Anda di halaman 1dari 6

CHEAT SHEET TRK 2

Muhammad Alfinuha Nabil 1306370442


Perbedaan reaktor ideal dan non ideal
Ideal: memiliki pola aliran fluida ideal; tanpa pencampuran
untuk PFR dan pencampuran sempurna untuk CSTR.
Non-Ideal: pola aliran fluida sesugguhnya terutama dalam
perlatan proses fluida di industri. Terjadinya penyimpangan
aliran fluida yang disebabkan fenomena channeling, recycling,
stagnant region, ataupun distribusi RTD yang terlalu cepat
untuk bubble.
Faktor yang dipengaruhi ketidak-idealan
Perbedaan konsentrasi (kasus CSTR kalau ada deadzone, shg
konsentrasi ga uniform di seluruh titik)(pada tangki berengaduk
yang sebenarnya, conc reaktan relatif tinggi di titik feed masuk,
dan rendah di daerah stagnant yang biasanya ada di sudut atau
di blkg baffles) perbedaan suhu (CSTR, dead zone, atau krn
kegagalan dr impeller atau mixing devices), perbedaan tekanan
(PBR, channeling), perbedaan kecepatan (kasus di PFR, terjadi
nya dispersi. Profil kecepaan, pencampuran turbulen dan difusi
molekuler embuat molekul bergerak dg kecepatan yg berbeda2
pada aarh yg berbeda ula) shg meningkatkan distribusi
residence time dalam reaktor)
Common Deviation
PBR Channeling. CSTR& Batch Dead zone, bypass
(karena masukan dan keluaran dari CSTR dekat, shg blm
terjaid reaksi scr maksimal karena sudah keluar duluan). PFR
disperse
Channeling: merupakan peristiwa mengalirnya fluida hanya
pada alur tertentu saja, atau tidak merata ke seluruh bagian
reaktor. Aliran feed gas yang terlalu cepat atau terhalang
padatan berupa katalis sehingga memiliki jalur yang berbeda
dan residence time yang berbeda. Channeling merupakan salah
satu efek dr distribusi aliran yg tdk merata yg seringkali tjd dlm
pengoperasian media unggun tetap berpori.

Bypass, short circuiting: merupakan penyimpangan dmn


reaktan mengalir masuk ke dlm tank elalui inlet kemudian
langsung keluar melalui outlet tanpa bereaksi, jika masukan ilet
dan keluaran outler dekat, ataupun jika terdapat rute yg mudah
diantara keduanya. Keluar dari reaktor dengan cepat.
Contohnya pada CSTR (masukan inlet dan outlet dekat)
Dispersi: umum terjadi di reaktor PFR, yaitu peristiwa
pembelokan fluida akibat difusi molekuler dan difusi konvektif.
Aliran bergerak secara longitudinal akibat terbentuknya vortex
dan turbulensi. analogi antara mixing dalam aliran yang
sebenarnya dengan proses difusi (Hukum Fick) dimana
koefisien difusi digantikan dengan koefisien dispersi.
Residence Time Distribution
Pendekatan yang menujukkan karakteristik proses mixing yang
terjadi di reaktor kimia. Merupakan pendekatan secara statistic
utk aliran fluida yaitu distribusi waktu tinggal elemen
fluida/atom/molekul dalam unit proses yang dapat
menenunjukkan karakteristik mixing.
Karakteristik mixing
1.
2.
3.

Kurva C: kurva yang menggambarkan input dan keluaran


tracer yg dinyatakan dalam konsentrasi tracer sbg fungsi waktu.
Kurva C dapat dibuat dengan memplot konsentrasi vs waktu
(sbg sb.x)
atau dengan rumus berikut (pulse)

Sementara untuk step dpt dicari dgn

Kurva E (RTD): merupakan fungsi distribusi residence time


partikel. Merupakan data kuantitatif distribusi waktu tinggal
molekul dalam reaktor. Merupakan normalisasi dari kurva C,
yg disebut pula exit age distribution . Menyatakan fraksi
molekul yang keluar reaktor yang menghabiskan waktu dari
waktu t sampai t + delta t

Distribution of Residence Time (RTD)


Kualitas mixing
Model used to describe system

Pengukuran RTD: Injeksi tracer dalam reaktor pada t = 0 dan


selanjutnya mengukur konsentrasi tracer pada keluaran reaktor
sebagai fungsi waktu. Titik injeksi dan deteksi harus dekat pada
reaktor
Asumsi:
-Constant flowrateu(l/min) and fluid density (g/l).
-Only one flowing phase.
-Closed system input and output by bulk flow only (i.e.,no
diffusion across the system boundaries).
-Flat velocity profiles at the inlet and outlet
-Linearity with respect to the tracer analysis, that is,the
magnitude of the response at the outlet is directly proportional
to the amount of tracer injected.
The tracer is completely conserved within the system and is
identical to the process fluid in its flow and mixing behavior.

Cara lain dalam mengintepretasikan fungsi residence time


adalah dengan bentuk integral yaitu

Kurva F
Merupakan kurva distribusi fungsi kumulatif

Dead zone: daerah yang tidak terkena mixing. Dead zone akan
mengurangi volume efektif terjadinya reaksi
Karakteristik Tracer: tidak reaktif, mudah dideteksi, physprop
yang sama dengan campuran yang bereaksi, soluble, tdk
teradsorb ke dalam dinding, molecular diffusivity yang rendah,
berwarna atau radioaktif
Diagnosa tracer terhadap RTD dapat dilakukan dengan kurva
C, E, dan F

F(t) merupakan fraksi molekul yang keluar dari molekul pada


selang waktu t atau kurang dari t. Kurva F merupakan fungsi
kumulatif dari kurva E yang disebut dengan cummulative
distribution function. Jumlah fraksi di aliran keluaran yang

telah berada di dalam reaktor dengan waktu kurang dari t sama


dengan jumlah seluruh fraksi yang memiliki waktu kurang dari
t dari E(t)t

sehingga (t-tm)2 akan berbanding lurus dengan varians yaitu


nilai yg digunakan untuk mengetahui seberapa jauh persebaran
nilai hasil observasi terhadap rata rata.
Tambahan
Jenis Metode Injeksi untuk pengukuran RTD

Fenomena yang terjadi pada gambar

Pulse input: sejumlah tracer, No, secara tiba tiba diinjeksikan


dalam satu tembakan menuju feedstream yang memasuki
reaktor. Konsentrasi keluaran tracer akan diukur sebagai fungsi
waktu.
Analisis Non Ideal Reaktor (Soal)
CSTR - Perfect Operation

Merupakan fenomena disperse, yaitu deviasi yang umum


terjadi pada reaktor tubular. Pada model disperse, terdapat
disperse arah axial yang dianalogikan sebagai hokum Fick
mengenai difusi. Sehingga semua komponen dipindahkan
menuju seluruh cross section di seluruh reaktor pada laju
yang terjadi akibat difusi molecular dan
difusi konvektif. Berikut adalah ilustrasi mengenai bagaimana
disperse memperngaruhi profil konsentrasi

Mole balance tracer

Koefisien yang menggambarkan disperse adalah koefisien


disperse atau D (m2/s) dengan D yang besar menandai rapid
spreading, small D menandai slow spreading, dan D=0
menandakan tidak ada spreading atau plug flow.

Kerugian dari metode ini adalah injeksi harus dilakukan pada


waktu yang sangat sempit. Bila kurva C mempunyai ekor yang
panjang maka analisis akan rawan terhadap inakurasi. Jumlah
tracer yang terpakai harus diketahui. Namun hanya
membutuhkan sedikit tracer jk dibandingkan dgn step.

Spread Away

Step Input

Fenomena aliran fluida menjauhi titik inlet didasarkan oleh


persamaan variansi yaitu

Constant rate of tracer dimasukkan secara konstan pada t=-0.


Konsentrasi tracer dibuat tetap hingga konsentrasi effluent
keluaran sama dengan konsentrasi tracer di feed. Step input
dapat
mengetahui
nilai
F(t)
secara
langsung.

Semakin jauh partikel fluida dan inlet reaktor, maka nilai


residence time akan semakin besar, Nilai tm akan tetap

Respon pulse tracer


Analisis, semakin besar nilai space time, maka besar decay
pada output transient akan semakin kecil, dan sebaliknya.
CSTR Bypass

Karena Vsd< V maka, space time yang dibutuhkan akan lebih


kecil dibanding operasi sempurna. Dead volume akan
mengurangi tempat terjadinya reaksi sehingga tracer akan
keluar lebih cepat.
Pada aliran bypass, laju alir volume, dirumuskan sebagai
berikut
Reaktor memiliki volume sistem Vs, dan
tercampur dengan baik. Pada reaktor bypass, space time akan
semakin besar karena laju alir total yang digunakan untuk
reaksi berkurang

PFR - Ideal

Segregation model
Memodelkan reakotr nyata sebagai sejumlah reaktor baatch kecil,
yang masing2 menghabiskan waktu yang berbeda
Semua molekul menghabiskan waktu yang sama di dalam reaktor
(umurnya sama) dan masih tetap bersama dalam sebua globule (reaktor
batch)
Proses mixing dari berbagai grup yang berebda umur berlangsung
pada at the last possiblemoment at the reactor exit.

Semakin besar space time, maka terjadi decay yang lebih


lambat pada fungsi E dan C dibandingkan dengan operasi
sempurna CSTR.
CSTR Dead Volume
PFR Channeling (Bypassing)

Dead volume mengakibatkan volume pada sistem berkurnag


karena ruang pada reaktor yang tidak dapat dijangkau oleh
fluida. Maka

Sehingga fluida akan mempunyai space time yang lebih kecil


dibanding dengan operasi pada CSTR sempurna.

karena vsb < vo, maka spacetime untuk


bypassing akan lebih besar dibanding operasi ideal. Pada kurva
E, didapat dua spike, dimana spike kedua muncul setelah space
time perfect ops. Karena volumetric flow rate operasi BP lebih
kecil, maka waktu dari second spike akan lebih besar daripada
space time untuk kondisi sempurna.

Mixing occurs at the latest possible moment.Each little batch reactor


(globule) exiting the real reactor at different times will have a different
conversion (X1,X2,X3...)
Maximum Mixedness Model
Mixing occurs at the earliest possible moment.

PFR - Dead Volume

Sehingga decay pada transien E dan C menjadi lebih cepat,


akibat volume sistem yang lebih kecil.
SUBBAB 12.8 Reaktor Multifasa

Summary

Merupakan reactor dg 2 fasa a/ lbh dlm rxt.


Kebanyakan berupa gas-liquid yg dikontak dg solid.
Reaksi terjadi pada perm kat padat.

Pd bbrp rxt, liquid berupa inert utk gas utk kontak dg


kat. Usia kat tergantung kondisi operasi.
1. slurry reactor: merupakan reactor multifasa dmn
reaktan gas di bubbled melalui larutan yang
mengandung partikel kat. Larutan bias jg reaktan spt
hidrogenasi metil linoleat dalam proses Fischer
tropsch.
Kelebihan : control suhu mudah, dpt memeberikan
heat recovery. Aktivitas kat. Dapat dijaga dg
menambahkan sdkt kat. yg di reuse selama batch
operation atau dg konstan feeding selama operasi
kontinu.

Transport ke katalis

Skema :
,

Difusi dan reaks di katalis


dg = efektivitas
Mengalikan mass cat/vol , didapat :
Profil

Laju reaksi

Misal kasus Hidrogenasi linoleat

Rate law Utk H2 orde 1 dlm linoleat, jika fasa cair


linoleat, dg konst CL, maka :

Laju absorbs

Menentukan Limiting step


Krn steady state, rate transport dari bubble sama dg rate
reaksi

FCC menggunakan katalis dan panas untuk memecah molekul


besar minyak dalam fasa gas (vapour) ke dalam molekul yang
lebih kecil yang membentuk bensin, distilat, dan produk-produk
bernilai tinggi lainnya seperti butana dan propane. FCCU
menggunakan katalis sangat panas untuk memecahkan hidrokarbon
menjadi rantai pendek.
Katalis dapat digunakan kembali untuk cracking tambahan setelah
karbon yang melapisi mereka setelah proses telah dihapus.

Design

reactor

slurry

Tinjauan Mengenai Fluidized Bed Reactor


Reaktor fluidized bed adalah tipe reaktor yang bisa melakukan
reaksi multifasa. Reaktor ini bisa digunakan untuk pencampuran
ekstensif dari segala arah.
Hasil campuran memiliki temperatur stabil dan penambahan
perpindahan massa dan laju reaksi.
Fluidized Bed Reactor adalah adalah jenis reaktor kimia yang
dapat digunakan untuk mereaksikan bahan dalam keadaan banyak
fasa.
Reaktor jenis ini menggunakan fluida (cairan atau gas) yang
dialirkan melalui reaktan lain berbentuk padatan (biasanya
berbentuk butiran-butiran kecil) dengan kecepatan yang cukup
sehingga reaktan padat akan terolak sedemikian rupa dan akhirnya
reaktan tersebut dapat dianalogikan sebagai fluida juga. Proses ini,
dinamakan fluidisasi.
Fluidized bed reactor digunakan untuk memproduksi bensin, bahan
bakar lainnya, bahan kimia lainnya, karet, vinil klorida, polietilen,
stirena, polypropylene, proses industri untuk gasifikasi batubara,
pembangkit listrik tenaga nuklir, air dan pengaturan pengolahan
limbah.
Jenis fluidized bed reactor yang menggunakan katalis dan paling
banyak digunakan dalam proses pengolahan minyak dan gas bumi
adalah Fluid Catalytic Cracking Unit (FCCU).

Gambar. Skema Fluid Catalytic Cracking Unit (FCCU)


Bahan baku ke FCC biasanya merupakan minyak mentah yang
memiliki titik didih awal 340 C atau lebih tinggi pada tekanan
atmosfer dengan BM 200-600 atau lebih tinggi.
Bagian dari minyak mentah sering disebut sebagai minyak gas
berat atau minyak gas vakum (HVGO). Proses penguapan di FCC
membuat molekul rantai panjang dari cairan hidrokarbon bertitik
didih tinggi menjadi molekul yang lebih pendek dengan
mengontakkan bahan baku dengan butiran padat katalis
terfluidisasi pada suhu tinggi dan tekanan sedang.
Reaksi yang terjadi dalam FCCU merupakan reaksi multi-fasa di
mana terdapat padatan katalis, uap minyak mentah, dan cairan
minyak residu yang pencampurannya membentuk suatu slurry.
Keuntungan:
Pencampuran yang merata
Gradien suhu yang rata
Dapat dioperasikan secara kontinyu

Prinsip Dasar Fluidized Bed Reactor


Material yang terfuidisasi biasanya selalu berupa padatan dan media
fludisasi biasanya berupa cairan atau gas. Semua aplikasi komersial dari
teknologi fluidized bed menggunakan sistem gas-solid.
Pada reaktor fluidized bed, fluida dialirkan ke material padat
granular (biasanya katalis) dari bawah pada kecepatan yang cukup
besar untuk mengangkat padatan dan menyebabkan padatan
memiliki sifat seperti fluida.
Substrat padat (material katalitik) diletakkan di atas plat berpori yang
disebut sebagai distributor. Fluida dipaksa untuk mengalir melalui
distributor dan melalui material padat.
Katalis yang terfluidisasi digerakkan dengan pengaturan kondisi operasi
yang tertentu agar dapat bergerak bersirkulasi seperti cairan (fluida)
dalam sistem reaktor-regenerator.
Ketika kecepatan fluida meningkat, reaktor akan mencapai keadaan
dimana gaya dari fluida pada padatan sudah cukup besar untuk
mengangkat berat padatan.
Fluidisasi akan tepat terjadi dan terjadi pada kecepatan minimum
fluidisasi. Jika sudah melewati kecepatan minimum, maka isi dari
reaktor akan mengembang dan padatan akan mulai bergerak seperti
fluida. Tergantung dari kondisi operasi dan sifat dari zat padat,
berbagai macam daerah aliran bisa diamati pada reaktor.
Persamaan Desain Fluidized Bed Reactor
Desain reaktor multi fasa katalitik lebih kompleks dibandingkan
dengan reaktor homogen, karena adanya lebih dari satu fasa yg
mengakibatkan resistansi perpindahan masa, difusi intra-partikel,
efek adsorpsi, dan variasi laju alir yang bisa berbeda beda dari
setiap fasa. Gambar persamaan desain bisa dilihat dibawah,
1. Kecepatan Fluidisasi Minimum
Fluidisasi akan dimulai ketika kelajuan gas pada saat gaya gravitasi
padatan terjadi pada partikel sama dengan drag pada partikel gas
yang naik. Ketika Re < 10,

2. Perpindahan Massa Pada Fluidized Bed


Pertama adalah perpindahan antara gas dengan padatan. Dalam
beberapa kondisi, hal ini akan dapat mempengaruhi analisis dari
karakteristik fluidized bed secara signifikan, dan pada kondisi lain
tidak dihitung sama sekali.
Kedua adalah jenis perpindahan massa yang hanya terjadi pada
operasi fluidized bed, yaitu transfer material antara bubbles dengan
clouds, dan antara cloud dengan emulsi. Dalam hampir setiap jenis
fluidized bed, akan ada perbedaan konsentrasi fasa gas yang
signifikan dengan beberapa elemen lain fludized bed.
Dalam fasa bubble pada fluidized bed, partikel padatan terpisah,
akibatnya akan ada perpindahan massa antara gas dan partikel.
Korelasi yang digunakan adalah persamaan Froessling (1938).

Kerugian
Ukuran vessel cukup besar
Membutuhkan kecepatan fluida yang tinggi (pompa bagus &
mahal)
Partikel fluida yang terperangkap dalam bed
Kurangnya pemahaman terhadap sifat material dan menghitung
aliran paans dan massa partikel dalam bed
Erosi di komponen internal
Reaksi Fluidized Bed Reactor
Reaksi cracking terdiri dari beberapa tahap, yang pertama adalah
inisiasi reaksi.
CH3 CH3 2 CH3
Abstraksi hidrogen, di mana radikal bebas atom hidrogen dihapus dari
molekul lain, mengubah molekul kedua menjadi radikal bebas.
CH3 + CH3 CH3 CH4 + CH3 CH2
Radikal dekomposisi, di mana radikal bebas pecah menjadi dua molekul
terpisah, satu alkena, yang lain radikal bebas. Ini adalah proses yang
menghasilkan produk alkena.
CH3 CH2 CH2 = CH2 + H

Kelajuan relative antara partikel padat dengan gas digunakan


dalam menghitung bilangan Reynolds, yaitu uo. Pada fasa emulsi,
persamaan tersebut akan sama dengan yang digunakan pada fixed
bed. Persamaan ini diajukan oleh Kunii dan Levenspiel:
[
]
Untuk 5 < Re <120, dan < 0.

)
(

( )
Untuk reaktor jenis Packed Bed Reactor (PBR), biasanya lebih tertarik
untuk menghitung berat katalis, W

CAb sebagai fungsi X,

Perumusan Rumus, Formula Kinetika dan Formula Mass


Transfer
Kinetika Reaksi

Kita substitusikan untuk mendapatkan

Kemudian persamaan
mendapatkan

tersebut

diintegralkan,

sehingga

kita

. Packed Bed Reactor


Tinggi bed yang dibutuhkan untuk mencapai konversi ini adalah

Neraca mol pada elemen volume


[

Persamaan Balance Reaksi Order Satu


Pada reaksi orde satu, CAcdan CAe dapat dieliminasi menggunakan
dua buah persamaan aljabar, dan persamaan diferensialnya akan
dapat disolusikan secara analitis dengan CAb sebagai fungsi t. Untuk
menganalisis persamaan desain fluidized bed untuk orde satu, kita
menyatakan konsentrasi A pada emulsi, CAe dan pada cloud, CAc dan
pada bubble, CAb. Emulsion balance:

Untuk mendapatkan nilai CAe terhadapCAc.


Untuk reaksi orde 1 (n=1),

Kita akan menggunakan persamaan ini untuk mensubstitusikan CAe


pada cloud

Solusi CAc terhadap CAb

Lalu kita substitusikan terhadap CAcpada bubble

Penataan ulang persamaan diatas:

]
]
]

[
[

Dengan demikian, berat katalisnya:

]
[

FIXED BED REACTORTinjauan Umum Reaktor


Fixed Bed Reactor katalitik dapat didefinisikan sebagai suatu
tube silindrikal yang dapat diisi dengan partikel-partikel katalis. Selama
operasi, gas atau liquid atau keduanya akan melewati tube dan partikelpartikel katalis, sehingga akan terjadi reaksi. Pada reaktor fixed bed,
pelet katalis berada pada posisi yang tetap / konstan.
Reaktor fixed bed digunakan pada banyak industri kimia,
seperti: Steam reforming dari gas alam, Sintesis amonia / industri
pupuk, Produksi asam sulfat, Sintesis methanol, Oksidasi methanol,
Produksi etilen oksida, Produksi butadiene, Produksi Stirene
Kelebihan dari reaktor fixed bed yaitu:

Dapat digunakan untuk mereaksikan dua macam gas sekaligus

Kapasitas produksi cukup tinggi dan pemakaian fleksibel

Aliran fluida mendekati plug flow, sehingga dapat diperoleh


hasil konversi yang tinggi
kekurangan dari reaktor fixed bed yaitu:

Rate transfer massa dan transfer panas rendah

Pemindahan katalis sangat sulit dan memerlukan shut down alat

Konversi lebih rendah


Jenis reaktor fixed bed yang biasa digunakan di pr Fixed bed.
Reaktor katalitik sangat umum ditemukan dalam industri kimia.
Beberapa proses eksotermis seperti oksidasi etilen, naphthalen,
sintesis vinyl asetat dan reaksi hidrogenasi merupakan beberapa
contoh penggunaan fixed bed reaktor. Terdapat beberapa
konfigurasi reaktor yang digunakan sesuai kebutuhan
yaitu

]
(

)
(

( )
Untuk reaktor jenis Packed Bed Reactor (PBR), biasanya lebih tertarik
Mass Balance

(1) Perubahan konsentrasi karena waktu


(2) Perpindahan konfektif
(3) Diffusi Molekular
(4) Laju Reaksi
Neraca Energi ;

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Perubahan panas karena waktu


Perpindahan konfektif
Perpindahan panas karena konduksi
Efek panas dari reaksi kimia
Flux panas karena radiasi

Anda mungkin juga menyukai