Anda di halaman 1dari 17

LABORATORIUM TEKNIK PERAWATAN

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020

MODUL: Pembuatan Pipa Bengkok dan Pipa U


PEMBIMBING: Rony Pasonang Sihombing, S.T, M.Eng

Praktikum A. 2019
: 13 September
Penyerahan : 19 September 2019
(Laporan)

Oleh :
Kelompok : IV
Nama : Insani Mardliyyah 171411014

Kelas : 3A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019 Commented [1]: naik ke atas
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gelas merupakan benda yang sering kita jumpai di kehidupan
sehari-hari. Gelas banyak sekali di gunakan dalam sifat-fatnya yang khas,
yaitu transparan, tahan terhadap serangan kimia, efektif sebagai isolator
listrik, dan mampu menahan vacum. Tetapi gelas adalah bahan yang
rapuh dan secara khas mempunyai kekuatan kompresi lebih tinggi dari
kekuatan tariknya.
Pada industri teknik kimia banyak sekali proses kimia yang
dipengaruhi oleh kondisi pada waktu reaksi tersebut berlangsung, baik
tekanan, temperatur, katalis serta adanya kontaminan. Kontaminan selain
dapat berasar dari ketidakmurnian zat yang bereaksi juga dapat berasal dari
reaksi antara zat dengan tempat terjadinya reaksi tersebut. Karena itu
dalam melakukan suatu proses kimia perlu diperhatikan bahan dari tempat
berlangsungnya reaksi tersebut. Salah satu bahan reaktor yang sering
digunakan karena sifatnya yang inert adalah gelaskondisi pada waktu
reaksi tersebut berlangsung, baik tekanan, temperatur, katalis serta adanya
kontaminan. Kontaminan selain dapat berasar dari ketidakmurnian zat
yang bereaksi juga dapat berasal dari reaksi antara zat dengan tempat
terjadinya reaksi tersebut. Karena itu dalam melakukan suatu proses kimia
perlu diperhatikan bahan dari tempat berlangsungnya reaksi tersebut.
Salah satu bahan reaktor yang sering digunakan karena sifatnya yang inert
adalah gelas.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Dapat melakukan dan mengerti bahwa pipa gelas dapat dipotong
2. Dapat melakukan dan mengerti bahwa pipa gelas dapat
dibengkokkan Commented [2]: poin 1 mana?
BAB II Commented [3]: naik ke atas

LANDASAN TEORI
Salah satu upaya untuk menghasilkan produk reaksi bebas kontaminan
adalah dengan menggunakan reaktor dari gelas. Gelas merupakan gabungan dari
bahan-bahan anorganik non logam yang didinginkan menjadi kaku tanpa
mengalami kristalisasi. Gelas juga diikenal sebagai cairan yang kaku. Hal ini
disebabkan karena tidak adanya perubahan struktur antara gelas cair dan gelas
kaku. Selain dapat memiliki sifat yang transparan, gelas juga tahan terhadap
sejumlah zat kimia. Bahan pembentuk gelas yang utama adalah kwarsa (SiO2).
Sebagai bahan baku tambahan adalah CaCO3 atau MgCO3 untuk mempermudah
peleburan dan Na3CO3 atau K2CO3 untuk menurunkan titik lebur. Kadang-
kadang ditambahkan pula NaNO3 atau Na2SO4 untuk membantu proses finning
dan oksidator. Selain itu, kadang-kadang ditambahkan oksida logam sebagai
pewarna.
Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi
dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan
permukaan yang sangat halus dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat
ideal gelas banyak digunakan di banyak bidang kehidupan. Tetapi gelas bisa
pecah menjadi pecahan yang tajam. Sifat kaca ini bisa dimodifikasi dan bahkan
bisa diubah seluruhnya dengan proses kimia atau dengan pemanasan.
Gelas mempunyai beberapa definisi teknis yang tergantung dari proses
pembentukan gelas, struktur atom dan keadaan thermodinamisnya. Secara
empiris:
● Gelas adalah material non-organik hasil dari proses pendingan tanpa melalui
proses kristalisasi.

Definisi berdasarkan struktur:

● Gelas adalah benda padat yang tidak mempunyai struktur seperti halnya
keramik atau logam.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa metode yang
dapat dilakukan untuk membuat gelas, yaitu:

a. proses pendinginan dengan cepat

b. proses polimerisasi
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat yang digunakan

Gambar NamaAlat
Gas LPG
Sebagai sumber bahan bakar
Gas Oksigen
Sebagai bahan bakar pendukung, agar diperoleh
api pijar dengan temperatur tinggi
Batang gelas
Sebagai bahan baku utama dalam peraktikum gelas

Burner/Bunsen
Sebagai alat pembakar, dan membuat bentuk api
jadi terpusat ke satu titik

Kacamata Pelindung
Untuk melindung mata dari percikan api dan
pecahan gelas
Pisau Pemotong Gelas
Untuk memotong gelas

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Memotong pipa gelas
1. Meletakkan pipa gelas ke dalam pisau pemotong gelas
2. Menutup pisau pemotong gelas, lalu membuat garis hampir penuh
di sekeliling pipa gelas
3. Mematahkan batang pipa gelas dengan posisi yang tidak terkena
garisan pisau di hadapkan ka arah atas, kedua ibu jari pada sisi-
sisi yang berlawanan dari potongan.Tekanlah ibu jari dan serentak
menekan ke samping
3.2.2 Membengkokkan gelas
1. Memegang kedua ujung pipa gelas dengan kedua tangan
2. Memanaskan pipa dengan api pada burner sambil diputar-putar
3. Melengkungkan pipa setelah pipa agak lunak, sesuai yang
dikehendaki
Gambar Ilustrasi membengkokkan gelas
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

1. Pemotongan pipa gelas


2. Pembengkokkan pipa gelas
3. Pipa U

4. Semua percobaan

4.2 Pembahasan
Pada praktikum gelas kali ini dilakukan percobaan membuat pipa U
dari bahan pipa gelas. Tahapan yang diperlukan diantaranya adalah
memotong pipa gelas, lalu membengkokkan kedua titik batang pipa gelas
sehingga membentuk huruf U.
Dalam tahapan pemotongan gelas ini hal yang harus diperhatikan
adalah lurus atau tidaknya garis yang menjadi patokan pemotongan gelas.
Hal ini diperhatikan supaya gelas yang terpotong memiliki ujung yang rapi,
tidak pecah. Maka dari itu ketika sedang membuat pola garis disarankan
garis yang dibuat cukup satu kali tapi cukup sebagai pola pemotong pipa
gelasnya. Hasil dari percobaan yang dilakukan memiliki ujung yang tidak
begitu rapi. Dapat dilihat dari gambar 1 dan gambar 2.

Gambar 1. Hasil Pemotongan Pipa

Gambar 2. Hasil Pemotongan Pipa


Ujung yang tidak begitu rapi yang didapatkan dari hasil percobaan
dapat disebabkan karena pola garis yang dibuat tidak lurus sehingga ujung
potongan gelas terlihat sedikit miring.
Pada percobaan selanjutnya dilakukan pembengkokkan pipa gelas.
Yang pertama dilakukan adalah pembengkokkan satu titik sehingga menjadi
pipa L terlebih dahulu. Hasil yang didapat dari percobaan ini dapat dilihat
dari gambar 3, gambar 4, dan gambar 5.

Gambar 3. Hasil pembengkokkan pipa menjadi pipa L

Gambar 4. Hasil pembengkokkan pipa menjadi pipa L


Gambar 4. Hasil pembengkokkan pipa menjadi pipa L
Pada gambar 3, pipa gelas yang bengkok tidak mencapai 90 derajat,
sehingga tidak terlihat pipa L. Hal ini disebabkan karena kurang lamanya
pipa mengalami pemanasan sehingga pembengkokkan pipa kurang optimal.
Pada gambar 4 dapat dilihat sudut dari pipa L yang dibuat tidak begitu rapi.
Adanya lipatan-lipatan dapat disebabkan karena pemanasan hanya terpaku
pada satu titik. Seharusnya pada saat pemanasan jangan terlalu terpaku di
satu titik. Pemanasan dapat dilakukan sedikit berpindah ke titik sebelah
kanannya atau kirinya. Lipatan-lipatan juga bisa disebabkan karena
pemutaran saat pemanasan pipa terlalu cepat. Hal ini juga didapatkan pada
pipa di gambar 5, lipatan-lipatan yang disebabkan oleh pemutaran pipa
terlalu cepat saat pemanasan.
Pada percobaan terakhir yaitu membuat pipa U. tahapan yang
dilakukan sama seperti membuat pipa L, namun dari satu batang pipa dibuat
dua sudut sehingga membentuk huruf U. dari hasil percobaan yang
didapatkan dapat dilihat dari gambar 6, gambar 7, dan gambar 8.

Gambar 6. Hasil pembengkokkan pipa U


Gambar 7. Hasil pembengkokkan pipa U

Gambar 8. Hasil pembengkokkan pipa U


Pada gambar 6, dapat dilihat hasil pipa U yang telah dibuta. Pada sudut
satu pipa U dapat dilihat di gambar 7. Sudut yang didapat sudah berkurang
lipatan-lipatannya, namun tangkai dari pipa U di gambar 7 mengangkat ke
atas (dapat dilihat di gambar 6, salah satu tangkai pipa tidak rata dengan
alas). Hal ini dapat disebabkan karena pemutaran pipa saat pemanasan
terlalu kencang. Juga saat pipa gelas lunak dan mulai dibengkokkan,
pembengkokkannya terlalu dalam sehingga tidak rata. Sudut lainnya dapat
dilihat di gambar 8, di gambar 8 sudut yang dibuat hampir sama dengan
pembengkokkan sebelumnya dimana munculnya lipatan-lipatan di area
sudut, hanya saja jumlahnya lebih sedikit dari sudut-sudut sebelumnya.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pemotongan gelas harus dilakukan dengan satu kali putaran dan


membentuk pola garis pemotongan yang lurus

2. Pembengkokkan pipa gelas diperlukan pemutaran perlahan dan tidak


terpaku pada satu titik.
Daftar Pustaka

Anonim, ‘How to Bend the Glass Tubing‘, <https://chestofbooks.com/home-


improvement/woodworking/Handicraft-For-Boys/How-to-Bend-Glass-
Tubing.html> [diakses 17 September 2019]

Nur, Dwi Nirwantoro. Praktek Gelas. Politeknik Negeri Bandung : Bandung. Commented [4]: sudah saya periksa. Silakan dicetak

Anda mungkin juga menyukai