Anda di halaman 1dari 14

LABORATORIUM TEKNIK PERAWATAN

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2018/2019

MODUL : Praktek Gelas - 2


PEMBIMBING : Dr. Ir. Bintang Iwhan Moehady, M.Sc

Tanggal Praktikum : 27 September 2018


Tanggal Laporan : 04 Oktober 2018

Oleh :
Kelompok 6
Nabila Khairunisa (161411022)
Novianti (161411023)
Qulbudin Anugrah H. (161411024)

Kelas 3A D3 Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hasil suatu proses kimia sangat dipengaruhi oleh kondisi operasi pada saat reaksi
berlangsung, seperti tekanan, temperatur, waktu reaksi, katalis dan adanya pengotor
(kontaminan). Kontaminan selain berasal dari ketidakmurnian zat yang bereaksi, juga berasal
dari reactor tempat terjadinya reaksi. Karena itu dalam melakukan suatu proses reaksi kimia,
perlu diperhatikan bahan reaktor tempat terjadinya reaksi kimia berlangsung. Salah satu bahan
reaktor yang sering digunakan adalah gelas, karena sifatnya yang inert. Bahan gelas sering
digunakan untuk membuat reaktor utuk menghasilkan produk yang dikehendaki dengan
kuantitas yang tidak terlalu besar, naun memiliki kemurnian yang relatif tinggi.

1.2 Tujuan

1. Dapat memotong pipa dari bahan gelas (pipa gelas)


2. Dapat membuat Pipa-U dari pipa gelas
3. Dapat membuat Pipa Bengkok dari pipa gelas
BAB II
LANDASAN TEORI

Salah satu upaya untuk menghasilkan produk reaksi bebas dari kontaminan adalah
menggunakan reaktor dari bahan gelas. Bahan gelas merupakan gabungan dari bahan-bahan
anorganik non logam yang dipanaskan sampai cair dan didinginkan menjadi padat tanpa
mengalami kristalisasi. Bahan gelas mempunyai sifat transparan (tembus cahaya), juga
mempunyai sifat ketahanan terhadap bahan kimia dan tahan terhadap korosi. Bahan pembentuk
gelas yang utama adalah Kuarsa ( Si O2). Sebagai bahan baku tambahan adalah Kalsium Karbonat
( CaCO3) atau Magnesium Karbonat ( MgCO3) untuk mempermudah peleburan dan Natrium
Karbonat (Na2CO3) atau Kalium Karbonat ( K2CO3) untuk menurunkan titik lebur. Kadang-
kadang ditambahkan Natrium Nitrat (NaNO3) atau Natrium Sulfat ( Na2SO4) untuk membantu
proses finning dan oksidasi. Untuk memberikan warna ditambahkan oksida logam sebagai pigmen
pewarna.
BAB III
PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan yang digunakan

No. Nama Alat Gambar

Tabung
Oksigen (kiri)
dan Tabung Gas
LPG (kanan)

Pipa Gelas
Diameter 5 mm

Pembakar
Bunsen

Pisau Pemotong
Gelas
3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pemotongan dan Pematahan Gelas

Meletakan pemotong gelas tegak lurus pipa dan keratkan/potongkan


1/3-1/2 keliling lingkaran pipa gelas

Memegang pipa dalam kondisi horizontal (potongan berada


dibawah, posisi kedua ibu jari diatas kiri/kanan potongan)

Menekankan ibu jari dan jari yang lain keatas sehingga pipa gelas
akan terpotong

3.3.2 Membuat Pipa Bengkok

Memotong pipa dengan ukuran diameter ±5 mm sepanjang 30


cm dengan pisau pemotong gelas

Memanaskan ujung pipa gelas dengan burner agar tidak


tajam

Memegang kedua ujung pipa gelas (setelah dingin)

Memanaskan bagia pipa gelas yang akan di bengkokan


(bagian tengah) dengan api burner hingga merah sambil
diputar-putar

Melengkungkan pipa gelas yang telah agak lunak sesuai


yang dikehendaki sambil ditiup salah satu ujungnya
3.3.3 Membuat Pipa-U

Memotong pipa dengan ukuran diameter ±5 mm sepanjang


40 cm dengan pisau pemotong gelas

Memanaskan ujung pipa gelas dengan burner agar tidak


tajam

Memegang kedua ujung pipa gelas (setelah dingin)

Memanaskan bagian pipa gelas pada jarak 30 cm dari


ujung dengan burner sampai lunak sambil diputar-putar

Melengkungkan pipa gelas yang dikehendaki, sambil ditiup


ujungnya

3.4 Keselamatan Kerja

1. Bekerja dengan bahan gelas mudah melenting, maka selalu menggunakan kacamata
pengaman/pelindung.
2. Hati-hati pada saat menyalakan burner, jangan buka katup (valve) gas burner sebelum
menyalakan api, agar gas tidak menyebar kemana-mana yang dapat membahayakan saat
menyalakan api.
BAB IV
DATA PENGAMATAN

No Gambar Keterangan

1. A= Bentuknya cukup bagus, membentuk


lengkungan 90o hanya saja pada ujung
pipa, potongannya kurang rapi.

B= kedua ujung pipa rapi, namun terdapat


pengecilan diameter pada lengkungan
(lengkungan agak penyok)

C=Bentuknya bagus, lengkungannya halus,


kedua ujung pipa rapi dan tidak ada
pengecilan diameter namun ujung pipa
masih kurang lurus

D= Bentuknya cukup bagus, kedua ujung


pipa rapi, membentuk lengkungan 90o
namun lengkungankurang halus

Pipa Bengkok
2. A= Bentuk pipa U masih kurang simetris,
pada sisi bagian kiri lengkungan yang
dihasilkan terlalu tajam (lengkungan
kurang halus) namun potongan ujung pipa
rapi.

B=Sudah membentuk lengkungan yang


cukup halus pada kedua dan potongan
ujung pipa rapi.

C=Potongan ujung pipa rapi namun terjadi


pengecilan ukuran diameter di lengkungan
kiri (lengkungan penyok) dan lengkungan
kurang halus.

D= Potongan ujung pipa rapi namun jarak


antar lengkungan terlalu jauh dan terjadi
pengecilan ukuran diameter di lengkungan
kiri (lengkungan penyok)
Tabung-U
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan Oleh : Nabila Khairunisa (161411022)

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan pipa bengkok dan pipa-U berbahan dasar
pipa gelas berdiameter 5mm. Gelas merupakan benda yang transparan, cukup kuat, tidak bereaksi
dengan bahan kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan permukaan yang
sangat halus dan kedap air sehingga material gelas banyak digunakan sebagai reaktor kimia dan
memungkinkan produk yang dihasilkan murni sesuai yang diharapkan. Komponen utama
penyusun gelas/kaca adalah SiO2. yang mana akan melebur pada suhu kurang lebih 2000oC, oleh
karena itu digunakan burner untuk melunakannya.
Pipa yang dibuat sebanyak 4 buah untuk masing-masing tipe yang diawali dengan proses
pemotongan pipa. tujuan dari pemotongan tersebut untuk memperoleh panjang kaca/gelas sesuai
yang diinginkan, dan untuk mempermudah dalam pembuatan produk yang dikehendai karena
apabila terlalu panjang akan sulit dipegang.

Pemotongan dilakukan dengan alat pemotong yang berbentuk seperti pencapit dengan
salah satu bagiannya terdapat roda baja tajam. Roda baja tersebut digunakan sebagai pencipta
goresan/keratan pada gelas. Gelas dikerat 1/3 sampai ½ keliling lingkaran pipa. Pemotongan pipa
gelas memerlukan waktu lama dikarenakan roda baja pada pemotong gelas sudah tidak cukup
tajam sehingga butuh kekuatan lebih untuk menciptakan goresan pada gelas. Pemotong yang tidak
terlalu tajam juga menyebabkan hasil potongan tidak halus atau tidak merata dan bisa
menyebabkan gelas menjadi pecah.

Pipa gelas yang telah dipotong kemudian dibentuk menjadi pipa bengkok dan pipa-U
dengan cara memanaskan bagian tengah pipa gelas sampai melunak (pipa gelas berwarna merah)
sambil diputar-putar agar panasnya merata. Saat pipa mulai lunak, maka pipa dapat dibengkokan
hingga membentuk sudut 90 o secara perlahan sambil sesekali dilakukan peniupan. Peniupan
bertujuan untuk membuat diameter lengkungan sama besar. Begitu pula pada proses pembuatan
pipa U.
Api yang digunakan salam proses ini api yang berwarna biru, api yang berwarna merah
tak dapat melelehkan pipa gelas karena temperatur yang dihasilkan oleh api berwarna merah lebih
kecil dibandingkan dengan api berwarna biru (Maggie,2011). Bahan bakar yang digunakan untuk
menghasilkan api yaitu LPG dan untuk membuat api berwarna biru yaitu dengan mengatur laju
alir oksigennya supaya sesuai dengan titik leleh gelas. Pipa gelas yang digunakan yaitu jenis pyrex.
Gelas jenis ini dapat meleleh pada suhu 815-900oC. Selain itu, ujung-ujung gelasnya juga
dipanaskan dengan burner agar tidak tajam.

Dari analisis hasil yang telah dilakukan terdapat beberapa pipa yang memiliki kurang baik
seperti sudut yang terbentuk terlalu besar, adanya penyempitan diameter dan lengkungan kurang
halus. Hal-hal tersebut dapat disebabkan oleh pembentukan lengkungan yang terlalu terburu-buru,
suhu yang tidak merata karena kurangnya putaran yg dilakukan. Sedangkan ujung pipa yang
kurang rapi saat pemotongan dapat disebabkan oleh kurang tajamnya alat pemotong kaca, keratan
yang kurang dari 1/3 atau lebih dari ½ keliling lingkaran ataupun kesalahan posisi jari tangan para
proses pematahan. Pada praktikum ini amat sangat diperlukan ketelitian, kesabaran, kecekatan dan
ketelatenan untuk dapat menghasilkan produk yang baik. Selain itu pula perlu diperhatikan
keselamatan kerjanya karena praktikum ini berkaitan dengan suhu panas dan benda yang mudah
pecah.

5.2 Pembahasan Oleh : Novianti (161411023)

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan pipa U dan pipa bengkok dari pipa gelas
dengan diameter 5 mm sebanyak masing masing 4 buah, pembentukan gelas menjadi pipa bengkok
maupun pipa U dilakukan dengan pemanasan dengan burner agar gelas menjadi lunak dan dapat
dibentuk.

Tahap awal yaitu pemotogan pipa gelas yang bertujuan untuk memperoleh panjang
kaca/gelas sesuai yang diinginkan, dan mempermudah dalam pembuatan pipa bengkok dan pipa
U yang dikehendaki. Pemotongan gelas ini dilakukan dengan alat khusus untuk memotong gelas
dengan cara meletakkan pemotong gelas/kaca tegak lurus pipa dan potongkan/keratkan 1/3 – ½
keliling lingkaran pipa gelas, kemudian tekan bagian yang tidak terkerat dengan kedua jari
sehingga pipa akan terpotong dengan rapi.
Tahap Kedua yaitu pemanasan pipa gelas dengan burner, Bahan bakar yang digunakan
yaitu LPG dan untuk membuat api berwarna biru yaitu dengan mengatur laju alir oksigennya agar
sesuai dengan titik leleh gelas. Pipa gelas yang digunakan yaitu jenis pyrex. Gelas jenis ini dapat
meleleh pada suhu 815-900oC . Pada saat pemanasan gelas dilakukan juga proses pembentukan
gelas menjadi produk yang diinginkan (pipa U dan pipa bengkok) dengan memutar gelas sehingga
panas merata dan bentuk yang diinginkan sesuai. Pemanasan gelas akan membuat gelas perlahan
menjadi lunak sehingga mudah untuk di bentuk.

Pada pembuatan pipa bengkok pemanasan dilakukan di bagian tengah pipa gelas, sambil
diputar-putar pemanasan dilakukan dengan api burner hingga api berwarna merah. Setelah agak
lunak dengan hati-hati lengkungkan pipa gelas secara perlahan hingga membentuk sudur 90o
(radial), sambil ditiup salah satu ujungnya. Peniupan ini dimaksudkan agar diameter pipa gelas
bagian belokan relative sama.
Pada pembuatan pipa U pemanasan dilakukan pada 1/3 dibagian kanan kemudian 1/3 di
bagian kiri dari pipa gelas. Pembentukan pada pipa U sama caranya dengan pembentukan pipa
bengkok, dengan memanaskan bagian kiri sambil diputar-putar dan setelah agak lunak
dilengkungkan secara perlahan sampai membentuk radial, kemudian lakukan juga pada sisi
lainnya sehingga pipa gelas membentuk pipa U.

Pembentukan pipa bengkok dan pipa U harus dilakukan dengan ketelitian yang cukup
tinggi dan pemanasan yang merata pada bagian sekitar yang akan dilengkungkan agar
menghasilkan pipa yang memiliki lengkungan yang halus, dan diameter pipa gelas bagian belokan
relatif sama.

Dari hasil percobaan setiap pipa bengkok dan pipa U yang dihasilkan memiliki lengkungan
yang berbeda-beda, terdapat beberapa pipa yang mengalami penyempitan diameter dan
lengkungan kurang halus. Hal-hal tersebut dapat disebabkan oleh suhu yang tidak merata saat
pemanasan dan pembentukan lengkungan yang terlalu terburu-buru.
5.3 Pembahasan Oleh : Qulbudin Anugrah H. (161411024)

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk pemotongan pipa gelas, pembuatan
pipa bengkok,dan pembuatan pipa U. Gelas yang digunakan berupa silinder dengan diameter 5
mm. Gelas merupakan benda yang bisa dibentuk dengan permukaan yang sangat halus dan
transparan.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dilakukan pemotongan pipa gelas


menggunakan alat rolling glass yang bertujuan untuk mendapatkan ukuran atau panjang pipa gelas
yang diinginkan, dan untuk mempermudah dalam pembuatan produk yang diinginkan terhadap
pipa yang terlalu panjang. Karena, jika pipa terlalu panjang maka akan mengalami kesulitan untuk
memegang pipa gelas dan pipa gelas terlalu panjang akan membuat pipa gelas mengenai atau
menyentuh sesuatu di sekitarnya, baik itu barang maupun manusia, yang dapat berakibat buruk,
seperti pipa gelas menjadi pecah, atau barang di sekitar akan mengalami kerusakan, atau membuat
manusia yang ada di sekitar terluka. Pemotongan pipa gelas menggunakan rolling glass perlu
adanya tekanan dari tangan agar rolling glass dapat memotong dengan baik yang ditandai adanya
garis putih yang dihasilkan oleh rolling glass dan harus menggunakan kacamata atau kacamata lab
untuk menghindari percikan kaca mengenai mata walaupun sudah dilakukan pemotongan gelas
sesuai prosedurnya.

Kemudian dilakukan pembuatan pipa bengkok dengan cara menandai bagian tengah dari
pipa gelas yang sebelumnya sudah dipotong. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, untuk
membengkokan pipa gelas tidak langsung memanaskan pipa pada posisi yang sudah ditandai saja
akan tetapi perlu memanaskan pipa yang bagian kanan dan kiri dari bagian pipa yang telah ditandai
tersebut karena jika langsung dipanaskan kemudian dibengkokkan pada bagian pipa yang telah
ditandai tersebut akan menghasilkan tekukan pada bagian dalam pipa bengkok. Hal tersebut perlu
dilakukan agar pipa bengkok yang dihasilkan tidak terjadi pengecilan volume pada bagian dalam
pipa yang dibengkokkan dan juga membuat pipa bengkok terlihat bagus.

Pada pembuatan pipa U pun sama seperti pipa bengkok, perlu dilakukan pemanasan di
bagian kanan dan kiri pipa yang sudah ditandai untuk dilakukan pembengkokkan.
Hal yang perlu diperhatikan kembali adalah saat melakukan pembengkokkan pipa gelas
perlu ditunggu hingga api yang memanaskan pipa berubah warna menjadi merah dan api yang
digunakan bukan menggunakan api biasa, perlu juga api bertekanan tinggi yang ditandai dengan
warna api biru nyala yang bertujuan untuk mencapai titik leleh gelas sehingga pipa gelas bisa
dibuat sesuai keinginan. Gelas yang digunakan yaitu jenis pyrex dengan titik leleh pada suhu
815OC – 900OC.
BAB VI
SIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan menghasilkan empat buah pipa U dan
emapt buah pipa bengkok dengan hasil yang cukup baik namun belum maksimal
karena masih terdapat beberapa kekurangan di beberapa bagian.
2. Pemotongan yang dilakukan alat tegak lurus pipa agar di hasilkan pemotongan kaca
yang lurus dan teratur.
3. Pipa yang hasilnya kurang baik dapat disebabkan karena pembengkokan yang terlalu
terburu-buru, api yang digunakan terlalu panas dan pemanasan yang hanya pada satu
titik saja.
PUSTAKA

Pelatihan Teknis Gelas “ Laboratorium Logam dan Gelas “ Jurusan Fisika Teknik ITB 1996.

Anda mungkin juga menyukai