PROPOSAL
OLEH :
PROPOSAL
Oleh :
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diterima dan disetujui oleh tim penguji skripsi serta dinyatakan LULUS , dengan
demikian tugas akhir ini sah untuk melengkapi syarat – syarat mencapai gelar sarjana teknik
pada PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA,
Kepada :
Nama : Deni Ari Setiawan
NPM : 13322010
JUDUL : Rancang bangun meja dan kursi kafe berbahan dasar akar jati dengan aksesoris
kaca, payung serta finishing cat menggunakan metode pendekatan Quality Function
Deployment (QFD).
PERNYATAAN
iii
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan karunia, Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini untuk memenuhi persyaratan
mencapai derajat sarjana S1.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bantuan serta bimbingan
dari berbagai pihak, sehingga penyusunan tugas akhir ini berjalan dengan lancar. Dalam
kesempatan kali ini, penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak H.Budi Endarto, SH, M.Hum, selaku rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya
yang telah memberikan kesempatan menempuh pendidikan di Universitas Wijaya
Putra Surabaya.
2. Bapak Slamet Riyadi, ST.,MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra
Surabaya.
3. Bapak Onny Purnamayudhia,ST,SE,MM. selaku dosen pembimbing tugas akhir ini.
4. Bapak-ibu dosen yang telah bersedia memberikan masukan berupa kritik dan saran
serta guna tentang tugas akhir ini.
5. Ayahanda dan ibunda tercinta beserta seluruh keluarga dan kerabat yang telah
memberikan dukungan dan doanya.
6. Teman-teman seperjuangan Teknik Industri, terima kasih atas dukungan dan
bantuannya.
7. Partner tugas akhir ini yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas.
8. Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Komentar dan saran bagi perbaikan untuk penulisan yang akan datang sangat
penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
v
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
Nama :
Program Studi :
NPM :
Telp :
Alamat :
Judul tugas akhir :
Tanda Tangan
Konsultasi Bab Hari
URAIAN /MATERI BIMBINGAN Dosen
Ke Halaman Tanggal Pembimbing
10
11
12
13
14
vi
Ong Andre Wahyu,ST.,MT Onny Purnamayudhia ST,SE,MM.
Keterangan:
Setiap konsultasi kartu ini harap dibawa dan di tanda tangani oleh Dosen Pembimbing.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i
ABSTRAK .......................................................................................................................... x
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Skema Metodologi Penelitian
3.2 Metode Pengumpulan Data
3.3 Material Produk
3.4 Alat
3.5 Keselamatan Kerja
3.6 Biaya Operasional
viii
DAFTAR TABEL
ix
TABEL GAMBAR
x
Rancang bangun meja dan kursi kafe berbahan dasar akar jati dengan aksesoris kaca,
payung serta menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD).
Abstrak
Produk yang menjadi rancangan pada penelitian ini adalah “meja dan kursi kafe dari akar
kayun jati Grobogan” yang mengusung tema eksterior dengan bahan dasar akar kayu jati.
Kayu jati sendiri sangat tidak asing di telinga kalangan menengah ke atas maupun menengah
kebawah untuk di sulap menjadi berbagai macam desain furnitur dari meja, kayu, ataupun
lemari pada rumah tangga dan berbagai fungsi lainnya. Disamping memanfaatkan sisa
pemotongan pohon jati yang dilakukan di dusun Grobogan Kecamatan Sumberboto,
Jombang. Banyak furnitur dari bahan kayu jati yang di jadikan sebagai penambah nilai
artistik kafe atau taman, tapi tidak banyak pemilik kafe yang melihat bahwa ada yang lebih
indah nilai seninya dari kayu, yaitu akar (bonggol) kayu jati tersebut. Kami juga
memanfaatkan nilai seni dari Akar kayu jati tersebut dengan membuat produk “Meja dan
kursi kafe dari akar kayu jati Grobogan” dengan ditambahkan berbagai fitur lainnya yaitu
lampu LED dan stop kontak. Jadi tingkat kenyamanan dan kebutuhan pengguna akan meja
dan kursi ini akan terpenuhi dengan adanya stop kontak dan lampu penerangan yang
artistik. Pembuatan desain produk meja kafe ini dimulai dengan mengidentifikasi meja kafe
yang sudah ada di kampus Universitas Wijaya Putra. Penelitian yang digunakan adalah
xi
penelitian Quality Function Deployment (QFD).
xii
BAB I
Pendahuluan
Meja dan kursi akar jati ini dirancang dengan minimalis dan menampilkan kesan alami
yang membuat kita kembali ke alam karena adanya hiasan yang menyerupai topography
alam / bentang alam. Rancang bangun meja dan kursi akar jati ini dikhususkan untuk
perabotan kafe dan pertamanan yang memiliki nilai estetika dan nilai jual tinggi.
Jadi dengan adanya produk ini bisa menambah daya Tarik kafe dan taman kota
khususnya taman dan kafe Universitas Wijaya Putra Surabaya. Luas yang diperlukan oleh
meja ini adalah 3m² cocok untuk kafe dan taman kota.
Sementara itu pada saat ini sudah banyak perabotan atau perlengkapan kafe dan
taman berbahan dasar besi, plastic dan lain sebagainya yang kurang menarik dan kurang
eksotis.
Dalam hal ini perlu design meja dan kursi yang tidak hanya sebagai tempat duduk dan
meja makan biasa. Melainkan sebagai tempat bercengkrama yang aman dan nyaman,
serta memiliki nilai eksotik.
Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah penelitian Quality
Function Deployment (QFD). Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah
menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan.
13
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan proposal ini adalah rancang
bangun meja dan kursi kafe berbahan dasar akar jati dengan aksesoris kaca dan payung
menggunakan metode quality function deployment (QFD).
14
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan tugas akhir ini, dibagi ke dalam kebeberapa bab, yaitu:
BAB I. PENDAHULUAN
Menjelaskan pengumpulan data dan perancangan meja serta kursi berbahan dasar
akar pohon jati melalui metode pendekatan deskriptif kualitatif.
BAB V. PENUTUP
15
Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari analisis pemecahan masalah
maupun hasil pengumpulan data serta saran-saran perbaikan atas permasalahan yang
dibahas.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Industri kecil boleh dikatakan sebagai salah satu solusi masyarakat untuk tetap
bertahan dalam menghadapi krisis melalui pelibatan diri dalam aktivitas ekonomi
terutama usaha yang berkarakteristik informal (Nasikh, 2001:50). Menurunnya
pendapatan masyarakat tentu saja dapat mengurangi daya beli terhadap produk-produk
yang sebelumnya banyak di suplai oleh usaha berskala besar. Bukan tidak mungkin
produk-produk industri kecil justru menjadi substitusi bagi produk-produk usaha besar
yang mengalami kebangkrutan atau setidaknya masa masa sulit akibat krisis ekonomi.
Dengan demikian, kecenderungan tersebut merupakan respons terhadap merosotnya
daya beli masyarakat (Nasikh, 2005:940). Perkembangan industri kecil mebel di Pasuruan
selama ini masih tetap eksis walaupun terjadi krisis ekonomi global. Pengembangan
industri kecil mebel kayu jati di Pasuruan lebih diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan usaha. Kondisi saat ini, industri kecil mebel kayu jati Pasuruan masih
mengalami kendala, terutama kendala kelangkaan bahan baku kayu jati. Hal ini
disebabkan adanya pelarangan yang begitu ketat tentang illegal logging sehingga
pengrajin mebel sulit mendapatkan bahan baku ini. Kendala utama ini mulai diantisipasi
oleh Pemkab dan Pemkot Pasuruan melalui Manajemen Hutan Berbasis Masyarakat yang
sudah dimulai sejak tahun 2001. Selain itu, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh
industri kecil mebel antara lain: pemanfaatan teknologi yang masih kurang, kualitas
sumber daya manusia, permodalan dan pemasaran.
17
2.2 LANDASAN TEORI
2.2.1 DESAIN
Desain adalah suatu kegiatan manusia untuk menciptakan lingkungan dan khasanah
perbendaan buatan yang diolah dari alam. Didalam perkembangannya pengertian desain
ditafsirkan oleh berbagai kelompok dan beberapa pengertian yang perlu dicatat adalah :
" Design is the area human experience, skill and knowledge that reflects man's concern
with the appreciation and adaptation of his surounding in the light of his material and
spiritual needs. In particular, it relates with configuration, Composition, meaning,
value, and purpose in man-made fen omena".
Dari pengertian diatas jelaslah bahwa desain itu adalah bidang keterampilan,
pengetahuan dan pengalaman manusia yang mencerminkan keterikatannya dengan
"Desain adalah mencari mutu yang lebih baik, mutu material, teknis, performansi, bentuk
dan semuanya baik secara bagian maupun keseluruhan"
Salah satu software yang digunakan dalam pembuatan furniture meja kursi kafe adalah
18
SOLIDWORKS.
SOLIDWORKS adalah salah satu CAD software yang dibuat oleh DASSAULT SYSTEMES
digunakan untuk merancang part furniture atau susunan part furniture yang berupa
assembling dengan tampilan 3D untuk merepresentasikan part sebelum real part nya
dibuat atau tampilan 2D (drawing ) untuk gambar proses pembuatan furniture.
SolidWorks diperkenalkan pada tahun 1995 sebagai pesaing untuk program CAD seperti
Pro / ENGINEER, NX Siemens, I-Deas, Unigraphics, Autodesk Inventor, Autodeks AutoCAD
dan CATIA. dengan harga yang lebih murah. SolidWorks Corporation didirikan pada tahun
1993 oleh Jon Hirschtick, dengan merekrut tim insinyur untuk membangun sebuah
perusahaan yang mengembangkan perangkat lunak CAD 3D, dengan kantor pusatnya di
Concord, Massachusetts, dan merilis produk pertama, SolidWorks 95, pada tahun 1995.
Tampilan SolidWorks
Tampilan software SolidWork tidak jauh berbeda dengan software – software lain yang
berjalan diatas windows, jadi saya rasa tidak ada yang akan merasa aneh dengan tampilan
dari SolidWorks. gambar dibawah merupakan tampilan awal dari SolidWorks.
Templates SolidWorks
1. Part
Adalah sebuah object 3D yang terbentuk dari feature – feature. Sebuah part bisa
menjadi sebuah komponen pada suatu assembly, dan juga bisa digambarkan
dalam bentukan 2D pada sebuah drawing. Feature adalah bentukan dan operasi –
operasi yang membentuk part. Base feature merupakan feature yang pertama kali
dibuat. Extension file untuk part SolidWorks adalah .SLDPRT.
2. Assembly Adalah sebuah document dimana parts, feature dan assembly lain (Sub
Assembly) dipasangkan/ disatukan bersama. Extension file untuk SolidWorks
19
Assembly adalah .SLDASM.
3. Drawing Adalah tempates yang digunakan untuk membuat gambar kerja 2D/2D
engineering Drawing dari single component ( part ) mauun Assembly yang sudah
kita buat. Extension file Untuk SolidWorks Drawing adalah .SLDDRW.
2.2.2 KAYU JATI
Kayu Jati atau biasa disebut dengan Tectona Grandis masih family dari Verbenaceae.
Karakteristik dari kayu jati yang paling dikenal orang adalah karena keawetannya dan
daya tahannya terhadap perubahan cuaca dibandingkan dengan jenis kayu lain. Selain itu
pula karakter serat dan warnanya memiliki ciri khas tersendiri. Oleh karena itulah harga
kayu jati lebih mahal.
2.2.2.1 Pohon
Tinggi pohon bisa mencapai 50 meter dengan Ø hingga 1,2 meter. Umur pohon jati yang
ideal untuk mendapatkan kualitas terbaik adalah di atas 40 tahun. Kecepatan tumbuh
pohon jati relatif lambat sehingga densitas kayunya pun lebih baik. Untuk memperoleh Ø
40 cm dibutuhkan minimal 50 tahun masa tumbuh.
Coklat dan emas warna gelap pada kayu terasnya. Bagian kayu gubal berwarna krem atau
bahkan putih kecoklatan. Pada beberapa jenis kayu jati terdapat warna kemerahan pada
20
saat baru saja dibelah. Setelah beberapa lama di letakkan di udara terbuka dan terutama
di bawah sinar matahari, warna tersebut akan berubah coklat muda.
2.2.2.3 Densitas
pada level MC rata-rata 12%, densitas kayu jati berada pada kisaran 700 - 930 kg/m3.
2.2.2.4 Keawetan
Kayu Jati tergolong pada kayu dengan kelas awet I. Memiliki daya tahan yang kuat
terhadap jamur, busuk karena udara lembab atau serangan serangga. Kayu Jati juga
memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan suhu.
Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan minyak pada kayu Jati
membuat kekuatan Jati lebih baik dari jenis kayu yang lain.
2.2.2.5 Pengeringan
Beberapa manufaktur menggunakan cara pengeringan yang sedikit berbeda pada kayu
jati. Jika biasanya pada bentuk papan lembaran biasa masuk ke ruang pengering, mereka
melakukan dengan cara membentuk kayu menjadi komponen setengah jati ke dalam
ruang pengeringan. Disisakan sepersekian milimeter untuk proses amplas setelah
pengeringan. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan kayu jati adalah sekitar 14-25
hari dengan temperature maksimum 80 derajat Celcius.
Susunan serat kayu Jati yang kecil memudahkan proses mesin dengan hasil yang halus
dan rata. Bisa dihasilkan kepala kayu yang halus pada saat proses pemotongan melawan
arah serat. Karena kelebihan kayu Jati dari warna serat dan kelas awetnya, sebagian besar
produsen furniture atau pemakai kayu jati tidak melapiskan bahan finishing karena
lapisan minyak/lilin alaminya sudah merupakan bahan pengawet.
2.2.2.7 Sertifikasi
21
Saat ini konsumen (terutama di Eropa & Amerika) menuntut adanya sertifikasi pada
seluruh produk furniture dari kayu Jati. Di Indonesia kayu jati hanya bisa diperoleh/dibeli
dari Perum Perhutani, sebagai instansi pemerintah yang berkuasa penuh untuk
perawatan dan pengawasan distribusi kayu jati di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.
(http://www.tentangkayu.com/2008/12/kayu-jati-tectona-grandis.html)
2.2.3 KACA
Kaca adalah salah satu elemen penting dalam sebuah rumah dan bagunan baik rumah
tinggal, pertokoan, gedung bertingkat tinggi maupun rendah. Fungsi kaca sendiri selain
untuk pencahayaan alami, juga bisa sebagai pembatas ruang luar maupun dalam dan juga
digunakan sebagai fungsi estetika bangunan.
Untuk jenisnya kaca sebenarnya bermacam-macam jenisnya yang dapat digunakan untuk
bangunan maupun rumah tinggal. Namun lebih dikenal di masyarakat hanya sebatas kaca
bening, kaca rayben dan kaca cermin.
Ada pun jenis kaca yang digunakan pada produk ini yaitu :
Kaca ini juga sering disebut dengan kaca polos atau dalam istilah teknisnya adalah float
glass. Kaca ini tidak berwarna, memiliki permukaan yang sangat bersih, rata dan bebas
distorsi. Karena sifat kacanya yang tidak berwarna, jenis kaca ini memberikan tingkat
transmisi yang tinggi (lebih dari 90%) serta memberikan bayangan yang sempurna. Kaca
22
ini banyak digunakan untuk eksterior maupun interior bangunan, baik rumah tinggal
maupun gedung bertingkat. Namun kaca ini tidak direkomendasikan untuk ektserior
bangunan bertingkat karena kemampuan menahan panas matahari yang rendah.
Kaca ini juga dapat digunakan untuk perabot rumah tangga, misalnya lemari, table top,
dinding dekorasi, akuarium dan sebagainya. Ketebalan kaca ini bervariasi, yang umum
dipakai mulai dari 5mm, 6mm, atau 8mm. Pemilihan ketebalan kaca disesuaikan dengan
bentang kaca yang akan dipasang. Untuk rumah tinggal dan interior gedung, biasanya
digunakan kaca tebal 5mm, 6mm atau 8mm tergantung bentangnya.
(http://media.rooang.com/2015/01/6-jenis-kaca-untuk-rumah-yang-perlu-diketahui/)
2.2.4 PAYUNG
Payung Taman
Meja payung taman adalah furniture meja dan kursi yang dilengkapi dengan payung
sebagai pelindung dari panas matahari atau hujan. Payung diletakkan di tengah meja atau
didirikan terpisah di samping meja. Bentuk atau model payung taman sangat beragam.
Ada model payung lawa, model dengan sayap dan tanpa sayap. Kain payung taman pun
dapat terdiri dari banyak warna sesuai yang diinginkan. Rangka payung taman terbuat
23
dari bahan yang kuat tapi ringan, contohnya aluminium dan kayu. Sedangkan untuk
bentuk mejanya ada meja kotak atau bundar dengan bahan rangka dan top table meja
yang bermacam macam. Model dan bentuk kursi juga tersedia bermacam macam.
Payung taman memiliki beberapa fungsi dan manfaat, diantaranya sebagai pelindung dari
terik matahari dan menambah keindahan taman ataupun rumah.
Payung taman dapat ditempatkan dimana saja, di tepi kolam renang , halaman cafe ,
halaman minimarket , halaman kampus , area pemancingan , area tempat wisata dan area
tempat makan maupun di halaman rumah anda. Payung taman biasanya diletakkan di
tepi kolam renang dengan ditambah oleh meja dan kursi untuk bersantai. Pengunjung
dapat bersantai sambil beristirahat atau menikmati hidangan yang disajikan sambil
berteduh di bawah payung taman. Payung taman juga dapat diletakkan di depan cafe
untuk menambah keindahan sekaligus menambah kapasitas daya tampung cafe. Payung
taman juga sering kali ditempatkan di halaman depan minimarket sebagai sarana
beristirahat para pengunjung minimarket.(alumaga.ajl@gmail.com /
alumaga_ajl@hotmail.com)
Pengertian Kualitas
25
d. Conformance (kesesuaian), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan
operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
e. Durability (daya tahan), yaitu berapa lama produk dapat terus digunakan.
Quality Function Deployment (QFD) pertama kali dikembangkan di Negara Jepang pada
tahun 1996 oleh Dr. Yoji Akao. Definisi dari QFD sendiri menurut Dr. Yoji Akao adalah
suatu metode untuk mentransformasikan permintaan dari user menjadi sebuah design
quality untuk menyebarkan function forming quality dan menyebarkan metode-metode
untuk mencapai design quality ke dalam sistem, bagian komponen, dan elemen-elemen
spesifik dalam proses manufaktur. QFD didesain untuk membantu para perencana agar
dapat fokus pada karakteristik dari produk maupun layanan yang ada dari sudut pandang
segementasi pasar, perusahaan, atau kebutuhan pengembangan teknologi. QFD juga
sangat berguna untuk mentransformasikan Voice Of Customer (VOC) ke dalam
karakterisik engineering untuk sebuah produk atau service dengan memprioritaskan
karakteristik masing-masing produk atau service bersamaan dengan pengaturan target
pengembangan secara simultan untuk produk atau service tersebut.
Teknik utama dari QFD ini adalah dengan membuat grafik dan matriks.
Matriks Dasar
26
QFD harus dimulai dengan pemahaman tentang apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
customer. Pemahaman (whats) ini menjadi baris di dalam matriks, bertentangan dengan
kolom yang merepresentasikan proses supplier (hows) yang didesain untuk menyediakan
produk atau service agar mencapai keinginan konsumen.
Memperluas Matriks
Matriks sebelumnya sebaiknya diperluas kembali untuk membuatnya lebih berpotensi
untuk memiliki daya guna yang tinggi. Untuk dapat memperluas matriks ini tentu perlu
pemahaman lebih mendalam lagi mengenai apa yang dibutuhkan oleh customer. Matriks
seperti ini biasanya disebut juga dengan house of quality.
Pada bagian kanan digambarkan sebuah sales point dan area yang butuh
improvement. Bagian ini menggambarkan persepsi customer mengenai
tingkatan supplier dan kompetitor lainnya.
27
Matriks korelasi menampilkan bagaimana dampak dari hows x hows yang
ditambahkan di bawah matriks dasar. Ini akan menunjukkan parameter apa
yang mempengaruhi parameter lain dalam proses produksi supplier dan
konflik apa yang membutuhkan trade-off
Cascading Matrix
Sebagian besar QFD analisis hanya menggunakan house of quality saja. Namun untuk
lebih mendalam lagi, Anda dapat melakukan cascade pada matriks untuk mengidentifikasi
jejak dari customer requirements sampai ke parameter proses yang perlu dikontrol untuk
memenuhi kebutuhannya.
Pada gambar di atas, matriks pertama dicocokan dengan requirements dari customer
sebagaimana whats bertemu dengan hows. Kemudian pada matriks
berikutnya hows berubah menjadi whats sebagaimana chart design menampilkan fitur
yang berhadapan dengan hows yang menjadi bagian (parts) terpilih untuk
diimplementasikan. Bagian (parts) terpilih ini kemudian menjadi whats dalam matriks
ketiga yang diplot terhadap hows dari proses yang digunakan untuk membuat parts.
Akhirnya proses menjadi whats dalam matriks terakhir dimana hows adalah parameter
proses yang harus dikontrol.
Teknik apapun yang digunakan, baik itu cascading matrixes, house of quality, maupun
matriks dasar, QFD adalah sebuah proses intensif tenaga kerja. Pada dasarnya QFD
menginvestasikan waktu dalam perencanaan untuk mendapatkan keuntungan dengan
siklus pengembangan keseluruhan yang lebih pendek berdasarkan pada apa yang
diinginkan oleh customer. QFD juga akan meminimalisir kebutuhan untuk melakukan
redesign.
2.2.6.1 Definisi
28
Rancangan atau desain (Design) adalah dimensi yang unik, dimensi ini banyak
produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam periode waktu
tertentu.
Desain produk, atau dalam bahasa keilmuan disebut juga Desain Produk
29
dengan tahap produksi yang mengacu pada penawaran pasar.
innovation.
Gambar 2.1. Aliran aktivitas dari Model Need Pull Sumber : Ulrich, Eppinger (2001)
30
2. Mendorong Teknologi (Technology Push)
lain suatu produk atau teknologi baru didorong atau dijual ke pasar
31
Produk baru memerlukan kerjasama diantara pemasaran, operasi,
atau jasa baru diperlukan kombinasi dari kedua model pertama yaitu proses
technical- linking dan need-linking. Selain itu ada tiga elemen yang
cara: cara non- statistik dan cara kuantitatif. Cara non statistik menentukan
jumlah produk yang harus dibuat dan dijual dengan berdasarkan pertimbangan
data masa lalu untuk meramalkan jumlah produk yang ditawarkan atau dijual di
32
Aspek ini lebih memfokuskan pada berapa jenis produk yang diproduksi
memproduksi saus ABC, baterai ABC, kecap ABC, sehingga dengan adanya
Output fase perencanaan ini adalah pernyataan misi proyek yang nantinya
berdasarkan platform yang baru dan umum. Keluarga produk baru akan
pasar yang telah dikenal dengan satu atau lebih produk baru.
33
detail produk produk yang telah ada dalam rangka menjaga lini produksi
beberapa fase.
34
dengan kegiatan-kegiatan pengembangan teknologi dan penelitian tingkat
atau manajemen produk. Segera setelah proyek dipilih dan sumber daya
35
Formulasi dari suatu rencana produk dan pengembangan dari
proses berikut:
1. Mengidentifikasi peluang.
36
Langkah 1: Mengidentifikasi Peluang-Peluang
37
* Status teknologi yang muncul dilihat kembali untuk
memfasilitasi perpindahan teknologi yang tepat dari penelitian ke arah
pengembangan produk.
38
Langkah 2: Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek-proyek
portfolio proyek.
39
suatu pernyataan Visi dan misi dari produk yang akan dikembangLangkah
dan percobaan lebih jauh. Konsep adalah uraian dari bentuk, ungsi, dan
ekonomis proyek.
metode untuk
40
internal. Pohon klasifikasi dan Tabel Kombinasi kemudian digunakan
penyelesaian total.
1.Memperjelas Masalah
(Mengerti Masalah,
Dekomposisi Masalah,
Fokus pada Sub masalah
penting)
Sub Masalah
4. Menggali Secara
sistematis
(pohon klasifikasi, table
Konsep yang sudah ada kombinasi) Konsep Baru
A. Spesifikasi Produk
3. Menetapkan nilai target ideal dan nilai target marginal yang dapat
diterima untuk setiap matriks.
B. Pemilihan Konsep
membandingkan kekuatan dan kelemahan konsep dan memilih satu atau lebih
konsep untuk penyelidikan atau pengembangan lebih lanjut. Ada dua tahapan
dengan” (0), atau ”lebih buruk” (-) yang diletakkan di tiap sel matriks
lebih baik di antara konsep yang bersaing. Pada tahap ini diberikan bobot
perbandingan yang lebih baik dengan penekanan pada setiap kriteria. Pada
kasus ini direkomendasikan skala 1 sampai 5, ”sangat buruk” (1), ”buruk” (2),
Jumlah
(0)
Nilai
JumlahAkhir
(-)
Peringkat
43
Tabel 2.2.8.2. Matriks penilaian
konsep
Konse
Produk A Produk B p Produk C Produk
Kriteri Bobot Baru Nilai
Rating Nilai Rating Nilai Rating Nilai Rating
a
Atribut %
seleks
Tota
l
Lanjutkan
?
Sumber : Ulrich, Eppinger, 2001
C. Pengujian Konsep
44
4. Mengkomunikasikan konsep.
6. Menginterpretasikan hasil.
didefinisikan selama fase ini. Output pada fase ini biasanya mencakup
45
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk,
komponen yang dibuat dalam system produksi. Output dari fase ini
46
perakitan sesungguhnya. Prototipe beta dievaluasi secara internal dan juga
system produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah
47
Proses identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan bagian integral
48
Identifikasi kebutuhan pelanggan sendiri adalah sebuah proses
yang dibagi menjadi lima tahap (Ulrich dan Eppinger, 2001). Lima tahap
tersebut adalah:
dalam atribut (“cara”) yang dapat dipahami dan dilaksanakan oleh setiap
49
antara keinginan pelanggan dan produk. Penetapan hubungan inilah
pelanggan.
perusahaan.
50
perlu disebarkan.
Hubungan
antar a
hal-hal
yang
dapat
dilakuka n
Nilai-nilai sasaran
(atribut teknis)
Evaluasi teknis
berikut.
52
Membuat Dokumentasi untuk design
dokumentasi Mudah dimengerti
Menambah Informasi
menggunakan QFD, hal-hal kritis bisa diidentifikasi dan bisa dilihat dari
mengetahui apa yang dilakukan oleh divisi lain. Aktifitas ini bisa
baik.
53
QFD sangat fleksibel ketika ada informasi baru atau ada yang
operasi, seringkali hilang dan keluar dari konteks. Oeh karena itu,
54
Keingina Kebutuhan desain
Fase I
n
Perencanaan
produk
konsume
n
55
Tahapan perencanaan proses merupakan tahapan yang dilakukan saat
2.6 Kuesioner
tanpa ada bias pada responnya. Untuk itu, peneliti harus berusaha
56
2) Tentukan tipe metode wawancara.
sederhana.
57
pertanyaan, penggunaan produk dan pengalaman terdahulu
58
pernyataan positif dan negatif.
dengan kualitas baik dan penampilan yang menarik. Jika terdiri dari
59
banyak halaman sebaiknya dibuat dengan desain booklet daripada
skala
yang tersedia dengan skala ordinal atau skala Likert, yaitu menggunakan
tidak penting (bobot 1), tidak penting (bobot 2), sedang (bobot 3),
penting (bobot 4), dan sangat penting (bobot 5). Skala Likert
tingkat yang lebih tinggi dari penting, dan penting lebih tinggi daripada
60
sedang, dan seterusnya. Setelah data kuesioner didapatkan, maka data
atau andal
1. Pengukuran ulang.
61
(2.1)
dimana,
=keandalan instrumen
=jumlah butir
instrumen
=varian butir
=varian total
(2.2)
(2.3)
62
Dimana,
=jumlah total skor responden
=jumlah responden
Pengujian yang kedua adalah uji validitas. Uji validitas digunakan untuk
1) Validitas konstruk
2) Validitas isi
Validitas isi adalah suatu alat ukur yang ditentukan dari sejauh
mana isi suatu alat ukur itu mewakili semua aspek yang dianggap
65
3) Validitas kriteri
4) Validitas muka
product
(2.4)
(2.5)
(2.6)
Dimana,
66
=selisih antara data X dengan rata-ratanya
=jumlah data
dengan desain yang baik. Semua produk yang digunakan, dioperasikan, atau
desain terhadap suatu produk tertentu. Untuk mensi yaitu Ergonomik dan
Estetis.
1. Kebutuhan-kebutuhan Ergonomik
67
diperbaiki secara berkala, kemudahan perawatan menjadi penting.
2. Kebutuhan-kebutuhan Estetis
dan teknologi yang stabil sangat tergantung pada desainer industri untuk
68
- Seberapa penting gengsi kepemilikan, kesan dan mode? Persepsi
kesan yang tinggi. Pada akhirnya hal itu akan menciptakan perasaan
69
2.7.2 Faktor Manusia
maupun kaki yang diperlukan untuk melakukan kerja. Dalam hal ini mobil
komponen dan faktor yang penting serta menentukan dalam setiap sistem
berfungsi
haruslah dirancang secara sinkron dan terintegrasi satu dengan yang lain. Hal
70
menyangkut komponen (elemen) yang berada didalam sub-sistem
mesin, tetapi juga menyangkut manusia yang akan berinteraksi dengan sub-
(man-machine system). Oleh karena itu sangat mendasar sekali kalau seorang
sub-sistem yang perlu diselaraskan dengan sub-sistem mesin (produk) agar bisa
dengan karakteristik data fisiologik dan psikologik manusia yang nantinya akan
71
yang diperoleh nantinya akan berupa “resultant design” dari sebuah sistem
to the man). Kedua, seorang perancang produk harus juga menyadari bahwa
seperti apa yang dapat dikerjakan lebih baik oleh manusia (didasarkan oleh
dan disisi lain dengan menyadari segala kekurangan serta kelemahan manusia,
baik yang bersifat fisiologik maupun psikologik bisa dikembangkan melalui riset
mampu memenuhi tolok ukur efektif, efisien, nyaman, aman, dan sehat.
73
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
74
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengambilan data untuk penelitian ini adalah :
a. Metode Penelitian Lapangan
Penyimpulan data dengan melakukan penelitian langsung pada perusahaan dan
pelanggan yang menjadi objek penelitian ini dengan cara :
a) Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengalami
langsung objek yang akan di teliti.
b) Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara melakukan komunikasi
dengan pihak konsumen untuk mendapatkan data secara lebih mendalam.
Melalui wawancara ini dapat di peroleh informasi tambahan yang tidak
terjaring lewat tahap observasi.
75
3.3 Material Produk
Keterangan :
I. Pada bagian utama yaitu meja di fungsikan sebagai tempat untuk meletakkan
benda-benda dengan kaca berada di sisi kana kiri sebagai hiasan.
II. Pada bagian yang ke 2 yaitu payung sebagai pelindung meja dan kursi. Selain
itu payung bisa dibuka dan ditutup, sesuai keinginan.
Dengan mengacu pada gambar kerja dan konstrusi, maka dapat diketahui bahan dan
ukuran yang mengharuskan untuk dipatuhi. Pada pembuatan rangka meja kursi kafe ini
menggunakan beberapa bahan-bahan, diantaranya yaitu:
a. Akar Pohon Jati dengan diameter (1200 mm), ketebalan (80 mm)
b. Kayu Jati dengan diameter (70 mm), ketebalan (100 mm)
c. Pipa galvanis tipe hollow ukuran (60x60)mm
Panjang (800 mm)
d. Kaca ( transparan ) dengan ketebalan ( 0,5 mm )
Panjang (1000 mm x 2 )
e. Cat vernis dengan tipe dana gloss nc clear
76
3.4 Alat
Identifikasi alat dibutuhkan agar bisa mengetahui jenis-jenis alat apa saja yang
diperlukan dan digunakan berkaitan dengan proses pembuatan rangka meja dan kursi
dengan aksesoris kaca.
a. Roll meter
b. Mistar siku
c. Penggaris
d. Mesin Gerinda ( duduk, tangan, potong )
e. Mesin Bor
f. Kompresor udara
g. Mesin Gergaji
h. Mesin Pemaku
i. Mesin Penghalus
77
memakai masker pada saat pengerjaan pemotongan bahan. Hal itu dikarenakan
agar pekerja terhindar dari sisa pemotongan bahan yang berupa serbuk yang
biasa mengakibatkan gangguan dari sistem pernapasan.
b. Pengeleman
Pada proses pengeleman pekerja di anjurkan memakai masker pelindung dan
sarung tangan agar terhindar dari efek zat kimia yang terkandung dalam bahan
lem.
Dalam pembuatan produk yang bernama “ Meja dan Kursi akar pohon jati” ini
memerlukan biaya operasional dengan rincian sebagai berikut:
3. ukuran (60x60)mm
Kaca ( transparan )
dengan ketebalan ( 0,5
4. mm ),Panjang (1000 mm
x2)
5. Baut + Mur
78
6. Payung kafe
8. PakuTembak 3 cm
9. PakuTembak 2,5 cm
10. PakuTembak 2 cm
13. LemKuning
14. Lemputih
15. Cat
22. Dempul
28. Transportasi
Biaya pengerjaan/
29.
Operasional
Total Rp
79
80