“PERKOLASI”
Disusun Oleh :
SEMARANG
2019 / 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perkolasi” dengan
baik. Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibu apt.
Margaretha P. M.Sc dan semua pihak yang telah memberikan bimbingan, arahan serta
bantuan sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan.
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Fitokimia. Kami menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membangun,
demi terciptanya makalah yang lebih baik.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Semarang, 2022
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................5
1.3 TUJUAN PENULISAN..............................................................................................................5
BAB II..............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................5
2.1 DEFINISI.................................................................................................................................5
2.2 PRINSIP.................................................................................................................................5
2.3 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PERKOLASI..........................................................................6
2.4 PELARUT................................................................................................................................7
BAB III.............................................................................................................................................9
PENUTUP........................................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................9
3.2 SARAN...................................................................................................................................9
3.3 LAMPIRAN.............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
Prinsip perkolasi
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Istilah perkolasi berasal dari bahasa latin per yang artinya melalui dan colare yang
artinya merembes. Jadi, perkolasi adalah penyarian dengan mengalirkan cairan penyari
melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Alat yang digunakan untuk mengekstraksi
disebut perkolator, dengan ekstrak yang telah dikumpulkan disebut perkolat (Ansel,
1989). Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku secara perkolasi
(Anonim, 1995).
2.2 PRINSIP
Serbuk simplisia yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan ke dalam bejana
perkolator, tetapi dibasahi dan dimaserasi terlebih dahulu dengan cairan penyari. Hal ini
selanjutnya. Untuk menentukan akhir perkolasi, dapat dilakukan pemeriksaan zat aktif
secara kualitatif pada perkolat terakhir. Untuk obat yang belum diketahui zat aktifnya,
dapat dilakukan penentuan dengan cara organoleptis seperti rasa, bau, warna dan
Dalam pemilihan cairan penyari harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain
murah dan mudah diperoleh, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah
menguap dan tidak mudah terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang
(Anonim,1986).
5
2.3 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PERKOLASI
Perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi dikarenakan adanya aliran
cairan penyari menyebabkan pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang
(Anonim, 1986).
a. Keuntungan
sepertihalnya maserasi.
b. Kerugian
kedalam percolator.
3. Simplisia lebih memadat (kompak), sesudah beberapa kali terjadi proses ekstraksi
proses tambahan dan hal yang sama berlaku untuk mengelurkan ampas dan
6
2.4 PELARUT
Pelarut merupakan cairan yang mampu melarutkan zat lain yang umumnya
berbentuk padatan tanpa mengalami perubahan kimia. Dalam bentuk cairan dan padatan,
tiap molekul saling terikat akibat adanya gaya tarik menarik antar molekul, gaya tarik
menarik tersebut akan mempengaruhi pembentukan larutan. Apabila terdapat zat terlarut
dalam suatu pelarut, maka partikel zat terlarut tersebut akan menyebar
ke seluruh pelarut. Hal ini menyebabkan bentuk zat terlarut menyesuaikan dengan bentuk
pelarutnya.
Dalam pemilihan cairan penyari harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain
murah dan mudah diperoleh, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah
menguap dan tidak mudah terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang
(Anonim,1986).
Air dipertimbangkan sebagai penyari karena murah, mudah didapat, stabil, tidak
mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak beracun, alamiah, dan mampu
mengekstraksi banyak bahan kandungan simplisia. Adapun kerugian air sebagai penyari
adalah tidak selektif, diperlukan waktu yang lama untuk memekatkan ekstrak, sari dapat
ditumbuhi kapang atau kuman serta cepat rusak (Anonim, 1986; Voight, 1994).
Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena lebih selektif, kapang dan kuman
sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, absorbsinya baik, dapat
mengendapkan albumin dan menghambat kerja enzim. Selain itu, etanol dapat
bercampur dengan air pada segala perbandingan, dan panas yang diperlukan untuk
7
antara etanol dan air dalam berbagai perbandingan tergantung pada bahan yang akan
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Metode perkolasi dinilai cukup efektif dalam proses pembuatan extrak daun
dewandaru dengangan hasil Etanol efektif menghasilkan ekstrak daun dewandaru dengan
kadar total senyawa fenolik dan flavonoid tertinggi menggunakan metode perkolasi, Dapat
disimpulkan bahwa etanol merupakan pelarut yang cocok sebagai pelarut karena tidak
merusak senyawa yang terkandung dalam simplisia dan mendapat parameter kadar total
senyawa fenolik dan flavonoid yang tertinggi dengan menggunakan etanol dengan kadar
70%.
3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
3.3 LAMPIRAN
JURNAL PENELITIAN: OPTIMASI PEMBUATAN EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.)
MENGGUNAKAN METODE PERKOLASI DENGAN PARAMETER KADAR TOTAL SENYAWA FENOLIK DAN
FLAVONOID (http://eprints.ums.ac.id/1539/)
9
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,
Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700, Jakarta, UI Press
Voigt. R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi (Edisi V). Penerjemah : Soendari
10