Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM TEKNIK PERAWATAN

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020

MODUL : Gelas 1 (Membuat Tabung Reaksi dan


Pipet)
PEMBIMBING : Lidya Elizabeth, S.T.,M.T

Praktikum : 04 September 2019


Penyerahan Laporan : 11 Oktober 2019

Oleh :
Regina Taskia A (171411022)
Riza Yuliawati N (171411023)
Saeful Hidayat (171411024)
Sahrul Mulyadi (171411025)

3A – D3 Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hasil suatu proses kimia sangat dipengaruhi oleh kondisi pada waktu
reaksi tersebut berlangsung, baik tekanan, temperature, katalis serta adanya
kontaminan. Kontaminan selain dapat berasal dari ketidakmurnian zat yang
bereaksi juga dapat berasal dari reaksi antara zat dengan tempat terjadinya
reaksi tersebut. Karena itu dalam melakukan suatu proses kimia perlu
diperhatikan bahan dari tempat berlangsungnya reaksi tersebut. Salah satu
bahan reactor yang sering digunakan karena sifatnya yang inert adalah gelas.
Kaca atau gelas merupakan materi bening dan transparan (tembus
pandang) yang biasanya di hasilkan dari campuran silicon atau bahan silikon
dioksida (SiO2), yang secara kimia sama dengan kuarsa. Kaca memiliki sifat-
sifat yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-
sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses
pembentukannya.

1.2 Tujuan Percobaan


Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan mampu:
 Melakukan dan mengerti cara meniup, menyambung, menarik dan bahwa
lubang dapat ditiup.

BAB II
LANDASAN TEORI

Salah satu upaya untuk menghasilkan produk reaksi bebas kontaminan


adalah dengan menggunakan reaktor dari gelas. Gelas atau lebih awam dikenal
dengan sebutan kaca merupakan material yang umum dijumpai dalam
laboratorium terutama dalam pengerjaan yang bersifat kimiawi seperti proses
mereaksikan reaktan. Gelas adalah amorf (non kritalin) material padat yang
bening dan transparan (tembus pandang), biasanya rapuh. Jenis yang paling
banyak digunakan selama berabad abad adalah jendela dan gelas minum. Kaca
dibuat dari campuran 75% silikon dioksida (SiO2) dan beberapa zat tambahan.
Sebagai bahan baku tambahan adalah CaCO3 atau MgCO3 untuk
mempermudah peleburan dan Na3CO3 atau K2CO3 untuk menurunkan titik
lebur. Terkadang ditambahkan pula NaNO3 atau Na2SO4 untuk membantu
proses finning dan oksidator. Selain Na3CO2 dan NaNO3 juga ditambahkan
oksida logam sebagai pewarna. Suhu lelehnya adalah 2.000 derajat Celsius.
Sifat-sifat gelas diantaranya adalah sebagai berikut :
- Merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak dan sinar
infamerah.
- Transparan dan tahan terhadap serangan kimia.
- Mampu menahan vacuum tapi rapuh terhadap benturan.
- Efektif sebagai isolator.
- Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.
- Mempunyai viskositas cukup tinggi.
Adapun kekurangan dari gelas dan kaca yaitu:
- Sifatnya yang mudah pecah
- Merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak dan sinar
inframerah, tetapi tidak oleh sinar ultraviolet.
- Pemanasan akan menyebabkan pemuaian gelas yang besarnya sangat
berbeda satu sama lain (tergantung koefisien pemuaian).
- Bila pemanasan atau pendinginan berlangsung terlalu cepat atau
terkonsentrasi pada satu titik, akan terjadi tegangan. Karena gelas bersifat
rapuh, tegangan tersebut dapat menimbulkan retakan.
Jenis-jenis Gelas :
1. Silika Lebur
Silika lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis silikon tetraklorida
pada suhu tinggi, atau dari peleburan kuarsa atau pasir murni. Gelas ini
mempunyai ciri-ciri nilai ekspansi rendah dan titik pelunakan tinggi. Karena
itu, kaca ini mempunyai ketahanan termal lebih tinggi daripada kaca lain. Gelas
ini juga sangat transparan terhadap radiasi ultraviolet dan sering digunakan
sebagai kuvet dalam penggunaan alat spektrometer.
2. Alkali Silikat
Alkali silikat dibuat dari dua komponen yaitu silika dan natrium oksida
yang dilebur. Produknya disebut dengan natrium silikat atau silikat soda. Silikat
soda juga dikenal sebagai gelas larut air dan banyak sigunakan sebagai perekat.
3. Gelas Soda Gamping
Gelas soda gamping (soda-lime glass) merupakan 95% dari semua kaca
yang diproduksi. Gelas ini digunakan untuk membuat segala macam wadah,
gelas lembaran, jendela mobil dan barang pecah belah lainnya.
4. Gelas Timbal
Gelas timbal merupakan gelas dengan kandungan timbal mencapai
82%. Proses pembuatan gelas timbal yaitu dengan mengganti kalsium oksida
dengan timbal oksida. Gelas timbal memiliki indeks refraksi dan dispersi yang
tinggi. Timbal yang terkandung membuat kecemerlangan pada produk
dibandingkan dengan produk gelas lainnya. Gelas jenis ini juga dipakai sebagai
perisai dari radiasi nuklir.
5. Gelas Borosilikat
Gelas borosilikat dikenal dengan nama dagang Pyrex. Gelas jenis ini
mempunyai koefisien ekspansi termal rendah, lebih tahan terhadap kejutan dan
mempunyai stabilitas kimia tinggi, serta tahanan listrik tinggi. Gelas borosilikat
juga digunakan sebagai isolator tegangan tinggi, dan lensa teleskop.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
No Gambar Nama Alat

Tabung Gas LPG (merah)


1 dan Tabung Oksigen
(hitam)

2 Limbah gelas
3 Pembakar Bunsen

3.2 Langkah Kerja


3.3.1 Pembuatan Tabung Reaksi

Menyiapkan pipa gelas dengan panjang sekurang-kurangnya 20 cm.

Membakar pipa gelas dengan menggunakan burner dengan jarak sekitar 5 cm dari
ujung pipa gelas.

Menarik secara perlahan kedua ujung pipa gelas pada saat pipa gelas mulai
melebur.

Merapikan ujung tertutup dari tabung reaksi dengan cara membakar, meniup dan
mengatur bentuk menggunakan batang pembantu (dapat berupa logam).
3.3.2 Pembuatan Pipet

Menyiapkan pipa gelas dengan panjang sekurang-kurangnya 20 cm.

Memegang kedua ujung pipa dengan kedua tangan, memanaskan bagian tengah
pipa gelas.

Menarik kedua ujung pipa gelas sampai bagian tengahnya mempunyai diameter
yang lebih kecil.

Setelah gelas sudah agak dingin, bagian diameter yang kecil dipotong
menggunakan pemotong kaca.

Mengampelas ujung dari diameter kecil yang sudah dipotong agar permukaannya
rata.

3.3 Keselamatan Kerja


 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terutama kacamata pelindung
dan sarung tangan tahan panas jika diperlukan.
 Mengarahkan pipa gelas ke bawah pada saat mematahkan pipa gelas.
 Berhati-hati saat bekerja menyalakan dan menggunakan burner.
 Jangan bermain-main dengan gelas beberapa saat setelah pembakaran
karena masih memiliki suhu yang cukup tinggi.
 Membersihkan ruang kerja setelah praktikum karena memungkinkan
adanya pecahan gelas yang dapat menimbulkan kecelakaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

No Gambar gelas Nama gambar dan Keterangan gambar

Tabung Reaksi

1
Tiga buah tabung reaksi yang dihasilkan. Dua
dari tabung reaksi tersebut ujung tabungnya
masih belum sempurna.

Pipet Tetes
2
5 buah Pipet Tetes yang dihasilkan.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Regina Taskia Amalia (171411022)
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan tabung reaksi dan pipet tetes
berbahan dasar pipa gelas. Gelas merupakan benda yang transparan, cukup kuat,
tidak bereaksi dengan bahan kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa
dibentuk dengan permukaan yang sangat halus dan kedap air sehingga material
gelas banyak digunakan sebagai reaktor kimia dan memungkinkan produk yang
dihasilkan murni sesuai yang diharapkan. Komponen utama penyusun gelas/kaca
adalah SiO2. yang mana akan melebur pada suhu kurang lebih 2000oC, oleh karena
itu digunakan burner untuk melunakannya.
Pipa yang dibuat sebanyak 3 buah untuk tabung reaksi dan 3 buah untuk pipet
tetes yang diawali dengan proses pemotongan pipa. tujuan dari pemotongan
tersebut untuk memperoleh panjang kaca/gelas sesuai yang diinginkan, dan untuk
mempermudah dalam pembuatan produk yang dikehendai karena apabila
terlalu panjang akan sulit dipegang.
Pemotongan dilakukan dengan alat pemotong yang berbentuk seperti pencapit
dengan salah satu bagiannya terdapat roda baja tajam (rolling glass). Roda baja
tersebut digunakan sebagai pencipta goresan/keratan pada gelas. Gelas dikerat 1/3
sampai ½ keliling lingkaran pipa. Kemudian bagian ujung pipa dipegang
menggunakan ibu jari dengan posisi ibu jari berlawanan dari potongan dan posisi
pipa horizontal. Lalu ibu jari ditekan dan pipa ditarik serentak kesamping. Sehingga
pipa tersebut akan terpotong. Pemotongan yang miring akan mengakibatkan
potongan yang tidak teratur, sedang pemotongan yang tegak akan memberikan
potongan yang lurus.
Pipa gelas yang telah dipotong kemudian dibentuk menjadi tabung reaksi dan
pipet tetes. Membuat tabung reaksi dengan cara memanaskan bagian ujung pipa
gelas sampai bagian ujung pipa sudah mulai melebur, lalu bagian ujungnya
dirapikan dengan batang pengaduk ataupun dengan cara ditiup, sampai batangan
gelas membentuk setengah lingkaran. Peniupan ini dilakukan agar ujung tabung
reaksi membentuk setengah lingkaran yang ideal. Peniupan ini harus dilakukan
dengan benar, karena apabila kelebihan udara maka akan menyebabkan ujung pipa
yang berbentuk setengah lingkaran tersebut terlalu besar dan rapuh saat disentuh
atau terdapat bagian yang lebih cembung.
Pembuatan pipet tetes dilakukan penarikan pada kedua ujung batangan gelas.
Pada saat batangan gelas yang dibakar sudah terasa agak lunak, batangan gelas
tersebut diangkat keatas dan didiamkan sampai agak dingin. Setelah agak dingin
kedua ujungnya ditarik sampai membentuk diameter yang lebih kecil. Batangan
gelas tersebut didinginkan. Setelah dingin barulah dilakukan pemotongan pada
bagian yang diameternya lebih kecil. Kemudian ujung dari pipet tersebut (ujung
bagian diameter kecil) diamplas agar permukaannya lebih mulus.
4.2.1 Riza Yuliawati (171411023)
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pembentukan gelas menjadi
tabung reaksi dan pipet tetes. Gelas yang digunakan berbentuk silinder lurus
dengan menggunakan diameter sedang. Sebelum melakukan praktikum, dilakukan
terlebih dahulu pemotongan gelas menggunakan alat rolling glass cutter dengan
memutarkan alat tersebut 1800 dan ditekan kedepan menggunakan kedua ibu jadi
sehingga kaca dapat dibagi dua menjadi dua bagian, panjang gelas dapat
disesuaikan dengan tabung reaksi dan pipet tetes yang akan dibentuk.
Proses pembuatan pipet tetes diinginkan bentuk yang mengecil di ujung dari
gelasnya, sedangkan di bagian lainnya mempunyai ukuran yang sama seperti
awalnya. Pada pembentukan pipet tetes pemanasan dilakukan pada salah satu
bagian pipa lurus dengan pemanasan dilakukan 3600 hingga mencapai titik leleh
gelas, setelah gelas mulai meleleh gelas diangkat dari api lalu ditarik secara
langsung sehingga pipa semakin panjang dan diameter pipa yang meleleh akan
semakin mengecil. Setelah dirasa cukup untuk panjang pipet tetes dan diameter
lubang yang terbentuk, selanjutnya dibagian tengah pipa yang mengecil
diameternya dipotong sehingga terbentuk dua pipet tetes dalam sekali pengerjaan.
Setelah terbagi menjadi dua pipet tetes, ujung pipet tetes yang telah dipotong
kemudian di amplas sehingga potongan lebih halus dan tidak tajam. Pipet tetes
biasanya digunakan untuk mengambil cairan dengan sekala kecil (tetesan).
Pembentukan tabung reaksi secara prosedur tidak jauh berbeda dengan pipet
tetes, namun dengan ukuran yang lebih panjang dan lebih besar, selain itu di ujung-
ujung bahan gelas tersebut dibuat halus dengan cara dipanaskan. Setelah dibagi
dua, ujung yang dipanaskan dibentuk menjadi setengah bola. Bila perlu dilakukan
peniupan di sisi yang halus agar bentuk di sisi tabung reaksi yang lainnya menjadi
setengah bola. Tabung reaksi ini biasanya digunakan untuk pembiakan
mikroorganisme dalam medium cair. Seperti dengan namanya, fungsi tabung
reaksi adalah sebagai tempat dimana kita mereaksikan bahan kimia dalam
laboratorium.
Berdasarkan hasil pembuatan pipet tetes dan tabung reaksi masih kurang baik
seperti kurang rapi pada pipa yang dihasilkan karena telalu kaku saat penarikan
gelas yang meleleh, terlalu kuat saat menarik pipa yang meleleh sehingga pipa
yang diameternya mengecil terputus, terlalu kencang saat meniup untuk
membentuk setengah bola pada pembuatan tabung reaksi sehingga bentuk
setengah bola pada tabung reaksi yang dihasilkan kurang rapi. Oleh karena itu,
perlu dilakukan banyak latihan dan membutuhkan waktu yang lama untuk belajar
sehingga terbiasa dan bisa mendapatkan insting yang kuat untuk membentuk alat
tersebut.
Pada proses pemanasan, harus dilakukan secara berhati-hati karena
menggunakan suhu yang sangat panas. Menggunakan alat pelindung diri seperti
wearpack, dan sarung tangan selain itu harus menggunakan kaca mata pelindung
karena kaca rentan akan pecah oleh karena itu dikhawatirkan pecahan kaca akan
terpental mengenai mata.
4.2.2 Saeful Hidayat (171411025)
Praktikum pembuatan gelas merupakan praktikum yang memanfaatkan sifat
gelas dimana pada suhu tinggi (17000 C) sehinga apabila gelas dipanaskan gelas
dapat memuai dan dapat diubah bentuknya sesuai dengan kekuatan gelasnya.
Pertama dilakukan pemotongan gelas dengan menggunakan bantuan alat
rolling cutter glass dimana bahan alat ini berbahan batu amethys, dimana batang
pipa dipotong sesuai dengan panjang yang diinginkan dengan cara membuat gari
di sattu sisi permukaan kemudian ditekan pada permukaan lainnya.
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk membuat tabung reaksi dan
pipet tetes dimana pada saat pembuatan tabung reaksi digunakan teknik heat and
blow karena ketika pipa gelas dipanaskan terjadi akumulasi gelas pada bagian
bawah sehingga gelas perlu ditiup agar menghasilkan bentuk tabung reaksi yang
sempurna, pada saat pembuatan tabung reaksi yang harus diperhatikan adalah
proses pemanasan gelas dimana proses ini tidak boleh terlalu lama, selain itu
pemanasan gelas pada pembuatan tabung reaksi tidak boleh terpusat di satu titik
sehinggapada proses pembuatannya gelas harus sambil diputar dengan cara
memegang posisi tangan berlawanan, kareana ketika gelas dipanasakan pada satu
titik akan menimbulkan retak pada gelas.
Selain proses pemanasan salah satu faktor yang memengaruhi bagus atau
tidaknya hasil pembuatan gelas adalah faktor peniupan, dimana penghembusan
udara tidak boleh terlalu kuat karena dapat memicu gelas menjadi regang dan
bentuknya menjadi tidak lengkung sempurna.
Pada proses pembuatan pipet tetes dilakukan proses heat and pull, dimana
proses pemanasan dilakukan pada bagian tengah pipa gelas kemudian pipa gelas
ditarik secara perlahan agar menghasilkan bentuk gelas yang mengerucut layaknya
mulut pipet tetes, faktor yang memengaruhi hasil pembuatan pipet tetes antara lain
yakni proses pemanasan dimana pemanasan tidak boleh terlalu lama karena akan
menghasilkan mulut pipet yang tidak berongga selain itu mulut pipet tetes tidak
akan terbentuk di tengah melainkan pada sisi lain pipa yang dibakar.
Selain proses pemanasan proses pemutaran juga menentukan kualitas pipet
yang dihasilkan dimana pada proses pembuatannya pipa gelas harus diputar secara
perlahan sambil ditarik agar mulut pipet mengerucut, berongga dan berpusat pada
bagian tengah.
4.2.3 Sahrul Mulyadi (171411025)
Pada praktikum kali ini dilaksanakan pembuatan tabung reasksi dari gelas.
Gelas merupakan amorf (non kritalin) material padat yang bening dan transparan
(tembus pandang), biasanya rapuh. Jenis yang paling banyak digunakan selama
berabad-abad adalah jendela dan gelas minum. Kaca dibuat dari campuran 75%
silikon dioksida (SiO2) dan beberapa zat tambahan. Gelas banyak digunakan salah
satunya sebagai tabung reaksi karena tidak bereaksi dengan bahan kimia atau inert.
Pembuatan tabung reaksi dari gelas dilakukan dengan metode pemanasan.
Pertama gelas dipanaskan, ketika dipanaskan gelas diputar supaya pemanasannya
merata, lalu lelehannya diambil oleh batang pengaduk dengan cara diputar-putar
secara perlahan, sesudah lelehannya diambil lalu ditiup sehingga dari hasil lelehan
yang tersisa membentuk setengah lingkaran dan tabung reaksi terbentuk.
Adapun hal yang mempengaruhi hasil dari pembuatan tabung reaksi yaitu
pemanasan, lelehan dan peniupannya. Pemanasan yang tidak merata akan
menyebabkan lelehannya tidak merata dan hasil dari tabung reaksi nya tidak akan
simetris. Sedangkan pengambilan lelehan yang tidak baik akan menyebabkan
penumpukan lelehan pada ujung tabung reaksi dan menyebabkan tabung reaksi
sulit dibentuk.
Sepertinya hal nya tabung reaksi, pipet tetes juga dibuat dengan cara
pemanasan. Perbedannya yaitu gelas dipanaskan pada tengah-tengahnya dan
kedua ujungnya ditarik sehingga tengah-tengahnya menjadi mengecil dan kedua
ujung gelas tersebut dapat menjadi pipet tetes. Pembentukan yang kurang baik
pada pipet tetes disebabkan karena pemanasan yang tidak merata dan penarikan
yang kurang hati-hati sehingga saat penarikan bentuk ujung gelas tidak
menyerupai ujung pipet tetes.
BAB V
KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :


1. Penarikan pada kaca harus benar. Karena apabila batangan gelas ditarik saat
masih panas maka akan ikut terpotong.
2. Gelas dapat ditiup dengan cara dipanaskan dengan suhu tinggi hingga
melebur kemudian diberi udara tekan. Peniupan pada gelas ini harus
dilakukan dengan benar. Karena jika kelebihan udara maka pipa akan
menggembung dan apabila peniupannya kurang maka pipa tidak akan rata.
Daftar Pustaka

Febrina Putri R. (n.d.). Pengertian Gelas dan Kaca.


https://www.academia.edu/98652894/Pengertian_Gelas_Dan_Kaca: (Diakses
pada 26 Oktober 2019).
Ir. Dwi Nirwantoro Nur, M. (n.d.). PRAKTIK GELAS. In Modul Teknik Perawatan.
Bandung: Politeknik Negeri Bandung.
Januar, A. F. (n.d.). PRAKTEK GELAS. Bandung: scribd.

Anda mungkin juga menyukai