Anda di halaman 1dari 13

NAMA : ADIS AISYAH AMINI

NPM : 062040422350
KELAS : 4KIB
MATAKULIAH : PERPINDAHAN MASSA
DOSEN PENGAMPU: DR. IR. H. MUHAMMAD YERIZAM, M.T.

TUGAS MINGGU KE-17 (EKSTRAKSI PADAT-CAIR)

1. Faktor-faktor Leaching ada 4 yaitu Ukuran, Partikel, Pelarut, Temperatur,dan


Pengaduk.

a. Jelaskan pengertian dari ke 4 (empat) faktortersebut.


b. Uraikan mekanisme dari ke 4 (empat) faktortersebut.
c. Berikan contoh bahwa masing-masing faktor punya peranan penting
dalam proses leaching!

Jawaban:

a. Pengertian dari ke 4 (empat) faktor tersebut adalah sebagaiberikut:


1) Ukuranpartikel
Ukuran partikel diameter rata-rata dari suatu partikel. Untuk memulai setiap
analisis ukuran partikel harus diambil dari umunya jumlah bahan besa suatu
contoh yang representatif.
2) Perlarut
Benda cair atau gas yang melarutkan solut baik benda padat, cair atau gas,
yang menghasilkan sebuah larutan, yang memiliki kemampuan melarutkan
serta memiliki viskositas yang cukup rendah agar sirkulasinya bebas.
Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah menguap,
meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan

3) Temperatur
Suatu ukuran tingkat Kepanasan atau Kedinginan suatu benda (kualitas dari
panas), atau temperatur adalah suatu yang menunjukan derajat panas benda,
semakin tinggi suhu maka semakin panas benda tersebut.

4) Pengadukan
Suatu aktivitas operasi pencampuran dua atau lebih zat agar diperoleh hasil
campuran yang homogen.
b. Mekanisme dari ke 4 (empat) faktor tersebut adalah sebagaiberikut:
1) UkuranPartikel
Mekanisme pada faktor ukuran partikel adalah dimana operasi leaching
akan berlangsung dengan lebih baik bila diameter partikel diperkecil,
pengecilan ukuran ini akan memperluas permukaan kontak sehingga
perolehan dan laju diperbesar. Begitu pula hambatan difusinya menjadi
kecil sehingga laju difusi bertambah. Ukuran partikel mempengaruhi
kecepatan ekstraksi. Semakin kecil ukuran partikel, area terbesar antara
padatan dan cairan. Oleh karena itu, kecepatan tertinggi dari transfer
material dan jarak terkecil untuk solute mendifusi antara padatan yang
sudahterindikasi.
2) Pelarut
Mekanisme pada faktor pelarut adalah Semakin banyak jumlah pelarut
semakin banyak perolehan yang didapatkan sebab :Distribusi partikel
dalam pelarut semakin menyebar, sehingga memperluas permukaan kontak
dan juga Perbedaan konsentrasi solut dalam pelarut dan padatan semakin
besar sehingga fluksi molar bertambah. Pelarut harus mempunyai
selektivitas tinggi artinya kelarutan zat yang ingin dipisahkan dalam pelarut
tadi harus besar sedang kelarutan dari padatan pengotor kecil atau
diabaikan.
3) Temperatur
Mekanisme faktor temperatur adalah kelarutan material yang akan
diekstraksi akan meningkat dengan temperatur yang diberikan pada
kecepatan tinggi dari ekstraksi. Koefisien difusi yang diharapkan meningkat
bersamaan dengan meningkatnya temperatur dan akan menambah
kecepatanekstraksi
4) FaktorPengadukan
Mekanisme pengadukan adalah Dalam operasi leaching, laju putaran dan
lama pengadukan merupakan hal yang mempengaruhi operasi ekstraksi.
Semakin cepat laju putaran, partikel akan semakin terdistribusi dalam
pelarut sehingga permukaan kontak meluas dan dapat memberikan kontak
dengan pelarut yang diperbaharui terus.
Begitu pula semakin lama waktu pengadukan berarti difusi dapat
berlangsung terus dan lama pengadukan harus dibatasi pada harga optimum
agar konsumsi energi tidak terlalu besar.

c. Berikut contoh bahwa masing-masing faktor punya peranan penting


dalam proses leaching!
Ekstraksi pektin dari buah-buahan didasarkan pada sifat pektin yang dapat
larut dalam air, sedangkan sebagian besar polisakarida lain, seperti selulosa
danhemiselulosa yang bersama-sama pektin menyusun dinding sel tanaman,
bersifat tidak larut air. Seperti ekstraksi lainnya, ekstraksi pektin dari buah
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ekstraksi.
Faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1) Ukuranpartikel
Semakin kecil ukuran partikel berarti semakin besar luas permukaankontak
antara padatan dan pelarut dan semakin pendek jarak difusi solut sehingga
kecepatan ekstraksi lebihbesar.

2) Perlarut
Keberhasilan proses ekstraksi juga dipengaruhi oleh pemilihan pelarutyang
tepat dengan pelarut yang digunakan dalam ekstraksi sebaiknya memiliki
sifat-sifat sebagaiberikut:
- Mampu memberikan kemurnian solut yang tinggi (selektivitastinggi)
- Dapat didaurulang
- Stabil tetapiinert
- Mempunyai viskositas, tekanan uap, dan titik beku yang rendah
untukmemudahkan operasi dan keamananpenyimpanan
- Tidak beracun dan tidak mudahterbakar
- Tidak merugikan dari segi ekonomis dan tetap memberikanhasil
yangbaik.
3) Temperatur
Kelarutan akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu untuk
menghasilkan laju ekstraksi yang tinggi. Koefisien difusi juga akan
bertambahtinggi seiring dengan kenaikan suhu sehingga meningkatkan
laju ekstraksi. Batas suhu ditentukan untuk mencegah kerusakan pada
bahan. Secara umum, suhu ekstraksi untuk pektin adalah 60-90°C.
Penggunaan suhu yang terlalu tinggi juga dapat mengakibatkan
degradasi pektin.
4) PengadukanFluida
Pengadukan dalam ekstraksi penting karena meningkatkan perpindahan
solut dari permukaan partikel (padatan) ke cairan pelarut. Mekanisme
yang terjadi pada proses leaching adalah sebagai berikut solven
berdifusi ke dalam padatan sehingga solut akan larut ke dalam solven.
Kemudian solut yang terlarut dalam solven tersebut akan berdifusi ke
luar menuju ke permukaan partikel, akhirnya solut akan berpindah ke
larutan. Selain itu, pengadukan suspensi partikel halus mencegah
pengendapan padatan dan kegunaan yang lebih efektif adalah membuat
luas kontaknya semakinbesar.

2. Alat-alat ekstraksi ada 2 yaitu metode soxlet dan metodeRefluks.


Pertanyaannya:
a. Gambarkan masing-masing peralatan tersebut dankegunaan/fungsinya
b. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing peralatan?
c. Bagaimana penerapan kedua metode tersebut dalam industri kimiadan
kehidupansehari-hari.

Jawaban :

a. BerikutGambarmasing-masingperalatantersebut&kegunaan/fungsinya?

Soxlet
1. Kondensor berfungsi pendingin, dan juga untuk mempercepat proses
pengembunan. Aliran air pada kondensor bergerak dari bawah ke atas, hal ini
dilakukan karena jika aliran air mengalir dari atas ke bawah, maka akan
terdapat runag kosong pada kondensor sehingga proses kondensasi gas tidak
akanmaksimal.
2. Timbal berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambilzatnya.
3. Pipa F berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses
penguapan.
4. Sifon berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh
kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus. Posisi
sifon harus lebih tinggi dari pada sampelnya (agar sampel yang berada
diposisi atas tidak terendam olehpelarut).
5. Labu alas bulat berfungsi sebagai wadah bagi sampel danpelarutnya.
6. Hot plate berfungsi sebagai pemanaslarutan.
7. Kertas saring berfungsi sebagai tempat sampel, dimana tinggi kertas saring
tidak boleh melebihi tinggi pipa F, hal ini dikarenakan jika tinggi kertas
saring melebihi tinggi pipa F maka uap yang terbentuk akan terhalang oleh
kertas saring atau bahkan uap yang terbentuk masuk ke dalamnya dan proses
kondensasi akan berlangsung tidak maksimal. Adapun syarat dari tempat
sampel yaitu mudah ditembus pelarut dan tidak dapat larut olehpelarut.
8. Selang masuk berfungsi sebagai saluran masuknya air kedalamkondensor.
9. Selang keluar berfungsi sebagai saluran keluarnya air darikondensor

Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan
dengan adanya pendingin balik.
Refluks

Refluks adalah teknik distilasi yang melibatkan kondensasi uap dan


berbaliknya kondensat ini ke dalam sistem asalnya. Ini digunakan dalam
distilasiindustridanlaboratorium.Refluksjugadigunakandalambidangkimia
untuk memasok energi pada reaksi untuk waktu yangpanjang.

b. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing


peralatan?MetodeSoxhlet
⚫ Kelebihan
1. Perpindahan keseimbangan transfer dengan berulang kali membawapelarut
kontak langsung dengan matrikspadat
2. Mempertahankan suhu ekstraksi yang relatif tinggi dengan panas dari
termos distilasi,dan
3. Tidak ada persyaratan filtrasi setelah pelepasan. Juga, metode Soxhlet
sangat sederhana dan murah
⚫ Kelemahan
1. Waktu ekstraksi yangpanjang;
2. Menggunakan pelarut dalam jumlahbanyak,
3. Agitasi tidak dapat disediakan dalam perangkat Soxhletuntukmempercepat
proses;
Metode Refluks
⚫ Kelebihan
1. Waktu yangsingkat
2. Pelarut yang digunakan lebihsedikit
3. Dapat digunakan untuk sampel dengan teksturkasar.
⚫ Kekurangan
1. Hanya digunakan untuk metabolit yang termostabil karena refluks
merupakan metode ekstraksipanas.
2. Membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlahmanipulasidari
operator

C. Berikut penerapan kedua metode tersebut dalam industri kimia dan


kehidupan sehari-hari.
Metode Soxlet
1) Penerapan Di Industri Kimia Contohnya Pemisahan Minyak Kemiri Dari Pelarut
Pengekstrak Dengan MetodaSoxlet.
2) Penerapan di kehidupan sehari-hari contohnya pengambilan protein serbukdaun
kelor dalam pembuatan mie kering dengan metodesoxlet.

Metode Reflux
1) Penerapan di industri kimia contohnya Pemisahan emas dari bentukpadatan
berongga dengan menggunakan larutan HCN atau H2SO4.
2) Industri minyak goreng menggunakan prinsip operasi refluks saat memisahkan
minyak dari kedelai, kacang, biji matahari dan lain-lain dengan menggunakan
pelarut organik seperti heksana, aseton ataueter.
3) Penerapan di kehidupan sehari hari contohnya pemisahan silika dari sekam padi:
dengan naoh dan pengendapan menggunakan asam kuat (HCL) dan asam lemah
(CH3COOH).

3. Bagaimana mekanisme proses dari peristiwa di leaching dibawah ini:


a. Pemisahan emas dari bentuk padatan berongga dengan
menggunakanlarutan HCN atau H2SO4.
b. Industrigulajugamenggunakanprinsipleachingsaatmemisahkangula
dari bit dengan menggunakan air sebagaipelarut.
c. Pemisahan minyak dari kedelai, kacang, biji matahari, dan lain-lain
denganmenggunakanpelarutorganiksepertiheksana,aseton,ataueter.
d. Pengambilankandunganobatdaridedaunan,akardanbatangtumbuhan
menggunakanethanol
Jawaban :

a. Pemisahan emas dari bentuk padatan berongga dengan


menggunakanlarutan HCN atauH2SO4.
Teknologi Pelindian (Leaching)Sianidasi
Salah satu proses pengolahan emas non merkuri adalah proses sianidasi
yang banyak dilakukan oleh para penambang emas skala kecil. Dimana bijih
emas dipecah kemudian dihaluskan sampai 200 mesh dengan menggunakan
ball mill sampai homogen. Batuan yang telah homogen kemudian dilakukan
sianidasi dengan pemberian udara dan pengadukan di dalam tangki selama 48
jam sambil mengatur kondisi pH antara 10,5-11 menggunakan kapur. Jika pH
lebih kecil dari angka 10 maka gas HCN yang terbentuk akan semakin banyak
akibat hidrolisis ion sianida dengan air yang ditunjukkan reaksi:
CN+H₂O→ HCN+OH(1)
SedangkangasHCNtidakmempunyaikemampuanuntukmelarutkanemas
(Au)sehinggahasilrekoveriemasakanturun.SamahalnyajikapHlebihbesar dari
angka 11, recovery emas akan turun yang kemungkinandiakibatkanoleh
terbentuknyaperoksidaH₂O₂yangjugadapatmenurunkanrecoveryAu.Prosessiani
dasimenggunakanlarutangaramnatriumsianidaNaCN1%dandilakukan pada
temperatur ruang. Pelarut NaCN merupakan pelarut yangpalingsering
digunakan karena mampu melarutkan emas lebih baik dengan pelarutlainnya.
Adapun proses pengolahan emas menggunakan sianidasi adalah sebaga
berikut:
➢ Kominusi
Proses pengecilan ukuran dilakukan dengan beberapa peralatan, diantaranya:
- Jaw Crusher: hasil keluaran ukuran 1 cm - 10mm
- Roller Crusher : hasil keluaran ukuran 1mm
- Ball Mill: hasil keluaran ukuran 75 mikron atau 200mesh
➢ Pelindian
Dari hasil proses kominusi berupa, kemudian dilanjutkan dengan
mensirkulasi lumpur (pulp) ke dalam reaktor dan penambahan air, kapur,
garam sianida dan oksigen. Penambahan oksigen dapat meningkatkan
efektivitas sianida dalam mengekstraksi biji emas sebesar 80%. Oksigen akan
mengoksidasi logam emas dari unsur netral menjadi bermuatan positif agar
dapat berikatan dengan sianida membentuk kompleks sianida Au(CN)2
(SayifuddindanSuprapto,2010).Padaprosessianida,pastikanpHslurrypada level
10,5 11 untuk mencegah terbentuknya gas HCN yang sangat berbahaya.
Waktu proses reaksi yang dibutuhkan adalah sekitar 48 jam. Tingkatpelarutan
emas dipengaruhi oleh kekuatan difusi sianida dan oksigen, dan perlakuan-
perlakuan sebelum sianidasi. Sebagian kecil emas akan larut sesuai dengan
persamaanElsner:
4Au +8CN-+O₂+2H₂O4Au(CN)2+4OH-(2)
➢ Adsorpsi
Setelah 48 jam, ditambahkan karbon aktif, dan dilanjutkan proses
pengadakan dan penambahan oksigen selama 12-24 jam. Proses adsorpsi ini
merupakan proses awal dari recovery. Ada beberapa jenis adsorban (bahan
penyerap logam emas dan perak yang telah larut) yang bisa digunakan yaitu
karbon aktif, zeolit, ataupun resin. Adsorban yang sering digunakan dalam
industri pertambangan emas adalah karbon aktif. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam memilih karbon aktif adalah:
• Hardness/attrition resistant (kekerasan). -Aktivitas
• Kapasitas total emas yangdiserap
• Bentuk dan distribusi ukurankarbon
• PersentaseAbu
• Berat jenis ruah karbon (BulkDensity)
• Kandungan Air kristal(moisture)
• Luaspermukaan
• %-Karbon Tetraklorida(CCI)
• %-w/wt Penyerapanbenzene
Dari sifat-sifat karbon aktif di atas, yang paling penting adalah Hardness /
attrition resistant danAktivitas.
➢ Pembakaran
Setelah60-72jam,karbonaktifdisaringdandipisahkandarilumpur.Karbon
aktifyangyangtersaringkemudiandicucidandilanjutkanprosespembakaran.
Pembakaran dilakukan sampai semua karbon aktif berubah menjadi bubuk
(debu) campuranemas.
➢ Peleburan
Bubuk (debu) campuran emas selanjutnya dilakukan proses peleburan
dengan penambahan boraks dan membutuhkan temperatur 1100°C.
Penambahan boraks bertujuan untuk meningkatkan slag (pengotor) agar encer
sehingga mudah untuk dilakukan pemisahan serta untuk menurunkan
temperatur dari cake (bahan yang dibakar). Hasil pemisahan dengan boraks
akan didapat berupa bullion yang mengandung emas, perak dan tembaga.
➢ DestruksiSianida
Cyanide destruction unit atau cyanide detox merupakan salah satu unit
pengolahan limbahyang digunakan untuk menghancurkan kandungan sianida
dalam limbah yang dihasilkan dari pabrik ataupun dari tambang. Dengan
dilakukannya penurunan bahkan penghilangan kadar sianida dalam limbah
maka secara langsung limbah tersebut sudah memiliki nilai ambang batas
lingkungan (NABL) dan bisa langsung dibuang kelingkungan tanpa
mengganggu kelestarianlingkungan.
Tailing dengan kandungan sianida yang tinggi kemudian di destruksi
dengan penambahan sodium meta bi suphate (SMBS) dan copper sulphate
(CuSO4). Prinsip pengolahan limbah sianida adalah merubah ion CN- (20
ppm) menjadi Cyanate (OCN-), dengan baku mutu<0,5 ppm. Tailing yang
telahdihilangkankonsentrasisianida,dimasukkankedalamprosespenampung
untuk dilakukan proses sedimentasi (pengendapan) secara gravitasi sehingga
cairan dan padatan dapatterpisah
b. Industri gula juga menggunakan prinsip leaching saat memisahkan gula
dari bit dengan menggunakan air sebagaipelarut.
Pembuatan gula tebu adalah ekstraksi jus atau sari tebu. Caranya dengan
menghancurkan tebu dengan mesin penggiling untuk memisahkan ampas tebu
dengan cairannya. Cairan tebu kemudian dipanaskan dengan boiler. Jus yang
dihasilkan masih berupa cairan yang kotor; sisa-sisa tanah dari lahan, serat-
serat berukuran kecil dan ekstrak dari daun dan kulit tanaman, semuanya
bercampur di dalam gula. Fungsinya untuk menghancurkan tebu agar bisa di
pisahkan ampas dengan cairannya.

c. Pemisahan minyak dari kedelai, kacang, biji matahari,danlain-lain


dengan menggunakan pelarut organik seperti heksana, aseton,ataueter.
Pada kali ini yang berperan sebagai solute adalah minyak kacangtanahdan
ampas kacang tanah yang tersisa merupakan inert. Adapunmekanisme yang
terjadi dalam proses ekstraksi padat-cair sebagai berikut;
• Padatan dikontakkan dengan pelarut sehingga pelarut akan bergerak
dari bulk solvent solution menuju permukaan padatan. Kontak padatan
dengan pelarut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: perkolasi
(padatan disusun menyerupai unggun tetap dan solvent dialirkan
melewati unggun tersebut) atau dispersi (padatan didispersikan ke
dalam pelarut hingga seluruh permukaan padatan diselimutioleh
pelarut, disperri dapat dibantu dengan pengadukan). Pada kali ini,
kontak dilakukan secara dispersi menggunakan magnetic strirrer.
• Pelarut berdifusi ke dalampadatan
Pada proses difusi, suatu zat akan berpindah melewati membran dari
daerah berkonsentrasi tinggi menuju ke konsentrasi rendah. Peristiwa
difusi dapat terjadi karena adanya driving force berupa perbedaan
konsentrasi.
• Solute yang terkandung dalam padatan akan larut dalam pelarut yang
telah masuk ke dalam padatan. Solute dapat larut dalam solvenikarena
adanya gaya antaraksi diantara molekul molekulnya, yaitu gaya dipol-
dipol dimana zat yang bersifat polar-polar atau non polar-non polar
akansalingberikatan.SelainitujugaterdapatgayaLondonayngterjadi
antara dipol dipol yang lemah sehingga memungkinkan pelarut polar
melarutkan senyawa non polar.
• Solule akan menuju permukaan padatan dan berdifusi kembali keluar
padatan.Difusiiniterjadikarenakonsentrasipelarutyangmengandung
solute lebih besar dibandingkan konsentrasi pelarut di luar padatan
yang tidak mengandungsolute.
• Solule berpindah ke dalam bulk solution. Ekstraksi dilakukan hingga
tercapainya waktu kesetimbangan, dimana driving force bernilai nol
(atau mendekatinol).

d. Pengambilankandunganobatdaridedaunan,akardanbatangtumbuhan
menggunakanethanol
Bahan baku yang digunakan kali ini adalah daun cengkeh kering danbahan
kimia(pelarut)berupaetanol(C₂H5OH),natriumhidroksida(NaOH)danair(H₂O).
Dauncengkehdikeringkandiruanganterbukadandiukurkadarairnya.Percobaan
pendahuluan ini untuk penentuan waktu kesetimbangan. Penentuan waktu
setimbang dilakukan dengan cara mengekstraksi 90 gram dauncengkeh dalam
etanol 96% dengan volume 500 ml. Leaching berlangsung pada suhu
30°Cdanputaranpengaduk460rpm.Leachingdilakukandenganwaktu1dan
3jam.Padaakhirleaching,ampasdaundipisahkandaricampurandengancara
menyaring.
Pada proses leaching, mekanismenya ialah solven ditransfer menuju
permukaansolid,kemudiansolvenberdifusiataumasukkedalamsolid.Lalu,solut
yangadadalamsolidberdifusikesolven.Kemudiansolutyangsudahterlarutdalam
solven berdifusi menuju permukaan lalu ditransfer ke pelarut. Umumnya
mekanisme proses ekstraksi dibagi menjadi 3 bagianyaitu:

• Perubahan fase solute untuk larut ke dalam pelarut, misalnya dari padat
menjadicairan.
• Difusi melalui pelarut di dalam pori-pori untuk selanjutnya keluar dari
partikel.
• Akhirnya perpindahan solute ini dari sekitar partikel ke dalam larutan
keseluruhannya.

Anda mungkin juga menyukai