PERCOBAAN II (EMULSIFIKASI)
OLEH :
KELOMPOK 1
1.Nurfaiza Hehanussa (201610410311199)
2.Intan Dwijayanti (201610410311230)
3.Febri Widiyanti (201610410311097)
4. Viecke Dwi Septyarini (201610410311211)
5.Husniatul Faujiyah (201610410311010)
6.Haura Alya Yoriiivra (201610410311030)
7.Taufik Hidayat (201610410311072)
8.Nurul Lailia Utami (201610410311241)
9. Iid Fitrianingtias (2101310410311281)
Kelas : Farmasi E
2𝑟(𝜌𝑡 − 𝜌𝑜)𝑔
𝑣=
18η
dimana:
v : laju pengendapan
r : jari-jari partikel
g : gravitasi
η : viskositas
Jika 𝜌𝑜 > 𝜌𝑡, maka nilai v adalah negatif dan akan terjadi
pemisahan ke atas. Tetapi jika fase terdispersi lebih berat daripada medium
pendispersi (𝜌𝑡 − 𝜌𝑜), maka nilai v positif dan terjadi pemisahan ke bawah
atau pengendapan. Dari persamaan Stokes dapat diketahui bahwa: jari-jari
partikel dan viskositas medium pendispersi dapat mempengaruhi stabiltas fisik
emulsi.
III. ALAT dan BAHAN
Alat
· Pengaduk listrik
· Pemanas listrik
· Thermometer
· Beaker glass
· Batang pengaduk
· Gelas ukur
· Cawan porselen kecil
Bahan
· Parafin cair
· Span 20
· Tween 80
· CMc Na
IV. PROSEDUR KERJA
Polysorbate 95 11,0
ml
ml
span dan tween yang akan digunakan dan bahan yang lainnya. Pencampuran
bahan berdasarkan dari sifat bahan itu tujuannya bahan yang berfase air
dicampur dengan fase air itu sendiri dan untuk fase minyak juga pada fase
Jadi pada percobaan ini untuk fase air yaitu Tween 80 dan air,
sedangkan untuk fase minyak yaitu Span 20 pada cawan porselen. Kemudian
memiliki suhu lebur yang sama yaitu pada suhu 70oC sehingga dapat diperoleh
Pada fase air dilakukan pengaturan suhu yang sesuai, lalu campuran
kesempatan pada minyak untuk terdispersi ke dalam air dengan baik serta
pemisahan antara fase air dan fase minyak, perubahan warna dari kedua fase
emulsi dilakukan pada suhu yang dipaksakan (stress coindition) perlakuan ini
fase minyak dan fase air dalam penentuan banyaknya emulgator sangat
pencampuran yang sempurna dan tidak terjadi pemisahan. Hal ini berarti
demulsifikasi,dimana fase minyak dan fase air dalam labu ukur telah terpisah
kembali menjadi 2 fase yang saling tidak bercampur.hal ini terjadi akibat
adanya perubahan tegangan antar muka antara fase air dan fase minyak
terdispersi.
Suhu yang tidak sama dari kedua fase ketika dicampur, dimana
dan viskositasnya.
VII. KESIMPULAN
1. Martin, A., 1993, Physical Pharmacy, 4th ed., Lea & Febiger,
Philadelphia, London,p.324-361.
2. Florence A.T., and Attwood D., 1998, Physicochemical Principles of
Pharmacy, 3rd Ed. The Macmillan Press Ltd.