Oleh:
Thalia Rossalinda
01.2.19.00706
NIM : 01.2.19.00706
Dosen Pembimbing
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Medis
1. Definisi
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya pertemuan
dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot yang pada
akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga
masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).
Menurut WHO (2010), Antental Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Pelayanan antenatal atau yang
sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga
professional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan
perawat bidan, untuk itu selama masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan asuhan antenatal.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar (Rustam, 2012).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil kebidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi
(Bisan, 2013).
2. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa
kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan bayi yang
sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:
Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus
mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap individu. Untuk menentukan masa
subur dapat digunakan beberapa cara seperti :
a. Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh hari,
contoh : mentruasi hari pertama tanggal 5, maka perhitungan minggu suburnya
adalah tanggal 17-24 dengan rrumus (5+12) sampai (5+12)+7=24
b. Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi terjadi pelepasan
telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan suhu 1\2 derajat celcius
Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian dalam. Bentuk
sperma yang menyerupai kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang
seperti cambuk memungkinkan sperma untuk bergerak masuk melalui kanalis cervikalis dan
kavum uteri kemudian berada dalam tuba untuk menunggu kedatangan sel telur. Bila pada
saat itu terjadi ovulasi, maka kemungkinan besar akan terjadi fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalm ovum dengan meninggalkan ekornya,
terjadilah pertemuan inti masing-masing dengan kromosom mencari pasangannya. Mula-
mula terjadilah pembelahan inti menjadi dua dan seterusnya hingga seluruh ruangan ovum
penuh dengan hasil pembelahan sel, yang disebut morula. Pembelahan berlangsung terus
hingga bagian dalam terbentuk ruangan yang mengandung cairan disebut blastokist.
Sementara itu bagian luar dinding telur timbul rumbai-rumbai yang disebut villi yang akan
berguna untuk menanamkan diri pada lapisan dalam rahim, yang telah siap menerima dalam
bentuk reaksi decidua.
Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi korealis dapat
menanamkan diri pada dinding rahim yang disebut nidasi atau implantasi. Sejak saat terjadi
konsepsi, fertilisasi, impregnancy, sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari (Purwaningsih
dkk, 2010).
a. Tanda-tanda pasti
1) mendengar bunyi jantung janin
2) melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
3) melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan ultrasographi
Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka diagnosa kehamilan dapat
dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-tanda pasti kehamilan baru dapat diketahui
pada usia kehamilan di tas empat bulan, tetapi dengan menggunakan USG kantong
kehamilan sudah nampak pada kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung janin sudah
dapat didengar pada kehamilan 12 minggu (Purwaningsih dkk, 2010).
b. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan trisemester I, tetapi dengan
tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh diduga. Makin banyak tanda-tanda mungkin
yang ditemukan, makin besar kemungkinan hamil.
Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi :
1) Tanda-tanda objektif
a) Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
makin lama makin bundar bentuknya. Kadang-kadang pembesaran tidak rata
tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya (tanda piskacek).
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi lunak,
terutama daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga jika kita letakkan 2
jari dalam fornix posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas
symphyse pubis, maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama
sekali terpisah dari cervix (tanda hegar).
b) Perubahan pada serviks
Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita
meraba ujung hidung. Dalam kehamilan, serviks menjadi lebih lunak selunak
bibir atau ujung daun telinga.
c) Kontraksi braxton hicks
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-konyong
menjadi keras karena berkontraksi.
d) Ballottement
Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan dengan cairan
ketuban, maka bila rahim didorong dengan sekonyong-konyong atau
digoyangkan, makan anakan akan melenting di dalam rahim.
Ballottement dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun
pemeriksaan dalam.
e) Meraba bagian anak
Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-kadang
tumor yang padat seperti myoma, fibroma, dan lain-lain dapat menyerupai
bentuk janin.
f) Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain dapat
menimbulkan reaksi yang positif.
g) Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai membesarkan
perut.
h) Keluarnya colostrums
i) Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng
kehamilan), areola dan papilla mammae, linea alba (putih) menjadi linea fusca
(coklat) atau linea nigra (hitam).
j) Tanda-tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
2) Tanda-tanda subjektif
a)Adanya amenorrhoe
b) Mual dan muntah
c)Ibu merasa pergerakan anak
d) Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung
kencing
e)Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati, et al, 2008).
6. Adaptasi Fisiologi
a. Perubahan fisiologis
1) Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram,
dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang muka belakang 22 cm.
Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari
ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkann oleh hypertrophy
dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda juga terbentuk sel-sel otot yang baru.
Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga saat
disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba bahwa sewaktu
pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat menjadi keras dan kemudian
lunak kembali.
2) Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah menjadi
lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt ditemukan sebulan setelah konsepsi.
Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dan
karena timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.
3) Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
membiru, kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya regangnya bertambah sebagai
persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam masa kehamilan,
reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum
lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada dalm sel-sel epitel vagina
oleh basil-basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat bekterisida.
4) Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis, teapi
setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.
5) Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie memanjang
atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang-kadang garis-
garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada seorang primi gravida warnanya
menbiru disebut striae lividae.
6) Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae, papilla
mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala hyperpigmentasi ini akan
menghilang.
7) Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di bawah
kulit payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang meluas. Putting susu
biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali mengeluarkan colostrum.
Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan karena pengaruh hormonal.
8) Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein sedangkan
dalam darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan
calcium dan phosphor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu pula akan
ferum untuk pembentukan Hb janin.
9) Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi
penambahan volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih menonjol hingga
biasanya kadar Hb turun.
a) Hb 10 gr%
b) erytrosyt 3,5 juta per mm3
c) leucocyt 8.000-10.000 per mm3
10) Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut mungkin
menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan. Tonus usus kurang, yang
menimbulkan obstipasi.
11) Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga mengeluarkan
racun-racun dari peredaran darah janin.
Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang kanan. Hal ini disebabkan
karena pengaruh hormon progesterone, walaupun mungkin ada juga factor tekanan pada
ureter oleh rahim yang membesar.
12) Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar
suprarenalis menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.
Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta dan saling
mencintai, keterlambatan datang bulan merupakan salah satu tanda yang
menggembirakan, karena ikatan batin antara keduanya semakin kokoh dengan adanya
kehamilan yang didambakan.
Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti perasaan mual, ingin
muntah, sebah di bagian perut atas, pusing kepala, dan nafsu makan berkurang mendesak
keluarga untuk melakukan pemeriksaan.
Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin
bertambah, diikuti pula oleh perasaan cemas karena kemungkinan keguguran. Disamping
itu perubahan fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi kelabilan mental, hingga
menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan. (Masriroh, 2013).
8. Komplikasi Kehamilan
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :
a. Hiperemisis gravidarum.
b. Hipertensi dalam kehamilan.
c. Perdarahan trimester I (abortus).
d. Perdarahan antepartum.
e. Kehamilan ektopik.
f. Kehamilan kembar.
g. Molahydatidosa.
h. Inkompatibilitas darah.
i. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
j. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.
9. pathway
Kehamilan
Trimester I
Trimester III
Mual/muntah kapasitas VU
Trimester III
Perubahan nutrisi Perubahan pola
kurang dari kebutuhan eliminasi
Uterus semakin Perubahan tubuh
membesar semakin tampak
membesar
Diafragma
terdorong ke atas Penekanan pada
saluran kemih Body image
(ureter)
Distensi paru-paru
Urin terhambat
Asam folat dikonsumsi sebelum hamil dan selama hamil melindungi dari gangguan
saraf janin (anansefali, spina bifida). Wanita hamil dianjurkan mengkonsumsi asam
folat 400 µg/hari selama 12 minggu kehamilan.
2. Zat besi.
Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja mengangkut oksigen
di dalam darah. Selama hamil, suplai darah meningkat untuk kebutuhan janin.
Kebutuhan zat besi adalah 30 – 50 mg/hari. Suplemen besi sebaiknya dikonsumsi
diantara waktu makan dengan perut yang kosong atau diikuti jus jeruk utnuk
meningkatkan penyerapan.
3. Kalsium.
Kalsium penting dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil dan pertumbuhan tulang
bagi janin. Kalsium yang disarankan sebanyak 1200 mg/hari. Kalsium sebaiknya
dikonsumsi ketika sedang makan, diikuti dengan jus buah yang kaya akan vitamin C
untuk meningkatkan penyerapan.
b. Obat-obatan selama kehamilan
Dianjurkan kepada ibu hamil sebaimanapun keamanan suatu obat untuk ibu hamil,
disarankan untuk mengkonsumsi obat sesedikit mungkin untuk mengurangi risiko efek
samping obat terhadap janin.
c. Olah raga selama kehamilan
Tips olah raga untuk wanita hamil hamil:
1) Berjalan kaki adalah olah raga terbaik untuk wanita hamil
2) Aerobic low impact
3) Dianjurkan latihan ringan sampai sedang 3 kali seminggu
4) Jangan melakukan olah raga yang mengakibatkan kelelahan atau kehabisan napas
dan hentikan olah raga bila mengalami gejala lelah, pusing.
5) Pakailah sepatu olah raga yang nyaman
6) Lakukan istirahat secara teratur
7) Hindari olah raga yang melakukan gerakan berbaring dengan punggung sebagai
dasarnya terutama pada triwulan kedua dan ketiga.
8) Asupan makanan sebaiknya ditingkatkan dengan komposisi sesuai dengan energi
yang dikeluarkan ketika berolahraga
9) Hindari mengangkat beban berat di atas kepala dan melakukan gerakan yang
mengakibatkan peregangan dari otot punggung.
10) Kondisi dimana olah raga dilarang untuk wanita hamil adalah:
• Hipertensi dalam kehamilan
• Ketuban pecah dini
• Perdarahan berkelanjutan pada triwulan II dan III
• Pertumbuhan janin terhambat.
d. Bekerja selama kehamilan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya tidak boleh
terlalu berat, dan disarankan untuk menghentikan aktivitasnya bila merasakan
gangguan pada kehamilannya.
e. Berhubungan seksual selama kehamilan
Pada umumnya sanggama diperbolehkan asalkan dilakukan dengan hati-hati. Untuk
wanita dengan riwayat kehamilan preterm, plasenta praevia, atau abortus berulang
dianjurkan untuk menghindari berhubungan seks pada masa kehamilan demikian pula
ketika kepala sudah masuk rongga panggul dianjurkan untuk tidak melakukan sanggama.
f. Bepergian selama kehamilan
Hal-hal yang dianjurkan apabila seorang wanita hamil bepergian adalah:
1) Duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari karena dapat menyebabkan
peningkatan risiko terjadinya trombophlebitis.
2) Stoking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam jangka waktu
lama di mobil atau di pesawat terbang.
3) Sabuk pengaman sebaiknya diletakkan di bawah perut ketika kehamilan sudah
besar.
g. Merokok pada saat hamil
Wanita hamil dilarang merokok karena dapat menyebabkan BBLR, lahir preterm,
ketuban pecah dini, plasenta previa, dan kematian janin. Etanol yang terkandung dalam
alkohol dapat menembus plasenta yang merupakan zat teratogen yang dapat
menyebabkan risiko terbesar adalah kecacatan pada janin.
B. Asuhan Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
SDKI : Intoleransi Aktivitas ( D.0056 )
Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternall
Subjektif
Mengeluh kemampuan
beraktivitas menurun
Objektif
(tidak tersedia)
3. Intervensi Keperawatan
a. Diagnose Intoleransi Aktivitas (D.0056) berhubungan dengan Ketidak seimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
Definisi : mengidentifikasi dan mengelolah penggunaan energy untuk mengatasi atau mencegah
kelelahan dan mengoptimalkan proses pemulihan
Tindakan Tindakan
Observasi : Terapeutik :
Kriteria Hasil
Saturasi oksigen 1 2 3 4 5
Kecepatan berjalan 1 2 3 4 5
Jarak berjalan 1 2 3 4 5
Keluhan lelah 1 2 3 4 5
Perasaan lemah 1 2 3 4 5
sianosis 1 2 3 4 5
Warna kulit 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Frekuensi napas 1 2 3 4 5
EKG iskemia 1 2 3 4 5
Daftar Pustaka
Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta: Nuha Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan :
DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan :
DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan : DPP
PPNI
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
_____________________________________________________________________________________
_______
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
(PADA KASUS ANC)
Nama Mahasiswa : Thalia Rossalinda
Semester : III ( Tiga)
Nim : 01.2.19.00706
Ruang :-
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS/BIODATA
Nama Ibu : Ny D. B............... Nama Suami : Tn S. N
1. Alasan kunjungan ini : Pertama Rutin Ada keluhan (Boleh di isi lebih dari
1)
2. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan selama hamil keluhan yang didapatkan ibu sering pusing, mata berkunang-
kunang, dan pasien mengalami gangguan pola tidur karena sering kencing. Frekuensi kencing
pada malam hari 8-9 kali, sehingga menganggu tidur. Tidur malam hanya 4-5 jam. Ibu
mengatakan tidak mengetahui anemia pada ibu hamil dan nutris yang baik untk meningkatkan
hemagolbin
3. Riwayat Sosial
a. Kehamilan ini : Direncanakan Tidak direncanakan
Diterima
Tidak diterima
g. Genogram :
Keterangan :
Perempuan :
Laki – laki :
Menikah :
Keturunan :
Tinggal serumah :
h. Lingkungan Rumah : -
i. Perilaku kesehatan : Merokok Ya Tidak
I. Alkohol Ya Tidak
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
HPHT : 11 September 2019
Haid bulan sebelumnya :
Dismenorrhoe :-
b. Riwayat kehamilan
Taksiran persalinan : 18 Juni 2020
Trimester II :-
Trimester III : -
Pergerakan anak pertama kali : hamil - minggu
Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak dalam 24 jam :
10 x 10 x – 20 x 20 x
15’ 15’
Keluhan-keluhan : -
Umur Keadaan
Hamil TGL Jenis Jenis Penyulit/ Penolong
Lahir Kelamin Partus Kehamilan Komplikasi BBL Bayi
Ke
7. Riwayat kesehatan :
Penyakit yang pernah diderita
Hepar - -
Diabetes Mellitus - -
P.H.S - -
Campak - -
Malaria - -
T.B.C - -
7. Riwayat kebiasaan
a. Pola makan (sebelum hamil dan saat hamil muda) : Frekuensi makan ibu 3-4 kali sehari
dengan porsi sedang, nafsu makan baik, dirumah biasanya ibu mengkonsumsi nasi,
sayur, ikan tetapi tidak setiap hari, daging seminggu sekali.
b. Pola eliminasi : Pola eliminasi yang dialami ibu adalah 11-12 kali dalam sehari warna
kuning jernih bau pesing dan ibu tidak ada keluhan saat kencing. Frekuensi BAB 1kali
dalam sehari warna kuning kecoklatan, bau khasdengan konsistensi lunak tidak ada
busa dalam feses.
c. Personal Hygiene : Pola personal hygiene mandi 2 kali dalm sehari pagi dan sore,
memakai sabun, menyikat gigi pada pagi hari dan setelah makan malam, mencuci
rambut 3 kali dalam seminggu.
d. Aktivitas sehari-hari : tidak terkaji
e. Pola istirahat dan tidur : Lama tidur ibu bisanya kalau tidur siang hanya 1 jam saja,
tidur malam 4-5 jam, kebiasaan ibu sebelum tidur adalah nonton tv, baca buku atau
bercerita dengan anak atau suami. Keluhan ibu selama tidur adalah sering kencing
dimalam hari.
f. Seksualitas : tidak terkaji
g. Immunisasi TT : Ibu sudah mendapat imunisasi TT1 dan TT2. Pemeriksaan antenatal
care yang sudah dilakukan sebanyak tujuh kali.
Belum Sudah : - x Tanggal I : - II : -
1. Status emosional: Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, GCS 15 (E4 V5 M6).
2. Tanda vital
Tekanan Darah : 100/70 MmHg Lila : - Cm
Denyut Nadi :80 X/menit TB : - Cm
Pernafasan : 18 X/menit BB sebelum hamil : - Kg
Suhu : 36 oC BB : - Kg
3. Muka : Oedema : Ada Tidak
Cloasmagravidarum : Ada Tidak
4. Mata : kelopak mata tidak udem, gerakan mata baik mengikuti arahan, ada bantalan hitam di
bawah kelopak mata, sclera tidak ikterik, pupil isokor bergerak mengikuti arahan.
Conjungtiva : anemis
Sklera mata :-
Striae :-
Keluhan :-
Keluhan : -
7. Ekstremitas
Oedema tangan dan jari : Ada Tidak
Oedema tibia, kaki : Ada Tidak
Betis merah/lembek/keras : Ada Tidak
Varices tungkai : Ada Tidak
Keluhan :-
8. Abdomen
7.1. Bekas luka : Ada Tidak
Pembesaran perut : inspeksi, abdomen membesar, bersih tidak ada luka operasi, linea
dan strie ada. Pada pemeriksaan Leopold didapatkan pada leopold I yaitu TFU 3 jari di bawah
Prosesus xifoideus, dilanjutkan dengan leopold II untuk menentukan letak punggung atau
bokong janin atau bagian terkecil pada janin, dan didapatkan hasil letak punggung janin
disebelah kanan teraba lebar dan keras, dilanjutkan dengan leopold III yaitu untuk mengetahui
bagian terbawah janin apakah kepala atau bokong, dan hasil pemeriksaan kepala dan belum
masuk pintu atas panggul. Pemeriksaan leopold IV adalah untuk menentukan seberapa besar
bagian bawah janin masuk pintu atas panggul. Dikatakan devergen jika tangan melampaui
lingkaran (sebagian besar kepala masuk pintu atas panggul), dikatakan konvergen masih
sebagian kecil kepala masuk pintu atas panggul, tetapi tidak dilanjutkan pemeriksaan ini,
karena kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP).
Keluhan :-
9. Pemeriksaan Obstetrik
9.1 Palpasi uterus
Tinggi fundus uteri :-
Letak :-
Presentasi :-
Punggung :-
Kontraksi :-
Frekwensi : - x/menit
Kekuatan :-
9.2 Palpasi supra pubik kandung kemih : -
9.3 Auskultasi :
DJJ : 145x/menit Tempat : dipunggung janin
Frekwensi : - Teratur/Tidak
10.Genitalia
9.1 Inspeksi
Vulva & vagina : Varices : Ada Tidak
Luka : Ada Tidak
Kemerahan : Ada Tidak
Nyeri : Ada Tidak
Perineum : Bekas luka/episiotomo : Ada Tidak
Lain-lain : Ada Tidak
Bila ada :-
Keluhan : -
II. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal : -
Darah : Hb 9 gr% Gol. Darah : - (Anamnese) Rhesus : -
R.P.R : -
Urine : Protein : -
Reduksi : -
Pemeriksaan penunjang lain :
Pengobatan : Pengobatan yang didapatkan selama kehamilan adalah ibu D. B sudah mendapat
tablet zat besi sebanyak 70 tablet dan vitamin C.
Mahasiswa
(Thalia Rossalinda)
ANALISA DATA
Umur : 33 Tahun
No. Register : -
DS: pasien mengatakan tidak Kurang Terpapar Informasi Defisit Pengetahuan tentang
mengetahui tentang bahaya penyakit anemia (D.0111)
anemia pada ibu hamil dan dan
makanan yang dapat
meningatkan Hb.
Umur : 33 Tahun
No. Register : -
Umur : 33 Tahun
No. Register : -
Umur : 33 Tahun
No. Register : -
Umur : 33 Tahun
No. Register : -
Umur : 33 Tahun
No. Register : -
1. Keletihan ( D.0557 ) berhubungan dengan Kondisi Manajemen Energi ( I.05178 ) Manajemen Energi ( I.05178 )
fisiologis ( mis. Penyakit kronis, penyakit terminal,
anemia, malnutrisi, kehamilan ) yang ditandai dengan Observasi : 1. Mengetahui penyebab kelelahan pada pasien
pasien mengatakan pusing, mata kunang-kunang, 2. Mengetahui lokasi dan ketidaknyamanan selama
- Identifikasi gangguan tubuh yang menyebabkan
cepat lelah jika melakukan aktivitas yang berlebihan, pasien melakukan aktivitas
pasien juga mengatakan bahwa sebagian aktivitas kelelahan
masih dibantu oleh suami, pasien mengatakan tidak - Monitor kelelahan fisik dan emosional
bisa melakukan pekerjaan rumah sendiri karena cepat - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
Lelah, saat dikaji pasien tampak pucat, konjungtiva
melakukan aktivitas
anemis.
Terapeutik :
Umur : 33 Tahun
No. Register : -
TANGAN
Umur : 33 Tahun
No. Register : -
P: lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV
2. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan.
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
5. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makan
D2 28 S: ibu mengatakan tidur masih terganggu,
Desember tidur malam hanya 4 jam, ibu mengatakan
2019 / sudah mengurangi minum air dimalam hari.
15.00
WITA
O: masih ada bantalan hitam dibawah mata,
saat bicara pasien sering menguap.
P: intervensi dilanjutkan
P: intervensi dilanjutkan
P: intervensi dilanjutkan
1. Observasi TTV
2. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan.
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
5. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makan
D2 29 S: ibu mengatakan waktu tidur 5-6 jam, masih
Desember ada gangguan yaitu sering kencing, ibu
2019 / mengatakan telah mengikuti tindakan yang
10.00 diajarkan kepada pasien.
WITA
P: intervensi dilanjutkan
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan.
P: intervensi dipertahankan
1. Observasi TTV
2. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan.
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
5. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makan
D2 30 S: ibu mengatakan sudah bisa tidur dengan
Desember baik, lama tidur 6 jam
2019 /
17.00
WITA
O: masih ada bantalan hitam di bawah
kelopak mata.
Waktu : 20 menit