Semester V 2022/2023
LAPORAN PRAKTIKUM
LEACHING
1. Ukuran partakel
Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan ekstraksi. Semakin kecil
ukuran partikel maka areal terbesar antara padatan terhadap cairan
memungkinkan terjadi kontak secara tepat. Semakin besar partikel,
maka cairan yang akan mendifusi akan memerlukan waktu yang
relative lama.
2. Faktor pengaduk
Semakin cepat laju putaran pengaduk partikel akan semakin
terdistribusi dalam permukaan kontak akan lebih luas terhadap
pelarut. Semakin lama waktu pengadukan berarti difusi dapat
berlangsung terus dan lama pengadukan harus dibatasi pada harga
optimum agar dapat optimum agar konsumsi energi tak terlalu besar.
Pengaruh faktor pengadukan ini hanya ada bila laju pelarutan
memungkinkan.
3. Temperature
Pada banyak kasus, kelarutan material akan diekstraksi akan
meningkat dengan temperatur dan akan menambah kecepatan
ekstraksi.
4. Pelarut
Pemilihan pelarut yang baik adalah pelarut yang sesuai dengan
viskositas yang cukup rendah agar sirkulasinya bebas. Umumnya
pelarut murni akan digunakan meskipun dalam operasi ekstraksi
konsentrasi dari solute akan meningkat dan kecepatan reaksi akan
melambat, karena gradien konsentrasi akan hilang dan cairan akan
semakin viskos pada umumnya (Coulson, 1955: 721). Dalam biologi
dan proses pembuatan makanan, banyak produk yang dipisahkan dari
struktur alaminya menggunakan ekstraksi cair-padat. Proses terpenting
dalam pembuatan gula, leaching dari umbi-umbian dengan produksi
minyak tumbuhan, pelarut organic seperti hexane, acetone, dan lainnya
digunakan untuk mengekstrak minyak dari kacang kedelai, biji bunga
tumbuhan dan lain-lain. Dalam industri farmasi, banyak produk obat-
obatan diperoleh dari leaching akar tanaman, daun dan batang. Untuk
produksi kopi instan, kopi yang sudah dipanggang di leaching dengan
air segar. Teh dapat larut diproduksi dengan menggunakan pelarut air
dan daun teh (Geankoplis, 1997: 724-725).
Metode Operasi
Dikenal beberapa jenis metode operasi ekstraksi padat-cair. Berikut ini
disajikan uraian singkat tentang masing-masing metode tersebut.
Operasi dengan system bertahap tunggal
Dengan metode ini, pengontakan antara padatan dan pelarut
dilakukan sekaligus, dan kemudian disusul dengan pemisahan larutan
dari padatan sisa. Cara ini jarang ditemui dalam operasi industri, karena
perolehan solut yang rendah.
Operasi system bertahap banyak dengan system aliran sejajar atau
aliran silang
Operasi ini dimulai dengan pencampuran umpan padatan dan pelarut
pada tahap pertama : kemudian aliran bawah dari tahap ini diciptakan
dengan pelarut baru pada tahap berikutnya.
Operasi secara kontinu dengan system bertahap banyak dengan aliran
berlawanan
Dalam sistem ini aliran bawah dan atas mengalir secara belawanan.
Operasi dimulai pada tahap pertama dengan mengontakkan larutan pekat,
yang merupakan aliran atas tahap kedua, dan padatan “baru”, operasi
berakhir pada tahap ke-n (tahap terakhir), dimana terjadi pencampuran antara
pelarut “baru” dan padatan yang berasal dari tahap ke-n (n-1). Dapat
dimengerti bahwa sistem ini memungkinkan didapatkannya perolehan solut
yang tinggi, sehingga banyak digunakan di dalam industri.
Larutan yang diperoleh sebagai aliran atas dapat dikumpulkan menjadi satu
seperti yang terjadi pada sistem dengan aliran sejajar, atau ditampung secara
terpisah seperti pada sistem dengan aliran silang.
Efisiensi Tahap
Bila dimisalkan suatu operasi leaching dimana pengaruh adsorpsi
padatan inert terhadap solut tidak ada dan pemisahan sempurna solut dari
padatan inert dapat dilakukan maka seluruh solut yang ada dapat terbawa
dalam larutan ekstrak.
Operasi semacam ini dikatakan mempunyai efisiensi 100%. Jadi efisiensi
dapat dinyatakan sebagai :
Bila perhitungan efisiensi diatas dilakukan untuk tiap tahap operasi maka
diperoleh efisiensi tahap dan bila dilakukan terhadap seluruh tahap dalam
suatu metode operasi maka hasil yang diperoleh disebut efisiensi
keseluruhan (overall).
IV. Prosedur Kerja