Anda di halaman 1dari 173

BIODATA

Nama : Devi Editia Putri

NIM : 201207010

No. Hp : 089531589690

Alamat : Candi mas natar Lampung Selatan


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP Ny. P
UMUR 23 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 31 MINGGU
4 HARI DENGAN KETIDAKNYAMANAN TM III
DI BPS AGNES PASKARINI Amd. Keb
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Ahli Madya Kebidanan

Disusun oleh

DEVI EDITIA PUTRI

201207010

AKADEMI KEBIDANAN ADILA


BANDAR LAMPUNG
2015
LEMBAR PENGESAHAN

Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Adila:

Hari : Rabu
Tanggal : 29 Juli 2015

Penguji I Penguji II

Adhesty Novita Xanda, S.ST, M.Kes Vionita Gustianto S.ST


NIK. 0230099002 NIK. 2015021054

Direktur Akademi Kebidanan Adila


Bnadar Lampung

Dr. Wazni Adila,M.PH


NIK. 20110410
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP Ny. P
UMUR 23 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 31 MINGGU
4 HARI DENGAN KETIDAKNYAMANAN TM III
DI BPS AGNES PASKARINI Amd. Keb
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015

Devi Editia Putri, Adhesty Novita Xanda S.ST, M.Kes, Vionita Gustianto S.ST

INTISARI

Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan, ketidaknyamanan
yang umum terjadi dalam masa kehamilan trimester III adalah keadaan ketidaknyaman yang
dirasakan oleh ibu hamil trimester III yaitu dari mulai umur kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu.
Ketidaknyamanan kehamilan trimester III meliputi: Peningkatan frekuensi berkemih/nokturia,
Konstipasi/sembelit, Edema, Insomnia, Nyeri pinggang, Keringat berlebihan, dan sebagainya.
Tujuan studi kasus diperolehnya pengalaman nyata dan mampu memberikan Asuhan Kebidanan
Ibu Hamil dengan Ketidaknyamanan TM III Terhadap Ny.P Umur 23 Tahun G1P0A0 usia
kehamilan 36 Minggu 1 hari, di BPS AGNES PASKARINI, Amd.Keb, Waykandis, Bandar
Lampung Tahun 2015. Metode yang digunakan penulisan deskriptif, tekhnik memperoleh data
yaitu data primer dan sekunder. Dengan cara wawancara langsung dengan klien, melakukan
pemeriksaan fisik, dan melihat buku register kehamilan. Hasil dari studi kasus ini penulis mampu
memberikan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Ketidaknyamanan TM III. Saran lebih
meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan yang sudah diprogramkan khususnya
pada kehamilan. Bagi ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin.

Kata kunci : Ketidaknyamana Trimester III

Kepustakaan : (2005-2014)

Halaman : 140
CURICULUM VITAE

Nama : Devi Editia Putri

NIM : 201206010

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 19 maret 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Candi mas natar Lampung Selatan

Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung

Angkatan : VII (2012-2015)

Biografi :

Riyawat Pendidikan :

1. SD N 03 Pagi Jakarta pada tahun 1999-2005

2. SMP Bina Utama Natar pada tahun 2005-2008

3. SMA Swadipa Natar pada tahun 2009-2012

4. Saat ini penulis sedang menyelesaikan pendidikan D3 Kebidanan di

Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung 2012 hingga sekarang.


Motto

Jangan pernah menyerah sebelum apa yang kita


inginkan tercapai

Devi Editia Putri


PERSEMBAHAN

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ini, dan di balik penyelesaian
tugas ini tidak lupa saya memberikan persembahan kepada orang yang telah
membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

1. Puji syukur kehadirat ALLAH yang maha kuasa sehingga dapat


terselesaikan KTI (Karya Tulis Ilmiah)
2. Terimakasih untuk orang tua dan keluarga besar tercinta yang selalu
memberikan semangat dan mendoakan setiap kegiatan apapun yang
terbaik bagi penulis serta selalu mengharapkan setiap keberhasilan yang
penulis lakukan.
3. Rekan-rekanku tercinta Akbid Adila khususnya tingkat III yang selalu
mendukung hingga terselesaikan tugas akhir ini
4. Almamaterku tercinta Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
sebagai tempat penulis menuntut ilmu selama 3 tahun
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
atas partisipasi dan dukungan selama penulis menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpah dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Terhadap Ny. P Umur 23 Tahun G1P0A0
Dengan Ketidaknyamanan TM III Di BPS Agnes Paskarini Amd. Keb Way
Kandis Bandar Lampung Tahun 2015”.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Wazni Adila,M PH selaku direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar


Lampung
2. Ninik Masturiyah S.ST,M.Kes selaku pembimbing I Karya Tulis Ilmiah
3. Oktaria Safitri S.ST selaku pembimbing II Karya Tulis Ilmiah
4. BPS Agnes Paskarini Amd.Keb Way Kandis Bandar Lampung selaku
tempat pengambilan Karya Tulis Ilmiah
5. Seluruh staf dan dosen Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis
miliki. Oleh karena ini penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini guna
perbaikan pada masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandar Lampung, 2015

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
INTISARI............................................................................................... iv
CURICULUM VITAE .......................................................................... v
MOTTO ................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3Tujuan Penulisan........................................................................ 3
1.4 Ruang Lingkup ......................................................................... 5
1.5 Manfaat penulisan ..................................................................... 5
1.6 Metodologi dan Teknik Memperoleh Data ................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Teori Medis ............................................................... 9
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan ........................................... 54
2.3 Landasan Hukum dan Kewenangan Bidan .............................. 81

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian Data ..................................................................... 82
3.2 Matriks .................................................................................. 92

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian ............................................................................... 105
4.2 Interprestasi Data ..................................................................... 123
4.3 Diagnosa Potensial ................................................................... 125
4.4 Tindakan Segera ...................................................................... 126
4.5 Perencanaan ............................................................................. 126
4.6 Pelaksanaan ............................................................................. 129
4.7 Evaluasi ................................................................................... 134

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 138
5.2 Saran ........................................................................................ 139

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 TFU menurut penambahan per tiga jari .................................... 14


Tabel 2.2 Komponen pertambahan berat badan ibu selama hamil ............ 22
Tabel 3.1 Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu ............................ 84

Tabel 3.2 Susunan anggota keluarga yang tinggal serumah ..................... 85


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian


Lampiran 2 : Surat Balasan
Lampiran 3 : Jadwal Penelitian
Lampiran 4 : Checklist senam hamil

Lampiran 5 : Satuan Acara Penyuluhan dan Leaflet


Lampiran 6 : Dokumentasi
Lampiran 7 : Lembar Konsul
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender

internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu

berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13

hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)

(Prawirohardjo, 2010; hal 312).

Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang

semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis.

Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami

ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap perlu

diberikan suatu pencegahan dan perawatan.

Sering buang air kecil terjadi karena tekanan uterus pada kandung kemih,

sering buang air kecil pada malam hari akibat ekskresi sodium yang

meningkat bersamaan dengan terjadinya pengeluaran air, air dan sodium

tertahan didalam tungkai bawah selama siang hari karena statis pada vena,
pada malam hari terdapat aliran balik vena yang meningkat dengan akibat

peningkatan dalam jumlah urine (Sulistyawati, 2012; hal 123, 126).

Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal

adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang

diberikan adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus

memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-

tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya. Dalam

memberikan asuhan kepada klien, bidan lebih cenderung menggunakan

pendekatan dalam bentuk pelayanan promotif (Kuswanti, 2014; hal 2).

Berdasarkan pra survey pendahuluan, di BPS Agnes Paskarini, Amd.Keb

pada tanggal 07 Mei 2015, dalam 1 bulan terakhir, didapatkan 12 dari 15

Ibu hamil yang masuk dalam trimester III kehamilan dan hanya 1 yang

mengalami ketidaknyamanan trimester III (BPS Agnes Paskarini,

Amd.Keb).

Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk mengambil studi kasus

dengan judul” Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Terhadap Ny. P Umur 23

Tahun G1P0A0 usia kehamilan 31 Minggu 4 hari dengan penatalaksanaan

ketidaknyamanan Trimester III di BPS Agnes Paskarini Amd.Keb,

Waykandis, Bandar Lampung Tahun 2015.


1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah yaitu

“Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Terhadap Ny. P Umur 23

Tahun G1P0A0 usia kehamilan 31 Minggu 4 hari dengan penatalaksanaan

ketidaknyamanan Trimester III di BPS Agnes Paskarini, Amd.Keb,

Waykandis, Bandar Lampung Tahun 2015?”

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1. Tujuan umum.

Untuk mempelajari, memahami dan memberikan asuhan kebidanan

ibu hamil terhadap Ny. P Umur 23 Tahun G1P0A0 usia kehamilan

31 Minggu 4 hari dengan penatalaksanaan ketidaknyamanan

Trimester III di BPS Agnes Paskarini, Amd.Keb, Waykandis, Bandar

Lampung Tahun 2015.

1.3.2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data dasar terhadap Ny. P

Umur 23 Tahun G1P0A0 usia kehamilan 31 Minggu 4 hari

dengan penatalaksanaan ketidaknyamanan Trimester III di

BPS Agnes Paskarini, Amd.Keb, Waykandis, Bandar

Lampung Tahun 2015.

b. Mampu melaksanakan interpretasi data untuk menentukan

diagnosa masalah dan kebutuhan ibu hamil terhadap Ny. P

Umur 23 Tahun G1P0A0 usia kehamilan 31 Minggu 4 hari


dengan penatalaksanaan ketidaknyamanan Trimester III di

BPS Agnes Paskarini, Amd.Keb, Waykandis, Bandar

Lampung Tahun 2015.

c. Mampu mengantisipasi masalah Ny. P Umur 23 Tahun

G1P0A0 usia kehamilan 31 Minggu 4 hari dengan

penatalaksanaan ketidaknyamanan Trimester III di BPS Agnes

Paskarini, Amd.Keb, Waykandis, Bandar Lampung Tahun

2015.

d. Mampu melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi terhadap

Ny. P Umur 23 Tahun G1P0A0 usia kehamilan 31 Minggu 4

hari dengan penatalaksanaan ketidaknyamanan Trimester III di

BPS Agnes Paskarini, Amd.Keb, Waykandis, Bandar

Lampung Tahun 2015.

e. Mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan terhadap

Ny. P Umur 23 Tahun G1P0A0 usia kehamilan 31 Minggu 4

hari dengan penatalaksanaan ketidaknyamanan Trimester III di

BPS Agnes Paskarini, Amd.Keb, Waykandis, Bandar

Lampung Tahun 2015.

f. Mampu melaksanakan tindakan sesuai perencanaan Ny. P

Umur 23 Tahun G1P0A0 usia kehamilan 31 Minggu 4 hari

dengan penatalaksanaan ketidaknyamanan Trimester III di

BPS Agnes Paskarini, Amd.Keb, Waykandis, Bandar

Lampung Tahun 2015.


g. Mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan terhadap

Ny. P Umur 23 Tahun G1P0A0 usia kehamilan 31 Minggu 4

hari dengan penatalaksanaan ketidaknyamanan Trimester III di

BPS Agnes Paskarini, Amd.Keb, Waykandis, Bandar

Lampung Tahun 2015.

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Sasaran

Ibu hamil dengan ketidaknyamanan Trimester III di BPS Agnes

Paskarini, Amd.Keb, Waykandis, Bandar Lampung tahun 2015.

1.4.2 Tempat penelitian

BPS Agnes Paskarini, Amd.Keb, Bandar Lampung tahun 2015.

1.4.3 Waktu penelitian

Penelitian dilakuakn sejak tanggal 07-1l Mei 2015.

1.5 Manfaat Penulisan

Penelitian studi kasus ini diharapkan bermanfaat bagi :

1.5.1 Institusi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dokumen dan bahan

bacaan mahasiswi kebidanan Adila Bandar Lampung sehingga

menjadikan sumber ilmu bagi pembaca.


1.5.2 Lahan praktek

Dapat dijadikan gambaran informasi sehingga dapat meningkatkan

menejemen asuhan kebidanan terhadap ibu hamil dengan

ketidaknyamanan trimester III.

1.5.3 Bagi masyarakat

Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

ketidaknyamanan dan bagaimana cara mengatasi ketidaknyamanan

pada trimester III.

1.5.4 Bagi penulis

Penulis dapat mempraktekan ilmu yang didapat sewaktu kuliah dan

memberikan asuhan kebidanan terhadap ibu dengan

ketidaknyamanan trimester III.

1.6 Metode dan Teknik Memperoleh Data

1.6.1 Metodologi penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam study kasus adalah metode

penelitian survei deskriptif, penelitian diarahkan untuk

mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan didalam

komunitas atau masyarakat.


1.6.2 Teknik memperoleh data

a. Data primer

1. Wawancara

Adalah suatu metode yang pergunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan

keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang

sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap

berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face)

(Notoatmodjo, 2005; hal 26,102).

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk

mengetahui gejala atau masalah kesehatan yang dialami

oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk

mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah

informasi, menyakal data yang diperoleh dari riwayat

pasien, mengidentifikasi masalah pasien, menilai

perubahan status dan mengevaluasi pelaksananan tindakan

yang telah diberikan. Dalam melakukan pemeriksaan fisik

terdapat teknik yang perlu dipahami diantaranya inspeksi,

palpasi, perkusi dan auskultasi (Alimul dan Hidayat, 2011;

hal 140).
b. Data Sekunder

1. Studi pustaka

Studi pustaka merupakan hal yang sangat penting menunjang

latar belakang teoritis dari suatu penelitian. Telah kita ketahui

bersama bahwa didalam perpustakaan tersimpan berbagai

bahan bacaan dan informasi dari berbagai disiplin lmu. Dari

buku-buku, laporan-laporan penelitian, majalah ilmiah, jurnal

dan sebagainya.

2. Studi dokumenter

Studi dokumenter merupakan semua bentuk informasi yang

berhubungan dengan dokumen, baik dokumen-dokumen

resmi maupun tidak resmi, dokumen resmi adalah semua

bentuk dokumen baik yang diterbitkan maupun yang tidak

diterbitkan, yang ada dibawah tanggung jawab instansi resmi

(Notoatmodjo, 2005; hal 63-64).


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Teori Medis

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan

normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam

3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan

trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)

(Prawirohardjo, 2010; hal. 213).

Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah. Perubahan-

perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah

bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang

diberikan adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus

memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari

tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya.

Dalam memberikan asuhan kepada klien, bidan lebih cenderung


menggunakan pendekatan dalam bentuk pelayanan promotif

(Kuswanti, 2014 ; hal 2).

2.1.2 Standar Asuhan Kehamilan

Kunjungan Antenatal care (ANC) minimal :

a. Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu)

b. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu)

c. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu)

2.1.3 Konsepsi Fertilisasi dan Implantasi

1. Konsepsi

Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat

yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini dapat

terjadi jika terpenuhi beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut

a. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita

yang tepat.

b. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat

ovulasi.

c. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat

selama ejakulasi

d. Tidak ada barrier atau hambatan yang mencegah sperma

mencapai, melakukan penetrasi, dan sampai akhirnya membuahi

ovum.
Agar terjadi kehamilan sebaiknya senggama dilakukan sebelum

tepat di hari wanita ovulasi karena sperma dapat hidup sampai tiga

hari di dalam vagina sedangkan ovum hanya bertahan 12-24 jam

setelah dikeluarkan dari ovarium (ovulasi). Kapan wanita mengalami

ovulasi dapat dikenali melalui bentuk cairan vagina yang keluar.

Jika terlihat bening, banyak, dan licin, maka kemungkinan besar

wanita dalam keadaan subur. Cairan vagina secara bertahap akan

menjadi kental dan berwarna putih keruh setelah melewati masa

ovulasi. Selain mengamati karakter cairan vagina, ovulasi dapat juga

diprediksi melalui penghitungan siklus menstruasi. Wanita

mengalami ovulasi pada hari ke-12 sampai ke-

14 siklus menstruasi, namun cara ini kurang dapat digunakan pada

wanita dengan siklus menstruasi tidak teratur.

Diperkirakan ada 300 juta sperma yang dikeluarkan saat ejakulasi

dan yang dapat ditampung oleh bagian belakang vagina, namun

dalam perjalanannya hanya beberapa ribu saja yang dapat mencapai

tuba fallopi. Lingkungan vagina yang asam dan adanya daya

fagosit dari uterus membuat sebagian besar sperma tidak mampu

untuk bertahan hidup, yang akhirnya dikeluarkan lagi melalui

vagina

2. Fertilisasi

Merupakan kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma bertemu

dengan ovum, sampai dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi


ovum-sperma hingga menjadi buah kehamilan. Gambaran proses

konsepsi sampai dengan fertilisasi adalah sebagai berikut.

Berikut adalah fase-fase dalam konsepsi sampai dengan fertilisasi.

a. Sperma memasuki vagina

Sperma diejakulasikan di forniks vagina saat koitus, menuju ke

ampula tuba sebagai tempat fertilisasi.

b. Proses kapasitasi

Sperma mengalami perubahan biokimiawi agar lebih kuat

untuk mencapai ampula tuba.

c. Reaksi akromosom

Sperma mengadakan pengeluaran cairan hyaluronidase dan

tripsin agar biar menembus lapisan oosit/ovum.

d. Sperma memasuki zona pellusida dan corona radiata

Zat yang dikeluarkan melalui reaksi akromosom akan

mengencerkan corona radiata dan zona pellusida.

e. Reaksi granula kortikal

Granula kortikol merupakan sel-sel granulose yang berada

disekitar oosit yang akan menutup setelah satu buah sperma

masuk ke dalam oosit, sehingga mencegah sperma yang lain

untuk masuk.

f. Fertilisasi

Kepala sperma membesar dan inti sel sperma membentuk

pronukleus pria. Inti sel ovum membentuk pronukleus wanita.


Kedua pronukleus berfusi. dalam proses ini akhirnya kedua

pronukleus bersatu dan membentuk zigot yang terdiri atas

bahan genetik dari wanita dan pria. Dalam beberapa jam

setelah konsepsi, mulailah terjadi proses pembelahan zigot.

Segera setelah pembelahan sel terjadi, maka pembelahan-

pembelahan selanjutnya akan berjalan dengan lancar dan

akhirnya dalam waktu tiga hari terbentuk suatu kelompok sel-

sel yang sama besarnya, disebut morulla. Proses selanjutnya

adalah perubahan morulla menjadi blastula. Hasil konsepsi tiba

ke dalam kavum uteri pada tingkat blastula.

3. Implantasi (Nidasi)

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam

endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut

trofoblast, yang mampu menghancurkan atau mencairkan jaringan.

Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium

berada dalam fase sekresi. Jaringan endometrium banyak

mengandung nutrisi untuk buah kehamilan. Blastula dengan bagian

yang berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk

ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh

dan menutup lagi. Itulah sebabnya kadang-kadang pada saat nidasi

terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua yang disebut dengan

tanda Hartman. Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau

belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri.


2.1.4 Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Ibu Hamil

1. System Reproduksi

a. Uterus

Ukuran pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25

x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000cc. Hal ini

memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin .

Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot

polos rahim, serabut-serabut kolagenya menjadi higroskopik, dan

endometrium menjadi desidua. Jika penambahan ukuran TFU per

tiga dapat dilihat dalam table dibawah ini.

Tabel 2.1 TFU menurut penambahan per tiga jari

Usia kehamilan Tinggi fundus uteri (TFU)


(minggu)

12 3 jari diatas simpisis


16 Pertengahan pusat-simpisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xyphoideus (px)
36 3 jari dibawah pusat-prosesus xyphoideus (px)
40 Pertengahan pusat dan prosesus xyphoideus (px)

b. Ovarium

Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas

sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih

pengeluaran estrogen dan progesteron (Sulistyawati, 2012; hal 4,

36-37, 59-61).
c. Serviks uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena

hormone estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak

jaringan otot, maka servik lebih banyak mengandung jaringan

ikat. Jaringan ikat pada servik ini mengandung kolagen. Akibat

kadar estrogen dan dengan adanya hipervaskularisasi serta

meningkatnya suplai darah maka konsistensi serviks menjadi

lunak yang disebut tanda goodell.

Selama minggu-minggu awal kehamilan, peningkatan aliran

darah uterus dan limfe mengakibatkan oedema dan kongesti

panggul. Akibatnya uterus, serviks dan isthmus melunak secara

progrestif dan serviks menjadi kebiruan (tanda Chadwick),

perlunakan isthmus menyebabkan antefleksi uterus berlebihan

selama tiga bulan pertama kehamilan.

d. Vagina dan vulva

Akibat pengaruh hormone estrogen, vagina dan vulva

mengalami perubahan. Sampai minggu ke 8 terjadi

hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak

lebuh merah, agak kebiruan (lividae), tanda ini disebut

Chadwick.

Hormone kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi

selama persalinan dengan memproduksi mukosa vagina yang


tebal, jaringan otot longgar, hipertropi otot polos dan

pemanjangan vagina (Kuswanti, 2014; hal 79-80).

2. Sistem Kardiovaskuler

Perubahan yang terjadi pada jantung, yang khas denyut nadi istirahat

meningkat sekitar 10 sampai 15 denyut permenit pada kehamilan

karena diafragma semakin naik terus selama kehamilan. Jantung

digeser kekiri dan keatas, sementara pada waktu yang sama organ ini

agak berputar pada sumbu panjangnya, akibatnya apeks jantung

digerakan agak kelateral keposisinya pada keadaan tidak hamil

normal dan membesarnya ukuran bayangan jantung ditemukan pada

radiogra, luasnya perubahan-perubahan ini dipengaruhi oleh ukuran

dan posisi uterus, kekuatan otot-otot abdomen dan konfigurasi

abdomen dan toraks (Ai Yeyeh Rukiyah dan Yulianti, 2014; hal. 37).

Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap

menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung (cardiac output)

meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai dari usia

kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan

16-28 minggu (Sulistyawati, 2012; hal 61).

Perubahan yang terjadi pada jantung, yang khas denyut nadi istirahat

meningkat sekitar 10 sampai 15 denyut permenit pada kehamilan

karena diafragma semakin naik terus selama kehamilan. Jantung


digeser kekiri dan keatas, sementara pada waktu yang sama organ ini

agak berputar pada sumbu panjangnya, akibatnya apeks jantung

digerakan agak kelateral dari posisinya pada keadaan tidak hamil

normal, dan membesarnya ukuran bayangan jantung ditemukan pada

radiogra, luasnya perubahan-perubahan ini dipengaruhi oleh ukuran

dan posisi uterus, kekuatan otot-otot abdomen dan konfigurasi

abdomen dan thorak (Jannah, 2012; hal 96-97).

Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi

karena adanya perubahan dalam aliran darah kerahim. Janin yang terus

tumbuh, menyebabkan darah lebih banyak dikirim kerahim ibu. Pada

akhir usia kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah

dari ibu.

3. Sistem Urinaria

Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring

darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang

puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat

sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang

akibat penekanan rahim yang membesar). Dalam keadaan normal,

aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika

berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena

itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka


mencoba untuk berbaring/tidur. Pada akhir kehamilan, peningkatan

aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi saat wanita hamil yang tidur

miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang

membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah

yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah

jantung.

4. Sistem Gastrointestinal

Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus

bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit

semakin berat karena gerakan otot didalam usus diperlambat oleh

tingginya kadar progesterone. Wanita hamil sering mengalami rasa

panas di dada (Heartburn) dan sendawa, yang kemungkinan karena

makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi

sfingter di kerongkongan bagian bawah yang kemungkinan isi

lambung mengalir kembali ke kerongkongan.

5. Sistem Metabolisme

Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan

tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Oleh karena itu,

peningkatan asupan kalsium sangat diperlukan untuk menunjang

kebutuhan. Peningkatan kebutuhan kalsium mencapai 70% dari diet

biasanya. Penting bagi ibu hamil untuk selalu sarapan karena kadar
glukosa darah ibu sangat berperan dalam perkembangan janin, dan

berpuasa saat kehamilan akan memproduksi lebih banyak ketosis

yang dikenal dengan “cepat merasakan lapar” yang mungkin

berbahaya pada janin.

Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1.000 mg, 500 mg

dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel darah merah dan 300 mg

untuk transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia 12

minggu, 200 mg sisanya untuk menggantikan cairan yang keluar dari

tubuh. Wanita hamil membutukan zat besi rata-rata 3,5 mg/ hari.

Pada metabolisme lemak terjadi peningkatan kadar kolesterol sampai

350 mg atau lebih per 100 cc. hormon somatotropin mempunyai

peranan dalam pembentukan lemak pada payudara. Deposit lemak

lainnya tersimpan dibadan, perut, paha, dan lengan.

Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah sebagai berikut:

a. Kalsium, dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk

pembentukan tulang terutama di trimester akhir dibutuhkan 30-

40 gram.

b. Fosfor, Dibutuhkan rata-rata 2gr/hari.

c. Air, wanita hamil cenderung mengalami retensi air.

6. Sistem Integumen

Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik

pigmen kecoklatan yang tampak dikulit kening dan pipi. Peningkatan


pigmentasi juga terjadi disekeliling putting susu, sedangkan diperut

bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap yaitu spider

angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti

laba-laba) bisa muncul dikulit dan biasanya di atas pinggang.

Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis sering kali

tampak ditungkai bawah. Pembesaran rahim menimbulkan

peregangan dan menyebabkan robekan serabut elastic di bawah kulit,

sehingga menimbulkan striae gravidarum/striae lividae.

7. Payudara

Payudara sebagai organ target unutk proses laktasi mengalami

banyak perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa

perubahan yang dapat diamati oleh ibu adalah sebagai berikut.

a. Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan berat

b. Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi jaringan kelenjar

alveoli

c. Bayangan vena-vena lebih membiru

d. Hiperpigmentasi pada areola dan putting susu

e. Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna

kuning.

8. Sistem Endokrin
Selama siklus menstruasi normal, hipofisis anterior memproduksi

LH dan FSH. Follicle Stimulating Hormone (FSH) merangsang folikel

de graaf untuk menjadi matang dan berpindah ke permukaan


ovarium di mana ia dilepaskan. Folikel yang kosong dikenal sebagai

korpus luteum dirangsang oleh LH untuk memproduksi

progesterone. Progesterone dan estrogen merangsang proliferasi dan

desidua (lapisan dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan

implantasi jika kehamilan terjadi. Plasenta, yang terbentuk secara

sempurna dan berfungsi 10 minggu setelah pembuahan terjadi, akan

mengambil alih tugas korpus luteum untuk memproduksi estrogen

dan progesterone.

9. Sistem Pernapasan

Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang

rahim dan pembentukan hormon progesterone menyebabkan paru-

paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernapas

lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak

oksigen untuk janin dan untuk dirinya. Lingkar dada wanita hamil

agak membesar. Lapisan saluran pernapasan menerima lebih banyak

darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti).

Kadang hidung dan tenggorokkan mengalami penyumbatan parsial

akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak

berubah.

10. Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Berat Badan

Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi

badan adalah dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dengan

rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2.


Pertumbuhan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi

selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan. Jika terdapat

kelambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini dapat

mengidentifikasikan adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan

ganguuan pertumbuhan janin intrauterin (intra-uterine growth

retardation- IUGR).

Disarankan pada ibu primigravida untuk tidak menaikkan berat

badannya lebih dari 1kg/bulan. Perkiraan peningkatan berat badan

yang dianjurkan :

a. 4 kg pada kehamilan trimester I

b. 0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai III

c. Totalnya sekitar 15 -16 kg selama hamil

Tabel 2.2 Komponen pertambahan berat badan ibu selama hamil

Komponen Jumlah (dalam kg)


Jaringan ekstrauterine 1
Janin 3- 3,8
Cairan amnion 1
Plasenta 1-1,1
Payudara 0,5 – 2
Tambahan darah 2 – 2,5
Tambahan cairan jaringan 1,5 – 2,5
Tambahan jaringan lemak 2 – 2,5
Total 11,5 – 16
2.1.5 Tanda-tanda Kehamilan

1. Tanda Pasti Kehamilan

a. Terdengar denyut jantung janin (DJJ)

b. Terasa gerak janin

c. Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada

gambaran embrio

d. Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16

minggu).

2. Tanda dugaan hamil

a) Amenore/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat

haid)

b) Nausea, anoreksia, emesis, dan hipersalivasi

c) Pusing

d) Miksi/sering buang air kecil

e) Obstipasi

f) Hiperpigmentasi: striae, cloasma, linea nigra

g) Varises

h) Payudara menegang

i) Perubahan perasaan

j) BB bertambah

3. Tanda Tidak Pasti Kehamilan

a) Rahim membesar

b) Tanda hegar
c) Tanda chadwick,yaitu warna kebiruan pada servik, vagina, dan

vulva

d) Tanda piskacek, yaitu pembesaran uterus kesalah satu arah

sehingga menonjol jelas kearah pembesaran tersebut

e) Braxton hicks bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba)

akan mudah dikontraksi

f) Basal metabolisme rate (BMR) meningkat

g) Ballotement positif

Jika dilakukan pemeriksan palpasi diperut ibu dengan cara

menggoyang-goyangkan disalah satu sisi, maka akan terasa

“pantulan” disisi yang lain

h) Test urine kehamilan (tes HCG) positif

Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi

pembuahan (Sulistyawati, 2012; hal 61-66, 68-69 83-85).

2.1.6 Kebutuhan Fisik Ibu Hamil

1. Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk

ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat

hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen

pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung.

Untuk mencegah hal tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan

oksigen maka ibu perlu :

a. Latihan nafas melalui senam hamil


b. Tidur dengan bantal yang lebih tinggi

c. Makan tidak terlalu banyak

d. Kurangi dan hentikan merokok

e. Konsul ke dokter bila ada kelainan atau ganguuan

pernafasan seperti asma dan lain-lain (Kuswanti, 2014; hal

117 ).

2. Diet makanan

Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, IUGR,

inersia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerpuralis, dll.

sedangkan kelebihan makanan karena beranggapan pemenuhan

makanan untuk dua orang akan berakibat kegemukan, pre eklamsi,

janin terlalu besar dan sebagainya.

a. Kebutuhan Energi

Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu

hamil untuk meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal

per hari. Tambahan energi ini bertujuan untuk memasok

kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Pada TM I

kebutuhan energi meningkat untuk organogenesis atau

pembentukan organ-organ penting janin, dan jumlah tambahan

energi terus meningkat pada trimester II dan III untuk

pertumbuhan janin.
b. Protein

Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak

68%. Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan

untuk menambah asupan protein menjadi 12% per hari atau 75-

100 gram. Bahan pangan yang dijadikan sebagai sumber protein

sebaiknya bahan pangan dengan nilai biologi yang tinggi seperti

daging tak berlemak, ikan, telur, susu, dan hasil olahannya.

Protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologinya rendah jadi

cukup sepertiga bagian saja.

c. Zat besi

Anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh

karena itu perlu ditekankan pada ibu hamil untuk mengonsumsi

zat besi selama hamil dan setelah melahirkan. Kebutukan zat

besi selama hamil meningkat sebesar 300% (1.040 mg selama

hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari

asupan makanan ibu selama hamil, melainkan perlu ditunjang

dengan suplemen zat besi. Pemberian suplemen zat besi dapat

diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram

setiap hari selama kehamilan dan 6 minggu setelah kelahiran

untuk mencegah anemia postpartum. Pemantauan konsumsi

suplemen zat besi perlu juga diikuti dengan pemantauan cara

minum yang benar karena hal ini akan sangat memengaruhi

efektifitas penyerapan zat besi. Vitamin c dan protein hewani


merupakan elemen yang sangat membantu dalam penyerapan

zat besi, sedangkan kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat

(terkandung dalam kacang-kacangan) akan menghambat

penyerapan zat besi. Namun demikian bukan berarti zat

makanan yang menghambat penyerapan zat besi tersebut tidak

bermanfaat bagi tubuh, zat-zat ini tetap di konsumsi namun

jangan diminum bersamaan dengan tablet zat besi. Berilah jarak

waktu kurang lebih dua jam dari pemberian zat besi.

d. Asam folat

Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya

meningkat dua kali lipat selam hamil. Asam folat sangat

bermanfaat dalam metabolisme normal makanan menjadi energi,

pematangan sel darah merah, sintesis DNA, pertumbuhan sel

dan pembentukan heme. Jika kekurangan asam folat maka ibu

akan menderita anemia megaloblastik dengan gejala diare,

depresi, lelah berat, dan selalu mengantuk. Jika kondisi ini terus

berlanjut dan tidak segera di tangani maka pada ibu hamil akan

terjadi BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang

belakang janin (spina bifida). Jenis makanan yang banyak

mengandung asam folat adalah ragi, hati, brokoli, sayur berdaun

hijau (bayam, asparagus), dan kacang-kacangan (kacang kering,

kacang kedelai). Sumber lain adalah ikan, daging, buah jeruk,

dan telur. Oleh karena asam folat tidak stabil dalam pemasanan,
maka dianjurkan untuk memakan sayuran dalam keadaan

mentah dengan dicuci sebelumnya agar sisa pestisida dan cacing

hilang. Oleh karena ada kekhawatiran asam folat tidak dapat

terpenuhi hanya dari asupan makanan, maka Widya Karya

Pangan Nasional menganjurkan untuk pemberian suplemen

asam folat dengan besaran 280,660 dan 470 mikrogram untuk

trimester I, II, dan III. Asam folat sebaiknya diberikan 28 hari

setelah ovulasi atau 28 hari pertama setelah kehamilan karena

sumsum tulang belakang dan otak di bentuk pada minggu pertama

kehamilan.

e. Kalsium

Metobolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan yang

sangat berarti. Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun

drastis sebanyak 5%, oleh karena itu asupan yang optimal perlu

dipertimbangkan. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil

olahanya, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan

beberapa bahan makanan nabati, seperti sayuran warna hijau tua

dan lain-lain (Sulistyawati, 2012; hal 107-109).

3. Personal hygiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan

sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk

mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama

lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara
dibersihkan dengan air dan dikeringkan (Kuswanti, 2014; hal 119-

120).

4. Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada

riwayat penyakit seperti berikut ini:

a) Sering abortus dan kelahiran prematur

b) Perdarahan pervaginam

c) Koitus harus dilakukan secara hati-hati terutama pada minggu

terakhir kehamilan

d) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat

menyebabkan infeksi janin intra uteri.

5. Perawatan payudara

Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan

menyambut kelahiran sang bayi dalm proses menyusui.

Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam perawatan payudara

adalah sebagai berikut :

a) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan

yang mengunakan busa, karena akan menggangu penyerapan

keringat di payudara

b) Gunakan bra yang dengan bentuk yang menyangga payudara

c) Hindari pembersihan puting susu dengan sabun mandi karena

akan menyebabkan iritasi. Bersihkan putting dengan minyak

kelapa lalu bilas dengan air hangat


d) Jika ditemukan pengeluaran cairan berwarna kekuningan dari

payudara berarti produksi asi sudah dimulai.

6. Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan

eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi

terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai

efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu

desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya

konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan

mengonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih,

terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih

hangat ketika perut dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak

peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah

untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air

kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil,

terutama pada trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang

fisiologis. Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran

uterus yang mendesak kantong kemih sehingga kapasitasnya

berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin

yang juga menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindakan

mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan sangat tidak

dianjurkan karena dapat menyebabkan dehidrasi (Sulistyawati, 2012;

hal 118-119).
7. Pekerjaan

Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang di jalaninya

tidak boleh terlalu berat. Istirahat untuk wanita hamil di anjurkan

sesering mungkin. Seorang wanita hamil di sarankan untuk

menghentikan aktivitasnya apabila mereka merasakan gangguan

dalam kehamilan. Pekerjaan yang membutuhkan aktivitas berat,

berdiri dalam jangka waktu lama, pekerjaan dalam industri mesin,

atau pekerjaan yang memiliki efek samping lingkungan (contoh:

limbah) harus dimodifikasi (Kuswanti, 2014; hal 133).

8. Lingkungan yang bersih

Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan yang sehat dan

aman adalah adanya lingkungan yang bersih, karena kemungkinan

terpapar kuman dan zat toksik yang berbahaya bagi ibu dan janin akan

terminimalisasi. Lingkungan bersih disini adalah termasuk bebas dari

polusi udara seperti asap rokok. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Dr. Cuno S.P.M. Uiterwaal, pemimpin penelitian dan profesor yang

bekerja sama dengan klinik epidemiologi di Medical Center

University di utrecht menemukan bahwa orang tua perokok dapat

membahayakan kesehatan anak mereka, termasuk sistem

kardiovaskular mereka yang dapat dideteksi sejak awal kehamilannya.

Karbon monoksida yang terdapat dalam rokok akan dapat bebas

menembus plasenta dan mengurangi kemampuan HB dalam mengikat

oksigen. Nikotin merangsang hormon adrenergik yang menyebabkan


vasokontriksi menyeluruh, terutama mengurangi perfusi uterus dan

mempersempit arteri tali pusat. Ibu hamil sebagai perokok aktif ataupun

terpapar asap rokok (perokok pasif) akan terkena dampak yang sama.

Selain udara, prilaku hidup bersih dan sehat perlu juga di laksanakan,

seperti menjaga kebersihan diri, makanan yang dimakan, buang air

besar di jamban, dan mandi menggunakan air yang bersih.

9. Sikap tubuh yang baik

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan

mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran janin.

Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah

lordosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke belakang di

bandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil. Keluhan yang sering muncul

dari perubahan ini adalah rasa pegal di punggung dan kram kaki ketika

tidur malam hari. Untuk mencegah dan mengurangi keluhan ini

perlu adanya sikap tubuh yang baik. Beberapa hal yang perlu di

perhatikan adalah sebagai berikut:

a) Pakailah sepatu dengan hak yang rendah/tanpa hak dan jangan

terlalu sempit

b) Posisi tubuh saat mengangkat beban, yaitu dalam keadaan tegak

dan pastikan beban terfokus pada lengan.

c) Tidur dengan posisi kaki di tinggikan,

d) Duduk dengan posisi punggung tegak


e) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti posisi secara

bergantian untuk mengurangi ketegangan otot.

10. Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk

mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.

Jenis imunisasi yang di berikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat

mencegah penyakit tetanus.

11. Persiapan persalinan

Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama tidak ada salahnya

jika ibu dan keluarga mempersiapkan persalinan sejak jauh hari

sebelumnya. Ini dimaksudkan jika terjadi sesuatu hal yang tidak

diinginkan atau persalinan maju dari hari perkiraan, semua

perlengkapan yang dibutuh sudah siap. Beberapa hal yang harus di

persiapkan untuk persalinan adalah sebagai berikut:

a) Biaya dan penentuan tempat serta penolong persalinan

b) Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil keputusan

jika terjadi suatu komplikasi yang membutuhkan rujukan

c) Baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya

d) Surat-surat fasilitas kesehatan (misalnya ASKES, jaminan

kesehatan dari tempat kerja, kartu sehat dan lain-lainnya).

e) Pembagian peran ketiba ibu berada di RS (ibu dan mertua, yang

menjaga anak lainnya-jika buka persalinan yang pertama).


12. Senam hamil

Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, nafsu

makan bertambah, pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur

menjadi lebih nyenyak. Bidan hendaknya menyarankan agar ibu

hamil melakukan masing-masing gerakkan sebanyak dua kali pada

awal latihan dan dilanjutkan dengan kecepatan dan frekuensi

menurut kemampuan dan kehendak mereka sendiri minimal lima kali

tiap gerakkan (Sulistyawati, 2012; hal 111, 118-120, 122)

2.1.7 Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil

1. Suport Keluarga

Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat

berpengaruh, sehingga perubahan apapun yang terjadi pada ibu

akan mempengaruhi keluarga. Kehamilan merupakan krisis bagi

kehidupan keluarga dan diikuti oleh stres dan kecemasan.

Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga. Karena konsepsi

merupakan awal, bukan saja bagi janin yang sedang berkembang,

tetapi juga bagi keluarga, yakni dengan hadirnya seorang anggota

keluarga baru dan terjadinya perubahan hubungan dalam

keluarga, maka setiap anggota keluarga harus beradaptasi

terhadap kehamilan dan menginterprestasikannya berdasarkan

hubungan masing-masing.
Hubungan antara wanita dan ibunya terbukti signifikan dalam

adaptasi terhadap kehamilan dan menjadi ibu. Keberadaan ibu

disamping anak perempuannya selama masa kanak-kanak.

2. Support Dari Tenaga Kesehatan

a. Menjelaskan dan meyakinkan pada ibu bahwa apa yang terjadi

padanya adalah sesuatu yang normal.

b. Membantu untuk memahami setiap perubahan yang terjadi baik

fisik maupun psikologis

c. Meyakinkan bahwa ibu akan mulai merasa lebih baik dan

berbahagia pada trimester kedua.

3. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil TM II

a. Mengajarkan pada ibu tentang nutrisi, pertumbuhan bayi,

tanda-tanda bahaya

b. Bersama ibu dan keluarga dalam merencanakan kelahiran dan

rencana kegawatdaruratan.

4. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil TM III

a. Memberikan penjelasan bahwa yang dirasakan oleh ibu adalah

normal.

b. Menenangkan ibu

c. Membicarakan kembali dengan ibu bagaimana tanda-

tanda persalinan yang sebenarnya.

d. Meyakinkan bahwa anda akan selalu berada bersama ibu untuk

membantu melahirkan bayinya (Kuswanti, 2014; hal 136).


2.1.8 Tanda-Tanda Bahaya Selama Masa Kehamilan

Selama kehamilan beberapa tanda bahaya yang dialami dapat

dijadikan sebagai data dalam deteksi dini komplikasi akibat

kehamilan. Jika pasien mengalami tanda-tanda bahaya ini maka

sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan tindakan

antisipasi untuk mencegah terjadinya kematian ibu dan janin.

Beberapa tanda bahaya yang penting untuk di sampaikan kepada

pasien dan keluarga adalah sebagai berikut:

a. Perdarahan Per Vagina

b. Sakit kepala hebat

c. Masalah penglihatan

d. Bengkak pada muka atau tangan

e. Nyeri abdomen yang hebat

f. Bayi kurang bergerak seperti biasa.

2.1.9 Ketidaknyamanan Dan Cara Mengatasi

Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang

semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis.

Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami

ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap

perlu diberikan suatu pencegahan dan perawatan.


1. Ketidaknyamanan pada trimester I :

a. Rasa mual dan muntah

Waktu terjadinya: antara minggu ke 5-12. Bisa terjadi lebih

awal (2-3 minggu setelah HPHT)

Kemungkinan penyebabnya antara lain adalah sebagai berikut :

Peningkatan kadar HCG, estrogen, dan progesteron. Relaksasi

dari otot - otot halus.

Cara mengatasinya :

1. Hindari bau dan faktor penyebabnya

2. Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum bangun

dari tempat tidur di pagi hari

3. Makan sedikit tapi sering

4. Duduk tegak setiap kali selesai makan

5. Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu

merangsang

6. Makan makanan kering di antara waktu makan

7. Minum minuman berkarbonat

8. Bangun dari tidur secara perlahan-lahan

9. Jangan langsung melakukan aktivitas

10. Hindari mengosok gigi segera setelah makan

11. Minum teh herbal

12. Istirahat sesuai kebutuhan


b. Kelelahan

Kelelahan, pusing atau fatique waktu terjadi: trimester I.

Penyebab tidak diketahui secara spesifik, mungkin berhubungan

dengan penurunan laju metabolisme basal pada masa awal

kehamilan.

Cara mengatasinya :

1. Yakinkan bahwa hal ini normal dalam kehamilan

2. Dorong ibu untuk sering beristirahat

3. Hindari istirahat yang berlebihan.

c. Sering BAK

Sering buang air kencing waktu terjadi trimester I dan III

Penyebabnya tekanan uterus pada kandung kemih, sering buang

air kecil pada malam hari akibat ekskresi sodium yang

meningkat bersamaan dengan terjadinya pengluaran air, air dan

sodium tertahan di dalam tungkai bawah selama siang hari

karena stasis pada vena, pada malam hari terdapat aliran balik

vena yang meningkat dengan akibat peningkatan dalam jumlah

urine (Sulistyawati, 2012; hal 123, 126,130, 139,143).

Cara mengatasinya

1. KIE tentang penyebab sering BAK

2. Kosongkan kandung kemih ketika ada dorongan

3. Perbanyak minum pada siang hari


4. Jangan kurangi minum di malam hari kecuali menganggu

tidur dan mengalami kelelahan

5. Hindari minum kopi dan teh sebagai diuresis

6. Berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan diuresis

7. Tidak memerlukan pengobatan farmakologis (Hani et all,

2011; hal 59).

d. Ngidam

Ngidam makanan waktu terjadi: trimester I tetapi dapat juga

terjadi disepanjang usia kehamilan.

Mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tesebut

mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.

Indra pengecap menjadi lebih tumpul, jadi ibu lebih mencari

makanan dengan cita rasa yang lebih merangsang.

Cara mengatasinya :

1. Tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran asalkan cukup

bergizi dan makanan yang idamkan adalah makanan yang

sehat.

2. Menjelasakan tentang bahaya memakan makanan yang tidak

baik.

e. Keputihan

Hiperplasia mukosa vagina, peningkatan produksi lendir dan

kelenjar endocervikal sebagai akibat dari peningkatan kadar

estrogen.
Cara mengatasinya:

1. Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari

2. Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun agar

menyerap cairan

3. Hindari pakian dalamdari bahan nilon

4. Hindari pemakaian pantyliner dari bahan nilon (Sulistyawati,

2012; hal 131-132).

f. Epulis

Peningkatan estrogen dan progesteron meningkatkan aliran

darah ke rongga mulut; hipervaskularisasi pembuluh darah

kapiler gusi sehingga terjadi edema dan hiperplastis; ketebalan

epitelial berkurang sehingga gusi lebih rapuh; timbulnya muntah

menyebabkan kebersihan mulut terganggu dan meningkatkan

asam dimulut.

Cara mengatasinya :

1. Berkumur dengan air hangat dan asin

2. Menggosok gigi secara teratur dan menjaga kebersihannya

3. Memeriksakan gusi secara teratur (Hani et all, 2011; hal

53).

e. Ptialisme (Sekresi air ludah yang berlebihan)

Waktu terjadinya dimulai sejak 2-3 bulan usia kehamilan dan

berhenti saat persalinan.


Cara mengatasinya :

a. Gunakan pencuci mulut atau permen karet yang keras

2. Ketidaknyamanan trimester II :

a. Chloasma/perubahan warna areola mamae

Kecenderungan genetik peningkatan kadar estrogen dan

mungkin progeteron.

Cara mengatasinya :

1. Hindari sinar matahari berlebihan selama masa kehamilan

2. Gunakan bahan pelindung non alergi

b. Striae gravidarum

Waktu terjadinya: tampak jelas pada bulan ke 6-7 terdiri atas

arteriol tengah yang terbuka dan datar atau sedikit meningkat

dengan radiasi radang kapiler yang menyebar, paling jelas

didaerah-daerah kulit yang dialiri darah dari vena cava superior

(sekitar mata, leher, kerongkongan, dan lengan).

Penyebab masih belum bisa di jelaskan, dapat timbul akibat

perubahan hormon atau gabungan antara perubahan hormon dan

peregangan, mungkin berkaitan dengan ekskresi kortikosteroid

(Sulityawati, 2012; hal 124, 127, 136).

Cara mengatasinya :

1. Gunakan emollien luar atau antiprurutik menurut indikasinya

2. Gunakan pakaian yang menopang payudara dan abdomen.


c. Konstipasi

Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan

menjadi lebih maksimal. Relaksasi juga terjadi pada usus besar

sehingga penyerapan air menjadi lebih lama.

Cara mengatasinya :

1. Tingkatkan intake cairan dan serat dalam diet, misalnya

buah, sayuran, minum air hangat terutama ketika perut

kosong.

2. Istirahat cukup

3. Senam hamil

4. Buang air besar secara teratur dan segera setelah ada

dorongan

5. Hindari minyak mineral, lubrican, perangsang, saline,

hiperosmosis, dan castrol oil (Hani et all, 2011; hal 55, 62).

d. Hemoroid

Konstipasi, tekanan yang meningkat dari uterus terhadap vena

hemoroidal, dukungan yang tidak memadai pada vena hemoroid

di area annorektal

Cara mengatasinya :

1. Hindari konstipasi

2. Makan makanan yang berserat

3. Banyak minum air putih

4. Gunakan kompres es, kompres hangat, atau rendah hangat


5. Dengan perlahan masukkan kembali ke dalam rectum jika

perlu

e. Perut kembung

Penggerak mortilitas gastrointestinal menurun yang menyebabkan

terjadinya pelambatan waktu pengosongan serta penekanan dari

uterus yang membesar terhadap usus besar.

Cara mengatasinya :

1. Hindari makanan yang mengandung gas

2. Kunyahlah makanan secara sempurna

3. Lakukan senam secara teratur

4. Pertahankan saat kebiasaan buang air besar yang normal

(Sulistyawati, 2012; hal 129, 133, 137).

3. Ketidaknyamanan yang sering terjadi pada trimester III yaitu

a. Sesak nafas

Dengan semakin membesarnya uterus, maka akan mengalami

desakan pada diagfragma sehingga naik 4 cm; terjadi pelebaran

sudut toraks dari 68 sampai 103 derajat; Peningkatan progesteron

menyebabkan peningkatan pusat saraf untuk konsumsi oksigen

(Hani et all, 2011; hal 64).

Cara mengatasinya :

1. Jelaskan penyebab fisiologinya

2. Dorong agar sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan

pada kecepatan normal ketika terjadi hiperventilasi


3. Secara periodik berdiri dan menelentangkan lengan di atas

kepala serta menarik nafas panjang

4. Mendorong postur tubuh yang baik dan melakukan

pernafasan interkostal

b. Sering BAK

Tekanan uterus pada kandung kemih, sering buang air kecil pada

malam hari akibat ekskresi sodium yang meningkat bersamaan

dengan terjadinya pengeluaran air, air dan sodium tertahan di

dalam tungkai bawah selama siang hari karena stasis pada vena, pada

malam hari terdapat aliran balik vena yang meningkat dengan akibat

peningkatan dalam jumlah urine.

Cara mengatasinya :

1. Jelaskan pada pasien mengenai penyebab terjadinya keadaan

ini

2. Kosongkan kandung kemih saat terasa ada dorongan untuk

berkemih

3. Perbanyak minum pada siang hari

4. Jangan kurangi minum di malam hari untuk menghindari

buang air kecil pada malam hari kecuali jika hal tersebut

sangat menyebabkan keletihan

5. Batasi minum minuman dengan bahan diuretik seperti kopi,

teh, cola, dan cafein


6. Jelaskan tentang tanda-tanda bahaya tentang infeksi saluran

urine (urinari tract infection-UTI)

c. Insomnia

Pola tidur berubah, dan bangun di tengah malam yang di akibatkan

kurang nyaman karena pembesaran uterus, buang air kecil di

malam hari, hidung tersumbat, sakit otot, stres dan cemas.

Cara mengatasinya :

1. Gunakan teknik relaksasi

2. Gunakan teknik relaksasi progresif

3. Mandi air hangat, minum minuman hangat sebelum tidur

4. Melakukan aktifitas yang tidak terlalu berat sebelum tidur

(Sulistyawati, 2012; hal 126, 131, 135).

d. Lordosis

Dorso lumbar dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf

atau kompresi akar saraf.

Struktur ligamentum dan otot tulang belakang bagian tengah atau

bawah mendapat tekanan berat.

Cara mengatasinya :

1. Gunakan mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat

barang yang jatuh, misalnya dengan jongkok, lebarkan kaki

dan letakkan satu kaki sedikit didepan.

2. Hindari sepatu hak tinggi, hindari pekerjaan dengan

beban yang terlalu berat.


3. Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung.

4. Gunakan kasur yang keras untuk tidur

5. Senam hamil

6. Masase daerah pinggang dan punggung (Hani et all, 2011;

hal 65).

e. Edema umum

Peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal.

kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah, peningkatan

permeabilitas kapiler, tekanan dari pembesaran uterus pada vena

pelvis ketika duduk atau pada vena cava inferior ketika berbaring.

Cara mengatasinya:

1. Hindari posisi berbaring terlentang

2. Hindari posisi berbaring untuk posisi yang lama

3. Istirahat dengan berbaring miring kekiri, kaki agak ditinggikan

4. Tinggikan kaki jika bisa

5. Jika perlu, seringlah melatih kaki untuk ditekuk ketika berdiri

atau duduk

6. Angkat kaki ketika duduk atau istirahat

7. Hindari kaos kaki yang ketat atau tali/ pita pada kaki

8. Lakukan senam hamil secara teratur


f. Keputihan

Hiperplasia mukosa vagina, peningkatan produksi lendir dan

kelenjar endocervikal sebagai akibat dari peningkatan kadar

estrogen.

Cara mengatasinya :

1. Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari

2. Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun agar

menyerap cairan

3. Hindari pakian dalam dari bahan nilon

4. Hindari pemakaian pantyliner dari bahan nilon (Sulistyawati,

2012; hal 125, 132).

g. Konstipasi

Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan menjadi

lebih maksimal. Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga

penyerapan air menjadi lebih lama.

Cara mengatasinya :

1. Tingkatkan intake cairan dan serat dalam diet, misalnya buah,

sayuran, minum air hangat terutama ketika perut kosong.

2. Istirahat cukup

3. Senam hamil

4. Buang air besar secara teratur dan segera setelah ada dorongan

5. Hindari minyak mineral, lubrican, perangsang, saline,

hiperosmosis dan castrol oil.


h. Kram terutama pada kaki

Penurunan kalsium dan alkalosis terjadi akibat perubahan pada

sistem pernafasan, tekanan uterus pada saraf, keletihan dan

sirkulasi yang buruk pada tungkai (Hani et all, 2011; hal 55, 66).

Cara mengatasinya :

1. Kurangi susu karena kandungan fosfornya cukup tinggi

2. Berlatih dorsi fleksi pada kaki yang terkena kram

i. Hemoroid

Konstipasi, tekanan yang meningkat dari uterus terhadap vena

hemoroidal, dukungan yang tidak memadai pada vena hemoroid di

area annorektal.

Cara mengatasinya :

1. Hindari konstipasi

2. Makan makanan yang berserat

3. Banyak minum air putih

4. Gunakan kompres es, kompres hangat, atau rendah hangat

5. Dengan perlahan masukkan kembali ke dalam rectum jika

perlu

2.1.10 Tujuan Asuhan Kehamilan

Tujuan asuhan kehamilan sebagai berikut:

a. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan

tumbuh kembang janin.


b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta

sosial ibu dan bayi.

c. Menemukan secara dini adanya masalah atau gangguan dan

kemungkinan komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan.

d. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu

maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif

berjalan normal.

f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik

dengan memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara

normal (Sulistyawati, 2012; hal 4, 129, 133-134).

1. Standar Asuhan Kehamilan

Terdapat enam standar dalam pelayanan antenatal dari 25 standar

pelayanan kebidanan seperti berikut ini:

a. Standar 3: identifikasi ibu hamil

Persyaratan standar:

Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan

motifasi pada ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu

untuk memeriksakan kehamilan sejak dini secara teratur.


b. Standar 4: pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Persyaratan standar:

Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal.

c. Standar 5 : Palpasi abdominal

Persyaratan standar:

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan

melakukan palpasi untuk pemeriksaan usia kehamilan,serta bila

umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi , bagian terendah

janin dan masuknya kepala janin kerongga panggul, untuk mencari

kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

d. Standar 6: Pengelolaan anemia pada kehamilan

Persyaratan standar:

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan penanganan dan

atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan semua dengan

ketentuan yang berlaku.

e. Standar 7: Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Persyaratan standar:

Bidan dapat menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah

pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejaga pre eklampsia

lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.


f. Standar 8: Persiapan persalinan

Persyaratan standar

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta

keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan

persalinan yang bersih aman serta suasana yang menyenangkan

direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya

untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat (Kuswanti,

2014; hal 9).

Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, standar minimal

pelayanan pada ibu hamil adalah tujuh bentuk yang disingkat 7 T,

antara lain sebagai berikut (Sulistyawati, 2012; hal 4).

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Timbang BB dan pengukuran TB pertambahan BB yang normal

pada normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh

(BMI: Boddy Masa Indeks) dimana metode ini untuk

menentukan pertambahan optimal selama masa kehamilan, karena

merupakan hal yang penting untuk mengetahui BMI wanita hamil.

Total pertambahan BB pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg.

Adapun TB menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal

tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain yaitu <145

cm.
2) Ukur tekanan darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan

nilai dasar selama kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu

untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah

sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal

pemeriksaan dapat mengidinkasi potensi hipertensi

3) Ukur tinggi fundus uteri

Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran

dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24

minggu memakai pengukuran mc Donald yaitu dengan cara

mengukur tinggi fundus memakai metlin dari tepi atas simfisis

ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya

4) Tetanus toxoid

Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) pada kehamilan

umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan

pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang ke dua diberikan 4

minggu kemudian, Akan tetapi untuk memaksimalkan

perlindungan maka di bentuk program jadwal pemberian

imunisasi pada ibu

5) Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan

Zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi

pada ibu hamil, bukan menaikan kadar hemoglobin. Wanita

hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari,


kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester II,

karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan satu kali satu

perhari setelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet

selama masa kehamilan. Tablet zat sebaiknya tidak diminum

dengan teh atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan.

Jika ditemukan / diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi per

hari. Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan Hb

yang dilakukan 2 kali selama masa kehamilan yaitu pada saat

kunjungan awal dan pada saat usia kehamilan 28 minggu atau jika

ada tanda-tanda anemia

6) Tes terhadap penyakit menular seksual

Penyakit menular seksual infeksi yang ditularkan melalui

hubungan seksual. Akan beresiko tinggi apanila dilakukan dengan

berganti-ganti pasangan. Baik laki-laki maupun perempuan bisa

beresiko tertular penyakit kelamin. Perempuan beresiko lebih

besar tertular karena bantu alat reproduksinya lebih rentan

terhadap PMS. Sayangnya, 50% dari perempuan yang tertular

PMS tidak tahu bhawa ia sudah tertular. PMS tidak dapat dicegah

hanya dengan: memebrsihkan alat kelamin setelah berhubungan

seksual, minum jamu tradisional, minum obat antibiotik sebelum

dan sesudah berhubungan seksual. Bidan harus menganjurkan

untuk pemeriksaan IMS lain pada kecurigaan resiko IMS


7) Temu wicara ( konseling dan pemecahan masalah)

Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, kesehatan,

kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikososial, dan

pengetahuan klien (Rukiyah dan Yulianti, 2014; hal 119-121,

125).

2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan

2.2.1 Pengertian

Manajemen asuhan kebidanan atau yang sering disebut manajemen

kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara

sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar

menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi

asuhan.

Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan

dalam rangkain/tanhapan yang logis untuk pengambilan suatu

keputusan yang berfokus pada klien. Manajemen kebidanan diadaptasi

dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Helen Varney dalam

buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997; menggambarkan

proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah

yang berturut secara sistematis dan siklik.


2.2.1.1 Pengkajian data

Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi (data) yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien (Soepardan, 2007; hal 96-97).

1) Identitas pasien

a) Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan

sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan

penanganan.

b) Usia/tanggal lahir

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko

seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi

belum matang, mental dan psikisnya belum siap.

Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk

terjadi perdarahan dalam masa nifas

c) Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk

membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa

d) Suku

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-

hari (Ambarwati dan Wulandari, 2009; hal 131-132).


e) Pendidikan

Tingkat pendidikan seorang ibu hamil sangat berperan

dalam kualitas perawatan bayinya. Penguasaan

pengetahuan juga erat kaitannya dengan tingkat

pendidikan seseorang (Jannah, 2012; hal 143).

f) Pekerjaan

Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat

sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi

dalam gizi pasien tersebut.

g) Alamat

Di tanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah

bila di perlukan (Ambarwati dan Wulandari, 2009; hal

132).

2) Riwayat pasien

a) Keluhan utama

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan

pasien datang ke fasilitas kesehatan.

b) Riwayat kebidanan

1. Menstruasi

Data ini memang tidak secara langsung berhubungan

dengan masa nifas, dari data yang kita peroleh

kita akan mempunyai gambaran tentang keadaan

dasar dari organ reproduksinya.


Beberapa data yang harus kita peroleh dari riwayat

menstruasi antara lain sebagai berikut :

a. Menarche adalah usia pertama kali mengalami

menstruasi.

b. Siklus

Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi

yang dialami dengan menstruasi berikutnya,

dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai

32 hari.

c. Volume

Data ini menjelaskan seberapa banyak darah

menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan

kesulitan untuk mendapatkan data yang valid.

Sebagai acuan biasanya kita gunakan kriteria

banyak, sedang, dan sedikit. Jawaban yang

diberikan oleh pasien biasanya bersifat

subjektif, namun kita dapat kaji lebih dalam lagi

dengan beberapa pertanyaan pendukung,

misalnya sampai berapa kali mengganti

pembalut dalam sehari.

2. Keluhan

Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang

dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya


nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau

jumlah darah yang banyak. Ada beberapa keluhan

yang disampaikan oleh pasien menunjuk kepada

diagnosis tertentu (Sulistyawati, 2012; hal 181).

3. HPHT

HPHT adalah hari pertama haid terakhir seseorang

wanita sebelum hamil. Cara menentukan HPHT

adalah dengan melakukan anamnesis pada ibu secara

tepat karena apabila terjadi kesalahan, maka

penentuan usia kehamilan juga menjadi tidak tepat.

Haid terakhir tersebut harus normal, baik dari

lamanya maupun dari banyaknya.

Jadi beberapa pertanyaan yang bisa diajukan

adalah sebagai berikut:

a) Kapan ibu mengeluarkan haid terakhir

sebelum hamil

b) Apakah tanggal tersebut sudah bersih atau

masih baru keluar darah haidnya

c) Berapa lama menstruasinya

d) Berapa banyak menstruasinya (jika hanya

sedikit maka kemungkinan sudah terjadi nidasi).


HPHT yang tepat adalah tanggal dimana ibu baru

mengeluarkan darah menstruasi dengan frekuensi

dan lama seperti menstruasi yang seperti biasa

(Hani et all, 2011; hal 79).

4. Gangguan kesehatan alat reproduksi

Data ini sangat penting untuk kita kaji karena akan

memberikan petunjuk bagi kita tentang organ

reproduksi pasien. Ada beberapa penyakit organ

reproduksi yang berkaitan erat dengan personal

hygiene pasien, atau kebiasaan lain yang tidak

mendukung kesehatan reproduksinya. Jika

didapatkan adanya salah satu atau beberapa riwayat

gangguan kesehatan alat reproduksi, maka kita

harus waspada akan adanya kemungkinan

gangguan kesehatan alat reproduksi pada masa post

partum.

Beberapa data yang perlu kita kaji dari pasien

adalah apakah pasien pernah mengalami gangguan

seperti berikut keputihan, infeksi, gatal karena

jamur tumor (Sulistyawati, 2012; hal 182).

5. Riwayat obstetri

a. Gravida/para

b. Tipe golongan darah (ABO dan Rh)


c. Kehamilan yang lalu

1) Tanggal terminasi

2) Usia gestasi

3) Tempat lahir

4) Bentuk persalian (spontan, SC, forsep, atau

facum ekstraksi)

5) Masalah obsterik, medis dan sosial yang lain,

dalam kehamilan, (preeklampsia dan lain-

lain), dalam persalinan (malpresentasi, drip

oksitosin, dan lain-lain), dalam nifas

(perdarahan, infeksi kandungan, bagaimana

laktasi, dan lain-lain), berat lahir bayi, jenis

kelamin bayi, kelainan kongenital bayi dan

komplikasi yang lain seperti ikterus, status

bayi saat lahir (hidup atau mati), status

kehidupan bayi, jika meninggal apa

penyebabnya.

Pertanyaan ini sangat mempengaruhi

prognosis persalinan pimpinan persalinan,

karena jalannya persalinan yang lampau

adalah hasil ujian-ujian dari segala fakor yamg

mempengaruhi persalinan (Hani et all, 2011; hal

89).
6. Riwayat kesehatan

Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita

gunakan sebagai “penanda” (warning) akan

adanya penyulit masa hamil. Adanya

perubahan fisik dan fisiologis pada masa hamil

yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh

akan memengaruhi organ yang mengalami

gangguan. Beberapa data penting tentang

riwayat kesehatan pasien yang perlu kita ketahui

adalah apakah pasien pernah atau sedang

menderita penyakit, seperti jantung, diabetes

mellitus (DM), ginjal, hipertensi/ hipotensi dan

hepatitis.

7. Status perkawinan

Ini penting untuk dikaji karena dari data ini

kita akan mendapatkan gambaran mengenai

suasana rumah tangga pasangan.

8. Respon keluarga terhadap kehamilan ini

Bagaimanapun juga hal ini sangat penting

untuk kenyamanan psikologis ibu. Adanya

respon yang positif dari keluarga terhadap

kehamilan akan mempercepat proses adaptasi

ibu dalam penerimaan perannya.


9. Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan

masa hamil

Untuk mendapatkan data ini bidan sangat perlu

melakukan pendekat terhadap keluarga pasien,

terutama orang tua. Hal penting yang biasanya

mereka anut berkaitan dengan masa hamil

adalah minum makan untuk ibu hamil,

misalnya ibu hamil harus pantang makanan

yang berasal dari daging, ikan, telur, dan

goremg-gorengan karena dipercaya akan

menyebabkan kelainan pada janin.

Adat ini akan sangat merugikan pasien dan

janin karena hal tersebut justru akan membuat

pertumbuhan janin tidak optimal dan

pemulihan kesehatannya akan terhambat.

Dengan banyaknya jenis makanan yang harus

ia pantang maka ia akan mengurangi juga

nafsu makannya sehingga asupan makanan yang

seharusnya lebih banyak dari biasanya malah

semakin berkurang.
10. Pola makan

Ini penting untuk diketahui supaya kita

mendapatkan gambaran bagaimana pasien

mencukupi asupan gizinya selama hamil.

Kita bisa menggali dari pasien tentang

makanan yang disukai dan yang tidak disukai,

seberapa banyak dan sering ia

mengonsumsinya, sehingga jika kita peroleh

data yang tidak sesuai dengan standar

pemenuhan, maka kita dapat memberikan

klarifikasi dalam pemberian pendidikan

kesehatan mengenai gizi ibu hamil. Beberapa

hal yang perlu kita tanyakan pada pasien

berkaitan dengan pola makan adalah sebagai

berikut :

1) Menu

Ini dikaitkan dengan pola diet seimbang

bagi ibu hamil. Jika pengaturan menu

makan yang dilakukan oleh pasien kurang

seimbang sehingga ada kemungkinan

beberapa komponen gizi tidak akan

terpenuhi, maka bidan dapat memberikan


pendidikan kesehatan mengenai

penyusunan menu seimbang bagi ibu.

2) Frekuensi

Data ini akan memberi petunjuk bagi kita

tentang seberapa banyak asupan makanan

yang dikonsumsi ibu.

3) Jumlah perhari

Data ini akan memberikan volume atau

seberapa banyak makanan yang ibu makan

dalam waktu satu kali makan.

4) Pantangan

Ini juga penting untuk kita kaji karena ada

kemungkinan pasien berpantangan makanan

justru pada makanan yang sangat

mendukung pemulihan fisiknya, misal

daging, ikan, atau telur

11. Pola minum

Kita juga harus dapat memperoleh data dari

kebiasaan pasien dalam memenuhi kebutuhan

cairannya.
Hal-hal yang perlu kita tanyakan kepada

pasienn tentang pola minum adalah sebagai

berikut :

a. Frekuensi

Kita dapat tanyakan pada pasien berapa kali

ia minum dalam sehari, dan dalam sekali

minum menghabiskan berapa gelas.

b. Jumlah per hari

Frekuensi minum dikalikan seberapa

banyak ibu minum dalam sekali waktu

minum akan didapatkan jumlah asupan

cairan dalam sehari.

c. Jenis minuman

Kadang pasien mengosumsi minuman yang

sebenarnya kurang baik untuk

kesehatannya.

12. Pola istirahat

Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil.

Oleh karena itu, bidan perlu menggali kebiasaan

istirahat ibu supaya diketahui hambatan yang

mungkin muncul jika didapatkan data yang

senjang tentang pemenuhan istirahat


a) Istirahat malam hari

Rata-rata lama tidur malam yang normal

adalah 6-8 jam.

b) Istirahat siang hari

Tidak semua wanita mempunyai kebiasaan

tidur siang. Oleh karena itu, hal ini dapat

kita sampaikan kepada ibu bahwa tidur

siang sangat penting untuk menjaga

kesehatan selama hamil.

13. Aktivitas sehari-hari

Kita perlu mengkaji aktivitas sehari-hari

pasien karena data ini memberikan gambaran

tentang seberapa berat aktivitas yang biasa

dilakukan pasien dirumah.

14. Aktivitas seksual

Walaupun ini adalah hal yang cukup privasi

bagi pasien, namun bidan harus menggali data

dari kebiasaan ini, karena terjadi beberapa

kasus dalam aktivitas seksual yang cukup

mengganggu pasien namun tidak tahu kemana

harus berkonsultasi. Dengan tehnik

komunikasi yang senyaman mungkin bagi

pasien, Bidan menanyakan hal-hal yang


berkaitan dengan aktivitas seksual, melalui

pertanyaan berikut ini:

a) Frekuensi

Kita tanyakan berapa kali melakukan

hubungan seksual dalam seminggu

b) Gangguan

Kita tanyakan apakah pasien mengalami

gangguan ketika melakukan hubungan

seksual misalnya nyeri saat berhubungan,

adanya ketidakpuasan dengan suami,

kurangnya keinginan untuk melakukan

hubungan, dan lain sebagainya.

b. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a) Keadaan umum

Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan

mengamati keadaan umum pasien secara keseluruhan.

Hasil pengamatan kita laporkan dengan kriteria

sebagai berikut:

1) Baik: Jika pasien memperlihatkan respons yang

baik terhadap lingkung dan orang lain, serta


secara fisik pasien tidak mengalami

ketergantungan dalam berjalan.

2) Lemah: Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika

ia kurang atau tidak memberikan respons

yang baik terhadap lingkungan dan orang

lain, dan pasien sudah tidak mampu lagi

untuk berjalan sendiri.

b) Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran

pasien, kita dapat melakukan pengkajian tingkat

kesadaran mulai dari keadaan compos mentis

(kesadaran maksimal), sampai dengan koma (pasien

tidak dalam keadaan sadar) (Sulistyawati, 2012; hal

170-172, 174-175, 183-184, 187-189).

c) Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh

mencapai 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg

diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik dan 15

mmHg diastolik diatas tensi sebelum hamil,

menandakan toxemia gravidarum (keracunan

kehamilan) (Hani et all, 2011 ; h. 91).

2) Nadi, selama kehamilan jumlah darah yang

dipompa oleh jantung setiap menitnya atau biasa


disebut curah jantung meningkat 30-50%

peningkatan ini terjadi mulai terjadi pada usia

kehamilan 6 minggu dan puncaknya pada 18-28

minggu, karena curah jantung meningkat akibatnya

denyut jantung juga meningkat (dalam keadaan

normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit),

(Sulistyawati, 2011; hal 61).

3) Pernafasan, harus berada dalam rentang yang

normal, yaitu sekitar 20-30x/menit (Eny Retna

Ambarwati dan Diah Wulandari, 2009; hal 139).

4) Suhu, pemeriksaan ini dapat dilakukan melalui

oral, rektal, dan aksila, digunakan untuk menilai

keseimbangan suhu tubuh serta membantu

menentukan diagnosis dini suatu penyakit (Uliyah

dan Hidayat, 2011; hal 160).

d) Pemeriksaan fisik (inspeksi)

1. Kepala, meliputi bentuk kepala, rambut (warna,

kebersihan rambut, rontok atau tidak), muka

(cloasma gravidarum, jerawat, sianosis), mata

(sklera, konjungtiva, gangguan penglihatan,

kotoran atau secret), telinga (kebersihan,

pernafasan cuping hidung, polip), mulut (karies


gigi, kebersihan mulut dan lidah, kelembapan bibir,

stomatitis, perdarahan gusi)

2. Leher meliputi ada atau tidak pembesaran kelenjar

limfe, tiroid dan vena jugularis (Kuswanti, 2014 ; hal

141-142).

3. Dada

Bentuk, simetris/tidak, payudara: bentuk, bentuk

masing-masing payudara (seimbang atau tidak),

hiperpigmentasi aerola payudara, teraba massa,

nyeri atau tidak, kolostrum, keadaan putting:

menonjol, datar, atau masuk kedalam, kebersihan,

bentuk bra. Denyut jantung, gangguan pernafasan

(auskultasi).

4. Perut

Bentuk, bekas luka operasi, striae, linea, TFU, hasil

pemeriksaan palpasi leopold, tapsiran berat janin

(TBJ), denyut jantung janin (DJJ) (Sulistyawati,

2012; hal 190).

a. Palpasi

Menggunakan cara leopold dengan langkah

sebagai berikut:
Leopold I

1) Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian

janin yang ada di fundus.

2) Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a) Pemeriksa menghadap pasien

b) Kedua tangan meraba bagian fundus dan

mengukur berapa tinggi fundus uterus

c) Meraba bagian apa yang ada di fundus.

Jika teraba benda bulat, melenting, mudah

di gerakkan, maka itu adalah kepala.

Namun jika teraba benda bulat, besar,

lunak, tidak melenting, dan susah di

gerakkan maka itu adalah bokong janin.

Leopold II

1) Bertujuan untuk mengetahui bagian janin

yang berada disebelah kanan atau kiri ibu

2) Cara pelaksanaan adalah sebagai berikut:

a. Kedua tangan pemeriksa berada

disebelah kanan dan kiri perut ibu

b. Ketika memeriksa sebelah kanan, maka

tangan kanan menahan perut sebelah

kiri ke arah kanan


c. Raba perut ibu sebelah kanan

menggunakan tangan kiri, dan rasakan

bagian apa yang di sebelah kanan (jika

teraba benda yang rata, tidak teraba

bagian kecil, terasa ada tahanan, maka

itu adalah punggung bayi, namun jika

teraba bagian-bagian yang kecil dan

menonjol, maka itu adalah bagian kecil

janin).

Leopold III

1) Bertujuan untuk mengetahui bagian

janin yang ada di bawah uterus

2) Cara pelaksanaannya adalah sebagai

berikut :

a. Tangan kiri menahan fundus uteri.

Tangan kanan meraba bagian yang

ada di bagian bawah uterus. Jika

teraba bagian yang bulat, melenting,

keras dan dapat di goyangkan maka

itu adalah kepala. Namun jika yang

teraba bagian yang bulat, besar,

lunak dan sulit di gerakkan, maka

ini adalah bokong. Jika bagian


bawah tidak di temukkan kedua

bagian seperti diatas, maka

pertimbangkan apakah janin dalam

letak melintang.

b. Pada letak sungsang (melintang)

dapat di rasakan ketika tangan kanan

menggoyangkan bagian bawah,

tangan kiri akan merasakan

balottement (pantulan dari kepala

janin, terutama ini di temukan pada

usia kehamilan 5-7 bulan)

c. Tangan kanan meraba bagian bawah

(jika teraba kepala, goyangkan jika

masih mudah di goyangkan, berarti

kepala belum masuk panggul,

namun jika tidak dapat di

goyangkan kepala sudah masuk

panggul).

Leopold IV

Bertujuan untuk mengetahui bagian yang

ada di bawah dan untuk mengetahui

apakah kepala sudah masuk panggul atau

belum.
1) Cara pelaksanaannya sebagai berikut : a.

Pemeriksa mengahadap kaki pasien b.

Kedua tangan meraba bagian janin

yang ada bawah

c. Jika teraba kepala, tempatkan kedua

tangan di dua pihak yang

berlawanan di bagian bawah

d. Jika kedua tangan konvergen (dapat

saling bertemu) berarti kepala belum

masuk panggul

e. Jika kedua tangan divergen (tidak

saling bertemu) berarti kepala sudah

masuk panggul

5. Seiring dengan bertambahnya usia

kehamilan, tubuh akan mengadakan

penyesuaian fisik dengan pertambahan

ukuran janin. Perubahan tubuh yang

paling jelas adalah tulang punggung

bertambah lordosis karena tumpuan

tubuh bergeser lebih ke belakang di

banding sikap tubuh ketika tidak hamil.

6. Ekstremitas

Atas: gangguan atau kelainan, bentuk


Bawah: bentuk, uedema, farices

7. Genital

Kebersihan, pengeluaran pervaginam,

tanda-tanda infeksi vagina

8. Anus

Hemoroid, kebersihan

b. Pemeriksaan penunjang

1) Ukuran-ukuran luar panggul

Ukuran-ukuran panggul ini digunakan untuk menemukan

garis besar bentuk dan ukuran panggul apabila

dikombinasikan dengan pemeriksaan dalam (vaginal

touche-VT). Alat-alat yang dipakai antara lain jangkar

panggul martin, Collin, Boudenloque, dan sebagainya.

Ukuran panggul luar yang biasa diukur antara lain

sebagai berikut.

a) Distansia Spinarum (24-26 cm)

Jarak antara kedua spina iliaka anterior superior

sinistra dan dekstra.

b) Distansia kristarum (terdapat pada Krista iliaka, 28-30

cm) jarak yang terpanjang antara dua tempat yang

simetris pada krista iliaka kanan dan kiri.


c) Konjugata eksterna/boudelogue (18-20 cm)

Merupakan jarak antara bagian atas simfisis ke

prosesus spinosus lumbal ke-5.

d) Distansia intertrokantrika

Merupakan jarak antara kedua trokanter mayor.

e) Distansia tuberum (10,5)

Jarak antara tuber ischii kanan dan kiri untuk

mengukurnya dipakai jangka panggul osceander

(Sulistyawati, 2012; hal 25-26, 90-92, 190-191).

c. Pemeriksaan laboratorium

1) Hemoglobin

Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi

adanya anemia dan penyakit ginjal. Peningkatan

hemoglobin dapat menunjukkan indikasi adanya

dehidrasi, penyakit paru-paru, obstruksi menahun,

gagal jantung kongestif dan lain-lain (Uliyah dan

Hidayat, 2011; hal 194).

2) Protein urine

Melakukan pemeriksaan urine menggunakan asam

asetat 6% yaitu:

a. Dua tabung diisi urine masing-masing 6cc

b. Tabung I dipanaskan hingga mendidih, sesudah itu

perhatikan apakah ada kekeruhan atau tidak


c. Tabung I yang telah dipanaskan, ditetesi dengan

larutan asam asetat 6% sebanyak 3-5 tetes, lalu

dipanaskan. Bila tetap keruh berarti hasil posirif.

Standar hasil pemeriksaan:

a. Negatif (-) : urine tidak keruh

b. Positif 1 (+) : terjadi kekeruhan

c. Positif 2 (++) : kekeruhan mudah dilihat dan ada

endapan halus

d. Positif 3 (+++) : lebih keruh, endapan lebih banyak

e. Positif 4 (++++) : sangat keruh, endapan

menggumpal

3) Glukosa urine

Cara membaca hasilnya:

Negatif (-) : warna tetap biru atau sedikit kehijauan

Positif 1(+) : warna hijau kekuningan

Positif 2(++) : warna kuning kehijauan dan keruh

Positif 3(+++) : warna jingga dan keruh

Positif 4(++++) : warna merah bata dan keruh

(Sulistyawati, 2012; hal 251, 253).


2.2.1.2 Intrepretasi data dasar

1) Diagnosis kebidanan

Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan

dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar

nomenklatur diagnosis kebidanan (Hani et all, 2011; hal 97).

2) Masalah

Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan

“Diagnosis” kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa

masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi

tetap perlu dipertimbangkan untuk membuat rencana yang

menyeluruh

3) Kebutuhan

Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien

berdasarkan keadaan dan masalahnya

2.2.1.3 Diagnosa potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan, sambil terus mengamati kondisi klien.

Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosis atau masalah

potensial benar-benar terjadi (Sulistyawati, 2011; hal 192, 194-

195).
2.2.1.4 Tindakan segera

Pada tindakan ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan

segera, melakukan konsultasi, dan kolaborasi dengan tenaga

kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

2.2.1.5 Perencanaan

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa

yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap

masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap wanita tersebut, apa yang diperkirakan akan

terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling

dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang

berkaitan dengan sosial ekonomi, kultural, atau masalah

psikologis. Dalam kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut

sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dari aspek asuhan

kesehatan (Hani et all, 2011; hal 101-102).

1. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang keadaan wanita

hamil, baik normal maupun tidak normal.

2. Beri KIE tentang cara hidup yang baik dalam kehamilan

3. Beri KIE tentang kecukupan istirahat tentang wanita hamil

4. Beri penjelasan tentang makanan yang diperukan dalam

kehamilan

5. Beri penjelasan tentang peningkatan menjaga kebersihan


6. Pada suami juga beri penjelasan untuk hidup yang

harmonis, menjaga fisik dan mental wanita hamil

7. Lakukan pemeriksaan laboratorium yang spesifik terhadap

keluhan

8. Rencanakan tindakan sesuai dengan kebutuhan spesifik

individu

2.2.1.6 Pelaksanaan

Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara

efisien dan aman. Pada langkah ke enam ini, rencana asuhan

menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke lima

dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa

dilakukan seluruhnya oleh bidan, sebagaian lagi oleh klien atau

anggota tim lainnya.

2.2.1.7 Evaluasi

Pada langkah evaluasi ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan

yang telah di berikan, hal yang di evaluasi meliputi apakah

kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah

yang telah diidentifikasi, rencana tersebut dapat dianggap efektif

jika benar-benar efektif dalam pelaksanaannya (Hani et all, 2011;

hal 103).
2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

900/MENKES/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan, kewenangan

yang dimiliki bidan dalam pasal 16 ayat 1 meliputi:

a) Penyuluhan dan konseling

b) Pemeriksaan fisik

c) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

d) Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan

abortus imminens, hiperemesis gravidarum tingkat 1, preeklampsi ringan

dan anemia ringan

e) Pertolongan persalinan normal

f) Pertolongan persalinan normal, yang mencakup letak sungsang, partus

macet kepala didasar panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa infeksi,

perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri

primer, posterm, dan preterm

g) Pelayanan ibu nifas normal

h) Pelayanan ibu nifas abnormal mencakup retensio plasenta, renjatan dan

infeksi ringan

i) Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi

keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid (Sofyan et all; hal

172).
BAB III TINJAUAN

KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP Ny. P


UMUR 23 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 31 MINGGU
4 HARI DENGAN KETIDAKNYAMANAN TM III
DI BPS AGNES PASKARINI Amd. Keb
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015

Tanggal : 07 Mei 2015

Pukul : 11.00 WIB

Nama Mahasiswa : Devi Editia Putri

3.1 Pengkajian

1. Data Subyektif

a. Identitas pasien

Istri Suami

Nama : Ny. P : Tn. I

Umur : 23 Tahun : 23 Tahun

Agama : Islam : Islam

Suku : Jawa : Jawa

Pendidikan : SMA : SMA

Pekerjaan : IRT : Wiraswasta

Alamat : Jl. Waykandis Jati Mulyo, Bandar Lampung


a. Keluhan utama

Ibu mengatakan sering meludah, mengeluh bengkak pada kedua kaki dan

tangan, serta sering BAK.

Riwayat kesehatan

1) Jantung : Tidak ada


2) DM : Tidak ada
3) Ginjal : Tidak ada
4) Hipertensi : Tidak ada
5) Hepatitis : Tidak ada

1) Riwayat obstetric

a) Riwayat haid

Menarche : 13 Tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 7 hari

Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut dalam sehari

Warna : Merah

Disminorhea : Tidak ada

Bau : Anyir

Flour albus : Tidak ada

HPHT : 28-08-2014
b) Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

Tabel 3.1 Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

No Tahun Usia Jenis Tempat Kesulitan Penolong Bayi


persalinan kehamilan persalinan persalinan dalam JK BB PB
persalinan
Hamil ini Usia Kehamilan 31 minggu 4 hari

c) Tanda-tanda kehamilan

Muntah : Ya, pada TM 1

Tes kehamilan : Di lakukan jam 10.00 wib

Tanggal : 08-08-2014

Hasil : Positif

d) Pergerakan janin di rasakan 15x/hari

e) Keluhan yang di rasakan

Rasa lelah : Tidak ada

Mual-Mual : Ada, pada TM I

Pegal pada kaki dan pinggang : Tidak ada

Malas beraktivitas : Tidak ada

Panas menggigil : Tidak ada

Sakit kepala : Tidak sakit kepala

Penglihatan kabur : Tidak ada

Rasa nyeri/ panas waktu BAK : Tidak ada

f) Riwayat Pernikahan

Ibu mengatakan menikah 1 kali lamanya 1 tahun


g) Riwayat KB

Ibu mengatakan tidak pernah ber KB

h) Riwayat imunisasi TT

Ibu mengatakan sudah mendapat imunisasi TT boster pada saat SD,

pada saat sebelum menikah sudah mendapat imunisasi TT caten,

dan pada saat hamil ibu mendapat TT 1 pada usia 18 minggu

5 hari dan TT 2 pada usia 22 minggu 2 hari.

Susunan anggota keluarga yang tinggal serumah

Tabel 3.2 Susunan anggota keluarga yang tinggal serumah

No Jenis Kelamin Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan


1 Laki-laki 22 Suami SMA Sopir Sehat
tahun
2 perempuan 26 Istri SMA IRT Sehat
tahun
i) Pola kebutuhan sehari-hari

(1) Pola nutrisi

Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan

nasi, sayur dan lauk serta minum air putih 7

gelas per hari,

Saat hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan

nasi, sayur dan lauk pauk serta minum air

putih 6-8 gelas perhari.

Pola eliminasi

Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAK 4-5 kali sehari warna

kuning jernih dan berbau khas urine, dan


BAB 1 kali perhari warna kuning

kecoklatan.

Saat hamil : ibu mengatakan BAK 6-8 kali sehari warna

kuning pekat, berbau khas urine, dan BAB

1 hari sekali warna kuning kecokelatan.

(2) Pola istirahat

Sebelum hamil : ibu mengatakan tidur malam 7-8 jam dan

tidur siang 2 jam perhari.

Saat hamil :ibu mengatakan tidur malam 7 jam dan

tidur siang 1 jam perhari.

(3) Pola hygiene

Sebelum hamil : ibu mengatakan ganti celana dalam 2 kali

dalam sehari, mandi 2 kali sehari gosok

gigi 2 kali sehari, keramas 2 hari sekali.

Saat hamil :ibu mengatakan ganti celana dalam 3-4

kali sehari atau jika lembab, dan mandi 2

kali sehari gosok gigi 2 kali sehari dan

keramas 1 hari sekali.

(4) Pola seksual

Sebelum hamil : 2 minggu sekali

Saat hamil : Jarang


(5) Pekerjaan

Sebelum hamil : ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu

memasak, mencuci, menyapu, dan

pekerjaan rumah lainnya.

Saat hamil : ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu

memasak,mencuci, menyapu, dan

pekerjaan rumah lainnya.

(6) Pola psikososial

Ibu mengatakan dapat bersosialisasi dengan baik pada

keluarga dan tetangganya.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

1) Keadaan umum : Sedang

2) Kesadaran : Compos mentis

3) Tekanan darah : 110/80 mmHg

4) Nadi : 80x/menit

5) Suhu : 36,5oC

6) Pernafasan : 20x/menit

7) Tinggi badan : 157 cm

8) Berat badan sebelum hamil : 55 kg

9) Berat badan sekarang : 70 kg

10) Lila : 28 cm
b. Pemeriksaan fisik

1) Kepala : Bersih, tidak ada nyeri tekan

2) Rambut : Bersih, tidak rontok

3) Muka

Cloasma : Tidak ada cloasma

Oedema : Tidak ada oedema

4) Mata

Konjungtiva : Merah muda

Sclera : Putih

5) Hidung

Pembesaran polip : Tidak ada pembesaran polip

6) Telinga : Simetris antara kanan dan kiri

Gangguan pendengaran : Tidak ada gangguan pendengaran

7) Mulut : Bersih, bibir lembab

Gigi : Tidak ada caries

8) Leher

Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid

Kelenjar getah bening :Tidak ada pembesaran kelenjar

getah bening

9) Payudara

Pembesaran : Ada

Bentuk : Simetris antara kanan dan kiri


Putting susu : Menonjol

Benjolan : Tidak ada benjolan

Rasa nyeri : Tidak ada nyeri

Hiperpigmentasi : Ada disekitar areola

Pengeluaran : Ada

10) Abdomen

Bekas luka operasi : Tidak ada bekas luka operasi

Pembesaran : Ada, sesuai usia kehamilan

Konsistensi : Keras

Linea : Ada linea nigra

Acites : Tidak ada acites

Tumor : Tidak ada tumor

Uterus

Leopold 1 : (TFU 3 Jari di bawah prxesus xifoideus)

Pada bagian atas perut ibu teraba satu bagian bulat

lunak tidak melenting yaitu bokong janin

Leopold 2 : Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin

yaitu ekstremitas janin. Pada bagian kanan perut

ibu teraba satu bagian memapan memanjang yaitu

punggung janin.

Leopold 3 : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian

keras bulat yaitu kepala janin, kepala janin tidak

dapat digerakkan.
Leopold 4 : kepala sudah masuk PAP (divergen)

DJJ : punctum maxsimum : (±) 3 jari di bawah pusat

sebelah kanan, frekuensi : 142 X/i

MC Donald : 30 cm

TFU Niswander : 1,2 (TFU – 7,7 X 100) ± 150

: 1,2 (30 – 7,7 X 100) + 150 = 3666 gram

: 1,2 (30 – 7,7 X 100) – 150 = 3366 gram

: 3366 – 3666 gram

11) Punggung

posisi punggung : lordosis

12) Pinggang

nyeri ketuk pinggang : Tidak ada nyeri ketuk pinggang

13) Genetalia : Tidak di lakukan pemeriksaan

14) Periksa dalam : Tidak di lakukan pemeriksaan

15) Anus : Tidak di lakukan pemeriksaan

16) Ekstremitas

Oedema : Ada oedema pada kedua kaki dan tangan

Kemerahan : Tidak ada kemerahan

Varises : Tidak ada varises

Reflek patella : Positif kanan dan kiri

a. Pemeriksaan panggul

Distansia kristarum : 28 cm

Distansia spinarum : 24 cm
Boudenlge : 20 cm

Lingkar panggul : 94 cm

b. Pemeriksaan penunjang

Hb : 11 gram %

Protein urine : Negative

Glukosa urine : Negative


Tabel 3.2 MATRIK

Tgl / jam DX
Interpretaasi data Antisipasi /
Potensial/
Pengkajian (diagnosa, masalah tindakan Intervensi Implementasi Evaluasi
masalah
keturunan ) segera
potensial
7 Mei DS: -Dx. Ny. P umur 23 tahun Tidak ada Tidak ada 1. Jelaskan 1.Menjelaskan keadaan 1. Ibu mengerti
-Ibu G1P0A0 usia kehamilan 31 tentang keadaan ibu dan
2015 ibu saat ini dalam
mengatakan minggu 4 hari keadaan ibu janinnya saat ini
Pukul 11.00 mengeluh saat ini. keadaan baik sesuai dalam keadaaan
kedua kaki dan Dasar baik. Dan kepala
WIB dengan pemeriksaan
tangannya DS: janin sudah masuk
bengkak, sering -Ibu mengatakan baru fisik yaitu Keadaan PAP
BAK dan pertama kali hamil, belum
ibu
Sering meludah pernah melahirkan dan
-Ibu mengatakan keguguran baik, TD : 110/80
baru pertama -Ibu mengatakan HPHT 28
mmHg,
kali hamil, Agustus 2014
belum pernah P : 20x / menit, N : 80
melahirkan dan
x/menit, T : 36, 5 º C
keguguran. -Dx Janin: Janin tunggal,
-ibu mengatakan hidup intra uteri, dan
HPHT 28 presentasi kepala
bayi dalam keadaan
Agustus 2014
DO : normal. DJJ:
-Leopold I : TFU 3 jari
142x/menit.
DO : dibawah proxesus
TTV: xypoideus, pada fundus Dan kepala janin sudah
TD:110/80 ibu yaitu bokong janin 2. Ibu mengerti
masuk PAP tentang keluhannya
mmHg, -Leopold II : Pada bagian 2. Jelaskan
T:36,5°C, kanan perut ibu teraba satu keluhan yang saat ini
RR:20x/I, bagian tahanan keras, dirasakan ibu.
2..Menjelaskan pada ibu
N : 80x/i datar yaitu punggung
janin. Pada bagian kiri tentang keluhan yang
Pemeriksaan perut ibu, teraba bagian
dialaminya adalah hal
Lab : kecil janin yaitu
HB : 11 gr% ekstremitas yang normal. Yaitu
Protein urine : -Leopold III : Pada bagian
terbawah perut ibu, teraba
satu bagian bulat, keras,  Sering BAK
(-) negative yaitu kepala, kepala sukar Peningkatan
Glukosa urine : digerakkan.
sensitivitas kandung
(-) negative -Leopold IV : kepala
sudah masuk PAP kemih , pembesaran
(divergen)
-DJJ : (+) 142x/I puka uterus menekan
-Leopold I :
TFU 3 jari -Masalah : tidak ada kandung kemih,
dibawah -Kebutuhan:
- asuhan ibu TM III menimbulkan rasa
proxesus
xypoideus, pada ingin berkemih
fundus ibu yaitu
walaupun kandung
bokong janin
-Leopold II : kemih hanya berisi
Pada bagian
sedikit urine.
kanan perut ibu
teraba satu
bagian tahanan
 Kaki bengkak dan
keras, datar
tangan Terjadi
yaitu punggung
gangguan sirkulasi
janin. Pada
darah akibat
bagian kiri perut
pembesaran dan
ibu, teraba
penekanan uterus
bagian kecil
terutama pada vena
janin yaitu
pelvic ketika duduk
ekstremitas
dan vena cava inferior
-Leopold III :
ketika berbaring;
Pada bagian
terbawah perut
ibu, teraba satu  Sekresi air ludah yang
bagian bulat, berlebihan
keras, yaitu patogenesisnya belum
kepala, kepala diketahui
sukar
digerakkan.
-Leopold IV :
kepala sudah 3. jelaskan 3.Jelaskan kepada ibu 3. Ibu mengerti tentang
masuk PAP penjelasan yang
kepada ibu tentang
(divergen) diberikan
-DJJ : (+) tentang penatalaksanaan
142x/I puka
penatalak- keluhan yang
sanaan keluhan dirasakan ibu
yang dialami
ibu  Sering BAK
Kosongkan kandung
kemih ketika ada
dorongan
Perbanyak minum
pada waktu siang hari
Jangan kurangi
minum pada malam
hari kecuali
mengganggu tidur
dan mengalami
kelelahan
Hindari minum kopi
atau teh sebagai
diuresis
Berbaring miring kiri
saat tidur untuk
meningkatkan
diuresis
Tidak memerlukan
pengobatan
farmakologis

 Kaki dan tangan


bengkak yang dialami
ibu masih dalam
keadaan normal
Cara mengatasinya
Hindari posisi tegak
lurus dalam waktu
yang lama
Istirahat dengan
posisi berbaring
miring dan kaki agak
ditinggikan.
Hindari kaos kaki
atau stocking yang
ketat
Olahraga atau senam
hamil
Hindari sandal atau
sepatu hak tinggi

 Gunakan pencuci
mulut atau permen
karet yang keras

4.Menganjurkan
kepada ibu untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi seperti
makanan yang
mengandung sedikit
karbohidrat seperti
nasi, kentang,
jagung, dan banyk
mengandung protein
hewani seperti ayam,
telur, ikan, daging.
Protein nabati seperti
tempe tahu, kacang-
kacangan.serta
makanan yang
mengandung serat
seperti sayur-sayuran,
seperti bayam,
kangkung, daun
katuk, daun
singkong,dsb. buah- 4. Ibu mengerti tentang
buahan seperti
kebutuhan nutrisi
pisang,jeruk, pepaya,
yang baik untuk ibu hamil
4. Anjurkan pencernaan.dan
mengkomsumsi susu.
kepada ibu
untuk
5.Memberitahu kepada
kebutuhan
ibu tanda-tanda
nutrisi ibu bahaya TM III,
seperti janin tidak
hamil
bergerak selama
24jam,keluar darah
dari vagina, demam
tinggi, penglihatan
kabur, keluar air-air
dari jalan lahir, kaki
tangan dan muka
bengkak.
6. Memberitahu kepada
ibu tentang
kebutuhan istirahat
malam 7-8 jam, siang
1-2 jam.

7. Memberitahu kepada
ibu tentang pola
aktifitas pada TM III
harus dikurangi

8.Memberitahu kepada
Ibu tanda-tanda
persalinan yaitu
keluar lendir
bercampur darah,
keluar air-air dari
vagina, nyeri 5.Ibu mengerti tentang
pinggang yang tanda bahaya TM III
menjalar keperut, his
yang semakin lama
5.Beritahu kepada semakin sering, kuat
ibu tanda bahaya dan teratur.
TM III
9.Memberitahu kepada
ibu persiapan
persalinan ibu dan
bayi yaitu biaya dan
penentuan tempat
melahirkan, anggota
keluarga yang 6. Ibu mengerti tentang
kebutuhan istirahat
dijadikan sebagai
pengambil keputusan
jika terjadi suatu hal
6. Beritahu yang tidak diiginkan,
7. Ibu mengerti tentang
kepada ibu baju ibu dan bayi
pola aktifitas
tentang beserta perlengkapan
kebutuhan lainnya, surat-surat
istirahat fasilitas kesehatan 8.Ibu mengerti
(ASKES, kartu sehat, tentang tanda-tanda
jaminan kesehatan persalinan
7. Beritahu dari tempat kerja dll,
kepada ibu pembagian peran saat
tentang pola berada di RS.
aktifitas
10.Mengajarkan ibu
8.Beritahu kepada senam hamil untuk
Ibu tanda-tanda melancarkan sirkulasi
persalinan darah,pencernaan
menjadi lebih
baik,dan tidur
menjadi lebih 9. Ibu mengerti
nyenyak.anjurkan Tentang persiapan
pada ibu untuk persalinan
melakukan senam ini
sebanyak 1x/hari
dengan merelaksasi
pernafasan sebanyak
5 menit, posisi
9.Beritahu kepada litotomi dan rileks,
Ibu persiapan buka mulut sedikit
persalinan bernafas sedalam-
dalamnya, lalu tutup
mulut, latihan
mengedan seperti
buang air besar kea
rah bawah depan
lakukan sebanyak 4 10. Ibu mau melakukan
senan hamil
kali interval 2 menit.
Dan ibu mengerti
Berbaring miring dengan senam hamil
posisi sim lakukan yang diajarakan.
gerakkan ini selama
5-10 menit.

10.Ajarkan ibu
senam hamil
8 Mei 2015 DS: DX. Ny. P umur 23 tahun Tidak ada 1. Jelaskan 1.Menjelaskan 1. Ibu mengerti
-Ibu mengatakan G1P0A0 usia kehamilan 31 tentang
Pukul : Keadaan ibu saat ini tentang keadaan ibu
bengkak pada minggu 4 hari. keadaan ibu
15.30 WIB
tangan sudah saat ini. dalam keadaan baik dan janinnya saat
tidak ada, tetapi DS :
sesuai dengan ini dalam keadaaan
masih sering Ibu mengatakan baru
meludah dan pertama kali hamil, belum
bengkak di kaki pernah melahirkan dan pemeriksaan fisik baik.
masih ada. keguguran.
yaitu Keadaan ibu
-Ibu mengatakan
baru pertama Ibu mengatakan HPHT 28 baik, TD : 110/80
kali hamil, Agustus 2014
belum pernah mmHg, P : 20x / menit,
melahirkan dan -Dx Janin: Janin tunggal, N : 80 x/menit, T : 36, 5º
keguguran. hidup intra uterin,
-ibu mengatakan C dan bayi dalam
presentasi kepala
HPHT 28 keadaan normal. DJJ:
Agustus 2014 DO :
142x/menit.
-Leopold I : TFU 3 jari
DO : TTV: dibawah proxesus
TD:110/80 xypoideus, pada bagian
mmHg, Pemeriksaan Lab :
fundus yaitu bokong janin
T:36,5OC, -Leopold II : Pada bagian HB : 11 % gram
N:80x/i, kanan perut ibu teraba satu
RR:20x/i Protein urine : (-)
bagian tahanan keras,
datar yaitu punggung Glukosa urine : (-)
Pemeriksaan janin. Pada bagian kiri
Lab : 2. Tanyakan
perut ibu, teraba bagian
HB : 11 gr% kepada ibu
kecil janin yaitu
Protein urine : tentang 2.Menanyakan apakah
ekstremitas 2 Ibu mengatakan
(-) negative keluhan yang keluhan yang dialami
-Leopold III : Pada bagian
Glukosa urine : dialami ibu keluhan yang
terbawah perut ibu, teraba
(-) negative ibu sudah berkurang
satu bagian bulat, dialaminya yaitu
keras,dan sukar digerakan atau tidak .
oedema pada tangan
yaitu kepala
-Leopold I : -Leopold IV : Divergen sudah tidak ada
TFU 3 jari (sudah masuk PAP )
dibawah tetapi kaki masih
-DJJ : (+) 142x/i puka
proxesus ada, dan sering BAK
xypoideus, pada 3. Tanyakan
kepada ibu pada malam hari
bagian fundus tentang sudah hilang. Tetapi
yaitu bokong penatalaksana
masih sering
janin n keluhan
-Leopold II : yang dialami meludah.
Pada bagian
kanan perut ibu
teraba satu 3.Menanyakan kepada 3.Ibu mengatakan
bagian tahanan
ibu apakah sudah telah melakukan
keras, datar
yaitu punggung melakukan yang penatalaksanaan
janin. Pada 4. Tanyakan
telah diajarkan terhadap keluhan
bagian kiri perut apakah ibu
ibu, teraba sudah yang dialaminya,
bagian kecil memenuhi
dan ibu dapat
janin yaitu kebutuhan
ekstremitas nutrisi ibu merasakan
-Leopold III : hamil
manfaatnya
Pada bagian
terbawah perut
ibu, teraba satu
bagian bulat, 4.Ibu mengatakan
keras,dan sukar 4.Menanyakan apakah
sudah memenuhi
digerakan yaitu
kepala ibu sudah memenuhi
kebutuhan nutrisi
-Leopold IV : kebutuhan nutrisi ibu
Divergen dirumah dan mampu
hamil
(sudah masuk menjelaskan kembali
PAP )
untuk memenuhi
-DJJ : (+) kebutuhan nutrisi
142x/i puka
ibu hamil seperti
makanan yang
sedikit mengandung
karbohidrat seperti
nasi, kentang,
jagung,dan banyak
mengandung
protein hewani
seperti : ayam, telur,
ikan, daging. Protein
nabati seperti: tempe
tahu, kacang-
5. Tanyakan kacangan.serta
kepada ibu apa makanan yang
tanda bahaya mengandung serat
pada TM III. seperti sayur-
sayuran, seperti
6. Tanyakan bayam, kangkung,
daun katuk, daun
kepada ibu singkong,dsb. buah-
tentang buahan seperti
pisang,jeruk, pepaya
kebutuhan yang baik untuk
istirahat pencernaan dan
mengkomsumsi
5. Menanyakan kepada susu.
ibu apa saja tanda-
tanda bahaya TM 5.Ibu mengatakan
7. III.
sudah mengerti
Tanyakan
6. Menanyakan kepada tentang tanda-tanda
kepada ibu ibu tentang
kebutuhan istirahat bahaya TM III.
tentang pola
aktifitas 6. Ibu mengatakan
sudah mengerti
7. Menanyakan kepada tentang kebutuhan
8.Tanyakan
ibu tentang pola istirahat yaitu malam
kepada ibu apa
aktifitas 7-8 jam, siang 1-2
tanda-tanda
persalinan jam.

7. Ibu mengatakan
8.Menanyakan kepada
sudah mengerti
ibu apa tanda-tanda
tentang pola aktifitas
persalinan.
pada TM III harus
dikurangi.

9.Tanyakan 8. Ibu mengatakan


kepada ibu
sudah mengerti
apakah sudah
mempersiap- tentang tanda-tanda
kan persiapan
persalinan.dan ibu
persalinan
9.Menanyakan kepada
mengatakan akan
ibu apakah sudah
10. Tanyakan
mempersiapkan segera datang
kepada ibu
persiapan persalinan
apakah sudah ketenga kesehatan
melakukan
bila mengalami
senam hamil
salah satu tanda
10.Menanyakan kepada
diatas.
ibu apakah sudah
melakukan senam
9. Ibu mengatakan
hamil yang diajarkan
sudah
mempersiapkan
semua persiapan

10. Ibu mengatakan


sudah melakukan
senam hamil yang
diajarkan

11 Mei 2015 DS. DX : Ny. P umur 23 tahun Tidak ada Tidak ada 1. Jelaskan 1. keadaan baik sesuai 1. Ibu mengerti tentang
Pukul : - Ibu mengatakan G1P0A0 usia kehamilan tentang dengan pemeriksaan keadaan ibu dan
16.00 wib bengkak pada 31 minggu 4 hari keadaan ibu fisik yaitu keadaan janinnya saat ini
kaki sudah saat ini ibu baik, TD : dalam keadaan baik
hilang tetapi DS : 110/80 mmHg
masih sering -Ibu mengatakan baru T : 36,50C
meludah pertama kali hamil, belum N : 80 x/menit
-Ibu mengatakan pernah melahirkan dan
baru pertama keguguran. Rr : 20 x/menit
kali hamil, -ibu mengatakan HPHT 28 HPHT : 28 Agustus
belum pernah Agustus 2014
melahirkan dan 2014
keguguran. Hb : 11 gr%
-ibu mengatakan -Dx janin : janin tunggal
HPHT 28 hidup intra uterin Dan bayi dalam
Agustus 2014 presentasi kepala. keadaan normal DJJ : 2 Ibu mengatakan
142 x/menit keluhan yang
DO. DO :
TTV : Leopold 1 : TFU 3 jari di dialaminya yaitu
TD : 110/70 bawah proxesus 2. Mengevaluasi oedema pada tangan
2. Evaluasi
mmHg xypoideus
T : 36,5oC Pada bagian fundus yaitu keluhan yang apakah keluhan yang dan kaki sudah tidak
N : 80 x/i bokong janin dialami ibu dialami ibu sudah
ada, Tetapi masih
Rr : 20 x/i Leopold II : Pada bagian berkurang atau tidak
kanan perut ibu teraba . sering meludah.
satu bagian keras panjang
3. Ibu mengatakan telah
Leopold 1 : TFU memapan yaitu punggung
melakukan
3 jari di bawah Pada bagian kiri perut ibu 3. Mengevaluasi kepada
teraba bagian kecil janin penatalaksanaan
proxesus ibu apakah sudah
yaitu ekstremitas janin 3. Evaluasi terhadap keluhan
xypoideus melakukan yang
tentang yang dialaminya, dan
Pada bagian Leopold III : Pada bagian telah diajarkan
penatalksanaan ibu dapat merasakan
fundus yaitu bawah perut ibu, teraba
satu bagian bulat, keras keluhan yang manfaatnya
bokong janin
Leopold II : melenting dan sukar dialami
digerakkan yaitu kepala 4. Ibu mengerti tentang
Pada bagian
Leopold IV : Divergen 4. Memberitahu kepada jadwal kunjungan
kanan perut ibu
(sudah masuk PAP) ibu untuk melakukan ulang dan ibu mau
teraba satu
DJJ : (+) 142 x/menit 4. Beritahu kepada kunjungan ulang 1 ketenaga kesehatan
bagian keras
puka minggu sekali dan bila ibu ada keluhan
panjang ibu tentang
memapan yaitu bila ada keluhan.
Masalah : Tidak ada kunjungan
punggung
Kebutuhan : Tidak ada
Pada bagian kiri ulang.
perut ibu teraba
bagian kecil
janin yaitu
ekstremitas
janin
Leopold III :
Pada bagian
bawah perut ibu,
teraba satu
bagian bulat,
keras melenting
dan sukar
digerakkan yaitu
kepala
Leopold IV :
Divergen (sudah
masuk PAP)
DJJ : (+) 142 x/i
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. P Umur 23

Tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 31 Minggu 4 Hari Dengan Ketidaknyamanan TM

III Di BPS Agnes Paskarini Amd.Keb Bandar Lampung. Kesenjangan antara

tinjauan teori dan tinjauan kasus yaitu :

4.1 PENGKAJIAN

Pada pengkajian yang dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang

keadaan pasien pada Ny. P umur 23 tahun G1P0A0 usia kehamilan 31 minggu

4 hari didapatkan hasil yaitu sebagai berikut :

a. Data Subjektif

1) Nama

a. Menurut tinjauan teori

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar

tidak keliru dalam memberikan penanganan (Ambarwati dan

Wulandari, 2009; hal 131).

b. Menurut tinjauan kasus

Pada tinjauan kasus di dapatkan nama ibu adalah Ny. P

c. Pembahasan
Dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik

karena Ny. P memiliki nama jelas yang dapat membedakan dengan

klien lain.

2) Umur

a. Menurut tinjauan teori

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang

dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan

psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan

sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas (Ambarwati dan

Wulandari, 2009; hal 131)

b. Menurut tinjauan kasus

Pada tinjauan kasus di dapatkan umur Ny. P 23 tahun.

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan

adanya kesenjangan. Hal ini terlihat dari Ny. P yang hamil diusia 23

tahun yang termasuk dalam siklus reproduktif. Yang berarti organ-

organ reproduksinya telah benar-benar siap dan matang untuk

memulai suatu proses kehamilan

3) Suku

a. Menurut tinjauan teori

Dalam hal ini pengaruh suku terhadap kebidanan adalah berpengaruh

pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari (Ambarwati dan

Wulandari, 2009; hal 132).


b. Menurut tinjauan kasus

Ibu bersuku jawa dan selama ini ibu tidak memiliki kebiasaan yang

berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan dan nifas.

c. Pembahasan

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan karena ibu tidak memiliki

kebiasaan adat istiadat yang berpengaruh terhadap kehamilan,

persalinan dan nifas.

4) Pendidikan

a. Menurut tinjauan teori

Tingkat pendidikan seorang ibu hamil sangat berperan dalam

kualitas perawatan kehamilan. Peguasaan pengetahuaan juga erat

kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang (Jannah, 2012; hal

143).

b. Menurut tinjauan kasus

Pendidikan terakhir Ny. P adalah jenjang SMA.

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus, tidak terdapat

kesenjangan antara tinjauan kasus dan teori. Karena Pendidikan

terakhir Ny. P adalah jenjang SMA dimana Ny. P sudah cukup mampu

untuk mengerti tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dan

bagaimana memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk

memperoleh pendidikan kesehatan.

5) Keluhan utama
a. Menurut tinjauan teori

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang

ke fasilitas pelayanan kesehatan. pada TM III keluhan

ketidaknyamanan yang biasa dirasakan adalah oedema pada kedua

kaki dan tangan yang disebabkan oleh Terjadinya peningkatan kadar

sodium dikarenakan pengaruh hormonal, kongesti sirkulasi pada

ekstremitas bawah, peningkatan permeabilitas kapiler, tekanan dari

pembesaran uterus pada vena pelvis ketika duduk atau pada vena

cava inferior ketika berbaring.

Sering BAK karena tekanan uterus pada kandung kemih, sering

buang air kecil pada malam hari akibat ekskresi sodium yang

meningkat bersamaan dengan terjadinya pengeluaran air, air dan

sodium tertahan didalam tungkai bawah selama siang hari karena statis

pada vena, pada malam hari terdapat aliran balik vena yang meningkat

dengan akibat peningkatan jumlah urine.

Ptialisme (sekresi air ludah yang berlebihan) patogenesisnya belum

diketahui (Sulistyawati, 2012; hal 125-126, 137, 181).

b. Menurut tinjauan kasus

Ibu mengatakan sering meludah, kedua kaki dan tangan bengkak, serta

sering BAK.

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan

karena keluhan yang dialami Ny. P adalah fisiologis atau normal.


6) Riwayat kehamilan sekarang (riwayat kunjungan pemeriksaan

kehamilan)

a. Menurut tinjauan teori

Pemeriksaan dan pemantauan antenatal care sedikitnya 4 kali selama

kehamilan yaitu:

1) Satu kali pada trimester I (Usia kehamilan 0-13 minggu)

2) Satu kali pada trimester II (Usia kehamilan 14-27 minggu)

3) Dua kali pada trimester III (Usia kehamilan 28-40 minggu)

(Sulistyawati, 2012; hal 4).

b. Menurut tinjauan kasus Ny. P rutin memeriksakan kehamilannya,

satu kali pada TM I, dua kali pada TM II, dan empat kali pada TM

III

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus karena Ny. P rutin

memeriksakan kehamilannya. Selama kehamilan ini Ny. P

memeriksakan kehamilan sebanyak 7 kali.

7) Riwayat imunisasi TT

a. Tinjauan teori

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk

mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan


janin, jenis imunisasi yang di berikan adalah tetanus toxoid (TT)

yang dapat mencegah penyakit tetanus.

b. Tinjauan kasus

Ibu mengatakan sudah mendapat imunisasi TT boster pada saat SD,

pada saat sebelum menikah sudah mendapat imnunisasi TT caten,

dan pada saat hamil ibu mendapat TT 1 pada usia 18 minggu 5 hari

dan TT 2 pada usia 22 minggu 2 hari.

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan antara tinjauan kasus karena pemberian imunisasi TT 1

pada Ny. P sesuai usia kehamilannya yaitu pada usia kehamilan 18

minggu 5 hari dan pemberian TT2 pada usia kehamilan 22 minggu 2

hari.

Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a) Tanda-tanda vital

a. Tinjauan teori

a) Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140

mmHg sistolik atau 90 mmHg. Perubahan 30 mmHg sistolik

dan 15 mmHg diastolik diatas tensi sebelum hamil,

menandakan toxemia gravidarum (keracunan kehamilan),

(Hani et all, 2010; hal 91 ).


b) Nadi, selama kehamilan jumlah darah yang dipompa oleh

jantung setiap menitnya atau biasa disebut curah jantung

meningkat 30-50% peningkatan ini terjadi mulai terjadi pada

usia kehamilan 6 minggu dan puncaknya pada 18-28 minggu,

karena curah jantung meningkat akibatnya denyut jantung

juga meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit

menjadi 80-90 kali/menit) (Sulistyawati, 2012; hal 61).

c) Pernafasan, harus berada dalam rentang yang normal, yaitu

sekitar 20-30x/menit (Ambarwati dan Wulandari, 2009; hal

139).

d) Suhu, nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator

untuk menilai keseimbangan suhu tubuh serta membantu

menentukan diagnosis dini suatu penyakit. Nilai ini akan

menunjukkan peningkatan bila pengeluaran panas meningkat,

suhu normal yaitu 37oC (Uliyah dan Hidayat, 2011; hal 160).

b. Tinjauan kasus

Usia kehamilan Ny. P adalah 31 minggu 4 hari dan tekanan darah

Ny. U 110 / 80 mmHg, Pernafasan 20 x / menit, Nadi 80 x/ menit, Suhu

36,5 °C.

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena


tanda-tanda Vital Ny. P masih dalam batas normal dan tidak ada

peningkatan.

b) Berat Badan

a. Menurut tinjauan teori

Perkiraan kenaikan berat badan yang dianjurkan adalah: 4 kg

pada kehamilan di TM I, 0,5 kg/minggu pada kehamilan TM II

sampai TM III jadi keseluruhan total kenaikan berat badannya

yaitu 15-16 kg selama kehamilan (Sulistyawati, 2012; hal 69).

b. Menurut tinjauan kasus

Kenaikan berat badan Ny. P selama hamil adalah 15 kilogram,

sebelum hamil : 55 kg dan saat hamil : 70 kg pada usia kehamilan

31 minggu 4 hari.

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan dalam kenaikan berat badan pada Ny. P selama

kehamilan sebanyak 15 kg yang masih dalam batas normal.

2. Pemeriksaan fisik

a) Kepala

a. Menurut tinjauan teori

Kepala, meliputi bentuk kepala, rambut (warna, kebersihan

rambut, rontok atau tidak), muka (cloasma gravidarum,

jerawat, sianosis), mata (sclera, konjungtiva, gangguan


penglihatan, kotoran atau secret), hidung (kebersihan,

pernafasan cuping hidung, polip), mulut (karies gigi,

kebersihan mulut dan lidah, kelembapan bibir, stomatitis,

perdarahan gusi) (Kuswanti, 2014; hal 141).

b. Tinjauan kasus

Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada kepala bersih,

tidak ada nyeri tekan, rambut bersih tidak rontok, muka tidak

ada cloasma, mata sclera putih, konjungtiva merah muda, hidung

tidak ada pembesaran polip, mulut tidak ada caries.

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus karena

pada pemeriksaan kepala Ny. P masih dalam keadaan normal.

2. Leher

a. Tinjauan teori

Meliputi ada atau tidak pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan

vena jugularis (Kuswanti, 2014; hal 141-142).

b. Tinjauan kasus

Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada leher tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid.

c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena

pada Ny. P tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid.

3. Dada

a. Tinjauan teori

Bentuk, simetris/tidak, payudara : bentuk, bentuk masing-

masing payudara (seimbang atau tidak), hiperpigmentasi aerola

payudara, teraba massa, nyeri atau tidak, kolostrum, keadaan

putting : menonjol, datar, atau masuk kedalam, kebersihan,

bentuk bra. Denyut jantung, gangguan pernafasan (auskultasi)

(Sulistyawati, 2012; hal 190).

b. Tinjauan kasus

Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada dada simetris,

payudara simetris antara kanan dan kiri, hiperpigmentasi

terdapat pada areola, tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri,

pengeluaran ada, putting susu menonjol.

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena

pada Ny. P tidak terdapat benjolan pada payudara dan

mengalami hiperpigmentasi pada alat-alat tertentu.


4. Abdomen

1) TFU

a. Tinjauan teori

Bentuk, bekas luka operasi, striae, linea, TFU, hasil pemeriksaan

palpasi leopold, tapsiran berat janin (TBJ), denyut jantung janin

(DJJ) (Sulistyawati, 2012; hal 190).

b. Tinjauan kasus

Pada saat di lakukan TFU Mc Donald di dapatkan hasil 37 cm.

c. Pembahasan

Pada kasus di atas tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus

karena usia kehamilan Ny. P diatas 24 minggu sudah melakukan

pengukuran TFU secara Mc Donald dan itu sesuai dengan

tinjauan teori.

2) Pemeriksaan leopold

a. Tinjauan teori

Leopold I

1. Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di

fundus.

2. Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :


a) Pemeriksa menghadap pasien

b) Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa

tinggi fundus uterus

c) Meraba bagian apa yang ada di fundus. Jika teraba benda

bulat, melenting, mudah di gerakkan, maka itu adalah

kepala. Namun jika teraba benda bulat, besar, lunak, tidak

melenting, dan susah di gerakkan maka itu adalah bokong

janin.

Leopold II

1. Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang berada

disebelah kanan atau kiri ibu

2. Cara pelaksanaan adalah sebagai berikut:

a. Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri

perut ibu

b. Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan

menahan perut sebelah kiri ke arah kanan

c. Raba perut ibu sebelah kanan menggunakan tangan kiri,

dan rasakan bagian apa yang di sebelah kanan (jika

teraba benda yang rata, tidak teraba bagian kecil, terasa

ada tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun jika

teraba bagian-bagian yang kecil dan menonjol, maka itu

adalah bagian kecil janin).


Leopold III

1. Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah

uterus

2. Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a. Tangan kiri menahan fundus uteri. Tangan kanan meraba

bagian yang ada di bagian bawah uterus. Jika teraba bagian

yang bulat, melenting, keras dan dapat di goyangkan maka

itu adalah kepala. Namun jika yang teraba bagian yang

bulat, besar, lunak dan sulit di gerakkan, maka ini adalah

bokong. Jika bagian bawah tidak di temukkan kedua bagian

seperti diatas, maka pertimbangkan apakah janin dalam

letak melintang.

b. Pada letak sungsang (melintang) dapat di rasakan ketika

tangan kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri

akan merasakan balottement (pantulan dari kepala janin,

terutama ini di temukan pada usia kehamilan 5-7 bulan)

c. Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala,

goyangkan jika masih mudah di goyangkan, berarti kepala

belum masuk panggul, namun jika tidak dapat di goyangkan

kepala sudah masuk panggul).


Leopold IV

1. Bertujuan untuk mengetahui bagian yang ada di bawah dan

untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau

belum.

2. Cara pelaksanaannya sebagai berikut :

a. Pemeriksa menghadap kaki pasien

b. Kedua tangan meraba bagian janin yang ada bawah

c. Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua pihak

yang berlawanan di bagian bawah

d. Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti

kepala belum masuk panggul

e. Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti

kepala sudah masuk panggul (Sulistyawati, 2012; hal 90-

92)

b. Tinjauan kasus

Pada hasil pemeriksaan leopold didapatkan hasil bahwa Leopold I

TFU 3 jari dibawah proxesus xypoideus, pada fundus teraba satu

bagian lunak, bulat, tidak melenting yaitu bokong janin, Leopold

II pada bagian kanan perut ibu teraba satu tahanan keras, datar

dan memanjang yaitu punggung janin. Pada bagian kiri perut ibu,
teraba bagian terkecil janin yaitu ekstremitas janin, Leopold III

pada satu bagian terbawah perut ibu, teraba bulat, keras,

melenting dan tidak bisa digoyangkan yaitu kepala janin Leopold

IV kepala sudah masuk PAP TFU Mc. Donald 30 Cm, presentasi

janin adalah kepala dan bagian terbawah janin sudah masuk PAP.

c. Pembahasan

Tidak Terjadi kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus

karena pada primigravida kepala janin masuk PAP pada usia

kehamilan 31 minggu. sedangkan Ny. P sekarang usia kehamilan

31 minggu 4 hari.

3) Punggung

a. Tinjauan Teori

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan

mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran janin.

Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung

bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke

belakang di banding sikap tubuh ketika tidak hamil (Sulistyawati,

2012; hal 119).

b. Tinjauan Kasus

Pada hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny. P punggung ibu

mengalami lordosis.

c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan

karena menurut teori punggung ibu hamil akan mengalami lordosis

seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

6) Ekstermitas

a. Tinjaun Teori

Atas: gangguan atau kelainan, bentuk

Bawah: bentuk, uedema, farices (Sulistyawati, 2012; hal 190).

b. Tinjauan Kasus

Pada hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny.P usia kehamilan

31 minggu 4 hari terdapat oedema pada kedua ekstermitas kaki dan

tangan ibu.

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena

oedema ada kaki dan tangan yang dilami ibu adalah hal yang fisiologis

pada kehamilan TM III, karena terjadi gangguan sirkulasi darah akibat

pembesaran dan penekanan uterus pada vena cava inferior.

7) Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan panggul

a. Tinjauan teori

Distansia Spinarum (24-26 cm)


Jarak antara kedua spina iliaka anterior superior sinistra dan

dekstra.

Distansia kristarum (terdapat pada Krista iliaka, 28-30 cm)

Jarak yang terpanjang antara dua tempat yang simetris pada krista

iliaka kanan dan kiri.

Konjugata ekstern/boudelogue (18-20 cm)

Merupakan jarak antara bagian atas simfisis ke prosesus spinosus

lumbal ke-5 (Sulistyawati, 2012; hal 25-26).

b. Tinjauan kasus

Pada hasil pemeriksaan panggul yang dilakukan pada Ny. P

distansia spinarum 24 cm, distansia kristarum 28 cm dan

boudelogue 20 cm.

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan

karena hasil pemeriksaan panggul sesuai dengan batas normal.

2. Pemeriksaan laboratorium

a. Tinjauan teori

Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya

anemia dan penyakit ginjal. Peningkatan hemoglobin dapat

menunjukkan indikasi adanya dehidrasi, penyakit paru-paru

obstruksi menahun, gagal jantung kongestif dan lain-lain

(Uliyah dan Hidayat, 2011; hal 194).


Protein urine

Melakukan pemeriksaan urine menggunakan asam asetat 6%

yaitu:

a. Dua tabung diisi urine masing-masing 6cc

b. Tabung I dipanaskan hingga mendidih, sesudah itu perhatikan

apakah ada kekeruhan atau tidak

c. Tabung I yang telah dipanaskan, ditetesi dengan larutan asam

asetat 6% sebanyak 3-5 tetes, lalu dipanaskan. Bila tetap

keruh berarti hasil posirif.

Standar hasil pemeriksaan:

a. Negatif (-) : urine tidak keruh

b. Positif 1 (+) : terjadi kekeruhan

c. Positif 2 (++) : kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan

halus

d. Positif 3 (+++) : lebih keruh, endapan lebih banyak

e. Positif 4 (++++) : sangat keruh, endapan menggumpal

Glukosa urine

Cara membaca hasilnya:

Negatif (-) : warna tetap biru atau sedikit kehijauan

Positif 1(+) : warna hijau kekuningan

Positif 2(++) : warna kuning kehijauan dan keruh

Positif 3(+++) : warna jingga dan keruh


Positif 4(++++) : warna merah bata dan keruh (Sulistyawati,

2012; hal 251, 253).

b. Tinjauan kasus

Dari hasil pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan Ny. P

ternyata di dapatkan hasil Hb 11 gram%, protein urin negatif

hasil lab yang telah dilakukan tetap jernih, glukosa urine

negatif warnanya tetap biru.

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus, karena

pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil yang masih dalam

batas normal. Ibu tidak ada mengalami anemia penyakit

hipetensi, dan penyakit diabetes mellitus.

4.2 INTERPRESTASI DATA

1. Tinjauan teori

a) Diagnosis kebidanan

Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam

lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur

diagnosis kebidanan (Hani et all, 2011; hal 97).

b) Masalah

Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan

“Diagnosis” kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa masalah


tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu

dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh

c) Kebutuhan

Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan

keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2012; hal 192, 194).

2. Tinjauan kasus

Dari hasil pengkajian ditemukan data fokus yaitu ibu berinisial Ny. P

berumur 23 tahun hamil pertama, tidak pernah keguguran dan pernah

melahirkan satu kali, HPHT ibu 28 Agustus 2014. Berdasarkan data yang

diambil maka penulis menegakan diagnosa Ny. P umur 23 tahun G1P0A0

usia kehamilan 31 minggu 4 hari normal.

DO : KU : Baik

TD : 110/70 mmHg

T : 36,50C

RR : 20X/i

HB : 11 gram %

Diagnosa janin : Janin tunggal hidup intra uteri presentasi kepala.

Diagnosa ini berdasarkan data subyektif dan obyektif

DS : Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif dalam 2 jam 2 kali bergerak

DO : Leopold I : (TFU 3 Jari di bawah prxesus xifoideus)

Pada bagian atas perut ibu teraba satu bagian bulat

lunak tidak melenting yaitu bokong janin.

Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin
yaitu Ekstremitas janin. Pada bagian kanan perut

ibu teraba satu bagian memapan memanjang yaitu

punggung janin.

Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian

keras bulat yaitu kepala janin, kepala janin tidak

dapat digerakkan.

Leopold IV : kepala sudah masuk PAP (divergen)

Auskultasi DJJ punctum maxsimum : (±) 3 jari di bawah pusat

sebelah kanan, frekuensi 142 X/i.

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Asuhan ibu trimester III

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan

antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena diagnosa berdasarkan

ditegakkan berdasarkan data subyektif dan objektif.

4.3 DIAGNOSA POTENSIAL

1. Tinjauan teori

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial

lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,

sambil terus mengamati kondisi klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-


siap bila diagnosis atau masalah potensial benar-benar terjadi

(Sulistyawati, 2012; hal 195).

2. Tinjauan kasus

Pada kasus Ny. P tidak ditemukan adanya diagnosa potensial karena

tidak ada tanda-tanda kegawatdaruratan pada Ny. P.

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan antara

tinjauan teori dan tinjauan kasus. Karena masalah yang dialami Ny. P

adalah perubahan fisiologis ketidaknyamanan pada TM III, sehingga

tidak ditegakan diagnosa potensial.

4.4 TINDAKAN SEGERA

a. Tinjauan teori

Pada tindakan ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan

segera, melakukan konsultasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

berdasarkan kondisi klien (Hani et all, 2011; hal 101).

b. Tinjauan kasus

Dalam kasus Ny. P tidak dilakukan tindakan segera karena tidak ada

masalah yang bersifat potensial.

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan

antara tinjaun teori dan tinjaun kasus karena Ny. P dalam keadaan normal

jadi tidak dilakukan tindakan segera.


4.5 PERENCANAAN

a. Tinjauan teori

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah

teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan,

tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, apa

yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan,

konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang

berkaitan dengan sosial ekonomi, kultural, atau masalah psikologis. Dalam

kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang

berkaitan dari aspek asuhan kesehatan (Hani et all, 2011; hal 102).

1) Jelaskan pada klien dan keluarga tentang keadaan wanita hamil, baik

normal maupun tidak normal.

2) Beri KIE tentang cara hidup yang baik dalam kehamilan

3) Beri KIE tentang kecukupan istirahat tentang wanita hamil

4) Beri penjelasan tentang makanan yang diperukan dalam kehamilan

5) Beri penjelasan tentang peningkatan menjaga kebersihan

6) Pada suami juga beri penjelasan untuk hidup yang harmonis, menjaga

fisik dan mental wanita hamil

7) Lakukan pemeriksaan laboratorium yang spesifik terhadap keluhan

8) Rencanakan tindakan sesuai dengan kebutuhan spesifik individu

b. Tinjauan kasus

Perencanaan tanggal 7 Mei 2015


a. Jelaskan tentang keadaan ibu saat ini

b. Jelaskan keluhan yang dirasakan ibu

c. jelaskan kepada ibu tentang penatalak-sanaan keluhan yang dialami ibu

d. Anjurkan kepada ibu untuk kebutuhan nutrisi ibu hamil

e. Beritahu kepada ibu tanda bahaya TM III

f. Beritahu kepada ibu tentang kebutuhan istirahat

g. Beritahu kepada ibu tentang pola aktifitas

h. Beritahu kepada ibu tanda-tanda persalinan

i. Beritahu kepada ibu persiapan persalinan

j. Ajarkan ibu senam hamil

k. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang

Perencanaan tanggal 8 Mei 2015

a. Jelaskan tentang keadaan ibu saat ini

b. Tanyakan kepada ibu tentang keluhan yang dialami ibu

c. Tanyakan kepada ibu tentang penatalaksanan keluhan yang dialami

d. Tanyakan apakah ibu sudah memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil

e. Tanyakan kepada ibu apa tanda bahaya pada TM III

f. Tanyakan kepada ibu tentang kebutuhan istirahat

g. Tanyakan kepada ibu tentang pola aktifitas

h. Tanyakan kepada ibu apa tanda-tanda persalinan

i. Tanyakan kepada ibu apakah sudah mempersiapkan persiapan

persalinan

j. Tanyakan kepada ibu apakah sudah melakukan senam hamil


k. Beritahu kepada ibu tentang kunjungan ulang

Perencanaan tanggal 11 Mei 2015

a. Jelaskan tentang keadaan ibu saat ini

b. Evaluasi keluhan yang dialami ibu

c. Evaluasi tentang penatalaksanaan keluhan yang dialami

d. Beritahu kepada ibu tentang kunjungan ulang

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus terdapat kesenjangan antara

tinjaun teori dan tinjaun kasus karena Ny. P rencana yang dibuat tidak

sesuai dengan teori yaitu perencanaan dibuat berdasarkan kebutuhan spisifik

individu.

4.6 PELAKSANAAN

a. Tinjauan teori

Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan

aman. Pada langkah ini ke enam ini, rencana asuhan menyeluruh seperti

yang telah diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan. Perencanaan ini

bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, sebagaian lagi oleh klien atau anggota

tim lainnya (Hani et all, 2011; hal 103).

b. Tinjauan kasus

Pelaksanaan tanggal 7 Mei 2015


a. Menjelaskan keadaan ibu saat ini dalam keadaan baik sesuai dengan

pemeriksaan fisik yaitu Keadaan ibu baik, TD : 110/70 mmHg, P : 20x /

menit, N : 80 x/menit, T : 36, 5 º C dan bayi dalam keadaan normal. DJJ:

142x/menit. Dan kepala janin sudah masuk PAP

b. Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dialaminya adalah hal yang

normal yaitu:

1. Sering BAK

Peningkatan sensitivitas kandung kemih , pembesaran uterus menekan

kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung

kemih hanya berisi sedikit urine.

2. Kaki bengkak dan tangan Terjadi gangguan sirkulasi darah akibat

pembesaran dan penekanan uterus terutama pada vena pelvic ketika duduk

dan vena cava inferior ketika berbaring,

3. Sekresi air ludah yang berlebihan patogenesisnya belum diketahui

c. Jelaskan kepada ibu tentang penatalaksanaan keluhan yang dirasakan ibu

1. Sering BAK

Kosongkan kandung kemih ketika ada dorongan, Perbanyak minum

pada waktu siang hari, Jangan kurangi minum pada malam hari

kecuali mengganggu tidur dan mengalami kelelahan, Hindari minum

kopi atau teh sebagai dieresis, Berbaring miring kiri saat tidur untuk

meningkatkan dieresis, Tidak memerlukan pengobatan farmakologis

2. Kaki dan tangan bengkak yang dialami ibu masih dalam keadaan normal
Cara mengatasinya: Hindari posisi tegak lurus dalam waktu yang lama,

Istirahat dengan posisi berbaring miring dan kaki agak ditinggikan,

Hindari kaos kaki atau stocking yang ketat, Olahraga atau senam

hamil, Hindari sandal atau sepatu hak tinggi

3. Gunakan pencuci mulut atau permen karet yang keras

d. Menganjurkan kepada ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi seperti

makanan yang mengandung sedikit karbohidrat seperti nasi, kentang,

jagung, dan banyak mengandung protein hewani seperti ayam, telur,

ikan, daging. Protein nabati seperti tempe tahu, kacang-kacangan.serta

makanan yang mengandung serat seperti sayur-sayuran, seperti bayam,

kangkung, daun katuk, daun singkong,dsb. buah-buahan seperti

pisang,jeruk, pepaya, yang baik untuk pencernaan.dan mengkomsumsi

susu

e. Memberitahu kepada ibu tanda-tanda bahaya TM III, seperti janin tidak

bergerak selama 24jam,keluar darah dari vagina, demam tinggi,

penglihatan kabur, keluar air-air dari jalan lahir, kaki tangan dan muka

bengkak

f. Memberitahu kepada ibu tentang kebutuhan istirahat malam 6-8 jam,

siang 1-2 jam

g. Memberitahu kepada ibu tentang pola aktifitas pada TM III harus dikurangi
h. Memberitahu kepada Ibu tanda-tanda persalinan yaitu keluar lendir

bercampur darah, keluar air-air dari vagina, nyeri pinggang yang

menjalar keperut, his yang semakin lama semakin sering, kuat dan teratur

i. Memberitahu kepada ibu persiapan persalinan ibu dan bayi yaitu biaya

dan penentuan tempat melahirkan, anggota keluarga yang dijadikan

sebagai pengambil keputusan jika terjadi suatu hal yang tidak diiginkan,

baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya, surat-surat fasilitas

kesehatan (ASKES, kartu seha, jaminan kesehatan dari tempat kerja dll,

pembagian peran saat berada di RS.

j.Mengajarkan ibu senam hamil untuk melancarkan sirkulasi

darah,pencernaan menjadi lebih baik,dan tidur menjadi lebih

nyenyak.anjurkan pada ibu untuk melakukan senam ini sebanyak 1x/hari

dengan merelaksasi pernafasan sebanyak 5 menit, posisi litotomi dan

rileks, buka mulut sedikit bernafas sedalam- dalamnya, lalu tutup mulut,

latihan mengedan seperti buang air besar kea rah bawah depan lakukan

sebanyak 4 kali interval 2 menit. Berbaring miring posisi sim lakukan

gerakkan ini selama 5-10 menit.

k. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang minimal 1 minggu

sekali dan bila ada keluhan segera datang kepetugas kesehatan.

Pelaksanaan tanggal 8 Mei 2015

1. Menjelaskan Keadaan ibu saat ini dalam keadaan baik sesuai dengan

pemeriksaan fisik yaitu Keadaan ibu baik, TD : 120/80 mmHg, P : 20x /


menit, N : 80 x/menit, T : 36, 5º C dan bayi dalam keadaan normal. DJJ:

142x/menit.

Pemeriksaan Lab :

HB : 11 % gram

Protein urine : (-)

Glukosa urine : (-)

2. Menanyakan apakah keluhan yang dialami ibu sudah berkurang atau

tidak

3. Menanyakan kepada ibu apakah sudah melakukan yang telah diajarkan

4. Menanyakan apakah ibu sudah memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil

5. Menanyakan kepada ibu apa saja tanda-tanda bahaya TM III

6. Menanyakan kepada ibu tentang kebutuhan istirahat

7. Menanyakan kepada ibu tentang pola aktifitas

8. Menanyakan kepada ibu apa tanda-tanda persalinan

9. Menanyakan kepada ibu apakah sudah mempersiapkan persiapan

persalinan

10. Menanyakan kepada ibu apakah sudah melakukan senam hamil yang

diajarkan

11. Memberitahu kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu

sekali dan bila ada keluhan.

Pelaksanaan tanggal 11 Mei 2015


1. Keadaan baik sesuai dengan pemeriksaan fisik yaitu keadaan ibu baik,

TD : 110/70 mmHg, T : 36,50C, N : 80 x/menit, Rr : 22 x/menit

HPHT : 28 Juli 2014

Hb : 11 gr%

Dan bayi dalam keadaan normal DJJ : 142 x/menit

2. Mengevaluasi apakah keluhan yang dialami ibu sudah berkurang atau

tidak

3. Mengevaluasi kepada ibu apakah sudah melakukan yang telah diajarkan

4. Memberitahu kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu

sekali dan bila ada keluhan

c. Pembahasan

Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena pelaksanaan sesuai

dengan perencanaan yang telah dibuat oleh penulis.

4.6 EVALUASI

a. Tinjauan teori

Pada langkah evaluasi ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang telah

di berikan, hal yang di evaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi

dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi, rencana

tersebut dapat dianggap efektif jika benar-benar efektif dalam

pelaksanaannya (Hani et all, 2011; hal 103)

b. Tinjauan kasus

Evaluasi tanggal 7 Mei 2015


a. Ibu mengerti keadaan ibu dan janinnya saat ini dalam keadaaan baik.

Dan kepala janin sudah masuk PAP.

b. Ibu mengerti tentang keluhannya saat ini.

c. Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan.

d. Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil.

e. Ibu mengerti tentang tanda bahaya TM III.

f. Ibu mengerti tentang kebutuhan istirahat.

g. Ibu mengerti tentang pola aktifitas.

h. Ibu mengerti tentang tanda-tanda persalinan.

i. Ibu mengerti Tentang persiapan persalinan.

j. Ibu mau melakukan senan hamil Dan ibu mengerti dengan senam hamil

yang diajarakan.

k. Ibu berjanji akan melakukan kunjungan ulang minimal 1 minggu sekali

dan datang apabila ada keluhan.

Evaluasi tanggal 8 Mei 2015

a. Ibu mengerti tentang keadaan ibu dan janinnya saat ini dalam keadaaan

baik.

b. Ibu mengatakan keluhan yang dialaminya yaitu oedema pada tangan

sudah tidak ada tetapi kaki masih ada, dan sering BAK pada malam hari

sudah hilang. Tetapi masih sering meludah.

c. Ibu mengatakan telah melakukan penatalaksanaan terhadap keluhan

yang dialaminya, dan ibu dapat merasakan manfaatnya.


d. Ibu mengatakan sudah memenuhi kebutuhan nutrisi dirumah dan

mampu menjelaskan kembali untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu

hamil seperti makanan yang sedikit mengandung karbohidrat seperti

nasi, kentang, jagung,dan banyak mengandung protein hewani seperti :

ayam, telur, ikan, daging. Protein nabati seperti: tempe tahu, kacang-

kacangan.serta makanan yang mengandung serat seperti sayur-sayuran,

seperti bayam, kangkung, daun katuk, daun singkong,dsb. buah-buahan

seperti pisang,jeruk, pepaya yang baik untuk pencernaan dan

mengkomsumsi susu.

e. Ibu mengatakan sudah mengerti tentang tanda-tanda bahaya TM III.

f. Ibu mengatakan sudah mengerti tentang kebutuhan istirahat yaitu malam

6-8 jam, siang 1-2 jam.

g. Ibu mengatakan sudah mengerti tentang pola aktifitas pada TM III harus

dikurangi.

h. Ibu mengatakan sudah mengerti tentang tanda-tanda persalinan.dan ibu

mengatakan akan segera datang ketenga kesehatan bila mengalami salah

satu tanda diatas.

i. Ibu mengatakan sudah mempersiapkan semua persiapan.

j. Ibu mengatakan sudah melakukan senam hamil yang diajarkan.

k. Ibu mengerti tentang jadwal kunjungan ulang dan ibu mau ketenaga

kesehatan bila ibu ada keluhan.

Evaluasi tanggal 11 Mei 2015


a. Ibu mengerti tentang keadaan ibu dan janinnya saat ini dalam keadaan

baik.

b. Ibu mengatakan keluhan yang dialaminya yaitu oedema pada tangan

dan kaki sudah tidak ada, Tetapi masih sering meludah.

c. Ibu mengatakan telah melakukan penatalaksanaan terhadap keluhan

yang dialaminya, dan ibu dapat merasakan manfaatnya..

d. Ibu mengerti tentang jadwal kunjungan ulang dan ibu mau ketenaga

kesehatan bila ibu ada keluhan.

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan

karena konseling dan tindakan penulis dapat mengurangi ketidaknyamanan

pada ibu.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan Pada Ibu Hamil Terhadap Ny. P Usia

23 Tahun G1P0A0 Dengan Ketidaknyamanan trimester III di BPS Agnes

Paskarini, Amd.Keb tahun 2015. Maka penulis dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut :

5.1.1 Dalam melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan

Ketidaknyamanan Trimester III penulis telah melakukan pengkajian

Terhadap Ny. P Usia 23 Tahun G1P0A0 Dengan Ketidaknyamanan

Trimester III di BPS Agnes Paskarini Amd.Keb Bandar Lampung

Tahun 2015.

5.1.2 Dalam melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan

Ketidaknyamanan Trimester III penulis dapat mengidentifikasi :

Diagnosa : Ny. P umur 23 tahun G1P0A0 usia kehamilan 31 minggu 4

hari normal.
Masalah : Ibu mengatakan sering meludah, mengeluh bengkak pada

kedua kaki dan tangan, serta sering BAK.

5.1.3 Dalam melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan

Ketidaknyamanan Trimester III penulis menemukan diagnosa

potensial yaitu kaki dan tangan bengkak.

5.1.4 Dalam melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan

Ketidaknyamanan Trimester III penulis menemukan tindakan segera

karena bengkak pada kedua kaki dan tangan harus segera mungkin

ditangani karena bisa menggangu ketidaknyamanan pada ibu.

5.1.5 Dalam melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan

Ketidaknyamanan Trimester III penulis membuat rencana sesuai

kebutuhan pasien

5.1.6 Dalam melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan

Ketidaknyamanan Trimester III penulis melakukan asuhan sesuai

perencanaan.

5.1.7 Dalam melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan

Ketidaknyamanan Trimester III hasil evaluasi berjalan dengan baik

sesuai dari pencapaian maksimal dari penatalaksanaan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan saran

sebagai berikut :

5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan


Hendaknya institusi dapat memberikan teori dan keterampilan yang

lebih kepada mahasiswa agar dapat dengan mudah dan bisa mandiri

memberikan pelayanan dengan baik dan benar, pembuatan Karya Tulis

Ilmiah yang telah ada tetap dijadikan acuan dan bahan perbandingan

untuk pembuatan Karya Tulis Ilmiah yang lebih baik.

5.2 .2 Bagi lahan praktek

Penulis mengharapkan agar Lahan praktek lebih meningkatkan dan

mempertahankan mutu pelayanan kesehatan yang sudah di programkan

khususnya pada masa hamil. Dari melakukan pengkajian data klien,

mengidentifikasi masalah diagnosa dan kebutuhan, menentukan

antisipasi masalah potensial, memberikan tindakan segera bila

dibutuhkan, menyusun rencana sesuai kebutuhan, melakukan

perencanaan yang telah ditetapkan serta mengevaluasi dan

menindaklanjuti bila diperlukan.

5.2.3 Bagi masyarakat

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat

khususnya pada ibu hamil yang menjelang trimester III untuk

mengetahui bagaimana cara mengatasi ketidaknyamanan pada trimester

III dan untuk mencegah terjadinya masalah-masalah pada saat hamil.

5.2.4 Bagi penulis

Diharapkan dapat memperaktekkan ilmu yang didapat sewaktu kuliah

dan memberikan asuhan kebidanan terhadap ibu dengan

ketidaknyamanan trimester III.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retno dan Wulandari, Diah. 2009, Asuhan kebidanan nifas,
Yogyakarta: Nuha medika.
Hani, et. all. 2011, Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis, Jakarta:
Salemba Medika
Jannah, Nurul. 2012, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan, Yogyakarta: Andi
Kuswanti, Ina. 2014, Asuhan Kehamilan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Notoatmodjo, Prof Dr Soekidjo. 2005, Metodologi Penelitian kesehatan , Jakarta:
Rineka cipta.
Prawirohardjo,Sarwono. 2010, Ilmu kebidanan , Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Yulianti, Lia. 2014, Asuhan Kebidanan Kehamilan,
Jakarta: Trans info media.
Soepardan, Suryani. 2007, Konsep Kebidanan, Jakarta: EGC.
Sofyan, et. all. 2009, 50 tahun Ikatan Bidan Indonesia, Jakarta: PP IBI.
Sulistyawati, Ari. 2012, Asuhan kebidanan pada masa kehamilan, Jakarta:
salemba medika.
Uliyah, Musrifatul dan Hidayat, A. Azis Alimul. 2011, Keterampilan Dasar
Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KETIDAKNYAMANAN TRIMESTER III

Disusun oleh
Devi Editia Putri
201207010

AKADEMI KEBIDANAN ADILA


BANDAR LAMPUNG

2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KETIDAKNYAMANAN TRIMESTER III

Topik : Asuhan Masa Ibu Hamil


Subtopik : Ketidaknyamanan trimester III
Hari/Tanggal : 7 Mei 2015

Tempat : Rumah pasien


Penyuluhan/Pembicara : Devi Editia Putri
Sasaran : Ibu Hamil

Karakteristi : Ibu Yang Belum Mengetahui Ketidaknyamanan


trimester III
Jumlah : 1 orang
Tujuan umum : Diharapkan ibu dapat mengenal, mengetahui, serta
memahami tentang ketidaknyamanan trimester III
Tujuan Khusus :
1. Diharapakn ibu mengetahui Pengertian ketidaknyamanan trimester III
2. Diharapkan ibu mengetahui jenis-jenis ketidaknyamanan trimester III

Materi :
1. Diharapakan ibu mengetahui Pengertian Ketidaknyamanan trimester III
2. Diharapkan ibu dapat mengetahui jenis-jenis ketidaknyamanan ibu hamil
3. Diharapkan ibu dapat mengetahui kebutuhan Personal Hygiene

4. Diharapkan ibu dapat mengetahui kebutuhan eliminasi ibu hamil


5. Diharapkan ibu dapat memahami pola istirahat yang baik
6. Diharapkan ibu dapat mengetahui tentang Perawatan Payudara
7. Diharapkan ibu dapat mengetahui tanda bahaya saat hamil

Kegiatan :
NO MATERI KEGIATAN
1 Pembukaan 1. Mengucapkan Salam
(3 menit)
2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus

3. Menyampaikan waktu yang akan digunakan dan

mendiskusikannya dengan peserta.

4. Memberikan sedikit gambaran mengenai informasi


yang disampaikan.

2 Proses 1. menjelaskan pengertian tentang ketidaknyamanan


(20 menit)
trimester III

2. Menjelaskan jenis-jenis ketidaknyamanan ibu hamil

3. Menjelaskan kebutuhan personal hygiene ibu hamil

4. Menjelaskan kebutuhan eliminasi ibu hamil

5. Menjelaskan mengenai Pola Istirahat yang Baik

6. Menjelaskan tentang Perawatan Payudara

7. Menjelaskan tentang tanda bahaya saat hamil

3 Evaluasi 1. Menggali pengetahuan tentang Ketidaknyamanan Ibu


(15 menit)
Hamil pada peserta dengan menanyakan pada peserta

mengenai Ketidaknyamanan trimester III

2. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya

ketidaknyamanan trimester III

3. Mengklarifikasi pertanyaan peserta dan menarik

kesimpulan dari materi yang diberikan

4 Penutup 1. Penyuluhan mengucapkan terima kasih atas segala


(5 menit) perhatiannya
2. Mengucapkan salam penutup
Lampiran Materi
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam
12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan
trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40). Kebutuhan fisik yang
diperlukan ibu selama hamil meliputi oksigen, nutrisi, peronal hygien, eliminasi,
seksual, senam hamil, istirahat/tidur, imunisasi, dan tanda bahaya dalam
kehamilan.

Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang
semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Dalam
proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan yang
meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu pencegahan
dan perawatan (Sulistyawati, 2012; hal 123).

Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan dibahas satu persatu berikut ini.


1. Perubahan Trimester Ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan waspada sebab pada
saat itu ibu tidak sabar manunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.
Kadang-kadang ibu merasakan khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-
waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya
tanda dan gejala terjadinya persalinan pada ibu. Sering kali ibu merasa
khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari
orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu
mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul
pada waktu melahirkan (Hani, 2011 ; h. 68).

2. Ketidaknyamanan yang sering terjadi pada trimester III yaitu :


a. Sesak nafas
Dengan semakin membesarnya uterus, maka akan mengalami desakan pada
diagfragma sehingga akan mengalami kenaikan 4 cm; terjadi pelebaran
sudut toraks dari 68 sampai103 derajat; Peningkatan progesteron
menyebabkan peningkatan pusat saraf untuk konsumsi oksigen (Hani, 2011 ;
hal 64).
Cara mengatasinya :
5. Jelaskan penyebab fisiologinya
6. Dorong agar sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada
kecepatan normal ketika terjadi hiperventilasi
7. Secara periodik berdiri dan menelentangkan lengan di atas kepala serta
menarik nafas panjang
8. Mendorong postur tubuh yang baik dan melakukan pernafasan interkostal
(Sulistyawati, 2012 ; h. 135).

b. Sering BAK
Tekanan uterus pada kandung kemih, sering buang air kecil pada malam
hari akibat ekskresi sodium yang meningkat bersamaan dengan terjadinya
pengeluaran air, serta Air dan sodium tertahan di dalam tungkai bawah
selama siang hari karena stasis pada vena, pada mala hari terdapat aliran
balik vena yang meningkat dengan akibat peningkatan dalam jumlah urine
(Sulistyawati, 2012 ; h. 126).
Cara mengatasinya :
7. KIE tentang penyebab sering BAK
8. Kosongkan kandung kemih ketika ada dorongan
9. Perbanyak minum pada siang hari
10. Jangan kurangi minum di malam hari kecuali menganggu tidur
dan mengalami kelelahan
5. Hindari minum kopi dan teh sebagai diuresis
6. Berbaring miring kiri saat tidur untk meningkatkan diuresis (Hani, 2011;
hal 59).

c. Insomnia
Pola tidur berubah, dan bangun di tengah malamyang di akibatkan kurang
nyaman karena pembesaran uterus, buang air kecil di malam hari, hidng
tersumbat, sakit otot, stres dan cemas (Sulistyawati, 2012 ; h. 131).
Cara mengatasinya :
5. Gunakan teknik relaksasi
6. Gunakan teknik relaksasi progresif
7. Mandi air hangat, minum minuman hangat sebelum tidur
8. Melakukan aktifitas yang tidak terlalu berat sebelum tidur (Sulistyawati,
2012; hal 131).

d. Nyeri punggung bagian atas dan bawah


Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf
atau kompresi akar saraf. Struktur ligamentum dan otot tulang belakang
bagian tengah atau bawah mendapat tekanan berat.
Cara mengatasinya :
7. Gunakan mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat barang yang
jatuh, misalnya dengan jongkok, lebarkan kaki dan letakkan satu kaki
sedikit didepan.
8. Hindari sepatu hak tinggi, hindari pekerjaan dengan beban yang terlalu
berat.
9. Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung.
10. Gunakan kasur yang keras untuk tidur
11. Senam hamil
12. Masase daerah pinggang dan punggung (Hani, 2011; hal 65).

e. Edema umum
Sirkulasi darah. Terjadinya peningkatan kadar sodium dikarenakan
penagaruh hormonal, kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah,
peningkatan permeabilitas kapiler, tekanan dari pembesaran uterus pada
vena pelvis ketika duduk atau pada vena cava inferior ketika berbaring
(Sulistyawati, 2012 ; h. 125).
Cara mengatasinya
1. Hindari posisi tegak lurus dalam waktu yang lama
2. Istirahat dengan berbaring miring ke kiri, dan kaki agak ditinggikan.
3. Hindari kaos kaki atau stocking yang ketat
4. Olahraga atau senam hamil
5. Hindari sendal atau sepatu hak tinggi (Hani, 2011; hal 65).

f. Keputihan
Hiperplasia mukosa vagina dan peningkatan produksi lendir dan kelenjar
endocervikal sebagai akibat dari peningkatan kadar estrogen.
Cara mengatasinya :
5. Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
6. Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun agar menyerap cairan
7. Hindari pakian dalamdari bahan nilon
8. Hindari pemakaian pantyliner dari bahan nilon (Sulistyawati, 2012; hal
132).

g. Konstipasi
Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih
maksimal. Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan air
menjadi lebih lama.
Cara mengatasinya :
6. Tingkatkan intake cairan dan serat dalam diet, misalnya buah, dan
sayuran, minum air hangat terutama ketika perut kosong.
7. Istirahat cukup
8. Senam hamil
9. Buang air besar secara teratur dan segera setelah ada dorongan (Hani,
2011; hal 55).

h. Kram terutama pada kaki


Penurunan kalsium dan alkalosis terjadi akibat perubahan pada sistem
pernafasan, tekanan uterus pada saraf, keletihan dan sirkulasi yang buruk pada
tungkai (Hani, 2011; hal 66).
Cara mengatasinya :
1. Tingkatkan intake cairan serat dan air dalam diet
2. Minum air dingin atau hangat saat perut dalam kondisi kosong
3. Istirahat yang cukup
4. Lakukan senam
5. Membiasakan buang air besar secara teratur
6. Buang air besar segera saat terasa ada dorongan (Sulistyawati, 2012; hal
133).

i. Hemoroid
Konstipasi, tekanan yang meningkat dari uterus terhadap vena hemoroidal,
dukungan yang tidak memadai pada vena hemoroid di area annorektal
(Sulistyawati, 2012 ; h. 133).
Cara mengatasinya :
6. Hindari konstipasi
7. Makan makanan yang berserat
8. Banyak minum air putih
9. Gunakan kompres es, kompres hangat, atau rendah hangat
10. Dengan perlahan masukkan kembali ke dalam rectum jika perlu
(Sulistyawati, 2012; hal 129).

3. Personal Hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua
kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat,
menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit dengan cara dibersihkan dengan
air dan dikeringkan (Kuswanti, 2014; hal 119-120).

4. Eliminasi
Keluhan yang dirasakan pada kehamilan biasanya konstipasi dan sering buang
air kecil. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progestrin yang
mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya adalah otot usus. Selain
itu desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya
konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih hangat ketika
lambung dalam keadaan kosong yang berfungsi untuk merangsang gerak
peristaltik usus.Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum
dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada TM I dan II. Hal tersebut adalah
kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena pada awal kehamalan terjadi
pembesaran uterus yang mendesak kandung kemih sehingga kapasitasnya
berkurang. Sedangkan pada TM III terjadi pembesaran janin yang juga
menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan
cairan untuk mengurangi keluhan sangat tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan dehidrasi (Sulistyawati, 2012; hal 119).

5. Pola Istirahat
Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan, tapi tidak
bolehdigunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan yang tidak
disukainya.Wanita hamil juga harus menghindari posisi duduk, berdiri dalam
waktu yangsangat lama. Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan
tidur yangmendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya.
Kebiasaan tidur larutmalam dan kegiatan-kegiatan malam hari harus
dipertimbangkan dan kalau mungkindikurangi hingga seminimal mungkin. Tidur
malam + sekitar 8 jam/ istirahat/tidur siang ± 1 jam.

11. Perawatan Payudara


Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam perawatan payudara adalah sebagai
berikut :
e) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang
mengunakan busa, karena akan menggangu penyerapan keringat di
payudara
f) Gunakan bra yang dengan bentuk yang menyangga payudara
g) Hindari pembersihan puting susu dengan sabun mandi karena akan
menyebabkan iritasi. Bersihkan puting
h) Bersihkan susu dengan baby oil atau minyak kelapa lalu bilas dengan air
hangat
i) Jika ditemukan pengeluaran cairan berwarna kekuningan dari payudara
berarti produksi asi sudah dimulai (Sulistyawati, 2012; hal 118).
12. Tanda Bahaya Kehamilan
Selama kehamilan beberapa tanda bahaya yang dialami dapat dijadikan sebagai
data dalam deteksi dini komplikasi akibat kehamilan. Jika pasien mengalami
tanda-tanda bahaya ini maka sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut dan tindakan antisipasi untuk mencegah terjadinya kematian ibu dan janin.
Beberapa tanda bahaya yang penting untuk di sampaikan kepada pasien dan
keluarga adalah sebagai berikut (Sulistyawati, 2012; hal 143).
g. Kehamilan Muda
Perdarahan Per Vagina

1. Abortus
a) Abortus Imminens
b) Abortus Insipiens (keguguran sedang berlangsung)
c) Abortus Habitualis (keguguran berulang)
d) Abortus Inkompletus (keguguran bersisa)
e) Abortus Kompletus (keguguran lengkap) (Sulistyawati, 2012; hal 163-
164).
2. Kehamilan Mola
Disebut kehamilan anggur, yaitu adanya jonjot korion (chorionic villi)
yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang
mengandung banyak cairan sehingga menyerupai anggur atau mata ikan
(Sulistyawati, 2012; hal 164).
3. Kehamilan Ektopik
Dinamakan kehamilan ektopik jika kehamilan dengan hasil konsepsi
tidak berada didalam endometrium uterus (Sulistyawati, 2012; hal 165).
4. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga
menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat
membahayakan kehidupan (Sulistyawati, 2012; hal 167).

b. Kehamilan Lanjut
Perdarahan Per Vagina
1. Plasenta Previa
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu
pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan
lahir (Sulistyawati, 2012; hal 169).
2. Solusio Plasenta
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas sebagian
atau seluruhnya sebelum janin lahir (Sulistyawati, 2012; hal 172).
3. Sakit Kepala Yang Hebat
4. Penglihatan Kabur
5. Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan
6. Keluar Cairan per Vagina
7. Gerakan Janin Tidak Terasa
8. Nyeri Perut Yang Hebat (Sulistyawati, 2012; hal 174-176)

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Jadi, ketidaknyamanan Trimester III sangat banyak, seperti yang telah dijelaskan
pada materi ini, dimana kebutuhan ibu hamil harus dilakukan selama
kehamilanya.

Saran
 Diharapkan ibu dapat memahami tentang materi yang disampaikan
mengenai Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester III.
 Disaranakan ibu selalu mamantau kebutuhan-kebutuhanya dalam masa
kehamilan.

Evaluasi
Jenis : Soal dan Pertanyaan
Bentuk : Lisan
Jumlah :2
Pertanyaan : 1. Mengapa saat hamil frekuensi saat BAK terjadi terlalu sering?
2. Bagaimana cara merawat payudara?

Daftar Pustaka
Hani Ummi. Dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Salemba
Medika. Jakarta
Kuswanti Ina. 2014. Asuhan Kehamilan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Sulistyawati Ari. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba
Medika. Jakarta
Prawirohardjo Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

DOKUMENTASI
a. Melakukan pemeriksaan tekanan darah

Anda mungkin juga menyukai