OLEH:
NAMA : LM AL FAUZI ADHIM
NIM : A1L1 21 009
KELOMPOK : VI A
ASISTEN PEMBIMBING : MARDIN, S.Pd.
MARDIN, S.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah (1) Untuk merangkai alat sistim ekstraksi
padat cair dan dapat memahami prinsip kerja dari pemisahan untuk sistim padat
cair.(2) Untuk memisahkan dan menentukan kadar lemak dan minyak yang
terkandung dalam lengkuas.
Ekstraksi adalah proses transfer selektif senyawa diantara dua pelarut yang
tidak saling bercampur, umumnya pelarut organik dan pelarut air atau dari
padatan ke cairan. Pemilihan metode ekstraksi yang digunakan tergantung pada
tekstur dan kandungan air bahan sampel yang diekstraksi dan senyawa yang
diisolasi. Persen rendemen ekstraksi menunjukan efektivitas proses ekstraksi.
Efektivitas ekstraksi dipengaruhi oleh besarnya luas permukaan yang berinteraksi
dengan pelarut, waktu kontak sampel dan pengekstrak, jumlah volume pelarut
yang digunakan dan koefesien distribusi (Yulianti dkk., 2020).
Ekstraksi padat-cair ini bertujuan untuk menyari senyawa yang dikendaki
dari bahan padat dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Dengan demikian,
agar ekstraksi dapat berhasil dengan baik, harus diketahui sifat senyawa yang
akan diekstraksi terutama kelarutannya. Kelarutan suatu senyawa berkaitan
dengan keporannya, senyawa yang polar biasanya larut dalam pelarut polar pula.
Berdasarkan teknik pelaksanaannya, ekstraksi padat cair dikelompokkan menjadi:
a. Ekstraksi padat-cair tidak sinambung (discontinue) misalnya: dengan cara
maserase atau perendaman.
b. Ekstraksi padat-cair secara sinambung (continue) misalnya: ekstraksi dengan
alat soxhlet (Sowandi,2016).
2.2 n-Heksan
Sokhlet adalah suatu metode suatu metode analisis lemak dengan prinsip
kerja sebagai berikut. Pada soxhletasi pelarut pengekstrak yang ada dalam labu
soxhlet dipanaskan sesuai dengan titik didihnya sehingga menguap. Uap pelarut
ini naik melalui pipa pendingin balik sehingga mengembun dan menetes pada
bahan yang diekstraksi. Pelarut ini merendam bahan dan jika tingginya sudah
melampaui tinggi pipa pengalir pelarut maka ekstrak akan mengalir ke labu
soxhlet. Ekstrak yang terkumpul dipanaskan lagi sehingga pelarutnya akan
menguap kembali dan lemak akan tertinggal pada labu. Dengan demikian maka
terjadi daur ulang pelarut sehingga setiap kali bahan dieksraksi dengan pelarut
baru (Pargiyanti, 2019).
Metode ekstraksi sokletasi merupakan suatu metode pemisahan zat dari
campurannya dengan pemanasan, pelarut yang digunakan akan mengalami
sirkulasi, dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi sokletasi memberikan
hasil ekstrak yang lebih tinggi. Perlakuan lama waktu ekstraksi juga
mempengaruhi angka kelarutan. Semakin lama waktu ekstraksi, maka semakin
besar juga angka kelarutannya. Hal ini disebabkan kontak antara bahan sumber
dengan pelarut ketika ekstraksi lebih lama dan bahan akan terekstrak jumlahnya
lebih banyak dan lebih merata (Wijaya dkk., 2019).
2.4 Ekstraksi
Ekstraksi secara umum merupakan suatu proses pemisahan zat aktif dari
suatu padatan maupun cairan dengan menggunakan bantuan pelarut. Pemilihan
pelarut diperlukan dalam proses ekstraksi, karena pelarut yang digunakan harus
dapat memisahkan atau mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan
zat-zat lainnya yang tidak diinginkan. Proses yang terjadi didalam ekstraksi padat-
cair (leaching) ini biasanya disebut dengan difusi. Beberapa faktor yang sangat
berpengaruh terhadap kecepatan difusi pada proses leaching, adalah :
1. Ukuran partikel dimana pengaruh ukuran partikel yang semakin kecil maka
memperluas kontak antara permukaan padatan inert dengan pelarut dan
semakin pendek jarak difusi antara solut dengan solvent sehingga kecepatan
ekstraksi akan semakin tinggi.
3. Waktu ekstraksi merupakan salah satu faktor penentu kecepatan difusi dari
sebuah proses ektraksi padat-cair (leaching). Tetapi, penambahan waktu yang
terlalu banyak tidak sebanding dengan perolehan yield yang diperoleh. Oleh
karena itu, dalam ekstraksi diperlukan optimasi waktu agar proses ekstraksi
berjalan secara optimal.
4. Kelarutan sebuah zat aktif dalam padatan inert akan meningkat seiring dengan
kenaikan suhu pelarut. Koefisien difusi akan bertambah tinggi seiring dengan
kenaikan suhu sehingga meningkatkan laju ekstraksi.
5. Semakin banyak pelarut yang digunakan maka kecepatan difusi suatu zat
meningkat dan menyebabkan hasil perolehan semakin besar. Tetapi tidak
ekonomis jika kuantitas pelarut yang digunakan terlalu banyak. Dalam
pemilihan jenis pelarut perlu ada beberapa faktor seperti selektivitas pelarut,
perbedaan titik didih antara pelarut dengan zat akan diekstrak dan reaktifitas
(Prayudo, 2015).
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu, seperangkat alat
sokhlet, elektromantel, mortal dan pestel, statif dan klem, gelas kimia 100 mL,
dan kertas saring.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu, lengkuas, n-Hexane,
dan Aquades.
4.2 Pembahasan
Ekstraksi Sokhlet adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mengisolasi minyak atau lemak. sokhlatasi adalah ekstraksi padat cair karena
sokhlatasi yang diekstrak dalam campuran yang berbentuk padat. Ekstrasi sokhlet
merupakan ekstraksi yang berkesinambungan karena pelarut yang sama dipakai
berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai.
Lengkuas ditumbuk agar sampel mudah ditimbang dan mempermudah dalam
pembuatan filter sampel. Di beri filter pada sampel agar ampas sampel tidak
menyumbat saluran sifon ketika proses sirkulasi ekstraksi. Sirkulasi ekstraksi
terjadi ketika pelarut menguap naik melalui pipa F, kemudian mencair kembali
karena proses kondensasi pada kondensor dan masuk kedalam ruang sokhlet yang
berisi sampel. Pada saat tersebut, sampel diekstrak oleh pelarut sampai pelarut
penuh pada ruang sokhlet. biasa ditandai dengan permukaan pelarut yang setara
dengan ketinggian pipa sifon. Ketika pelarut penuh dan jatuh kembali ke labu
melalui pipa sifon, maka proses ini terhitung 1 sirkulasi. Pelarut yang jatuh
tersebut sudah membawa zat yang akan diekstrak pada sampel atau dalam hal ini
minyak yang terdapat dalam batang serai.
Proses ekstraksi dilakukan 12 kali sirkulasi bertujuan untuk mengisolasi
minyak pada batang serai dapur. Kelarutan sebuah zat aktif dalam padatan inert
akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu pelarut. Koefisien difusi akan
bertambah tinggi seiring dengan kenaikan suhu sehingga meningkatkan laju
ekstraksi. Serai diekstraksi menggunakan pelarut. Pelarut yang baik adalah pelarut
yang tidak merusak solut atau residu, harganya relatif murah, memiliki titik didih
rendah, murni, dan tidak berbahaya. Pada percobaan ini menggunakan pelarut n-
hexana dikarenakan pelarut n-hexana sesuai dengan percobaan pada ekstraksi ini
yaitu dapat melarutkan senyawa organik pada serai dan tidak berbahaya. Menurut
Aryani (2008) Pelarut n-heksana dapat mengekstrak senyawa geranial pada
lengkuas.
Setelah proses ekstraksi selesai, sampel dipanaskan ke dalam oven untuk
memisahkan pelarut dan minyak serai, pelarut akan menguap berdasarkan titik
didihnya, sementara minyak lengkuas tetap tertinggal di labu alas datar.
Berdasarkan proses ekstraksi ini dihasilkan kadar minyak serai dapur sebesar
0,48%.
BAB V
KESIMPULAN
Andarwulan, N., Nuraida, L., Adawiyah, D. R., Triana, R.N., Agustin, D., dan
Gitapratiwi, D. 2018. Pengaruh Perbedaan Jenis Kedelai terhadap
Kualitas Mutu Tahu. Jurnal Mutu Pangan. 5(2).
Miwada, I. N. S., dan Simpen. 2013. Kajian Waktu Curing Asam Asetat dan
Rasio Kombinasi Kloroform-Etanol untuk Ekstraksi Protein Kulit Ceker.
Majalah Ilmiah Peternakan. 16(1).
Norfin, R., dan Rosi, P. 2012. Pengambilan Minyak Biji Kemiri (Aleurites
Moluccana, Wild) Melalui Ekstraksi Dengan Menggunakan Soxhlet.
Laporan Tugas Akhir. Jawa Tengah : Universitas Sebelas Maret.
Prayudo, A., N., Novian, O., Setyadi, dan Antaresti. 2015. Koefisien Transfer
Massa Kurkumin Dari Temulawak. Jurnal ilmiah Widya Teknik. 14(1).
Wijaya, D. R., Paramitha, M., dan Putri, N. P. 2019. Ekstraksi Oleoresin Jahe
Gajah (Zingiber Officinale Var. Officinarum) dengan Metode Sokletasi.
Konversi. 8(1).
Yulianti, W., Ayuningtiyas, G., Martini, R., dan Resmeiliana, I. 2020. Pengaruh
Metode Ekstraksi dan Polaritas Pelarut terhadap Kadar Fenolik Total
Daun Kersen (Muntingia Calabura L). Jurnal Sains Terapan. 10(2).