Anda di halaman 1dari 87

RANCANG BANGUN POMPA HIDRAM DAN ANALISA PENGARUH

DIAMETER PIPA INLET DENGAN DIAMETER PIPA OUTLET TERHADAP

TINGGI AIR KELUAR

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat


Memperoleh Gelar Diploma IV (Sarjana Sains Terapan)
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang

Oleh :

ILHAM DANI NP
1311042014

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK MANUFAKTUR


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PADANG
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
2017
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN POMPA HIDRAM DAN ANALISA PENGARUH

DIAMETER PIPA INLET DENGAN DIAMETER PIPA OUTLET TERHADAP

TINGGI AIR KELUAR

Disusun Oleh :

Nama : ILHAM DANI NP


Nomor Bp. : 1311042014
Jurusan : Teknik Mesin
Program Studi : DIV Teknik Manufaktur

Telah Lulus Sidang Pada Tanggal : 04 Oktober 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Zulhendri, ST., MT. Yuliarman, ST., MT.

NIP. 19650525 199003 1 003 NIP. 19660617 199103 1 003

Disahkan Oleh :

Kepala Program Studi Ketua Jurusan

DIV Teknik Manufaktur Teknik Mesin

Drs, Yusri, MT. Dr. Junaidi, ST., MP.

NIP. 19580811 198603 1 002 NIP. 19660621 199203 1 005


LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN POMPA HIDRAM DAN ANALISA PENGARUH

DIAMETER PIPA INLET DENGAN DIAMETER PIPA OUTLET TERHADAP

TINGGI AIR KELUAR

Tugas Akhir Ini Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji
Tugas Akhir Diploma IV Jurusan Teknik Mesin
Program Studi DIV Teknik Manufaktur Politeknik Negeri Padang
Pada Tanggal : 04 Oktober 2017

Tim Penguji :

Ketua/Penguji I Sekretaris/Penguji II

Zulhendri, ST., MT. Aidil Zamri, ST, MT

NIP. 19650525 199003 1 003 NIP. 19600101 198803 1 006

Anggota I/ Penguji III Anggota II/ Penguji IV

Syafril, ST., MP. Nasirwan, ST., MP.

NIP. 19680823 199203 1 002 NIP. 19640903 199203 1 006


No. Alumni Politeknik No. Alumni Jurusan
Ilham Dani NP
Negeri Padang

BIODATA

(a) Tempat/Tgl Lahir: Batusangkar/11 Agustus 1995 (b) Nama Orang Tua:
Nofiar Antoni dan Petri Syandora (c) Jurusan: Teknik Mesin (d) Program
Studi: DIV Teknik Manufaktur (e) No. BP: 1311042014 (f) Tanggal Lulus: 04
Oktober 2017 (g) Predikat Lulus: Sangat Mamuaskan (h) IPK: 3,57 (i) Lama
Studi: 4 Tahun 1 Bulan (j) Alamat Orang Tua: Situmbuk Kec. Salimpaung,
Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat.
RANCANG BANGUN POMPA HIDRAM DAN ANALISA PENGARUH DIAMETER PIPA
INLET DENGAN DIAMETER PIPA OUTLET TERHADAP AIR KELUAR
Tugas Akhir D-IV oleh : Ilham Dani NP
Pembimbing I : Zulhendri, ST., MT. dan Pembimbing II : Yuliarman, ST., MT.
ABSTRAKS
Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi setiap makhluk hidup, Pompa
merupakan suatu alat yang dapat mengangkat air dari ketinggian yang lebih rendah ketempat yang lebih
tinggi, namun karena pompa yang ada dipasaran banyak yang menggunakan energi listrik sebagai
pembangkit daya serta harga jual yang cukup tinggi bagi masyarakat pedesaan, maka dibutuhkan suatu
pompa yang tepat guna dan murah. Pompa Hydram adalah salah satu alternatip, dimana cara kerja alat ini
dapat menaikkan air ketempat yang lebih tinggi dengan energi atau daya yang berasal dari air itu sendiri .
Pembuatan pompa Hydram itu sendiri relative murah, sederhana dan tahan lama . Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh diameter pipa inlet dan diameter pipa outlet terhadap tinggi air keluar
pada pompa hydram. Sehingga dengan adanya variasi diameter pipa inlet dan diameter pipa outlet tersebut
dapat memberikan pengaruh terhadap tinggi air keluar pada pompa hydram yang lebih tinggi dan
menghasilkan kapasitas debit air yang lebih besar .
Kata kunci : pompa Hydram, diameter pipa outlet, diameter pipa inlet, ketinggian air keluar
Tugas Akhir ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal:
04 Oktober 2017.
Abstrak telah dusetujui oleh penguji :
Tanda 1. 2. 3. 4.
Tangan

Nama
Zulhendri, ST.,MT Aidil Zamri, ST.,MT. Syafril, ST.,MP. Nasirwan, ST.,MP
Terang

Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Mesin : __DR. Junaidi, ST.,MP. _____________
Nip. 19660621 199203 1 005 Tanda Tangan
Alumni telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang dan mendapatkan nomor alumni :
Petugas Fakultas / Universitas
Nomor Alumni Fakultas Nama Tanda Tangan

Nomor Alumni Universitas Nama Tanda Tangan


KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan


hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis memperoleh kemudahan untuk
menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini dengan judul ”RANCANG BANGUN
POMPA HIDRAM DAN ANALISA PENGARUH DIAMETER PIPA INLET
DENGAN DIAMETER PIPA OUTLET TERHADAP TINGGI AIR KELUAR”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan dan


memperoleh gelar Diploma IV pada Jurusan Teknik Mesin Program Studi Teknik
Manufaktur Politeknik Negeri Padang.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

 Zulhendri ,ST .,MT ( Pembimbing I )

 Yuliarman ,ST .,MT ( Pembimbing II )

Yang telah mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Dan terima
kasih juga kepada :

1. Kedua Orang Tua tercinta yang telah mendidik, membesarkan dan


memberikan semua kasih sayangnya hingga saat ini, yang selalu
mendoakanku dan memberikan dukungan dalam meraih setiap cita dan
harapanku.

2. Seluruh anggota keluarga yang selalu mengiringi perjalanan hidup suka


maupun duka, kakak-kakak dan adik-adikku semua terima kasih atas nasihat
dan dukungannya selama ini.
3. Bapak Aidil Zamri, ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri Padang

4. Bapak DR. Junaidi ST, MP selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Padang.

5. Bapak Drs. Yusri, MT selaku Ketua Program Studi DIV Teknik Manufaktur
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang.

6. Seluruh dosen Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang, atas segala
masukan, pengarahan dan pengajaran selama perkuliahan berlangsung.

7. Teman – teman Teknik Manufaktur 2013 yang telah memberikan semangat,


dorongan, masukan dan bantuannya selama ini.

Penulis telah berusaha melakukan yang terbaik dalam penulisan Tugas


Akhir ini. Namun penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan dan
keterbatasan yang ada dalam penelitian ini. Oleh karena itu sumbangan, gagasan,
kritikan, saran dan masukan yang membangun akan penulis terima dengan senang
hati demi kesempurnaan Skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan
sumbangan pengetahuan bagi pihak yang membutuhkan.

Padang, 11 Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

LEMBARAN PENGESAHAN .....................................................................

KATA PERSEMBAHAN .............................................................................

LEMBARAN TUGAS AKHIR ....................................................................

LEMBARAN ASISTENSI ...........................................................................

ABSTRAK .....................................................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1


1.2 Tujuan ......................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ......................................................................... 4
1.4 Sistematika Penulisan ................................................................. 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Kerja Hidrolik Ram ....................................................... 7


2.2 Cara Kerja Pompa Hidram ......................................................... 8
2.3 Karakteristik Pompa Hidram ..................................................... 9
2.4 Rancangan Konstruksi Pompa Hidram ...................................... 10
2.4.1 Komponen Utama Pompa Hidram dan Fungsinya ...... 11
2.4.1.1 Tabung Udara .................................................. 12
2.4.1.2 Pipa Output ...................................................... 13
2.4.1.3 Katup Penghisap .............................................. 13
2.4.1.4 Katup Pembuang ............................................. 14
2.4.1.5 Pipa Inlet .......................................................... 16
2.5 Persamaan-persamaan pada Pompa Hidram ............................... 17
2.5.1 Persamaan Asas Bernoulli ................................................ 17
2.5.2 Tekanan ............................................................................. 17
2.5.3 Debit Air Keluar ............................................................... 18
2.5.4 Efesiensi ............................................................................ 18
2.6 Peran Design Experiment pada Pompa Hidram ......................... 18
2.6.1 Design Factorial ............................................................... 19
2.6.2 Membuat Design Factorial melalui MiniTab ................... 20

BAB III : METODOLOGI

3.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Pompa Hidrolik Ram ............. 22


3.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 23
3.2.1 Alat ................................................................................. 23
3.2.2 Bahan ............................................................................. 25
3.3 Hipotesa dan Desain Eksperimen Pompa Hidram .................... 32

BAB IV : PEMBAHASAN DAN ANALISA

4.1 Proses Pengujian Pompa Hidram ............................................... 34


4.2 Proses Pengambilan Data ........................................................... 36
4.3 Analisa Biaya .............................................................................. 40
4.3.1 Biaya Pembelian Bahan ..................................................... 40
4.3.2 Biaya Pengerjaan ............................................................... 41
4.3.3 Biaya Tak Terduga ............................................................. 42
4.3.4 Analisa Keuntungan ........................................................... 42
4.3.5 Harga Jual .......................................................................... 43
4.3.6 BEP (Break Even Point) .................................................... 43
4.4 Perhitungan Pompa Hidram ....................................................... 44
4.4.1 Perhitungan pada Air ......................................................... 44
4.4.2 Tekanan pada Katup Buang .............................................. 46
4.4.3 Debit Air Keluar (Q) ........................................................ 47
4.4.4 Efesiensi ............................................................................ 49
4.5 Hasil Pengamatan ...................................................................... 51
4.6 Analisa Data ............................................................................... 55
4.6.1 Pengolahan Data pada MiniTab14 .................................. 55
4.6.2 Grafik Hasil Pengolahan Data......................................... 65

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 71


5.2 Saran .......................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cara Kerja Pompa Hidram .......................................................... 8

Gambar 2.2 Pompa Hidram ............................................................................. 11

Gambar 2.3 Tabung Udara .............................................................................. 12

Gambar 2.4 Katup Penghisap .......................................................................... 14

Gambar 2.5 Katup Pembuang ......................................................................... 15

Gambar 2.6 Bagian – Bagian Katup Buang .................................................... 16

Gambar 3.1 Gergaji Kayu ............................................................................... 23

Gambar 3.2 Gergaji Besi ................................................................................. 24

Gambar 3.3 Mesin Bor ..................................................................................... 24

Gambar 3.4 Kunci Pass ................................................................................... 24

Gambar 3.5 Obeng ......................................................................................... 25

Gambar 3.6 Meteran ....................................................................................... 25

Gambar 3.7 Pipa L PVC .................................................................................. 26

Gambar 3.8 Pipa T PVC .................................................................................. 26

Gambar 3.9 Pipa Socket .................................................................................. 27

Gambar 3.10 Pipa Peyambung ........................................................................ 27

Gambar 3.11 Reducer Pipa ............................................................................ 27

Gambar 3.12 Dop Pipa PVC .......................................................................... 28

Gambar 3.13 Klep Pipa ................................................................................... 28


Gambar 3.14 Baut Panjang ............................................................................. 29

Gambar 3.15 Ring Baut .................................................................................. 29

Gambar 3.16 Mur ............................................................................................ 30

Gambar 3.17 Skru ............................................................................................ 30

Gambar 3.18 Lem pipa PVC ........................................................................... 30

Gambar 3.19 Selang Air Benang .................................................................... 31

Gambar 3.20 Kayu Berukuran 7 meter ........................................................... 31

Gambar 3.21 Tali ............................................................................................ 32

Gambar 3.22 Ember ........................................................................................ 32

Gambar 4.1 Katup Buang Manual .................................................................. 35

Gambar 4.2 Ketinggian Sumber Air ............................................................... 37

Gambar 4.3 Pipa Outlet ................................................................................... 37

Gambar 4.4 Proses Pengikatan Pipa Outlet pada kayu ................................... 38

Gambar 4.5 Pipa Outlet pada kayu ................................................................. 38

Gambar 4.6 Pengisian Air pada Ember ........................................................... 39

Gambar 4.7 Sketsa Alir Pompa Hidram ......................................................... 51

Gambar 4.8 Pipa inlet dan pipa outlet pengujian I .......................................... 52

Gambar 4.9 Pipa outlet pengujian I.................................................................. 52

Gambar 4.10 Pipa inlet dan pipa outlet pengujian II ..................................... 53

Gambar 4.11 Pipa outlet pengujian II .............................................................. 53


Gambar 4.12 Pipa inlet dan pipa outlet pengujian III ...................................... 54

Gambar 4.13 Pipa outlet pengujian III ............................................................. 54

Gambar 4.14 Kotak Dialog untuk membuat Faktorial Design ....................... 55

Gambar 4.15 Kotak dialog Display available design ...................................... 55

Gambar 4.16 Kotak Dialog Create Factorial Design - Design ....................... 56

Gambar 4.17 Kotak Dialog Create Factorial Design - Factors ...................... 56

Gambar 4.18 Kotak Dialog Options................................................................. 56

Gambar 4.19 Kotak Dialog untuk menampilkan Hasil .................................... 57

Gambar 4.20 Kotak Dialog untuk mendefenisikan factor pada desain fakto . 57

Gambar 4.21 Kotak Dialog untuk melakukan analisis desain faktorial .......... 58

Gambar 4.22 Kotak Dialog Results ................................................................. 58

Gambar 4.23 Hasil ANOVA ........................................................................... 58

Gambar 4.24 Kotak Dialog Factorial Plots – Main Effect ............................. 59

Gambar 4.25 Kotak Dialog Create Response Surface Design ........................ 60

Gambar 4.26 Kotak Dialog Display Available Design .................................... 60

Gambar 4.27 Kotak Dialog Design .................................................................. 60

Gambar 4.28 Kotak Dialog Design baris pertama .......................................... 61

Gambar 4.29 Kotak Dialog Factors ................................................................. 61

Gambar 4.30 Kotak Dialog Options................................................................. 62

Gambar 4.31 Hasil Design Response Surface .................................................. 62


Gambar 4.32 Kotak Dialog Analyze Response Surface Design ....................... 63

Gambar 4.33 Kotak Dialog Graphs ................................................................. 63

Gambar 4.34 Kotak Dialog Storage ................................................................. 63

Gambar 4.35 Kotak Dialog Contour/Surface Plots ......................................... 64

Gambar 4.36 Kotak Dialog Contour ................................................................ 64

Gambar 4.37 Kotak Dialog Contour -Contours............................................... 64

Gambar 4.38 Plot Contour ............................................................................... 65

Gambar 4.39 Plot Surface ................................................................................ 65

Gambar 4.40 Pengaruh Diameter outlet terhadap Air Keluar .......................... 66

Gambar 4.41 Pengaruh Diameter outlet terhadap Air Keluar (Hl=0) .............. 66

Gambar 4.42 Pengaruh Diameter inlet terhadap Air Keluar ............................ 67

Gambar 4.43 Pengaruh Diameter inlet terhadap Air Keluar (Hl=0) ................ 68

Gambar 4.44 Perbandingan Faktor Diameter Inlet dan Diameter Outlet terhadap
ketinggian air keluar ........................................................................................ 69
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Faktor yang mempengaruhi Pompa Hidram .................................... 33

Tabel 4.1 Biaya Pembelian Bahan ................................................................... 40

Tabel 4.2 Hasil Pengujian I ............................................................................. 51

Tabel 4.3 Hasil pengujian II ............................................................................ 52

Tabel 4.4 Hasil pengujian III .......................................................................... 53

Tabel 4.5 Data Hasil Pengujian ....................................................................... 54


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan dibutuhkan

dalam kehidupan makhluk hidup. Selain untuk pengembangan fisologis

makhluk hidup, air juga menjadi input bagi beragam upaya atau kegiatan

makhluk hidup dalam rangka menghasilkan sesuatu untuk kelangsungan

hidupnya. Oleh karena itu, air harus tersedia kapanpun dan dimanapun

dalam jumlah, waktu, dan mutu yang memadai.

Munculnya permasalahan yang menyangkut air yang disebabkan

oleh peningkatan beragam kebutuhan dan kepentingan kehidupan makhluk

hidup, pada gilirannya berdampak terhadap terganggunya kondisi

permintaan dan penyediaan air. Peningkatan jumlah penduduk yang harus

diimbangi oleh peningkatan kebutuhan permukiman dan pangan

(pertanian), pembangunan industri serta sarana dan prasarana sosial ekonomi

lainnya menyebabkan permintaan akan air semakin tinggi. Untuk memenuhi

permintaan tersebut, beragam teknologi pemanfaatan air telah banyak

dikembangkan, sehingga kebutuhan air dapat terpenuhi dalam jumlah

yang memadai. Sektor pertanian dan konsumsi masyarakat membutuhkan

air dalam jumlah besar, baik yang berasal dari sumber air permukaan

maupun air tanah, memanfaatkan beragam teknologi yang mampu

mengangkat dan mengalirkan air dari sumbernya ke lahan-lahan pertanian

serta hunian penduduk. Penggunaan pompa air yang digerakkan dengan

tenaga listrik menjadi pilihan utama saat ini.


Namun jika dilihat dari sisi pembiayaan, baik dalam tahap

pengembangan maupun pengelolaan, teknologi irigasi tersebut

memunculkan persoalan di tingkat lapangan, khususnya bagi petani, yaitu

ketidakmampuan petani dalam mengoperasionalkan dan memelihara sarana

dan prasarana irigasi yang dimiliki. Akibatnya, banyak sarana dan prasarana

yang dibangun menjadi rusak yang secara langsung berdampak pada

penurunan tingkat produktivitas petani.

Oleh karena itu, perlu dicari dan dikembangkan suatu model

teknologi irigasi yang memadai, menggunakan teknologi tepat guna,

efisien, dan ekonomis sehingga dalam pengelolaannya tidak tergantung

pada tenaga listrik atau bahan bakar lainnya, sebuah teknologi yang

membutuhkan biaya operasional yang murah dan tidak membebani petani

dalam melakukan kegiatan usaha taninya. Salah satu teknologi irigasi

yang mulai dikembangkan adalah pompa hydraulic ram atau lazim disebut

pompa hidram.

Pompa hidram merupakan salah satu pompa air yang hemat energi

dan ramah lingkungan. Pompa hidram merupakan teknologi tepat guna

dalam bidang pemompaan dengan menggunakan tenaga momentum air

(water hammer) untuk menaikkan air, sehingga pompa hidram salah satu

pompa air yang tidak menggunakan BBM dan listrik. Penelitian mengenai

pompa hidram telah banyak dilakukan, akan tetapi masih banyak pula

yang perlu dikaji sehingga pengetahuan tentang perencanaan pompa

hidram lebih baik. Efektifitas kinerja dari pompa hidram dipengaruhi

beberapa parameter, antara lain ketinggian air masuk, diameter pipa,


tabung penghantar, karakteristik katup buang (waste valve), panjang pipa

masuk (drive pipe), volume tabung hantar dan ketinggian pipa output.

Pada umumnya masyarakat tidak memperhatikan pengaruh diameter

pipa inlet dan diameter pipa outlet terhadap ketinggian air yang dihasilkan.

Padahal dua faktor ini sangat berpengaruh. Oleh karena itu penulis akan

menganalisa dua faktor tersebut yaitu pengaruh diameter pipa inlet dan

diameter pipa outlet terhadap ketinggian air yang dihasilkan.

1.2 Tujuan

Pada penulisan skripsi ini penulis membagi tujuan penulis menjadi dua,

yaitu tujuan umum dan tujuan khusus :

Tujuan Umum

a) Memenuhi salah satu syarat program Diploma IV (DIV) di Politeknik

Negeri Padang.

b) Sebagai pengembangan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan, baik

teori atau praktik.

c) Memperoleh pemahaman ilmu tentang merancang alat.

Tujuan Khusus

a) Agar mahasiswa dapat memahami manfaat dari pompa hidram.

b) Agar mahasiswa mengetahui pengaruh diameter pipa inlet dengan

diameter pipa outlet terhadap ketinggian air yang dihasilkan.

1.3 Batasan Masalah


Dalam rancangan pompa hidram ini sebagai penyedia ketersediaan air,

ada beberapa jenis masalah yang terdapat di dalamnya, namun saya akan

membatasinya terhadap komponen yang berfungsi dalam pemompaan air.

Batasan masalah akan dibatasi sekitar pembuatan dengan analisa terhadap

pipa inlet (1in, 1,5in dan 2in) dan diameter pipa outlet (1in, 3/4in dan 1/2in)

terhadap tingginya air keluar.

1.4 Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini tidak menyimpang dari yang telah

ditemukan, maka sistematika dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang membahas secara garis

besar mengenai latar belakang, tujuan, alasan pemilihan

judul, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II : TEORI DASAR

Berisikan tentang pengertian pompa hidram, dan

permasalahan lainnya.

BAB III : METODOLOGI

Berisikan uraian tentang langkah-langkah penyelesaian

masalah materi skripsi.

BAB IV : PEMBAHASAN
Berisikan tentang proses pembahasan dan hasil

pembahasan berupa penjelasan teorotik, baik secara

kualitatif, dan kuantitatif.

BAB V : PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran dari proses

penulisan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Pompa hidrolik ram mempunyai konstruksi sederhana dan relatif murah

karena terdiri dari pipa, tabung, katup-katup dan sebagainya. Tetapi instalasinya

terdiri dari sistem permipaan, tangki penyimpan air, sistem pengambilan air dan

sebagainya, dapat menjadi mahal apabila unit instalasi relatif besar. Pompa hidrolik

ram atau biasa disingkat hidram adalah suatu pompa otomatis yang digerakkan oleh

energi potensial air.

Pompa hidram bekerja dengan mengekploitasi energi potensial air yang

dialirkan pada unit pompa melalui pipa hantar, dan sebagian kecil dari air tersebut

dapat dinaikkan oleh pompa hingga pada ketinggian tertentu, sedang sebagian besar

air terbuang melalui katup limbah. Kemampuan pompa dieksploitasi melalui

mekanisme katup (katup buang dan katup hantar) dimana pada peristiwa tumbukan

air tersebut diketahui dapat menimbulkan tekanan air yang cukup besar.

Tekanan air besar yang terjadi digunakan untuk melakukan kompresi

terhadap udara yang menyebabkan air dipaksa mengalir melalui pipa keluaran

hingga pada ketinggian tertentu lebih tinggi dari head air penggerak pompa semula.

Seperti diketahui bahwa peristiwa tumbukan air pada sistem permipaan misalnya

pada sistem permipaan turbin air sangat berbahaya karena dapat memecahkan

saluran pipa unit turbin air maupun unit turbin sendiri.

2.1 Prinsip Kerja Hidrolik Ram

Prinsip kerja pompa hidrolik ram merupakan proses perubahan energi

kinetis aliran air menjadi tekanan dinamik dan sebagai akibatnya


menimbulkan palu air (water hammer) sehingga terjadi tekanan tinggi

didalam pipa. Dengan mengusahakan supaya katup buang dan katup hantar

terbuka dan tertutup secara bergantian, maka tekanan dinamik diteruskan

sehingga tekanan yang terjadi di dalam pipa pemasukan memaksa air naik ke

pipa penghantar.

Bagian pertama adalah unit tabung udara dan katup hantar (check

valve). Katub Hantar berfungsi melewatkan air dari bawah dan menahan air

dalam tabung untuk tidak mengalir kembali kebawah.

Setiap ada perpindahan air ke tabung maka udara dalam tabung tertekan.

Udara yang tertekan akhirnya menekan air untuk naik ke pipa Outlet dan juga

menekan air ke bawah yang membuat katub hantar menutup, dan air dari

bawah tidak bisa naik lagi karena kini tekanan dari tabung udara sama atau

lebih besar dari tekanan air dari bawah.

Agar air dibawah dapat naik lagi, maka diperlukan tekanan tambahan.

Tekanan tambahan ini didapat dari tumbukan air (water hammer).

Agar pompa aktif bergerak sendiri maka perlu mekanisme buka-tutup aliran

secara otomatis, yaitu dengan katup buang. Pada saat katup buang tertutup

karena tekanan/dorongan air maka air membalik dan terjadi water hammer.

Karena air di katup mengalir balik maka tekanan pada tutup berkurang, dan

karena dorongan pegas maka katup bergerak turun dan membuka. Setelah

terjadi water hammer dan katup buang terbuka, kembali air mengalir lewat

katup buang. Katup buang terangkat hingga kembali menutup aliran. Kembali

air mengalir balik dan terjadi water hammer. Sementara gerakan menutup

katup hantar berkontribusi pada tambahan tekanan air yang mengalir ke katup

buang.
2.2 Cara Kerja Pompa Hidram

Cara kerja pompa hidram terbagi dalam 4 siklus, untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini :

Gambar 2.1 Cara Kerja Pompa Hidram

Siklus kerja pompa hidram :

1. Pada saat air dialirkan pada pipa penggerak, maka air keluar melalui

katup buang karena katup tersebut pada posisi terbuka.

2. Kemudian beberapa saat kecepatan aliran pada pipa pengerak cukup

tinggi untuk mengangkat atau memberi gaya angkat pada katup

buang, maka katup secara cepat menutup. Dan akibat penutupan katup

buang secara tiba-tiba maka tekanan ait meningkat tinggi sehingga

membuka katup hantar, sehingga air masuk ke dalam tabung udara

dan menekan udara di dalamnya. Tekanan air yang terjadi relatif

tinggi sesuai dengan tekanan tumbukan air.

3. Pada siklus yang ketiga udara yang tertekan tinggi sesuai dengan

tekanan tumbukan air, kembali menekan balik air di dalam tabung dan
karena tekanan itu pula maka katup hantar tertiup sehingga air keluar

melalui pipa penghantar.

4. Pada saat katup hantar tertutup maka tekanan air pada pipa penggerak

akan cukup rendah sehingga katup buang akan membeli terbuka dan

siklus pertama terulang kembali dan seterusnya. Siklus ini dapat

terjadi 30 – 120 kali per menit tergantung kondisi head, besar aliran,

ukuran pompa hidram dan berat atau panjang langkah katup buang.

2.3 Karakteristik Pompa Hidram

Karakteristik pompa hidrolik ram atau hidram yang bekerja pada

keadaan tertentu dimana besar pipa inlet berubah-ubah, pipa outlet berubah-

ubah, dan tinggi pemasukkan tetap ternyata menunjukkan bahwa jumlah

denyutan katup limbah berbeda tiap-tiap dilakukan perubahan. Pompa

hidrolik ram yang dirancang dengan baik dapat bekerja baik pada semua

keadaan dengan pemeliharaan yang minimum.

Ukuran pompa hidrolik ram ditentukan oleh kapasitas yang

dikehendaki dan juga dibatasi oleh jumlah air yang tersedia untuk

menggerakkan pompa. Pompa harus dipasang serata mungkin untuk

meyakinkan bahwa katup limbah yang diberi beban dapat jatuh tegak lurus

ke bawah dengan gesekan sekecil mungkin. Pemasangan pipa juga harus

diperhatikan agar tidak ada belokan-belokan tajam atau sudut yang

mengurangi kekuatan aliran air. Beberapa hasil eksperimen juga

menunjukkan bahwa adanya ruang udara pada pompa hidram semakin

meningkatkan efisiensi pompa dalam mengalirkan air ke tempat yang lebih

tinggi.
Secara spesifik, menurut Direktorat Pengelolaan Air Departemen

Pertanian, daerah yang bisa memanfaatkan teknologi irigasi pompa Hidram

adalah memiliki ciri sebagai berikut :

1. Merupakan daerah sentra produksi pertanian yang memiliki potensi luas

lahan untuk dijadikan sebagai lahan pertanian beririgasi.

2. Di sekitar lokasi pengembangan, terdapat sumber air permukaan seperti

sungai dengan jumlah dan kualitas air yang memadai, terutama pada

musim kemarau.

3. Di lokasi pengembangan terdapat kelompok tani yang aktif.

4. Lokasi merupakan lahan milik petani dan sekaligus penggarap.

Sarat tersebut dimaksudkan agar sistem irigasi tersebut dapat digunakan

dan terpelihara dalam jangka panjang. Jika suatu daerah sudah memenuhi

sarat umum tersebut, maka pembangunan sistem irigasi dengan menggunakan

pompa hidram bisa dimulai.

2.4 Rancangan Konstruksi Pompa Hidram

Hydraulic ram yang ada telah dirancang kembali dan diperbaiki

berdasarkan pengalaman yang diperoleh di lapangan sampai ram dapat

bekerja baik pada semua keadaan dengan pemeliharaan minimum. Hydraulic

ram dibuat dari bahan pipa PVC.

2.4.1 Komponen Utama Pompa Hidram dan Fungsinya

Bagian-bagian utama yang menyusun pompa ini terdiri dari pipa

oulet, pipa inlet, tabung udara, katup buang, dan katup hantar. Bentuk

pompa hidram dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini :


1

Gambar 2.2 Pompa Hidram

Keterangan gambar :

1. Tabung udara
2. Pipa outlet
3. Katup penghisap
4. Katup pembuang
5. Pipa inlet

Beberapa ini komponen utama sebuah pompa hidram dijelaskan

pada uraian di bawah ini:

2.4.1.1 Tabung Udara

Tabung udara harus dibuat dengan perhitungan yang

tepat, karena tabung udara digunakan untuk memampatkan

udara di dalamnya dan untuk menahan tekanan dari siklus ram.


Selain itu, dengan adanya tabung udara memungkinkan

air melewati pipa penghisap secara kontinyu.

Jika tabung udara penuh terisi air, tabung udara akan

bergetar hebat, dapat menyebabkan tabung udara pecah. Jika

terjadi kasus demikian, ram harus segera dihentikan. Pendapat

dari beberapa ahli, untuk mengenai hal – hal diatas.

Bentuk pompa hidram dapat dilihat pada Gambar 2.2 di

bawah ini :

Gambar 2.3 Tabung udara

2.4.1.2 Pipa Ouput

Hidram dapat memompa pada ketinggian yang cukup

tinggi. Dengan pipa keluar atau pipa ouput yang panjang akan

menyebabkan ram harus mengatasi gesekan antara air dengan

dinding pipa. Pipa keluar atau pipa output dapat di buat dari

bahan apapun, termasuk pipa plastik tetapi dengan syarat bahan

tersebut dapat menahan tekanan air. Pada percobaan ini penulis

menggunakan selang sebagai pipa outlet. Daya angkat Pompa


Hidram diangkat vertical minimum adalah kira – kira dua kali

tinggi jatuh vertical.

Analisa Pengaruh Tinggi Jatuhan Air Terhadap Head

Pompa Hidram Pipa Masuk Pipa masuk adalah bagian yang

sangat penting dari sebuah pompa hidram. Dimensi pipa masuk

harus diperhitungkan dengan cermat, karena sebuah pipa masuk

harus dapat menahan tekanan tinggi yang disebabkan oleh

menutupnya katup pembuang secara tiba – tiba.

2.4.1.3 Katub Penghisap

Katup penghisap adalah sebuah katup satu arah yang

berfungsi untuk pembuangan air dari badan hidram menuju

tabung udara untuk selanjutnya dinaikkan menuju tangki

penampungan. Katup penghisap harus dibuat satu arah agar air

yang telah masuk ke dalam tabung udara tidak dapat kembali

lagi ke dalam badan hidram. Katup penghisap harus mempunyai

lubang yang besar sehingga memungkinkan air yang di pompa

memasuki ruang udara tanpa hambatan pada aliran.

Gambar 2.4 Katup Penghisap


2.4.1.4 Katup Pembuang

Katup pembuang merupakan salah satu komponen

terpenting pompa hidram, oleh sebab itu katup buang harus

dirancang dengan baik sehingga berat dan gerakkannya dapat

disesuaikan. Katup pembuang sendiri berfungsi untuk

mengubah energi kinetik fluida kerja yang mengalir melalui

pipa pemasukan menjadi energi tekanan dinamis fluida yang

akan menaikkan fluida kerja menuju tabung udara. Beberapa

desain katup pembuang yang sering digunakan diantaranya :

Gambar 2.5 Katup pembuang

Katup pembuang dengan beban yang berat dan panjang

langkah yang cukup jauh memungkinkan fluida mengalir lebih

cepat, sehingga saat katup pembuang menutup, akan terjadi

lonjakan tekanan yang cukup tinggi, yang dapat mengakibatkan

fluida kerja terangkat menuju tabung udara. Sedangkan katup

pembuang dengan beban ringan dan panjang langka lebih

pendek, memungkinkan terjadinya denyutan yang lebih cepat


sehingga debit air yang terangkat akan lebih besar dengan

lonjakan tekanan yang lebih kecil. Adapun bagian – bagian

sebuah katup pembuang dapat dilihat dari gambar dibawah ini :

33 2

4 5

Gambar 2.5 Bagian – Bagian Katup Buang

Keterangan gambar :

1. Tangkai katup, bahan yang digunakan baut.

2. Mur penjepit atas

3. Ring pemberat

4. Mur penjepit bawah

5. Karet

6. Reducer

2.4.1.5 Pipa Inlet

Pipa masuk atau pipa inlet dapat di buat dari bahan

apapun, termasuk pipa plastik tetapi dengan syarat bahan


tersebut dapat menahan tekanan air. Pada percobaan ini penulis

menggunakan pipa PVC.

2.5 Persamaan-persamaan pada Pompa Hidram

2.5.1 Persamaan Asas Bernoulli

𝑃1 𝑣12 𝑃3 𝑣32
+ + 𝐻 − 𝐻𝑙 = + + 𝐻3
𝜌𝑔 2𝑔 𝜌𝑔 2𝑔

Keterangan :

𝑃 = Tekanan pada titik nol yaitu tekanan atmosfir (0 N/m 2)

𝑃 = Tekanan pada titik 3 (N/m2)

𝑣1 = Kecepatan aliran pada titik nol (0) karena debit konstan (m/s)

𝑣3 = Kecepatan aliran pada titik 3 (0) karena aliran terhenti seiring

menutupnya katup limbah (m/s)

H = Tinggi air masuk (m)

𝐻𝑙 = Kerugiaan tinggi tekan (0 m)

H3 = Ketinggian katup limbah (0 m)

𝜌 = Massa jenis air (kg/m3)

𝑔 = Percepatan grafitasi (9,8 m/s2)

2.5.2 Tekanan

𝑃 = 𝜌. 𝑔 (𝐻 − 𝐻𝑙)

Keterangan :

𝑃 = Tekanan air keluar (N/m2)

𝜌 = Massa jenis air (kg/m3)

𝑔 = Percepatan grafitasi (9,8 m/s2)


H = Tinggi air masuk (m)

𝐻𝑙 = Kerugiaan tinggi tekan ( m)

2.5.3 Debit Air Keluar

𝐻 . 0,6 . 𝑄𝑠
𝑄𝑑 =

Keterangan :

Qd = Debit air keluar (m3/s)

H = Tinggi air masuk (m)

Qs = Debit air masuk (m3/s)

h = Tinggi air keluar (m)

2.5.4 Efesiensi

𝑄𝑠 . 𝐻
𝜂= 𝑥 100 %
(𝑄𝑠 + 𝑄𝑤)ℎ

Keterangan :

𝜂 = Efesiensi pompa hidram

Qs = Debit air masuk (m3/s)

Qw = Debit katup hisap (m3/s)

H = Tinggi air masuk (m)

h = Tinggi air keluar (m)

2.6 Peran Design Experiment pada Pompa Hidram

Design Experiment berperan penting dalam mengembangkan proses dan

dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam proses agar kinerja

proses meningkat. Design Experiment dapat didefenisikan sebagai suatu uji

dalam mengubah-ubah variable input (faktor) suatu proses sehingga bisa

diketahui penyebab perubahan output (respon).


Secara umum, tujuan Design Experiment adalah :

1. Menentukan variable input yang berpengaruh terhadap respon.

2. Menentukan variable input yang membuat respon mendekati nilai yang

diinginkan.

3. Menentukan variable input yang menyebabkan variasi respon kecil.

Design Experiment memerlukan tahap-tahap penting yang berguna agar

design mengarah pada hasil yang diinginkan. Berikut adalah langkah-langkah

melakukan Design Experiment :

1. Mengenali permasalahan.

2. Memilih variabel respon.

3. Menentukan faktor.

4. Memilih metode Design Experiment.

5. Melaksanakan Experiment.

6. Analisa data.

7. Membuat suatu keputusan.

2.6.1 Design Factorial

Design factorial yang digunakan pada analisa pompa hidram

adalah design factorial dengan menggunakan MiniTab. Design

factorial digunakan apabila experiment terdiri atas dua faktor atau

lebih. Design factorial memungkinkan kita melakukan kombinasi antar

level faktor. Kita memerlukan design factorial apabila interaksi antar

faktor mempengaruhi respon dan apabila menghilangkan interaksi antar

faktor mungkin mempengaruhi kesimpulan. Kemudian, kita

mengetahui bahwa design factorial lebih efisien dibandingkan design n


faktor karna bisa mendeteksi pengaruh perbedaan antar level faktor

pada saat bersamaan.

2.6.2 Membuat Design Factorial melalui MiniTab

MiniTab memberikan kemudahan dalam membuat desain, adapun

langkah-langkah membuat design factorial melalui MiniTab sebagai

berikut:

1. Pilih Stat > DOE > factorial > Create factorial design.

2. Pilih General full factorial design, isi number of factors.

3. Pilih Display available Designs.

4. Klik OK.

5. Pilih Designs.

6. Isi kolom Name dan Number of levels sesuai yang diinginkan.

7. Klik OK.

8. Klik tombol Factor dan isi level values.

9. Klik OK dan pilih options.

10. Hilangkan tanda cek dalam randomize runs.

11. Klik OK dan pilih results.

12. Dibawah Printed results, pilih summary table and design

table.

13. Klik OK.

14. Dalam kotak dialog create Factorial Design pilih tombol OK.

Setelah data dimasukkan worksheet, kita bisa menganalisis desain

faktorial yang dimasukkan secara manual dan yang dibuat melalui

MiniTab. Dalam aplikasi MiniTab ini hasil yang diinginkan yaitu

berupa grafik yang bisa membandingkan setiap hasil percobaan. Dalam


grafik tersebut akan terlihat variabel yang paling berpengaruh dalam

experiment tersebut.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Pompa Hidrolik Ram

Untuk memperlancar proses produksi pompa hidrolik ram, dibawah ini

terlihat diagram alir pembuatan pompa dari awal hingga akhir.

MULAI

STUDI LITERATUR

TEORI PEMBUATAN
DAN PERSAMAAN
YANG BERLAKU PADA
POMPA HIDRAM

PEMBUATAN POMPA HIDRAM

GAGAL
UJI
COBA

SELESAI

3.2 Alat dan Bahan


Pada proses pembuatan, pengujian, dan pengambilan data pompa hidram

terdapat beberapa alat dan bahan yang digunakan, yaitu :

3.2.1 Alat

Pompa hidram dibuat dengan menggunakan peralatan-peralatan

utama, antara lain mesin konvensional, alat perkakas, dan alat ukur.

Adapun peralatan yang digunakan selama pembuatan alat dan skripsi ini

adalah:

1. Gergaji Kayu

Gergaji kayu digunakan untuk memotong bahan yang terbuat

dari kayu, lihat gambar 3.1.

Gambar 3.1 Gergaji Kayu

2. Gergaji Besi

Pada proses pembuatan pompa hidram, gergaji besi digunakan

untuk memotong pipa pvc penyambung, lihat gambar 3.2.


Gambar 3.2 Gergaji Besi

3. Mesin Bor

Mesin bor digunakan untuk melubangi dop pipa yang terdapat

pada katup buang, lihat gambar 3.3.

Gambar 3.3 Mesin Bor

4. Kunci Pass

Kunci Pass digunakan untuk mengeratkan mur yang terdapat

pada batang katub buang, lihat gambar 3.4.

Gambar 3.4 Kunci Pass


5. Obeng

Obeng digunakan untuk mengencangkan baut yang terdapat pada

katup buang, lihat gambar 3.5.

Gambar 3.5 Obeng

6. Meteran

Meteran digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap bahan

yang akan digunakan, lihat gambar 3.6.

Gambar 3.6 Meteran

3.2.2 Bahan

Berdasarkan perencanaan bahan-bahan yang akan digunakan

dalam pembuatan pompa hidram adalah:

1. Pipa L PVC
Pipa L yang digunakan dalam pembuatan pompa hidram berjumlah

4 per pompa, lihat gambar 3.7.

Gambar 3.7 Pipa L PVC

2. Pipa T PVC

Pipa T yang digunakan dalam pembuatan pompa hidram berjumlah

5 per pompa, lihat gambar 3.8.

Gambar 3.8 Pipa T PVC

3. Pipa Socket

Pipa Socket yang digunakan dalam pembuatan pompa hidram

berjumlah 2 per pompa, lihat gambar 3.9.

Gambar 3.9 Pipa Socket


4. Pipa Penyambung

Pipa penyambung berfungsi sebagai penyambung antara pipa yang

satu dengan yang lainnya, lihat gambar 3.10.

Gambar 3.10. Pipa penyambung

5. Reducer Pipa

Reducer pipa dibutuhkan untuk transisi perubahan diameter ukuran

pipa, lihat gambar 3.11.

Gambar 3.11 Reducer Pipa

6. Dop Pipa PVC

Tutup pipa digunakan untuk menutup saluran pada ujung pipa

PVC, lihat gambar 3.12.


Gambar 3.12 Dop Pipa PVC

7. Klep Pipa

Klep pipa berfungsi sebagai penahan aliran air yang telah berada

pada pipa agar tidak kembali turun kebawah, lihat gambar 3.13.

Gambar 3.13 Klep Pipa

8. Baut panjang

Baut panjang digunakan sebagai batang pada katub buang, lihat

gambar. 3.14.
Gambar 3.14 Baut Panjang

9. Ring Baut

Ring baut pada pompa hidram difungsikan sebagai massa pemberat

pada katub buang, lihat gambar 3.15

Gambar 3.15 Ring Baut

10. Mur

Mur berfungsi untuk mengencangkan baut pada benda satu dengan

yang lainnya, lihat gambar 3.16.


Gambar 3.16 Mur

11. Skru

Skru digunakan untuk memegang dan memasang beberapa objek

bersama, lihat gambar 3.17.

Gambar 3.17 Skru

12. Lem pipa PVC

Lem pipa PVC berfungsi untuk merekatkan dan menyambungkan

pipa PVC, lihat gambar 3.18.

Gambar 3.18 Lem Pipa PVC

13. Selang Air Benang

Selang ini digunakan sebagai tempat air yang keluar dari pipa

outlet, lihat gambar 3.19.


Gambar 3.19 Selang Air Benang

14. Kayu Berukuran 7 meter

Kayu ini berfungsi sebagai tempat sandaran selang untuk

mengukur ketinggian, lihat gambar 3.20.

Gambar. Kayu Berukuran 7 meter

15. Tali

Tali ini berfungsi untuk mengikatkan selang pada kayu, lihat

gambar 3.21
Gambar 3.21 Tali

16. Ember

Ember pada proses pengujian pompa hidram berfungsi sebagai

tempat sumber air masuk, lihat gambar 3.22

Gambar 3.22 Ember

3.3 Hipotesa dan Desain Eksperimen Pompa Hidram

Pada percobaan alat pompa hidram ini penulis membahas tentang

pengaruh diameter pipa inlet dan diameter pipa outlet terhadap ketinggian air

keluar. Penulis menggunakan tiga variabel diameter pipa inlet sebesar 2”,

1,5” dan 1” dan tiga variabel diameter pipa outlet sebesar 1”, ¾” dan ½”.

Menurut hipotesa penulis, semakin besar pipa inlet maka semakin tinggi air

yang dihasilkan karena besarnya dorongan air yang masuk, dan semakin kecil
diameter pipa outlet maka semakin tinggi pula air yang dihasilkan karena luas

penampang yang kecil mengakibatkan air melaju dengan kencang.

Oleh karena itu penulis membuat empat percobaan untuk mengetahui

faktor mana yang paling berpengaruh terhadap ketinggian air yang dihasilkan.

Faktor nya yaitu :

Tabel 3.1 Faktor yang mempengaruhi Pompa Hidram

Diameter Diameter Ketingggian Air Keluar (m)


No. Pipa Inlet Pipa Outlet
(in) (in) Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
1 1 1
2 1 ¾
3 1 ½
4 1,5 1
5 1,5 ¾
6 1,5 ½
7 2 1
8 2 ¾
9 2 ½
BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISA

4.1 Proses Pengujian Pompa Hidram

Proses pengujian pompa hidram diawali dengan melakukan proses trial

dan error instalasi pompa hidram. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan

kinerja optimal pada pompa hidram tersebut. Selain itu, proses trial dan error

juga dilakukan untuk mengetahui kekurangan – kekurangan yang masih

terdapat pada pompa hidram tersebut, sehingga pada saat pengambilan data,

pompa hidram tersebut berada pada kinerja yang optimal.

Langkah pertama yang dilakukan yaitu melakukan pengujian

konfigurasi yang tepat pada katub limbah pada pompa hidram. Percobaan

pertama menggunakan katub buang buatan pabrik yang terbuat dari plastik.

Pada katub buang ini diberi massa tambahan, hasilnya, katub buang tidak bisa

berjalan secara otomatis, katub buang selalu terangkat dan tidak bisa turun.

Hal itu disebabkan karena berat katub buang lebih kecil dari tekanan yang

dimiliki air, sehingga tidak mampu melawan tekanan air.

Langkah selanjutnya yaitu, mengganti katub buang tersebut dengan

bahan yang terbuat dari kuningan, dengan sedikit modifikasi pada pada katub

tersebut. Pegas pada katub tersebut dihilangkan dan ditambah plat penahan

yang di bautkan dengan katup, plat penahan tersebut berada diatas katub

buang agar bisa menahan batang katub buang yang naik. Plat yang digunakan

yaitu plat tipis yang berukuran 3mm karena memiliki tegangan dan elastisitas
yang cukup tinggi dalam percobaan ini, sehingga batang katub tersebut bisa

naik turun dengan otomatis.

Pompa hidram tersebut bisa mengangkat air hingga 1,5 meter dengan

ketinggian air masuk setinggi 0,75m. Namun kondisi ini tidak bisa stabil.

Artinya pada saat proses tersebut, katub buang terhenti, dan harus dilakukan

perbaikan pada plat penahannya. Hal ini disebabkan karena semakin lama

katub buang beroperasi, elastisitas pada plat penahan akan semakin

berkurang, sehingga menyebabkan katub buang terhenti dalam beroperasi.

Langkah berikutnya yaitu dengan membuat katub buang manual

dengan menggunakan bahan pipa PVC, seperti pada gambar berikut :

Gambar 4.1 Katub buang manual

Karet katub yang berada di bawah terbuat dari karet sandal bekas.

Prinsipnya adalah diameter lingkaran karet tersebut dapat menutup dinding

buangan, sehingga dapat memperlancar arus air menuju tabung. Mur penjepit

atas-bawah digunakan untuk menghambat pergerakan karet katup agar tidak


berubah pada saat ada nya tekanan dari air. Untuk tangkai katup penulis

menggunakan baut panjang berukuran 10 cm, karena yang dibutuhkan bagian

bawahnya memiliki ulir dan mur, baut ini dapat dibeli di toko bangunan baut

panjang yang sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Pada percobaan yang dilakukan pada pompa hidram berukuran 1 inchi,

katub dapat berjalan dengan ditambah massa tambahan, yaitu ring pemberat

sebesar 50 gr, pada percobaan tersebut air bisa naik. Percobaan selanjutnya

pada pompa hidram berukuran 1,5 inch dan diberi ring pemberat 50 gr,

sehingga air bisa naik. Berikutnya dilakukan pada pompa hidram berukuran

2 inchi dengan ring pemberat seberat 50 gr, sehingga air bisa naik. Pada

proses ini diawali dengan memberi tekanan secara manual pada katub buang

tersebut sampai katub buang bisa berjalan secara otomatis.

Ketinggian sumber air dan volume air yang masuk dapat mempengaruhi

tinggi air yang keluar pada percobaan tersebut.

4.2 Proses Pengambilan Data

Pada proses pengambilan data pada pompa hidram ini, terdapat

beberapa langkah kerja yang dilakukan, yaitu :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Tetapkan ketinggian sumber air masuk pada percobaan pompa

hidram. Pada percobaan ini penulis menetapkan ketinggian air

masuk setinggi 0,5m. Jarak ketinggian dapat dilihat pada Gambar

4.2.
Gambar 4.2 Ketinggian Sumber Air

3. Gabungkan pompa hidram dengan ketinggian sumber air dengan

menggunakan pipa penyambung.

4. Pasang pipa outlet sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

Pada percobaan ini penulis menggunakan tiga variabel pipa outlet,

dengan ukuran 1/2in, 3/4in, dan 1in. Pipa outlet dapat dilihat pada

Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Pipa outlet

5. Untuk memudahkan mengukur ketinggian air keluar digunakan

kayu yang telah diberi ukuran dengan ketinggian ±7 meter. Pada


langkah ini pipa outlet diikatkan pada kayu dengan menggunakan

tali. Dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan 4.5.

Gambar 4.4 Proses Pengikatan Pipa Outlet pada Kayu

Gambar 4.5 Pipa Outlet pada Kayu

6. Masukkan air ke dalam sumber air. Dikarenakan pada proses

percobaan sulit ditemukan sumber air yang tinggi, jadi penulis

menggunakan ember untuk menampung air yang diangkat dari

sungai. Seperti pada Gambar 4.6.


Gambar 4.6 Pengisian Air pada Ember

7. Alirkan sumber air menuju pompa hidram agar pompa hidram dapat

bekerja.

8. Setting katup buang sampai katup dapat berjalan secara otomatis.

Dengan cara menekan katup buang secara manual menggunakan

tangan.

9. Setelah katup buang berjalan otomatis, amati air keluar sampai

ketinggian maksimal.

10. Catat ketinggian air maksimal yang mampu dicapai.

4.3 Analisa Biaya

4.3.1 Biaya Pembelian Bahan


Tabel 4.1 Biaya Pembelian Bahan

Nama Harga
No Nama Bagian Bahan Jumlah Total (Rp)
Satuan (Rp/unit)
1 Dop 1" PVC buah 3 Rp7.000 Rp21.000
2 Dop 1,5" PVC buah 5 Rp10.000 Rp50.000
3 Dop 2" PVC buah 1 Rp12.000 Rp12.000
4 Dop 4" PVC buah 3 Rp12.000 Rp36.000
5 Pipa 1" PVC m 3 Rp8.000 Rp24.000
6 Pipa 1,5" PVC m 3 Rp11.000 Rp33.000
7 Pipa 2" PVC m 3 Rp17.000 Rp51.000
8 Pipa 4" PVC m 2 Rp20.000 Rp40.000
9 Reducer 4x1 PVC buah 1 Rp15.000 Rp15.000
10 Reducer 4x2 PVC buah 2 Rp17.000 Rp34.000
11 Reducer 1 x1/2 PVC buah 3 Rp7.000 Rp21.000
12 Reducer 1x3/4 PVC buah 1 Rp7.000 Rp7.000
13 Reducer 1x1 PVC buah 1 Rp5.000 Rp5.000
14 Reducer 1,5x1/2 PVC buah 1 Rp8.000 Rp8.000
15 Reducer 1,5x3/4 PVC buah 1 Rp8.000 Rp8.000
16 Reducer 1,5x1 PVC buah 5 Rp10.000 Rp50.000
17 Reducer 2 x1/2 PVC buah 1 Rp9.000 Rp9.000
18 Reducer 2x3/4 PVC buah 1 Rp9.000 Rp9.000
19 Reducer 2x1 PVC buah 2 Rp11.000 Rp22.000
20 Reducer 2x1,5 PVC buah 3 Rp12.000 Rp36.000
21 Elbow 1" PVC buah 6 Rp5.000 Rp30.000
22 Elbow 1,5" PVC buah 6 Rp5.000 Rp30.000
23 Elbow 2" PVC buah 6 Rp5.000 Rp30.000
24 Tee 1" PVC buah 4 Rp5.000 Rp20.000
25 Tee 1,5" PVC buah 4 Rp5.000 Rp20.000
26 Tee 2" PVC buah 4 Rp5.000 Rp20.000
27 Selang 1" PVC m 7 Rp15.000 Rp105.000
28 Selang 3/4" PVC m 7 Rp12.000 Rp84.000
29 Selang 1/2" PVC m 7 Rp10.000 Rp70.000
30 Ember PVC buah 1 Rp50.000 Rp50.000
31 Kayu kayu batang 6 Rp8.000 Rp48.000
32 Katup 1" bronze buah 1 Rp75.000 Rp75.000
33 Katup 1,5" bronze buah 1 Rp180.000 Rp180.000
34 Katup 2" bronze buah 1 Rp360.000 Rp360.000
35 Ring Plat buah 48 Rp1.500 Rp72.000
36 Baut Besi buah 6 Rp8.000 Rp48.000
Jumlah Rp1.733.000

4.3.2 Biaya Pengerjaan


Biaya pembuatan merupakan biaya yang wajib dikeluarkan untuk

proses pengerjaan/perakitan mesin yang akan diproduksi, termasuk di

dalamnya upah tenaga kerja dan biaya listrik. Upah tenaga kerja secara

umum Rp. 20.000/jam.

1. Bor

Upah = waktu persiapan + waktu pengerjaan + waktu

penyelesaian

= 5 menit + 10 menit + 5 menit

= 20 menit

= 0,33 jam

Upah pekerja bor 1 jam = Rp. 20.000

Upah = 0,33 jam x Rp.20.000

= Rp. 6.600

2. Gergaji Tangan

Upah = waktu persiapan + waktu pengerjaan + waktu

penyelesaian

= 5 menit + 20 menit + 10 menit

= 35 menit

= 0,58 jam

Upah pekerja gergaji tangan 1 jam = Rp. 20.000

Upah = 0,58 jam x Rp.20.000

= Rp. 11.600

3. Biaya Listrik dari mesin bor

P = 1,6 kWh
V = 380 V

I =4A

Ptot = P x Waktu Biaya = Ptot x tarif

= 1,6 x 0,33 = 0,528 x Rp.960

= 0,528 kWh = Rp. 364

Total Biaya Pengerjaan = Rp. 18.564

4.3.3 Biaya Tak Terduga

Biaya tak terduga merupakan biaya yang sangat penting untuk

dianggarkan, karena kemungkinan kesalahan dalam pengerjaan

menuntut pergantian terhadap komponen yang harus diganti, serta

kemungkinan membengkaknya harga-harga material yang akan

dipakai.

Dalam hal ini biaya tak terduga dianggarkan adalah sebesar 20%

dari biaya produksi secara keseluruhan yaitu :

Biaya tak terduga = 20% x Rp. 1.751.564

= Rp. 350.300

4.3.4 Analisa Keuntungan

Analisa keuntungan adalah besarnya biaya produksi ditambah

biaya tak terduga dikalikan dengan 20%. Jadi, keuntungan yang diambil

adalah sebesar :

Keuntungan = (Rp. 1.751.564 + Rp. 350.300) x 20%

= Rp. 420.400
4.3.5 Harga Jual

Sehingga harga jual alat adalah sebesar :

Harga jual = Biaya Produksi + Biaya tak terduga + Keuntungan

= Rp. 1.751.564 + Rp. 350.300 + Rp. 420.400

= Rp. 2.522.264

4.3.6 BEP (Break Even Point)

 Fc (Fixed Cost)

Biaya tetap selama sebulan yaitu terdiri dari :

Biaya tetap pegawai = Rp. 1.500.000

Biaya transportasi = Rp. 500.000

Biaya asuransi = Rp. 250.000

Total = Rp. 2.250.000

 Vc (Variable Cost)

Biaya Bahan = Rp. 1.733.000

Biaya Pengerjaan = Rp. 18.564

Biaya tak terduga = Rp. 350.300

𝐹𝑐
𝐵𝐸𝑃𝑢𝑛𝑖𝑡 =
𝑃 − 𝑉𝑐
2.250.000
=
2.522.264−2.101.864

= 5,3 Unit

𝐹𝑐
𝐵𝐸𝑃𝑢𝑛𝑖𝑡 = 𝑣𝑐
1− 𝑝
2.250.000
=
2.101.864
1 − 2.522.264

= 𝑅𝑝. 14.062.500

Jadi, penulis akan balik modal ketika pompa hidram terjual

sebanyak 6 unit, dimana dalam 1 unit terdapat 3 variasi pompa hidram.

4.4 Perhitungan Pompa Hidram

4.4.1 Perhitungan pada Air

Diketahui :

Kecepatan air sungai = 25m/menit = 0,41 m/s

Kecepatan air terjun (h=10m) = 14 m/s

Kecepatan air tidak mengalir = 0m/s

𝜌 = 1000 kg/m3

𝑔 = 9,8 m/s2

H = 0,5 m

Vair = 67 L = 0,067 m3

s = 1,5m

t=2s

Jawab :

1. Kecepatan pada pipa 1 inchi dengan jarak 1,5 (vmax)


𝑠
v=
𝑡

1,5 𝑚
=
2𝑠
= 0,75 m/s

2. Kecepatan pada pipa 1 inchi dengan jarak 2


𝑠
v=
𝑡

2𝑚
=
2,8 𝑠

= 0,71 m/s

3. Kecepatan pada pipa 1 inchi dengan jarak 2,5 (vmin)


𝑠
v=
𝑡

2,5 𝑚
=
3,8 𝑠

= 0,65 m/s

4. mair = Vair x 𝜌

= 0,067 m3 . 1000 kg/m3

= 67 kg

5. wair = mair x g

= 67 kg . 9,8 m/s2

= 656,6 N

6. 𝑃 = 𝜌. 𝑔. 𝐻

= 1000 kg/m3 . 9,8m/s2 . 0,5m

= 4.900 N
𝑠
7. v =
𝑡

1,5𝑚
=
2𝑠

= 0,75 m/s
4.4.2 Tekanan pada Katup Buang (Ps)

Diketahui :

𝜌 = 1000 kg/m3

𝑔 = 9,8 m/s2

H = 0,5 m

𝑓 = 64/𝑅𝑒

Re = 2.300

Jawab :

𝐿𝑠. 𝑉𝑠 2
𝐻𝑙 = 𝑓
𝐷. 2. 𝑔

1,5𝑚 . (0,75 𝑚/𝑠)2


= 0,027
0,0254 𝑚 . 2. 9,81 𝑚/𝑠 2

= 0,045 𝑚

Kerugian tinggi tekan yang didapatkan sebesar 0,045 m, karena pada

desain pompa hidram menggunakan 4 elbow, maka kerugian tinggi

tekan sama dengan 0,18 m.

𝑃𝑠 = 𝜌. 𝑔 (𝐻 − 𝐻𝑙 )

= 1.000 kg/m3. 9,8m/s2 (0,5m – 0,045m)

= 4.459 N/m3

4.4.3 Debit Air Keluar (Q)

Diketahui :

H = 0,5 m

h = 2,5 m
Vember = 67 L = 0,067 m3

t1 = 119 s

t2 = 44 s

t3 = 32 s

Jawab :

𝑉𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟
𝑄𝑠1 =
𝑡1

0,067 𝑚3
=
119 𝑠

3
= 0,00056 𝑚 ⁄𝑠

= 0,56 𝐿⁄𝑠

𝑉𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟
𝑄𝑠2 =
𝑡2

0,067 𝑚3
=
44 𝑠

3
= 0,0015 𝑚 ⁄𝑠

= 1,59 𝐿⁄𝑠

𝑉𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟
𝑄𝑠3 =
𝑡3

0,067 𝑚3
=
32 𝑠

3
= 0,00209 𝑚 ⁄𝑠
= 2,09 𝐿⁄𝑠

𝐻 . 0,6 . 𝑄𝑠1
𝑄𝑑1 =

3
0,5 𝑚 . 0,6 . 0,00056 𝑚 ⁄𝑠
=
2,5 𝑚

3
0,000168 𝑚 ⁄𝑠
=
2,5

3
= 0,0000672 𝑚 ⁄𝑠

= 0,0672 𝐿⁄𝑠

𝐻2 . 0,6 . 𝑄𝑠
𝑄𝑑2 =

3
0,5 𝑚 . 0,6 . 0,0015 𝑚 ⁄𝑠
=
2,5 𝑚

3
0,00045 𝑚 ⁄𝑠
=
2,5

3
= 0,00018 𝑚 ⁄𝑠

= 0,18 𝐿⁄𝑠

𝐻 . 0,6 . 𝑄𝑠3
𝑄𝑑3 =

3
0,5 𝑚 . 0,6 . 0,00209 𝑚 ⁄𝑠
=
2,5 𝑚

3
0,000627 𝑚 ⁄𝑠
=
2,5

3
= 0,0002518 𝑚 ⁄𝑠
= 0,2518 𝐿⁄𝑠

4.4.4 Efesiensi (η)

Diketahui :

3
𝑄𝑠1 = 0,00056 𝑚 ⁄𝑠

3
𝑄𝑠2 = 0,0015 𝑚 ⁄𝑠

3
𝑄𝑠3 = 0,00209 𝑚 ⁄𝑠

3
Qw = 0,000038 𝑚 ⁄𝑠

H = 0,5 m

h = 2,5 (m)

Jawab :

𝑄𝑠1 . 𝐻
𝜂1 = 𝑥 100 %
(𝑄𝑠1 + 𝑄𝑤)ℎ

3
0,00056 𝑚 ⁄𝑠 . 0,5 𝑚
= 3 3 𝑥 100 %
(0,00056 𝑚 ⁄𝑠 + 0,000038 𝑚 ⁄𝑠 ) 2,5 𝑚

2
0,00028 𝑚 ⁄𝑠
= 2 𝑥 100 %
0,001495 𝑚 ⁄𝑠

= 18 %
𝑄𝑠2 . 𝐻
𝜂2 = 𝑥 100 %
(𝑄𝑠2 + 𝑄𝑤)ℎ

3
0,0015 𝑚 ⁄𝑠 . 0,5 𝑚
= 3 3 𝑥 100 %
(0,0015 𝑚 ⁄𝑠 + 0,000038 𝑚 ⁄𝑠) 2,5 𝑚

2
0,00075 𝑚 ⁄𝑠
= 2 𝑥 100 %
0,003845 𝑚 ⁄𝑠

= 19 %

𝑄𝑠3 . 𝐻
𝜂3 = 𝑥 100 %
(𝑄𝑠3 + 𝑄𝑤)ℎ

3
0,00209 𝑚 ⁄𝑠 . 0,5 𝑚
= 3 3 𝑥 100 %
(0,00209 𝑚 ⁄𝑠 + 0,000038 𝑚 ⁄𝑠 ) 2,5 𝑚

2
0,001045 𝑚 ⁄𝑠
= 2 𝑥 100 %
0,00532 𝑚 ⁄𝑠

= 20 %

4.5 Hasil Pengamatan

Pada hasil pengamatan penulis fokus pada variabel-variabel yang

dirubah. Terdapat dua variabel yang dirubah yaitu, diameter air keluar dan

ketinggian air masuk untuk membandingkan ketinggian air yang keluar.

Sketsa alir pompa hidram dapat dilihat pada Gambar 4.7.


Diameter air
keluar (d)

Ketinggian air masuk (H)

Ketinggian
air keluar (h)
Diameter air masuk (D)

Gambar 4.7 Sketsa Alir Pompa Hidram

A. Pengujian I :

Pengujian I dilakukan dengan kondisi pompa hidram sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Pengujian I

Massa h (m) Rata-rata


D d H Tambahan
No. Perco Perco Perco dari
(in) (in) (m) Katup
Buang baan 1 baan 2 baan 2 Percobaan
1 1 ½ 0,5 5 3,20 3,30 3,20 3,23
2 1 ¾ 0,5 5 2,90 2,90 2,80 2,86
3 1 1 0,5 5 2,00 2,00 2,00 2,00

Seperti pada gambar berikut :


Variabel yang
Variabel yang diganti
diganti

Gambar 4.8 Pipa inlet dan Pipa outlet pengujian I

Gambar 4.9 Pipa outlet pengujian I

B. Pengujian II :

Pengujian II dilakukan dengan kondisi pompa hidram sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Pengujian II

Massa h (m) Rata-rata


D d H Tambahan
No. Perco Perco Perco dari
(in) (in) (m) Katup
Buang baan 1 baan 2 baan 2 Percobaan
1 1,5 ½ 0,5 5 5,30 5,00 5,50 5,26
2 1,5 ¾ 0,5 5 4,90 4,90 5,00 4,93
3 1,5 1 0,5 5 4,50 4,50 4,40 4,46

Seperti pada gambar berikut :


Variabel
yang diganti
Variabel yang
diganti

Gambar 4.10 Pipa inlet dan Pipa outlet pengujian II

Gambar 4.11 Pipa outlet pengujian II

C. Pengujian III :

Pengujian III dilakukan dengan kondisi pompa hidram sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Pengujian III

Massa h (m) Rata-rata


D d H Tambahan
No. Perco Perco Perco dari
(in) (in) (m) Katup
Buang baan 1 baan 2 baan 2 Percobaan
1 2 ½ 0,5 5 5,70 6,00 5,80 5,83
2 2 ¾ 0,5 5 5,10 5,10 5,00 5,06
3 2 1 0,5 5 4,90 4,80 4,70 4,80

Seperti pada gambar berikut :


Variabel
yang diganti
Variabel yang
diganti

Gambar 4.12 Pipa inlet dan Pipa outlet pengujian III

Gambar 4.13 Pipa outlet pengujian III

Tabel 4.4 Data Hasil Pengujian

Diameter Diameter
Ketinggian Air Ketinggian air
No. Pipa Inlet Pipa Outlet
Keluar (m) keluar (Jika Hl = 0)
(in) (in)

1 1 ½ 3,23 3,41
2 1 ¾ 2,86 3,04
3 1 1 2,00 2,18
4 1,5 ½ 5,26 5,44
5 1,5 ¾ 4,93 5,11
6 1,5 1 4,46 4,64
7 2 ½ 5,83 6,01
8 2 ¾ 5,06 5,24
9 2 1 4,80 4,98

Hasil pengujian dapat ditampilkan dengan grafik karakteristik dengan

menggunakan aplikasi minitab14. Pada setiap variasi ukuran diameter pipa


inlet (D) dan variasi pipa outlet (d) akan disajikan faktor yang paling

berpengaruh terhadap ketinggian air keluar pada proses percobaan pompa

hidram tersebut.

4.6 Analisa Data

4.6.1 Pengolahan Data pada Minitab14

1. Pilih Stat > DOE > factorial > Create factorial design.

Gambar 4.14 Kotak dialog untuk membuat faktorial design

2. Pilih General full factorial design, isi number of factors.

3. Pilih Display available Designs.

Gambar 4.15 Kotak dialog Display Available Design

4. Klik OK.

5. Pilih Designs.
Gambar 4.16 Kotak dialog Create Factorial Design - Design

6. Isi kolom Name dan Number of levels sesuai yang diinginkan.

7. Klik OK.

8. Klik tombol Factor dan isi level values.

Gambar 4.17 Kotak dialog Create Factorial Design - Factors

9. Klik OK dan pilih options.

Gambar 4.18 Kotak dialog Options

10. Hilangkan tanda cek dalam randomize runs.

11. Klik OK dan pilih results.


Gambar 4.19 Kotak dialog untuk menampilkan hasil

12. Di bawah Printed results, pilih summary table and design

table.

13. Klik OK.

14. Dalam kotak dialog create Factorial Design pilih tombol OK.

15. Pilih Stat > DOE > factorial > Analize factorial design.

Gambar 4.20 Kotak dialog untuk mendefinisikan faktor pada

desain faktorial

16. Masukkan ‘Diameter Outlet (in)’ dan ‘Diameter Outlet (in)’

dalam kolom Factors.

17. Masukkan level faktor melebihi 2 level, pilih General full

factorial. Kemudian OK.

18. Pada kotak dialog, masukkan ‘Ketinggian Air Keluar (m)’ ke

dalam Respons.
Gambar 4.21 Kotak dialog untuk melakukan analisis desain

faktorial

19. Pilih Results.

Gambar 4.22 Kotak dialog Results

20. Pilih ANOVA table kemudian klik OK.

Gambar 4.23 Hasil ANOVA


21. Pilih Stat > DOE > factorial > Factorial Plots.

Centang pada Main Effect dan Interaction. Lalu klik OK.

22. Klik Setup pada main effect.

Gambar 4.24 Kotak dialog Factorial Plots – Main Effects

23. Dalam kotak Main Effects, masukkan Ketinggian Air Keluar di

bawah Responses.

24. Masukkan semua daftar pada kolom Available ke dalam kolom

Selected dengan mengklik >>. Lalu klik OK.

25. Lakukan hal yang sama pada Interaction.

26. Grafik akan muncul setelah klik OK.

Untuk mendapatkan grafik berubah 3 dimensi, dapat

digunakan analisa respone surface dalam aplikasi MiniTab, dengan

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pilih Stat > DOE > Response Surface > Create Response

surface design.

2. Dibawah Type of Design, pilih Central composite (2 to 9

Factors).

3. Dalam Number of Factors, pilih 3 melalui tanda


Gambar 4.25 Kotak Dialog Create Response Surface Design

4. Pilih Display Available Design

Gambar 4.26 Kotak Dialog Display Available Design

5. Dalam daftar jumlah pengamatan, pada baris Central Com-

posite full, pilih unblock dan pada kolom Factors, pilih 2.

Garis temu baris dan kolom adalah 13.

6. Klik OK

7. Dalam kotak dialog, pilih designs.

Gambar 4.27 Kotak Dialog Design

8. Dalam kotak dialog, pilih desain pada baris pertama, yaitu:


Gambar 4.28 Kotak Dialog Design baris pertama

9. Dibawah number of center point, pilih default.

10. Dibawah value of alpha, pilih default.

11. Dalam number of replicates, isikan 1.

12. Klik OK.

13. Dalam kotak dialog create response surface design, pilih

factors.

Gambar 4.29 Kotak Dialog Factors

14. Dibawah level define, pilih cube points.

15. Dibawah kolom Name, ganti nama factor A dengan nama

diameter inlet (inch), factor B dengan nama diameter outlet

(inch).

16. Klik OK.

17. Lalu pilih options.


Gambar 4.30 Kotak Dialog Options

18. Hilangkan tanda cek ( ) dalam randomize runs.

19. Klik OK.

20. Dalam Kotak dialog Create Response Surface Design, klik

OK.

Gambar 4.31 hasil Design response surface

21. Pilih stat > DOE > response surface > analyze response

surface design.
Gambar 4.32 Kotak Dialog Analyze Response Surface Design

22. Dibawah responses, masukkan variable ketinggian air keluar

(Meter).

23. Dibawah analyze data using, pilih coded unit.

24. Pilih graphs.

Gambar 4.33 Kotak Dialog Graphs

25. Dibawah residual plots, beri tanda cek (√) pada residuals

versus fits dan residuals versus ordered.

26. Pilih storage.

Gambar 4.34 Kotak Dialog Storage

27. Dibawah fits dan residuals, beri tanda (√) pada residuals.

28. Klik OK.

29. Dalam kotak dialog, klik OK.


30. Klik stat > DOE > response surface > contour / surface

plots.

Gambar 4.35 Kotak Dialog Contour/Surface Plots

31. Dalam kotak dialog, klik setup pada contour plots.

32. Isi kotak dialog responses dengan nama ketinggian air keluar

(Meter), lalu klik OK.

Gambar 4.36 Kotak Dialog Contour

33. Dibawah data display, pilih contour lines dan klik OK.

Gambar 4.37 Kotak Dialog Contour - Contours

34. Pada surface plots, klik setup.

35. Dalam kotak dialog contour / surface plots, Klik OK

36. Klik OK.


Outputnya ditampilkan dalam dua window graph seperti pada

gambar 4.37 dan 4.38.

Gambar 4.38 Plot Contour

Gambar 4.39 Plot Surface

4.6.2 Grafik Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel di atas, akan

disajikan berupa grafik untuk mempermudah dalam pembacaan dan

pengertian pembaca. Grafik yang akan ditampilkan berdasarkan data

yang diperoleh dari tabel hasil pengamatan sebelumnya. Percobaan

yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam satu variabel

untuk mendapatkan hasil yang valid pada hasil pengamatan, dari 3

kali percobaan tersebut dapat diambil nilai rata-rata dari tiap-tiap

variabel. Berikut grafik data pengukuran yang diperoleh :


1. Pengaruh Diameter Pipa Outlet terhadap Air Keluar

Gambar 4.40 Pengaruh Diameter Pipa Outlet terhadap Air Keluar

Gambar 4.41 Pengaruh Diameter Pipa Outlet terhadap Air Keluar


(Hl=0)

Berdasarkan gambar 4.40 di atas, dapat dilihat bahwa setiap

perubahan yang dilakukan pada diameter pipa outlet berpengaruh

terhadap ketinggian air keluar maksimal (m) seperti yang terlihat

pada grafik diatas. Pada diameter pipa inlet 1 inchi, 1,5 inchi, dan 2

inchi terjadi penurunan ketinggian air keluar maksimal apabila

ukuran diameter pipa outlet diperbesar dari ½ inchi ke ¾ inchi dan

dari ¾ ke 1 inchi. Hal ini disebabkan karena semakin besar ukuran

diameter pipa outlet pada pompa hidram tersebut, maka tekanan

yang dihasilkan akan semakin kecil, karena luas penampang pada

diameter pipa outlet berpengaruh terhadap tekanan yang dihasilkan.


Semakin besar luas penampang pada diameter pipa outlet, maka

tekanan yang dihasilkan akan semakin kecil, inilah yang

menyebabkan terjadinya penurunan ketinggian air keluar maksimal

apabila ukuran diameter pipa outlet diperbesar.

Perubahan diameter pipa outlet terhadap ketinggian air keluar

maksimal cukup berpengaruh, hal ini dapat dilihat pada grafik diatas.

Pada diameter pipa inlet 2 inchi terjadi penurunan ketinggian air

keluar maksimal ±0,8 meter, dan pada diameter pipa inlet 1,5 inchi

terjadi penurunan ketinggian air keluar maksimal ±1,1 meter,

sedangkan pada diameter pipa inlet 1 inchi terjadi penurunan

ketinggian air keluar maksimal ±1,2 meter. Jika dirata-ratakan

pengaruh diameter pipa outlet terhadap ketinggian air keluar

maksimal ±1 meter.

2. Pengaruh Diameter Pipa Inlet terhadap Air Keluar

Gambar 4.42 Pengaruh Diameter Pipa Inlet terhadap Air Keluar


Gambar 4.43 Pengaruh Diameter Pipa Inlet terhadap Air Keluar
(Hl=0)

Berdasarkan gambar 4.42 di atas, dapat dilihat bahwa setiap

perubahan yang dilakukan pada diameter pipa inlet berpengaruhi

terhadap ketinggian air keluar maksimal (m) seperti yang terlihat

pada grafik diatas. Pada diameter pipa outlet 1/2 inchi, 3/4 inchi, dan

1 inchi terjadi peningkatan ketinggian air keluar maksimal apabila

ukuran diameter pipa inlet diperbesar dari 1 inchi ke 1,5 inchi dan

dari 1,5 ke 2 inchi. Hal ini disebabkan karena semakin besar ukuran

diameter pipa inlet pada pompa hidram tersebut, maka tekanan yang

dihasilkan akan semakin besar, karena luas penampang pada

diameter pipa inlet berpengaruh terhadap tekanan yang dihasilkan.

Semakin besar luas penampang pada diameter pipa inlet, maka

tekanan yang dihasilkan akan semakin besar, inilah yang

menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian air keluar

maksimal apabila ukuran diameter pipa inlet diperbesar.

Perubahan diameter pipa inlet terhadap ketinggian air keluar

maksimal cukup berpengaruh, hal ini dapat dilihat pada grafik diatas.

Pada diameter pipa outlet 1/2 inchi terjadi peningkatan ketinggian


air keluar maksimal ±1,9 meter, dan pada diameter pipa outlet 3/4

inchi terjadi peningkatan ketinggian air keluar maksimal ±1,6 meter,

sedangkan pada diameter pipa outlet 1 inchi terjadi peningkatan

ketinggian air keluar maksimal ±2,4 meter. Jika dirata-ratakan

pengaruh diameter pipa inlet terhadap ketinggian air keluar

maksimal ±2 meter.

Grafik 4.44 Perbandingan Faktor Diameter Inlet dan Diameter Outlet

Terhadap ketinggian air keluar

Dari kedua analisa grafik diatas dapat dilihat bahwa pengaruh perubahan

diameter pipa outlet dan diameter pipa inlet berbanding terbalik terhadap

ketinggian air keluar maksimal. Semakin besar ukuran diameter pipa outlet

yang digunakan, maka ketinggian air keluar maksimal yang dihasilkan akan

semakin rendah. Sebaliknya, semakin besar ukuran diameter pipa inlet yang

digunakan, maka ketinggian air keluar maksimal yang dihasilkan akan

semakin tinggi.

Faktor yang paling berpengaruh terhadap ketinggian air keluar maksimal

yang dihasilkan berdasarkan pembahasan penulis yaitu perubahan ukuran

pada diameter pipa inlet, hal ini dapat dilihat pada gambar 4.44. dari kedua
faktor yang berpengaruh pada ketinggian air keluar pompa hidram, grafik

pengaruh diameter pipa inlet lebih curam jika dibandingkan dengan grafik

pengaruh diameter pipa outlet. Semakin curam grafik yang dihasilkan, maka

pengaruh yang dihasilkan akan semakin besar. Pada gambar 4.44 dapat dilihat

semakin besar diameter pipa inlet, maka ketinggian air keluar akan semakin

tinggi.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan Skripsi tentang “Rancang Bangun Pompa

Hidram dan Analisa Diameter Pipa Inlet dengan Diameter Pipa Outlet

terhadap Ketinggian Air Keluar” maka penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa :

1. Pompa Hidram berguna untuk menaikan air ke ketinggian yang

memanfaatkan tekanan arus air sebagai sumber tenaga tanpa

menggunakan listrik atau motor sebagai sumber tenaga.

2. Perubahan yang dilakukan pada diameter pipa inlet sangat berpengaruh

terhadap air keluar yang dihasilkan, apabila diameter pipa inlet semakin

besar maka air keluar juga akan semakin tinggi. Kedua faktor ini

berbanding lurus. Perbedaan yang terjadi pada diameter pipa inlet 1

inch dengan diameter 2 inch sebesar ±1,2 meter dengan menggunakan

pipa outlet berukuran yang sama yaitu 1 inch.

3. Perubahan yang dilakukan pada diameter pipa outlet sedikit

berpengaruh terhadap air keluar yang dihasilkan, apabila diameter pipa

outlet diperbesar maka air keluar akan semakin rendah. Kedua faktor

ini berbanding terbalik. Perbedaan yang terjadi pada diameter pipa

outlet 1/2 inch dengan diameter 1 inch sebesar ±1,2 meter dengan

menggunakan diameter pipa inlet yang sama yaitu 1 inch.

5.2 Saran
Dalam pelaksaan skripsi ini, penulis merasa bersyukur bahwa ilmu yang

diperoleh dibangku perkuliahan sedikit banyak membekali penulis dalam

melaksanakan pembuatan pompa hidram serta dalam pembuatan laporan ini.

Maka dari itu penulis akan memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi

pihak Politeknik Negeri Padang, yaitu sebagai berikut :

1) Pihak Politeknik Negeri Padang diharapkan dapat menambah wawasan

dan sumber informasi mengenai “Rancang Bangun Pompa Hidram dan

Analisa Diameter Pipa Inlet dengan Diameter Pipa Outlet terhadap

Ketinggian Air Keluar”

2) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini

dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi “Rancang Bangun

Pompa Hidram dan Analisa Diameter Pipa Inlet dengan Diameter Pipa

Outlet terhadap Ketinggian Air Keluar”


DAFTAR PUSTAKA

1) Budiyanto. 2009. Pengaruh Tinggi dan Diameter inlet terhadap

Kapasitas Pompa Hidram dengan Modal Simulasi Program Delphi.

Malang: Jurnal Flywheel. Vol. 2,No.2.

2) Hanafie, J., de Longh, H., 1979, Teknologi Pompa Hidraulik Ram, Pusat

Teknologi Pembangunan Institut Teknologi Bandung, Bandung.

3) Hicks, Tyler G. dan Edwards, T.W., 1996. Teknologi Pemakaian Pompa.

Erlangga. Jakarta.

4) Nieman G Bambang, Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Jakarta :

Erlangga, 2000

5) Panjaitan, D.O. and Sitepu, T., 2012. Rancang Bangun Pompa Hidram

dan Pengujian Pengaruh Variasi Tinggi Tabung Udara dan Panjang

Pipa Pemasukan Terhadap Unjuk Kerja Pompa Hidram. e-Dinamis,

2(2).

6) Ramdhani, Mohammad, 2008, Fisika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta

7) Setiyo, Muji, 2010, Mekanika Fluida, edisi 1, Peneerbit Alfabeta,

Bandung.

8) Siahaan, Parulian. 2013. Rancang Bangun dan Uji Eksperimental

Pengaruh Variasi Panjang Driven Pipe dan Diameter Air Chamber

terhadap Efesiensi Pompa. Medan: Jurnal Dinamis. Vol. II,No.12.

9) Sudjana, Prof..,DR.,M.A.,M.,Sc, Desain Dan Analisis Eksperimen, Edisi

IV, Penerbit Tarsito-Bandung, Bandung


10) Sularso & Suga, Kiyokatsu, Gambar Teknik III. Jakarta : Pradnya

Paramita, 2002.

11) Supardi dan Edi Santoso. 2015. Analisa Pengaruh Tinggi Jatuhan Air

terhadap Head Pompa Hidram. Surabaya: Jurnal Pengabdian LPPM

UNTAG Surabaya. Vol. 01,No.02.

12) Widarto, L., Sudarto, FX., 1997, Membuat Pompa Hidram, edisi 8,

Kanisius, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai