Anda di halaman 1dari 6

PFR biasa digunakan untuk mempelajari beberapa proses penting seperti

reaksi termal dan reaksi kimia plasma dalam aliran gas yang cepat serta daerah
katalisis. Dalam beberapa kasus, hasil yang didapat tidak hanya membantu kita
dalam memahami karakteristik proses-proses kimia, tetapi juga dapat
memberikan kita pengertian praktis dari proses-proses kimia yang penting.
Di dalam PFR, fluida mengalir dengan perlakuan yang sama sehingga
waktu tinggal () sama untuk semua elemen fluida. Fluida sejenis yang mengalir
melalui reaktor ideal disebut plug. Saat plug mengalir sepanjang PFR, fluida
bercampur sempurna dalam arah radial bukan dalam arah axial (dari arah depan
atau belakang). Setiap plug dengan volumen berbeda dinyatakan sebagai
kesatuan yang terpisah-pisah (hampir seperti batck reaktor) saat dia mengalir
turun melalui pipa PFR.
Untuk keadaan tertentu kadang diperlukan pencampuran awal terhadap
bahan baku sebelum diumpankan ke dalam reaktor. PFR beraliran aksial
berukuran dengan rentang diameter 1-15 cm, sedangkan PFR beraliran radial
mempunyai diameter besar hingga bermeter-meter. PFR sebagai reaktor tunggal
dapat mempunyai panjang lebih dari 1000 meter yang dibentuk sedemikian rupa
untuk menyesuaikan ruang. PFR juga dapat disusun secara berangkai dalam
bentuk parallel ataupun seri (Wikipedia, 2007).
Dalam PFR konsentrasi bahan baku tinggi pada saat masuk reaktor,
selanjutnya akan menurun secara perlahan karena terkonversi menjadi produk di
sepanjang pipa. Sebagai reaktor yang dioperasikan secara kontinyu makan
dalam kondisi steady state pada PFR tidak terjadi akumulasi.
Reaksi kimia berlangsung sepanjang pipa terjadi secara gradual, sehingga
semakin panjang pipa konversi akan semakin tinggi. Namun tidak semudah ini
menaikan konversi; pada awalnya kecepatan reaksi berlangsung secara cepat
namun setelah panjang pipa tertentu jumlah reaktan akan berkurang dan
kecepatan reaksi berlangsung lebih lambat dan akan makin lambat seiring
panjangnya pipa.
Dengan kenyataan tersebut unuk mencapai konversi 100% panjang pipa

yang dibutuhkan adalah tak terhingga (dapat dilihat pada Gambar)

Beberapa hal penting mengenai PFR :


1) Perhitungan dalam PFR mengasumsikan tidak terjadi pencampuran kea rah
aksial.
2) Katalisator dapat dimasukkan melaluin titik yang berbeda dari titik masukan,
diharapkan reaksi lebih optimal dan penghematan.
3) PFR memiliki konversi yang lebih besar dibanding Continous Stirred Tank
Reaktor (CSTR) dalam volume yang sama. Artinya, dengan waktu tinggal
yang sama PFR memberikan hasil yang lebih besar disbanding CSTR.
PFR mempunyai kelebihan antara lain :
1) Tingkat perubahannya besar dalam setiap volumenya.
2) Bekerja dalam periode waktu yang cukup lama tanpa tenaga kerja sehingga
upah produksi rendah.
3) Perpindahan kalornya baik sekali.
4) Operasinya terus-menerus.
Selain itu juga mempunyai kekurangan antara lain :
1) Tingginya temperature yang tidak diinginkan dapat terjadi.
2) Proses pemberhentian dan perawatannya mahal.

2.1 Jenis-Jenis PFR


Reaktor PFR ada bermacam-macam antara lain :
1) Reaktor Alir Pipa

Biasanya berupa gas-gas,cair-cair dimana reaksi tidak menimbulkan


panas yang terlalu tinggi. Reaktor memiliki aliran plug flow yang optimal
untuk kecepatan reaksi tetapi cukup sulit untuk alat transfer panasnya.
2) Reaktor Pipa Shell And Tube
Seperti reaktor pipa di atas tetapi berupa beberapa pipa yang disusun
dalam

sebuah

shell,

reaksi

berjalan

di

dalam

pipa

pipa

dan

pemanas/pendingin di shell. Alat ini digunakan apabila dibutuhkan sistem


transfer panas dalam reaktor. Suhu dan konversi tidak homogen di semua
titik.
3) Fixed Bed
Reaktor berbentuk pipa besar yang didalamnya berisi katalisator padat.
Bisanya digunakan untuk reaksi fasa gas dengan katalisator padat. Apabila
diperlukan proses transfer panas yang cukup besar biasanya berbentuk fixed
bed multitube, dimana reaktan bereaksi di dalam tube2 berisi katalisator dan
pemanas/pendingin mengalir di luar tube di dalam shell.
4) Fluidized Bed Reactor
Biasanya digunakan untuk reaksi fasa gas katalisator padat dengan
umur katalisator yang sangat pendek sehingga harus cepat diregenerasi. Atau
padatan dalam reactor adalah reaktan yang bereaksi menjadi produk.
2.2 Skema Diagram PFR
Cairan akan melalui PFR yang dapat dimodelkan sebagai mengalir
melalui reaktor sebagai rangkaian jauh tipis koheren "colokan", masing-masing
dengan komposisi yang seragam, bepergian dalam arah aksial dari reaktor,
dengan masing-masing konektor memiliki komposisi yang berbeda dari yang
sebelumnya dan setelah itu.Asumsi utama adalah bahwa sebagai plug mengalir
melalui suatu PFR, fluida sempurna dicampur dalam arah radial tetapi tidak
dalam arah aksial (maju atau mundur).

Gambar 2.2 Diagram skematik dari PFR

Setiap pasang volume diferensial dianggap sebagai entitas yang terpisah,


efektif reaktor tangki sangat kecil terus diaduk, membatasi volume nol. Seperti
mengalir menuruni PFR tubular, waktu tinggal () dari steker adalah fungsi dari
posisinya dalam reaktor. Dalam PFR yang ideal, distribusi waktu tinggal karena
itu merupakan Dirac delta fungsi dengan nilai yang sama.
2.3 Persamaan PFR
Reaktor pipa ideal disebut plug flow reaktor karena aliran fuida di dalam
reaktor ini menyerupai sumbat, Reaktan dan produk mengalir di dalam reactor
sumbat dengan kecepatan yang benar-benar rata. Komposisi fluida yang
mengalir bervariasi sepanjang arah aliran, sehingga neracca material suatu
komponen ditinjau di dalam segmen volume (dV). Untuk mengetahui hubungan
waktu reaksi dengan konsentrasi reaktan dalam PFR, terlebih dulu ditinjau
neracca material pada reaktor, kemudian dilakukan integrasi, selanjutnya
dihasilkan space time sebagai persamaan karakteristik PFR (Levenspiel, 1972).
Neraca material komponen A di dalam PFR
massa masuk = massa keluar + massa akumulasi + massa hilang dalam
reaksi
Ditinjau : segmen volume dV
FA = (FA + dFA) + 0 + (-rA) dV
Dimana : dFA + d [FAo (1-XA)] = -FAo dXA
FA = FA - FAo dXA + (-rA) dV
FAo dXA = (-rA) dV
Dengan mengintegrasikan segmen dV, hasil V adalah sebagian volume untuk
PFR neraca keseluruhan.

=
Dimana: FA0 = laju umpan A yang bersifat konstan

=
CA0
2.4 Residence Time Distribution (RTD)
Residence Time Distribution (RTD) dari suatu reaktor kimia adalah suatu
fungsi distribusi yang menguraikan sejumlah waktu suatu unsur-unsur fluida di
dalam reaktor. RTD digunakan untuk menandai pencampuran dan aliran di

dalam reaktor serta untuk membandingkan perilaku reaktor nyata dengan modelmodel reaktor yang ideal. Hal ini bermanfaat, tidak hanya untuk memecahkan
masalah pada reaktor yang ada, tetapi juga di dalam menaksir hasil konversi dari
suatu reaksi serta untuk merancang reaktor.
Teori dari RTD secara umum dimulai dengan tiga anggapan, yaitu :
1) Reaktor dalam keadaan steady-state.
2) Transportasi di lubang masuk dan keluar berlangsung hanya oleh
pemompaan.
3) fluida incompressible (tak termampatkan).
RDT diukur dengan memasukkan suatu tracer yang tidak reaktif kedalam
sistim di lubang masuk. Konsentrasi tracer itu diubah menurut suatu fungsi
yang diketahui dan respon ditemukan dengan mengukur konsentrasi tracer di
saluran keluar. Tracer yang dipilih mestinya tidak termodifikasi karakteristik
fisik dari fluida (densitas dan viskositas sama) dan penambahan tracer juga
mestinya tidak termodifikasi kondisi-kondisi yang hidrodinamik.
Pada umumnya, pengamatan RTD ini dapat dilakukan dengan metode
pulse atau metode step. Metode-metode lain memungkinkan, tetapi memerlukan
lebih banyak kalkulasi untuk menganalisa kurva RTD (Wikipedia, 2008).
2.4.1

Metode Pulse
Metode ini memerlukan suatu pemasukan suatu volume yang
sangat kecil dari tracer di lubang masuk dari reaktor, seperti mendekati
fungsi delta dirac. Meski suatu injeksi pendek tak terbatas tidak bisa
dihasilkan, dapat dilakukan jauh lebih kecil daripada waktu tinggal ratarata bejana. Jika suatu massa dari tracer, dimasukkan ke dalam suatu
reaktor dari volume dan suaty waktu tinggal yang diharakan dari , hasil
kurva dari konsentrasi terhadap waktu dapat diubah menjadi suatu kurva
RTD dengan hubungan sebagai berikut :
Kurva ideal yang dihasilkan pada metode pulse untuk reaktor jenis
PFR ialah sebagai berikut :
C

t
Gambar 2.3 Kurva ideal konsentrasi terhadap waktu dengan metode pulse

Anda mungkin juga menyukai