Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

PENGUKURAN SISTEM GERAKAN

Oleh:

Kelompok VI

Alfiyah Najmi (1707114037)

Dian Citra Sukmadewi (1707122479)

Fajar Fadillah (1707122999)

Ihsan Naufal Firdaus (1707114078)

Putri Pajarwangi (1707121573)

Yunida Sartika (1707122457)

Kelas : A

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, inayah,
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul “Pengukuran Sistem Gerakan”. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat, bagi kita semua.
Besar harapan kami agar makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
bermanfaat bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini agar dapat lebih baik. Kami mengakui bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 12 Desember 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................1

1.3 Tujuan dan Manfaat...........................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sensor Gerakan (Motion Sensor)......................................................2
2.2 Jenis-Jenis Sensor Gerakan (Motion Sensor)....................................2
2.2.1 Limit Switch............................................................................2
2.2.2 PIR...........................................................................................4
2.2.3 Load Cell.................................................................................7
2.2.4 Capasitive Displacement Sensor.............................................8
2.2.5 Sensor Induktif........................................................................9
BAB III PERANCANGAN
3.1 Perancangan Sistem Alarm Berdasarkan Sensor PIR.......................10
3.1.1 Speifikasi Sistem ....................................................................10
3.1.2 Diagram Blok Sistem..............................................................11
3.1.3 Skema yang Digunakan...........................................................14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...........................................................................................16
4.2 Saran.....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Limit Switch................................................................................3


Gambar 2.2 Bagian-Bagian Limit Switch.......................................................3
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Limit Switch..........................................................3
Gambar 2.4 Sensor PIR...................................................................................5
Gambar 2.5 Blok Diagram PIR.......................................................................5
Gambar 2.6 Load Cell.....................................................................................8
Gambar 2.7 Capasitive Displacement Sensor.................................................8
Gambar 2.8 Prinsip Kerja Sensor Induktif......................................................9
Gambar 3.9 Diagram Blok Sistem..................................................................11
Gambar 3.10 Flowchart Sistem Secara Keseluruhan......................................12
Gambar 3.11 Flowchart Control Android........................................................13
Gambar 3.12 Flowchart Kerja Sistem.............................................................13
Gambar 3.13 Skema Sensor PIR.....................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sensor Mekanik (Mechanics Sensor) merupakan sensor atau transduser
yang digunakan untuk mengetahui, mengukur atau mendeteksi nilai perubahan
atau gerakan mekanis dari suatu objek.
Pergerakkan mekanis adalah tindakan yang paling banyak di jumpai dalam
kehidupan sehari-hari, seperti perpindahan suatu benda dari suatu posisi ke posisi
lain, kecepatan mobil di jalan raya, dongkrak mobil yang dapat mengangkat mobil
seberat 10 ton, debit air didalam pipa pesat, tinggi permukaan air dalam tanki.
Semua gerak mekanis tersebut pada intinya hanya terdiri dari tiga macam, yaitu
gerak lurus, gerak melingkar dan gerak memuntir.
Gerak mekanis disebabkan oleh adanya gaya aksi yang dapat menimbulkan gaya
reaksi. Banyak cara dilakukan untuk mengetahui atau mengukur gerak mekanis
misalnya mengukur jarak atau posisi dengan 30 meter, mengukur kecepatan
dengan tachometer, mengukur debit air dengan rotameter,dsb. Tetapi jika ditemui
gerakan mekanis yang berada dalam suatu sistem yang kompleks maka diperlukan
sebuah sensor untuk mendeteksi atau mengimformasikan nilai yang akan diukur.
Berikut akan dijabarkan beberapa jenis sensor mekanis yang sering dijumpai di
dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sensor Gerakan (Motion Sensor)?
2. Sensor apa saja yang dapat digunakan untuk mengukur gerak ?
3. Bagaimana prinsip kerja Motion Sensor ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Motion Sensor.
2. Mengetahui sensor apa saja yang dapat digunakan untuk mengukur gerak.
3. Mengetahui prinsip kerja Motion Sensor.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sensor Gerakan (Motion Sensor)


Sensor Gerakan (Motion Sensor) merupakan sensor yang digunakan untuk
mengetahui, mengukur atau mendeteksi nilai perubahan atau gerakan dari suatu
objek. Pergerakkan adalah tindakan yang paling banyak di jumpai dalam
kehidupan sehari-hari, seperti perpindahan suatu benda dari suatu posisi ke posisi
lain, kecepatan mobil di jalan raya, dongkrak mobil yang dapat mengangkat mobil
seberat 10 ton, dan lainnya.
Gerak mekanis disebabkan oleh adanya gaya aksi yang dapat menimbulkan gaya
reaksi. Banyak cara dilakukan untuk mengetahui atau mengukur gerak mekanis
misalnya mengukur jarak atau posisi dengan 30 meter, mengukur kecepatan
dengan tachometer, mengukur debit air dengan rotameter,dsb. Tetapi jika ditemui
gerakan mekanis yang berada dalam suatu sistem yang kompleks maka diperlukan
sebuah sensor untuk mendeteksi atau mengimformasikan nilai yang akan diukur.
2.2 Jenis-Jenis Sensor Gerakan (Motion Sensor)
2.2.1 Limit Switch
Limit switch atau dalam bahasa Indonesia, bisa juga disebut sensor
pembatas, dalam artian mendeteksi gerakan dari suatu mesin sehingga bisa
mengontrolnya atau memberhentikan gerakan dari mesin tersebut sehingga dapat
membatasi gerakan mesin dan tidak sampai kebablasan, pemakaiannyapun sangat
umum dan banyak. Limit switch juga mempunyai prinsip kerja yang sederhana,
sehingga sangat mudah untuk dipahami. Hampir setiap mesin-mesin produksi
yang ada di industri menggunakannya, sehingga andaikan ada seorang siswa yang
melakukan praktek kerja lapang (PKL) di sebuah industri pasti akan dengan
mudah menemukannya.
Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada bagian
actuator nya tertekan suatu benda dengan kekuatan yang cukup, baik dari samping
kiri ataupun kanan, mempunyai micro switch dibagian dalamnya yang berfungsi
sebagai pengontak, gambar batang yang mempunyai roda itu namanya actuator

2
lalu diikat dengan sebuah baud, berfungsi untuk menerima tekanan dari luar, roda
berfungsi agar pada saat limit switch menerima tekanan, bisa bergerak bebas,
kemudian mempunyai tiga lubang pada body nya sebagai tempat dudukan baud
pada saat pemasangan.

Gambar 2.1 Limit Switch

Gambar 2.2 Bagian-Bagian Limit Switch


Ketika actuator dari Limit switch tertekan suatu benda baik dari samping
kiri ataupun kanan sebanyak 45 derajat atau 90 derajat (tergantung dari jenis dan
type limit switch) maka, actuator akan bergerak dan diteruskan ke bagian dalam
dari limit switch, sehingga mengenai micro switch dan menghubungkan kontak-
kontaknya. Pada micro switch terdapat kontak jenis NO dan NC, kemudian
kontak ini mempunyai beban kerja sekitar 5 A, untuk dihubungkan ke perangkat
listrik lainnya, selain itu limit switch juga mempunyai head atau kepala tempat
dudukan actuator, pada bagian atas dari limit switch, posisinya bisa dirubah-rubah
sesuai dengan kebutuhan.

3
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Limit Switch
Limit switch biasa digunakan pada aplikasi seperti :
a. Pintu gerbang otomatis, dimana limit switch berguna untuk mematikan
motor listrik sebelum pintu gerbang itu menabrak pagar pembatas saat
membuka atau menutup.
b. Pada pintu panel listrik sebagai saklar otomatis apabila pintu panel dibuka
maka lampu akan nyala untuk penerangan (seperti pada kulkas).
c. Pada hoist sebagai pembatas pengangkatan barang.
d. Pada tutup/cover mesin sebagai safety apabila cover dibuka maka mesin
akan mati.
e. Pada sistem transfer seperti pada trolly dan conveyor sebagai pembatas
maju dan mundurnya (forward reverse).
f. Pada sistem kontrol mesin sebagai sensor untuk mengetahui posisi up/down.
2.2.2 PIR (Passive Infra Red)
Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk
mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR ini bersifat
pasif,artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya
menerima radiasi sinar infra merah dari luar. Sesuai dengan namanya ‘Passive’,
sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar infra
merah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang
bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia. Sensor ini biasanya
digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR.
Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi
ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu(misal: manusia) melewati sumber
infra merah yang lain dengan suhu

4
yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra
merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan makaakan
terjadi perubahan pembacaan pada sensor.

Gambar 2.4 Sensor PIR


Sensor gerak PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang berfungsi untuk
pendeteksi gerakan yang bekerja dengan cara mendeteksi adanya
perbedaan/perubahan suhu sekarang dan sebelumnya. Sensor gerak menggunakan
modul pir sangat simpel dan mudah diaplikasikan karena Modul PIR hanya
membutuhkan tegangan input DC 5V cukup efektif untuk mendeteksi gerakan
hingga jarak 5 meter. Ketika tidak mendeteksi gerakan, keluaran modul adalah
LOW. Dan ketika mendeteksi adanya gerakan, maka keluaran akan berubah
menjadi HIGH. Adapun lebar pulsa HIGH adalah ±0,5 detik. Sensitifitas Modul
PIR yang mampu mendeteksi adanya gerakan pada jarak 5 meter memungkinkan
kita membuat suatu alat pendeteksi gerak dengan keberhasilan lebih besar.
Efektifitas pendeteksian gerakan menggunakan sensor gerak ini dipengaruhi
oleh faktor penempatan sensor gerak PIR tersebut. Posisi sensor gerak harus
diletakan pada lokasi yang dapat membaca semua gerakan yang ada dalam
ruangan atau daerah yang dimonitor oleh sensor gerak PIR.

Gambar 2.5 Blok Diagram PIR

5
Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian-bagian yang mempunyai perannya
masing-masing, yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan
comparator :
1. Fresnel Lens : Penggunaan paling luas pada lensa Fresnel adalah pada
lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas parallel secara
kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola
sorotan utama. Lensa Fresnel juga berguna dalam pembuatan film, tidak
hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan sinar terang, tetapi juga
karena intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh lebar berkas
cahaya.
2. IR Filter : IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang
gelombang sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga
panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara
9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga
Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.
3. Pyroelectric Sensor : Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-
kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat
pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian
ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini
sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor menghasilkan arus listrik.
Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah
pasif ini membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi
menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh
infrared pasif tersebut. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang
terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.
4. Amplifier : Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk
pada material pyroelectric.
5. Komparator : Setelah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan
oleh komparator sehingga mengahasilkan output.
Jadi, ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap
pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang
memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material
pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang
dibawa oleh sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier

6
yang ada menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator
sehingga menghasilkan output.
Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam, maka
sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh
manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi
panas yang dihasilkan dapat digambarkan hampir sama pada kondisi lingkungan
disekitarnya. Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu
akan menghasilkam pancaran sinar inframerah pasif dengan panjang gelombang
yang bervariasi sehingga menghasilkan panas berbeda yang menyebabkan sensor
merespon dengan cara menghasilkan arus pada material Pyroelectricnya dengan
besaran yang berbeda beda. Karena besaran yang berbeda inilah comparator
menghasilkan output. Jadi sensor PIR tidak akan menghasilkan output apabila
sensor ini dihadapkan dengan benda panas yang tidak memiliki panjang
gelombang inframerah antar 8 sampai 14 mikrometer dan benda yang diam seperti
sinar lampu yang sangat terang yang mampu menghasilkan panas, pantulan objek
benda dari cermin dan suhu panas ketika musim panas. Aplikasi sensor ini banyak
di gunakan untuk Security System, Lighting Control System dan Pintu Otomatis.
2.2.3 Load Cell
Load Cell merupakan peralatan elektro-mekanik yang bisa disebut
Transduser, dengan kemampuannya merubah gaya mekanik menjadi signal
elektrik. Load cell memiliki bermacam-macam karakteristik yang bisa diukur,
tergantng pada jenis logam yang dipakai, bentuk load Cell, dan ketahanan dari
lingkungan sekitar. Load Cell adalah salah satu Sensor yang banyak digunakan di
timbangan-timbangan elektronika untuk mengukur berat suatu benda. Load Cell
mengubah suatu gaya tekanan, menjadi besaran listrik.

7
Gambar 2.6 Load Cell Sensor
Load Cell juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gerak-gerak pada
suatu objek yang hendak diotomatiskan. Contohnya mungkin di industri beras.
Misal kita ingin mengarungkan beras dengan besar 50kg perkarung, nah disini
kita bisa memakai Load Cell untuk mendeteksi bila 50 kg itu sudah tercapai. Load
Cell akan mengirim sinyal ke indikator bahwa karung tersebut sudah mencapai
batasnya.
Cara kerja mirip dengan sensor tekanan yaitu mengubah gaya menjadi
perpindahan. Menggunakan rangkaian jembatan untuk pembacaan, kalibrasi dan
kompensasi temperatur. Alternatif lain menggunakan kristal piezoelektrik untuk
mengukur perubahan gaya.
Aplikasi sensor loadcell pada timbangan paket pos digital, aplikasi untuk
Timbangan, Weigher, Weighing, Weighing System, Scale, dan Weigh.
2.2.4 Capasitive Displacement Sensor
Sensor ini banyak dimanfaatkan pada TSI tersebut sebagai sensor vibrasi,
sensor eccentricity dan differensial expansion. Berikut penampakan dari sensor
ini.

Gambar 2.7 Capasitive Displacement Sensor


Prinsip kerja dari sensor ini adalah mengkalkulasi GAP/ jarak antara ujung
sensor dengan obyek yang disensor menjadi nilai kapasitansi (C). Konstanta S
disini dapat dijabarkan menjadi kA (S=k.A), dimana k = konstanta dielektrik yang

8
mengisi space kosong / clearance antara sensor dengan conductor pada hal ini
adalah udara dan A adalah luas area/ penampang sensor. Oleh karena output dari
sensor ini berupa kapasitansi, maka diperlukan tranduser untuk mengkonversi nya
menjadi output tegangan. Output tegangan inilah yang dibaca sebagai sinyal
masukan ke DSC (Distributed Control System).
2.2.5 Sensor Induktif
Sensor induktif memanfaatkan perubahan induktansi sebagai akibat
pergerakan inti feromagnetik dalam koil yang diakibatkan oleh bahan
feromagnetik yang mendekat.

Gambar 2.8 Prinsip Kerja Sensor Induktif


Sensor induktif terdiri dari sebuah loop induksi atau bagian dari deteksi
elektromagnetik.Sensor jarak jenis induktif bekerja dengan menghasilkan medan
elektromagnetik yang berosilasi yang diciptakan oleh benda magnetic.Kehadiran
logam memicu arus berlebih di dalam induksi,menyebabkan perubahan medan
elektromagnetik,yang dideteksi oleh sirkuit sensor.Sinyal yang tepat adalah output
saat logam terdeteksi.Contoh aplikasi sensor induktif :
a. Deteksi logam besi – baja,besi,kobalt,nikel
b. Rakitan bodi otomotif
c. Motion position detection dan motion control
d. Produksi koil dan transformator
e. Deteksi bit rusak dan deteksi tutup
f. Proses pemesinan

9
BAB III

PERANCANGAN

3.1 Perancangan Sistem Alarm Berdasarkan Sensor PIR

3.1.1 Spesifikasi Sistem

Konsep alarm ini merupakan sebuah alat keamanan yang dapat membantu
manusia sebagai sebuah sistem untuk melakukan penjagaan pada area yang sangat
penting. Alarm ini identik dengan suara yang mampu memberikan sebuah kode,
sehingga alarm ini menjadi sebuah tanda ketika sesuatu hal terjadi.
Biasanya alarm digunakan pada perusahaan sebagai pembawa pesan, pesan
ini digunakan untuk memperingatkan operator dan administrator mengenai adanya
masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal,
bunyi, ataupun sinar.
Dalam pembuatan sistem keamanan alarm ini di perlukan beberapa
hardware serta peralatan tambahan, seperti, :
 Menggunakan 1 Adruino Uno R3
 Menggunakan 5 buah LED Lamp, berwarna merah, biru, orange, putih dan
merah
 Menggunakan 1 buah Buzzer
 Sumber daya yang diperlukan sistem yaitu sebesar 5 volt
 Meggunakan 1 modul Bluetooth
 Kabel jumper Male to male dan female to male
 Device dengan developer Android
 Menggunakan 1 papan bread.

Buzzer merupakan sebuah alat yang dapat mengubah suatu sinyal listrik
menjadi sinyal suara, inin merupakan sebuah modul yang digunakan dalam
pembuatan alrm karena buzzer ini dapat memberikan tanda sesuai dengan
frekuensi yang sudah di ataur dengan sedemikian rupa.

10
Led lamp ini merupakan sebuah komponen yang berjenis output, karena
dapat mengeluarkan cahaya monokromatik ketika di beri tegangan. Komponen ini
berguna unutk memberikan tanda apakah alat atau alarm ini sedang dalam
keadaan nyala atau tidak, sehingga led lamp ini sering di jadikan sebagai indikator
sebuah alat, contohnya seperti remote control dan lainnnya.
Adruino merupakan sebuah perangkat elektronik atau hardware yang bersifat
open source, sehingga bisa di miliki oleh siapapun juga. Perangkat ini digunakan
untuk mengembangkan sebuah hal yang bersifat elektronik, yang dapat membantu
setiap orang untuk belajar mengenai elektronik.
Adruino pun ini bisa di katakan sebagai mikrokontroler yang mampu
memanage beberapa perangkat lainnya seperti sensor sesuai dengan kebutuhan
yang di butuhkan. Adruino didasarkan sebagai ATMega 3281(datasheet), Arduino
Uno mempunyai 14 pin digital input/output (6 di antaranya dapat digunakan
sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz, sebuah
koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP header, dan sebuat tombol reset.
Modul Bluetooth ini adalah sebuah jenis komponen yang dapat menerima
sinyal dan beroperasi seperti media transfer data melalui sinyal buletooth. Ketika
modul Bluetooth ini tersambung dengan komputer atau mikrokontroler, hal ini
memungkinkan mikrokontroler berkomunikasi melalui jaringan Bluetooth . Salah
satu penggunaan modul Bluetooth ini dengan mikrokontroler adalah untuk
menyambungkan device seperti android dengan mikrokontroler.
3.1.2 Diagram Blok Sistem
Perancangan sistem alarm ini memliki beberapa komponen yang saling
berhubungan satu dengan lainnya, seperti di bawah ini :

Gambar 3. 9 Diagram Blok Sistem

11
Sistem diatas terdiri dari 1 komponen Adruino sebagai Mikrokontroler dari
beberapa komponen yang lainnya yang di hubingkan dengan kebel jumper. Pada
perancangan sistem ini sensor PIR bekerja untuk mendeteksi panas tubuh yang di
hasilkan oleh manusia, bila terjadi ada pergerakan sensor PIR akan mengirim
sinyal yang akan mengaktifkan LED Lamp dan Buzzer untuk menandakan bahwa
telah terjadi pergerakan.
Pada tahap selanjutnya sensor PIR jika mendeteksi pergerakan dengan
menangkap panas tubuh manusia ketika bergerak, sensor PIR akan mengirimkan
sinyal kepada device Android melalui modul Bluetooth yang sudah terhubung.
Sehingga pean yang akan di terima Android, seperti pesan “Ada Maling !”. Peran
device Android pada sistem ini sebagai control dari sistem ini sendiri.
Untuk wilayah kerja dan jarak dari sensor PIR, itu sediri hanya bisa
menangkap jangkauan sampe 14 meter.
a. Flowchart secara keseluruhan

Gambar 3.10 Flowchart Sistem Secara Keseluruhan


Gambar diatas merupakan flowchart secara keseluruhan yang dimilki oleh
sistem ini, di mulai dari inisialisasi lalu di lanjutkan dengan control Android
kemudian proses yang di lakukan yaitu melakukan cek sistem. Untuk secara
keseluruhannya sistem diatas diatur oleh satu mikrokontroler yaitu Adruino Uno
R3.
b. Flowchart control android
Flowchart control android meruapakan sebuah alur yang terapkan pada
sistem ini, yang akan menggambarkan dari penggunaan sistem android sebagai
control :

12
Gambar 3.11 Flowchart Control Android
Pada flowchart diatas merupakan alur dari device Android yang berperan
sebagai kontoler dari sistem, untuk pada tahap pertama sistem melakukan inisiasi
terhadap device, lalu sistem control android memberikan pesan 1 yang akan
menandakan bahwa sistem akan menyala dan 0 untuk mematikan sistem. Control
ini juga dapat mengatur mematikan lmapu LED atau Buzzer ketika sistem sedang
menyala.
c. Flowchart kerja sistem
Pada tahap flowchart ini merupakan proces simulasi keseluruh dari kerja
sistem alarm yang menggunakan sensor PIR :

Gambar 3.12 Flowchart Kerja Sistem

13
Pada flowchart ini sistem akan mengecek dengan memberikan comman 1
untuk menyalakan sistem, secara otomatis sensor PIR akan aktif. Jika sensor PIR
mendeteksi pergerakan maka sensor PIR akan mengirimkan sinyal ke lampu LED
dan Buzzer untuk menyalakan kedua komponen tersebut sebagai tanda bahawa
terjadi pergerakan.
Jika sistem mengalami problem pada saat di berikan perintah 1, maka
pemberian perintah terus di lakukan sampai sistem aktif. Dan jika sensor tidak
mendeteksi pergerakan maka proses akan terus kembali kepada keaddan awal
dimana sistem alarm pertama kali di aktifkan.
3.1.3 Skema yang Digunakan
a. Skema sensor PIR
Untuk skema sensor PIR, Pin yang digunakan pada socket Adruino yaitu
daya sebesar 5 volt untuk vcc , GND dan Pin no 2, seperti gambar yang di bawah
ini :

Gambar 3.13 Skema Sensor PIR


Pada kenyataan nya skema diatas menggunakan papan board bread untuk
menghubungkan antara sensor PIR dan Mikrokontroler Adruino yang dibantu
dengan kabel jumper male to male dan male to female.
b. Skema buzzer
Untuk Buzzer Pin yang digunakan yaitu no 9 dan GND, Buzzer ini
dihubungkan oleh kabel jumper melalui papan bread board.
c. Skema LED Lamp
Untuk LED Lamp saya menggunakan 5 lampu, pin yang di guanakan untuk
lampu yaitu pin 13, 6, 7, 4, dan 5. Untuk fungsi dari LED lamp ini sebagai
indicator dari komponen lain yang di pakai, seperti ketika alarm menyala maka

14
salah satu lampu ikut menyala juga, begitupun sebaliknya jika alrm mati maka
salam satu lampu akan ikut mati juga.
d. Skema modul bluetooth
Untuk modul Bluetooth di hubungkan dengan bread board dengan
menggunakan kabel jumper ke Adruino, dari dalam mikrokontroler ini untuk
modul blutooth, menggunakan pin VCC dan GND serta TX dan RX, tapi untuk
TX dan RX kami ubah dengan menggunakan software serial seperti untuk fungsi
dari pin TX kami pindahkan ke pin 11 , dan RX ke pin 10. Jadi yang
digunakannya adalah pin 10 dan 11.

15
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Sensor Gerakan (Motion Sensor) merupakan sensor yang digunakan untuk
mengetahui, mengukur atau mendeteksi nilai perubahan atau gerakan dari suatu
objek. Sensor gerak terdiri atas beberapa jenis, seperti : Limit Switch, PIR, Load
Cell, Capasitive Displacement Sensor, dan Sensor Induktif.
4.2 Saran
Untuk menggunakan sensor gerakan kita harus mengetahui dahulu sumber
gerakan apa yang akan kita ukur sehingga kita dapat menyesuaikan dengan
spesifikasi alat yang ada.

16
DAFTAR PUSTAKA

Erlita, Aprilia. (2015). Makalah Sensor Gerak. Retrieved Desember Rabu, 2018,
from Scribd : https://www.scribd.com/doc/272763783/Makalah-Sensor-
Gerak.
Nadya, Silvi. (n.d). Makalah Sensor PIR. Retrieved Desember Rabu, 2018, from
Academia Edu :
https://www.academia.edu/35426330/MAKALAH_SENSOR_PIR.
Ramadhan, R.W. (n.d). Perancangan Sistem Alarm Menggunakan Sensor PIR
serta Adruino. Retrieved Desember Rabu, 2018, from Dokumen Tips :
https://dokumen.tips/documents/perancangan-sistem-alarm-menggunakan-
sensor-pir-serta-adruino.html.

17

Anda mungkin juga menyukai