Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MEKANISME REAKSI REAKSI CAIR - CAIR

DOSEN PENGAMPU

NININ ASMINAH, M.T

DI SUSUN OLEH

1. Muhamad Iqbal Hanif 20030001


2. Farhan Ar Raafi 20030002
3. Nayif Muhamad Rizky 20030003
4. Sulthon Nurjamil 20030004
5. Srie Dilla Arianty Nur Wulan 20030005
6. Ina Dina Umayah 20030006
7. Abdul Adha 20030007
8. Andrew Muhammad Putra Santoso 20030009
9. Fadly Robby Setiawan 20030010
10. M Azhrul Hidayat 20030011

INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun tugas matakuliah teknik reaksi kimia ini
dengan baik serta tepat waktu. Makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang reaksi
padat cair, mulai dari konsep dasar hingga aplikasinya dalam industri. Pertama, kita akan
membahas karakteristik reaksi padat cair, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan dan hasil reaksi. Selanjutnya, kita akan membahas beberapa contoh reaksi
padat cair yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti proses pelarutan,
pengendapan, dan pemurnian logam.

Dalam makalah ini, saya juga akan mengulas beberapa teknologi terbaru yang digunakan
untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan reaksi padat cair, seperti teknologi
mikrofluida dan penggunaan katalis. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang reaksi padat cair dan manfaatnya dalam industri dan
kehidupan sehari-hari. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian
makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reaksi cair cair telah menjadi topik yang menarik perhatian para ahli kimia dan insinyur kimia
dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini disebabkan karena reaksi ini memiliki potensi untuk
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan efisiensi produksi yang lebih baik. Selain itu,
reaksi cair cair juga memiliki berbagai aplikasi dalam berbagai industri.

Namun, meskipun reaksi cair cair menawarkan banyak manfaat, masih banyak yang belum
dipahami mengenai mekanisme reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi, dan teknik-teknik
yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi reaksi. Oleh karena itu, penelitian tentang reaksi cair
cair masih terus dilakukan dan menjadi topik yang menarik untuk dieksplorasi lebih lanjut.

Makalah ini akan membahas tentang reaksi cair cair secara lebih terperinci, meliputi pengertian,
jenis-jenis reaksi, mekanisme reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi, dan aplikasi dalam
industri. Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih baik
mengenai reaksi cair cair, serta memberikan kontribusi bagi perkembangan penelitian dan aplikasi
industri di masa depan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan reaksi cair cair?


2. Apa saja jenis-jenis reaksi cair cair yang ada dan bagaimana mekanisme reaksinya?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efisiensi reaksi cair cair?
4. Bagaimana aplikasi reaksi cair cair dalam berbagai industri?
5. Apa saja teknik-teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi reaksi cair cair?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan dari makalah ini
adalah:

1. Menjelaskan pengertian dan konsep dasar dari reaksi cair cair.


2. Mengidentifikasi dan menjelaskan jenis-jenis reaksi cair cair beserta mekanisme reaksinya.
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi reaksi cair cair dan menjelaskan
pengaruhnya terhadap hasil reaksi.
4. Menjelaskan aplikasi reaksi cair cair dalam berbagai industri dan manfaatnya dalam produksi
produk yang berkualitas tinggi.
5. Mengidentifikasi teknik-teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi reaksi cair
cair dan mendiskusikan keunggulan serta keterbatasan masing-masing teknik tersebut.

Dengan tujuan tersebut, diharapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik
mengenai reaksi padat cair serta manfaat dan aplikasinya dalam industri. Selain itu, makalah ini juga
diharapkan dapat memberikan kontribusi pada perkembangan penelitian di bidang reaksi padat cair
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan
dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih
komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai
separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari
komponen-komponen dalam campuran. Contoh ekstraksi : pelarutan komponen-
komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau
digiling.
Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling mencampur
antara lain menggunakan alat corong pisah. Ada suatu jenis pemisahan lainnya dimana
pada satu fase dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya
ekstraksi berulang-ulang suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik, dalam hal
ini digunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet merupakan metode
ekstraksi dari padatan dengan solvent (pelarut) cair secara kontinu. Alatnya dinamakan
sokshlet (ekstraktor sokshlet) yang digunakan untuk ekstraksi kontinu dari sejumlah
kecil bahan Istilah-istilah berikut ini umumnya digunakan dalam teknik ekstraksi:
1. Bahan ekstraksi: Campuran bahan yang akan diekstraksi
2. Pelarut (media ekstraksi): Cairan yang digunakan untuk melangsungkan
ekstraksi
3. Ekstrak: Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi
4. Larutan ekstrak: Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak
5. Rafinat (residu ekstraksi): Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya
6. Ekstraktor: Alat ekstraksi
7. Ekstraksi padat-cair: Ekstraksi dari bahan yang padat
8. Ekstraksi cair-cair (ekstraksi dengan pelarut = solvent extraction): Ekstraksi
dari bahan ekstraksi yang cair
Pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan-bahan yang akan
diperoleh (ekstrak), melainkan mula-mula hanya terjadi pengumpulan ekstrak
dalam pelarut.
Ekstraksi akan lebih menguntungkan jika dilaksanakan dalam jumlah tahap yang
banyak. Setiap tahap menggunakan pelarut yang sedikit. Kerugiannya adalah
konsentrasi larutan ekstrak makin lama makin rendah, dan jumlah total pelarut
yang dibutuhkan menjadi besar, sehingga untuk mendapatkan pelarut kembali
biayanya menjadi mahal.
Semakin kecil partikel dari bahan ekstraksi, semakin pendek jalan yang harus
ditempuh pada perpindahan massa dengan cara difusi, sehingga semakin rendah
tahanannya. Pada ekstraksi bahan padat, tahanan semakin besar jika kapiler-
kapiler bahan padat semakin halus dan jika ekstrak semakin terbungkus di dalam
sel (misalnya pada bahan-bahan alami).

2.2 Macam-macam Ekstraksi


A. Ekstraksi padat-cair
Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut
dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Pada ekstraksi, yaitu
ketika bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut, maka pelarut menembus
kapiler-kapiler dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak
dengan konsentrasi yang tinggi terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi.
Dengan cara difusi akan terjadi kesetimbangan konsentrasi antara larutan
tersebut dengan larutan di luar bahan padat.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi
atau kecepatan ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi padat-cair, yaitu:
 Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fase
padat dan fase cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang
seluas mungkin.
 Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju
alir bahan ekstraksi.
 Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak
lebih besar) pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.

B. Ekstraksi cair-cair
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu
campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutama
digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin
dilakukan (misalnya karena pembentukan azeotrop atau karena
kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-
cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu
pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan
pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin. Pada makalah ini
akan dijelaskan lebih lanjut mengenai ekstraksi cair-cair.

2.3 Ektraksi Cair – Cair


Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction): solute dipisahkan dari
cairan pembawa (diluen) menggunakan solven cair. Campuran diluen dan solven
ini adalah heterogen ( immiscible, tidak saling campur), jika dipisahkan terdapat 2
fase, yaitu fase diluen (rafinat) dan fase solven (ekstrak). Perbedaan konsentrasi
solute di dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada keadaan setimbang merupakan
pendorong terjadinya pelarutan (pelepasan) solute dari larutan yang ada. Gaya
dorong (driving force) yang menyebabkan terjadinya proses ekstraksi dapat
ditentukan dengan mengukur jarak sistem dari kondisi setimbang.
Fase rafinat = fase residu, berisi diluen dan sisa solut.
Fase ekstrak = fase yang berisi solut dan solven.
(a)

(b)

Gambar 2.1 (a) Proses ekstraksi cair-cair dan (b) aplikasi ekstraksi cair-cair.
Dalam hal yang paling sederhana, bahan ekstraksi. Yang cair dicampur
berulangkali dengan pelarut segar dalam sebuah tangki pengaduk (sebaiknya
dengan saluran keluar di bagian bawah). Larutan ekstrak yang dihasilkan setiap
kali dipisahkan dengan cara penjernihan (pengaruh gaya berat).
Yang konstruksinya lebih menguntungkan bagi proses pencampuran dan
pernisahan adalah tangki yang bagian bawalmya runcing (yang dilengkapi dengan
perkakas pengaduk, penyalur bawah, maupun kaca Intip yang tersebar pada
seluruh ketinggiannya).
Alat tak kontinu yang sederhana seperti itu digunakan misalnya untuk mengolah
bahan dalam jurnlah kecil,atau bila hanya sekali-sekali dilakukan ekstraksi. Untuk
Pemisahan yang dapat dipercaya antara fasa berat dan fasa ringan, sedikit-
sedikitnya diperlukan sebuah kaca intip pada saluran keluar di bagian bawah
tangki ekstraksi.
Selain itu penurunan lapisan antar fasa seringkali dikontrol secara elektronik
(dengan perantara alat ukur konduktivitas),secara optik (dengan bantuan detektor
cahaya 289 hatas) atau secara mckanik (dengan pelampung atau benda apung).
Peralatan ini mudah digabungkan dengan komponen pemblokir dan perlengkapan
alarm, yang akan menghentikan aliran keluar dan/atau memberikan alarm, segera
setelah lapisan tersebut melampaui kedudukan tertentu.Agar fasa ringan (yang
kebanyakan terdiri atas pelarut organik) tidak masuk ke dalam saluran
pembuangan air,pencegahan yang lebih baik dapat dilakukan dengan memasang
bak penampung (bak penyangga) dibelakang ekstraktor.
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu
campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis
dalam skala besar misalnya untuk memperoleh vitamin, antibiotika, bahan-bahan
penyedap, produk-produk minyak bumi dan garam-garam. logam. Proses ini pun
digunakan untuk membersihkan air limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi
padat cair.
Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran dengan
cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan aseotrop
atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis.

2.4 Tahap Pada Proses Ekstraksi


Seperti halnya pada proses ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu
terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan
ekstraksi dengan pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin.
1. Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak
meninggalkan pelarut yang pertarna (media pembawa) dan masuk ke
dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat ekstraksi ini,
bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut (atau hanya dalam
daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang
berarti performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar
terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara kedua cairan
tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjadi tetes-tetes
kecil (misalnya dengan bantuan perkakas pengaduk). Tentu saja
pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan
terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagi atau sukar sekali dipisah.
Turbulensi pada saat mencampur tidak perlu terlalu besar. Yang penting
perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerak pada bidang batas tetap
ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan sedapat
mungkin segera disingkirkan dari bidang batas.
2. Pada saat pemisahan, cairan yang telah terdistribusi menjadi tetes-tetes
harus menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen dan berdasarkan
perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan
yang lain. Kecepatan pembentukan fasa homogen yang diikuti dengan
menentukan output sebuah ekstraktor cair-cair. Kuantitas pemisahan
persatuan waktu dalam hal ini semakin besar jika permukaan lapisan
antar fasa di dalam alat semakin luas. Sama haI nya seperti pada
ekstraksi padat-cair,alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu yang akan
dibahas berikut ini seringkali merupakan bagian dari suatu instalasi
lengkap. Instalasi tersebut biasanya terdiri atas ekstraktor yang
sebenarnya (dengan zone-zone pencampuran dan pemisahan) dan
sebuah peralatan yang dihubungkan di belakangnya (misalnya alat
penguap, kolom rektifikasi) untuk mengisolasi ekstrak atau
memekatkan larutan ekstrak dan mengambil kembali pelarut.
Pertimbangan pemakaian proses ekstraksi sebagai proses pemisahan antara lain:
 Komponen larutan sensitif terhadap pemanasan jika digunakan distilasi
meskipun padakondisi vakum
 Titik didih komponen-komponen dalam campuran berdekatan
 Kemudahan menguap (volatility) komponen-komponen hampir sama.
Untuk mencapai proses ekstraksi cair-cair yang baik, pelarut yang digunakan
harus memenuhi kriteria sebagai berikut (Martunus & Helwani, 2004;2005):
a. kemampuan tinggi melarutkan komponen zat terlarut di dalam campuran.
b. kemampuan tinggi untuk diambil kembali.
c. perbedaan berat jenis antara ekstrk dan rafinat lebih besar.
d. pelarut dan larutan yang akan diekstraksi harus tidak mudah campur.
e. tidak mudah bereaksi dengan zat yang akan diekstraksi.
f. tidak merusak alat secara korosi.
g. tidak mudah terbakar, tidak beracun dan harganya relatif murah.
Berdasarkan sifat diluen dan solven, sistem ekstraksi dibagi menjadi 2 sistem :
1. immiscible extraction, solven (S) dan diluen (D) tidak saling larut.
2. partially miscible, solven (S) sedikit larut dalam diluen (D) dan sebaliknya
, meskipun demikian, campuran ini heterogen, jika dipisahkan akan
terdapat fase diluen dan fase solven.

Gambar 2.2 Skema sistem ekstraksi.


Suatu unit ekstraksi, selalu diikuti unit pemungutan solven agar dapat digunakan
kembali ( solvent recovery unit), seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.3 Skema unit ekstraksi yang diikuti unit pemungutan solven.

Ditinjau dari cara kontak kedua fase, maka ekstraktor dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Kontak kontinyu ( continuous contactor) seperti Rotary Disc Contactor,
Packed bed extractor, spray tower.
2. Kontak bertingkat ( stage wise contactor) seperti menara plat/tray, mixer-
settler.
(a) (b) (c) (d) (e)

Gambar 2.4 (a)(b) Spray tower, (c)(d) Baffle-plate coloumn, dan (e) Sieve tray
extractor.
Menara kontak kontinyu sering disebut menara transfer massa, sedangkan menara
platsering disebut menara stage keseimbangan. Oleh karena itu, pada menara
kontak kontinyuharus diperhatikan kecepatan perpindahan massa solut dari fase
pembawa ke fase pelarut.
Tujuan perancangan alat ekstraksi dengan kontak bertingkat adalah menentukan
jumlah stage seimbang/ideal/teoritis yang dibutuhkan.Jumlah stage sesungguhnya
merupakan rasio stage ideal dengan efisiensi alatnya.
Di dalam menganalisis alat ekstraksi, seseorang harus mengetahui dan
menentukan:
1. Kondisi bahan yang akan dipisahkan (umpan), yaitu kecepatan arus fluida
umpan, komposisi.
2. Banyak solut yang harus dipisahkan,
3. Jenis solven yang akan digunakan,
4. Suhu dan tekanan alat,
5. Kecepatan arus solven minimum dan kecepatan arus solven operasi,
6. Diameter menara,
7. Jenis alat kontak,
8. Jumlah stage ideal, aktual, dan tinggi menara,
9. Pengaruh panas.
Pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan pelarut yang digunakan adalah:
 Selektifitas (factor pemisahan = β)
 fraksi massa solut dalam rafinat/fraksimassa diluent dalam rafinat = fraksi
massa solut dalam ekstrak/fraksimassa diluant dalam ekstrak
Agar proses ekstraksi dapat berlangsung, harga β harus lebih besar dari satu. Jika
nilai β =1 artinya kedua komponen tidak dapat dipisahkan.
Koefisien distribusi
K = konsentrasi solut dalam fasa ekstrak, Y konsentrasi solut dalam fasa rafinat,
X
Sebaiknya dipilih harga koefisien distribusi yang besar, sehingga jumlah solvent
yangdibutuhkan lebih sedikit.

 Recoverability (kemampuan untuk dimurnikan)


Pemisahan solute dari solvent biasanya dilakukan dengan cara distilasi,
sehingga diharapkan harga “relative volatility” dari campuran tersebut
cukup tinggi.
 Densitas
Perbedaan densitas fasa solvent dan fasa diluent harus cukup besar agar
mudah terpisah. Perbedaan densitas ini akan berubah selama proses
ekstraksi dan mempengaruhi laju perpindahan massa.
 Tegangan antar muka (interfasia tension)
Tegangan antar muka besar menyebabkan penggabungan (coalescence)
lebih mudahnamun mempersulit proses pendispersian. Kemudahan
penggabungan lebih dipentingkansehingga dipilih pelarut yang memiliki
tegangan antar muka yang besar.
 Chemical reactivity
Pelarut merupakan senyawa yang stabil dan inert terhadap komponen-
komponen dalamsystem dan material (bahan konstruksi).
 Viskositas
tekanan uap dan titik beku dianjurkan rendah untuk memudahkan
penanganan dan penyimpanan.
 Pelarut tidak beracun dan tidak mudah terbakar.
Koefisien distribusi
Pada percobaan ini menentukan koefisien distribusi untuk system tri kloro
etilen-asamasetat-air, dan menunjukkan ketergantungannya terhadap
konsentrasi. Pada campuran ketigazat ini dianggap bahwa fasa berada pada
kesetimbangan. Pada konsentrasi rendah, koefisiendistribusi tergantung
pada konsentrasi, sehingga Y = K.X
Y = konsentrasi solute dalam fasa ekstrak
X = konsentrasi solute dalam fasa rafinat
K = koefisien distribusi

Neraca massa dan koefisian perpindahan massa

Pada percobaan ini mendemonstrasikan bagaimana kelakuan neraca massa


padakolom ekstraksi dan mengukur koefisien perpindahan massa dan variasinya
terhadap laju
alir dengan fasa air sebagai media kontinu. Symbol dan rumus-rumus yang
digunakan dalam perhitungan ditunjukkan sebagai berikut. Untuk system tri kloro
etilen-air-asam asetat,
Vw = Laju alir air (L/s)
Vo = Laju alir TCE (L/s)
 = konsentrasi asam asetat dalam fasa organic (kg/L)
 = konsentrasi asam asetat dalam fasa air (kg/L) Indeks 1: pada puncak
kolom
Indeks 2: pada dasar kolom
1. Neraca Massa
Asam asetat yang terekstraksi dari fasa organic (rafinat) = Vo(X1-X2)
Asam asetat yang terekstraksi dari fasa air (ekstrak) = Vw(Y1-0)
Maka: Vo(X1-X2) = Vw(Y1-0)
2. Efisiensi Ekstraksi
Koef mass transfer = laju perpindahan massa/(volume packing X gaya
dorong rata-rata). Log rata-rata gaya dorong = (ΔX1 – ΔX2)/ ln
(ΔX1/ΔX2)
ΔX1: gaya dorong pada puncak kolom = X2 – 0
ΔX2: gaya dorong pada dasar kolom = X1 – X1*
X1*: konsentrasi asam di dalam fasa organic yang berkesetimbangan dengan
konsentrasi Y1 di dalam fasa air. Harga kesetimbangan ini didapatkan dari kurva
koefisien distribusi
Ada tiga faktor penting yang berpengaruh dalam peningkatan karakteristik hasil
dalam ekstraksi cair-cair yaitu (Martunus dkk., 2006; Martunus & Helwani, 2004;
2005; 2006):
1. Perbandingan pelarut-umpan (S/F).
Kenaikan jumlah pelarut (S/F) yang digunakan akan meningkatan hasil
ekstraksi tetapi harus ditentukan titik (S/F) yang minimum agar proses
ekstraksi menjadi lebih ekonomis.
2. Waktu ekstraksi.
Ekstraksi yang efisien adalah maksimumnya pengambilan solut dengan
waktu ekstraksi yang lebih cepat.
3. Kecepatan pengadukan.
Untuk ekstraksi yang efisien maka pengadukan yang baik adalah yang
memberikan hasil ekstraksi maksimum dengan kecepatan pengadukan
minimum, sehingga konsumsi energy menjadi minimum.
Ekstraktor cair-cair kontinu
Operasi kontinu pada ekstraksi cair-cair dapat dilaksanakan dengan
sederhana, karena tidak saja pelarut, melainkan juga bahan ekstraksi cair
secara mudah dapat dialirkan dengan bantuan pompa. Dalam hal ini bahan
ekstraksi berulang kali dicampur dengan pelarut atau larutan ekstrak
dalam arah berlawanan yang konsentrasinya senantiasa meningkat.
Setiap kali kedua fasa dipisalikan dengan cara penjernihan. Bahan
ekstraksi dan pelarut terus menerus diumpankan ke dalam alat, sedangkan
rafinat dan larutan ekstrak dikeluarkan secara kontinu.Ekstraktor yang
paling sering digunakan adalah kolom-kolom ekstraksi,di samping itu
juga digunakan perangkat pencampur-pemisah (mixer settler). Alat-alat ini
terutama digunakan bila bahan ekstraksi yang harus dipisahkan berada
dalam kuantitas yang besar, atau bila bahan tersebut diperoleh dari proses-
proses sebelumnya secara terus menerus.
Senyawa organik lebih larut dalam pelarut air dibandingkan dalam pelarut
organik (koefisien distribusi antara pelarut organik dan air kecil). Ekstraksi
senyawa dengan koefisien campuran rendah antara pelarut organik dan air
biasanya memerlukan pelarut organik dalam jumlah yang banyak.
Penggunaan pelarut yang besar ini bisa diatasi dengan ekstraksi kontinyu
dimana hanya relative kecil volume pelarut yang dibutuhkan
(vogel, 1989 : 156). Teknik ekstraksi cair-cair kontinyu, pelarutnya dapat
didaur ulang menjadi campuran yang mengandung air sehingga
penyusunnya dapat diekstraksi dengan pelarut lain. (Ralph J. Fessenden,
1993 : 84).

Gambar 2.5 Alat ekstraksi cair-cair kontinyu


Gambar 2.5 menunjukkan alat ekstraksi kontinyu menggunakan pelarut yang
lebih encer dari air (ekstraktor yang lain dapat dirancang untuk pelarut yang lebih
kental dari air). Larutan yang diekstraksi ditem-patkan pada tabung panjang.
Pelarut ditempatkan di labu destilasi, seperti ditunjukkan pada gambar. Ketika
pelarut didestilasi, uap hasil kondensasi masuk pada pipa sempit yang ada dalam
dasar tabung besar. Ketika pipa sempit itu di isi pelarut, gelembung-gelembung
kecil pelarut naik melalui pipa dan keluar sebagai uap air.
Ekstraksi senyawa organik di atas dengan air akan keluar kembali pada botol
penyulingan, dimana lebih banyak lagi pelarut yang didestilasi. Ekstraksi cair-cair
kontinyu ini membutuhkan waktu beberapa jam atau beberapa hari tetapi operator
bebas beraktivitas dimana ekstraksi bekerja sendiri. Ketika ekstraksi sudah
lengkap, ekstraks organik kering dan komponen organik bebas dari pelarut.

2.5 Konsep Ekstraksi Cair-Cair


Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan senyawa atas dasar
perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut yang berbeda yang tidak saling
bercampur. Jika analit berada dalam pelarut anorganik, maka pelarut yang
digunakan adalah pelarut organik, dan sebaliknya (MS. 2007).
Pada metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan cara
bertahap (batch) atau dengan cara kontinyu. Cara paling sederhana dan banyak
dilakukan adalah ekstraksi bertahap. Tekniknya cukup dengan menambahkan
pelarut pengekstrak yang tidak bercampur dengan pelarut pertama melalui corong
pemisah, kemudian dilakukan pengocokan sampai terjadi kesetimbangan
konsentrasi solut pada kedua pelarut. Setelah didiamkan beberapa saat akan
terbentuk dua lapisan dan lapisan yang berada di bawah dengan kerapatan lebih
besar dapat dipisahkan untuk dilakukan analisis selanjutnya (Rahayu. 2009).
Cara ini digunakan jika harga D cukup besar (˃ 1000). Bila hal ini terjadi,
maka satu kali ekstraksi sudah cukup untuk memperoleh solut secara kuantitatif.
Nmaun demikian, ekstraksi akan semakin efektif jika dilakukan berulangkali
menggunakan pelarut dengan volume sedikit demi sedikit (Day. 2001).
Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tak dapat
campur, ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam dua
fase pada kesetimbangan. Nernst pertama kalinya memberikan pernyataan yang
jelas mengenai hukun distribusi ketika pada tahun 1981 ia menunjukkan bahwa
suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak dapat campur
sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasi pada kesetimbangan adalah
konstanta pada suatu temperatur tertentu: = tetapan menyatakan konsentrasi zat
terlarut A dalam fase cair 1. Meskipun hubungan ini berlaku cukup baik dalam
kasus-kasus tertentu, pada kenyataannya hubungan ini tidaklah eksak. Yang
benar, dalam pengertian termodinamik, angka banding aktivitas bukannya rasio
konsentrasi yang seharusnya konstan. Aktivitas suatu spesies kimia dalam satu
fase memelihara suatu rasio yang konstan terhadap aktivitas spesies itu dalam fase
cair yang lain: = KDA Di sini menyatakan aktivitas zat terlarut A dalam fase 1.
Tetapan sejati KDA disebut koefisien distribusi dari spesies A (Zenta. 2006).
Ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu
pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua
fasa cair itu sesempurna mungkin. Pada saat pencampuran terjadi perpindahan
massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertarna (media pembawa) dan
masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat ekstraksi ini,
bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut (atau hanya dalam daerah yang
sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti performansi
ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas
mungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan
menjadi tetes-tetes kecil (misalnya dengan bantuan perkakas pengaduk)
(Syaputri.2012).
Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh karena akan menyebabkan
terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagi atau sukar sekali dipisah. Turbulensi
pada saat mencampur tidak perlu terlalu besar. Yang penting perbedaan
konsentrasi sebagai gaya penggerak pada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti
bahwa bahan yang telah terlarutkan sedapat mungkin segera disingkirkan dari
bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan yang telah terdistribusi menjadi tetes-
tetes hanis menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen dan berdasarkan
perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain
(Anonim. Tanpa Tahun).

2.6 Prinsip Ekstraksi Cair-cair


Prinsip kerja ekstraksi cair-cair adalah pemisahan senyawa yang mempunyai
perbedaan kelarutan pada 2 pelarut yang berbeda. Dakam hal ini ekstraksi cair-
cair digunakan untuk memisahkan satu atau lebih senyawa menggunakan dua
pelarut yang tidak saling bercampur, dimana senyawa akan terdistribusi di antara
dua fase sesuai dengan derajat kelarutannya yang kemudian masing-masing jenuh
dan terjadi pemisahan (Kumala. 2001).
Prinsip distribusi ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan
tertentu antara dua zat pelarut yang tidak saling bercampur. Batasannya adalah zat
terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase terlarut.
Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan prepratif, pemurnian, pemisahan serta
analisis pada semua kerja (Kumala.2001).

Gambar 1. Corong Berisi 2 Pelarut Berbeda yang Menunjukkan Adanya 2


Lapisan

2.7 Sistem Penggunaan dalam Ekstraksi Cair-Cair


Dalam ekstraksi cair-cair terdapat dua macam sistem penggunaan yaitu (Hamdani.
2001) :
1. Kromatografi fasa normal
Fase gerak → non polar ( ex: heksana, isopropil-eter)
Fase diam → sangat polar (ex: air)
Digunakan untuk memisahkan senyawa polar, sebab senyawa polar akan
tertahan lebih lama didalam kolom yang polar, sedangkan senyawa yang
non-polar akan keluar lebih awal dari dalam kolom.
2. Kromatografi fasa terbalik
Fase gerak → polar ( ex: air, metanol)
Fase diam → non polar (ex: hidrokarbon oktadekana)
Digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa non polar.
2.8 Keuntungan dan Kerugian Ekstraksi Cair-cair
A. Keuntungan Ekstraksi Cair-Cair (Anonim. Tanpa tahun)
1. Pelarut yang sedikit akan dapat diperoleh substansi yang relatif banyak.
2. Peralatannya sederhana
3. Pemisahannya cepat dan selektif

B. Kerugian Ekstraksi Cair-Cair (Anonim. Tanpa tahun)

1. Tidak dapat menggunakan zat yang termolabil, karena akan mengubah


bentuk kimia sehingga koefisien distribusi dan efektifitas pelarut pun
berubah
2. Dapat membentuk emulsi pada saat pengocokan sehingga tidak akan
jelas pemisahannya.

Anda mungkin juga menyukai