Oleh :
laporan
Kelompok : II
Nama : 1. Denny Kristanto K NIM.161411005
2. Destari Putri Silaban NIM.161411006
3. Dewi Anggraeni NIM.161411007
4. Dwizky Wijaya NIM.161411008
Kelas : 3A – D3 Teknik Kimia
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Actuator
1. Aktuator Pneumatik
2. Aktuator Hidrolik
3. Aktuator Elektri
3
Tabel Sifat Beberapa Jenis Penggerak
Control valve unit pengendali akhir yang paling banyak dipakai di industri kimia.
Dalam beberapa aplikasi kadang-kadang memakai penggerak jenis elektrik, baik motor listrik
(motorized valve) maupun solenoid (solenoid valve). Disini bukaan valve diatur oleh
penggerak.
Fungsi control valve adalah mengatur laju alir. Prinsip kerja control valve adalah
bertindak sebagai penyempitan variable dalam perpipaan proses. Dengan mengubah bukaan
akan mengubah hambatan sehingga laju alir berubah.
Sinyal kendali 4-20mA yang berasal dari pengendali elektronik memerlukan sebuah
transduser yang mengubah sinyal arus ke tekanan udara (I/P) yaitu mengubah sumber tekanan
udara 20-25psig (140-170kPa) menjadi sinyal tekanan udara (pneumatic) 3-15psig (20-
100kPa).
4
Penggerak pneumatic berisi diafragma yang terbuat dari karet sintesis (misalnya
neoprene) dan pegas. Tekanan udara dari atas atau bawah diafragma akan melawan gaya pegas.
Gerakan penuh stem terjadi pada rentang tekanan udara 3-15psig. Oleh sinyal tekanan udara
yang dikendalikan pada diafragma stem bergerak membuka atau menutup valve.
Berdasarkan aksi valve oleh adanya perubahan tekanan udara, control valve dibedakan
menjadi dua macam:
Sesuai namanya, air-to-open berarti valve akan membuka jika mendapat tekanan udara.
Bila terjadi kegagalan (fail) pasokan udara hingga tekanan jatuh ke minimum, valve akan ,
menutup. Sebaliknya, air-to-close berarti valve akan menutup jika mendapat tekanan udara
atau dengan kata lain, bila terjadi kegagalan (fail) pasokan udara hingga tekanan jatuh k
minimum, valve akan membuka.
Berdasarkan aksi penggerak (actuator) oleh adanya perubahan tekanan udara, control
valve dibedakan menjadi dua macam yaitu direct acting dan reverse acting. Pada modus direct
acting, sinyal tekanan udara masuk dari atas. Dengan kenaikan sinyal tekanan udara, stem
bergerak ke bawah. Sebaliknya, pada modus reverse acting, sinyal masuk dari bawah. Dengan
kenaikan sinyal tekanan udara, stem bergerak ke atas.
5
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
6
3.3 Keselamatan Kerja
1) Memakai jaslab supaya pakaian tidak kotor.
2) Memakai seepatu tertutup untuk melindungi diri dari kejatuhan peralatan atau
cipratan minyak.
3) Menggunakan sarung tangan pada saat membongkar & memasang kembali aktuator
& saat membersihkan komponen aktuator.
7
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Seal Karet
2. Berfungsi sebagai penahan dari aktuator. Selain itu,
berfungsi untuk mengunci supaya lebih kuat dan
biasanya terbuat dari baja lunak sehingga tidak mudah
berkarat dan bertahan sampai bertahun-tahun selain itu
juga untuk mencegah baut menjadi kendor dan
gampang lepas.
8
3. Berfungsi untuk menekan tekanan pneumatic dari
spring dan sebaliknya
Metal Disk
4. Berfungsi untuk menekan stem pada saat diagfragma
membuka , atau pada saat diberikan tekanan dan
kembali lagi pada kondisi semula ketika tidak ada
tekanan yang masuk. Yang menyebabkan mudah
mengalami kerusakan karena jika diberikan tekanan
yang sangat besar dan jarang di maintenace dapat
mengurangi elastisitas dari pegas tersebut.
Spring
9
5. Stem merupakan bagian dari aktuator yang secara fisik
berbentuk batang untuk menekan plug sehingga udara
dapat masuk melalui diagfragma. Stem dapat aus jika
memang tidak diberi pelumas dan maintenace secara
berkala.
Stem
6. Berfungsi sebagai tempat menyangga disk dari
aktuator dan dapat menutup dengan rapat agar aliran
berproses tanpa kebocoran..
Seat
10
BAB V
PEMBAHASAN
Perawatan alat ini secara umum dapat dilakukan dengan memperbaiki, mencari
gangguan, pembersihan dan pemasangan komponen, dan uji coba pengoperasian. Setiap
memasang komponen alat ini harus dijaga kebersihannya dan diproteksi dengan pita penutup
atau penutup debu setelaj dilakukan pembersihan. Kemudian saat dilakukan pemasangan
kembali, harus dipastikan tidak ada partikel metal yang masuk kedalam sistem. Dan perlu
diperhatikan baut-baut pada aktutor pneumatik yang mudah sekali haus, yang menyebabkan
baut-baut pada aktuator harus di beri pelumas. Perawatan yang dilakukan pada umumnya
terdapat pada plug atau globe pada valvenya sebab pada daerah ini cenderung mengalami
kerusakan seperti korosi dan guratan atau cacat sebab terkikis oleh kecepatan aliran fluida yang
di alirinya. Proses pemasangan kembali actuator harus sesuai dengan susunan alat dan juga
proses pemasangan kembali dengan baut harus sesuai dengan kekencangan yang sesuai
standar, sehingga kinerja alat tidak terganggu dan proses pada aktuator bisa berjalan sesuai
dengan fungsinya.
11
memasang kembali actuator, dimana pembongkaran dan pemasangan dibantu dengan
menggunakan kunci sesuai ukuran baut yang terpasang.
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi
permukaan piston (arah maju), sedangkan sisi yang lain (arah mundur) terbuka ke atmosfir,
maka gaya diberikan pada sisi permukaan piston tersebut sehingga batang piston akan
terdorong keluar sampai mencapai posisi maksimum dan berhenti. Gerakan silinder kembali
masuk, diberikan oleh gaya pada sisi permukaan batang piston (arah mundur) dan sisi
permukaan piston (arah maju) udaranya terbuka ke atmosfir.
Setiap memasang komponen alat ini harus dijaga kebersihannya dan diproteksi dengan
pita penutup atau penutup debu dengan segera setelah pembersihan. Memastikan ketika
memasang kembali komponen tidak ada partikel metal yang masuk kedalam sistem. Dan perlu
diperhatikan baut-baut pada aktutor pneumatik ini banyak yang aus. Selain itu, harus
memastikan bahwa pemasangan komponen alat sesuai dengan urutannya dan memastikan
kembali pemasangan baut telah sesuai sehingga tidak menganggu kinerja aktuator.
12
terdorong keluar sampai mencapai posisi maksimum dan berhenti. Gerakan silinder kembali
masuk diberikan oleh gaya pada sisi permukaan batang piston (arah mundur) dan sisi
permukaan piston (arah maju) udaranya terbuka ke atmosfer.
Pertama yang dilakukan adalah membongkar bagian-bagian aktuator sampai menjadi
bagian bagian kecil diamati komponen apa saja yang menyusun aktuator dan komponen apa
saja yang perlu diganti atau mengalami kerusakan selanjutnya dilakukan peralatan terhadap
actuator tersebut. Dalam aktuator pneumatik terdapat pegas dimana saat membongkar bagian
penutup aktuator memiliki kesulitan dikarenakan tekanan dari pegas tersebut dapat
menyebabkan tutup memental saat dibongkar. Untuk meminimalisir kesulitan tersebut
menggunakan penahan/dongkrak agar pegas dalam actuator tidak memberikan tekanan tinggi.
Pada sambungan antara bagian atas dan bawah harus selalu di cek karena sering kali
terjadi bautnya mengalami kelonggaran akibat tekanan yang terlalu besar. Peralatan alat ini
secara umum terdiri dari memperbaiki mencari gangguan pembersihan dan pemasangan
komponen.
Pada saat pembongkaran komponen disusun rapi agar saat pemasangan tidak salah
urutannnya dan juga diharuskan agar memastikan ketika memasang kembali komponen tidak
ada partikel metal atau partikel yang tidak dibutuhkan yang masuk kedalam sistem yang dapat
mengganggu kinerja aktuator.
BAB V
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/29184739/LAPORAN_PRAKTIKUM_SENSOR_AKTUATOR?
auto=download [diakses pada 19 September 20.00 WIB]
Suwarno, Kika dkk. 2011. Aktuator, Gate Valve, dan Steam trap. Politeknik Negeri Bandung.
14