DOSEN PENGAMPU
DI SUSUN OLEH
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun tugas matakuliah teknik reaksi kimia ini
dengan baik serta tepat waktu. Makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang reaksi
padat cair, mulai dari konsep dasar hingga aplikasinya dalam industri. Pertama, kita akan
membahas karakteristik reaksi padat cair, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan dan hasil reaksi. Selanjutnya, kita akan membahas beberapa contoh reaksi
padat cair yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti proses pelarutan,
pengendapan, dan pemurnian logam.
Dalam makalah ini, saya juga akan mengulas beberapa teknologi terbaru yang digunakan
untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan reaksi padat cair, seperti teknologi
mikrofluida dan penggunaan katalis. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang reaksi padat cair dan manfaatnya dalam industri dan
kehidupan sehari-hari. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian
makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
Reaksi cair cair telah menjadi topik yang menarik perhatian para ahli kimia dan insinyur kimia
dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini disebabkan karena reaksi ini memiliki potensi untuk
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan efisiensi produksi yang lebih baik. Selain itu,
reaksi cair cair juga memiliki berbagai aplikasi dalam berbagai industri.
Namun, meskipun reaksi cair cair menawarkan banyak manfaat, masih banyak yang belum
dipahami mengenai mekanisme reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi, dan teknik-teknik
yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi reaksi. Oleh karena itu, penelitian tentang reaksi cair
cair masih terus dilakukan dan menjadi topik yang menarik untuk dieksplorasi lebih lanjut.
Makalah ini akan membahas tentang reaksi cair cair secara lebih terperinci, meliputi pengertian,
jenis-jenis reaksi, mekanisme reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi, dan aplikasi dalam
industri. Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih baik
mengenai reaksi cair cair, serta memberikan kontribusi bagi perkembangan penelitian dan aplikasi
industri di masa depan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah:
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan dari makalah ini
adalah:
Dengan tujuan tersebut, diharapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik
mengenai reaksi padat cair serta manfaat dan aplikasinya dalam industri. Selain itu, makalah ini juga
diharapkan dapat memberikan kontribusi pada perkembangan penelitian di bidang reaksi padat cair
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan
dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih
komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai
separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari
komponen-komponen dalam campuran. Contoh ekstraksi : pelarutan komponen-
komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau
digiling.
Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling mencampur
antara lain menggunakan alat corong pisah. Ada suatu jenis pemisahan lainnya dimana
pada satu fase dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya
ekstraksi berulang-ulang suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik, dalam hal
ini digunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet merupakan metode
ekstraksi dari padatan dengan solvent (pelarut) cair secara kontinu. Alatnya dinamakan
sokshlet (ekstraktor sokshlet) yang digunakan untuk ekstraksi kontinu dari sejumlah
kecil bahan Istilah-istilah berikut ini umumnya digunakan dalam teknik ekstraksi:
1. Bahan ekstraksi: Campuran bahan yang akan diekstraksi
2. Pelarut (media ekstraksi): Cairan yang digunakan untuk melangsungkan
ekstraksi
3. Ekstrak: Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi
4. Larutan ekstrak: Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak
5. Rafinat (residu ekstraksi): Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya
6. Ekstraktor: Alat ekstraksi
7. Ekstraksi padat-cair: Ekstraksi dari bahan yang padat
8. Ekstraksi cair-cair (ekstraksi dengan pelarut = solvent extraction): Ekstraksi
dari bahan ekstraksi yang cair
Pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan-bahan yang akan
diperoleh (ekstrak), melainkan mula-mula hanya terjadi pengumpulan ekstrak
dalam pelarut.
Ekstraksi akan lebih menguntungkan jika dilaksanakan dalam jumlah tahap yang
banyak. Setiap tahap menggunakan pelarut yang sedikit. Kerugiannya adalah
konsentrasi larutan ekstrak makin lama makin rendah, dan jumlah total pelarut
yang dibutuhkan menjadi besar, sehingga untuk mendapatkan pelarut kembali
biayanya menjadi mahal.
Semakin kecil partikel dari bahan ekstraksi, semakin pendek jalan yang harus
ditempuh pada perpindahan massa dengan cara difusi, sehingga semakin rendah
tahanannya. Pada ekstraksi bahan padat, tahanan semakin besar jika kapiler-
kapiler bahan padat semakin halus dan jika ekstrak semakin terbungkus di dalam
sel (misalnya pada bahan-bahan alami).
B. Ekstraksi cair-cair
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu
campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutama
digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin
dilakukan (misalnya karena pembentukan azeotrop atau karena
kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-
cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu
pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan
pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin. Pada makalah ini
akan dijelaskan lebih lanjut mengenai ekstraksi cair-cair.
(b)
Gambar 2.1 (a) Proses ekstraksi cair-cair dan (b) aplikasi ekstraksi cair-cair.
Dalam hal yang paling sederhana, bahan ekstraksi. Yang cair dicampur
berulangkali dengan pelarut segar dalam sebuah tangki pengaduk (sebaiknya
dengan saluran keluar di bagian bawah). Larutan ekstrak yang dihasilkan setiap
kali dipisahkan dengan cara penjernihan (pengaruh gaya berat).
Yang konstruksinya lebih menguntungkan bagi proses pencampuran dan
pernisahan adalah tangki yang bagian bawalmya runcing (yang dilengkapi dengan
perkakas pengaduk, penyalur bawah, maupun kaca Intip yang tersebar pada
seluruh ketinggiannya).
Alat tak kontinu yang sederhana seperti itu digunakan misalnya untuk mengolah
bahan dalam jurnlah kecil,atau bila hanya sekali-sekali dilakukan ekstraksi. Untuk
Pemisahan yang dapat dipercaya antara fasa berat dan fasa ringan, sedikit-
sedikitnya diperlukan sebuah kaca intip pada saluran keluar di bagian bawah
tangki ekstraksi.
Selain itu penurunan lapisan antar fasa seringkali dikontrol secara elektronik
(dengan perantara alat ukur konduktivitas),secara optik (dengan bantuan detektor
cahaya 289 hatas) atau secara mckanik (dengan pelampung atau benda apung).
Peralatan ini mudah digabungkan dengan komponen pemblokir dan perlengkapan
alarm, yang akan menghentikan aliran keluar dan/atau memberikan alarm, segera
setelah lapisan tersebut melampaui kedudukan tertentu.Agar fasa ringan (yang
kebanyakan terdiri atas pelarut organik) tidak masuk ke dalam saluran
pembuangan air,pencegahan yang lebih baik dapat dilakukan dengan memasang
bak penampung (bak penyangga) dibelakang ekstraktor.
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu
campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis
dalam skala besar misalnya untuk memperoleh vitamin, antibiotika, bahan-bahan
penyedap, produk-produk minyak bumi dan garam-garam. logam. Proses ini pun
digunakan untuk membersihkan air limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi
padat cair.
Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran dengan
cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan aseotrop
atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis.
Gambar 2.3 Skema unit ekstraksi yang diikuti unit pemungutan solven.
Ditinjau dari cara kontak kedua fase, maka ekstraktor dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Kontak kontinyu ( continuous contactor) seperti Rotary Disc Contactor,
Packed bed extractor, spray tower.
2. Kontak bertingkat ( stage wise contactor) seperti menara plat/tray, mixer-
settler.
(a) (b) (c) (d) (e)
Gambar 2.4 (a)(b) Spray tower, (c)(d) Baffle-plate coloumn, dan (e) Sieve tray
extractor.
Menara kontak kontinyu sering disebut menara transfer massa, sedangkan menara
platsering disebut menara stage keseimbangan. Oleh karena itu, pada menara
kontak kontinyuharus diperhatikan kecepatan perpindahan massa solut dari fase
pembawa ke fase pelarut.
Tujuan perancangan alat ekstraksi dengan kontak bertingkat adalah menentukan
jumlah stage seimbang/ideal/teoritis yang dibutuhkan.Jumlah stage sesungguhnya
merupakan rasio stage ideal dengan efisiensi alatnya.
Di dalam menganalisis alat ekstraksi, seseorang harus mengetahui dan
menentukan:
1. Kondisi bahan yang akan dipisahkan (umpan), yaitu kecepatan arus fluida
umpan, komposisi.
2. Banyak solut yang harus dipisahkan,
3. Jenis solven yang akan digunakan,
4. Suhu dan tekanan alat,
5. Kecepatan arus solven minimum dan kecepatan arus solven operasi,
6. Diameter menara,
7. Jenis alat kontak,
8. Jumlah stage ideal, aktual, dan tinggi menara,
9. Pengaruh panas.
Pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan pelarut yang digunakan adalah:
Selektifitas (factor pemisahan = β)
fraksi massa solut dalam rafinat/fraksimassa diluent dalam rafinat = fraksi
massa solut dalam ekstrak/fraksimassa diluant dalam ekstrak
Agar proses ekstraksi dapat berlangsung, harga β harus lebih besar dari satu. Jika
nilai β =1 artinya kedua komponen tidak dapat dipisahkan.
Koefisien distribusi
K = konsentrasi solut dalam fasa ekstrak, Y konsentrasi solut dalam fasa rafinat,
X
Sebaiknya dipilih harga koefisien distribusi yang besar, sehingga jumlah solvent
yangdibutuhkan lebih sedikit.