Oleh :
NIM 1615071032
1
2
PENGARUH VARIASI DERAJAT DAN TINGGI
BUKAAN KATUP TERHADAP PERFORMANSI
SEPEDA MOTOR EMPAT LANGKAH
BERTEKNOLOGI INJEKSI
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Pendidikan Ganesha
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program
Sarjana Pendidikan Teknik Mesin
Oleh :
Gede Arya Dwi Parwata
NIM 1615071032
3
SKRIPSI
Menyetujui,
Dr. I Nyoman Pasek Nugraha, S.T., M.T I Gede Wiratmaja, S.T., M.T
NIP. 19770721 20064 1 001 NIP. 198810282019031009
4
Skripsi oleh Gede Arya Dwi Parwata
telah dipertahankan di depan dewan penguji,
Pada tanggal............
Dewan Penguji
5
Diterima oleh Panitia Ujian Fakultas Teknik dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Ganesha
Guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.
Pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Dr. Ketut Agustini, S.Si., M.Si. Dr. I Nyoman Pasek Nugraha, S.T., M.T.
NIP. 19740801 200003 2 001 NIP. 19791201 200604 1 001
Mengesahkan
Dekan Fakultas Teknik dan Kejuruan
6
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan karya tulis yang berjudul “Pengaruh Variasi
Derajat Dan Tinggi Bukaan Katup Terhadap Performansi Sepeda Motor
Empat Langkah Berteknologi Injeksi”, beser taseluruh isinya adalah benar –
benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan
dengancara - cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas
etika keilmuan dalam karya sayaini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya
ini.
Singaraja, 2021
Yang membuat pernyataan,
7
MOTTO
8
KATA PERSEMBAHAN
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang
Widhi Wasa atas anugrah dan karunia Nya yang diberikan, sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya.
Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin yang telah sabar mengajar,
Pembimbing Dr. l Nyoman PasekNugraha, S.T., M.T dan I Gede Wiratmaja,
S.T.,M.T yang selalu sabar memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan hingga
saya dapat menyelesaian skripsi ini dan dapat mengantarkan saya pada kelulusan.
Keluarga tercinta, Made Gina Astra (Ayah), I Jro Nyoman Nami (Nenek), yang
telah bekerja keras membiayai, memberikan semangat, kasihsayang, mendoakan
sehingga saya mencapai Sarjana Pendidikan
TerimaKasih
9
PRAKATA
Puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berupa moral maupun material dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan
2. Bapak Dr. I Gede Sudirtha, S.Pd., M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik
3. Bapak Dr. Kadek Rihendra Dantes, S.T., M.T, selaku Ketua Jurusan
10
5. Bapak I Gede Wiratmaja, S.T., M.T, selaku dosen Pembimbing II yang
doa.
9. Semua pihak yang tidak bisa di sebutkan satu per satu yang telah banyak
Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan masukan, saran dan kritik yang
bersifat membangun dari berbagai pihak guna menyempurnakan skripsi ini. Akhir
Singaraja,
Penulis
11
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
LEMBAR LOGO ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING iv
PRAKATA x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Pembatasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 7
1.7. Luaran Hasil Penelitian 7
12
2.5 Hipotesis Penelitian 24
DAFTAR RUJUKA
13
DAFTAR TABEL
14
DAFTAR GAMBAR
15
BAB I
PENDAHULUAN
memilih sepeda motor yang mempunyai tenaga besar, lincah di segala medan, irit
akan keunggulan yang terdapat pada alat transportasi yang mereka miliki, maka
kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Pada dunia industri otomotif
mesin yaitu seperti Throttel body racing, CDI racing dan ECU racing Noken as
memodifikasi atau lebih canggih yang sudah banyak dijual di pasaran, proses
komponen yang sudah diriset dan tidak boleh asal menggunakannya dalam
bukaan ktup (valve) dan tinggi bukaan pada katup (life) untuk memenuhi suatu
untuk menemukan suatu inovasi, khususnya pada motor bakar. Selain itu juga
16
panas di ubah menjadi energi mekanik. Energi panas dihasilkan dari pembakaran
dipengaruhi oleh nilai oktan bahan bakar yang digunakan pada campuran bahan
bakar dan udara yang masuk kedalam ruang bakar dan sistem pengapian yang
dengan meubah durasi pada camshaft menurut (Arrahman et al., 2017) yaitu
terdapat perubahan pada torsi, daya dan konsumsi bahan bakar dengan perubahan
yang sangat signifikan dengan angka yang di dapat lebih tinggi dari HP (horse
kinerja moto bakar, dimana peneliti melakukan pemetaan tinggi pada bukaan
katup yang paling efisien pada setiap putaran mesin dengan maksimal tinggi pada
katup yaitu 5mm pada intake dan 4.9mm pada exhaust dan angka tersebut yang
paling efektif digunakan untuk mesin putaran 5000rpm, dengan penurunan kadar
8
pada daya cukup kecil yaitu sebesar 2.74%, dan penurunan konsumsi bahan bakar
sebesar 0.71%.
separation angle terhadap daya dan torsi pada sepeda motor jupiter z 110cc”.
Tujuan yang di teliti oleh peneliti yaitu torsi,daya dan konsumsi bahan bakar.
Analisa yang di lakukan yakni Untuk konsumsi bahan bakar spesifik minimum
dari camshaft modifikasi dengan nilai LSA 101 drajat menghasilkan nilai 0,0375
kg/HP-jam pada putaran mesin 8000 RPM. Untuk camshaft standar dengan nilai
LSA 103 drajat, menghasilkan konsumsi bahan bakar spesifik minimum dengan
nilai nilai 0,0480 kg/HP-jam pada putaran mesin 9000 RPM. Hal yang dapat
camshaft adalah ketinggian dari pembukaan dan penutupan pada katup. Dengan
semakin banyaknya bahan bakar yang masuk keruang bakar dapat meningkatkan
proses pembakaran yang berakibat besarnya tenaga yang dihasilkan sepeda motor,
tetapi apabila tidak sesuai dengan waktu proses pembakaran maka jumlah bahan
bakar yang masuk akan terbuang sia-sia sebelum terbakar sempurna keluar
Maka disini peneliti ingin merubah suatu transportasi standar agar lebih
ringan atau lebih mengungguli dari mesin standar dan penggunaan mesin yang
sudah tua atau lama. Yaitu dengan cara memodifikasi suatu camshaft pada speda
motor berteknologi injeksi dan merubah dereajat bukaan pada katup (valve) dan
tinggi bukaan pada katup (valve), agar bukaan pada katup lebih cepat sebelum
piston menyentuh titik mati bawah dan tinggi pada katup merubah bahan bakar
9
yang masuk kedalam cylinder head lebih banyak sehingga menghasilkan daya
perubahan suatu teknologi, maka peneliti akan merubah suatu komponen atau
Dimana Camhsaft sangat berperan penting dalam mesin sepeda motor empat
langkah. Peneliti merubah suatu drajat bukaan pada katup (valve) dari bukaan
pad bukaan 12 drajat dengan tinggi katup 7,5mm, 15 derajat dengan tinggi katup
8mm dan 20 derajat dengan tinggi 8,5mm. Dalam variasi bukaan katup (valve),
adakah perbandingan daya dan torsi yang di hasilkan. Dimana, peneliti akan
bukaan drajat yang akan di modifikasi dan menambah daging pada bagian lift
pada Camshaft untuk menambah tinggi dari bukaan katup. Pada noken as standar
terdapat angka bukaan katup dengan angka 8 drajat dan tinggi bukaan katup
6,8mm. Makan akan dilakukan suatu variasi pada derajat tersebut dan tinggi
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas maka dapat ditarik
10
2. Terdapat kerusakan pada komponen atau kehausan pada performa mesin
volume 110cc,
2. Parameter unjuk kerja mesin yang akan diteliti yaitu perbadingan torsi, daya
3. Variasi bukaan katup dan tinggi bukaan pada katup di angka 12 derajat
dengan tinggi 7,5mm, 16 derajat dengan tinggi 8mm dan 20 derajat dengan
tinggi 8,5mm
4. Pengujian dilakukan dengan variasi putaran mesin 3.000 Rpm, 4.000 Rpm,
5. Parameter yang diuji dalam penelitian ini yaitu pada torsi, daya dan
11
1.4 Rumusan Masalah
berteknologi injeksi.
sebagai berikut :
katup dan tinggi bukaan katup pada daya mesin sepeda motor 4 langkah
berteknologi injeksi.
merubah derajat bukaan katup dan tinggi bukaan katup pada mesin speda
katup dan tinggi bukaan katup pada daya mesin sepeda motor 4 langkah
berteknologi injeksi.
12
1.6 Manfaat Penelitian
berikut :
sepeda motor injeksi dan kebutuhan bahan bakar pada speda motor 4
langkah.
langkah.
13
BAB II
KAJIAN TEORI
Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi termal menjadi
bahan bakar dan udara dalam bentuk kabut di dalam ruangan ruang bakar,
sehingga dapat melakukan kerja mekanik pada saat busi memercikan bunga api.
satu atau dua silinder. Di dalam ruang bakar itulah terjadi percikan pada busi yang
yang dihasilkan oleh proses tersebut mampu menggerakkan torak oleh batang
Mesin 4 langkah adalah mesin pembakaran dalam, yang dalam satu kali
1. Langkah Hisap
1. Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah
(TMB)
14
Langkah ini disebut langkah awal kerja mesin 4 langkah.
2. Langkah Kompresi
1. Piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA)
3. Langkah Usaha
2. Piston terlempar dari titik mati atas (TMA) menuju ke titik mati bawah
(TMB)
3. Katup inlet menutup, sebelum akhir langkah usaha, katup buang mulai
terbuka
4. Langkah Buang
Langkah buang mendorong gas sisa pada proses pembakaran keluar dari
ruang bakar menuju pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan sempurna
agar tidak ada gas sisa hasil dari pembakaran, dikarenakan sedikit saja terdapat
gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan
24
Gambar 2.1.
Siklus Kerja Mesin 4 Langah
(Sumber : Hery, 2021)
dalam untuk mencampur bahan bakar dan udara yang akan masuk kedalam ruang
dan udara lebih tepat karena teknologi injeksi menggunakan sensor udara yang
25
2.1.3 Throttel body
Throttel body adalah komponen sepeda motor yang merupakan bagian dari
sistem intake udara. Agar bisa berjalan dengan lancar, sepeda motor
tepat. Throttel body inilah yang berfungsi untuk mengatur jumlah udara yang
masuk ke mesin. bagian dari system pengatur asupan udara yang mengontrol
Gambar 2.2
Throttel body
(Sumber : Dokumen pribadi, 2021)
2.1.4 Camshaft
mengatur buka dan tutup pada katup (valve) dengan cara mendorongnya yang
disebut dengan (life) yang di gerakan dengan rantai kambrat (timing chain) yang
komponen ini mengatur buka dan tutup katup (valve) yang mempengaruhi
masuknya bahan bakar ke dalam ruang bakar untuk menghasilkan tenaga. Dimana
Camshaft akan berkerja optimal apa bila membuka katup (valve) pada waktunya
26
Gambar 2.3
Camshaf
(Sumber : Data pribadi, 2021)
Cam lift adalah tonjolan dari titik sentuh atas pada camshaf, dimana cam
lift ini berfungsi mengatur tinggi dari bukaan katup pada saat langkah
Cam lift
Gambar 2.4
Profil Poros
(Sumber : ,)
Profil Camshaft adalah titik sentuh utama pada Camshaft dan roker arm
yang mengatur drajat pada bukaan katup tersebut pada saat sebelum
27
lagkah hisap, dimana Camshaft tersentuh di bagian tengah Camshaft yg di
sebut profil.
Profi
Gambar 2.5
Poros Profil
(Sumber : , )
LSA merupakan pertemuan titik mati atas pada camshaf (lift) IN dan EX,
Gambar 2.6
Profil LSA Camshaft
(Sumber : , )
28
Menghitung LSA camshaft :
LSA = . . . . Derajat
saat katup in terbuka maka bahan bakar akan mengalir keruang bakar dan
sebaliknya, apabila katup ex terbuka maka akan terjadi langkah buang dari sisa
1. Katup intake
2. Katup exhaust
Katup exhaust adalah katup yang berfungsi pada saat langkah buang,
dimana katup ini akan terbuka untuk membuang sisa gas pembakaran.
29
Gambar 2.7
Katup (valve)
(Sumber : Dokumen pribadi, 2021)
Roker Arm adalah komponen penggerak katup pada mesin empat langkah
dimana sisi yang bersentuhan dengan camshaft dan jika mesin berputar maka
Roker arm akan menekan pada ujung katup sehingga katup terbuka di bagian
ruang bakar.
Gambar 2.8
Roker arm
(Sumber : Dokumen pribadi, 2021)
30
2.1.7 Piston
Piston adalah komponen yang berfungsi untuk menghisap bahan bakar dan
memampatkan bahan bakar. Piston akan bergerak dari titik mati bawah (TMB)
menuju titik mati atas (TMA), Dimana piston akan mengalami empat kali gerak
Gambar 2.9
Komponen piston dan piston
(Sumber : Dokumen pribadi, 2021)
2.1.8 Crankshaft
horizontal dari piston mengubah menjadi gerak rotasi. Crankshaft berputar 720
derajat untuk menghasilkan satu kali siklus pembakaran akan mengalami empat
31
Gambar 2.10
Crankshaft
(Sumber : Dokumen pribadi, 2021)
1. Torsi
Gaya tekan putar pada bagian yang berputar disebut torsi, sepeda motor
digerakkan oleh torsi dari crankshaft. Torsi adalah ukuran kemampuan mesin
untuk melakukan kerja, jadi torsi adalah suatu energi. Besaran torsi adalah
besaran turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan
dari benda yang berputar pada porosnya. Satuan torsi biasanya dinyatakan dalam
T = F x r ................................(2.1)
Dimana :
T : torsi (N.m)
F : gaya (N)
32
2. Daya
Daya motor adalah besarnya kerja motor selama waktu tertentu. Daya
dihasilkan dari proses pembakaran didalam silinder dan biasanya disebut dengan
daya indiaktor. Daya tersebut dikenakan pada torak yang bekerja bolak balik
didalam silinder mesin. Daya pada sepeda motor dapat diukur dengan
txN
p= ............................ (2.2)
5252
Dimana :
p : daya (hp)
p xV f x 3600
33
Dimana :
dapat memberikan hal-hal yang positif bagi peneliti. Kelebihan penelitian lain
emisi gas buang,daya, AFR, dan konsumsi bahan bakar yang di hasilkan
maksimum. Untuk putaran mesin 5000 RPM, kondisi campuran udara dan
34
Semakin meningkatnya putaran mesin di ikuti dengan pencampuran udara
dan torsi”. Metode penelitian ini yaitu merubah durasi noken as dari
standar pabrik yaitu 260º menjadi 280º dan 290º, sedangkan waktu
pengapian dirubah dari standar (0º) menjadi +15º dan -15º. Pengujian
pada penelitian ini yaitu durasi noken as (280º dan 290º) dan waktu
pengapian (+15º dan -15º). Variabel terikat pada penelitian ini adalah torsi
dan daya mesin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
respon daya dan torsi secara berurutan sebesar 0,005 dan 0,000, ini berarti
Sedangkan P-Value dari variabel waktu pengapian untuk respon daya dan
torsi secara berurutan sebesar 0,468 dan 0,299, hal ini berarti variabel
torsi.
“Pengaruh perubahan lobe separation angle terhadap daya dan torsi pada
35
sepeda motor jupiter z 110cc”. Tujuan yang di teliti oleh peneliti yaitu
konsumsi bahan bakar spesifik minimum dengan nilai nilai 0,0480 kg/HP-
jam pada putaran mesin 9000 RPM. Hal yang dapat menyebabkan
dihasilkan sepeda motor, tetapi apabila tidak sesuai dengan waktu proses
pembakaran maka jumlah bahan bakar yang masuk akan terbuang sia-sia
dimana katup hisap membuka 30° sebelum TMA dan menutup 50°
sesudah TMB, katup buang membuka pada 50° sebelum TMB dan
menutup 30° setelah TMA, dan camshaft ini memiliki angka lift katup
hisap 6,5 mm, lift katup buang 6 mm. Racing camshaft memiliki durasi
300° dimana katup hisap membuka 50° sebelum TMA dan menutup 70°
sesudah TMB, katup buang membuka 50° sebelum TMA dan menutup
30° sesudah TMA, lift katup masuk 7,5 mm dan lift katup buang 6 mm.
36
Racing camshaft menghasilkan kerja yang lebih baik, yaitu daya dan
torsi yang lebih besar serta irit dalam konsumsi bahan bakar daripada
0,090752 kg/kWh.
Pada penelitian ini peneliti ingin memberikan suatu treatmen atau sebuah
percobaan pada suatu eksperimen penelitian untuk mendapatkan suatu hasil yang
berikut.
ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.
prosedur dalam proses pengambilan data dari suatu eksperimen itu sendiri, serta
37
kerangka konseptual. Kerangka berfikir dari penelitian ini digambarkan dengan
diagram atau ishikawa diagram diperkenalkan oleh dr. Kaoru Ishikawa seorang
ahli pengendalian kualitas dari jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar.
Fishbone diagram akan mengidentifkasikan sebagai sebab potensial dari satu efek
mesin motor yang dimana di tunjukan dari beberapa faktor salah satunya adanya
hambatan medan magnet yang terjadi pada kabel koil busi yang menyebabkan
aliran arus listrik menurun. Jadi salah satu modifikasi yang dilakuan dapat
mengantiifikasi adanya medan magnet yang terjadi. Harapan yang diperoleh dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa adanya pengaruh perubahan yang
terjadi pada kabel kabel koil busi erta dapat diaplikaikan pada masyarakat
dari kebun, yang dimana dapat memeperbesar daya dan torsi sepeda motor serta
38
Mesin Manusia
KAJIAN
TEORI
Penggunaa camshaft yang Menganalisis
Dimodifikasi mnimbulkan durasi perbandingan torsi dan
2.1 Motor
timing pada drajat bukaan katup daya yang dihasilkan dari
Bakar camshaft yang di
menjadi lebih cepat
Motor modifikasi sudut drajat
Penggunaanbakarmesin yang pada bukaan katup dan
adalah
Sudah tua dan sering terjadi tinggi pada bukaan katup.
Penurunansuatu
performa mesin Drajat bukaan katup
mesin standar di angka 8 drajat
yang dan tinggi bukaan katup
menguba Kurang puasnya kinerja mesin 6,8mm. Maka akan di
modifikasi pada bukaan
h energi
Maka dilakukan katup dengan angka 12, 16
termal modifikasi dan 20 drajat dan tinggi
Agar mendapatkan hasil yang
menjadi bukaan katup di 7,5, 8 dan
Lebih maksimal memodifikasi camsaft standar
energi Pada mesin untuk meningkakan 8,5mm.
mekanik. Performa pada sepeda motor
motor
bakar
bekerja
dengan
memanfa
atkan
Metode Output
energi
campuran
bahan M
bakar dan
Gambar 2.5
udara Fishbone Diagram
dalam (Sumber : Data Pribadi,2021)
bentuk
kabut di
dalam
2.6 ruangan Hipotesis Penelitian
ruang
Berdasarkan kajian teori yang telah dibahas diatas, maka hipotesis dalam
bakar,
sehingga
penelitiandapat ini adalah sebagai berikut ;
melakuka
n kerja
1. Terdapat
mekanikpengaruh variasi dari derajat pada bukaan katup dan tinggi bukaan
pada saat
katupbusi terhadap torsi mesin speda motor 4 langkah berteknologi injeksi.
memercik
an bunga
2. Terdapat
api. Cara
pengaruh variasi dari derajat pada bukaan katup dan tinggi bukaan
kerja
katup motorterhadap daya mesin speda motor 4 langkah berteknologi injeksi.
bakar
menggun pengaruh vaiasi dari derajat pada bukaan katup dan tinggi bukaan
3. Terdapat
akan di
indonesia
katup terhadap konsumsi bahan bakar yang di hasilkan dari mesin speda motor
lebih
banyak
4 menggun
langkah berteknologi injeksi
akan satu
atau dua
silinder.
Di dalam
ruang 39
bakar
itulah
terjadi
percikan
BAB III
METODE PENELITIAN
dilakukan pada bulan Februari 2021 tempat untuk pengujian dilakukan di ruang
Tabel 3.1.
Jadwal penelitian
Pelaksanaan Tahun 2021
40
3.2 Rancangan Penelitian
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan pada
penelitian ini yaitu mode eksperimen. Metode penelitian eksperimen ini adalah
suatu cara untuk mencari sebab dan akaibat antara dua faktor yang sengaja di
bukaan pada katup (valve) dan tinggi (lift) bukaan pada katup terhadap
Dalam penelitian ini adalah sepeda motor Honda Scoopy injeksi 110cc.
memvariasikan derajat bukaan pada katup (valve) dan tinggi (lift) di angka 12
derajat dengan tinggi 7,5mm, 16 derajat dengan tinggi 8mm dan 20 derajat dengan
tinggi 8,5mm.
penelitian itu sendiri, juga suatu atribut dan sifat atau nilai orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Ada dua jenis variabel yaitu :
37
1. Variabel Independen
sedang di amati.
2. Variabel Dependen
Objek utama dalam penelitian ini yaitu Camshaft dengan cara merubah
derajat bukaan katup dan bukaan tinggi katup untuk meningkatkan torsi dan daya.
Tabel 3.2
Spesifikasi Mesin Sepeda Motor Honda Scoopy esp
(Http://spekmotor.blogspot.com, 2015)
Parameter Keterangan
Mesin 4 Langkah, SOHC dengan pendinginan udara,
eSP
Kelas 110
Volume langkah 108,2cc
Diameter X langkah 50 x 55,1 mm
Perbandingan kompresi 9,5 : 1
Daya maksimum 6,4 kw (8,7 PS/8000 rpm)
Torsi maksimum 9,1 N.m (0,93 kgf.m) / 6.000rpm
Tipe kopling Otomatis, sentifugal, tipe kering
Tipe tranmisi Otomisi, v-matic
37
3.6 Bahan dan Alat Penelitian
Alat yang akan digunakan untuk mengukur torsi dan daya yaitu dinamo
1. Stopwatch
Gambar 3.1
Stopwatch
(Sumber : Data Pribadi, 2021)
Stopwatch adalah alat untuk mengukur berapa lama waktu yang akan di
butuhkan untuk menghabiskan bahan bakar pada burret ukur pada saat
37
2. Burret ukur
Gambar 3.2
Burret ukur
(Sumber : Data Pribadi, 2021)
Burret ukur adalah alat untuk mengukur konsumsi bahan bakar dan buret
3. Tool set
Gambar 3.3
Tool set
(Sumber : Data Pribadi, 2021)
Tool Set adalah alat untuk membongkar dan memasang komponen pada
sepeda motor.
37
4. Daynotest
Gambar 3.4
Daynotest
(Sumber : Data Pribadi, 2021)
Daynotest adalah alat untuk mengetahui kinerja pada mesin atau menguji
5. Dial Indikator
Gambar 3.5
Dial Indikator
(Sumber : Data Pribadi, 2021)
Dial Indikator adalah alat untuk mengukur kerataan pada komponen atau
37
6. Busur Derajat
Gambar 3.6
Busur Derajat
(Sumber : Data Pribadi, 2021)
Busur Derajat adalah alat untuk mengukur ukuran derajat suatu objek.
Gambar 3.7.
Skema Instalasi Pengujian Daya, Torsi dan Konsusmsi bahan bakar
(Sumber : Dokumen pribadi,2021)
Keterangan gambar :
1. Monitor komputer.
2. Roller dynamometer.
3. Kabel tachometer.
37
Gambar diatas adalah skema pengujian torsi, daya dan konsumsi bahan
bakar, mesin sepeda motor yang akan diuji akan di naikkan ke dynotest. Data
informasi perubahan torsi dan daya pada setiap putaran mesin akan di tampilkan
cara memperhatikan perubahan jumlah konsumsi bahan bakar pada baret ukur di
bagi dengan berapa lama waktu yang di butuhkan pada bahan bakar tersebut
dimodifikasi
37
3. Mulai membuka throttel gas sampai putaran RPM yang akan di uji dan
data atau grafik akan terlihat di layar monitor yang terhubung pada
dynotest
5. Data torsi dan daya yang di ukur akan terlihat di layar monitor
6. Menyimpan hasil pengujian torsi dan daya, data yang di dapat berupa
tabel grafik perubahan torsi dan daya pada setiap putaran mesin
tertentu.
2. Atur putaran mesin di 3.000 Rpm, 4.000 RPM, 5.000 RPM, 6.000
gunakan pada buret ukur dan berapa waktu yang di hasilkan agar
37
3.7.3 Pengolahan Data Penelitian
yang didapat oleh peneliti, maka hasil yang di dapat berbentuk grafik dan
tabel.
berikut :
3.8.1 Observasi
3.8.2 Dokumentasi
teknik penelitian diskriptif kuantitatif dengan cara mengolah data hasil observasi
Selanjutnya data hasil uji dimasukan ke dalam tabel. Jika sudah semua terpenuhi,
maka hasil data tersebut akan di analisis dengan menggunakan grafik, sehingga
dari grafik dapat ditarik kesimpulan hasil pengujian pada Camshaft yang
37
dimodifikasi. Kemudian hasil rata-rata dari 9 kali pengujian dalam 3 variasi,
selanjutnya dilakukan perbandingan data dari grafik dan hasil konsumsi bahan
derajat dengan tinggi 7,5mm, 16 derajat dengan tinggi 8mm dan 20 derajat dengan
tinggi 8,5mm.
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji dynotest bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan data-data pada setiap hasil dari uji dynotest
tersebut. Pada dasarnya tujuan uji dynotest yakni ingin mengetahui perbandingan
37
3.10 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
Mulai
Kajian teori
Variasi Camsaft
Data Hasil
Penelitian
Tidak
Analisa Data
Ya
Selesai
Gambar 3.8
Diagram alir proses penelitian
(Sumber : Dokumen Pribadi.2020)
37
3.11 Rancangan Pengambilan Data Penelitian
Tabel 3.3
Rencana Pengambilan Data Penelitian
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2021)
Y1 Y2 Y3 Y1 Y2 Y3 Y1 Y2 Y3 Y1 Y2 Y3
4000 rpm
5000 rpm
6000 rpm
7000 rpm
8000 rpm
Keterangan :
Y1 : Daya (watt)
Y2 : Torsi (Nm)
37
BAB IV
camshaft 12˚ dengan bukaan katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan bukaan katup lift 8mm
dan 20˚ dengan bukaan katup lift 8,5mm, interval putaran mesin 1000 RPM
seperti bisa terlihat pada tabel 4.1 dan 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.1
Data Pengujian Torsi Dari Putaran Mesin 3.000 RPM Sampai Dengan 8.000 RPM
( Sumber : Pengamatan dan perhitungan pribadi, 2021)
37
8.000 1 8.17 5.92 6.70 6.98
2 5.77 6.02 10.71 5.92
3 7.52 5.92 10.71 6.02
Rata-rata 7.15 5.95 9.37 6.30
mesin antara variasi camshaft 12˚ dengan tinggi katup lift 7,5mm, 16˚ dengan
tinggi katup lift 8mm dan 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5mm pada variasi putaran
mesin 3.000 RPM sampai dengan 8.000 RPM dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Data Rata-rata Torsi Dari Putaran Mesin 3.000 RPM Sampai 8.000 RPM
(Sumber : Pengamatan dan Perhitungan Pribadi, 2021)
Berikut adalah penjabaran data tabel rata-rata torsi pada tabel 4.2 dalam bentuk
50
Grafik Torsi Yang Dicapai Pada Setiap Variasi Derajat
Camshaft
18 Camshaft
Standar 8˚ dengan
16
lift 6,3mm
14
Modifikasi
12
Camshaft12˚ dengan
Torsi (Nm)
10 lift 7,5mm
8 Modifikasi Camshaft
6 16 ˚dengan lift 8mm
4
2 Modifikasi Camshaft
0 20˚ dengan lift
3000 4000 5000 6000 7000 8000 8,5mm
Putaran Mesin (RPM)
Gambar 4.1
Grafik Perbandingan Torsi Dengan Putaran Mesin
(Sumber : Pengamatan dan Perhitungan Pribadi, 2021)
Gambar 4.1 menunjukan hasil pengujian torsi pada kinerja mesin motor
berteknologi injeksi, dalam pengujian ini torsi didapatkan dari variasi bukaan
camshaft 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5mm pada putaran mesin 3.000 RPM
sebesar 15.68 Nm, pada camshaft 16˚ dengan tinggi katup lift 8 mm torsi yang
hasilkan sebesar 10.94 Nm pada putaran 3.000 RPM, pada hasil pengujian
camshaft 12˚ dengan tinggi katup lift 7,5 torsi yang di hasilkan tertinggi sebesar
9.53 Nm dalam putaran mesin 3.000 RPM, sedangkan hasil dari pengujian standar
menghasilkan torsi tertinggi 8.38 Nm pada putaran 3.000 RPM. Dalam hal ini
diakibatkan oleh salah satu sebab dari putaran rasio automatic pully primer lebih
rendah dengan pully sekunder yang menyebabkan awalan pada motor mesin
50
Torsi tertinggi didapatkan pada variasi camshaft 20˚ dengan tinggi katup
lift 8,5mm sebesar 15.68 Nm, dengan ini penjelasan diakibatkan karena bukaan
katup lift yang lebih tinggi dari standar megakibatkan dalam pencampuran bahan
bakar pada ruang bakar semakin banyak masuk pada ruang bakar untuk letupan
awal dari langkah motor mesin tinggi sehingga torsi yang di hasilkan lebih tinggi
dan dimana pengaruh dari camshaft derajat pada bukaan katup lift akan
memperlambat tutup dari durasi katup pada saat menututup dibandingkan dengan
derajat bukaan standar, dimana durasi dari katup lift pada saat terbuka dan bahan
bakar lebih banyak masuk kedalam ruang bakar. Dari data diatas dapat terlihat
katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan tinggi katup lift 8 mm dan 20˚ dengan tinggi katup
lift 8,5 mm, disebabkan karena semakin tinggi bukaan katup lift dengan
banyaknya bahan bakar yang masuk dalam ruang kompresi yang menjadi
torsi tinggi yang terjadi, serta karena adanya peningkatan kompresi dinamis secara
memvariasikan camshaft standar pada durasi 260˚ dimana katup hisap 30˚
sebelum TMA dan menutup 50˚sesudah TMB, camshaft racing memiliki 300˚
dimana katup hisap 50˚sebelum TMA dan menutup 70˚. Pada hasilnya camshaft
50
4.1.2 Data Hasil Perbandingan Daya
camshaft 12˚ dengan bukaan katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan bukaan katup lift 8mm
dan 20˚ dengan bukaan katup lift 8,5mm, interval putaran mesin 1000 RPM
Tabel 4.3
Data Pengujian Daya Dari Putaran Mesin 3.000 RPM Sampai Dengan 8.000 RPM
( Sumber : Pengamatan dan perhitungan pribadi, 2021)
50
Dari pengambilan data daya mesin sebanyak 3 kali pengulangan
mesin antara variasi derajat camshaft 12˚ dengan tinggi katup lift 7,5mm, 16˚
dengan tinggi katup lift 8mm dan 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5mm pada variasi
putaran mesin 3.000 RPM sampai dengan 8.000 RPM dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Data Rata-Rata Daya Dari Putaran Mesin 3.000 RPM Sampai 8.000 RPM
(Sumber : Pengamatan dan Perhitungan Pribadi, 2021)
Berikut adalah penjabaran data tabel rata-rata daya pada tabel 4.4 dalam bentuk
50
Grafik Daya Yang Dicapai Pada Setiap Variasi Derajat
Camshaft
10 Camshaft
9 Standar 8˚ dengan lift
8 6,3mm
7 Modifikasi Camshaft
Daya (Hp)
Gambar 4.2
Grafik Perbandingan Daya Dengan Putaran Mesin
(Sumber : Pengamatan dan Perhitungan Pribadi, 2021)
mesin (RPM), daya yang dihasilkan semakin menurun diakibatkan oleh torsi yang
dihasilkan tinggi dari putran rendah, serta adapun terjadinya peningkatan daya
pada RPM tinggi, disebabkan oleh adanya hasil torsi yang stabil ataupun
peningkatan dalam meningkatnya sebuah putaran mesin (RPM). Data hasil daya
dengan perbedaan variasi derajat camshaft dengan tingkat bukaan katup lift
berbeda dapat dibacakan sebagai berikut yang tertera pada grafik diatas : variasi
pada camshaft 12˚ dengan tinggi katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan tinggi katup lift 8
mm dan 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5 mm serta dengan keadaan standar.
Dimana pada variasi 20˚ mendapatkan daya yang tertingg sebesar 8.8 HP pada
putaran mesin 3.000 RPM, dibandingkan dengan daya yang didapatkan pada 16˚
dengan tinggi katup 8 mm, sebesar 8.2 HP pada putaran mesin 6.000 RPM dan
daya yang dihasilkan pada camshaft 12˚ dengan tinggi katup lift 7,5 mm sebesar
50
7,6 HP pada putaran 4.000 RPM serta dengan penggunaan standar 7,2 HP pada
4.000 RPM.
katup lift 8,5 mm mendapatkan daya tertinggi pada putaran rendah dikarenakan
banyaknya bahan bakar yang tertuang pada ruang bakar dalam proses pembakaran
terjadinya peningkatan dalam putaran mesin rendah. Disamping itu dalam variasi
camshaft 16˚ dengan tinggi katup lift 8 mm menghasilkan dalam putaran mesin
tinggi, daya meningkat dikarenakan dalam proses teknologi mesin injeksi salah
satu sistem pengapian serta konsumsi bahan bakar di atur oleh sistem ecu yang
Berdasarkan hasil pengujian torsi dan daya dengan variasi derajat camshaft
12˚ dengan tinggi katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan tinggi katup lift 8 mm dan 20˚
dengan tinggi katup lift 8,5 mm dapat dilihat bahwa, daya mengalami kenaikan
dan penurunan disetiap percobaan dapat dilihat dalam tabel diatas. Terlihat
beberapa faktor. Dapat dilihat dari setiap masing-masing pengujian serta putaran
mesin (RPM), faktor ini di karenakan oleh perbedaannya bukaan katup lift derajat,
masuknya bahan bakar pada ruang bakar hingga mencapai waktu titik proses
pembakaran berbeda, adapun juga dalam mesin yang berteknologi injeksi dalam
proses bukaan terjadinya hisap dan buang dalam kompresi diatur ole sebuah ecu
yang terhubung dengan sensor. Faktor berikutnya yaitu pada humanity error,
50
dalam waktu pengambilan data tidak luput dengan kesalahan perhitungan dari
dari variasi derajat camshaft 12˚ dengan bukaan katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan
bukaan katup lift 8mm dan 20˚ dengan bukaan katup lift 8,5mm,interval putaran
mesin 1000 RPM seperti bisa terlihat pada tabel 4.5 dan 4.6 berikut:
Tabel 4.5
Data Pengujian Waktu Konsumsi Bahan Bakar (s) Dari Putaran Mesin
( Sumber : Pengamatan dan perhitungan pribadi, 2021)
50
Tabel 4.6
Data Pengujian Rata-rata Waktu Konsumsi Bahan Bakar (s) Dari Putaran Mesin
( Sumber : Pengamatan dan perhitungan pribadi, 2021)
derajat bukaan katup lift yang berbeda yaitu 12˚dengan tinggi bukaan katup lift 7,5
mm, 16˚ dengan tinggi bukaan katup lift 8 mm dan 20˚ dengan tinggi bukaan
katup lift 8,5 mm, dapat dilihat dari tabel diatas. Dalam pencarian data dilakukan
dengan 3 kali pengujian pada putaran mesin 3.000,4.000 5.000 serta 6.000 RPM.
Kemudian dari hasil data yang sudah ditampilkan dalam betuk tabel dapat dilihat
dari data pengujian waktu terbanyak untuk menhabiskan 100 ml bahan bakar
Dalam hasil waktu atau data dalam pengujian dapat diturunkan dalam
Diketahui :
ρ = 0,77 kg/m3
Vf = 100 ml
Tf = 633.6 s
Ditanya : Mf = konsumsi bahan bakar persatuan waktu (kg/jam) ?
50
tf
mf = 0,77x100x10ˉ³x3600
6.33.6
mf = 0.437 Kg/Jam
Dimana :
Tabel 4.7
Data Pengujian Konsumsi Bahan Bakar (s) Dari Putaran Mesin Idle
( Sumber : Pengamatan dan perhitungan pribadi, 2021)
Berikut adalah penjabaran data tabel Konsumsi Bahan Bakar pada tabel
4.7dalam bentuk gambar grafik yang dapat dilihat pada gambar 4.3
50
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Yang Dicapai Pada Setiap
Variasi Derajat Camshaft
Modifikasi
2,5
Konsumsi Bahan Bakar (Kg/jam) Camshaft
20˚ dengan lift
2 8,5mm
Modifikasi
1,5 Camshaft
16 ˚dengan lift 8mm
1 Modifikasi
Camshaft
0,5 12˚ dengan lift
7,5mm
Camhsaft
0
Standar 8˚ dengan
3000 4000 5000 6000
lift 6,3mm
Putaran Mesin (RPM)
Gambar 4.3
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Dengan Putaran Mesin
(Sumber : Pengamatan dan Perhitungan Pribadi, 2021)
Dari hasil Konsumsi Bahan Bakar yang dilakukan pada kendaraan sepeda
motor berteknologi injeksi dengan variasi camshaft derajat bukaan katup lift.
meningkatkan bukaan tinggi katup lift, sehingga tinggi bahan bakar yang
proses konsumsi bahan bakar dengan putaran mesin sebagai berikut, pada variasi
12˚ dengan tinggi bukaan katup 7,5mm dilihat dari data peningkatan tersebut
terjadi 2,5% dalam putaran mesin paling tinggi 6.000 RPM, 16˚ dengan tinggi
dari putaran mesin 6.000 RPM dan 20˚ dengan tinggi bukaan katup lift 8,5 mm
data peningkatan tersebut dalam putara mesin 6.000 RPM mendapatka 13,2% dari
50
konsumsi bahan bakar dengan keadaan standar. Proses ini terjadi dikarenakan
bertambahnya tinggi bukaan katup lift yang menyebabkan bahan bakar masuk
dalam ruang bakar meningkat. Sehingga semakin besar derajat tinggi katup lift,
maka semakin meningkat juga dalam Konsumsi Bahan Bakar yang diperlukan,
serta sehingga torsi dan daya meningkat terhadap aselerasi yang didapatkan dalam
mesin tersebut. Dimana perubahan/variasi pada bukaan derajat tinggi katup lift ini
50
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh
variasi derajat camshaft dengan tinggi bukaan katup lift terhadapt torsi, daya dan
konsumsi bahan bakar pada motor bensin 4 langkah yang berteknologi injeksi
1. Terdapat pengaruh derajat pada camshaft dengan tinggi bukaan katup lift
maksimum dicapai pada variasi camshaft 20° dengan tinggi bukaan katup
lift 8,5mm. Dimana terjadi peningkatan torsi sebesar 87% dari torsi yang
2. Terdapat pengaruh derajat pada camshaft dengan tinggi bukaan katup lift
maksimum dicapai pada variasi camshaft 20° dengan tinggi bukaan katup
lift 8,5mm. Dimana terjadi peningkatan torsi sebesar 22,2% dari torsi yang
3. Terdapat pengaruh derajat pada camshaft dengan tinggi bukaan katup lift
variasi camshaft derajat 20° dengan tinggi bukaan katup lift 8,5 mm yang
50
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan untuk variasi derajat
camshaft dengan tinggi bukaan katup lift terhadap Torsi, Daya, serta Konsumsi
Bahan Bakar pada motor bensin 4 langkah yang berteknologi injeksi yakni:
50
DAFTAR RUJUKAN
50