Anda di halaman 1dari 31

TEKNIK HIPOTENSI

DAN
KONTROVERSINYA
Widi hadi siswanto
dr.Thariq Emyl.SpAn (K)
Definisi

 Teknik dalam anestesi umum yang menurunkan


tekanan darah untuk mengurangi perdarahan
selama operasi dan meningkatkan kualitas lapang
pandang operasi.
 Dikenal juga dengan Controlled/Induced/Deliberated
Hypotension / Teknik Hipotensi
Tujuan

(1)menurunkan kehilangan darah


(2)meningkatkan lapang pandang
operasi
(3)menurunkan kebutuhan untuk
transfusi
Target

• Tekanan Darah Sistolik 80 – 90 mmHg


• MAP 50 – 60 mmHg
• Pada pasien hipertensi penurunan
20 – 30 % dari MAP
INDIKASI
Bedah saraf dan bedah mikroskopik
Prosedur ortopedik besar seperti total hip artroplasti atau
operasi tulang belakang yang rumit
Pembedahan tumor yang besar
Pembedahan daerah kepala dan leher
Beberapa prosedur bedah plastik
Pasien yang karena alasan keyakinannya menolak untuk
dilakukan transfusi darah.
KONTRAINDIKASI
Kurangnya pengalaman dan pemahaman mengenai teknik hipotensi terkendali

Ketidakmampuan untuk memonitor pasien secara cermat

Penyakit yang mempengaruhi perfusi, oksigenasi dan fungsi organ seperti: DM


dengan komplikasi, penyakit serebrovaskular, disfungsi ginjal dan hepar,
hipertensi tidak terkontrol, PJK, gagal jantung kongestif, peningkatan TIK

Hipovolemia & anemia berat

Usia tua sekali dimana telah terjadi penurunan fungsi organ atau usia muda
sekali dimana fungsi organ belum sempurna.
Fisiologi

MAP – CVP = SVR X CO

CO = SV x HR
• Keterangan:
• MAP: Mean arterial pressure Preload
• SVR: sistemic vascular ressistency
Kontraktilitas
• CO: cardiac output
• CVP: Central venous pressure. Afterload
• SV: Stroke volume
• HR: Heart rate
Karena CVP biasanya sangat kecil jika dibandingkan dengan MAP, biasanya
bisa diabaikan.
Hipotensi = SVR

CO

SVR + CO

• Penurunan cardiac output bukan merupakan metode terbaik sebab


menjaga cardiac output tetap stabil adalah penting untuk
mempertahankan aliran darah ke jaringan
Teknik Hipotensi Terkendali

Manuver
posisi

Kontrol
ventilasi

Farmakologi
Setiap menaikan 2,5 cm ketinggian vertikal, tekanan
darah akan turun 2 mmHg.

Untuk operasi daerah kepala dan leher kepala ditinggikan


15 – 20 derajat dan menghindari bendungan vena karena
leher tertekuk.
Teknik Farmakologi
 Agen Ideal
- Pemberian mudah
- Dapat diprediksi dan memiliki efek
dose-dependent
- Onset dan offset cepat
- Eliminasi cepat tanpa adanya metabolit toksik
- Efek minimal terhadap aliran darah terhadap organ
vital
KONTROVERSI
Efek hipotensi terhadap organ
 Sirkulasi serebral
 Sirkulasi koroner
 Sirkulasi renal
 Sirkulasi liver
 Sirkulasi Paru

Efek Lainnya
 Sindrom Reperfusi
 Rebound Hypertension
Aliran darah otak (Cerberal
Perfusion Pressure)

 Batas autoregulasi pada orang sehat CPP = MAP – ICP


dalam kondisi fisiologi normal
disebutkan antara CPP 50 mmHg
(sekitar MAP 60 mmHg) sebagai
LLA dan 140 mmHg (sekitar MAP
150 mmHg) sebagai ULA. Namun
sekarang, LLA direvisi menjadi sekitar
MAP 70 mmHg. Sistem vaskularisasi
serebral menjaga CBF yang stabil
dengan rentang CPP antara 60-140
mmHg atau MAP 70-150 mmHg.
Kurva autoregulasi aliran darah otak
Efek aliran darah KORONER

• Autoregulasi arteri koroner bergantung pada aliran


darah koroner & kebutuhan oksigen koroner
 Pada pasien dengan penyakit jantung koroner
penggunaan teknik hipotensi kendali harus benar-benar
dengan indikasi kuat dan monitor yang adekuat.
 Pada pasien normotensi, perubahan EKG iskemik akan
terlihat pada tekanan diastolik dibawah 30-40 mmHg
 Penggunaan hipotensive agent  Nitropruside 
Coronary Steal
 Aliran darah ginjal setara dengan 20-25 %
dari Cardiac output. Ginjal mempunyai
autoregulasi yang baik pada MAP 80-180
mmHg. Pada MAP dibawah 75 mmHg, laju
filtrasi glomerulus akan menurun, terjadi
oliguria  Yang ditakutkan jika terjadi
Acute Tubular Necrosis
Efek aliran darah Liver

• Selama anestesi dengan teknik hipotensi


terkendali, aliran darah hepar akan berkuang
karena tidak mempunyai autoregulasi.

• Penurunan MAP hingga 50-60 mmHg cukup


aman karena tidak terjadi perubahan fungsi hepar.
Efek aliran darah PARU
During controlledhypotensiveanaesthesiathe following
occurs:
• Pulmonary blood flow gravitates to the dependent areas
of the lungs.
• The use of vasodilators to induce hypotension
• Inhibits the hypoxic pulmonary vasoconstriction
response thereby increasing intra-pulmonary shunt.
All these factors result in V/Q MISMATCH, an increase in
arterial-end tidal CO2 gradient and hypoxaemia.
SINDROM REPERFUSI

Disebabkan ketika pasokan darah kembali ke jaringan


setelah terjadinya peristiwa iskemia atau kekurangan
oksigen untuk beberapa saat.

Sering terjadi bagian tungkai pada Sindrom


Kompartemen atau Operasi Orthopedi yang memerlukan
lapang pandang bersih pad abagian tungkai
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai