Dosen pembimbing :
Disusun oleh :
Kelas D
Fakultas Farmasi
Cimahi
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang mungkin sangat sederhana.
Makalah ini berisikan tentang “Ekstraksi Cair – Cair”. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga
berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
dimiliki sangat kurang. Oleh karena itu, saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Untuk memisahkan suatu zat dari zat lain pada suatu campuran dapat
digunakan dengan berbagai macam metode pemisahan. Salah satu metode
pemisahan, yaitu ekstraksi. Metode pemisahan dengan cara ekstraksi paling
banyak dilakukan karena mudah dalam pengerjaanya.
Ekstraksi merupakan pemisahan satu atau beberapa dari suatu padatan atau
cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses satu atau lebih
komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven)
sebagai separating agen pemisahan atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari
komponen-komponen dalam campuran. Ekstraksi pelarut atau sering disebut
ekstraksi airmerupakan metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dalam
larutan (biasanya dalam air) dengan menggunakn pelarut lain (biasanya organik).
Berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut merupakan metode
pemisahan yang paling baik dan populer. Prinsip metode ini didasarkan pada
distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak
saling bercampur, seperti benzena, karbon tetraklorida atau kloroform. Teknik ini
dapat digunakan untuk preparatif, pemurnian, memperkaya, pemisahan serta
analisis pada semua skala kerja.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah yang akan dibahas, antara lain :
1. Apa itu ekstraksi?
2. Apa yang dimaksud dengan ekstraksi cair – cair?
3. Bagaimana prinsip ekstraksi cair – cair?
4. Hal - hal apa saja yang harus diperhatikan dalam ekstraksi cair – cair?
5. Apa yang dimasud dengan kosentrasi distribusi?
1.3.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan metode pemisahan dengan
ektraksi cair – cair
2. Untuk mengetahui cara kerja dan prinsip dari ekstraksi cair – cair
3. Untuk mengetahui hal – hal yang harus diperhatikan dalam ekstraksi cair –
cair
4. Untuk mengetahui hubungan antara ekstraksi cair – cair dengan konsentrasi
distribusi
BAB II
EKSTRAKSI CAIR – CAIR
1.1.Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah salah satu proses pemisahan atau pemurnian suatu
senyawa dari campurannya dengan bantuan pelarut. Pelarut yang
digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa
melarutkan material suatu bahan lainnya. Ekstraksi merupakan salah satu
metode pemisahan yang menggunakan sifat fisis, yaitu perbedaan
kelarutan komponen-komponen dalam larutan dengan menggunakan
larutan lain sebagai media pemisah.
Ekstraksi adalah proses penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif
dan bagian tumbuhan obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota
laut. Zat-zat aktif tersebut terdapat di dalam sel, namun sel tumbuhan dan
hewan memiliki perbedaan begitu pula ketebalannya sehingga diperlukan
metode ekstraksi dan pelarut tertentu untuk mengekstraksinya (Tobo,
2001).
Umumnya zat aktif yang terkandung dalam tumbuhan maupun hewan
lebih mudah larut dalam pelarut organik. Proses terekstraksinya zat aktif
dimulai ketika pelarut organik menembus dinding sel dan masuk ke dalam
rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan terlarut sehingga
terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan
pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi ke luar
sel, dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara
konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar sel (Tobo, 2001).
Ekstraksi adalah pemisahan zat target dan zat yang tidak berguna
dimana teknik pemisahan berdasarkan perbedaan distribusi zat terlarut
antara dua pelarut atau lebih yang saling bercampur. Pada umumnya, zat
terlarut yang diekstrak bersifat tidak larut atau sedikit larut dalam suatu
pelarut tetapi mudah larut dengan pelarut lain (Harbone, 1987).
Ekstraksi adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh
kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan maupun hewan dengan
pelarut yang sesuai dalam standar prosedur ekstraksi (ICS-UNIDO, 2008;
Ditjen POM, 2000).
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehinggga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan
pelarut cair. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat
digolongkan kedalam golongan minyak atsiri, alkaloida, falvonoida dan
lain-lain. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia
akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat
(Ditjen POM, 2000).
1.6.Koefesiensi Distribusi
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah ebagai berikut :
Biyantoro, Dwi dan Muhadi, A.W. Kajian Pemisahan Zr-Hf dengan Proses Ekstraksi
Cair – Cair. Yogyakarta. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Dirjen POM,. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen Kesehatan. Jakarta.
Halaman. 10-12.
Ditjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama. Jakarta: Departeman Kesehatan RI.
Dwi Biyantoro dan M.V. Purwani.“Optimasi Pemisahan Zr – Hf Dengan Cara
Ekstraksi Memakai Solven Topo”( Yogyakarta: J.Tek. Bhn. Nukl, 2013), h.
1-54.
Khopkar, S.M. 2008. Dasar-dasar kimia analitik. Erlangga : Jakarta
Laddha,G.S & Degaleesan, T.S. 1976. Transport Phenomena in Liquid – Liquid
Extraction. Tata MC-Graw Hill. Publishing Co. Ltd. New Delhi
Martunus dkk., 2006; Martunus & Helwani, 2004; 2005; 2006
Rohman,. A,. 2009. Kromatografi untuk Analisis Obat. Graha Ilmu. Yogyakarta
Soebagio.2005. Kimia Analisis II. Malang: UM Press
Tobo, F. 2001. Buku Pegangan Laboratorium Fitokimia I. UNHAS: Makassar
Underwood, A.L. 1986. Analisis kima kuantitatif. Erlangga : Jakarta
Yazid,. E,. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Andi. Yogyakarta.