Anda di halaman 1dari 51

Annisa Setyanti I1A008011

Irawati F. Batubara I1A009087

Pembimbing:
Dr. Rapto Hardian, Sp.An
Dr. Retna Utami, Sp.An
EVALUASI PASIEN PREOPERATIF

Perencanaan pasien
 Premedikasi
 Jenis anestesi
 Evaluasi
 Managemen intraoperatif
 Managemen postoperatif
ANESTHETIC PLAN
Preoperative evaluation

pasien

prosedur alat

obat
4
Pasien
anamnesis 6. Review of organ systems
1. Penyakit yang diderita dan akan di  General (including activity
lakukan penatalaksanaan sekarang level)
2. Masalah atau penyakit penyerta yang  Respiratory
diderita  Cardiovascular
3. Riwayat medis sebelumnya  Renal
 Allergi  Gastrointestinal
 Drug intolerances  Hematological
 Penggunaan obat rutin baik herbal  Neurological
maupun kimia
 Endocrine
 Alcohol
 Psychiatric
 Merokok atau tidak
 Orthopedic
4. Riwayat operasi sebelumnya, penggunan
obat anastesi, riwayat kehamilan dan
 Musculoskeletal
nyeri yang pernah diderita  Dermatological
5. Riwayat penyakit atau kelainan bawaan5 7. Last oral intake
Pemeriksaan fisik

 Keadaan umum
 Tampak sakit ringan, sedang, atau berat
 Penampilan dari pasien tersebut
 Kesadaran
 Aktifitas fisik yang tampak

6
Pemeriksaan fisik umum

 Tanda vital
 Tekanan darah
Sistol tidak boleh ≥ 160 mmhg
Diastol ≤ 110 mmhg
Nadi : 60-120 kali permenit
Respiratory rate : 12-22 kali permenit
Suhu : 36,5- 37,5

7
paru Jantung

 Inspeksi: gerak nafas, retraksi  Inspeksi: ictus cordis,


intercostal,  Palpasi : apex jantung, nyeri
 Palpasi: krepitasi, benjolan,  Perkusi: batas jantung
nyeri,  Auskultasi: bunyi jantung,
 Perkusi: redup, pekak, cairan, mitral auskultasi, regurgutasi
massa,
 Auskultasi: Rh, Wh,
Px neurologis &
Abdomen, bladder muskul0skletal
 Inspkesi: distensi, datar, edem,  Pemeriksaan saraf kranialis n. I-
urine XII
 Palpasi: nyeri tekan, massa<  Pemeriksaan kekuatan otot
 Perkusi: timpani, batas organ  Refleks fisiologis dan patologi:
dalam refleks patella, refleks trisep
 Aukultasi: bunyi usus,
LABORATORIUM

 Hemoglobin & Hematokrit


- wanita menstruasi
- pasien di atas 60 tahun
- pasien dgn kemungkinan perdarahan
banyak
 Serum glukosa & kreatinin
 EKG → >40 tahun
 X Foto thoraks → > 60 tahun
KLASIFIKASI ASA
1 = Pasien sehat
2 = Pasien dengan kelainan sistemik ringan
3 = Pasien dengan kelainan sistemik moderat sampai
berat, dengan keterbatasan fungsi
4 = Pasien dengan kelainan sistemik berat dengan
kelainan yang mengancam jiwa
5 = Pasien yang tidak diharapkan hidup dalam 24 jam
dengan atau tanpa pembedahan
6 = Pasien “brain dead”

E = ditambahkan bila statusnya emergency


Blood pressure
 Faktor resiko hipertensi
 Age >55 yr (male); >65 yr
 Tekanan darah (female)
 Smoking
 Hypercholesterolaemia >6.5
mmol litre1
 Diabetes
 Family history of
cardiovascular events
 P Foe¨x DPhil FRCA, JW Sear. The surgical
hypertensive patient. Continuing Education in
Anaesthesia, Critical Care & Pain | Volume 4
The Seventh Report of the Joint National Number 5 2004
Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood
15
Pressure, August 2004
Penilaian jalan nafas
 Klasifikasi Mallampati :pemeriksaan subjektif untuk mengetahui
kemudahan dalam melakukan intubasi dalam menjaga airway
 Class I: Faucial pillars, soft palate and uvula.
 Class II: Faucial pillars and soft palate. Uvula is masked by the tongue
base.
 Class III: Only soft palate is visible
 Class IV: Only hard palate is visible
 Kelas 1 paling mudah dalam penjagaan intubasi, kelas 4 paling susah
penjagaan airway

16
Laboratorium

Darah rutin
 Leukosit
 HB :

 Eritsrosit

 Trombosit; 150-450 ribu, batasan


 ≥ 10g/dl untuk operasi, jika untuk spinal anastesi 80 ribu,
kurang tansfusi PRC sampai transfusi plasma platelet
mencapai target.  Gula darah : ≤200 mg/dl,
Laboratorium

 PT/APTT: 11-12.5 detik/30-  Elekltrolit:


40 detik Na= serum anak dan
 Ureum :10-40 mg/dl dewasa : 135-145 mmol/L
 Creatinin : 0,5-1,5 mg/dl  K= serum anak : 3,5-5,5
mmo/L,serum dewasa :
 SGOT : 25-31 U.I 3,5-5,3 mmol
 SGPT : 32-41 U.I  CL= serum anak : 98-105
mmol/L,serum dewasa :
95-105 mmol/L
Pemeriksaan penunjang

 EKG
 Indikasi:
-pasien diatas 40th
-Ada r/ penyakit jantung,
-cari penyebab
 Pemeriksaan khusus sesuai indikasi
Langkah selanjutnya

 Dokumen Medikolegal
 Informed consent
 Penjelasan yang cukup
 Lembar administrasi
REKAM MEDIS

PREOPERATIF
 Riwayat pasien
 Riwayat anestesi
 Riwayat pengobatan
 Klasifikasi ASA
 Informed consent
 Rencana anestesi yg digunakan

INTRAOPERATIF
 Pengecekan mesin anestesi
 Reevaluasi pasien yg akan dilakukan anestesi
REKAM MEDIS
INTRAOPERATIF
 Penulisan hasil laboratorium yg baru (kalau ada)
 Pengecekan informed consent
 Waktu pemberian, dosis & rute pemberian obat
 Monitoring intraoperatif (kehilangan darah, produksi urin)
 Pemberian cairan intravena
 Penggunaan teknik anestesia
 Kejadian-kejadian penting selama operasi
 Komplikasi yg timbul selama operasi
 Kondisi pasien setelah operasi selesai
REKAM MEDIS

POST OPERATIF
 Perawatan pasien di Post Anesthesia
Care Unit (PACU)
 Pengawasan tanda vital
 Komplikasi yang berkaitan dengan anestesi
Preoperative note….
 The preoperative note
should be written in the
patient's chart and should
describe all aspects of the
preoperative assessment,
including the medical
history, anesthetic
history, medication
history, physical
examination, laboratory
results, ASA classification,
and recommendations of
any consultants
Intraoperative anesthesia record….
 It functions as a
useful
intraoperative
monitor, a reference
for future
anesthetics for that
patient, and a tool
for quality
assurance. This
record should be as
pertinent and
accurate as possible

30
premedikasi

 Tujuan : untuk  5 golongan:


mengurangi rasa cemas  Analgesik narkotik
menjelang pembedahan,  Sedatif barbiturat
memperlancar induksi,
mengurangi ke gawatan  Benzidiazepin
akibat anastesia,  Antikolinergik
mengurangi efek  neuroleptik
hipersalivasi, bradikardia,
dan muntah
 Contoh  Barbiturat
 Analgesik narkotik:  Menimbulkan sedasi,
 Morfin, fentanyl jarang mual muntah,
 Keuntungan: nyeri pasca  Pentobarbital oral
bedah berkurang, mual maupun im
muntah(<),
 Dosis 1 mg/kgBB pada
 Kerugian: depresi
kardiovaskuler, waktu anak diatas 6 bulan
pemulihan lebih lama  100-150 mg utk dewasa
 Benzodiazepin  Neuroleptik
 Lebih dianjurkan, amnesia  Megurangi rasa mual dan
retrograd, menyebabkan muntah
tidur, sedikit mendepresi  Sedasi lebih bagus
nafas,  Menimbulkan efek
 Lorazepam: 0.05mg/kgBB hipotensi dan takikardi
 midazolam  Mayor transquilezier
 CPZ
 Antimuskarinik
 Mengurangi dan
mencegah hipersekresi
kelenjar ludah dan
bronkus
 Atropine 0.02 mg/kgBB
Monitoring selama
operasi
Monitoring…
•Non-Invasif
Sirkulasi •Invasif

•Di lakukan dengan tanpa alat, stetoskop,


Ventilasi oksimetri denyut, Kapnometri

•Biasanya di lakukan pada bayi dan anak


Suhu tubuh
Oksigenasi
The Postoperative Notes

Prior to discharge
from the PACU, a
discharge note
should be written by
the anesthesiologist
to document the
patient's recovery
from anesthesia, any
apparent anesthesia-
related
complications, the
immediate
postoperative
condition of the
patient, and the
patient's disposition
55
POST ANESTHESIA CARE UNIT
Pendahuluan

PACU Meminimalkan kematian


pasien post OP
Design PACU

 Jarak dekat dengan ruang


operasi dan fasilitas perawatan
khusus
 Ruang terbuka

 Ruangan yang besar dan


pencahayaan baik

 1,5 tempat tidur dibanding


kamar operasi

 Terdapat saluran keluar


penghubung elektrik (O2,
Udara, dan suction)
Perlengkapan

 Pulse oximetry (SpO2)


 Ectrocardiogram (ECG)
 Blood pressure (NIBP)
monitors
 Selimut penghangat
 Kereta dorong
 Saluran elektrik : O2, suction
 Minor set
 Infus set dan syringe pump
 DC shock
Staffing

 Perawat menguasai ACLS


 2 pasien 1 perawat atau
pasien elektif 1 perawat
 Petugas harus siap 24 jam kapan pun di perlukan

60
Bangun dari Anestesi
Hati-hati
pada pasien
Waspada : spinal/
Obtruksi jalan epidural
nafas, mengigil, dapat
nyeri, mual menyebabkan
dan muntah, TD menurun
Perlahan dan
bertahan, hipotermi,
pasien agitasi, gelisah.
mengalami
stress
fisiologis
Bangun yg tertunda, pasien tidak sadar 30-60 menit setelah anestesi umum

•Naloxone 0,04mg dan flumazenil o,2mg atau


•Pisotigmin 1-2mg
Anestesi Regional

 Pasien dengan keadaan tersedasi atau hemodinamik


tidak stabil pada regional anestesi harus diberikan
oksigen
 Yang harus diperhatikan pada Anestesi regional :
Tingkat sensoris dan motorik secara bertahap
Tekanan darah
Kateter urine
Pemindahan dari Ruang Operasi
Posisi
Pindah ke Pasien tidak
lateral
RR : stabil, stabil harus
Posisikan berguna
jalan nafas Berikan O2 dalam
pasien untuk pasien
terjaga, selama intubasi dan
dengan baik dengan
pemindahan dipindahkan
ventilasi pada pasien dengan
: posisi resiko
adekuat, trendelenbru muntah atau
dgn resiko disertai
oksigen g atau posisi perdarahan
hipoksia monitor dan
dan kepala jalan nafas
(SpO2 <90) persediaan
hemodinam diatas atas seperti
obat
ik stabil tonsilektomi
emergenci
,
Kriteria pemindahan (PACU)

 Kriteria minimal untuk memindahkan  Yang paling dibutuhkan :


pasien :
1. Mudah bergerak - Mengontrol nyeri
2. Sadar penuh postoperatif
3. Dapat mempertahankan jalan
nafas - Mengontol mual dan
4. Tanda vital stabil selama 15-30 muntah
menit
5. Mampu minta tolong bila perlu
- Mengembalikan suhu
6. Tidak ada komplikasi operasi normal
secara nyata (pendarahan yang
aktif)
 Untuk anestesi regional
diperlukan juga kembalinya
sensoris dan motorik
Kontrol Nyeri
Nyeri ringan –sedang Oral :
Acetaminopen + codein, hydrocodone, oxycodone
Dengan IV :
- Butorphanol 1-2 mg, Nalbupine 5-10 mg (opiod agonis-antagonis)
- Ketorolak tromethamine 30 mg

Nyeri sedang sampai Parenteral atau intraspinal opioid


berat Regional anestesi
Blok saraf
Kateter Epidural
Opioid yang sering digunakan termasuk yang sedang dan yang panjang durasinya :
Meperedine 10-20mg
Hidromorphone 0,25-0,5mg
Morphin 2-4m

Obat yang digunakan dalam epidural :


Fentanyl 50-100µg
Sufentanil 20-30µgMorphin3-5mg dimonitor dalm 12-24 jam
66
Gelisah

Etiologi Nyeri
Gangguan sistemik (hipoksia, asidosis, hipotensi)
Distensi kantung kemih
Komplikasi operasi (mis. Pendarahan abdominal)
Lainnya : Preoperatif anxietas, efek obat

Terapi -Prostigmin 1-2mg iv (0,05mg/kgBB untuk anak) efektif untuk delirium


akibat atropin dan scopolamin

- Sedasi sedang iv, midazolam 0,5-1mg (0,5mg/kgBB untuk anak) dapat


digunakan untuk kegelisahan yang lama
Mual-Muntah
Etiologi - Obat anestesi (opioid)
- Jenis tindakan operasi ( operasi intraperitoneal, operasi strabismus)
- Faktor pasien ( wanita muda, menstruasi, riwayat merokok )
- Penggunaan propofol dapat menurunkan kejadian mual dan muntah

Terapi - Serotonin rereptor 3 antagonis :


• Ondansetron 4mg (0,1 mg/kgBB dosis anak)
•Granisetron 0,01-0,04mg/kgBB
•Dolasetron 12,5mg (0,035mg dosis anak)
-Metoclopramid 0,15mg/kgBB kurang efektif
-Transdermal scopolamin
-Dexametason 4-10mg (0,10mg dosis anak) + anti muntah untuk kasus
yang berat
-Droperidol 0,625-1,25mg (0,05-0,075mg/kgBB dosis anak)

Lain-lain -Hidrasi yang adekuat (20ml/kgBB) setelah puasa


-Akupuntur di titik P6 dipergelangan tangan
Menggigil dan Hipotermi
Etiologi Hipotermi
Obat anestesi
Setelah melahirkan
Suhu dalam kamar operasi
Luasnya luka operasi
Cairan dingin yang diberikan

Terapi Lampu atau selimut hangat


Meperidipine 10-50mg dosi kecil iv
Obstruksi Jalan Komplikasi Post OP
Napas
Etiologi 1. lidah yang jatuh kebelakang
2. Laringospasme
3. odem pita suara
4. Sekret
5. Muntahan
Obtruksi jalan nafas Tanda : pernafasan sonor
partial

Obstruksi Total Tanda : hilangnya suara pernafasan dan tanda-tanda pernafasan paradok
Terapi : 1. Oksigen 100%, 2.Head tilt, jaw trhust, 3. Nasal/oral airway, 4.Suction

Laringospasme Tanda :
• suara pernafasan dengan nada tinggi /tidak ada sama sekali
• spasme pita suara
• adanya darah atau sekret dalam jalan nafas.
Terapi :
Jaw thrust
Succinylcholine 10-20 mg dan tekanan positif ventilasi dengan O2 100%

Edema glottis Terjadi pada bayi atau anak kecil


Terapin :
Dexamethason 0,5mg/kgBB atau epinephrine spay 0,5 ml 2,25% dengan 3 ml normal
saline.

70
Hipoventilasi Komplikasi Post OP

Definisi : PaCO2 > 45 Gejala klinis :


mmHg 1. PaCO2 > 60mmHg, Ph < 7,25
2. Somnolene
3. Obstruksi jalan nafas
4. RR turun
5. Takipnea dengan napas dangkal dan susah
6. Takhikardi dan hipertensi ( ringan atau sedang pernafasan asidosis)

Etiologi 1. Opioid : RR turun dengan volume tidal yang besar


2. Overdosis, hypotermi, interaksi obat, berubahnya faktor metabolik
farmakokinetik
3. Nyeri dan kelainan fungsi diafragma
4. Distensi Abdomen-kompartemen sindrom

Terapi 1. Kontrol ventilasi


2. Depresi sirkulasi dan asidosis berat indikasi untuk inkubasi
3. Naloxon (opioid antagonis) – hati-hati akan terjadi renarcotization
4. Cholinesterasi inhibitor (Paralisis otot residual)
5. Kontrol nyeri dengan Analgetik Opioid (iv atau intraspinal) epidural anestesi
atau intercostal nerve blok

71
Hipoksemia Komplikasi post OP
Ringan Akibat kurang masuknya O2 saat hampir sadar

Ringan-sedang Dicurigai dari: gelisah, takhikardi, tanda lanjut yang terjadi bradikardi,
(PaO2 50-60 hipotensi dan cardiac arrest
mmHg) Penyebabnya:
Hipoventilasi
Terapi :
- 30-60% O2 dengan atau tanpa tekanan positif dapat
mencegah hipoksia dengan hipoventilasi sedang dan
hiperkapnia.

Berat Terapi:
Berikan O2 100% dengan nonbreathing mask atau ETT,ventilasi
dapat digunakan bila perlu
Komplikasi - Sirkulasi

 Paling sering yang terjadi :


- Hipotensi
- Hipertensi
- Arritmia
Komplikasi- Sirkulasi (Hipotensi)
 Berasal dari : menurunnya venous return, disfungsi ventrikel
kiri, vasodilatasi

 Hipovolemi biasanya disebabkan :


- Hipovolemia absolut
Masuknya cairan pada intra operasi tidak adekuat.
Cairan masuk ke soft tissue
Drainage dari luka
- Hipovolemia relatif
Anestesi spinal atau epidural
α- adrenergic blok
Terapi….
- Hipotensi ringan biasanya tidak diobati
- Meningkatkan TD dengan memberikan cairan (250-500ml
cristaloid atau 100-250ml koloid) pada kasus hipovolemia.
- Hipotensi berat berikan vasopressor atau inotropin
(dopamin atau epinephrin) sampai volume dikoreksi
- Cari penyebabnya
- Cek untuk kelainan fungsi jantung
- Cek untuk pneumothorak
- Cek untuk tamponade jantung
Komplikasi Sirkulasi (Hipertensi)

 Etiologi :
- Noxius stimulasi (nyeri, intubasi, distensi kantung
kencing)
- Stimulasi simpatis :
1. Neuroendocrine respon dari operasi
2. Akibat dari hipoksemia, hiperkapnia, metabolik
asidosis.
3. Riwayat hipertensi memerlukan kontrol ketat
tekanan darah saat pre operasi.
TERIMA KASIH

80

Anda mungkin juga menyukai