Anda di halaman 1dari 18

TINGGI FUNDUS UTERI DAN PERKIRAAN BERAT JANIN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

ADOLUS HEKO ALBERTINI NOVENA MANDUT

ADRIANA LESTARI ANASTASYA NARAHAYAAN

ADNAN DIO TREES MOLEWE ANDI PUTRI TIARA ANGGRAENI

AGITA CLAUDIA MUSU ANDREAS JOSEPH DJAYADI

AGNES DWI BATARA ANGELINA SUMENG

AGUSTINA TALU (Sr.) ANGELINE THERESA NIRMALA

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS

MAKASSAR

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekitar 90% kematian ibu terjadi disaat persalinan dan kira-kira 95% dari
penyebab kematian ibu tersebut adalah komplikasi obstetrik yang sering tidak
dapat diperkirakan sebelumnya. Salah satunya penyulit dalam proses
persalaian akibat adanya distosia, diantaranya distosia power (kekuatan
kontraksi uteri), passanger (janin/berat janin) dan passage (Jalan lahir). Maka
taksiran berat janin mempunyai arti yang sangat penting. Berat bayi yang
sangat kecil atau sangat besar berhubungan dengan meningkatnya komplikasi
selama masa persalinan dan nifas. Yang paling sering terjadi pada janin dengan
berat lahir besar (makrosomia) salah satunya adalah distosia bahu. Sedangkan
pada ibu dapat terjadi perlukaan jalan lahir, trauma pada otot-otot dasar
panggul dan perdarahan pasca persalinan. Pada bayi dengan berat lahir rendah
dapat terjadi respiratory distress syndrom atau hipoglikemi (Winkjosastro
2009).
Berdasarkan kenyataan diatas, perlu dipikirkan cara-cara untuk
mendeteksi kesejahteraan janin termasuk perkiraan berat badan janin selama
masa kehamilan dan saat persalinan, mengingat sebanyak 10%- 20% dari
seluruh proses kehamilan dan persalinan dapat mengalami komplikasi. Bagi
penolong persalinan seperti bidan, berat badan bayi mempunyai arti yang
sangat penting dalam menentukan saat rujukan. Apabila ditemukan tinggi
fundus uteri (TFU) 40 cm atau lebih yang mengindikasikan terjadinya
makrosomia atau bayi besar yang merupakan salah satu faktor presdiposisi
terjadinya distosia bahu dan perdarahan paska persalinan sebaiknya pasien
dirujuk. Bagi obstetrikus, taksiran berat badan bayi sangat dirasakan
kepentingannnya saat harus menentukan tindakan persalinan apakah secara
pervaginam ataupun perabdominal. Singkatnya, berat badan janin penting
diukur sebelum proses persalinan mulai. Berguna untuk mengantisipasi
kemungkinan penyulit kehamilan-persalinan seperti gangguan pertumbuhan
bayi atau makrosomia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengukur tinggi fundus uteri?
2. Bagaimana menghitung perkiraan berat janin?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengukur tinggi undus uteri pada ibu hamil
2. Untuk mengetahui cara menghitung perkiraan berat janin.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinggi Fundus Uteri


1. Definisi
Fundus berarti titik tertinggi, sedangkan uteri berarti rahim (uterus).
Jadi, fundus uteri adalah titik tertinggi dari rahim. Tinggi fundus uteri (TFU)
adalah jarak antara titik simfisis pubis dan fundus uteri yang biasanya
dilakukan oleh dokter atau bidan.
2. Perubahan Uterus di Masa Kehamilan
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pada
perempuan tidak hamil uterus memunyai berat 70 gram dan kapasitas 10 ml
atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ
yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada
akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai
20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gram.
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot,
sementara produksi miosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal
itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot
luar. Kerja sama tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus.
Daerah korpus pada bulan- bulan pertama akan menebal, tetapi seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan akan menipis. Pada akhir kehamilan
ketebalannya hanya berkisar 1.5 cm bahkan kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh
hormon estrogen dan sedikit oleh progesteron. Hal ini dapat dilihat dengan
perubahan uterus pada awal kehamilan mirip dengan kehamian ektopik.
Akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu penambahan ukuran uterus
didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan, tuba
fallopii, ovarium, dan ligamentum rotundum berada sedikit di bawah apeks
fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas
pertengahan uterus. Posisi plasenta juga memegaruhi penebalan sel-sel otot
uterus, di mana bagian uterus yang mengelilingi tempat implantasi plasenta
akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya sehingga
akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda
Piscaseck.
Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti
bentuk aslinya seperti buah avokad. Seiring dengan perkembangan
kehamilannya, daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi
bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu. Panjang uterus akan
bertambah lebih cepat dibandingkan lebarnya sehingga akan berbentuk
oval. Ismus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti
korpus uteri yang mengakibatkan ismus menjadi lebih panjang dan lunak
yang dikenal dengan tanda Hegar. Pada akhir kehamilan kehamilan 12
minggu uterus akan terlalu besar dalam rongga pelvis dan seiring
perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal, mendorong
usus ke samping dan ke atas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati.

3. Fungsi Pengukuran Tunggi Fundus Uteri


Pengukuran tinggi fundus uteri di atas simfisis pubis digunakan
sebagai salah satu indikator untuk menentukan kemajuan pertumbuhan
janin dan dapat dijadikan perkiraan usia kehamilan. (Mufdlilah, 2012).

4. Teknik Pengukuran Tinggi Fundus Uteri


a) Teknik Mc Donald
1) Definisi Pengukuran TFU dengan Teknik Mc Donald
Pengukuran tinggi fundus uteri dengan teknik Mc Donald
adalah cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan alat
ukur panjang mulai dari tepi atas simfisis pubis sampai fundus
uteri atau sebaliknya.
2) Waktu Pengukuran TFU dengan Teknik Mc Donald

Pemeriksaan di laksanakan setelah melakukan


pemeriksaan inspeksi pada abdomen dan jika umur kehamilan
ibu sudah mencapai 22 minggu (Mandriwati, 2013).

3) Cara Pengukuran TFU dengan Teknik Mc Donald

Berikut tata cara pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan


teknik Mc Donald:

(1) Menyiapkan alat:


(a) Alat ukur yang elastis.
(b) Kalender kehamilan.
(c) Alat – alat ditata pada tempat yang telah disediakan saat
mempersiapkan alat untuk pemeriksaan inspeksi.
(2) Menyiapkan ibu (dilaksanakan bersamaan dengan persiapan
inspeksi):
(a) Menjelaskan tujuan pemeriksaan.
(b) Mengatur posisi ibu berbaring setengah duduk dengan
mengganjal bantal di bagian punggung bawah untuk
kenyamanan ibu dan kedua kaki diluruskan.
(3) Melaksanakan pemeriksaan

(a) Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu.

(b) Meteran didekatkan sehingga mudah mengambil waktu


pemeriksaan.
(c) Tangan kiri dan tangan kanan menentukan bagian fundus
uteri dan memposisikan supaya fundus uteri berada tepat di
tengah abdomen.

(d) Setelah fundus uteri diposisikan tepat di tengah abdomen,


tangan kiri menahan fundus uteri, tangan kanan
menempelkan meteran yang dibalik tepat di tengah, mulai
dari fundus uteri sampai tepi atas tulang simfisis pubis, atau
mulai dari tepi atas tulang simfisis pubis sampai fundus
uteri.

(e) Mengangkat meteran dan membalik, kemudian membaca


hasil pengukuran.

(f) Menggulung pita meteran dengan rapi dan menempatkan


pada tempatnya.

(g) Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu.

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

12 minggu 1/3 di atas simpisis

16 minggu ½ simpisis-pusat

20 minggu 2/3 di atas simpisis

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 1/3 di atas pusat

34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus

36 minggu Setinggi prosessus xifoideus

40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus


5. Tujuan Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

Tujuan pemeriksaan tinggi fundus uteri menggunakan teknik Mc


Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu, hasilnya
bisa dibandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir
(HPHT), dan kapan gerakan janin mulai dirasakan.

Rumus Mc Donald :

1. Usia kehamilan (hitungan bulan) = tinggi fundus uteri (dalam cm) x 2/7.
2. Usia kehamilan (hitungan minggu) = tinggi fundus uteri (dalam cm) x 8/7

6. Hal yang mempengaruhi Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Banyak peneliti telah menyebutkan berbagai hal yang dapat


memengaruhi besar kecilnya Tinggi Fundus Uteri (TFU), diantaranya
adalah:

a. Menurut Gardosi J dan Francis A (2012)


1) Tinggi ibu

2) Kenaikan berat badan


Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi
baik dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0.4
kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih
dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing
sebesar 0.5 kg dan 0.3 kg.

Tabel 2.1 Penambahan berat badan selama kehamilan

Jaringan dan
10 20 30 40
cairan
minggu minggu minggu minggu
Janin 5 300 1500 3400

Plasenta 20 170 430 650

Cairan 30 350 750 800


amnion

Uterus 140 320 600 970

Mammae 45 180 360 405

Darah 100 600 1300 1450

Cairan
0 30 80 1480
ekstraselular

Lemak 310 2050 3480 3345


Total 650 4000 8500 12500
Sumber : Prawirohardjo (2009)

3) Paritas

4) Kelompok / Etnis

5) Kebiasaan Merokok

b. Menurut Titisari HI (2012)

1) Ukuran ibu

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan


berasal dari uterus dan isinya. Diperkirakan selama kehamilan
berat badan akan bertambah 12.5 kg.

Tabel 2.2 Rekomendasi penambahan berat badan selama


kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh.

Kategori IMT Rekomendasi (kg)


Rendah < 19.8 12.5 – 18
Normal 19.8 – 26 11.5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11.5

Obesitas > 29 ≥7
Gemeli 16 – 20.5
Sumber : Prawirohardjo (2009)

2) Paritas

3) Etnis / Ras

4) Jenis kelamin bayi

7. Prinsip Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengukur tinggi


fundus uteri dengan teknik Mc Donald adalah:

a. Alat ukur panjang (meteran).

b. Saat melakukan pengukuran tinggi fundus uteri, kandung kemih ibu


harus dikosongkan.

c. Posisi ibu saat diukur setengah duduk untuk menghindarkan


terjadinya gangguan peredaran darah baik pada ibu maupun pada
janin.

8. Sikap Pemeriksa

Aspek sikap yang mendukung dalam melaksanakan pengukuran


tinggi fundus uteri dengan teknik Mc Donald:

a. Cermat sehingga mendapat hasil pengukuran yang akurat.

b. Teliti sehingga bisa membaca dan mencatat hasil pengukuran dengan


benar.

B. Taksiran Berat Janin (TBJ)


1. Fungsi Taksiran Berat Janin

Taksiran berat badan janin merupakan pemantauan terhadap


pertumbuhan janin apakah normal atau tidak.

2. Periode Pertumbuhan Janin

Pertumbuhan janin dibagi menjadi 3 fase pertumbuhan sel yang


berurutan:

a. Fase awal hyperplasia terjadi selama 16 minggu pertama dan


ditandai oleh peningkatan jumlah sel secara cepat. Laju
pertumbuhan janin pada fase ini adalah 5 gram/hari.

b. Fase hyperplasia dan hipertropisel berlangsung sampai minggu ke


32. Laju pertumbuhan janin pada fase ini adalah 15-20 gram/hari.

c. Fase ketiga berlangsung melalui hipertropisel dan pada fase inilah


sebagian besar deposisi lemak dan glikogen terjadi. Laju
pertumbuhan janin pada fase ini adalah 30-35 gram/hari
(Cuningham, dkk, 2005).

3. Faktor yang mmengaruhi pertumbuhan Janin

Pertumbuhan janin selama kehamilan dipengaruhi oleh:

a. Faktor intrinsik (faktor genetik) yang menentukan potensi


pertumbuhan janin. Potensi pertumbuhan janin akan terganggu
misalnya oleh kelainan genetik/kromosom, infeksi (rubela), radiasi,
dan obat-obatan.
b. Faktor lingkungan yang dapat mengganggu pertumbuhan janin
misalnya kondisi geografi, status sosial-ekonomi, penyakit dan
kebiasaan ibu (hipertensi, malnutrisi, merokok, alkoholik, dan
sebagainya), penyakit pada janin, dan gangguan uteroplasenta.
Gangguan pertumbuhan janin akan meningkatkan morbiditas dan
mortalitas perinatal, dan pada jangka panjang akan menyebabkan
defek neurologik (Prawirohardjo, 2009)

4. Pemeriksaan untuk Menilai Kesejahteraan Janin

Menilai kesejahteraan janin pada kehamilan risiko tinggi dapat


dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi,
baik yang diperoleh dari ibu hamil maupun pemeriksaan oleh petugas
kesehatan (Prawirohardjo, 2009). Berbagai jenis pemeriksaan tersebut
adalah:

a. Pengukuran TFU terutama > 20 minggu yang akan disesuaikan


dengan usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan.

b. Gerakan janin

1) Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan/12 jam).


2) Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan
dengan hipoksia berat atau janin meninggal.
c. Denyut jantung janin (DJJ).

Saifuddin, dkk (2002; h. N-3) menyatakan DJJ normal adalah 120-160


denyut/menit.

d. Ultrasonografi.

Ultrasonografi dipakai untuk mengobservasi dan


mengevaluasi gerakan, gerak pernapasan, kekencangan otot bayi,
dan jumlah cairan amniotik yang ada.

e. NST (Non Stres Test)

NST adalah suatu uji untuk sistem saraf pusat bayi, secara tidak
langsung uji ini menunjukan fungsi plasenta. Pemeriksaan tersebut
melibatkan bagaimana frekuensi jantung janin (FHR) dihubungkan
dengan gerakan janin.

5. Rumus Taksiran Berat Janin

Penentuan taksiran berat janin berdasarkan TFU adalah


pemeriksaan yang sederhana dan mudah serta dapat dilakukan pada
fasilitas kesehatan yang belum tersedia pemeriksaan ultrasonografi.
Berikut rumus untuk menentukan TBJ:

a. Rumus Risanto

Rumus Risanto adalah rumus yang diformulasikan berdasarkan


penelitian yang dilakukan pada populasi masyarakat Indonesia tetapi
rumus tersebut tidak digunakan secara luas oleh tenaga kesehatan
(Titisari HI, 2012). Rumus Risanto ditemukan oleh Risanto
Siswosudarmo pada tahun 1990 berdasarkan tinggi fundus uteri
berupa persamaan garis regresi linier.

Rumus Risanto tersebut adalah:

Y = 127.6x – 931,5

Y = Taksiran Berat Janin (gram)

X = Tinggi Fundus Uteri (cm)

b. Rumus Johnson

Hanifah Intan Titisari melihat bahwa Rumus Johnson yang luas


digunakan di Indonesia memiliki variasi yang besar karena rumus
tersebut berasal dari negara lain pada populasi yang secara
antropometri berbeda dengan populasi di Indonesia.

Rumus Johnson adalah sebagai berikut:

TBJ = (TFU – N) x 155

N = 12 bila kepala masih berada di atas spina ischiadika.


N = 11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika.

c. Rumus Niswander

TBJ = TFU -13 x 453,6


3

6. Taksiran Berat Janin yang Abnormal

Apabila TBJ tidak sesuai dengan apa yang seharusnya maka ada
beberapa kemungkinan: TBJ yang salah atau janin yang terlalu kecil
karena mengalami keterlambatan pertumbuhan intrauterin (intrauterin
growth retardation/IUGR), atau janin lebih besar dari seharusnya seperti
pada penderita diabetes (Siswosudarmo R dan Emilia, 2008).

Berikut merupakan beberapa dampak yang mungkin terjadi pada


ibu maupun bayi akibat ketidaksesuaian antara perhitungan TBJ dengan
berat lahir bayi:

a. Kehamilan dengan hidramnion

Menurut Sofian Amru (2013) hidramnion adalah suatu


keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal.
Pada janin, prognosanya agak buruk (mortalitas ± 50%), terutama
karena:

1) Konginetal anomaly
2) Prematuritas
3) Komplikasi karena kesalahan letak anak, yaitu pada letak lintang
atau talipusat menumbun
4) Eritroblastosis
5) Diabetes mellitus
6) Solusio plasenta, kalau ketuban pecah tiba-tiba.
b. Gemeli (kehamilan ganda)
Gemeli adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih.

Beberapa pengaruh terhadap janin adalah:

1) Usia kehamilan bertambah singkat (partus preterm).

2) Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka


angka kematian bayi kedua tinggi.

3) Kesalahan letak janin (Sofian Amru, 2013).

c. Makrosomia

Makrosomia adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir


>4000 gram (Kosim, dkk, 2012). Makrosomia pada kehamilan cukup
bulan adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan peningkatan
morbiditas meternal dan neonatal, termasuk peningkatan kemungkinan
persalinan dengan bedah caesar dan distosia bahu.

d. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

BBLR adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir <2500 gram
tanpa memandang usia gestasi (Kosim, dkk, 2012).

Masalah yang seringkali terjadi pada BBLR yaitu:

1) Masalah jangka pendek

a) Gangguan metabolic

b) Gangguan imunitas

c) Gangguan pernafasan

d) Gangguan sistem peredaran darah

e) Gangguan cairan dan elektrolit

2) Masalah jangka panjang

a) Masalah psikis meliputi gangguan perkembangan dan


pertumbuhan, gangguan bicara dan komunikasi, gangguan
neurologi dan kognisi, gangguan belajar/masalah pendidikan,
dan gangguan atensi dan hiperaktif.
b) Masalah fisik meliputi penyakit paru kronis, gangguan
penglihatan dan pendengaran, kelainan bawaan (kelainan
konginetal).

e. IUGR (Intra Uterin Growth Retardation)

Setiap BBL (premature, matur dan postmatur) mungkin saja


mempunyai berat yang tidak sesuai dengan masa gestasinya.
Gambaran kliniknya tergantung dari lamanya, intensitas dan
timbulnya gangguan pertumbuhan yang memengaruhi bayi tersebut
(Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010).

Menurut Rukiyah (2010) dikatakan ada dua bentuk IUGR:

1) Proportinate IUGR

Janin menderita distress yang lama, gangguan


pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-
bulan sebelum bayi lahir. Sehingga berat, panjang dan
lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi
keseluruhannya masih di bawah masa gestasi yang sebenarnya.

2) Disproportinate IUGR

Terjadi akibat distress sub akut. Gangguan terjadi


beberapa minggu-beberapa hari sebelum janin lahir. Pada
keadaan ini panjang dan lingkaran normal, akan tetapi berat
tidak sesuai dengan masa gestasi. Tanda tanda sedikitnya
jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering, keriput dan mudah
diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang jam pertama
kelahiran. Semakin besar bayi yang dilahirkan meningkatkan resiko ruptur
perineum

Terdapat berbagai cara untuk menentukan taksiran berat badan bayi


diantara palpasi uterus, pemeriksaan ultrasonografi, pengukuran diameter
biparietal, pengukuran tinggi fundus uteri dan lingkar perut. Penggunaan
USG

Usg merupakan suatu metode diagnostik dengan mengunakan


gelombang ultrasonic, untuk mempelajari struktur jaringan dari gelombang
ultrasonic yang dipantulkan oleh jaringan. Pemeriksaan tinggi fundus uteri
bertujuan untuk menentukan usia kehamilan, menentukan taksiran berat
janin serta menilai adanya hambatan pertumbuhan janin.

B. Saran

Cara-cara untuk mendeteksi kesejahteraan janin termasuk perkiraan berat


badan janin selama masa kehamilan sangat penting untuk mengetahui
berkembangan selama kehamilan, untuk itu dari makalah ini kami ingin agar
makalah ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajaran dan sumber
pengetahuan bagi tenaga kesehatan terutama perawat dalam memberikan
pelayanan asuhan keperawatan pada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA

Amnu,S. 2012 .Rustam Mothar sinopsis obstetri : obsteti operatif social edisi
jilid 1&2. EGC: Jakarta

Cuningham, F. Gary,dkk. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.

Gardosi J, Madurasinghe V, Williams M, Malik A, Francis A. 2013. Maternal


andfetalrisk factors for stillbirth: population based study. BMJ.

Mandriwati .2008 penuntun pelajar askep ibu hamil. Jakarta : EGC

Mudilah,dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika

Prawirohargjo, S . 2009 . Ilmu kandungan. Jakarta : Yayasan bina purtaka

Putri, M dan Titisari.I, Setiarini. 2017 hubungan

Rukyah & Lia Yulianti . 2010 Asuhan neonatus bayi & anak balita. Jakarta: trans
info medika

Shole Kosim, dkk. 2012. Buku agan neonatalologi. Ikatan dokter anak .
indeonesia. Jakarta : EGC

Suswosudarmo R. 2008. Obsektri fisiologi, Yogyakarta: Pustaka cendekia

Wiknjosastro H. 2009. Ilmu kebidanan, Edisi ke-4. Jakarta: Yayasan bina


pustaka.

Anda mungkin juga menyukai