Anda di halaman 1dari 6

4.

2 Pembahasan
Shampo dibuat dengan cara melarutkan 2,4 gr NaOH dengan 60 ml aquades lalu ditambahkan
dengan LABS menjadi larutan LABSNa dan SLS yang telah dilarutkan dalam aquades, serta
ditambah dengan zat penunjang seperti pewarna dan parfum. Pada reaksi pembuatan larutan NaOH
terjadi reaksi eksoterm. SLS yang digunakan pada pembuatan shampo ini berperan sebagai Foam
baster. SLS dapat menyatu dengar air dan pada saat pengadukan dapat menghasilkan busa. Pada
saat pencampuran LABSNa warnanya akan berubah menjadi coklat terang, yang kemudian
ditambahkan pewarna makanan dan parfum, selanjutnya dilakukan tes viskositas , berat jenis dan,
uji aplikasi.
Uji viskositas dilakukan dengan memasukan 10 ml shampo ke dalam viskosmeter, kemudian
hitung waktu yang diperlukan shampo tersebut untuk turun seluruhnya. Perlakuan ini dilakukan
juga pada shampo komersial dimana pada percobaan kali ini yang digunakan adalah KIT. Setelah
dilakukan percobaan tersebut, didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data pengujian viskositas

Sampel Shampo Percobaan Shampo Komersil (KIT)

Viskositas shampo 46,13 pa. s 46,41 pa. s

Dari data yang ditampilkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan
oleh shampo hasil percobaan tidak jauh berbeda ddengan KIT sehingga dapat dikatakan shampoo
hasil percobaan memiliki kualitas yang baik gaya kohesi antar molekul larutannya lebih besar,
sehingga gesekan yang ditimbulkan lebih banyak sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama
saat dituang.
Setelah dilakukan uji viskositas, kemudian dilakukan uji densitas Shampo dengan menghitung
berat 10 ml shampo dan membandingkannya dengan KIT. Pada pengujian ini diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel 4.2 Data pengujian densitas

Sampel Shampo percobaan Shampo komersial (KIT)

Berat 10 ml sampel 9,91 gram 9,83 gram

Berat Jenis 0,99 gram/ml 0,98 gram/ml

Dari data pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa densitas shampo hasil percobaan lebih besar
dari pada KIT. Hal itu dikarenakan konsentrasi zat terlarut pada shampo hasil percobaan jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan KIT. Sehingga nilai densitasnya lebih tinggi. Viskositas suatu zat
dipengaruhi oleh berat molekul bahan tersebut. Semakin berat molekul suatu zat, maka ikatan antar
molekulnya juga semakin rapat dan kuat (Kirk dan Othmer, 1976).

Pada uji kualitas yang dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan oleh shampo
untuk menembus larutan minyak, shampo hasil percobaan membutuhkan waktu yang lebih cepat
yaitu 3,6 detik, sedangkan KIT membutuhkan waktu 4 detik. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa shampo hasil percobaan mengikat lemak lebih cepat dibandingkan dengan KIT. Hal ini
dibuktikan dengan waktu yang diperlukan shampo lebih cepat dari pada KIT untuk mengikat dan
melarutkan minyak dalam air.
BAB V

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa shampoo yang dihasilkan dari hasil percobaan
memiliki kualitas yang baik karena dari beberapa hasil uji menunnjukkan hasil yang tidak jauh
berbeda dengan shampo komersial (KIT) diantaranya densitas shampo 0,99 gr/ml dan densitas
KIT 0,98 gr/ml, viskositas sampo 46,13 pa. S dan viskositas KIT 46,41, waktu yang dibutuhkan
shampo untuk melewati batas minyak-air adalah 3,6 detik sedangkan waktu yang dibutuhkan KIT
melewati batas minyak-air adalah 4 detik.

5.2 Saran
1. Praktikan sebaiknya lebih hati-hati dalam pengadukan percobaan
2. Praktikan sebaiknya lebih memperhatikan kebersihan tempat pembuatan shampo agar shampo
tidak terpengaruh oleh faktor lain
3. Praktikan harus lebih teliti dalam uji karakteristik shampo
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

No Gambar Keterangan

1. Pembuatan larutan LABSNa

2. Pembutan larutan SLS

3. Pembutan shampo
4. Penambahan pewangi

5. Penambahan pewarna

6. Uji densitas

7. Uji viskositas
8. Uji busa

Anda mungkin juga menyukai