MODUL : Leaching
PEMBIMBING : Ghusrina Prihandini, S.T., M.T.
Oleh :
Kelompok 10
1.2.Tujuan
1. Mengoperasikan peralatan ekstraksi padat-cair (Leaching) sesuai Standar Operasi
Prosedur (SOP) di Laboratorium Pilot Plant Politeknik Negeri Bandung
2. Menentukan densitas Ekstrak dan Rafinat
3. Menjelaskan fenomena perpindahan massa pada proses fisis ekstraksi
4. Menghitung efisiensi tahap percobaan dan hasil ekstraksi (Yield)
5. Menghtung kalor terpakai dari steam oleh pemanasan pelarut.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau
cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau
lebih komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven)
sebagai separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda
dari komponen-komponen dalam campuran.
Sebuah persamaan empiris difusifitas dalam larutan encer dapat dihitung dengan
pendekatan Maxwell dan dimodifikasi oleh Gilliland.
7,7 𝑥 10−16 𝑇
𝐷𝐿 = 1 1
𝜇(𝑉 3 − 𝑉0 3 )
DL = difusifitas
𝜇 = viskositas pelarut
T= temperatur (K)
V = volume molekular zat bersangkutan (pelarut) dalam 1 kmol bentuk fasa cair
V0 = 0,008 untuk air; 0,0149 untuk etanol; 0,0228 untuk benzene
Asumsi sistem ekstraksi silang (cross current) dengan pelarut (misal campuran
air-etanol) selalu dalam keadaan murni di setiap tahap.
3.1.2 Bahan
Dibuka tutup penampung umpan dan dimasukkan 0,5 kg teh dibungkus kain
sebagai umpan, dan dipasang kembali penutup penampung umpan
Dibuka valve air pendingin, dan dibuka valve steam, lalu diatur hingga tekanan
± 1,5 bar
Dari data diatas kalor yang dikonsumsi semakin lama semakin turun, hal ini bisa
dipengaruhi beberapa faktor yaitu kondisi alat dan juga tekanan pada steam itu sendiri
karena untuk setiap siklus tekanan nya tidak sama persis. Di literature sendiri
seharusnya semakin lama proses ektraksi semakin besar kalor yang dikonsumsi
karena ekstrak yang digunakan sudah tercampur dengan solute.