Anda di halaman 1dari 52

Kegawatdaruratan Toraks

Disusun oleh:

Sapphira Mazaya Salsabila 2120221150


Keisha Daniela 2120221207

Pembimbing: dr. Vininta Fazharasti, Sp. Rad (K)


Pendahuluan

• Kegawatdaruratan toraks terjadi ketika adanya keadaan gawat dan


darurat yang dapat mengancam nyawa jika tidak segera di diagnosis
dan dilakukan penanganan segera.

• Kegawatdaruratan toraks terdiri dari trauma dada dan benda asing


jalan napas
Trauma Thoraks
Trauma adalah penyebab utama kematian, rawat inap, dan kecacatan.

• Trauma thoraks dapat disebabkan oleh dua mekanisme utama yang


menyebabkannya:

1. Trauma tumpul à biasanya akibat kecelakaan lalu lintas. Dan


sangat umum terjadi

2. Trauma tembus à biasanya diakibatkan oleh suatu benda tajam


atau kecelakaan yang menembus dada

Trauma thoraks memerlukan tindakan segera.


Trauma thoraks

Trauma dada dapat berupa fraktur pada kosta, hematotoraks, pneumotoraks,


kontusio paru, flail chest, tamponade jantung, edema paru, ruptur aorta, fraktur
kosta/sternum.

Indikasi: riwayat trauma disertai kesulitan bernapas


HEMOTHORAX
Hemothorax
Gejala klinis:
● Definisi: Adanya akumulasi darah di - Suara pernapasan berkurang atau
dalam rongga dada (rongga pleura) hilang atau redup pada perkusi

● Etiologi: trauma tumpul dan - Dispnea, nyeri dada, napas cepat


tembus pada dada dan dangkal, tekanan darah rendah

● Non trauma: keganasan - Riwayat trauma atau keganasan


intratorakal, pecahnya pembuluh
darah aorta atau pecahnya arteri - Bergantung pada jumlah
koroner kehilangan darah

- Derajat syok hipovolemik


Foto thorax (CXR)
Focused Assessment with Sonography in Trauma (FAST)

● Tampak: efusi ekogenik homogen + gambaran plankton sign (muncul


sebagai akibat adanya debris seluler yang mengambang bolak balik
dengan pernapasan dan denyut jantung
● Terdapat area gelap à bisa dicurigai adanya cairan/darah
CT Scan

● Mampu mendeteksi sejumlah cairan dan jika terdapat pneumotoraks


● CT dilakukan jika pasien mengalami deformitas dinding dada atau
terdapat multiple trauma yang mengikuti
Tata Laksana
Prinsip: stabilisasis pasien, menghentikan perdarahan dan mengeluarkan
darah dari rongga pleura.

Dapat dilakukan:

● Primary survey

● pungsi (selang dada dimasukkan melalui dinding dada antara tulang rusuk
untuk mengeluarkan darah)

● Jika sudah dilakukan pungsi à perdarahan tidak berhenti à dilakukan


pembedahan atau torakotomi
HIDRO
PNEUMOTHORAX
Hidropneumothorax

● Definisi: Adanya akumulasi cairan (efusi) dan udara (pneumotoraks) pada


kavum pleura

● Etiologi: trauma dada, pembedahan, riwayat torakosentesis (mengeluarkan


cairan pleura di mana udara memasuki rongga pleura), fistula bronkopleural,
dan fistula esophagus

● Gejala klinis: rasa nyeri dada seperti ditusuk, sesak nafas, kadang disertai
batuk
Foto thorax (CXR)

Adanya perselubungan homogen pada bagian basa


paru yang menutupi diafragma disertai hiperlusen
yang memberikan gambaran air fluid level (+).

• Jantung sulit dinilai

• Tulang tervisualisasi intak

Lebih bagus dilakukan posisi tegak dibandingkan


supine.
USG HIDROPNEUMOTHORAX
Adanya gambaran hydro-point (tingkat
cairan-udara intrapleural), tanda-tanda
pneumothorax dan efusi pleura, dan
lung point sign (gambaran dimana titik
bertemunya kedua permukaan pleura
visceral dan parietal)
CT SCAN
Tata Laksana
● Dapat dilakukan pemasangan water seal drainage (WSD) untuk
mengurangi cairan di rongga pleura pasien

● Operasi dapat dilakukan jika terapi WSD tidak terdapat perbaikan

Diagnosis Banding
● Pada pemeriksaan USG dapat ditemukan juga hal yang sama pada abses
paru yang dapat menghasilkan gambar mirip dengan hidropoint.
KONTUSIO PARU
Kontusio Paru
● Merupakan manifestasi pada parenkim paru paling umum yang terjadi akibat
trauma tumpul pada dada

● Pada kontusio paru akan terlihat perdarahan, biasanya pada bagian yang
terkena trauma

● Kontusio paru dapat menyebabkan kerusakan parenkim, edema interstitial,


dan perdarahan yang dapat mengarah ke hipoventilasi pada sebagian paru.

● Kontusio muncul dalam waktu 6 jam setelah trauma dan akan terabsorbsi
dengan cepat, hilang dalam 72 jam.

● Angka mortalitas 10-25%, 40-60% memerlukan ventilasi mekanis


Gejala Klinis
Tanda dan gejala:

• Dapat disertai edema dan mikroatelektasis

• Sesak nafas

• Demam ringan

• Hemoptisis

Sering kali terjadi pada pasien muda, karena dinding toraks lebih
komplian sehingga lebih banyak kekuatan impaksi yang dihantarkan pada
jaringan paru
Foto thorax (CXR)
CT SCAN
Tata Laksana
● 3 Terapi Utama:

1. Patensi jalan napas

2. Analgetik

3. Pemberian bantuan ventilasi mekanik

● Menemukan luka memar yang menyertai

● Terapi suportif lainnya seperti pemberian cairan dan pemeriksaan lab dan
radiologi berkala
FRAKTUR
KOSTA/STERNUM
Fraktur Kosta atau Sternum

● Fraktur pada kosta atau sternum


biasanya terjadi pada 5% segera setelah
trauma langsung

● Gambaran klinis: rasa nyeri terlokalisir,


nyeri memberat saat inspirasi dalam
atau batuk, nyeri disertai riwayat trauma
sebelumnya

● Gambaran radiologi: dijumpai garis


fraktur pada kosta atau sternum pada
foto konvensional
FLAIL CHEST
Flail Chest
● Area toraks yang "melayang" (flail) oleh sebab adanya fraktur iga multipel
berturutan pada ≥ 2 iga , dan memiliki garis fraktur ≥ 2 (segmented) pada tiap
iganya.

● Akibatnya à terbentuk area "flail" yang akan bergerak paradoksal (kebalikan)


dari gerakan mekanik pernapasan dinding dada.

● Inspirasi à bergerak masuk

● Ekspirasi à bergerak keluar

● Selalu pikirkan adanya cedera paru di bawahnya (kontusio paru).

● GEJALA KLINIS: Gerakan napas paradoks, dispnea, takikardi, takipnea,


hipoksia, sianosis, nyeri saat inspirasi dan ekspirasi, memar pada dinding dada,
insufisiensi saluran napas asimetris
RADIOLOGIS (CXR)

• Terlihat fraktur iga yang multiple


• terpisahnya sendi costochondral
tidak akan terlihat
• Perbecakan opak dapat terlihat
apabila disertai kontusio paru
(seringkali tidak ada pada foto awal)
EDEMA PARU
EDEMA PARU
● Edema paru dapat disebabkan oleh kardiogenik dan non-kardiogenik

1. Kardiogenik : gagal jantung

2. Non-kardiogenik : kelebihan cairan, ARDS,OAINS, penyakit intracranial,


tenggelam

• Gagal jantung terjadi ketika jantung


gagal mempertahankan sirkulasi yang GEJALA KLINIS
adekuat untuk mensupiai oksgen pada
tekanan pengisian yang normal. • Sesak, lemah, batuk dan mengi.
• Ortopnea, poroxysmal nocturnal
• Gagal jantung kanan menyebabkan dyspnoea.
aliran darah keparu berkurang dan • Sianosis, aritimia, nyeri dada, sinkop.
teriadi kongesti di jaringan lunak tubuh. • Edema, hepatomegali.
Gagal jantung kiri menyebabkan aliran
darah ke sistem berkurang dan teriadi • Hipoksia
kongesti di paru. • Bisa tidak disertai geiala.
Gambaran radiologi gagal jantung kanan

• Biasanya akibat penyakit paru kronik, seperti PPOK) TB paru.


• Terdapat kardiomegali dengan apeks yang terangkat akibat
hipertrofi ventrikel kanan.
• Arteri pulmonalis juga membesar yang menyebabkan pinggang
jantung menonjol.
• Efusi pleura dapat terjadi dengan cairan mengisi fissura oblik
dan horisontal..
Gambaran radiologi gagal jantung kiri

• Kardiomegali dengan apeks yang tertanam pada diafragma.


• Gambaran radiologi di paru bertahap sesuai dengan tingkat
keparahan penyakit yang dapat dilihat dari pulmonary capillary wedge
pressure (PCWP).

• PCWP normal adalah 5-tommHg.

• Gambaran radiologi :
1. Kardiomegali
2. Penonjolan vascular pada lobus atas ( kranialisasi)
3. Efusi pleura
4. Edema pulmonar interstitial
5. Edema pulmonar alveolus
2

3
4

5
TATA LAKSANA
TAMPONADE
JANTUNG
TAMPONADE JANTUNG
● Penumpukan cairan abnormal dalam ruang perikardium, cairan
dapat berupa transudat, eksudat, darah à menekan jantung,
menggangu pengisian diastolik, serta menurunkan curah jantung.

● Diagnostik klasik adalah adanya Trias Beck yang terdiri dari


peningkatan tekanan vena, penurunan tekanan arteri dan suara
jantung menjauh.

● GEJALA KLINIS : dada seperti ditekan dan terasa sakit, sesak napas,
mual, sulit menelan, perut terasa penuh
Radiologis (CXR)
• Tampak opasitas
perikadrium
• Batas jantung sulit
dinilai
• kesan jantung
membesar berbentuk
globuler (water bottle
heart)

Radiologis (Echo)
Radiologis (CT-SCAN) Tampak akumulasi cairan
Tampak efusi perikardium didalam kavum perikardium
AXR

● Akumulasi cairan, pus, darah,


udara, ataupun massa antara
jantung dan lapisan
perikardium
● Water bottled sign
(Erlenmeyer Flask)
● Terjadi akibat Trauma
TATA LAKSANA
RUPTUR AORTA
RUPTUR AORTA
● 8o-9o% pasien meninggal sebelum tiba di rumah sakit.
● Berhubungan dengan tedera perlarnbatan, seperti jatuh dari ketinggian atau
kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan di atas 64 km/jam.
● Aorta biasanya ruptur pada daerah istmus (88-95%), sedikit distal dari awal arteri
subklavia kiri.
● Aneurisma aorta (pembesaran pembuluh darah) à faktor predisposisi terhadap
terjadinya ruptur aofta.
● Penyebab aneurisma antara lain atherosklerosis, hipertensi, sindroma Marfan, dan
sindroma Ehlers-Danlos.

GEJALA KLINIS:
● Ruptur aorta harus dicurigai dari mekanisme cedera.
● Nyeri dada atau inter-skapula
● Perbedaan tekanan darah brakial atau perbedaan isi nadi brakial dan femoral
merupakan pertanda.
● 'Aneurisma aorta biasanya asimptomatik.
X-ray : sudut kostofrenikus kiri tumpul, sudut
kostofrenikus kanan lancip
Ref X-Ray Exp / 48
A dan B : defek pengisian arteri pulmonalis bilateral dan cabang
segmental (panah putih hijau)
C : pendataran septum interventrikular (panah putih) yang
menunjukkan regangan ventrikel kanan tanpa hipertensi pulmonal.
Efusi pleura kiri minimal dengan atelektasis yang berdekatan
TATALAKSANA RUPTUR AORTA
● Dilakukan pembedahan dengan toraktomi
● Penempatan stent
● Pemberian b-blocker
DAFTAR ISI
● Dongel Isa, Coskun Abuzer, Ozbay Sedat. Management of thoracic trauma in Emergency service: Analysis of 1139 cases. doi:
http://dx.doi.org/10.12669/pjms.291.2704 . 2012
● Shahani Rohit,MD. Penetrating Chest Trauma. http://emedicine.medscape.com/article/425698-overview:showall. Updated:
Nov 27, 2020.
● Syamsyuhidajat R, De Jong W. Buku Ajar Ilmu bedah ed 4 . Jakarta: EGC; 2017. h.519-23
● Novi L, Limpeleh H, Monoarfa A. Pola trauma tumpul toraks di instalasi rawat darurat bedah RSU Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado periode Juli 2011-Juni 2012. Jurnal eclinic (eCI); Juli 2014 ;2(2).
● The American College of Surgeon Committee on Trauma. Advanced trauma life support for doctor.7th ed.USA: American
college of surgeon; 2004. p. 111-27.
● Drake RL, Vogl AW, Mitchel AWM. Gary dasar – dasar anatomi. Indonesia: Penerbit Elsevier. 2014. h.62-79
● Punarbawa IWA, Suarjaya PP. Identifikasi awal dan natuan hidup dasar pada pneumotoraks. [Online]. 2012 [cited 2017 Mey
05]; [18 screens]. Available from URL: http://www.jmedicalcasereports.com/content/pdf/1752-1947-7-278.pdf
● Brunicardi F.C. Schwartz’s Principles Of Surgery. Edisi ke Delapan. McGraw-Hill’s, 2004
● Trauma Thorax. Website Bedah Toraks Kardiovaskular Indonesia.2009. Diakses dari: www.bedahtkv.com/index.php?/e-
Education/Toraks/Trauma-Toraks-IUmum.html.p:1 tertanggal 27 November 2020
● Learningradiology.com. n.d. Learning Radiology
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik
and illustrations by Stories

Thanks!

Anda mungkin juga menyukai