Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS 1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY D. B DENGAN G2P1A0H1 KEHAMILAN 2 BULAN


DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS BAKUNASE, KOTA KUPANG

Oleh:

Thalia Rossalinda

01.2.19.00706

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
2020
STIKES RS BAPTIS KEDIRI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

NAMA : THALIA ROSSALINDA

NIM : 01.2.19.00706

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY D. B DENGAN G2P1A0H1 KEHAMILAN


2 BULAN DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS BAKUNASE, KOTA KUPANG

Kediri, 26 November 2020.

Dosen Pembimbing

Dian Taviyanda, S.Kep., Ns., M.Kep


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Medis
1. Definisi

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya pertemuan
dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot yang pada
akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga
masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).
Menurut WHO (2010), Antental Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Pelayanan antenatal atau yang
sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga
professional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan
perawat bidan, untuk itu selama masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan asuhan antenatal.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar (Rustam, 2012).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil kebidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi
(Bisan, 2013).

2. Tujuan

Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa
kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan bayi yang
sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembang janin
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.
c. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi yang dapat
muncul selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman dengan trauma
seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan mempersiapkan ibu agar
dapat memberi asi secara eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar tumbuh
kembang secara normal
g. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematian neonatal.
(Bobak, 2004).

3. Standar Pelayanan Ante Natal

Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7 T yaitu:

1. Timbang badan dan ukur badan

Tujuannya adalah untuk mengetahui sesuai tidaknya berat badan ibu.


Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap berkunjung ke tempat pelayanan
kesehatan. Selama triwulan i berat badan ibu harus naik 0,5 sampai dengan 0,75 kg
setiap bulan, pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg setiap minggunya. Dan pada
trisemester iii berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap minggunya, atau secara
umum berat badan meningkat sekitar 8 kg selama kehamilan.

2.  Ukur tekanan darah.


Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah normal atau tidak. Pemeriksaan
ini juga dilakukan pada setiap kunjungan. Tekanan darah yang tinggi dapat membuat
ibu keracunan kehamilan, baik ringan maupun berat bahkan sampai kejang-kejang.
Sementara tekanan darah yang rendah menyebabkan pusing dan lemah.
3. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk melindungi ibu dan
bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus neonatorum. Imunisasi TT diberikan pada
kunjungan antenatal I, TT2 deberikan empat minggu setelah TT1, TT3 diberikan
setelah enam bulan TT2, TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5 diberikan
setelah setahun TT4.
4. Ukur tinggi fundus uteri.
Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim, dilakukan dengan cera meraba perut
dari luar, selain itu untuk mengetahui presentasi janin, serta mengetahui posisi janin
dalam rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan pngukuran tinggi puncak rahim
untuk kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan. Jika diperoleh besarnya rahim
tidak sesuai dengan umur kehamilan maka direncanakan pemeriksaan lanjutan.
5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan.
Pemberian tablet besi diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku
diseluruh puskesmas di Indonesia. Pemberian satu  tablet besi sehari sesegera
mungkin setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan.
6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling.
Untuk menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan suami
dan keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya. Dengan
manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan janin akan
memperoleh pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar sehingga membantu
menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan pada tempat
pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses transfortasi yang memadai.
7. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan indikasi (HbsAg,
sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS).
Wanita  yang sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi terhadap
penyakit menular seksual yang dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin yang
dikandungnya (Bobak, 2004).
4. Fisiologi Kehamilan

Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus
mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap individu. Untuk menentukan masa
subur dapat digunakan beberapa cara seperti :
a. Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh hari,
contoh : mentruasi hari pertama tanggal 5, maka perhitungan minggu suburnya
adalah tanggal 17-24 dengan rrumus (5+12) sampai (5+12)+7=24

b. Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi terjadi pelepasan
telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan suhu 1\2 derajat celcius

c. Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan ovum


d. Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum

Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian dalam. Bentuk
sperma yang menyerupai kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang
seperti cambuk memungkinkan sperma untuk bergerak masuk melalui kanalis cervikalis dan
kavum uteri kemudian berada dalam tuba untuk menunggu kedatangan sel telur. Bila pada
saat itu terjadi ovulasi, maka kemungkinan besar akan terjadi fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalm ovum dengan meninggalkan ekornya,
terjadilah pertemuan inti masing-masing dengan kromosom mencari pasangannya. Mula-
mula terjadilah pembelahan inti menjadi dua dan seterusnya hingga seluruh ruangan ovum
penuh dengan hasil pembelahan sel, yang disebut morula. Pembelahan berlangsung terus
hingga bagian dalam terbentuk ruangan yang mengandung cairan disebut blastokist.
Sementara itu bagian luar dinding telur timbul rumbai-rumbai yang disebut villi yang akan
berguna untuk menanamkan diri pada lapisan dalam rahim, yang telah siap menerima dalam
bentuk reaksi decidua.

Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi korealis dapat
menanamkan diri pada dinding rahim yang disebut nidasi atau implantasi. Sejak saat terjadi
konsepsi, fertilisasi, impregnancy, sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari (Purwaningsih
dkk, 2010).

5. Tanda dan Gejala

a. Tanda-tanda pasti
1) mendengar bunyi jantung janin
2) melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
3) melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan ultrasographi
Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka diagnosa kehamilan dapat
dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-tanda pasti kehamilan baru dapat diketahui
pada usia kehamilan di tas empat bulan, tetapi dengan menggunakan USG kantong
kehamilan sudah nampak pada kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung janin sudah
dapat didengar pada kehamilan 12 minggu (Purwaningsih dkk, 2010).

b. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan trisemester I, tetapi dengan
tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh diduga. Makin banyak tanda-tanda mungkin
yang ditemukan, makin besar kemungkinan hamil.
Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi :
1) Tanda-tanda objektif
a) Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
makin lama makin bundar bentuknya. Kadang-kadang pembesaran tidak rata
tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya (tanda piskacek).
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi lunak,
terutama daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga jika kita letakkan 2
jari dalam fornix posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas
symphyse pubis, maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama
sekali terpisah dari cervix (tanda hegar).
b) Perubahan pada serviks
Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita
meraba ujung hidung. Dalam kehamilan, serviks menjadi lebih lunak selunak
bibir atau ujung daun telinga.
c) Kontraksi braxton hicks
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-konyong
menjadi keras karena berkontraksi.
d) Ballottement
Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan dengan cairan
ketuban, maka bila rahim didorong dengan sekonyong-konyong atau
digoyangkan, makan anakan akan melenting di dalam rahim.
Ballottement dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun
pemeriksaan dalam.
e) Meraba bagian anak
Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-kadang
tumor yang padat seperti myoma, fibroma, dan lain-lain dapat menyerupai
bentuk janin.
f) Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain dapat
menimbulkan reaksi yang positif.
g) Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai membesarkan
perut.
h) Keluarnya colostrums
i) Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng
kehamilan), areola dan papilla mammae, linea alba (putih) menjadi linea fusca
(coklat) atau linea nigra (hitam).
j) Tanda-tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
2) Tanda-tanda subjektif
a)Adanya amenorrhoe
b) Mual dan muntah
c)Ibu merasa pergerakan anak
d) Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung
kencing
e)Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati, et al, 2008).

6. Adaptasi Fisiologi
a. Perubahan fisiologis
1) Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram,
dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang muka belakang 22 cm.
Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari
ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkann oleh hypertrophy
dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda juga terbentuk sel-sel otot yang baru.

Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga saat
disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba bahwa sewaktu
pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat menjadi keras dan kemudian
lunak kembali.

2) Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah menjadi
lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt ditemukan sebulan setelah konsepsi.

Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dan
karena timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.

3) Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
membiru, kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya regangnya bertambah sebagai
persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam masa kehamilan,
reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum
lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada dalm sel-sel epitel vagina
oleh basil-basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat bekterisida.

4) Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis, teapi
setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.

5) Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie memanjang
atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang-kadang garis-
garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada seorang primi gravida warnanya
menbiru disebut striae lividae.

Pada seorang multigravida, di samping strie lividae, terdapat juga garis-garis


putih agak mengkilat ialah parut (cicatrick) dari strie gravidarum yang disebut strie
albicans.

6) Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae, papilla
mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala hyperpigmentasi ini akan
menghilang.

7) Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di bawah
kulit payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang meluas. Putting susu
biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali mengeluarkan colostrum.
Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan karena pengaruh hormonal.

8) Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein sedangkan
dalam darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan
calcium dan phosphor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu pula akan
ferum untuk pembentukan Hb janin.

9) Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi
penambahan volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih menonjol hingga
biasanya kadar Hb turun.

Batas-batas fisiologis ialah :

a) Hb 10 gr%
b) erytrosyt 3,5 juta per mm3
c) leucocyt 8.000-10.000 per mm3

Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume darah, perluasan


daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya placenta, lagipula jantung terdorong
ke atas sehingga sumbunya berubah.

Kegiatan paru-paru pun bertambah karena selain untuk mencukupi kebutuhan


ibu sendiri juga harus mencukupi kebutuhan janin akan 02.

10) Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut mungkin
menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan. Tonus usus kurang, yang
menimbulkan obstipasi.

11) Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga mengeluarkan
racun-racun dari peredaran darah janin.

Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang kanan. Hal ini disebabkan
karena pengaruh hormon progesterone, walaupun mungkin ada juga factor tekanan pada
ureter oleh rahim yang membesar.

Kapasitas kandung kencing juga mengalami penurunan kapasitas karena desakan


oleh rahim yang membesar pada akhir kehamilan oleh kepala janin yang yang turun ke
dalam rongga panggul.

12) Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar
suprarenalis menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.

13) Kelenjar adrenal


Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian kortika
yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam darah diatur oleh kortin.
Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi epinephrin, hormon yang sangat penting.
Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi bagian medula.
Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
a) hCG (human chorionic gonadotropin)
• dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
• puncaknya pada minggu ke-9 – 13
• mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih
b)  hPL (human placental lactogen)
• Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
• Kerjanya berlawanan dengan insulin
• Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan menurunkan
metabolisme glukosa
c) Estrogen
• Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
• Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae, meningkatkan pigmen
kulit, meretensi Na+ dan air, serta menurunkan hidrokloric asam lambung.
2. Perubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan perubahan
status emosional seorang calon ibu.

Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta dan saling
mencintai, keterlambatan datang bulan merupakan salah satu tanda yang
menggembirakan, karena ikatan batin antara keduanya semakin kokoh dengan adanya
kehamilan yang didambakan.

Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti perasaan mual, ingin
muntah, sebah di bagian perut atas, pusing kepala, dan nafsu makan berkurang mendesak
keluarga untuk melakukan pemeriksaan.
Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin
bertambah, diikuti pula oleh perasaan cemas karena kemungkinan keguguran. Disamping
itu perubahan fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi kelabilan mental, hingga
menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan. (Masriroh, 2013).

1.      Perubahan Fisik pada Trimester I


a.   Morning Sickness, mual dan muntah.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak
awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan muda disebut morning sickness tetapi
mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14
mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester
kedua dan ketiga.
b.   Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon
kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan
pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
c.   Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim
yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada
trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih
ditekan oleh kepala janin.
d.   Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan
hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang
efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan
nutrisi yang lebih baik saat hamil.
e.   Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal kehamilan
karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah
posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah
merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya
dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah,
perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.
f.    Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian
perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan
tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan
hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana
otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
g.   Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap
normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
h.   Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang
kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat badan
yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini
semua karena pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan
hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air

2.      Perubahan Fisik pada Trimester II


a.   Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati rongga
panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan
20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan pusar (umbilicus). Setiap individu
akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada
kehamilan 16 minggu.
b.   Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah biasa
dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan. Akibat dari
hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak nyaman.
c.   Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama kehamilan,
karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh
hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam
lambung kearah atas.
d.   Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut
tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti di wajah
atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya
ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.
e.   Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian
bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan
ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya
akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak menetap.
f.    Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua,
karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga
menyebabkan tekanan darah menurun.
g.   Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk ke
daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan jaringan
disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak. Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa
berdarah ketika menyikat gigi. Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan.
h.   Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang
menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai dari pusar ke
arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau
topeng kehamilan. Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat. Strecth
mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan
payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin
jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah
persalinan. Kulit muka juga akan menjadi lebih berminyak sehingga dapat
menimbulkan jerawat
i.    Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan
yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan
besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
j.    Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita
hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh
menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah
dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan
akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.

3.      Perubahan Fisik pada Trimester III


a.   Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya
beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat memengaruhi postur tubuh
sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.
b.   Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang membesar
kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
c.   Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-
paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas.
Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah
diafragma. Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu
sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan
bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena
berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma/tulang iga ibu.
d.   Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin
menekan kandungan kencing ibu hamil.
e.   Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah
panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi
di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena
daerah panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor
keturunan.
f.    Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang
ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g.   Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat
tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal
yang menyebabkan retensi cairan.

7. Keluhan Selama Kehamilan


Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana pada individu yang
hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya (Depkes RI, 2007). Keluhan-keluhan
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
a) Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang tengah
hari (morning sickness).
b) Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat.
c) Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya gangguan
keseimbangan, perut kosong.
d) Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada kandung
kencing.
e) Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan
progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina.
f) Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam perlu diwaspadai
adanya abortus.
g) Perut membesar.
h) Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan mempengaruhi
penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang timbul. Sebaliknya karena menolak
kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman dan menimbulkan antipati
terhadap kehamilannya. Pada masa ini sering timbul konflik karena pengalaman baru,
sehingga ibu hamil perlu mendapatkan perhatian dan dukungan suami.
2. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila ada ibu
hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu diwaspadai kemungkinan
adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya,
perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I sudah
terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai merassakan gerakan bayi, terdengarnya
DJJ, melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan
II juga dikatakan fase aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa
gangguan berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).
Kejadian yang sering timbul antara lain:
1) Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat menunjukkan
kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.
2) Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan kemungkinan
adanya hipertensi.
3) Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala dari trias
klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III perlu dicurigai kemungkinan adanya
kelainan letak (sungsang).
4) Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu dicurigai
adanya placenta praevia atau solusio plasenta.
5) Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada saat kencing,
perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.
6) Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat masuknya kepala ke
pintu atas panggul.
7) Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi (Purwaningsih, dkk,
2010).

8. Komplikasi Kehamilan
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :

a. Hiperemisis gravidarum.
b. Hipertensi dalam kehamilan.
c. Perdarahan trimester I (abortus).
d. Perdarahan antepartum.
e. Kehamilan ektopik.
f. Kehamilan kembar.
g. Molahydatidosa.
h.  Inkompatibilitas darah.
i. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
j. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.
9. pathway

Kehamilan

Trimester I
Trimester III

Peningkatan Uterus membesar Perubahan fisik Perubahan psikologis


Estrogen Payudara membesar

Perubahan Focus perhatian pada


Tonus otot Ketidak nyamanan pola seksual keselamatan janin
menurun pada ibu

HCL lambung Mencari informasi kecemasan


Peristaltik persalinan & perawatan
Tekanan gaster Rahim membesar janin/anak

Mual/muntah kapasitas VU

Trimester III
Perubahan nutrisi Perubahan pola
kurang dari kebutuhan eliminasi
Uterus semakin Perubahan tubuh
membesar semakin tampak
membesar

Diafragma
terdorong ke atas Penekanan pada
saluran kemih Body image
(ureter)
Distensi paru-paru
Urin terhambat

Inefektif pola nafas


Resiko infeksi

10. Pemeriksaan Penunjang


a. LABORATORIUM
1. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
2. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
3. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
b. U S G
1.Jenis kelamin.
2.Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).

11. Pemeriksaan Ante Natal


Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan yaitu untuk
menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan
ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang dipakai yaitu tes
untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat diukur
dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20
hari sejak periode menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini dalam urin pada kehamilan
merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan kadang-kadang
dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi (Bobak, 2005).

TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT


                                       atau
TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulan dari HPHT
Dengan TPP adalah
taksiran perkiraan partus.
Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006), kunjungan antenatal untuk
pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali pemeriksaan selama
kehamilan dalam waktu sebagai berikut:
a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan
kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain,
harus lebih sering dan intensif.
Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan ditentukan berulang
dengan ketentuan sebagai berikut:
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:
a. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
b. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.

Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:


Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa yang
berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan mempalpasi fundus
uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa keras, bulat dan melenting. Jika
bokong teraba di fundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi abdomen.
Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang berbeda untuk
menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba cembung dan resisten.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di atas simpisis
pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan menghembuskannya. Pada saat
mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut.
Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba
lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk ke pintu atas
panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi abdomen
mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang yang timbul. Ada 3
keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika
bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin
masuk ke dalam rongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
a. Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan April s/d Desember
b. Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
c. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
d. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya
faktor risiko kehamilan.
e. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya.

Pemeriksaan panggul luar Tujuan :


a. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
b. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
c. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
a. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
b. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang lalu.
c. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri terutama
pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dan kiri
( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan kiri
(normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung
prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).
Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca anterior superior
kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke pertengahan trochanter mayor kiri ke
pertengahan spina illiaca anterior superior kiri kemudian kembali ke atas simpisis (normal :
80-90 cm).

12. Nasehat Untuk Ibu Hamil


a. Nutrisi dalam kehamilan
Kebutuhan kalori untuk ibu hamil sebanyak 300 – 500 kkal/hari, tergantung berat badan
sebelum hamil, aktifitas, dan tipe kehamilan (1 bayi atau kembar). Peningkatan BB yang
normal selama kehamilan adalah 6,5 – 16 kg. Jenis makanan yang sehat dan veriativ
selama kehamilan diantaranya adalah:
1. Buah dan sayuran
2. Makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang
3. Protein seperti ikan, daging, kacang
4. Susu dan keju.
Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan:
1. Asam folat.

Asam folat dikonsumsi sebelum hamil dan selama hamil melindungi dari gangguan
saraf janin (anansefali, spina bifida). Wanita hamil dianjurkan mengkonsumsi asam
folat 400 µg/hari selama 12 minggu kehamilan.

2. Zat besi.

Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja mengangkut oksigen
di dalam darah. Selama hamil, suplai darah meningkat untuk kebutuhan janin.
Kebutuhan zat besi adalah 30 – 50 mg/hari. Suplemen besi sebaiknya dikonsumsi
diantara waktu makan dengan perut yang kosong atau diikuti jus jeruk utnuk
meningkatkan penyerapan.

3. Kalsium.
Kalsium penting dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil dan pertumbuhan tulang
bagi janin. Kalsium yang disarankan sebanyak 1200 mg/hari. Kalsium sebaiknya
dikonsumsi ketika sedang makan, diikuti dengan jus buah yang kaya akan vitamin C
untuk meningkatkan penyerapan.
b. Obat-obatan selama kehamilan
Dianjurkan kepada ibu hamil sebaimanapun keamanan suatu obat untuk ibu hamil,
disarankan untuk mengkonsumsi obat sesedikit mungkin untuk mengurangi risiko efek
samping obat terhadap janin.
c. Olah raga selama kehamilan
Tips olah raga untuk wanita hamil hamil:
1) Berjalan kaki adalah olah raga terbaik untuk wanita hamil
2) Aerobic low impact
3) Dianjurkan latihan ringan sampai sedang 3 kali seminggu
4) Jangan melakukan olah raga yang mengakibatkan kelelahan atau kehabisan napas
dan hentikan olah raga bila mengalami gejala lelah, pusing.
5) Pakailah sepatu olah raga yang nyaman
6) Lakukan istirahat secara teratur
7) Hindari olah raga yang melakukan gerakan berbaring dengan punggung sebagai
dasarnya terutama pada triwulan kedua dan ketiga.
8) Asupan makanan sebaiknya ditingkatkan dengan komposisi sesuai dengan energi
yang dikeluarkan ketika berolahraga
9) Hindari mengangkat beban berat di atas kepala dan melakukan gerakan yang
mengakibatkan peregangan dari otot punggung.
10) Kondisi dimana olah raga dilarang untuk wanita hamil adalah:
• Hipertensi dalam kehamilan
• Ketuban pecah dini
• Perdarahan berkelanjutan pada triwulan II dan III
• Pertumbuhan janin terhambat.
d. Bekerja selama kehamilan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya tidak boleh
terlalu berat, dan disarankan untuk menghentikan aktivitasnya bila merasakan
gangguan pada kehamilannya.
e. Berhubungan seksual selama kehamilan
Pada umumnya sanggama diperbolehkan asalkan dilakukan dengan hati-hati. Untuk
wanita dengan riwayat kehamilan preterm, plasenta praevia, atau abortus berulang
dianjurkan untuk menghindari berhubungan seks pada masa kehamilan demikian pula
ketika kepala sudah masuk rongga panggul dianjurkan untuk tidak melakukan sanggama.
f. Bepergian selama kehamilan
Hal-hal yang dianjurkan apabila seorang wanita hamil bepergian adalah:
1) Duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari karena dapat menyebabkan
peningkatan risiko terjadinya trombophlebitis.
2) Stoking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam jangka waktu
lama di mobil atau di pesawat terbang.
3) Sabuk pengaman sebaiknya diletakkan di bawah perut ketika kehamilan sudah
besar.
g. Merokok pada saat hamil
Wanita hamil dilarang merokok karena dapat menyebabkan BBLR, lahir preterm,
ketuban pecah dini, plasenta previa, dan kematian janin. Etanol yang terkandung dalam
alkohol dapat menembus plasenta yang merupakan zat teratogen yang dapat
menyebabkan risiko terbesar adalah kecacatan pada janin.

B. Asuhan Keperawatan

1. Fokus Pengkajian Keperawatan


a. Aktivitas dan Istirahat
1) Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu) kembali
pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir.
2) Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM.
3) Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan volume
episode singkope.
4) Varises
5) Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trisemester akhir)
b. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
c. Eliminasi
1) Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
2) Peningkatan frekuensi perkemihan
3) Urinalisis: Peningkatan berat jenis
4) Hemoroid
d. Makanan/Cairan
1) Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum terjadi
2) Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester
kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
3) Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah
berdarah
4) Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
5) Sedikit edema dependen
6) Sedikit glikosuria mungkin ada
7) Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan.
e. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton Hicks
terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
f. Pernapasan
1) Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
2) Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi; pernapasan
torakal.
g. Keamanan
1) Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
2) Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12 minggu)
atau fetoskop (17 - 20 minggu)
3) Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu. Sensasi gerakan
janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
4) Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
h. Seksualitas
1) Penghentian menstruasi
2) Perubahan respon /aktivitas seksual
3) Leukosa mungkin ada.
4) Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis
(pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu) agak ke
bawah kartilago ensiform (pada 36 minggu)
5) Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan vaskularitas
lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan arcolar,
hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan (trisemester pertama dan
ketiga); kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat tampak setelah 12
minggu
6) Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi,
strial gravidarum.
7) Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
i. Integritas Sosial
1) Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
2) Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor
kehamilan
3) Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung
sampai disfungsional.
j. Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada
usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap anak, stabilitas
ekonomik.
k. Pemeriksaan Diagnostik
1) DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
2) golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
3) Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
4) Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
5) Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil
vagina, lesi, rabas abnormal.
6) Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
7) Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2
8) Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi,
diabetes penyakit ginjal)
9) Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
10) Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
11) Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
12) Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya dilakukan
antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus pengkajian
dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.

2. Diagnosa Keperawatan
SDKI : Intoleransi Aktivitas ( D.0056 )

Intoleransi Aktivitas ( D.0056 )


Definisi : ketidak cukupan energy untuk melakukan aktivitas sehari – hari.
Penyebab : Gejala dan Tanda Mayor
 Ketidak seimbangan antara Subjektif :
suplai dan kebutuhan oksigen  Mengeluh lelah
 Tirah baring Objektif :
 Kelemahan  Frekuensi jantung
 Imobilitas meningkat > 20% dari kondisi

 Gaya hidup monoton istirahat


Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
 Dyspnea saat/setelah
aktivitas
 Merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas
 Merasa lelah
Objektif :
 Tekanan darah perubahan
>20% dari kondisi istirahat
 Gambaran EKG
menunjukan aritmia saat/setelah
aktivitas
 Gambaran EKG
menunjukan iskemia
 sianosis

SDKI: Gangguan Pola Tidur (D.0055)

Gangguan Pola Tidur (D.0055)

Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternall

Gejala dan Tanda mayor Penyebab

 Subjektif  Hambatan lingkungan (mis.


 Mengeluh sulit tidur kelembapan, lingkungan sekitar,
 Mengeluh sering terjaga suhu lingkungan, pencahayaan,

 Mengeluh tidak puas tidur kebisingan, bau tidak sedap, jadwal

 Mengeluh pola tidur pemantauan/pemeriksaan/ tindakan

berubah  Kurang control tidur

 Mengeluh istirahat tidak  Kurang privasi

cukup  Restraint fisik

 Objektif  Ketiadaan teman tidur

 (tidak tersedia)  Tidak familiar dengan


GejaladanTanda minor peralatan baru

 Subjektif
 Mengeluh kemampuan
beraktivitas menurun
 Objektif
 (tidak tersedia)
3. Intervensi Keperawatan
a. Diagnose Intoleransi Aktivitas (D.0056) berhubungan dengan Ketidak seimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.

SIKI : Manajemen Energi (I.05178)

Manajemen Energi (I.05178)

Definisi : mengidentifikasi dan mengelolah penggunaan energy untuk mengatasi atau mencegah
kelelahan dan mengoptimalkan proses pemulihan

Tindakan Tindakan

Observasi : Terapeutik :

 Identifikasi gangguan fungsi  Sediakan lingkungan nyaman


tubuh yang mengakibatkan kelelahan dan rendah stimulus (mis. Cahaya,
 Monitor kelelahan fisik dan suara, kunjungan)
emosional  Lakukan latihan rentang gerak
 Monitor pola dan jam tidur pasif dan/atau aktif
 Monitor lokasi dan ketidak  Berikan aktivitas distraksi yang
nyamanan selama melakukan aktivitas menenangkan
Edukasi :  Fasilitasi duduk disisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah atau
 Anjurkan tirah baring
berjalan
 Anjurkan melakukan aktivitas
Kolaborasi :
secara bertahap
 Anjurkan menghubungi perawat  Kolaborasi dengan ahli gizi
jika tanda dan gejala kelelahan tidak tentang cara meningkatkan asupan
berkurang makanan

 Ajarkan strategi koping untuk


mengurangi kelelahan

SLKI : Toleransi Aktivitas ( L.05047)

Definisi : respon fisiologis terhadap aktivitas yang membutuhkan tenaga

Kriteria Hasil

Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat


meningkat
Menurun
Frekueni nadi 1 2 3 4 5

Saturasi oksigen 1 2 3 4 5

Kemudahan dalam melakukan 1 2 3 4 5


aktivitas sehari – hari

Kecepatan berjalan 1 2 3 4 5

Jarak berjalan 1 2 3 4 5

Kekuatan tubuh bagian atas 1 2 3 4 5

Kekuatan tubuh bagian bawah 1 2 3 4 5

Toleransi dalam menaiki 1 2 3 4 5


tangga

Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun


Meningkat Menurun

Keluhan lelah 1 2 3 4 5

Dyspnea saat aktivitas 1 2 3 4 5

Dyspnea setelah aktivitas 1 2 3 4 5

Perasaan lemah 1 2 3 4 5

Aritmia saat aktivitas 1 2 3 4 5

Aritmia setelah aktivitas 1 2 3 4 5

sianosis 1 2 3 4 5

memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik


memburuk membaik

Warna kulit 1 2 3 4 5

Tekanan darah 1 2 3 4 5

Frekuensi napas 1 2 3 4 5

EKG iskemia 1 2 3 4 5

b. Diagnose Gangguan pola Tidur ( D.0055 ) berhubungan dengan Hambatan lingkungan


(mis. Kelembapan lingkungan, suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak
sedap, jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakan)

SIKI : Dukungan Tidur (I. 05174)

Dukungan Tidur (I. 05174)

Definisi :memfasilitasi siklus tidur dan terjaga yang teratur

Tindakan (Obervasi) Tindakan (Teraupetik)

 Identifikasi pola aktivitas dan  Diskusikan jenis analgesic yang


tidur modifikasi lingkungan
 Identifikasi faktor penggganggu (mis.pencahayaan, kebisingan, suhu,
tidur (fisik dan/atau psikologis) matras dan tempat tidur)
 Identifikasi makanan dan  Batasi waktu tidur siang, jika
minuman yang mengganggu tidur (mis, perlu
kopi,, the, alcohol, makan mendekati  Fasilitasi menghilangkan stress
waktu tidur, minum banyak air sebelum sebelum tidur
tidur)  Tetapkan jadwal tidur rutin
 Identifikasi obat tidur yang  Lakukan prosedur untuk
dikonsumsi meningkatkan kenyamanan (mis.pijat,
Tindakan (Edukasi) pengaturan posisi, terapi akupresur)
 Sesuaikan jadwal pemberian
 Jelaskan pentingnya tidur cukup
obat dan/atau tindakan untuk
selama sakit
menunjang siklus tidur terjaga
 Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
 Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang mengganggu
tidur
 Anjurkan penggunaan obat
tidur yang mengandung supresor
terhadap tidur REM
 Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur (mis. Psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift bekerja)
 Ajarkan relaksasi otot autogenic
atau cara nonfarmakologi lainnya

SLKI : Pola Tidur (L. 05045 )


Pola Tidur (L. 05045 )

Definisi :Keadekuatan kualitas dan kuantitas tidur

Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat


menurun meningkat

Keluhan sulit tidur 1 2 3 4 5

Keluhan sering terjaga 1 2 3 4 5

Keluhan tidak puas tidur 1 2 3 4 5

Keluhan pola tidur berubah 1 2 3 4 5

Keluhan istirahat tidak cukup 1 2 3 4 5

meningkat Cukup sedang Cukup Menurun


meningkat menurun
Kemampuan beraktivitas 1 2 3 4 5

Daftar Pustaka

Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta.

Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta: Nuha Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan :
DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan :
DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan : DPP
PPNI
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
_____________________________________________________________________________________
_______
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
(PADA KASUS ANC)
Nama Mahasiswa : Thalia Rossalinda
Semester : III ( Tiga)
Nim : 01.2.19.00706
Ruang :-

Tanggal masuk RS : 27 Desember 2019


Nomor Rekam Medis :-
Diagnosa masuk : G2P1A0H1 kehamilan 2 bulan dengan Anemia
Tanggal Pengkajian : 28 Desember 2019
Jam : 09 : 30 WITA

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS/BIODATA
Nama Ibu : Ny D. B............... Nama Suami : Tn S. N

Umur : 33 tahun.............. Umur : 32 Tahun

Suku/Bangsa : Rote.................... Suku/Bangsa :-

Agama : Kristen Protestan. Agama :-

Pendidikan : SMA................... Pendidikan : S1

Pekerjaan : ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat Rumah : Manulai II........... Alamat Kantor : -

Telepon : - .......................... Telepon :-

B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)


Pada tanggal : 28 mei 2019 Pukul : 28 mei 2019

1. Alasan kunjungan ini :  Pertama  Rutin  Ada keluhan (Boleh di isi lebih dari
1)

2. Keluhan Utama :

Pasien mengatakan selama hamil keluhan yang didapatkan ibu sering pusing, mata berkunang-
kunang, dan pasien mengalami gangguan pola tidur karena sering kencing. Frekuensi kencing
pada malam hari 8-9 kali, sehingga menganggu tidur. Tidur malam hanya 4-5 jam. Ibu
mengatakan tidak mengetahui anemia pada ibu hamil dan nutris yang baik untk meningkatkan
hemagolbin

3. Riwayat Sosial
a. Kehamilan ini :  Direncanakan  Tidak direncanakan
 Diterima

 Tidak diterima

b. Perasaan tentang kehamilan ini : -


c. Jenis kelamin yang diharapkan : -
d. Status perkawinan :- Kawin : -
e. Kawin I : Umur - tahun Dengan suami umur : -

Lamanya : - tahun Anak: 1 Orang Abortus : -


f. Kawin II : -

g. Genogram :

Keterangan :

Perempuan :

Laki – laki :

Menikah :

Keturunan :

Tinggal serumah :

h. Lingkungan Rumah : -
i. Perilaku kesehatan : Merokok  Ya  Tidak
I. Alkohol  Ya  Tidak

II. Narkoba  Ya  Tidak

4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
HPHT : 11 September 2019
Haid bulan sebelumnya :

Haid pertama : Umur : 13 tahun Teratur/Tidak teratur


Siklus : 28 hari Lamanya : 5 hari

Banyaknya : 3 – 4 mengganti pembalut/hari Sifat darah : darah encer dan berwarnah


merah

Dismenorrhoe :-

b. Riwayat kehamilan
Taksiran persalinan : 18 Juni 2020

Keluhan-keluhan pada Trimester I :-

Trimester II :-
Trimester III : -
Pergerakan anak pertama kali : hamil - minggu
Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak dalam 24 jam :

  10 x  10 x – 20 x   20 x

Bila lebih dari 20 x dalam 24 jam, dengan frekuensi

  15’   15’ 

Keluhan-keluhan : -

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan Nifas Yang Lalu


G2P1A0H1

Umur Keadaan
Hamil TGL Jenis Jenis Penyulit/ Penolong
Lahir Kelamin Partus Kehamilan Komplikasi BBL Bayi
Ke

1 - Laki - laki normal 9 bulan 3 Tidak ada Bidan dan - -


hari dokter

6. Riwayat keluarga berencana :


Pada kehamilan sebelum ibu menggunakan KB suntik selama 6 tahun, dan ibu merencanakan
setelah persalinan akan melakukan KB dengan metode kontrasepsi mantap.

7. Riwayat kesehatan :
Penyakit yang pernah diderita

Penyakit Klien Keluarga


Jantung - -

Tekanan Darah tinggi - -

Hepar - -

Diabetes Mellitus - -

P.H.S - -

Campak - -

Malaria - -

T.B.C - -

7. Riwayat kebiasaan
a. Pola makan (sebelum hamil dan saat hamil muda) : Frekuensi makan ibu 3-4 kali sehari
dengan porsi sedang, nafsu makan baik, dirumah biasanya ibu mengkonsumsi nasi,
sayur, ikan tetapi tidak setiap hari, daging seminggu sekali.
b. Pola eliminasi : Pola eliminasi yang dialami ibu adalah 11-12 kali dalam sehari warna
kuning jernih bau pesing dan ibu tidak ada keluhan saat kencing. Frekuensi BAB 1kali
dalam sehari warna kuning kecoklatan, bau khasdengan konsistensi lunak tidak ada
busa dalam feses.
c. Personal Hygiene : Pola personal hygiene mandi 2 kali dalm sehari pagi dan sore,
memakai sabun, menyikat gigi pada pagi hari dan setelah makan malam, mencuci
rambut 3 kali dalam seminggu.
d. Aktivitas sehari-hari : tidak terkaji
e. Pola istirahat dan tidur : Lama tidur ibu bisanya kalau tidur siang hanya 1 jam saja,
tidur malam 4-5 jam, kebiasaan ibu sebelum tidur adalah nonton tv, baca buku atau
bercerita dengan anak atau suami. Keluhan ibu selama tidur adalah sering kencing
dimalam hari.
f. Seksualitas : tidak terkaji
g. Immunisasi TT : Ibu sudah mendapat imunisasi TT1 dan TT2. Pemeriksaan antenatal
care yang sudah dilakukan sebanyak tujuh kali.
 Belum  Sudah : - x Tanggal I : - II : -

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)

1. Status emosional: Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, GCS 15 (E4 V5 M6).
2. Tanda vital
 Tekanan Darah : 100/70 MmHg Lila : - Cm
 Denyut Nadi :80 X/menit TB : - Cm
 Pernafasan : 18 X/menit BB sebelum hamil : - Kg
 Suhu : 36 oC BB : - Kg
3. Muka : Oedema :  Ada  Tidak
Cloasmagravidarum :  Ada  Tidak

4. Mata : kelopak mata tidak udem, gerakan mata baik mengikuti arahan, ada bantalan hitam di
bawah kelopak mata, sclera tidak ikterik, pupil isokor bergerak mengikuti arahan.
Conjungtiva : anemis

Sklera mata :-

5. Dada : Simetris  Ya  Tidak


Mammae : payudara bersih dan membesar

Benjolan : tidak ada

Striae :-

Areola : kehitaman, colostrums belum keluar

Puting susu : menonjol

Keluhan :-

6. Pinggang (periksa ketuk : Costro Vertebra Angie tenderness)


Nyeri :  Ya  Tidak
Bentuk Tulang Belakang :-

Keluhan : -

7. Ekstremitas
Oedema tangan dan jari :  Ada  Tidak
Oedema tibia, kaki :  Ada  Tidak
Betis merah/lembek/keras :  Ada  Tidak
Varices tungkai :  Ada  Tidak

Refleks Patella Kanan :  Ada  Tidak

Keluhan :-

8. Abdomen
7.1. Bekas luka :  Ada  Tidak

Pembesaran perut : inspeksi, abdomen membesar, bersih tidak ada luka operasi, linea
dan strie ada. Pada pemeriksaan Leopold didapatkan pada leopold I yaitu TFU 3 jari di bawah
Prosesus xifoideus, dilanjutkan dengan leopold II untuk menentukan letak punggung atau
bokong janin atau bagian terkecil pada janin, dan didapatkan hasil letak punggung janin
disebelah kanan teraba lebar dan keras, dilanjutkan dengan leopold III yaitu untuk mengetahui
bagian terbawah janin apakah kepala atau bokong, dan hasil pemeriksaan kepala dan belum
masuk pintu atas panggul. Pemeriksaan leopold IV adalah untuk menentukan seberapa besar
bagian bawah janin masuk pintu atas panggul. Dikatakan devergen jika tangan melampaui
lingkaran (sebagian besar kepala masuk pintu atas panggul), dikatakan konvergen masih
sebagian kecil kepala masuk pintu atas panggul, tetapi tidak dilanjutkan pemeriksaan ini,
karena kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP).

Bentuk perut : lonjong

Oedema :  Ada  Tidak

Acites :  Ada  Tidak

Keluhan :-

9. Pemeriksaan Obstetrik
9.1 Palpasi uterus
 Tinggi fundus uteri :-
 Letak :-
 Presentasi :-
 Punggung :-
 Kontraksi :-
 Frekwensi : - x/menit
 Kekuatan :-
9.2 Palpasi supra pubik kandung kemih : -
9.3 Auskultasi :
DJJ : 145x/menit Tempat : dipunggung janin
Frekwensi : - Teratur/Tidak
10.Genitalia
9.1 Inspeksi
Vulva & vagina : Varices :  Ada  Tidak
Luka :  Ada  Tidak
Kemerahan :  Ada  Tidak
Nyeri :  Ada  Tidak
Perineum : Bekas luka/episiotomo :  Ada  Tidak
Lain-lain :  Ada  Tidak
Bila ada :-
Keluhan : -
II. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal : -
Darah : Hb 9 gr% Gol. Darah : - (Anamnese) Rhesus : -

R.P.R : -

Urine : Protein : -
Reduksi : -
Pemeriksaan penunjang lain :
Pengobatan : Pengobatan yang didapatkan selama kehamilan adalah ibu D. B sudah mendapat
tablet zat besi sebanyak 70 tablet dan vitamin C.

Kediri, 26 November 2020.

Mahasiswa

(Thalia Rossalinda)
ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. B.D

Umur : 33 Tahun

No. Register : -

Data Obyektif (DO) Faktor Yang Berhubungan/Risiko Masalah Keperawatan


(E)
Data Subyektif (DS) (P)

DS : pasien mengatakan Kondisi fisiologis ( mis. Penyakit Keletihan ( D.0557 )


pusing, mata kunang-kunang, kronis, penyakit terminal, anemia,
cepat lelah jika melakukan malnutrisi, kehamilan )
aktivitas yang berlebihan,
pasien juga mengatakan bahwa
sebagian aktivitas masih
dibantu oleh suami, pasien
mengatakan tidak bisa
melakukan pekerjaan rumah
sendiri karena cepat lelah.

DO : saat dikaji pasien tampak


pucat, konjungtiva anemis.

DS : pasien mengatakan sulit Hambatan lingkungan ( mis. Gangguan pola Tidur


untuk tidur, tidur malam Kelembapan lingkungan sekitar, ( D.0055 )
hanya 4-5 jam, sering suhu lingkungan, kebisingan, bau
terbangun karena rasa BAK. tidak sedap jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan
DO : saat dikaji ibu tampak )
menguap, ada bantalan hitam
dibawah mata.

DS: pasien mengatakan tidak Kurang Terpapar Informasi Defisit Pengetahuan tentang
mengetahui tentang bahaya penyakit anemia (D.0111)
anemia pada ibu hamil dan dan
makanan yang dapat
meningatkan Hb.

DO : saat ditanya pasien


tampak bingun untuk
menjelaskan anemia dalam
kehamilan
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. B.D

Umur : 33 Tahun

No. Register : -

N TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA


O MUNCUL (SDKI) TERATASI TANGAN

1. 28 Keletihan ( D.0557 ) berhubungan dengan Kondisi


Desember fisiologis ( mis. Penyakit kronis, penyakit terminal,
2019 anemia, malnutrisi, kehamilan ) yang ditandai
dengan pasien mengatakan pusing, mata kunang-
kunang, cepat lelah jika melakukan aktivitas yang
berlebihan, pasien juga mengatakan bahwa
sebagian aktivitas masih dibantu oleh suami, pasien
mengatakan tidak bisa melakukan pekerjaan rumah
sendiri karena cepat Lelah, saat dikaji pasien
tampak pucat, konjungtiva anemis.

2. 28 Gangguan pola Tidur ( D.0055 ) Berhubungan


desember dengan Hambatan lingkungan ( mis. Kelembapan
2019 lingkungan sekitar, suhu lingkungan, kebisingan,
bau tidak sedap jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan) yang ditandai
dengan pasien mengatakan sulit untuk tidur, tidur
malam hanya 4-5 jam, sering terbangun karena rasa
BAK. saat dikaji ibu tampak menguap, ada
bantalan hitam dibawah mata.

3. 28 Defisit Pengetahuan tentang penyakit anemia


Desember (D.0111) berhubungan dengan Kurang Terpapar
2019 Informasi yang ditandai dengan pasien mengatakan
tidak mengetahui tentang bahaya anemia pada ibu
hamil dan dan makanan yang dapat meningatkan
Hb. saat ditanya pasien tampak bingun untuk
menjelaskan anemia dalam kehamilan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. B.D

Umur : 33 Tahun

No. Register : -

DIAGNOSIS KEPERAWATAN : Keletihan ( D.0557 )

1. SLKI :Tingkat Keletihan L.05046

a. kemampuan melakukan aktivitas rutin 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4


b. selera makan 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
c. pola napas 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
d. pola istirahat 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. B.D

Umur : 33 Tahun

No. Register : -

DIAGNOSIS KEPERAWATAN : Gangguan Pola Tidur ( D.0055 )

1. SLKI : Pola Tidur L.05045

a.keluhan sulit tidur 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5


b.keluhan sering terjaga 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
c.keluhan tidak puas tidur 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
d.keluhan istirahat tidak cukup 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
e.kemampuan beraktivitas 4 Dipertahankan/ditingkatkan pada 2
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. B.D

Umur : 33 Tahun

No. Register : -

DIAGNOSIS KEPERAWATAN : Defisit Pengetahuan tentang penyakit Hipertensi (D.0111)

1. SIKI : Tingkat Pengetahuan ( L.12111 )

a. perilaku sesuai anjuran 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4


b. pengetahuan menjelaskan pengetahuan tentang suatau topik 2 Dipertahankan/ditingkatkan
pada 4

2. SIKI : Tingkat Kepatuhan (L.12110)

a. Perilaku mengikuti program perawatan/pengobatan 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada


5
b. perilaku melakukan anjuran 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada
5
c. tanda dan gejala penyakit 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada
5

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. B.D

Umur : 33 Tahun

No. Register : -

N DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL


O
(SIKI)

1. Keletihan ( D.0557 ) berhubungan dengan Kondisi Manajemen Energi ( I.05178 ) Manajemen Energi ( I.05178 )
fisiologis ( mis. Penyakit kronis, penyakit terminal,
anemia, malnutrisi, kehamilan ) yang ditandai dengan Observasi : 1. Mengetahui penyebab kelelahan pada pasien
pasien mengatakan pusing, mata kunang-kunang, 2. Mengetahui lokasi dan ketidaknyamanan selama
- Identifikasi gangguan tubuh yang menyebabkan
cepat lelah jika melakukan aktivitas yang berlebihan, pasien melakukan aktivitas
pasien juga mengatakan bahwa sebagian aktivitas kelelahan
masih dibantu oleh suami, pasien mengatakan tidak - Monitor kelelahan fisik dan emosional
bisa melakukan pekerjaan rumah sendiri karena cepat - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
Lelah, saat dikaji pasien tampak pucat, konjungtiva
melakukan aktivitas
anemis.
Terapeutik :

- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus


( mis. Cahaya, suara, kunjungan )
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi :

- Anjurkan melakukan aktivitas bertahap


Kolaborasi :

- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara


meningkatkan asupan makanan
2. Gangguan pola Tidur ( D.0055 ) Berhubungan dengan Dukungan Tidur (I.0514) Dukungan Tidur (I.0514)
Hambatan lingkungan ( mis. Kelembapan lingkungan
sekitar, suhu lingkungan, kebisingan, bau tidak sedap  Observasi 1. Mengetahui pola aktivitas dan tidur pasien
jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakan) yang 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur 2. Mengetahui factor penganggu tidur
ditandai dengan pasien mengatakan sulit untuk tidur, 3. Membuat jadwal tidur pasien agar pasien dapat tidur
2. Identifikasi factor penggangu tidur ( fisik dan/atau
tidur malam hanya 4-5 jam, sering terbangun karena
fisiologis) secara teratur
rasa BAK. saat dikaji ibu tampak menguap, ada
bantalan hitam dibawah mata.  Terapeutik 4. Memberikan procedure untuk meningkatkan
1. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kenyamanan pasien
kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur) Memberitahu pasien pentingnya tidur yang cukup
2. Tetapkan jadwal rutin tidur
3. Lakukan procedure untuk meningkatkan kenyamanan
(mis. Pijat, pengaturan posisi, terapi akupresure)
 Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
2. Anjurkan menepati waktu tidur
3. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
menggangu tidur
3. Defisit Pengetahuan tentang penyakit anemia Edukasi Kesehatan ( I.12383 ) Edukasi Kesehatan ( I.12383 )
(D.0111) berhubungan dengan Kurang Terpapar
Informasi yang ditandai dengan pasien mengatakan Observasi : 1. Memberitahu pasien terkait penyakit yang dialami
tidak mengetahui tentang bahaya anemia pada ibu 2. Mengetahui kemampuan pasien dalam menerima
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
hamil dan dan makanan yang dapat meningatkan Hb. informasi yang akan disampaikan
saat ditanya pasien tampak bingun untuk menjelaskan informasi
3. Mengetahui seberapa antusiasnya pasien untuk
anemia dalam kehamilan - Identifikasi factor – factor yang dapat meningkatkan
mendapatkan informasi
dan menurunkan motivasi peilakun hidup bersih dan
Mengajarkan pasien untuk mencega penyakit yang
sehat
Terapeutik : dialaminya

- Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan


- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :

- Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi


Kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatakan perilaku hidup bersih dan sehat
TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. B.D

Umur : 33 Tahun

No. Register : -

NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA

TANGAN

1. D1 28 Manajemen Energi ( I.05178 )


Desember
2019 / 10.00 1. Observasi TTV
WITA 2. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan.
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.
Cahaya, suara, kunjungan)
5. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makan.

D2 28 Dukungan Tidur (I.0514)


Desember
2019 / 10.00 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
WITA 2. Identifikasi factor penggangu tidur ( fisik dan/atau
fisiologis)
3. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan,
suhu, matras, dan tempat tidur)
4. Tetapkan jadwal rutin tidur
5. Lakukan procedure untuk meningkatkan kenyamanan
(mis. Pijat, pengaturan posisi, terapi akupresure)
6. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
7. Anjurkan menepati waktu tidur
8. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
menggangu tidur

D3 28 Edukasi Kesehatan ( I.12383 )


Desember 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
2019 / 10.00 informasi
WITA
2. Identifikasi factor – factor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi peilakun hidup bersih dan sehat
3. Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
4. Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
5. Berikan kesempatan untuk bertanya
6. Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi
Kesehatan
7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
8. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatakan perilaku hidup bersih dan sehat
2. D1 29 Manajemen Energi ( I.05178 )
Desember
2019 / 15.00 1. Observasi TTV
WITA 2. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan.
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.
Cahaya, suara, kunjungan)
5. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makan.

D2 29 Dukungan Tidur (I.0514)


Desember
2019 / 15.00 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
WITA 2. Identifikasi factor penggangu tidur ( fisik dan/atau
fisiologis)
3. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan,
suhu, matras, dan tempat tidur)
4. Tetapkan jadwal rutin tidur
5. Lakukan procedure untuk meningkatkan kenyamanan
(mis. Pijat, pengaturan posisi, terapi akupresure)
6. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
7. Anjurkan menepati waktu tidur
8. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
menggangu tidur
D3 29 Edukasi Kesehatan ( I.12383 )
Desember
2019 / 15.00 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
WITA informasi
2. Identifikasi factor – factor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi peilakun hidup bersih dan sehat
3. Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
4. Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
5. Berikan kesempatan untuk bertanya
6. Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi
Kesehatan
7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
8. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatakan perilaku hidup bersih dan sehat
3. D1 30 Manajemen Energi ( I.05178 )
Desember
2019 / 10.00 1. Observasi TTV
WITA 2. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan.
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.
Cahaya, suara, kunjungan)
5. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makan.

D2 30 Dukungan Tidur (I.0514)


Desember
2019 / 10.00 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
WITA 2. Identifikasi factor penggangu tidur ( fisik dan/atau
fisiologis)
3. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan,
suhu, matras, dan tempat tidur)
4. Tetapkan jadwal rutin tidur
5. Lakukan procedure untuk meningkatkan kenyamanan
(mis. Pijat, pengaturan posisi, terapi akupresure)
6. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
7. Anjurkan menepati waktu tidur
8. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
menggangu tidur

D3 30 Edukasi Kesehatan ( I.12383 )


Desember
2019 / 10.00 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
WITA informasi
2. Identifikasi factor – factor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi peilakun hidup bersih dan sehat
3. Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
4. Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
5. Berikan kesempatan untuk bertanya
6. Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi
Kesehatan
7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
8. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatakan perilaku hidup bersih dan sehat
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. B.D

Umur : 33 Tahun

No. Register : -

N NO.DX JAM EVALUASI TTD


O

1. D1 28 S: ibu mengatakan masih lemag saat


Desember beraktifitas seperti membersihkan rumah,
2019 / memasak, pasien mengatakan sudah mengatur
15.00 jadwal kegiatan, biasanya membersihkan
WITA rumah pada sore hari dibantu suami.

O: pasien tampak lemah, masih pucat,


kunjungtiva masih anemis.

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

Manajemen Energi ( I.05178 )

1. Observasi TTV
2. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan.
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
5. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makan
D2 28 S: ibu mengatakan tidur masih terganggu,
Desember tidur malam hanya 4 jam, ibu mengatakan
2019 / sudah mengurangi minum air dimalam hari.
15.00
WITA
O: masih ada bantalan hitam dibawah mata,
saat bicara pasien sering menguap.

A: masalah belum teratasi.

P: intervensi dilanjutkan

Dukungan Tidur (I.0514)

1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur


2. Identifikasi factor penggangu tidur
( fisik dan/atau fisiologis)
3. Modifikasi lingkungan (mis.
Pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur)
4. Tetapkan jadwal rutin tidur
5. Lakukan procedure untuk
meningkatkan kenyamanan (mis.
Pijat, pengaturan posisi, terapi
akupresure)
6. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
7. Anjurkan menepati waktu tidur
8. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang menggangu
tidur

D3 28 S: ibu mengatakan sudah mengerti tentang


Desember anemia pada ibu hamil, nutrisi yang dapat
2019 / meningkatkan kadar hemaglobin.
15.00
WITA
O: saat ditanya kembali ibu dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan terkait anemia pada
ibu hamil.

A: masalah mulai teratasi.

P: intervensi dilanjutkan

Edukasi Kesehatan ( I.12383 )

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan


menerima informasi
2. Identifikasi factor – factor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
motivasi peilakun hidup bersih dan
sehat
3. Sediakan materi dan media
Pendidikan Kesehatan
4. Jadwalkan Pendidikan Kesehatan
sesuai kesepakatan
5. Berikan kesempatan untuk bertanya
6. Jelaskan factor risiko yang dapat
mempengaruhi Kesehatan
7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
8. Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatakan perilaku hidup
bersih dan sehat

2. D1 29 S: ibu mengatakan sudah menjadwalkan


Desember waktu istirahat, waktu kerja, ibu mengatakan
2019 / tidak terlalu Lelah.
10.00
WITA
O:ibu tampak segar, konjungtiva anemis.

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan

Manajemen Energi ( I.05178 )

1. Observasi TTV
2. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan.
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
5. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makan
D2 29 S: ibu mengatakan waktu tidur 5-6 jam, masih
Desember ada gangguan yaitu sering kencing, ibu
2019 / mengatakan telah mengikuti tindakan yang
10.00 diajarkan kepada pasien.
WITA

O: masih ada bantalan hitam dibawah mata

A: masalah belum teratasi.

P: intervensi dilanjutkan

Dukungan Tidur (I.0514)

1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur


2. Identifikasi factor penggangu tidur
( fisik dan/atau fisiologis)
3. Modifikasi lingkungan (mis.
Pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur)
4. Tetapkan jadwal rutin tidur
5. Lakukan procedure untuk
meningkatkan kenyamanan (mis.
Pijat, pengaturan posisi, terapi
akupresure)
6. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
7. Anjurkan menepati waktu tidur
8. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang menggangu
tidur
D3 29 S: ibu mengatakan sudah mengerti tentang
Desember bahaya anemia, makanan yang dapat
2019 / meningkatkan hemaglobin, pasien
10.00 mengatakan dirumah sudah mengkonsumsi
WITA sayur hijau dan juga mengkonsumsi kacang-
kacangan, ibu juga mengatakan rutin minum
tablet Fe yang diberikan 1 tablet setiap hari.

O: ibu sudah mengerti dan mengikuti apa


yang dianjurkan oleh perawat.

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan.

3. D1 30 S: ibu mengatakan tidak terlalu lelah saat


Desember beraktifitas, karena aktifitas dibantu suami,
2019 / ibu mengatakan tidak pusing, mata tidak
17.00 berkunang-kunang.
WITA

O: ibu tampak segar, konjutiva masih anemis

A: masalah teratasi Sebagian

P: intervensi dipertahankan

Manajemen Energi ( I.05178 )

1. Observasi TTV
2. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan.
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
5. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makan
D2 30 S: ibu mengatakan sudah bisa tidur dengan
Desember baik, lama tidur 6 jam
2019 /
17.00
WITA
O: masih ada bantalan hitam di bawah
kelopak mata.

A: masalah teratasi Sebagian


P: intervensi dipertahankan

Dukungan Tidur (I.0514)

1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur


2. Identifikasi factor penggangu tidur
( fisik dan/atau fisiologis)
3. Modifikasi lingkungan (mis.
Pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur)
4. Tetapkan jadwal rutin tidur
5. Lakukan procedure untuk
meningkatkan kenyamanan (mis.
Pijat, pengaturan posisi, terapi
akupresure)
6. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
7. Anjurkan menepati waktu tidur
8. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang menggangu
tidur
SATUAN ACARA PENYULUHAN ANEMIA

Pokok Bahasan : Anemia

Sasaran : Ny. B.D

Tempat : rumah pasien

Hari/ Tanggal : 26 November 2020.

Waktu : 20 menit

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan, pasien mampu memahami dan
mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit pasien dapat :
1. Pasien mengetahui pengetian pemberian Anemia
2. Pasien mengetahui pengobatan anemia
3. Pasien mengetahui penyebab anemia
4. Mengetahui gejalah anemia
5. Mengetahui jenis anemia
C. Materi
1. Pengertian Anemia
2. Cara pengobatan anemia
3. Penyebab anemia
4. Gejalah anemia
5. Jenis anemia
D. Sasaran
Pasien
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
1. Leaflet

Anda mungkin juga menyukai