Anda di halaman 1dari 75

1

PENGEMBANGAN MODUL
PEMBELA.JARAN MATA
PELA.JARAN
LAS BUSUR DASAR METAL
MANUAL BERBASIS E-BOOK
PADA
SISWA KELAS XI SMK NEGERI
4 MEDAN
TESIS

Details untuck memenuhi sebagian persyaratan


mendapatkan Gelar Magister Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan
Oleh:
IBNU
NIM. 1309280
PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2016
2

LEMBARAN PERSETUJUAN
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN
MATA PELA.JARAN LAS BUSUR DASAR METAL
MANUAL BERBASIS E-BOOK PADA
SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 MEDAN
IBN U NIM. 1309280
PEMBIMBING
Menyetujui untuk diajukan pada ujian tesis
Pe mbimbing I Pe mbimbing II

D r. Ambiyar, M.Pd Dr. Waskito, M.T


3

PERSETU.JUAN KOMISI PENGU.JI


UJIAN TESIS MAGISTER
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KE.JURUAN

Diajukan didepan Panitia Penguji Tesis


Program Magister Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Fakultas Teknlk Universitas Negeri Padang
Tangga[ : 6 Februari 2016
No. Nama Tanda Tangan
Dr. Ambiyar, M.Pd
(Ketua/Penguji)
Dr. Waskito, M.Pd
(Sekretaris/Penguji)
Pmf. Ganefri, Ph.D

(Anggota/Penguji)
Dr. Ridwan, M.Sc.Ed

(Anggota/Penguji)
5. Dr. Nurhasan Syah, M.Pd

(Anggota/Peng"ji)
Padang, 6 Februari 2016
Pmgram Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Fakultas Teknik Universitas Negui Padang
Ketua
Dr, Fah,ni Rini, M.Pd, MT

NI". 19591204 198503 1 004


4

LEMBARAN
PENGESAHAN
Nama : l b nu
: 1309280
5

Nama ors. Syahril, ST., MSCE,


Dr. Ambiyar, M.Pd Ph.D.
MP. 19640506 198903 1
Pembimbing I 002 Tanda Tangan
Tanggal
Dr. Waskito, M.Pd
MENYETUJUI
Ke tua
Pembimbing II
Pmgram Studi Magister
Dekan Pendidikan Teknologi
Fakultas Te knik Kejuruan
Universitas Negeri Dr, Fahmi Rini, M.Pd, MT
Padang
MP. 19591204 198503 1
004
6

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa .
Karya tulis saya, tesis dengin judul
pengembangan Modul Pembelajaran
Matapelajaran Las Busur Dasar Metal Manual
Berbasis E-Book Pada siswa kelas XI SMK
Negeri 4 Medan", adalah asli dan belum pernah
diajukan untuk mendapat gelar akademlk, baik
di Universitas Negeri Padang, maupun di
Perguruan Tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian dan
rumusan saya sench-i, tanpa bantuan dari Plhak
lain, kecuali arahan tim pembimbing.
Di dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil
karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipubllkasikan orang lain, kecuali dikutip secara
tertulis dengan jelas dan dicantumkan pada
daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengtn sesunggunya
dan apabila dlkemudian hari terdapat
penyimpangin dan ketidakbenran pernyataan ini
maka saya brsedia menerima sanksi akademlk,
brupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh
karena karya tulis ñi, serta sanksi lainnya sesuai
dengan dan ketentuan yang brlaku.
Padang, 6 FebrLK1ri 2016
Saya yang nænyatakan,
Ibnu
MM. 1309280
7

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………
…………I.
ABSTRACT………………………………………………
………………...II.
ABSTRAK………………………………………………
………………….III.
DAFTAR
ISI…………………………………………………………
……..IV
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………
……………1
A. Latar Belakang
Masalah………………………………
………......1
B. Identifikasi
Masalah………………………………
……………….6
C. Pembatasan
Masalah………………………………
………………7
D. Rumusan
Masalah………………………………
…………………7
E. Tujuan
Pengembangan…………………………
………………….8
F. Spefikasi Produk Yang
Dikembangkan…………………………
...8
G. Manfaat
Pengembangan…………………………
………………...8
8

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR,


DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS………………………………………………
…………...............10
A. KERANGKA
TEORITIS………………………………………
….....10
B. PENELITIAN YANG
RELEVAN…………………………………...39
C. KERANGKA
BERPIKIR………………………………………
….....39
D. PERTANYAAN
PENELITIAN…………………………………....
...41
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN……………………………….....42
A. Jenis
Penelitian………………………………………
……………….42
B. Model
Pengembangan.......................................................
...................42
C. Prosedur
Pengembangan…………………………………
………….43
D. Uji Coba
Produk…………………………………………
………......50
E. Subjek uji Coba
…………………………………………………
…..50
F. Jenis
Data……………………………………………
………………51
G. Instrumen Pengumpulan
Data…………………………………….....51
H. Teknik Analisis
Data……………………………………………
…...55
HASILPENGEMBANGAN PRODUK DAN
PEMBAHASAN 58
A. Proses Pengembangan Produk ……......
…………………………….58
1. Tahap Pendefinisian (Define)……...
…………………………….......59
9

2. Tahap Pengembangan
(Developments) ..............................................71
B. Deskripsi
Data……………………………………………
…………..75
1. Data Uji Validitas…………….
……………………………………...75
2. Data Uji Praktikalitas
………………………………….…………….83
3. Data Uji Efektifitas ……………………………..
……….…………..86
C. AnalisisData Uji
Validitas.................................................................
..87
1. Analisis data Uji
Praktikalitas………………………….….
…………87
2. AnalisisDataUji
Validitas ................................................................
....87
3. Analisis Data Uji
Efektitifitas……………………………………
……....88

D. Pembahas….....
………………………………………….……..
……..98
E. Keterbatasan
Penelitian………………………………………..
…….106
BAB V KESIMPULAN,IMPLIKASI,DAN
SARAN………....………..…...108
A. Kesimpulan………………………………………
…..........................108
B. Impilikasi………………………………………
……………….....…109
C. Saran…………………....
……………………………………………110
Daftar Pustaka………………...…..
…………………………………………..111
10

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rata-rata Nilai Rapor Mata [Hat Las Busur Dasar
Manual Siswa SMK Negeri 4 Medan .

Tabel 2. Kriteria Penilaian Teori , Sikap dan Hasil Belajar


Las BLLSur Dasar
Metal Manual Kelas XI Teknik Pengelasan

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bentuk-bentuk
sambungan…………………………………………. 15
Gambar 2. Kampuh
las………………………………………………………….
15
11

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur peneliti hantarkan ke hadirat
Allah SWT, atas segžla limpahan Rahmat,
Hidayah, serta Karunia-NYA yang tak terhingga
sehingga peneliti dapat menyelesalkan tesis
yang berjudul "Pengen±angan Modul
Pembelajaran Matapelajaran Las Busur Dasar
Metal Manual Berbasis E-Book Pada Siswa
Kelas XI SMK Negeri 4 Medan".Tesis ini
disusun merupakan Salah satu syarat untuk
menyelesalkan studi pada Program Studi
Pendidlkan Teknologi dan Kejuruan keahlian
Pendidlkan Teknik Mesin, Program Ma$ter
Fakultas
Teknik Universitas Negeri Padang
Penelitian ini banyak mendapat bantuan dari
berbagai Plhak. Pada kesmpatan ñi, izinkanlah
Peneliti dengan segala kerendahan hati dan tulus
menyampaikan pengnargaan dan ucapan terima
kaslh kepada:
Dr. S.T., MSCE., PhD, selaku Dekan Fakultas
Teknik Universita Negeri Padang
2. Prof Dr. Nizwardi JalinLLs, M. Ed, selaku
Ketua Pascasarjana Fakultas
Teknik Universitas Negeri Padang
Dr. Fahmi Rizal, M.Pd., M.T, selaku Ketua
Program MagSter S2 Pendidlkan Teknologi dan
Kejuruan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Padang
Dr. Ambiyar, M. Pd, dan Dr. Waskito, M. T,
selaku pembin±ing I dan pembimbing II yang
telah membantu peneliti dengin tulus dan Sabar
memberi arahan sehingga tesis ini
dapatdiselesalkan.
Prof Ganefri, Ph. D, selaku kontrlhutor, yang
banyak næn±eri arahan dan dukungin dalam
penulisan ini
Bapak/'lbu dosen serta staf admistrasi yang
bertugas di Program Pascasarjana Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan Fakultas Teknik
12

Universitas Negeri Padang


Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan yang
telah memberikan izin peneliti di SMK Negeri 4
Medan.
Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Medan, yang
telah memberikan motifasi dan untuk
kelancaran studi ini
Kepala Sekolah SMK Negeri 4 Medan, yang
telah memberlkan izin penelitian di SMK
Negeri 4 Medan.
Pegawai SMK Negeri 2 dan 4 Medan, yang
banyak memberlkan batuan kepada peneliti
Yang mulia Kedua orang tua dan selurull
anggota keluarga yang telah memberlkan
dorongan, senungat, dan kepada peneliti balk
secara moril maupun materil.
[stri tersayang serta anak-anak tercinta, yang
selalu dan mendoakan peneliti selama
penyelesaian studi Magister.
Teman-teman seperjuangan terkhLL6LLs
ananda Nur Basuki, S.Pd., M.Pd. Marlan, S.Pd
dan Syahrul, S.Pd yang telah banyak
npmberlkan motivasi kepada peneliti untuk
menyelesaikan tesis
Semua pthak yang tidak dapat peneliti sebutkan
satu persatu, yang telah banyak membantu
peneliti selama penyelesaian studi Magister
Peneliti menyadari bahwa tesis yang disusun ini
belum senÄ'urna, Oleh sebab itu peneliti
men@larapkan kritikan dan saran yang
11Ëmbangun untuk kesempurnaan tesis
Padang, Februari 2016
ABSTRACT
Ibnu, 2016. Development Learning Module
Lesson Manual Metal Arc Welding Basics
Based E-Book In Class X/ student ofSMK
Negeri 4 Medun.
13

Based on preliminary observations, the learning


outcomes of students of the third semester
Department of Welding Subjects Arc Welding
Basics Meta/ Manual SMK Negevi 4 Medan
who take subjects remains low, estimated to low
learning outcomes is caused by the limited
sources Qf learning or instructional media exist,
the absence of learning modules , Therefore,
designed and made a module-based learning
media in the form of e-Book for subjects Qf
Basic Meta/ Arc Welding. The purpose of this
study was to uncover the validity, practicality,
and effectiveness-based e-Book module to
befitfor use in thefield.
This research was conducted using the method
of research and development (Research and
Development / R & D) by using the Four-D
model of development (4D). Four-D
development procedures that Define
(restrictions), Design (design) Develop
(development), and Disseminate (deployment).
Types ofdata are primary data where the data
provided by experts, professors, and students.
Data analysis technique used is the technique of
descriptive data analysis is to describe the
validity, practicality and effectiveness based e-
Book module.
14

The results of the study pengembanagn is as


follows.' (l) Generate a module-based e-book
for subjects Arc Welding Basics Metal Manual
(2) The validity of module-based e-Book is
valid in material aspects in modules with a total
value ofvalidity is 0,99 on the aspect Qfthe
modu/e.format is validfor a total value of 0, 94
and the presentation aspects ofotherwise very
valid modules with a total value of 0,97 (3) the
practicalities of module-based e-Book is based
on responses lecturer otherwise very practical
with the total value of 92.50% and based on the
responses of students expressed very practical
with a total value of 93.59% (4) Effectiveness
module-based e-Book was declared effective in
improving student learning outcomes. Based on
the findings of this study concluded that based
e-Book module is valid, practical, and effective
to be used as a medium oflearning in subjects
Manual Meta/ Arc Welding Basics.
Keywords: Module-Based e-Book, Learning
Outcomes, Validity, practicalities, Effectiveness
ABSTRAK
[bnu, 2016. Pengembangan Modul
Pembelajaran Mata Pelajaran Las Busur Dasar
Metal Manual Berbasis E-Book Pada Siswa
Kelas XI SMK Negeri 4 Medan.
Berdasarkan observasi awal, hasil belajar Siswa
semester tiga Jurusan
Teknlk Pengelasan Mata Pelajaran Las BLLsur
Dasar Metal Manual SMK Negeri 4
15

Medan Yang mengimbil mata pelajaran rendah,


diperkrakan rendahnya hasil belajar ini
Oleh keterbatasan sumber beÁiar atau
media pembelajaran Yang ada, tidak adanya
modul pembelajaran. Oleh karena ftu, dirancang
dan dibuatlah sebuah media pembelajaran
berupa modul berbasis eBook untuk mata
pelajaran Las Busur Dasar Metal. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengun$ap
kevalidan, kepraktisan, dan keefektiñn modul
berbasis e-Book agar layak digunakan
dilapangan.
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan
metode penelitian dan pengembangan (Research
and Development / R&D) dengan nænggunakan
model pengembangin Fow-D (4D). Prosedur
pengembangan Four-D (4D) yaitu Define
(pembatasan), Design (perancangan), Develop
(pengembangan), dan Disseminate
(penyebaran). Jenis data yaitu data primer
dimana data Yang dlberlkan Oleh ahli, dosen,
dan siswa. Teknlk analisa data Yang digunakan
adalah teknlk analisis data deskriptif yaitu
dengan mendeskripslkan kevalidan, kepraktisan
dan keefektiñn modul berbasis e-Book.
16

Hasil Yang diperoleh dari penelitian


pengembanagn ini sebagai berlkut: (l)
Mengiasilkan sebuah modul berbasis e-book
untuk pelajaran Las BLLsur Dasar Metal
Manual (2) Validitas modul berbasis e-Book
dinyatakan valid pada aspek di dalam modul
dengin total nilai validitas adalah 0,99 pada
aspek format modul dinyatakan valid dengan
total nilai 0,94, dan pada aspek penyajian modul
dinyatakan valid dengan total nilai 0,97 (3)
Praktlkalitas Imdul eBook berdasarkan respon
dosen dinyatakan sangat praktis dengan total
nilai 92,50% dan berdasarkan respon dinyatakan
sangat praktß dengan total 111]ai 93,59% (4)
Efektifitas modul berbasis e-Book dinyatakan
efektif dalam meninS<atkan hasil belajar si;wa.
Berdasarkan temuan penelitian ini disimpulkan
bahwa modul berbasis e-Book ini valid, praktß,
dan efektif untuk dilmnfaatkan sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran Las BLLSur
Dasar Metal Manual.
Kata Kunci; Modul Berbasis e-Book, Hasil
Belajar, Validitas, Praktikalitas, EfektiVitas
17

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan
rekontruksi persiapan sun-ber daya manusia
yang mampu nængemban penenLs jalannya
kehidupan di dunia ini
pengetahuan semakin berkenbang. Usaha
Indonesia untuk mengkuti perkembangan ilmu
pengetahuan menghanskan upaya giat
næmbangun ñS1k dan kemampuan guna Ilü-
ngantisipasinya, tidak Iain hal ini ditunjukkan
dalam bidang pendidlkan. Pendidlkan
merupakan proses yang tidak akan habÉ;
selallüi Imnusia masih berada dimuka bumi ini
Pendiddçan memegang yang sangat penting
dalam menjamin perkembangin dan Indonesia.
Oleh karena itu Indonesia harus diri untuk bisa
bersaing dalam banyak hal, titlk berat yang
dilakukan berupa peningkatan mutu sumber
daya 1mnLLsia hams meniadi perioritas yang
utama.
18

Kemajuan hanya dimun$inkan Oleh perluasan


pendidkan bagi setiap anggota itu. Pendidlkan
bukan lagi diperuntukkan bagi suatu golongan
elite yang sangat terbatas melainkan bagi
seluruh rakyat. Sejak awal Milenium ketigi Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
berkembang demikian pesat, khusu.snya di
bidang teknologi dan rekayasa. Di satu SSi era
ini membawa Iklim semakin terbuka untuk
saling bekerja salm, saling dan saling
melen$api. Namun di sisi Iain, era ini jugi
membawa kepada persaingan yang sangat
kompetitif Sehubungin dengan kondisi ni,
banyak dunia kerja saat ini menuntut kerja siap
pakai dalam artian tenaga kerja yang memillki
pengetahuan dan keterampilan yang baik pada
Suatu bidang tertentu.
Secara khusus tujuan kompetensi keahlian
teknlk pengelasan adalah membekali peserta
didlk dengan keterampllan, pengetahuan, dan
Sikap agar kompeten: (a) melakukan pekerjaan
sebagai juru las, (b) melakukan pekerjaan jasa
pengelasan. Untuk dapat nænænuhi tujuan
tersebut Ili*ngelas dengan las bLLsur metal
adalah Salah satu rmta dlklat produktif yang
harus dikuasai SMK
2

Kompetensi Keahlian Teknic Pengelasan, yang bergelut dengan las dan


ketelitian dalam ukuran, diharapkan dengtn ketelitian tersebut las
dapat mewakili suatu Objek yang akan dlkerjakan.
Untuk menyiapkan lulusannya menjadi tenaga produktif, adaptif, nonmtif
SMK Negeri 4 Medan setelah Il*lakukan berbagai hal antara lain: (1)
melen$api peralatan Pengelasan berupa peralatan las, (2) 11Ë-ngirim guru
praktek untuk menglkuti dlklat kompetensi Namun kenyataan hasil belajar
Pengelasan siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Las BLLSUr Metal
Manual maslh di bawah harapan. Hal ini terllhat dari rata-rata hasil beÀiar
siswa pada pelajaran las bLsur metal manual pada tabel 1.1 berlkut:
Tabel 1. Rata-rata Nilai Rapor Mata Diklat Las BLLsur Dasar Manual
Siswa SMK
Negeri 4 Medan
Tahun Pelajaran Nilai Rata-rata
2010/ 2012
2011/ 2013 7,2
2012/ 2014
3

Nilai tersebut belum mencapai standar kelulLLsan untuk diklat produktif


yang ditetapkan oleh SMK Negeri 4 Medan, yaitu 7,5. Kenyataan seperti
disebutkan di atas menunjukkan kekurang mampuan siswa memperoleh
hasil belajar Las Busur Metal Manual sesuai dengan sasaran pembelajaran
yang dirumuskan guru dalam setiap pengajaran pada proses di sekolah.
Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak
menÀIEŒil, Otak anak dipaksa untuk mengingit dan menimbun berbagai
informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya dengan
kehidupan seharihari Dalam proses pembelajaran guru harus merubah
paradigm belajar, yaitu perubahan pusat (R)kus) pembelajaran, dari
belajar berptsat pada guru menjadi belajar berpusat pada siswa. Dengan
kata lain, ketika mengajar di kelas guru harts berupaya menciptakan
kondisi lin$ungin belajar yang dapat membelajarkan siswa dapat
mendorong siswa belajar, atau memberi kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif men$onstrukslkan yang dipelajarinya.
Berdasarkan hasil Studi pendahuluan di SMK Negeri 4 Medan di dapat
hasil anget analisis kebutuhan Yang di;ebarkan Oleh gulü dan Siswa
diperoleh kesimpulan sebagii berikut; (l) Sebagian besar guru 11%iupun
(810/0) menyatakan belum mengenal modul pembelajaran, hanya
sebagian kecil (19%) guru dan Siswa Yang nynyatakan telah mengenal
modul, (2) Sebagian besar guru (83%) menyatakan tidak menggunakan
modul pembelajaran dalam proses pembelajaran dan Siswa (100%)
menyatakan tidak pernah mengguanakan modul,
(3) Sebagian besar guru (83%) menyatakan Imdul pembelajaran dalam
proses pembelajaran dan seluruh Siswa (100%) nænærlukan modul
pembelajaran dalam proses pembelajaran
Pengembangin pengilaman belajar perlu untuk dlkemban$an melalui
upaya penyediaan sarana pendidikan, metode penýaran Yang relevan serta
strategi pembelajaran Yang tepat. Proses penbelajaran Yang dirancang
dengln baik akan menin$atkan kualitas hasil belajar. Variabel Yang
mempengaruhi perilaku belajar adalah kondisi pembelajaran, metode
pembelajaran dan hasil belajar.
4

Berbagii strategi, metode, serta model pembelajaran telah ditemukan dan


telah diterapkan dan dlhelajarkan kepada Calon guru maupun guru, namun
kenyataan Sampai Saat ini secara umum guru maslh menggunakan Cara
lama Yang terfokus pada metode ceramah dan tanya jawab. Penyajian
materi pelajaran dilakukan secara klasdcal, kurang næmpethatlkan
kemampuan individu Siswa, bersifat teori dan kurang memperhatlkan
keseimbangan antara pengetahuan dan keterampilan. Perbalkan kualitas
pembelajaran dapat dimulai dari rancangan pembelajaran karena melalui
perancangan akan dilakukan langkah-langkah sistematis untuk
memberlkan pengalaman belajar kepada Siswa sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Dalam perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran di SMK Teknologi, beberapa variabel seperti ketersediaan
alat dan bahan praktek, ketersediaan buku, dan kunkulum Yang
menentukan kualitas pembelajaran hat-us diterima sebagiimana adanya
Oleh guru. Tujuan mata dlklat umpamanya, tidak dapat dimanipulasi Oleh
guru karena sudah ditetapkan dalam kurlkulum Demlkian pula halnya
dengill karakterislk ûldividu dan Imta dlklat, keterbatasan sumber-sumber
belajar dan keterbatasan peralatan praktek. Vanabel Yang penting dari
semua variabel ini adalah sumber belajar, karena sumber belajar dapat
dimanipulasi agar dapat mempengruhi perubahan tin$ah laku dari
berbagai karakteristik siswa yang berbeda-beda. Karakteristlk penting dari
sumber belajar antara lain adalah ketersediaan informasi yang len$ap
berkaitan dengan pengetahuan yang hendak dikuasai sehinggž sswa
memihki pengetahuan dan keterampilan.
Sumber belajar salah satu komponen penting dalam pembelajaran,
Djamarah (2002:139) menjelaskan sumber belajar adalah segila sesuatu
yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran
terdapat atau asal untuk belajar seseorang Perkembangin teknologi
komputer dewasa ini sangat mempengaruhi dalam pengidaan sumber
belajar. Sumber belajar yang digunakan tidak hanya sebatas guru di ruang
kelas dan perpustakaan sekolah. Namun, sumber belajar telah berkembang
hingga ke dunia yang dapat di akses melalui jaringin internet. Sumber
belajar yang digunakan harus disesualkan dengill karakteristlk siswa,
tujuan pembelajaran, manñat media, dan pengadaan media. Sumber
belajar yang digunakan dalam pen±elajaran dapat berupa cetak dan non
cetak.
5

Dari uraian diatas pada dasarnya menceritakan masalah proses


pembelajaran yang terjadi di SMK Negeri 4 Medan terdapat beberapa
fenomena yang dapat dilihat bagaimana tindakan guru di kelas agar hasil
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tercapai dengan optimal. Namun
kenyataanya banyak guru las dasar metal manual tidak nælaksanakan
KBM dengin balk, walaupun seluruh guru telah dlhekali sepuluh
konÄ'etensi guru. Fenonæna tersebut antara lain adalah : (1) Banyak
malas belajar las dasar metal manual hanya karena cara guru yang
mengajar tidak sesuai dengan keinginan SSwa; (2) Siswa selalu merasa
bosan dalam belajar las dasar metal manual dan aklbatnya hasil belajar
matematlka tidak sesuai harapan; (3) Ada sebagian siswa bemendapat
bahwa guru las dasar metal manual dalam penyampaian materi tidak dapat
menyampalkannya dengan menarik dan 11Ënyenangkan; (4) Guru las
dasar nætal manual yang mengajar terlalu monoton bahkan cenderung
kurang dapat berkomunlkasi dengin siswa sehingga suasana kelas menjadi
kaku. Ternyata bukan materi pelajaran las dasar metal rmnual Sukar
dicerna tetapi beberapa hal yang dipaparkan diatas telah meniadi momok
yang sswa dalam belajar las dasar metal manual.
Buku merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tiada batas dan Salah
satu sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Seiring dengan
perkembangan peralatan teknologi saat Pengadaan buku sebagai sumber
belajar tidak hanya sebatas buku yang berbentuk cetak tetapi juga sudah
ada buku dalam bentuk digital yang dlkenal dengill buku elektronlk atau
electronic book (e-book). Salah Satu keuntungin dari penggunaan e-book
yaitu me*mat dalam penggunaan kertas sehingga lebih ramah lin$ungan.
Namun, untuk menggunakannya memerlukan peran$at komputer untuk
membukanya. E-book atau electronic book (atau juga digita/ book) kini
sudah semakin mudah didapat dan diakses. Apalagi untuk keperluan
pendidlkan. E-book adalah buku yang dipubllkaslkan dalam format digital
berisi tulisan, gilllbar, yang dapat dlhaca memalui peran$at komputer atau
perangkat digital Iainnya.
E-book ini biasanya merupakan Salah satu format alternatif dari buku
cetakan. Tapi, banyak jugi e-book yang sengaja diciptakan tanpa ada versi
cetaknya dulu. Beberapa e-book biasanya dikhLLsuskan agar bisa terbaca
pada gidget e-book reader. Meski denllkian, kini ada banyak komputer
dan beberapa tipe ponsel yang bisa digunakan untuk 11*11+aca e-book.
Keleblhan ebook, adalah karena e-book nænjadi Salah Satu alternatif yang
sangat praktis untuk membaca buku (baca: belajar), terutama bagi para
pelajar atau
6

Kini semua orang tidak perlu repot-repot buku yang tebal dan berat,
karena e-book dibaca melalui ponsel.
Melalui e-book dapat berinteraksi dengan buku berupa
bentuk digital yang berislkan Imteri, gambar berwarna. Pada e-book
terjadi penginterasian multimedia ke dalam sebuah buku digital yang
bersi£tt interaktif dan cocok digunakan oleh siswa SNIK. Objek yang
semula ditampilkan dalam bentuk gambar diam dapat ditampilkan dalam
bentuk animasi, simulasi, dan video. Sehinggi siswa selain membaca buku
juga dapat menyaksikan secara objek-objek yang berkaitan dengan
yang dipelajari. Animasi dan simulasi dapat digunakan dalam pembahasan
contoh soal sehingga siswa dapat menyakslkan masalah yang ditampilkan.
Tampilan Objek anilmsi dalam e-book secara tidak sudah membantu
untuk mengitasi keterbatasan waktu. Sehinggi waktu yang diperlukan
untuk menggambar Objek di papan tulis sudah berkurang.
Oleh karena itu, pengembangan modul berbasis ebook merupakan salah
satu media yang sesuai nændukung dengan diklat Ias bLLsur 11Ëtal
lmnual di
SMK Negeri 4 Medan karena perlu adanya buku panduan yang
pemahaman siswa dalam mempelajari materi serta mensimulasikan
program yang dipraktikan dlben$el Ias secara Las BLLsur Metal Manual
merupakan dasar yang merupakan keahlian yang diperlukan untuk siswa
SMK demi memenuhi kebutuhan dan permintaan dari û1dLLstri teknologi
tepat guna. Program Las Busur metal manual ini 11*11Ërlukan 11Ëdia
simulasi secara langsung dan buku dlklat yang dijadlkan panduan
sehingga sßwa dapat berbagai macam bentuk sambungan Ias.
Adanya modul berbasis ebook yang diçembangkan dituntut dapat
membantu mempermudah siswa didik dalam 11Ë-nguasai Respon dari
pthak sekolah sangat penelitian dengan harapan dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang teknologi khLLsusnya Ias
busur 11*tal lmnual.
Berdasarkan uraian di atas diajukan usulan penelitian ini dengill judul:
"Pengembangan Modul Pembelajaran Mata Pelajaran Las Busur Dasar
Metal Manual Berbasis E-Book Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 4
Medan".
Indentifikasi Masalah
7

Berdasarkan latar belakang nx h di atas dapat didentifikasi masalah yang


ada sebagii berikut: (1) Hasil belajar SSwa cenderung rendah; (2)
penyajian pada mata pelajaran Ias busur dasar metal manual yang
dengan menggunakan E-book dapat næningkatkan pelmhalmn pada siswa;
(3) maslh banyak siswa yang 11Ëngalami kesLIZ. dalam mata
pelajaran Ias busur dasar metal lmnual; (4) nwnotonnya suasana
pen±elajaran dlkarenakan media pembelajaran yang hanya disimulaslkan
Oleh guru pengimpuh mata pelajaran saja sehingga selepas pelajaran
selesai siswa lupa bagaimana aplikasi dan teknlk yang dilakukan oleh
guru, (4) frekuensi pertemuan pelajaran yang cukup sin$at hanya
satu kali dalam seminggu sementara kreatifitas dan bakat siswa
tidak dapat terasah dalam waktu yang Singat, (5) belum adanya nwdul
berbasS e-book lmtapelajaran Ias busur dasar metal manual yang valid,
praktis dan efektif
Pembatasan Masalah
Ditinjau dari identifikasi masalah yang muncul, maka dapat ditarik
identifikasi masalah di atas agar penelitian ini leblh mendalam dan
terf0kLLs. Adapun yang akan diteliti dalam penelitian ini untuk nælthat
keefektifan dalam Pengembangan Modul Pembelajaran Mata Pelajaran
Las Busur Dosar Metal Manual Berbasis E-Book Pada Siswa Relas Xi
SMK Negeri 4 Medan. Ruang lin$up dari pengembangan ini adalah
sebagai berlkut:
Mengemban$an materi pelajaran Ias busur dasar metal manual untuk
sswa kelas XI SMK Negeri 4 Medan
2. Penelitian Pengembangill ini hanya berfokus pada perancangan dan
pengemabangan modul berbasis e-book.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan 11%isalah di atas, nuka lmsalah
penelitian dirumuskan sebagii berikut:
Bagaimanakah spesifikasi 111)dul berbasis e-book pada nutapelajaran
Ias busur dasarmetal manual siswa kelas XI SMK Negeri 4 Medan?
2. Bagaimanakah validitas 1Wdul berbasi; e-book yang untuk
pelajaran Ias bLLsur dasar 11*tal lmnual kelas XI SMK
Negeri 4 Medan?
Bagaimanakah praktlkalitas modul berbasis e-book yang tmtuk
mata pelajaran Ias busur dasar metal manual siswa kelas XI SMK Negeri
4 Medan?
8

4. Bagaimanakan modul berbasis e-book yang diçen-bangkan untuk mata


pelajaran Ias busur dasar metal manual siswa kelas XI SMK
Negeri 4 Medan?
Tujuan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk:
Mengemban$an 11Wdul e-book pada Ias busur dasar metal
manual siswa kelas XI SMK Negeri 4 Medan.
Menguji validitas modul berbasis e-book pada 11%1ta pelajaran Ias
bLLsur dasar metal manual siswa kelas XI SMK Negeri 4 Medan.
Mengeuji praktlkalitas modul berbas[s e-book pada pelajaran Ias busur
dasar metal manual siswa kelas XI SMK Negeri 4 Medan
4. Menguji efektifitas modul berbasi; e-book pada nuta pelajaran Ias bLsur
dasar metal manual siswa kelas XI SMK Negeri 4 Medan.
Spesifikasi Pmduk Yang Dikembanagkan
Karakteristik produk dari penelitian pengembangan modul pembelajaran
matapelajaran Ias busur dasar metal manual berbS e-book.
Modul berbasis e-book yang Oleh peneliti adalah modul
pembelajaran bentuk SOR Copy dengill ekstensi executable (exe) yang
akan diupload pada e-B00ksite dengan tujuan agar dapat meng.kses
melalui komputer maupun androit yang berfun$si sebagai media
pembelajaran sesuai dengin kebutuhan siswa dalam pembelajaran Ias
busur dasar metal manual.
Modul berbasis e-book yang berisi tentang permasalahan Ias busur dasar
metal manual yang dapat digunakan sebagai pengetahuan awal siswa
untuk mengon.struksi pengetahuannya pada selanjutnya.
Penyajian pada e-book dü'erücan dengan pendekatan slide model flipping
book, gilllbar dan text situasional yang meran$um kegiatan pembelajaran
Ias busur dasar metal manual mengingat keterbatasan peneliti dalam
e-book.
CL Manfaat Pengembangan
Manfaat penelitian ini terbagi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan
malffiit secara praktis.
Secara teoritis,
Penelitian ini adalah Untuk nængembangkan Bagailmna 1Wdul
pembelajaran pada kompetensi Ias busur dasar nætal lmnual berbass e-
book untuk siswa kelas XI Teknlk Pengelasan SMK Negeri 4 Medan
dengan tuiuan:
9

Memban$itkan minat siswa untuk Il*laniutkan penelitian tentang


pengembangin dan penin$atan kualitas pembelajaran.
Sebagii ajakan untuk terus mengemb—an modul pembelajaran alternative
yang mudah, sin$at, menyenan$an dan murah
Diharapkan konsep pembelajaran dengin menggunakan lmdul dapat
direkomendaslkan sebagii inovasi dalam dunia pendidlkan dalam
meninS<atkan kualitas pembelajaran di kelas dan akhirnya pembelajaran
akan menjadi lebih berkualitas dibandin$an pembelajaran secara
konvensiona l.
Manfaat Praktis,
Dapat mempermudah pemahaman mengenai lmta pelajaran Las BLLsur
Metal Manual, bagi siswa.
Sebagii pelen$ap 11Ëdia Las BLLsur Metal Manual.
Menjadi perangat bantu dan alternatif dalam pembelajaran Las BLLsur
Metal Manual.
Diharapkan dapat digunakan sebagii bahan acuan pengembangan modul
pembelajaran guna meminimalisasi kejenuhan dan kebosanan dalam
pembelajaran konvensional di kelas yang mengaklbatkan motivasi belajar
siswa menjadi berkurang untuk memahami yang då'erdcan guru.
10

BAB 11
KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN
HİPOTESIS
A. Kerangka Teoretİş
I. Hakikat Hasil Belajar Las Busur Dasar Metal Manual
Dalam proses belajar bak di sekolah maupun diluar sekolah menğaşilkan
tiy pembentukan kenumpuan yang dikenal şebagaİ taksonomi bloom,
yaknİ kemampuan kognitif, afektİf dan psikomotor şebagainuna
dıketahLIİ bahwa haşıl belajar merupakan perpaduan pembawaan dan
pengaruh lingkungan (faktor dasar dan ajar)
Pemahaman konsep dan kecakapan banı, serta pembentukan şıkap darİ
perbuatan atau tinğah laku poşİtİE Perubahan tingkah laktı sepertİ yang
dijelaşkan di ataş dişebabkan adanya pertambahan pengalaman atau
pengetahuan yang diperoleh setelah proses belajar. Jadİ ada nilaİ tambah
darİ pengalaman yang dimilİkİ şebelunmya. Münadi (2013:21 )
11H1gatakan şetiap teori belajar dirumuşkan berdasarkan kajİan tentang
perilaku İl%lİvİdu dalam proses belajar. Kajİan İtü pada İntmya
menyanğut dua hal: (l) konsep yang menggap bahwa Otak terdirİ ataş
şejumlah kemampuan potensial (daya-daya), sepertİ menalar, mengingt,
nmenghayal, yang dapat dkembangkan dengan latihan, (2) konsep yang
menganggap bahwa manuşİa merupakan suatu system energy yaknİ Suatu
system tenaga yang dinamiş yang berupaya memelihara keşeimbangan
dalam merespon sistem energ• sehingg İa dapat berinterakşi organ rasa.
Sistem energ• İni melİputİ respon terhadap stimuluş, motivasi, dan proses
peıularan.
Belajar adalah Suatu proses yang dilakukan seseorang untuk nHnperoleh
Suatu perubahan tinğah laku yang baru şecara keşeluruhan, şebagaİ haşıl
penylanunnya serdiri dalam İnterakşi dengan lingkunganya (Slameto,
2010:2). Belajar dapat didefinĞkan şebagaİ proses dinuna şuatu
organişme bembah perilakunya şebagaİ aklbat darİ pengalanun. Demıkİan
juga, Dalynno (2003:48) menyatakan bahwa belajar adalah şyarat mutlak
untuk menjadİ pandaİ dalam segala hal, bak dalam bidang İlmü
pengetahuan maupun keterampilan atau kecakapan
10
Dari defenisi yang dlkemukakan di atas, haklkatnya bahwa belajar adalah
proses perubahan tin$ah laku. Perubahan perilaku tersebut bukan
disebabkan Oleh faktor fisiologis melainkan karena proses belajar.
Perubahan yang terjadi karena belajar adalah perubahan dalam kecakapan,
bet-tambahnya pengetahuan berkembangnya daya fikir dan sebagainya.
11

Menurut Hamallk (1999:48-49) belajar nænuniuk ke perubahan dalam


tin$ah laku si subjek dalam perubahan tin$ah laku tersebut tak dapat
dijelaskan atas dasar kecenderungan-kecenderungan respons bawaan,
atau
keadaan temporer dari subjek (misalnya keletthan). Belajar næm1]Lki
cirri-ciri (karakteristlk) tertentu yaitu : (1) belajar berbeda dengan
kematangan, (2) belajar dlhedakan dari perubahan flS1k dan mental.
Dari paparan tentang pengertian hasil belajar yang dikemukakan diatas
dapat dimaknai bahwa perubahan-perubahan dalam tingkah laku Imnusia
dianggip sebagai hasil belajar yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, Slkap, dan nilai. Penilaian perubahan tin$ah laku sebagai
hasil belajar dapat dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip: (a) kebutuhan
yang ada pada diri organisme yang memun$inkan tumbuhnya tingkah
laku yang bernwtivasi, (b) motivasi yang mendasari perubahan tin$ah
laku itLv (c) tujuan yang mempengaruhi tin$ah laku, (d) lin$ungan yang
menyediakan kesempatan untuk melakukan tin$ah laku tertentu, (e)
proses-proses yang næmpengaruhi tingkah laku itu, (f) kapasitas dan
kapabilitas yang mempengruhi tingkah laku
Belajar dapat dlklasifikasi atas lima, yaitu kemampuan informasi verbal,
keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterd11Ä'1]an Imtorlk, dan
Slkap. Kemampuan-kemampuan itu dihasilkan karena usaha belajar dan
harus dlbuktikan dari hasil belajar, siSwa selalu dituntut Lntuk
hasll belajar secara nyata. Hasil belajar akan nanÄ'ak dalam prestasi
belajar atau dalam produk yang dlhasilkan Oleh siswa.
Hasil belajar merupakan keluaran (output) dari SLIatU pemrosesan
masukan (input) dimana masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-
macam informasi sedan$an keluarannya adalah perbuatan atau kinerja
(performance). Romizowski jugi berpendapat perbuatan merupakan
petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi, dan hasil belajar dapat
dlkelompokkan kedalam dua macam, yaitu pengetahuan dan
keterampilan. Pengetahuan terdiri dari empat kategori yaitu keterampilan
untuk bertindak atau keterampilan motorlk, keterampl]an beraksi atau
berslkap, dan keterampilan berinteraksi.
Untuk menguasai balk atau tidaknya hasil belajar, dapat dilakukan melalui
tes hasil belajar. Muhlbinsyah (2010:196) 11Ënjelaskan tes hast] belajar
adalah alat ukur yang digunakan untuk menetukan taraf keberhasilan
sebuah program pembelajaran. Arikunto (2009:53) menjelaskan tes
adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengin cara dan aturan-aturan
yang sudah ditentukam Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari
petunjuk yang dlberlkan msalnya:
12

salah satu huruf di depan pillhan jawaban, menerangkan, mencoret


jawaban yang salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab secara
lisan, dan sebagainya.
Hasil belajar peserta didlk dapat diçelompokkan nænjadi tiga ranah yaitu
kognitif, afektif, dan pslkomotor. Ketigi ranah ini tidak dapat dipisahkan
satu sama lain secara eksplisit. Apapun mata pelajarannya selalu
mengandung tiga ranah itu, namun penekanannya berbeda. Mata pelajaran
yang menurut kemampuan praktik leblh menitlk beratkan pada ranah
pslkomotor sedangkan mata pelajaran yang menuntut kemampuan teori
Jeblh beratkan pada ranah kognitif, dan keduanya selalu ranah

Ranah kognitif berhubungan dengin kemampuan berplkir, termasuk


didalamnya kemampuan men@lañl, nærmhami, nænerapkan,
mensintesis, dan mengevaluasi. Ranah mencakup watak perilaku seperti
perasaan, minat, sicap, enwsi, dan nllai. Ranah psdçonwtor adalah ranah
yang berhubungan dengan aktivitas flS1k, misalnya lari, Ili*1011Ä'at,
melukS, menari, memukul, dan sebagainya.
Shield Metal Arc Welding (SMAW) merupakan suatu teknik pengelasan
dengin menggunakan arus listnk yang Membentuk bLLsur arLLS dan
elektroda berselaput. Di dalam pengelasan SMAW ini terjadi gas
pelindung ketlka elektroda terselaput itu mencair, dalam proses ini tidak
diperlukan tekanan/pressure gas inert untuk men@lilan$an pengaruh
oksigen atau udara yang dapat menyebabkan korosi atau gelembung-
gelembung di dalam hasll pengelasan. Proses pengelasan terjadi karena
adanya hambatan arus IStr1k yang mengalir diantara elektroda dan bahan
las yang menimbulkan panas mencapai 3000 cc, sehingga membuat
elektroda dan bahan yang akan dilas
Buku teks bahan ajar Teknlk Las SMAW 2 nærupakan buku pegangan
siSwa untuk program studi Teknik Pengelasan. Buku ini digunakan pada
semester genap kelas XI. Pada semester ini konÄ'etensi dasar di yang
diajarkan menekankan pada kemampuan yang hat-us dimihki pserta didlk
untuk dapat mengelas SMAW pada posisi 1 F/IG dan 2F/2G. Sesuai
dengan silabLLs kurlkulim 2013 teknlk pengelasan. Sellingga dtharapkan
setelah menyelasaðcan buku
SiSwa sudah dapat melajutkan ke posisi pengelasan yang Jeblh tinggi
lagi.
1. Teknlk Pengelasan SMAW pada Posisi di Bawah Tangan (IF & IG)
13

Pengelasan Posisi dlbawah tangan (IF/IG) pengelasan


yang paling dasar yang harLLS dikuasai Oleh seorang siswa. Apabila
seorang siSwa akan belajar pengelasan posisi 2F/2G mereka hat-us
terleblh dahulu menguasai pengelasan 1 F/IG baru kemudian belajar
pengelasan pada possi yang yang leblh sulit. Kompetensi dasar ini
beberva kegiatan belajar diantaranya: (l) Persiapan san±ungan dan
kampuh lay, (20 Persiapan/penyetelan mesin lay, (3) Pemilthan dan
penyiapan elektroda, prose-dur pengelasan; (4) Teknik pengelasan rigi-
rigi; (5) Teknic pengelasan penebalan; (6) Teknlk pengelasan fillet IF; (7)
Teknde pengelasan groove ICJ.
Kompetensi dasar pengelasan di bawah tangan ini di bagi dalam 10
kegiatan belajar. Satu kegiatan belajar dapat deselesalkan dalam waktu 6
x 45 menit. Dalam buku ini akan disampalkan teori dan praktek sebagai
bahan untuk melaksanakan pembelajaran. Hasil yang akan diperoleh para
sswa apabila menguasai kompetensi dasar ini adalah dapat melakukan
persnpan pengelasan dan menguasai pengelasan I F/l G.
Manfaat yang akan didapat apablla siSwa kompetensi
pengelasan ICJ di dunia kerja adalah : (1) Dapat næmbantu tukang
lasdalam penyiapan mesin las untuk operasi pengelasan; (2) Dapat
Jelakukan pengerjaan las dcat pada posisi datar sebagai kompetensi awal
untuk meningatkan konpetensi bidang pekerjaan las Yang lebih tinggi; (3)
Melakukan pengelasan sambungin tumpul pada posisi IF/I G.
Persiapan Sambungan Dan Kampuh Las Sebelum kita melakukan
persiapan sambungin dan kampuh las kita ballas terlebth dallL11u nucam
— macam bentuk sambungan las. Beragam bentuk pekerjaan las dan
ñbrlkasi logim, menuntut agar suatu sambungin Yang dlkerjakan dapat
sesuai dengan desain dan kekuatan Yang dlharapkan. Karena itu bentuk-
bentuk sambungan harus dirancang sedenllkian rupa supaya kebutuhan
tersebut
Bentuk-bentuk Sambungin Las Secara umum san±ungan las ada dua
macam, yaitu sambungill sudut (fillet) dan san±ungan tumpul (butt).
Adapun macam-macam bentuknya adalah sebagii berikut
Sambungin sudut dalam (T-joint atau L-joint)
Sambungan sudut luar ( Cornerjoint)
Sambungill tumpang (lapjQint)
4. Sambungin sumbat (P/ugjQint)
Sambungan celah (Slot joint)
Sambungan tumpul (Buttjoint)
Bentuk-bentuk Kampuh Las.
14

Kampuh las adalah bentuk persiapan pada suatu sambungan. Umumnya


hanya ada pada sambungan tumpul, namun ada juga pada beberapa
bentuk sambungin sudut tertentu, yaitu untuk memenuhi persyaratan
kekuatan Suatu sambungan sudut. Bentuk kanÄ'LLh las Yang banyak
dipergunakan pada pekerjaan las dan Fabriçasi logam adalah .
Kampuh I (Open square butt)
2. Kampuh V (Single Vee butt)
Kampuh X (Duoble Vee butt)
Kampuh U (Single U butt)
Kampuh K/Sambungin T dengin penguatan pada kedua Sisi
(Reinforcemen on T-butt Weld )
Kampuh J/ Sambungin T dengan penguatan Satu Sisi ( Single J-butt Weld
) Berlkut ini adalah ginlbar bentuk-bentuk san±ungan dan kampuh las.

Sambungan T ( T-Joint) Sambungan Sudut ( Comer Joint )

Sambungan Tumpang ( Lap Joint )

Sambungan Slot( SlotJoint ) Sambungan Tumpul ( Butt Joint) T- Butt Joint


Gambar 1. Bentuk-bentuk San±ungan

Kampuh I Kampuh U
15

Kampuh V
Kampuh X Kampuh J
Gan±ar 2. KanÄ'L1h Las
Aplikasi Simbol Las
Pada pekerjaan las dan fabrlkasi logam gambar kerja sangat memegang
peranan penting, terutama tentang simbol las, karena dengan adanya
simbol las seorang pekerja akan dapat nænentukan konstftlksi sambungin
yang akan dlkerjakan. Oleh karena itu pemahaman tentang simbol-simbol
las sangit perlu dikuasai Oleh seseorang yang bekerja di bidang las dan
fabrlkasi logam Bericut ini adalah ll%icam-macam simbol las secara
umum' dasar yang digunakan dalam berbagai konstruksi pengelasan
Bentuk
Pengelasan Gambar Simbol
Sambungan
Sudut ( Fillet )
16

Jalur Las

Penebalan
Permukaan

Sambungan ( Penetrasi penuh pada


Turnpul sambungan tumpul )
(umum)

Sambungan
Tumpul
( Kampuh I )

Sambungan
Tumpul
( Kampuh V )

Sambungan T
( ci bevel )

Sambungan
Tumpul

Sambungan T
( Kampuh J )
17

Cian+ar. 3 sill+ol las


2. Hasil Belajar Sisvva
Gerakan-gerakan refleks terdiri dari dua bagian penting, yaitu Yang
berhubungin dengin Syaraf tulang belakang dan mehbatkan peran serta
otak pusat. Gerakan-gerakan dasar adalah semua Yang mencakup gerakan
dasar melalui gerakan-gerakan refleks Yang muncul melalui seatu latihan,
tetapi gerakan-gerakan ini dapat di haluskan (diperhamir) melalui proses
latiłan. Gerakan dasar ini dapat pula di kategorłkan kedalam tigi bentuk
gerakan, yaitu
(1) gerakan-geraka lokomotorif Yang mencakup gerakan-gerakan
berpindah tempat, (2) gerakan-gerakan nonlokonutorff Yang mencakup
gerakan-gerakan setempat, dan (3) gerakan-gerakan Imnipulatuif Yang
berupa gerakan koordinasi tangan dan kaki biasanya dikombinasłkan
dengan alat-alat peraba. Gerakan manipulatif terdiri dari 2 gerakan yaitu :
(1) kombinasi dari beberapa refleks Yang dikoordinasłkan Oleh
kełmnvuan Yang vsual, (2)
gerakan-gerakan Yang menggunakan tangan dan jari. Gerakan-gerakan ini
Il"adi dasar untuk gerakan-gerakan mahir dan terampil.
Hasil belajar keterampilan monotorik Oleh Gagne (1985:1) di defenS1kan
sebagai keterampilan Yang ditunjukan oleh seseorang gerakan koordinasi
Otot secara halus, teliti, dan cepat. Davies menyatakan pula bahwa hasil
belajar Yang ditunjukan Oleh seseorang dałam bentuk kemampuan (gerak
motorłk) tidak hanya dapat ditunjukan atau dapat diamati (observahle)
tapi juga harus di Likur (measurable). Hal ini berarti bahwa orang dengan
hasil belajarnya selain harus menunjukan kemampuan-kenzłpuan tertentu,
tetapi kemapuan iłu dapat di ukur t*atnya. Selanjutnya Davies
pula bahwa hasil belajar tidak sama dengin kinerja (ferformance) Yang
dituąiukan Oleh seseorang. Hal ini dimaksudkan bahwa hasil belajar
berhubungłn dengłn kemampuan Yang di miliki seseorang dalam bentuk
saling berkaitatan antara pengetahuan, keterampl]an, dan Slkap sedan$an
kinerja berkaitan dengan kemampuan orang untuk mendemontrasikan
penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai serta Sikap
yang dimillkinya sesuai dengill standart pekerjaan tertentu.
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat bahwa, hasil belajar
adalah perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang
sebagai aklbat dari interaksi seseorang dengin lin$ungannya. Hasil belajar
memillki beberapa ranah atau kategori dan secara umum merujuk kepada
aspek pengetahuan, Slkap dan keterampilan.
18

Hasil belajar siswa yang nampak dalam sejumlah kemampuan atau


kompetensi setelah melewati kegiatan belajar mengajar sering hanya di
nilai dari aspek kognitif saja. Padahal dalam kenyataanya siswa yang
belajar pengetahuan tertentu sebenarnya tidak hanya memperoJeh
keterampilan kognitif saja, tetapi pada saat yang sama juga memperoleh
keterampilan-keterampllan lain seperti dalam keterampilan pslkomotor.
Jadi tampak bahwa antara ranah kognitif dan ranah pslkomotor
sebenarnya saling melen$api, bahkan disertai Oleh hasil belajar dalam
ranah afektit: Begitu juga sebaliknya, siswa yang belajar keterampilan
pslkomotorlk sebenarnya jugi belajar secara kognitif dan pembentukan
Slkap. Contohnya, orang telah mempelajari kaidah 11*1mrkir nwbil,
maka untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa ia telah memahami
kaidah memarkir, maka ia juga hendaklah mampu menjelaskan konsep
atau prosedur memarkir mobil secara pslkomotorlk, serta cara-cara itu
dengan
balk. Meskipun demlkian keterampilan motorik atau keterampilan gerak
pslkomotorlk merupakan sesuatu yang bersifat kompleks. Berdasarkan
uraian diatas, apabila dillhat kaitannyd dengan las bLLSur dasar Imnual
disekolah kejuruan, tampak bahwa siswa dengill pengetahuan praktfl<
npngelas akan Jeblh mengerti, menguasai dan menyempurnakan kalau
mereka sering dlbenkan latlhan yang leblh bervariasi, hal ini dengan
harapan mereka akan dapat mendalami arti praktik tersebut dan mampu
mempertinggi praktflc yang dilakukannya.
Hasil belajar di bidang psdconwtoric dalam las busur dasar Imnual
nampak dalam gerakan-gerakan k011Ä'leks yang dilakukan secara efisien
melalui penggabungin empat keterampilan yaitu: (1) kebenaran prosedur
kerja, (2) ketetapan mengoperasikan peralatanlas, (3) kecepatan dalam
nænyelesadçan pengelasan loginl, (4) ke-lmmpuan 11Ëngadaptasi dengan
situasi dan kondisi baru. Selaniutnya siswa yang telah terampil dalam
bidang dapat Pula diketahui dari hasil belajar dalam ranah
pslkomotorlk. Sebagailmna dlketahui bahwa haklkat hasil belajar
keterampilan psiçonwtordc adalah keberhasilan siswa dalam
menyelesadçan suatu Objek atau pekerjaan, atau tin$at kelm11Ä'uan
keterampilannya dalam nænyelesaican suatu benda kerja. biasanya hasil
belajar tersebut ditentukan Oleh faktor-faktor yaitu : (l) faktor (2) Etktor
situasi dan kondisi, (3) faktor Slkap, (4) faktor bakat, (5) ñktor
pengetahuan. Berdasarkan pengertian di atas, keterampllan psik01mtorN<
adalah Suatu kemampuan yang diperoleh siswa melalui latthan gerakan
kompleks atau gabungan berbagai keterampilan yang hasilnya dapat
diketahui dalam bentuk kemampuan untuk menyelesalkan pekerjaan las.
19

Penilaian terhadap hasil belajar dalam ranah psikomotorlk dlhuat dengan


memberlkan nilai pada tiap-tiap bagian keterampllan yang dilakukan
Oleh seseorang siswa melalui seran$aian penilaian yang terdiri dari
metode, hasil keterampilan, dan waktu. Mengingat tujuan belajar las
busur dasar Imnual merupakan keterampilan psikomotorlk, 11%1ka
dalam penilaianya Jeblh menekankan pada hasil praktflc atau kualitas
hasil pengelasan. Oleh karena itu tolak ukur hasil belajar las bLLsur dasar
manual biasanya di ukur dengan kualitas hasil kerja yang dthasilkan oleh
siswa dari praktek yang dilakukanya dlbengkel las. Berdasarkan
pengenian penilaian diatas, Imka û1Strunænt yang digunakan untuk
mengukur keterampl]an las bLLsur dasar Imnual adalah test kinerja
perR)rmance test beserta lembar observasi keterampilan dengan memakai
skala hasil product test. Tes kinerja dipillh sebagai test keterampllan
praktek didasarkan atas pertimbangan bahwa tes kinerja dan lembar
observasi ketera11Ä'ilan merupakan tes yang biasa digunakan dalam
mengukur hasil belajar dalam kawasan keterampilan motorlk. Dalam
silabus kurlkulum SMK Negeri 4 Medan tahun 2013 untuk kompetensi
keahlian teknik pengelasan las bLLsur dasar nætal manual
Merujuk kepada beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
haklkat hasil belajar las busur dasar manual adalah perubahan penguasaan
keterampilan Yang diperoleh Oleh Siswa dari proses belajar membuat
berbagai jenis sambungin las. Sedan$an kriteria Yang digunakan dalam
mengukur hasil belajar praktek las busur dasar Imnual dapat dilthat dari
aspek:
Tabel 2. Kriteria Penilaian Teori , Siçap dan Hasll Belajar Las Busur
Dasar
Metal Manual Kelas XI Teknlk Pengelasan
20

Persiapan kerja
1.1 pengecekan kelen$apan peralatan
1.2 pengecekan spesifikasi peralatan

11 2. Proses kerja
2.1. posisi memegang Stang las, posSi sudeut elktroda, possi
pemakaian masker, baju praktñç persiapan elktroda sesuai dengin jenis
Yang akan dilas

111 HASIL KERJA


3.
3.1. Penampilan
3.2. Ukuran
3.3. Bentuk kampuh
3.4. Kekuatan

4. S Ikap kerja
4.1. penggunaan alat
4.2. keselamatan kerja

5. Waktu
5. I. waktu penyelesaian
21

3. Fungsi Pendidikan Kejuruan


Pendidlkan kejuruan menyiapkan Siswa menjadi manusia
Indonesia seutuhnya Yang mampu menin$atkan kualitas hidup, mampu
mengemban$an dirinya, dan memiliki keahlian dan keberanian membuka
peluang menin$atkan penghasilan. Sebagii suatu pendididlkan khusus,
pendidlkan kejuruan direncanakan untuk mempersiapkan peserta didlk
untuk memasuki dunia kerja, sebagii tenaga kerja produktif Yang mampu

produk unggul yang dapat bersaing di pasar global dan professional yang
memillki kualitas moral di bidang kejuruannya (keahliannnya). Di
samping itu pendidlkan kejuruan berfungsi mempersiapkan siswa
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
pendidikan kejuruan menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja
produktif antara Iain meliputi.
Memenuhi keperluan tenaga kerja dunia usaha dan industri.
Menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan bagi orang Iain.
Merubah status siswa dari ketergmtungan menjadi yang berpen@lasilan
(produktit).
Sedan$an sebagai tenaga kerja professional siswa mampu mengerjakan
tugasnya secara cepat, tepat dan efflsien yang didasarkan pada
berikut:
ilmu atau teori yang sistematis,
kewenangan yang diakui Oleh Wien,
sanksi dan pengakuan masyarakat akan keabsahan kewenangannya dan
kode etik yang regulative.
Selanjutnya, menyiapkan siswa menguasai IPTEK dimaksudkan agar
sswa:
Mampu mengikuti, menguasai, dan menyesualkan diri dengin kemajuan
Memillki kemampuan dasar untuk dapat nængemban$an diri secara
berkelanj utan
4. Tinjauan Filosofis
Landasan filosofis yang mendasari pendidican kejuruan, harus mampu
menjawab dua pertanyaan : pertama, Apa yang harus diajarkan? dan
kedua, Bagiimana harus mengajarkan? (Calhoun dan Finch, 1982).
Chalhoun dan Finch menegiskan bahwa sumber åtndanæntal
pendidlkan kejuruan adalah individu dan perannya dalam suatu
masyarakat demokratlk, serta peran pendidlkan dalam transmisi standar
sosial.
22

Secara filosofis, penyusunan kurlkulum SMK perlu mempertimban$an


perkembangin psikologis peserta didlk dan perkembangan atau kondisi
sosial budaya masyarakat.
Perkembangan pslkologis peserta didIk
Manusia, secara umum mengilami perkembangan pslkologis sesuai
dengin pertambahan usia dan berbagai faktor lainnya; yaitu latar belakang
pendidlkan, ekonomi keluargi, dan lin$ungan pergaulan, yang
mengaklbatkan perbedaan dalam dimensi fiS1k, intelektual, emosional,
dan spiritual. Pada kurun usia peserta didik di SMK, mereka memillki
kecenderungan untuk mencari identitas atau jati diri.
Fondasi kejiwaan yang kuat diperlukan peserta didlk agar berani
menghadapi, mampu beradaptasi dan mengatasi berbaý masalah
kehidupan, balk kehidupan maupun kehidupan keseharian, yang
selalu berubah bentuk dan jenisnya serta menin$atkan diri dengan
pendidlkan yang leblh tinggi.
Kondisi sosiaI budaya
Pendidlkan 11Ërupakan tanggung jawab bersama antara keluargi,
masyarakat dan pemerintah. Pendidikan yang dari lingkungan keluarga
(informal), diserap dari masyarakat (nonformal), maupun yang diperoJeh
dari sekolah (formal) akan menyatu dalam diri peserta didlk, menjadi satu
kesatuan yang utuh, saling mengisi dan diharapkan dapat saling
secara positif.
Peserta didlk SMK berasal dari anggota berbagai lin$ungan nßyarakat
yang memihki budaya, tata nilai, dan kondisi sosial yang berbeda.
Pendidlkan kejuruan mempertimban$an kondisi sosial, maka segila upaya
yang dilakukan harus selalu berpegmg teguh pada keharmonisan
hubungan antar sesama dalam masyarakat luas yang dilandasi
dengin akhlak dan budi pekerti yang luhur, serta keharmonisan antar
sistem pendidlkan dengill sosial budaya.
4. Filsafat Pe ndidikan Kejunran
Filsafat adalah apa yang diyakini sebagai suatu pandangan hiiup dan
landasan berpikir yang diianggip benar dan balk. Filsañt menurut Jalius
Jama:
2010 meliputi hal-hal sebagii berlkut:
Usaha secara spekulatif untuk menyajikan pandangan yang sistemats dan
lenÀ{ap tentang kenyataan.
Usaha mendeskripslkan sifat dasar yang terdalam dan sesunguhny•a dari
kenyataan.
C. Usaha untuk menentukan batas-batas dan lingkup pengetahuan.
Penyelidlkan secara kritis terhadap hipotesis.
23

[Imu untuk membantu seseorang untuk memaknai (purposeful meaning)


apa yang dlkatakan dan apa yang dillhat dan apa yang dilakukan.
Dalam pendidlkan kejuruan ada dua aliran filsafat yang sesuai dengan
keberadaanya, yaitu eksistensialisme dan esensialisnæ.
berpandangin bahwa pendidlkan kejuruan harus mengembangan
eksistensi manusia untuk bertahan hidup, bukan merampasnya. Filosofi
eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidlkan kejuruan harus
menyuburkan dan mengemban$an eksistensi peserta didlk mungkin
nælalui fast]itasi yang dilaksanakan melalui proses pendidlkan yang
bermartabat, pro perubahan (kreatif, inovatif dan ekspermentatif),
menumbuhkan dan mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan
peserta didlk. bervandangan bahwa
pendidikan kejuruan harus mengaitkan dirinya dengan sßtem-sß;tem yang
lain seperti ekonomi, politlk, sosial, ketenagi kerjaan serta religi dan
moral. Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus
berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, balk kebutuhan individu,
keluarga, maupun kebutuhan kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub
sektornya, balk local, nasional, maupun internasional. Dalam
mengaktualisaslkan kedua filosofi tersebut, empat pilar pendidlkan yaitu
learn to know, learning to do, learning to live together, and learning to be
merupakan patokan berhargi bagi penyelenggra praktek-praktek
penyeleng_raan pendidlkan kejuruan mulai dari kurlkulum, tenaga
pendidik
(guru), proses belajar mengajar, sarana dan prasarana, hingga penilaian.
Menurut Teori Prosser landasan filsafat pendidlkan kejuruan dapat
dirin$as sebagłi berłkut:
Sekolah kejuruan akan efektif jika siswa diajar dengłn materi, alat,
mesin dan tugas-tugas Yang sama atau tiruan dimana siswa akan bekerja.
Sekolah kejuruan akan efektif hanya jlka siswanya diperkenalkan dengan
situasi nyata untuk berfikir, berperasaan, berperilaku seperti halnya
pekerja, di industri, dimana siswa akan bekerja setelah lulus.
Sekolah kejuruan akan efektif jlka siswa dilatlh untuk berEkir dan
secara teratur.
Untuk setiap jenis pekerjaan, individu harus memillki kemampuan
minimum agar mereka bisa mempertahankan diri untuk bekerja dałam
posSi tersebut.
Pendidlkan kejuruan akan eAtif jika membantu individu untuk mencapai
cita-cita, kełmnvuan, dan keinginannya pada Yang lebih tinggi.
Pendidikan kejuruan untuk suatu jenis keahlian, posLsi dan
keterampilan akan
24

efektif hanya dlherłkan kepada siswa Yang niemerlukan, menginginkan


dan mendapatkan keuntungan.
g Pendidlkan kejuruan akan efektif apabila penyłlaman latlhan Yang
dilakukan
akan membentuk kebiasaan bekerja dan berfikir secara teratur dan betul-
betul diperlukan untuk meningkatkan prestasi kerja.
h. Pendidlkan kejuruan akan efektif jlka diajar Oleh guru dan instruktur
Yang telah memillki pengalaman dan berhasil di dałam menerapkan
keterampilan dan pengetahuan mengenai operasi dan proses kerja Yang
dilakukan.
Pendidlkan kejuruan harus memahami posisinya dałam masyarakat, dan
situasi pasar, melatlh siswa untuk dapat memenuhi tuntutan pasar tenagi
kerja dan dengin menciptakan kondisi kerja Yang leblh bałk.
Menumbuhkan kebiasaan kerja Yang efektif kepada siswa hanya akan
terjadi apabila training Yang dlberłkan berupa pekerjaan nyata, dan bukan
merupakan latihan semata.
k. Materi training Yang khusus pada jenis pekerjaan tertentu hendaknya
merupakan penyilaman tuntas pada pekerjaan tersebut.
Untuk setiap jenLs pekerjaan mempunyai Ciri khusus, sehmgga
memerlukan materi diklat khusus pula.
Pendidlkan kejuruan akan menÀ1asilkan pelayanan yang efisien
apabila penyelenggaraan training dlberikan kepada sekelompok Siswa
yang memerlukan (motivasi) dan memperoleh keberhasilan dari program
tersebut.
n. Pendidlkan kejuruan akan efisien dan efektif apabila metode
pembelajaran memperhatlkan karakteristlk siswa.
0. Administrasi pendidlkan kejuruan akan efisien apabila dilaksanakan
dengan flekslbel, dinamis dan terstandar.
p. Walaupun setiap usaha perlu dilaksanakan sehemat mungkin,
pembiayaan pendidlkan yang kurang dan batas minimum tidak bisa
dilaksanakan secara efisien. Dan jlka pembelajaran tidak bisa menjangkau
dengan biaya minimum, sebalknya pendidikan kejuruan tidak
dilaksanakan (Prosser dan
Aller, 1825).
5. Arah Prinsip Pendidikan Kejuruan Dikaitkan dengan Masyarakat Miller
memberlkan 10 prinsip pendidlkan kejuruan dikaitkan dengin masyarakat
(people) sebagai berlkut:
Bimbingill
25

Bimbingan merupakan unsur yang penting dalam pendidlkan kejuruan.


Lembagi pendidlkan dan kejuruan diharapkan bisa memberlkan
bimbangan dan tuntunan kepada masyarakat sekitar dalam memecahkan
maslah hidup dan kehidupannya.
Belajar seumur hidup
Prinsip belajar seumur hidup atau terus menerus dapat diterapkan pada
pendidlkan kejuruan karena pendidlkan kejuruan harus selalu
perkembangtn ib11L1 pengetahuan dan teknologi.
Memenuhi kebutuhan masyarakat
Pendidlkan kejuruan harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat balk
secara individu, masyarakat ll¾tupun nasionaL
d. Pendidlkan kejuruan terbuka bagi semua.
Pendidlkan kejuruan terbuka bagi semua lapisan masayarakat tanpa
terkecuali, tanpa membedakan yang kaya dan yang miskin, pria dan
wanita.
Penempatan
Bukan hanya melahirkan lulusan yang memillki kompetensi, pendidðcan
kejuruan jugi bertanggung jawab untuk dalam penempatan lulusannya
untuk menduduki berbagai bidang pekerjaan dalam kehidupannya sesuai
deng1n kompetensinya.
f: Perbedaan peran jenis kelamin
Pendidlkan kejuruan dapat berperan men$lan$an anggapan salah sebagian
masyarakat bahwa pendidlkan kejuruan hanya untuk kaum pria saja.
Sesuai dengan prinsip sebelumnya bahwa pendidlkan kejuruan tidak
membedakan antara pria dan wanita.
g Individu dengan kebutuhan khusus dilayani melalui pendidlkan
kejuruan Sebagian individu/ masyarakat memillki kebutuhan khusus yang
berbeda dengin yang lain. Hal ini dapat dilayani melalui pendidlkan
kejuruan.
h. Organisasi siSwa adalah suatu corak pendiddcan kejuruan integral
Melalui pendidlkan kejuruan dapat dlbentuk orgtnisasi siSwa secara
integra l.
Guru pendidlkan kejuruan merupakan guru pendiddcan profesi dan
jabatan. Guru merupakan komponen utama dan penting dalam pendidlkan
kejuruan. Oleh sebab itu guru harus memiliki kompetensi khusus dalam
bidang yang diajarkannya (kompetensi akademlk) dan mengetahui
bagaimana Cara menýar (kompetensi pedagoglk).
26

Etos kerja (work ethic) pendidi(an kejuruan. Etos


kerja dapat diartlkan sebagai kebiasaan kerja, kecendrungan modal kerja
atau pandangan hidup kerja. Melalui pendidlkan kejuruan siSwa dilatlh
untuk menin$atkan etos kerjanya, prestasi kerjanya dan pada gilirannya
dapat mencapai produktivitas yang tinggi.
Dalam kaitannya dengan prinsip pengajaran pendidlkan kejuruan,
Miller memberlkan 8 prinsip sebagai berlkut:
Kesadaran akan karir adalah bagian penting dalam pendidikan kejuruan
khususnya pada proses awal pendidlkan itu sendiri.
Pendidiçan kejuruan pendlkan yang menyeluruh dan merupakan
bagian dari masyarakat (public system).
Kurlkulum dalam pendidikan kejuruan berdasarkan atas kebutuhan
dunia kerjaÌ dunia industry.
Jabatan atu pekerjaaan dalam kelompok/ keluarga sebagai salah satu
pengembangin kurlkulum pendidlkan kejuruan khususnya pada tingkat
menengah
Inovasi merupakan bagian yang sangat ditekankan dalam pendidlkan kej
uruan.
Seseorang dipersiapkan untuk dapat memasuki dunia kerja nplalui
pendidlkan kej uruan.
g Keselamatan kerja merupakan unsure penting dalam pendidikan kej
uruan.
h. Pengawasan dalam penin$atan pengalaman okupasi/ pekerjaan dapat
dilakukan melalui pendidlkan kejuruan.
6. Pendidikan Kejunlan dan Tuntutan Pengelolaan Pendidikan Kejuruan
Tuntutan pengelolaan pada pendidlkan kejuruan harus sesuai dengan
kebijakan link and match, yaitu perubahan dari pola lama yang
cenderung berbentuk pendidlkan demi pendidlkan ke Suatu yang Jeblh
terang, jelas dan konkrit menjadi pendidlkan kejuruan sebagai program
pengembangan sumber daya manusia. Dimensi pembaharuan yang
diturunkan dari kebýakan link and match, yaitu
Perubahan dari pendekatan Supply Driven ke Demand Driven Dengan
demand driven ini nængharapkan dunia LLsaha dan dunia industri atau
dunia kerja leblh berperan di dalam menentukan, mendorong dan
menggerakkan pendidlkan kejuruan, karena mereka adalah pihak yang
leblh berkepentingan dari sudut kebutuhan tenaga kerja.
27

Perubahan dari pendidican berbasis sekolah (School Based Program) ke


sistem berbasis ganda (Dual Based Program) Pendidlkan yang dilakukan
melalui proses bekerja di dunia kerja akan memberikan pengetahuan
keterampilan dan nilai-nl]ai dunia kerja yang tidak mungkin atau sulit
didapat di sekolah, antara lain pembentukan wawasan mutu, wawasan
keunggulan, wawasan pasar, wawasan nilai tambah, dan pembentukan
etos kerja.
Perubahan dari model penýaran yang mengajarkan mata-mata pelajaran
ke model pengaJaran bet-basis kompetensi Perubahan ke model
pengajaran ke berbasS kompetensi, benmksud menuntun proses
pengijaran secara berorientasi pada kompetensi atau satuan-satuan
kermmpuan.
Perubahan dari program dasar yang sempit (Narmw Based) ke program
dasar yang mendasar, kuat dan luas (Broad Based)
Kebijakan link and match menuntut adanya pembaharuan, mengžrah
kepada pembentukan dasar yang mendasar, kuat dan leblh luas.
Perubahan dari sistem pendidlkan firmal yang kaku, ke sistem yang luwes
dan prinsip mu/ty entry, multy exit. Prinsip ini memun$inkan peserta
didik SMK yang telah memilici sejumlah satuan kemampuan tertentu
(karena program penýarannya berbasis k011Ä'etens1) untuk mendapatkan
kesempatan kerja di dunia kerja f Perubahan dari sistem yang tidak
mengakui keahlian yang telah diperoleh sebelumnya, ke sistem yang
mengikui keahlian yang diperoleh dari mana dan dengill Cara apapun
kompetensi itu diperoleh (Recognition of prior learning). baru pendidiçan
kejuruan harts mampu memberlkan pengikuan dan penghargaan terhadap
kompetensi yang dimillki oleh seseorang Sistem ini akan memotivasi
banyak orang yang sudah memiliki kompetensi tertentu g Perubahan dari
pemisahan antara pendidlkan dengan pelatlhan kejuruan, ke sistem baru
yang mengintegraslkan pendidlkan dan pelatlhan kejuruan secara terpadu.
Program baru pendidlkan yang mengemas pendidlkannya dalam bentuk
paket-paket kompetensi kejuruan, akan 11Ëmudahkan pengikuan dan
penÀ1argian terhadap program pelatihan kejuruan dan program
pendidlkan kejuruan.
h. Perubahan dari sistem terminal ke sistem berkelanjutan
Sistem baru tetap men@larapkan dan mengutamakan tamatan SMK
bekerja, agar segera menjadi tenaga dapat memberi return atas
investasi SMK.
L Perubahan darİ manajemen terpuşat ke pola manajemen mandİrİ
(priıFip
deşentralisaşİ)
28

Pola baru manajemen mandİrİ dimakşudkan memberİ peluang kepada


propİnşİ dan bahkan sekolah unluk menentukan kebijakan operasional,
asal tetap mengacu kepada kebğakan naşİonaL Kebijakan naşioanl
dlhataşİ pada hal-hal yang bersİfat strateğs, supaysa memberİ peluang bağ
para pelakşana di lapangan berimprovİşaşİ dan melakukan İnovaşİ.
Perubahan darİ sepenuhnya darİ pembiayaan pemerintah
pusat, ke swadana dengin şubşİdİ pemerintah pusat.
Sistem baru diharapkan dapat mendorong pertumbuhan swadana pada
SN[K, dan poşİşİ lokasİ dana darİ pemerintah pusat berşİtht membantu
atau şubşİdİ. Sistem İni juy dlharapkan mampu mendorong SİMK
berp1kİr dan berperilaku ekonomis.
7. Tuntutan Pendİdİkan Kejuruan Menjawab Kebutuhan M asyarakat
Ditinjau darİ perspektif perkembangn kebutuhan pembelajaran dan
akseş1bİlİtaş duİa uşaha/İnduştrİ, şekurang-kurangnya tiga dinxnşİ pokok
yang menjadİ tantangan bağ kita terutama SİMK , bak dalam konteks
regİonal maupun naşional, diantaranya
Implementaşi program pendidlkan dan pelatlhan hanıs berfokuş pada
pendayagunaan patensi sumber daya lokal, şambİl mengoptimalkan
kerjaşama şecara İntenşİf dengan hiştİtuşİ paşangan
Pelaksanaan kurkulum hanıs berdasarkan pendekatan yang leblh fleksıbel
şeşuaİ dengan trend perkembangn dan kemajuan teknoloğ agar
kompetenşi yang diperoleh peşerta didik selama dan şeşudah mengıkuti
program dlklat, memİ11kİ daya adaptasİ yang tinggİ
Program pendidlkan dan pelatlhan sepenuhnya hanıs berorİentaşİ
mastery leamİng (belajar tuntaş) dengin mellhatkan peran aktif —
partğİpatİf para stakeholderş pendidlkan, termaşuk optimalisaşi peran
Pemerintah Daerah unluk merumuşkan pemetaan kompetenşi
ketenagakerjaan di daerahnya şebagaİ İnput bağ SMK dalam
penyelenggıraan dlklat berkelanjutan Upaya untuk mempertahankan SMK
yang dapat menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat,dan didalamnya
mencakup kemana arah Pendidlkan Kejuruan dlbawa, dalam hal ini SMK
harus mampu menjalankan peran dan dengan baik. Dalam
menjalankan peran dan tersebut, maka pendidlkan dan pelatlhan di SMK
perlu memperhatlkan prinsip-prinsip pendidlkan kejuruan Yang
dikemukakan Prosser sebagai benkut
Pendidlkan kejuruan akan efisien jika lingkungin dimana Siswa dilatlh
merupakan repllka lin$ungan dimana nanti ia akan bekerja.
Pendidikan kejuruan Yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-
tugas latlhan dilakukan denglil Cara, alat dan mesin Yang sama seperti
Yang ditetapkan di tempat kerja.
29

C. Pendidlkan kejuruan akan efektif jlka dia melatlh seseorang dalam


kebiasaan berpikir dan bekerja seperti Yang diperlukan dalam pekerjaan
itu sendri
d. Pendidlkan kejuruan akan efektif jlka dia dapat memampukan setiap
individu memodali minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada
tingkat Yang Paling tinggi.
Pendidlkan kejuruan Yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau
pekerjaan hanya dapat dlberikan kepada seseorang Yang memerlukannya,
Yang menginginkannya dan Yang dapat untung darinya.
Pendidikan kejuruan akan efektif jlka pengilaman latihan untuk
membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berßar Yang benar diulangkan
sehingga pas seperti Yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.
Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai
pengalaman Yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan
pada operasi dan proses kerja Yang akan dilakukan.
Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum Yang harus dipunyai Oleh
seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.
Pendidlkan kejuruan harus memperhatikan permintaan Pasar
(memperhatlkan tanda-tanda Pasar kerja).
Pendidlkan kejuruan akan merupakan layanan sosial Yang efsien jlka
sesuai dengan kebutuhan seseorang Yang memang dan
memang Paling jlka dilakukan lewat pengajaran kejuruan.
Pada hakekatnya pendidlkan teknologi dan kejuruan adalah pendidlkan
yang diselenggrakan bagi para siSwa yang merencanakan dan
mengembangkan karirnya pada bidang keahlian tertentu untuk bekerja
secara produktif dan professional dan siap melanjutkan ke tin$at
pendidlkan yang leblh tinggi.
pendidikan kejuruan siSwa menjadi manusia Indonesia
seutuhnya yang mampu meninÀ{atkan kualitas hidup, mampu
dirinya, dan memiliki keahlian dan keberanian membuka
peluang meningkatkan pe*silan yang dilihat dari psiçologis pesena didlk
dan kondisi sosial budaya.
pendidikan kejuruan adalah apa yang diyakini sebagii suatu
pandangan hidup dan landasan berplkir yang dianggap benar dan balk.
Pendidlkan kejuruan mengrah pada prinsip yang dlkaitkan dengan adanya
masyarakat, belajar seumur hidup, memenuhi kebutuhan masyarakat,
pendidikan kejuruan terbuka bagi semua, penempatan lulusan, tidak
membedakan jenis kelamin, kebutuhan individu akan pendidikan
kejuruan, guru, et0S kerja, pelatlhan kerja, dan berorientasi
mastery learning (belajar tuntas) dengan mellbatkan peran aktif
partisipatif para stakeholders pendidlkan.
30

8. Hakikat Pengembangan Modul Pembelajaran


Penelitian pendidlkan dan pengembangin yang terkadang disebut
penelitian berbasis pengembangan merupakan suatu proses yang
digunakan untuk mengembangan dan menwalidasi produk-produk
pendiddçan yang dilakukan melalui tahapan studi penelitian kebutuhan
produk yang akan dlkembangkan, mengembangan produk berdasarkan
temuan, uji coba lapangan untuk dan melakukan revisi
untuk memperbalki ketidak efisienan yang ditemukan pada Saat tahapan
uji coba. Siklus ini akan diulangin sampai data uji coba menunjukan
produk yang dlhasilkan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Lan$ah-
langkah pengembangin meliput: menjaring data tentang kondisi subjek
penelitian atau sekolah berkaitan dengin Objek yang akan dlkemban$an,
mendefinislkan keterampilan, menyatakan tujuan untuk menetapkan
urutan pembelajaran, mengemban$an bentuk permulaan produk termasuk
persiapan bahan pembelajaran, buku pegangan dan alat penilaian, uji coba
lapangan terbatas untuk memperoleh masukan tenteng produk yang
revisi produk, operasional uji coba lapangan, revisi akhir
produk, dan desenłinasi dan implementasi ke berbagai sekolah. Penetapan
apakah produk pengembangłn efektif memenuhi tujuannya ditetapkan
Oleh ahh dan pengguna.
Pengembangłn mencakup pengertian men*atkan metode-metode untuk
menciptakan suatu sistem atau program, merupakan suatu aktivitas
personal berdasarkan pola Yang ada dan memakai prosedur-prosedur
Yang secara optim dapat menciptakan sesuatu. Menurut Dick dan Carey
(1996) pengembangan bahan pemebelajaran meliputi: (1)
mengidentifikasi kebutuhan untuk menetapkan tujuan, (2) melakukan
analisis pembelajaran, (3) n—dentifikasi karakteristic siswa, (4)
merumuskan tujuan perRjrmansi, (5) acuan patokan,
(6) startegi pembelajaran, (7) mengemban$an dan memillh
nüiteri pembelajaran, (8) merencanaka lan melakukan evaluasi sumatif.
Ada sebelas lan$ah untuk mengemban$an pembelajaran yaitu : (l )
mengulas strategi pembelajaran untuk masing-nusing tujuan dalam
nusing-masing pembelajaran,
31

(2) melakukan studi literatur dan minta pendapat ahh bidang sudi untuk
menetukan apakah n%iteri pembelajaran sudah tersedia, (3)
bagiimana mengadopsi materi-łmteri ajar Yang sudah
tersedia, (4) menetapkan apakah nüiteri ajar baru diperlukan untuk
direncanakan, jlka ya terLLskan langkah 5, jlka tidak mulailah
mengorganisasi dan menerima materi pelajaran, menggunakan srategi
pembelajaran panduan, (5) untuk masing-masing, mempertimbangkan
media terbaik untuk menyajlkan nülteri ajar, memantau pelaksanaan dan
umpan ballk, menilai, dan memandu siswa ke kegiatan berkutnya, apakah
mencapai, remidi atau kegaiatan berklt urutannya sudah tepat,
(6) menetapkan format dan prosedur penyajian untuk tiap-tiap tujuan atau
sekelompok tujuan, rancang suatu format unnunł atau pola penyajian
Yang diyakini penting atau akan mengefektiflKan, rancang tahapan dan
ilustrasi untuk startegis pembelajaran, (7) menulis materi pembelajaran
Yang didasarkan pada strategi pembelajaran dalam bentuk kasar, (8)
mempertłmbangkan tiap pelajaran Yang sudah len*ap atau sesi kelas
untuk kejelasan dan aliran ide-ide, (9) menggunakan satu pembelajaran
lengcap, tulis pembelajaran Yang harus dlkerjakan siswa untuk kegiatan
jlka mereka perlukan, (10) menggunakan nuteri ajar Yang sudah
dikemban*an Yang masłh dalam draft kasar dan dengan biaya murah
untuk memulai kegiatan penilaian Yang diperlukan dalam
perbaikan, dan (1 1 ) mun$in dlkemban$an materi pembelajaran untuk
panduan instruktor selama pelaksanaan atau buat catatan sebagai tahapan
pengembangan, perbalkan penyajian pembelajaran dan kegiatan. Setelah
bahan pembelajaran selesai dlkemban$an seterusnya dilakukan kegiatan
evaluasi formatif untuk mengetahui apakah bahan ajar Yang
dlkembangkan dapat dipahami pembelajar, isinya sangat mendukung
terhadap pencapaian penampilan kerja dengan Cara : (l) evaluasi Satu
kesatu; dilakukan pengen±ang terhadap Satu orang pembelajar Yang
dipilih dari target populasi, dan meminta pendapat ahli mata pelajaran, (2)
evaluasi kelompok kecil; meminta partisipasi sekelompok pembelajaran
dari target populasi untuk menggunakan bahan ajar dan (3) uii "Oba
lapangan; bahan pembelajaran diterapkan kepada sampel dari target
populasi
Menurut Nasution (2008:205) modul merupakan suatu unit len$ap Yang
berdiri sendiri dan tertulis atas suatu ran$aian kegiatan belajar Yang
disusun Lültuk membantu warga belajr næncapai sejumlah tuiuan Yang
dirumuskan secara khusus dan jelas. Modul merupakan suatu unit
program belajar mengajar terkecil Yang secara rinci menggriskan: (l)
petunjuk penggunaan Yang memberi penjelasan tentang Cara warga
belajar menggunakan modul, (2) tujuan penggunaan modul, berisi tujuan
Yang akan dicapai setelah mempelajari modul,
32

(3) materi pelajaran Yang akan dicapai warga belajar, (4) 'embar kegiatan
warga belajar, berislkan kegiatan Yang akan dilakukan balk teori maupun
percobaan, dan (5) latthan, berisLkan tes Yang digunakan
untuk menilai ketercapaian tujuan Yang telah dirumuskan. Modul adalah
SUatU alat pembelajaran Yang didasrkan pada metode belajar sendiri
Yang dilakukan dengan seperangkat pembelajaran Yang berislkan:
petuniuk melakukan, pengetahuan Yang bersifat teroi dan praktek dan
evaluasi.
Pengijaran modul juga memberi kesempatan bagi peserta didik untuk
belajar menurut Cara masing-lmsing, nænggunakan tekntk Yang berbeda-
beda untuk memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang
pengetahuan dan kebiasan Pengerjaan modul Yang balk
memberlkan aneka ragam kegiatan instruksiona l.
Pembelajaran modul sebagai suatu pendekatan pembelajaran mandiri
Yang berfokuskan penguasaan kompetensi dari bahan kajian Yang
dipelajari peserta didlk dengan waktu tertentu sesuai dengan dan
kondisinya. Pembelajaran modul memillki untuk memastlkan semua
peserta didlk menguasai kompetensi Yang dlharapkan dalam suatu materi
Ežjar sebelum pindah ke materi ajar selanjutnya 11Ëlalui pengajaran
mandiri. Selain itu pen±elajaran Imdul bertujuan untuk menjawab
keragiman kecepatan belajar dari peserta didlk agar mencapai suatu
tinS{at pencapaian kompetensi tertentu sesuai dengan tujuan
pembelajaran Yang telah disusun secara sistematis dan terstruktur.
Finch dan Crunkilton dalam Slbuea (56:2000) mengatakan IWdul
pembelajaran dapat didefinislkan sebagii suatu paket Serba lenS{ap Yang
mencakup seran$aian rencana pengilar- pengalalmn belajar Yang
dirancang untuk membantu Siswa mencapai tujuan khLLsus. Oleh sebab
itu modul harus yaitu: (1) ada bagian modul Yang di[si sendiri Oleh sswa
dan tidak perlu bertanya kepada guru apa Yang harus dlkerjakan
berlkutnya, (2) dapat digunakan belajar sendiri sesuai dengill karakteristlk
Siswa agar dapat Imju sesuai kecepatan menerima penilaian
kemajuan melalui Imdul, fokus untuk
mencapai tuj uan khusus Yang dapat dalam tiap -tiap 1110dul, (3 ) paket
lengkap, (4) berisikan tujuan dan pengalaman belajar, (5) berS1kan
mekanisme untuk menilai apakah Siswa sudah mencapai tujuan. Dalam
mengemban$an modul ada 7 hal Yang harus dipenuhi yaitu: (1) ada
pendahuluan, (2) dinyatakan tujuan pelajaran, (3) dilakukan penilaian
awal dan akhir (4) terdapat pengalaman belajar, (5) dituliskan sumber
belajaran, dan (6) di uji coba.
33

Disebut modul adalah len$ap Oleh karena melalui pemalffliatan modul


Siswa tidak perlu bertanya kepada guru mengenai bahan- bahan Yang
harLLS di gunakan karena dalam modul telah di uralkan informasi dan
petunjuk-petunjuk. Dalam setiap modul diuraikan pula pengerahan
mengenai apa Yang harus di lakukan, bagaimana program melakukan
praktek dan bahan atau materi apa Yang digunakan, juga memberi arti
bahwa modul menggambarkan urutan Yang sistematis dan logis mengenai
modul dalam memulai dan pelajaran secara tepat. Menurut Hall dan Jones
dalam Slhuea (107:2000) penggunaan pengajaran dengill modul ini
karena beberapa alasan, yaitu (l) melalui penggunaan modul dapat di
layani siswa-sßwa dengan latar belakang Yang beraneka ragam, (2)
melalui penggunaan modul maka pemanñatan sumber daya rmnusia lebih
efektif, (3) berdasarkan beberapa rset di temukan bahwa kualitas
pengajaran akan menin$at bila menggunakan modul, dan (4) melalui
penggunaan modul dapat dlhenkan pengajaran dalam bentuk
keterd11Ä'11an, demonstrasi dan sebagainya.
Strategi pembelajaran Yang digunakan dalam modul pembelajaran
seutuhnya belajar sendiri (pure se(f face /earning) artinya tidak ada peran
guru terhadap Siswa selama proses pembelajaran Sekolah
menyusun kompetensi Yang dapat di capai melaui pembelajaran, bahan
ajar, kegiatan belajar, latlhan tes, sumber belajar pendukung, dan petunjuk
melakukan kegiatan belajar. Penilaian terhadap tes dilakukan Oleh
pembelajar sendiri dengan menjawab test Yang sudah di buat dan
hasilnya di perlksa Oleh komputer untuk menetapkan apakah pembelajar
sudah dapat pindah dari Satu toplk pembelajaran berlkutnya pada modul
Yang sama. Penilaian akhir juga dilakukan sendiri Oleh Siswa dengan
mengerjakan tes akhir Yang diperiksa Oleh komputer dan hasil belajarnya
juga di tetapkan Oleh komputer. Waktu Yang digunakan tidak dlhatasi,
karena pembelajaran tidak memandang perbedaan terhadap kemampuan
awal siswa. Latar belakang Yang beraneka ragam dari Siswa hanya
berpengruh terhadap waktu menyelesalkan pembelajaran. Dalam
pelaksanaanya Siswa benar-benar nænunjukkan sdçap jujur atau tidak
curang atau nonmoral hazard.
34

Suatu modul Yang digunakan pada kelompok belajar tertentu disusun


dengin melalui lan$ah- langkah berikut: (1) menyusun keran$a modul,
yaitu: (a) menetapkan tujuan pembelajaran umum Yang akan di capai
dengan menggunakan modul tersebut, (b) merumuskan tujuan
pembelajaran khusus, (c) menyusun soal-soal penilaian untuk 11Ëngukur
Sampai se-jauh Imna tujuan pembelajaran khusus dapat dicapai, (d)
identifikasi pokok-pokok nztteri pelajaran Yang sesuai dengln tujuan
pembelajaran khusus, (e) meny•Lsun pokok-pokok materi tersebut di
dalam urutan Yang logis dan (D menyusun langkahlan$ah kegiatan warga
belajar, (g) erlksaan Sampai sejauh mana langkahlangkah kegiatan belajar
telah diarahkan untuk mencapai semua tujuan Yang telah di rumuskan,
dan (h) identifikasi alat—alat yang di perlukan untuk kegiatan
belajar, (2) menyusun program secara terperinci meliputi pembuatan
semua unsur modul yakni petunjuk tutor, lembar kegiatan warga belajar,
lembar kerja warga belajar, dan lembar penilaian.
Untuk mengefisienkan dan pembelajaran di sekolah
kejuruan perlu ditemukan strategi pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman belajar teori dan praktek, karenanya materi ajar yang akan di
SLLSLu1 harus didukung dengan kegiatan praktek sehingga kompetensi
Imah kognitif dan pslkomotorlk dapat tercapai. Materi pembelajaran
sebaðcnya ñti sari dari teori-teori yang ada sehingga muda
dipahami, dan kegiatan praktek dilakukan dengin seperan$at alat yang
dapat memberlkan pengalaman yang sama dengan wujud aslinya.
Menurut McBrien & Brandt, (145:1997) Konstruktivisnæ adalah satu
pendekatan pengajaran berdasarkan kepada penyeliddcan tentang
bagailmna manusia belajar. Kebanyakan penyelidfle bervendapat setiap
ûldividu næmbina pengetahuan dan bukannya hanya menerima
pengetahuan daripada orang lain). (Briner, M., 1999) (Murid 11Ë11±ina
pengetahuan mereka dengan menguji idea dan pendekatan berdasarkan
pengetahuan dan pengilaman sedia ada, mengaplikasikannya kepada
situasi baru dan mengintegrasikan pengetahuan baru yang diperoleh
dengan hinaan intelektual yang sedia wujud).
Menurut Brooks & Brooks, (101 :1993) Teori menyatakan bahwa
murid membina tentang dunia dengan pengalaman baru kepada
apa yang næreka telah Thami sebelum ûli. Mereka membentuk peraturan
melalui refleksi tentang interaksi dengan Objek dan idea. Apabila 11Ëœka
bertemu dengan Objek, idea atau perkaitan yang tidak bermakna kepada
mereka, maka mereka akan sama ada npnginterpretasi apa yang mereka
lihat supaya secocok dengan peraturan yang næreka telah bentuk atau
mereka akan menyesualkan peraturan næreka dapat meneran$an
maklumat baru ini dengan lebth balk.
35

Berdasarkan kepada pandangm-pandangan di atas 11%1ka pengertian


pembelajaran secara konstruktivisme bolehlah dirumuskan sebagži yang
berlkut:
Konstruktivisme adalah satu Thaman bahawa murid membina sendiri
pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan
pengalalmn sedia ada. Dalam proses murid akan 11Ënyesuadcan
pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan sedia ada untuk membina
pengetahuan bam
Teori belajar yang mendasari pengembangan modul dan pembelajaran
kompetensi kejuruan Teknlk las busur dasar nunual adalah Teori Belajar
konstruktivistik. Suparno (1997) dan Atherton (2009) mengitakan bahwa
pada konstruktivisme kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif.
Pen±elajaran kompetensi kejuruan las busur dasar manual terdiri dari
kegiatan belajar teori dan praktek yang dilaksanakan secara simultan
Pembelajaran harus memungkinkan siSwa belajar dengan aktif sesuai
kecepatan dan nængak01Wdasi pembelajaran learning by
doing. Pembelajaran dengan praktflc sejalan pendapat Kolb
(114:1984) dalam IWdel pembelajaran experiential learning dengin Slklus
belajar: concrete experience (feeling), reflective observation
(watching), abstract conseptualisation (thinking), dan active
experimentation (doing). Proses belajar aktif dan pembelajaran learning
by doing bisa terlaksana dengan pembelajaran menggunakan modul-
Modul pembelajaran sangit mendukung proses belajar aktif siSwa untuk
11Ë-mperoleh pengalarmn konkrit sesuai dengill teori belajar
konstrukvistik.
9. Prosedur Penulisan Modul
Penulisan modul merupakan proses penyusunan materi pembelajaran
yang dikemas secara sistematis sehingga siap dipelajari Oleh pebelajar
untuk kompetensi atau sub kompetensi. Penyusunan modul
belajar mengacu pada kompetensi yang terdapat di dalam tujuan yang
ditetapkan. Terkait dengan hal tersebut dilakukan lang<ah-langkah
berikut:
1. Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis kompetensi/
tujuan untuk menentukan jumlah dan judul modul yang dlhutuhkan untuk
mencapai suatu kompetensi tersebut. Penetapan judul modul didasarkan
pada kompetensi yang terdapat pada besar program yang ditetapkan.
Analisis kebutuhan modul bertujuan untuk mengidentifikasi dan
menetapkan jumlah dan judul modul yang harus dlkemban$an. kebutuhan
Imdul
dapat dilakukan dengan lan$ah sebagii berlkut:
36

Tetapkan kompetensi yang terdapat di dalam besar program pembelajaran


yang akan disusun modulnya;
Identifikasi dan tentukan ruang lin$up unit kompetensi tersebut;
C. Identifikasi dan tentukan pengetahuan, keterampilan, dan Slkap Yang
dipersyaratkan;
d. Tentukan judul modul Yang akan ditulis
Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada Periode awal
pengembangin modul
2. Penyusunan Drafi
Penyusunan draft 11X)dul 11Ërupakan proses penyusunan dan
pengorginisasian materi pembelajaran dari suatu kompetensi atau sub
kompetensi menjadi satu kesatuan Yang sistematis. Penyusunan draft
modul bertujuan menyediakan draft suatu modul sesuai dengin
kompetensi atau Sub kompe- tensi Yang telah ditetapkan. Penulisan drgft
Imdul dapat dilaksanakan dengan mengikuti lan$ah-lan$ah sebagai
berlkut:
Tetapkan judul modul
Tetapkan tujuan akhir yaitu kemampuan Yang harLLS dicapai Oleh
peserta didlk setelah selesai mempelajari Satu modul
C. Tetapkan tujuan antara yaitu kemampuan spesifik Yang menunjang
tujuan
Tetapkan besar atau out/ine 11Wdul
KembanS<an materi pada g-ris-garS besar
Perlksa ulang draft Yang telah dlhasilkan
Kegiatan penyusunan drgft 11Wdul hendaknya draft modul
Yang sekurang-kurangnya mencakup:
Judul modul; menggimbarkan materi Yang akan dituang<an di dalam
modul;
Kompetensi atau sub kompetensi Yang akan dicapai setelah menyeJesai-
kan mempelajari modul;
C. Tujuan terdiri atas tujuan akhir dan tujuan antara Yang akan dicapai
peser- ta didlk setelah mempelajari modul;
Materi pelatihan Yang berisi pengetahuan, keterampflan, dan Sicap Yang
harus dipelajari dan dlkuasai Oleh peserta didik;
Prosedur atau kegiatan pelatlhan Yang harts dilkuti Oleh peserta didlk
untuk mempelajari modul;
Soal-soal, latlhan, dan atau tugiS Yang harus dlkerjakan atau
dSeJesa1kan Oleh peserta didlk;
37

g. Evaluasi atau penilaian Yang mengukur kemampuan peserta


didlk dalam menguasai modul; h Kunei jawaban dari soal, latlhan dan
atau pengujian
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian Yang di lakukan Oleh Hasibuan (2002) Yang meneliti
"Perbedaan hasil belajar antara pembelajaran modul dengan pembelajaran
Konvensional dalam kegiatan pembelajaran mata pelajara FS1ka"
npnunjukan hasil pembelajaran modul leblh tinggi di bandin$an dengan
pembelajaran Konvensional Penelitian Ani (2004) tentang 'T'engaruh
penggunaan Imdul pembelajaran terhadap penin$atan hasil belajar Fisika"
nænemukan peningkatan hasil belajar Yang Signifikan Selanjutnya
Penelitian Dharby (2005) Menunjukan bahwa Oleh karena pembelajaran
modul memberi kebebasan kepada Siswa dalam belajar, mendorong
Siswa belajar secara mandiri dalam mengolah materi pelajaran, dan
memban$itkan kegairahan Siswa dalam belajar karena mereka merasa
dihargai, dipercaya dan dlberi kesempatan untuk menunjukan kemampuan
Yang di millkinya maka pembelajaran 11Wdul lebth unggul dari
pembelajaran berbasis buku dalam menin$atkan hasil belajar FÉ;1ka di
SMI'. Hasl] penelitian Sibuea (2000) 'T'engijaran praktek teknlk listrlk
dan efisiellsi' npny•atakan bahwa pengajaran dengill modul memberikan
pengaruh Yang lebih tinggi terhadap prestasi belajar praktek teknlk listrik
dbandingkan dengan pengajaran konvensional. Untuk Siswa dengan bakat
teknik tinggi, pengajaran dengan menggunakan modul memberikan
pengaruh Yang leblh tinggi terhadap prestasi belajar dlbandin$an dengill
pengajaran konvensionaL ditinjau dari aspek penampilan Siswa,
pengijaran dengan modul lebih efesien dlbandingkan dengan penýaran
konvensiona l.
C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran menggunakan modul berbasS e-book sebagai Suatu
pendekatan pembelajaran Imndiri Yang berfokuskan penguasaan
kompetensi dari bahan kajian Yang dipelajari peserta didik dengan waktu
tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya. Pembelajaran modul
memillki untuk memastlkan semua peserta didlk menguasai kompetensi
Yang dlharapkan dalam suatu materi ajar sebelum pindah kemateri ajar
selanjutnya melalui pengajaran mandiri.
Disebut modul adalah lengkap Oleh karena melalui pemanfaatan modul
38

Siswa tidak perlu bertanya kepada guru mengenai bahan-bahan Yang


harus di gunakan karena dalam modul telah di uralkan informasi dan
petunjuk-petunjuk. Dalam setiap modul diuralkan pula pengerahan
mengenai apa Yang harus di lakukan, bagaimana program melakukan
praktek dan bahan atau materi apa Yang digunakan, juga memberi arti
bahwa modul menggan±arkan urutan Yang sistematis dan logis mengenai
modul dalam memulai dan mengikhiri pelajaran secara tepat 38
b. Identifikasi dan tentukan ruang [Ingaap unit kompetens; tersebut;
C. Identifikasi dan tentukan pengetahuan, keterampflan, dan Slkap Yang
dipersyaratkan;
Tentukan judul modul Yang akan ditulis
Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada Periode awal
pengembangan modul
2. Penyusunan Drafi
Penyusunan dran Imdul prOSes penyuSunan dan pengorganisasian materi
pembelajaran dari Suatu kompetensi atau sub kompetensi menjadi satu
kesatuan Yang sistematis. Penyusunan draft modul bertujuan
menyediakan draft Suatu modul sesuai dengan kompetensi atau Sub
kompe- tensi Yang telah ditetapkan. Penulisan dra.ft dapat dt]aksanakan
dengan lan$ah-langkah
a. Tetapkan judul modul
Tetapkan tujuan akhir yaitu kemanlpuan Yang harts dicapai Oleh
peserta didlk
Setelah selesai mempelajari satu modul
Tetapkan tujuan antara yaitu kemampuan Spesifik Yung menunjang
tujuan akhir
Tetapkan besar atau out/ine nx)dul
Kembangkan pada garis-garß besar
f. Peri{Sa ulang draft Yang telah dlhasilkan
Kegiatan penyusunan draft hendakñya 11Ënghasilkan draft n)dul Yang
mencakup:
a. Judul modul; 11Ëngganbarkan Yang akan dituan$an di dalam tmdul;
Kompetensi atau sub kompetensi Yang akan dicapai Setelah menyelesai-
kan mempelajari
Tujuan terdiri atas tuiuan akhir dan tuiuan antara Yang akan
peser- ta didlk setelah mempelajari modul;
Materi pelatlhan Yang berisi pengetahuan, keteranipllan, dan Yang
harus dtlelajari dan dlkuasai Oleh peserta didk,
Prosedur atau kegiatan pelatlhan Yang harts dilkuti OJeh peserta didlk
untuk menlpelajari modul;
39

SOal-sOal, latlhan, dan atau tugas Yang harus dikerjakan atau


diselesalkan Oleh peserta didlk;
Evaluasi atau penllaian Yang mengukur kenumpuan peserta
didlk dalam menguásai modul;
Kunei j awaban dari soal, latlhafi dan atau pengujian

pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan


pengalan%lll Sedia ada. Dalafil proses ûli, rnurid akan
pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan sedia ada untuk membina
pengetahuan baru
Teori belajar yang mendasari pengerllbangan modul dån pentyelajarañ
kompetensi kejuruan Teknlk bLiSur dasar Imnual adalah Teori Belajar
Suparno (1997) dan Atherton (2009) mengatakan bahwa pada
konstruktivisme kegiatan beÁiar adalah kegiatan yang aktif. Pen±elajaran
kompetensi kejuruan las busur dasar manual terdiri dari kegiatan belajar
teori dan praktek yang dilaksanakan secura Simultan- Pembelajaran harus
memungkinkan siswa belajar dengan aktif sesuai kecepatan
masing=nusing
dan mengakomodasi Pembelajaran learning by doing, Pembelajaran
dengan praktik sejalan dengan pendapat Kolb (114:1984) dalam
pembelajaran experiential learning dengan Slklus belajar: concrete
experience (feeling), reflective observation (watching), abstract
conseptualisation (thinking), dan active experimentation (doing). Proses
belajar aktif dån Pembelajaran learning by doing bisa terhksana dengan
penbelajaran menggunakan modul. Modul pembelajaran sangat
mendukung proses belajar aktif siswa untuk memperoleh pengalanun
konkrit sesuai dengan teOri belajar konstruktik.
Prosedur Penulisan Modul
Penulisan modul nierupakan proses penyüsunan materi pembelajaran
yang dikemas secara sistematis sehingga Siap dipelajari oleh pelajar untuk
mencapai kompetensi atau Sub kompetensi Penyusunan modul belajar
mengacu pada kompetensi yang terdapat di dalam tuiuan yang ditetapkan.
Terkait dengan hal tersebut dilakukan lan$ah-langkah berikut:
l. Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan nienganalisiv kompetensi'
tujuan untuk menentukan jumlah dan judul modul yang dlhutuhkan untuk
mencapai suatu kompetensi tersebut. Penetapan judul modul didasarkan
pada kompetensi yang terdapat páda garis-garßs besar program
ditetapkan. Analisis kebutuhan modul bertujuan untuk mengidentlfikasi
dan menetapkan jumlah dan judul modul yang harus dlkembang-zan.
kebutuhan 11X)modul dapat diakukan langkah sebagai berikut:
40

a. Tetapkan kompetensi yang terdapat di dalam garis-garis besar program


pembelajaran yang akan disusun modulnya di rumuskan, dan(h)
identifikasi alat—alat yang di perlukan untuk melaksanakan kegatan
belajar, (2) menyuSun program seCara terperinci meliputi pembuatan
semua unsur judul yakni petunjuk tutor, leınbar kegİatan warga belajar,
lembar kerih Warga belajar, dan lembat penİlaİan-
Unluk mengefisienskan dan npngefektikan pembelajaran di Sekolah
kejuruan perlu diteniukan Strategi pembelajdran yang dapat menüerkan
pengalanun belajar teori dan praktek, karenanya matetİ ajar yang akan di
SUSUn hanıs didukung dengan kegİatan praktek sehmgga k011Tetenşİ
ranall kognitif dan psikomotork dapat tercapaİ Materİ pembelajaran
şebaknya nrrupakan İnti sari darİ teorİ-teorİ yang ada sehmgga muda
dİpahanİİ, dan kegİatan praktek dılakukan dengan seperangkal alat yang
dapût memberkan pengülaman yang sama dengafi wujud aslinya,
Menurut McBrien & Brandt, (145:1997) konstruktivisme adalah satu
pendekatan pengajaran berdasarkan kepada penyelidıkan tentang
bagaimana manusia belajar, Kebanyakan penyelidik berpendapat Setiap
İndividümembina pengetahuan dan bukannya hanya menerİma
pengetahuan daripada Orang lain). (Briner, M-, 1999) (M'urid membina
pengetahuan mereka lüenggjİ İdea dan pendekatan berdaşarkan
pengetâhuan dan pengalaman şedia ada, mengaplkasikannya kepada
şituaSİ baru dan mengİntegasRan pengetahuan baru yang dipetöleh
denggn binaan İfitelektual yang şedİa W'I!İüdİ,
Menurut Brooks & Brookş, (10171993) Teori nrnyatakan bahwü
mutid membİna makna İentang dunİa dengan nrnSİnteşİş pengalaman
baru kepada apa yang telah fahamİ sebelum İli. Mereka membentuk
peraturan melaluj refleksi tentang İnterakşİ 11Ereka dengan Objek dan
İdea. Apahİla nyreka berleıllu dengan Objek, İdea alalı perkaİtan yang
tidak bermakna kepada mereka, maka mereka akan Sama ada
1*ntemretaşİ apa merekti lıhat supay'•d şecocök dengan peraturan
yang n2reka telah bentuk atau mereka akan menyşuâlkan peratül"dfi apr
dapat menerûnğan nuklumat banı İni dengan balk
Berdaşarkan kepada pandanyn-pandangan di ataş naka pengertian
pembelajaran şecara konstrüktivisıne bolehlah dirujmışkan şebagü yang
berkit:
Konstruktİvİsme adalah satu ûlhaman bahawa murİd membİna sendirİ
Strategi pembelajaran Yang di gunakan dalam modul pembelajaran
seutuhnya belajar sendiri (pure se/f face /earning) artinya tidak ada peran
guru terhadap Siswa selama proses pembelajaran
41

Penyebaran 11X)dul mata pelajaran Las Busur Dasar Metal Manual


berbasis ebook yang valid, praktis dan efektif melalui jurnal/internet dan
penerapan kelas yang lain
Gambar: Keran$a Berpikir Pengen±angan Modul Berbasis e-book
D. Pertanyaan Penelitian
Adapun perntanyaan penelitian pada penelitian ini adalah:
Bagiimana spesifikasi produk 11Wdul pembelajran berbasß; e-book
mata pelajaran Ias busur dasar metal manual kelas XI SMK Negeri 4
Medan?
42

2. Bagiimana validitas, praktflçalitas dan modul pembelajran berbasis e-


book mata pelajaran Ias busur dasar metal manual siswa kelas
XI SMK Negeri 4 Medan?
43

BAB 111
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembanagan (Research
and Development/ R&D). Menurut suklmdinata (2005:164). Penelitian dan
pengembanagan (Research and Development/ R&D) adalah suatu proses atau
lan$ah-langkah untuk suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungiawabkan. Metode penelitian
dan pengembangan (Research and Development) juga didefinÉ;1kan sebagai
penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan/diarahkan untuk
mencaritemukan, merumuskan, memperbalki, mengemban$an, menglasilkan,
menguji kefektifan produk, model, metode/strategi atau Cara, jasa, prosedur
tertentu yang leblh unggul, baru, efektif, efisien, produktif, dan bermakna (putra,
2012:67).
Model Pengembangan
Penelitian ini rancangan penelitian pengembangan dengan model
pengembangan 41). Menurut Thiagrajan dalam Trianto (2009:190). 4D model ini
terdiri dari 4 tahap Lltall%i yaitu, Define (pembatasan), Design (perancangan),
Develop (pengembangan), dan Disseminate (penyebaran). Salah satu alasan
memilih model 4D adalah karena model dengan pendekatan sistem ini sesuai
deng\n masalah yang melatarbelakangi penelitian Dengan adanya analisis
kebutuhan (needs analysis), mellhat karakteristlk siswa, dan kelen$apan fasilitas
yang ada maka dlharapkan penelitian deng1n modul ini dapat mengembangkan
modul berbasis e-book yang valid, praktis, dan efektif dalam menin$atkan hasil,
aktivitas, serta belajar nuta pelajaran teknik las busur dasar metal
manual.
42
Prosedur Pengembangan
Modul berbasis e-book ini dicembangkan 11*2-nggunakan 11Ët0de Four-D yang
melalui beberapa tahap, antara lain
1. Tahap Pendefinisian (Defìne)
Tahap define ini benujuan untuk næmunculkan dan nynetapkan masalah dasar
yang dihadapi dalam pembelajaran, sehinggi diperlukan suatu pengembangin
bahan ajar. Dengill analisis ini akan didapat gambaran harapan dan alternatif
penyelesaian masalah dasar, yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan
bahan ajar yang dlkemban$an.
44

Tahap ini merupakan analisis kebutuhan dimana pada tahap ini dilakukan analisis
kondisi pembelajaran yang terjadi sebelum dl]akukan pengembangin. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui solusi dan pemillhan strategi yang sesuai sebagii
landasan untuk mengemban$an modul berbasis e-book yang dlharapkan. Pada
tahap ini terdapat tiga langaqh kegiatan, yaitu : observasi, analisis kunkulum dan
analisis siswa.
Observasi
Observasi yang dilakukan di SMK Negeri 4 Medan didapatkan masalah yaitu
proses pembelajaran yang berlangsung maslh berpusat
kepada guru, hal ini dapat dilihat karena siswa berslkap pasif, hanya
mengmdalkan guru untuk mendapatkan materi pembelajaran, sehinggi
menyebabkan pembelajaran berlangsung secara nwnoton, hal ini menyebabkan
siswa mudah menjadi bosan dan jenuh. Saat proses pembelajaran guru lebih
banyak menjelaskan pelajaran tanpa banyak mellbatkan siswa, cara penyajian
materi yang kurang menarlk Oleh guru membuat siswa menjadi kurang
tenmtivasi untuk menglkuti pelajaran. Masalah yang lain yaitu belum adanya
penggunaan modul pada mata pelajaran las busur dasar metal manual-
Analis is Kurikulum
Analisis kurlkulum ini mengacu pada silabus dan RPP mata pelajaran las busur
dasar lmnual. Materi/pokok bahasan yang dlkembangkan dalam modul berbasis
e-book adalah bagian dari topik yang ada pada silabLLs 11%ita pelajaran las
bLLSur dasar metal manual. Toplk yang dlkemban$an adalah "Models and
Theories" pada silabus pelajaran las busur dasar Imnual, didalam topi< tersebut
terdapat empat pokok bahasan yaitu l) Cognitive Models, 2) Socio-organizational
issues and stekeholder requirements, 3) Task
Models, 4) Dialogue notations and design.
Analisis SiSwa
Di dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siSwa semester tigi yang
mengambil pelajaran las busur dasar metal manual Jurusan Teknik Pengelasan,
pada umumnya sudah mencapai usia 15 sampai 16 tahun. Pada usia tersebut
siSwa pada dasarnya sudah bisa menganalisa dan membuat hipotesis sendiri
terhadap suatu masalah.
45

Di mana menurut Lorin (2001 :66), setiap kategoti dalam revisi Taksonomi
Bloom SiSwa pada usia tersebut teletak pada kategori create yang nuna peserta
dididik sudah mampu membangun, merencanakan, memproduksi, nænemukan,
membaharui, menyempurnakan memperkuat, memperindah, mengubah". SiSwa
pada usia tersebut memillki kemun$inan dan kesempatan untuk
mengembanÀ<an pengetahuan dan pemahaman sendiri. Oleh karena itu,
percapaian tahap ini næmberi kemungkinan kepada siSwa untuk belajar secara
mandiri serta dalam penggunaan teknologi pembelajaran siSwa akan lebih balk
melihat dan mengilami sendiri bagiimana tekno]ogi tersebut bekerja secara
eksplorasi mandiri daripada hanya diceritakan Oleh guru.
2. Tahap Perancangan (Design)
Pengembangin dilakukan sesuai dengan pelajaran las
busur dasar metal manual Jurusan Teknlk Pengelasan. Tahap perancangan
diawali dengill menetapkan konsep-konsep Litarm yang terdapat pada materi
mata pelajaran las busur dasar Il*tal manual lalu merancang dan menyusunnya
menjadi sebuah modul pembelajaran yang valid, praktis dan efektif Perancangin
modul berbasis e-book ini dilakukan dengan menentukan tuiuan pembelajaran,
dasar teori, analsis, soal latihan, kunci jawaban latlhan dan daftar rujukan /
referensi modul.
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Pada tahap ini tindakan yang dilakukan adalah memvalidasi, menguji
praktlkalitas dan efektifitas modul-
a. Uji Validasi
Sebuah data atau informasi dapat dlkatakan valid apabila sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Proses validasi disertai dengan diskusi atau wawancara dengan pakar
mengenai perbalkan yang harus dilakukan yaitu dengan cara rancangan modul
berbasis e-book dlkonsultaslkan terlebih dahulu kepada pakar atau ahlinya dan
pembimbing, kemudian rancangan tersebut dinilai Oleh orang-orang yang
berkompeten (validator) yang telah memahami prinsip pengembangill modul,
yaitu guru pelajaran. Valdsasi modul ini
ada 3 yaitu
Validasi materi yaitu apakah modul yang telah dirancang sesuai dengan silabus
mata pelajaran
Validitas format modul yaitu kesesuaian konÄ'0nen-komponen lmdul unsur-
unsur yang sudah ditetapkan
Validitas penyajian modul yaitu kesesuaian konÄ'onen-komponen IWdul dengan
unsur-unsur yang sudah ditetapkan
Kegiatan validasi dilakukan dalam bentuk mengisi lembar validasi lmdul dan
diskusi sampai tercapai suatu kondisi dimana validator berpendapat bahwa
modul yang dlkembanS{an Sudah valid dan layak untuk digunakan. Lembar
validasi Oleh ahli dan ahli
46

11Ëdia dapat dilihat dari tabel 3.1, tabel 3.2 dan tabel 3.3
Tabel 3.1. Lembar Validasi Materi
Aspek Indikator Penilaian
Materi pada a) Aspek kualitas nuteri
nwdul b) Aspek kualitas pembelajaran
Tabel 3.2. Lembar Validasi Format Modul
Aspek Indikator Penilaian
Fonmt 11Wdul a) Aspek fonl%it Imdul
b) Aspek bahasa
Tabel 3.3. Lembar Validasi Penyajian Modul
Aspek Inddçator Peni]aian
Penyajian a) Aspek [si
nwdul b) Aspek gambar
c) Aspek bahasa
d) Aspek tampilan
47

e) Uji Praktikalitas
Setelah divalidasi, modul ini direvisi dan selanjutnya diujicobakan untuk
mengetahui tin$at praktlkalitas (keterpakaian) modul. Modul berbasis e-book
dikatakan praktflcalitas yang tinggi apabila bersifat praktis, mudah
pengidmnistrasiannya dan penggunaannya. Pada tahap ini pengumpulan data
dilakukan dengan an$et praktlkalitas Oleh siswa. LJji coba dilakukan terbatas
disatu kelas Jurusan Teknik Pengelasan yang mengtmbil mata pelajaran las
busur dasar metal manual pada semester genap 2014/2015. Lembar an$et
terhadap praktlkalitas modul berbasis e-book terdiri atas dua buah lembar
an$et, yaitu lembar an$et respon guru terhadap praktikalitas modul dan lembar
angket respon siswa terhadap praktlkalitas modul.
Kisi-kisi an$et respon guru dan siswa terhadap praktlkalitas modul berbasis e-
book dapat dilihat pada tabel 3.4 dan 3.5 berlkut.
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Angket Modul Oleh Guru
Indiçator Penl]aian NO Item
Pertanyaan
Kemudahan penggunaan modul
2 Peningatan minat belajar siswa 2
3 Menghemat waktu
4 Mudah diinterpretas ikan 5
Kesesuaian dengan materi
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Angket Praktikalitas Modul Oleh Siswa
No Indikator Penl]aian No Item
Pertanyaan
Kemudahan penggunaan modul
2 Dapat digunakan sebagai pembelajaran 3
mandiri
3 Kemudahan memahami konsep 5
pembelajaran
4 Kesesuaian dengan materi 8
Penin$atan minat, motivasi siSwa 9, 11, 12,
13
6 Kemudahan memahami Imteri 10
48

Uji Efektifitas
Tahap efektifitas dilakukan untuk menilai apakah modul berbasis ebook yang
dlkembangan dapat digunakan sesuai harapan untuk mening<atkan hasil belajar
siswa. Hasil belajar siSwa diperoleh dengan cara melaksanakan tes pada siSwa
setelah siSwa melaksanakan pembelajaran menggunakan modul berbasis e-book.
4. Tahap Penyebaran (Disseminate)
Tahap penyebarluasan atau diseminasi dilakukan dengin Cara penerapan modul
berbasis e-book ini didalam proses belajar nængajar pada mata pelajaran las
busur dasar metal manual dlkelas dan kode seksi lain.
Tahap pertama merupakan tahap define, dilanjutkan dengan tahap design, dan
tahap develop. Menurut Thiagajaran dkk (19949), the terminal stages of final
packaging, diffusion, and adoption are most important although most frequently
overlooked". Diseminasi bisa dilakukan di kelas lain dengan tujuan untuk
nængetahui efektifitas penggunaan per—at dalam proses pembelajaran.
Penyebaran dapat juga dilakukan melalui sebuah proses penularan kepada para
praktisi pembelajaran terkait dalam suatu fijrum tertentu. Bentuk diseminasi ini
dengin tujuan untuk mendapatkan nusukan, koreksi, saran, penllaian, untuk
menyempurnakan hasil akhir pengembangin modul berbasis ebook agar siap
diadopsi Oleh para pengguna modul.
Secara detail, prosedur pengembangan modul berbasis e-book dapat dilihat pada
gambar 3.6. tahap define, dilanjutkan dengan tahap design, tahap develop dan
tahap disseminate.
49

Define

Design

Develop

Penerapan Modul e-
Pada Kelas Iain book Disseminate
Gambar 3.1. Pmsedur pengembangan modul dimodifikasi dari model 4-1)
Sumber : Thiagrajan dkk dalam Trinato (2009:19)
D. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui praktikalitas dan efektifitas e-book.
Uji coba dilaksanakan dilaksanakan di SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran
2015/2016. Waktu pelaksanaan penelitian mulai bulan Agustus 2015 sampai
dengan Oktober 2015.
50

Uji coba dilakukan untuk mengetahui praktlkalitas dan efektifitas modul berbasis
e-book. Menurut Sugiyono (2011 5), uji coba produk dapat dilakukan eksprimen,
yaitu membandin$an efektivitas media pembelajaran lama dengan yang baru-
Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandin$an keadaan sebelum dan
sesudah memakai media pembelajaran yang baru (before-gfter) atau bSa
dilakukan dengan Out-Group
Pretest-Posttest Design.
51

01 x 02
52

Gambar 3.2. Out-Group Pretest-Posttest Design


Sumber : Sugiyono (2011:111)
Keterangin
: Nilai pretest (sebelem 11X)dul berbass e-book)
: Nilai pretest (setelah nwdul berbasis e-book) x: treatment (Modul
Berbsis e-book)
D. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba merupakan siswa yang akan dlberlkan pembelajaran
menggunakan modul berbasi e-book. Subjek untuk uji coba pengen±angan
modul berbasis e-book adalah satu kelas siswa semester tiga Teknik Pengelasan
yang mengimbil mata pelajaran Ias busur dasar metal manual yang berjumlah
48 orang
E. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam pengembangtn modul berbasis e-book ini
adalah primer. Data ini diperoleh dari pendapat pakar tentang modul berbasi e-
book, hasl] wawancara dengan parar tentang revisi produk, respon guru dan
siswa tentang kepraktisan 11Wdul e-book serta hasil belajar siswa setelah
diterapkan modul berbasis e-book melalui tes objektif.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Adapun instrumen penelitian yang dikemban$an untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut .
1. Lembar Angket validasi modul berbasis e-book
Lufri (2007:114) mendefinisikan bahwa suatu instrumen dapat dlkatakan valid
bila instrumen tersebut mampu mengukur apa yang diinginkan secara tepat.
Sedan$an Sugiono (2012:348) mengatakan bahwa instrumen yang berarti alat
ukur yang digunakan untuk apa saja yang hendak diukur,
An$et validasi dimaksud umlk kevalidan modul
berbasis e-book. e-book yang
dlkemban$an dilakukan dengin menggunakan ska/a likert. Angket validasi
disusun berdasarkan kisi-kisi
Berikut langkah-langkah penyusunan lembaran validasi anS<et
Membuat kisi-kßi an$et
Mengmalisis subvariabel yang menjadi indlkator
Menentukan jumlah item pertanyaan yang dlhutuhkan untuk sebuah indikator
Butir-butir pertanyaan disusun berdasarkan indlkator yang telah ditetapkan.
Selanjutnya memberlkan Skor jawaban dengan kriteria sebagii berlkut
• 5 — sangit setuju, 4 — setuju, 3 — cukup setuju, 2 — tidak setuju, I — sangit
tidak setuju
53

Lernbar Angket praktikalitas modul berbasis e-book


An$et respon guru dan Siswa terhadap praktlkalitas modul berbasis e-book
næliputi persepsi guru dan Siswa terhadap kepraktisan modul berbasis e-book.
Angket praktlkalitas disusun berdasarkan kisi-kSi instrumen dengan
menggunakan Skala pengukuran Likert Yang sudah dimodifikasi maka
responden memilih lima jawaban Yang tersedia. Terdapat dua buah an$et
praktlkalitas, yaitu an$et praktlkallitas
Oleh guru dan an$et praktikalitas Oleh siswa.
Lernbar efektifitas pengembangan modul berbasis e-book
Efektifitas diukur dari hasil belajar peserta didlk Yang belajar dengan modul
berbasis e-book. Hasil belajar dengan tes
setelah modul berbasis e-book diterapkan. Soal len±ar untuk tes
berisi pilihan ganda sebanyak 40 butir soal.
Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, terleblh dahulu
instrumen diujicoba pada Siswa Yang bukan sampel dengan tujuan mendapatkan
soal Yang balk. Kemudian dilakukan Ilji statistlk untuk mendapatkan reallhilitas
tes, daya beda dan ûldeks kesukaran dengan Cara soal tes disusun berdasarkan
materi dan tujuan Yang ingin dicapai dalam pembelajaran berdasarkan
kurikulum Dalam soal tes ini pengukuran Yang digunakan yaitu apabila soal
dapat dijawab dengan benar maka skornya I dan bila soal dijawab Salah maka
skornya 0.
Uji Coba instrumen (soal tes) mencakup pengujian validasi tes, reallbitas tes,
daya beda dan indeks kesukaran soal. Uji Coba dilakukan pada Siswa
Jurusan Teknlk Pengelasan (diluar sampel), dengan jumlah responden Yang
diambil yaitu 40 orang dengin jumah soal Yang diuji sebanyak 50 soal. Berlkut
analisa Yang dilakukan untuk Llji Coba instrumen (soal tes).
Uji Validasi soal
Menurut Anas Sudijono (2011 :182) 'Validasi item dari suatu tes adalah
ketepatan mengukur Yang dimiliki Oleh sebutir item (Yang merupakan bagian
Yang tak terpisahkan dari tes sebagii suatu totalitas), dałam mengukur apa Yang
seharunys diukur lewat butir iłem tersebut”.
Adapun cara mencari validitas iłem ini adalah menggunakan software SPSS versi
21, dengan perhitungan untuk mengetahui valid atau tidaknya soal Yang
digunakan, nilai r hitung Yang didapat melalui pengolahan menggunakan
softsware SPSS versi 21 dengan r Tabel Produck Moment dengan taraf
signłfikan 5%. Apabila r hitung r tabel maka iłem soal dianyatakan valid, dan
apabila r hitung r tabel maka iłem soal tidak valid dan dinyatakan gugur.
Uji rehabilitas soal
54

Sebuah tes dlkatakan rehabilitas apabila hasil-hasil pengukuran Yang dilakukan


dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subjek Yang
sama akan memberłkan hasil Yang tetap (Sugiyono 2011:130). Jadi relliabilitas
suatu tes berhubungłn dengan kepercayaan. Tes dlkatakan memillki kepercayaan
Yang tinggi apabila tes tersebut dapat men+erłkan hasłl Yang stan
Reliabllitas tes adalah ukuran apakah tes tersebut dapat dipercaya. Untuk
menentukan rehabilitas tes juga digunakan software SPSS versi 21, Kriteria
dałam pengujian rehabilitas yaitu apabila r hitung r tabel maka iłem soal
dinyatakan reliabel, dan apabila r hitung r tabel maka iłem soal tidak reliabel.
Sebagai tingKat rehabilitas soal digunakan skala Yang dlkemukakakn oleh
55

Siameto (1998215):
0,00 K r« 0,20 Sangat
rendah
Rendah
0,40
0,40 śr« 0,60 Sedang
Tinggi
0,80
0,80 1,00 Sangat
tinggi
C. Indeks kesukaran soal
Tin$at kesukaran soal merupakan bilangin yang menunjukkan sukar dan mudahnya soal
Untuk menentukan tingkat kesukaran soal digunakan software SPSS versi 21, Kriteria
dalam Pengujian tin$at kesukaran soal yaitu melihat dari hasil yang ditunjukkan nilai MEAN
maka tabel statßtfl(, benkut penafsiran rentang tin$at kesukaran menurut Slameto (1998:214)
0.00 0.30 —
Suka
r

0.31 - 0.70 Seda
ng

Mud
0.71 - 0.00 ah
Pemberian penaßiran terhadap angka indek kesukaran item tersebut, Robert L Thurnduk dan
Elizabeth Hagen dalam bukunya berjudul Measurement and Evalution in Psycoloy and
Education mengemukakan (Anas Sudijiono, (2013:372))
d. Indeks daya beda soal
Daya pembeda soal merupakan SLIatU ûldlkator untuk 11Ëmbedakan antara siswa yang
pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).
Untuk menentukan tin$at kesukaran soal juga digunakan software SPSS Versi 21, untuk
menentukan daya pembeda, maka nilai perhitungan yang digunakan adalah r hitung pada
SPSS yang dibandin$an dengan:
0.69 - 1.00 Soal bade
sekali
0.40 —
— Soal bade
0.69
Soal
0.20 - 0.39
cukup
0.00-0.19 — Soal jelek
56

r hitung dapat dilihat dari nilai pearson correlation pada uji


validitas.

G. Teknik Analisis Data


Teknlk analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknlk analisis data
deskriptif, yaitu dengan mendeskrislkan kevalidan, kepraktisan dan kefektiFan penggunaan
modul berbasis e-book pada pelajaran las busur dasar metal manual.
1. Analisis validitas modul berbasis e-book
Data hasil validasi modul berbasis e-book berupa É;i, •vzthdasi penyajian, dan validasi
format dianalisis menggunakan lan$ah-langkah berlkut :
Salah satu statistlk yang menunjukkan validitas isi item adalah sebagailmna yang diusulkan
oleh Aiken (1985). Alken telah merumuskan formula Alken V untuk menglitung content-
validyty coefficient yang didasarkan pada hasil penilaian dari panel ahli sebanyak n orang
terhadap suatu item dari segi sejauhmana item tersebut nv,vaklli konstrak yang diukur.
Dalam hal ini mewakili konstrak yang diukur berarti item yang bersangkutan adalah relevan
dengin indicator keprilakuannya, karena indlkatro keperilakuan adalah penerjemahan
operasional dari atrlbbut yang diukur.
Penilaia dialkukan dengan Cara memberikan an$a antara 1 (yaitu sanggat tidak mewakili atau
sangat tidak relevan) sampai deng.n 5 (yaitu sangat mewakili atau sangat relevan)
Statistlk Alken's V dirumuskan sebagai berlkut:
s/[n c 1 ]
S r—10
LO= Angka penilaian validitas yang terendah (dalam hal ini — 1)
C = Angka penilaian validitas yang tertinggi (dalam hal ini — 5)
r =Angka yang dlberikan Oleh seorang penilai
Tabel 3.6. Kategori Validitas Modul Betbasis e-book
No Tingkat Pencapaian (0/0) Kategori
> 0,6 Valid
2 < 0,6 Tidak Valid
57

Sumber : Saifuddin Azwar (2013:112-1 13)


Analisis praktikalitas modul berbasis e-book
Hasil penilaian melalui an$et terhadap modu berbasis e-book dari guru dan siswa. Penilaian
tersebut akan memperoleh tanggapan atau pendapat dari guru dan siswa untuk menentukan
kepraktisan modul berbasis e-book. Angket terdiri dari pernyataan-pernyataan untuk
menentukan kepraktisan modul berbasis e-book serta disediakan alternatif jawaban terhadap
pernyataan-pernyataan tersebut. Alternatif jawaban terdiri dari sangit setuju, setuju, ragu-
ragu, kurang setuju, dan tidak setuju
Kepraktisan modul berbasis e-book sebagai benkut
Skor jawaban dengan kriteria sebagii berlkut .
— Sangit Tidak Setuju
— Tidak Setuju 3 — Cukup Setuju
— Setuju
— Sangit Setuju
Menentukan Skor rata-rata yang didapat cara menjumlahkan nilai yang didapat dari
banyak ûldlkator.
Pemberian nilai praktlkalitas dengin rumus
NÅ—x1000/o
Keterangan
NA — Nilai Akhir
Skor yang didapatkan SM — Skor Maksimum
Tabel 3.7. Kategmi Praktikalitas Modul Betbasis e-book
No Tingkat Pencapaian (0/0) Kategori
81 – 100 Sangat Praktß
2 61 -80 Praktis
41 -60 Cukup Praktß
4 21 —40 Kurang Praktß
0- 20 Tidak Praktis
58

Sumber : Dimodifikasi dari Riduwan (2010:89)


Analisis keefektifan modul berbasis e-hook
Efektifitas modul berbasis e-book ditentukan dengan cara 11Ëlthat pencapaian hasil belajar
siswa sebelum dan sesudah menggunakan modul berbasis e-book. Uji efektifitas dllakukan
dengan cara membandin$an hasil sesudah memakai media pembelajaran yang baru (before-
after) atau biasa disebut juga dengin One-Group Pretest-Posttest Design.
01 x 02
Gambar 3.2. Out-Group Pretest-Posttest Design
Sumber : Sugiyono (2011:111)
Keterangan
: Nilai pretest (sebelem nwdul berbasis e-book)
: Nilai pretest (setelah nænggunakan nwdul berbasis e-book) x : Treatment(Modul
Berbsis e-book)

Anda mungkin juga menyukai