Definisi
Anatomi
Penilaian Blokade
Faktor yang mempengaruhi ketinggian blockade 8. Konsentrasi obat : Dengan volume obat yang sama ternyata
bupivakain 0,75% hiperbarik akan menghasilkan penyebaran obat
kearah sefalad lebih tinggi beberapa segmen dibandingkan dengan
bupivakain 0,5% hiperbarik. Lama kerja obat akan lebih panjang
secara bermakna pada penambahan volume obat bupivakain
0,75%. Demikian pula perubahan kardiovaskuler akan berbeda
bermakna pada bupivakain 0,75% hiperbarik.
4. Kelainan psikis
5. Bedah lama: masa kerja obat anestesi lokal adalah kurang lebih
90-120 menit, bisa ditambah dengan memberi adjuvant dan durasi
bisa bertahan hingga 150 menit.
7. Pasien menolak.
Kontraindikasi relatif
Prosedur anestesi
1. Persiapan
• Informed consent persetujuan anestesi
• PF, lab (Hb, Ht, PT, APTT, trombosit, leukosit)
• Pasien tidur telentang di meja op, pasang kanul vena, monitor
EKG, saturasi O2, manset
• Persiapan alat dan bahan anestesi spinal serta umum
2. Posisi
• Dari posisi tidur telentang → diposisikan tegak, dengan posisi
leher fleksi, posisi tangan memeluk bantal atau dengan kata
lain memposisikan tulang belakang seperti huruf “C” apabila
5. Monitoring
dilihat dari posisi samping
• SpO2, TD, RR, HR, EKG, cairan yang masuk, obat-obatan
• Posisi tsb membantu memperlebar jarak antar ruas-ruas
vertebra lumbal dimonitor tiap 15 menit
• Lateral decubitus → cedera atau fraktur
• Duduk → bagus digunakan pada pasien obesitas dan Cairan Intraoperatif
dilakukan untuk op lumbal bawah atau sacral
• Tengkurap → pada pembedahan anorectal, pada posisi “jack-
Estimated Blood Volume (EBV) = BB x CT
knife”
3. Proyeksi
• Pendekatan midline digunakan, lokasi yang dituju adalah L3-
L4 → garis imajiner yang menghubungkan kedua krista iliaka Deficit / puasa (P) = jam puasa x rumatan
kanan dan kiri sebagai batas L4 atau L4-L5
• 10 kg x 4 = 40 cc
• 10 kg x 2 = 20 cc
• 37 kg x 1 = 37 cc
Total = 97 cc
O = 6 cc x 57 kg = 342 cc
Post operatif
Persiapan pada prosedur anastesi spinal membutuhkan persiapan Suatu senyawa amino organik.
selayaknya prosedur anestesi umum → antisipasi
kegawatdaruratan jalan nafas, perubahan durasi operasi Dibagi menjadi golongan amino ester dan golongan amino amida.
Toksisitas
Cara kerja larutan hiperbarik bupivakain adalah melalui mekanisme a. Kerusakan saraf
hukum gravitasi, yaitu suatu zat/larutan yang mempunyai berat
jenis yang lebih besar dari larutan sekitarnya akan bergerak ke b. Gangguan otot
suatu tempat yang lebih rendah. Dengan demikian larutan
bupivakain hiperbarik yang mempunyai barisitas lebih besar akan 3. Gejala Lain
cepat ke daerah yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan
a. Alergi
bupivakain yang isobarik, sehingga mempercepat penyebaran
larutan bupivakain hiperbarik tersebut. b. Methemoglobinemia
Epinephrine memanjangkan blok sensoris dan motoris kira-kira 30 c. Adiksi
– 45 menit saat ditambahkan pada bupivakain dosis kecil (7,5 mg).
Fentanyl juga dipakai sebagai adjuvant untuk mengurangi dosis
bupivakain (sehingga hipotensi lebih sedikit) dan meningkatkan
analgesia.
Adjuvant
PRAMEDIKASI
- TUJUAN
- OBAT
- SEDIAAN
- PREPARAT
DOSIS FENTANYL
- INDUKSI
- MAINTENANCE
PROPOFOL
ROCURONIUM
ATRACURIUM
KETAMIN
SULFAS ATROPIN
DOSIS SPINAL
RUMUS ETT
1. Persiapan prabedah
2. Penatalaksanaan selama pembedahan
3. Penatalaksanaan Pasca Bedah
4. Terapi cairan dan transfusi darah
5. Penatalaksanaan nyeri
6. Resusitasi
Persiapan prabedah
Tujuan :
Obat :
1. ANTIKOLINERGIK
Dosis 1 mg/kgBB
INDUKSI ANESTESI
➔ Tindakan untuk membuat pasien sadar menjadi tidak sadar.
3. ANALGETIK OPIOID
Sehingga memungkinkan dimulainya anesthesia dan pembedahan.
➔ Obat
Intravena : Thiopental, Propofol, Ketamin
Intramuskular : Ketamin
Inhalasi : Halotan, Sevofluran
• Hipnotik Dosis :
2. PROPOFOL • Mula kerja cepat. onset 1 menit.
Waktu paruh 2-8 menit
• Suntikan nyeri → lidokain 1
mg/kgBB IV
• Efek samping → hipotensi, apnea Dosis manula harus dikurangi
(depresi pernapasan)
• Kontraindikasi → anak <3 tahun Sediaan : Vial 10 mg/ml (1 vial = 20 ml)
2. HALOTHANE • Bentuk cairan, tidak berwarna, • Keuntungan : induksi cepat dan lancar, tidak iritatif
berbau enak, tidak mudah terhadap jalan napas, pemulihan cepat, tidak mual
terbakar & meledak muntah
• Hipnotik, analgetik ringan, • Kelemahan : mudah tjd kelebihan dosis, efek analgesi
relaksasi otot ringan dan relaksasi otot lemah shg harus dikombinasi,
• KI → gg. fgs hati (menyebabkan hipotensi, hepatotoksik
penurunan darah hepatic →
hepatitis post halothane), op
kraniotomi (menyebabkan PD otak
vasodilatasi→ aliran darah >> →
TIK>>)
Sifat : paten = efektif dosis rendah, daya penetrasi baik, mula kerja cepat, masa kerja lama, toksisitas sistemik rendah, tidak iritatif thdp
jar.saraf, efek reversible, stabil
Toksisitas bergantung pada : jumlah larutan yang disuntikan, konsentrasi obat, ada tidaknya adrenalin, vaskularisasi tempat suntikan, absorbsi
obat, hipersensitivitas, usia, KU, BB, laju destruksi obat
Kecepatan absorbsi sistemik obat anestesi lokal sebanding dengan ramainya vaskularisasi tempat suntikan : absrobsi intravena > trakeal >
intercostal > kaudal > para-servikal > epidural > pleksus brakial > skiatik > subkutan.
Teknik :
GOLONGAN AMIDA
- Lebih stabil
- Dimetabolisme dalam hati
- Masa kerja lebih panjang
- Tidak bersifat alergen