinan patologis dengan
manajemen varney
10. Lakukan persiapan merujuk pasien ke RSP3 yaitu BAKSOKUDA
Sesuai pada teori pada bab II, dimana pada manajemen varney dijelaskan
pada langkah 5 perencanaan, bidan merumuskan rencana asuhan terhadap klien
sesuai dengan pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat
kesepakatan bersama sebelum melaksanakan tindakan pada kasus KPD. Langkah
5 ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi atau antisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi
apa yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut
seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya. (Muslihatun, Mufdillah, dan
Setiyawati,2009).
Berdasarkan tinjauan teori, dalam menentukan rencana tindakan asuhan
kebidanan pada kasus Ny “H”, tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus
yang ada dilapangan.
51
F. Langkah VI Pelaksanaan
Semua rencana yang ditentukan telah dilaksanakan seluruhnya dengan
menyesuaikan kondisi, keadaan dan kebutuhan ibu, dan tentunya dilaksanakan
dengan menerapkan protocol kesehatan dimasa pandemi covid-19 ini. Kelompok
tidak menemukan hambatan, karena adanya kerjasama dan penerimaan yang baik
dari klien dan keluarga serta dukungan, bimbingan dan asuhan dari pembimbing
dilahan praktek.
Sesuai pada tinjauan teori BAB II, rencana asuhan yang menyeluruh di
langkah kelima harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bekerjasama dengan tim kesehatan lain. Jika
bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memilki tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya, memastikan agar langkah- langkah tersebut benar-benar
terlaksana. (Muslihatun, Mufdillah, dan Setiyawati,2009).
Semua perencanaan telah dilaksanakan, dan dalam pelaksanaannya tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktik.
52
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif pelaksaannya
(Muslihatun, Mufdillah, dan Setiyawati,2009).
Evaluasi telah dilakukan dan tidak ada kesenjangan antara kasus dengan
teori.
53
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam presentasi kasus
dan pembahasan dalam manajemen kebidanan pada ibu bersalin Ny. H
usia 26 tahun G2P1A0 usia kehamilan 39 minggu dengan Ketuban
Pecah Dini (KPD) 5 Jam di Ruang Bersalin UPT BLUD Puskesmas
Gerung Tahun 2020, maka penulis mampu mengambil kesimpulan yaitu :
1. Penulis melakukan pengkajian ibu bersalin dengan KPD melalui
anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dalam serta dilakukan
pemeriksaan penunjang. Setelah dilakukan anamnesa diperoleh data
bahwa pasien bernama Ny. H berumur 26 tahun, mengatakan
ketubannya rembes sejak pukul 00.50 WIB. Pada genetalia keluar
cairan dari jalan lahir, pemeriksaan dalam ditemukan pembukaan
tidak ada.
2. Berdasarkan data perkembangan pada kasus ini, dapat ditegakkan
diagnosa kebidanan Ny. H usia 26 tahun G2P1A0 usia kehamilan 39
minggu dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) 5 Jam. Masalah yang
muncul adalah kecemasan pasien terhadap kondisi janinnya.
Kebutuhan yang diperlukan pasien berupa dukungan emosional baik
dari tenaga kesehatan maupun keluarga.
54
anjurkan pada ibu makan dan minum, beritahu ibu untuk bed rest
total di tempat tidur, anjurkan ibu untuk BAK dan BAB dengan pispot,
menganjurkan suami atau keluarga untuk memberi dukungan.
6. Pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat.
7. Evaluasi dari asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. H adalah
ibu telah bersalin dengan selamat dan bayi sehat, keadaan ibu dan
janin baik.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan memberikan
saran antara lain :
1. Perlu adanya peningkatan dan pemahaman dalam deteksi dini ibu
bersalin yang potensial mengalami KPD sehingga pada waktu
persalinan hal-hal yang fatal dapat dihindari.
2. Perlu adanya peningkatan dan pengetahuan ibu tentang faktor resiko
pada KPD untuk mencegah terjadinya infeksi.
55
DAFTAR PUSTAKA
Antonius. 2007. Perawatan Ketuban Pecah Dini. Jakarta : Muha Medika
Ambarwati, R, dan Wulandari, D. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendika :
Yogyakarta
Manuaba, Ida Bagus Gede. Dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. EGC: Jakarta
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. ANDI:
Yogyakarta
56
Sulistyawati, Ari. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Salemba Medika:
Jakarta
Varney, Helen dan Jan M.Kriebs, Carolyn L.Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Edisi 4 Volume 1. EGC: Jakarta
Varney, Helen dan Jan M.Kriebs, Carolyn L.Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Edisi 4 Volume 2. EGC: Jakarta
57
LAMPIRAN
58