Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020

MODUL : Cooling Tower


PEMBIMBING : Ghusrina Prihandini, S.T., M.T.

Tanggal Praktikum : 10 September 2019


Tanggal Laporan : 18 September 2019

Oleh :
Kelompok 10

Sahrul Mulyadi (171411025)


Sherly Dea Yolandita L (171411026)

Kelas 3A D3 Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami prinsip perpindahan panas pada menara pendingin (cooling
tower).
2. Menjelaskan cara kerja dari sistem menara pendingin dan komponen-
komponennya.
3. Melakukan perawatan dan perbaikan ringan.
4. Mengetahui kondisi/kinerja cooling tower dengan mengukur variabel-variabel
operasi untuk mengetahui penyimpangan dari kondisi normal.

II. LANDASAN TEORI


Cooling tower ( menara pendingin) adalah suatu sistem refrigasi yang
melepaskan kalor ke udara. Menara pendingin bekerja dengan cara mengontakan air
dengan udara dan menguapkan sebagian air tersebut. Pada awalnya menara pendingin
berbentuk menara kosong tanpa bahan isian. Butiran-butiran air panas dijatuhkan dari
puncak menara, sedangkan udara dihembuskan dari bawah sehingga terjadi pertukaran
kalor antara air dan udara. Untuk meningkatkan kontak antara air dan udara maka
diperlukan media pengisi. Dua faktor yang sangat menentukan laju perpindahan kalor
dari air panas ke udara pendingin adalah waktu kontak dan luas permukaan antar fase
cair dan udara. Dengan memberikan bahan isian pada menara, maka kedua faktor diatas
diperbesar.
Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan approach
seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini :

Range adalah perbedaan suhu antara tingkat suhu air masuk menara pendingin
dengan tingkat suhu air yang keluar menara pendingin atau selisih antara suhu air panas
dan suhu air dingin, sedangkan approach adalah perbedaan antara temperatur air keluar
menara pendingin dengan temperatur bola basah udara yang masuk atau selisih antara
suhu air dingin dan temperatur bola basah (wet bulb) dari udara atmosfir. Temperatur
udara sebagaimana umumnya diukur dengan menggunakan termometer biasa yang
sering dikenal sebagai temperatur bola kering (dry bulb temperature), sedangkan
temperatur bola basah (wet bulb temperatur) adalah temperatur yang bolanya diberi
kasa basah, sehingga jika air menguap dari kasa dan bacaan suhu pada termometer
menjadi lebih rendah daripada temperatur bola kering.
Adapun konstruksi menara pendingin jenis aliran angin tarik (induced draft
counterflow cooling water) adalah sebagai berikut :

1. Kipas (fan)
Kipas merupakan bagian terpenting dari sebuah menara pendingin karena
berfungsi untuk menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara tersebut di
dalam menara untuk mendinginkan air. Kipas digerakkan oleh motor listrik yang
dikopel langsung dengan poros kipas.
2. Kerangka pendukung menara (tower supporter)
Kerangka pendukung menara berfungsi untuk mendukung menara pendingin
agar dapat berdiri kokoh dan tegak. Tower supporter terbuat dari baja.
3. Rumah menara pendingin (casing)
Rumah menara pendingin (casing) harus memiliki ketahanan yang baik terhadap
segala cuaca dan umur pakai (life time) yang lama. Casing terbuat dari seng.
4. Pipa sprinkler
Pipa sprinkler merupakan pipa yang berfungsi untuk mensirkulasikan air secara
merata pada menara pendingin, sehingga perpindahan kalor air dapat menjadi
efektif dan efisien.
5. Penampung air (water basin)
Water basin berfungsi sebagai pengumpul air sementara yang jatuh dari filling
material sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor. Water basin terbuat dari
seng.
6. Lubang udara (inlet louver)
Inlet louver berfungsi sebagai tempat masuknya udara melalui lubanglubang
yang ada. Inlet louver terbuat dari seng.
7. Bahan pengisi (filling material)
Filling material merupakan bagian dari menara pendingin yang berfungsi untuk
mencampurkan air yang jatuh dengan udara yang bergerak naik. Pada filling
material inilah air yang mengalir turun ke water basin akan bertukar kalor
dengan udara segar dari atmosfer yang suhunya (28ºC).

Ada beberapa tipe dari menara pendingin. Menara pendingin basah bekerja
secara aliran natural atau aliran mekanis. Menara pendingin aliran mekanis sendiri bisa
berupa aliran tekan, atau aliran induksi. Aliran udara dan air bisa bertipe aliran lawan
arah, aliran silang ataupun keduanya. Masing-masing tipe menara pendingin punya
karakteristik tersendiri.
Untuk perhitungan menara pendingin diantaranya yaitu :
a) Keseimbangan material (material balance). Secara skematik proses
keseimbangan material yang terjadi pada menara pendingin adalah
sebagai berikut :

M = Air penambah (make up water)


W = Windage
E = Laju penguapan
C = Air yang bersirkulasi
D = Air yang dipergunakan (draft water)
b) Laju penguapan (evaporation rate)
Keterangan :
𝐶. ∆𝑇. 𝐶𝑝
𝐸= … (1)
𝐻𝑣
3
E = Laju penguapan yang terjadi (𝑚 ⁄𝑗𝑎𝑚)
3
C = Laju air yang bersirkulasi (𝑚 ⁄𝑗𝑎𝑚)
ΔT = Selisih temperatur menara pendingin (ºC)
4,184 𝑘𝑗
Cp = kalor spesifik air ( ⁄𝑘𝑔 °𝐶 )
2260 𝑘𝑗
Hv = kalor penguapan laten air ( ⁄𝑘𝑔)
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Susunan Alat
a. Skema sirkulasi air pendingin lab pilot plant

b. Skema system air pendingin di laboratorium pilot plant

3.2 Bahan dan alat bantu yang diperlukan


1. Kunci pipa
2. Kunci pas/shock
3. Beaker glass
4. Termometer
5. Stopwatch
6. Anemometer
3.3 Prosedur percobaan
1. Evaluasi kinerja menara pendingin dengan menghitung massa teruapkan
dan efisiensi menara pendingin.
2. Pembersihan saluran pipa air pendingin dengan chemical treatment.
3. Pemeriksaan komponen menara pendingin : saluran udara, nozel, fan.
3.3.1 Evaluasi kinerja menara pendingin
1. Ukur suhu air pendingin masuk dan keluar.
2. Ukur laju alir udara di sekitar menara pendingin.
3. Ukur laju alir air pendingin.
4. Ukur suhu bola basah dan bola kering udara di sekitar menara pendingin

3.3.2 Pemeriksaan komponen menara pendingin : saluran udara, nozel, fan


1. Periksa saluran udara dalam kondisi normal sesuai dengan
spesifikasinya atau tidak.
2. Jika tidak normal, bersihkan.
3. Periksa nozel, dalam kondisi normal sesuai dengan spesifikasinya atau
tidak.
4. Jika tidak normal, bersihkan.
5. Periksa fan apakah bantalan, impeler, poros, motor dalam keadaan
normal atau tidak.
6. Jika tidak, perbaiki atau ganti.

3.4 Tabel Data


Tabel 1. Spesifikasi Teknis
No Referensi Parameter Satuan
1. Jenis menara pendingin Induced draft
2. Jumlah sel setiap menara -
3. Luas permukaan per sel m2 -
3
4. Aliran air m /jam -
5. Daya pemompaan kW 3
6. Head pemompaan m -
7. Daya fan kW -
8. Suhu desain air panas ºC -
9. Suhu desain air dingin ºC -
10. Suhu desain bola kering ºC -
11. Suhu desain bola basah ºC -

Tabel 2. Kinerja menara pendingin


No Referensi Parameter Satuan
1. Suhu masuk menara pendingin ºC 19,5
2. Suhu keluar menara pendingin ºC 18
3. Aliran air rata-rata Kg/m3 8964
4. Jumlah udara rata-rata Kg/m3 30304,8
5. Range ºC 1,5
6. Approach ºC 1
7. Efektifitas CT % 60
8. Perbandingan cair/gas (L/G) Kg air/Kg udara
9. Kehilangan penguapan m3/jam 0,0249
10. Suhu bola kering ºC 25
11. Suhu bola basah ºC 17
3.5 Pengolahan Data
a. Aliran air rata-rata
𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘+𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
Aliran air rata-rata = 2
9 +8,928
= 2

= 8,964 m3/jam = 8964 kg/jam


3600 𝑠 𝑘𝑔
b. Jumlah udara rata-rata = 11,5 m/s x 0,61 m2 x x 1,2
1 𝑗𝑎𝑚 𝑚3
= 30304,8 kg/jam
c. Range = T air masuk – T air keluar
= 19,5 – 18
= 1,5 ºC
d. Approach = T air keluar – T wet bulb
= 18 – 17 = 1 ºC
e. Efektifitas CT
𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
Efektifitas = 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒+𝑎𝑝𝑝𝑟𝑜𝑎𝑐ℎ x 100%
1,5
= 1,5+1 x 100%
= 60%
f. Perbandingan cair/gas (L/G)
8964
L/G = 30304,8 Kg/jam
= 0,2958 kg/jam
g. Kehilangan Penguapan
𝐶.∆𝑇.𝐶𝑝
E = 𝐻𝑣
8,964 . 1,5 . 4,184
= 2260
= 0,0249 m3/jam

IV. PEMBAHASAN

Sahrul Mulyadi (171411025)


Cooling tower adalah suatu sistem refrigerasi yang melepaskan kalor ke udara.
Cooling tower bekerja dengan cara mengontakkan air dengan udara dan menguapkan
sebagian air tersebut. Luas permukaan air yang besar dibentuk untuk menyemprotkan
air lewat nozel atau memercikan air kebawah dari suatu bagian ke bagian lainnya.
Bagian-bagian atau bahan-bahan pengisi biasanya terbuat dari kayu tetapi bisa juga
dibuat dari plastik atau keramik, fungsi bagian pengisi ini yaitu supaya air yang di
semprotkan dari atas tidak terbawa oleh oleh fan dan juga tempat terjadinya kontak
antara air dan udara. Air yang didinginkan ini berasal dari sistem pendinginan yang
berada di sejumlah alat yang berasa di pilot plant yaitu heat exchanger dan kondensor.
Air keluaran dari heat exchanger dan kondensor tersebut cukup panas sehingga perlu
pendinginan supaya air tersebut bisa digunakan kembali. Cooling tower yang
digunakan di laboratorium pilot plant ini merupakan jenis induced draft dimana fan
pada cooling tower ini berada di bagian keluaran yang menghisap udara melintasi
menara. Cooling tower ini bekerja dengan aliran counter flow, dimana udara dan air
dialirkan secara berlawanan.
Parameter yang diukur untuk mengetahui kinerja cooling tower yaitu antara lain
suhu masuk menara pendingin, suhu keluar menara pendingin, aliran air, suhu bola
kering serta suhu bola basah sehingga dari pengukuran tersebut dapat dihitung cooling
range, cooling approach serta efektifitas dari cooling tower tersebut. Suhu air masuk
dan keluar cooling tower diukur menggunakn thermometer dan didapatkan suhunya
yaitu 19,5ºC untuk suhu air masuk cooling tower dan 18ºC untuk suhu keluar dari
cooling tower. Sedangkan untuk mengukur suhu bola kering dan suhu bola basah
digunakan whirling diperoleh suhu bola basah yaitu 17 ᵒC dan suhu bola kering yaitu
25 ᵒC. Dari data tersebut didapat nilai cooling range sebesar 1,5 ᵒC dan didapat juga
nilai cooling approach sebesar 1 ᵒC.
Dari data diatas dapat dihitung efisiensi dari cooling tower yaitu 60%. Efisiensi
tersebut masih tergolong cukup rendah jika dibandingkan dengan cooling tower yang
ideal yaitu 90%. Hal tersebut bisa diperbaiki dengan cara mengatur flowrate dari udara,
debit air masuk udara pendingin dan juga memperbanyak bahan pengisi dari cooling
tower supaya luas kontak permukaan semakin besar sehingga operasi bisa berjalan lebih
efisien.

Sherly Dea Yolandita Lukman (171411026)


Pada praktikum ini, dilakukan evaluasi terhadap kinerja menara pendingin
(cooling tower) yang berada di laboratorium pilot plant Politeknik Negeri Bandung.
Menara pendingin ini digunakan untuk mendinginkan air panas dari kondensor yang
berada pada alat-alat praktikum di pilot plant. Prinsip kerjanya yaitu udara dingin
dihembuskan dari bawah, sedangkan butiran-butiran air panas dijatuhkan dari puncak
menara sehingga terjadi pertukaran kalor antara udara dan air. Cooling tower yang
digunakan di laboratorium pilot plant ini merupakan jenis induced draft dimana fan
pada cooling tower ini berada di bagian keluaran yang menghisap udara melintasi
menara. Selain itu, cooling tower ini juga beroperasi dengan jenis aliran counter flow
yaitu aliran berlawanan arah dimana udara bergerak naik keatas berlawanan dengan
arah jatuhnya air.
Evaluasi kinerja cooling tower ini dilakukan dengan cara mengukur beberapa
parameter seperti suhu masuk menara pendingin, suhu keluar menara pendingin, aliran
air, suhu bola kering serta suhu bola basah sehingga dari pengukuran tersebut dapat
dihitung cooling range, cooling approach serta efektifitas dari cooling tower tersebut.
Suhu masuk menara pendingin dan suhu keluar menara pendingin diukur
langsung dilapangan menggunakan thermometer. Dari pengukuran diperoleh suhu
masuk menara pendingin yaitu 19,5 ᵒC dan suhu keluar menara pendingin yaitu 18 ᵒC.
Untuk pengukuran suhu bola basah dan bola kering menggunakan whirling diperoleh
suhu bola basah yaitu 17 ᵒC dan suhu bola kering yaitu 25 ᵒC. Dari data tersebut didapat
nilai cooling range sebesar 1,5 ᵒC dan didapat juga nilai cooling approach sebesar 1 ᵒC.
Dari perhitungan didapatkan efiktifitas cooling tower yang digunakan di
laboratorium pilot plant ini sebesar 60 %. Efektifitas ini masih tergolong kurang efektif
jika dibandingkan dengan efektifitas cooling tower yang ideal yaitu sebesar 90 %.
Efiktifitas cooling tower dapat ditingkatkan dengan berbagai cara diantaranya yaitu
mengatur flowrate dari udara atau air, meningkatkan luas permukaan kontak, serta
meningkatkan waktu kontak antara air dan udara. Flow rate udara dapat diatur dengan
cara mempercepat putaran fan yang digunakan. Luas permukaan kontak dapat
ditingkatkan dengan cara memperbanyak bahan pengisi (filling) atau dapat juga dengan
cara mempertinggi menara cooling tower yang digunakan.

V. KESIMPULAN
1. Perpindahan panas yang terjadi pada cooling tower terjadi dari air ke udara tak
jenuh yang disebabkan oleh perbedaan suhu antara air dan udara.
2. Prinsip kerjanya yaitu udara dingin dihembuskan dari bagian bawah menara ke
bagian atas menara berlawanan dengan jatuhnya butiran-butiran air dari puncak
menara sehingga terjadi pertukaran kalor antara air dan udara.
3. Efektifitas cooling tower yang digunakan di laboratorium pilot plant yaitu 60 %
(kurang efektif).

VI. DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Anggi Regiana.2017.”Petunjuk Praktikum Menara Pendingin (Cooling


Tower)”.Bandung : Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
Aprianti, Tine dkk.2018.”Menghitung Efisiensi dan Losses Cooling Tower Unit
Refinery PT Wilmar Nabati Indonesia Pelintung”. Inderalaya : Jurusan Teknik
Kimia Universitas Sriwijaya.
Hamidi, Muhammad Abdullah.2013.”Karakterisasi Unjuk Kerja Menara Pendingin
Sistem Tertutup”.Universitas Indonesia : Departemen Teknik Mesin.
No Name. Tanpa Tahun.”BAB II Tinjauan Pustaka : Pengertian Menara
Pendingin”.Sumatera : Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai