PEMBUATAN MAYONAISE
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
1. MELIA (061430401228)
2. MELVA M.PADEDE (061430401229)
3. RALLI ARTINDAH (061430401233)
4. RIA AFRIANY (061430401234)
5. RIZA APRIANA (061430401235)
6. SAMAPTA PRBOWISNU (061430401236)
PEMBUATAN MAYONAISE
I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengetahui teknologi pembuatan mayonaise.
2. Mahasiswa dapat membandingkan kualitas mayonaise yang dihasilkan.
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyka yang merupakan fase
terdispersi dan larutan air merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi minyak
dalam air. Sebaliknya, jika air atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan
minyak atau bahan seperti minyak sebagai fase pembawa, sisitem ini disebut emulsi
air pada minyak.
Teori terjadinya emulsi terdapat 4 metode yang dapat dilihat dari sudut
pandang yang berbeda (Ansel, 1989):
2. Viskositas
Faktor faktor yang mempengaruhi viskositas suatu emulsi adalah viskositas
medium dispersi, persentase volume medium dispersi, ukuran partikel fase terdispersi
dan jenis serta konsentrasi emulsifier/stabilizer yang digunkan.
Semakin tinggi viskositas dan persentase medium disperse, maka makin tinggi
viskositas emulsi. Demikian juga semakin kecil ukuran partiker suatu emulsi, maka
semakin tinggi viskositasnya dan makian tinggi konsentrasi emulsifier/stabilizer yang
digunakan.
Table 6 2. Hubungan antara ukuran partikel emulsi dengan penampakannya
Ukuran Partikel Penampakan
Makroglobula Kedua fasenya dapat dibedakan
> 1 mikron Tampak putih seperti susu
0.1 1 mikron Tampak biru keputihan
0.05 0.1 mikron Abu-abu agak transparan
<> Transparan
Mentega
Mentega merupakan emulsi air didalam minyak (w/o) dengan kandungan 20% dari
berat lemak. Bahan baku untuk membuat mentega adalah lemak susu, biasanya dalam
bentuk krim. Krim dipisahkan dari susu dan mengandung 30-35% lemak. Sebelum di
proses lebih lanjut krim dipasteurisasi terlebih dahulu.
Pengocokan dapat dilakukan dengan sistem batch atau sistem kontinyu yang
menggunakan pengaduk mekanis dan dirancang untuk mengubah sistem emulsi alamiah di
dalam air dan tiap-tiap globula tersebut dikelilingi oleh sutau membran fofpolipid yang
mengandung lechitin. Pengocokan ini akam memecah membran sehingga globula-globula
tersebut bertubrukan satu dengan yang lainnya, hasilnya globula tersebut berkumpul
bersama dan membentuk granula mentega yang kecil, makin lama makin besar ukurannya
dan akhirnya terpisah dari fase air krim. Fase air terpisah disebut buttermilk.
Pada proses pengocokan terjadi pemecahan emulsi dan granula-granula akan
terbentuk pada 50 F. Pada titik ini pengadukan dihentikan dan buttermilk dikeluarkan dari
wadah, keadaan emulsi sudah berubah. Massa buttermilk merupakan komponen utama dan
merangkap 15% buttermilk didalamnya. Disini butterfat menjadi fase kontinyu dan sisa
buttermilk yang sebagian besar terdiri dari air dengan terlarut laktosa, kasein dan padatan
susu lainnya tersuspensi sebagai butiran-butiran di dalam massa lemak. Hal ini terjadi
setelah proses pengocokan yang berlangsung 40 menit. Setelah itu massa mentega dicuci
dengan air bersih untuk mengeluarkan sisa-sisa buttermilknya, kemudian sisa air pencuci
dikeluarkan dan ditaburi garam. Kemudian diteruskan dengan menyeragamkan dispersi
garam dan memecah butir-butir air sampai sekecil-kecilnnya.
Penambahan garam sebanyak 2,5% dari produk akhir sudah cukup untuk membuat
rasanya enak. Garam ini berfungsi sebagai bahan pengawet dan dapat mencegah
pertumbuhan spora-spora bakteri, juga biasanya ditambahka Natrium benzoat. Selain itu
juga ditambahkan emulsifier seperti lechitin, monogeliserida atau kuning telur dengan
tujuan untuk meningkatkan kestabilan emulsi.
Salad Dressing
Salad dressing atau salad krim merupakan suatu emulsi pangan yang mengandung 30-
50% minyak, yang mempunyai bentuk hampir sama dengan mayonnaise, tetapi umunya
mempunyai kandungan lemak yang lebih rendah serta menggunakan pasta pati sebagai
pengental. Sedangkan kuning telur, cuka dan bumbu-bumbu lain berfungsi sebagi
emulsifier. Pada pembuatan salad dressing yang perlu diperhatikan pemanasan patinya,
dengan tujuan untuk memperoleh derajat kekentalan yang diinginkan. Cuka ditambahkan
pada pasta pati yang telah dimasak sebelumnya. Kemudian ditambahkan minyak, kuning
telur dan bahan-bahan lainnyasebelum dilakukan emulsifikasi dengan pengadukan. Lesitin
dalam kuning telur akan berfungsi sebagai emulsifier dan gum tragacanth biasanya sebagai
stabilizer.
Macam-macam mayonaise:
1. Aioli: mayones dari minyak zaitun yang dicampur bawang putih
2. Saus tartar: mayones dengan asinan ketimun dalam botol dan bawang bombay, tapi
kadang-kadang juga ditambah capers, buah zaitun dan lumatan telur rebus
3. Russian dressing (Marie Rose sauce): mayones dengan saus tomat, yogurt dan krim
kental
4. Saus Thousand Island: Russian dressing dengan pickles dan rempah-rempah
5. Fry sauce: campuran mayones, rempah-rempah, saus tomat dan saus berwarna
merah yang lain (Tabasco atau Buffalo wing) sebagai saus untuk french fries
6. Mayonesa: mayones rasa lime, umum dijual di Amerika Utara di toko bahan
makanan Meksiko atau Spanyol
Bahaya Mayonaise
Selain kandung lemak yang cukup tinggi, mayonaise juga mengandung kolesterol dalam
jumlah yang lumayan banyak dibandingkan bahan makanan lain. Kandungan kolesterol di
dalam 100 gram mayonaise adalah sekitar 424 mg. Mengkonsumsi mayonaise sebaiknya
tidak terlalu banyak.
IV. Prosedur Kerja
- Pada pembuatan mayonaise
a. Menimbang bahan bahan yang digunakan dengan formula sebagai
berikut :
1. Minyak nabati 100 ml
2. Kuning telur 2 butir
3. Jeuk secukupnya
4. Gula sedok makan
5. Garam /2 sendok teh
6. Air secukupnya
b. Mencampurkan bahan untuk minya dibeikan sedikit demi sedikit dengan
mixer atau emulsator sampai diperoleh emulsi yang homogen.
c. Memasukkan dalam botol bemulut kecil dengan isi hampir penuh.
d. Sebelumnya botol telah disterilkan dengan menggunakan air hangat.
e. Mayonaise yang telah dimasukkan dalam botol di simpan.
f. Untuk botol 1 yaitu mayonaise yang disimpn didalam suhu rendah seperti
didalam kulkas. Sedangkan untuk botol ke 2 aitu mayonaise yang disimpn
didalam suhu biasa atau suhu ruang.
g. Membiarkan mayonaise selama 1 minggu.
h. Mengamati perubahan pada kedua botol tersebut. Baik itu pH, rasa, aroma,
penampilan, tekstur dan warna.
V. Data Pengamatan
Sample pada suhu dingin
Bahan pada suhu 30C Sebelum di oven (gram) Setelah di oven (gram)
Berat crussible 26,2606 26,2606
Crussibe + sample 31,2769 30,8288
Sample 5,0163 4,5682
Bahan pada suhu 30C Sebelum di oven (gram) Setelah di oven (gram)
Berat crussible 35,4205 35,4565
Crussibe + sample 40,4990 40,0619
Sample 5,0435 4,6054
VI. Perhitungan
Pada suhu 3oC
W1 = 5,0163 gram
W2 = 4,5682 gram
W3 = (5,0163 4,5682) gram
= 0,4481 gram
0,4481 gram
= 4,5682 gram x 100 %
= 9,5091 %
0,4481 gram
= 5,0163 gram x 100 %
= 8,9329 %
% total padatan
w2
= w1 x 100 %
4,5682 gram
= 5,0163 gram x 100 %
= 9,0671 %
0,4381 gram
= 4,6054 gram x 100 %
= 9,5127 %
0,4381 gram
= 5,0435 gram x 100 %
= 8,6864 %
% total padatan
w2
= w1 x 100 %
4,6054 gram
= 5,0435 gram x 100 %
= 91,3136 %
VIII. Kesimpulan
Setelah melakukan pecobaan, dapat disimpulkan bahwa :
- Mayonaise meupakan suatu jenis bahan pangan beupa emulsi setengah padat.
- Kuning telur digunakan sebagai emulgato dalam pembuatan mayonaise.
- Mayonaise mengandung vitamin C, vitamin A, kadar lemak yang tinggi,
kelesterol, protein yang tinggi dan aasam amino yang penting bagi tubuh.
- Pada pecobahan tipe emulsi yang terjadi adalah tipe water/oil atau air/minyak.
- Data ang didapat:
Pada suhu dingin
% kadar air pada suhu dingin sebesar 9,8091 % ;
% kadar air basahnya 8,9329 % serta ;
% total padatannya sebesar 91,0671 5%.
Pada suhu ruang
% kadar air basah 8,6864 1,0671 % ;
% kadar air kering 9,5127 % ; dan
% total padatannya sebesar 91,3136 %.
IX. Daftar Pustaka
- https://www.scribd.com/doc/2614406279
- http://share-pangaweruh.blogspot.com/2012/06/sejarah-proses-pembuatan-
dan-manfaat.html
- http://netron.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-mayonaise-sendiri.html
Gambar Alat
Mixer Kompor
Baskom timbanga
Botol kaca