Anda di halaman 1dari 7

1. Jelaska tentang 10T dalam pemeriksaan ANC terintegrasi!

2. Jelaskan pemeriksaan tinggi fundus uteri menggunakan Mc.Donald tentang manfaat


dan cara pemeriksaannya
3. Jelaskan tentang cara pemeriksaan leopold
a. Tujuan masing masing
b. Cara pemeriksaan

Jawab :

1. Antenatal care adalah istilah kesehatan yang mengacu pada program pelayanan kesehatan
ibu hamil oleh tenaga profesional. Setiap program antenatal care telah disesuaikan dengan
standar yang ditetapkan dalam buku pedoman petugas rumah sakit dan puskesmas setempat.

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan ibu hamil merupakan salah satu dari
beberapa pemeriksaan yang dilakukan dalam temu antenatal, terutama pada pertemuan
pertama. Tujuan pengukuran ini adalah untuk memantau perkembangan tubuh ibu hamil.
Dokter akan mencatat setiap perubahan yang ada untuk menentukan apakah Moms memiliki
risiko kehamilan, misalnya kehamilan dengan obesitas atau kehamilan kembar dua/lebih.

Secara umum, seorang ibu hamil berat badannya bertambah sekitar 0,5 kg setiap bulan pada
trimester pertama kehamilan. Kemudian, pada trimester kedua dan ketiga, berat badan ibu
hamil normalnya bertambah hingga 0,5 kg setiap minggu. Pada akhir kehamilan,
pertambahan berat badan sekitar 20 hingga 90 kg dari berat badan sebelum hamil dianggap
normal/ideal.

2. Periksa tekanan darah

Sama seperti pengukuran berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh dokter kandungan saat antenatal care. Bahkan,
pengukuran tekanan darah rutin dilakukan setiap pemeriksaan antenatal. Hasil bacaan
tekanan darah normal berada di angka 110/80 hingga 140/90 mmHg. Apabila bacaan tekanan
darah Moms lebih tinggi daripada batas atas, Moms berisiko mengalami gangguan kehamilan
seperti pre-eklampsia dan eklampsia. Kedua gangguan kehamilan ini bisa mengancam
kehamilan Moms.

3. Periksa tinggi fundus uteri (puncak rahim)

bidan akan memeriksa fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan Moms. Tinggi puncak
rahim dalam cm seharusnya berbanding lurus dengan usia kehamilan. Ukuran puncak rahim
dianggap normal apabila sesuai dengan tabel ukuran fundus uteri dengan toleransi perbedaan
ukuran 1-2 cm. Jika pengukuran puncak rahim menunjukkan perbedaan lebih kecil 2 cm dari
usia kehamilan, risiko gangguan pertumbuhan janin meningkat.
4. Skrining status imunisasi tetanusdan pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT)

Sebelum imunisasi tetanus toksoid, Moms harus terlebih dahulu menjalani skrining. Tujuan
skrining tersebut adalah untuk mengetahui dosis dan status imunisasi tetanus toksoid yang
telah diperoleh sebelumnya. Imunisasi tetanus toksoid cukup efektif jika dilakukan minimal
dua kali dengan jarak antar imunisasi empat minggu.

5. Minum tablet zat besi

Dokter akan meresepkan zat besi untuk Moms konsumsi setiap hari selama kehamilan.
Jangna mengonsumsi tablet zat besi ini bersama denagn kopi atau teh karena dapat
mengganggu penyerapan zat besi ke dalam tubuh.

6. Tetapkan status gizi

Untuk mendeteksi kekurangan gizi saat hamil sejak dini, dokter akan melakukan pengukuran
status gizi. Risiko si Kecil lahir dengan berat badan rendah meningkat apabila Moms
kekurangan gizi saat hamil. Cara mengukur status gizi adalah dengan mengukur lingkar
lengan atas serta jarak pangkal bahu ke ujung siku menggunakan pita ukur.

7. Tes laboratorium

Selama pemeriksaan antenatal, dokter akan mengambil sampel dari tubuh Moms untuk
keperluan tes laboratorium baik tes rutin maupun khusus. Pemeriksaan laboratorium tersebut
meliputi setidaknya pemeriksaan golongan darah dan rhesus, pemeriksaan kadar hemoglobin,
tes HIV dan penyakit menular seksual lainnya, serta rapid test untuk malaria.

8. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin

Pemeriksaan denyut jantung biasanya dilakukan saat usia kehamilan memasuki 16 minggu.
Tujuan dari pemeriksaan janin dan denyut jantung janin adalah untuk memantau, mendeteksi,
dan menghindari faktor risiko kematian prenatal yang disebabkan oleh infeksi, gangguan
pertumbuhan, cacat bawaan, dan hipoksia.

9. Tatalaksana kasus

Ketika menjalani antenatal care, Moms berhak mendapatkan fasilitas kesehatan yang
memadai. Apabila hasil tes menunjukkan bahwa kehamilan Moms berisiko tinggi, pihak
rumah sakit akan menawarkan kepada Moms untuk segera mendapatkan tatalaksana kasus.

10. Temu wicara persiapan rujukan

Setiap kali kunjungan antenatal, Moms berhak untuk berkonsultasi kepada pihak dokter.
Temu wicara ini dapat membantu Moms menentukan perencanaan kehamilan, pencegahan
komplikasi kehamilan, dan persalinan. Layanan temu wicara juga diperlukan untuk
menyepakati rencana-rencana kelahiran, rujukan bila perlu, bimbingan pengasuhan bayi, dan
pemakaian KB pascamelahirkan.
2. Pengukuran Tinggi Fundus Uterus dengan Mc Donald

Pengukuran tinggi fundus uteri diatas simfisis pubis digunakan sebagai salah satu indikator
untuk menentukan kemajuan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi fundus uteri dapat
dijadikan perkiraan usia kehamilan. Tinggi fundus yang stabil/tetap atau turun merupakan
indikasi adanya retardasi pertumbuhan janin, sebaliknya tinggi fundus yang meningkat secara
berlebihan mengidentifikasi adanya jumlah janin lebih dari satu atau kemungkinan adanya
hidramnion .

Pengukuran tinggi fundus uteri harus dilakukan dengan teknik yang konsisten pada setiap kali
pengukuran dan dengan menggunakan alat yang sama, alat ukur ini dapat berupa pita/tali atau
dengan menggunakan pelvimeter.

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengukur tinggi fundus uteri dengan teknik
Mc Donald adalah :

1. Alat ukur panjang ( meteran ) yang digunakan tidak boleh elastic

2. Saat melakukan pengukuran tinggi fundus uteri , kandung kemih ibu harus dikosongkan

3. Posisi ibu saat diukur setengah duduk untuk menghindarkan terjadinya gangguan
peredaran darah baik pada ibu maupun janin. Perkembangan dalam praktik kebidanan yang
diterbitkan pengurus IBI pusat, menjelaskan efek fisiologis ynag terjadi pada ibu hamil dalam
posisi tidak terlentang, yaitu kemungkinan terjadinya penekanan uterus terhadap vena pelvis
mayor, bvena cava inferior, dan bagian dari aorta desenden. Dengan demikian, hal ini dapat
mengurangi sirkulasi darah ke jantung bagian kanan. Akiba pengurangan aliran darah ke
jantung, dapat terjadi pengurangan oksegenasi ke otak, yang dapat menyebabkan pingsan.

Tujuan Pemeriksaan Tinggi Fundus Uterus dengan teknik Mc Donald :

1. Dari usia kehamilan 22 minggu sampai dengan 35 minggu, untuk menentukan usia
kehamilan berdasarkan perhitungan minggu, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan
hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin dapat
dirasakan. Tinggi fundus uteri dapat dicatat dalam centimeter (CM),yang harus sama
dengan umur kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan HPHT.

Misalnya, jika usia kehamilannya 33 minggu, tinggi fundu uteri harus 33cm. jika pengukuran
berbeda 1-2cm, masih bisa ditoleransi, tetapi jika deviasi lebih kecil 2cm dari usia kehamilan,
kemungknan ada gangguan pertumbuhan janin, sedangkan bila deviasi lebih besar dan 2cm
kemungkinan terjadi bayi kembar, polihidramnion, janin besar.

2. Dari usia kehamilan 36 minggu hingga ada tanda-tanda persalinan, untuk


menghitung taksiran berat janin yang dikombinasi dengan teori Johnson dan Tausack.

Untuk mendapatkan ketepatan pengukuran digunakan rumus Mc. Donald’s. Pengukuran


tinggi fundus uteri ini dapat dilakukan pada saat usia kehamilan memasuki trimester II dan
III.
B. Penempatan Meteran Pengukuran Tinggi Fundus Uterus

Penempatan meteran pengukur juga bervariasi, diantaranya :

a. Meteran menyentuh kulit sepanjang uterus

1) Meteran dapat diletakan dibagian tengah abdomen wanita dan pengukuran


dilakukan dengan mengukur dari atas simpisis pubis sampai ke batas fundus. Meteran
pengukuran ini menyentuh kulit sepanjang uterus.

2) Tangan kiri dan tangan kanan menentukan bagian fundus uterus berada di tengah
abdomen . Setelah fundus uteri diposisikan tepat ditengah abdomen tangan kiri menahan
fundus uteri tangan kanan menempelkan meteran yang terbalik tepat ditengah, mulai dari
fundus uteri sampai tepi atas tulang simfisis pubis, atau mulai dari tepi atas tulang simfisis
pubis samapai fundus uteri. Mengangkat meteran dan membalik, kemudian membaca hasil
pengukuran

b. Tidak melibatkan pengukuran lekukan fundus bagian atas.

1) Salah satu ujung meteran diletakan dibatas atas simpisis pubis dengan satu tangan

2) Tangan yang lain diletakan dibatas atas fundus

3) Meteran diletakan diantara jari telunjuk dan jari tengah dan pengukuran dilakukan
sampai titik dimana jari mengapit meteran.

C. Penatalaksanaan Mengukur Tinggi Fundus Uteri dengan teknik Mc Donald

1. Menyiapkan alat

a. Alat ukur yang tidak elastis

b. Kalender kehamilan

c. Alat-alat ditata pada tempat yang telah disediakan saat mempersiapkan alat untuk
pemeriksaan inspeksi

d. Status ibu

2. Menyiapkan ibu (dilaksanakan bersamaan dengan persiapan inspeksi)

a. Menjelaskan tujuan pemeriksaan

b. Mengatur posisi ibu berbaring setengah duduk dengan menggganjal bantal di bagian
punggung bawah untuk kenyamanan ibu dan kedua kaki diluruskan

3. Melaksanakan pemeriksaan

a. Pemeriksaan berdiri disebelah kanan ibu

b. Meteran didekatkan sehingga mudah mengambil waktu pemeriksaan


c. Tangan kiri dan tangan kanan menentukan bagian fundus uterus berada di tengah
abdomen

d. Setelah fundus uteri diposisikan tepat ditengah abdomen tangan kiri menahan fundus
uteri tangan kanan menempelkan meteran yang terbalik tepat ditengah, mulai dari fundus
uteri sampai tepi atas tulang simfisis pubis, atau mulai dari tepi atas tulang simfisis pubis
samapai fundus uteri

e. Mengangkat meteran dan membalik, kemudian membaca hasil pengukuran

f. Menggulung pita meteran dengan rapi dan menempelkan pada tempatnya

g. Mencari hasil pemeriksaan pada status ibu.

D. Perhitungan Tinggi Fundus Uterus

Perhitungan Tinggi Fundus Uterus dikalkulasi sebagai berikut :

a. Menentukan Usia Kehamilan

1). Tinggi Fundus (cm) x 2/7 = ( durasi kehammilan dalam bulan )

2). Tinggi Fundus (cm) x 8/7 = ( durasi kehamilan dalam minggu )

3). Tinggi Fundus uteri dalam sintimeter (cm), yang normal harus sama dengan umur
kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir. Misalnya,
jika umur kehamilannya 33 minggu, tinggu fundus uteri harus 33 cm. jika hasil pengukuran
berbeda 1-2 cm, masih dapat ditoleransi, tetapi jika deviasi lebih kecil 2 cm dari umur
kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin, sedangkan bila deviasi lebih
besar dari 2 cm, kemingkinan terjadi bayi kembar, polihidramnion, atau janin besar.
3. Pemeriksaan Leopold adalah pemeriksaan dengan metode perabaan yang berfungsi untuk
memperkirakan posisi bayi dalam rahim. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan saat menjalani
pemeriksaan kandungan rutin di trimester tiga kehamilan, atau saat kontraksi sebelum
persalinan.

Posisi bayi di rahim cukup bervariasi dan dapat berubah-ubah sesuai usia kehamilan. Bayi
bisa berada dalam posisi kepala di bagian bawah rahim, sungsang atau melintang.

Pemeriksaan Leopold dilakukan untuk membantu dokter atau bidan menyarankan cara
persalinan yang tepat. Selain itu, pemeriksaan ini dapat membantu memperkirakan usia
kehamilan, serta ukuran dan berat bayi dalam kandungan.

Tahapan Pemeriksaan Leopold

Sebelum pemeriksaan, ibu akan diminta untuk buang air kecil guna mengosongkan kandung
kemih. Hal ini dilakukan agar ibu lebih nyaman saat proses perabaan perut dengan metode
Leopold dilakukan.

Leopold 1

a. Bidan menempatkan kedua telapak tangan di bagian atas perut untuk menentukan
letak bagian tertinggi rahim. Kemudian dokter meraba perlahan area ini untuk
memperkirakan bagian tubuh bayi yang berada di sana.
b. Kepala bayi akan teraba keras dan bentuknya bundar. Sedangkan bokong bayi, akan
terasa seperti objek besar dengan tekstur lembut. Pada sekitar 95% kehamilan, posisi
bokong berada di bagian tertinggi rahim ini.

Leopold 2

a. Pada tahap Leopold 2, kedua telapak tangan bidan akan meraba perlahan kedua sisi
perut Bunda, tepatnya di area sekitar pusar. Caranya adalah dengan membedakan
letak punggung bayi dan anggota tubuh lain. Punggung bayi akan terasa lebar dan
keras. Sedangkan, bagian tubuh lain akan terasa lebih lembut, tidak beraturan dan
dapat bergerak.
b. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui bayi Bunda menghadap ke kanan atau ke
kiri.

Leopold 3

a. Di pemeriksaan Leopold tahap 3, bidan akan meraba bagian bawah perut Bunda
menggunakan jempol dan jari-jari dari salah satu tangannya saja (tangan kanan atau
tangan kiri).
Mirip dengan Leopold 1, cara ini bertujuan untuk memastikan bagian tubuh bayi yang berada
di bagian bawah rahim. Bila teraba keras, berarti kepala. Namun bila terasa seperti objek
bergerak, berarti tungkai atau kaki.

b. Jika teraba kosong, bisa jadi bayi berada dalam posisi melintang dalam rahim. Tahap
perabaan ini juga bisa membantu bidan memperkirakan berat bayi dan volume air
ketuban.

Leopold 4

a. Pada tahap terakhir, bidan akan meraba bagian bawah perut Bunda dengan kedua
telapak tangannya.
b. Cara ini dapat membantu dokter mengetahui apakah kepala bayi sudah turun sampai
rongga tulang panggul (jalan lahir) atau masih di area perut. Bila sudah masuk penuh
sampai rongga panggul, seharusnya kepala bayi akan sulit atau tidak lagi bisa diraba.

Selanjutnya, pemeriksaan Leopold juga umum diikuti dengan pemeriksaan tekanan darah ibu
serta detak jantung bayi, dan menjelang persalinan, dokter mungkin juga akan melakukan
pemeriksaan Cardiotocography (CTG).

Anda mungkin juga menyukai