Anda di halaman 1dari 53

BAHAN AJAR

ASKEB KEHAMILAN
(Adaptasi, Fisiologi dan Psikologi Dalam Kehamilan)

DISUSUN
OLEH

FATMAWATI

NIM 19.13.02.125

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK


UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Bahan Ajar
Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan ini telah dapat diperbuat. Mudah-
mudahan modul ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan bidan di Indonesia
umumnya, serta dapat digunakan oleh para mahasiswa dan staf pengajar dalam
menjalankan dan menyelenggarakan proses belajar-mengajar di Universitas
Indonesia Timur.

Bahan Ajar ini disusun dengan tujuan untuk memudahkan proses


pembelajaran, yang diharapkan mahasiswa banyak membaca dan berlatih untuk
materi Kehamilan untuk dapat memberikan pelayanan yang service excellent
untuk kesehatan ibu dan masa kehamilan dalam bidang kebidanan.

Setelah mempelajari dan membaca bahan ajar ini, diharapkan tujuan dan
kompetensi pembelajaran dapat tercapai dengan baik, Kiranya pembaca
mendapatkan hasil yang maksimal dari bahan ajar ini.

Selamat belajar. Semoga Tuhan memberikan kemudahan dan memberkati


upaya kita semua.

Penulis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ……………………………………………………i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..ii
I. PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI SINGKAT ………………………….………….……..iii
B. MANFAAT MATA KULIAH …………………………………..…iii
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ……………………………iii
D. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ………………………….iii
II. PENYAJIAN
A. ADAPTASI FILOSOFI DALAM KEHAMILAN ………………..2
1. Sistem Reproduksi dan Payudara....................................2

2. Sistem Pernapasan........................................………………...14

3. Sistem Persyarafan………………......................…………….27

4. Tambahan Hasil diskusi............…………………………....28

B. ADAPTASI PSIKOLOGI DALAM MASA KEHAMILAN


1. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan
Trimester I...................................................................................33
2. Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan Trimester II..........38

3. Adaptasi Psikologi Pada Kehamilan Trimester III...........42

4. Peran bidan dalam persiapan psikologis ibu hamil

trimester I, II, III...............................................................43

III. TEST ………………………………………………………………..45


DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...50

ii
KONSEP DASAR ASUHAN KEHAMILAN

I. I PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini membahas tentang proses adaptasi fisiologi dan psikologi dalam
kehamilan. Salah satu capaian pembelajaran pada Program Studi Diploma III Kebidanan
adalah mewujudkan kompetensi bidan sebagai Care Provider (Pemberi Asuhan pada ibu
hamil), yaitu kemampuan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam kondisi
normal maupun kemampuan mendeteksi kehamilan sesuai dengan kewenangan secara
profesional (efektif, aman dan holistik serta bermutu tinggi) berdasarkan kode etik,
standar praktek profesi, standar asuhan kebidanan, mampu beradaptasi dengan berbagai
situasi dan mendokumentasikannya secara tepat.
B. Manfaat Mata Kuliah
Dengan adanya mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan ini akan mendukung
dalam pencapaian profil kompetensi dalam asuhan kebidanan normal, dalam lingkup
tugas asuhan kehamilan baik pada tatanan pelayanan primer, sekunder maupun tertier.
Pemahaman konsep dasar kehamilan mutlak diperlukan oleh seorang bidan dalam
menjalankan perannya dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil.
C. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memahami proses
adaptasi fisiologi dan psikologi dalam kehamilan .
D. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan proses
adaptasi fisiologi dan psikologi dalam kehamilan seperti adaptasi yang terjadi pada
kehamilan semester I,II dan III serta dapat mengaplikasikan peran dan tanggung jawab
bidan, issue terkini dalam asuhan kehamilan dan evidence based dalam praktik
kehamilan.

iii
II PENYAJIAN
PROSES ADAPTASI FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI DALAM KEHAMILAN

A. Adaptasi Fisiologi Dalam Kehamilan

1. Sistem Reproduksi dan Payudara

Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 g dan

kapasitas 10 ml atau kurang.

Selama kehamilan uterus akan berubah menjadi suatu organ yang

mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir

kehamilan volume totalnya mencapai 5L bahkan dapat mencapai 20L atau

lebih dengan berat rata-rata 1100g.

a. Perubahan Uterus

Uterus Trimester I

1) Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh

hormon esterogen dan sedikit oleh progesteron.

2) Pada awal kehamilan tuba fallopi,ovarium,dan ligamentum rotundum

berada sedikit dibawah apeks fundus.

3) Sejak trimester pertama kehamialn uterus akan mengalami kontraksi

yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.(Kontraksi Braxton

Hicks)

4) Posisi plasenta mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus,dimana

bagian uterus yang mengelilingi implantasi plasenta akan bertambah

besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya. Sehingga akan

menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda

piscaseck.

1
5) Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk

aslinya seperti buah alvokat. seiring dengan perkembangan

kehamilannya,daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan

menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.

(Prawihardjo:2009)

6) Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti

korpus uteri yang mengakibatkan isthmus menjadi lebih panjang dan

lunak yang dikenal dengan tanda Hegar.

7) Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh dinding

abdominal mendorong usus seiring perkembangannya,uterus akan

menyentuh dinding abdominal mendorong usus kesamping, dan

keatas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. (Sulistyawati:

2009).

Uterus Trimester II

1) Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat sedangkan

pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada kehamilan lima

bulan,rahim teraba seperti berisi cairan ketuban dan dinding rahim

terasa tipis.

2) Pada empat bulan kehamilan,rahim tetap berada pada rongga pelvis,

setelah itu memasuki rongga rahim yang dalam pembesarannya

mencapai batas hati.

3)Rahim biasanya mobile.

4) pada kehamilan 16 minggu,kavum uteri seluruh nya di isi oleh amion

dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi

satu. Tinggi TFU terletak antara pertengahan simpisis pusat. Plasenta


telah terbentuk seluruh nya. Pada kehamilan 20 minggu, TFU terletak 2-3

Usia Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Kehamila

(Minggu)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat prosesus xiphoideus

(Px)
36 3 jari di bah prosesus xiphoideus
40 Pertengahan pusat prosesus xiphoideus

(Px)
jari di bawa pusat. Pada kehamilan 24 minggu, TFU terletak setinggi

pusat (Prawirodihardjo: 2008)

Uterus Trimester III

1) Ketebalan Uterus hanya berkisar 1,5 cm bahkan kurang.

2) Ismus akan berkembang menjadi segmen bawah uterus

3) Pada akhir kehamilan otot-otot uterus akan berkontraksi sehingga

segmen bawah uterus akan melebar dan menipis.batas tersebut

disebut lingkaran retraksi fisiologi.

Gambar TFU Penambahan per Tiga Jari

Tabel TFU Penambahan per Tiga Jari

( Hanifa, Prawirohardjo, 2002)


Tabel Bentuk Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan

Usia Kehamilan Bentuk dan Konsistensi

Uterus
Bulan pertama Seperti buah alpukat.

Itsmus rahim menjadi

hipertrofi dan bertambah

panjang, sehingga bila

diraba terasa lunak, keadaan

ini yang disebut dengan

tanda hegar
2 bulan Sebesar telur bebek
3 bulan Sebesar telur angsa
4 bulan Berbentuk bulat
5 bulan Rahim teraba seperti berisi

cair ketuban. Rahim terasa

tipis, itulah sebabnya

mengapa bagian-bagian

janin ini dapat dirasakan

melalui perabaan dinding

perut.
(Hanifa, Prawirohardjo, 2002)

Gambar Paerubahan Uterus

4
b. Perubahan Serviks

Serviks Trimester I

1) Serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan.(Prawirohardjo:2008)

2) Berkas Kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Karena, penurunan

konsentrasi kolagen secara keseluruhan.

3) serviks  menjadi lunak(soft) yang disebut dengan tanda Goodell,

banyak jaringan ikat yang mengandung kolagen,kelenjar servikal

membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus karna

pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid

yang disebut tanda Chadwick.

Serviks Trimester III

1) Prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-

minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah

berdilatasi pada waktu persalinan.

2) Pada saat aterm terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi.

Konsetrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang relatif dilusi

dalam keadaan menyebar (dispresi) dan re-remodel menjadi serat.

(Prawirodihardjo: 2008)

c. Perubahan Ovarium

Ovarium Trimester I

5
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel

baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di

ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal

kehamilan. Dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progeteron

dlam jumlah yang relatif minimal.

(Prawirohardjo: 2008)

Ovarium Trimester II

Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai

terbentuk nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan

progesteron ( kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum

graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm).

Ovarium Trimester III

Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan

progesteron di ambil alih oleh plasenta.

d. Perubahan Vagina

1) Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah

dan kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4

menjadi 6.5 menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami

deskuamasi/pelepasan elemen epitel pada sel-sel vagina akibat

stimulasi estrogen membentuk rabas vagina disebut leukore

(keputihan). Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya

distensi selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang tebal,

jarinagn ikat longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.

2) Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan sensitifitas

yang menyolok,serta meningkatkan libido.

6
3) Dinding vagina mengalami persiapan untuk mengalami peregangan

pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa,

mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Yang

menyebabkan bertambah panjang dinding vagina.

4) Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti

paku sepatu

5) Penignkatan volume sekresi vagina. Dimana berwarna keputihan,

menebal, dan pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan

reproduksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina

sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus.

e. Perubahan Payudara

Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah

kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu

untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjarpayudara, yang

beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan

saat menyusui 800 gram.

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :

1) Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.

2) Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.

3) Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.

7
Gambar 1. Anatomi payudara

Korpus 

Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian

dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos

dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu

beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada

tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil

(duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran

yang lebih besar (duktus laktiferus).

Areola 

Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar

melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di

dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat ototpolos yang

bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.

8
Papilla

Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/

datar, panjang danterbenam(inverted).

Gambar 2. Bentuk puting susu normal

9
Gambar 3. Bentuk puting susu pendek

Gambar 4. Bentuk puting susu panjang

Gambar 5. Bentuk puting susu terbenam/ terbalik

f. Proses Laktasi dan Menyusui

 Pengertian laktasi

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI

diprosuksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI

10
 Fisiologis laktasi

         

skema reflek pada laktasi


 

Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta meningkat

tetapi ASI Biasanya belum keluar karea masih dihambat oleh kadar

estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca perasalinan,

kadar estrogen dan progestero menurun drastic, sehingga prolaktin lebih

dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan

menyusukan lebih dini terjadi perangsangan putting susu, terbentuklah

prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI lebih lancer.

11
Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi

yaitu prolaktin dan reflek aliran timbul karena akibat perangsangan

putting susu karena hisapan oleh bayi.

1) Reflek prolactin

Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk

membuat kolostrum, terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat

oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca oersalinan, yaitu

lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka

estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan

merangsang puting susu dan kalang payudara karena ujung-ujung syaraf

sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini

dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan

menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan

sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin.

Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior

sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang

berfungsi untuk membuat air susu.

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan

setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak

akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun

pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak

menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3.

Sedangkan pada ibi menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan

12
seperti : stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan rangsangan

puting susu.

2) Reflek let down

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,

rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise

posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui

aliran darah hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi.

Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari

alveoli dan masuk melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi

Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar.dari

2. Sistem Pernafasan

Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan

menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat

sebagai respons terhadap percepatan laju metebolik dan peningkatan

kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan

oksigen dan suatu cara untuk membuang karbondioksida.

Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamen pada kerangka

iga berelaksasi sehigga ekspansi rongga dada meningkat (Gambar). Karena

rahim membesar, panjang patu-paru berkurang. Diameter transversal

kerangka toraks meningkat sekitar 2cm dan kerangka iga meningkat 5

sampai 7cm (Cuningham,dkk.,1995). Besar sudut kostal, yang pada masa

hamil meningkat sekitar 68%, meningkat menjadi sekitar 103% pada

trimester ketiga. Kerangka iga bagian bawah tampak melebar. Setelah

melahirkan rongga dada mungkin tidak kembali ke keadaan sebeum hamil

(Seidel,dkk.,1995)

13
Tinggi diafragma bergeser sebanyak 4 cm selama masa hamil.

Dengan semakin tuanya kehamilan dan sering pembesaran uterus ke

rongga abdomen, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut dan

penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.

Peningkatan vaskularisasi, yang merupakan respons terhadap

peningkatan kadar estrogen, juga terjadi pada traktus pernafasan atas.

Karena kapiler membesar, terbentuklah edema dan hipermia di hidung,

faring, laring, trakea, dan bronkus. Kongesti di dalam jaringan traktus

respiratorius menyebabkan timbulnya beberapa kondisi umum yang terlihat

selama masa hamil. Kondisi-kondisi ini meliputi sumbatan pada hidung dan

sinus, hidung berdarah (epistaksis), perubahan suara, dan respons

peradangan yang menyolok bahkan terhadap infeksi pernafasan bagian

atas yang ringan sekalipun

Peningkatan vaskularisasi juga membuat membran timpani dan tuba

eustaki bengkak, menimbulkan gejala kerusakan pendengaran, nteri pada

telinga ata rasa penuh di telinga.

a. Perubahan Fungsi Paru

Wanita hamil bernapas lebih dalam (meningkatkan volume tidal,

volume gas bergerak masuk atau keluar traktus respiratorius pada setiap

tarikan napas), tetapi frekuensi napasnya hanya sedikit meningkat (kira-

kira dua kali bernapas dalam satu menit). Peningkatan volume todal

pernapasan, yang berhubungan dengan frekuensi napas normal.

Menyebabkan peningkatan volume napas-satu menit sekitar 26%.

Peningkatan volume napas-satu menit disebut hiperventilasi kehamilan,

yang menyebabkan konsentrasi karbon dioksida di alveoli menurun.

14
Peningkatan kadar progesterone tampaknya menyebabkan hiperventilasi

kehamilan karena hiperventilasi terjadi pada pria yang diberi

progesterone (Scott, dkk., 1990).

Selama masa hamil, perubahan pada pusat pernapasan

menyebabkan penurunan ambang karbon dioksida. Progesterone dan

estrogen diduga menyebabkan peningkatan sensitivitas pusat

pernapasan terhadap karbon dioksida. Selain itu, kesadaran wanita hamil

akan kebutuhan napas meningkat. Beberapa wnaita mengeluh

mengalami dispnea saat istirahat.

Walaupun fungsi paru tidak terganggu oleh kehamilan, penyakit

traktus pernapasan dapat menjadi lebih berat selama masa hamil

(Cunningham, dkk., 1993). Salah satu factor yang penting ialah

peningkatan kebutuhan oksigen.

b. Perubahan Laju Metabolisme Basal

Laju metabolism basal (Basal Metabolism Rate [BMR]) biasanya

meningkat pada bulan keempat gestasi. BMR meningkat 15%b sampai

20% pada akhir kehamilan (aterm). BMR kembali ke nilai sebelum hamil

pada hari ke-5 atau ke-6 pascapartum. Peningkatan BMR ini

mencerminkan peningkatan kebutuhan oksigen di unit janin-plasenta-

uterus serta peningkatan konsumsi oksigen akibat peningkatan kerja

jantung ibu. Vasodilatasi perifer dan percepatan aktivitas kelenjar

keringat membantu melepaskan metabolism selama masa hamil. Wanita

hamil dapat mengalami intoleransi panas, yang pada beberapa awal

banyak wanita mengeluh merasa lemah, dan letih dapat bertahan diikuti

15
peningkatan kebutuhan tidur. Perasaan lemah dan ;etoj sebagian dapat

disebabkan oleh peningkatan aktivitas metabolik.

c. Keseimbangan Asam-Basa

Pada sekitar minggu ke-10 gestasi terjadi penurunan tekanan

karbon dioksida sekitar 5mmHg. Progesterone dapat meningkatkan

sensivitas reseptor pusat napas sehingga volume tidal meningkat, PCO2

menurun, kelebihan basa (HCO3 atau bikarbonat) menurun, dan pH

meningkat (menjadi lebih basa). Perubahan keseimbangan adam-basa ini

menunjukkan bahwa kehamilan merupakan suatu kondisi alkalosis

respiratorik yang dikompensasi oleh asidosis metbolik ringan.

d. Tuberculosis

Tuberculosis adalah infeksi yang disebabkan oleh mycrobacterium

tuberculosis. Inokulasi basil tuberkel TB ini terjadi melalui inhalasi droplet

pernapasan. Begitu inokulasi terjadi, akan timbul lesi awal di dalam paru

disertai pembentukan eksudat hasil peradangan local, yang diikuti

nekrosis di sekeliling jaringan paru. Infeksi menyebar ke kelenjar limf dan

selanjutnya ke seluruh tubuh, akibat penjalaran itu, TBC tidak hanya

terjadi di paru saja, tetapi juga di luar paru (missal: alat kelamin, rangka

tubuh, dsb). Pada sebagia besar individu yang terinfeksi, lesi paru yang

terbentuk terlokalisasi karena pembentuka kapsul, zat kapur dan fibrosis.

Individu tersebut mungkin tidak menderita tuberculosis aktif. Pemeriksaan

dengan sinar-x akan memperlihatkan pengapran pada lesi utama. Hal ini

biasanya terjadi karena resistensipejamu pada awal serangan dan

16
mengindikasikan bahwa penjalaran penyakit secara local atau ke seluruh

tubuh telah terlokalisasikan. (Varney,2004:610)\

Individu yang terinfeksi, tetapi tidak menderita penyakit TB,

dikatakan asimptomatik dan ia tidak akan menularkan penyakit ini. Ia

biasanya menunjukkan reaksi positif pada tes kulit tuberculin. Sekitar

10% individu yang terinfeksi akan mengidap penyakit TBC sewaktu-waktu

dalam hidupnya. Risiko ini menjadi jauh lebih tinggi pada individu yang

mengalami penurunan kekebalan tubuh, misalnya, mereka yang terinfeksi

HIV [10].

Insiden TBC tampaknya dipengaruhi oleh lokasi geografi dan status

sosial ekonomi pada populasi tettentu. Pada wanita usia suburm TBC

masih merupakan salah satu penyakit infeksi yang umum ditemukan.

Penyakit ini merupakan penyakit endemic di Negara tertentu; misalnya, di

Negara-negara di Asia Tenggara. Factor-faktor yang berperan dalam

penyebaran penyakit ini antara lain penyalahgunaan zat, AIDS,

kemiskinan, tuna wisma, dan masuknya imigran dari Negara-negara

tempat endemic TBC. Lingkungan tempat tinggal yang padat juga dapat

menjadi sumber infeksi, ketika satu atau lebih anggotanya mengidap TB

aktif. TBC akan menjadi semakin sulit diobati dan dieliminasi jika terjadi

resistensi obat akibat dilakukan melalui pengkajian riwayat, pemeriksaan

fisik, biakan sputum, dan pemeriksaan sinar-x dada sebagai berikut:

1) Riwayat

a) Riwayat TBC sebelumnya, yang ditunjukkan oleh gejala atau sinar-

x dada positif.

b) Terpajan pada penderita TBC lain.

17
c) Demam – salah satu gejala yang muncul paling dini; peningkatan

suhu tubuh minimal sampat sedang pada sore atau malam hari,

biasanya disertai perasaan euphoria dan sejahtera; peningkatan

suhu tubuh mencapai 39,5°C atau lebih tinggi seiring perkebangan

penyakit.

d) Berkeringat malam – terjadi karena proses pendinginan tubuh

secara alami sebagai kompensasi terhadap peningkatan suhu

tubuh.

e) Penurunan berat badan – pada wal perkembangan penakit hanya

akan terjadi penurunan berat badan ringan disertai anoreksia;

seiring perkembangan penyakit, penurunan berat badan akan

semakin cepat, cepat lelah, dan mudah tersinggung.

f) Flu yang menetap dan batuk kronis, semakin parah pada pagi hari

g) Batuk kronis dan produktif disertai banyak sputum berwarna

kehijauan; dapat disertai hemoptisis.

h) Terjadi efusi pleura – pada wanita usia subur awal, temuan yang

mengindikasikan efusi pleura ini harus dicurigai sebagai petunjuk

TBC aktif karena efusi pleura pada kelompok usia ini jarang terjadi.

i) Atelektasis spontan, khususnya pada kaum muda, dapat

merupakan tanda TBC aktif.

Diagnosis melalui pemeriksaan fisik dapat dikatakan positif, jika

pada auskultasi terdengar suara kepitasi paru, yang semakin jelas pada

saat wanita batuk.

2) Tes Diagnostik

a) Biarkan suputm (mencari mikroorganisme tahan asam)

18
b) Rontgen dada

Apabila hasil tes diagnostic memberi gambaran TBC aktif, lakukan

pemeriksaan rontgen dan laukan biakan sputum (untuk organism tahan

asam) dan diskusikan dengan dokter konsultan Anda apakah wanita

tersebut harus dirujuk untuk mendapat pengobatan TBC. Jangan

pernah memberi PPD (Purified Protein Derivative) kepada individu

yang menunjukkan tanda dan gejala TBC aktif. Hasil pemeriksaan

rontgen dan biakan sputum dapat membantu menegakkan diagnosis

pada individu tersebut.

3) Tes Pernapasan

Tujuan penapisan TBC adalah mendeteksi individu yang mengidap

tuberculosis aktif atau tidak aktif sehingga ia akan mendapat manfaat dari

terapi yang diberikan. Penapisan infeksi tuberculosis harus dilakukan

pada kelompok yang sudah [asti berisiko tinggi, yang dapat dibagi ke

dalam dua kategori:

a) individu yang berisiko tinggi terpajan atau terinfeksi kuman

tuberculosis dan

b) individu yang beririko tinggi menderita penyakit TBC begitu

terinfeksi (Lihat Tabel ).

TABEL Kelompok Risiko Tinggi yang Memerlukan Uji Infeksi

Tuberkulosis
Kelompok Berisiko Tinggi Terpajan atau Terinfeksi Tuberkulosis
 kontak dekat dengan individu yang diketahui atau dicurigai

terinfeksi TB (missal, mereka yang tinggal dalam satu rumah atau

di lingkungan yang tertutup)

 individu ang lahir di tempat dengan angka kejadian TB cukup

19
tinggi (misalnya di Asia, Afrika, Amerika Latin, Eropa Timur, dan

Rusia)

 penghuni dan pekerja di lingkungan padat berisiko tinggi

(misalnya, pusat rehabilitasi, panti wredha, pusat pemulihan

mental, tempat tinggal jangka panjang, dan tempat penampungan

tuna wisma)

 petugas kesehatan yang merawat klien berisiko tinggi

 kelompok berpendapatan rendah, yang tidak mampu membayar

layanan medis (berdasarkan pendapatan per kapita setempat)

 bayi, anak-anak, dan remaja yang terpajan dewasa berisiko tinggi

 kelompok etnis minoritas atau ras berisiko tinggi, yang ditetapkan

berdasarkan peningkatan prevakensi TB (misal, pengguna kokain

crack)

Kelompok Risiko Tinggi Mengidap Penyakit TB Begitu Terinfeksi

 mereka yang terinfeksi HIV

 individu yang baru-baru ini terinfeksi Mycobacterium tuberculosis

(dalam dua tahun terakhir), terutama bayi dan anak kecil

 individu yang diketahui memiliki kondisi medis yang dapat

meningkatkan risiko TB, jika terjadi infeksi – missal, diabetes.

 Individu yang pernah menjalani pengobatan TB, tetapi tidak

adekuat.

Sumber: National Center for HIC, STD, dan TB Prevention, Core

curriculum ON Tuberculosis: What the clinician should know.

www.cdc.gov/nchstp/tb/pubs/corecurr.

20
(Varney,2004:612)

Tes penapasan akan mendeteksi kepekaan berlebihan terhadap

protein tuberculin. Satu-satunya tes penapisan yang direkomendasikan

oleh CDC adalah tes Mantoux, yang dikenal dengan sebagai PPD.

Tes Mantoux Terdiri dari 0,1 mm PPD yang mengandung lima unit

tuberculin, yang diberikan melalui suntikan ke dalam kulit pada lengan

bawah. Reaksi terhadap PPD harus dibaca 48-72 jam setelah injeksi.

Apabila reaksi pasien tidak terbaca hingga 72 jam setelah penyuntikan

dan ternyata nilainya negatif, maka tes harus diulang. Nilai positif akan

dapat diukur hingga satu minggu setelah tes. Reaksi yang dimaksud di

sini adalah diameter pembengkakan (indurasi) yang dapat diukur dalam

millimeter. Eritema tidak termasuk dalam pemeriksaan ini. Tes Mantoux

aman bagi kehamilan. (Varney,2004:611)

Alergi adalah suatu kondisi ketika reaksi tuberkulin (respons

sensitivitas tipe lambat) menurun atau tidak muncul sama sekali pada

individu yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh. Anergi

disebabkan oleh infeksi HIV, TB paru atau TBC miliaris pada seluruh

paru, penyakit febril atau penyakit berat, campak atau infeksi virus lain,

penyakit Hodgkin, sarkoidosis, vaksinasi virus hidup, dan pemberian obat-

obatan kortikosteroid atau imunosupresan. Individu dengananergi dapat

terinfeksi TBC, tetapi sistem kekebalan tubuhnya tidak menghasilkan

reaksi positif terhadap PPD. Bagi individu dengan berbagai kondisi yang

dapatmenyebabkan anergi, diagnosis TBCtidak bisa disingkirkan anya

karea tes Mantoux menunjukan hasil negatif. Anergi dapat dipastikan

dengan menyuntikan dua anergen lain yang memiliki sensitivitas tipe

21
lambat, misalnya Candida, gondongan, atau toksoid tetatus secara

intradermal (ke dalam kulit) pada lengan bawah yang berfungsi sebagai

kontrol. Antigen ini tela diberikan kepada sekurang-kurangnya 90%

penduduk. Indurasi lebih dari 3mm. Membuktikan bahwa sistem

kekebalan tubuh mempunyai kemampuan untuk bereaksi terhadap tes

kulit, dan hasil PPD yang negatif meruapkan hasil negatif sejati, ini berarti

sistem kekebalan tubuh tidak mempunyai kemampuan untuk bereaksi dan

hasilnya dinyatakan tidak valid.

Pada Kehamilan Wanita hamil arus menjalani penapisan tuberkulosis

sesuai faktor resiko. Semua wanita hamil yang memiliki nilai positif pada

tes kulit harus dilanjutkan dengan pemeriksaan sinar-x. Apabila diteukan

gejala TB pada hasil pemeriksaan sinar-x, maka harus dilakukan tiga

rangkaian bahkan sputum untuk mencari AFB. Jika ternyata hasilnya juga

positif. Maka wanita tersebut harus segera dirujuk ke dokter untuk

mendapat pengobatan.

Begitu diduga terkena TB, wanita hamil harus segera menjalani terpai

ynag adekuat. Obat-obatann yang biasanay dipilih untuk program terapi

adalah isoniazid, rifapisin, dan etambuatol (etambutol tidak perlu diberikan

jika kemungkinan ada retensi terhadap isoniazid). Streptomisin tidak perlu

digunakan karena obat ini dibuktikan menimbulkan dampak yang

membahayakan janin. Selain itu, pirazinamid tidak perlu diberikan secara

rutin karwna efeknya pada janin belum diketahui secara pasti. Apabila

durasi pengobatan enam bulan tidak dapat digunakan, maka durasi

pengobatan minimum 9 bulan dapat diberikan. Untuk mencegah neuropati

22
perifer, disarankan memberi piridoksin (vitamin B6) kepada wanita hamil

yang mneggunakan isoniazid.

Menyusui selama terapi TB tidak di kontraindikasikan. Wanita

dianjurkan untuk terus menyusui bayinya. Transfer sejumlah kecil obat

melalui air susu ibu tidak dapat diartikan sebagai terapi bagi bayi baru

lahir.

Tuberkulosisi adalah penyakit yang dapat dilaporkan. Para bidan perlu

mengetahuidan memahami petunjuk dan aturan pelaporan, termasuk

konsekuensinya jika pelaporan terlambat atau alpa.

e. ASMA

Diperkirakan satu hingga empat persen wanita hamil menderita asma.

Selama kehamilan, perkembangan klinis asma tidak dapt diperkirakan.

Wanita yang memiliki riwayat asma sebelum hamil terbukti akan terus

megalaminya dan menjadi semakin buruk selama masa hamil. Pada waita

yang memiliki riwayat asma, tetapi tidak memiliki riwayat akutbaru-baru ini

ataupun yang mengalami serangan kadang-kadang,pola asma yang

dialaminya dapat membaik ataupun memburuk. Apabila pada kehamilan

sebelumnya, wanita tersebut mengalami asma, maka kemungkinan besar

wanita tersebut akan mengalaminya pada kehamilan kali ini. Umumnya

wanita tersebut akan kembali ke tingkat keparahan selama sebelum hamil

pada bulan ketiga pasca partum.

Asma dihubungkan dnegan peningktan angka kematian perinatal,

hiperemesis gravidarum,pelahiran preterm, hipertensi kronis,preeklampsi,

bayi berat lahir redah, dan perdarahan pervaginam. Jumlah kejadian dan

23
keparahan efek yang dapat merugikan ini dikurangi melalui pengontrolan

asma yang baik.

Obat-obatan yang umumnya aman dan efektif mengobati asma

selama kehamilan, antar lain: bronkodialator hirup, misal albuterol

(proventil), metaproterenol (Alupent), dan sulfat terbutalin dalam bentuk

aerosol hirup (Brethaire). Obat oral yang biasa digunaka adalah teofilin

(Theo-Dur,Slo-Bid). Agens antiradang menunjukan kondisi asma yang

dialami berat.

Selama persalinan dan pelahiran, wanita harus terus meminum

obatnya secara teratur.perhatian harus diberikan untuk memastikan bahwa

status hidrasinya bai dan nyerinya daat diatasi dengan baik.tindakan ini

membantu mencegah spasme bronkus. Selama persalinan dan pelahiran,

hndari pengguanaan obat yang dapat menimbulakn spasme bronkus, misal

morfin dan meperidin (demerol). Apabila prostaglandiin dibutuhkan untuk

penetalaksanaan perdarahan pasca partum kala empat, maka berikan

prostaglandin E2 (PGE2), yang lebi dikenal dengan sebutan dinoproston di

pasaran.prostaglandin lain yanng lebih banyak digunakan adalah PG F2α

(15-methyl prostaglandin F2 alpha). Obat ini dopasaran dnegn merk

Hemabate, carboprost, atau Prostin/15 M dan dapat memicu spasme

bronkus pada wanita dengan riwayat asma. (Varney,2004:629).

Asma adalah radang kronis pada jalan nafas yang berkaitan dengan

obbstruksi reversibel daro spasme, edema, dan produksi mukus- dan

respon yang berlebih terhadap stimuli. Asma diklasifikasikan terhadap

empat langkah berdasarkan keparahan dan frekuemsi gejala (1) asma

ringan intermitten, (2) ringan menetap, (3) sedang menetap, (4) berat

24
menetap. Seiring berjalannya waktu perubahan pada dinding jaalan nafs

dapat mengarah padakonstruksi irreversibel. Walaupun banyak kasus

asma memiliki awitan sejak anak-anak, orang dewasa juga dapa terserang

penyakit baru. Data terkini menyebutkan bahwa sekitar 14 juta orang

dewasa Amerika kini memiliki gejala asma. Perempuan dan orag Afrika

Amerika dan memiliki penddapatan keluarga yang rendah dikaitkan dengan

peningkatan resiko berkembangnya asma. Orang dewasa dengan gejala

mengi, sesak dan nafas pendek haru dievaluasi untuk mengetahui asma,

kadang0kadang batuk nokturnal kering akan menjadi satu-satunya

keluhan. Diagnosis diferensial termasuk penyakit obstruktif kronis

(bronkhitis kronis atau emfisema), gagal jantung konf=gestif, emboli paru,

batuk erkai obat, dan penyebab lain obstruksi jalan nafas. Pemicu

serangan asma terbanyak pada orang dewasa termasuk latihan, rinitis

(infeksi atau alergi), bronkhitis, refluks gastroesofagus, dan alergi terhadap

NSAID (seperti Motrin), sulfit, atau oenyekat beta (seperti Inderal). Wanita

dengan asma sebaiknya dikonsulkan untuk menghindari pemicu, yang juga

bisa termasuk alergen inhalasi seperti parfum dan iritan seperti asap

lingkungan atau udara yang tercemar. Penghentian merokok adalah kunci

untuk menurunkan keparahan penyakit diantara wanita yang merokok.

National Institutes of Health Expert Panel Report pada asa mencatat

bahwa penyebab utama morbiditas dan mortalitas asma adlah karena tidak

terobati atau tidak terdiagnosis secara tepat. (Varney, 2004:134)

Selama kehamilan, gejala asma mungkin memburuk karena runag

paru tertekan oleh janin yang berkembang. Wanita dengan asma sedang

sampai berat dan eksaserbasi yang baru saj aterjani ini sebaiknya dirujuk

25
pada seorang dokter untuk dievaluasi. Liu dan rekan-rekannya elaporkan

suatu peningkatan akibat kehamilan yang tidak diharapkan yang berkaitan

dengan asma pada ibu, termasuk kelahiran praterm, ruptur membran

prematur praterm, dan gangguan hipertensi kehamilan. Namun mereka

tidak dapat mengidentifikasi keparahan penyakit atau tingkat pengendalian

asma dalam kohort retrospektif. Sehingga asma yang ditangani dengan

baik dengan eksaserbasi minimal tidak jelas akan memiliki akibat yang

sama pada kehamilan. Jika kondisi wanita stabil dan ia tidak mengalami

keterbatasan dalam aktivitas fisik, tidak ada alasan mengapa ia tidak harus

menerima perawatan pranatal dan melahirkan di bidan. (Varney, 2004:135)

3. System Persyarafan

Sedikit sekali yang diketahui tentang perubahan yang spesifik pada

fungsi persyarafan selama kehamilan, disamping dari perubahan

neorohormonal pituitary-Hypothalamic. Perubahan fisiologis yang spesifik

yang diakibatkan oleh kehamilan mungkin menyebabkan beberapa gejala

neurologi dan neorovaskuler:

a. Kompresi persyarafan pelvis atau statis vaskuler disebabkan oleh

pembesaran uterus yang menyebabkan perubuhan sensori pada kaki.

b. Lordosis dorsolimbar mungkin menimbulkan nyeri yang disebabkan oleh

penarikan syaraf atau penekanan pada akar-akar persyarafan.

c. Edema yang meliputi syaraf-syaraf perifer dapat menimbulkan Carpal

Tunnel Syndrome selama trimester akhir. Edema mengkompresi nervus

median di bawah ligament carval pada pergelangan tangan. Syndrome

ini dikarakteristikan oleh paresthesia (sensasi abdormal seperti rasa

terbakar atau tingling yang disebabkan oleh gangguan system syaraf

26
sensoris) dan nyeri pada tangan, menyebar kearah siku. Lengan yang

dominan yang biasanya paling sering terpengaruh.

d. Acroesthesia (mati rasa dan tingling pada tangan yang disebabkan oleh

posisi berdiri dengan bahu bungkuk yang dialami wanita selama

kehamilan. Kondisi ini dihubungkan dengan penarikan segmen flexus

brachials.

e. Tentionheadache adalah gejala umum bila terjadi kecemasan atau

adanya komplikasi kehamilan yang tidak pasti. Walaupun demikian,

masalah-masalah berhubungan dengan penglihatan seperti kegagalan

refraksi, sinusitis atau migran juga bertanggung jawab terhadap

terjadinya nyeri kepala.

f. “kepala terasa melayang”, pusing dan pinsang adalah hal-hal umum

yang bias terjadi selama awal kehamilan. Instabilitas vasomotor,

postular hiportensi atau hipoglikemia menjadi factor yang bertanggung

jawab terhadap kejadian diatas.

g. Hipokalsemia dapat menyebabkan masalah neuromuskuler seperti kram

otot atau tetani. (Bobak,2000:234).

4. Tambahan Hasil Diskusi

Tanda-tanda kehamilan dugaan, kemungkinan dan pasti.

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta

perubahan sosial dalam keluarga. Menurut Armi (2006), bahwa 

Tanda-tanda kehamilan terbagi menjadi 3 yaitu :

a. Tanda dugaan/ tidak pasti

b. Tanda kemungkinan

c. Tanda pasti

27
Berikut masing-masing penjelasannya

a. Tanda-tanda dugaan hamil adalah :

1) Amenorea (tidak mendapat haid). Gejala ini sangat penting karena

umunnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal

hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan

tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.

2) Mual dan muntah. Umumnya terjadi pada bulan-bulan

pertama kehamilan, keadaan ini sering terjadi pada pagi hari tetapi tidak

selalu dan keadaan ini disebut ”morning sickness”. Dalam batas-batas

tertentu keadaan ini masih fisiologis, tetapi bila terlalu sering dapat

mengakibatkan gangguan kesehatan yang biasa disebut hiperemesis

gravidarum.

3) Sering kencing. Keadaan ini terjadi pada kehamilan bulan-bulan pertama

disebabkan uterus yang membesar menekan pada kandung kemih,

gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada

akhir kehamilan gejala ini akan kembali terjadi karena kandung kemih

ditekan oleh kepala janin.

4) Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri. Disebabkan oleh

pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan

alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar (Rustam

Mochtar, 1998).

5) Striae dan hiperpigmentasi kulit. Pada pipi, hidung dan dahi tampak

deposit pigmen yang berlebihan yang dikenal dengan cloasma

28
gravidarum. Areola mammae menghitam. Pada linea alba tampak

menjadi lebih hitam.

6) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh

pengaruh hormon steroid.

7) Epulis adalah suatu hipertrofi papilla gingivae. Sering terjadi pada

triwulan pertama.

8) Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah

genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida

kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu,

timbul kembali pada triwulan pertama.

b. Tanda-tanda kemungkinan hamil adalah :

1).  Tanda hegar

Dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan lain di

dinding perut diatas simpisis pubis, maka terasa korpus uteri seakan-

akan terpisah dengan serviks ( istmus sangat lembek

pada kehamilan). Pada kehamilan 6 – 8 minggu dengan pemeriksaan

bimanual sudah dapat diketahui tanda hegar ini.

Hegar Sign

29
2) Tanda piskacek

Tanda piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak rata

hingga menonjol jelas kejurusan uterus yang membesar (uterus dalam

keadaan hamil tumbuh cepat pada tempat implantasinya).

3) Tanda Braxton hicks

Uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi. Kontraksi

yang tidak teratur tanpa nyeri disebut kontraksi Braxton Hicks. Adanya

kontraksi Braxton Hicks ini menunjukkan

bahwa kehamilan bukan kehamilan ektopik.

4) Tanda ballotement

Pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu) air ketuban jauh lebih

banyak sehingga dengan menggoyangkan uterus atau sekonyong-

konyong uterus ditekan maka janin akan melenting dalam uterus,

keadaan inilah yang disebut dengan ballottement (Hanifa, 2005).

5) Tanda Chadwick adalah warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi

ungu/biru.

3.Tandapasti

Trimester I

Payudara (mamae) akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum

mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran,

sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae.

30
Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula

dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan

kasein, laktralbumun dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae

dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh progesteron

dan somatomamotropin terbentuk lemak sekitar alveolua-alveolus,sehingga

mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae akan membesar, lebih

tegang dan tambah lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena

hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea (lemak) yang mungul diareola

primer dan disebut tuberkel Montgomery.

Glandula Montgomery tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola

mammae.Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di

payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara

ini adalah tanda mungkin hamil. Sensivitas payudara bervariasi dari rasa

geli ringan sampai nyeri tajam. Peningkatan suplai darah membuat

pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang

sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai

jalinan jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongsti vena di payudara

lebih jelas terlihat pada primigravida. Striae dapat terlihat dibagian luar

payudara.

2. Trimester II

Kolostrum mulai muncul, warnanya bening kekuning-kuningan.

Pertumbuhan payudara pun lebih besar lagi karena diperngaruhi oleh

kelenjar mamae, dan berakhir pada usia kehamilan 20 minggu.

31
3. Trimester III

Mammae semakin tegang dan membesar sebagai persiapan untuk

laktasi akibat pengaruh somatotropin, estrogen dan progesteron.Pada

payudara wanita terdapat striae karena adanya peregangan lapisan kulit.

Hal ini terjadi pada 50 % wanita hamil. Selama trimester ini pula sebagian

wanita mengeluarkan kolostrum secara periodik.

B. Adaptasi Psikolog Dalam Masa Kehamilan

Ada beberapa anggapan terhadap perubahan psikologi yang terjadi selama

kehamilan, hal ini berkaitan dengan beberapa perubahan biologik. Kejadian dan

proses psikologi ini diidentifikasi pada trimester kehamilan yang akan dibahas

dibawah ini.

1. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan Trimester I

Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen

dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan

muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa

tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang

merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali,

32
biasanya pada awal kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil. Hampir 80

% kecewa, menolak, gelisah, depresi dan murung. Kejadian gangguan jiwa

sebesar 15 % pada trimester I yang kebanyakan pada kehamilan pertama.

Menurut kumar dan robson (1978) 12% wanita yang mendatangi klinik

menderita depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan

kandungannya.Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester I

didasari pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran

sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan

proses belajar melalui serangkaian aktifitas. Trimester pertama ini sering

dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan membuat fakta wanita bahwa ia

hamil.Trimester pertama juga sering merupakan masa kekhawatiran dari

penantian

Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu :

a. Taking On

Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya

dengan meniru dan melakukan peran ibu.

b. Taking In

Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan

c. Letting Go

Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya.

Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada tahapan aktifitas

yang dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya yaitu pada tahap

taking on.

Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda - tanda untuk

lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang

33
terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena

perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang

mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau dirahasiakannya. Para

wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama

kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir

terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka multigravida,

kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu. Banyak wanita

hamil yang mimpi seperti nyata, dimana hal ini sangat menggangu. Mimpinya

seringkali tentang bayinya yang bisa diartikan oleh ibu apalagi bila tidak

menyenangkan.

Bentuk Motivasi

a. Motivasi Suami

Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan

menjadi seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya

mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya

menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya.

Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu

yang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena takut akan

mencederai bayinya. Ada pula pria yang hasrat seksualnya terhadap

wanita hamil relatif lebih besar. Disamping respon yang diperlihatkannya,

seorang ayah dapat memahami keadaan ini dan menerimanya. Zaman

dahulu seorang suami ikut mendukung kehamilan istrinya dengan ritual-

ritual keagamaan. Berbeda dengan dukungan yang diberikan oleh suami

pada saat ini, bentuk dukungan yang diberikan oleh suami lebih pada :

34
 Untuk saling berkomunikasi dari sejak awal

 Menempatkan nilai-nilai penting dalam keluarga untuk mempersiapkan

menjadi orang tua.

b. Motivasi Keluarga

Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan terhadap orang

lain. Tapi mungkin bisa menjadi lebih kuat sesudah bayinya lahir hal ini

bisa dipahami karena pada waktu itu wanita memerlukan keamanan dan

perhatian dari seseorang yang sangat dominan baginya. Keluarga dalam

hal ini harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi

orang tua.

Stress yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester I

Ada 2 tipe stress yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini dapat

mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.

Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu, yang mana

individu berusaha untuk membuat sesempurna mungkin baik dalam

kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya secara profesional.

Stress ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti rasa sakit, kehilangan,

kesendirian dan masa reproduksi.

Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi dapat

dihubungkan dengan 3 aspek utama yaitu :

1. Stress di dalam individu

2. Stress yang disebakan oleh pihak lain

3. Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan sosial

Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan

terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya.

35
Memperkuat Ikatan

Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kehamilan memberikan

kesempatan pada seorang ibu untuk saling memperkuat hubungan. Dan

hubungan yang kuat lebih penting dari yang lainnya. Masa-masa kehamilan,

persalinan dan bulan-bulan sesudahnya merupakan saat – saat yang sulit.

Semakin dekat pada awalnya, akan semakin baik akhirnya. Jadi, pada saat

hidup masih relatif normal, luangkan waktu untuk berdua, berbicara tentang

perasaan pasangannya. Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan

suami istri, kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan suatu

yang normal.

Kehamilan dan Libido

Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada trimester

pertama ini berbeda- beda. Walaupun pada beberapa wanita mengalami

gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan

libido selama periode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk

berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita

merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun

tanpa hubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual,

pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini merupakan

bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama.

Kehamilan dan Olahraga

Setelah hamil, mayoritas wanita dapat melanjutkan aktivitas biasa

mereka. Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang teratur, seperti jogging,

bermain tennis, berenang, atau melakukan hubungan seks, dapat

36
menimbulkan masalah seperti keguguran atau fetal malformation (janin yang

cacat) pada kebanyakan wanita normal dan sehat. Kebanyakan dokter

melarang program olahraga baru yang dimulai pada saat hamil, kecuali

latihan-latihan prenatal yang dirancang khusus untuk wanita hamil. Latihan-

latihan yang paling menguntungkan bagi wanita hamil adalah latihan dengan

gerakan yang menguatkan dinding perut untuk membantu menopang uterus

dan otot pinggul yang akan anda butuhkan untuk mendorong. Latihan kaki

juga penting untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari kram otot yang

merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan.

2. Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan Trimester II

a. Pembagian perubahan psikologis pada trimester II

Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase; prequickeckening

(sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan

postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan olehibu),

yang dapat dilihat pada penjelasan berikut :

1) Fase prequickening

Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada

trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala

aspek di dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu

menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan

interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia

mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia

akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang telah diberikan

ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia

akan menolaknya. Perasaan menolak terhadap sikap negatif ibunya

37
akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil

menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang

mengembangkan identitas keibuannya.

Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini

adalah perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya)

menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang ibu).

Transisi ini memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil

untukmempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih

sayang kepada anak yang akan dilahirkannya. Trimester kedua sering

dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan selama

trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari

ketidaknyamanan kehamilan.

2) Fase postquickening

Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang

jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan

persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan

ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya

sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil

pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia

tidak harus membuang segala peran yang ia terima sebelum

kehamilannya. Pada wanita multigravida, peran baru artinya

bagaimana ia menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan

bagaimana bila nanti ia harus meninggalkan rumahnya untuk

sementara pada proses persalinan.

38
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun

konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal

ini menyebabkan perubahan fokus pada . Pada saat ini, jenis kelamin

bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah

kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang menganut sistem

patrilineal/matrilineal).

b. Menjaga agar ikatan tetap kuat

Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya harus lebih

sensitif terhadap pengaruh kondisi ini pada mereka berdua. Ibu hamil

sering merasa takut jika pasangannya mendapati dirinya tidak menarik

atau gendut, tapi masalah yang muncul lebih rumit lagi. Komunikasi

adalah kunci untuk menghadapi masalah ini. Tetap cara ini dapat

digunakan bila ibu dan pasangannya tetap terbuka dan memulainya sedini

dan sesering mungkin. Bila salah satu tidak membicarakan latar belakang

masalah yang dirasakan, atau setelah berdiskusi justru merasa depresi,

saat itulah diperlukan penasihat kehamilan dan orang sekitarnya yang

dapat menolong ibu dan pasangannya.

c. Menjaga kehamilan yang sehat

Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester kedua, tapi bukan

berarti bagian luar yang berubah, bagian dalam tubuh pun perubahan

sebagai respon terhadap kehamilan yang terus berkembang. Beberapa

perubahan dapat saja terasa mengganggu, namun ada juga perubahan

yang terasa menyenangkan bagi ibu hamil. Perubahan yang

menyebabkan ketidaknyamanan adalah keadaan yang normal bagi ibu

hamil dan ibu harus diberikan pengertian terhadap kondisi tersebut

39
sehingga ia lebih merasa nyaman lagi. Beberapa perubahan yang

menyenangkan seperti rasa mual berkurang dibandingkan yang dialami

selama trimester pertama, energi bertambah dan peningkatan libido.

d. Reaksi orang-orang di sekitar ibu hamil

Tampaknya sang suami juga mengalami perubahan psikologis seiring

perubahan yang dialami istrinya yang hamil. Pada suatu studi dilaporkan

sang suami juga merasakan perubahan nafsu makan, perubahan berat

badan, rasa sakit kepala hingga kecemasan danketakutan dirasakan oleh

suami yang istrinya sedang hamil. Saat ini suami lebih aktif ikut

menangani dalam kehamilan istrinya dan turut merasakan tanggung jawab

akan kelahiran bayinya. Apabila di dalam keluarga terdapat anak

sebelumnya, ia akan merasa bingung akan perubahan yang dialami

ibunya. Anak perlu diberikan pengertian secara sederhana tentang

perubahan yang terjadi dan hal yang akan dihadapi sehubungan dengan

kehamilan. Ibu dariwanita hamil tampaknya adalah orang yang sering

mengambil peran yang cukup besar selama kehamilan. Ibu hamil

tampaknya merasa tergantung akan bantuan dari ibunya dalam

menghadapi kehamilan dan persiapan penerimaan bayi yang akan

dilahirkan.

e. Berhubungan seks

Ada satu lagi perubahan yang terjadi pada trimester kedua yang harus

diimbangi untuk mengatasi ketidaknyamanan yaitu suatu peningkatan

libido yang pada trimester pertama dihilangkan oleh rasa mual dan lelah.

Kebanyakan calon orang tua khawatir jika hubungan seks dapat

mempengaruhi kehamilan. Kekhawatiran yang paling sering diajukan

40
adalah kemungkinan bayi diciderai oleh penis, orgasme ibunya,atau

ejakulasi. Ibu hamil dan pasangannya perlu dijelaskan bahwa tidak ada

yang perlu dikhawatirkan dalam hubungan seks. Janin tidak akan

terpengaruh karena berada di belakang serviks dan dilindungi cairan

amniotik dalam uterus. Namun dalam beberapa kondisi hubungan seks

selama trimester kedua tidak diperbolehkan, mencakup plasenta previa

dan ibu dengan riwayat persalinan prematur.

Selain itu meknisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan

seksual akan menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring

terlentang dan menahan berat badan suami.Namun dengan mengkreasi

posisi yang menyenangkan maka masalah ini dapat diatasi. Walaupun

sebagian ibu hamil merasakan seks selama hamil terasa meningkat, tidak

semua libido wanita meroket tinggi pada trimester kedua. Perubahan

tingkat libido disebabkan variasi perubahan hormon selama hamil. Karena

respon terhadap hormon berbeda, reaksi masingmasing ibu hamil pun

berbeda.

3. Adaptasi Psikologi Pada Kehamilan Trimester III

Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang

mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa

bayinya akan lahir sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan

kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.

Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau - kalau bayi yang akan

dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi

bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya

41
membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa

sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga

dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai

merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian

khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan

keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu / penantian dan

waspada sebabpada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran

bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan

kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran

bayi.

Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang

akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan

dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif

untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga

tentang jenis kelamin bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan

mirip siapa.

4. Peran bidan dalam persiapan psikologis ibu hamil trimester I, II, III

a. Mempelajari keadaan lingkungan penderita

Ibu hamil yang selalu memikirkan mengenai keluarga, keuangan,

perumahan dan pekerjaan dapat juga menimbulkan depresi dan perlu

penanggulangan. Untuk itu bidan harus melakukan pengkajian termasuk

keadaan lingkungan (latar belakang) sehingga mempermudah dalam

melakukan asuhan kebidanan.

42
b. Informasi dan pendidikan kesehatan

Mengurangi pengaruh yang negatif Kecemasan dan ketakutan sering

dipengaruhi oleh cerita – cerita yang menakutkan mengenai kehamilan

dan persalinan, pengalaman persalinan yang lampau atau karena

kurangnya pengetahuan mengenai proses kehamilan dan persalinan.

Keadaan tersebut perlu diimbangi dengan pendidikan mengenai anatomi

dan fisiologi kehamilan dan persalinan kepada penderita.

1) Memperkuat pengaruh yang positif

Misalnya dengan memberikan dukungan mental dan penjelasan

tentang kebahagiaan akan mempunyai anak yang diinginkan dan

dinantikan.

2) Meganjurkan latihan – latihan fisik seperti senam hamil untuk

3) memperkuat otot – otot dasar panggul, melatih pernafasan, teknik yang

baik dan latihan – latihan relaksasi.

4) Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin

5) Dilaksanakan dengan mengadakan orientasi : memperkenalkan ruang

bersalin, alat – alat kebidanan dan tenaga kesehatan.

43
III. TES

UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2019/ 2020

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR

UJIAN SEMESTER GANJIL

Mata Uji : Askeb Kehamilan

Tingkat / Semester :………………/……………………………

Hari / Tanggal :……………………………………………..

Waktu : 60 Menit

Dosen : Fatmawati

PETUNJUK UMUM:

1. Tulis nama dan nim anda pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Teliti lembar soal, jika kurang lengkap atau tulisan yang tidak terbaca.
3. Bacalah soal dengan seksama sebelum anda menjawab.
4. Kerjakan soal- soal yang anda anggap paling mudah terlebih dahulu
5. Selamat bekerja

A. PILIHAN GANDA

Pilihlah jawaban yang paling benar pada soal di bawah ini dengan
memberi tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, dan D di lembar jawaban
yang telah disediakan.

1. Ny. Murni umur 24 tahun, GIP0A0 Hamil 32 Minggu. mengeluhnafas


pendek, susah buang air besar, ia merasa cemas. Dari hasil

44
pemeriksaan tinggi fundus uteri 30 cm pertengahan px , letak
memanjang, DJJ 140 x / menit , TD. 120 X/ menit.Masalah yang dialami
Ny. Murni adalah ………….

a. Pembesaaran perut tidak sesuai masa kehamilan


b. Gangguan psikologi karena adanya kecemasan
c. Ada masalah pada paru- paru
d. Indikasi pre- eclampsia

Jawaban :B

2. Untuk mengaasi kecemasan yang dialami Ny Murni, bidan harus


melakukan…….
a. Menjelaskan tentang fisiologi dan psikologi dalam kehamilan , beri
tahu bahwa semua hasil pemeriksaannya normal dan tidak perlu
cemas
b. Menjelaskan bawha tidak akan terjadi apa apa kedepannya jadi tidak
perlu cemas
c. Beritahu kepada ibu murni bahwa mengurus anak memang tidaklah
mudah.
d. Menjelaskan tentang proses persalinan yang akan dilalui nantinya
setelah cukup bulan

Jawaban : A

3. Ny. Tina 25 tahun dating ke BPM Mawar dengan keluhan tidak haid
kurang lebih 3 bulan, mengeluh sering mual terutama pada pagi hari, Ny
Tina menyampaikan anak pertama berumur 1 tahun, memakai pil KB
tapi sering lupa, hasil pemeriksaan bidan didapatkan tekanan darah 110/
80 mmHg, nadi 80 X/ menit, ballottement (+), PP test (+) dan Hb 10,5 gr.
TFU ideal Ny Tina saat ini adalah………
a. 1 – 2 jari diatas simphisis
b. 3 jari diatas simphisis
c. Pertengahan simphisis pusat

45
d. 3 jari bawah pusat

Jawaban : B

4. Perubahan psikologi yang mungkin dialami oleh Ny Tina adalah…..


a. Ibu merasa aneh dan buruk
b. Ibu merasa sehat dan nyaman dengan kehamilannya
c. Ibu merasa khawatir dan takut kalua bayinya tidak normal
d. Ibu mencari gejala untuk lebih meyakinkan dirinya bahwa dirinya
hamil

Jawaban : A

5. Ny Armi GIP0A0 hamil 36 minggu mengeluh sudah satu bulan ini buang
air besarnnya jarang yaitu 2- 3 hari sekali, padahal sebelumnya sehari
sekali. Ia sudah tidak mengkomsumsi tablet zat besi. Pola nutrisi baik.
Sekarang mulai mengurangi kegiatan rumah. Berat tubuh sebelum hamil
45 kg, tinggi badan 150 cm. TFU 32cm kepala sudah masuk PAP.
Menurut anda penyebab keluhan yang dialami Ny. Armi adalah……
a. Suplemen Zat besi
b. Penurunan reabsosrsi air di kolon
c. Penekanan usus oleh pembesaran uterus
d. Peningkatan motilitas usus lantaran efek progesterone

Jawaban : D

6. Nasehat yang paling cocok untuk meringankan keluhan Ny Armi


adalah…….
a. Hentikan komsumsi zat besi
b. Latihan fisik/ exercise yang cukup
c. Latihan kegel exercise
d. Minum pelunak feces/ laxative atau obat lainnya

Jawaban : B

46
7. Ny Mutia 30 tahun datang memeriksakan kehamilan di BPM Mawar
pada tanggal 15 April 2020 dengan GIIP0A0 tafsiran persalinannya pada
tanggal 20 April 2020, dan mengatakan kehamilannya sudah 9 bulan
dengan keluhan sering buang air kecil, hasil pemeriksaan bidan adalah
TD 110/70mmHg Tinggi Fundus uteri 3 jari bawah px, memanjang pu-ki,
kepala , BDP, DJJ 136 X / menit, tafsiran berat janin 2700 gram. Menurut
hasil anamneses dan hasil pemeriksaan tersebut intervensi apa yang
cocok diberikan kepada Ny Mutia………..
a. Anjurkan ibu untuk sering membaca informasi mengenai tanda dan
bahaya kehamilan
b. Anjurkan ibu ke dokter OBGYN untuk USG
c. Segera konsultasi untuk dilakukan induksi persalinan
d. Anjurkan ibu untuk mempersiapkan fisik dan psikologi untuk
menghadapi persalinan dan segera ke tempat pelayanan kesehatan
apabila ibu merasakan tanda persalinan.

Jawaban : D

8. Ny. Mila umur 21 tahun tanggal 16 juli 2019 tiba pertama kali ke BPM
HPHT 21 april 2019 menyatakan hamil pertama kali megeluh mual
munta, pusing, nafsu makan berkurang. Hasil pemeriksaan TFU 2 jari
diatas shiphisis.. diagnose kebidanan yang cocok pada kasus diatas
adalah …
a. G1P0A0 umur 21 tahun. Hamil 9 minggu hamil normal.
b. G1P0A0 umur 21 tahun. Hamil 12 minggu hamil normal
c. G1P0A0 umur 21 tahun. Hamil 16 minggu hamil normal
d. G1P0A0 umur 21 tahun. Hamil 20 minggu hamil normal

Jawaban : B

9. Perubahan fisiologi sesuai dengan umur kehamilan Ny. Mila adalah …


a. Nyeri payudara
b. Kelelahan yang kronis
c. Kontraksi Braxton hick mulai muncul.

47
d. Peningkatan leuchohea

Jawaban : C

10. Ny Widia 27 tahun hamil 9 bulan dengan GIIIP0A0, mengatakan baru


memeriksakan kehamilannya 2 X karena tempat pelayanan kesehatan
berada pada pulau sebelah, saat ini Ny Widia tidak merasakan cemas
karena mengatakan sudah melalui proses persalinan yang lalu dan
semua lancar. Ibu Widia tinggal serumah dengan ibu, suami dan
anaknya serta pekerjaan sehari hari suaminya seorang nelayan.
Menurut anda factor apakah yang bias menghambat proses persalinan
ibu Widia nantinya
a. Factor lingkungan
b. Factor psikologi
c. Factor tempat pelayanan kesehatan
d. Factor ekonomi

Jawaban : C

B. ESSAY
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar.
1. Gambarkan TFU penambahan per 3 jari kemudian jelaskan!
2. Sebutkan dan jelaskan fungsi 3 bagian utama payudara!
3. Sebutkan dan jelaskan tanda dugaan hamil dan tanda asti kehamilan!
4. Sebutkan dan jelaskan bentuk motivasi yang diberikan pada ibu hamil
dalam mengatasi perubahan dan adaptasi psikologis pada masa
kehamilan.
5. Sebutkan dan jelaskan fktor factor yang empengaruhi kehamilan!

Jawaban :

48
DAFTAR PUSTAKA

Bobak Irene, Lowdermik Deitra Leonard, Jensen Margaret Duncan. 2005.


Keperawatab Maternitas. Jakarta: EGC

Bobak, lowdernik, jensen, buku ajar keperawatan maternitas, jakarta : egc, 2004

Prawiharjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBS

Pusdikanakes – who – jhpiego, asuhan antenatal, jakarta, 2003

Seller, p. Mc, midwifery, volume 2, 1993, juta & co ltd

sastrawinata, sulaiman.1983.obsteti fisiologi.Bandung:eleman-bandung

siswosudarno, risanto dkk.2008.obsteri fisiologi.yogyakarta:pustaka cendikia

Varney, Helen. 2004. Ilmu Kebidanan ( Varney’s Midwife ‘ 3 ed ). Bandung :


Sekolah Publisher

Varney h, varney’s midwifery, london : jones & bartlett publishers,1997

49

Anda mungkin juga menyukai