Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM KINERJA SISTEM ENERGI

EKSTRAKSI PADA LENGKUAS MERAH


“Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Kinerja Sistem
Energi 1 di Semester VI”

Kelompok : IV
Disusun oleh : Syifaprilia Nurhasanah (171834030)
Nama Anggota Kelompok : 1. Helmi Muhfidz (161734011)
2. Rahmat Hidayat (161734022)
3. Syifaprilia Nurhasanah (161734030)
Tanggal Praktikum : 19 Maret 2019
Tanggal Pengumpulan : 2 April 2019
Laporan
Nama Dosen : Dra. Tina Mulya Gantina, M.T.
Tanda tangan Dosen :
Tanda tangan Mahasiswa :

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
I. Tujuan Praktikum
1 Mengetahui proses ekstraksi kulit lemon meggunakan pelarut ethanol 96% dan
ekstraktor soxhlet
2 Mengamati parameter-parameter yang mempengaruhi proses ekstraksi
3 Mengetahui neraca massa dan neraca energi pada proses ekstraksi lengkuas merah
4 Mengetahui intensitas energi pada proses ektraksi lengkuas merah
II. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya alam berupa tumbuhan,
hewan dan hasil bumi lainnya yang beranekaragam. Sumber tersebut dapat dijadikan obat-
obatan tradisional yang kaya akan manfaat.
Aplikasi proses ekstraksi banyak ditemukan dalam dunia industri terutama industri
farmasi dan industri kimia. Proses ekstraksi digunakan untuk memisahkan suatu zat yang
terkandung dalam zat padat maupun zat cair dimana zat yang terlarut tersebut dapat
digunakan untuk kebutuhan laboratorium, bahan baku dalam proses industri, bahan
penelitian, ataupun dapat berupa bahan beracun yang sengaja dipisahkan dari zat tersebut.
Pada praktikum ini kami menggunakan tanaman rimpang lengkuas merah (Alpinia
purpurata K.Schum) karena tanaman tersebut mudah ditemukan dan bagian rimpangnya
banyak digunakan sebagai bahan obat. Lengkuas merah termasuk ke dalam
famili tumbuhan Zingiberacea yang mengandung suatu zat yang bisa meningkatkan daya
tahan tubuh, dan mengobati diare serta membunuh jamur pada kulit, tapi bila takaran tak
sesuai, bisa menjadi racun.
Sampel rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) dengan proses ekstraksi
dapat dijadikan minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri sebagai bahan
pewangi atau penyedap. Minyak atsiri merupakan bahan yang mudah menguap sehingga
mudah dipisahkan dari bahan-bahan lain yang terdapat pada tumbuhan. Industri minyak
atsiri merupakan suatu sektor yang dapat menunjang ekonomi suatu negara.
III. Dasar Teori
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dimana komponen mengalami
perpindahan massa dari suatu padatan ke cairan atau dari cairan ke cairan lain yang
bertindak sebagai pelarut. Berbagai penelitian tentang ekstraksi padat-cair telah banyak
dilakukan. Ekstraksi padat cair, yang sering disebut leaching, adalah proses pemisahan zat
yang dapat melarut (solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut
(innert) dengan menggunakan pelarut cair.
Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, suatu ekstraksi dibedakan menjadi
ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair.
1. Ekstraksi padat-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk
padatan. Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan di dalam usaha mengisolasi zat berkhasiat
yang terkandung di dalam bahan alam seperti steroid, hormon, antibiotika dan lipida
pada biji-bijian.
2. Ekstraksi cair-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk
cair. Ekstraksi cair-cair sering juga disebut ekstraksi pelarut banyak dilakukan untuk
memisahkan zat seperti iod atau logam-logam tertentu dalam larutan air.

Jenis-jenis ekstraksi berdasarkan energi yang digunakan adalah:


1. Ekstraksi Cara Dingin
Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung,
tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud rusak karena
pemanasan. Jenis ekstraksi dingin adalah maserasi dan perlokasi.
2. Ekstraksi Cara Panas
Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara
otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandigkan cara dingin. Metodanya
adalah refluks, ekstraksi dengan alat soxhlet dan infusa.
Berikut adalah metode yang umum digunakan dalam proses ekstraksi.
1. Metode Maserasi
Metode maserasi merupakan proses yang paling sederhana, yakni dengan menggunakan
pelarut dan beberapa kali pengadukan pada suhu kamar.
2. Metode Perlokasi
Ekstraksi yang dilakukan dengan menggunakan pelarut pada bahan yang diekstrak.
Perkolasi bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan
untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan.
3. Metode Refluks
Ekstraksi ini dilakukan dengan cara melakukan pemanasan hingga mencapai titik didih
tertentu. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut yang digunakan akan menguap pada
suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya
dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah
reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung.
4. Metode Soxhlet
Ekstraksi ini menggunakan pelarut yang selalu baru dengan bantuan alat khusus
pengadukan yang berkelanjutan. Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan
suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-
ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang
diinginkan akan terisolasi. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah
dingin secara kontinyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut
dimasukkan kembali ke dalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan
diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang
diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila
suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka
dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi:
1. Jenis Pelarut
Pelarut yang digunakan adalah pelarut organik. Pelarut organik sangat cepat menguap
sehingga cepat terjadi sirkulasi uap dan perolehan minyak akan semakin rendah,
disamping itu titik didih lebih rendah akan mempermudah proses pemisahan.
2. Volume pelarut
Volume pelarut yang kecil/sedikit akan menghasilkan minyak yang sedikit karena
kontak antar uap pelarut dengan sampel sedikit sekali dan sebaliknya.
3. Temperatur
Temperatur yang tinggi akan meningkatkan harga difusi massa sehingga perpindahan
solute ke pelarut juga meningkatkan harga difusi massa.
4. Ukuran partikel
Semakin halus ukuran partikel maka akan semakin mudah dalam mendapatkan minyak
tetapi akan mempengaruhi terhadap warna minyak yang dihasilkan. Partikel yang
terlalu halus akan mempersulit keluarnya minyak, karena kontak dengan pelarut kecil.
5. Pengadukan
Fungsi pengadukan adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi antara pelarut dengan
solut.
6. Lama waktu
Lamanya waktu ekstraksi akan menghasilkan mjinyak yang lebih banyak, karena
sirkulasi uap akan semakin sering kontak antara solut dengan pelarut lebih lama.

Aplikasi Proses Ekstraksi dalam dunia industri :


1. Bahan Kimia : Pengolahan air, pencucian asam/basa dan senyawa polar
2. Ekstrak alami, minyak atsiri, oleoresin, pewarna dan aroma makanan
3. Bahan Farmasi :Antibiotik, vitamin dan produk farmasi
4. Bahan Makanan : Asam laktat dan Flavor
5. Polimer :Caprolactar dan adiponitri
6. Refining : Oli dan aromatic
Lengkuas Merah

Nama Latin: Alpinia purpurata K. Schum

Famili : Zingiberaceae

Daerah :-

Asing :-

Sifat Kimiawi : Rimpang mengandung saponin, tanin, flavonoida, minyak atsiri,


sedangkan batang mengandung saponin, tanin dan flavonoida.

Efek Farmakologis : Bersifat anti jamur dan anti kembung

1. Karakteristik lengkuas

Lengkuas adalah tanaman obat yang mengandung antimikrobial diterpene dan


eugenol yang mempunyai aktivitas antifungi. Penggunaan lengkuas Alpinia
galanga(L) Swartz secara empiris sebagai obat antijamur kulit telah diketahui sejak
lama (2). Secara tradisional dari sejak zaman dahulu kala, parutan rimpang lengkuas
sering digunakan sebagai obat penyakit kulit, terutama yang disebabkan oleh jamur,
seperti panu, kurap, eksim, jerawat, koreng, bisul, dan sebagainya.
Khasiatnya yang sudah dibuktikan secara ilmiah melalui berbagai penelitian
adalah sebagai antijamur. Ekstrak lengkuas bersifat sistemik, mudah diserap akar
tanaman dan dibawa seluruh tubuh tanaman sampai masuk ke dalam jaringan daun.
Lengkuas merupakan tanaman obat yang bersifat bakterisidal dan fungsidal,
yang memiliki kandungan 1% minyak atsiri berwarna kuning kehijauan yang
terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %, sineol 20%-30%, eugenol, kamfer 1 %,
seskuiterpen, ä -pinen, galangin, serta sesquiterpene, camphor, galangol,
cadinene, dan hydrate hexahydrocadelene. Eugenol yang terdapat pada rimpang
lengkuas (Alpinia galangal) dikenal memiliki efek sebagai antijamur Candida
albicans.
Salah satu efek obat dari eugenol adalah sebagai antiseptik lokal, sedangkan
derivat dari eugenol dapat bekerja sebagai biocide dan antiseptik. Eugenol adalah
suatu allyl chain-substituted guaiacol yang bekerja sebagai antiseptik lokal sedangkan
derivatnya dapat bekerja sebagai biocide dan antiseptic. Senyawa lain yang juga
memiliki efek sebagai antijamur adalah diterpene. Penelitian yang dilakukan oleh
Haraguchi dan kawan-kawannya juga menyatakan bahwa senyawa diterpene yang
diisolasi dari biji Alpinia galangal dan diidentifikasi sebagai (E)-8 beta,17-epoxylabd-
12-ene-15, 16-dial secara sinergis meningkatkan aktivitas antifungi.

2. Manfaat Lengkuas merah


o Dapat mengobati penyakit paru-paru.
o Mengobati sakit diare.
o Mengobati sakit gigi (disebabkan angin dingin).
o Menyembuhkan deman yang disertai pembesaran pada rimpa.
o Dapat membantu melancarkan sistem pencernaan.
o Memperlancar proses metabolisme dalam tubuh.
o Dapat meningkatkan nafsu makan.
o Dapat menghambat pertumbuhan jamur ini karena adanya kandungan senyawa
yang bersifat anti – imflamasi dan anti – jamur.
o Mampu mengatasi gangguan pada perut seperti perut kembung, begah serta
memperlancar buang aingin alias kentut.
o Dapat mengencerkan dahak.
o Dapat membersihkan darah setelah persalinan ( darah nifas ).
o Dapat mengatasi penyakit sendi dan dapat meminimaliskan keluhan terhadap
penyakit peradangan yang diakibatkan luka luar.
o Mampu mengatasi bercak bercak pada kulit.
o Mampu melancarkan sistem sirkulasi darah untuk disuplai di seluruh bagian
tubuh.

Minyak Atsiri
1. Pengertian Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau yang dikenal sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak
esensial, minyak terbang serta minyak aromatik adalah kelompok besar minyak nabati
atau berasal dari tumbuh-tumbuhan yang merupakan bahan dasar dari wangi-wangian
atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami dan mempunyai aroma khas. Dalam
perdagangan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
2. Ciri-Ciri Minyak Atsiri
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Susunan
senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama di hidung)
sehingga memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Minyak atsiri
mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman
penghasilnya dan umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air.
3. Sumber Minyak Atsiri
Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun,
bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome. Berbagai macam tanaman
yang dibudidayakan atau tumbuh dengan sendirinya di berbagai daerah di Indonesia
memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi minyak atsiri, baik yang unggulan
maupun potensial untuk dikembangkan. Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar
40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri, namun baru sebagian dari jenis tersebut
telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersil.

Berikut adalah daftar tanaman atsiri penghasil minyak atsiri yang tumbuh di Indonesia :

- Akar : Akar Wangi, Kemuning


- Daun : NIlam, Cengkeh, Sereh Lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu Putih,
Gandapura, Jeruk Purut, Karmiem, Krangean, Kemuning, Kenikir, Kunyit, Selasih,
Kemangi.
- Biji : Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga, Klausena, Kasturi, Kosambi.
- Buah : Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis, Ketumbar.
- Bunga : Cengkeh, Kenanga, Ylang-Ylang, Melati, Sedap Malam, Cempaka Kuning,
Daun Seribu, Gandasuli Kuning, Srikanta, Angsana, Srigading.
- Kulit Kayu : Kayu Manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan, Sintok
- Ranting : Cemara Gimbul, Cemara Kipas
- Rimpang : Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, Kencur, Lengkuas, Lempuyang
Sari, Temu Hitam, Temulawak, Temu Putri.
- Seluruh bagian : Akar Kucing, Bandaton, Inggu, Salasih, Sudamala, Trawas.

Selain itu dikenal pula beberapa minyak atau berbentuk salep yang merupakan
kombinasi antara beberapa jenis minyak atsiri. Contohnya :
- Minyak Telon
- Minyak Tawon
- Minyak Angin

4. Manfaat Minyak Atsiri


Minyak atsiri digunakan sebagai bahan dasar kosmetik, parfum, aromatherapy,
obat, suplemen dan makanan. Penggunaan minyak atsiri sebagai obat dan suplemen
semakin diminati masyarakat seiring berkembangnya produk-produk herbal.
5. Peluang Usaha Minyak Atsiri

Permintaan pasar untuk minyak atsiri baik di dalam negeri dan luar negeri
semakin meningkat. Industri pangan, farmasi, dan kosmetik di dalam negeri
merupakan pasar produk minyak atsiri atau turunan minyak atsiri. Potensi pasar
minyak atsiri yang besar masih belum dimanfaatkan di dalam negeri, karena di
Indonesia produksi minyak atsiri masih mengolah minyak atsiri kasar dan industri
yang mengolah minyak atsiri menjadi produk turunannya masih terbatas. Produk
turunan yang dibutuhkan yang dibutuhkan oleh industri pangan, farmasi dan kosmetik
dalam negeri masih diperoleh melalui impor.
Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri potensial
sebagai sumber devisa. Beberapa tanaman atsiri yang menjadi unggulan dan
berkembang pesat di pasar dunia diantaranya Nilam, Sereh Wangi, Cengkeh, Jahe,
Pala, Lada, Kayu Manis, Cendana, Melati, Akar Wangi, Kenanga, Kayu Putih dan
Kemukus. Nilam merupakan salah satu andalan Indonesia di pasar dunia. Bahkan
Indonesia tercatat sebagai pengekspor nilam terbesar di dunia. Namun eksport minyak
atsiri Indonesia ke pasar dunia sebagian besar adalah produk setengah jadi atau belum
menjadi turunannya atau minyak atsiri yang dimurnikan.
Dengan demikian peluang usaha minyak atsiri masih sangat besar mulai dari
pertanian tanaman atsiri hingga industri pengolahan minyak atsiri. Di Indonesia
terdapat asosiasi pengusaha minyak atsiri yaitu Dewan Atsiri Indonesia ( DAI )
sehingga diharapkan sumber daya alam yang begitu besar di Indonesia dapat
dikembangkan secara maksimal untuk industri dalam negeri maupun luar negeri.

IV. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan untuk praktikum:
1 Kondensor

2 Soxhlet 4 Gelas praktikum


3 Labu dasar bulat 5 Staff dan klem
6 Batang pengaduk 12 Thermometer/ Termokopel
7 Penangas 13 Stopwatch
8 Panci
9 Ember
10 Pompa dan selang
11 Neraca analitik V. Metode Kerja
I. Alirkan air kedalam kondensor
II. Nyalakan hotplate untuk memanaskan air (penangas) hingga air berada pada titik
temperature yng akan diuji (85 atau 95C)
III. Siapkan sampel ekstraksi dengan menimbang dan menutupnya dengan kertas
Watman yang menyelubungi sampel.
IV. Persiapkan sampel yang sudah berada di dalam alat soxhlet (thimbel) siap di
ekstraksi
V. Apabila air penangas telah berada di temperaur uji, masukkan labu pelarut yang
telah eterhubung dengan perangkat ekstraktor.
VI. Amati perubahan yang terjadi setiap 5 menit sekali hingga selesai satu siklus
(Tabel data)
VII. Setelah satu siklus tercapai, matikan penangas kemudian ukur volume sisa pelarut,
hasil ekstraksi dan ukur juga kadarnya
VIII. Ampas hasil ekstraksi dikeringkan
IX. Timbang ampas hasil ekstraksi yang sudang dikeringkan
X. Kemudian timbang juga sampel yang telah ditimbang tetapi tidak di ekstraksi dan
dilakukan
XI. proses pengeringan yang sama dengan ampas hasil ekstraks
VI Data Pengamatan
Keterangan Hasil
Sebelum pengeringan Setelah pengeringan
Pengeringan selama=
Start = 15:31 p.m
Finish = 19:00 p.m
Massa sampel tanpa 9.3 gram 3,74 gram
perlakuan
Massa sampel perlakuan - Sebelum ekstraksi : 20.61 gram - Setelah pengeringan :
- Sesudah ektraksi : 16.14 gram 0.65 gram
- Sesudah ekstraksi karena jatuh :  Berat kering
3.73 gram 16
3 ) x 0.65
 Kadar minyak +air ¿¿
17.8 = 2.81 gr (berat residu)
¿( ) x 100%
20.61
 Yang terekstrak +air
= 86.35%
= 20.61-2.81
 Kadar air
= 17.8 gr
9.3−3,74
9.3 ) x 100%
¿¿
= 60%
 Kadar minyak
= 86.35%-60%
= 26.35%
- Hasil ekstraksi : 22 mL
- Massa minyak :
= 26.35 % x 20.61 gram
= 5.43 gram
- Volume minyak:
0.708 gram
= 5.43 gram : 3
cm
=7.67 mL
- Volume Sisa ethanol dalam hasil
karya
= 22- 7.67
=14.33 mL
- Massa Sisa Ethanol:
0.789 gram
= 14.33 mL x
cm3
=11.30 gram

Massa yang terekstrasi 4.47 Gram


Volume dan kadar minyak atsiri:
Keterangan Hasil
t saat mencapai satu Menit ke-25
siklus
Volume pelarut sebelum 200 ml, 96%
ekstraksi
Volume pelarut hasil 137 mL 68%
ekstraksi
Pelarut yang digunakan Ethanol 96%

Tetes pertama di suhu = 81,4


T (per 5 T air T uap masuk I Keterangan
No. T feed T in air T out air V (volt) Cos phi P (kW)
menit) penangas kondensor (ampere)

1 0 84 61.9 76.6 25.5 26 217.4 6.67 1 1.47


2 5 88.3 74.3 76.6 26 26 217 6.67 0.99 1.47
3 10 92.7 75.3 76.7 26 26 217 6.67 0.99 1.48
mencapai
4 15 95.8 75.4 76.8 26 27 set point di
95
217 6.67 0.99 1.48
5 20 97 75.6 76.8 26 27 218.4 6.79 1 1.48
6 25 97 76 76.8 27 27.5 siklus -1
219 6.81 0.99 1.49
7 30 96.2 76.6 77.3 27 28 219 6.8 0.99 1.49
8 35 95.9 76.7 77.4 27 28 218.8 6.81 0.99 1.49
9 40 95.7 76.6 77.5 28 29 218 6.79 0.99 1.48
10 45 95.4 76.6 77.7 28 29 218.6 6.8 0.99 1.48
siklus -2,
11 50 95 76.3 77.5 28 29 menit ke 53
218.6 6.8 0.99 1.48
12 55 94.4 76.4 77.6 28 29 218.7 6.79 0.99 1.48
13 60 94.4 76.5 77.3 28 29 218.7 6.89 0.99 1.48
Rata-
rata 93.98462 74.93846154 77.12307692 26.96153846 27.73076923 218.1692308 6.766154 0.991538 1.480769
VII. Perhitungan
1. Neraca Massa Seluruh Sistem

Massa Produk Bawah


mb = ρcampuran × Vcampuran
= (ρetanol × Xetanol) + (ρminyak × Xminyak atsiri) × Vcampuran
= (789 × 0,68)+(708×0,32) kg / m3 × 137 mL × 1 m3/106 mL
= 0.1045 kg54

Massa Feed
mf = ( ρ etanol × Xetanol )+(ρair × Xair) × Vcampuran
= (789 × 0,96)+(1000×0,04) kg/m 3 × 200 mL × 1 m3 / 106 mL
= 0,1595 kg

F=B
0,1595 kg= 0.0316 kg
losses = 0,1595-0,1045
losses = 0,055 kg

Intensitas
Energi yang diperlukan Qpompa+Q penangas 1.480769 kW × 1 hr kWh
Intensitas= = = =14.17
Jumlah produk mb 0,1045 kg kg
VIII. Pembahasan
Pada praktikum ekstraksi kali ini berbeda dengan praktikum ekstraksi
sebelumnya karena fokus pengambilan data ditujukkan untuk mengamati kinerja
berupa intensitas energi dan neraca massa suatu proses ekstraksi pada lengkuas merah.
Langkah praktikum dan pengambilan data ekstraksi sama seperti praktikum
proses energi sebelumnya, hanya saja prada praktikum kinerja sistem energi data
kelistrikan dicantumkan sebagai data wajib dalam perhitungan intensitas energi.
Proses saat mencapai siklus pertama terjadi pada menit ke-25. Siklus ini
dipengaruhi oleh efisiensi pemanasan water bath dimana semakin baik kecepatan
pemanasan maka semakin cepat pula dalam menuju satu siklus. Saat proses ekstraksi
temperatur penangas dibuat pada set point 95ºC. selain dari kecepatan penangas,
kinerja kondensor pun berpengaruh pada kecepatan siklus, dimana jika efektivitas
kondensor besar maka kecepatan menuju siklus pertama semakin cepat. Banyaknya
bahan yang akan diesktrak dapat mempengaruhi intensitas energi pada proses
ekstraksi. Semakin banyak bahan baku yang akan diesktrak maka semakin maksimal
pula senyawa yang akan larut dalam pelarut. Sebagai pembanding diambil contoh dari
perhitungan ekstraksi bunga melati kelompok 3.
Massa bahan baku Intensitas Energi Waktu Siklus Pertama
Kelompok 1 Bunga Mawar = 5.95 gram 26.74 kWh/kg Menit ke-150
Kelompok 3 Bunga Melati = 20.08 gram 14.2286 kWh/kg Menit ke-30
Kelompok 4 Lengkuas Merah = 20.61 gram 14.17 kWh/kg Menit ke-25

Berdasarkan tabel di atas, banyaknya bahan baku yang diekstrak


mempengaruhi intensitas energi. Semakin banyak bahan baku yang dimasukkan maka
akan semakin banyak pula produk minyak atsiri yang dihasilkan sehingga intensitas
kWh/kg produknya akan semakin kecil.

Pada grafik temperatur terhadap waktu diatas dapat dilihat temperatur uap
Siklus 1 Siklus 2
masuk, input refrigerant, & output refrigerant, temperatur feed, dan temperatur
penangas cenderung terus mengalami kenaikan. Angka yang mengindikasikan kelima
parameter tersebut berada di bagian kiri dari grafik. Kelima parameter tersebut
cenderung mengalami kenaikan karena menerima panas dari sumber panas.

Grafik Kelistrikan terhadap Waktu


7 220
218
6
216
5 214

Tegangan (volt)
Arus (ampere)
212
P,I,cos phii

4
210 Daya aktif (kW)
3 208 Faktor daya (cos phi)
206 tengangan (volt)
2
204
1
202
0 200
0 2 4 6 8 10 12 14

Waktu (menit)

Berdasarkan grafik kelistrikan terhadap waktu di atas parameter arus, tegangan


cos phi cendurung konstan. Karena hal tersebut maka nilai daya aktif (kW) yang
dibutuhkan saat proses ekstraksi lengkuas merah juga konstan.
Massa lengkuas merah sebelum diekstraksi sebesar 20.61 gram dan setelah
dilakukan proses ekstraksi massa lengkuas merah menyusut menjadi 16.14 gram.
Sehingga massa yang terekstrak sebesar 4.47 gram.
Volume pelarut ethanol sebeum ekstraksi sebesar 200 mL dan volume setelah
ekstraksi bekurang menjadi 137 mL. terdapat losses sebesar 63 mL. hal ini
diakibatkan karena pelarut ethanol yang digunakan mudah menguap sehingga
volumenya mudah berkurang. Faktor lain dapet terjadi karena kurang rapatnya klem
pada kondensor sehingga berakibat losses pada pelarut ethanol.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum kinerja sistem energi pada proses ekstraksi lengkuas
merah dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1 Proses ekstraksi menggunakan soxhlet digunakan untuk mengekstraksi
senyawa yang larutannya terbatas. Ekstraksi dilakukan dalam beberapa siklus
agar hasil ekstraksi lebih bagus. Satu siklus akan tercapai apabila pelarut
sudah merendam bahan uji sampai setinggi siphon, kemudian akan mengalir
turun kedalam labu distilat.

2 Untuk massa lengkuas 20.61 gram membutuhkan waktu 25 menit dalam


mencapai satu siklus.
Massa minyak atsiri yang dihasilkan sebesar 5.43 gram 7.67 mL dengan
satuan volume minyak atsiri.
3 Dengan massa feed 0.1595 kg dan massa produk bawah 0.1045 maka losses
pada proses ekstraksi sebesar 0.055 kg
4 Intensitas energi yang dihasilkan sebesar 14.17 kWh/kg
5 Kinerja energi dalam proses ektraksi dipengaruhi faktor kecepatan penangas
dalam mencapai satu siklusnya, efektivitas kondensor, dan banyaknya bahan
baku yang akan diekstrak.

X. Daftar Pustaka
- Edubio.(2018, 31 Oktober). Metode Ekstraksi dengan Ekstraktor. Diperoleh 31
Oktober 2018, dari https://www.edubio.info/2015/01/metode-ekstraksi-dengan-
ekstraktor.html
- Rianasaraswati.(2018, 31 Oktober). Pengertian Minyak Atsiri. Diperoleh 31 Oktober
2018, dari http://www.rianasaraswati.com/tag/pengertian-minyak-atsiri/

Anda mungkin juga menyukai