Anda di halaman 1dari 11

Laboratorium Operasi Teknik Kimia 2

Semester V 2022/2023

LAPORAN PRAKTIKUM

LEACHING

Pembimbing : Ir. Hastami Murdiningsih,M.T.


Kelompok : Tiga (III)
Tanggal Praktikum : Kamis, 17 November 2022
Nama : Amirullah
Nim : 431 20 078
Kelas : 3C D4-TRKB

PROGRAM STUDI D4-TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA BERKELANJUTAN


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2022/2023
I. Tujuan
 Menghitung jumlah minyak kacang yang diperoleh
II. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
 Satu unit peralatan Leaching
 Kain (sebagai wadah bahan)
 Gelas kimia 1000 mL 1 buah
 Gelas plastic 2000 mL
 Neraca analitik
 Corong pisah
 Erlenmeyer
 Baskom
Bahan yang digunakan
 Etanol
 Kacang tanah
III. Dasar Teori
Dalam industri kimia, pemisahan merupakan operasi utama disamping
pencampuran dan perubahan kimiawi, untuk mencapai tujuan pemisahan
yang diinginkan, dikenal berbagai jenis operasi pemisahan, baik secara
thermal maupun mekanikal, masing-masing mempunyai keuntungan tertentu
dalam penggunaannya. Dalam hal bahan yang ingin dipisahkan berupa zat
yang dapat melarutkan (solut), baik padatan maupun cairan, dan bercampur
dalam campuran padatan yang dapat larut (inert). Operasi leaching akan
lebih banyak dipilih sebagai cara pemisahannya. Sebagai contoh adalah
pemisahan biji-biji logam dari pasir atau batuan yang mengandungnya dalam
industri metalurgi, atau dalam kehidupan sehari-hari, cara pemisahan
leaching yang tidak lain adalah ekstraksi padat-cair ini dapat dijumpai pada
pembuatan air kopi atau pembuatan santan kelapa.
Pada pokoknya, operasi leaching berlangsung dengan mengontakkan
antara pelarut cair dan campuran padatan sedemikian rupa sehingga terjadi
perpindahan solut ke dalam pelarut tersebut. Perlakuan selanjutnya adalah
pemisahan larutan yang terbentuk dari padatan sisanya. Hal ini, bila dalam
industri , dapat dilangsungkan baik dengan metode batch, continous co-
curent maupun continues counter current.
Pada pokoknya, operasi leaching berlangsung dengan mengontakkan
antara pelarut cair dan campuran padatan sedemikian rupa sehingga terjadi
perpindahan solut ke dalam pelarut tersebut. Perlakuan selanjutnya adalah
pemisahan larutan yang terbentuk dari padatan sisanya. Hal ini, bila dalam
industri , dapat dilangsungkan baik dengan metode batch, continous co-
curent maupun continues counter current.
Percobaan ini mempelajari efisiensi operasi pada beberapa metode
operasi di atas. Selain itu juga dipelajari kesetimbangan sistem padat-cair
tiga komponen (kedelai-etanol-air). Hal ini penting dilakukan sehubungan
dalam industri sering dihadapkan persoalan memilih metode operasi yang
dengan kapasitas dan perolehan per satuan waktu yang diinginkan, terlebih
lagi karena kurangnya teori tentang leaching yang dikemukakan , maka
percobaan semacam ini akan banyak membantu dalam merancang operasi
leaching skala industri.
Leaching merupakan suatu metode yang tepat untuk memisahkan
padatan campuran yang terkontak dengan pelarut cair. Proses ini dilakukan
untuk mengambil / mendapatkan bagian dari padatan tersebut (lebih
berharga dari padatannya) dengan larutan yang hanya larut pada bagian
yang ingin diambil. Leaching banyak digunakan pada industri metalurgi, yaitu
digunakan untuk memisahkan suatu mineral dari suatu batuan. Leaching
dapat dikerjakan secara batch, semibatch atau secara kontinyu.

Teknik operasi yang biasa digunakan untuk proses leaching adalah


spraying atau aliran liquid dan mencelup zat padat seluruhnya kedalam zat
cair, atau dapat pula digunakan beberapa tingkat tabung, solvent dialirkan
dari tabung teratas kemudian mengalir ke tabung dibawahnya. Hal ini
dimaksudkan agar luas permukaan bidang kontak semakin besar, sehingga
akan meningkatkan effisiensi leaching.

Leaching banyak dipakai dalam berbagai industri. Pada proses industri


biologi dan makanan banyak produk dipisahkan dari struktur alaminya
dengan proses leaching. Sebagai contoh, gula dihasilkan dari proses
leaching dari tebu atau gula bit dengan menggunakan air. Dalam produksi
minyak sayur, pelarut organik seperti heksana, aseton, dan eter digunakan
untuk mengekstrak minyak dari kacang tanah, kacang kedelai, biji bunga
matahari, biji kapas, dan sebagainya. Pada industri farmasi, berbagai produk
farmasi yang berbeda dihasilkan dengan proses leaching akar tanaman,
daun, ataupun batang. Selain untuk berbagai kegunaan di atas leaching juga
dijumpai dalam industri pemrosesan logam. Biasanya logam yang
bermanfaat biasanya terdapat dalam campuran dengan jumlah konstituen
tak diinginkan yang cukup besar. Leaching dipakai untuk memisahkan logam
sebagai garam yang terlarut. Misalnya garam tembaga di-leaching dari bijih
yang mengandung berbagai logam dengan menggunakan asam sulfat atau
larutan amoniak.

Pada proses leaching, mekanismenya ialah solven ditransfer menuju


permukaan solid, kemudian solven berdifusi atau masuk ke dalam solid. Lalu,
solut yang ada dalam solid berdifusi ke solven. Kemudian solut yang sudah
terlarut dalam solven berdifusi menuju permukaan lalu ditransfer ke pelarut.
Proses leaching terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1) Proses perubahan fasa dari solute saat terlarut ke dalam pelarut
(padat-cair) dari bentuk padat ke dalam bentuk cair
2) Difusi dari solute melalui pelarut dalam padatan, yang keluar melalui
pori pori padatan. Pelarutnya masuk ke pori-pori karena ada beda
konsentrasi dari tinggi menuju rendah.
3) Perpindahan solute dari larutan/pelarut dalam kontaknya dengan
partikel ke larutan utama.
Jadi proses leaching dapat dilakukan 3 macam:
1. Pelarutan solute
2. Pemisahan larutan terhadap ampas padat
3. Pencucian ampas padat

Ada beberapa jenis metode operasi leaching, yaitu:


1. Operasi dengan sistem bertahap tunggal dalam metode ini pengontakan
antara padatan dan pelarut dilakukan sekaligus dan kemudian disusul
dengan pemisahan larutan dari padatan sisa. Cara ini jarang ditemui
dalam operasi industri, karena perolehan solute yang rendah.
2. Operasi kontinu dengan sistem bertahap banyak dengan aliran
berlawanan (countercurrent) dalam sistem ini aliran bawah dan atas
mengalir secara berlawanan. Operasi ini dimulai pada tahap pertama
dengan mengontakkan larutan pekat, yang merupakan aliran atas tahap
kedua, dan padatan baru, operasi berakhir pada tahap ke n (tahap
terakhir), dimana terjadi pencampuran antara pelarut baru dan padatan
yang berasal dari tahap ke-n (n-1). Sistem ini memungkinkan didapatnya
perolehan solute yang tinggi, sehingga banyak digunakan di dalam
industri (Treyball, 1985: 719).

Ada empat factor penting yang harus diperhatikan dalam operasi


ekstraksi:

1. Ukuran partakel
Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan ekstraksi. Semakin kecil
ukuran partikel maka areal terbesar antara padatan terhadap cairan
memungkinkan terjadi kontak secara tepat. Semakin besar partikel,
maka cairan yang akan mendifusi akan memerlukan waktu yang
relative lama.

2. Faktor pengaduk
Semakin cepat laju putaran pengaduk partikel akan semakin
terdistribusi dalam permukaan kontak akan lebih luas terhadap
pelarut. Semakin lama waktu pengadukan berarti difusi dapat
berlangsung terus dan lama pengadukan harus dibatasi pada harga
optimum agar dapat optimum agar konsumsi energi tak terlalu besar.
Pengaruh faktor pengadukan ini hanya ada bila laju pelarutan
memungkinkan.
3. Temperature
Pada banyak kasus, kelarutan material akan diekstraksi akan
meningkat dengan temperatur dan akan menambah kecepatan
ekstraksi.
4. Pelarut
Pemilihan pelarut yang baik adalah pelarut yang sesuai dengan
viskositas yang cukup rendah agar sirkulasinya bebas. Umumnya
pelarut murni akan digunakan meskipun dalam operasi ekstraksi
konsentrasi dari solute akan meningkat dan kecepatan reaksi akan
melambat, karena gradien konsentrasi akan hilang dan cairan akan
semakin viskos pada umumnya (Coulson, 1955: 721). Dalam biologi
dan proses pembuatan makanan, banyak produk yang dipisahkan dari
struktur alaminya menggunakan ekstraksi cair-padat. Proses terpenting
dalam pembuatan gula, leaching dari umbi-umbian dengan produksi
minyak tumbuhan, pelarut organic seperti hexane, acetone, dan lainnya
digunakan untuk mengekstrak minyak dari kacang kedelai, biji bunga
tumbuhan dan lain-lain. Dalam industri farmasi, banyak produk obat-
obatan diperoleh dari leaching akar tanaman, daun dan batang. Untuk
produksi kopi instan, kopi yang sudah dipanggang di leaching dengan
air segar. Teh dapat larut diproduksi dengan menggunakan pelarut air
dan daun teh (Geankoplis, 1997: 724-725).
Metode Operasi
Dikenal beberapa jenis metode operasi ekstraksi padat-cair. Berikut ini
disajikan uraian singkat tentang masing-masing metode tersebut.
 Operasi dengan system bertahap tunggal
Dengan metode ini, pengontakan antara padatan dan pelarut
dilakukan sekaligus, dan kemudian disusul dengan pemisahan larutan
dari padatan sisa. Cara ini jarang ditemui dalam operasi industri, karena
perolehan solut yang rendah.
 Operasi system bertahap banyak dengan system aliran sejajar atau
aliran silang
Operasi ini dimulai dengan pencampuran umpan padatan dan pelarut
pada tahap pertama : kemudian aliran bawah dari tahap ini diciptakan
dengan pelarut baru pada tahap berikutnya.
 Operasi secara kontinu dengan system bertahap banyak dengan aliran
berlawanan
Dalam sistem ini aliran bawah dan atas mengalir secara belawanan.
Operasi dimulai pada tahap pertama dengan mengontakkan larutan pekat,
yang merupakan aliran atas tahap kedua, dan padatan “baru”, operasi
berakhir pada tahap ke-n (tahap terakhir), dimana terjadi pencampuran antara
pelarut “baru” dan padatan yang berasal dari tahap ke-n (n-1). Dapat
dimengerti bahwa sistem ini memungkinkan didapatkannya perolehan solut
yang tinggi, sehingga banyak digunakan di dalam industri.

Larutan yang diperoleh sebagai aliran atas dapat dikumpulkan menjadi satu
seperti yang terjadi pada sistem dengan aliran sejajar, atau ditampung secara
terpisah seperti pada sistem dengan aliran silang.

 Operasi “Batch” dengan system bertahap banyak dengan aliran


berlawanan
Sistem ini terdiri dari beberapa unit pengontak batch yang disusun
berderet atau dalam lingkaran, yang dikenal sebagai “rangkaian
ekstraksi” (extraction Battery)
Di dalam sistem ini, padatan dibiarkan stasioner dalam setiap tangki dan
dikontakkan dengan beberapa larutan yang konsentrasinya makin menurun.
Padahal yang hampir tidak mengandung solut meninggalkan rangkaian
setelah dikontakkan dengan pelarut baru, sedangkan larutan pekat sebelum
keluar dari rangkaian yang terlebih dahulu dikontakkan dengan padatan baru
di dalam tangki yang lain.

Efisiensi Tahap
Bila dimisalkan suatu operasi leaching dimana pengaruh adsorpsi
padatan inert terhadap solut tidak ada dan pemisahan sempurna solut dari
padatan inert dapat dilakukan maka seluruh solut yang ada dapat terbawa
dalam larutan ekstrak.
Operasi semacam ini dikatakan mempunyai efisiensi 100%. Jadi efisiensi
dapat dinyatakan sebagai :

Bila perhitungan efisiensi diatas dilakukan untuk tiap tahap operasi maka
diperoleh efisiensi tahap dan bila dilakukan terhadap seluruh tahap dalam
suatu metode operasi maka hasil yang diperoleh disebut efisiensi
keseluruhan (overall).
IV. Prosedur Kerja

a) Mengiling Kacang tanah sebanyak 3 kg, kemudian menimbangnya kembali.


b) Mengisi kacang tanah yang telah digiling dalam Kain tipis dan menempatkan
kain tersebut dalam tangki sampel.
c) Memasukkan Zat pelarut (etanol) ke dalam labu distilasi sampai volumenya
memenuhi setengah dari volume labu (± 30 liter).
d) Menjalankan air pendingin.
e) Membuka keran steam degan pelan dan hati-hati.
f) Mengatur tekanan pada barometer menunjuk pada 1-1.5 bar gauge.
g) Melakukan proses leaching selama ± 3 jam sampai menghasilkan minyak.
h) Menghentikan proses leaching, dan mengeluarkan kacang tanah yang ada
pada tangki sampel.
i) Melanjutkan dengan tahap destilasi untuk memisahkan minyak dengan etanol.
j) Memasukkan etanol hasil distilasi kedalam jergen.
k) Memasukkan sisa destilasi yang masih berada dalam labu (mengandung air,
minyak, dan etanol) kedalam corong pisah, dan didiamkan selama beberapa
hari ± 5 hari.
l) Mengambil cairan bagian bawah (minyak). Dan menimbang untuk menghitung
yield.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai