5.1 PENDAHULUAN
Peraktek kerja bangku pada praktikum proses produksi adalah plaktikum yang
pengerjaannya sebagian besar dengan cara manual (tanpa mesin) yang kopetensi dan sub
kopetensinya memuat keterampilan dasar yang harus dimiliki secara tuntas oleh praktikan.
Untuk memperoleh hasil yang baik,laboraturium, dan peralatan adalah sarana yang harus di
penuhi serta tidak dapat ditawar lagi. Kondisi peralatan didalam laboratorium turut
menentukan kualitas dan keberhasilan jalannya praktikum. Dalam praktikum ini, proses yang
akan dilakukan adalah proses pembuatan ulirbagian luar (proses sney) dan proses pembuatan
ulir bagian dalam (proses tap).
57
20 mm
Gambar 5.1 (a) Batang baut yang telah diulir, (b) balok pengulir, (c) jenis
tangkai pengulir luar yang mempunyai tiga buah baut pengikat, dan (d) balok
pengulir luar yang akan dimasukkan ke dalam tangkai pengulir.
58
Gambar 5.4. Cara pengerjaan mengulir luar.
60
Diabawah ini adalah gambar 5.7 yang menunjukkan bentuk ulir tap no 1 sampai dengan
nomer 3, perbedaan ketajaman ulirnya yang tampak jelas.
Gambar 5.9 di bawah ini menunjukkan hasil pengetapan: ulir I, hasil pengetapan tap no 1.
Ulir II hasil pengetapan no 2. Ulir III hasil pengetapan tap no 3.
61
5.3.2.2 Sudut buang dan alur tap
Besarnya sudut buang tap harus disesuaikan dengan bahan yang akan ditap sudut alur
berfungsi untuk meliongkarkan dan memotong bram, alur berfungsi juga untuk meneruskan
cairan pendingin sampai pada sisi potongnya. Lihat gambar 5.10 di bawah ini:
62
Gambar 5.11 Pemutar tap
Gambar 5.12a
63
Gambar 5.12b
Gambar 5.12c
Gambar 5.12d
Gambar 5.12e
64
5.3.4 Menentukan Diameter Bor Untuk Pengetapan
Untuk dapat melaksanakan pengetapan, maka benda kerja itu harus dibor dahulu.
Ukuran bor tersebut tertentu untuk setiap ukuran tap, untuk ini kita pakai rumus:
1,0825
𝐷 = 𝐷′ −
𝑁
Keterangan:
D = Diameter bor
D’ = Diameter tap
N = Banyak gang tiap inchi
Contoh:
3”
Anda akan mengetap dengan tap yang banyak gangnya 16”, maka benda kerja itu harus
8
3” 1,0825
=8 – 16
= 0,375” – 0,06765”
= 0,30735” ATAU = 7,8 mm
Bila tap itu berukuran milimeter ( metric ), maka ukuran bor itu dapat diberi dengan rumus:
D = D’ – Kisar
Keterangan:
D = Diameter bor
D’ = Diameter tap
Pada praktikum ini kami akan mengetap dengan tap berukuran 12 mm dengan kisar 1,75 mm,
maka bor yang dipakai adalah:
D = D’ – Kisar
= 12 mm – 1,75 mm
= 10,25 mm
65
5.3.5 PELAKSANAAN/CARA PRAKTIKUM
Langkah-langkah pengerjaan:
1. Ambil benda kerja hasil praktikum proses bubut masing-masing kelompok,
2. Pasang specimen (hasil proses bubut) tersebut pada mesin bubut, kemudian haluskan
permukaan yang akan ditap, Kemudian potong specimen tersebut sepanjang 22 mm,
3. kemudian bor dengan ukuran mata bor 10,25 mm dan kedalaman sepanjang 22 mm,
4. Hasil specimen yang terpotong terseebut dilihat apakah sudah datar permukaannya, bila
belum diukur pada alat ukur kerataan pada meja yg rata pula, kemudian di kikir 0,5 mm
hingga permukaannya datar dan sesuai dengan hasil yang di inginkan yaitu 22 mm,
5. Kemudian specimen tersebut di tap.
66
5.5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.5.1. Hasil Proses Pembuatan Ulir dengan Sney
Satuan: mm
Gambar 5.13 Bentuk produk akhir Proses Pembuatan Ulir dengan Sney
Satuan : mm
Gambar 5.14 Bentuk produk akhir proses pembuatan ulir dalam dengan Tap
Gambar 5.15 Hasil Produk akhir Proses Pembuatan ulir dalam dengan Tap dan Sney
67
5.5.3 Pembahasan
Praktikum pembuatan Tap dan Sney ini merupakan proses pembuatan ulir pada baut
maupun mur, namun kali ini yang di buatkan ulir adalah spesimen hasil proses pembubutan,
dimana benda kerja tersebut memiliki dimensi seperti di tunjukan pada gambar 5.13. pada
proses pengetapan sendiri pertama-tama dilakukan ialah memotong benda kerja yang ukuran
diameternya 25,50 mm dengan panjang 22 mm, kemudian di bor dengan cara bertahap,
pertama di bor dengan diameter bor ukuran kecil sampai diameter bor ukuran besar hingga
dapat dilakukan pengetapan dengan ukuran M12x1.75. setelah benda kerja selesai di bor,
kemudian benda kerja di tap. Sebelum benda kerja dilakukan pengetapan, benda kerja
terlebih dahulu harus di pasang dengan baik pada alat pemegang, dan posisi benda kerja
dengan alat tap harus tegak lurus agar hasilnya menjadi baik. Pada proses pengetapan
dilakukan secara bertahap, pertama di tap dengan ukuran kelandaian dan ketajaman dari alat
pengetapan yang paling kecil hingga yang paling landai dan tajam.
Untuk benda kerja yang dilakukan proses penyenaian adalah benda karja yang ukuran
diameternya 12 mm. Proses penyenaian dilakukan secara langsung karena ukuran diameter
benda kerja sudah sesuai dengan alat sney, namun jika ukuran benda kerja masih lebih besar,
maka benda kerja harus dibubut terlebih dahulu agar dapat dilakukan proses penyenaian.
Sama halnya dengan proses pengetapan, sebelum proses penyenaian benda kerja harus
dipasang dengan baik pada alat pemegang, dan posisi alat sney harus tegak lurus dengan
benda kerja agar hasil penyenaian menjadi baik.
Hal yang perlu dilakukan dalam proses pengetapan dan penyenaian itu sendiri adalah
memberikan minyak atau pelumas pada benda kerja maupun alat, agar alat tidak mudah rusak
dan hasil pengetapan dan penyenaian menjadi baik. Pada saat melakukan pengerjaan harus
dilakukan dengen teliti dan hati-hati agar dapat mancapai hasil yang di harapkan.
68
5.6 PENUTUP
5.6.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses pengetapan dan penyenaian merupakan proses pembuatan ulir dalam dan
luar.
2. Proses pengetapan harus dilakukan secara bertahap agar hasil yang diperoleh
menjadi baik.
3. Benda kerja harus dipasang dengan baik pada alat pemegang, dan posisi alat sney
dan tap harus tegak lurus agar hasil menjadi baik.
4. Benda kerja maupun alat sney dan tap harus diberikan pelumas ketika pengerjaan
agar hasilnya tidak menjadi cacat.
5. Dalam melakukan pengeapan maupun penyenaian harus dengan teliti dan hati-hati
agar hasil yang di harapkan dapat tercapai.
5.6.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Sebaiknya dalam praktikum berikutnya di sediakan alat ukur, penyiku dan meja kerja
yang lebih baik agar hasil pengerjaan menjadi lebih baik.
69