Anda di halaman 1dari 37

Makalah Asuhan Keperawatan

Intranatal

OLEH :
KELOMPOK 3
1. WAZYIFA ZAHRA (14220190063)
2. MUSDALIFAH (14220190065)
3. SYACHFIRA DESTA MAHARANI (14220170047)
4. NURKHAFIFAH (14220190068)
5. WIDIYA SATUWO (14220190060)
6. NURSANTI (14220190061)
7. FILAYANTI (14220190063)

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PRODI ILMU KEPERAWATAN
MAKASSAR
2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan
Intranatal  ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan
Intranatal bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Makassar, 15 Maret 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian intranatal dan Persalinan....................................................................2
B. Asuhan Keperawatan Internatal...........................................................................18
BAB III PENUTUP.............................................................................................................40
A. Simpulan..............................................................................................................40
B. Saran....................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................41

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan adalah suatu peristiwa yang normal yang akan
dialami oleh setiap wanita, dan bukan suatu penyakit yang harus dihindari
sehingga menimbulkan ketakutan.
Proses persalinan merupakan saat yang paling menegangkan dan
mencemaskan bagi wanita, apalagi jika persalinan tersebut merupakan persalinan
pertamanya. Saat mengetahui dirinya hamil ibu harus beradaptasi dengan
berbagai perubahan, mulai dari perubahan fisik sampai perubahan psikologis yang
dapat mempengaruhi emosinya. Setelah dihadapkan dengan perubahan-
perubahan saat hamil sekarang ibu mulai dihadapkan dengan proses
persalinannya, dan pastilah bagi para calon ibu yang baru pertama kali hamil
mereka belum mengetahui apa yang harus dilakukan saat persalinan terjadi nanti,
mulai dari bagaimana cara mengejan yang baik dan berbagai kecemasan lain yang
akan dihadapinya nanti.
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian intranatal dan persalinan ?


2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Internatal (pengkajian,diagnosis, intervensi,
implementasi, evaluasi) ?

C. Tujuan Penulis
1. Mengetahui pengertian intranatal dan persalinan
2. Mengetahui asuhan keperawatan Internatal (pengkajian,diagnosis, intervensi,
implementasi, evaluasi)

1
4

BAB II

PEMBAHASAN

1) Pengertian

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika proses yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit (JNPK-
RMNH, Dep.kes RI, 2002).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup kedunia
luar dari rahim melalui jalan lahir / dengan jalan lain (Mochtar, 2002).
Primigravida adalah seorang wanita yang sedang mengalami kehamilan
pertama (Cunningham, 2006).
Persalinan pada primigravida adalah persalinan yang terjadi pada wanita
yang baru pertama kali hamil (Endjun, 2004).
Intranatal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang dapat hidup
kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir / dengan jalan lain pada wanita
yang baru pertama kali hamil.

2) Etiologi

Penyebab terjadinya persalinan adalah :

Teori penurunan hormon.

1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon


progesteron dan esterogen. Progesteron bekerja sebagai penenang otot–otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila kadar progesteron turun.
Teori prostaglandine.

Adanya prostaglandine yang dihasilkan oleh desidua merangsang terjadinya


kontraksi yang menyebabkan peristiwa persalinan.
Teori oksitosin.

Pelepasan prostaglandine ini disertai dengan pelepasan oksitosin dari glandula


pituitaria posterior. Dilatasi segmen uterus bagian bawah pada akhir
kehamilan juga dipercaya merangsang pelepasan oksitosin yang dapat
merangsang kontraksi uterus.
Teori distensi rahim.

Pembesaran dan perenggangann rahim oleh isi rahim yang semakin membesar
menyebabkan terjadinya iskemia otot rahim sehingga sirkulasi utero plasenta
terganggu dan menyebabkan terjadinya peristiwa persalinan (Departemen
Kesehatan Jawa Tengah, 2004).

2
3) 4)
5) 6)

Tanda–tanda permulaan persalinan yang terjadi beberapa minggu sebelum


persalinan adalah :

Lightening / settling / dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas


panggul. Pada primigravida terjadi saat 4–6 minggu terakhir kehamilan,
sedangkan pada multigravida terjadi saat partus mulai.
Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria), karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
Perasaan sakit perut dan dipinggang karena kontraksi lemah dari uterus.
Serviks menjadi lebih lembek dan mulai mendatar, sekresinyapun akan
bertambah bisa bercampur darah (Departemen Kesehatan Jawa Tengah,
2004).
Tanda–tanda pasti persalinan yang terjadi beberapa saat sebelum persalinan
adalah :
Terjadinya his persalinan yang bersifat :

Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan.

Sifatnya teratur, interval semakin pendek dan kekuatanya semakin besar.


semakin ibu beraktivitas kekuatan his akan semakin besar.

Pengeluaran lendir dan darah (bloody show) yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks.
Pengeluaran cairan yang terjadi pada beberapa kasus ketuban pecah, dan

3
dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu
24jam kemudian
Pada pemeriksaan dalam serviks telah mendatar dan pembukaan telah ada
(Departemen Kesehatan Jawa Tengah, 2004).
Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan :

Power (kekuatan yang mendorong janin keluar).

Power pertama pada persalinan adalah kekuatan yang dihasilkan kontraksi


otot rahim yang terjadi diluar kesadaran. Power terdiri dari 2 faktor, yaitu :
His (kontraksi otot rahim pada persalinan).

Tenaga mengejan.

Adanya kontraksi otot dinding perut maka menyebabkan peningkatan


tekanan intra abdominal (serupa tenaga mengejan sewaktu BAB namun lebih
kuat). Setelah kepala sampai pada dasar panggul timbul suatu reflek pasien
menutup glotisnya, mengkontraksikan otot–otot perutnya dan menekan
diafragma kebawah. Hal ini berhasil bila pembukaan sudah lengkap dan
efektif sewaktu ada kontraksi.
Passage (jalan lahir).

Meliputi jalan lahir keras (rongga pelvis) dan jalan lahir lunak (serviks dan
vagina).
Passanger (janin).

Letak janin yaitu hubungan antara sumbu panjang ibu dan sumbu panjang
janin, dimana janin bisa melintang atau memanjang.PresentasI
yaitu bagian terendah janin yang berada di pintu atas panggul yang dapat
berupa kepala, bokong, bahu atau muka.
Psikologi.

Apabila ibu hamil mengalami stress psikologis, janin dan ibu akan mengalami
kondisi yang tidak baik, karena saat stress dapat menyebabkan disekresinya
epineprin yang dapat menghambat aktifitas miometrial sehingga
mengakibatkan tidak terkoordinasinya aktivitas uterus. Agar tidak terjadi hal
tersebut sang calon ibu harus diberikan support dan dukungan, karena
berdasarkan penelitian bahwa support emosional dan fisik mempunyai
hubungan signifikan dalam mempercepat persalinan (Departemen Kesehatan
Jawa Tengah, 2004).
Adaptasi yang terjadi selama proses persalinan antara lain :

Adaptasi janin :

Denyut jantung janin.

Pemantauan denyut jantung janin memberi informasi yang dapat dipercaya


dan dapat digunakan untuk memprediksi keadaan janin yang berkaitan
dengan oksigenasi. Denyut jantung janin rata–rata pada aterm adalah 140
denyut/menit, dan batas normalnya adalah 110 – 160 denyut/menit.
Sirkulasi darah janin.

4
Dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah posisi ibu,
kontraksi uterus, tekanan darah dan aliran darah tali pusat
Kebanyakan apabila janin yang sehat akan mampu mengkompensasi stres ini,
biasanya aliran darah tali pusat tidak terganggu oleh kontraksi uterus atau
posisi janin.
Pernafasan dan gerakan janin.

Pada waktu persalinan pervagina 7–24 ml air ketuban diperas keluar dari
paru–paru, tekanan oksigen janin menurun, tekanan karbondioksida
meningkat, gerakan janin masih sama seperti masa kehamilan tetapi akan
menurun setelah ketuban pecah.
Adaptasi ibu :

Perubahan kardiovaskuler.

Selama proses persalinan pada setiap kontraksi 400 ml darah akan


dikeluarkan dari uterus dan masuk kesistem vaskuler ibu dan hal ini akan
meningkatkan curah jantung sekitar 10%-15% pada tahap pertama persalina,
dan sekitar 30%-50% pada tahap kedua persalinan untuk mengantisipasi
perubahan tekanan darah ibu. Aliran darah yang menurun pada arteri uterus
akibat kontraksi dialirkan kembali kepembuluh darah perifer yang
mengakibatkan tekanan darah meningkat adan frekuensi denyut nadi
menurun. Pada persalinan tahap pertama kontraksi uterus meningkatkan
tekanan sistolik 10 mmHg, sedangkan pada tahanan kedua sekitar 30 mmHg
dan tekanan disrtolik sampai 25 mmHg.
Perubahan pernafasan.

Peningkatan aktifitas fisik dan peningkatam pemakaian oksigen terlihat dari


peningkatan frekuensi pernafasan sehingga jika pada tahap kedua persalinan
ibu tidak diberi obat-obatan maka ia akan memakai oksigen 2 kali lipat.
Perubahan berkemih.

Selama persalinan ibu dapat mengalami kesulitan berkemih secara spontan


karena berbagai alasan, antara lain yaitu endema jaringan akibat tekanan
bagian presentasi, perasaan tidak nyaman dan rasa malu.
Perubahan integumen.

Adaptasi sistem integumen jelas telihat khususnya pada daerah introitus


vagina, meskipun daerah tersebut dapat merenggang saat proses persalinan
namun dapat terjadi robekan-robekan kecil sekalipun tidak dilakukan
episiotomi.
Perubahan pencernaan.

Proses persalinan mempengaruhi alat pencernaan, bibir dan mulut menjadi


kering akibat bernafas melalui mulut, dehidrasi sebagai respon emosi terhadap
persalinan. Selama persalinan motilitas dan absorbsi saluran cerna menurun
pada waktu pengosongan lambung menjadi lambat, seringkali rasa mual dan
memuntahkan makanan yang
belum dicerna, mual dan sendawa juga sering terjadi sebagai respon refleks
terhadap dilatasi serviks lengkap.

Perubahan endokrin.
5
Awal persalinan dapat diakibatkan karena penurunan kadar progesteron dan
peningkatan kadar esterogen, prostaglandine dan oksitosin, metabolisme
meningkat dan kadar glukosa darah dapat menurun akibat proses persalinan.
Proses persalinan terdiri dari 4 kala (Risanto, 2008) :

Kala I (pembukaan serviks).

Pada kala ini pada primigravida terjadi pendataran serviks (effacement)


terlebih dulu baru terjadi pembukaan (dilatasi), sedangkan pada multigravida
pendataran serviks dan pembukaan dapat terjadi bersamaan (Cunningham,
2006).
Kala 1 terdapat 2 fase :

Fase laten.

Tahap awal persalinan ini dimulai begitu sudah ada pembukaan leher rahim.
His mulai teratur, muncul rasa sakit yang perlahan makin nyeri dan sering
serta makin lama, sejak pembukaan 0cm–3cm umumnya berjalan lambat.
Fase laten terjadi ± 8 jam pada primigravida dan ± 5 jam pada multigravida.
Pencatatan kondisi selama fase laten (JNPK-KR, 2007) :

Denyut jantung janin setiap ½ jam.

Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap ½ jam.

Nadi setiap ½ jam.

Pembukaan serviks setiap 4 jam.

Tekanan darah dan suhu setiap 4 jam.

Fase aktif

Pada fase ini tahap awal pembukaan 4 cm – 10 cm. Terjadi ± 5 jam pada
primigravida. Pada fase ini bagian terendah bayi (biasanya kepala) mulai
turun kepanggul dan ibu mulai merasakan desakan untuk mengejan. Fase ini
dibagi menjadi 3 sub fase:
Fase akseleratif (pembukaan menjadi 4 cm).

Fase dilatasi maksimal (pembukaan menjadi 9 cm).

6
Fase deselerasi (pembukaan menjadi 10 cm)

7
Kala II (Pengeluaran janin)

Pada kala ini his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama ± 2 – 3 menit sekali.
Kepala janin mulai turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan
pada otot–otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Karena tekanan pada rectum ibu merasa seperti mau BAB dengan
tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Pada ibu primigravida dianjurkan
melakukan episiotomi agar tidak terjadi robekan (rupture uteri). Dengan his
mengejan yang terpimpin akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan
janin. Kala II pada primigravida terjadi selama
± 1½ - 2 jam, sedangkan pada multigravida ± ½ - 1 jam.

Kala III (Pengeluaran plasenta)

Pada kala ini uterus akan teraba keras dengan tinggi fundus uteri setinggi
pusat. 5 – 30 menit setelah bayi lahir rahim akan berkotraksi dan ibu akan
merasakan sakit, rasa sakit ini menandakan lepasnya plasenta dari
perlekatanya dirahim. Dalam waktu 1 – 5 menit seluruh plasenta terlepas,
terdorong kedalam vagina dan akan keluar dengan spontan atau dengan
sedikit dorongan dari atas simfisis pubis atau fundus uteri. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah ± 100 – 200 cc. Setelah itu plasenta
akan diperiksa guna memastikan apakah plasenta sudah lengkap (jika masih
ada jaringan plasenta yang tertinggal dalam
rahim dapat terjadi perdarahan). Pada primigravida kala III terjadi ±½ jam,
pada multigravida ±¼ jam.
Kala IV (Pengawasan)

Dilakukan selama 1 – 2 jam setelah persalinan dan pengeluaran plasenta.


Tujuanya adalah untuk mengawasi kondisi ibu terutama terhadap bahaya
pendarahan post partum. Lama proses persalinan pada primigravida 14,5 jam,
sedangkan pada multigravida 7,5 jam.
Diagnosa banding pada primigravida dan multigravida.

Primigravida
Multigravida
Perut tegang.

Pusat menonjol.
Rahim tegang.
Payudara tegang.

Labia mayora tampak bersatu.


Vagina sempit dengan rugae yang utuh.
Serviks licin, bulat dan tidak dapat dilalui oleh satu ujung jari.
Perinium utuh dan baik.
8
Perut longgar, Perut gantung, banyak striae.
Pusat tidak begitu menonjol.
Rahim agak lunak.
Payudara kurang tegang dan tergantung serta ada striae.
Labia mayora terbuka.
Vagina lebih lebar dengan rugae menonjol.
Serviks bisa terbuka satu jari, kadang kala ada bekas robekan persalinan yang
lalu.
Perinium terdapat bekas robekan
atau bekas episiotomi persalinan yang lalu.

Pembukaan serviks.
Serviks mendatar dulu baru membuka.
Pembukaan rata – rata 1cm dalam 2 jam.
Persalinan hampir selalu dengan episiotomi.

Pembukaan serviks.
Serviks mendatar sambil membuka hampir bersamaan.
Pembukaan 2 cm dalam 1jam.

Persalinan hampir tidak selalu dengan episiotomi.

9
8) Pathway

Kadar progesteron turun Prostaglandin Dilatasi segmen uterus Penurunan janin Distensi rahim karena
dihasilkan desidua janin membesar

Kekejangan Kadar dalam Pelepasan oksitosin Tekanan pada Iskemia otot janin pembuluh darah ketuban
meningkat serviks

Kontraksi Oksitosin meningkat Kontraksi Sirkulasi utero Kontraksi otot polos


plasenta terganggu
Kontraksi

Nyeri
Kali 1, fase aktif, kepala bayi terasa mendesak namun pembukaan belum lengkap

Koping individu tak efektif

Kala II pembukaan lengkap (10cm), kepala janin masuk panggul (proses persalinan) Tekanan otot dasar panggul
Tekanan pada rektum
Reflek mengejan
Sumber :
Bobak, et al, 2005 Ibu seperti ingin BAB Ibu Bernafas melalui mulut Risanto, 2008 (anus terbuka)
Cunningham, 2006 Nyeri
DepKes Jawa tengah, 2004 Asupan cairan berkurang Ansietas
Dehidrasi

Bibir dan mulut kering

Defisit volume cairan

10
9) Pemeriksaan Penunjang

Rekaman kardiotogravi.

Pemantauan secara berkala denyut jantung janin dengan stetoskop leance atau doptone yaitu
sebuah alat elektronik untuk mendenganr denyut jantung janin. Dilakukan pada kala 1 untuk
mengetahui kekuatan dan sifat kontraksi rahim serta kemajuan persalinan.
Partograf.

Adalah suatu alat untuk memantau kemajuan proses persalinan dan membantu petugas
kesehatan dan mengambil keputusan dalam penatalaksanaan pasien. Partograf berbentuk
kertas grafik yang berisi data ibu, janin dan proses persalinan. Partograf dimulai pada
pembukaan mulut rahim 4 cm (fase aktif).
Ultrasonografi (USG).

Digunakan untuk mendeteksi keadaan dan posisi janin dalam kandungan (Endjun, 2004).

10) Penatalaksanaan

Pemberian obat penghilang rasa sakit, misalnya :

Pethidin.

Biasanya disuntikan dibagian paha atau pantat. Obat ini akan membuat tenang , rileks, malas
bergerak dan terasa agak mengantuk tetapi tetap adar. Obat ini akan bereaksi 20 menit setelah
disuntikan, kemudian akanbekerja selama 2 – 3 jam dan biasanya diberikan pada kala 1. Obat
ini diberikan pada keadaan kontraksi rahim yang kuat.
Anastesi epidural.

Metode ini paling sering digunakan, karena memungkinkan pasien untuk tidak merasakan
sakit tanpa tidur. Obat ini disuntikan pada rongga kosong tipis diantara tulang punggung
bagian bawah. Selanjutnya akan dipasang kateter (selang kecil) untuk mengalirkan obat yang
mengakibatkan saraf tubuh bagian bawah mati rasa selama 2 jam sehingga rasa sakit tidak
terasa. Pemberian obat ini harus diperhitungkan agar tidak kala 2 persalinan, jika tidak ibu
harus mengejan lebih lama.
Etonox.

Menggunakan campuran oksigen dan nitrous oksida, efeknya lebih ringan dari pada epidural.
TENS (Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation).

Alat ini dipilih jika ingin rasa sakit hilang tanpa obat. Mesin ini merupakan stesor elektronik
yang membantu tubuh menahan rasa sakit dengan mengirim arus listrik kepunggung yang
aliranya bisa diatur.
Intrathecal Labour Analgesia (ILA).

Obat ini disuntikan diintathecal, suatu daerah diatas epidural. Kelebihan ILA dibanding
epidural adalah lebih aman karena dosis obat lebih sedikit, lebih mudah digunakan, dan
biayanya lebih murah.

11
Pemberian oksitosin.

Diberikan pada kala 3. Tujuan pemberian oksitosin adalah untuk merangsanga rahim
berkontraksi yang juga mempercepat lahirnya plasenta. Oksitosin diberikan secara
intramuskuler dalam 2 menit setelah bayi lahir denagn dosis 10 IU (Endjun, 2004).

H. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi dan intensitas kontraksi (Bobak, 2005).
Tujuan : nyeri berkurang / hilang. Kriteris hasil :
Klien mengungkapkan bahwa nyeri berkurang / hilang.

Ekspresi wajah klien tidak meringis lagi.

Intervensi :

Tingkatkan penggunaan tehnik pernafasan terfokus.


menawarkan untuk diurut dan tehnik sentuhan terapiutik lain.
Devisit volume cairan yang berhubungan dengan berkurangnya asupan cairan (Bobak, 2005).
Tujuan : Volume cairan dapat terpenuhi. Kriteria hasil :
Klien akan meningkatkan kebutuhan asupan cairan.
klien menunjukan tidak ada tanda gejala dehidrasi.
Intervensi :

Kaji faktor penyebab.


Tingkatkan pemberian nutrisi dan hidrasi.
Berikan minuman yang cukup.
Nyeri yang berhubungan dengan usaha mengejan dan distensi perinium (Bobak, 2005).
Tujuan : Nyeri berkurang / hilang. Kriteria hasil :
Klien mengungkapkan bahwa nyeri berkurang / hilang.
Ekspresi wajah klien tidak meringis lagi.

Intervensi :

Kaji tingkat nyeri.


Ajarkan teknik mengejan yang benar dan tepat waktu.
Dukung dan minta ibu mempraktekan teknik mengejan yang benar sesuai arahan.
Anjurkan ibu untuk selalu didampingi keluarga.
Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan mengendalikan defekasi saat mengejan
(Bobak, 2005).
Tujuan : ansietas berkurang / hilang. Kriteria hasil :
Klien mengungkapkan kenyamanan psikologis dan fisiologisnya.
Klien mengungkapkan ansietasnya berkurang / hilang.
Intervensi :

12
Kaji tingkat ansietas.
Mengizinkan / menyarankan klien untuk melakukan defekasi ditempat.
Koping individu tak efektif berhubungan dengan pengarahan persalinan yang berlawanan
dengan keinginan untuk mengejan (Bobak, 2005).
Tujuan : Klien dapat mengejan sesuai dengan arahan. Kriteria hasil :
Klien dapat mengejan sesuai dengan arahan dan saat yang tepat. Intervensi:
Mengajarkan teknik pernafasan untuk mengatasi kontraksi.
Meminta ibu mempraktekan teknik pernafasan untuk mengatasi kontraksi.
.

Contoh Asuhan Keperawatan

I. PENGKAJIAN INTRANATAL

Nama Mahasiswa : Desi Agustini Tanggal pengkajian : 14 Febuari 2015 pukul 08.00
Pratiwi wib
NIM : 201320206005 Ruangan/RS : VK RS PKU Muhammadiyah
Bantul

A. DATA UMUM
Initial Klien : Ny. Rg ( 25th) Nama Suami : Bp. Jn ( 25 th)
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan terakhir : S1 Pendidikan Terakhir : S1
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Bajang, wijirejo, Pandak, Bantul

B. DATA UMUM KESEHATAN


1. TB/BB : 152cm / 48 kg
2. BB sebelum hamil : 35 kg

13
3. Masalah kesehatan khusus : Klien tidak memiliki masalah kesehatan khusus
4. Obat-obatan : selama kehamilan klien hanya mengonsumsi obat dan
vitamin dari dokter
5. Alergi : klien mengatakan alergi dingin
6. Diet Khusus : klien tidak melakukan diet khusus selama ini
7. Alat Bantu yang digunakan : klien tidak menggunakan alat bantu khusus
8. Lain-lain, sebutkan :-
9. Frekwensi BAK, Masalah : klien BAK 7-8 x sehari, tidak ada masalah
10. Frekwensi BAB, Masalah : klien BAB 1 kali sehari, lembek, tidak ada masalah
11. Kebiasaan waktu tidur : klien tidur malem ± 8 jam, kadang terbangun tengah
malam untuk BAK.

C. DATA UMUM KEBIDANAN


1. Kehamilan sekarang direncanakan : Ya
2. Status Obstetrik : G1 P0 A0 H0
HPMT : 19 Mei 2014 Taksiran partus : 26 Februari 2015
Jumlah anak di rumah : -
No Jenis Cara lahir BB Lahir Keadaan Umur
kelamin

3. Mengikuti kelas prenatal : Tidak


4. Jumlah kunjungan ANC pada kehamilan ini: 11 kali
5. Masalah kehamilan yang lalu : -
Masalah kehamilan sekarang : tidak ada masalah
Rencana KB : ingin kb suntik
6. Makanan bayi sebelumnya :ASI/PASI/lainnya : -

Pelajaran yang diinginkan saat ini : (tebali dan garis bawahi)


Relaksasi/pernafasan/manfaat ASI/cara memberi minum botol/senam nifas/metoda
KB/perawatan perineum/perawatan payudara, lain-lain,jelaskan :
7. Setelah bayi lahir,siapa yang diharapkan membantu : suami
8. masalah dalam persalinan yang lalu: -

14
D. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG
1. Mulai persalinan : klien merasakan ketuban sudah pecah sejak pukul 13.30 wib
(13/3/2015). kontraksi jarang, kemudian klien diberikan drip oxytocin 5 UI dengan
tetesan 12 tpm s/d 40 tpm.
2. Keadaan kontraksi : kontraksi lemah, 1x/ 10 menit, durasi 10 detik.
3. Frekwensi, kualitas dan keteraturan denyut jantung janin : 150 x/ menit, teratur
4. Pemeriksaan fisik
a. Kenaikan BB selama kehamilan : 13 Kg

b. Tanda Vital : TD 110/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, Suhu 36o C


Pernafasan 20 x/menit.
c. Kepala dan leher :
Mata : simetris, tidak ada gangguan penglihatan, konjungtiva merah muda,
sklera tidak ikterik,
Hidung : tidak ada polip,
Mulut : bibir kering, tidak ada stomatitis, gigi terdapat karies, tidak
menggunakan gigi palsu.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
d. Jantung : S1 S2 Reguler
e. Paru-paru : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, pernafasan teratur, suara
nafas vesikuler
f. Payudara : Simetris, Terdapat pembesaran pada payudara, areala dan papilla
mammae, puting menonjol, sudah keluar cairan kolustrum dari payudara
g. Abdomen (secara umum dan pemeriksaan obstetric):
 Inspeksi : Bersih, tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra dan striae
livide, pembesaran perut sesuai usia kehamilan.
 Palpasi :
Leopold I TFU 3 jari dibawah px (28 cm) pada fundus teraba lunak,
kurang bundar dan tidak melenting (bokong).
Leopold II Pada bagian perut kanan ibu teraba bagian keras, memanjang
seperti papan (punggung). Pada bagian perut kiri ibu teraba
bagian-bagian kecil janin
Leopold III bagian terbawah teraba kepala
Leopold IV Bagian terendah sudah sedikit masuk PAP, divergen.

15
 Auskultasi: DJJ 145x/ mnit

h. Kontraksi : 1x dalam 10 menit, durasi 10 detik, lemah


i. Ekstremitas: tidak ada edema, gerakan aktif
5. Pemeriksaan dalam pertama : Jam 20.15 (13/2/2015) Oleh Bidan rahayu
Hasil : v/u tenang, portio sedang lunak, pembukaan 2 cm, preskep, hodge I/II.
6. Ketuban sudah pecah, Tgl 13/2/2015 pukul 13.30 wib. Warna jernih.
7. Laboratorium: Darah lengkap belum ada hasil

E. DATA PSIKOSOSIAL
1. Penghasilan keluarga setiap bulan : ± Rp. 4.000.000
2. Perasaan klien terhadap kehamilan sekarang: Senang karena kehamilan pertama
Perasaan suami terhadap kehamilan sekarang: Senang karena kehamilan yang
diharapkan
3. Jelaskan respon sibling terhadap kehamilan sekarang: -

LAPORAN PERSALINAN
I. PENGKAJIAN AWAL
1. Tanggal : 13/2/2015 Jam 20.15

Tanda Vital: TD :110/70 mmHg, Nadi :80x/menit, Suhu :35,5o C


Pernafasan : 20 x/ mnit
2. Pemeriksaan palpasi abdomen:
Leopold I TFU 3 jari dibawah px (28 cm) pada fundus teraba bokong.
Leopold II Pada bagian perut kanan ibu teraba punggung. Pada bagian
perut kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin.
Leopold III bagian terbawah teraba kepala
Leopold IV Bagian terendah belum masuk PAP, convergen.

Hasil pemeriksaan dalam : Jam 20.15 (13/2/2015) Oleh Bidan rahayu


Hasil : v/u tenang, portio sedang lunak, pembukaan 2 cm, preskep, hodge I/II
Persiapan perineum: tidak ada persiapan
3. Dilakukan Klisma: tidak dilakukan

16
4. Pengeluaran pervaginam : rembesan ketuban bercampur lendir darah
5. Perdarahan pervaginam : tidak ada perdarahan
6. Kontraksi Uterus : 1x dalam 10 menit, durasi 10 detik, lemah
Denyut Jantung janin : 142 x/ menit, reguler
7. Status janin: hidup, tunggal, presentasi kepala

II. KALA PERSALINAN


KALA I
1. Mulai persalinan : tanggal 13 febuari 2015 Jam 20.30 wib
tanda dan gejala : klien sudah merasakan kontraksi 1x dalam 10 menit, pemeriksaan
dalam menunjukan pembukaan 2 cm.

tanda Vital : TD : 110/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 35,5o C


Pernafasan : 20 x/mnit
2. Lama kala I : 13 Jam
3. Keadaan psikososial ; ibu merasa cemas dengan kondisinya, klien tampak gelisah
kebutuhan khusus Klien : klien merasakan nyeri pada perut dan pinggangnya
tindakan : mengajarkan manajemen nyeri nafas dalam, pijat punggung dan berdoa.
Pengobatan ; -
Observasi kemajuan persalinan
Tanggal/ja Kontraksi uterus DJJ Keterangan
m
14/2/2015
07.30 1x/10 menit, durasi 10 detik, 145x/mn Oxytosin 5 ui drip 28
07.45 lemah it tpm
08.00 1x/10 menit, durasi 10 detik, 150x/mn Oxytosin 5 ui drip 32
08.15 lemah it tpm
08.30 1x/10 menit, durasi 15 detik, kuat 145x/mn Oxytosin 5 ui drip 36
08.45 2x/10 menit, durasi 15 detik, kuat it tpm
09.00 2x/10 menit, durasi 20 detik, kuat 142x/mn Oxytosin 5 ui drip 40
09.15 3-4x/10 menit, durasi 30 detik, it tpm

17
09.30 kuat 140x/mn Oxytosin 5 ui drip 40
3-4x/10 menit, durasi 45 detik, it tpm
kuat 158x/mn Oxytosin 5 ui drip 40
3-4x/10 menit, durasi 45 detik, it tpm
kuat 142x/mn Oxytosin 5 ui drip 40
3-4x/10 menit, durasi > 45 detik, it tpm
kuat 144x/mn Oxytosin 5 ui drip 40
it tpm
148x/mn Oxytosin 5 ui drip 40
it tpm

KALA II
1. Kala II dimulai : Tanggal 14/2/2015 Jam 09.30 wib

Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg, Nadi : 88x/menit, Suhu : 36o C


Pernafasan : 22x/ mnit
2. lama Kala II 25 Menit
3. Tanda dan gejala: pembukaan lengkap, kepala menonjol ibu ingin mengejan.
Jelaskan upaya meneran: klien meneran dengan dibantu dibimbing. Setelah 25 menit
klien menejan, bayi lahir
Keadaan psikososial: klien tampak gelisah
Kebutuhan Khusus: klien mengeluhkan nyeri pada pnggungnya, klien juga tampak
kelelahan ketika mengejan
Tindakan : bimbing mengejan, episiotomi, suntik oxytocin setelah bayi lahir

CATATAN KELAHIRAN
1. Bayi lahir jam : 09. 55
2. Nilai APGAR menit I 5 Menit V 5
3. Perineum : episiotomi
Bonding ibu dan bayi : ya, IMD dilakukan segera setelah bayi lahir

Tanda Vital : TD : 100/60 mmHg, Nadi : 88x/menit, Suhu :36,2o C


Pernafasan : 20x/ mnit
4. Pengobatan : bayi diberikan vitamin K

18
KALA III
1. tanda dan gejala : bayi sudah lahir, keluar darah di vagina
Plasenta lahir jam : 10.00 wib
Cara lahir plasenta: penegangan tali pusat terkendali dan masasse fundus uteri
Karakteristik Plasenta : plasenta lahir utuh, lengkap
2. Perdarahan : ±150 ml
Karakteristik : darah kluar merembes dari vagina, tidak prongkol-prongkol
3. Keadaan psikososial : klien senang melihat bayinya
Kebutuhan Khusus: -
Tindakan : -
Pengobatan : -

KALAIV
1. Mulai jam: 10.00 wib

Tanda Vital : TD : 100/60 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Suhu : 36o C


Pernafasan : 18x/ mnit
2. Kontraksi Uterus : keras
Perdarahan :50ml, karakteristik :segar, tidak menggumpal
Bonding ibu dan bayi : ya, IMD segera setelah bayi lahir
Tindakan : pemantauan kala IV

BAYI
1. Bayi lahir tanggal/jam : 14 febuari 2014/ 09.55 wib
Jenis kelamin: laki-laki
Nilai APGAR: 5
2. BB/PB/Lingkar kepala bayi 2600 gram 49 cm 33cm
3. Karakteristik khusus bayi:
kaput : Suksedaneum/Cephalhematom: ya

Suhu 35,5o C:
Anus : berlubang/tertutup: berlubang
Perawatan tali pusat: ya
Perawatan mata: pemberian tetes mata

19
SYAIR OBSTETRI

Tanggal / Jam Keterangan


Jam 09.30 S:
- Mules-mules bertambah sering
- Klien ingin meneran
O:
- Status generalis : DBN
- Status obstetric: TFU 2 jbpx, puka, presentasi kepala, DJJ: 148x/menit,
kuat, teratur, TBJ 2500 gr.
- His 3-4x/10 menit, durasi > 45 detik, kuat
- PD : pembukaan lengkap, postio tidak teraba, ketuban -, kepala HIII/IV,
UUK kidep, tidak ada hambatan jalan lahir, blood slym (+)

A:
- Ibu partus kala II, G1P0A0
- janin hidup, presentasi kepala, tunggal
P:
- Pimpin meneran
Jam 09.30 Pimpin meneran
Ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his. Kepala turun menurut
jalan lahir, sehingga tampak di vulva.
Tampak perineum meregang,tipis,kebiruan, jarak kepala –perineum minimal
(dilakukan episiotomi mediolateralsesuai indikasi).
Kepala mengadakan defleksi maksimal
Berturut-turut lahir : UUB,dahi,mulut,dagu dan seluruh kepala. Kepala
mengadakan paksi luar.
Dengan pegangan biparietal dan tarikan ke bawahdan ke atas lahir bahu
depan dan belakang.
Kemudian dilahirkan trochanter depan, belakang,bokong dan seluruh kaki.
Jam Lahir bayi : laki-laki
09.55 Berat 2600 Gram, PB 49 cm.
Jam 10.00 Lahir Plasenta

20
- Spontan, lengkap
- Berat 500 gr.
- Panjang tali pusat 50 cm
- Robekan 2 cm
Klien mendapat methergin 0,2 mg IM (sesuai indikasi)
Kemudian dilakukan perineorafi dengan beberapa simpul cat-gut.

II. ANALISA DATA


Kala I
Data Masalah Etiologi
DS : Klien mengeluhkan nyeri pada perut dan Nyeri Akut Kontraksi
punggungnya uterus
DO :
 Klien tampak gelisah, menahan kesakitan
 Skala nyeri 7
 kontraksi 1x dalam 10 menit,
 VT : Pembukaan 2 cm.
 TD : 110/70 mmHg, Nadi : 80x/menit,
Pernafasan : 20 x/mnit

DS : Ansietas Krisis
 Klien mengatakan ini kehamilan pertama, klien situasional
cemas dengan nyeri yang terus menerus dialami.
 Klien selalu menanyakan kenapa nyerinya
semakin bertambah dan kapan pembukaannya
lengkap.
 Klien meminta perawat menemaninya
DO :
 Klien tampak gelisah
 Wajah tampak tegang
 TD : 110/70 mmHg, Nadi : 80x/menit,

Suhu : 35,5o C, Pernafasan : 20 x/mnit

21
Kala II
Data Masalah Etiologi
DS : Klien mengeluhkan nyeri semakin Nyeri Akut Tekanan
bertambah pada perut, punggung dan mekanik pada
kemaluannya, klien ingin mengejan bagian presentasi
DO : , dilatasi/
 Klien tampak merintih kesakitan peregangan
 Klien tampak gelisah jaringan ,

 Skala nyeri 10 kompresi saraf,

 Klien tampak mengejan sambil menahan pola kontraksi

kesakitan semakin intense

 Tampak tonjolan kepala pada perinium


 Klien dilakukan episiotomi
 TD : 110/70 mmHg, Nadi : 80x/menit,
Pernafasan : 20 x/mnit

Kala III
Data Masalah Etiologi
DS : - Risiko kurangnya
DO : kekurangan masukan oral,
 Perdarahan : ±150 ml, darah kluar volume cairan peningkatan
merembes dari vagina, tidak prongkol- kehilangan cairan
prongkol secara tidak
 Klien tampak banyak mengeluarkan disadari, laserasi
keringat jalan lahir.
 Terdapat laserasi pada perinium klien
 TD : 100/60 mmHg, Nadi : 88 x/menit,

Suhu : 36o C, Pernafasan : 18x/ mnit


Kala IV
Data Masalah Etiologi
DS : klien mengatakan haus Risiko kurangnya
DO : kekurangan masukan oral,
 Perdarahan : ±200 ml, darah kluar volume cairan peningkatan
merembes dari vagina, tidak prongkol- kehilangan

22
prongkol cairan secara
 Terdapat jahitan laserasi pada perinium tidak disadari,
klien, tidak merembes kontraksi uterus,
 TD : 100/60 mmHg, Nadi : 88 x/menit, laserasi jalan
lahir.
Suhu : 36o C, Pernafasan : 18x/ mnit

DS : Klien mengeluhkan nyeri pada luka Nyeri akut trauma mekanis /


jahitan periniumnya. edema jaringan,
DO : kelelahan fisik
 Klien tampak menahan kesakitan dan psikologis
 Mata klien tampak sayu kelelahan
 Skala nyeri 6
 Tampak jahitan luka sebanyak 4 jahitan
pada perinium, luka tampak edema
 TD : 100/60 mmHg, Nadi : 88x/menit,
Pernafasan : 18x/mnit

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kala I :
1. Nyeri Akut berhubungan dengan kontraksi uterus
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

Kala II :
Nyeri akut berhubungan dengan Tekanan mekanik pada bagian presentasi ,
dilatasi/ peregangan jaringan , kompresi saraf, pola kontraksi semakin intense

Kala III
Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya masukan
oral, peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, laserasi jalan lahir.

Kala IV

23
1. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya masukan
oral, peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, kontraksi uterus,
laserasi jalan lahir.
2. Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan
fisik dan psikologis

24
IV. RENCANA KEPERAWATAN
Kala I
Diagnosa Kep. NOC NIC Rasional
Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pain management
berhubungan selama kala I klien mampu beradaptasi 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Mengetahui tingkatan nyeri
dengan dengan baik Dengan kriteria: komprehensif dan lakukan karena kontraksi unterus
kontraksi  Pain level pemantauan kontraksi uterus 2. Tekhnik pernapasan dapat
uterus  Pain control 2. Ajarkan tekhnik pernafasan meningkatkan relaksasi otot-otot

 Comfort level abdomen

Ditandai dengan :
 Mampu mengontrol nyeri ( tahu 3. Melakukan masase punggung 3. Merupakan tekhnik untuk

penyebab nyeri, mampu menggunakan mengalihkan perhatian dari nyeri

teknik nonfarmokologi untuk


mengurangi nyeri) 4. Menganjurkan untuk memberi 4. Membantu relaksasi,

 Melaporkan nyeri berkurang dengan air hangat untuk mengompres meningkatkan kenyamanan

menggunakan manajemen nyeri pinggang bawah 5. Membantu klien tenang dengan

 Melaporkan rasa nyaman setelah nyeri 5. Menjurkan klien banyak berdoa cara spiritual dan memberikan

berkurang dan mengajarkan doa sugesti


melahirkan 6. Menghindari penekanan vena
6. Anjurkan klien posisi miring kiri kava sehingga meningkatkan
sirkulasi ke ibu maupun

25
Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Anxiety reduction
berhubungan selama 20 menit Cemas klien berkurang 1. Gunakan pendekatan yang 1. Membina BHSP
dengan krisis dan hilang dengan kriteria : menenangkan
situasional  Anxiety self-control 2. Menjelaskan prosedur persalinan 2. Kurang pengetahuan dapat
 Anxiety level dan menyatakan bahwa nyeri menambah kecemasan klien
Ditandai dengan : merupakan hal yang normal
 Klien mampu mengungkapkan gejala dalam persalinan 3. Dapat menambah semangat klien
cemas 3. Memberikan support pada klien 4. Klien akan lebih mengerti dan
 Menunjukan teknik untuk mengontrol 4. Komunikasi peran seperti memahami tentang persalinan
cemas support perawatan secara verbal 5. Membuat klien lebih memahami
 Postur tubuh, ekspresi menunjukan dan non verbal dan dapat beradaptasi dengan
berkurangnya kecemasan 5. Orientasi klien ke lingkungan lingkungan tepat persalinan
·
Kala II
Diagnosa Kep. NOC NIC Rasional
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pain management
berhubungan selama kala II klien mampu beradaptasi 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengetahui tingkatan nyeri
dengan dengan baik Dengan kriteria: secara komprehensif dan karena kontraksi unterus
Tekanan  Pain level lakukan pemantauan kontraksi 2. Tekhnik pernapasan dapat
mekanik pada  Pain control uterus meningkatkan relaksasi otot-otot
bagian  Comfort level 2. Ajarkan tekhnik pernafasan abdomen
presentasi , Ditandai dengan :

26
dilatasi/  Mampu mengontrol nyeri ( tahu 3. Merupakan tekhnik untuk
peregangan penyebab nyeri, mampu menggunakan 3. Melakukan masase punggung mengalihkan perhatian dari nyeri
jaringan , teknik nonfarmokologi untuk 4. Membantu klien tenang dan
kompresi mengurangi nyeri) 4. Menjurkan klien banyak berdoa memberikan sugesti
saraf, pola  Melaporkan nyeri berkurang dengan 5. Menganjurkan klien mengejan 5. Mengejan saat kontraksi
kontraksi menggunakan manajemen nyeri saat kontraksi membantu pengeluaran bayi
semakin  Melaporkan rasa nyaman setelah nyeri 6. Kolaborasi dengan bidan untuk 6. Membantu pengeluaran bayi
intense berkurang proses persalinan

Kala III
Diagnosa Kep. NOC NIC Rasional
Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan Fluid management
kekurangan selama kala III klien tidak mengalami 1. Catat input dan output 1. Mengetahui kehilangan cairan
volume cairan kekurangan cairan Dengan kriteria: 2. Monitor status hidrasi klien
berhubungan  Fluid balance (kelembaban mukosa, nadi 2. Mengetahui status cairan klien
dengan  Hydration adekuat, TD) 3. Peningkatan nadi dan penurunan
kurangnya Ditandai dengan : 3. Monitor vital sign TD menunjukan terjadinya syok
masukan oral,  Tekanan darah, nadi, suhu dbn 4. Kelola pemberian cairan iv hemoragik
peningkatan  Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, 5. Kelola pemberian oxytocin 10 iu 4. Cairan iv membantu kebutuhan
kehilangan elastisitas turgor kulit baik, membran 6. Dorong klien untuk masukan cairan dan elektrolit
cairan secara mukosa lembab, tidak ada rasa haus oral 5. Oxytocin membantu kontraksi
tidak disadari, berlebihan uterus sehingga menghindari

27
laserasi jalan perdarahan
lahir 6. Memenuhi kebutuhan tubuh akan
cairan dan elektrolit
Kala IV
Diagnosa Kep. NOC NIC Rasional
Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan Fluid management
kekurangan selama kala IV klien tidak mengalami 1. Catat input dan output 1. Mengetahui kehilangan cairan
volume cairan kekurangan cairan Dengan kriteria: 2. Monitor status hidrasi klien
berhubungan  Fluid balance (kelembaban mukosa, nadi 2. Mengetahui status cairan klien
dengan  Hydration adekuat, TD) 3. Peningkatan nadi dan penurunan
kurangnya Ditandai dengan : 3. Monitor vital sign TD menunjukan terjadinya syok
masukan oral,  Tekanan darah, nadi, suhu dbn 4. Kelola pemberian cairan iv hemoragik
peningkatan  Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, 5. Dorong klien untuk masukan 4. Cairan iv membantu kebutuhan
kehilangan cairan elastisitas turgor kulit baik, oral cairan dan elektrolit
secara tidak membran mukosa lembab, tidak 6. Anjurkan klien untuk memasase 5. Memenuhi kebutuhan tubuh akan
disadari, laserasi ada rasa haus berlebihan perut ketika dirasakan uterusnya cairan dan elektrolit
jalan lahir lembek tidak keras 6. Uterus yang tidak keras
menunjukan tidak terjadinya
kontraksi, masase membantu
uterus berkontraksi kembali

Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pain management

28
berhubungan selama kala IV klien mampu 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengetahui tingkatan nyeri
dengan trauma beradaptasi dengan baik Dengan secara komprehensif karena luka jahitan
mekanis / edema kriteria: 2. Anjurkan tekhnik pernafasan 2. Tekhnik pernapasan dapat
jaringan,  Pain level meningkatkan relaksasi otot-otot
kelelahan fisik  Pain control 3. Ajarkan perawatan perinium abdomen
dan psikologis,  Comfort level 3. Perawatan perinium yang baik
ansietas Ditandai dengan : 4. Kelola pemberian asam membantu percepatan

 Mampu mengontrol nyeri ( tahu mefinamat 3x 500 mg penyembuhan luka

penyebab nyeri, mampu 4. Analgetik membantu mengatasi

menggunakan teknik nyeri.

nonfarmokologi untuk mengurangi


nyeri)
 Melaporkan nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen
nyeri
 Melaporkan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang

29
V. Implementasi dan evaluasi
Kala I
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Nyeri Akut Sabtu, 14 febuari 2015 Sabtu, 14 febuari 2015
berhubunga Pukul 08.00 wib Pukul 09.00 wib
n dengan - Mengkaji nyeri dan S : Klien mengeluhkan nyeri masih terasa pada
kontraksi pemantauan kontraksi punggung dan perutnya namun terasa
uterus uterus enak dipijit punggungna
- Menganjurkan nafas O :
dalam  Klien tampak mempraktekkan nafas
Pukul 08.30 dalam
- Menganjurkan klien  Klien terkadang meringis kesakitan
posisi miring kiri  Skala nyeri 9
- Melakukan masase  3-4x/10 menit, durasi 45 detik, kuat
punggung  TD : 110/70 mmHg, Nadi : 80x/menit,
- Menjurkan klien
Pernafasan : 20 x/mnit
banyak berdoa
A : Nyeri akut teratasi sebagian
Desi
P : pantau keadaan klien, anjurkan klien nafas
dalam sampai pembukaan lengkap
Desi
Ansietas Sabtu, 14 febuari 2015 Sabtu, 14 febuari 2015
berhubunga Pukul 08.30 wib Pukul 09.00 wib
n dengan - Menjelaskan prosedur S :
krisis persalinan dan  Klien cemas dengan nyeri yang terus
situasional menyatakan bahwa menerus dialami.
nyeri merupakan hal  Klien selalu menanyakan kapan
yang normal dalam pembukaannya lengkap.
persalinan O:
- Memberikan support  Klien tampak gelisah
pada klien  Wajah tampak tegang
- Menemani klien  TD : 110/70 mmHg, Nadi : 80x/menit,
DEsi Pernafasan : 20 x/mnit
A : Ansietas belum tearatasi

30
P : temani klien, berikan support
Desi

Kala II
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Nyeri Akut Sabtu, 14 febuari 2015 Sabtu, 14 febuari 2015
berhubunga Pukul 09.30 wib Pukul 09.40 wib
n dengan - Menganjurkan nafas S : -
kontraksi dalam O:
uterus - Menganjurkan klien  Klien tampak mempraktekkan nafas dalam
mengejan saat dan mengejan dengan baik
kontraksi  Klien taampak menahan kesakitan
Desi  TD : 110/70 mmHg, Nadi : 80x/menit,
Pernafasan : 22 x/mnit
A : Nyeri akut
P : dampingi klien mengejan
Desi

Kala III
Diagnosa Kep. Implementasi Evaluasi
Risiko Sabtu, 14 febuari 2015 Sabtu, 14 febuari 2015
kekurangan Pukul 09.55 wib Pukul 10.00 wib
volume cairan - Monitor status S : klien mengeluhkan haus
berhubungan hidrasi O:
dengan - Monitor vital sign  Perdarahan : ±200 ml, darah kluar
kurangnya - Kelola pemberian merembes dari vagina, tidak
masukan oral, cairan iv prongkol-prongkol
peningkatan - Kelola pemberian  Klien tampak banyak mengeluarkan
kehilangan oxytocin 10 iu keringat
cairan secara - Menganjurkan  Terdapat laserasi pada perinium
tidak disadari, klien untuk klien
laserasi jalan masukan oral  TD : 100/60 mmHg, Nadi : 88
lahir Desi x/menit,

Suhu : 36o C, Pernafasan : 18x/

31
mnit
A : resiko kekurangan volume cairan
P : pantau status hidrasi dan vital sign
klien
Desi

Kala IV
Diagnosa Kep. Implementasi Evaluasi
Risiko Sabtu, 14 febuari 2015 Sabtu, 14 febuari 2015
kekurangan Pukul 10.00 wib Pukul 12.00 wib
volume cairan - Monitor status S : -
berhubungan hidrasi O:
dengan - Monitor vital sign  Perdarahan : ±200 ml, darah kluar
kurangnya - Kelola pemberian merembes dari vagina, tidak
masukan oral, cairan iv prongkol-prongkol
peningkatan - Menganjurkan  Klien tampak lemah
kehilangan klien untuk  Terdapat jahitan luka laserasi pada
cairan secara masukan oral perinium klien
tidak disadari, - Menganjurkan klien  TD : 110/60 mmHg, Nadi : 88
laserasi jalan masase perut jika x/menit,
lahir teraba lembek pada
Suhu : 36o C, Pernafasan : 18x/
uterus
mnit
Desi
A : resiko kekurangan volume cairan
P : pantau status hidrasi dan vital sign
klien
Desi
Nyeri Akut Sabtu, 14 febuari 2015 Sabtu, 14 febuari 2015
berhubungan Pukul 10.00 wib Pukul 10.00 wib
dengan - Menganjurkan nafas S : Klien mengeluhkan nyeri pada luka
kontraksi dalam jahitan periniumnya, skala nyeri 4.
uterus - Mengajarkan O:
perawatan perinium  Klien mempraktekan nafas dalam
DEsi  Mata klien tampak sayu kelelahan
 Tampak jahitan luka sebanyak 4

32
jahitan pada perinium
 TD : 110/60 mmHg, Nadi :
88x/menit,
Pernafasan : 18x/mnit
A : Nyeri akut teratasi sebagian
P : Kelola pemberian asam mefinamat
3x 500 mg
Desi

VI. Perencanaan Pulang


1. Menjaga kebersihan perinium
2. Minum obat teratur
3. Kontrol tepat waktu
4. Makan makanan yang bergizi, tinggi kalori tinggi protein
5. Memberikan ASI Eksklusif
6. Segera kontrol jika terjadi perdarahan yang banyak

43

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Implementasi asuhan yang dilakukan oleh petugas pemberi asuhan sudah dapat
melaksanakan implementasi sesuai dengan tinjauan teori NIC (Nursing Intervention
Classification). Pada tahap implementasi petugas pemberi asuhan telah melaksakan
prosedur pemberian IMD selama 70 menit pada masing-masing responden.

33
Evaluasi disusun menggunakan format SOAP, namun terdapat perbedaan dalam
penulisan Assesment.

B. Saran
Ada beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai masukan dalam
pemberian asuhan keperawatan agar menjadi lebih baik :
1. Memperbanyak waktu pendokumentasian dari pengajian sampai evaluasi.

2. Meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan tim dan tenaga kesehatan agar
intervensi yang diharapkan dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/607/7/BAB%20VI.pdf
https://id.scribd.com/doc/304950112/makalah-intranatal
https://www.academia.edu/11159997/Askep_INTRANATAL

34

Anda mungkin juga menyukai