KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN HIPERTIROID
OLEH
KELOMPOK II
A. PENGERTIAN
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh
metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337)
B. ETIOLOGI
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan
TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH
yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular goitre
c. ’’Solitary toxic adenoma’’
2. Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
C. PATOFISIOLOGI
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali
dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel
folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali
dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan
sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut
merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi
TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar
tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu
jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga
menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar
batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid
membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk
akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme
tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini,
terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan
sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini
menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik,
sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau
diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem
kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang
mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata
terdesak keluar.
D. KLASIFIKASI
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme
Klasifikasi lain:
1. Goiter Toksik Difusa (Graves’ Disease)
Kondisi yang disebabkan, oleh adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh
dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid, sehingga menstimulasi kelenjar tiroid
untuk memproduksi hormon tiroid terus menerus.
Graves’ disease lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria, gejalanya dapat
timbul pada berbagai usia, terutama pada usia 20 – 40 tahun. Faktor keturunan juga
dapat mempengaruhi terjadinya gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yaitu
dimana zat antibodi menyerang sel dalam tubuh itu sendiri.
2. Nodular Thyroid Disease
Pada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar tiroid membesar dan tidak disertai
dengan rasa nyeri. Penyebabnya pasti belum diketahui. Tetapi umumnya timbul
seiring dengan bertambahnya usia.
3. Subacute Thyroiditis
Ditandai dengan rasa nyeri, pembesaran kelenjar tiroid dan inflamasi, dan
mengakibatkan produksi hormon tiroid dalam jumlah besar ke dalam darah.
Umumnya gejala menghilang setelah beberapa bulan, tetapi bisa timbul lagi pada
beberapa orang.
4. Postpartum Thyroiditis
Timbul pada 5 – 10% wanita pada 3 – 6 bulan pertama setelah melahirkan dan
terjadi selama 1 -2 bulan. Umumnya kelenjar akan kembali normal secara perlahan-
lahan
Hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves yaitu penyakit autoimun yang tidak
diketahui penyebabnya. Tetapi ditemukan faktor pencetus seperti :
a. Riwayat keluarga yang biasanya tinggal didaerah pegunungan yang airnya kurang
mengandung yodium
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. PENGKAJIAN
a. Anamnesa
Aktivitas / Istirahat
Gejala : Insomnia, sensitivitas meningkat ; Otot lema, gangguan koordinasi ;
Kelelahan berat
Tanda : Atrofi Otot
Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada ( angina )
Tanda : Disritmia ( vibrilasi atrium ), irama gallop, murmur ; Peningkatan
tekanan darah dengan tekanan nada yang berat, takikardia ; Sirkulasi
kolaps,syok ( krisis tirotoksikosis )
Integritas Ego
Gejala : Mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik
Tanda : Emosi labil ( euforia sedang sampai delirium ), depresi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan keletihan otot pernafasan.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay
dan kebutuhan oksigen.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. DATA DASAR
A. Identitas Pasien
Nama : Ny B
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 30 Tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Hindu
Suku / Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 6 no 24
Diagnosa Medis : Hipertiroid
Sumber Biaya : Umum
Sumber Informasi : RM, pasien, dan keluarga pasien
Identitas Penaggung
Nama Lengkap : Tn A
Jenis Kelamin : Laki-laki
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Alasan masuk rumah sakit : pasien mengalami nyeri pada leher.
b. Keluhan Utama : nyeri akut
c. Kronologi keluhan : pasien mengatakan mengalami nyeri demam sejak tanggal 13
Februari 2015. Keluhan tersebut masih di alami sampai sekarang. Sebelumnya pasien
tidak dapat melakukan pengobatan.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengatakan lupa dengan riwayat imunisasinya. Tidak memiliki riwayat alergi ,
pasien tidak memiliki riwayat kecelakaan.
3. Riwayat psikologi dan spiritual
Orang terdekat pasien adalah suaminya, komunikasi dalam keluarga terjalin dengan baik.
Keluarga cemas akan kondisi pasien saat ini karena sakit yang di deritanya tak kunjung
sembuh. Pasien dan keluarga selalu berdoa demi kesembuhan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mengdap penyakit yang sama.
C. DATA BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
1. Bernafas
Sebelum sakit : pasien tidak mengalami kesulitan untuk bernafas.
Saat sakit : Pasien merasa sesak, sesak di rasa sejak menarik nafas, terpasang
O2 2 liter.
2. Makan
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi :3x/hari 3x/hari
Jenis :Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur, buah
Porsi :1 piring 1 piring
Pantangan :tidak ada Tidak ada
Keluhan :Tidak ada Tidak nafsu makan dan sakit
saat menelan.
Pasien mengatakan bisa makan makanan yang diberikan rumah sakit dan hanya
habis setengah porsi. Pasien mengatakan mengalami penurunan nafsu makan.
Pasien mengeluh kesulitan dalam menelan.
3. Minum
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi :7x/hari 5x/hari
Jenis :Air putih Air putih, susu
Porsi :1 gelas 1 gelas
Pantangan :Tidak ada Tidak ada
Keluhan :Tidak ada sakit saat menelan
4. Eliminasi BAB
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi : 1x sehari 1x sehari
Warna : Kuning khas feses Kuning khas feses
Konsistensi : Lunak Lunak
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
Eliminasi BAK
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi :4-5x /hari 5x/hari
Warna :Kuning jernih Kuning jernih
Konsistensi :Cair cair
Keluhan :Tidak ada tidak ada
Pasien mengatakan tidak mengalami masalah pada saat berkemih.
5. Gerak aktifitas
a. Kemampuan untuk ADL
1.Kemampuan untuk makan
Pasien mengatakan tidak mampu makan sendiri dan dibantu keluarga.
2. Kemampuan untuk mandi
Pasien mengatakan tidak mampu ke kamar mandi dibantu oleh keluarga.
Pasien mengatakan tidak mampu lap dirinya sendiri dikarenakan sebelah
tangannya terpasang infus.
3. Kemampuan toileting
Pasien mengatakan tidak mampu cebok sendiri.
4. Kemampuan untuk berpakaian
Pasien mengatakan tidak mampu berpakaian sendiri dan dibantu oleh
keluarga.
5. Kemampuan instrumentalia
Pasien mampu menggunakan telephone
b. Kemampuan untuk mobilisasi
Pasien mampu merubah posisi di tempat tidur, mampu duduk di tempat tidur,
tidak mampu berdiri lama, tidak mampu berjalan ke kamar mandi, mampu
berpindah.
6. Istirahat / tidur
Jumlah tidur dalam sehari 71/2 jam, pasien mengatakan tidurnya sedikit terganggu
dan merasa tidak nyaman.
7. Pengaturan suhu tubuh
Pasien mengalami masalah pada suhu tubuhnya dengan suhu tubuh 38,5C
8. Kebersihan diri
Keadaan pasien sedikit kotor karena selama sakit jarang mandi dan hanya di lap
seadanya oleh keluarganya.
9.Rasa nyaman
Pasien mengatakan merasa tidak nyaman di bagian leher, karena terjadi
pembengkakan yang terus membesar.
10. Rasa aman
a. Aman psikis
ansietas : Pasien merasa cemas terhadap penyakitnya dan merasa tidak
berdaya, pasien tidak pelupa dan tidak mengalami penurunan konsentrasi
Keputusasaan : Pasien tidak ada mengungkapkan rasa putus asa dan tidak
patah semangat terhadap penyakitnya.
Ketakutan : Pasien mengungkapkan rasa takut dan merasa khawatir
terhadap penyakitnya.
Mekanisme koping : Mekanisme koping pasien saat ini adalah mampu
mengatasi masalah secara konstuktif, tidak respon asertif, tidak ada
ungkapan kehilangan, merasa bersalah, merasa tidak berharga, atau pun
menyangkal masalah yang dihadapi.
Konsep diri : Pasien mengatakan merasa malu dengan pembengkakan pada
leher karena penyakitnya.
D. PENGKAJIAN FISIK
1.Keadaan umum ( KU)
a. Kesan umum pasien lemah : Pasien tampak lemas dan pucat
b. Kesadaran : ( kualitatif) : Compos Mentis , ( kwalitatif) : E4 V5 M5
c. Bentuk tubuh : Bentuk tubuh pasien kurus
d. TB : 159 cm , BB sebelum sakit : 52 kg , BB saat sakitl : 50 kg.
e. Postur tubuh : pasien memiliki postur tegak
f. Warna kulit : Sawo matang , turgor kulit : < 3 detik
2. Gejala kardinal
Tekanan Darah : 140/80 mmHg Nadi : 86 x/menit
Respirasi : 28x/menit Suhu : 38,5 0C
3. Keadaan Fisik :
a. Kepala : Kebersihan rambut dan kulit kepala pasien cukup bersih,
keadaan rambut pasien merata, sedikit kotor dan terdapat
ketombe, tidak
ada bekas operasi, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
b. Mata : Kelopak mata pasien tidak ada masalah, konjungtiva pucat,
sklera normal berwarna putih, pupil normal, bola mata
menonjol keluar, kornea pasien tidak ada masalah, tidak ada
secret.
c. Hidung : Bentuk hidung pasien simetris, bersih, tidak ada polip, tidak
ada secret, tidak ada cuping hidung.
d. Muka : Warna muka pasien pucat, bentuk muka simetris, keadaan
muka pasien tidak ada masalah.
e. Mulut dan gigi : Bibir kering, tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, lidah
kotor, gusi tidak berdarah, tidak terdapat pembesaran kelenjar
tonsil.
f. Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
parotis, limfe dan vena jugularis.
g. Thorax : Bentuk Simetris, gerakan normal/simetris dan sedang
menggunakan alat bantu pernafasan, dan tidak terdapat nyeri
tekan, terdapat perubahan pola nafas, bunyi nafas ronchi,
nafas dangkal, inspirasi nafas pendek, dan vokal premitus
seimbang antara kanan dan kiri.
h. Payudara : Bentuk simetris, warna kecoklatan dan tidak terdapat nyeri
tekan.
i. Abdomen : Bentuk abdomen normal, keadaan kulit normal, tidak
terdapat nyeri tekan dan tidak ada pembesaran
hati(hepatomegali).
j. Ekstremitas
1. Keadaan ekstremitas atas normal
Terpasang infus di tangan kanan pasien dengan tidak terlihat komplikasi
seperti flebitis. Kekuatan otot normal :
555 555
555 555
. ANALISA DATA
Hipertermi
3 Senin, 16 DS : -Pasien mengatakan Perubahan Hipertiroid
Feb 2015 aktivitasnya dibantu oleh metabolism
10.05 wita keluarga dan mengatakan
Ketidakseimbangan
otot terasa lemas. kebutuhan dan
DO : suplay O2
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No.Dx Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanggal TTD
Muncul Teratasi
1 Senin, 16 Pola nafas tidak efektif berhubungan
Feb 2015 dengan keletihan otot pernafasan
10.30 wita ditandai dengan pasien mengatakan
merasa sesak saat bernafas, pasien
terlihat sulit untuk bernafas, Suhu : 38,5
0
C,Nadi :86x/menit, Respirasi :
28x/menit, Tekanan Darah : 140/80
mmhg.
2 Senin, 16 Hipertermi berhubungan dengan
Feb 2015 proses inflamasi ditandai dengan
10.30 wita pasien mengatakan badannya merasa
panas, suhu : 38,5 0 C.
3 Senin, 16 Intoleransi aktivitas berhubungan
Feb 2015 dengan ketidakseimbangan kebutuhan
10.30 wita asupan dan suplay O2 ditandai dengan
pasien mengatakan aktivitasnya
dibantu oleh keluarga dan mengatakan
otot terasa lemas, pasien tampak lemas
C. PERENCANAAN
RENCANA KEPERAWATAN
HARI/TGL No
Dx TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
Senin 23 1 Setelah dilakukan 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui
Mei 2014 asuhan keperawatan perubahan kondisi
11.00 wita selama 2x24 jam pasien.
diharapkan 2. Beri posisi 2. Posisi semi fowler
pernafaan dalam senyaman mungkin dapat melonggaran
batas normal,dengan ( posisi semi jalan nafas.
kriteria hasil : fowler)
D. IMPLEMENTASI
TANGGAL JAM NO INTERVENSI RESPON PX TTD
DX
16 Feb 2015 11.00 1 Mengukur ttv S : 38,5
N : 86 x/menit
RR : 26 x/menit
TD : 140/80 mmhg
Pasien telah
20.00 1 meminum obat yang
Berkolaborasi dalam diberkan.
pemberian obat
antipiretik dan
carbimazole 3x 500 mg
18 Feb 05.00 1,2,3 Pemeriksan ttv S : 37
2015 N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
TD : 120/80 mmhg