Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kehamilan merupakan sebuah tahapan yang unik dalam siklus hidup
perempuan. Kehamilan menjadi fase yang sangat ditunggu-tunggu bagi setiap
pasangan yang ingin melanjutkan keturunan. Masa kehamilan merupakan
penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Apabila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung sekitar 40 minggu atau 9-10 bulan.
Dalam menjalani masa kehamilan, seoorang wanita tidak hanya perlu
mendapat dukungan dari keluarga saja, tetapi dukungan tenaga kesehatanpun
sangat penting karena dukungan tersebut akan mempengaruhi kondisi
psikologis setiap calon ibu. Oleh karena itu, tenaga kesehatan terutama
seorang bidan yang menjadi pendamping wanita wajib untuk tahu tentang
segala perubahan, dan segala proses yang akan dialami wanita dalam siklus
hidupnya.
Dalam memberikan asuhan, bidan diharapkan mampu memberikan asuhan
secara menyeluruh dan holistik sesuai tahapan perkembangan ibu hamil agar
ibu maupun janin memperoleh manfaat yang optimal dari asuhan yang
didapat. Dengan melibatkan peran serta dari suami maupun keluarga klien,
bidan wajib untuk mampu mendeteksi adanya masalah potensial pada ibu
hamil sedini mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi termasuk
menganalisis faktor-faktor penyulit kehamilan lainnya selama kehamilan
hingga persalinan. Selain itu bidan juga wajib untuk selalu berfikir kritis
dalam memberikan penatalaksanaan terhadap klien secara cepat dan tepat.
Oleh karena itu, mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan
Politeknik Kesehatan Denpasar melaksanakan praktik terintegrasi terkait mata
kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis, guna menambah ilmu
pengetahuan, wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam menerapkan
asuhan kebidanan kehamilan di Puskesmas 1 Denpasar Barat, sehingga
mahasiswa dapat lebih terampil dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil.

1
B. Tujuan pembelajaran
1. Tujuan umum
Untuk mengaplikasikan asuhan kehamilan sesuai dengan tahapan
perkembangan kehamilan dengan pendekatan manajemen kebidanan
(Varney) pada kunjungan awal dan kunjungan ulang sesuai standar
mutu yg berlaku dan kode etik profesi sesuai stabdar mutu yang berlaku
dan kode etik profesi sesuai kewenangannya dan mendokumentasikan
hasil asuhan dengan metode SOAP pada kondisi fisiologis.
2. Tujuan khusus
a). Untuk meningkatkan ketrampilan dalam mengidentifikasi
perubahan fisik maupun psikologis pada ibu hamil sesuai tahap
perkembangannya
b). Untuk meningkatkan ketrampilan dalam mengidentifikasi
kebutuhan dasar ibu haml sesuai dengan tahap perkembangannya
c). Untuk menerapkan asuhan kehamilan sesuai dengan tahapan
perkembangan kehamilan dengan pendekatan manajemen kebidanan
(Varney) baik pada kunjungan awal maupun kunjungan ulang yang
didokumentasikan dengan metode SOAP meliputi ; mengumpulkan
data subjektif, mengumpulkan data objektif, menganalisis (diagnose
kebidanan dan masalah) dan menyusun penatalaksanaan
d). Untuk meningkatkan ketrampilan dalam memberikan pendidikan
kesehatan untuk ibu hamil (kelas ibu hamil) termasuk
mempraktekkan senam hamil
e). Untuk melaksanakan standar asuhan kebidanan pada kehamilan
fisiologis sesuai evidence bosed

C. Metode Pembelajaran
1. Metode Observasi
Metode observasi merupakan suatu cara memperoleh data dengan cara
mengadakan pengamatan secara langsung oleh oleh mahasiswa

2
terhadap suatu asuhan kehamilan yang diberikan oleh bidan secara
langsung.
2. Metode Bed Side Teaching
Metode Bed Side Teaching adalah metode pengajaran berbasis pasien
di mana peserta mempraktekkan kemampuan klinis dengan melihat dan
mempelajari suatu kasus secara langsung.
3. Metode Studi Kasus
Studi kasus merupakan suatu strategi riset, penelaahan empiris yang
menyelidiki suatu gejala dengan pengujian atau penyelidikan secara
rinci terhadap suatu gejala dalam latar kehidupan nyata.
4. Metode Seminar
Metode Seminar adalah sebuah metode pengajaran akademis atau
pembahasan masalah secara ilmiah yang berfokus pada sebuah topik
tertentu, di mana peserta seminar dapat berpartisiasi aktif.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Proses Adaptasi Fisiologi dan Psikologi pada Masa Kehamilan Trimiester


I, Trimester II dan Trimester III
1. Adaptasi Fisiologis
a). Sistem Reproduksi dan Payudara

Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 g dan


kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan uterus akan berubah
menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan
amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5L
bahkan dapat mencapai 20L atau lebih dengan berat rata-rata 1100g.

Perubahan uterus

Pada Trimester I (awal kehamilan) penebalan uterus mulai distimulasi


oleh hormon esterogen dan sedikit oleh progesteron. Tuba fallopi,
ovarium, dan ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus.
Pada trimester ini, uterus akan mengalami kontraksi Braxton Hicks. Posisi
plasenta mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus,dimana bagian uterus
yang mengelilingi implantasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat
dibandingkan bagian lainnya. Sehingga akan menyebabkan uterus tidak
rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda piscaseck. Pada minggu-minggu
pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah
alpukat. Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti
korpus uteri yang mengakibatkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak
yang dikenal dengan tanda Hegar. Seiring dengan perkembangan
kehamilan, daerah fundus dan korpus yang awalnya seperti buah alpukat
akan semakin membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia
kehamilan 12 minggu. (Prawihardjo:2008). Pada akhir kehamilan 12
minggu uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong usus
seiring perkembangannya,uterus akan menyentuh dinding abdominal

4
mendorong usus kesamping, dan keatas, terus tumbuh hingga hampir
menyentuh hati. (Sulistyawati: 2009).

Pada Trimester II, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban dan
dinding rahim terasa tipis namun tetap berada pada rongga pelvis, setelah itu
memasuki rongga rahim yang dalam pembesarannya mencapai batas
hati.Pada kehamilan 16 minggu (akhir trimester II), kavum uteri seluruh nya
di isi oleh amion dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis)
telah menjadi satu. Tinggi TFU terletak antara pertengahan simpisis pusat.
Plansenta telah terbentuk seluruh nya. Pada kehamilan 20 minggu, TFU
terletak 2-3 jari di bawa pusat. Pada kehamilan 24 minggu, TFU terletak
setinggi pusat (Prawirodihardjo: 2008). Saat memasuki Trimester III
Ketebalan Uterus hanya berkisar 1,5 cm bahkan kurang. Ismus akan
berkembang menjadi segmen bawah uterus dan otot-otot uterus akan
berkontraksi sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis,
batas tersebut disebut lingkaran retraksi fisiologi.

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)


(Minggu)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat prosesus xiphoideus (Px)
36 3 jari di bah prosesus xiphoideus
40 Pertengahan pusat prosesus xiphoideus (Px)

5
Tabel 1. perkembangan TFU seiring bertambahnya usia kehamilan.
( Hanifa, Prawirohardjo, 2002)

Usia Kehamilan Bentuk dan Konsistensi Uterus


Bulan pertama Seperti buah alpukat.
Itsmus rahim menjadi hipertrofi dan
bertambah panjang, sehingga bila diraba
terasa lunak, keadaan ini yang disebut
dengan tanda hegar
2 bulan Sebesar telur bebek
3 bulan Sebesar telur angsa
4 bulan Berbentuk bulat
5 bulan Rahim teraba seperti berisi cair ketuban.
Rahim terasa tipis, itulah sebabnya mengapa
bagian-bagian janin ini dapat dirasakan
melalui perabaan dinding perut.

Tabel 2. perkembangan TFU seiring bertambahnya usia kehamilan.


( Hanifa, Prawirohardjo, 2002)

Perubahan Serviks

Pada Trimester I, berkas Kolagen menjadi kurang kuat terbungkus.


Karena, penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan. Serviks
menjadi lunak(soft) yang disebut dengan tanda Goodell. Banyak jaringan
ikat yang mengandung kolagen,kelenjar servikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan pelebaran
pembuluh darah, warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.

6
Sedangkan pada Trimester III Prostaglandin bekerja pada serabut kolagen,
terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan
lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan. Pada saat aterm terjadi
penurunan lebih lanjut dari konsentrasi. Konsetrasinya menurun secara
nyata dari keadaan yang relatif dilusi dalam keadaan menyebar (dispresi)
dan re-remodel menjadi serat (Prawirodihardjo: 2008).

Perubahan Ovarium

Pada Trimester 1 masa kehamilan, proses ovulasi akan terhenti dan


pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7
minggu awal kehamilan. Dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil
progeteron dlam jumlah yang relatif minimal.(Prawirohardjo: 2008). Nah,
pada Trimester II, Proses ovulasi masih terhenti, dan masih ditemukan
korpus luteum graviditas sampai terbentuk nya plasenta yang mengambil
alih pengeluaran esterogen dan progesteron ( kira-kira pada kehamilan 16
minggu dan korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm). Dan
pada Trimester III, plasenta sudah mulai terbentuk, sehingga fungsi
pengeluaran hormon estrogen dan progesteron di ambil alih oleh plasenta.

Perubahan Vagina

Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah


dan kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4
menjadi 6.5 menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami
deskuamasi/pelepasan elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi
estrogen membentuk rabas vagina disebut leukore (keputihan). Hormon
kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan dengan
produksi mukosa vagina yang tebal, jarinagn ikat longar, hipertropi otot
polos dan pemanjangan vagina. Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina
dan peningkatan sensitifitas yang menyolok,serta meningkatkan libido.
Dinding vagina mengalami persiapan untuk mengalami peregangan pada
waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya
jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Yang menyebabkan bertambah

7
panjang dinding vagina. Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan
gambaran seperti paku sepatu. Penignkatan volume sekresi vagina. Dimana
berwarna keputihan, menebal, dan pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil
dari peningkatan reproduksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh
epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus.

Perubahan Payudara

Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah


kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu
untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjarpayudara, yang
beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan
saat menyusui 800 gram.Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :

1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.


2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
a. Korpus 
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi air susu. Bagian
dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos
dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu
beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada
tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil
(duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran
yang lebih besar (duktus laktiferus).
b. Areola 
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar
melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di
dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat ototpolos yang
bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
c. Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/
datar, panjang dan terbenam (inverted).

8
Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI
biasanya belum keluar karea masih dihambat oleh kadar estrogen yang
tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca perasalinan, kadar estrogen dan
progestero menurun drastic, sehingga prolaktin lebih dominan dan pada
saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini
terjadi perangsangan putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis,
sehingga sekresi ASI lebih lancer. Dua reflek pada ibu yang sangat penting
dalam proses laktasi yaitu prolaktin dan reflek aliran timbul karena akibat
perangsangan putting susu karena hisapan oleh bayi.

b). Sistem Pernafasan

Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan


menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat
sebagai respons terhadap percepatan laju metebolik dan peningkatan
kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan
oksigen dan suatu cara untuk membuang karbondioksida. Peningkatan
kadar estrogen menyebabkan ligamen pada kerangka iga berelaksasi
sehigga ekspansi rongga dada meningkat (Gambar). Karena rahim
membesar, panjang patu-paru berkurang. Diameter transversal kerangka
toraks meningkat sekitar 2cm dan kerangka iga meningkat 5 sampai 7cm
(Cuningham,dkk.,1995). Besar sudut kostal, yang pada masa hamil
meningkat sekitar 68%, meningkat menjadi sekitar 103% pada trimester
ketiga. Kerangka iga bagian bawah tampak melebar. Setelah melahirkan
rongga dada mungkin tidak kembali ke keadaan sebeum hamil
(Seidel,dkk.,1995). Tinggi diafragma bergeser sebanyak 4 cm selama masa
hamil. Dengan semakin tuanya kehamilan dan sering pembesaran uterus ke
rongga abdomen, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut dan
penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.

Peningkatan vaskularisasi, yang merupakan respons terhadap


peningkatan kadar estrogen, juga terjadi pada traktus pernafasan atas.
Karena kapiler membesar, terbentuklah edema dan hipermia di hidung,
faring, laring, trakea, dan bronkus. Kongesti di dalam jaringan traktus

9
respiratorius menyebabkan timbulnya beberapa kondisi umum yang
terlihat selama masa hamil. Kondisi-kondisi ini meliputi sumbatan pada
hidung dan sinus, hidung berdarah (epistaksis), perubahan suara, dan
respons peradangan yang menyolok bahkan terhadap infeksi pernafasan
bagian atas yang ringan sekalipun. Peningkatan vaskularisasi juga
membuat membran timpani dan tuba eustaki bengkak, menimbulkan gejala
kerusakan pendengaran, nteri pada telinga ata rasa penuh di telinga.

Perubahan Laju Metabolisme Basal

Laju metabolism basal (Basal Metabolism Rate [BMR]) biasanya


meningkat pada bulan keempat gestasi. BMR meningkat 15%b sampai
20% pada akhir kehamilan (aterm). BMR kembali ke nilai sebelum hamil
pada hari ke-5 atau ke-6 pascapartum. Peningkatan BMR ini
mencerminkan peningkatan kebutuhan oksigen di unit janin-plasenta-
uterus serta peningkatan konsumsi oksigen akibat peningkatan kerja
jantung ibu. Vasodilatasi perifer dan percepatan aktivitas kelenjar keringat
membantu melepaskan metabolism selama masa hamil. Wanita hamil
dapat mengalami intoleransi panas, yang pada beberapa awal banyak
wanita mengeluh merasa lemah, dan letih dapat bertahan diikuti
peningkatan kebutuhan tidur. Perasaan lemah dan ;etoj sebagian dapat
disebabkan oleh peningkatan aktivitas metabolik.

Keseimbangan Asam-Basa

Pada sekitar minggu ke-10 gestasi terjadi penurunan tekanan karbon


dioksida sekitar 5mmHg. Progesterone dapat meningkatkan sensivitas
reseptor pusat napas sehingga volume tidal meningkat, PCO2 menurun,
kelebihan basa (HCO3 atau bikarbonat) menurun, dan pH meningkat
(menjadi lebih basa). Perubahan keseimbangan asam-basa ini
menunjukkan bahwa kehamilan merupakan suatu kondisi alkalosis
respiratorik yang dikompensasi oleh asidosis metbolik ringan.

System Persyarafan

10
Sedikit sekali yang diketahui tentang perubahan yang spesifik pada
fungsi persyarafan selama kehamilan, disamping dari perubahan
neorohormonal pituitary-Hypothalamic. Perubahan fisiologis yang spesifik
yang diakibatkan oleh kehamilan mungkin menyebabkan beberapa gejala
neurologi dan neurovaskuler.

2. Adaptasi Psikologis
Kehamilan pada dasarnya adalah sebuah proses yang alami, dapat membuat
perubahan fisik maupun psikologis calon ibu. Bedasarkan jenis
kehamilannya, perubahan psikologis yang terjadi pada calon ibu dibagi
menjadi 3 yaitu : Kehamilan yang tidak dikehendaki, Kehamilan yang
dikehendaki, Kehamilan yang dikehendaki namun dengan janin yang mati
di dalam kandungan.
a. Kehamilan yang tidak dikehendaki
Kehamilan yang tidak dikehendaki biasanya akan menimbulkan
efek psikologis yang luar biasa bagi sang ibu adapatasi yang mungkin
dialami ibu antara lain:
1) Berusaha mempertahankan kehamilan. Jika langkah ini yang
diambil pada kehamilan remaja di luar nikah maka efek adaptasi
psiks yang dihadapinya: akan sangat dibebani perasaan yang tidak
nyaman, dihantui rasa bersalah dan berdosa, depresi dan belum
siap secara psikis untuk memnggul beban mental tanggung
menjadi orang tua.
2) Mengakhiri kehamilan ( aborsi). Jika kehamilan diakhiri dengan
aborsi maka dampak negatif secar psikis seringkali mengalami
perasaan perasaan takut, panic ,tertekan, trauma mengingat proses
aborsi, dan perasaan berdosa yang seum hidupnya tak pernah
hilang di alam bawah sadarnya.
b. Kehamilan yang dikehendaki
Trimester pertama : timbul fluktuasi lebar
aspek emosional sehingga periode ini mempunyai resiko tinggi untuk
terjadinya pertengkaran atau rasa tidak nyaman. Trimester kedua :

11
fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita
hamil lebih berfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi
selama kehamilan, kehidupan seksual, keluarga dan hubungan
batiniah dengan bayi yang dikandungnya. Trimester ketiga :
berkaitan dengan bayangan
resiko kehamilan danproses persalinan sehingga wanita
hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai
segala sesuatu yang mungkin akan dihadapi. Bagi keluarga dan
khususnya seorang wanita, hamil merupakan peristiwa yang penting,
meskipun demikian kehamilan juga merupakan saat – saat krisis
bagikeluarga di mana terjadi perubahan identitas dan peran ibu, ayah,
serta anggotakeluarga.

Tahapan perubahan peran selama kehamilan

menurut Reva Rubin

Tahap antisipasi atau anticipatory stage

Tahap honeymoon atau honeymoon stage

Tahap stabil atau plautau stage

Tahap akhir atau disengagement/termination stage

Tahap antisipasi atau anticipatory stage

Tabel 3. Tahapan perubahan peran selama kehamilan


menurut Reva Rubin

Tahap antisipasi merupakan tahap sosialisasi atau latihan untuk


penampilan peran yang diasumsikan pasangan (suami/istri) berkaitan
dengan fantasi. Wanita akan mengawali peran barunya dengan
merubah peran sosialnya melalui latihan informal
dan informasi melalui model peran.

12
Tahap honeymoon atau honeymoon stage, merupakan tahap
dimana wanita mengasumsikan peran yang harus ditampilkan,
melakukan pendekatan dan eksplorasi terhadap sikap yang dibutuhkan
untuk penampilan peran, mulai melakukan latihan peran. Pada tahap
ini, wanita sudah dapat menerima peran barunya dengan cara
menyesuaikan diri dan muncul kebutuhan akan kasih sayang baik baik
ibu-bayi, ibu-suami.

Tahap stabil atau plautau stage, merupakan tahapan dimana wanita


hamil dapat melihat penampilan dalam peran barunya. Pada tahap ini,
pasangan memvalidasikan apakah peran yang akan ditampilkan
adekuat/tidak, yang semuanya tergantung pada bagaimana mereka atau
yang lainnya membentuk peran yang harus ditampilkan. Wanita
hamilakan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan berfokus
pada kehamilannya dan hal yang berguna bagi kesehatan keluarga.

Tahap akhir atau disengagement/termination stage, merupakan


tahap terminasi/pengakhiran peran. Peran pasangan pada
kehamilan berakhir setelah proses persalinan selanjutnya pasangan
memasuki tahap peran lainnya. Tahap ini disebut juga sebagai tahap
perjanjian. Perjanjian ini dilakukan agar wanita hamil sedapat mungkin
menepati janjinya yang berkaitan dengan peran barunya kelak.

c. Kehamilan yang dikehendaki namun dengan janin yang mati di


dalam kandungan
Ibu dari bayi yang meninggal pada periode perinatal mengalami
penderitaan, karena selama kehamilan mereka telah mulai merasa
nyaman dan dekat dengan janin yang dikandungnya ibu yang
mengalami proses kematian janin dalam kandungan akan mengalami
proses berduka . Tahapa tahap tersebut dikelompokkan menjadi:
1. Syok dan menyangkal: tahap pertama jika ibu tau bahwa bayinya
telah meninggal akan mengalami syok dan rasa tidak percaya
2. Marah: beberapa ahli menyebut ini sebagai tahap mencar alasan
tentang kematian bayinya tersebut

13
3. Depresi: emosi predominan pada fase ini adalah kesedihan berduka
dibarengi dengan kehilangan mereka cenderung menarik diri
4. Tahap penerimaan: Fase akhir dari berduka ini meliputi : penerimaan
rasa kehilangan dan kembali ke aktivitas sehari hari. Beberapa
individu mungkin memerlukan waktu beberapa bulan. Hal ini
membutuhkan proses dari yang awalnya mengalami syok dan
menyakitkan terhadap kehlangan, merelakan objek yang telah hilang
dan bangkit kembali dari keterpurukan tanpa orang yang telah tiada.
Energy emosional ditinggalkan dan dikurangi serta menjalani
kembali hubungan baru dan aktifitas baru.

B. Kebutuhan fisik dan kebutuhan Psikologis pada Masa Kehamilan


Trimester I, Trimester II, dan Trimiester III.
1. Kebutuhan Fisik
a). Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi pusat
pernafasan,CO2 menurun dan O2 meningkat, O2 meningkat, akan
bermanfaat bagi janin. Kehamilan menyebabkan hiperventilasi, dimana
keadaan CO2 menurun. Pada trimester III, janin membesar dan menekan
diafragma, menekan venakafa inverior, yang menyebabkan nafas pendek-
pendek.
b). Nutrisi
1). Kebutuhan Kalori. Jumlah kalori yang diperlukan ibu hamil setiap
harinya adalah 2500 kalori. Jumlah kalori yang berlebihan dapat
menyebabkan obesitas, dan ini merupakan faktor predisposisi atas
terjadinya preeklamsia. Total pertambahan berat badan sebaiknya tidak
melebihi 10-12kg selama hamil.
2). Kebutuhan Protein. Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil
adalah 85gr perhari. Sumber protein tersebut bisa diperoleh dari tumbuh-

14
tumbuhan (kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur).
Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran prematur, anemia dan
edema.
3). Kebutuhan Kalsium. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5kg perhari.
Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi
pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh
adalah susu, keju, yoghurt, dan kalsium karbonat. Defisiensi kalsium
dapat mengakibatkan briketsia pada bayi atau osteomalasia.
4). Kebutuhan Zat besi. Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan
jumlah 30mg perhari terutama setelah trimester keII. Bila tidak
ditemukan anemia pemberian besi perminggu telah cukup. Zat besi yang
diberikan bisa berupa ferous gluconate, ferous fumalate atau ferous
sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan
anemia defisiensi zat besi.
5). Kebutuhan Asam folat. Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil
sebesar 400mikro gram perhari. Kekurangan asam folat dapat
menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.
6). Kebutuhan Air. Air berfungsi untuk membantu sistem pencernaan
makanan dan membantu proses transportasi. Selama hamil, terjadi
perubahan nutrisi dan cairan pada membran sel. Air menjaga
keseimbangan sel, darah, getah bening, dan cairan vital lainnya. Air
menjaga keseimbangan suhu tubuh, karena itu dianjurkan untuk minum
6-8gelas (1500-2000ml) air, susu, dan jus setiap 24jam. Ibu hamil
sebaiknya membatasi minuman yang mengandung kafein seperti teh,
coklat, kopi dan minuman yang mengandung pemanis buatan(sakarin)
karena bahan ini mempunyai reaksi silang terhadap plasenta.
c). Personal hygiene
Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan anatomik
pada perut, area genetalia atau lipat paha, dan payudarah menyebabkan
lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinfestasi oleh
mikroorganisme. Sebaiknya gunakan pancuran atau gayung [pada saat

15
mandi; tidak dianjurkan berendam didalam bathtub dan dilakukan vaginal
douche. Hal yang perlu diperhatikan untuk pakaian ibu hamil :
1. Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat didaerah
perut ibu.
2.  Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.
3. Pakailah bra yang menyokong payudarah.
4. Memakai sepatu dengan hak rendah.
5. Pakaian dalam harus selalu bersih.
d) Eliminasi
Konstipasi dan sering BAK. Konstipasi sering terjadi karena adanya
pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rilexs terhadap otot
polos, salah satunya usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin
juga menybabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan adalah mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak
minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Dapat
merangsang gerak peristatik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan,
segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang
air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama
pada trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini
terjadi karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang
mendesak kantong kemih sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan
pada trimester III terjadi pembesran janin yang juga menyebabkan desakan
pada kantong kemih. Tindkan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi
keluhan ini sangat tidak dianjurkan karena akan menyebabkan dehidrasi.
e). Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada
riwayat penyakit seperti abortus dan kelahiran prematur, dan pendarahan per
vaginam. Coitus atau hubungan seksual harus dilakukan dengan hati-hati
terutama pada minggu pertama kehamilan. Bila ketuban sudah pecah,
hubungan seksual menjadi aktivitas yang dilarang karena dapat
menyebabkan infeksi janin intra uteri.
f). Mobilisasi

16
Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah
lordosis, karena tumpuan tubuh bergeser lebih kebelakang dibandingkan
sikap tubuh ketika tidak hamil. Keluhan yang sering muncul dari perubahan
ini adalah rasa pegal di punggung dan kram kaki ketika tidur malam. Untuk
mencegah dan mengurangi keluhan ini, dibutuhkan sikap tubuh yang baik.
Misalnya pakailah sepatu dengan hak rendah atau tanpa hak dan jangan
terlalu sempit, atur posisi tubuh saat mengangkat beban, yaitu dalam
keadaan tegak lurus dan memastikan beban terfokus pada lengan, tidur
dengan posisi kaki ditinggikan, duduk dengan posisi punggung tegak, dan
menghindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti posisi secara bergantian
untuk mengurangi ketegangan otot.
g). Exersise/senam hamil
Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan namun dengan melakukan
senam hamil banyak memberi manfaat dalm membantu kelancaran proses
persalinan antara lain melatih pernafasan relaksasi, menguatkan otot-otot
panggul dan perut. Manfaat senam hamil yaitu ; memperbaiki sirkulasi
darah, mengurangi pembekakan, memperbaiki keseimbangan otot,
mengurangi resiko gastrointestinal termasuk simbelik, mengurangi kram
atau kejang kaki, menguatkan otot perut, mempercepat proses persembuhan
setelah melahirkan. Senam hamil pada kehamilan pada kehamilan normal
dilakukan atas nasehat dokter atau bidan, dan dapat dimulai pada kehamilan
kuran dari 16-38 minggu.
h). istirahat /tidur
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat
pada perut, terjadi perubahan sikap tubuh. Tidak jarang ibu akan mengalami
kelelahan. Oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting bagi ibu hamil.
Relaksasi adalah membebaskan pikiran dan beban dari ketegangan, yang
dengan sengaja diupayakan dan dipraktekan. Untuk memperoleh relaksasi
sempurna, ada beberapa syarat yang harus dilakukan selama berada dalam
posisi relaksasi, yaitu :
1). Tekuk semua persendian dan pejamkan mata

2). Lemaskan seluruh otot-otot tubuh, termasuk otot-otot wajah

17
3). Lakukan pernafasan secara teratur dan berirama
4). Pusatkan pikiran pada irama pernafasan atau pada hal-hal yang
menyenangkan
5). Apabila pada saat itu keadaan menyilaukan atau gaduh, tutup mata
dengan sapu tangan, dan tutup telinga dengan bantal
6). Pilih posisi relaksasi yang menurut anda paling menyenangkan
Waktu terbaik untuk melakukan relaksasi adalah tiap hari setiap makan
siang, pada awal istirahat sore, serta malam waktu tidur. Ada beberapa
posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan istirahat, antara
lain ; posisi relaksasi dengan terlentang, posisi relaksasi dengan berbaring
miring, posisi relaksasi dalam keadaan berbaring terlentang, dan posisi
relaksasi dengan duduk.

i). Imunisasi
Imunisasi sangat penting selama kehamilan untuk mencegah penyakit yang
menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah
tetanus toxoit(TT), yang dapat mencegah tetanus. Ibu hamil yang belum
mendapatkan imunisasi (TO). Jika telah mendapatkan dua dosis dengan
interval 4 minggu (pada masa balitannya telah memperoleh imunisasi DPT
sampai 3 kali) statusnya T2. Bilah telah mendapat dosis TT yang ke 3
(interfal minimal 6 bulan dari dosis ke 2), statusnya T3. Status T4 didapat
setelah mendapatkan 4dosis (interfal minimal 1tahun dari dosis ke 3) dan
status T5 didapat bila lima dosis sudah didapat (interfal minimal 1 tahun
dari dosis ke 4).
j). Traveling (perjalanan)
Berikut ini Ada beberapa tips untuk ibu hamil yang akan melakukan
perjalanan :
(1). Selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum melakaukan perjalanan
atau berpergian , terutama jarak jauh atau internasional .
(2). Jangan berpergian dengan perut kosong , apalagi jika mengalami
morning sickness (mual-muntah )
(3). Bawalah beberapa cemilan untuk mencegah mual.

18
(4). Bawalah yang anda butuhkan dalam tas kecil sehingga akan mudah
mengambilnya
(5). Bawalah minuman atau jus
(6). Jika berencana berpergian dengan pesawat terbang,priksa dahulu
bebrapa perusahaan penerbangan karna mereka mempunyai peraturan
khusus untuk perempuan hamil ,terutama bila kehamilan sudah
mencapai 7bulan
(7). Jika berpergian dengan pesawat terbang,lakukan check in lebih awal
dan mintalah tempat yang memiliki ruangan lebih luas .
(8). Bila berpergian dengan menggunakan mobil sendiri ,anda akan
mempunyai waktu nleluasa ,sehingga dapat beristirahat saat di perlukan
(9). Ibu hamil tetap bisa mengendarai mobil sendiri sampai ukuran perutnya
usdah cukup besar dan menyentuh setir mobil, biasaanya pada usia
sekitar 7 bulan.
(10). Selalu gunakan sabuk pengaman di bawah bagian perut selama
berkendara.

k). Persiapan laktasi


Payudara perlu disiapkan sejak seblum bayi lahir sehingga dapat segera
berfuingsi dengan baik pada saat di perlukan .pengurutan payudara untuk
mengeluarkan sekresi dan membuka duktus snius laktiverus ,sebauiknya
dilakukan secara berhati-hati dan benar ,karna pengurutan keliru bisa dapat
menim bulkan kontraksi pada Rahim ,sehingga terjadi kondisi seperti pada
uji kesejahteraan janin menggunakan uterotonika .basuhan lembut setiap
hari pada aerola dan putting susu akan dapat memngurangi letak dan lecet
pada area tersebut. Untuk sekresi yang mongering pada putting
susu,lakukan pembersihan menggunakan campuran gleserin dan alcohol
karena payudara menegang, sensitive, dan menjadi lebih besar sebaiknya
gunakan penompang payudara yang sesuai .
l). persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Beberapa hal yang harus di persiapkan untuk persalinan adalah biaya,
penentuan tempat serta penolong persalinan, anggota keluarga yang
dijadikan sebagai pengambil keputusan jika terjadi komplikasi yang

19
membutuhkan rujukan, baju ibu dan bayi serta perlengkapan lainnya, surat-
surat fasilitas kesehatan, pembagian peran ketika ibu berada di RS. Selain
beberapa hal diatas ,yang tak kalah penting untuk di persiapkan dari ibua
dalah pemahanman akan tanda-tanda persalinan . Tanda-tanda tersebut
meliputi rasa sakit atau mulas di perut yang menjalar ke perut bagian 
bawah sampai kepinggang bagian belakang (kontraksi). Intensitas kontraksi
persalinan meninggkat minimal 3x dalam 10menit ,dengan durasdi 30-40
detik. Selain itu, tanda-tanda persalinan lain yaitu adanya pengeluaran
pervaginam yang berupa secret berwarna merah muda di sertai lendir, dan
yang terakhir adalah pengeluaran air ketuban yang terjadi secara sepontan.
m). Memantau kesejahteraan janin
Kesejahteraan janin dalam kandungan perlu dipantau secara terus menerus
agar bila ada gangguan kandungan akan bisa segera terdeteksi  dan
ditangani .salah satu indicator ke sejahteraan janin  yang dipantau sendiri
oleh ibu adalah gerakannya dalam 24 jam .gerakan janin dalam 24 jam
minimal sebanyak 10x selain dihitung secara manual gerakan janin dapat di
pantau melalui sebuah metode yang disebut non –stres test (NST).

2. Kebutuhan Psikologis

Kebutuhan psikologis adalah kebutuhan yang berhubungan dengan keadaan


rohani seseorang yang berupa dukungan/support baik dari anggota keluarga,
teman dan sahabat, dan orang-orang di lingkungan sekitarnya. Bentuk
dukungan psikologis untuk ibu hamil yaitu, dukungan Emosional (bentuk
perhatian dan penghargaan), dukungan informasi (saran dan nasihat),
dukungan instrumen/instrumental support (bantuan dalam mengerjakan
tugas-tugas).
Dukungan keluarga
Dukungan suami sebagai pasangan hidup atau orang terdekat dengan dapat
menurunkan stress pada ibu, dan pada janin selama kehamilan dan setelah
lahir. Selain suami, dukungan keluarga baik dari keluarga suami maupun
keluarga kandung pihak wanita juga sangat di perlukan bagi seorang wanita
hamil karena keterlibatan orang-orang terdekat sangatlah bermakna bagi ibu

20
dan janin yang dikandungnya, sehingga dengan dukungan tersebut ibu dan
janin diharapkan akan bahagia dan nyaman selalu. Contoh dukungan
keluarga yaitu ; suami senang dengan kehamilan istrinya, suami
mengingatkan istri untuk menjaga pola makan dan kesehatan, suami
membantu istri dalam mengerjakan tugas rumah, mertua membantu ibu
untuk memasak, mertua mengingatkan ibu untuk beristirahat, sepupu
berkunjung ke rumah untuk menyambut kehamlan ibu dan masih banyak
lagi contohnya.
Dukungan tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan sebagai seseorang yang dipercaaya dalam memberikan
pelayanan kehamilan, sekaligus terlibat dalam membantu ibu hamil dalam
kehamilannya, seperti bidan, dokter dan tenaga kesehatan lain juga memiliki
peranan penting dalam memberikan dukungan. Dukungan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan contohnya; bidan melayani pasien dengan ramah,
bidan memberikan, bidan menjaga kerahasiaan pasien dengan baik, bidan
membantu pasien dalam mengatur posisi pemeriksaan leopold, dokter
mengingatkan pasien untuk istirahat yang cukup dengan santai sehingga ibu
tidak tegang daat melakukan pemeriksaan.
Siblings
Ketika menjalani kehamilan kedua atau ketiga, kehadiran bayi baru akan
memicu rasa cemburu dari anak pertama (calon kakak), jadi setiap orang tua
harus pintar-pintar menyampaikan, memperlakukan, dan memberikan
pengertian kepada anak pertma agar ia tidak berfikir bahwa adiknya kelak
akan merebut kasih sayang orang tua. Respon calon kakak dipengaruhi oleh
respon org tua, usia anak, lama waktu berpisah dgn org tua dan lain-lain.

C. Ketidaknyamanan pada Masa Kehamilan

No. Ketidaknyamanan Cara mengatasi


1. Sering buang air a Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing
kecil trimester I c)      Perbanyak minum saat siang hari
dan III d)     Jangan mengurangi minum untuk

21
mencegah nokturia
e)      Batasi minum kopi,teh dan soda
f)   Jelaskan tentang bahaya oinfeksi saluran
kemih dengan menjaga tidur .
2. Striate a)     Gunakan emolien topical atau anti pruritic
gravidarum jika ada indikasinya
Tampak jelas b)  Gunakan baju longgar yang dapat
pada bulan ke 6-7 menopangf payudara dan abdomen
3. Keputihan a)      Tingkatkan kebersihan dengan mandi
Terjadi pada setiap hari
trimester I,II atau b)      Memakai pakaian dalam Dario bahan
III katun yang mudah menyerap
c) Tingkatkan daya tahan tubuh dengan
memakan buah dan sayur
4. Sembelit a)      Tingkatkan diet asupan cairan
Trimester II dan b)      Konsumsi buah prem atau jus prem
III c)      Istirahat cukup
d)     Membiasakan BAB secara teratur
5 Mual dan muntah a)      Hindari bau atau faktor penyebabnya
Trimester I b)      Makan sedikit tapi sering
c)  Hindari makanan yang berminyak atau
berbumbu
d)     Minum –minuman berkarbonat
e)      Istirahat sesuai kebutuhan

D. Senam hamil

Senam hamil adalah olahraga yang dilakukan oleh ibu hamil untuk
mempersiapkan ibu hamil dalam menghadapi persalinan dengan cara melatih
teknik pernafasan dan sikap tubuh serta melatih otot-otot yang akan berguna
dalam proses persalinan sehingga diharapkan ibu hamil siap menghadapi
persalinan secara fisik atau mental. Senam hamil biasanya dilakukan di rumah

22
sakit, rumah bersalin, atau tempat-tempat tertentu dengan bimbingan seorang guru
senam hamil yang berijazah. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan
atau tidak terdapat penyakit yang disertai kehamilan, yaitu penyakit jantung,
penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil dengan
kelainan letak), dan kehamilan disertai anemia. Senam hamil juga tidak
disatankan jika ibu hamil mengalami Ketuban pecah sebelum waktunya
perdarahan, kehamilan kembar, anemia berat, tekanan darah tinggi, penyakit
jantung, DM dgn pengobatan insulin, riwayat persalinan prematur, riwayat
keguguran berulang.

Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24 sampai 28 minggu


(Manuaba, 1998). Senam hamil merupakan bagian dari perawatan antenatal pada
beberapa pusat pelayanan kesehatan tertentu, seperti rumah sakit, puskesmas,
klinik, ataupun pusat pelayanan kesehatan yang lainnya (Muhimah dan Safi’i,
2010). Pergerakan dan latihan senam kehamilan tidak saja menguntungkan sang
ibu, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang di kandungan.
Pada saat bayi mulai dapat bernafas sendiri, maka oksigen akan mengalir
kepadanya melalui plasenta, yaitu dari aliran darah ibunya ke dalam aliran darah
bayi yang di kandung. Senam kehamilan akan menambah jumlah oksigen dalam
darah di seluruh tubuh sang ibu dank arena itu aliran oksigen kepada bayi melalui
plasenta juga akan menjadi lebih lancar (Sani, 2002). Senam hamil adalah latihan-
latihan olahraga bagi Ibu hamil yang bertujuan untuk :

1) Penguatan otot -otot tungkai, mengingat tungkai akan menopang berat tubuh
ibu yang makin lama makin berat seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan.
2) Mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik (vena) secara
segmental yang tak jarang terjadi pada ibu hamil.
3) Memperpanjang nafas, karena seiring bertambah besarnya janin maka dia
akan mendesak isi perut ke arah dada. hal ini akan membuat rongga dada
lebih sempit dan nafas ibu tidak bisa optimal. dengan senam hamil maka ibu
akan dajak berlatih agar nafasnya lebih panjang dan tetap relax.
4) Latihan pernafasan khusus yang disebut panting quick breathing terutama
dilakukan setiap saat perut terasa kencang.

23
5) Latihan mengejan, latihan ini khusus utuk menghadapi persalinan, agar
mengejan secara benar sehingga bayi dapat lancar keluar dan tidak tertahan di
jalan lahir.

Yang terpenting adalah konsultasikan kepada Dokter Kandungan anda sebelum


melakukan senam hamil.Senam hamil ini terdiri dari 4 bagian yaitu:

(a) Latihan umum. Yang boleh dilakukan oleh ibu hamil yang usia kehamilannya
lebih dari 22 minggu dan diijinkan oleh Dokter Kandungan untuk senam
hamil.
(b) Latihan khusus untuk usia kehamilan 22-30 minggu.
(c) Latihan khusus untuk usia kehamilan 30-36 minggu.
(d) Latihan khusus untuk usia kehamilan 36-40 minggu.

Lampiran 1

Tabel Jenis Latihan Senam Hamil pada Trimester I, II, dan III.

24
Lampiran 2
Contoh Gerakan Senam Hamil

Jenis Ilustrasi Gerakan


Gerakan
senam

25
hamil

Pemanasan,
peregangan
&
pendingina
n
(Gerakan
1)
(Gerakan
2)

( Gerakan 3
)

( Gerakan 4
)

26
( Gerakan 5
)

( Gerakan 6
)

( Gerakan 7
)

( Gerakan 8
)

27
INTI
SENAM
HAMIL
( Gerakan 1
)

( Gerakan 2
)

( Gerakan 3
)

( Gerakan 4
)

28
( Gerakan
5)

( Gerakan
6)

29
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. “Senam Ibu Hamil”. Diakses pada tanggal 27 April 2019.


http://www.academia.edu/6331581/Senam_Ibu_Hamil. Diakses pada
tanggal 27 April 2019.

Amanah, Riadella Nur. “Resume Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil TM I II III”.


Diakses pada tanggal 27 April 2019.
https://www.academia.edu/36152463/RESUME_KEBUTUHAN_PSI
KOLOGI_IBU_HAMIL_TM_I_II_III.

Asrinah, dkk.2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Graha Ilmu;


Yogyakarta.

Kusmiyati,Yuni dan Heni Puji Wahyuningsih.2009. Perawatan Ibu Hamil


(Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta; Fitramaya.

Maharani, Ligga dan Lutfiana Dwi Setyarini. “Makalah Kebutuhan Psikologi


pada Ibu HamilTM I, II, dan III (Support Tenaga Kesehatan) Askeb
Hamil”. Diakses pada tanggal 27 April 2019.
http://vhieluphy.blogspot.com/2013/05/makalah-kebutuhan-psikologi-
pada-ibu.html?m=1

Suryani, Eko dan Hesti Widyasih. 2010. Psikologi Ibu dan Anak (Cetakan V).
Yogyakarta: Penerbit Fitramaya.

30

Anda mungkin juga menyukai