Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR – DASAR PEMISAHAN ANALITIK


PERCOBAAN III
EKSTRAKSI SOKHLET

OLEH:
NAMA : LM AL FAUZI ADHIM
NIM : A1L1 21 009
KELOMPOK : VI A
ASISTEN PEMBIMBING : MARDIN, S.Pd.

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Pembimbing Praktikum Dasar–


Dasar Pemisahan Analitik percobaan II dengan judul “Ekstraksi Sokhlet” yang
dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Jum’at 19 Mei 2023
Waktu : 13.00 WITA-selesai
Tempat : Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universotas Halu Oleo,
Kendari.
.

Kendari, Mei 2023


Mengetahui
Asisten Pembimbing

MARDIN, S.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lengkuas (Alpinia galangal L.) merupakan anggota familia Zingeberaceae.


Di Indonesia, lengkuas mudah diperoleh dan sering dimanfaatkan sebagai obat
herbal. Lengkuas (Alpinia galanga L.) di Thailand dimanfaatkan sebagai zat aditif
pada makanan dan negara-negara lain di Asia lengkuas sudah lama dimanfaatkan
untuk menyembuhkan penyakit rematik, radang selaput lendir hidung, bronkial,
bau mulut, bisul, pilek, batuk rejan pada nakaanak, infeksi tenggorokan dan
demam. Kandungan 1’-Acetoxychavicol acetat pada lengkuas (Alpinia galanga
L.) memiliki kemampuan sebagai antimikroba yang sangat baik (OONmetta-aree,
et al.2006; Vuddhakul, V. 2007; Rao, K. 2010).
Minyak atsiri dari Lengkuas (Alpiniagalanga L.) telah terbukti memiliki
aktivitas penghambatan terhadap dermatofita tertentu, jamur berfilamen dan yeast
(Mohd, M.S. 2003). Suganya dan Sombat telah melaporkan bahwa potensial
tertinggi sebagai antioksidan dan antimikroba pada lengkuas (Alpinia galanga L.)
karena adanya beberapa senyawa, yaitu 1,8-cineole, 4-allyphenyl acetat dan β-
bisabolene dalam minyak atsiri (Perez, C. et al. 1990; Rao, K. 2010).
Minyak atsiri yang juga dikenal dengan minyak eteris merupakan minyak
yang mudah menguap atau minyak terbang (essential oil, volatile oil) dengan
komposisi yang berbeda-beda sesuai sumber penghasilnya. Minyak atsiri mudah
menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan
bau tumbuhan penghasilnya dan umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak
larut dalam air. Minyak atsiri bukan merupakan senyawa kimia murni, melainkan
terdiri dari campuran senyawa yang memiliki sifat fisika kimia berbeda–beda
(Guenther, 2006). Pengertian atau defenisi minyak atsiri yang ditulis dalam
Encyclopedia of Chemical Technology menyebutkan bahwa minyak atsiri
merupakan senyawa yang pada umumnya berwujud cairan, yang diperoleh dari
bagian tanaman dengan cara penyulingan dengan uap (Sastrohamidjojo, 2004
dalam Slamet 2013).
Ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi sokhlet dengan menggunakan
pelarut n-heksana. Pada ekstraksi ini pelarut dan sampel ditempatkan secara
terpisah. Prinsipnya adalah ekstraksi dilakukan secara terus menerus
menggunakan pelarut yang relatif sedikit. Bila ekstraksi telah selesai maka pelarut
dapat diuapkan sehingga akan diperoleh ekstrak. Biasanya pelarut yang digunakan
adalah pelarut-pelarut yang mudah menguap atau memiliki titik didih rendah.
Sokhletasi dilakukan dengan cara pemanasan pelarut. Uap pelarut yang dihasilkan
mengalami pendinginan dalam kondensor dan secara kontinyu akan membasahi
sampel, dimana secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu
dengan membawa analit. Proses ini berlangsung secara kontinyu. Pelarut yang
digunakan dapat diuapkan kembali dan dipidahkan dari analit. Sokhletasi dapat
dihentikan dengan cara menghentikan pemanasan (Firyanto, 2020). Berdasarkan
uraian tersebut, dilakukan praktikum ekstraksi sokhlet dengan sampel Lengkuas
untuk dibuktikan kadar minyak yang ada dalam lengkuas.
1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah (1) Untuk merangkai alat sistim ekstraksi
padat cair dan dapat memahami prinsip kerja dari pemisahan untuk sistim padat
cair.(2) Untuk memisahkan dan menentukan kadar lemak dan minyak yang
terkandung dalam lengkuas.

1.3 Prinsip Praktikum

Prinsip praktikum ini adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu


baru sehingga terjadi ekstraksi kontiniu dengan jumlah pelarut konstan dengan
adanya pendingin balik.

1.4 Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah (1).Dapat merangkai alat sistim


ekstraksi padat cair dan dapat memahami prinsip kerja dari pemisahan untuk
sistim padat cair. (2)Dapat memisahkan dan menentukan kadar lemak dan minyak
yang terkandung dalam lengkuas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekstraksi Padat-Cair

Ekstraksi adalah proses transfer selektif senyawa diantara dua pelarut yang
tidak saling bercampur, umumnya pelarut organik dan pelarut air atau dari
padatan ke cairan. Pemilihan metode ekstraksi yang digunakan tergantung pada
tekstur dan kandungan air bahan sampel yang diekstraksi dan senyawa yang
diisolasi. Persen rendemen ekstraksi menunjukan efektivitas proses ekstraksi.
Efektivitas ekstraksi dipengaruhi oleh besarnya luas permukaan yang berinteraksi
dengan pelarut, waktu kontak sampel dan pengekstrak, jumlah volume pelarut
yang digunakan dan koefesien distribusi (Yulianti dkk., 2020).
Ekstraksi padat-cair ini bertujuan untuk menyari senyawa yang dikendaki
dari bahan padat dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Dengan demikian,
agar ekstraksi dapat berhasil dengan baik, harus diketahui sifat senyawa yang
akan diekstraksi terutama kelarutannya. Kelarutan suatu senyawa berkaitan
dengan keporannya, senyawa yang polar biasanya larut dalam pelarut polar pula.
Berdasarkan teknik pelaksanaannya, ekstraksi padat cair dikelompokkan menjadi:
a. Ekstraksi padat-cair tidak sinambung (discontinue) misalnya: dengan cara
maserase atau perendaman.
b. Ekstraksi padat-cair secara sinambung (continue) misalnya: ekstraksi dengan
alat soxhlet (Sowandi,2016).

2.2 n-Heksan

n-Heksan merupakan senyawa dari gugus alkana dan merupakan senyawa


non polar sehingga kebanyakan senyawa dari gugus alkana termasuk n-heksan
larut dalam pelarut non polar atau sedikit polar. Kelarutan disebabkan oleh gaya
tarik Van der Wallz antara pelarut dan zat terlarut. Seperti halnya senyawa-
senyawa gugus alkana lainnya n-heksan tidak larut dalam air. Sifat racun akut dari
heksan relatif kecil, memiliki berat jenis 0,6548 g/mL dan viskositas 0,294 Cp
(Norfin dan Rosi, 2012).
2.3 Sokhlet

Sokhlet adalah suatu metode suatu metode analisis lemak dengan prinsip
kerja sebagai berikut. Pada soxhletasi pelarut pengekstrak yang ada dalam labu
soxhlet dipanaskan sesuai dengan titik didihnya sehingga menguap. Uap pelarut
ini naik melalui pipa pendingin balik sehingga mengembun dan menetes pada
bahan yang diekstraksi. Pelarut ini merendam bahan dan jika tingginya sudah
melampaui tinggi pipa pengalir pelarut maka ekstrak akan mengalir ke labu
soxhlet. Ekstrak yang terkumpul dipanaskan lagi sehingga pelarutnya akan
menguap kembali dan lemak akan tertinggal pada labu. Dengan demikian maka
terjadi daur ulang pelarut sehingga setiap kali bahan dieksraksi dengan pelarut
baru (Pargiyanti, 2019).
Metode ekstraksi sokletasi merupakan suatu metode pemisahan zat dari
campurannya dengan pemanasan, pelarut yang digunakan akan mengalami
sirkulasi, dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi sokletasi memberikan
hasil ekstrak yang lebih tinggi. Perlakuan lama waktu ekstraksi juga
mempengaruhi angka kelarutan. Semakin lama waktu ekstraksi, maka semakin
besar juga angka kelarutannya. Hal ini disebabkan kontak antara bahan sumber
dengan pelarut ketika ekstraksi lebih lama dan bahan akan terekstrak jumlahnya
lebih banyak dan lebih merata (Wijaya dkk., 2019).

2.4 Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu cara untuk memisahkan campuran beberapa zat


menjadi komponen-komponen yang terpisah. Ada dua syarat agar pelarut dapat
digunakan di dalam proses ekstraksi, yaitu pelarut tersebut harus merupakan
pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi dan pelarut tersebut harus dapat
terpisah dengan cepat setelah pengocokan. Dalam pemilihan pelarut yang harus
diperhatikan adalah toksisitas, ketersediaan, harga, sifat tidak mudah terbakar,
rendahnya suhu kritis, dan tekanan kritis untuk meminimalkan biaya operasi serta
reaktivitas (Kurniawati, 2019). Pada proses ekstraksi, faktor yang paling
berpengaruh adalah rasio solute: solvent, dan waktu ekstraksi dimana semakin
banyak pelarutnya dan semakin lama waktu ekstraksi akan semakin banyak sampe
yang terekstrak sehingga semakin besar kadarnya (Handayani dalam Rahmadani,
2018).

2.5 Ekstraksi Sokhlet

Ekstraksi sokhlet digunakan untuk mengekstrak senyawa yang


kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut dan pengotor-pengotornya tidak larut
dalam pelarut tersebut. Sampel yang digunakan dan yang dipisahkan dengan
metode ini berbentuk padatan. Ekstraksi sokhlet ini juga dapat disebut dengan
ekstraksi padat-cair. Adapun mekanisme kerja ekstraksi sokhlet ini yaitu: pada
sokhletasi pelarut pengekstraksi yang mula-mula ada dalam labu dipanaskan
sehingga menguap. Uap pelarut ini naik melalui pipa pengalir uap dan cell
pendingin sehingga mengembun dan menetes pada bahan yang diekstraksi. Cairan
ini menggenangi bahan yang diekstrak dan bila tingginya melebihi tinggi sifon,
maka akan keluar dan mengalir ke dalam labu penampung ekstrak. Ekstrak yang
sudah terkumpul dipanaskan sehingga pelarutnya menguap tetapi substansinya
tertinggal pada labu penampung. Dengan demikian terjadilah pendaur-ulangan
(recycling) pelarut dan bahan tiap kali diekstraksi dengan pelarut yang baru
(Melwita, 2014).

2.6 Prinsip Dasar Sokhlet

Ekstraksi secara umum merupakan suatu proses pemisahan zat aktif dari
suatu padatan maupun cairan dengan menggunakan bantuan pelarut. Pemilihan
pelarut diperlukan dalam proses ekstraksi, karena pelarut yang digunakan harus
dapat memisahkan atau mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan
zat-zat lainnya yang tidak diinginkan. Proses yang terjadi didalam ekstraksi padat-
cair (leaching) ini biasanya disebut dengan difusi. Beberapa faktor yang sangat
berpengaruh terhadap kecepatan difusi pada proses leaching, adalah :
1. Ukuran partikel dimana pengaruh ukuran partikel yang semakin kecil maka
memperluas kontak antara permukaan padatan inert dengan pelarut dan
semakin pendek jarak difusi antara solut dengan solvent sehingga kecepatan
ekstraksi akan semakin tinggi.

2. Kecepatan pengadukan semakin cepat laju pengadukan yang digunakan dalam


proses ekstraksi, maka partikel akan terdistribusi dalam luas permukaan kontak
akan lebih luas terhadap pelarut. Selain itu, kecepatan pengadukan berpengaruh
terhadap suspensi partikel yang dapat mencegah terjadinya pengendapan
bahan-bahan yang akan di ekstrak.

3. Waktu ekstraksi merupakan salah satu faktor penentu kecepatan difusi dari
sebuah proses ektraksi padat-cair (leaching). Tetapi, penambahan waktu yang
terlalu banyak tidak sebanding dengan perolehan yield yang diperoleh. Oleh
karena itu, dalam ekstraksi diperlukan optimasi waktu agar proses ekstraksi
berjalan secara optimal.

4. Kelarutan sebuah zat aktif dalam padatan inert akan meningkat seiring dengan
kenaikan suhu pelarut. Koefisien difusi akan bertambah tinggi seiring dengan
kenaikan suhu sehingga meningkatkan laju ekstraksi.

5. Semakin banyak pelarut yang digunakan maka kecepatan difusi suatu zat
meningkat dan menyebabkan hasil perolehan semakin besar. Tetapi tidak
ekonomis jika kuantitas pelarut yang digunakan terlalu banyak. Dalam
pemilihan jenis pelarut perlu ada beberapa faktor seperti selektivitas pelarut,
perbedaan titik didih antara pelarut dengan zat akan diekstrak dan reaktifitas
(Prayudo, 2015).

2.7 Minyak Atsiri

Minyak atsiri merupakan salah satu jenis minyak nabati yang


multimanfaat. Karakteristik fisiknya berupa cairan kental yang dapat disimpan
pada suhu ruang. Bahan baku miyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman
seperti daun, bunga, buah, biji, kulit biji, batang, akar atau rimpang. Salah satu ciri
utama minyak atsiri yaitu mudah menguap dan beraroma khas. Oleh karena itu,
minyak ini banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan wewangian dan
kosmetika (Rusli, 2010 dalam Zaituni, 2014).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Dasar-dasar Pemisahan Kimia “Ekstraksi Sokhlet” ini


dilaksanakan pada hari Jum’at, 19 Mei 2023 pukul 13.00 WITA-selesai,
bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu, seperangkat alat
sokhlet, elektromantel, mortal dan pestel, statif dan klem, gelas kimia 100 mL,
dan kertas saring.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu, lengkuas, n-Hexane,
dan Aquades.

3.3 Prosedur Kerja

Dihaluskan sampel (lengkuas) yang akan digunakan secukupnya dengan


menggunakan mortal dan ditimbang sebanyak 30 gram. Kemudian, dibungkus
sampel (lengkuas) tersebut dengan menggunakan kertas saring dan diikat dengan
menggunakan benang agar tidak terlepas. Setelah itu, dibersihkan labu alas datar
dan ditimbang berat awalnya. Selanjutnya diisi labu alas datar dengan 100 mL n-
Hexane. Kemudian, dimasukan filter yang bersisi sampel (lengkuas) yang akan
diekstraksi kedalam ruang sokhlet. Dirangkai alat sokhlet secara sempurna,
selanjutnya panaskan. Proses ekstraksi dilakukan selama 2 jam atau  12 x
sirkulasi. Setelah proses ekstraksi selesai, dipisahkan pelarut dengan cara
menguapkan pelarut dengan menggunakan oven. Kemudian, didinginkan labu
ekstraksi dan dibersihkan bagian luarnya dengan menggunakan tissue.
Selanjutnya ditimbang labu yang berisi minyak yang terekstrak dan ditentukan
kadungan minyak pada sampel (lengkuas) dalam bentuk %.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ekstraski Sokhlet


Tabel 1. Data Pengamatan Ekstraksi Sohklet
No Perlakuan Pengamatan
1. Dihaluskan sampel (lengkuas) yang akan Sampel (lengkuas)
digunakan setelah itu di timbang halus, 30,0123 gram
2. Dibungkus sampel (lengkuas) tersebut tersebut Sampel (lengkuas)
dengan kertas saring dan diikat dengan benang terbungkus
3. Dibersihkan labu alas datar dan ditimbang 107,1707 gram
beratnya
4. Diisi 100 mL n-Hexane ke dalam labu alas datar Larutan bening
5. Dimasukan sampel (lengkuas) ke dalam ruang Sampel (lengkuas) di
sokhlet dalam ruang sokhlet
6. Diekstraksi selama 2 jam atau ± 12 kali Destilat yang terdiri
sirkulasi dari pelarut dan minyak
7. Diuapkan hasil ekstraksi di dalam oven Minyak
8. Ditimbang labu yang berisi minyak 107,3173 gram
9. Ditentukan kandungan minyak pada sampel 0,48 %

4.2 Pembahasan

Ekstraksi Sokhlet adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mengisolasi minyak atau lemak. sokhlatasi adalah ekstraksi padat cair karena
sokhlatasi yang diekstrak dalam campuran yang berbentuk padat. Ekstrasi sokhlet
merupakan ekstraksi yang berkesinambungan karena pelarut yang sama dipakai
berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai.
Lengkuas ditumbuk agar sampel mudah ditimbang dan mempermudah dalam
pembuatan filter sampel. Di beri filter pada sampel agar ampas sampel tidak
menyumbat saluran sifon ketika proses sirkulasi ekstraksi. Sirkulasi ekstraksi
terjadi ketika pelarut menguap naik melalui pipa F, kemudian mencair kembali
karena proses kondensasi pada kondensor dan masuk kedalam ruang sokhlet yang
berisi sampel. Pada saat tersebut, sampel diekstrak oleh pelarut sampai pelarut
penuh pada ruang sokhlet. biasa ditandai dengan permukaan pelarut yang setara
dengan ketinggian pipa sifon. Ketika pelarut penuh dan jatuh kembali ke labu
melalui pipa sifon, maka proses ini terhitung 1 sirkulasi. Pelarut yang jatuh
tersebut sudah membawa zat yang akan diekstrak pada sampel atau dalam hal ini
minyak yang terdapat dalam batang serai.
Proses ekstraksi dilakukan 12 kali sirkulasi bertujuan untuk mengisolasi
minyak pada batang serai dapur. Kelarutan sebuah zat aktif dalam padatan inert
akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu pelarut. Koefisien difusi akan
bertambah tinggi seiring dengan kenaikan suhu sehingga meningkatkan laju
ekstraksi. Serai diekstraksi menggunakan pelarut. Pelarut yang baik adalah pelarut
yang tidak merusak solut atau residu, harganya relatif murah, memiliki titik didih
rendah, murni, dan tidak berbahaya. Pada percobaan ini menggunakan pelarut n-
hexana dikarenakan pelarut n-hexana sesuai dengan percobaan pada ekstraksi ini
yaitu dapat melarutkan senyawa organik pada serai dan tidak berbahaya. Menurut
Aryani (2008) Pelarut n-heksana dapat mengekstrak senyawa geranial pada
lengkuas.
Setelah proses ekstraksi selesai, sampel dipanaskan ke dalam oven untuk
memisahkan pelarut dan minyak serai, pelarut akan menguap berdasarkan titik
didihnya, sementara minyak lengkuas tetap tertinggal di labu alas datar.
Berdasarkan proses ekstraksi ini dihasilkan kadar minyak serai dapur sebesar
0,48%.
BAB V
KESIMPULAN

Ekstraksi Sokhlet adalah ekstraksi padat cair karena sokhlatasi yang


diekstrak dalam campuran yang berbentuk padat dimana metode ini salah satu
metode yang dapat digunakan untuk mengisolasi minyak atau lemak. Ekstraksi ini
dilakukan berulang kali dengan pelarut yang sama sehingga diperoleh minyak
yang didapakan adalah 0,48%.
DAFTAR PUSTAKA

Andarwulan, N., Nuraida, L., Adawiyah, D. R., Triana, R.N., Agustin, D., dan
Gitapratiwi, D. 2018. Pengaruh Perbedaan Jenis Kedelai terhadap
Kualitas Mutu Tahu. Jurnal Mutu Pangan. 5(2).

Melwita, E., Fatmawati, dan Oktaviani S. 2014. Ekstraksi Minyak Biji


Kapuk Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet. Jurnal Teknik Kimia.
1(20).

Miwada, I. N. S., dan Simpen. 2013. Kajian Waktu Curing Asam Asetat dan
Rasio Kombinasi Kloroform-Etanol untuk Ekstraksi Protein Kulit Ceker.
Majalah Ilmiah Peternakan. 16(1).

Norfin, R., dan Rosi, P. 2012. Pengambilan Minyak Biji Kemiri (Aleurites
Moluccana, Wild) Melalui Ekstraksi Dengan Menggunakan Soxhlet.
Laporan Tugas Akhir. Jawa Tengah : Universitas Sebelas Maret.

Pargiyanti. 2019. Optimasi Waktu Ekstraksi Lemak Dengan Metode Soxhlet


Menggunakan Perangkat Alat Mikro Soxhlet. Indonesian Journal Of
Laboratory. 1(2).

Prayudo, A., N., Novian, O., Setyadi, dan Antaresti. 2015. Koefisien Transfer
Massa Kurkumin Dari Temulawak. Jurnal ilmiah Widya Teknik. 14(1).

Rahmadani, N., Ruslan, dan Satriamafitrah, P. 2018. Penerapan Metode Ekstraksi


Pelarut Dalam Pemisahan Minyak Atsiri Jahe Merah. Jurnal Kovalen :
Riset Kimia. 4(1).

Sowandi, A. 2016. Petunjuk Paktikum Kimia Organik. Surabaya.

Wijaya, D. R., Paramitha, M., dan Putri, N. P. 2019. Ekstraksi Oleoresin Jahe
Gajah (Zingiber Officinale Var. Officinarum) dengan Metode Sokletasi.
Konversi. 8(1).

Yulianti, W., Ayuningtiyas, G., Martini, R., dan Resmeiliana, I. 2020. Pengaruh
Metode Ekstraksi dan Polaritas Pelarut terhadap Kadar Fenolik Total
Daun Kersen (Muntingia Calabura L). Jurnal Sains Terapan. 10(2).

Anda mungkin juga menyukai