Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FITOKIMIA

“PERKOLASI”

Disusun Oleh :

1. Sefia Fitriani (A1201046)


2. Thalia Achmad (A1201051)
3. Wasis Utami (A1201057)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI NUSAPUTERA

SEMARANG

2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perkolasi” dengan
baik. Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibu apt.
Margaretha P. M.Sc dan semua pihak yang telah memberikan bimbingan, arahan serta
bantuan sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan.

Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Fitokimia. Kami menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membangun,
demi terciptanya makalah yang lebih baik.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Semarang, 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................5
1.3 TUJUAN PENULISAN..............................................................................................................5
BAB II..............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................5
2.1 DEFINISI.................................................................................................................................5
2.2 PRINSIP.................................................................................................................................5
2.3 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PERKOLASI..........................................................................6
2.4 PELARUT................................................................................................................................7
BAB III.............................................................................................................................................9
PENUTUP........................................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................9
3.2 SARAN...................................................................................................................................9
3.3 LAMPIRAN.............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Obat-obat baru dapat ditemukan dari berbagai sumber bahan alam atau
diciptakan secara sintesis dalam laboratorium. Sepanjang sejarah, bahan yang
berasal dari tanaman merupakan suatu gudang dari obat-obatan baru yang
potensial. Hanya sebagian kecil dari jenis tanaman yang diidentifikasi dan telah
diselidiki untuk bahan obat. Sumbangan-sumbangan besar tertentu dalam terapi
obat modern yang menakjubkan dapat disebabkan oleh penelitian yang berhasil
dari obat-obat tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Ansel, 1989).

Adanya perbedaan metode ekstraksi dan penggunaan pelarut etanol dalam


berbagai konsentrasi tentunya akan mempengaruhi kadar dan jenis senyawa kimia
yang terlarut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
etanol konsentrasi berapakah yang efektif untuk menghasilkan ekstrak daun
dewandaru menggunakan metode perkolasi dengan kadar senyawa fenolik dan
flavonoid tinggi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Definisi dari perkolasi

 Prinsip perkolasi

 Keuntungan dan kerugian perkolasi

1.3 TUJUAN PENULISAN


 Mengetahui pengaplikasian perkolasi

 Mengetahui metode dan pelarut yang digunakan pada perkolasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Istilah perkolasi berasal dari bahasa latin per yang artinya melalui dan colare yang

artinya merembes. Jadi, perkolasi adalah penyarian dengan mengalirkan cairan penyari

melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Alat yang digunakan untuk mengekstraksi

disebut perkolator, dengan ekstrak yang telah dikumpulkan disebut perkolat (Ansel,

1989). Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku secara perkolasi

(Anonim, 1995).

2.2 PRINSIP
Serbuk simplisia yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan ke dalam bejana

perkolator, tetapi dibasahi dan dimaserasi terlebih dahulu dengan cairan penyari. Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada cairan penyari

memasuki seluruh pori-pori dalam simplisia sehingga mempermudah penyarian

selanjutnya. Untuk menentukan akhir perkolasi, dapat dilakukan pemeriksaan zat aktif

secara kualitatif pada perkolat terakhir. Untuk obat yang belum diketahui zat aktifnya,

dapat dilakukan penentuan dengan cara organoleptis seperti rasa, bau, warna dan

bentuknya (Anonim, 1986).

Dalam pemilihan cairan penyari harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain

murah dan mudah diperoleh, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah

menguap dan tidak mudah terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang

dikehendaki, tidak mempengaruhi zat berkhasiat, dan diperbolehkan oleh peraturan

(Anonim,1986).

5
2.3 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PERKOLASI
Perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi dikarenakan adanya aliran

cairan penyari menyebabkan pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang

konsentrasinya lebih rendah sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi dan

keberadaan ruangan di antara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran kapiler

tempat mengalir cairan penyari menyebabkan meningkatnya perbedaan konsentrasi

(Anonim, 1986).

a. Keuntungan

1. Cara perkolasi yang digunakan lebih mudah dan sederhana dlakukan.

2. Perkolasi merupakan prosedur pilihan untuk kebanyakan ekstraksi tanaman

sepertihalnya maserasi.

3. Perkolasi dapat dilakukan baik skala laboratorium maupun skala industri.

b. Kerugian

1. Simplisia harus dibasahi terlebih dahulu harus dibassahi sebelum dimasukkan

kedalam percolator.

2. Massa simplisia dalam percolator tergantung pada tinggi percolator.

3. Simplisia lebih memadat (kompak), sesudah beberapa kali terjadi proses ekstraksi

awal dan hal ini dapat menghalangi kelancaran aliran pelarut.

4. Perolehan kembali pelarut yang tertahan di dalam ampas sering memerlukan

proses tambahan dan hal yang sama berlaku untuk mengelurkan ampas dan

menarik bahan aktif dari ampas.

6
2.4 PELARUT

Pelarut merupakan cairan yang mampu melarutkan zat lain yang umumnya

berbentuk padatan tanpa mengalami perubahan kimia. Dalam bentuk cairan dan padatan,

tiap molekul saling terikat akibat adanya gaya tarik menarik antar molekul, gaya tarik

menarik tersebut akan mempengaruhi pembentukan larutan. Apabila terdapat zat terlarut

dalam suatu pelarut, maka partikel zat terlarut tersebut akan menyebar

ke seluruh pelarut. Hal ini menyebabkan bentuk zat terlarut menyesuaikan dengan bentuk

pelarutnya.

Dalam pemilihan cairan penyari harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain

murah dan mudah diperoleh, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah

menguap dan tidak mudah terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang

dikehendaki, tidak mempengaruhi zat berkhasiat, dan diperbolehkan oleh peraturan

(Anonim,1986).

Air dipertimbangkan sebagai penyari karena murah, mudah didapat, stabil, tidak

mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak beracun, alamiah, dan mampu

mengekstraksi banyak bahan kandungan simplisia. Adapun kerugian air sebagai penyari

adalah tidak selektif, diperlukan waktu yang lama untuk memekatkan ekstrak, sari dapat

ditumbuhi kapang atau kuman serta cepat rusak (Anonim, 1986; Voight, 1994).

Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena lebih selektif, kapang dan kuman

sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, absorbsinya baik, dapat

mengendapkan albumin dan menghambat kerja enzim. Selain itu, etanol dapat

bercampur dengan air pada segala perbandingan, dan panas yang diperlukan untuk

pemekatan lebih sedikit. Guna meningkatkan penyarian, biasanya digunakan campuran

7
antara etanol dan air dalam berbagai perbandingan tergantung pada bahan yang akan

disari (Anonim, 1986; Voight, 1994).

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Metode perkolasi dinilai cukup efektif dalam proses pembuatan extrak daun
dewandaru dengangan hasil Etanol efektif menghasilkan ekstrak daun dewandaru dengan
kadar total senyawa fenolik dan flavonoid tertinggi menggunakan metode perkolasi, Dapat
disimpulkan bahwa etanol merupakan pelarut yang cocok sebagai pelarut karena tidak
merusak senyawa yang terkandung dalam simplisia dan mendapat parameter kadar total
senyawa fenolik dan flavonoid yang tertinggi dengan menggunakan etanol dengan kadar
70%.
3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari

kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak

sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan

saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

3.3 LAMPIRAN
JURNAL PENELITIAN: OPTIMASI PEMBUATAN EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.)

MENGGUNAKAN METODE PERKOLASI DENGAN PARAMETER KADAR TOTAL SENYAWA FENOLIK DAN

FLAVONOID (http://eprints.ums.ac.id/1539/)

9
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,
Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700, Jakarta, UI Press

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, Departemen kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Voigt. R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi (Edisi V). Penerjemah : Soendari

Noerono. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

10

Anda mungkin juga menyukai