Anda di halaman 1dari 77

Case Report Session

Kanker Paru
M. Adib Farhan 2240312119
Nabila Syifa Aqdira 2240302112

Preseptor :
dr. Sabrina Ermayanti, Sp.P(K)-Onk, FISR, FAPSR
dr. Fenty Anggrainy, Sp.P(K) FISR, FAPSR
PENDAHULU
AN
Latar Belakang

Beragam tampilan klinis


dan radiologis kanker paru
Kanker paru  datang  keterlambatan dalam
pada stadium lanjut  mendiagnosis pada staging
Tahun 2018 : sebanyak sering terlambat ditangani awal.

Kanker paru : penye- 2,1 juta kasus kanker


paru yang baru terdiag- Gejala kanker paru
bab kematian terbanyak mirip dengan gejala
nosis  12% dari selu- Faktor keterlambatan dalam
yg berhubungan dengan
ruh total kasus kanker mendiagnosis kanker paru : pada penyakit sistem
kanker  pria (15,5%)
di dunia. • Faktor pasien respirasi lainnya 
dan ketiga paling tinggi
• Faktor tenaga medis penting untuk menggali
 wanita (8,8%)
Sekitar 1,76 juta kasus • Faktor sistem kesehatan faktor risiko kanker paru
kematian di seluruh pada pasien
dunia.
Pada umumnya, Berdasarkan histologisnya 
Ca. Paru disebabkan  SCLC dan NSCLC yang
kebiasaan merokok (perokok dibagi lagi menjadi
ataupun karena paparan asap adenokarsinoma, karsinoma
rokok) sel skuamosa, dan large cell
carsinoma

Kandungan tar  inflamasi


kronik paru  Metaplasia Gejala kanker paru tidak khas
hingga dysplasia sel-sel  Lebih aware dan lebih
paru keganasan dini dalam menggali dan
menegakan diagnosis kanker
paru
LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien

● Nama : Tn. MT
●  Umur/tgl lahir : 57 tahun / 03 Juni 1968 
● Jenis kelamin : Laki-laki
● Pekerjaan : Nelayan
● No. RM : 01.18.17.98
● Alamat : Air Bangis, Pasaman Barat
● Status perkawinan : Menikah
● Negeri asal : Indonesia
● Tanggal Periksa : 11 Juli 2023
Keluhan Utama

● Sesak napas meningkat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.


Riwayat Penyakit Sekarang

● Sesak napas meningkat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, sesak tidak
menciut, meningkat dengan aktivitas dan batuk.
● Sesak napas sudah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Karena sesaknya pasien
berobat ke RSUD Pasaman Barat dan telah dilakukan rontgen toraks dengan
kesan suspek massa paru kiri.
● Pasien kemudian dirujuk ke Poli RSUP Dr. Mdjamil Padang dan direncanakan
untuk CT Scan toraks dengan kontras dan bronkoskopi dengan persiapan.
● Batuk berdahak meningkat sejak 3 hari ini, dahak berwarna kehijauan, batuk
sudah dirasakan sejak 3 bulan ini bersifat hilang timbul.
● Batuk darah tidak ada, riwayat batuk darah tidak ada.
Riwayat Penyakit Sekarang
● Nyeri dada sebelah kiri dirasakan sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit.
● Demam sejak 2 hari ini, demam tidak tinggi dan tidak menggigil
● Suara serak sejak 2 bulan ini, sulit menelan sejak 1 bulan ini
● Keringat malam tidak ada.
● Wajah sembab tidak ada. Bengkak pada kaku dan tangan tidak ada.
● Penurunan nafsu makan sejak 1 bulan ini.
● Penurunan berat badan sejak 1 bulan ini (56 kg -> 46 kg) (17,8%)
● BAK dan BAB tidak keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu

● Riwayat keganasan pada organ lain tidak ada


● Riwayat tuberkulosis tidak ada
● Riwayat Asma/ PPOK tidak ada
● Riwayat hipertensi tidak ada
● Riwayat diabetes mellitus tidak ada
● Riwayat penyakit jantung tidak ada
Riwayat Pengobatan Sebelumnya

● Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya


Riwayat Penyakit Keluarga

● Riwayat keganasan dalam keluarga tidak ada


● Riwayat TB paru dalam keluarga tidak ada
● Riwayat Asma/ PPOK dalam keluarga tidak ada
● Riwayat hipertensi dalam keluarga tidak ada
● Riwayat diabetes melitus dalam keluarga tidak ada
● Riwayat penyakit jantung dalam keluarga tidak ada
Riwayat Pekerjaan, Sosial, dan Kebiasaan

● Pasien seorang nelayan, berdomisili di air bangis pasaman barat.


● Pasien merokok 16 batang perhari, selama 40 tahun, berhenti sejak 3 bulan ini
(Perokok, IB berat)
● Sampah rumah tangga dibuang dengan cara dibakar di pekarangan rumah.
● Pasien tinggal dirumah semi permanen, lantai rumah terbuat dari papan.
● Sumber air minum keluarga berasal dari sumur galian yang berada di dalam rumah
PEMERIKSAAN
FISIK

1
4
Tanda Vital
● Keadaan umum : Sedang
● Kesadaran : Komposmentis kooperatif
● Tekanan darah : 120/87 mmHg
● Nadi : 96 x/menit
● Pernafasan : 23 x/menit
● Suhu : 36,5C
● VAS : 2 on MST 10 mg
● Sianosis : (-)
● TB : 165 cm
● BB : 46 kg
● BMI : 16,89 Kg/cm2 (Underweight)
Status Generalis

oKepala : Normocephal, rambut hitam tidak mudah rontok, wajah


sembab tidak ada
oMata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
oLeher : JVP 5+0 cmH2O, tidak terdapat deviasi trakea
oKGB : Teraba KGB supraclavikula dekstra berjumlah multiple, konsistensi
kenyal, dengan diameter terkecil berukuran 1 cm, mobile, tidak adanya
konglomerasi, dan nyeri tekan tidak ada.
Status Generalis (Jantung)

● Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat


● Palpasi : iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
● Perkusi : tidak ada pembesaran
● Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada
Status Generalis (Paru Depan/ Dada)

● Inspeksi
Stastis : simetris, venektasi (-)
Dinamis : Pergerakan dinding dada kiri tertinggal dibanding dada kanan
● Palpasi : massa (-), krepitasi (-), nyeri tekan(-)
Fremitus kiri lebih lemah dibanding kanan
● Perkusi
Kanan : Sonor
Kiri : Atas sampai RIC IV sonor, RIC V sampai RIC VII redup,
RIC VIII sampai bawah sonor
Status Generalis (Paru Depan/ Dada)

● Auskultasi
Kanan : Suara napas bronkovesikular, Rh (+), Wh(-)
Kiri : Atas sampai RIC IV suara napas bronkovesikuler, RIC V sampai
RIC VII suara napas melemah, RIC VIII ke bawah suara napas bronkovesikuler,
rhonki (+), wheezing (-)
Status Generalis (Paru Belakang/ Punggung)
● Inspeksi
Stastis : simetris, venektasi (-)
Dinamis : Pergerakan punggung kiri tertinggal dibanding punggung
kanan
● Palpasi : massa (-), krepitasi (-), nyeri tekan(-)
Fremitus kiri lebih lemah dibanding kanan
● Perkusi
Kanan : Sonor
Kiri : Atas sampai RIC IV sonor, RIC V sampai RIC VII redup,
RIC VIII sampai bawah sonor
Status Generalis (Paru Belakang/ Punggung)

● Auskultasi
Kanan : Suara napas bronkovesikular, Rh (+), Wh(-)
Kiri : Atas sampai RIC IV suara napas bronkovesikuler, RIC V sampai
RIC VII suara napas melemah, RIC VIII ke bawah suara napas bronkovesikuler,
rhonki (+), wheezing (-)
Status Generalis (Abdomen)

● Inspeksi : Distensi(-)
● Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium
(+), nyeri lepas (-)
● Perkusi : timpani
● Auskultasi : bising usus (+) dalam batas normal
Pemeriksaan Genitalia

● Tidak dilakukan pemeriksaan


Pemeriksaan Ekstremitas

Akral hangat, CRT < 2 detik, edema pada esktremitas tidak ada,
clubbing finger tidak ada
Diagnosis Kerja

 Susp. kanker paru kiri


 Community acquired pneumonia

2
5
Diagnosis Banding

 Tumor Mediastinum

2
6
Pemeriksaan Laboratorium (10/07/2023)

Hb : 11,2 gr/dL PT/APTT : 11,1/25,9 detik


Leukosit : 13.140 /mm3 SGOT/SGPT : 35/27 U/L
Ht : 32%
Trombosit : 450.000/ mm3
Ureum/Kreatinin : 40 / 0,8 mg/dL kesan : leukositosis
Na/K/Cl : 138/4,2/107 Mmol/L
Gambaran Rontgen Toraks
tanggal 25 Juni 2023 di RSUD
Pasaman Barat

Kesan :
Terdapat massa pada paru kanan
berbatas tegas tepi irregular
Gambaran Rontgen Toraks tanggal 10 Juli 2023 di RSUP Dr.
M. Djamil Padang

Kesan :
Bronkopneumonia dengan susp
massa di hilus kiri dengan susp
limfadenopati paratrakeal
kanan
Lain-lain

Hasil TCM pada bulan Juni di RS Yarsi Pasaman Barat :


MTB not detected
Pemeriksaan Penunjang Lainnya
● BAJH KGB pada tanggal 11/7/23 dengan hasil metastasis suatu karsinoma
pada KGB
● Bronkoskopi pada tanggal 13/7/23 dengan kesimpulan stenosis obstruktif di
LBKi, second carina kiri tumpul (T3N1M0)
● Sitologi bilasan bronkus pada tanggal 13/7/2023 dengan hasil Negative for
malignancy
● Sitologi sikatan bronkus pada tanggal 13/7/2023 dengan hasil Negative for
malignancy, reactive bronchial cells
● Histopatologi cryobiopsi pada tanggal 13/7/23 dengan hasil squamous cell
carcinoma paru
Diagnosis

● Kanker paru kiri jenis sel belum diketahui T4N3M1b (KGB Coli
multipel) stage IVB PS ECOG 1
● Nyeri kanker VAS 2 on MST 10 mg
● Community acquired pneumonia
● Sindroma Dispepsia
Rencana Terapi

● IVFD NaCL 0,9 % 500cc/12 jam/kolf


● Inj Levofloksasin 1 x 750 mg iv H-4 --> Levofloksasin 1 x 750 mg po
● N. asetilsistein 2 x 200 mg
● MST 2x10mg
● Lactulac 3x1C
● sukralfat 3x1
● omeprazol 1x 20mg
● domperidon 3x1
● paracetamol 3x500 mg (jika demam)
FOLLOW UP
Tanggal 11 Juli 2023
S/
● Sesak napas masih ada, berkurang dibandingkan sebelumnya (+)
● Nyeri dada (+)
● Batuk (+) berdahak berwarna kuning
● Demam saat ini tidak ada

O/ KU Kes TD HR RR T SpO2 VAS

Sakit CMC 120/80 90x/i 23x/i 36,8’C 98% 2 on


sedang mmHg free air MST
10 mg
FOLLOW UP
Paru :
Inspeksi
Statis : Simetris, venektasi (-)
Dinamis : Pergerakan dinding dada kiri tertinggal dibanding dada kanan
Palpasi : Fremitus kiri melemah dibanding kanan
Perkusi
Kanan. : Sonor
Kiri : Atas sampai RIC IV sonor, RIC V sampai RIC VII redup, RIC VIII sampai
bawah sonor
Auskultasi
Kanan : Suara napas bronkovesikular, rhonki (+), wheezing (-)
Kiri : Atas sampai RIC IV suara napas bronkovesikuler, RIC V sampai RIC VII suara napas
melemah, RIC VIII ke bawah suara napas bronkovesikuler, rhonki (+), wheezing (-)
A/ Th/
Kanker paru kiri jenis sel belum diketahui T4N3Mx IVFD NaCl 0,9% 500 cc/12 jam
min stage IIIc PS ECOG 1 dengan sindrom Inj Levofloksasin 1 x 750 mg IV
paraneoplastik (leukositosis) Inj ampisilin sulbactam 3x3 gr iv
Nyeri kanker vas 2 on MST 10 mg N. asetilsistein 2 x 200 mg
Community acquired pneumonia MST 2 x 10 mg
Sindrom dispepsia Lactulac 3 x 10 cc
Omeprazol 1 x 20 mg
P/ Sucralfat 3 x 10 cc
Kirim sitologi sputum Paracetamol 3x500 mg jika demam
Kirim kultur sputum dan sensitivitas kuman banal
Kirim prokalsitonin hari ini
BAJH KGB
Bronkoskopi dengan persiapan
Reschedule CT scan toraks sampai suprarenal
dengan kontras
FOLLOW UP
Tanggal 12 Juli 2023
S/
• Nyeri dada (+)
• Sesak napas (+) berkurang dari sebelumnya
• Batuk berdahak warna kuning (+) berkurang dibanding sebelumnya
• Demam saat ini tidak ada
 
KU Kes TD HR RR T SpO2 VAS
O/
Sakit CMC 113/65 90x/i 23x/i 36,8’C 98% 2 on
sedang mmHg NK 4 MST
lpm 10 mg
FOLLOW UP
Paru :
Inspeksi
Statis : Simetris, venektasi (-)
Dinamis : Pergerakan dinding dada kiri tertinggal dibanding dada kanan
Palpasi : Fremitus kiri melemah dibanding kanan
Perkusi
Kanan. : Sonor
Kiri : Atas sampai RIC IV sonor, RIC V sampai RIC VII redup, RIC VIII sampai
bawah sonor
Auskultasi
Kanan : Suara napas bronkovesikular, rhonki (+), wheezing (-)
Kiri : Atas sampai RIC IV suara napas bronkovesikuler, RIC V sampai RIC VII suara napas
melemah, RIC VIII ke bawah suara napas bronkovesikuler, rhonki (+), wheezing (-)
Laboratorium (11/7/23) : prokalsitonin 0,2
A/ Th/
Kanker paru kiri jenis sel belum diketahui T4N3Mx IVFD NaCl 0,9% 500 cc/12 jam
min stage IIIc PS ECOG 1 dengan sindrom Inj Levofloksasin 1 x 750 mg IV
paraneoplastik (leukositosis) Inj ampisilin sulbactam 3x3 gr iv
Nyeri kanker vas 2 on MST 10 mg N. asetilsistein 2 x 200 mg
Community acquired pneumonia MST 2 x 10 mg
Sindrom dyspepsia Lactulac 3 x 10 cc
Omeprazol 1 x 20 mg
P/ Sucralfat 3 x 10 cc
Kirim sitologi sputum Paracetamol 3x500 mg jika demam
Kirim kultur sputum dan sensitivitas kuman banal
Kirim prokalsitonin hari ini
Follow up BAJH KGB ( terkirim 11/7/23)
Konsul intyervensi untuk Bronkoskopi tanggal 13
Juli 2023
Reschedule CT scan toraks sampai suprarenal
dengan kontras
FOLLOW UP
Tanggal 13 Juli 2023
S/
• Nyeri dada (+) berkurang dibandingkan sebelumnya
• Sesak napas masih ada, berkurang dari sebelumnya
• Batuk berdahak (+) berkurang dibanding sebelumnya
• Demam saat ini tidak ada
 
KU Kes TD HR RR T SpO2 VAS
O/
Sakit CMC 110/70 92x/i 22x/i 36,8’C 97% 2 on
sedang mmHg NK 4 MST
lpm 10 mg
FOLLOW UP
Paru :
Inspeksi
Statis : Simetris, venektasi (-)
Dinamis : Pergerakan dinding dada kiri tertinggal dibanding dada kanan
Palpasi : Fremitus kiri melemah dibanding kanan
Perkusi
Kanan. : Sonor
Kiri : Atas sampai RIC IV sonor, RIC V sampai RIC VII redup, RIC VIII sampai
bawah sonor
Auskultasi
Kanan : Suara napas bronkovesikular, rhonki (+), wheezing (-)
Kiri : Atas sampai RIC IV suara napas bronkovesikuler, RIC V sampai RIC VII suara napas
melemah, RIC VIII ke bawah suara napas bronkovesikuler, rhonki (+), wheezing (-)
A/ Th/
Kanker paru kiri jenis sel belum diketahui T4N3Mx IVFD NaCl 0,9% 500 cc/12 jam
min stage IIIc PS ECOG 1 dengan sindrom Inj Levofloksasin 1 x 750 mg IV
paraneoplastik (leukositosis) Inj ampisilin sulbactam 3x3 gr iv
Nyeri kanker vas 2 on MST 10 mg N. asetilsistein 2 x 200 mg
Community acquired pneumonia MST 2 x 10 mg
Sindrom dispepsia Lactulac 3 x 10 cc
Omeprazol 1 x 20 mg
P/ Sucralfat 3 x 10 cc
Follow up BAJH KGB ( terkirim 11/7/23) Paracetamol 3x500 mg jika demam
Follow up sitologi sputum (hasil tgl 13/7/23)
Rencana Bronkoskopi dengan GA tgl 13 Juli 2023
Follow up kultur sputum dan sensitivitas kuman
banal (hasil tgl 14/7/23)
Reschedule CT scan toraks sampai suprarenal
dengan kontras
FOLLOW UP
Tanggal 14 Juli 2023
S/
• Pasien post bronkoskopi dalam general anestesi
• Batuk darah lengket didahak pagi ini masih ada
• Nyeri dada (+) berkurang dibandingkan sebelumnya
• Sesak napas masih ada, berkurang dibandingkan sebelumnya
• Batuk (+) berkurang dibandingkan sebelumnya
• Demam saat ini tidak ada

O/ KU Kes TD HR RR T SpO2 VAS

Sakit CMC 110/80 90x/i 22x/i 36,8’C 97% 2 on


sedang mmHg NK 4 MST
lpm 10 mg
FOLLOW UP
Paru :
Inspeksi
Statis : Simetris, venektasi (-)
Dinamis : Pergerakan dinding dada kiri tertinggal dibanding dada kanan
Palpasi : Fremitus kiri melemah dibanding kanan
Perkusi
Kanan. : Sonor
Kiri : Atas sampai RIC IV sonor, RIC V sampai RIC VII redup, RIC VIII sampai
bawah sonor
Auskultasi
Kanan : Suara napas bronkovesikular, rhonki (+), wheezing (-)
Kiri : Atas sampai RIC IV suara napas bronkovesikuler, RIC V sampai RIC VII suara napas
melemah, RIC VIII ke bawah suara napas bronkovesikuler, rhonki (+), wheezing (-)
A/ Th/
Kanker paru kiri jenis sel belum diketahui T4N3Mx min IVFD NaCl 0,9% 500 cc/12 jam
stage IIIc PS ECOG 1 dengan sindrom paraneoplastik Inj Levofloksasin 1 x 750 mg IV
(leukositosis) Inj ampisilin sulbactam 3x3 gr iv
Nyeri kanker vas 2 on MST 10 mg N. asetilsistein 2 x 200 mg
Community acquired pneumonia MST 2 x 10 mg
Sindrom dispepsia Lactulac 3 x 10 cc
Omeprazol 1 x 20 mg
P/ Sucralfat 3 x 10 cc
Follow up sitologi sputum (hasil tgl 13/7/23) Paracetamol 3x500 mg jika demam
Follow up BAJH KGB ( terkirim 11/7/23)
Follow up histopatologi cryobiopsi (terkirim tgl (13/7/23)
Follow up sitologi sikatan dan bilasan bronkus (terkirim
tgl 13/7/23)
Follow up kultur sputum dan sensitivitas kuman banal
(hasil tgl 14/7/23)
Reschedule CT scan toraks sampai suprarena dengan
kontras
DISKUSI
Anamnesis

● Telah dirawat seorang pasien laki-laki usia 57 tahun datang dengan keluhan sesak
napas yang semakin meningkat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
● Sesak tidak disertai dengan menciut, meningkat dengan aktivitas dan batuk.
● Sesak napas sudah dirasakan sejak 3 bulan ini. Batuk hilang timbul sejak 3 bulan
ini, batuk berdahak, warna kehijauan.
● Pada pasien ditemukan adanya penurunan nafsu makan disertai dengan penurunan
berat badan sebanyak 10 kg (56 kg  46kg) 17,8% sejak 1 bulan ini
Pemeriksaan Fisik
Dada Depan
● Inspeksi
Stastis : simetris, venektasi (-)
Dinamis : Pergerakan punggung kiri tertinggal dibanding punggung
kanan
● Palpasi : massa (-), krepitasi (-), nyeri tekan(-)
Fremitus kiri lebih lemah dibanding kanan
● Perkusi
Kanan : Sonor
Kiri : Atas sampai RIC IV sonor, RIC V sampai RIC VII redup,
RIC VIII sampai bawah sonor
Status Generalis (Paru Depan/ Dada)

● Auskultasi
Kanan : Suara napas bronkovesikular, Rh (+), Wh(-)
Kiri : Atas sampai RIC IV suara napas bronkovesikuler, RIC V sampai
RIC VII suara napas melemah, RIC VIII ke bawah suara napas bronkovesikuler,
rhonki (+), wheezing (-)
Pemeriksaan Fisik
Punggung
● Inspeksi
Stastis : simetris, venektasi (-)
Dinamis : Pergerakan punggung kiri tertinggal dibanding punggung
kanan
● Palpasi : massa (-), krepitasi (-), nyeri tekan(-)
Fremitus kiri lebih lemah dibanding kanan
● Perkusi
Kanan : Sonor
Kiri : Atas sampai RIC IV sonor, RIC V sampai RIC VII redup,
RIC VIII sampai bawah sonor
● Auskultasi
Kanan : Suara napas bronkovesikular, Rh (+), Wh(-)
Kiri : Atas sampai RIC IV suara napas bronkovesikuler, RIC V sampai
RIC VII suara napas melemah, RIC VIII ke bawah suara napas bronkovesikuler,
rhonki (+), wheezing (-)
Pada keadaan massa paru yang sudah besar, biasanya pada pemeriksaan
fisik bisa ditemukan inspeksi pergerakan dinding dada yang tertinggal pada
sisi yang sakit, fremitus lebih lemah pada sisi yang sakit karena adanya
gangguan hantaran getaran akibat adanya massa, perkusi didapatkan sonor
sampai redup dan pada auskultasi suara napas terdengar melemah sampai
menghilang pada sisi yang sakit akibat gangguan transmisi suara napas dari
paru ke dinding dada.
Faktor Risiko

>40 Tahun
Laki - Laki
Genetik Gaya Hidup
(Merokok)

Lingkungan, paparan
pekerjaan Paparan Radon
Inflamasi kronik
(debu industri) (TB, PPOK, Asma)
Rokok
Rokok menjadi penyebab utama terjadinya kanker paru (85% dari seluruh kanker
paru) disebabkan oleh kandungan zat karsinogenik dalam rokok.

Zat karsinogen  merangsang proses onkogenesis  mengaktifasi


pembentukan DNA tambahan, perubahan urutan DNA, penghapusan segmen
DNA, penambahan atau pengurangan seluruh segmen kromosom.
Paparan Asap Lingkungan
● Polusi di luar ruangan diperkirakan menyumbang 1-2% kejadian kanker paru.

● Partikulat halus (PM 2,5) dan aerosol sulfat yang dilepaskan oleh asap knalpot
kendaraan dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru.
Radon

● Paparan radon menyebabkan terjadinya kanker paru sebanyak 14-29%.


● Radon merupakan gas yang normal ada di dalam bumi, namun dapat naik ke
permukaan bumi akibat adanya galian, seperti sumur galian, septi tank, dan
pembuatan pondasi rumah.
● Pasien juga memiliki sumur galian yang berada di dalam rumah, dan mengkonsumsi
air sumur sebagai air minum sehari-hari.
Faktor Risiko Lain
● Pasien tidak memiliki faktor risiko genetik, dimana keluarga pasien tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit keganasan.
● Faktor genetik berperan sebanyak 8% terhadap kejadian kanker paru.
● Faktor risiko lain yang berkaitan dengan kanker paru adalah penyakit paru kronis
(2-3%), riwayat tuberkulosis (48-76%), riwayat pneumonia (30-57%), dan asbes
(12-24%).
Gejala Klinis

● Keluhan dan gejala klinis kanker paru tidak spesifik dan hampir sama dengan gejala
klinis penyakit gangguan saluran napas dan paru lainnya.
● Pada stage awal kanker paru, pasien biasanya tidak menunjukkan gejala klinis.
Gejala dan tanda kanker paru umumnya dirasakan ketika pasien sudah berada pada
stage lanjut.
Keluhan Utama Keluhan Tidak Khas

Gejala kanker paru dapat berupa : • Penurunan berat badan


• Batuk • Demam
• Hemoptisis
• Sesak napas
• Nyeri dada
• Suara serak
• Sulit menelan
• Sembab muka dan leher
DISKUSI
● Pasien mengeluhkan sesak napas sudah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu.
Sesak napas merupakan keluhan utama yang sering dialami pasien kanker
paru.
● Sesak napas terdapat pada 58% kasus pasien kanker paru.
● Sesak napas bisa terjadi akibat penekanan massa tumor yang tumbuh di
saluran napas yang kemungkinan disertai dengan penumpukan sputum di
sepanjang saluran napas di bawahnya atau akibat obstruksi yang
ditimbulkan ataupun karena atelaktasis.
● Sesak napas bisa juga terjadi akibat adanya efusi pleura ganas dan efusi
pericard yang merupakan komplikasi dari kanker paru.
DISKUSI

● Pasien memiliki riwayat batuk sejak 3 bulan yang lalu.


● Pasien dengan keluhan batuk lama atau batuk yang berulang lebih dari 3 minggu
perlu diwaspadai untuk kejadian kanker paru.
● Keluhan batuk dilaporkan pada 50% kasus pasien kanker paru.
● Batuk darah dapat terjadi pada 6-51% kasus kanker paru. Batuk darah terjadi akibat
adanya ulserasi saluran napas akibat kanker.
DISKUSI

● Dahak kadang susah dikeluarkan akibat dari adanya penekanan oleh massa tumor
atau akibat dari rusaknya silia oleh pertumbuhan sel kanker di saluran napas.
DISKUSI

● Pasien juga mengeluhkan suara serak sejak 1 bulan yang lalu dan pasien
mengeluhkan susah menelan makanan.
● Suara serak pada kanker paru dapat disebabkan oleh adanya infiltrasi dan atau
penekanan kanker paru ke nervus laringeus rekuren di daerah arkus aorta.
● Susah menelan pada pasien kanker paru dapat diakibatkan oleh beberapa faktor
seperti kompresi faring dan esofagus oleh masa tumor, deviasi dan kompresi
esofagus oleh kelenjar getah bening mediastinum dan erosi tumor ke dinding
esofagus.
DISKUSI

● Suara serak dan susah menelan merupakan penilaian pada staging kanker paru
dengan nilai T4.
● Staging T4 dapat ditegakkan jika dari anamnesa dan pemeriksaan fisik terdapat salah
satu dari tanda berikut seperti, yaitu sindrom vena cava superior secara klinis,
sindrom tumor pancoast dan tumor yang teraba imobile/terfiksir di dinding dada.
DISKUSI

● Pasien mengalami penurunan berat badan dari 56 kg 46 kg (10 kg).


● Keluhan penurunan berat badan pada pasien kanker paru dilaporkan sebanyak 6%.
● Penurunan berat badan yang dianggap bermakna pada pasien kanker paru adalah
penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 3 bulan.
● Pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 10 kg dalam 3 bulan (30%),
sehingga penurunan berat badan pasien dianggap bermakna.
DISKUSI

● Pada pasien dilakukan pemeriksaan KGB dengan hasil teraba KGB supraklavikula
dextra dengan jumlah multiple, konsistensi kenyal, dengan ukuran 1 cm, mobile,
tidak ada konglomerasi, dan tidak didapatkan adanya nyeri tekan.
● Sehingga, penilaian pada staging kanker paru dengan nilai N3.
STADIUM

Sistem TNM dari American Joint


Committee on Cancer (AJCC)
DISKUSI
● Pemeriksaan radiologi merupakan suatu penunjang diagnosis yang harus dilakukan
terutama untuk menentukan lokasi tumor primer dan metastasis serta untuk
penentuan staging.
● Foto toraks memiliki sensitivitas yang tinggi untuk melihat kelainan di paru, namun
memiliki sensitivitas yang rendah untuk menentukan dasar penyakit.
● Kesalahan deteksi kanker paru berdasarkan foto toraks yang dapat diterima berkisar
25-50%.
● Pemeriksaan rontgen toraks pasien dengan kesan bronkopneumonia dengan susp
massa di hilus kiri dengan susp limfadenopati paratrakeal kanan.
DISKUSI
● Detterback dkk, menjelaskan bahwa CT Scan merupakan modalitas yang lebih
disukai untuk diagnosis dan juga sensitive untuk menilai seberapa luas kerusakan
paru akibat kanker.
● Penelitian Aquino, dkk melaporkan bahwa gambaran CT Scan berupa gambaran
konsolidasi yang mengelilingi sebuah nodul cenderung suatu adenocarcinoma
dibandingkan pneumonia.
● CT Scan biasanya digunakan untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai
jenis dan luasnya penyakit.
● Pada pasien ini sudah direncanakan untuk dilakukan pemeriksaan CT Scan toraks
sampai supreasternal.
DISKUSI

● Pemeriksaan diagnostik untuk kanker paru bisa dilakukan dengan pemeriksaan


sitologi sputum.
● Sitologi sputum adalah tindakan diagnostik yang paling mudah dan murah.
● Pasien dilakukan pemeriksaan sitologi sputum, dengan hasil Negative for
malignancy
DISKUSI

● Sensitivitas sitologi sputum pada kanker paru stadium awal hanya berkisar 20- 30%.
● Studi menunjukkan bahwa kemampuan mendeteksi sitologi sputum tergantung dari
beberapa faktor seperti jumlah sel dan jenis sel (saluran napas yang lebih dalam).
● Secara umum sitologi sputum gagal dalam mendeteksi adenocarcinoma yang kecil
(berdiameter 2cm) yang berasal dari percabangan saluran napas seperti bronkus
kecil, bronkiolus, dan alveoli.
DISKUSI

● Modalitas lain yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kanker paru, yaitu,
Bronkoskopi dan Positron Emission Tomography (PET) Scan.
● Prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan spesimen dari kanker paru dapat
berupa pemeriksaan bronkoskopi dengan atau tanpa transbronchial needle biopsy,
transthoracal biopsy, trans thoracic needle aspiration, torakotomi dan prosedur
lainnya.
DISKUSI

● Bronkoskopi merupakan alat diagnostik yang paling umum digunakan untuk


mendapatkan diagnosis histopatologi yang pasti pada kanker paru.
● Bronkoskopi juga memiliki keterbatasan diagnostik yang signifikan untuk lesi pre
ganas, dimana lesi ini sulit dinilai secara visual karena terdiri dari beberapa lapisan
sel dengan ketebalan 0,2-1 mm dan berdiameter beberapa milimeter.
DISKUSI

● Bronkoskopi dengan bronchoalveolar lavage (BAL), biopsy transbronchial, dan


biopsi paru dapat memberikan diagnosis definitif pada pasien.
● Staging kanker paru dapat juga dinilai berdasarkan pemeriksaan bronkoskopi.
● Hasil pemeriksaan bronkoskopi pasien didapatkan stenosis obstruktif di LBKi,
second carina kiri tumpul. Staging kanker paru pasien berdasarkan bronkoskopi
didapatkan T3 N1 M0.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai