Anda di halaman 1dari 2

Spektrofotometri Resonansi Magnetik Inti Proton ( 1H-NMR ) Spektrometri Resonansi Magnetik

Inti (Nuclear Magnetic Resonance, NMR) merupakan alat yang berguna pada penentuan struktur
molekulorganik. Teknik ini memberikan informasi mengenai berbagai jenis atom hidrogen
dalam molekul. Struktur NMR memberikan informasi mengenai lingkungan kimia atom
hidrogen, jumlah atom hidrogen dalam setiap lingkungan dan struktur gugusan yang berdekatan
dengan setiap atom hidrogen. (Cresswell, 1982,). Sesuai dengan namanya, resonansi magnet inti
(RMI) berhubungan dengan sifat magnet dari inti atom. Mempelajari molekul senyawa organik
secara spektrometri resonansi magnet inti akan memperoleh gambaran perbedaan sifat magnet
dari berbagai inti yang ada dan untuk menduga letak inti tersebut dalam molekul (Sudjadi,1985).
Spektroskopi RMI proton pada hakikatnya merupakan sarana untuk menentukan struktur
senyawa organik dengan mengukur momen magnet atom hidrogennya. Pada kebanyakan
senyawa, atom hidrogen terikat pada gugus yang berlainan (seperti CH2-, -CH3, -CHO,-NH2,CHOH-) dan spektrum RMI proton merupakan rekaman sejumlah atom hidrogen yang berada
dalam keadaan limgkungan yang berlainan tersebut (Harbone, 1987).
Dengan spektrometer resonansi magnetik inti proton dapat ditentukan banyaknya jenis
lingkungan atom hidrogen yang berbeda yang ada dalam molekul, beberapa hidrogen pada
masing-masing jenis lingkungan hidrogen, serta berapa banyak atom hidrogen yang ada pada
atom karbon tetangga. Pada spektrometer resonansi magnetik inti proton, kebanyakan proton
pada spektra NMR proton menunjukkan adsorpsi antara 0 10 ppm () di bawah TMS, hanya
beberapa seperti proton aldehida dan karboksilat yang menunjukkan puncak diluar jangka ini.
Kegunaan yang besar dari resonansi magnetik inti adalah karena tidak setiap proton dalam
molekul beresonansi pada frekuensi yang sama. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa
berbagai proton dalam molekul dikelilingi oleh elektron dan menunjukkan sedikit perbedaan
lingkunganelektronik darisatu proton dengan proton yang lain. Proton-proton dilindungi oleh
elektron-elektron yang mengelilinginya. Di dalam medan magnet, perputaran medan magnet
valensi dari proton menghasilkan medan magnet yang melawan medan magnet yang digunakan.
Sehingga setiap proton dalam molekul dilindungi dari medan magnet yang digunakan yang
mengenainya, besarnya perlindungan ini tergantung pada kerapatan elektron yang
mengelilinginya. Makin besar kerapatan yang mengelilingi inti, maka makin besar pula medan
magnet yang dihasilkan yang melawan yang digunakan. Akibat secara keseluruhan inti/proton
merasakan adanya pengurangan medan yang mengenainya. Senyawa standar yang umum
digunakan adalah tetrametilsilan, (CH3)4Si, juga disebut TMS yang protonprotonnya menyerap
pada ujung kanan dalam spektrum NMR. Senyawa ini dipilih karena proton-proton dari gugus
metil jauh lebih terlindungi bila dibandingkan dengan kebanyakan senyawa-senyawa yang
diketahui. (Silverstein, 1988)
Senyawa yang paling lazim dan paling berguna dipakai sebagai acuan adalah tetrametilsilana
(TMS). Senyawa ini mempunyai beberapa kelebihan; lamban secara kimia, isotop magnet, serta

larut dalam kebanyakan pelarut organik; TMS meberikan puncak serapan tajam tunggal serta
menyerap pada medan lebih tinggi dari pada semua proton organik. (Silverstein, 1986).

Pada spektormetri NMR integrasi sangat penting. Harga integrasi menunjukkan daerah atau luas
puncak dari tiap-tiap proton. Sedangkan luas daerah atau luas puncak tersebut sesuaidengan
jumlah proton. Dengan demikian perbandingan tiap integrasi proton samadengan perbandingan
jumlah proton dalam molekul. (Muldja, 1955)
Di dalam medan magnet, perputaran elektron-elektron valensi dari proton menghasilkan medan
magnet yang melawan medan magnet yang digunakan. Hingga setiap proton dalam molekul
dilindungi dari medan magnet yang digunakan dan bahwa besarnya perlindungan ini tergantung
pada kerapatan elektron yang mengelilingnya. Makin besar kerapatan elektron yang mengelilingi
inti, maka makin besar pula medan yang dihasilkan yang melawan medan yang digunakan.
Akibat secara keseluruhan adalah inti/proton merasakan adanya pengurangan medan yang
mengenainya. (Sastrohamdijojo, 1996)
Untuk banyak senyawa, banyak peak yang terpisah secara spin-spin dalam absorpsi NMR dari
suatu proton tertentu (atau sekelompok proton ekuivalen). Dapat diramalkan dengan mencacah
proton-proton tetangga (n) yang tak ekuivalen dengan proton yang sedang di bahas dan
menambah satu pada n itu.
Aturan ini disebut aturan n+1. proton-proton yang sama pergeseran kimianya tidak saling
membelah (split) isyarat mereka. Hanya proton yang bertetangga yang geseran kimianya
berlainan, akan mengakibatkan pemisahan. Untuk mendapat spektrum yang baik, cuplikan harus
merupakan cairan atau larutan tidak kental. Pelarut yang dapat melarutkan cuplikan sampai 10 %
sudah cukup dan merupakan pelarut aprotik (yang tidak memberikan sinyal NMR).
Biasanya dipergunakan pelarut organik yang terderasi, seperti CCl4, CS2, CDCl3,
C6D6, D2O, (CD3)3SO, (CD3)2CO dan (CCl3)2COO. (Silverstein, 1986)

Anda mungkin juga menyukai