Anda di halaman 1dari 12

PengertianPengadukan

Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan didalam bahan yang
diaduk. Tujuan dari pada operasi pengadukan terutama adalah terjadinya pencampuran.
Pencampuran adalah suatu operasi yang bertujuan untuk mengurangi ketidaksamaan
komposisi, suhu, atau sifat yang lain yang terdapat dalam suatu bahan atau bisa juga
pencampuran adalah penggabungan dua atau lebih bahan yang berbeda fase, seperti fluida
atau padatan halus dan hal ini bertujuan untuk mengacak yang satu terhadap yang lain
sehingga terjadi distribusi. Pencampuran dapat menimbulkan gerak didalam bahan itu yang
menyebabkan bagian-bagian bahan saling bergerak satu terhadap yang lainnya, sehingga
operasi pengadukan hanyalah salah satu cara operasi pencampuran.

Istilah pencampuran digunakan untuk berbagai ragam operasi, dimana derajat
homogenitas bahan yang bercampur itu sangat berbeda. Umpamanya, satu kasus, dimana
dua macam gas digabungkan dalam satu tempat hingga seluruhnya bercampur dengan baik,
dan kasus lain pasir, kerikil, dan semen diaduk didalam drum putar selama beberapa waktu.
Dalam kedua kasus itu bahan-bahan itu pada akhirnya bercampur, namun jelas pula bahwa
homogenitasnya berbeda. Cuplikan campuran gas itu betapa pun kecilnya cuplikan itu
semuanya mempunyai komposisi yang sama.Sedang cuplikan campuran beton, dipihak lain
akan sangat berlainan komposisinya satu sama lain.
Pengadukan zat cair digunakan untuk berbagai maksud bergantung dari tujuan
langkah pengolahan itu sendiri. Tujuan pengadukan antara lain :
a. Untuk membuat suspensi partikel zat padat
b. Untuk meramu zat cair yang mampu bercampur (miscible), umpamanya metil alkohol dan
air.
c. Untuk menyebarkan (dispersi) gas di dalam zat cair dalam bentuk gelembung-gelembung
kecil
d. Untuk menyebarkan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair yang lain, sehingga
dapat membentuk emulsi atau suspensi butiran halus
e. Untuk mempercepat perpindahan kalor zat cair dengan kumparan atau mentol kalor.

Kadang-kadang pengaduk (agitator) digunakan beberapa tujuan sekaligus seperti
dalam hidrogenasi katalitik dari pada zat cair. Dalam bejana hidrogenasi gas hidrogen di
dispersi melalui zat cair dimana terdapat partikel-partikel katalis padat dalam suatu keadaan
suspensi, sementara kalor reaksi diangkut keluar melalui kumparan atau mantel.
Beberapa tujuan dari pengadukan fluida adalah:
1. Mencampur dua cairan yang miscible, seperti etil alkohol dan air.
2. Melarutkan padatan dalam cairan, seperti oksalat dan air.
3. Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung-gelembung kecil. Seperti oksigen
dari udara dalam suatu suspensi mikroorganisme untuk fermentasi pada saat proses
pengolahan lumpur buangan.
4. Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung-gelembung kecil. Seperti oksigen
dari udara dalam suatu suspensi mikroorganisme untuk fermentasi pada saat proses
pengolahan lumpur buangan.
5. Pengadukan fluida untuk menaikkan transfer panas diantara fluida dan suatu coil atau jacket
dalam dinding tangki.
Agitasi atau mixing adalah salah satu dari operasi-operasi tertua dan paling sering
dijumpai dalam teknik kimia. Agitasi digunakan di dalam banyak aplikasi, termasuk:
1. Disperse suatu zat terlarut melalui suatu pelarut.
2. Penyatuanduacairan yang dapatdicampur
3. Produksi slurry dari padatan halus didalam suatu cairan
4. Pencampuran reaktan-reaktan dalam suatu reactor.
5. Pengadukan cairan homogen untuk meningkatkan heat transfer ke cairan
Peralatan pengaduk/agitasi mempunyai bentuk yang bermacam-macam, karena
banyaknya variasi aplikasi yaitu:
1. Axial flow impeller dengan penstabil arah aliran pada ujung-ujungnya.
2. Flat blade turbine yang menghasilkan aliran turbulen pada arah radial, tapi
membutuhkan power yang lebih besar.
3. Turbine, digunakan sebagai agitator.
4. Anchor impeller, digunakan untuk tingkat turbulensi yang rendah.
5. Helical impeller, digunakan untuk menyatukan campuran padat-cair atau untuk mengaduk
pasta, lumpur dan adonan.

2.2 TangkiPengaduk
Yang dimaksud dengan tangki pengaduk (tangki reaksi) adalah bejana pengaduk
tertutup yang berbentuk silinder, bagian alas dan tutupnya cembung. Tangki pengaduk
terutama digunakan untuk reaksi-reaksi kimia pada tekanan diatas tekanan atmosfer dan pada
tekanan vakum, namun tangki ini juga sering digunakan untuk proses yang lain misalnya
untuk pencampuran, pelarutan, penguapan ekstraksi dan kristalisasi.
Untuk pertukaran panas, tangki biasanya dilengkapi dengan mantel ganda yang di las
atau di sambung dengan flens atau dilengkapi dengan kumparan yang berbentuk belahan pipa
yang dilas. Untuk mencegah kerugian panas yang tidak dikehendaki tangki dapat diisolasi.
Hal penting dari tangki pengaduk, antara lain :
1. Bentuk : pada umumnya digunakan bentuk silinder dan bagain bawahnya cekung.
2. Ukuran : diameter dan tangki tinggi.
3. Kelengkapannya, seperti :
a. Ada tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran didalam tangki.
b. Jacket atau coil pendingin/pemanas, yang berfungsi sebagai pengendali suhu.
c. Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinu.
d. Sumur untuk menempatkan termometer atau peranti untuk pengukuran suhu
e. Kumparan kalor, tangki dan kelengkapan lainnya pada tangki pengaduk.
(Diktat Alat I ndustri Kimia, halaman 43-46, 1985)
Tangki berpengaduk ini juga merupakan suatu heat exchanger. Cairan didalam tangki
dipanaskan oleh aliran cairan didalam jaket (air panas) yang mengelilingi tangki. Cairan
didalam diaduk terus menerus untuk menambah perpindahan panas(heat transfer) juga untuk
menjaga suhu cairan merata diseluruh bagian tangki. Air yang tersirkulasi didalam jaket
dipanaskan oleh aliran uap melalui steam jet heater.
Steam jet heater digunakan untuk pemanasan lansung suatu cairan dengan uap pemanas
dimana uap tersebut mengembun (terkondensasi) didalam cairan. Didalam pemanas
ada nozzle pengembunan yang dilubangi supaya uap dapat masuk kedalam cairan. Untuk air
pemanas reactor yang dilengkapi dengan jaket atau coil pemanas dibutuhkan kapasitas
pemanas atau pendingin yang berubah-ubah untuk proses pemanasan, penyimpanan dan
pendinginan.
Keuntungan pemakaian tangki berpengaduk, yaitu :
1. Pada tangki berpengaduk suhu dan komposisi campuran dalam tangki selalu serba sama. Hal
ini memungkinkan mengadakan suatu proses isothermal dalam tangki berpengaduk untuk
reaksi yang panas reaksinya sangat besar.
2. Pada tangki berpengaduk dimana volume tangki relative besar, maka waktu tinggal juga
besar, berarti zat pereaksi dapat lebih lama beraksi didalam tangki.
Kerugian pemakaian tangki berpengaduk yaitu:
1. Sukar membuat tangki berpengaduk yang dapat bekerja dengan efesiensi untuk reaksi-reaksi
dalam fase gas, karena adanya persoalan pengaduk.
2. Untuk reaksi yang memerlukan tekanan tinggi.
3. Kecepatan perpindahan panas per satuan massa pada tangki pengaduk lebih rendah.
4. Kecepatan reaksi pada tangki berpengaduk adalah kecepatan reaksi yang ditunjukkan oleh
komposisi waktu aliran keluar dari tangki.
2.3 Pengaduk.
Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan (cair, cair/padat, cair,cair/gas,
cair/padat/gas) di dalam bejana pengaduk. Biasanya yang berlangsung adalah gerakan
turbulen (misalnya untuk melaksanakan reaksi kimia, proses pertukaran panas, proses
pelarutan). Alat pengaduk terdiri atas sumbu pengaduk dan strip pengaduk yang dirangkai
menjadi satu kesatuan atau dapat dipisah-pisah menjadi 2-3 bagian pengaduk yang dapat
dipisah-pisahkan juga dapat dibongkar pasang didalam satu unit tangki pengaduk.
Pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi dari
pengaduk dalam fluida. Gerak dari pengaduk ini memotong fluida tersebut dan dapat
menimbulkan arus eddy yang bergerak ke seluruh sistem fluida itu. Oleh karena itu,
pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu operasi fase cair dengan tangki
berpengaduk.
Pencampuran baik dapat di peroleh apabila di perhatikan bentuk dan dimensi
pengaduk yang digunakannya karena akan mempengaruhi keefektifan proses pencampuran,
serta daya yang diperlukan.
Zat cair biasanya diaduk di dalam suatu tangki atau bejana biasanya yang berbentuk
silinder dengan sumbu terpasang vertikal. Bagian atas bejana itu mungkin terbuka saja ke
udara atau dapat pula tertutup. Ukuran dan proporsi tangki itu bermacam-macam, bergantung
pada masalah pengadukan itu sendiri.
Didalam tangki itu dipasang impeller pada ujung poros menggantung, artinya poros itu
ditumpuh dari atas. Poros itu digerakkan oleh motor, yang terkadang dihubungkan langsung
dengan poros itu, namun biasanya dihubungkan melalui peti roda gigi untuk menurunkan
kecepatannya. Tangki itu biasanya diperlengkapi pula dengan lubang masuk dan lubang
keluar, kumparan kalor, mantel, dan sumur untuk menempatkan termometer atau peranti
pengukuran suhu lainnya. Impeller itu akan membangkitkan pola aliran dalam yang
menyebabkan zat cair bersirkulasi di dalam bejana untuk akhirnya kembali ke impeller.
Alat pengaduk dapat dibuat dari berbagai bahan yang sesuai dengan bejana
pengaduknya, misalnya dari baja, baja tahan karat, baja berlapis email, baja berlapis karet.
Suatu alat pengaduk diusahakan menghasilkan pengadukan yang sebaik mungkin dengan
pemakaian daya yang sekecil mungkin. Ini berarti seluruh isi
bejana pengaduk sedapat mungkin digerakkan secara merata, biasanya secara turbulen.
Kebutuhan daya dan baik buruknya hasil pengadukan tergantung antara lain pada
faktor-faktor berikut :
1. Jenis alat pengaduk : Bentuk, ukuran, perbandingan diameter daun pengaduk terhadap
diameter bejana pengaduk, frekuensi putaran, posisi dalam bejana pengaduk.
2. Jenis bejana pengaduk : Bentuk, ukuran, perlengkapan di dalamnya, derajat keisian (degree
of fullness).
3. Jenis dan jumlah bahan : Viskositas, jenis campuran (larutan sejati, suspensi kasar, suspensi
halus, dan sebagainya), kerapatan, perbedaan kerapatan dalam campuran, besar dan bentuk
partikel padat yang diaduk.
Ada dua macam impeller pengaduk yaitu jenis pertama membangkitkan arus sejajar
dengan sumbu poros impeller, dan yang kedua membangkitkan arus pada arah tangensial atau
radial. Impeller jenis pertama disebut impeller aliran aksial (axial flow impeller), sedang yang
kedua ialah impeler aliran radial (radial flow impeller ).
Dari segi bentuknya, ada tiga jenis impeler : propeller (baling-baling), dayung
(paddle), dan turbin. Masing-masing jenis terdiri lagi atas berbagai variasi dan sub jenis.
Propeler merupakan impeler aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas
rendah. Propeler kecil biasanya berputar pada kecepatan motor penuh, yaitu 1.150 atau 1.750
put/min, sedangkan propeller besar berputar pada 400 sampai 800 put/min. Arus yang
meninggalkan propeler mengalir melalui zat cair menurut arah tertentu sampai di belokkan
oleh lantai atau dinding bejana.
Menurut aliran yang dihasilkan pengaduk dapat dibagi menjadi 3 golongan:
1. Pengaduk aliran aksial
Pengaduk ini akan menimbulkan arus atau aliran yang sejajar dengan sumbu poros pengaduk.
2. Pengaduk aliran radial
Pengaduk ini akan menimbulkan aliran yang mempunyai arah tangensial dan radial terhadap
bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran tangensial akan menyebabkan timbulnya vorteks
dan terjadinya suatu pusaran tetapi dapat dihilangkan dengan pemasangan buffle atau
cruciform buffle.
3. Pengaduk aliran campuran
Pengaduk ini merupakan gabungan dari dua jenis pengaduk diatas.
Untuk tugas-tugas sederhana, agitator yang terdiri dari satu dayung datar yang
berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif. Kadang-kadang daun-
daunnya di buat miring, tetapi biasanya vertikal saja. Dayung ini berputar di tengah bejana
dengan kecepatan rendah sampai sedang dan mendorong zat cair secara radial dan tangensial,
hampir tanpa adanya gerakan vertikal pada impeler, kecuali bila daunnya agak miring.
Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan yang terdiri :
1. Propeller
Merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas
rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor penuh. Arus yang
meninggalkan propeller mengalir melalu zat menurut arah tertentu dan sampai di belokkan
oleh lantai dinding bejana. Propeller biasanya digunakan bila kita menghendaki adanya arus
yang kuat, umpamanya kita hendak menjaga agar partikel-partikel zat padat yang berada
dalam suspensi.
2. Padel.
Untuk tugas yang sederhana agitator yang terdiri dari satu dayung datar berputar pada
poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif. Kadang-kadang daunnya dibuat
miring tapi biasanya vertikal saja. Dayung ini berputar ditengah bejana dengan kecepatan
rendah sampai sedang dan mendorong zat cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa
adanya gerakan vertikal pada impeller, kecuali bila daunnya agak miring.
(Penuntun Praktikum, 2012. OTK I , Teknik Kimia, FTI , UMI , Makassar).
3. Turbin,
Kebanyakan turbin menyerupai agitator berdaun banyak dengan daun-daun yang agak
pendek dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu poros yang dipasang pada pusat
bejana. Daun-daun boleh lurus dan boleh juga lengkung, sudut vertikal. Impellernya mungkin
terbuka, setengah terbuka atau terselubung. Diameter impellernya biasanya lebih kecil dari
diameter dayung yaitu berkisar antara 30 sampai 50 persen dari diameter bejana. Turbin
biasanya efektif untuk jangkauan viskositas cukup luas. Pada cairan berviskositas rendah
turbin itu menimbulkan arus yang sangat deras yang berlangsung pada keseluruhan bejana.
(McCabe, Operasi Teknik Kimia jilid 1. Erlangga, J akarta. 1991)
Pencampuran didalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi dari
pengaduk didalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida tersebut dan dapat
menimbulkan arus eddy yang bergerak ke seluruh system fluida tersebut. Oleh sebab itu
pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu operasi pencampuran fase cair
dengan tangki pengaduk.
Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatiakn bentuk dan dimensi
pengaduk yang digunakan, karena akan dipengaruhi keefektifan proses pencampuran, serta
daya diperlukan. Zat cair biasanya diaduk di dalam suatu tangki atau bejana biasanya yang
berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertikal. Bagian atas bejana itu mungkin terbuka
saja ke udara atau dapat pula tertutup.

2.4 Pencampuran
1. Pencampuran zat cair yang mampu-campur
Pencampuran zat cair yang mampu-campur (miscible) di dalam tangki merupakan
proses yang berlangsung cepat dalam daerah turbulen, impeller akan menghasilkan arus
kecepatan tinggi, dan fluida itu mungkin dapat bercampur, baik di daerah sekitar impeller
Karena adanya keturbulenan yang hebat. Pada waktu arus itu melambat karena adanya
membawa ikut zat cair lain dan mengalir di sepanjang dinding terjadi juga pencampuran
radial sedang pusaran-pusaran besar pecah menjadi kecil, tetapi tidak banyak terjadi
pencampuran pada arah aliran.Fluida akan mengalami satu lingkaran penuh dan kembali ke
pusat impeller, di mana terjadi lagi pencampuran yang hebat.
2. Pencampuran tanpa-gerak
Gas dan zat cair yang tidak viskos dapat dicampurkan dengan baik dengan
melewatikannya melalui sepotong pipa kosong atau pipa yang diperlengkapi dengan sekat.
Pencampuran yang lebih sulit bias dilakukan dengan menggunakan pencampuran tanpa-gerak
(motionless mixer), yaitu suatu peranti yang digunakan secara komersial di mana terdapat
berganti-ganti elemen-elemen yang membagi dan menyatukan kembali bagian-bagian arus
fluida.
3. Memilih pencampuran
Hubungan langsung antara daya yang terpakai dengan derajat pencampuran tidak
selalu ada. Bila zat cair berviskositas rendah menggelora di dalam bejana tak bersekat,
partikel-partikelnya mungkin menjalani lintasan kecil selama-lamanya dan mungkin tidak
bercampur. Tetapi bila bejana itu di pasang sekat, pencampuran terjadi lebih cepat. Lebih
banyak bagian energi yang digunakan untuk pencampuran dan lebih sedikit untuk aliran
lingkar.
Bila waktu campur merupakan waktu yang kritis, pencampur yang baik adalah yang
dapat mencampur dalam waktu yang di tentukan dengan penggunaan daya yang sekecil-
kecilnya.
Dalam banyak hal, diinginkan waktu campur yang singkat tetapi hal ini tidak selalu
paling menentukan, sebab biasanya yang dicari adalah kompromi yang mempertimbangkan
biaya energi untuk pencampuran dan biaya investasi alat pencampur. Untuk mencampurkan
pereaksi di dalam tangki umpan atau untuk mencarkan hasil dari berbagai tumpak (batch)
pengolahan dalam tangki penimbun dapat digunakan pencampur yang ukurannya relatif kecil,
walaupun alat itu memerlukan beberapa menit untuk menyelesaikan pencampuran.
Suspensi partikel zat padat di dalam zat cair di buat untuk berbagai tujuan
umpamanya untuk membuat campuran yang homogen yang akan diumpamakan ke dalam
unit pengolah, atau untuk melarutkan zat padat untuk mempercepat reaksi kimia atau untuk
mempercepat pembentukan kristal didalam larutan lewat jenuh.
Bila zat padat di suspensikan di dadalam tangki yang diaduk ada beberapa cara untuk
mendefinisikan kondisi suspensi itu. Proses yang berbeda akan memerlukan derajat suspensi
yang belainan pula dan karena itu kita perlu menggunakan definisi yang tepat dan korelasi
yang semestinya di dadalam merancang atau dalam penerapan ke skala besar. Derajat
suspensi yang diberikan di bawah ini disusun dalam urutan keseragaman suspensi yang
makin baik dan pemasukan daya yang makin tinggi.
1. Mendekati suspense penuh
Kebanyakan zat padat benda dalam keadaan suspense di dalam zat cair tetapi
masih terdapat kelompok-kelompok zat padat terkumpul di dasar tangki agak kepinggir, atau
di tempat lain.
2. Partikel bergerak penuh
Seluruh partikel berada dalam suspendsi atau bergerakdi sepanjang dasar
tangki. Partikel-partikel yang bergerak di dasar tangki mempunyai koefisien perpindahan
massa yang jauh lebih kecil dari pada partikel dalam susupensi, hal mana dapat
mempengaruhi untuk kerja unit.
3. Suspensi penuh atau suspensi di luar dasar
Seluruh partikel berada dalam keadaan suspensi dan tidak ada yang terdapat di
dasar tangki atau tidak berada di dasar tangki, selama lebih dari 1 atau 2 detik. Pada waktu
keadaan ini baru tercapai, biasanya terdapat gradient konsentrasi di dalam suspensi itu dan
terdapat bagian-bagian yang mengandung zat cair tanpa susupensi di bagian atas.
4. Suspensi seragam
Pada kecepatan pengaduk yang jauh lebih tinggi daripada yang diperlukan
untuk membuat suspense penuh tidak kelihatan lagi adanya zat cair jernih di deakat
permukaan tangki dan suspense itu tampak seragam. Akan tetapi masih mungkin terdapatd
gradient konsentrasi pada arah vertical, lebih-lebih bila zat padat itu mempunyai ukuran
beragam dengan sebaran ukuran yang agak luas dan dalam hal ini kita harus berhati-hati
dalam mengambil cuplikan dari tangki.

2.4 PolaAliran
Jenis aliran didalam bejana yang sedang diaduk bergantung pada jenis impeller,
karakteristik fluida, dan ukuran serta perbandingan (proporsi) tangki, sekat, dan agitator.
Kecepatan fluida pada setiap titik dalam tangki mempunyai tiga komponen, dan pola aliran
keseluruhan didalam tangki itu tergantung pada variasi dari ketiga komponen itu dari satu
lokasi ke lokasi lain. Komponen kecepatan yang pertama ialah komponen radial yang bekerja
pada arah tegak lurus terhadap poros impeller. Komponen kedua, ialah komponen tangensial,
atau rotasional, yang bekerja pada arah singgung terhadap lintasan terhadap lintasan lingkar
disekeliling poros.
Dalam keadaan biasa, dimana poros itu vertikal, komponen radial dan tangensial
berada dalam satu bidang horizontal, dan komponen longitudinalnya vertikal.
Komponen radial dan komponen longitudinal sangat aktif dalam memberikan aliran
yang diperlukan untuk melakukan pencampuran. Bila poros itu vertikal dan terletak persis
dipusat tangki, komponen tangensial biasanya kurang menguntungkan. Arus tangensial itu
mengikuti suatu lintasan berbentuk lingkaran disekeliling poros, dan menimbulkan voteks
pada permukaan zat cair, seperti terlebih dalam gambar.
Adanya sirkulasi aliran laminar, cenderung membentuk stratifikasi pada berbagai
laisan tanpa adanya aliran longitudinal antara lapisan-lapisan itu.
Pola aliran yang terjadi dalam cairan yang diaduk tergantung pada jenis
pengaduk. Karakteristik fluida yang diaduk dan ukuran serta perbandingan ukuran antara
tangki, pengaduk dan sekat. Kecepatan partikel fluida disetiap titik dapat diuraikan dalam tiga
komponen yaitu:
a. Komponen radial, bekerja dalam arah tegak lurus terhadap sumbu pengaduk.
b. Komponen longitudinal, bekerja dalam arah sejajar sumbu.
c. Komponen tangensial atau rotasional, bekerrja dalam arah garis singgung lintasan melingkar
sekeliling sumbu. Aliran tangensial yang mengikuti lintasan melingkar sekeliling sumbu,
menimbulkan vorteks dipermukaan cairan. Jika tangki tidak bersekat, maka pengaduk jenis
aliran axial maupun radial akan menghasilkan aliran melingkar. Karena pusaran itu terlalu
kuat, pola aliran akan sama saja untuk semua jenis pengaduk dan vorteks yang terbentuk akan
mencapai pengaduk, sehingga gas diatas permukaan akan terhisap.
Ada tiga cara untuk mencegah pusaran dan vorteks antara lain ;
1. Pengadukdipasang off center atau miring.
2. Pada dinding tangki dipasang sekat vertikal.
3. Pemakaian diffuser ring pada tangki pengaduk jenis turbin.
(McCabe, Operasi Teknik Kimia jilid 1. Erlangga, J akarta. 1991)
Jika di dalam system itu terdapat partikel zat padat, arus sirkulasi itu cenderung
melemparkan partikel-partikel itu, dengan gaya sentrifugal kearah luar dan dari situ bergerak
ke bawah dan sesampai ke dasar tangki lalu ke pusat karena itu, bukannya pencampuran yang
berlangsung, tetapi sebaliknya pengumpulan yang terjadi. Jadi, karena dalam aliran sirkulasi
zat cair bergerak menurut arah gerakan daun impeller, kecepatan relatif antra daun dan zat
cair itu berkurang dan daya yang dapat diserap zat cair itu menjadi terbatas. Dalam bejana
yang tak bersekat, aliran putar itu dapat dibangkitkan oleh segala jenis impeller, baik aliran
aksial maupun radial. Jadi, jika putaran zat cair itu cukup kuat, pola aliran di dalam tangki itu
dapat dikatakan tetap bagaimanapun bentuk mungkin sedemikian dalamnya, sehingga
mencapai impeller, dan gas dari atas permukaan zat cair akan tersedot ke dalam zat cair itu.
Biasanya hal demikian tidaklah di kehendaki.
Aliran lingkaran (circulatory flow) dan arus putar (swirling) dapat di cegah dengan
menggunakan salah satu dari tiga cara di bawah ini. Dalam tangki-tangki kecil, impeller
dipasang di luar sumbu tangki (ekstentrik). Porosnya di geser sedikit dari garis pusat tangki,
lalu dimiringkan dalam suatu bidang yang tegak-lurus terhadap pergeseran itu. Dalam
tangki-tangki yang lebih besar, agitatornya di pasang di sisi tangki, dengan porosnya pada
bidang horizontal, tetapi membuat sudut dengan jari-jari tangki.
Pada tangki-tangki besar yang mempunyai agitator vertikal, cara yang paling baik
untuk mengurangi arus putar ialah dengan memasang sekat-sekat (buffle) yang berfungsi
merintangi aliran rotasi tanpa mengganggu aliran radial dengan memasang bilah-bilah
vertikal terhadap dinding tangki. Kecuali untuk tangki yang sangat besar, biasanya empat
buah sekat saja sudah memadai untuk mencegah pembentukan arus putar dan vorteks.
Bahkan bila terdapat kesulitan memasang sekat sebanyak itu, satu atau dua sekat saja pun
sudah akan memberi pengaruh besar terhadap pola alir dan lingkar. Untuk turbin, lebar sekat
yang diperlukan tidak lebih dari seperdelapan belas diameter tangki. Dengan propeller yang
dipasang dari sisi, yang miring atau yang tidak di tempatkan di pusat, tidak di perlukan sekat.
Jika arus putar sudah dapat di hentikan, pola aliran spesifik di dalam bejana itu
sekarang bergantung pada jenis impeller yang dipergunakan. Agitator propeller biasanya
mendorong zat cair ke bawah sampai kedasar tangki, di mana arus itu lalu menyebar secara
radial ke segala arah menuju dinding, lalu mengalir lagi ke atas disepanjang dinding dan
kembali diisap oleh propeller dari atas.
Propeller biasanya digunakan bila kita menghendaki adanya arus yang kuat,
umpamanya bila kita hendak menjaga agar partikel-partikel zat padat yang berada dalam
suspensi. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor penuh, Propeller jarang
dipakai bila viskositas zat cair lebih dari kira-kira 50.Merupakan impeller aliran aksial
berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas rendah.
Turbin dengan daun miring 45
o
dan mendorong ke bawah juga biasa digunakan untuk
mendapatkan arus aksial yang kuat yang di perlukan untuk membuat suspensi zat padat.
Agitator dayung dan turbin berdaun datar memberikan aliran radial yang baik dalam
bidang impeller itu, dimana aliran itu lalu membelah diri di dinding, membentuk dua pola
lingkar yang terpisah. Satu bagian yang mengalir ke bawah di sepanjang dinding dan kembali
ke pusat impeller dari bawah sedang satu bagian lagi mengalir ke atas menuju permukaan dan
kembali ke impeller dari atas. Pada tangki tanpa sekat terdapat aliran tangensial yang kuat
serta pembentukan vorteks, walaupun kecepatan poros hanya sedang-sedang saja. Tetapi, bila
ada sekat, aliran vertikal itu meningkat, dan pencampuran zat cair pun berlangsung lebih
cepat. Pada tangki berbentuk silinder vertical, ke dalaman zat cair harus sama dengan
diameter tangki, atau sedikit lebih besar dari itu. Jika di perlukan kedalaman yang lebih besar,
dapat dipasang dua impeller atau lebih pada satu poros, dimana masing-masing impeller
berfungsi sebagai satu pencampur tersendiri. Masing-masing impeller membangkitkan dua
arus sirkulasi. Impeller yang di sebelah bawah, baik yang jenis turbin maupun yang jenis
propeller, di pasang pada jarak kira-lira sama dengan diameter impeller dari dasar tangki.

3.6 Proses Pencampuran
Proses pencampuran dalam fase cair dilandasi oleh mekanisme perpindahan
momentum di dalam aliran turbulen, pencampuran terjadi pada tida skala yang berbeda yaitu
:
1. Pencampuran sebagai akibat aliran cairan secara keseluruhan (bulk flow) di sebut mekanisme
konvektif.
2. Pencampuran karena adanya gumpalan-gumpalan fluida yang terbentuk dan tercampakkan di
dalam medan aliran, di kenal sebagai eddies.
3. Pencampuran karena gerak molekul air, merupakan mekanisme pencampuran yang di kenal
sebagai difusi.
Ke tiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan
adalah Eddy Diffution. Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam aliran laminar.
Pencampuran fase cair dapat di bagi dalam dua kelompok yaitu :
1. Pencampuran antara cairan yang saling tidak bercampur sebagian (immisible).
2. Pencampuran cairan yang tercampur (miscible)
Istilah pencampuran digunakan untuk berbagai ragam operasi, dimana derajat
homogenitas bahan yang bercampur itu sangat berbeda. Umpamanya, satu kasus, dimana
dua macam gas di gabungkan dalam satu tempat hingga seluruhnya bercampur dengan baik,
dan kasus lain pasir, kerikil, dan semen di aduk di dalam drum putar selama beberapa waktu.
Dalam kedua kasus itu bahan-bahan itu pada akhirnya bercampur, namun jelas pula bahwa
homogenitasnya berbeda. Cuplikan campuran gas itu betapa pun kecilnya cuplikan itu
semuanya mempunyai komposisi yang sama. Sedang cuplikan campuran beton, di lain pihak
akan sangat berlainankomposisinya satu sama lain.
(Warren L. Mc Cabe CX, Smith, dan Peter Harriot, halaman 226-227, OTK J ilid 1, 1985)
Waktu pencampuran merupakan lamanya operasi pencampuran sehingga diperoleh
keadaan yang serba sama. Pada operasi pencampuran dengan menggunakan tangki pengaduk,
waktu pencampuran ini dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut:
1. Yang berkaitan dengan alat, yaitu :
a. Ada tidaknya baffle atau cruciform baffle
b. Bentuk dan jenis pengaduk (turbin, propeler, padel)
c. Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
d. Laju perputaran pengaduk
e. Kedudukan pengaduk pada tangki
a) Jarak terhadap dasar tangki
b) Pola pemasangannya
c) Center, vertikal
d) Off center, vertikal
e) Miring (inclined) dari atas
f) Horizontal
f. Jumlah daun pengaduk
g. Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk
a. Perbandingan kerapatan (density) cairan yang diaduk
b. Perbandingan viskositas cairan yang diaduk
c. Jumlah kedua cairan yang diaduk
d. Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)
(Staf Lab. OTK , Penuntun Praktikum Laboratorium OTK I , 2012)
Aliran osilasi di dalam kolom bersekat merupakan satu metoda yang mampu
meningkatkan pencampuran pada aliran laminar di dalam sebatang kolom. Pencampuran
aliran osilasi dapat dicapai sekiranya aliran berosilasi sepenuhnya melewati plat sesekat.
Akan tetapi, aplikasi aliran osilasi melalui kolom bersekat menyebabkan pencampuran balik
berlaku di antara peringkat.
Pencampuran balik akan mengurangkan keberkesanan pencampuran di dalam kolom
dan ia merupakan suatu kelemahan apabila aliran plug merupakan suatu system yang
diinginkan dengan menggunakan perangkat lunak fluent 5.3v suatu simulasi telah dilakukan
pada menentukan pola aliran yang terbentuk di dalam kolom bersekat dengan aliran osilasi,
dan untuk memastikan terjadinya pencampuran balik di dalam sisitem kolom yang di bina.
Simulasi CFD (Computational Fluida Dynamic) dilakasanakan di dalam kolom tegak dua
peringkat setinggi 28,2 cm dan diameter dalam 9,4 cm. Plat sesekat di pasang di dalam kolom
pada jarak 1,5x diameter kolom. Simulasi aliran bertujuan untuk menggambarkan keadaan
sebenarnya dari fenomena fisik yang terlibat di dalam dinamik dan simulasi keadaan steady.
Simulasi keadaan steady tidak bergantung dengan waktu sedangkan simulasi dinamik adalah
tergantung dengan waktu dan banyak di gunakan dalam menganalisis perubahan paola aliran
dan masalah system kontrol. Fluent 5.3v merupakan perangkat lunak yang banyak di pilih
untuk tujuan simulasi dinamik. Perangkat lunak ini adalah sesuai untuk menggambarkan
aliran turbulen yang kompleks, reaksi kimia, pembakaran, dan aliran berbilang fasa. Pipa alir
bebas akan menyebabkan geseran bend alir di dalam system bertambah sehingga arah dan
kecepatan aliran akan dapat dikontrol, Nungham(1972) melaksanakan ujikaji satu fasa
didalam kolom Oldshue-Rushton dengan diameter 15,24 cm. Beliau mendapati, selain kadar
aliran hadapan, maka penggunaan pipa alir bebas akan mengurangi kadar pencampuran balik
dengan berkesan. Pada putaran motor pengaduk dan kadar alir kehadapan tertentu, pipa alir
bebas dengan L/D (rasio panjang pipa alir bebas dan diameter plat sesekat) lebih besar dari
pada 0,33, akan mengurangi kecepatan pencampuran balik menjadi nol. Ujikaji yang
dihalankan oleh Vidaurri dan Sherk (1985) adalah di dalam tangki berpengaduk dengan
diameter 20,3 cm. Seluruh kajian dilakukan menggunakan pipa alir bebas yang
disambungkan kepada plat sesekat bukaan lubang tengah,Vidaurri dan Sherk (1985)
menemukan bahwa pencampuran balik berkurang mejadi nol dengan meningkatnya rasio
L/D, kadar alir kehadapan dan viskositas fluida yang di gunakan.
Factor-faktor yang mempengaruhi proses pencampuran dan energi yang di perlukan
untuk pencampuran adalah :
1. Aliran
Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya menguntungkan proses
pencampuran
2. Ukuran partikel / luas permukaan
Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus di campur maka semakin
kecil partikel dan semakin mudah gerakannya di dalam campuran maka proses pencampuran
semakin baik.
3. Kelarutan
Semakin besar kelarutan maka semakin baik pencampuran.
(McCabe, Operasi Teknik Kimia jilid 1. Erlangga, J akarta. 1991)

2.7 Kebutuhan Daya
Untuk melakukan perhitungan dalam spesifikasi tangki pengaduk telah dikembangkan
berbagai teori dan hubungan empiris. Para peneliti telah mengembangkan beberapa hubungan
empiris yang dapat untuk dapat memperkirakan ukuran alat dalam pemakaian yang atas dasar
percobaan yang dilakukan pada skala laboratorium.
Persyaratan dari pada pengunaan hubungan empiris tersebut adalah adanya:
a. Kesamaan geometris, yang menetukan kondisi batas peralatan, artinyabentuk kedua alat
harus sama dan perbandingan ukuran-ukuran geometris berikut ini sama untuk keduanya
b. Kesamaan dinamik dan kesamaan kinetic yaitu terdapat kesamaan harga perbandingan antara
gaya yang bekerja disuatu kedudukan (gaya viskos terhadap gaya grafitasi, gaya inersia
terhadap gaya viskos, dsb)
c. Factor yang mempengaruhi kebutuhan daya atau power untuk pengadukan adalah :
1. Diameter pengaduk
2. Kekentalan cairan
3. Kerapatan cairan
4. Medan grafitasi
5. Laju putaran pengaduk
Parameter Hidrodinamika dalam Tangki berpengaduk :
a. Bilangan Reynold
Bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan gaya
viskos yang terjadi pada fluida. System pengadukan yang terjadi bila diketahui bilangan
Reynold-nya

Dalam system pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminar, transisi dan turbulen.
Bentuk aliran laminar terjadi pada bilangan Reynold hingga 10, sedangkan turbulen terjadi
pada bilangan Reynold 10 hingga 10
4
dan transisi berada di antara keduanya.
b. BilanganFraude
Bilangan tak berdimensi menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan gaya
gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Bilangan Fraude merupakan variable yang signifikan. Bilangan ini hanya diperhitungkan
pada system pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada system ini permukaan cairan
dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi, sehingga membentuk pusaran
(vortex). Vortex menunjukkan keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya inersia.

Anda mungkin juga menyukai