Anda di halaman 1dari 32

Case Report Session

PERSALINAN NORMAL

Oleh :
Maghfira Ramadhani 2240312174
Maria Nurlita 2240312053

Preseptor :
dr. Helfial Helmi, Sp.OG

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RS TENTARA Tk.III DR. REKSODIWIRYO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Case Report Session (CRS) yang
berjudul “Persalinan Normal”. CRS ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
dalam mengikuti kepaniteraan klinik di Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dr. Helfial Helmi, Sp.OG selaku
pembimbing yang telah memberikan arahan dan petujuk, dan semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan CRS ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa CRS ini masih memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhir kata,
semoga CRS ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………..…4
1.2 Batasan Masalah…………………………………………………………5
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................2
1.4 Metode Penulisan ......................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................3
2.1 Definisi Kehamilan....................................................................................3
2.2 Pembuahan, Nidasi, dan Plasentasi ...........................................................3
2.3 Perubahan Anatomi dan Fisiologi .............................................................5
2.4 Persalinan ................................................................................................11
BAB 3 LAPORAN KASUS ................................................................................21
BAB 4 PEMBAHASAN ......................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................29

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilitas hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan berlangsung dalam tiga
trimester, trimester satu berlangsung dalam 13 minggu, trimester kedua 14
minggu (minggu ke-14 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu
1
ke-28 hingga ke-40).
Proses kehamilan dimulai dari pembuahan, nidasi dan plasentasi. Persalinan
(partus) merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus ke dunia luar melalui vagina. Persalinan normal terjadi apabila bayi
lahir dengan presentasi kepala tanpa memakai alat bantu serta tidak melukai ibu
dan bayi, umumnya berlangsung dalam waktu 18 jam. Suatu rentetan gerakan
pasif janin pada saat persalinan berupa penyesuaian bagian terendah (kepala)
janin terhadap jalan lahir atau panggul pada saat melewati jalan lahir dapat
1
didefinisikan sebagai mekanisme persalinan normal. Sebab terjadinya persalinan
sampai saat ini masih berupa teori-teori yang kompleks, diantaranya faktor
hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, dan faktor
nutrisi.2
Partus (persalinan) normal jika terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (lebih dari 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan
dimulai (inpartu) sejak uterus mulai berkontraksi dan serviks membuka dan
menipis serta berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Belum
dikatakan inpartu apabila kontraksi uterus belum mengakibatkan perubahan
3
pada serviks. Proses persalinan ditandai dengan adanya kontraksi uterus yang

1
menyebabkan terjadinya dilatasi serviks dan mendorong fetus keluar melalui
jalan lahir. Kontraksi miometrium selama persalinan akan menimbulkan rasa
sakit pada ibu. Sebelumnya timbulnya kontraksi miometrium ini, uterus harus
disiapkan untuk proses kelahiran. Miometrium tidak akan berespon sampai
dengan usia kehamilan 36-37 minggu, setelah periode ini fase transisional
diperlukan sampai serviks mengalami penipisan dan perlunakan.4
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan
masalah besar di negara berkembang. Masa persalinan adalah periode kritis
bagi seorang calon ibu. Masalah komplikasi dan adanya faktor penyulit,
menjadi faktor risiko terjadinya kematian ibu. Ada lima faktor penting yang
berperan selama proses persalinan, yaitu power (kekuatan kontraksi ibu/his,
kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis/kekuatan mengejan,
ketegangan serta kontraksi ligament rotundum), passage way (jalan
lahir),passanger (janin, plasenta dan selaput ketuban),position (posisi letak
5
janin dan ibu), dan psychologic (kondisi psikologi ibu).
Sebagai dokter layanan primer, harus bisa menangani kehamilan dan
persalinan normal, maka penting sekali mengetahui proses yang terjadi selama
kehamilan serta perubahan fisiologi pada ibu hamil serta penanganan persalinan.

1.2 Batasan Masalah


Makalah ini membahas definisi, fisiologi kehamilan, mekanisme dan
komplikasi, serta laporan kasus kehamilan dan persalinan normal.

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai kehamilan dan persalinan normal.

1.4 Metode Penulisan


Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang
dirujuk dari berbagai literatur.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kehamilan


Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi dan penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan
berlangsung selama 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender lunar.1
Kehamilan terbagi atas 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua selama 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke
27), dan trimester ketiga selama 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).1
2.2 Pembuahan, Nidasi, dan Plasentasi
Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum
(fertilisasi), dan nidasi (implantasi), plasentasi. Spermatozoa terdiri atas tiga
bagian yaitu kaput atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan
mengandung bahan nucleus, ekor, dan bagian yang silindrik (leher)
menghubungkan kepala dengan ekor, dengan getaran ekornya spermatozoa dapat
bergerak cepat. Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vagina dan disekitar
porsio pada waktu koitus, hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke
kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus dapat sampai kebagian ampula
tuba di mana spermatozoa dapat memasuki ovum yang dapat dibuahi,hanya satu
spermatozoa yang mempunyai kemampuan (kapisitasi) untuk membuahi, pada
spermatozoa ditemukan peningkatan konsentrasi DNA di nukleusnya, kaputnya
lebih mudah menembus dinding ovum oleh karena diduga dapat melepaskan
hialuronidase.1
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di
genital ridge, tiap bulannya wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari
indung telur, ovum dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen- mikrofilamen
fimbria infundibulum kearah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus
kearah medial, pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya
750.000 oogonium, jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi

3
folikel-folikel, pada anak berumur 6 – 15 tahun ditemukan 439.000 oogonium
dan pada umur 6 – 15 tahun ditemukan 439.000 oogonium dan pada umur 16 –
25 tahun hanya 34.000 oogonium, pada masa menopause semua oogonium
menghilang.1
Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan
spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba, fertilisasi meliputi
penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri
dengan fusi materi genetik, hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses
kapisitasi mampu melakukan penetrasi membran sel ovum, untuk mencapai ovum
sperma harus melewati korona radiate (lapisan sel di luar ovum) dan zona pleusida
(suatu bentuk glikoprotein ekstraselular), yaitu dua lapisan yang menutupi dan
mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Suatu
komplemen khusus di permukaaan kepala spermatozoa kemudian mengikat
glikoprotein di zona pelusida, pengikatan ini memicu akrosom melepaskan enzim
yang membantu spermatozoa menembuas zona pelusida. Pada saat spermatozoa
menembus zona pelusida terjadi reaksi korteks ovum. Granula korteks di dalam
ovum berfusi dengan membrane plasma sel, sehingga enzim di dalam granula-
granula dikeluarkan secara eksositosis ke zona pelusida. Spermatozoa yang telah
masuk ke vitelus kehilangan membrane nukleusnya yang tinggal hanya
pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan mitokondrianya berdegenerasi,
masuknya spermatozoa membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam
metafase untuk proses pembelahan selanjutnya (pembelahan meiosis
kedua),ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid, pronukleus
spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromosom yang haploid. Kedua
pronukleus saling mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan
genetik dari perempuan dan laki-laki.1 Dalam beberapa jam setelah pembuahan,
mulailah pembelahan zigot yang berjalan lancar dan dalam 3 hari sampai dalam
stadium morula, hasil konsepsi ini dengan ukuran tetap bergerak kearah rongga
rahim oleh arus dan getaran silia serta kontraksi tuba, selama dalam perjalanan ke
kavum uteri morula mengalami pembelahan – pembelahan menjadi blastula.1
Nidasi adalah peristiwa tertanamnya atau bersarangnya sel telur yang telah
dibuahi ke dalam endometrium, sel telur yang telah dibuahi (zigot) akan segera

4
menjadi blastomer, rada hari ketiga 16 blastomer disebut morula. Pada hari
keempat di dalam morula akan terbentuk rongga, bangunan ini disebut blastula.
Dua struktur penting di dalam blastula adalah:
1) Lapisan luar disebut trofoblast, yang akan menjadi plasenta
2) Emblastu (inner cell mass) yang akan menjadi janin pada hari ke-4 blastula
masuk kedalam endrometrium dan pada hari ke-6 menempel pada
endrometrium, pada hari ke-10 seluruh blastula sudah terbenam dalam
endometrium dengan demikian nidasi sudah selesai tempat nidasi biasanya
1
pada dinding belakang didaerah fundus uteri.
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. setelah
nidasi embrio kedalam endometrium, plasentasi dimulai, pada manusia plasentasi
berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi. Terjadinya implantasi
mendorong sel blastula mengadakan deferensiasi, sel yang dekat dengan ruang
eksoderm membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantung yolk) sedangkan sel
yang lain membentuk ”ectoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio (embryonal
plate) terbentuk diantara dua ruangan yaitu ruangan amniondan kantung yolk, plat
embrio terdiri dari unsur ectoderm, endoderm, dan mesoderm, ruangan amnion
dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat antara amnion dan
embrio padat dan berkembangmenjadi tali pusat.1

2.3 Perubahan Anatomi dan Fisiologi


Perubahan anatomi dan fisiologi sudah terjadi dimulai dari saat fertilisasi
hingga proses kehamilan. Perubahan dapat terjadi pada berbagai sistem tubuh.

2.3.1 Sistem reproduksi


a. Uterus
Pada perempuan yang tidak hamil, berat uterus yaitu 70 gram dan
kapasitas 10 ml atau kurang. Sedangkan selama kehamilan, uterus akan
berubah dan mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-
1
rata mencapat 5 liter dengan berat rata-rata 1100 gram.
Pada awal kehamilan, penebalan uterus dipengaruhi oleh hormone
estrogen dan progesteron. Namun setelah 12 minggu, penambahan ukuran

5
uterus akan didominasi oleh desakan hasil konsepsi. Pada awal kehamilan,
tuba fallopii, ovarium, dan ligamentum rotundum berada sedikit di bawah
apeks fundus. Ismus uteri pada minggu pertama akan mengalami hipertrofi
seperti ada corpus uteri yang mengakibatkan ismus menjadi lebih panjang
dan lunak yang dikenal dengan “tanda Hegar”. Sementara pada akhir
kehamilan akan berada sedikit diatas pertengahan uterus. Posisi plasenta
juga memperngaruhi penebalan sel-sel otot uteru, dimana daerah tempat
implantasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat sehingga
menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda
1
“Piscaseck”.
b. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi, serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Hal ini terjadi karena penambahan vaskularisasi dan terjadinya
edema seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan
1
hyperplasia kelenjar-kelenjar serviks.
Pada perempuan yang tidak hamil, berkas kolagen pada serviks
terbungkus dengan rapat dan tdak beraturan. Selama kehamilan kolagen
disintesis dan secara terus-menerus diremodel oleh kolagenase. Kolagen di
degradasi oleh kolagenase intraselular yang menyingkirkan struktur
prokolagen yang tidak sempurna untuk mencegah pembentukan kolagen
yang lemah, dan kolagenase ektraselular yang secara lambat akan
melemahkan matrikskolagen agar persalinannya dapat berlangsung, pada
kehamilan aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari konstentasi kolagen.1
c. Ovarium
Proses ovulasi dan pematangan folikel baru akan terhenti dan tertunda
selama kehamilan. Hanya satu korpus luteum yang ditemukan di ovarium
dan akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan, setelah itu
akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang relative
1
minimal.
d. Vagina dan Perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat
jelas pada kulit dan otot-otot pada perineum dan vulva sehingga pada vagina

6
akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwick.
Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan
1
ikat dan hipertrofi sel-sel otot polos.
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan
persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan
meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat dan hipertrofi
sel otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding
vagina. Papilla mukosa juga mengalami dengan gambaran seperti paku
1
sepatu.
Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, sekresi berwarna
keputihan, menebal, dan pH antara 3,5 – 6 yang merupakan hasil dari
peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel
vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus. 1
e. Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara
dan paha. Hal ini dikenal dengan “striae gravidarum”. Pada multipara,
selain striae kemerahan, sering ditemukan garis berwarna perak berkilau
1
yang merupakan sikatrik dari striaesebelumnya.
Pada banyak perempuan, kulit di garis pertengahan perut (linea alba)
akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut lineanigra.
Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan
leher yang disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu
pada areola dan daerah genital akan terlihat pigmentasi yang berlebihan.
1
Pigmentasi akan berkurang jauh setelah persalinan.
Perubahan pigmentasi dihasilkan dari cadangan melanin di epidermal
dan dermal yang penyebab pastinya belum diketahui. Adanya peningkatan
kadar serum melanocyte stimulating hormone pada akhir bulan kedua masih
sangat diragukan sebagai penyebabnya. Esterogen dan progesterone
diketahui mempunyai peran dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi
faktor pendorongnya. 1

7
f. Payudara
Pada awal kehamilan, payudara akan terasa lebih lunak. Setelah dua
bulan, payudara akan bertambah ukurannya dan vena- vena dibawah kulit
akan lebih terlihat. Putting payudara akan terlihat lebih besar, kehitaman,
1
dan tegak. Setelah bulan pertama, kolustrum dapat keluar.
Kolustrum berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi karena
hormone prolaktin ditekan oleh prolactin inhibiting hormone. Setelah
persalinan, kadar hormone esterogen dan progesterone akan menurun,
sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap a-laktalbulmin akan
hilang. Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis lactose dan pada
1
akhirnya meningkatkan produksi air susu.

2.3.2 Perubahan metabolik


Penambahan berat-badan selama kehamilan berasal dari uterus dan
isinya, payudara volume darah dan cairan ekstraseluler. Diperkirakan
selama kehamilan berat badan ibu hamil akan bertambah 12,5 kg.1
Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan gizi baik, dianjurkan
menambah berat badan perminggu sebesar 0,4 kg, sementara pada
perempuan dengan gizi kurang atau berlebih, dianjurkan menambah berat
badan per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.1
Peningkatan cairan tubuh selama hamil adalah fisiologis. Hal ini
disebabkan oleh menurunnya osmolaritas yang diinduksi oleh rendahnya
ambang rasa haus dan sekresi vasopressin. Pada saat aterm, ±3,5 l cairan
berasal dari janin, plasenta, dan cairan amnion. 3 liter lainnya berasal dari
akumulasi peningkatan volume darah ibu, uterus, dan payudara sehingga
penambahan cairan selama kehamilan adalah 6,5 liter. Pada kehamilan
normal, akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan
kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia. 1
Konsetrasi lemak, lipoprotein, dan apolipoprotein dalam plasma akan
meningkat selama kehamilan. Lemak akan disimpan sebagian besar di
sentral yang kemudian akan digunakan janin sebagai nutrisi. LDL akan

8
mencapai puncak pada minggu ke-36, sementara HDL akan mencapai
puncaknya pada minggu ke-25, berkurang sampai minggu ke- 32 dan
kemudian menetap. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan kadar hormone

esterogen dan progesterone.1

2.3.3 Sistem kardiovaskular


Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini
terjadi untuk mengurangi resitensi vascular sistemik, serta peningkatan
denyut jantung. Antara minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan volume
plasma sehingga terjadi peningkatan preload.
Pada pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan vena
kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang, hal ini
akan mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya terjadi
penurunan preload dan cardiac output sehingga menyebabkan terjadinya
hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine. Pada
kehamilan trimester akhir, posisi terlentang akan mengakibatkan fungsi
ginjal menurun.1

2.3.4 Sistem respirasi


Selama kehamilan, sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm, tetapi
tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu
paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ± 4 cm selama kehamilan. 1

2.3.5 Traktus digestivus


Seiring bertambah besarnya uterus lambung dan usus akan tergeser.
Penurunan nyata pada motilitas otot polos traktus digestivus dan penurunan
sekresi asam hidroklorid dan peptin dilambung sehingga akan menimbulkan
gejala seperti heartburn / pyrosis akibat refluks asam lambung ke
esophagus bawah akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus
sfingter esophagus bagian bawah. Mual terjadi akibat penurunan asam
hidroklorid dan penurunan motilitas, serta konstipasi akibat penurunan
motilitas usus besar.1
Pada fungsi hati, akan mengalami peningkatan kadar alkalin fosfatase
yang hampir 2x lipat, sedangkan serum aspartat transamin, alani transamin,

9
γ-glutamil transferase, albumin, dan bilirubin akan menurun.

2.3.6 Traktus urinarius


Pada bulan-bulan pertama, kandung kemih akan tertekan oleh uterus
yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keluhan ini
akan berkurang seiring dengan bertambah besarnya usia kehamilan karena
uterus keluar dari rongga panggul. Tapi saat kepala bayi mulai turun,
keluhan akan mulai terjadi lagi.
Pada ureter, akan terjadi dilatasi dimana sisi kanan akan lebih
membesar dibandingkan ureter kiri. Hal ini diperkirakan karena ureter kiri
dilindungi oleh kolon sigmoid dan adanya tekanan yang kuat pada sisi
kanan uterus sebagai konsekuensi dari dekstrorotasi uterus. Ovarium kanan
dengan posisi melintang di atas ureter kanan juga diperkirakan sebegai
1
faktor penyebabnya.

2.3.7 Sistem endokrin


Pada kehamilan normal, kelenjar hiposfisis akan membesar
±135%. Hormone prolakti akan meningkat 10x lipat saat kehamilan aterm.
Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15 ml pada saat
1
persalinan.

2.3.8 Sistem muskuloskeletal


Lordosis yang progresif menjadi bentuk umum pada kehamilan.
Akibat kompensasi pembesaran uterus ke anterior, lordosis menggeser daya
berat kebelakang kea rah dua tungkai. Sendi sakroiliaka, sakrokoksisgis dan
pubis akan meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh
hormonal. Mobilitas tersebut megakibatkan perubahan sikap ibu sehingga
menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama
akhir kehamilan.1

10
2.4 Persalinan
2.4.1 Pengertian
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada masa kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung kurang 18 jam dan tidak menimbulkan

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.6,7,9

2.4.2 Etiologi
Menurut Muchtar, beberapa teori mengemukakan etiologi dari persalinan
adalah meliputi:
 Teori penurunan hormon, pada 1-2 minggu sebelum proses persalinan
mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul kontraksi otot
rahim bila kadar progesterone menurun.
 Teori plasenta menjadi tua, semakin tua usia plasenta akan menyebabkan
turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan
pembuluh darah dan seterusnya merangsang kontraksi rahim.
 Teori distensi rahim, rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan
iskemia pada otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero
plasenter.
 Teori iritasi mekanik, di belakang serviks terletak ganglion servikal
(fleksus Frankenhauser), bila ganglion ini di geser dan di tekan misalnya
oleh kepala janin, akan timbul kontraksi rahim.
 Induksi partus, dengan jalan gagang laminaria, aniotomi, oksitosin drip dan
sectio caesarea.

2.4.3 Faktor yang mempengaruhi persalinan


Berdasarkan Winkjosastro, bahwa faktor yang mempengaruhi persalinan
10
sebagai berikut.
 Power: his dan tenaga mengejan.
 Passage: ukuran panggul dan otot-otot persalinan.

11
 Passenger: terdiri dari janin, plasenta dan air ketuban
 Personality (kepribadian):yang diperhatikan kesiapan ibu dalam
menghadapi persalinan dan sanggup berpartisipasi selama proses persalinan.
 Provider (penolong): tenaga terlatih dalam bidang kesehatan

2.4.4 Fisiologi Persalinan


Fisiologi persalinan yang menyatakan bahwa sebab-sebab terjadinya
persalinan masih merupakan teori yang komplek. Perubahan-perubahan dalam
biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari berlangsungnya
partus antara lain penurunan kadar hormon progesteron dan estrogen. Progesteron
merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadar hormon ini
terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin meningkat akan
menimbulkan kontraksi miometrium. Keadaan uterus yang membesar menjadi
tegang mengakibatkan iskemi otot-otot uterus yang mengganggu sirkulasi
uteroplasenter sehingga plasenta berdegenerasi. Tekanan pada ganglion
servikale dari fleksus frankenhauser di belakang servik menyebabkan uterus
10
berkontraksi.

2.4.5 Tanda dan Gejala Persalinan


2
Tanda menjelang persalinan sebagai berikut:
 Untuk primigravida, kepala janin telah masuk PAP pada minggu 36
yang disebut lightening.
 Rasa sesak di daerah epigastrum makin berkurang.
 Masuknya kepala janin menimbulkan sesak dibagian bawah dan menekan
kandung kemih.
 Dapat menimbulkan sering kencing atau polakisuria.
 Pemeriksaan tinggi fundus uteri semakin turun; serviks uteri mulai lunak,
sekalipun terdapat pembukaan
 Braxton Hicks semakin sering ditandai dengan: Sifatnya ringan, pendek,
tidak menentu jumlahnya dalam 10menit
Pengaruhnya terhadap effescement dan pembukaan serviks dapat mulai muncul.
Kadang-kadang pada multigravida sudah terdapat pembukaan. Dengan stripping

12
selaput ketuban akan dapat memicu His semakin sering dan persalinan dapat
dimulai.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak

mengakibatkan perubahan serviks. Tanda dan gejala inpartu sebagai berikut:5


a. Penipisan dan pembukaan serviks
b. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
c. Cairan lendir bercampur darah (“show”) melalui vagina

Tabel 1. Pembeda his sesungguhnya dan his palsu


His Sesungguhnya His Palsu
a. Rasa sakit a. Rasa sakit
- Teratur - Tidak teratur
- Interval makin pendek - Interval panjang
- Semakin lama semakin kuat - Kekuatan tetap dirasakan
dirasakan paling sakit di di perut
daerah punggung - Tak ada perubahan walau
- Intensitas makin kuat kalau penderita berjalan
penderita berjalan
b. Keluar (show) b. Tidak keluar (show)
c. Serviks membuka dan c. Serviks tertutup dan tidak
menipis ada pembukaan

2.4.6 Proses Persalinan


8,10
Proses persalinan terbagi menjadi 4 kala yaitu
 Kala I : Kontraksi uterus sehingga pembukaan serviks lengkap
(10cm).
 Kala II : Pembukaan serviks lengkap sehingga janin keluar.
 Kala III : Janin keluar sehingga pengeluaran plasenta.
 Kala IV : 2 jam setelah plasenta lahir.

13
Kala 1
1. Fase Laten
Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4
cm. Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
2. Fase Aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat, memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Dari
pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau10 cm, akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau
primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara). Terjadi
penurunan bagian terbawah janin.
Pemantauan kala 1 fase aktif persalinan dapat dilakukan dengan
menggunakan partograf. Partograf adalah alat bantu yang digunakan
selama fase aktif persalinan. Tujuan utama dari penggunaan partograf
adalah:
a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap
kemungkinan terjadinya partus lama. Halaman depan partograf untuk
mencatat:
 Kesejahteraan janin, meliputi pemeriksaan denyut jantung janin
(setiap ½ jam), warna air ketuban (setiap pemeriksaan dalam),
penyusupan sutura (setiap pemeriksaan dalam).
 Kemajuan persalinan, meliputi pemeriksaan frekuensi dan
lamanya kontraksi uterus (setiap ½ jam), pembukaan serviks
(setiap 4 jam), penurunan kepala (setiap 4 jam).
 Kesejahteraan ibu, meliputi pemeriksaan nadi (setiap ½ jam),
tekanan darah dan temperatur tubuh (setiap 4 jam), prodeksi urin,

14
aseton dan protein ( setiap 2 sampai 4 jam), makan dan minum.
Proses persalinan pada kala I :
a. Dimulai pada waktu serviks membuka karena His: kontraksi uterus yang
teratur, makin sering, makin nyeri; disertai pengeluaran darah-lendir
(tidak lebih banyak dari darah haid).
b. Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa-
dalam bibir porsio tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya
pecah pada akhir kala I.
c. Lamanya tergantung paritas ibu: primigravida ± 12 jam, multigravida ±7
jam.
d. Mekanisme pembukaan serviks adalah sebagai berikut:
Kontraksi segmen atas uterus dan retraksi (regangan) segmen
bawah uterus yang mengakibatkan pembukaan serviks. Akhirnya
segmen bawah uterus makin menipis, dan segmen atas uterus (korpus)
makin menebal.
Pada primigravida retraksi (regangan, penipisan) mendahului
pembukaan serviks, sedangkan pada multigravida berlangsung bersama-
sama. Inilah yang menentukan lamanya kala I. Kecepatan pembukaan
pada sepertiga pertama lambat, dan pada dua per tiga kedua cepat.
Pembukaan lengkap = 10 cm.

His
 Frekuensi : 1 kali/10 menit pada permulaan persalinan 2-3 kali/10 menit
pada akhir kala I.
 Lamanya : kurang lebih satu menit.
 Nyerinya : berasal dari regangan seviks yang membuka. Terjadi kalau
tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg. Biasanya dimulai dari tulang
belakang yang menjalar ke depan.
 Kontraksiuterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba dengan uterus.

Akibatnya terhadap janin : setiap kontraksi dapat menghambat aliran darah


dari plasenta ke janin. Kalau tekanannya melebihi 75 mmHg akan menyumbat

15
aliran darah sama sekali. Kalau his terlampau kuat, terlampau lama, atau
terlampau sering dapat menimbulkan gawat janin.

Darah lendir
Darah bercampur lendir yang keluar dari uterus akibat pergeseran selaput
ketuban dengan dinding uterus pada waktu pembukaan seviks.

Kala 2
Persalinan kala 2 sebagai berikut:
Dimulainya, hanya dapat diketahui dengan periksa dalam, dengan
menemukan serviks yang membuka lengkap (pembukaan 10 cm). Tanda-
tanda klinik lainnya ialah nyeri His yang sangat hebat, pasien merasa “ingin
mengejan”; “darah- lendir” bertambah banyak; selaput ketuban pecah;
perasaan seperti “mau buang air besar”; hemoroid fisiologik mulai tampak.
Berakhir dengan lahirnya janin.
Lamanya, pada primigravida kira-kira 1 jam, multipara ½ jam.
Mengejan, disebab oleh turunnya kepala yang menekan rektum. Berakibat
meningkatnya tekanan intraabdominal yang memperkuat kontraksi uterus.
Jangan dibiarkan kalau serviks belum membuka lengkap atau dilakukan di
luar His, karena regangan yang berlebihan pada ligamentum serviks lateralis
dapat menimbulkan prolapsus uteri di kemudian hari. Perineum yang
menggembung, terjadi pada waktu kepala janin mencapai introitus vagina.
Bertambah gembung pada setiap kontraksi uterus, yang dapat mengakibatkan
robekan perineum, kecuali kalau dilakukan episotomi. Kepala mulai tampak
diantara labia minora (crowning). Mekanisme persalinan.

Kala 3
Persalinan kala 3 meliputi:
a. Terjadinya ketika dimulainya setelah bayi lahir lengkap, dan berakhir
dengan lahirnya plasenta.
b. Lamanya biasanya 5 menit, tidak boleh lebih dari 15 menit
c. Perlepasan plasenta merupakan akibat dari retraksi otot-otot uterus setelah

16
lahirnya janin yang akan menekan pembuluh-pembuluh darah ibu.
Kontraksinya berlangsung terus-menerus.
d. Tanda lepasnya plasenta, tali pusat menjulur keluar, atau kalau ditarik tidak
ada tahanan, segumpal darah keluar dari vagina
Kala 4
Persalinan kala 4 terjadi ketika dua jam pertama setelah persalinan
merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja
mengalami perubahan fisik yang luar biasa – si ibu melahirkan bayi dari
perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia
luar. Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan
bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang
tepat untuk melakukan stabilisasi.
Penanganan yang dapat dilakukan seorang penolong persalinan dalam
menghadapi persalinan kala 4 sebagai berikut:
 Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit
selama jam kedua, jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai
menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit
pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Hal ini dapat
mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan pasca
persalinan.
 Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap 15
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
 Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi dan tawarkan ibu
makanan dan minuman yang disukainya.
 Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
Anjurkan ibu untuk istirahat.
 Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan
bayi.
 Lakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selain bermanfaat untuk
kedekatan bayi dan ibu serta dapat mencegah perdarahan karena uterus
berkontraksi.
 Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu

17
karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan
 Ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pascapersalinan. Catatan
penilaian selama kala IV antara lain :
- Kontraksi uterus
- Tinggi fundus
- Tanda – tanda vital
- Jumlah urine dan adanya distensi kandung kemih
- Jumlah darah keluar
- Demam
- Perdarahan aktif
- Keluar banyak bekuan darah
- Bau busuk dari vagina
- Pusing
- Lemas luar biasa
- Nyeri panggul atau abdomen yang lebih hebat dari nyeri
kontraksi biasa

2.4.7 Mekanisme Persalinan


Berdasarkan Cuningham dan Winkjosastro menyatakan bahwa mekanisme
2,10
persalinan normal sebagai berikut :
a. Engagement (fiksasi) = masuk
Engangement adalah masuknya kepala dengan lingkaran terbesar
(diameter Biparietal) melalui PAP. Pada primigravida kepala janin mulai
turun pada umur kehamilan kira-kira 36 minggu, sedangkan pada multigravida
pada kira-kira 38 minggu, kadang-kadang baru pada permulaan partus.
Engagement lengkap terjadi bila kepala sudah mencapai Hodge III. Bila
engagement sudah terjadi maka kepala tidak dapat berubah posisi lagi,
sehingga posisinya seolah-olah terfixer di dalam panggul, oleh karena itu
engagement sering juga disebut fiksasi. Pada kepala masuk PAP, maka kepala
dalam posisi melintang dengan sutura sagitalis melintang sesuai dengan
bentuk yang bulat lonjong. Seharusnya pada waktu kepala masuk PAP, sutura
sagitalis tetap berada di tengah yang disebut Synclitismus. Tetapi

18
kenyataannya, sutura sagitalis dapat bergeser kedepan atau kebelakang disebut
Asynclitismus. Asynclitismus dibagi 2 jenis:
- Asynclitismus anterior: Naegele Obliquity yaitu bila sutura sagitalis
bergeser mendekati promontorium.
- Asynclitismus posterior: Litzman Obliquity yaitu bila sutura sagitalis
mendekati symphisis.
b. Descensus = penurunan
Descensus adalah penurunan kepala lebih lanjut kedalam panggul.
Faktor- faktor yang mempengaruhi descensus adalah tekanan air ketuban,
dorongan langsung fundus uteri pada bokong janin, kontraksi otot-otot
abdomen, ekstensi badan janin.
c. Fleksi
Fleksi ialah menekannya kepala dimana dagu mendekati sternum sehingga
lingkaran kepala menjadi mengecil suboksipito bregmatikus (9,5cm). Fleksi
terjadi pada waktu kepala terdorong His kebawah kemudian menemui jalan lahir.
Pada waktu kepala tertahan jalan lahir, sedangkan dari atas mendapat
dorongan, maka kepala bergerak menekan kebawah.
d. Putaran Paksi Dalam (internal rotation)
Putaran paksi dalam adalah berputarnya oksiput ke arah depan, sehingga
ubun -ubun kecil berada di bawah symphisis (HIII). Faktor-faktor yang
mempengaruhi: perubahan arah bidang PAP dan PBP, bentuk jalan lahir yang
melengkung, kepala yang bulatdan lonjong.
e. Defleksi
Defleksi ialah mekanisme lahirnya kepala lewat perineum. Faktor yang
menyebabkan terjadinya hal ini ialah: lengkungan panggul sebelah depan lebih
pendek dari pada yang belakang. Pada waktu defleksi, kepala berputar ke atas
dengan suboksiput sebagai titik putar (hypomochlion) dibawah symphisis
sehingga berturut – turut lahir ubun – ubun besar, dahi, muka dan akhirnya
dagu.
f. Putaran paksi luar (external rotation)
Ialah berputarnya kepala menyesuaikan kembali dengan sumbu badan
(arahnya sesuai dengan punggung bayi).

19
g. Expulsi adalah lahirnya seluruh badan bayi.

2.4.8 Komplikasi
Komplikasi dari persalinan sebagai berikut:3,4
 Infeksi.
 Retensi plasenta.
 Hematom pada vulva.
 Ruptur uteri.
 Emboli air ketuban.
 Ruptur perineum.

20
BAB 3
LAPORAN KASUS

A. Identitas pasien
Nama : Ny. SM
Umur : 17 tahun
Alamat : Seberang Palinggam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. MR : 302582

B. Keluhan utama
Seorang pasien wanita 17 tahun datang sendiri ke IGD RS Tentara Padang
pada 29 Mei 2023 pukul 19.30 WIB dengan keluhan nyeri pinggang yang
menjalar ke ari-ari sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit.

C. Riwayat penyakit sekarang


• Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari sudah dirasakan sejak 1 hari ini dan
meningkat sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit
• Rasa ingin mengejan ada, sejak 18 jam sebelum masuk rumah sakit
• Keluar lendir campur darah dari kemaluan tidak ada
• Keluar air-air dari kemaluan tidak ada
• Keluar darah banyak dari kemaluan tidak ada
• Riwayat demam tidak ada
• Riwayat keputihan ada, keputihan berwarna putih susu, terasa gatal dan
berbau amis.
• Riwayat trauma tidak ada

D. Riwayat penyakit dahulu


Pasien tidak pernah menderita penyakit jantung. paru, ginjal, diabetes
melitus, dan hipertensi selama dan sebelum kehamilan.
E. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, penyakit

21
menular, dan penyakit kejiwaan.
F. Riwayat pengobatan
Tidak ada mengonsumsi obat-obatan selama hamil.

G. Riwayat menstruasi
• Menarche usia 13 tahun, siklus teratur, 1x30 hari, lamanya 6-7 hari,
banyaknya 3-4 kali ganti pembalut per hari, nyeri haid ada
• HPHT : 10 Agustus 2022
• TP : 28 Juni 2023

H. Riwayat perkawinan
1x tahun 2022

I. Riwayat hamil muda : mual (+), muntah (+), perdarahan (-)


J. Riwayat hamil tua : mual (-), muntah (-), perdarahan (-)

K. Riwayat kehamilan / abortus / persalinan : 1 / 0 / 0


• Hamil sekarang

L. Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : Sedang
• Kesadaran : Komposmentis kooperatif
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 72x/menit
• Nafas : 20x/menit
• Suhu : 36,5°C
• Tinggi badan : 154 cm
• Berat badan sebelum hamil : 45 kg
• Berat badan setelah hamil : 55 kg
• BMI : 18,97 (normal)
• Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
eksoftalmus (-)

22
• Thoraks : Jantung dan paru dalam batas normal
• Abdomen : Status obstetri dan ginekologi
• Genitalia : Status obstetri dan ginekologi
• Ekstremitas : Edema (-)/(-) , tremor (-) , tangan lembab (-)

Status obstetri dan ginekologi


• Muka : Tidak ada kelainan, tanda-tanda kehamilan (+)
• Mammae : Tidak ada kelainan, tanda-tanda kehamilan (+)
• Abdomen
- Inspeksi : Perut tampak membuncit sesuai kehamilan (+),
striae gravidarum (+), linea nigra (+), laserasi (-),
sikatrik (-)
- Palpasi
L1 : TFU 4 jari di bawah prosesus xiphoideus
L2 : Teraba tahanan terbesar di sisi kanan, teraba
tahanan terkecil di sisi kiri
L3 : Teraba massa bulat, keras, terfiksir
L4 : Divergen
TFU : 26 cm
TBJ : 2488 gram
His : 2x / 10 menit durasi 20-40 detik
Ballotement (+)
- Auskultasi : DJJ 140x / menit
• Genitalia
- VT bimanual : pembukaan 3-4, portio medial, lunak, effacement
100%, selaput ketuban (+), teraba UUK kiri, kepala Hodge 2-3

23
M. Pemeriksaan laboratorium

PARAMETER RESULT NORMAL VALUE


Hemoglobin 11,2 gr/dL 12-14

Leukosit 14.470 /mm3 5.000 – 10.000

Hematokrit 33 % 37 – 43

Trombosit 323.000/mm3 150.000 – 400.000

GDS 115 mg/dl <200

N. Diagnosis
• G1P0A0H0 parturien preterm 33-34 minggu, inpartu kala I fase aktif
• Janin hidup tunggal presentasi kepala

O. Tatalaksana
• Ikuti kemajuan persalinan
• IVFD RL 20 tpm

24
Gambar 3.1 Partograf

25
P. Follow Up
Senin, 29 Mei 2023
S/ pasien post partum pervaginam pada Senin 29 Mei 2023 pukul 21.30
WIB, dengan data bayi:
JK perempuan
BB 2900 gram
PB 46 cm
AS 7/8
O/ KU sedang
Kes CM
TD 107/71 mmHg
ND 98 kali/menit
RR 20 kali/menit
T 36,5
PPV (+)
Kontraksi (+)
A/ P1A0H1 post partum pervaginam, NH0
P/ perawatan post partum

Selasa, 30 Mei 2023


S/ pasien post partum pervaginam, NH1
O/ KU sedang
Kes CM
TD 110/70 mmHg
ND 80 kali/menit
RR 20 kali/menit
T 36,5
PPV (+)
Kontraksi (+)
A/ P1A0H1 post partum pervaginam, NH0
P/ pulang

26
BAB 4
PEMBAHASAN

Seorang perempuan usia 17 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang


menjalar ke ari-ari sejak 2 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien
diketahui telah berada pada usia kehamilan 33-34 minggu. Keluhan yang
dirasakan pasien merupakan salah satu tanda-tanda persalinan. Pada pasien
dengan kehamilan cukup bulan perlu kita tanyakan keluhan lain yang lain seperti
adanya keluar darah campur lendir atau keluarnya air-air dari kemaluan.
Pada pemeriksaan VT bimanual didapatkan pembukaan 3-4 dengan selaput
ketuban positif dan posisi terbawah janin adalah kepala dan denominatornya
adalah ubun-ubun kecil. Pada pasien ini sudah memasuki persalinan kala 1 fase
aktif. Pada setiap kemajuan dari persalinan harus dipantau dan dicatat dalam
grafik partograf.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada masa
kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung kurang 18 jam dan tidak menimbulkan komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin. Kala 2 persalinan ditandai dengan dilatasi
serviks yang lengkap dengan turunnya bagian terbawah janin dan adanya
dorongan mengejan dari ibu. Kala 2 ini berlangsung dalam durasi 20-50 menit.
Pada kala 2 persalinan dilakukan beberapa penanganan seperti pengosongan
vesika urinaria, mengatur posisi partus, menjaga kenyamanan ibu, tata cara
mengejan. Pada pasien juga dilakukan episiotomi dikarenakan kondisi perinium
kaku. Selain itu beberapa indikasi dilakukannya episiotomi adalah pertolongan
persalinan kala II pada primi, bayi besar, distosia bahu dan gawat janin.
Pada kala III persalinan dilakukan peregangan tali pusat terkendali dan
masase uteri. Pada pasien plasenta belum lepas dalam waktu 15 menit sehingga
diberikan injeksi oksitosin IM pada 1/3 lateral paha. Tanda tanda lepasnya
plasenta adalah adanya semburan darah yang banyak, uterus menjadi globular dan
tali pusat memanjang.
Kala IV persalinan adalah waktu setelah lepasnya plasenta sampai 2 jam
pertama setelah melahirkan. Pada kala IV ini dilakukan pemantauan setiap 15

27
menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit untuk 1 jam kedua. Hal yang
dipantau pada kala IV adalah tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan.
Beberapa obat obatan yang diberikan adalah cefixim yang merupakan
antibiotik yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi. Ferous sulfat
diberikan untuk mencegah terjadinya anemia pada pasien dikarenakan keluarnya
darah selama proses persalinan. Asam mefenamat merupakan obat golongan anti
nyeri yang diberikan untuk mengurangi nyeri pada pasien terutama di daerah
bekas jahitan akibat laserasi. Vitamin C diberikan untuk membantu proses
penyembuhan luka.
Edukasi merupakan hal yang penting diberikan pada pasien setelah
melahirkan terutama pada pasien dengan persalinan pertama. Beberapa edukasi
yang penting diberikan adalah terkait kebersihan luka yang harus tetap kering
untuk mencegah terjadinya infeksi. Menejemen laktasi juga merupakan hal yang
penting untuk memastikan kecukupan gizi anak. Nutrisi dan gizi ibu juga
merupakan hal yang harus diperhatikan untuk dipenuhi.
Proses kehamilan yang normal dan kegiatan antenatal yang teratur dapat
memberikan peran yang penting juga dalam proses persalinan. Proses persalinan
normal dengan ditolong tenaga kesahatan dapat menurunkan angka kematian ibu
dan bayi yang merupakan suatu indikator penilaian angka kesehatan di suatu
negara.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina


PustakaSarwono Prawirohardjo; 2010.
2. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong
CY. Williams Obstetrics. 22nd ed. New York: The McGraw-Hill
Companies; 2007.
3. Hacker et al. Essential of Obstetrics and Gynecology. 5th ed.
Pennsylvania: Elseviers Saunders; 2010.
4. Ragusa, Antonio, Mona M, Alberto Z, Massimo M, Lilia M, et al.
Diagnosis of labor: a prospective study. Medscape General
Medicine. 2005;7(3):1-8.
5. Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL. Obstetrics Normal and
Problem Pregnancies. 4th ed. New York: Churchill Livingstone;
2002.
6. Mansjoer A. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. 3rd ed. Jakarta:
Media Aesculapius; 2002.
7. Bobak. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC; 2004.
8. Roestam, M. Obstetri Ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka;
2002.
9. Saifuddin A. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2006
10. Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka;
2005.

29

Anda mungkin juga menyukai