TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “A” GII P1001 AB000 UK 10-12 MINGGU DENGAN BLIGHTED
OVUM
DI RS MANU HUSADA
3.1 Pengkajian
Tanggal : 08 Maret 2014 Tgl MRS :08 Maret 2014
Jam : 15.50 WIB Jam MRS :15.35 WIB
Tempat : RS MANU HUSADA
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama klien : Ny “A” Nama suami : Tn “S”
Umur : 30 tahun Umur : 31tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Sales
Alamat : Jl.Pelabuhan Selilir Alamat :Jl.Pelabuhan Selilir,
Wagir
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan keluar bercak darah sedikit kemarin pagi jam 05.30 dan merasa
sakit perut (mules) hilang timbul.
7. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : Kawin
Kawin ke : 1 tahun
Lama : 9 tahun
Umur saat menikah : 21 tahun
8. Riwayat KB
Jenis : Suntik 3 bulan danPil KB
Lama : 1 tahun
Keluhan : terkadang sering ganti-ganti KB suntik 3 bulan dan pil KB
9. Rencana KB yang akan datang :
Jenis : belum ingin KB karena ingin punya anak
10. Riwayat kehamilan, pesalinan, dan nifas yang lalu
1. Psikologis
Ibu mengatakan cemas dengan tindakan kuretase yang akan dialaminya
2. Sosial
Hubungan ibu dengan suami, keluarga, dan tetangganya baik.
3. Spiritual
Ibu mengatakan beragama islam, Ibu selalu menjalankan Ibadah (sholat 5 waktu), saat ini
Ibu hanya bisa berdoa sambil berbaring
4. Budaya
Ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu dan jika sakit berobat ke petugas kesehatan.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik Kesadaran : CM
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 87 x/mnt TB : 150 cm
Suhu : 36,5oC BB : 50 kg
RR : 20 x/mnt lila :25 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala :Bulat, tidak ada luka, kulit kepala bersih.
Rambut : Hitam, lurus tidak rontok, bersih.
Muka : tidak Pucat, tidak ada oedem, ekspresi wajah grimace /
meringis,cloasma gravidarum tidak ada.
Mata : Simetris, sklera tidak icterus, konjungtiva merah muda,
tidak ada gangguan penglihatan.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran.
Hidung : Bersih, tidak ada secret,tidak ada polip.
Mulut : Bibir kering, tidak pecah-pecah.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
bendungan vena jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dada.
Payudara : Simetris, tidak ada hiperpigementasi areola dan papila
mammae tidak menonjol, bersih,
Perut : Tidak ada pembesaran abnormal, tidak ada strie gravidarum,
Genetalia : Vulva vagina terlihat bercak darah warna kecoklatan
,tidak ada kelainan pada vulva,
Anus : Tidak ada hemoroid.
Ekstremitas : Tidak ada oedem dan varises.
Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan
bendungan vena jugularis.
Payudara : Tidak terdapat benjolan abnormal, ASI belum keluar,
tidak ada nyeri tekan.
Perut : Kembung (-), TFU belum teraba, ballottement +, ada
nyeri tekan
Pemeriksaan Penunjang
- plano tes (+)
- USG Hasil : kehamilan kosong hanya terlihat kantong kehamilan dengan cairan
didalamnya.
Do : K/U : baik
Kesadaran :composmentis
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 87 x/mnt TB : 150cm
Suhu : 36,5o C BB : 50 kg
RR : 20 x/mnt lila :24 cm
Inspeksi
Abdomen : tidak ada linea alba dan linea ngra, tidak ada luka bekas operasi
Genitalia :tampak keluar bercak darah, tidak ada tanda-tanda PMS.
Palpasi
Abdomen : TFU belum teraba, ballottement +
Ekstremitas : Tidak oedema
Auskultasi
Dada : Tidak ada wheezing / ronchi.
Perut : Bising usus(-)
Perkusi
Perut : kembung (-)
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga.
R/ Membina hubungan yang harmonis sehingga proses asuhan dapat berjalan lancar
dan ibu kooperatif.
2. Observasi tanda-tanda vital.
R/ Sebagai indikator untuk mengetahui adanya penyimpangan
3. Jelaskan pada ibu atas kehamilannya yang merupakan kehamilan kosong
R/ untuk memberikan pandangan bahwa janinnya tidak berkembang dan harus
diterminasi
4. Beri konseling pada ibu tentang tindakan kuretase yang harus dilakukan demi keselamatan
ibu karena kehamilan tersebut tidak normal.
R/ sebagai dasar bahwa yang dilakukan untuk keselamatan ibu
5. Siapkan ibu, untuk persiapan tindakan kuretase
R/ segala bentuk persiapan dilakukan sebelum kuretase dilakukan
6. Lakukan pemasangan oksigen sebelum kuretase
R/ memenuhi kebutuhan oksigen selama kuretase dilakukan
7. Lakukan tindakan kuretase oleh dokter spesialis
R/ untuk mengakhiri kehamilan
8. Observasi Tensi, SpO2, dan nadi pasien selama kuretase dilakukan
R/ mengidentifikasi adanya penyimpangan
9. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
10. Melakuan pemantauan keadaan ibu pasca kuretase.
3.6 Implementasi
Tanggal :08 maret 2014 Jam : 16.55 WIB
1 Melakukan pendekatan pada keluarga guna untuk membina
hubungan yang harmonis sehingga proses asuhan dapat berjalan
lancar dan ibu kooperatif.
2 Mengobservasi tanda-tanda vital
Nadi : 87 x/menit
Suhu : 36.5 °C
RR : 20x/menit
TD : 100/70 mmHg
3 Menjelaskan pada ibu atas kehamilannya yang merupakan
kehamilan kosong
Ibu mengerti bahwa kehamilannya saat ini merupakan kehamilan
kosong, ibu mencemaskan kehamilannya
4 Memberi konseling pada ibu tentang tindakan curretage yang harus
dilakukan demi keselamatan ibu karena kehamilan tersebut tidak
normal. Ibu mengerti, ibu dan suami bersedia dilakukan tindakan
curretage,
5 Menyiapkan ibu, untuk persiapan tindakan kuretase
Pasien siap ditempat tidur
6 Melakukan pemasangan oksigen sebelum kuretase
Oksigen terpasang dengan tekanan 1 liter/mnt
7 Melakukan tindakan curretage oleh dokter spesialis
kuretase telah dilakukan tgl 08 Maret 2014 jam 17.00-17.16,
kuretase berjalan lancar.
Perdarahan : ±80 cc, didapatkan selaput ketuban, cairan amnion, dan
jaringan
3.7 Evaluasi
Tanggal : 08 Maret 2014
Jam : 18.10 WIB
Dx : Pada Ny “ A” GIIP1001 Ab000 UK 10-12 minggu dengan post
curretage
S : ibu mengatakan kepalanya masih pusing dan serasa mengantuk
setelah dikuretase,
O :- Keadaan umum : lemah
- Kesadaran : samnollen
- Ekspresi wajah : grimace / meringis
- TTV dalam batas normal :
TD : 100/70 mmHg Perdarahan : ± 20 cc
N : 72 x/menit
S : 36.5℃
RR : 20 x/menit
- ibu belum BAK/BAB
- ibu belum makan/minum
A : Pada Ny “ A” GIIP1001 Ab000 UK 10-12 minggu dengan post
curretage
Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi (10)
Catatan Perkembangan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada bayi di
dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala
kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning
sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes
kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif. Pada kasus didapatkan
ny”A” GII P1001 Ab000 dengan blighted ovum dilakukan terminasi kehamilan dengan
dilakukan kuretase.
5.2 Saran
• Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan serta harus mampu mengenali tanda-
tanda bahaya yang terjadi pada ibu post partum sehingga dapat memberikan
pelayanan yang cepat dan tepat sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi dan memiliki
peluang untuk terjadi pada semua ibu hamil. Komplikasi-komplikasi ini bila dapat dideteksi
lebih awal maka akan dapat ditangani dengan baik. Blighted ovum atau kehamilan kosong
merupakan salah satu komplikasi atau kelainan dalam kehamilan yang dapat menyebabkan
perdarahan dalam kehamilan trimester dini.
Sebuah Blighted Ovum (kehamilan kosong) merupakan salah satu jenis keguguran
yang terjadi pada awal kehamilan. Disebut juga anembryonic pregnancy, blighted ovum
terjadi ketika telur yang dibuahi berhasil melekat pada dinding rahim, tetapi tidak berisi
embrio, hanya terbentuk plasenta dan kulit ketuban. Sebagian besar kasus Blighted Ovum
akan dikeluarkan secara alamiah, tetapi kadang-kadang jaringan dalam rahim memerlukan
tindakan medis.
Blighted Ovum umum terjadi pada kehamilan. Bahkan, terjadi sedikitnya 60% dari
semua keguguran dari setiap trimester kehamilan. Namun, karena BO terjadi sangat awal,
banyak wanita tidak menyadari bahwa mereka sedang hamil ketika mereka menderita
Blighted Ovum. Akibatnya banyak wanita tidak sadar akan kondisinya.
Pada ibu hamil dengan Blighted Ovum, kantung uterus akan berhenti perbesarannya. Pada
waktu itu embrio tiada lagi berkembang lalu mati. Kemudian, gugurlah bahan-bahan atau
produk kehamilan. Proses keguguran itu bisa berlangsung berminggu-minggu, dimulai
dengan hadirnya bercak-bercak kecoklatan hingga perdarahan dalam jumlah banyak. Tak
jarang keguguran berlangsung secara spontan. Berdasakan penelitian, hamil yang keguguran
spontan sekitar 50% merupakan kehamilan blighted ovum. Jadi janin memang tidak
berkembang dan mekanisme tubuh secara alami mengeluarkannya.
Oleh sebab itu penulis tertarik mengambil kasus ini, dengan harapan dapat
memberikan asuhan dan perawatan sebagai salah satu usaha untuk menghindari
resiko pada ibu.
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan blighted ovum
1.2.2 Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada klien dengan diagnosa kehamilan blighted
ovum, maka diharapkan siswa mempunyai bekal kemampuan :
1. Mengidentifikasi data klien dengan kehamilan blighted ovum.
2. Merumuskan diagnosa kebidanan atau identifikasi masalah pada klien dengan
blighted ovum.
3. Merumuskan rencana tindakan kebidanan pada ibu hamil dengan blighted ovum
4. Melaksanakan rencana tindakan pada pasien blighted ovum.
5. Mampu mengevaluasi hasil tindakan kebidanan.
Ruang lingkup asuhan kebidanan dalam makalah ini hanya pada masalah kehamilan
blighted ovum.
BAB II
KONSEP DASAR
2.1.2. Etiologi
2.1.4. Diagnosis
Satu-satunya cara untuk memastikan diagnosa Blighted Ovum adalah melalui
pemeriksaan USG. USG abdominal atau transvaginal akan mengungkapkan ada
tidaknya janin yang berkembang dalam rahim Anda.
2.1.5. Pencegahan
Melakukan imunisasi pada si ibu untuk menghindari masuknya virus rubella
ke dalam tubuh. Selain imunisasi, ibu hamil pun harus selalu menjaga
kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggalnya.
Sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon ibu. Setelah itu pastikan
bahwa calon ibu benar-benar sehat saat akan merencanakan kehamilan.
Melakukan pemeriksaan kromosom
Tak hanya pada calon ibu, calon ayah pun disarankan untuk menghentikan
kebiasaan merokok dan memulai hidup sehat saat prakonsepsi.
Periksakan kehamilan secara rutin. Sebab biasanya kehamilan kosong jarang
terdekteksi saat usia kandungan masih di bawah delapan bulan.
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan ibu, apakah normal / tidak
KU : baik, cukup, sedang
Kesadaran : CM, apatis, somnolen, koma.
TTV dalam batas normal
TD : 90/60 – 130/90 mmHg
Nadi : 80 – 88 x/mnt
Suhu : 36,5 – 37,5 ºC
RR : 16 – 24 x/mnt
TB : > 145 cm
BB : Kenaikan BB normal 9 – 13,5 kg selama hamil
2. Pemeriksanaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : Apakah bersih, rambut rontok
Muka : Apakah pucat, apakah odem, adakah kloasma
gravidarum
Mata : Apakah konjungtiva pucat, sklera kuning / tidak,
penglihatan normal / tidak
Hidung : Simetris, ada sekret / tidak
Telinga : Simetris, ada serumen / tidak
Mulut : Bersih / tidak, pucat / tidak, caries gigi / tidak,
stomatitis / tidak
Leher : Apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis
Abdomen : Ada bekas operasi/ tidak, ada striae livida / albican,
linea nigra / tidak
Genetalia : Bersih / tidak, ada varises / tidak, lochea
Anus : Ada hemoroid
Ekstrimitas : Simetris, ada odem, tidak varises, ada nyeri tekan / tidak
b. Palpasi
Leher : Apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis
Payudara : Adakah benjolan abnormal/tidak, colostrum –/+
Abdomen : Apakah kembung, terdapat pus, TFU berapa, UC
Ekstrimitas : Adanya odem / tidak, varises ada / tidak
c. Auskultasi
Dada : Apakah ada wheezing / ronchi.
Perut : Bagaimana bising usus, kembung
3. Data Penunjang
USG: Hasil : kehamilan kosong hanya terlihat kantong kehamilan dengan cairan
didalamnya.
Palpasi
Abdomen : TFU belum teraba, ballottement (+)
2.3.5 Intervensi
Dx : GII P1001 Ab000 UK 10-12 minggu dengan blighted ovum
Tujuan : Kuretase berjalan normal tanpa komplikasi.
Kriteria hasil : - Tanda-tanda vital dalam batas normal.
Keadaan umum ibu baik
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga.
R/ Membina hubungan yang harmonis sehingga proses asuhan dapat berjalan lancar dan
ibu kooperatif.
2. Observasi tanda-tanda vital.
R/ Sebagai indikator untuk mengetahui adanya penyimpangan
elaskan pada ibu atas kehamilannya yang merupakan kehamilan kosong
R/ untuk memberikan pandangan bahwa janinnya tidak berkembang dan harus
diterminasi
4. Beri konseling pada ibu tentang tindakan kuretase yang harus dilakukan demi keselamatan
ibu karena kehamilan tersebut tidak normal.
R/ sebagai dasar bahwa yang dilakukan untuk keselamatan ibu
5. Siapkan ibu, untuk persiapan tindakan kuretase
R/ segala bentuk persiapan dilakukan sebelum kuretase dilakukan
6. Melakukan tindakan kuretase oleh dokter spesialis
R/ untuk mengakhiri kehamilan
2.3.6 Implementasi
Sesuai dengan intervensi
2.3.7 Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil