Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

R DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


UTAMA ANSIETAS PADA KEHAMILAN TRISEMESTER KETIGA

Disusun oleh:

Kharisma Choerunnisa (A02020034)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

TAHUN AJARAN 2021/2022


LAPORAN PENDAHULUAN ANTE NATAL CARE (ANC)

A. Pengertian

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya pertemuan
dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot yang pada
akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan sperma
hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh,
2013).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care
untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar melalui
persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu
dalam keadaan status kesehatan optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Winjosastro, 2002).

B. Tujuan

Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa
kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan bayi yang
sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.
3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi yang
dapat muncul selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman dengan trauma
seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan mempersiapkan ibu
agar dapat memberi asi secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar
tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematian
neonatal. (Bobak, 2004).
C. Standar Pelayanan Ante Natal
Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7 T yaitu:
1. Timbang badan dan ukur badan, tujuannya adlah untuk mengetahui sesuai tidaknya
berat badan ibu. Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap berkunjung ke tempat
pelayanan kesehatan. Selama triwulan I berat badan ibu harus naik 0,5 sampai
dengan 0,75 kg setiap bulan, pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg setiap
minggunya. Dan pada trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap
minggunya, atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg selama kehamilan.
2.  Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah normal
atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap kunjungan. Tekanan darah
yang tinggi dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik ringan maupun berat
bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan darah yang rendah menyebabkan
pusing dan lemah.
3. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk melindungi ibu dan
bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus neonatorum. Imunisasi TT diberikan pada
kunjungan antenatal I, TT2 deberikan empat minggu setelah TT1, TT3 diberikan
setelah enam bulan TT2, TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5 diberikan
setelah setahun TT4.
4. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim, dilakukan
dengan cera meraba perut dari luar, selain itu untuk mengetahui presentasi janin,
serta mengetahui posisi janin dalam rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan
pngukuran tinggi puncak rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur
kehamilan. Jika diperoleh besarnya rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan maka
direncanakan pemeriksaan lanjutan.
5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian tablet besi
diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku diseluruh puskesmas di
Indonesia. Pemberian satu  tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang pada awal kehamilan.
6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling. Untuk
menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan suami dan
keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya. Dengan manajemen
rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan janin akan memperoleh pelayanan
persalinan dan kelahiran yang benar sehingga membantu menurunkan angka
kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan pada tempat pelayanan
kesehatan terpencil dan jauh dari akses transfortasi yang memadai.
7. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan indikasi
(HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS). Wanita  yang
sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi terhadap penyakit menular
seksual yang dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin yang dikandungnya
(Bobak, 2004).
D. Fisiologi Kehamilan

Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus
mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap individu. Untuk menentukan
masa subur dapat digunakan beberapa cara seperti :
a) Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh hari,
contoh : mentruasi hari pertama tanggal 5, maka perhitungan minggu suburnya
adalah tanggal 17-24 dengan rrumus (5+12) sampai (5+12)+7=24
b) Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi terjadi
pelepasan telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan suhu 1\2 derajat
celcius
c) Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan ovum
d) Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum

Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian dalam. Bentuk
sperma yang menyerupai kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang
seperti cambuk memungkinkan sperma untuk bergerak masuk melalui kanalis cervikalis
dan kavum uteri kemudian berada dalam tuba untuk menunggu kedatangan sel telur.
Bila pada saat itu terjadi ovulasi, maka kemungkinan besar akan terjadi fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalm ovum dengan meninggalkan ekornya,
terjadilah pertemuan inti masing-masing dengan kromosom mencari pasangannya.
Mula-mula terjadilah pembelahan inti menjadi dua dan seterusnya hingga seluruh
ruangan ovum penuh dengan hasil pembelahan sel, yang disebut morula. Pembelahan
berlangsung terus hingga bagian dalam terbentuk ruangan yang mengandung cairan
disebut blastokist. Sementara itu bagian luar dinding telur timbul rumbai-rumbai yang
disebut villi yang akan berguna untuk menanamkan diri pada lapisan dalam rahim, yang
telah siap menerima dalam bentuk reaksi decidua.

Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi korealis dapat
menanamkan diri pada dinding rahim yang disebut nidasi atau implantasi. Sejak saat
terjadi konsepsi, fertilisasi, impregnancy, sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari
(Purwaningsih dkk, 2010).

E. Tanda dan Gejala

1. Tanda-tanda pasti
a) mendengar bunyi jantung janin
b) melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
c) melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan ultrasographi

Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka diagnosa kehamilan dapat
dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-tanda pasti kehamilan baru dapat diketahui
pada usia kehamilan di tas empat bulan, tetapi dengan menggunakan USG kantong
kehamilan sudah nampak pada kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung janin sudah
dapat didengar pada kehamilan 12 minggu (Purwaningsih dkk, 2010).

2. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan trisemester I, tetapi dengan
tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh diduga. Makin banyak tanda-tanda mungkin
yang ditemukan, makin besar kemungkinan hamil.
Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi :
a. Tanda-tanda objektif
Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin lama
makin bundar bentuknya. Kadang-kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur
bernidasi lebih cepat tumbuhnya (tanda piskacek).
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi lunak, terutama daerah
isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga jika kita letakkan 2 jari dalam fornix posterior
dan tangan satunya pada dinding perut di atas symphyse pubis, maka isthmus ini tidak
teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari cervix (tanda hegar).
Perubahan pada serviks
Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita meraba ujung
hidung. Dalam kehamilan, serviks menjadi lebih lunak selunak bibir atau ujung daun
telinga.
Kontraksi braxton hicks
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-konyong menjadi
keras karena berkontraksi.
Ballottement
Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan dengan cairan ketuban,
maka bila rahim didorong dengan sekonyong-konyong atau digoyangkan, makan anakan
akan melenting di dalam rahim.
Ballottement dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun pemeriksaan
dalam.
Meraba bagian anak
Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-kadang tumor yang
padat seperti myoma, fibroma, dan lain-lain dapat menyerupai bentuk janin.
.Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain dapat menimbulkan
reaksi yang positif.
Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai membesarkan perut.
Keluarnya colostrums
Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng kehamilan), areola
dan papilla mammae, linea alba (putih) menjadi linea fusca (coklat) atau linea nigra
(hitam).
Tanda-tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
b. Tanda-tanda subjektif
i. Adanya amenorrhoe
ii. Mual dan muntah
iii. Ibu merasa pergerakan anak
iv. Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung kencing
v. Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati, et al, 2008).

F. Adaptasi Fisiologi

a. Perubahan fisiologis
1. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000
gram, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang muka
belakang 22 cm. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di
daerah implantasi dari ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini
disebabkann oleh hypertrophy dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan
muda juga terbentuk sel-sel otot yang baru.

Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga
saat disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba
bahwa sewaktu pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat
menjadi keras dan kemudian lunak kembali (Kusmiyati, et al, 2008).

2. Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah
menjadi lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt ditemukan sebulan
setelah konsepsi.

Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix bertambah


dan karena timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-
kelenjar servix.

3. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
membiru, kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya regangnya
bertambah sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya
bertambah dalam masa kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0.
reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil
penghancuran glycogen yang berada dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-
basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat bekterisida.

4. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis,
teapi setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.

5. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie
memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae
gravidarum. Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah dada
dan paha. Pada seorang primi gravida warnanya menbiru disebut striae
lividae.

Pada seorang multigravida, di samping strie lividae, terdapat juga garis-


garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrick) dari strie gravidarum
yang disebut strie albicans.

6. Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae,
papilla mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala
hyperpigmentasi ini akan menghilang.

7. Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di
bawah kulit payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang
meluas. Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan
acapkali mengeluarkan colostrum. Perubahan-perubahan pada payudara
disebabkan karena pengaruh hormonal.

8. Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein
sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan pada
ketosis. Kebutuhan akan calcium dan phosphor bertambah untuk
pembuatan tulang-tulang janin begitu pula akan ferum untuk pembentukan
Hb janin.

9. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi
penambahan volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih
menonjol hingga biasanya kadar Hb turun.

Batas-batas fisiologis ialah :

1) Hb 10 gr%
2) erytrosyt 3,5 juta per mm3
3) leucocyt 8.000-10.000 per mm3
Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume darah,
perluasan daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya placenta, lagipula
jantung terdorong ke atas sehingga sumbunya berubah.

Kegiatan paru-paru pun bertambah karena selain untuk mencukupi


kebutuhan ibu sendiri juga harus mencukupi kebutuhan janin akan 02.

10. Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut
mungkin menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan.
Tonus usus kurang, yang menimbulkan obstipasi.

11. Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga mengeluarkan
racun-racun dari peredaran darah janin.

Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang kanan. Hal ini
disebabkan karena pengaruh hormon progesterone, walaupun mungkin ada
juga factor tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar.

Kapasitas kandung kencing juga mengalami penurunan kapasitas karena


desakan oleh rahim yang membesar pada akhir kehamilan oleh kepala
janin yang yang turun ke dalam rongga panggul.

12. Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar
suprarenalis menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.

13. Kelenjar adrenal


Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian
kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam
darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi
epinephrin, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah
ukuran atau fungsi bagian medula.
Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
1)      hCG (human chorionic gonadotropin)
         dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
         puncaknya pada minggu ke-9 – 13
         mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih
2)       hPL (human placental lactogen)
         Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
         Kerjanya berlawanan dengan insulin
         Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan menurunkan
metabolisme glukosa
3)      Estrogen
         Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
        Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae, meningkatkan
pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta menurunkan hidrokloric asam
lambung.
b. Perubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan
perubahan status emosional seorang calon ibu.

Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta dan saling
mencintai, keterlambatan datang bulan merupakan salah satu tanda yang
menggembirakan, karena ikatan batin antara keduanya semakin kokoh dengan
adanya kehamilan yang didambakan.

Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti perasaan


mual, ingin muntah, sebah di bagian perut atas, pusing kepala, dan nafsu makan
berkurang mendesak keluarga untuk melakukan pemeriksaan.

Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin


bertambah, diikuti pula oleh perasaan cemas karena kemungkinan keguguran.
Disamping itu perubahan fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi
kelabilan mental, hingga menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan.
(Masriroh, 2013).

G. Keluhan Selama Kehamilan


Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana pada individu
yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya (Depkes RI, 2007). Keluhan-
keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
a) Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang
tengah hari (morning sickness).
b) Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat.
c) Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya
gangguan keseimbangan, perut kosong.
d) Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada
kandung kencing.
e) Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan
progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina.
f) Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam perlu
diwaspadai adanya abortus.
g) Perut membesar.
h) Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan mempengaruhi
penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang timbul. Sebaliknya karena
menolak kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman dan
menimbulkan antipati terhadap kehamilannya. Pada masa ini sering timbul
konflik karena pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu mendapatkan perhatian
dan dukungan suami.
2. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila ada
ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu diwaspadai
kemungkinan adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya,
perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I sudah
terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai merassakan gerakan bayi, terdengarnya
DJJ, melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan USG.
Triwulan II juga dikatakan fase aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat
berjalan tanpa gangguan berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).
Kejadian yang sering timbul antara lain:
a) Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat menunjukkan
kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.
b) Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan
kemungkinan adanya hipertensi.
c) Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala
dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III perlu dicurigai
kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang).
d) Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu dicurigai
adanya placenta praevia atau solusio plasenta.
e) Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada saat
kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.
f) Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat masuknya kepala
ke pintu atas panggul.
g) Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi (Purwaningsih,
dkk, 2010).

H. Komplikasi Kehamilan
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8.  Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. (Bobak, 2004).
I. Fisiologi (Rohmah, 2009).
Kehamilan

Trimester I
Trimester III

Peningkatan Uterus membesar Perubahan fisik Perubahan psikologis


Estrogen Payudara membesar

Perubahan Focus perhatian pada


Tonus otot Ketidak nyamanan pola seksual keselamatan janin
menurun pada ibu

HCL lambung Mencari informasi kecemasan


Peristaltik persalinan & perawatan
Tekanan gaster janin/anak
Rahim membesar

Mual/muntah kapasitas VU

Trimester III
Perubahan nutrisi Perubahan pola
kurang dari kebutuhan eliminasi
Uterus semakin Perubahan tubuh
membesar semakin tampak
membesar

Diafragma
terdorong ke atas Penekanan pada
saluran kemih Body image
(ureter)
Distensi paru-paru
Urin terhambat

Inefektif pola nafas


Resiko infeksi
J. Pemeriksaan Penunjang
1. LABORATORIUM
a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
2. U S G
a) Jenis kelamin.
b) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).

K. Pemeriksaan Ante Natal


Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan yaitu untuk
menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan
ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang dipakai yaitu
tes untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat
diukur dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi atau
sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini dalam urin
pada kehamilan merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium
dan kadang-kadang dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi (Bobak, 2005).

TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT


                                       atau
TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulan dari HPHT Dengan TPP adalah
taksiran perkiraan partus.
Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006), kunjungan antenatal untuk
pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali pemeriksaan
selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:
a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan
kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik
lain, harus lebih sering dan intensif.
Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan ditentukan
berulang dengan ketentuan sebagai berikut:
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:
1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.

Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:


Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa yang
berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan mempalpasi
fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa keras, bulat dan
melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan
gerakan kurang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang berbeda
untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba cembung dan
resisten.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di atas
simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan menghembuskannya. Pada
saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan menekan sekitar daerah
tersebut. Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong
akan teraba lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk ke pintu
atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi
abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang yang
timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian
kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu jika hampir
sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
· Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan April s/d Desember
· Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya
faktor risiko kehamilan.
5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya.
Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang lalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri terutama
pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dan kiri
( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan kiri (normal:
26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung
prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca anterior
superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke pertengahan trochanter mayor
kiri ke pertengahan spina illiaca anterior superior kiri kemudian kembali ke atas simpisis
(normal : 80-90 cm).

L. Nasehat Untuk Ibu Hamil


1. Nutrisi dalam kehamilan
Kebutuhan kalori untuk ibu hamil sebanyak 300 – 500 kkal/hari, tergantung berat badan
sebelum hamil, aktifitas, dan tipe kehamilan (1 bayi atau kembar). Peningkatan BB yang
normal selama kehamilan adalah 6,5 – 16 kg. Jenis makanan yang sehat dan veriativ
selama kehamilan diantaranya adalah:
· Buah dan sayuran
· Makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang
· Protein seperti ikan, daging, kacang
· Susu dan keju.
Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan:
· Asam folat.
Asam folat dikonsumsi sebelum hamil dan selama hamil melindungi dari gangguan saraf
janin (anansefali, spina bifida). Wanita hamil dianjurkan mengkonsumsi asam folat 400
µg/hari selama 12 minggu kehamilan.
· Zat besi.
Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja mengangkut oksigen di
dalam darah. Selama hamil, suplai darah meningkat untuk kebutuhan janin. Kebutuhan
zat besi adalah 30 – 50 mg/hari. Suplemen besi sebaiknya dikonsumsi diantara waktu
makan dengan perut yang kosong atau diikuti jus jeruk utnuk meningkatkan penyerapan.
· Kalsium.
Kalsium penting dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil dan pertumbuhan tulang
bagi janin. Kalsium yang disarankan sebanyak 1200 mg/hari. Kalsium sebaiknya
dikonsumsi ketika sedang makan, diikuti dengan jus buah yang kaya akan vitamin C
untuk meningkatkan penyerapan.
2. Obat-obatan selama kehamilan
Dianjurkan kepada ibu hamil sebaimanapun keamanan suatu obat untuk ibu hamil,
disarankan untuk mengkonsumsi obat sesedikit mungkin untuk mengurangi risiko efek
samping obat terhadap janin.
3. Olah raga selama kehamilan
Tips olah raga untuk wanita hamil hamil:
1) Berjalan kaki adalah olah raga terbaik untuk wanita hamil
2) Aerobic low impact
3) Dianjurkan latihan ringan sampai sedang 3 kali seminggu
4) Jangan melakukan olah raga yang mengakibatkan kelelahan atau kehabisan napas
dan hentikan olah raga bila mengalami gejala lelah, pusing.
5) Pakailah sepatu olah raga yang nyaman
6) Lakukan istirahat secara teratur
7) Hindari olah raga yang melakukan gerakan berbaring dengan punggung sebagai
dasarnya terutama pada triwulan kedua dan ketiga.
8) Asupan makanan sebaiknya ditingkatkan dengan komposisi sesuai dengan energi
yang dikeluarkan ketika berolahraga
9) Hindari mengangkat beban berat di atas kepala dan melakukan gerakan yang
mengakibatkan peregangan dari otot punggung.
10) Kondisi dimana olah raga dilarang untuk wanita hamil adalah:
a) Hipertensi dalam kehamilan
b) Ketuban pecah dini
c) Perdarahan berkelanjutan pada triwulan II dan III
d) Pertumbuhan janin terhambat.
4. Bekerja selama kehamilan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya tidak boleh terlalu
berat, dan disarankan untuk menghentikan aktivitasnya bila merasakan gangguan pada
kehamilannya.
5. Berhubungan seksual selama kehamilan
Pada umumnya sanggama diperbolehkan asalkan dilakukan dengan hati-hati. Untuk
wanita dengan riwayat kehamilan preterm, plasenta praevia, atau abortus berulang
dianjurkan untuk menghindari berhubungan seks pada masa kehamilan demikian pula
ketika kepala sudah masuk rongga panggul dianjurkan untuk tidak melakukan sanggama.
6. Bepergian selama kehamilan
Hal-hal yang dianjurkan apabila seorang wanita hamil bepergian adalah:
1) Duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari karena dapat menyebabkan
peningkatan risiko terjadinya trombophlebitis.
2) Stoking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam jangka waktu
lama di mobil atau di pesawat terbang.
3) Sabuk pengaman sebaiknya diletakkan di bawah perut ketika kehamilan sudah
besar.
7. Merokok pada saat hamil
Wanita hamil dilarang merokok karena dapat menyebabkan BBLR, lahir preterm,
ketuban pecah dini, plasenta previa, dan kematian janin. Etanol yang terkandung dalam
alkohol dapat menembus plasenta yang merupakan zat teratogen yang dapat
menyebabkan risiko terbesar adalah kecacatan pada janin.
KASUS

Ny. R umur 25 tahun hamil anak pertama. Pada tanggal 20 November 2018 Memeriksa
kehamilannya. Hamil pertama keguguran pada umur 12 minggu dan dilakukan kuretase karena
masih ada sisa konsepsi. HPHT Ny.R tanggal 20 Agustus 2021. Pasien mengeluh saat ini sering
kesemutan, kadang nyeri punggung, ada benjolan dibagian anus. Dari pemeriksaan fisik di
dapatkan TD 120/ 80 mmHg, Nadi 90 X/mnt, RR 24X/mnt, S;37,5°C.

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny R
Umur : 25
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Gombong, Kebumen
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal pengkajian : 25 Maret
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn B
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Gombong, Kebumen
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru SMP
C. Keluhan Utama
Pasien mengatakan saat ini sering kesemutan
D. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke bidan dikarenakan dirinya sering kesemutan saat di rumah, terkadang
klien merasakan sakit punggung dan pasien mengatakan ada benjolan dibagian anus,
pasien takut jika terjadi kepana-kenapa bagi dirinya maupun anak yang dikandungnya
sehingga pasien memutuskan untuk memeriksakan diri dan kondisi kehamilannya
(melakukan kontrol) karena pasien kurang memahami terkait dengan persalinan.
E. Riwayat Keshatan Dahulu
Pasien mengatakan tidak ada kebiasaan merokok, minum alkohol, dan tidak ada riwayat
mengkonsumsi obat-obatan.
F. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada riwayat kehamilan kembar, gangguan mental,
penyakit menular dan menurun.
G. Genogram
H. Riwayat Ginekologi
1. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : Pasien mengatakan haid pertama kali pada umur 13 tahun.
b. Lamanya haid : Pasien menatakan lamanya haid biasanya 7 hari
c. Siklus : Pasien mengatakan siklus haidnya biasanya 28 hari
d. Banyaknya : Pasien mengatakan biasanya 3-4x ganti pembalut dalam sehari
e. Sifat darah : Pasien mengatakan sifat darahnya encer, kadang - kadang
bergumpal, berbau khas amis darah haid, berwarna merah kecoklatan
f. Dismenor : Pasien mengatakan tidak pernah mengeluh nyeri haid saat menstruasi
g. HPHT : 20 Agustus 2021
h. Taksiran persalinan : 27 Januari 2022
2. Riwayat Perkawinan
a. Usia perkawinan : Pasien mengatakan usia saat menikah 24 tahun dan suami usia
26 tahun.
b. Lama perkawinan : Pasien mengatakan lama perkawinan sudah 2 tahun
c. Pernikahan yang ke : Pasien mengatakan perkawinan yang pertama di usia 24
tahun.
3. Riwayat Konstrasepsi
a. Jenis kontrasepsi yang digunakan sebelum hamil Pasien mengatakan saat
berhubungan intim tidak menggunakan alat kontrasepsi, karna pasien ingin sekali
mempunyai anak. Pasien juga mengatakan bahwa hamil pertamanya mengalami
keguguran, dan ingin cepat-cepat hamil lagi, dikaruniai anak.
b. Waktu dan lama penggunaan : -
c. Masalah dalam penggunaan cara tersebut : -
d. Jenis kontrasepsi yang akan dilaksanakan setelah persalinan sekarang Pasien
mengatakan belum pernah memakai KB, rencananya setelah kelahiran anak
pertama pasien akan menggunakan KB, tetapi pasien belum mengetahui KB apa
yang nantinya akan dipakai setelah kelahiran anak pertamanya.
e. Jumlah anak yang direncanakan keluarga Pasien mengatakan rencana keluarga
ingin memiliki 2 anak.
I. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Yang Lalu

No Tahun Jenis Persalinan Penolong JK Keadaan Masalah


Bayi Waktu Kehamilan
Lahir
1. - - - - - -
Pengalaman Menyusui : ya/tidak Berapa lama : -
J. Riwayat KB
Pasien mengatakan belum pernah melakukan program KB
K. Riwayat Kehamilan Saat Ini
1. HPHT : 20 Agustus 2021
2. Taksiran partus : 27 Mei 2022
3. BB sebelum hamil : 50 kg
4. TB sebelum hamil : 160 cm

TD BB/TD TFU Letak/ DJJ Usia Keluha Data


Presentasi Gesta n Lain
Janin si
120/ 58 30 Punggung 144x/ 36 Seing Nadi :
80 kg/120/ cm/3 disebelah menit ming kesemut 90x/men
mm 80 jari (kanan), gu an dan it, Suhu :
Hg mmHg dibaw kepala nyeri 37,5%
ah PX disebelah punggu O
C, RR :
(bawah), ng 24X/me
pantat sebelah nit.
(atas), dan
tangan kaki
sikut lutut
disebelah
(kiri).

L.
M. Riwayat Psikososial
Keadaan mental : takut
Adaptasi psikologis : pasien meminta suami selalu pulang kerja tepat waktu, pasien
meminta ibu pasien untuk kadang menemaninya di rumah
Penerimaan terhadap kehamilan : pasien sangat menginginkan kehamilannya
Masalah khusus : tidak ada
N. Pola Hidup Yang Meningkatkan Resiko Kehamilan
Tidak ada
O. Persiapan Persalinan
1. Senam hamil : Pasien Setiap 1x seminggu melakukan senam hamil, kadang ditemani
suami, kadang sendiri
2. Rencana tempat melahirkan : rencana di rumah sakit karena dekat dari rumah
3. Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu : sudah dipersiapkan
4. Kesiapan mental ibu dan keluarga : pasien cemas karna anak pertama cemas karena
sudah mau melahirkan namun asinya belum keluar, keluarga sudah siap dikarenakan
ibu dan mertua pasien sangat baik
5. Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri, proses persalinan
: pasien hanya mengetahui tanda-tanda melahirkan dari yang diinfokan ibunya dan
mertuanya, namun untuk hal-hal lainnya belum mengetahui
6. Perawatan payudara : pasien belum memulai melakukan perawatan payudara karena
belum mengetahui tekniknya
P. Obat-Obat Yang Dikonsumsi Saat Ini
Tidak ada
Q. Pola Fungsional Gordon
1. Pola Persepsi management kesehatan
Sebelum hamil : klien mengatakan jika klien merasa tidak enak badan klien segera
periksa ke puskesmas terdekat
Saat hamil : klien mengatakan jika tidak enak badan atau merasa terjadi sesuatu
pada kehamilannya klien segera memperiksakan kehamilan ke dokter
kandungan atau kebidan
2. Nutrisi
Sebelum hamil : Klien mengatakan makan sehari 3x dengan porsi biasa, makan gizi
seimbang dan buah. Minum sehari 5-6 gelas perhari susu hamil dan air
putih
Saat hamil : Klien mengatakan makan seperti biasa sehari 3x dengan porsi biasa,
makan gizi seimbang dan buah. Minum sehari 5-6 gelas perhari susu
hamil dan air putih
3. Eliminasi
Sebelum hamil : Klien mengatakan BAK sehari 4-6 kali dengan warna kekuningan
dan encer. BAB 1x dalam sehari warna agak kuning coklat, dan
konsentrasi padat
Saat hamil : klien mengatakan BAK semakin sering yaitu 6-7x dalam sehari
dengan konsentrasi cair dan warna kekuningan. BAB 1 x dalam sehari
dengan konsentrasi padat.
4. Aktivitas
Sebelum hamil : klien mengatakan melakukan aktivitas ringan dan mengerjakan
pekerjaan rumah tangga yang ringan dan dibantu ibunya.
Saat hamil : klien mengatakan melakukan aktivitas ringan dan berjalan ke kamar
mandi di bantu suaminya
5. Kognitif
Sebelum hamil : pasien mengatakan sudah tahu tanda-tanda akan melahirkan,
namun belum tahu mengenai tindakan SC
Saat hamil : klien mengatakan sudah paham mengenai prossedur SC karena sudah ada
penjelasan sedikit dari perawat
6. Istirahat
Sebelum hamil : klien mengatakan istirahat 7-8 jam dalam sehari
Saat hamil : klien mengatakan istirahat seperti biasanya yaitu 7-8 jam dalam
sehari
7. Pola konsep diri
Sebelum hamil : klien mengatakan sebelum hamil badannya termasuk ideal tidak
gendut dan tidak terlalu kurus
Saat hamil : klien mengatakan saat hamil badanya semakin gendut dan berat
badannya naik beberapa kilogram.
8. Pola Peran dan Hubungan
Sebelum Hamil : Pasien mengatakan mempunyai hubungan yang baik dengan
keluarga sendiri maupun keluarga dari pihak suami.
Saat hamil : Pasien mengatakan mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga
sendiri maupun keluarga dari pihak suami. Pasien mengatakan saat
keadaan sakit seperti ini keluarga masih peduli terhadap dirinya.
9. Pola Reproduksi
Sebelum hamil : klien mengatakan biasanya melakukan hubungn seksual seminggu
sekali
Saat hamil : klien mengtakan selama kehamilan tidak melakukan hubungan
seksual karena takut terjadi masalah kepada janinnya
10. Pola Pertahanan Diri
Sebelum hamil : klien mengatkan akan pergi refresing jika merasa jenuh dan stress
dirumah
Saat hamil : klien menga takan saat jenuh dan stress hanya sholat dan menonton
televisi
11. Pola Keyakinan
Sebelum hamil : klien menjlankan ibadah sesuai dengan keyakinannya
Saat hamil : klien mengatakan tetap menjalankan kewajibannya sesuai dengan
keyakinannya

R. Pemeriksaan Fisik
1. Status obstetrik : G2 P0 A1
2. Keadaan umum : Composmentis
3. BB / TB : 63 kg / 160 cm
4. Tanda vital :
Tekanan darah 120/80 mmHg
Nadi 90 x / menit
Suhu 37,5o C
Pernafasan 24 x / menit
a. Kepala leher
Kepala : Mesochopal, kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, warna
rambut hitam
Mata : Normal, tidak menggunakan alat bantu pengglihatan, penglihatan
masih bagus, sklera berwarna putih dan konjungtiva berwarna
kemerahan.
Hidung : Simetris, terdapat polip, indra penciuman masih bagus
Mulut : Bibir pucat, tidak ada sitomatis, mukosa bibir lembab
Telinga : Bentuk simetris, pendegaran masih bagus, dan tidak ada luka,
tidak ada nyeri tekan
Leher : Tidak ada kelainan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada nyeri tekan.
b. Dada
1) Jantung
Inpeksi : bentuk dada simetris, ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : pekak
Auskultasi : regular tidak ada suara tambahan
2) Paru-paru
Inpeksi : tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : mengembang dan mengempis simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikular
3) Payudara : simetris, aerola hiperpigmentasi
4) Puting susu : menonjol
5) Abdomen
Uterus
Tinggi fundus uterus : 3 jari diatas pusat, Kontraksi : tidak
Leopold I : Bokong
Leopold II : kanan : bagian kecil (tangan) kiri : punggung
Leopold III : Kepala
penurunan kepala : sudah masuk panggul
Leopold IV : Sudah Masuk PAP 5cm
Masalah khusus : tidak ada
6) Perineum dan Genital
Vagina : tidak ada masalah kelamin dan tidak ada varises
Kebersihan : baik
Keputihan : tidak ada keputihan
Hemorrhoid : terdapat hemoroid derajat: 1
lokasi : nyeri : tidak
7) Ekstremitas
Ekstremitas atas :Edema : tidak, Varises : tidak
Ekstremitas bawah:Edema : tidak, Varises : tidak

S. Analisa Data
Tgl/ Data Penyebab Masalah
jam
17 Mei Ds : Kehamilan Gangguan Rasa
2022/ 1. Pasien tidak nyaman karena Nyaman
07.00 sering mengalami kesemutan
2. Pasien mengatakan tidak
nyaman karena terdapat
benjolan pada anus
3. Pasien mengatakan tidak
nyaman dengan punggungnya
yang terkadang sedikit nyeri
Do :
1. Pasien terlihat gelisah
2. Pasien tapak merintih ketika
kesemutan timbul
3. Pasien tampak meringis ketika
nyeri timbul
4. Td : 120/80 mmHg
17 Mei Ds : Kurang terpapar Defisit
2022/ 1. Pasien mengatakan belum tau informasi pegetahuan
07.00 tentang tanda-tanda persalinan
Do :
Saat ditanya, pasien geleng kepala

T. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan Rasa Nyaman b.d kehamilan
2. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
U. Intervensi Keperawatan

Tgl/jam No. Tujuan Keperawatan Rencana Keperawatan TTD


DP
17 Mei 1 Setelah dilakukan Terapi Relaksasi
2022/08.00 Tindakan 1x24 Jam Observasi
maka Status  Identifikasi teknik
Kenyamanan relaksasi yang pernah
Menurun efektif digunakan
Kriteria Hasil Terapeutik
Indikator A H  Ciptakan lingkungan
Keluhan 2 5 tenang dan tanpa
Tidak gangguan dengan
Nyaman
pencahayaan dan suhu
Marintih 3 5 ruang nyaman
Ket :  Gunakan pakaian
1 : Meningkat longgar
2 : Cukup Meningkat Edukasi
3 : Sedang  Anjurkan menganbil
4 : Cukup Menurun posisi nyaman
5 : Menurun  Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
Setelah dilakukan
tindakan 1x24 jam
maka Tingkat Nyeri
Menurun
Kriteria Hasil :
Indikator A H
Keluhan 3 5
Nyeri
meringis 3 5
Ket :
1 : Meningkat
2 : Cukup Meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup Menurun
5 : Menurun
17 Mei 2 Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
2022/08.00 Tindakan 1x24 jam Observasi:
maka Tingkat  Identifikasi kesiapan
Pengetahuan dan kemampuan
Meningkat menerima informasi
Kriteria Hasil :  Identifikasi faktor-
Indikator A H faktor yang dapat
Perilaku 3 5 meningkatkan dan
sesuai menurunkan motivasi
anjuran
perilaku perilaku hidup
Perilaku 3 5
sesuai bersih dan sehat
pengetahuan Terapeutik:
 Sediaakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
 Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
 Jelaskan faktor risiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat

Anda mungkin juga menyukai