Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERIODE INTRANATAL DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KOMPLIKASI

DI SUSUN OLEH :

 ANDI TENDRI.L(19003)
 A.FANNIE FAUZIA(19002)
 HASRIANA(19010)

YAYASAN KASIH BUNDA KALA’LEMBANG

AKADEMI KEPERAWATAN RANTEPAO

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “INTRANATAL”.

Dalam pembuatan makalah ini penulisan banyak menghadapi masalah dan hambatan.
Tetapi berkat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak maka makalah ini dapat
diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa ini jauh dari kata sempurna baik isi maupun
penyusunan.Penulis mengharapkan adanya saran dan kritik dan membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah selanjutnya.Semogah makalah ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A.LATAR BELAKANG...............................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................4
a) apa pengertian Intranatal?......................................................................................................4
C. TUJUAN..........................................................................................................................................4
D. MANFAAT......................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI................................................................................................................................6
A. PENGERTIAN..............................................................................................................................6
B. ETIOLOGI....................................................................................................................................6
C. MANIFESTASI KLINIS..................................................................................................................7
C. PENATALAKSANAAN......................................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................17
PENUTUP.........................................................................................................................................17
A. KESIMPULAN...................................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Intranatal merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi atau
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau mendekati cukup bulan yang dapat hidup
diluar kandungan, dan disusul dengan pengeluaran plasenta baik secara spontan
maupun dengan bantuan (Rahmawati, 2017). Menurut Rukiyah (2009), Intranatal
merupakan serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan,
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari perut ibu, pengeluaran
hasil konsepsi yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (3742 minggu), lahir spontan
dengan presentase belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari18 jam tanpa
adanya komplikasi baik bagi ibu maupun janin. Intranatal disebabkan karena ada
faktor hormon, struktur rahim, dan tekanan pada syaraf dan nutrisi (Nugroho, 2012).
Kehamilan dan persalinan adalah suatu peristiwa yang normal yang akan dialami
oleh setiap wanita, dan bukan suatu penyakit yang harus dihindari sehingga
menimbulkan ketakutan. Proses persalinan merupakan saat yang paling menegangkan
dan mencemaskan bagi wanita, apalagi jika persalinan tersebut merupakan persalinan
pertamanya. Saat mengetahui dirinya hamil ibu harus beradaptasi dengan berbagai
perubahan, mulai dari perubahan fisik sampai perubahan psikologis yang dapat
mempengaruhi emosinya. Setelah dihadapkan dengan perubahanperubahan saat hamil
sekarang ibu mulai dihadapkan dengan proses persalinannya, dan pastilah bagi para
calon ibu yang baru pertama kali hamil mereka belum mengetahui apa yang harus
dilakukan saat persalinan terjadi nanti, mulai dari bagaimana cara mengejan yang baik
dan berbagai kecemasan lain yang akan dihadapinya nanti.

B. RUMUSAN MASALAH
a) apa pengertian Intranatal?

C. TUJUAN
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu inpartu dengan
komplikasi preeklampsi berat yang meliputi pegkajian, merumuskan diagnosa,
intervensi, implementasi, dan evaluasi.
D. MANFAAT
1. Manfaat kami membahas topik dokumentasi keperawatan pada populasi khusus
yaitu maternitas (intranatal) adalah selain menyelesaikan tugas mata kuliah proses
dan dokumentasi keperawatan yang digunakan sebagai pedoman bagi perawat
agar tercapai catatan keperawatan yang akurat dan informasi yang bermanfaat
dengan harapan asuhan keperawatan yang yang dihasilkan mempunyai efekifitas
dan efisiensi .
2. Membantu mahasiswa dalam proses pembelajran ,sehingga mahasiswa dapat
belajar ataupun membandingkan antara teori dan praktik .
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. 1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERIODE INTRANATAL

A. PENGERTIAN
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika proses yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit (JNPKRMNH, Dep.kes RI, 2002).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup kedunia luar
dari rahim melalui jalan lahir / dengan jalan lain (Mochtar, 2002). Primigravida
adalah seorang wanita yang sedang mengalami kehamilan pertama (Cunningham,
2006). Persalinan pada primigravida adalah persalinan yang terjadi pada wanita yang
baru pertama kali hamil (Endjun, 2004). Intranatal pada primigravida menurut penulis
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang dapat hidup kedunia luar dari rahim
melalui jalan lahir / dengan jalan lain pada wanita yang baru pertama kali hamil.

B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya persalinan adalah :
a) Teori penurunan hormon.
1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon
progesteron dan esterogen. Progesteron bekerja sebagai penenang otot–otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila kadar progesteron turun.
b) Teori prostaglandine.
Adanya prostaglandine yang dihasilkan oleh desidua merangsang
terjadinya kontraksi yang menyebabkan peristiwa persalinan
c) Teori oksitosin.
Pelepasan prostaglandine ini disertai dengan pelepasan oksitosin dari
glandula pituitaria posterior. Dilatasi segmen uterus bagian bawah pada akhir
kehamilan juga dipercaya merangsang pelepasan oksitosin yang dapat
merangsang kontraksi uterus.
d) Teori distensi rahim.
Pembesaran dan perenggangann rahim oleh isi rahim yang semakin
membesar menyebabkan terjadinya iskemia otot rahim sehingga sirkulasi
utero plasenta terganggu dan menyebabkan terjadinya peristiwa persalinan
(Departemen Kesehatan Jawa Tengah, 2004)
C. MANIFESTASI KLINIS
1) Tanda–tanda permulaan persalinan yang terjadi beberapa minggu sebelum
persalinan adalah :
a) Lightening / settling / dropping yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul. Pada primigravida terjadi saat 4–6 minggu terakhir
kehamilan, sedangkan pada multigravida terjadi saat partus mulai.
b) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c) Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria), karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
d) Perasaan sakit perut dan dipinggang karena kontraksi lemah dari
uterus.
e) Serviks menjadi lebih lembek dan mulai mendatar, sekresinyapun
akan bertambah bisa bercampur darah (Departemen Kesehatan Jawa
Tengah, 2004).

2) Tanda–tanda pasti persalinan yang terjadi beberapa saat sebelum persalinan


adalah :
1. Terjadinya his persalinan yang bersifat :
1) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan.
2) Sifatnya teratur, interval semakin pendek dan kekuatanya semakin
besar.
3) semakin ibu beraktivitas kekuatan his akan semakin besar.
a. Pengeluaran lendir dan darah (bloody show) yang lebih banyak
karena robekan kecil pada serviks.
b. Pengeluaran cairan yang terjadi pada beberapa kasus ketuban
pecah, dan dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan
berlangsung dalam waktu 24 jam kemudian.
c. Pada pemeriksaan dalam serviks telah mendatar dan pembukaan
telah ada (Departemen Kesehatan Jawa Tengah, 2004)

3) Faktor yang mempengaruhi persalinan


1. Power (kekuatan yang mendorong janin keluar)
a. His (kontraksi otot rahim pada persalinan).
b. Tenaga mengejan.
2. Passage (jalan lahir)
3. . Passanger (janin).
4. Psikologi.
4) Adaptasi yang terjadi selama proses persalinan antara lain :
A. Adaptasi janin :
1) Denyut jantung janin
2) Sirkulasi darah janin.
3) Pernafasan dan gerakan janin.
B. Adaptasi ibu
1) Perubahan kardiovaskuler
2) Perubahan pernafasan.
3) Perubahan berkemih.
4) Perubahan integumen.
5) Perubahan pencernaan.
6) Perubahan endokrin.
5) Proses persalinan terdiri dari 4 kala (Risanto, 2008) :
1. Kala I (pembukaan serviks).
a) Fase laten.
b) Fase aktif
2. Kala II (Pengeluaran janin)
3. Kala III (Pengeluaran plasenta)
4. . Kala IV (Pengawasan)
A. Pemeriksaan Penunjang
a. Rekaman kardiotogravi.
Pemantauan secara berkala denyut jantung janin dengan stetoskop
leance atau doptone yaitu sebuah alat elektronik untuk mendenganr denyut
jantung janin. Dilakukan pada kala 1 untuk mengetahui kekuatan dan sifat
kontraksi rahim serta kemajuan persalinan.
b. Partograf.
Adalah suatu alat untuk memantau kemajuan proses persalinan dan
membantu petugas kesehatan dan mengambil keputusan dalam
penatalaksanaan pasien. Partograf berbentuk kertas grafik yang berisi data
ibu, janin dan proses persalinan. Partograf dimulai pada pembukaan mulut
rahim 4 cm (fase aktif).
c. Ultrasonografi (USG).
Digunakan untuk mendeteksi keadaan dan posisi janin dalam
kandungan (Endjun, 2004).

C. PENATALAKSANAAN
a. Pemberian obat penghilang rasa sakit, misalnya :
1) Pethidin.
2) Anastesi epidural.
3) Etonox.
4) TENS (Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation)
5) Intrathecal Labour Analgesia (ILA).
b. Intrathecal Labour Analgesia (ILA).
B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi dan intensitas kontraksi
(Bobak, 2005).
Tujuan : nyeri berkurang / hilang.
Kriteris hasil :
1. Klien mengungkapkan bahwa nyeri berkurang / hilang.
2. Ekspresi wajah klien tidak meringis lagi.
Intervensi :
1. Tingkatkan penggunaan tehnik pernafasan terfokus.
2. menawarkan untuk diurut dan tehnik sentuhan terapiutik lain.
2) Devisit volume cairan yang berhubungan dengan berkurangnya asupan
cairan
(Bobak, 2005).
Tujuan : Volume cairan dapat terpenuhi.
Kriteria hasil :
1. Klien akan meningkatkan kebutuhan asupan cairan.
2. klien menunjukan tidak ada tanda gejala dehidrasi.

Intervensi :

1. Kaji faktor penyebab.


2. Tingkatkan pemberian nutrisi dan hidrasi.
3. Berikan minuman yang cukup
3) Nyeri yang berhubungan dengan usaha mengejan dan distensi perinium
(Bobak, 2005).
Tujuan : Nyeri berkurang / hilang.
Kriteria hasil:
1. Klien mengungkapkan bahwa nyeri berkurang / hilang.
2. Ekspresi wajah klien tidak meringis lagi.
Intervensi :
1. Kaji tingkat nyeri.
2. Ajarkan teknik mengejan yang benar dan tepat waktu.
3. Dukung dan minta ibu mempraktekan teknik mengejan yang benar
sesuai arahan.
4. Anjurkan ibu untuk selalu didampingi keluarga.
4) Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan mengendalikan defekasi
saat mengejan (Bobak, 2005).
Tujuan : ansietas berkurang / hilang.
Kriteria hasil :
1. Klien mengungkapkan kenyamanan psikologis dan fisiologisnya.
2. Klien mengungkapkan ansietasnya berkurang / hilang
Intervensi :
1. Kaji tingkat ansietas.
2. Mengizinkan / menyarankan klien untuk melakukan defekasi
ditempat

5) Koping individu tak efektif berhubungan dengan pengarahan persalinan


yang berlawanan dengan keinginan untuk mengejan (Bobak, 2005).
Tujuan : Klien dapat mengejan sesuai dengan arahan.
Kriteria hasil : Klien dapat mengejan sesuai dengan arahan dan saat
yang tepat.
Intervensi :
1. Mengajarkan teknik pernafasan untuk mengatasi
kontraksi.
2. Meminta ibu mempraktekan teknik pernafasan untuk
mengatasi kontraksi.
1.2 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KOMPLIKASI
A. PENGERTIAN
Haemoragic postpartum (perdarahan postpartum) adalah hilangnya darah lebih
dari 500 cc setelah kelahiran pervagina, dan 1000 cc setelah kelahiran section
caesarea (Deitra & Shannon, 2010). Definisi lain tentang perdarahan
postpartum(haemoragic Post Partum/HPP) menurut Ns. Serri Hutahaean, S.Kep.
(2009) adalah perdarahan yang mengakibatkan kehilangan darah yang lebih dari 500
cc pada periode pasca persalinan (setelah kala IV). Dari kedua definisi tersebut diatas,
dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa Haemoragic postpartum (perdarahan post
partum) adalah perdarahan yang terjadi jika pengeluaran darah melebihi dari 500 cc
setelah kelahiran pervagina, dan perdarahan yang terjadi jika pengeluaran darah
melebihi dari 1000 cc setelah kelahiran section caesarea pada periode pasca
persalinan (setelah kala IV). Berdasarkan waktu kejadiannya perdarahan post partum
di bagi menjadi dua klasifikasi yaitu :
1) Perdarahan postpartum awal/primer yang terjadi dalam 24 jam
setelah kelahiran)
2) Perdarahan postpartum lambat/sekunder yang terjadi setelah 24 jam
kelahiran sampai 6- 12 minggu setelah kelahiran)

Sedangkan klasifikasi perdarahan postpartum menurut banyaknya


kehilangan darah, yaitu :

1) Perdarahan ringan 500 cc – 1250 cc


2) Perdarahan berat lebih dari 1250 cc Perdarahan postpartum ini
merupakan salah satu penyebab mortalitas pada ibu.
B. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya perdarahan postpartum dapat bersifat primer atau dapat juga
bersifat sekunder. Penyebab bersifat primer jika perdarahan terjadi dari organ reproduksi
sendiri, dan penyebab bersifat sekunder jika perdarahan terjadi dari hal-hal lain. Penyebab
perdarahan primer :

A. Trauma jalan lahir :


1) Episiotomi yang lebar.
2) Laserasi perineum, vagina dan serviks
3) Ruptur uterus.
B. Terjadinya kompresi pembuluh darah tempat implementasi plasenta.
C. Miometrium hipotonia
1) Anestesi umum
2) Perfusi miometrium yang kurang (hipotensi akibat perdarahan atau
anasthesi)
3) Uterus yang terlalu menegang (janin yang besar, kehamilan multiple,
hidramnion)
4) Setelah persalinan yang lama
5) Setelah persalinan yang terlalu cepat
6) Setelah persalinan yang diransang dengan oksitosin dalam jumlah yang
besar
7) Infeksi uterus
D. Retensi sisa plasenta
1) Perlekatan yang abnormal (plasenta akreta dan perkreta)
2) Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta senturia)
Penyebab perdarahan sekunder :
Gangguan koagulasi yaitu gangguan koagulasi yang didapat maupun
congenital akan memperberat perdarahan.

E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang dapat dilihat pada ibu dengan komplikasi perdarahan
post partum adalah :
1) Kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (lebih dari 500 cc)
2) Nadi lemah, tekanan darah rendah, tampak pucat, ekstremitas teraba
dingin
3) Lochea berwarna merah
4) Gelisah
5) Syok hipovolemik
6) Terdapat keluhan pusing dan mual
D. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan yang tepat untuk mengatasi perdarahan pada postpartum adalah :

1) Menemukan terlebih dahulu penyebab terjadinya perdarahan, sehingga kita


dapat memberikan tindakan yang tepat untuk menangani atau menghentikan
perdarahan yang terjadi
2) Instruksikan ibu untuk tetap tirah baring
3) Kolaborasi dalam pemberian cairan embra dan embrane darah jika diperlukan
4) Kolaborasi dalam pemberian 20 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan RL atau
normal saline (terbukti efektif bila diberikan perinfus intravena kurang lebih
10 ml/menit bersama dengan mengurut uterus secara efektif
5) Lakukan pemeriksaan penunjang seperti Hemoglobin, hematokrit, bleeding
time, pemeriksaan kultur uterus dan vagina untuk mengetahui infeksi paska
persalinan.

E. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pada seorang ibu yang mengalami komplikasi perdarahan postpartum, maka
pada dirinya terdapat ancaman keadaan yang dapat memburuk jika tidak diberikan
penanganan yang tepat, untuk menghindari hal tersebut maka seorang perawat perlu
melakukan pengkajian yang cukup cermat dan teliti agar tepat dalam memberikan
tindakan keperawatannya.
Pengkajian keperawatan penting yang dapat dilakukan adalah :
a) Kaji TD, frekuensi nadi, pernafasan dan suhu berdasarkan nilai normal
postpartum yang berlaku pada masing-masing institusi, jika terjadi perdarahan
pervagina, ukurlah TD, nadi dan pernafasan setiap 15 menit
b) Kaji kehilangan darah saat persalinan yang umumnya 400-500 cc kelahiran
pervagina, 600-800 cc kelahiran seksio caesarea. Hal ini perlu diperhatikan,
meskipun kehilangan darah saat persalinan sering diabaikan
c) Waspadalah terhadap hipotensi dan takikardi, yang dapat menjadi tanda
hipovolemia, disertai pula takipnea pada saat yang bersamaan, penurunan TD,
pucat, sianosis, kulit dingin dan lembab, serta tidak dapat berisitirahat.
d) Kaji keadaan fundus terhadap ketinggian dan kekerasannya. Uterus seharusnya
keras, atau berada di bawah umbilicus. Konstraksi fundus yang memadai,
mengabaikan adanya atonia uterus
e) Kaji jumlah kehilangan darah/perdarahan pervagina dan setiap penggumpalan
darah yang terlihat.
f) Observasi kehilangan darah melalui pembalut, tehnik pengkajian : lakukan
penghitungan pembalut pada waktu tertentu, atau timbang pembalut perineum
(1 ml darah beratnya 1 gr)
g) Waspadalah terhadap kehilangan darah. Untuk menentukan jumlah keluarnya
darah, kajian tidak hanya dari pembalut tetapi juga bagian bawah pembalut bila
kemungkinan terdapat genangan darah, untuk dapat melakukan hal ini, anjurkan
ibu untuk berbalik arah.
h) Kaji tingkat nyeri ibu. Setelah efek anasthesi telah menghilang, hematoma
vagina dan vulva yang tetap ada, dikaitkan dengan nyeri perineum atau
kompresi pada rectum
i) Periksa area vagina atau rectum bila ada massa yang menonjol. Tehnik
pengkajian : Posisikan ibu miring, naikkan bagian atas bokong, lalu perintahkan
untuk mengedan.
j) Waspada terhadap massa yang menonjol berwarna keunguan, yang bisa tampak
jelas pada saluran vagina, atau suatu massa yang lembut, yang dapat dipalpasi
pada pemeriksaan rectum
k) Kaji distensi kandung kemih (dapat menganggu keefektifan konstraksi uterus
dan proses involusi)
l) Kaji asupan dan haluaran cairan setiap 8 jam
m) Waspada terhadap keharusan untuk menjaga haluaran urine agar tetap pada
kisaran lebih dari 30ml/jam, Karena hal ini mengindikasikan perfusi ginjal yang
baik
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan vascular yang
berlebihan
b) Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan hypovolemia
c) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi
d) Nyeri berhubungan dengan luka epsiotomi dan laserasi
e) Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya trauma jalan lahir
1. Intervensi keperawatan
Masalah Keperawatan : kekurangan volume cairan
1) Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan. Timbang dan hitung pembalut.
2) Kaji lokasi uterus dan derajat kontraktilitas uterus. Dengan massase penonjolan
uterus dengan satu tangan sambil menempatkan tangan kedua tepat diatas
simfisis pubis.
3) Perhatikan hipotensi dan takikardi, perlambatan pengisian kapiler atau sianosis
dasar kuku, serta membrane mukosa dan bibir
4) Pantau masukan dan keluaran cairan setiap jam
5) Pijat dengan lembut boggi uterus, sambil menyokong segmen uterus bagian
bawah, untuk menstimulasi konstraksi dan kekuatan penggumpalan. Waspada
terhadap kekuatan pemijatan, krena pemijatan yang terlalu kuat akan
meletihkan uterus dan mengakibatkan atoni uterus dan dapat menyebabkan
nyeri
6) Berikan lingkungan yang tenang serta dukungan psikologis
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kehamilan dan persalinan adalah suatu peristiwa yang normal yang akan
dialami oleh setiap wanita, dan bukan suatu penyakit yang harus dihindari sehingga
menimbulkan ketakutan. Proses persalinan merupakan saat yang paling menegangkan
dan mencemaskan bagi wanita, apalagi jika persalinan tersebut merupakan persalinan
pertamanya. Saat mengetahui dirinya hamil ibu harus beradaptasi dengan berbagai
perubahan, mulai dari perubahan fisik sampai perubahan psikologis yang dapat
mempengaruhi emosinya. Setelah dihadapkan dengan perubahanperubahan saat hamil
sekarang ibu mulai dihadapkan dengan proses persalinannya, dan pastilah bagi para
calon ibu yang baru pertama kali hamil mereka belum mengetahui apa yang harus
dilakukan saat persalinan terjadi nanti, mulai dari bagaimana cara mengejan yang baik
dan berbagai kecemasan lain yang akan dihadapinya nanti.
DAFTAR PUSTAKA

http://poltekkesbanten.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/KEPERAWATAN-
MATERNITAS-DAFTAR-ISI.pdf
http://repository.uki.ac.id/2766/1/MODULMATERNITAS.pdf

Anda mungkin juga menyukai