Anda di halaman 1dari 437

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA KIT IPA TANAH LONGSOR

UNTUK MENINGKATKAN COMMUNICATION SKILL,


COLLABORATION SKILL DAN SIKAP SIAGA
BENCANA PESERTA DIDIK

NUR ISMIYANTI ARDING


NIM 18708251016

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam mendapatkan


gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Sains

PENDIDIKAN SAINS
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020

1
ABSTRAK

NUR ISMIYANTI ARDING: Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor
untuk Meningkatkan Communication Skill, Collaboration Skill, dan Sikap Siaga
Bencana Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 4 Prambanan. Tesis. Yogyakarta:
Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2020.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui kelayakan (valid dan praktis)


alat peraga KIT IPA tanah longsor yang dikembangkan untuk meningkatkan
communication skill, collaboration skill dan sikap siaga bencana; 2) mengetahui
keefektifan alat peraga KIT IPA tanah longsor untuk meningkatkan communication
skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana peserta didik.
Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah Research and Developmt
(R&D) dengan mengikut pada model pengembangan Thiagarajan (model 4D).
subjek pada penelitian ini yaitu siswa SMP kelas VII, dimana pada uji coba terbatas
menggunakan 12 peserta didi dan uji coba lapangan menggunakan 45 peserta didik.
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini ialah wawancara, tes, observasi,
dan angket.
Hasil penelitian ini yaitu 1) alat peraga KIT IPA tanah longsor dinilai layak
dan praktis untuk digunakan berdasarkan penilaian ahli media dan ahli materi
dengan kategori sangat baik, guru IPA dan peserta didik dengan kategori sangat
praktis dan; 2) penggunaan alat peraga KIT IPA tanah longsor dapat meningkatkan
communication skill, collaboratin skill, dan sikap siaga bencana peserta didik.

Kata kunci: Pengembangan, alat peraga KIT IPA Tanah Longsor, Communication
Skill, Collaboratin Skill, Sikap Siaga Bencana

i
ABSTRACT

NUR ISMIYANTI ARDING: Developing Landslide Teaching Aids (KIT IPA) to


Improve Communication Skills, Collaboration Skills, and Disaster Preparedness
Attitudes of Grade VII Students of Prambanan Junior High School 4. Thesis.
Yogyakarta: Postgraduate Program, Yogyakarta State University, 2020.

This study aims to: 1) know the feasibility (valid and practical) of the KIT
IPA landslide props developed to improve communication skills, collaboration
skills, and students' preparedness for disaster and; 2) verify the effectiveness of the
landslide KIT IPA props to improve communication skills, collaboration skills, and
students' preparedness for disaster.
The method used in this research is Research and Development (R&D) by
adopting Thiagarajan's development model (4D model). The subject of this study
were seventh grade students, in which 12 students were involved in the limited trial
and 45 students in the field trial. The Data collection instruments employed in this
study were interviews, tests, observations, and questionnaires.
The results of the study show that 1) the landslide KIT IPA props are
appropriate and practical to be used; based on media experts and material experts
evaluation, the props are in very good, science teacher and students, the props are
in very practical categories; 2) the use of landslide KIT IPA props can improve
communication skills, collaboration skills, and students' disaster preparedness
attitude.

Keywords: development, props of landslide KIT IPA, communication skill,


collaboration skill, disaster preparedness

ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas berkah rahmat,

dan karunianya sehingga penulis dapat menyusun dan menyesesaikan tesis dengan

judul “Pengembangan alat peraga KIT IPA tanah longsor untuk meningkatkan

Communication Skill, Collaboration Skill, dan Sikap Siaga Bencana Peserta Didik”

penyusunan tesis ini tidak luput dari bantuan-bantuan dari beberapa pihak.

Sehingga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Direktur Program Pascasarjana beserta staf-staf yang telah banyak membantu

dalam penyusunan tesis hingga tesis ini dapat selesai.

2. Kaprodi Pendidikan IPA beserta staf dosen yang telah memberikan ilmu

pengetahuan

3. Ibu Prof. Dr. Sri Atun, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

nasehat, masukan, bimbingan dan memotivasi penulis selama menyusun

naskah tesis hingga selesai

4. Bapak Dr. Dadan Rosana, selaku reviewer yang telah memberi masukan dan

saran dalam memperbaiki naskah tesis

5. Bapak Dr. Pujianto, M.Pd dan Ibu Dr. Insih Wilujeng, M.Pd, selaku validator

yang telah memberikan penilaian, baik itu masukan maupun saran dalam

memperbaiki produk serta instrumen yang digunakan.

6. Bapak Sudaryanto, M.Pd, selaku kepala sekolah SMP Negeri 4 Prambanan,

atas doa serta izin yang diberikan dalam melaksanakan penelitian.

ix
7. Bapak Drs. R. Nurtata Raharja, M.Pd, selaku guru IPA kelas VII, atas bantuan

dan kerjasama dalam melaksanakan penelitian sehingga penyusunan tesis

dapat diselesaikan.

8. Bapak H. Arding, S.Pd dan Ibu Hj. Sitti Rabiah Sanusi, S.Pd, selaku orang tua

yang selalu memberikan banyak doa, dukungan, dan bantuan sehingga penulis

dapat menyesesaikan penulisan tesis ini.

9. Bapak Prof. Dr. Muhammad Danial Sanusi, M.Si selaku Om dan Ibu Hj.

Wahidah Sanusi, S.Si, M.Si, Ph.D, selaku tante yang selalu memberi bantuan

dan dukungan dalam penyusunan tesisi ini.

10. Nenek, Om, Tante dan Sepupu yang tidak sempat penulis sebutkan satu per

satu, atas segala doa yang diberikan sehingga tesis ini dapat selesai.

11. Teman-teman Pendidikan IPA 2018, Program Pascasarjan Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberi dukungan dan bantuan selama penyusunan

tesis.

Penulis menyadari bahwa tesis yang disusun masih terdapat kekurangan,

sehingga saran dan kritik yang membangun. Semoga tesis ini daoat berguna dan

bermanfaat bagi perkembangan pada bidang pendidikan serta pihak yang

membutuhkan.

Yogyakarta, Mei 2020

Penulis

x
DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………………….
ABSTRAK …………………………………………………………………. i
ABSTRACT ………………………………………………………………... ii
LEMBAR PENGESAHAN .………………….……..……………………… iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………. viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………….. 10
C. Pembatasan Masalah ……………………………………………. 11
D. Rumusan Masalah ………………………………………………. 11
E. Tujuan Pengembangan ………………………………………….. 11
F. Spesifikasi Produk ………………………………………………. 12
G. Manfaat Pengembangan ………………………………………… 12
H. Asumsi Penelitian dan Keterbatasan Pengembangan …………… 13
I. Definisi Istilah …………………………………………………... 14
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ……………………………………………………... 16
1. Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor ……………………….. 16
a. Alat Peraga KIT …………………………………………. 16
b. Hakikat IPA ……………………………………………... 22
c. Tanah Longsor pada materi struktur bumi ……………… 24
2. Keterampilan Komunikasi (Communication Skill)…………... 30
3. Keterampilan Kolaborasi (Collaboration Skill) ……………. 37
4. Sikap Siaga Bencana ………………………………………... 43
B. Kajian Penelitian yang Relevan ………………………………… 49
C. Kerangka Pikir ………………………………………………….. 51
D. Pertanyaan Penelitian …………………………………………… 57
III. METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan ………………………………………….. 59
B. Prosedur Pengembangan ……………………………………….. 59
1. Define (Pendefinisian) ……………………………………… 59
2. Design (Perancangan) ………………………………………. 61

xi
3. Develop (Pengembangan) …………………………………… 63
4. Disseminate (Penyebaran) …………………………………... 64
C. Desain Uji Coba Produk ………………………………………… 66
1. Desain Uji Coba …………………………………………….. 66
2. Subjek Uji Coba …………………………………………….. 71
3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ………………….. 71
IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Hasil Pengembangan Produk Awal …………………………….. 82
1. Define ……………………………………………………….. 82
2. Design ………………………………………………………. 87
3. Develop ……………………………………………………… 91
4. Disseminate …………………………………………………. 105
B. Hasil Uji Coba Produk ………………………………………….. 105
1. Uji Coba Terbatas …………………………………………… 105
2. Uji Coba Lapangan …………………………………………. 107
a. Hasil Analisis Communication Skill …………………….. 108
b. Hasil Analisis Observasi ………………………………… 109
1) Keterlaksanaan Pembelajaran RPP ………………….. 109
2) Collaboration Skill ………………………………….. 110
c. Hasil Analisis Sikap Siaga Bencana …………………… 113
d. Uji Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) ……. 115
1) Hasil Asumsi One-Way MANOVA ………………… 115
2) Hasil Uji One-Way MANOVA ……………………... 123
C. Revisi Produk …………………………………………………… 126
D. Kajian Produk Akhir ……………………………………………. 128
1. Deskripsi Produk ……………………………………………. 128
2. Validasi dan Kepraktisan Produk …………………………… 131
3. Keefektifan Produk …………………………………………. 132
E. Keterbatasan Penelitian …………………………………………. 138
V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ………………………………………………………... 139
B. Saran ……………………………………………………………. 139
C. Diseminasi dan Pengembangan Produk ………………………… 140
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 141
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 167

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kompetensi Keterampilan Berkomunikasi ………………………………. 33


Tabel 2 Hasil Sintesa Indikator Keterampilan Berkomunikasi …..………………. 36
Tabel 3 Indikator Keterampilan Berkolaborasi …………………………………… 39
Tabel 4 Hasil Sintesa Indikator keterampilan Berkolaborasi ………...…………… 42
Tabel 5 Indikator keterampilan kolaborasi berdasarkan aspek …………………… 49
Tabel 6 Rancangan Uji Coba …………………………………………………….. 70
Tabel 7 Rancangan 2x3 …………………………………………………………… 70
Tabel 8 Pengubahan Nilai Kualitatif Menjadi Kuantitatif ………………………... 75
Tabel 9 Skala penilaian dan interpretasinya ………………………………………. 75
Tabel 10 Hasil Konversi Skor menjadi Skala Empat ………………………………. 76
Tabel 11 Kriteria Sikap Siaga Bencana ……………………………………………. 77
Tabel 12 Konversi Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran ……………………… 77
Tabel 13 Pengkategorian Collaboration Skill ……………………………………… 78
Tabel 14 Kriteria Sikap Siaga Bencana ……………………………………………. 79
Tabel 15 Hasil Analisis KI dan KD ………………………………………………… 84
Tabel 16 Rentang kualitas skor validasi ……………………………………………. 91
Tabel 17 Hasil penilaian alat peraga KIT IPA tanah longsor oleh ahli media ……... 91
Tabel 18 Hasil penilaian alat peraga KIT IPA tanah longsor oleh ahli materi …….. 93
Tabel 19 Hasil penilaian alat peraga KIT IPA tanah longsor oleh guru IPA ………. 94
Tabel 20 Hasil keterbacaan penggunaan alat peraga KIT IPA tanah longsor ……… 106
Tabel 21 Hasil Pretest Dan Posttest Communication Skill Peserta Didik Kelas
108
Eksperimen Dan Kelas Kontrol …………………………………………...
Tabel 22 Hasil Pretest dan Posttest Communication Skill tiap Aspek Kelas
109
Eksperimen dan kelas Kontrol ……………………………………………
Tabel 23 Hasil Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan
110
Kelas Kontrol ……………………………………………………………..
Tabel 24 Hasil Pretest Dan Posttest Collaboration Skill Peserta Didik Kelas 111
Eksperimen Dan Kelas Kontrol …………………………………………...
Tabel 25 Hasil Pretest dan posttest Collaboration Skill tiap aspek kelas eksperimen 112
dan kelas kontrol …………………………………………………………..
Tabel 26 Hasil Pretest Dan Posttest Sikap Siaga Bencana Peserta Didik Kelas 113
Eksperimen Dan Kelas Kontrol …………………………………………..
Tabel 27 Hasil Pretest dan posttest sikap siaga bencana tiap aspek kelas 114
eksperimen dan kelas kontrol ……………………………………………..
Tabel 28 Hasil Zscore variabel communication skill, collaboration skill, dan sikap 117
siaga bencana ……………………………………………………………..
Tabel 29 Hasil Uji Korelasi Mahalonobis Distance dengan Chi-square …………... 118

xiii
Tabel 30 Hasil Uji Normalitas Univariat …………………………………………… 119
Tabel 31 Hasil ANOVA Table data Communication Skill dengan Collaboration 120
Skill ………………………………………………………………………..
Tabel 32 Hasil ANOVA Table data Communication Skill dengan Sikap Siaga 120
Bencana …………………………………………………………………...
Tabel 33 Hasil ANOVA Table data Collaboration Skill dengan Sikap Siaga 121
Bencana …………………………………………………………………...
Tabel 34 Hasil Box’s M test of Equality of Covariance ……………………………. 122
Tabel 35 Hasil Pearson Correlation variabel communication skill, collaboration
123
skill, dan sikap siaga bencana ……………………………………………..
Tabel 36 Hasil Mutivariate tests ……………………………………………………. 124
Tabel 37 Test of Between-Subjects Effects …………………………………………. 125
Tabel 38 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pra Penelitian …………………………… 168
Tabel 39 Kisi-kisi Lembar Observasi Kelas ………………………………………... 169
Tabel 40 Pedoman Wawancara terhadap Peserta Didik ……………………………. 174
Tabel 41 Pedoman Pengembangan Produk Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor … 175
Tabel 42 Kisi-kisi Lembar Validasi Produk Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor
oleh Ahli Media ………………………………………………………….. 176
Tabel 43 Kisi-kisi Lembar Validasi Produk Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor
oleh Ahli Materi ………………………………………………………….. 176
Tabel 44 Kisi-kisi Lembar Validasi Produk Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor
oleh Guru IPA …………………………………………………………….. 176
Tabel 45 Kisi-kisi Angket Keterbacaan Penggunaan Alat Peraga KIT IPA Tanah
Longsor untuk Meningkatkan Communication Skill, Collaboration Skill,
dan Sikap Siaga Bencana ……………………........................................... 190
Tabel 46 Kisi-Kisi Soal Tes Communication Skill …………………………………. 197
Tabel 47 Kisi-kisi Lembar Observasi Collaboration Skill …………………………. 229
Tabel 48 Kisi-kisi Angket Sikap Siaga Bencana Peserta Didik ……………………. 244

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pikir …………………………………………………………… 57


Gambar 2 Model Pengembangan Media Pembelajaran 4-D ……………………….. 65
Gambar 3 Media yang dikembangkan ……………………………………………… 83
Gambar 4 Peta Konsep Materi ……………………………………………………… 86
Gambar 5 Diagram Summary Soal Communication Skill ………………………….. 100
Gambar 6 Item Difficulty Level Pada Soal Communication Skill ………………… 101
Gambar 7 Diagram Summary Angket Sikap Siaga Bencana ……………………….. 103
Gambar 8 Item Difficulty Level Pada Angket Sikap Siaga Bencana………………… 104
Gambar 9 Plot Chi-Square dengan Jarak Mahalonobis Pada Variabel Dependen ….. 118
Gambar 10 Produk Akhir Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor …………………….. 129
Gambar 12 Diagram skor posttest …………………………………………………….. 132

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ……………………………………………… 168


Lampiran 1.1 Instrumen Pra Penelitian ………………………………………….. 168
Lampiran 1.2 Instrumen Validasi Alat Peraga KIT IPA tanah longsor …………. 175
Lampiran 1.2.1 Pedoman pengembangan ………………………………………….. 175
Lampiran 1.2.2 Lembar validasi …………………………………………………… 177
Lampiran 1.2.2.1 Ahli Media ………………………………………………………... 177
Lampiran 1.2.2.2 Ahli Materi ………………………………………………………... 181
Lampiran 1.2.2.3 Guru IPA ………………………………………………………….. 186
Lampiran 2. Instrumen Keterbacaan Penggunaan Alat Peraga KIT IPA Tanah
Longsor …………………………………………………………… 190
Lampiran 2.1 Kisi-kisi …………………………………………………………… 190
Lampiran 2.2 Angket ……………………………………………………………. 191
Lampiran 2.3 Lembar Validasi Angket ………………………………………….. 193
Lampiran 2.4 Hasil Keterbacaan Penggunaan Alat Peraga KIT IPA Tanah
Longsor …………………………………………………………… 196
Lampiran 3 Instrumen penilaian ……………………………………………….. 197
Lampiran 3.1 Communication Skill ……………………………………………… 197
Lampiran 3.1.1 Kisi-kisi …………………………………………………………… 197
Lampiran 3.1.2 Soal Tes …………………………………………………………… 198
Lampiran 3.1.3 Rubrik Penilaian …………………………………………………... 200
Lampiran 3.1.4 Lembar Validasi …………………………………………………... 213
Lampiran 3.2 Collaboration Skill ………………………………………………... 229
Lampiran 3.2.1 Kisi-kisi …………………………………………………………… 229
Lampiran 3.2.2 Lembar Observasi ………………………………………………… 230
Lampiran 3.2.3 Lembar Validasi ………………………………………………….. 237
Lampiran 3.3 Sikap Siaga Bencana ……………………………………………… 244
Lampiran 3.3.1 Kisi-kisi …………………………………………………………… 244
Lampiran 3.3.2 Angket …………………………………………………………….. 245
Lampiran 3.3.2.1 Angket Pre ………………………………………………………… 245
Lampiran 3.3.2.2 Angket Post ……………………………………………………….. 247
Lampiran 3.3.3 Lembar Validasi …………………………………………………... 250
Lampiran 3.4 Lembar keterlaksanaan RPP ………………………………………. 257
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……………………….. 281
Lampiran 4.1 RPP kelas Eksperimen ……………………………………………. 281
Lampiran 4.2 RPP kelas Kontrol ………………………………………………… 297
Lampiran 5 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) …………………………….. 313
Lampiran 6 Data Hasil Penelitian ……………………………………………… 328

xvi
Lampiran 6.1 kelas Eksperimen …………………………………………………. 328
Lampiran 6.1.1 Pretest ……………………………………………………………... 328
Lampiran 6.1.2 Posttest ……………………………………………………………. 332
Lampiran 6.2 kelas Kontrol ……………………………………………………… 338
Lampiran 6.2.1 Pretest ……………………………………………………………... 338
Lampiran 6.2.2 Posttest ……………………………………………………………. 342
Lampiran 6.3 Hasil Pretest-Posttes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. 348
Lampiran 6.4 Hasil Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran …………………… 352
Lampiran 7 Data Uji Empiris ………………………………………………….. 358
Lampiran 7.1 Hasil Empiris Soal Tes ……………………………………………. 358
Lampiran 7.2 Hasil Empiris Angket ……………………………………………... 364
Lampiran 8. Analisis Data Penelitian …………………………………………... 372
Lampiran 8.1 Hasil Analisis Outlier …………………………………………….. 372
Lampiran 8.2. Hasil Analisis Normalitas …………………………………………. 373
Lampiran 8.3. Hasil Analisis Linieritas ………………………………………….. 374
Lampiran 8.4 Hasil Analisis Mutikolinearitas …………………………………… 375
Lampiran 8.5. Hasil Analisis Homogenitas ………………………………………. 375
Lampiran 8.6 Hasil Analisis Uji MANOVA …………………………………….. 377
Lampiran 9. Foto Produk Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor ………………. 378
Lampiran 10. Buku Petunjuk Penggunaan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor.... 380
Lampiran 11 Handout Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor……………………. 390
Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian …………………………………………... 400
Lampiran 13 Persuratan ………………………………………………………… 410
Lampiran 13.1 Surat Pra Survei …………………………………………………... 410
Lampiran 13.2 Surat Izin Validasi Ahli Media …………………………………… 411
Lampiran 13.3 Surat Hasil Validasi Ahli Media ………………………………….. 412
Lampiran 13.4 Surat Izin Validasi Ahli Materi …………………………………… 413
Lampiran 13.5. Surat Hasil Validasi Ahli Materi …………………………………. 414
Lampiran 13.6. Surat Uji Coba di SMP Negeri 1 Yogyakarta …………………….. 415
Lampiran 13.7. Surat Uji Coba di SMP Negeri 5 Depok ………………………….. 416
Lampiran 13.8. Surat Uji Coba di SMP Negeri 4 Prambanan …………………….. 417
Lampiran 13.9. Surat Izin Penelitian ………………………………………………. 418
Lampiran 13.10 Surat Penelitian …………………………………………………… 419

xvii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tuntutan zaman pada Abad 21 atau lebih dikenal dengan era globalisasi

merupakan era dimana pendidikan sekarang ini sangat penting untuk membuat

perubahan serta pengembangan yang ada pada diri tertentu disebabkan karena

pendidikan sangat dibutuhkan. Pendidikan ialah suatu usaha nyata dan disengaja

berdasarkan proses pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik, agar peserta

didik tersebut bisa mengeluarkan potensi kemampuan yang ada di dalam dirinya

dan keterampilan yang dibutuhkan. Kompetensi yang ada pada peserta didik perlu

dikembangkan sesuai dengan tuntutan zaman saat ini. Kompetensi tersebut dikenal

dengan keterampilan abad 21.

Pendidikan abad 21 lebih menekan pembelajaran, dimana pembelajaran dapat

ditingkatkan pada keterampilan hidup, literasi TIK, keterampilan berpikir dan

belajar (Resita & Ertikanto, 2018; Sadiqin, Santoso, & Sholahuddin, 2017; Suana,

Maharta, Nyeneng, & Wahyfuni, 2017; Suarsana & Mahayukti, 2013). Kompetensi

yang diperlukan atau dibutuhkan pada saat ini yaitu keterampilan abad 21.

Kompetensi yang harus dikuasai diabad 21 ini yaitu ways of working, tools for

working, ways of thinking dan living in the working (Binkley et al., 2012: 36-37).

Menurut Partnership for 21st Century Skill (P21) macam macam keterampilan pada

abad XXI yaitu 4Cs: Critical Thinking, Collaboration, Communication and

Ceativity. Sebagai kompetensi pada peserta didik diabad 21, maka keterampilan

abad 21 sangatlah dibutuhkan (Suarsana & Mahayukti, 2013). Oleh karena itu, pada

proses pembelajaran sangat dibutuhkan kemampuan serta keterampilan yang dapat

1
terintegrasi dengan abad 21 yaitu keterampilan komunikasi dan kolaborasi peserta

didik.

Keterampilan komunikasi dan kolaborasi sangat dibutuhkan oleh peserta

didik karena mereka dapat bertukar pendapat, ide, pengetahuan atau gagasan yang

mereka belum ketahui dan sangat membantu dalam hal kerjasama pada saat diskusi

serta dengan adanya interaksi yang dilakukan antara peserta didik dengan guru

tersebut bisa dikatakan sedang berkolaborasi. Berkomunikasi dapat dilakukan

bersama-sama dengan kelompok, bukan hanya melakukannya secara sendiri atau

personal (Susanti & Wijayanti, 2017). Menurut Abdulsyani (2007: 26), kolaborasi

merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan dimana dalam

proses aktivitas tersebut terjalin interaksi individu-individu yang satu dengan yang

individu lainnya. Kemampuan komunikasi serta kolaborasi dapat mengefektifkan

ketuntasan individu maupun klasikal (Kumalaretna & Mulyono, 2017). Menurut

(Haerudin, 2013) dengan kemampuan komunikasi dapat memberikan suatu

penalaran pada informasi serta dapat membuat peserta didik yang pasif menjadi

aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran menggunakan keterampilan kolaborasi itu

sangat penting karena dalam pekerjaan sangat dibutuhkan keterampilan saling

membantu satu sama lain serta kolaborasi antar tim pekerja dan juga pada proses

belajar peserta didik yang memberikan ide-idenya bisa membuat proses belajar

yang berlangsung efektif.

Pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013 terdiri dari berbagai

macam mata pelajaran. Salah satu mata pelajarannya yaitu pelajaran ilmu

pengetahuan alam (IPA). Pelajaran IPA diharapkan dapat membantu peserta didik

2
dalam belajar, agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan serta

keterampilan pada dirinya. Beberapa keterampilan yang dapat di kembangkan dan

ditingkatkan yaitu keterampilan berkomunikasi dan berkolaborasi. Peningkatan

keterampilan tersebut dapat digunakan berbagai macam metode atau cara, dengan

penggunaan metode dapat meningkatkan kemampuan pada peserta didik, Hal

tersebut merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Syukur & Tefanai

(2017). Cara lain yang dapat membantu dalam merealisasikan keterampilan

tersebut kedalam pembelajaran, hal tersebut merupakan hasil penelitian dari

(Dipalaya, Susilo, & Corebima, 2016).

Hasil observasi atau wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran

IPA pada semester genap tahun ajaran 2019/2020, yaitu guru belum menerapkan

pembelajaran yang diintegrasikan dengan keterampilan abad-21. Beberapa

keterampilan yang belum diintegrasikan dalam pembelajaran yaitu communication

skill (keterampilan berkomunikasi) dan collaboration skill (keterampilan

berkolaborasi). Dalam proses pembelajaran, khususnya materi struktur bumi pada

topik tanah longsor, pendidik belum menggunakan alat peraga KIT, dikarenakan

belum ada alat peraga KIT IPA yang berkaitan dengan tanah longsor, oleh karena

itu, pendidik menggunakan metode ceramah, diskusi serta eksperimen sederhana

dalam menyampaikan materi pembelajaran. Aktivitas peserta didik saat diskusi

masih kurang aktif dalam berkomunikasi dan berkolaborasi antar peserta didik

lainnya pada saat pembelajaran berlangsung. Masih terdapat peserta didik yang

kurang dalam menyampaikan pendapat atau ide, kurangnya perhatian terhadap

kelompok, tidak terjalin diskusi atau bertukar pendapat dengan anggota

3
kelompoknya, dan kurangnya kolaborasi antara guru dengan peserta didik. Data

keterampilan komunikasi dari hasil penelitian yang tetah dilakukan Haryanti., &

Suwarma (2018) keterampilan komunikasi peserta didik perlu untuk dioptimalkan,

masih terdapat 31,25% keterampilan komunikasi peserta didik masuk dalam

kategori emerging dan 12,50% masuk dalam kategori basic. Sejalan dengan

Oktaviani., & Hidayat (2010) bahwa keterampilan komunikasi peserta didik secara

tulisan masih rendah dengan persentase sebesar 56,25%. Keterampilan komunikasi

peserta didik masih dalam kategori mendekati standar, dimana terdapat 60% peserta

didik masuk kategori mendekati standar, 14% peserta didik masuk dalam kategori

dibawah standar, dan 26% masuk dalam kategori standar, hal tersebut dikarenakan

peserta didik belum mampu mengkomunikasikan idenya atau informasi yang

diterima (penelitian Aliftika., Purwanto., & Utari, 2018). Data keterampilan

kolaborasi yang diperoleh dari penelitian Nurafiah., Utari., & Liliawati (2018) yaitu

keterampilan kolaborasi peserta didik perlu untuk ditingkatkan, dimana persentase

keterampilan kolaborasi peserta didik yang masuk dalam kategori mendekati

standar sebesar 48%, dibawah standar 18%, dan sesuai standar sebesar 33%. Hal

tersebut sesuai dengan Jayanti (2019) bahwa keterampilan kolaborasi peserta didik

masih kurang, dibuktikan dengan hasil rata rata person measure yakni 0,08. Hal

tersebut dikarenakan, keterampilan berkolaborasi sulit untuk dikembangkan (Ellis,

Han, & Pardo, 2018), serta keterampilan komunikasi masih belum mendapat

perhatian lebih pada pendidik (Carlgren, 2013). Penyebab tersebut dapat

memberikan dampak, sehingga dibutuhkan pengembangan keterampilan. (Hardie

& Bristow, 2016: 4). Berdasarkan observasi yang dilakukan, masih terdapat peserta

4
didik yang kurang antusias dalam menerima pelajaran dan tidak memperhatikan

penjelasan yang diberikan oleh guru. Peyebabnya dikarenakan, kurangnya

pengintegrasian keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang ditanamkan sejak

dini kepada peserta didik. Sehingga perlu untuk mengatasi masalah yang terkait

dengan keterampilan (Ellis et al., 2018). Salah satu caranya yaitu diperlukan alat

peraga KIT IPA untuk diintegrasikan dengan keterampilan komunikasi dan

kolaborasi.

Pengetahuan dapat dikembangkan dengan pengalaman atau latihan

keterampilan. Hal tesebut dilaksanakan untuk mengubah persepsi peserta didik

pada pelajaran, dimana pelajaran yang dianggap sulit menjadi berkurang.

Pembelajaran IPA menuntun anak-anak kekehidupan nyata. Dengan dikaitkannya

materi pelajaran dengan dunia nyata, maka peserta didik akan termotivasi atau lebih

aktif mengikut proses pembelajaran. Salah satu yang dapat menarik perhatian atau

rasa ingin tahu yang besar pada peserta didik yaitu dengan menggunakan alat peraga

KIT IPA (Goldberg, Price, Robinson, Boyd-Harlow, & McKean, 2012).

Alat peraga KIT IPA dapat membuat peserta didik turut andil dalam merakit

KIT dan memiliki pengalaman langsung serta dapat melihat secara nyata proses

yang ditunjukkan pada KIT IPA itu sendiri, salah satu materi IPA yang dapat

diterapkan menggunakan alat peraga KIT IPA yaitu materi mengenai tanah longsor.

Penggunaan media alat peraga KIT IPA tanah longsor dapat dipadukan

menggunakan model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat

digunakan yaitu Problem Based Learning dengan metode saintifik (Scientific),

disebabkan karena alat peraga tidak memiliki sintaks dalam proses pembelajaran,

5
sehingga dibutuhkan suatu model agar membatu dalam proses pembalajaran. Proses

pembelajaran yang diberikan seperti itu dapat melatih peserta didik serta

meningkatkan keterampilannya dalam berkomunikasi dan berkolaborasi. Hal

tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan Fujiati (2014) bahwa

bantuan alat peraga yang digunakan dapat efektif pada kemampuan komunikasi

peserta didik. Penelitian yang telah dilakukan Sriyanti (2017) bahwa menggunakan

alat peraga, kolaborasi peserta didik mengalami peningkatan. Adapun penelitian

lainnya oleh Prihatiningtyas, Prastowo, & Jatmiko (2013) bahwa terdapat respon

yang positif diberikan peserta didik dengan menggunakan KIT dan hasil belajar

psikomotor yang diperoleh peserta didik itu dapat tuntas. Hasil penelitian Oktafiani,

Subali, & Edie (2017) menunjukkan adanya peningkatan keterampilan proses sains

yang didapat peserta didik setelah diajarkan menggunakan alat peraga KIT, hal

tersebut sesuai penelitian sebelumnya bahwa terdapat peningkatan pemahaman

konsep pada peserta didik yang diajarkan dengan menggunakan alat peraga KIT

(Maliasih., Sulhadi., & Hindarto, 2015). Penelitian yang dilakukan Argianti (2016)

yaitu pembelajaran menggunakan media dapat melatih communication skill peserta

didik, dimana keaktifan peserta didik sebesar 82,9% dan 95% dalam pemberian

respon yang sangat baik. Menurut Zulhelmi., Nor., Fakhruddin., & Holiwarni

(2017) bahwa mengembangkan KIT IPA merupakan tindakan yang tepat dan hasil

rerata yang diperoleh peserta didik mengguakan KIT IPA masuk dalam kategori

sangat baik.

Berdasarkan observasi di SMP Negeri 4 Prambanan merupakan sekolah yang

berada pada daerah perbukitan-perbukitan yang dimana daerah tersebut rawan akan

6
terjadi longsor. Menurut Triutomo, et al (2007: 15) yang menyebabkan tanah

longsor adalah terganggunya kestabilan pada lereng, disebabkan karena adanya

gerakan yang dikeluarkan pada tanah dan bebatuan. Dilihat dari hasil penelitian

sebelumnya yang dilakukan Fajria (2017) pada daerah kecamatan prambanan

didesa Sambi Rejo kerawanan tanah longsor tersebut terbagi dari tingkatan-

tingkatan dari sedang hingga tinggi, dimana desa tersebut hasil persentasinya yaitu

3,09% masuk kategoti tingkatan rendah, 20,14 % masuk pada kategori sedang dan

43,45 % masuk dalam kategori tinggi. Jadi dari hasil persentasi tersebut dapat

dikatakan bahwa daerah tersebut tingkatan kerawanan tanah longsornya paling

banyak masuk dalam kategori tinggi. Menurut BNPB (2017) bahwa terdapat data

hasil kajian bencana tanah longsor pada tahun 2015 yaitu terdapat 42 juta jiwa yang

terkena dampat ekonomi, kerugian fisik, serta kerusakan, dan 14 juta jiwa terdapat

jiwa yang terpapar. Sehingga dibutuhkan tanggung jawab dan peran baik pada

orang dewasa, remaja, dan anak-anak untuk meningkatan kesiapsiagaan.

Tingginya tingkat kerawanan tanah longsor di dataran tinggi atau

pegunungan, sehingga dibutuhkan suatu pembelajaran agar dapat memperlihatkan

secara langsung penyebab dan proses terjadinya tanah longsor. Salah satu media riil

yang dapat digunakan yaitu media alat peraga KIT IPA dengan mengaitkan pada

materi tanah longsor. Media KIT menurut Apriyasha., Hidayat., & Anita (2019)

adalah suatu alat yang dapat membantu untuk mendapat pengalaman belajar secara

signifikan. Media KIT alat peraga dapat digunakan dalam melakukan pengamatan

melalui situasi dan kondisi sesungguhnya, dimana peserta didik akan terlibat

langsung dalam merangkai alat tersebut, serta mendapat pengetahuan secara aktif

7
dengan kondisi nyata. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian Laksana.,

Masyikuri., & Prayitnio (2013) yakni dengan menggunakan media riil dapat

memberikan dampak lebih baik kepada peserta didik, sebab peserta didik dapat

mengetahui objek yang diamati. Sehingga, konsep yang telah diterima dapat

melekat pada peserta didik dan lebih bermakna, sebaba konsep tersebut ada

dikehidupan sehari-hari peserta didik atau nyata (Mandala., Darmawan., &

Boisandi, 2017). Menurut Resti., Harsono (2017) bahwa dengan penggunaan media

dapat meningkatkan pengetahuan tentang bencana peserta didik.

Penggunaan alat peraga KIT IPA dapat memperlihatkan secara langsung atau

mensimulasikan proses terjadinya tanah longsor, maka peserta didik dapat

mengetahui penyebab-penyebab terjadinya suatu bencana salah satunya yaitu tanah

lonsor. Menurut Fuhrmann et al (2014) bencana alam dapat mempengaruhi

kehidupan masyarakat. Bencana masa depan akan terjadi oleh karena itu diperlukan

suatu pengajaran untuk diberikan kepada peserta didik, agar peserta didik dapat

mempersiapkan diri dan mengatasi peristiwa bencana karena sekecil apapun

pengetahuan itu dapat menyelamatkan jiwa dan menjauhkan dari bencana.

Rentannya bencana tanah longsor di daerah kecamatan prambanan, maka

seseorang memerlukan pengetahuan tentang sikap siaga bencana. Sikap

kesiapsiagaan bencana itu sangatlah penting untuk ditingkatkan, agar dampak dari

suatu bencana dapat berkurang Farhi (2012), dan risiko terjadinya suatu bencana

dapat berkurang (Sunarto & Marfai, 2012). Hal yang bisa saja terjadi jika terjadi

tanah longsor yaitu kehilangan seperti adanya korban jiwa, korban luka atau

8
rusaknya fasilitas serta rumah-rumah yang ada disekitar tebing tersebut (Astuti,

Widyatmoko, & Sudibyakto, 2011).

Kurangnya pelajaran tentang bumi yang diberikan di sekolah menengah

pertama, pada pelajaran sains dengan porsi 6,94%. Maka, diperlukan suatu

pembelajaran yang baik agar peserta didik siap dalam bencana (Pujianto, Prabowo,

& Wasis, 2018). Adanya pengintegrasian bencana dengan pembelajaran,

diharapkan peserta didik mendapatkan pengetahuan serta pengalaman yang

bermakna tentang kebencanaan, sehingga peserta didik siap menghadapi suatu

bencana.

Media yang dapat digunakan dalam membantu proses pembelajaran yakni

berupa media alat peraga KIT IPA tanah longsor. Alat peraga KIT IPA tanah

longsor diharapkan dapat meningkatkan communication skill, collaboration skill,

dan sikap siaga bencana sekaligus mensosialisasikan atau memperkenalkan

keterampilan yang ada pada abad 21. Abad 21 memerlukan keterampilan agar

pembelajaran sukses, berhasil dan pembelajaran tersebut berinovatif (Bell, 2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Saenab., Yunus., & Virninda (2017) peserta

didik membuat proyek seperti media KIT, proses pembuatannya dapat melatih

peserta didik dalam meningkatan keterampilan kolaborasi. Berdasarkan uraian

tersebut, maka diperlukan suatu penelitian dengan menggunakan alat peraga KIT

IPA tanah longsor untuk meningkatkan keterampilan komunikasi, kolaborasi dan

sikap siaga bencana.

9
B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dari uraian latarbelakang masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang diberikan guru masih bersifat teacher centered,

sehingga peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran

2. Kompetensi yang diperlukan atau dibutuhkan pada saat ini yaitu

keterampilan abad-21. Namun, belum adanya penerapan dalam

pembelajaran di sekolah menggunakan keterampilan abad-21, contohnya

communication skill dan collaboration skill.

3. Belum terdapat penginterasian pembelajaran dengan communication skill,

sehingga dibutuhkan communication skill agar peserta didik yang pasif

menjadi aktif dalam pembelajaran.

4. Belum terdapat pengintegrasian pembelajaran dengan collaboration skill,

sehingga diperlukan collaboration skill agar peserta didik dapat bertukar

pendapat dan memecahkan masalah pada saat diskusi

5. Belum ada alat peraga KIT IPA tanah longsor yang dikembangkan,

sehingga diperlukan alat peraga KIT IPA tanah longsor agar peserta didik

dapat mengetahui proses dan penyebab terjadinya tanah longsor.

6. Tempat penelitian merupakan daerah perbukitan atau pegunungan dengan

tingkat kerawanan terjadi tanah longsor masuk dalam kategori tinggi,

sehingga dibutuhkan sikap siaga bencana agar peserta didik dapat

mempersiapkan diri dan mengatasi peristiwa bencana.

10
C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian dari identifikasi masalah maka penelitian ini dibatasi

hanya pada pengembangan alat peraga KIT IPA tanah longsor, pengintegrasian

pembelajaran dengan communication skill dan collaboration skill, dan kebutuhan

sikap siaga bencana. Alat peraga KIT IPA tanah longsor digunakan untuk melihat

peningkatan communication skill, collaboration skill dan sikap siaga bencana

peserta didik pada materi yang diajarkan yaitu lapisan bumi di kelas 7 semester 2,

dan Kompetensi Dasar 3.10 dan 4.10.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian dan pengembangan ini ialah:

1. Bagaimana kelayakan (valid dan praktis) alat peraga KIT IPA tanah

longsor yang dikembangkan untuk meningkatkan communication skill,

collaboration skill dan sikap siaga bencana?

2. Bagaimana keefektifan alat peraga KIT IPA tanah longsor untuk

meningkatkan communication skill, collaboration skill dan sikap siaga

bencana?

E. Tujuan Pengembangan

Tujuan dari penelitian dan pengembangan yang dilakukan yaitu:

1. Untuk mengetahui kelayakan (valid dan praktis) alat peraga KIT IPA tanah

longsor yang dikembangkan untuk meningkatkan communication skill,

collaboration skill dan sikap siaga bencana.

11
2. Untuk mengetahuan keefektifan alat peraga KIT IPA tanah longsor untuk

meningkatkan communication skill, collaboration skill dan sikap siaga

bencana.

F. Spesifikasi Produk

1. Alat peraga KIT IPA tanah longsor dapat digunakankan berulang-ulang

(bongkar pasang)

2. Fleksibel, dapat dibawah kemana-mana

3. Alat peraga KIT IPA tanah longsor dilengkapi dengan buku petunjuk

penggunaan

4. Dilengkapi dengan denah tanah longsor

G. Manfaat Pengembangan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, dimana manfaat secara

teoritis maupun manfaat secara praktis

1. Teoritis:

Diharapkan bahwa dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi

mengenai alat peraga KIT IPA serta mengetahui keterampilan-keterampilan

yang ada di abad 21 salah satunya yaitu keterampilan komunikasi dan

keterampilan kolaborasi.

2. Praktis:

a. Peserta didik

Dengan adanya penelitian ini peserta didik dapat terkontaminasi atau

melihat langsung proses-proses yang ditunjukkan dari alat peraga KIT IPA

serta mendapatkan pengetahuan yang baru dengan menggunakan

12
pembelajaran keterampilan abad 21 ini salah satunya yaitu saling

berkolaborasi atau saling tukar pendapat dan saling mengeluarkan

kemampuan keterampilan yang ada pada dirinya.

b. Guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru dapat

mempertimbangkan alat peraga KIT IPA tanah longsor ini untuk

digunakan sebagai pembelajaran dalam hal peningkatan keterampilan pada

peserta didik dimana salah satunya yang ada di abad 21 ini yaitu

keterampilan komunikasi dan kolaborasi.

H. Asumsi Penelitian dan Keterbatasan Pengembangan

1. Adapun asumsi penelian yang dilakukan ialah:

a. Peserta didik berada pada lingkungan atau daerah yang rawan tanah

longsor

b. Validator ahli media pada penelitian ini merupakan ahli dalam bidang

alat peraga KIT.

2. Berikut ini beberapa keterbatasan pengembangan pada penelitian ini ialah:

a. Uji coba terbatas hanya menggunakan 12 peserta didik.

b. Uji coba lapangan hanya menggunakan 2 kelas yaitu 1 kelas

eksperimen dan 1 kelas kontrol.

c. Pada tahap deseminasi, produk yang dikembangkan oleh peneliti akan

diberikan kepada tempat peneliti melakukan penelitian dan untuk

13
penyebarluasan melalui publikasi artikel jurnal agar diketahui oleh

publik.

I. Definisi Istilah

a. Alat peraga KIT IPA merupakan alat yang digunakan dalam proses

pembelajaran gunanya untuk membantu peserta didik agar lebih mudah

mengerti konsep-konsep yang telah diajarkan.

b. Communication Skill merupakan penyampaian informasi yang diberikan

secara lisan maupun tulisan, dimana susunan kalimat yang disampaikan

tersusun dengan rapi serta menggunakan tanda baca yang benar agar

informasi yang disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh audiens

atau pendengar.

c. Collaboration Skill merupakan suatu pembelajaran yang dimana peserta

didik bekerja bersama-sama dalam menyatukan pendapat, memberi serta

memperoleh ide-ide yang telah dipikirkan dari kemampuan satu sama lain

untuk mendapatkan suatu hasil serta produk yang diharapkan. Karena

didalam berkolaborasi peserta didik dapat memperoleh pengetahuan serta

pemahaman yang baru.

d. Sikap siaga bencana merupakan suatu pengaplikasian untuk mengatasi

suatu bencana secara tepat dan cepat, gunanya untuk pengurangan risiko

seperti kerugian materi serta korban jiwa.

14
e. Tanah longsor merupakan suatu peristiwa atau bencana yang terjadi pada

alam, yang disebabkan karena runtuhnya tanah atau bebatuan dari dataran

tinggi atau terjal secara tiba-tiba

15
II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor

a. Alat Peraga KIT

Media pembelajaran merupakan bagian sistem pembelajaran yang cukup

penting (Utariyanti, Wahyuni, & Zaenab, 2015). Media memiliki peran penting

saat pendidik menyampaikan materi yang akan diajarkan. Berhasilnya suatu

pembelajaran ditentukan berdasarkan komponennya. Komponennya yaitu media

dan metode mengajar, dimana kedua komponen tersebut memiliki ikatan yang

tidak dapat terpisahkan dan saling berkaitan (Ali, 2009). Faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajar peserta didik ialah media pembelajaran (Supardi,

Leonard., Suhendri, & Rismurdiyati, 2012). Menurut Emda (2011) dengan

menggunakan alat bantu tersebut maka harus memilih media pembelajaran

dengan tepat dan sesuai agar materi yang disampaikan dapat membantu peserta

didik memahami materi yang diajarkan.

Media pembelajaran didefinisikan sebagai salah satu sumber belajar untuk

menyampaikan pesan, keterbatasan daya indera, minat (Sadiman, 2012), dan

pembelajaran lebih mudah untuk dipahami (Arsyad, 2011: 25-26). Media

pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran

untuk menyampaikan materi. Penyampaian memudahkan peserta didik dapat

mudah menerima pesan yang disampaikan serta lebih aktif dan termotivasi pada

saat proses pembelajaran (Syazali, 2015). Hal tersebut sesuai pernyataan

Munandhi (2014) bahwa media pembelajaran juga digunakan sebagai penyalur

16
pesan dari sumber-sumber yang telah direncanakan sehingga menciptakan

pembelajaran yang kondusif. Media sebagai penerima pesan dapat membuat

pembelajaran menjadi efesien dan efektif. Media pembelajaran merupakan

pengantar atau perantara dalam menyampaikan pesan serta peserta didik dapat

terangsang agar terjadi proses belajar (Aqib, 2013).

Alat peraga merupakan media pembelajaran yang dibutuhkan agar

pembelajaran lebih baik (Alatas, Mulhayatiah, & Jahrudin, 2015; Basuki,

Doyan, & Harjono, 2015). Penggunaan media dapat membantu pembelajaran

abstrak menjadi tidak abstrak (Alatas et al., 2015). Penggunaan alat peraga dapat

membatu peserta didik dalam memahami materi kedalam situasi nyata

(Maliasih. et al., 2015). Alat peraga digunakan dalam pengamatan secara

langsung, sehingga dapat menunjang keterampilan peserta didik dalam proses

pembelajaran (Oktafiani et al., 2017) dan penggunaan simulasi dapat membantu

peserta didik dalam memahami persoalan (Prihatiningtyas et al., 2013).

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat bantu yang dapat

digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran pada saat proses belajar

berlangsung. Media memudahkan peserta didik untuk menerima materi yang

diajarkan, sehingga pembelajaran berlangsung efektif dan efisien.

Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan rangsangan yang

diberikan kepada peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung (Ali, 2009).

Media dapat meningkatkan pemahaman peserta didik, memperbanyak

informasi, memudahkan penafsiran, dan menyajikan data dengan menarik

(Wijaya, Handhika, & Kartikawati, 2017), sebagai alat bantu untuk memperjelas

17
pesan yang belum jelas dalam materi pembelajaran (Muhson, 2010). Guru

menyadari bahwa tanpa alat bantu media, peserta didik akan kesulitan

memahami materi. Media dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu yang sangat

penting. Peran media sebagai penyampai pesan kepada peserta didik, oleh karena

itu dibutuhkan media agar materi yang disampaikan dapat diterima peserta didik.

Manfaat lain dari media pembelajaran adalah peserta didik dapat dengan mudah

menerima materi yang diberikan pada saat proses pembelajaran. Adapun media

yang digunakan bukan media yang biasa saja tetapi menggunakan media yang

menarik. Tujuannya agar peserta didik dapat tertarik dan minat belajar peserta

didik dapat meningkat (Mursalina, 2014). Salah satu media yang dapat

digunakan dalam pembelajaran yaitu alat peraga

Alat peraga adalah alat yang digunakan untuk membantu guru dalam

proses pembelajaran (Alatas et al., 2015; Sidharta & Yamin, 2013; Widiyatmoko

& Pamelasari, 2012). Proses pembelajaran dengan memakai alat peraga dapat

efektif dalam ketercapaian suatu tujuan (Widiyatmoko & Pamelasari, 2012).

Alat peraga membantu guru dalam menjelaskan materi kepada peserta didik

yakni alat peraga digunakan sebagai alat perantara agar materi yang diberikan

dapat dimengerti, karena penggunaan alat peraga dapat menumbuhkan rasa

ketertarikan peserta didik agar memperhatikan serta berminat mengikuti proses

pembelajaran (Prasetyarini, Fatmaryanti, & Akhdinirwanto, 2013). Kemampuan

pemahaman konsep dan hasil belajar peserta didik dapat meningkat (Oktafiani

et al., 2017). Tujuan penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran yaitu

untuk membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran, serta

18
psikomotoriknya dapat berkembang (Prasetyarini et al., 2013), menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan (Sanaky, 2013: 3-4), mempermudah peserta

didik untuk mengerti konsep yang diberikan (Alatas et al., 2015; Widiyatmoko

& Pamelasari, 2012), dan meningkatkan prestasi belajar (Oktafiani et al., 2017)

dan efektivitas belajar peserta didik (Saputri & Dewi, 2014).

Kegunaan dari alat peraga yaitu melakukan pengamatan dan menyatukan

suatu pemikiran dengan penggambaran serta imajinasi yang kompleks (Alatas et

al., 2015), melatih keterampilan peserta didik, serta memberikan dampak yang

sangat baik terhadap pembelajaran proses sains peserta didik (Saputri & Dewi,

2014). Media yang dapat meningkatkan sikap ilmiah serta keterampilan ilmiah

ialah alat peraga KIT (Prihatiningtyas et al., 2013).

Alat peraga KIT IPA adalah media tiga dimensi, KIT adalah media

digunakan dalam pembelajaran (Prihatiningtyas et al., 2013; Smaldino et, al.,

2011: 7-8). Media ini dapat memberikan sarana berkomunikasi dengan orang

yang tidak berhadapan (Wibawa dan Mukti, 1992: 7). Media termasuk sarana

komunikasi dalam bentuk perekayasaan, visual, video, audio dan teks (Smaldino

et al., 2011: 8-9). KIT IPA berisikan peralatan yang dibutuhkan dalam

melakukan penyelidikan pada topik sains yang tertentu (Foley et al., 2013).

Tujuan alat peraga yaitu untuk memberikan pemahaman konsep-konsep

untuk ditanamkan serta mematapkannya karena setiap konsep memiliki

hubungan dengan alam sekitar atau kehidupan sehari-hari (Prihatiningtyas et al.,

2013). Tujuan lainnya untuk membatu guru dalam pembelajaran, agar tujuan

pembelajaran dapat terpenuhi (Oktafiani et al., 2017; Sanaky, 2013: 3). Oleh

19
karena itu, KIT IPA adalah media yang dibuat serta dikemas kedalam box yang

berisikan peralatan untuk melakukan penyeidikan pada topik sains tertentu. serta

dilengkapi dengan buku petunjuk menggunakannya. KIT IPA dapat digunakan

dalam proses pembelajaran untuk membantu peserta didik lebih mudah mengerti

konsep-konsep yang telah diajarkan serta mempermudah guru dalam

menyampaikan materi atau konsep pembelajaran.

Alat peraga berfungsi untuk memudahkan serta membantu dalam

tercapainya kompetensi-kompetensi pembelajaran. Penggunaan alat peraga

dalam pembelajaran dapat meningkatkan keefektifan karena peserta didik dapat

menggunakan pemikirannya secara logis. Penggunaan alat peraga juga dapat

dikatakan sebagai informasi belajar. Jadi alat peraga itu bukan hanya membantu

dalam pembelajaran tetapi penyalur pesan yang diberikan oleh guru ke peserta

didik (Widiyatmoko & Pamelasari, 2012). Selain fungsi, alat peraga juga

memiliki manfaat yaitu membuat minat peserta didik dalam pembelajaran lebih

besar, peserta didik lebih memperhatikan pembelajaran, berkurangnya

verbalisme. Penggunaan alat peraga membuat peserta didik mendapatkan

pengalaman secara langsung sebab mereka mendapatkan pengalaman yang

belum pernah didapatkan (Hartati, 2010).

Aspek media pembelajaran (Arsyad, 2011) sebagai berikut:

1) Relevan dengan sasaran belajar atau tujuan: Sesuai tujuan dengan silabus

pembelajaran, sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik, sesuai materi

dengan tujuan, sesuai materi dengan gambar, dan sesuai isi materi dengan

judul bab.

20
2) Keseserhanaan: tidak tercampur dengan bahan yang tidak sesuai, rapih dan

teratur

3) Tidak ketinggalan zaman: peserta didik mengalami kendala dalam

mengambil pesan dari gambar dan mode terlalu lama dapat ditertawakan.

4) Skala: Objek yang biasa dapat memberikan perbandingan skala ukuran

benda/objek yang asing dan Ukuran relatif suatu objek harus tampak dari

gambar

5) Kualitas Teknik: Realistik, detail yang bersih, warna alamiah, dan kontras

yang bagus tajam terfokus dengan bidang fokus

6) Ukuran: dapat memadai serta cocok untuk kelompok besar dan kecil.

Aspek media pembembelajaran (Asyhar, 2012: 81) sebagai berikut:

1) Rapi dan jelas: rapi serta jelas mencakup ilustrasi gambar, suara, tulisan,

pengaturan format; dan media yang kurang rapi dapat mempengaruhi

kejelasan serta kemenarikan, sehingga fungsi dari media tidak maksimal

dalam pembelajaran.

2) Menarik dan bersih: media yang memiliki kebersihan kurang, dapat

mengurangi kemenarikan karena menyebabkan gangguan konsentrasi;

dikatakan bersih jika tidak terdapat ganggunag pada tampilan.

3) Sesuai dengan sasaran: media yang bagus pada kelompok besar, bisa saja

tidak bagus pada kelompok kecil; ada media yang bagus pada kelompok

kecil dan kelompok besar.

4) Relevan dengan topik yang diajarkan: kesesuaian media dengan karakteristik

isi, seperti procedural, prinsip, konsep, fakta, atau generalisasi. Media harus

21
sesuai atau selaras dengan kemampuan peserta didik serta kebuhan

pembeajaran.

5) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran: media yang baik , jika media sesuai

dengan intruksional. Yang terdiri dari gabungan psikomotorik, afektif, dan

kognitif.

6) Tahan, luwes dan praktis: pendidik dituntut dalam pemilihan media, seperti

mudah dibuat serta mudah untuk diperoleh.

7) Memiliki kualitas yang baik: secara teknis media yang baik seperti:

pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi

persyaratan teknis tertentu, misalnya pemilihan komponen, pemilihan warna,

bahan penyusun, dan tampilan media.

8) Kesesuaian ukuran dengan lingkungan belajar: kegiatan kurang kondusif jika

media terlalu besar dan sulit digunakan dalam satu kelas.

b. Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam adalah kumpulan-kumpulan pengetahuan yang

berkaitan dengan alam (Hewitt, 2006: 28). Ilmu pengetahuan alam merupakan

pemikiran yang dituangkan pada penyelidikan mengenai alam (Koballa &

Chiapetta,2010). Menurut Surjani (2010) ilmu pengetahuan alam adalah

kumpulan pengetahun, dimana cara memperoleh pengetahuan tersebut dengan

suatu metode. Peryataan tersebut sejalan dengan Hewitt, et al (2007: 12) bahwa

ipa merupakan ilmu pengetahuan serta metode dalam mengeksplorasi alam.

Pengetahuan tentang alam dapat diperoleh dengan pemikiran yang rasional,

penginderaan, serta observasi (Prowel, 2010: 175), karena Ilmu pengetahuan

22
alam merupakan peristiwa yang benar adanya, hal tersebut berdasarkan data

pengamatan atau eksperimen yang diperoleh (Widiyatmoko & Pamelasari,

2012). Komponen IPA yaitu science as a way of thinking, a body of knowledge,

and a way of Investigating (Collete & Chiappetta, 2014: 94).

Sains dikaitkan dengan alam, dimana sains merukan suatu penemuan

bukan hanya kumpulan-kumpulan prinsip atau fakta bahwa konsep. Dalam

Pendidikan ipa diharapkan peserta didik dapat mempelajari sendiri mengenai

dirinya dan penerapan ipa dalam kehidupan sehari-hari. Sains merupakan upaya

dalam mengembangkan suatu domain pada pembelajaran sains secara

bersamaan yaitu sikap, kognisi, aplikasi dan keterampilan proses serta

pengembangan kreativitas (Fathonah & Prasetyo, 2014: 10). Menurut Trefil

(2010: 3) sains adalah suatu alat, alat tersebut berguna untuk mengetahui system

kerja pada dunia. Tidak hanya menyatukan suatu ide dan teori dalam sains.

Tetapi sains dapat mengetahui perilaku semesta, memprediksikan suatu bencana

alam, menemukan teknologi yang canggih atau baru dan menyembuhkan suatu

penyakit.

Rumusan kurikulum 2013 terdapat tujuan mata pelajaran IPA yaitu untuk

memperkenalkan lingkungan yang ada disekitar dan lingkungan biologi.

Pembelajaran IPA diorientasikan pada rasa ingin tahu, sikap peduli, kemampuan

berpikir serta tanggung jawab pada alam dan lingkungan sosial. Agar tujuan

kurikulum 2013 dapat tercapai maka pembelajaran IPA perlu untuk dikaitkan

dengan kehidupan sekitar. Materi pembelajaran dapat berupa permasalahan yang

ada disekeliling atau konten local, agar pembelajaran yang diberikan dapat

23
bermakna (Dewi, Suryadarma, Wilujeng, & Wahyuningsih, 2017). Dengan

adanya kegiatan pembelajaran, peserta didik akan mengetahui tentang fenomena

alam menggunakan intelektual dan sosial. Peserta didik dapat menganalisis ide

serta dapat mengungkapkan hasil pemikiran ke peserta didik lainnya

berdasarkan bukti yang diperoleh (Windschitl, Thompson, Braaten, & Stroupe,

2012).

Ilmu pengetahuan alam adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam

dan berkaitan dengan kehidupan. Pembelajaran IPA tersebut dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari, dimana pelajaran tersebut diperoleh dari suatu metode.

Ilmu pengetahuan alam didalamnya terdapat suatu kumpulan ide-ide serta teori-

teori. Kumpulan tersebut dapat ditemukan suatu penemuan baru, kemudian

melalui metode ilmiah maka hasil penemuan tersebut dapat dikembangkan.

c. Tanah Longsor pada materi Struktur Bumi

Materi yang digunakan mengacu pada kurikulum 2013, dalam K13

terdapat materi pelajaran mengenai struktur bumi dan dinamikanya di SMP kelas

VII. Tanah longsor merupakan salah satu materi yang ada dalam struktur bumi.

Adapun Komponen Inti dan Komponen Dasar sebagai berikut.

Kompetensi Inti:

KI.1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut

KI.2: Mengembangkan perilaku sikap baik (jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,

responsive, dan proaktif) dan sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

24
serta dalam memanfaatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

KI.3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI.4: Mencoba, mengolah, dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

Kompetensi Dasar:

KD. 1.1 Menyadari kebesaran tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad

raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.

KD. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur,

teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertangung jawab, terbuka, kritis, kreatif,

inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai

wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan,

dan berdiskusi

KD.3.10 Menjelaskan lapisan bumi, gunung api, gempa bumi dan tindakan

pengurangan resiko sebelum, pada saat, dan pasca bencan sesuai

ancaman bencana di daerahnya

25
KD. 4.10 Mengominukasikan upaya pengurangan resiko dan dampak bencana

alam serta tindakan penyelamatan diri pada saat terjadi bencana sesuai

dengan jenis ancaman bencana di daerahnya.

Indikator:

3.10.1 Mengidentifikasi lapisan penyusun bumi

3.10.2 Mengidentifikasi proses terjadinya tanah longsor disebabkan oleh gempa

bumi

3.10.3 Mengidentifikasi proses terjadinya tanah longsor disebabkan oleh curah

hujan tinggi

3.10.4 Menjelaskan penyebab terjadinya tanah longsor

3.10.5 Menjelaskan dampak akibat terjadinya tanah longsor

3.10.6 Menjelaskan tindakan untuk mengurangi resiko bencana tanah longsor

4.10.1 Mengkomunikasikan upaya pengurangan resiko bencana tanah longsor

Bumi merupakan satu-satunya planet dalam galaksi Bima Sakti yang

diketahui mampu menunjang kehidupan, disebabkan karena komponen-

komponen pendukung kehidupan tersedia di Bumi, mulai dari air, udara, dan

tanah yang merupakan tempat tumbuhnya berbagai tanaman untuk mendukung

kehidupan. Hal tersebut termasuk berbagai mineral dan hasil tambang yang

dapat dieksplorasi. Beberapa mineral seperti emas, besi, batu bara, dan beberapa

mineral lain dieksplorasi dengan menggali hingga kedalaman tertentu. Bumi

memiliki lapisan penyusun mulai dari lapisan paling dalam hingga lapisan

terluar. Bumi tersusun atas lapisan-lapisan yang terdiri atas atmosfer sebagai

lapisan terluar, kemudian ada mantel Bumi, inti luar, dan inti dalam. Bentuk dari

26
lapisan tersebut adalah selimut bola sehingga lapisan yang lebih luar

menyelimuti lapisan di dalamnya.

Secara umum Bumi terdiri atas 3 komponen utama, yakni komponen gas

yang disebut atmosfer, komponen padatan yang disebut litosfer, dan komponen

air yang disebut hidrosfer. Selain 3 komponen utama tersebut, juga memiliki

komponen lain yaitu kriosfer dan biosfer (Widodo, Rachmadiarti & Hidayati,

2017: 83-86). Struktur bumi terdiri dari kerak bumi, mantel bumi, dan inti bumi.

Kerak bumi meliputi kerak benua dan kerak Samudra, mantel bumi terdiri dari

matel atas dan mantel bawah, dan inti bumi terdiri dari cairan pekat (inti luar)

dan padat (inti dalam). Salah satu materi yang berkaitan dengan struktur bumi

yaitu kebencanaan atau bencana alam. Kebencanaan terbagi atas beberapa

bencana salah satunya ialah tanah longsor.

Tanah longsor merupakan suatu kejadian yang meyebabkan tanah

meluncur bebas atau runtuh secara tiba-tiba, dimana terjadi pada tempat yang

terjal (Triutomo et al., 2007: 15). Penyebab tanah longsor karena gaya gravitasi

(Effendi, 2008), dimana tanah tersebut berpindah dari ketinggian menuju

ketempat yang rendah. Tanah longsor merupakan pindahnya suatu massa tanah

atau sering disebut dengan erosi, yang dimana proses terjadinya secara tiba-tiba.

Ada beberapa penyebab tanah longsor yaitu curamnya lereng, permukaan tanah

yang kedap air pada bidang peluncur, dan diatas bidang luncur terdapat air yang

ada didalam tanah serta menyebabkan air pada tanah menjadi jenuh (Paimin et

al., 2009: 14). Untuk mengurangi bahaya yang disebabkan tanah longsor, maka

27
diperlukan pengidentifikasian daerah-daerah tanah longsor yang sering terjadi

(Keller & DeVecchio, 2015: 332).

Adapun faktor yang dapat menyebabkan tanah longsor yaitu faktor

eksternal serta internal, dimana pada faktor eksternal yang menyebabkannya

yaitu adanya getaran yang diperoleh dari gempa bumi, vegetasi penutup dan

curah hujan. Sedangkan faktor internal yaitu struktur geologi, kemiringan pada

lereng, penyusun tanah dan kondisi geologi (Mekar, 2014). Pada dasarnya bila

terjadi tanah longsor itu disebabkan karena gaya penahannya kecil atau tidak

kuat lagi untuk menahan gaya pendorong, yang dimana gaya pendorongnya itu

besar. Gaya penahan itu diperoleh dari kuatnya tanah atau batuan sedangkan

gaya pendorong berasal dari beban, air, sudut pada lereng serta berat jenis pada

tanah atau bebatuan. Umumya terdapat gejala awal sebelum terjadi tanah

longsor. Gejalanya yaitu munculnya mata air yang tidak terduga, adanya retakan

pada lereng. Retakan tersebut searah dengan arah tebing, dan rapuhnya tebing

serta mulai jatuh kerikil-kerikil (Nandi, 2007: 6). Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa tanah longsor merupakan suatu peristiwa atau bencana yang

terjadi pada alam, yang disebabkan karena runtuhnya tanah atau bebatuan dari

dataran tinggi atau terjal secara tiba-tiba.

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud alat peraga KIT IPA

dalam penelitian ini adalah kumpulan peralatan yang akan digunakan dalam

menyelidiki suatu topik tertentu. KIT IPA dibawa ke mana saja serta dapat

digunakan berulang kali, karena KIT IPA dapat dirangkai serta dibongkar

(bongkar pasang). Dalam KIT IPA terdiri dari beberapa kegiatan atau topik yang

28
akan diselidiki. Untuk memudahkan dalam merangkai KIT IPA, maka KIT IPA

memiliki buku petunjuk penggunaan. Alat peraga KIT IPA merupakan media

tiga dimensi atau media pembelajaran yang rell, karena dapat menjadikan

pelajaran abstrak menjadi tidak abstrak. Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor

merupakan suatu alat bantu berupa media pembelajaran yang digunakan oleh

guru dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan suatu pesan serta materi

yang berkaitan dengan alam. Tujuan alat peraga yaitu untuk memberikan

pemahaman konsep-konsep untuk ditanamkan serta mematapkannya karena

setiap konsep memiliki hubungan dengan alam sekitar. Alat peraga KIT IPA

tanah longsor memberikan pembelajaran tentang kehidupan sehari-hari

mengenai bencana runtuhnya tanah secara tiba-tiba. Alat peraga KIT Berfungsi

untuk memudahkan serta membantu dalam tercapainya kompetensi-kompetensi

pembelajaran. Aspek dari alat peraga KIT IPA tanah longsor yaitu aspek relevan

dengan tujuan/ sasaran belajar, terdiri dari lima indikator yakni kesesuaian KI

dan KD dengan materi, kesesuaian indikator dengan tujuan pembelajaran,

kejelasan tujuan, kesesuaian tujuan dengan materi cakupan dan akurasi kegiatan.

Aspek ukuran, memiliki indikator yaitu bentuk dari KIT IPA tanah longsor.

Aspek berkualitas baik, memiliki dua indikator yaitu tampilan serta alat dan

bahan penyusunnya. Aspek relevan dengan topik yang diajarkan, memiliki dua

indikator yaitu kesesuaian karateristik isi dan materi dan aspek praktis dan tahan,

memiliki dua indikator yaitu kepraktisan dari alat peraga serta ketahanannya.

29
2. Keterampilan Berkomunikasi (Communication Skill)

Kompetensi utama yang terdapat pada abad-21 adalah communication skill

(Chung, Yoo, Kim, Lee, & Zeidler, 2016). Aspek dari communication skill sangat

berguna (Henry, Holmboe, & Frankel, 2013; Mercer-Mapstone & Matthews,

2017), dan penting pada pembelajaran (Wiseman & Hunt, 2014: 79-86).

Komunikasi merupakan bentuk penyampaian informasi melalui interaksi orang

satu dengan yang lainnya secara bertukar pesan (Halimah & Sukmayadi, 2019).

Komunikasi dapat dilakukan secara verbal maupun nonverbal (Sutiyatno, 2018;

Siahaan, 1989), serta dapat menyelesaikan permasalahan melalui lisan maupun

tulisan (Fatimah, 2012). Melalui tulisan maupun lisan, seseorang dapat

menginterpretasi dan mengekspresikan kemampuannya melalui pemikiran, opini,

fakta dan perasaan. Dengan adanyan communication, peserta didik dapat berlatih

agar keterampilan berkomunikasinya meningkat (Divan & Mason, 2016).

Keterampilan komunikasi ialah keterampilan yang digunakan dalam

melakukan komunikasi pengetahuan yang bukan hanya untuk suatu karir tetapi

digunakan dalam berkontribusi pada masyarakat (Schulz, 2008). Keterampilan

komunikasi juga dapat melakukan komunikasi mengenai informasi hasil analisis

atau penyelidikan dengan cara berpikir, agar peserta didik dapat memahami yang

dipelajari (Yusefni & Sriyati, 2016), digunakan untuk menerima dan mengirim

informasi (Hawkins & Fillion, 1999), dan juga dapat digunakan dalam

menghantarkan pendapat, ide atau suatu gagasan secara efektif. Keterampilan

komunikasi sangatlah penting, karena seseorang melakukan interaksi dengan yang

lain dengan cara berkomunikasi, dengan keterampilan berkomunikasi seseorang

30
tersebut akan lebih mudah menyampaikan suatu pesan serta pesan yang

disampaikan juga dapat dimengerti (Hastuti, 2011). Keterampilan komunikasi

digunakan seseorang dalam menyampaikan suatu pesan (Dixon & O’Hara, 2012:

4-11), serta saling bertukar pendapat dengan seseorang agar pesan yang

disampaikan dapat dimengerti. Baik secara lisan, tulisan atau bahasa tubuh (Bialik

& Fadel, 2015).

Proses pembelajaran keterampilan komunikasi dapat digunakan secara

individu ataupun berkelompok dalam menyampaikan suatu kajian ilmiah,

walaupun itu secara verbal ataupun nonverbal (Wulandari, Wijayanti, & Budhi,

2018). Menurut Greenstein (2012: 95) keterlibatan keterampilan abad 21 terdapat

keterampilan komukasi yang kompleks yaitu informasi teknologi, menganalsis,

mengevaluasi, metakognisi serta kolaborasi. Hal yang disampaikan oleh Albert

Einstein bahwa walaupun dalam menyampaikan suatu hal itu mudah pasti ada

kesulitannya. Adapun kesulitannya yaitu bagaimana memberitahu seseorang atau

menyapaikan suatu pembahasan yang dapat dengan mudah diterima dan dipahami

(Tonissen, Lee, Woods, & Osborne, 2014).

Peserta didik dapat memunculkan keterampilan komunikasi yang ada pada

dirinya secara terus-menerus dengan suatu upaya (Mercer-Mapstone & Matthews,

2017), sebab keterampilan berkomunikasi membutuhkan pengalaman serta

keterbiasaan agar keterampilan berkomunikasi peserta didik dapat muncul (Rees

& Sheard, 2003), dan menumbuhkan kesadaran pada diri peserta didik bahwa

tanggung jawab dalam mengirim dan menerima pesan sangatlah penting (Pal,

Halder, & Guha, 2016). Upaya yang dilakukan yakni melalukan kegiatan diskusi

31
dan tanya jawab pada saat pembelajaran berlangsung yang diberikan oleh guru,

dimana peserta didik akan menerapkan keterampilan berkomunikasi dalam

kegiatan yang diberikan (McCarthy, O’Donovan, & Twomey, 2008).

Keterampilan komunikasi merupakai penyampaian informasi secara efektif serta

kritis dan menekannya pada kolaborasi, komunikasi dua arah dan memikirkan

kepentingan bersama atau umum. Adanya keterampilan komunikasi maka peserta

didik dapat dengan mudah mengomunikasikan berbagai hal yang berhubungan

dengan materi pembelajaran, baik itu tulisan atau lisan (Dipalaya et al., 2016).

Keterampilan komunikasi yaitu mendengarkan secara aktif serta

keterampilan berbicara yang jelas (Heath, 1988; Morgan, 1997) dan keterampilan

dalam menulis yang tepat dan logis (Heath, 1988). Komunikasi dapat berjalan jika

terjalin komunikasi antar satu orang ke yang lainnya (Matthews & Gokool, 2018;

Morgan, 1997). Komunikasi dikatakan efektif jika mendapat respon yang baik

dari peserta didik lainnya (Hardianti, Taufiq, & Pamelasari, 2017), dikatakan

efektif jika peserta didik lainnya dapat memahami isi pesan yang disampaikan,

dalam hal memahami ide-de dan perspektif orang lain (Chung et al., 2016).

Keterampilan komunikasi meliputi gagasan pendapat/ ide pada suatu kelompok,

menggunakan kalimat yang jelas dan efektif, logis, runtut serta mudah untuk

memahaminya (Pattiwael, 2016).

Adapun hasil keterampilan komunikasi pada peserta didik menurut

(Mosenson & Fox, 2011) yaitu:

a. Menyampaikan ide atau hasil pikiran secara jelas kepada pendengar dengan

susunan yang sesuai

32
b. Berkomunikasi secara verbal maupun nonverbal dalam menyampaikan berita

dengan jelas.

c. Memfokuskan diri kepada narasumber serta mendengarkan dengan teliti dan

sopan.

Atribut dari communication skill oleh Association of American Colleges and

Universities, pada komunikasi tertulis dan lisan (Rhodes & Finley, 2013: 16-19)

sebagai berikut:

a. Komunikasi tertulis terdiri dari: susuna dan mekanisme penulisan, bahan

tulisan dan bukti pendukung, genre dan tema, kesesuaian konteks dan tujuan

penulisan

b. Komunikasi lisan terdiri dari: kejelasan pesan inti, kesesuaian metri

pendukung, penyampaian (eksperi vocal, kontak mata dan gestur), pemilihan

Bahasa, organisasi isi presentasi

Kompetensi yang ada pada keterampilan berkomunikasi, dapat dilihat pada

Tabel 1 (Binkley et al., 2012: 45).

Tabel 1 Kompetensi Keterampilan Berkomunikasi


Pengetahuan Keterampilan Sikap/ Etika/ Nilai
Bahasa Induk yang Bahasa induk dan Bahasa Induk yang ada
ada dalam kompetensi tambahan yang ada dalam kompetensi
• Pengetahuan yang dalam kompetensi • Bahasa induk dapat
baik mengenai • Kemampuan dalam dikembangkan
fungsi bahasa, gaya melakukan berdasarkan sikap
fungsional, tata komunikasi baik positif,
bahasa dan kosa secara lisan ataupun mengenalnya
kata dasar tertulis serta sebagai sumber
• Gaya dan register membuat sesorang potensi budaya dan
merupakan fitur dapat memahami pengayaan pribadi.
utama dalam dengan tujuan yang • Terlibat dalam
berbahasa dan proses berdialog

33
Pengetahuan Keterampilan Sikap/ Etika/ Nilai
sadar terhadap berbeda dan situasi yang kritis dan
interaksi verbal yang berbeda. kontruktif, serta
dari berbagai jenis • Cakupan kemampuan mendekati argument
seperti debat, dalam berkomunikasi atau pendapat orang
wawancara yakni memahami lain dengan
maupun serta mendengarkan disposisi.
percakapan). suatu pesan dalam • Adanya
• Fungsi bahasa, berbicara dengan kepercayaana
gaya bahasa, tata situasi yang berbeda tehadap diri sendiri
bahasa dan kosa dan berbicara secara pada saat berbicara
kata dasar jelas dan ringkas. diberbagai tempat
merupakan • Membaca serta • Perjuangan
pengetahuan yang memahami teks disediakan pada
baik. dengan kemampuan kualitas estetika dan
• Paham terhadap yang berbeda-beda, melakukan ekspresi
fitur komunikasi mengambil strategi diluar Teknik
paralinguistic yang sesuai dengan kebenaran
• Sadar akan aspek tujuan membaca dan berdasarkan
budaya dan jenis teks yang beda- frasa/kata
konvensi social beda. • Mengembangkan
serta variablititas • Menulis berbagai untuk mencintai
berbahasa jenis teks dengan sastra
diberbagai keperluaan masing- • Mengembangkan
lingkungan masing serta sikap positif dalam
komunikasi, social memantau proses berkomunikasi antar
dan geografis. menyusun budaya
berdasarkan
kemampuan yang Bahasa tambahan
dimiliki. dalam kompetensi
• Kemampuan dalam • Perbedaan budaya
membuat rumusan mengenai
berdasarkan sensitivitas dan
argument orang lain, stereotip pada
dapat meyakinkan resistensi.
dan
mempertimbangkan
berdasarkan sudut
pandang yang
berbeda, baik itu

34
Pengetahuan Keterampilan Sikap/ Etika/ Nilai
lisam maupun tulisan
cara
mengekspresikannya
• Kemampuan dalam
penggunaan alat
bantu (peta, skema
atau catatan) agar
dapat memahami,
menyajikan atau
menghasilkan teks
yang kompleks baik
secara lisan maupun
tulisan (debat,
wawancara, instruksi,
percakapan, pidato).
(Binkley et al., 2012: 45)

Indikator operasional pada keterampilan komunikasi menurut Greenstein

(2012: 27) yaitu:

a. Menggunakan berbagai macam jenis-jenis komunikasi secara langsung

b. Mengidentifikasi berbagai jenis komunikasi

c. Ikut andil dalam berdiaolog denganorang lain

d. Penerapan komunikasi pada siatuasi yang ada secara tepat dan berbagai media

e. Mencari informasi dengan berbagai sumber seperti mendengar, membaca

serta menyimak

f. Mengetahui cara penulisan serta tata bahasa

g. Membaca serta paham dengan berbagai macam bacaan

h. Menyimak serta memahami dari informasi yang didapat baik dari tulisan

maupun berkomunikasi secara verbal

i. Mengetahui perbedaan maksud serta informasi dari video dan gambar

35
j. Berkomunikasi secara efektif

k. Menyampaikan ide serta hasil pemikiran secara efektif baik itu nonverbal

maupun tulisan.

l. Menyampaikan informasi dengan jelas, agar dapat dipahami dengan mudah

oleh pendengar.

m. Melakukan komunikasi karena tujuan tertentu seperti membujuk serta

memberi informasi.

Tabel 2 Hasil Sintesa Indikator Keterampilan Berkomunikasi


Aspek Indikator
Kemampuan dalam melakukan komunikasi secara tertulis
Penyampaian
serta membuat seseorang dapat memahami isi pesan yang
informasi
diberikan.
Menyampaikan ide serta hasil pemikiran secara efektif baik
itu nonverbal atau tulisan.
Komunikasi Berkomunikasi secara verbal dalam menyampaikan berita
Verbal dengan jelas
Melakukan komunikasi karena tujuan tertentu seperti
membujuk serta memberi informasi.

Penjelasan mengenai komunikasi menurut beberapa sumber, maka dapat

disimpulkan bahwa komunikasi merupakan penyampaian informasi yang

diberikan secara lisan maupun tulisan. Susunan kalimat yang disampaikan

tersusun dengan rapi serta menggunakan tanda baca yang benar agar informasi

yang disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh audiens atau pendengar.

Adapun aspek-aspek berdasarkan sintesa dari beberapa ahli, dapat dilihat pada

tabel 2 yakni aspek pertama penyampaian informasi, aspek ini digunakan untuk

mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam merangkai kalimat,

agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti, dan aspek kedua komunikasi

verbal, aspek ini digunakan dalam menyampaikan ide secara tertulis,

36
menyampaikan informasi atau berita dengan jelas dan memberikan masukan

serta bujukan agar pesan serta yang diberikan dapat tersampaikan dan dapat

diterima dengan baik.

3. Keterampilan Berkolaborasi (Collaboration Skill)

Potensi pada Pendidikan dapat diperbaiki, asalkan pembuat kebijakan

memberikan ruang untuk memanfaatkan kreativitas dan keahlian dalam kelas,

dengan tujuan memiliki cara pilihan yang terbaik. Salah satunya yaitu melalui

penguatan kolaborasi disekolah, antar sekolah maupun diluar sekolah (Ainscow,

2016). Keterampilan kolaborasi dikaitkan dengan kinerja efektif di sekolah (Lai,

DiCerbo, & Foltz, 2017: 25). Pengembangan keterampilan yang dipersiapkan

untuk peserta didik ialah pengetahuan yang berbasis pada penemuan, pemikiran

kritis dan kolaborasi (Michaud, 2017: 53). Pembelajaran dalam Pendidikan

dikonseptualisasikan sebagai pengaturan pengajaran informal maupun formal

dalam komunikas akademik. Kolaborasi diartikan sebagai informal dan formal

dalam upaya ilmiah dengan akademis dari disiplin ilmu dan pengaturan

Pendidikan lapangan dengan instruktur termasuk konseprualisasi (Berg-Weger &

Schneider, 1998).

Kolaborasi memiliki potensi untuk menghasilkan banyak manfaat serta

meningkatkan popularitas kolaborasi seperti keuntungan keefektifan, efisiensi

keuntungan, keuntungan sumber daya, peningkatan kapasitas, dan sebagainya

(Lawson, 2004). Kolaborasi sangat menumbuhkan kinerja yang dimiliki peserta

didik secara interaksi sosial dan tugas kelompok (Noroozi, Teasley, Biemans,

Weinberger, & Mulder, 2013). Melakukan kolaborasi, mereka juga dapat

37
meningkatkan kepercayaan diri, minat berkomunikasi secara tertulis (Genlott &

Grönlund, 2016), dan meningkatkan keterampilan peserta didik, sehingga perlu

untuk memperkuat kolaborasi (Mulati & Kyalo, 2019). Hal tersebut dikarenakan,

peserta didik memiliki banyak pengalaman dalam berkelompok (Fransen,

Weinberger, & Kirschner, 2013), sehingga perlu untuk mendorong sekolah dalam

berkolaborasi, agar dapat meningkatkan pendidikan (Iwuoha & Peters, 2019).

Kolaborasi merupakan proses dalam pembelajaran untuk merencanakan

serta kerjasama yang baik. Berkolaborasi tersebut dapat menyatukan perbedaan

pendapat dari setiap orang, terjalin kerjasama dalam diskusi untuk memberi

tanggapan, saran, dan saling mendengarkan satu sama lain (Kereluik, Mishra,

Fahnoe, & Terry, 2013). Kolaborasi dapat melibatkan peserta didik, agar peserta

didik dapat memperoleh keterampilan (Ukamadu, 2011), dan keterampilan

kolaborasi dapat dijakan sebagai pegangan menuju ketahap dunia pekerjaan

nantinya (Okeke, 2014), karena dengan berkolaborasi dapat digunakan untuk

menciptakan inovasi baru (Wang, Dou, Zhu, & Zhou, 2015).

Keterampilan berkoraborasi merupakan proses pembelajaran yang sangat

penting. Dikatakan penting karena dalam suatu kelompok peserta didik dapat

bekerja bersama-sama untuk memecahkan suatu masalah dalam mencapai tujuan

yang diinginkan (Kusuma, Jalmo, & Yolida, 2019), karena pentingnya kerja sama

(Franco & Haase, 2013), sehingga kolaborasi digunakan dalam melatih peserta

didik untuk fleksibel dan menunjukkan rasa kompromi antar sesama demi tujuan

yang akan dicapai. Peserta didik akan memperlihatkan kemampuannya dalam

bekerja lebih efektif serta peduli dengan kelompok yang berbeda. Peserta didik

38
juga beranggapan bahwa dalam berkolaborasi merupakan tugas yang diberikan

dan menghargai masukan-masukan dari masing-masing anggota kelompok.

Berkolaborasi peserta didik akan dilatih bekerja sama, terlibat bersama dengan

tugas yang memiliki arti penting serta menyusun pengetahuan-pengetahuan

hingga mendapatkan hasil serta bermacam-macam produk (Pacific Policy

Research Center, 2010).

Indikator dalam keterampilan berkolaborasi berdasarkan attitudes, skills dan

knowledge (Binkley et al., 2012: 47). Dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3. Indikator Keterampilan Berkolaborasi


Pengetahuan Keterampilan Sikap/ Etika/ Nilai
Melakukan interaksi Melakukan interaksi Melakukan interaksi
dengan orang lain dengan orang lain dengan orang lain
secara efektif secara efektif secara efektif
• Melakukan kerja • Mengeluarkan • Mengetahui kapan
sama secara efektif argument secara waktu untuk
dalam kelompok jelas dan menyadari berbicaran dan
serta dapat audiensi serta mendengarkan
mengetahui saat tujuannya. • Memperilakukan
yang tepat dalam Mendengarkan mereka dengan
mendengar serta secara professional, cara professional
berbicara. sabar dan penuh dan terhormt.
• Secara individu perhatian.
mengetahui peran • Perilakunya secara Bekerja pada kelompok
yang berasal dari professional dan yang beragam-ragam
kelompok yang terhormat dalam secara efektif.
sukses dan bekerja dalam • Meperlihatkan rasa
mengetahui kelompok secara hormat dengan
kekurangan dan efektif. berbeda budaya
kelebihan masing- • Memanfaatkan serta siap bekerja
masing individu perbedaan budaya secara secara
serta menerimanya dan social dalam efektif dengan latar
yang ada pada menciptakan ide belakang budaya
orang lain. baru serta kualitas dan social dan
kerja dan inovasi orang yang
dapat meningkat. berbeda.
• Menanggapi ide
yang berbeda
dengan terbuka

39
Pengetahuan Keterampilan Sikap/ Etika/ Nilai
Mengelola proyek Mengelola proyak Mengelola proyek
• Mengetahui cara • Memproritaskan • Dalam mencapai
menetapkan, rencana serta tujuan harus
merencanakan dan mengelola didasari dengan
memenuhi tujuan pekerjaan dalam ketekunan dan siap
dalam merencakan tercapainya hasil bersaing
dan memantau yang diperoleh berdasarkan
ulang karena tidak sesuai keinginan hambatan serta
terduganya keompok. tekanan yang ada.
perkembangan.
Membimbing dan Melakukan tanggung
memimpin orang lain jawab dengan orang
• Mempengaruhi lain
orang lain untuk • Memiliki tindakan
mencapai tujuan dalam bertanggung
dari pemecahan jawan dengan cara
masalah dalam berpikir untuk
menggunakan kepentingan
keterampilan komunitasnya
interpersonal secara luas.
• Untuk mencapai
tujuan bersama
maka
memanfaatkan
kekuatan yang
dimiliki orang lain.
• Menginspirasi
orang lain agar
mendapatkan yang
terbaik serta
memiliki sifat yang
tidak
mementingkan
dirinya sendiri.
• Memperlihatkan
integsitasnya serta
berperilaku etis
pada saat
penggunaan
kekuasaan dan
pengaruh.
(Binkley et al., 2012: 47)

40
Adapun hasil sintesis indicator keterampilan berkolaborasi yang telah

dilakukan oleh Greenstein (2012: 28) sebagai berikut:

a. Bekerja sama dengan yang lainnya

b. Ikut serta dan berkontrisbusi

c. Menyeimbangkan diri dalam hal menyimak dan menyampaikan ide

d. Fleksibel dan kompromi

e. Berkerja sama dengan berbagai karakter

f. Menghargai pendapat serta ide orang lain

g. Memperlihatkan keterampilan dalam hal perspektif dan mengambil satu

sudut pandang.

h. Memiliki komitmen untuk mementingkan kelompok

i. Mengutamakan kepentingan yang dibutuhkan dalam kelompok

j. Menghargai masukan-masukan dari anggota tim

k. Menerima serta menggunkan kemampuan anggota tim

l. Memeriksa tugas serta tanggung jawab berdasarkan pekerjaan individu

didalam tim

m. Melakukan kerja sama dalam menyelesaikan masalah serta mendapatkan

produ yang baru dari ide bersama

n. Saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dalam

kelompok.

o. Mengutamakan kebutuhan diri sendiri dan kelompok

p. Bekerja sama dalam menghasilkan keputusan dari berbagai macam

pandangan

41
q. Membuat batasan untuk disepakati dan tidak disepakati

r. Ikut serta dalam berdiskusi dan menghargai pendapat dari anggota kelompok

yang lain.

s. Mampu mengendalikan emosi

t. Menyumbangkan solusi untuk menyelesaikan masalah

Tabel 4 Hasil Sintesa Indikator Keterampilan Berkolaborasi


Aspek Indikator
Bekerja Ikut serta dan berkontrisbusi
Produktif dalam Menunjukkan kemampuan dalam bekerja sama walaupun
tim berbeda karakter dari setiap anggota tim.
Memiliki komitmen untuk mementingkan kelompok
Tanggung jawab
Saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas dan
dalam Tim
tanggung jawab dalam kelompok.
Fleksibilitas dan Menghargai masukan, pendapat atau ide dari anggota lain
berkompromi Memperlihatkan kemauan bekerja sama dengan yang
dalam tim lainnya

Kesimpulan yang dapat diambil yaitu kolaborasi merupakan suatu

pembelajaran yang dimana peserta didik bekerja bersama-sama, seperti

menyatukan pendapat, memberi serta memperoleh ide-ide yang telah dipikirkan

dari kemampuan untuk mendapatkan suatu hasil serta produk yang diharapkan,

karena didalam berkolaborasi peserta didik dapat memperoleh pengetahuan serta

pemahaman yang baru. Adapun aspek berdasarkan sintesa dari beberapa ahli,

dapat dilihat pada Tabel 4 yakni aspek pertama bekerja produktif dalam tim,

aspek ini digunakan untuk mengetahui keaktifan serta mampu bekerja sama

antar kelompok, walaupun memiliki karakter yang berbeda. Aspek kedua

tanggung jawab dalam, aspek ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar

kepedulian peserta didik dengan kelompoknya serta mampu menyelesaikan

permasalahan bersama-sama, dan aspek ketiga Fleksibilitas dan berkompromi

42
dalam tim, aspek ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar peserta didik

mampu menghargai pendapat teman kelompoknya serta antusias dalam hal

kerjasama.

4. Sikap Siaga Bencana

Bencana adalah bagian dari fenomena alam yang mendunia (NEMA., et al,

2012: 6). Bencana memiliki dampak besar disetiap negara (Cartwright, Hall, &

Lee, 2017). Bencana alam memiliki dampak yang buruk (Ojo, 2013), yang

merugikan masyarakat dan orang-orang (Etkin, 2016: 10), sehingga menyebabkan

kekhawatiran kepada masyarakat tentang kerusakan dan kerugian yang

disebabkan suatu bencana (Wand, Ayuba, & Asika, 2015). Berdasarkan World

Risk Index, negara yang memiliki risiko bencana paling tinggi di dunia ialah

Pasifik dan Asia, dimana pada abad 21 terdapat kurang 70 ribu orang yang

meninggal dunia dan 200 juta orang yang terkenna dampak dari suatu bencana

(Hiwasaki, Luna, Syamsidik, & Shaw, 2014).

Negara yang sering mengalami bencana alam, salah satunya adalah

Indonesia (Prihatiningsih, Widyandana, Hapsari, Helmiyati, & Ananda, 2017).

Karena bencana alam tidak dengan mudah diketahui, maka pemerintah dan setiap

orang untuk bersiap serta mengurangi dampak bencana (Hyndman & Hyndman,

2016: 8). Bencana alam ada banyak salah satunya yaitu tanah longsor (Raja,

Hendarmawan, & Sunardi, 2017). Adanya bencana tersebut sehingga diperlukan

penafsiran dalam memilih tindakan yang akan dilakukan untuk mengurangi risiko

bencana, sebab penyebab dari bencana alam melibatkan interaksi perilaku

43
(manusia) dan fisik (faktor alam) (Cook et al., 2018: 13; Goltz & Bourque, 2017;

Spiekermann et al., 2015).

Bencana dapat terjadi disebabkan karena 2 hal yakni faktor alam dan ulah

manusia/ aktifitas manusia. Contohnya yakni aktifitas permukiman, penebangan

hutan sembarangan, memotong lereng terlalu curam dan factor iklim, gempa,

adanya patahan, rembesan, dan curah hujan tinggi (Mulyono & Iqbal, 2015;

Puspita, Susilowati, & Kusratmoko, 2014; Wulan et al., 2017). Adanya faktor ulah

manusia, maka itu dibutuhkan pemahaman tentang kebencanaan kepada

masyarakat (Amaliya et al., 2011) dan kepekaan atau kesadaran dari masyarakat

mengenai bencana alam (Wulan et al., 2017).

Pengetahuan mengenai risiko bencana adalah faktor utama dalam

mengambil kesiapsiagaan dalam pengurangan dampak dari bencana. Adanya

pengetahuan yang dimiliki seseorang atau kelompok, akan tumbuh atau terbentuk

rasa peduli terhadap bencana agar dampak suatu bencana dapat berkurang

(Hidayati, et al, 2006: 14). Hal ini mendorong peserta didik dalam mengasah

pengetahuan mereka. Serta menekankan peserta didik dalam mengenali potensi

bencana dan pengurangan risiko bencana (Kagawa & Selby, 2012). Keterlibatan

seseorang dalam hal mengurangi risiko bencana sangatlah penting. Keterlibatan

berupa pendidikan mengenai bencana, memberikan pertolongan serta upaya

dalam penyelamatan (Newnham et al., 2019).

Upaya merupakan langkah kesiapsiagaan dalam mengatasi suatu peristiwa

atau bahaya bencana alam. Adanya kesiapsiagaan dapat mengurangi kurugian,

kerusakan serta korban jiwa (Purnama, 2017: 35). Rendahnya kesadaran

44
masyarakat dalam menghadapi bencana, maka dibutuhkan upaya tanggap darurat

bencana (Farhi, 2012). Upaya dalam mengurangi risiko dampak dari bencana

yaitu sikap siaga dalam menghadapi bencana alam dan mengelola faktor penyebab

bencana (Raja et al., 2017). Langkah dalam mengantisipasi bencana yaitu

menyiapkan persiapan jika bencana terjadi, tindakan yang diambil jika bencana

terjadi dan mengatasi bencana (Fuhrmann et al., 2014), misalnya melakukan

workshop dan simulasi sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi bencana

(Sunarto & Marfai, 2012).

Sikap siaga adalah suatu tindakan sebelum adanya bencana (pra bencana).

Tujuannya ialah agar dampak yang diakibatkan dari bencana dapat berkurang atau

mngurangi risiko dari dampak tersebut (Rañeses, Chang-Richards, Richards, &

Bubb, 2018; Widjanarko & Minnafiah, 2018). Risiko yang ditimbulkan dari suatu

bencana yaitu seperti adanya korban, ketergangguan psikis dan kerugian materi.

Indonesia merupakan rawan dengan bencana yang dimana dapat membahayakan,

maka dibutuhkan suatu penanggungan atau perencanaan bencana pada tempat

tempat di Indonesia (Bayuaji, Nurgraha, & Sukmono, 2016). Sikap siaga

merupakan aplikasi dalam mengatasi suatu bencana yang mungkin akan terjadi.

Kegunaannya yaitu untuk mengurangi risiko atau menghindari adanya korban

dalam bencana tersebut. Sikap siaga merupakan suatu tindakan yang dilakukan

dalam menanggulangi suatu kejadian secara tepat dan cepat. Hal tersebut sesuai

dengan (Marlyono, Pasya, & Nandi, 2018), sikap siaga merupakan suatu

perlakuan dalam menanggapi suatu bencana serta meminimalisir kerugian-

kerugian yang disebabkan oleh bencana. Tindakan sikap siaga melakukan suatu

45
tindakan yaitu menyusun suatu rencana untuk menanggulangi suatu bencana,

pemeliharaan serta melakukan suatu pelatihan. Dimana ini merupakan kegiatan

perlindungan jika suatu bencana datang serta pemberian saran dan solusi dalam

melakukan pemulihan dalam jangka pendek (Novia, 2013). Bencana merupakan

kejadian berbahaya pada alam yang berdampak pada kehidupan. Rentangnya

bencana dikarenakan minimnya manajemen yang tepat (Fitriadi, Kumalawati, &

Arisanty, 2017).

Sikap siaga pada masyarakat dapat diketahui memalui penafsiran

berdasarkan rentangnya suatu tempat. Jika tempat tersebut masuk dalam rentang

bencana tinggi tetapi pengetahuan pada masyarakatnya kurang maka akan

berdampak buruk, dikarenakan masyarakatnya tidak menyadari dampak negatif

sehingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh bencana

tersebut. Pengetahuan kebencanaan merupakan suatu kemampuan untuk

mengetahui suatu peristiwa yang berbahaya dan mengingatnya. Peristiwa

kehidupan pada masyarakat dapat terganggu karena disebabkan adanya kerugian

materi, korban, kerusakan serta yang lebih mengganggu adalah dapat berdampak

pada psikologisnya (Pembriati, 2013).

Penghambat pengurangan risiko bencana yang efektif disebabkan oleh

hambatan sosial, struktural dan fungsional. Pengetahuan dengan risiko memiliki

hubungan tetapi bukan masalah manajemen risiko bencana yang tidak efektif.

Masalahnya karena kurangnya pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi

hambatan dalam mengimplementasikan pengetahuan (Spiekermann et al., 2015).

Pengelompokan mitigasi ada dua yakni struktural dan non-struktural. Struktural

46
ialah terdapat hubunganya dengan konstruksi fisik sedangkan non-struktural ialah

melakukan rancangan melalui Pendidikan supaya masyarakat bisa terbiasa hidup

di daerah rawan bencana (Rusilowati, Supriyadi, Binadja, & Mulyani, 2012).

Pengetahuan masyarakat terhadap kondisi fisik di daerah tersebut sangat

diperlukan, utamanya dalam pemberian pemahaman kepada masyarakat agar

kesiapsiagaan dapat meningkat (Sunarto & Marfai, 2012). Kesiapsiagaan

mengacu pada kapasitas dan pengetahuan yang dikembangkan pemerintah,

organisasi, masyarakat dan individu. Individu untuk mengantisipasi dan merespon

secara efektif dampak dari peristiwa atau kondisi bahaya potensial yang akan

terjadi (Kitagawa, 2017).

Menghindari dampak yang disebabkan oleh bencana maka kita harus

terfokus pada sekolah. Sebab pendidikan bencana dianggap penting atau aspek

penting dari sikap siaga bencana (Midtbust, Dyregrov, & Djup, 2018). Tujuannya

agar menjadikan sekolah sebagai tempat untuk melakukan evaluasi dan digunakan

sebagai sumber informasi yang berkelanjutan mengenai bencana (Takahashi et al.,

2015). Kesiapsiagaan dalam menghadapi suatu bencana dapat terwujud, jika

semua aspek dapat terpenuhi (Fitrissani, Sari, Milfayetty, & Dirhamsyah, 2014).

Cara yang dapat dilakukan dalam melakukan kesiapan yaitu melakukan pelatihan

(Direja & Wulan, 2018), melakukan simulasi untuk memberikan suatu informasi,

misalkan memberikan brosur atau realitas virtual (Appleby-Arnold, Brockdorff,

Jakovljev, & Zdravković, 2018), menginfokan pemicu bencana, daerah-daerah

rawan dan tanda-tanda jika bencana akan terjadi (BNPB, 2018: 47-58), serta

melalui pendidikan (Kwesi-Buor et al., 2016). Adapun tahapan dalam megurangi

47
risiko bencana yaitu upaya yang dilakukan sebelum bencana terjadi, saat bencana

terjadi, setelah bencana terjadi (BNPB, 2012: 22-23). Indicator tingkat

pengetahuan, sikap serta tindakan sikap siaga dapat dinilai agar dampak yang

ditimbulkan oleh bencana dapat terminimalisir (Raja et al., 2017).

Indikator dalam kesiap siagaan yaitu pengetahuan yang harus diketahui

mengenai bahaya yang adakan ditimbulkan seperti kerawanan dan risiko yang

didapat, bijak, panduan dalam kesiap siagaan, merencanakan situasi darurat dan

sistem pemberitahuan bencana. Adapun hal yang terpenting didalam melakukan

kegiatan sesiap siagaan menurut (Sutton & Tierney, 2006: 6-8) yaitu: (a)

pengetahuan tentang bahaya, (b) berkoordinasi, arah serta manajemen (c) adanya

perjanjian secara langsung maupun tidak langsung (d) akuisisi sumber daya, yang

tujuannya untuk mengetaui fungsi darurat dapat berjalan lancer (e) perlindungan

dalam keselamatan (f) perlindungan kepemilikan (g) koping darurat dan

pemulihan fungsi (h) rencana pemulihan.

Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi risiko pada bencana menurut

(Cristopher & Verjee, 2010) yaitu (a) harus meningkatkan kesadaran masyarakat

pada kesiap siagaan, (b) menyebarkan alat peringatan jika terjadi bencana, (c)

mengembangkan suatu pesan yang berguna untuk masyarakat, agar tertarik serta

berminat untuk mendengarkan penyampaian mengenai mitigasi, kesiap siagaan

serta sistem alat peringatan dini. ISDR (2009) upaya dalam mengurangi risiko

bencana sebabagi berikut: (a) kesadaran masyarakat, (b) menyujudkan komitmen

yang dibuat pemerintah untuk mengurangi risiko bencana, (c) melakukan kerja

sama dalam suatu kelompok dalam hal mengurangi risiko bencana, (d)

48
pengetahuan serta teknologi harus meningkat agar risiko bencana dapat

berkurang.

Tabel 5 Indikator Sikap Siaga Bencana


No Aspek Indikator
Siaga bencana tanah longsor
1. Rencana Tas Siaga Bencana
Menyimak informasi dari berbagai sumber
Tindakan yang dilakukan sebelum terjadi bencana
tanah longsor
Tindakan yang dilakukan saat terjadi bencana
2. Tindakan
tanah longsor
Tindakan yang dilakukan setelah terjadi bencana
tanah longsor
Upaya yang dilakukan untuk melakukan
3. Upaya perlindungan
Upaya pengurangan risiko bencana

Sikap siaga bencana dapat disimpulkan bahwa suatu pengaplikasian untuk

mengatasi suatu bencana secara tepat dan cepat, gunanya untuk pengurangan

risiko seperti kerugian materi serta korban jiwa. Adapun aspek-aspek dari sikap

siaga bencana, dapat dilihat pada Tabel 5 yaitu aspek rencana, dimana aspek

rencana digunaan dalam melakukan atau mempersiapkan diri serta barang-

barang penting sebelum bencana terjadi. Aspek tindakan, aspek ini merupakan

pengambilan keputusan setiap indivisu sebelum adanya bencana, saat bencana

dan setelah bencana. Aspek upaya, aspek ini digunakan untuk

mengkomunikasikan suatu bencana. Upaya yang dilakukan agar dapat

terlindung dan mengurangi risiko dari bencana.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang telah dilakukan serta relevan dengan penelitian yang

dilakukan yaitu:

49
1. Penelitian yang dilakukan Mudzakiroh., & Hariyono (2013) bawa penggunaan

alat peraga dapat meningkatkan sikap sadar bencana pada peserta didik

2. Penelitian yang dilakukan Daud., Sari., Milfayetty & Dirhamsyah (2014)

bahwa dengan pemberian pelatihan sikap siaga dapat meningkatkan sikap siaga

tentang bencana.

3. Penelitian yang dilakukan Fujiati (2014) bahwa dengan bantuan alat peraga

dapat mengefektifkan kemampuan komunikasi peserta didik.

4. Penelitian yang dilakukan Pribando., Sugiarto., & Cahyono (2014) bahwa hasil

kemampuan komunikasi kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan

kelas kontrol.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Zulhelmi., Nor., Fakhruddin., & Holiwarni

(2017) bahwa mengembangkan KIT IPA merupakan tindakan yang tepat dan

hasil rerata yang diperoleh peserta didik mengguakan KIT IPA masuk dalam

kategori sangat baik.

6. Penelitian yang dilakukan Argianti (2016) yaitu pembelajaran menggunakan

media dapat melatih communication skill peserta didik, dimana keaktifan

peserta didik sebesar 82,9% dan 95% dalam pemberian respon yang sangat

baik.

7. Penelitian yang dilakukan Sriyanti (2017) dimana dengan berbantuan alat

peraga yang digunakan guru, terdapat peningkatan persentase peserta didik

dengan berkolaborasi, dimana mengalami peningkatan dari 50% dalam

kategori baik menjadi 100% dengan kategori sangat baik.

50
8. Penelitian yang dilakukan Resti., Harsono (2017) bahwa dengan penggunaan

media dapat meningkatkan pengetahuan tentang bencana peserta didik.

9. Penelitian yang dilakukan oleh (Patriot, Suhandi, & Chandra, 2018) tentang

keterampilan komunikasi dengan hasil yang diperoleh yaitu dapat

mengoptimalkan pencapaian keterampilan komunikasi ilmiah peserta didik.

10. Penelitian yang dilakukan Malik (2018) bahwa dengan percobaan secara nyata

peserta didik dapat meningkatkan keterampilan komunikasi.

11. Penelitian yang dilakukan Tawulo., Prasetyo., & Rezal (2019) bahwa sikap

siagaan peserta didik mengalami peningkatan dengan menggunakan media

pada pembelajaran.

12. Penelitian yang dilakukan Addiarto., & Yunita (2019) dengan menggunakan

media, tingkat kesadaran siswa dalam menghadapi bencana dapat meningkat.

13. Penelitian yang dilakukan oleh Makiyah., Malik., Susanti., & Mahmudah

(2019) bahwa keterampilan komunikasi peserta didik dapat meningkat dengan

melakukan percobaan secara langsung atau nyata.

C. Kerangka Pikir

Kompetensi yang diperlukan atau dibutuhkan pada saat ini yaitu keterampilan

abad 21. Adapun kompetensi yang ada pada Abad 21 yaitu ways of working, tools

for working, ways of thinking dan living in the working. Pembelajaran sangat

dibutuhkan kemampuan serta keterampilan yang dapat terintegrasi dengan abad 21

yaitu keterampilan communication skill (keterampilan berkomunikasi) dan

collaboration skill (keterampilan berkolaborasi). Untuk menumbuhkan atau

memunculkan keterampilan yang ada pada diri peserta didik maka diperlukan suatu

51
cara untuk menarik perhatiannya dalam proses pembelajaran. Salah satu cara agar

dapat menarik perhatian peserta didik yaitu dengan menggunakan suatu media

pembelajaran. Media merupakan alat bantu yang dapat digunakan guru dalam

menyampaikan materi pelajaran. Peserta didik dapat dengan mudah menerima

materi yang diajarkan dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat efektif

dan efisien. Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu alat peraga KIT

IPA.

Alat peraga digunakan sebagai alat perantara atau alat penyampaian pesan

yang digunakan dalam suatu proses pembelajaran. Alat peraga memudahkan

peserta didik untuk mengerti mtaeri yang diberikan. Alat peraga itu sendiri dapat

menciptakan atau menumbuhkan rasa ketertarikan peserta didik untuk focus pada

pembelajaaran. Alat peraga KIT IPA dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam

proses pembelajaran. KIT IPA dapat membuat peserta didik turut andil dalam

merakitnya dan memiliki pengalaman langsung melihat proses yang ditunjukkan

pada KIT IPA itu sendiri. Salah satu proses yang dapat dilihat dari alat peraga KIT

IPA yakni proses terjadinya tanah longsor. Penggunaan alat peraga KIT IPA tanah

longsor dapat memperlihatkan secara langsung atau mensimulasikan proses

terjadinya tanah longsor. Melihat secara langsung dapat menarik perhatian peserta

didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Alat peraga KIT IPA membuat peserta

didik dapat mengetahui penyebab terjadinya suatu bencana salah satunya yaitu

tanah lonsor.

Alat peraga KIT IPA dapat membuat peserta didik turut andil dalam merakit

KIT dan memiliki pengalaman langsung serta dapat melihat secara nyata proses

52
yang ditunjukkan pada KIT IPA itu sendiri, salah satu materi IPA yang dapat

diterapkan menggunakan alat peraga KIT IPA yaitu materi mengenai tanah longsor.

Penggunaan media alat peraga KIT IPA tanah longsor dapat dipadukan

menggunakan model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat

digunakan yaitu Problem Based Learning dengan metode saintifik (Scientific),

disebabkan karena alat peraga tidak memiliki sintaks dalam proses pembelajaran,

sehingga dibutuhkan suatu model agar membatu dalam proses pembelajaran.

Rentannya suatu bencana maka diperlukan atau dibutuhkan keterampilan

komunikasi, keterampilan kolaborasi dan sikap siaga bencana., agar peserta didik

dapat mencari atau mendapatkan informasi tentang studi/ pembelajaran sains

kebencanaan dengan menggunakan alat peraga KIT IPA tanah longsor.

Informasi yang diperoleh berdasarkan penyampaian informasi menggunakan

komunikasi verbal, dengan adanya aspek penyampaian informasi maka peserta

didik memiliki kekampuan dalam melakukan komunikasi secara tertulis serta

membuat seseorang dapat memahami isi pesan yang diberikan, sedangkan dengan

adanya aspek komunikasi verbal maka peserta didik dapat menyampaikan ide serta

hasil pemikiran secara efektif baik itu nonverbal atau tulisan, dapat berkomunikasi

secara verbal dalam menyampaikan berita dengan jelas, dan melakukan komunikasi

karena tujuan tertentu seperti membujuk serta memberi informasi. Mereka dapat

menyampaikan atau memberikan pendapat, ide melalui penyampaian gagasan

dengan benar, agar penerima pesan dapat mengerti dan menerima apa yang

disampaikan, dengan kata lain jika penyampaian pendapat tidak dimengerti peserta

didik lainnya maka psan yang disampaikan tidak tersampaikan, oleh karena itu

53
dibutuhkan keterampilan berkomunikasi agar ide atau tanggapan pada

pembelajaran sains yang diberikan dapat dengan mudah mereka mengerti. Adanya

penyampaian pesan dan komunikasi verbal, maka dapat terjalin diskusi antar

pengirim dan penerima pesan, sehingga pentingnya keterampilan kolaborasi

sesama peserta didik. Adanyan keterampilan kolaborasi, peserta didik dapat

melakukan diskusi antar peserta didik lainnya atau terjalin kerjasama antar peserta

didik sehingga dapat bekerja produktif dalam tim. tanggung jawab dalam tim, dan

fleksibilitas dan berkompromi dalam tim. Adanya aspek produktif dalam tim, maka

peserta didik dapat ikut serta dan berkontribusi, serta menunjukkan kemampuan

dalam bekerja sama walaupun berbeda karakter dari setiap anggota tim. Aspek

tanggung jawab dalam tim, peserta didik akan memiliki komitmen untuk

mementingkan kelompok, dan saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas dan

tanggung jawab dalam tim. Aspek feksibilitas dan berkompromi dalam tim, peserta

didik dapat menghargai masukan, pendapat atau ide dari anggota lain, dan

memperlihatkan kemampuan bekerja sama dengan yang lainnya.

Peserta didik dapat dengan mudah mendiskusikan berbagai hal yang

berhubungan dengan materi pembelajaran sains, baik itu lewat tulisan atau lisan.

Pembelajaran sains yang dapat didiskusikan peserta didik yaitu mencari atau

menyampaikan informasi tentang tanah longsor, karena melihat sekolah meraka

berada pada dataran tinggi atau pengunungan, sehingga perlu untuk peserta didik

mendapatkan pengetahuan tentang sikap siaga bencana. Keterampilan kolaborasi

dapat dimanfaatkan peserta didik dalam menyatukan suatu pendapat, seperti

bekerja bersama-sama dalam mencari informasi tentang proses terjadinya tanah

54
longsor, dan penyebab terjadinya tanah longsor, sehingga dengan sikap siaga

bencana peserta didik dapat membuat rencana, tindakan, dan upaya yang mereka

lakukan jika terjadi tanah longsor. Adanya aspek rencana, maka peserta didik dapat

mempersiapkan dirinya dalam siaga bencana tanah longsor, tas siaga bencana, dan

menyiapkan informasi dari berbagai sumber. Aspek tindakan dapat memberikan

pengehuan kepada peserta didik yang akan dilakukan, seperti: tindakan yang

dilakukan sebelum terjadi bencana tanah longsor, tindakan yang dilakukan saat

bencana tanah longsor, dan tindakan yang dilakukan setelah terjadi tanah longsor.

Aspek upaya memberikan pemahaman kepada seperta didik yakni upaya yang

dilakukan untuk melakukan perlindungan, dan upaya pengurangan risiko bencana.

dimana peserta didik akan diberi tanggung jawab dalam menyelesaikan

permasalahan yang ada sehingga permasalahan dapat dengan cepat terselesaikan.

Peserta didik akan memperlihatkan fleksibilitas serta dapat berkompromi dalam

kelompok. Peserta didik diajarkan berkolaborasi untuk menghargai masukan dari

masing-masing anggota kelompok. Karena didalam berkolaborasi peserta didik

dapat memberi atau memperoleh informasi mengenai pengetahuan serta

pemahaman yang baru.

Menghindari dampak yang disebabkan oleh bencana maka kita harus terfokus

pada sekolah. Sebab pendidikan bencana dianggap penting atau aspek penting dari

sikap siaga bencana, untuk mengembangkan kesiapsiagaan melalui kelompok

orang-orang tertentu. Tujuannya agar menjadikan sekolah sebagai tempat untuk

melakukan evaluasi dan digunakan sebagai sumber informasi yang berkelanjutan

mengenai bencana. Melalui pembelajaran IPA di sekolah, peserta didik dapat

55
mengumpulan atau mendapatkan informasi mengenai bencana tanah longsor.

Karena sekolah dijadikan sebagai jalur Pendidikan formal untuk memberikan

pemahaman dalam menanggulangi bencana. Adanya keterampilan komunikasi dan

kolaborasi, maka peserta didik menyampaikan informasi secara verbal dalam

melakukan diskusi bersama anggota kelompok, dimana mereka dapat

merencanakan suatu tindakan serta upaya yang dapat diambil jika bencana tanah

longsor terjadi.

Adanya alat peraga KIT IPA tanah longsor, keterampilan komunikasi peserta

didik akan berkembang karena peserta didik memperoleh pengetahuan dalam

menyampaikan dan menerima informasi dengan menggunakan susunan kalimat

yang tersusun rapi serta menggunakan tanda baca yang benar agar informasi yang

disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh audiens atau pendengar,

keterampilan kolaborasi peserta didik dapat berkembang karena peserta didik

bekerja bersama-sama, seperti menyatukan pendapat, memberi serta memperoleh

ide-ide yang telah dipikirkan dari kemampuan untuk mendapatkan suatu hasil serta

produk yang diharapkan, karena didalam berkolaborasi peserta didik dapat

memperoleh pengetahuan serta pemahaman yang baru, dan sikap siaga bencana

peserta didik dapat berkembang karena peserta didik memperoleh pengetahuan

tentang tindakan yang akan diambil jika terjadi bencana dengan tujuan untuk

pengurangan risiko seperti kerugian materi serta korban jiwa, Oleh karena itu alat

peraga KIT IPA tanah longsor dapat meningkatkan Communication Skill,

Collaboration Skill dan sikap siaga bencana peserta didik, karena hal tersebut

sangat dibutuhkan peserta didik untuk mengahadapi tuntutan zaman pada abad 21

56
atau era globalisasi. Untuk lebih jelasnya kerangka pikir penelitian ini tergambar

dalam bagan berikut ini:

Media Pembelajaran

Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor

Informasi Studi/ Pembelajaran Peserta didik


Sains Menjadi Aktif

Communication Skill Collaboration Skill Sikap Siaga Bencana

Penyampaian Informasi Bekerja produktif


dalam tim Rencana
Komunikasi Verbal
Tanggung Jawab
Tindakan
dalam tim
Upaya
Fleksibilitas dan Kompromi

Gambar 1. Kerangka Pikir


D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir yang telah dikemukakan,

adapun pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kelayakan alat peraga KIT IPA tanah longsor untuk digunakan

dalam pembelajaran IPA berdasarkan ahli media?

2. Bagaimanakah kelayakan alat peraga KIT IPA tanah longsor untuk digunakan

dalam pembelajaran IPA berdasarkan ahli materi?

57
3. Bagaimanakah kefektifan alat peraga KIT IPA tanah longsor yang

dikembangkan dalam melatih communication skills, collaboration skills, dan

sikap siaga bencana?

4. Apakah produk yang dikembangkan dapat meningkatkan communication skill,

collaboration skill dan sikap siaga bencana?

58
III. METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Research and Development atau

dengan kata lain penelitian dan pengembangan. Model pengembangan media

pembelajaran yang digunakan yaitu model pengembangan 4D. Adapun langkah-

langkah dalam model 4-D yakni Define (pendefinisian), Design (perancangan),

Develop (pengembangan), dan Disseminate (penyebaran) (Thiagarajan & Sammel,

1974: 13-145).

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur yang digunakan dalam pengembangan model 4-D memiliki empat

tahap, yaitu:

1. Define (pendefinisian)
Tahapan ini merupakan tahap-tahap yang digunakan dalam menentukan

suatu kebutuhan dalam pengembagan Alat peraga KIT IPA. Adapun tahap

pendefinisiannya sebagai berikut.

a. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan yang dilakukan yakni melakukan identifikasi

mengenai masalah-masalah pembelajaran yang ada disekolah pada mata

pelajaran IPA. Permasalahan yang didapat merupakan dasar dari

pengembangan produk yang akan dikembangkan. Langkah pertama yang

dilakukan adalah melakukan wawancara dengan guru pengampuh mata

pelajaran IPA. Tujuannya untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi

oleh guru pada saat proses pembelajaran telah berlangsung, selain melakukan

59
wawancara, peneliti juga melakukan beberapa observasi langsung disekolah,

dengan maksud untuk mengetahui kondisi proses pembelajaran yang ada

disekolah. Berdasarkan permasalahan yang diperoleh maka dibutuhkan suatu

pembelajaran menggunakan media yang tepat.

b. Analisis Peserta Didik

Analisis peserta didik dilakukan agar dapat mengetahui tingkah laku

atau karakteristik-karakteristik dari berbagai peserta didik, seperti usia, dan

kemampuan akademik yang ada pada peserta didik, hal tersebut dapat

diperoleh dengan melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA.

Setelah hasil wawancara diperoleh, hasil tersebut dijadikan sebagai patokan

atau acuan dalam mengambil suatu keputusan dalam menentukan media

pembelajaran yang sesuai.

c. Analisis Tugas

Analisis tugas berupa analisis kompetensi inti (KI) dan kompetensi

dasar (KD) yang sesuai dengan materi yang akan dikembangkan pada alat

peraga KIT IPA tanah longsor. Untuk mengetahui materi-materi yang akan

diajarkan dalam menentukan kompetensi ketercapaian dalam pembelajaran

dengan menggunakan alat perga KIT IPA tanah longsor, yang dimana proses

penyusunannya mengikuti Kurikulum 2013 pada materi Struktur bumi.

d. Analisis Konsep

Analisis konsep dilakukan agar konsep yang telah diidentifikasi dapat

tersusun secara sistematis sesuai dengan pembelajaran yang akan tercapai,

seperti adanya hubungan antar subpokok dari konsep yang dipelajari

60
berdasarkan media pembelajaran yang dikembangkan berupa alat peraga KIT

IPA tanah longsor.

e. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Tahap analisis ini digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan dari

alat peraga KIT IPA Tanah Longsor, penilaian dilakukan setelah proses

pembelajaran dilaksanakan, apakah peserta didik dapat mencapai kompetensi

yang telah ditentukan.

2. Design (perancangan)
Tahapan ini dilakukan perancangan produk yang akan dikembangkan.

Produk yang dikembangkan berupa alat peraga KIT IPA tanah longsor. Hasil

rancangan nantinya akan dinilai oleh penilai (validator) dan guru IPA. Tahapan

rancangan produk yang dikembangkan yakni:

a. Pemilihan Format

Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui media apa yang akan

digunakan pada proses pembelajaran, dimana media tersebut memiliki kaitan

dengan materi struktur bumi. Kegunaan dari media yang akan dirancang yaitu

agar kompetensi dasar 3.10 dan 4.10 dapat meningkatkan communication

skill, collaboratin skill, dan sikap siaga bencana peserta didik. Pemilihan alat

dan bahan disesuaikan dengan kondisi lapangan, yakni akan digunakan oleh

peserta didik, dimana alat dan bahan yang akan digunakan tidak berbahaya

atau membahayakan peserta didik.

b. Desain Awal Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor

Produk yang dikembangkan nantinya memiliki alat-alat serta bahan

yang aman untuk digunakan. Alat yang digunakan dapat berupa plastic, agar

61
alat yang digunakan dapat digunakan berulang-ulang dan tahan banting (tidak

mudah rusak). Melakukan percobaan berulang kali, hingga alat peraga KIT

yang dikembangkan sesuai dengan yang diinginkan.

Penyusunan buku petunjuk penggunaan. Tahapan yang digunakan

dalam mengembakan alat peraga KIT IPA tanah longsor yakni menggunakan

buku petunjuk penggunaan, dimana dengan adanya buku petunjuk

penggunaan akan memudahkan pengguna dalam merangkai alat yang akan

digunakan. Terdiri dari beberapa kegiatan percobaan yang dapat dilakukan.

Bagian dari isi buku petunjuk berkaitan dengan materi struktur bumi pada alat

peraga KIT IPA tanah longsor, yang dilengkapi dengan LKPD tiap kegiatan

yang harus dikerjakan setelah melakukan perobaan.

Rancangan yang dilakukan yaitu dengan cara membuat sebuah alat

peraga KIT IPA yang dapat dipasang maupun dibongkar. Alat peraga tersebut

jika telah dipasang akan memperlihatkan tempat atau daerah yang berada

pada dataran tinggi serta akan memperlihatkan proses terjadinya tanah

longsor. Alat peraga yang dibentuk akan terdiri dua bagian, bagian pertama

memiliki dataran yang penuh dengan pepohonan sedangkan bagian kedua

memperlihatkan dataran yang kurang pepohonan atau gundul. Setelah

melakukan simulasi atau proses pembelajaran selesai maka alat peraga

tersebut dapat dibongkar kembali dan dimasukkan kedalam box nya.

Penyusunan instrumen penilaian. Tahapan ini digunakan untuk

mengetahui ketercapaian KI dan KD. Dimana, pertama-tama melakukan

analisis KI dan KD. Setelah analisis dilakukan, selanjutnya membuat

62
penjabaran indikator. Indikator tersebut dijadikan sebagai penyusun dalam

membuat penilaian. adapun tes yang diberikan untuk menilai communication

skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana peserta didik. Dimana,

communication skill dalam bentuk soal uraian, collaboration skill dalam

bentuk lembar observasi, dan sikap siaga bencana dalam bentuk angket.

3. Develop (pengembangan)

Tahap pengembangan dijadikan tahapan awal dalam mengembangkan

produk yang dibuat. Adapun tahap-tahap yang dilakukan yaitu:

a. Validasi Produk

Produk pengembangan yang telah dibuat akan divalidasi oleh validator

ahli di bidangnya, tujuan dilakukannya validasi yakni untuk menilai produk

dari alat peraga KIT IPA tanah longsor yang akan dikembangkan dan untuk

mengetahui kelayakan dari produk yang dikembangkan, dimana produk

tersebut merupakan sumber belajar pada penelitian dan pengembangan yang

akan dilakukan. Setelah validasi selesai, maka hasil yang diperoleh dijadikan

sebagai dasar dalam melakukan revisi untuk melakukan perbaikan pada

produk pengembangan agar produk yang dihasilkan dapat efektif. Penilai oleh

ahli dibidangnya yakni berasal dari ahli media, ahli materi, dan guru IPA.

Setelah produk pengembangan telah tervalidasi serta telah melalui tahapan

revisi berdasarkan saran dan kritik yang telah diberikan oleh masing masing

validator, kemudian uji coba dapat dilaksanakan.

b. Uji Coba

63
Uji coba yang dilakukan terbagi atas dua yaitu uji coba terbatas dan uji

coba lapangan, sebagai berikut.

1) Uji Coba Terbatas

Uji terbatas dilakukan pada satu kelas, dengan jumlah peserta didik

sebanyak 12 orang. Uji coba terbatas dilakukan untuk mengetahui bagaimana

kepraktisan serta keterbacaan dari alat peraga KIT IPA tanah longsor yang

dikembangkan, keterbacaan petunjuk penggunaan alat peraga, pengoperasian

alat peraga. Kepraktisan dinilai oleh guru mata Pelajaran IPA sedangkan

keterbacaan merupakan respon dari peserta didik mengenai alat peraga KIT

IPA setelah menggunakannya dengan memberikan angket keterbacaan.

2) Uji Coba Lapangan

Uji coba lapangan dilakukan pada dua kelas, dimana satu kelas

eksperimen yakni kelas yang diajar dengan menggunakan alat peraga KIT

IPA tanah longsor dan satu kelas kontrol yakni kelas yang diajarkan dengan

menggunakan percobaan yang telah diterapkan atau telah dilakukan di

Sekolah atau dengan menggunakan alat peraga sederhana. Adapun tujuannya

yaitu untuk mengetahui keefektivitas alat peraga KIT IPA dalam

meningkatkan keterampilan berkomunikasi, kemamuan berkolaborasi dan

kesiapsiagaan bencana peserta didik.

4. Disseminate (penyebaran)
Penyebaran merupakan tahapan akhir yang dilakukan setelah melakukan

penelitian. Penyebar luasannya dapat berupa penyerahan alat peraga KIT IPA

pada sekolah tempat dilakukannya penelitian, membuat hak cipta pada produk

yang dikembangkan, membuat artikel yang diseminarkan dan atau jurnal.

64
Prosedur pengembangan yang telah diuraikan berdasarkan model

pengembangan 4-D, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.

Analisis Analisis Analisis


Awal Peserta Didik Konsep

Define
Analisis Merumuskan
Tugas Tujuan
Pembelajaran

Penyusunan Instrumen
Design
Draf I
Merancang Alat Peraga KIT IPA
Dosen
Pembimbing
Rancangan Awal Alat Peraga KIT IPA Revisi I

Draf II
Validasi ahli
Revisi II
Develop Draf III

Uji Coba
Uji Coba Terbatas

Revisi III
Uji Coba Draf IV
Lapangan

Disseminate Disebarluaskan

Artikel Ilmiah yang Sekolah tempat


diseminarkan penelitian

Gambar 2. Model Pengembangan Media Pembelajaran 4-D


Sumber: diadaptasi dari Thiagarajan, Semmel & Semmel, 1974

65
C. Desain Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Penelitian yang dilakukan yaitu membuat sebuah produk

pengembangan, dimana produk pengembangan tersebut terlebih dahulu harus

dilakukan uji coba produk sebab uji coba tersebut sangatlah penting. Tetapi

sebelum melakukan uji coba, terlebih dahulu produk divalidasi oleh validator,

dimana validator tersebut ahli pada bidangnya. Kemudian setelah validator

menyetuji bahwa produk tersebut layak pakai, maka barulah dilakukan uji coba

ke peserta didik kelas VII SMP untuk mengetahui keefektivitas dari produk yang

dikembangkan.

a. Validasi ahli

Sebelum produk alat peraga KIT IPA tanah longsor ke tahap uji coba

terbatas dan uji coba lapangan, terlebih dahulu dilakukan penilaian produk

pada validator ahli. Produk alat peraga KIT IPA tanah longsor akan divalidasi

oleh ahli media dan ahli materi. Tujuan dilakukan validasi yakni untuk

mendapat jaminan bahwa produk alat peraga KIT IPA tanah logsor telah

layak dilakukan uji coba. Pada tahapan ini, ahli media melakukan penilaian

pada produk alat peraga KIT IPA tanah longsor sedangkan ahli materi

melakukan penilaian pada instrumen penilaian yang akan digunakan pada

penelitian. Masing-masing validator memberikan komentar dan masukan

terhadapat komponen yang dinilai. Setelah validasi selesai, selanjutnya dapat

melakukan uji coba terbatas dan uji coba lapangan.

66
b. Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas dilakukan untuk mengetahui keterbacaan penggunaan

alat peraga KIT IPA Tanah Longsor serta mendapatkan informasi atau data.

Informasi atau data yang diperoleh, digunakan sebagai acuan dalam

melakukan revisi atau memperbaiki produk. Alat peraga KIT IPA tanah

longsor yang diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP sebanyak 12

peserta didik, dimana 4 peserta didik yang memiliki prestasi rendah, 4 peserta

didik yang memiliki prestasi sedang dan 4 peserta didik yang memiliki

prestasi tinggi. Setelah menggunkan alat peraga KIT IPA tanah longsor,

peserta didik diberi angket untuk menilai keterbacaan penggunaan dari alat

peraga KIT IPA tanah longsor tersebut. Analisis yang digunakan dalam

pengujian empiris yakni uji validitas tes klasik yang terdiri dari uji validitas

dan uji reabilitas. Hasil yang diperoleh setelah melakukan uji coba terbatas

dan saran yang diberikan oleh validator digunakan dalam memperbaiki

produk pengembangan. Seteah melakukan revisi, maka alat peraga KIT IPA

dapat digunakan pada uji coba yang lebih luas (uji lapangan).

c. Uji Coba Lapangan

Uji coba lapangan atau diperluas dilakukan di kelas VII SMP yang

terdiri dari dua kelas, satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kegiatan

pembelajaran pada uji coba lapangan pada kelas eksperimen menggunakan

media pembelajaran yang dikembangkan berupa alat peraga KIT IPA tanah

longsor pada saat proses pembelajaran, sedangkan kegiatan pembelajaran

67
pada kelas kontrol menggunakan media pembelajaran yang telah digunakan

guru IPA sebelumnya, yakni berupa alat peraga sederhana.

Sebelum proses pembelajaran berlangsung peserta didik diberikan

pretest baik kelas eksperiman maupun kelas kontrol. Tujuan pemberian

pretest yakni untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik pada

communication skill dan collaboration skill, serta pemberian angket sikap

siaga bencana, dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta

didik tentang siaga bencana. Proses pembelajaran dalam kelas dilaksanakan

oleh guru mata pelajaran IPA, selama penelitian berlangsung dan proses

pembelajaran mengikut dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

disusun oleh peneliti. Pemberian pelajaran pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol sama, yang membedakan hanya pada media yang digunakan.

Kegiatan pembelajaran pada kelas eksprimen dan kelas kontrol

menggunakan media yang berbeda. Kegiatan pembelajaran pada kelas

eksperimen menggunakan alat peraga KIT IPA tanah longsor yang telah

disediakan, dimana alat dan bahan yang akan digunakan telah ada, sehingga

dalam merangkainya peserta didik hanya mengikuti buku petunjuk yang ada

pada alat peraga KIT tanah longsor, serta dapat digunakan dalam kelas dan

dapat dibersihkan dan dirapikan kembali sebab alat dan bahan yang ada dapat

digunakan berulang. Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan

alat peraga sederhana, dimana alat dan bahan didapatkan disekitaran kelas

atau luar kelas, contohnya: tanah, ranting, dedaunan, kertas, kardus dan air.

Proses merakit dan mensimulasikannya berada diluar kelas, dalam merakit

68
peserta didik tidak memiliki buku petunjuk tetapi hanya arahan yang

diberikan oleh guru dalam membuat bukit atau pegunungan. Proses

mensimulasikan diluar kelas, jika didalam kelas akan mengotori kelas, sebab

tidak memiliki wadah yang tahan dalam menampung tanah dan siraman air.

Alat dan bahan yang digunakan juga sekali pakai, sehingga setelah digunakan

alat dan bahan tersebut langsung dibuang.

Saat proses pembelajaran berlangsung, dilakukan pengobservasian oleh

observer untuk mengukur collaboration skill peserta didik. Pengukuran

collaboration skill dilakukan pada saat peserta didik berdiskusi cara

merangkai alat yang akan digunakan, menggunakan alat, mensimulasikan

alat, sampai tahap pengerjaan lembar kerja peserta didik (LKPD), dimana

kelas kontrol menggunakan alat peraga sederhana sedangkan kelas

eksperimen menggunakan alat peraga KIT IPA tanah longsor. Teknik

observasi atau instrumen yang digunakan observer dikelas kontrol dan kelas

eksperimen sama.

Akhir proses pembelajaran berlangsung atau akhir pertemuan, peserta

didik diberi posttest. Tujuannya yaitu untuk mengetahui kemampuan

communication skill dan sikap siaga bencana peserta didik. Pemberian

posttest pada communication skill pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,

dan pemberian angket sikap siaga bencana pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik

setelah diberikan perlakukan.

69
Desain uji coba pada penelitian ini menggunakan metode quasy

eksperimen dengan desain penelitian Pre-test Post-test Kontrol-Group

Design (Chawla & Sondhi, 2015). Rancangan uji coba dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Rancangan Uji Coba


Group Pretest Treatment Posttest
Kelas eksperimen O1 X O2
Kelas Kontrol O3 Y O4
(Chawla & Sondhi, 2015: 82)

Keterangan:
X : Kelas yang menggunakan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor
Y : Kelas yang menggunakan Alat Peraga Sederhana
O1 : Pretest Kelas Eksperimen
O2 : Posttest kelas Eksperimen
O3 : Pretest Kelas Kontrol.
O4 : Posttest Kelas Kontrol.

Penelitian ini memiliki rancangan (faktorial) 2x3, dimana rancangan ini

memiliki dua media pembelajaran yang digunakan yaitu alat peraga KIT IPA

tanah longsor dan alat peraga sederhana dengan tiga variabel yakni

communication skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana. Dapat

dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rancangan 2x3


Media Pembelajaran
Alat Peraga KIT IPA Alat Peraga Sederhana
Tanah Longsor (Kelas Kontrol)
(Kelas Eksperimen
Communication Skill A-KE A-KK
Collaboration Skill B-KE B-KK
Sikap Siaga Bencana C-KE C-KK
Keterangan:
A : Communication Skill
B : Collaboration Skill
C : Sikap Siaga Bencana
KE : Kelas Eksperimen
KK : Kelas Kontrol

70
2. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba yang digunakan untuk menguji produk pengembangan ini

adalah peserta didik SMP Negeri 4 Prambanan kelas VII.

a. Uji Coba Terbatas

Subjek uji coba terbatas yang digunakan pada penelitian dalam

mengembangkan alat peraga KIT IPA tanah longsor ini ialah peserta didik

kelas VII semester ganjil di SMP Negeri 4 Prambanan. Jumlah peserta didik

yang digunakan berjumlah 12 peserta didik, dimana kemampuan yang

dimiliki setiap peserta didik berbeda-beda. Kemampuan tinggi sebanyak 4

peserta didik, kemampuan sedang sebanyak 4 peserta didik, dan kemampuan

rendah sebanyak 4 peserta didik.

b. Uji Coba Lapangan

Subjek uji coba yang digunakan untuk menguji produk pengembangan

berupa alat peraga KIT IPA tanah longsor adalah peserta didik SMP Negeri

4 Prambanan kelas VII semester genap tahun ajaran 2019/2020. Jumlah

peserta didik yang digunakan berjumlah 45 peserta didik. Terdiri dari dua

kelas yakni satu kelas ekperimen dan kelas kontrol.

3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Teknik pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan menggunakan teknik sebagai

berikut:

1) Tes

71
Tes merupakan teknik pengumpulan data untuk mengetahui

communication skill pada peserta didik.

2) Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses berlangsung untuk

mendapatkan penilaian tentang keterlaksanaan pembelajaran serta

keaktifan peserta didik dalam berdiskusi. Observer yang digunakan dalam

melakukan observasi ada tiga observer.

3) Angket

Kegunaan dari angket ini yakni untuk mengumpulkan data berupa

penilaian validator dalam menilai kelayakan produk alat peraga KIT IPA

tanah longsor, keterbacaan penggunaan alat peraga KIT IPA tanah longsor,

dan sikap siaga bencana peserta didik sebelum dan setelah proses

pembelajaran.

b. Instrumen Pengumpulan data

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan

data. Bentuk-bentuk instrumen sebagai berikut:

1) Lembar Validasi alat peraga KIT IPA tanah longsor

Lembar validasi digunakan oleh validator untuk menilai perangkat

pembelajaran serta media pembelajaran yang dikembangkan. Lembar

validasi sangat penting karena lembar validasi digunakan dalam

memperoleh penilaian, kritikan, dan saran dari ahli media, ahli materi dan

guru IPA. Adapun Instrumen validasi (kisi-kisi lembar validasi) alat

72
peraga KIT IPA tanah longsor untuk ahli media, ahli materi dan guru IPA,

dapat dilihap pada Lampiran 1.2.

2) Angket keterbacaan penggunaan alat peraga KIT IPA tanah longsor

Tujuan digunakannya angket keterbacaan ini yaitu untuk

memperoleh data dari peserta didik mengenai keterbacaan penggunaan

alat peraga KIT IPA tanah longsor. Adapun kisi-kisi angket keterbacaan

penggunaan alat peraga KIT IPA tanah longsor, dapat dilihat pada

Lampiran 2.

3) Tes Communication Skill

Kegunaan dari tes yakni untuk mengetahui communication skill pada

peserta didik sebelum dan setelah pemberian pelajaran IPA. Tes ini

dilakukan masing-masing kelas yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Adapun Instrumen Penilaian communication skill (kisi-kisi tes), dapat

dilihat pada Lampiran 3.1.

4) Lembar Observasi

a) Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kegunaan dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran

ialah agar dapat mengetahui ketercapaaian suatu pembelajaran.

Keterlaksaan suatu pembelajaran dinilai berdasarkan lembar observasi

keterlaksanaan pembelajaran mengikut pada tahapan RPP atau setiap

butir tahapan yang ada pada RPP yang telah disusun. Observasi

dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Observer yang

melakukan observasi yakni peneliti sendiri.

73
b) Lembar Observasi Collaboration Skill

Lembar observasi keterampilan berkolaborasi digunakan untuk

mengukur atau menilai cara peserta didik dalam melakukan kolaborasi

pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan

pada saat peserta didik merangkai alat dan melakukan diskusi dengan

teman kelompoknya. Lembar observasi diisi oleh observer dengan

menggunaknan penilaian skala likert (empat skala). Adapun Instrumen

Penilaian collaboration skill (kisi-kisi), dapat dilihat pada Lampiran

3.2.

5) Angket Sikap Siaga Bencana

Angket digunakan untuk mengukur sikap siaga bencana peserta

didik. Lembar respon yang diberikan berupa angket, kemudian angket

tersebut diberikan ke peserta didik sebelum dan setelah diberikan pelajaran

IPA. Angket diisi oleh peserta didik dengan menggunaknan penilaian

skala likert (empat skala). Adapun Instrumen Penilaian angket sikap siaga

bencana (kisi-kisi tes), dapat dilihat pada Lampiran 3.3.

c. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mendapatkan bukti kelayakan dan

keefektivan dari produk yang dikembangkan yakni Alat Peraga KIT IPA

berdasarkan data observasi, angket dan tes yang telah diperoleh.

1) Analisis hasil validasi alat peraga KIT IPA tanah longsor

Peniliai yang digunakan berupa penilaian kualitatif pada alat peraga

KIT IPA tanah longsor. Pengisian penilaian yang digunakan oleh validator

74
yakni ahli media, ahli materi dan guru IPA berupa checklist. Nilai kualitatif

yang diperolah akan diubah kebentuk kuantitatif menurut Mardapi (2008:

123), pengubahan nilai kualitatif menjadi kuantitatif dapat dilihat pada

Tabel 8.

Tabel 8. Pengubahan Nilai Kualitatif Menjadi Kuantitatif


Nilai Angkat
Sangat Baik 4
Baik 3
Kurang 2
Sangat Kurang 1

Teknik analisis data yang dilakukan sebagai berikut.

1) Mentabulasi data-data yang telah diperoleh dari setiap aspek-

aspek pada setiap indicator penilaian yang ada dalam instrument

penilian.

2) Menghitung skor rata-rata dari berbagai aspek

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎= 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
3) Mengubah skor rata-rata menjadi data interval (data kualitatif)

dengan menggunakan empat skala, agar dapat mengetahui

kualitas dari media pembelajaran yang dikembangkan sesuai

dengan kriteria penilaian ideal, diliat pada Tabel 9.

Tabel 9. Skala penilaian dan interpretasinya


No. Rentang Skor (y) Nilai Kategori
1. ̅
𝑋 ≥ 𝑋 + 1,5. 𝑆𝐵𝑥 A Sangat Baik
2. 𝑋̅ + 1,5. 𝑆𝐵𝑥 > 𝑋 ≥ 𝑋̅ B Baik
3. ̅ ̅
𝑋 > 𝑋 ≥ 𝑋 − 1,5. 𝑆𝐵𝑥 C Cukup
4. ̅
𝑋 < 𝑋 − 1,5. 𝑆𝐵𝑥 D Kurang
(Mardapi, 2008)
Keterangan:
1
𝑋̅ : Rerata Skor 𝑋̅ = 2 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 + 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
X : Skor yang dicapai

75
𝑆𝐵𝑥 : Simpangan Baku
1
𝑆𝐵𝑥 = (6) 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Berdasakan tabel skala penilaian dan interpretasi, maka

selanjutnya dapat melakukan konversi ke skala empat sesuai

dengan Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Konversi Skor menjadi Skala Empat


No. Rentang Skor (y) Nilai Kategori
1. 𝑋 ≥ 3,00 A Sangat Baik
2. 3,00 > 𝑋 ≥ 2,5 B Baik
3. 2,5 > 𝑋 ≥ 2,00 C Cukup
4. 𝑋 < 2,00 D Kurang
(Mardapi, 2008)

Penelitian yang dilakukan ditentukan berdasarkan penilaian.

Produk alat peraga KIT IPA tanah longsor dapat dikatakan layak,

jika nilai yang diperoleh minimal mendapatkan nilai “C” dengan

kategori cukup, jika nilai hasil akhir yang diperoleh C maka hasil

media yang dikembangkan telah layak untuk digunakan.

2) Analisis Data Tes Communication Skill

Analisis yang digunakan dalam menilai communication skill peserta

didik yakni menggunakan gain skor ternomalisasi. Pertama yang

dilakukan adalah menghitung gain skor pada masing-masing peserta didik,

baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Dengan rumus:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡


<𝑔 >=
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Kemudian menentukan kriteria yang diperoleh beradasarkan

pengkriteriaan communication skill, dapat dilihat pada Tabel 11.

76
Tabel 11. Kriteria Sikap Siaga Bencana
Interval Kriteria
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
9 < 0,3 Rendah
(Hake, 1998: 3)

3) Analisis Data Lembar Observasi

(a) Keterlaksanaan pembelajaran RPP

Tujuan dilakukannya analisis keterlaksanaan pembelajaran yakni

untuk mengetahui persentase keterlaksanaan pembelajaran yang

dilakukan tiap pertemuan baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen.

Penilaian keterlaksanaan menggunakan lembar observasi yang diisi

oleh observer, dengan penilaian YA atau TIDAK. Hasil yang diperoleh

merupakan skor total dari penilaian tiap butir penilaian dari pengamatan

yang dilakukan. Untuk mencari persentase, dilakukan cara sebagai

berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑌𝐴
% 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 = 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Hasil persen yang telah diperoleh, selanjutnya dikonversi ke

bentuk data kuantitatif menggunakan kriteria, dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Konversi Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran


No Persentase (%) Kriteria
1. > 80 Sangat Baik
2. > 60 – 80 Baik
3. > 40 – 60 Cukup
4. > 20 – 40 Kurang
5. ≤ 20 Sangat Kurang
(Wiyoko, 2014)

77
(b) Collaboration Skill

Tujuan menganalisis lembar observasi yakni untuk menentukan

collaboration skill pada peserta didik. Data yang diperoleh berasal dari

hasil penilaian observer, dengan penilaian 4-1. Data yang telah ada, akan

dihitung persentase nya tiap aspek atau indikator. Dengan rumus:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 = 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Setelah nilai persen ditentukan, selanjutnya mengkategorikan hasil pesen

berdasarkan pengkategorian menurut Widoyoko (2009: 238), dapat dilihat

pada Tabel 13.

Tabel 13. Pengkategorian Collaboration Skill


No Persentase Kategori
1. 80 ≤ X ≤ 100 Sangat Baik
2. 60 ≤ X < 80 Baik
3. 40 ≤ X < 60 Cukup
4. 260 ≤ X < 40 Kurang
5. 0 ≤ X < 20 Sangar Kurang

Pengkategorian dikatakan efektif jika nilai dari aspek yang dicapai

minimal 60 < x < 80, nilai tersebut masuk dalam kategori baik.

(c) Analisis Data Angket Sikap Siaga Bencana

Tujuan menganalisis angket yakni untuk menentukan sikap siaga

bencana pada peserta didik. Pernyataan yang digunakan pada angket sikap

siaga bencana terdiri dari pernyataan negative dan positif. Pengukuran

angket menggunakan skala likert dengan pengkategorian yaitu SB (sangat

baik), B (baik), K (kurang), dan SK (sangat Kurang). Selanjutnya, data

yang diperoleh baik data pretest maupun posttest akan dianalisis. Adapun

tahapan yang dilakukan yaitu:

78
a) Menghitung jumlah skor keseluruh yang diperoleh tiap peserta

didik

b) Menghitung jumlah skor tiap indikator atau aspek

c) Menghitung gain skor ternormalisasi tiap peserta didik

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡


<𝑔 >=
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

d) Skor yang diperoleh selanjutnya ditentukan kariteri yang diperoleh

berdasarkan pengkriteriaan sikap siaga bencana, dapat dilihat pada

Tabel 14.

Tabel 14. Kriteria Sikap Siaga Bencana


Interval Kriteria
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
9 < 0,3 Rendah
(Hake, 1998: 3)

(d) Analisis Keefektifan alat peraga KIT IPA tanah longsor dalam

meningkatkan communication skill, collaboration skill, dan sikap

siaga bencana

Keefektifan dari alat peraga KIT IPA tanah longsor dalam

meningkatkan communication skill, collaboration skill, dan sikap siaga

bencana peserta didik dapat diketahui berdasarkan uji MANOVA

menggunakan bantuan SPSS 23. Sebelum melakukan uji MANOVA,

terlebih dahulu harus melakukan uji prasayarat atau uji asumsi. Menurut

Shanti (2019) ada 9 tahapa asumsi yang harus terpenuhi. Jika 9 uji asumsi

terpenuhi, maka dapat melanjutkan ke uji MANOVA. Adapun asumsinya

yaitu:

79
a) Asumsi 1: Variabel dependen dua atau lebih mesti diukur pada tingkat

rasio atau interval;

b) Asumsi 2: Variabel independent terdiri dari dua atau lebih kategori;

c) Asumsi 3: Terdapat independent pengamatan, dengan kata lain

pengamatan pada kelompok itu sendiri atau kelompok lain tidak

memiliki hubungan;

d) Asumsi 4: Sampel yang memadai;

e) Asumsi 5: Tidak ada data yang univariate outlier atau multivariate;

f) Asumsi 6: Terdiri dari normalitas multivariat; menurut Pallant (2016)

uji Mahalanobil Distance dapat digunakan, dengan membaca scatter

plot. Jika plot memiliki garis lurus maka data dapat dikatakan

berdistribusi normal. Tetapi, untuk menentukan garis lurus cukup sulit,

maka pengambilan kesimpula berdasaran korelasi nilai Mahalanobil

Distance dengan Chi Square.

g) Asumsi 7: Terdapat hubungan linier antara variabel dependen dari

masin-masing kelompok variabel independent. Pengambilan

keputusan mengikut pada nilai sig pada deviation from linearity. Jika

nilai sig > 0,05, maka terdapat hubungan yang linier terhadapat

variabel dependen.

h) Asumsi 8: Terdapat homogenitas matriks varians-kovarian. Uji asumsi

ini dapat melihat nilai Box’s M test of equality of covariance. Jika nilai

sig > 0,05 maka matriks variance – covariance sama.

80
i) Asumsi 9: Tidak adanya kasus multikolinieritas. Menurut Pallant

(2016) multikolinieritas dapat terjadi jika terdapat variabel antar

variabel sangat berkorelasi, dengan nilai korelasi antara 0,8 atau 0,9.

Untuk mengetahui apakah terdapat kasus multikolinier maka

diperlukan korelasi dalam memeriksa korelasi antar variabel.

Apabila semua uji asumsi (9 asumsi) terpenuhi. Maka selanjutnya

melakukan analisis One-Way MANOVA. Tujuannya yaitu untuk

melakukan pengujian pada hipotesis penelitian. Adapun hiptesis pada

penelitian ini ialah:

Ho: Tidak terdapat perbedaan communication skill, collaboration skill, dan

sikap siaga bencana peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Ha: Terdapat terdapat perbedaan communication skill, collaboration skill,

dan sikap siaga bencana peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Dimana,

Jika nilai sig < 0,05 maka H0 ditolak

Jika nilai sig > 0,05 maka H0 diterima

81
IV. HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Hasil Pengembangan Produk Awal

Hasil yang diperoleh telah melalui tahapan pengembangan berdasarkan

model pengembangan 4D, yakni define (pendefenisian), design (perancangan),

develop (pengembangan) dan disseminate (penyebaran).

1. Define

Tahap define terdiri dari 5 tahapan, sebagai berikut.

a. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu melalui

wawancara dengan guru IPA yang ada di SMP Negeri 4 Prambanan. Adapun

Instrumen yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 1.1. Hasil wawancara

yang diperoleh dengan guru IPA yaitu SMP Negeri 4 Prambanan telah

menggunakan kurikulum 2013. Permasalahan yang didapatkan yaitu masih

rendahnya hasil belajar peserta didik, dimana hasil belajar yang diperoleh belum

mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimum) yaitu 75, serta kurangnya

kerjasama yang dilakukan peserta didik bersama peserta didik yang lain.

Berdasarkan wawancara yang diperoleh, peserta didik masih kesulitan dalam

menerima materi IPA yang berkaitan dengan struktur bumi, karena materi yang

diajarkan bersifat abstrak. Sehingga guru berpendapat agar materi yang bersifat

abstrak dapat dilihat secara langsung.

Media yang digunakan guru IPA dalam proses pembelajaran yaitu

powerpoint (PPT). Jika dikaitkan dengan materi struktur bumi, peserta didik

masih kesulitan dalam menerima penjelasan yang diberikan, karena materi yang

82
diajarkan mestinya diperlihatkan secara langsung, contohnya menggunakan

suatu media atau alat peraga. Tetapi belum ada alat peraga yang berkaitan

dengan materi struktur bumi. Adapun bahan ajar yang digunakan di SMP Negeri

4 Prambanan berasal dari Kemendikbud yakni buku paket siswa kurikulum

2013. Berdasarkan permasalahan yang diperoleh, sehingga studi pendahuluan

ini dijadikan sebagai patokan dalam mengembangkan alat peraga KIT IPA tanah

longsor. dengan tujuan untuk mengatasi masalah yang ada pada proses

pembelajaran. Adapun gambar mengenai produk yang dikembangkan, dapat

dilihat pada Gambar 3.

Media yang dikembangkan berupa alat peraga KIT IPA tanah longsor

tersebut memiliki tujuan untuk memperlihatkan kepada peserta didik proses

terjadinya tanah longsor, penyebab tanah longsor dan tindakan yang dilakukan

jika terjadi tanah longsor. Alat peraga KIT IPA tanah longsor dapat dibongkar

pasang, memiliki bentuk yang praktis, aman dan mudah dibawa ke mana saja.

Gambar 3. Media yang dikembangkan

83
b. Analisis Peserta Didik

Analisis peserta didik dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari

peserta didik di SMP Negeri 4 Prambanan. Adapun hasil yang diperoleh

berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan guru IPA ialah usia peserta

didik berkisar antara 13-14 tahun. Kemampuan yang dimiliki peserta didik

bervariatif. Dikatakan bervariatif karena ada sebagian peserta didik yang

memperhatikan pelajaran, sebagai mengganggu peserta didik yang serius

mengikuti pelajaran, sebagian bermain dan tidak memperhatikan pelajaran.

Adanya kendala yang didapatkan guru dalam memberikan pelajaran, tetapi guru

masih dapat mengontrol pembelajaran di kelas. Kondisi kelas masih dapat

dikatakan kondusif, sebab guru dapat menguasai kelas serta menempatkan diri

untuk berbaur dengan peserta didik lainnya. Cara yang digunakan guru untuk

membuat peserta didik terlibat dalam pembelajaran yakni dengan memberikan

pertanyaan ke peserta didik dan memberikan kesempatakan kepada peserta didik

untuk mengajukan pertanyaan yang mereka belum pahami.

c. Analisis Tugas

Analisis tugas berupa analisis kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar

(KD). Hasil analisis KI dan KD ditunjukkan pada Tabel 15.

Tabel 15. Hasil Analisis KI dan KD


Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran
3.10 Menjelaskan 3.10.1 Menjelaskan karakteristik lapisan penyusun
lapisan bumi, bumi
gunung api, gempa 3.10.2 Menjelaskan karakteristik atmosfer
bumi dan tindakan 3.10.3 Menjelaskan karakteristik litosfer
pengurangan resiko 3.10.4 Menjelaskan gempa bumi serta pengurangan
sebelum, pada saat, risiko bencananya
dan pasca bencan 3.10.5 Menjelaskan karakteristik gunung api serta
sesuai ancaman pengurangan risiko bencananya

84
bencana di 3.10.6 Menjelaskan karakteristik hidrosfer serta
daerahnya pengurangan risiko bencananya
3.10.7 Mengidentifikasi lapisan penyusun bumia
3.10.8 Mengidentifikasi proses terjadinya tanah
longsor disebabkan oleh gempa bumia
3.10.9 Mengidentifikasi proses terjadinya tanah
longsor disebabkan oleh curah hujan tinggia
3.10.10 Menjelaskan penyebab terjadinya tanah
longsorb
3.10.11 Menjelaskan dampak akibat terjadinya tanah
longsorb
3.10.12 Menjelaskan tindakan untuk mengurangi
resiko bencana tanah longsorc
4.10 Mengominukasikan 4.10.1 Mengkomunikasikan upaya pengurangan
upaya pengurangan resiko bencana tanah longsorc
resiko dan dampak 4.10*2 Kemampuan dalam melakukan komunikasi
bencana alam serta secara tertulis serta membuat seseorang
tindakan dapat memahami isi pesan yang diberikan.
penyelamatan diri 4.10*3 Menyampaikan ide serta hasil pemikiran
pada saat terjadi secara efektif baik itu nonverbal atau tulisan.
bencana sesuai 4.10*4 Berkomunikasi secara verbal dalam
dengan jenis menyampaikan berita dengan jelas
ancaman bencana 4.10*5 Melakukan komunikasi karena tujuan
di daerahnya. tertentu seperti membujuk serta memberi
informasi.
4.10**6 Ikut serta dan berkontrisbusi
4.10**7 Menunjukkan kemampuan dalam bekerja
sama walaupun berbeda karakter dari setiap
anggota tim.
4.10**8 Memiliki komitmen untuk mementingkan
kelompok
4.10**9 Saling bekerja sama untuk menyelesaikan
tugas dan tanggung jawab dalam
kelompok.
4.10**10 Menghargai masukan, pendapat atau ide
dari anggota lain
4.10**11 Memperlihatkan kemauan bekerja sama
dengan yang lainnya
4.10***12 Siaga bencana tanah longsor
4.10***13 Tas Siaga Bencana
4.10***14 Menyimak informasi dari berbagai
sumber
4.10***15 Tindakan yang dilakukan sebelum terjadi
bencana tanah longsor

85
4.10***16 Tindakan yang dilakukan saat terjadi
bencana tanah longsor
4.10***17 Tindakan yang dilakukan setelah terjadi
bencana tanah longsor
4.10***18 Upaya yang dilakukan untuk melakukan
perlindungan
4.10***19 Upaya pengurangan risiko bencana
Keterangan:
a
: Pertemuan 1
b
: pertemuan 2
c
: Pertemuan 3
d. Analisis Konsep

Analisis konsep dilakukan dengan menyusun konsep yang relevan secara

sistematis ke bentuk peta konsep, dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Peta Konsep Materi

e. Spesifikasi Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran mengikut pada analisis tugas dan analisis konsep

yang telah dilakukan. Tujuan dari pembelajaran ini akan dicapai dengan

86
menggunakan alat peraga KIT IPA tanah longsor. Adapaun tujuan

pembelajarannya sebagai berikut.

1) Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat mengidentifikasi lapisan

penyusun bumi dengan benar.

2) Melalui kegiatan percobaan dengan menggunakan media alat peraga KIT IPA

peserta didik dapat mengidentifikasi proses terjadinya tanah longsor

disebabkan oleh gempa bumi dengan baik.

3) Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu menjelaskan penyebab

terjadinya tanah longsor disebabkan oleh gempa bumi dengan benar.

4) Melalui kegiatan percobaan dengan menggunakan media alat peraga KIT IPA

peserta didik dapat mengidentifikasi proses terjadinya tanah longsor

disebabkan oleh tingginya curah hujan dengan baik.

5) Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu menjelaskan proses terjadinya

tanah longsor yang disebabkan oleh tingginya curah hujan dengan tepat.

6) Melalui kegiatan simulasi, peserta didik dapat menjelaskan tindakan yang

dilakukan untuk mengurangi risiko bencana tanah longsor dengan benar.

7) Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu mengkomunikasikan upaya

pengurangan risiko bencana tanah longsor dengan tepat

2. Design

Tahapan ini merupakan tahap untuk merancang produk yang akan

dikembangkan. Produk yang dikembangkan berupa alat peraga KIT IPA tanah

longsor. Bagian alat peraga KIT IPA tanah longsor terdiri alat dan bahan yang

akan dirangkai, buku petunjuk penggunaan, dan P3K. Selanjutnya, dilakukan

87
penilaian pada produk yang dikembangakan oleh penilai (validator) serta guru

IPA. Tujuannya adalah untuk mengetahui kelayakan produk dari alat peraga KIT

IPA tanah longsor sebelum diuji cobakan.

a. Pemilihan Format

Hasil rancangan berkaitan dengan materi struktur bumi, dimana

kompetensi inti dan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum 2013 revisi

2016 pada kelas VII semester genap. Materi struktur bumi merupakan bagian

dari materi tanah longsor. Materi tanah longsor dapat dikaitkan dengan alam

dan kehidupan sehari-hari. Untuk membuat peserta didik lebih mudah

memahami dan melihat secara jelas tanah longsor, maka dibutuhkan suatu

media. Salah satu media pembelajaran yang dapat melihat secara langsung

percobaan yang dilakukan yakni menggunakan alat peraga KIT IPA. Adapun

rancangannya sebagai berikut:

1) Wadah atau tempat alat dan bahan berbentuk box

2) Wadah atau tempat alat dan bahan terbuat dari plastic

3) Memiliki pengunci dan pegangan

4) Bagian dalam box memiliki celah atau ruang untuk menyimpan alat dan

bahan

5) Terbuat dari alat dan bahan yang aman

6) Memiliki bentuk yang praktis dan ringan

7) Memiliki buku petunjuk penggunaan

8) Memiliki denah rawan tanah longsor di Indonesia dan denah tempat

penelitian

88
9) Memiliki brosur sikap siaga bencana tanah longsor

b. Desain Awal Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam mengembangkan alat

peraga KIT IPA tanah longsor sebagai berikut:

1) Alat: pepohonan, rumah-rumahan, batu kecil, spon hijau sebagai alas

pemukiman, spon kuning sebagai pengunungan, gunting, pluit, botol,

impraboard

2) Bahan: air, lakban, pasir, dan P3K

Rancangan buku petunjuk penggunaan. Hasil dari rancangan buku petunjuk

penggunaan alat peraga KIT IPA tanah longsor sebagai berikut:

1) Kompetensi inti dan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum 2013

revisi 2016 pada kelas VII semester genap.

2) Terdapat indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

3) Terdiri dari tiga kegiatan yaitu percobaan tanah longsor yang disebabkan

adanya gempa bumi, percobaan tanah longsor yang disebabkan oleh

curah hujan yang tinggi, dan simulasi percobaan jika bencana tanah

longsor terjadi.

4) Materi atau dasar teori yang ada pada buku petunjuk penggunaan

berkaitan dengan struktur bumi pada materi tanah longsor

5) Terdapat langkah kerja tiap kegiatan

6) Terdapat LKPD tiap pertemuan

Rancangan alat peraga KIT IPA tanah longsor dapat dengan mudah

digunakan baik dalam merangkai maupun membongkarnya. Terdapat tiga

89
kegiatan yang dapat digunakan dengan alat peraga KIT IPA tanah longsor

tersebut. Dimana, proses terjadinya tanah longsor yang disebabkan adanya gempa

bumi, proses terjadinya tanah longsor yang disebabkan curah hujan tinggi dan

simulasi sikap siaga jika terjadi bencana tanah longsor. Pada saat merangkai alat

peraga KIT IPA tanah longsor, akan menampilkan atau memperlihatkan suatu

tempat atau Kawasan yang berada di dataran tinggi. Untuk mengetahui langkah

selanjutnya setelah merangkai Kawasan, dapat melihat buku petunjuk

penggunaan. Setelah melakukan perobaan atau melakukan simulasi, maka alat

peraga KIT IPA tanah longsor dapat dibongkar dan mengembalikan alat-alat yang

telah digunakan ketempat yang telah disediakan pada box. Dengan menggunakan

alat peraga KIT IPA tanah longsor dapat membantu kegiatan pembelajaran pada

peserta didik untuk meningkatkan communication skill, collaboration skill, dan

sikap siaga bencana pserta didik.

Rancangan instrumen penilaian. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui

communication skill peserta didik yaitu tes dalam bentuk soal uraian, dengan

jumlah soal sebanyak 14 butir, collaboration skill peserta didik menggunakan

lembar observasi yang dinilai oleh observer, dan sikap siaga bencana yaitu berupa

angket sebanyak 32 butir pernyataan. Pemberian tes, angkat dan observasi

dilakukan sebelum dan setelah proses pembelajaran berlangsung. Tujuannya

untuk melihat peningkatan pada peserta didik. Rancangan instrumen penilaian

dapat dilihat pada Lampiran 3.

90
3. Develop

Tahapan pengembangan akan menghasilkan produk awal berupa alat

peraga KIT IPA tanah longsor. Produk awal alat peraga KIT IPA tanah longsor

dan instrumen yang digunakan telah melalui tahap revisi dan dapat ke tahap

selanjutnya yaitu uji coba terbatas. Rentang kualitas skor validasi dapat dilihat

pada Tabel 16.

Tabel 16. Rentang kualitas skor validasi


Rentang Skor Kategori Kelayakan
𝑿̅ > 3,40 Sangat Baik
2,80 < 𝑿̅ < 3,40 Baik
2,20 < 𝑿̅ < 2,80 Cukup
1,60 < 𝑿̅ < 2,20 Kurang Baik
𝑿̅ < 1,60 Sangat Kurang

Rancangan instrumen validasi alat peraga KIT IPA tanah longsor dapat

dilihat pada Lampiran 1.2. Adapun hasil validasi produk oleh validator ahli

media, ahli materi dan guru IPA sebagai berikut:

a. Data Hasil Penilaian Ahli

Produk pengembangan yang telah dibuat akan divalidasi oleh validator

ahli di bidangnya, tujuan dilakukannya validasi yakni untuk mengevaluasi

produk dari alat peraga KIT IPA yang akan dikembangkan dan untuk

mengetahui kelayakan dari produk yang dikembangkan. Adapun hasil penilaian

alat peraga KIT IPA tanah longsor dapat dilihat pada Tabel 17, Tabel 18, dan

Tabel 19.

1) Penilaian Ahli media

Tabel 17. Hasil penilaian alat peraga KIT IPA tanah longsor oleh ahli media
No Indikator Skor Nilai Kategori
Aspek Ukuran

91
No Indikator Skor Nilai Kategori
1. Bentuk KIT IPA Tanah Longsor 4 A Sangat Baik
Aspek Berkualitas baik
2. Tampilan KIT IPA Tanah Longsor 4 A Sangat Baik
3. Alat dan Bahan penyusun KIT IPA 4 A Sangat Baik
tanah longsor
Aspek Praktis dan tahan
4. Kepraktisan KIT IPA Tanah Longsor 3 B Baik
5. Ketahanan KIT IPA Tanah Longsor 4 A Sangat Baik
Aspek Relevan dengan topik yang diajarkan
6. Sesuai dengan karakteristik isi 4 A Sangat Baik
7. Sesuai dengan materi tanah longsor 4 A Sangat Baik
Rata-rata 3.857 A Sangat Baik

Aspek penilaian yang dinilia pada validator ahli media terdiri dari 4

aspek yaitu aspek ukuran, aspek berkualitas baik, aspek kepraktisan dan

tahan, dan aspek relevan dengan topik yang diajarkan

Aspek ukuran yang terdiri 1 indikator yaitu bentuk KIT IPA tanah

longsor. Dimana, memiliki 4 kriteria yang digunakan dalam melakukan

penilaian. Dari hasil penilaian oleh ahli media, aspek ukuran memperoleh sor

4 dengan nilai A masuk dalam kategori sangat baik.

Aspek berkualitas baik terdiri dari 2 indikator yaitu tampilan KIT IPA

tanah longsor serta alat dan bahan penyusun KIT IPA tanah longsor. Dimana,

masing-masing indikator memiliki 4 kriteria yang digunakan dalam

melakukan penilaian. Dari hasil penilaian oleh ahli media, aspek berkualitas

baik memperoleh skor 4 dengan nilai A dan masuk dalam kategori sangat

baik.

Aspek praktis dan tahan terdiri dari 2 indikator yaitu kepraktisan KIT

IPA tanah longsor dan Ketahanan alat peraga KIT IPA tanah longsor.

Dimana, masing-masing indikator memiliki 4 kriteria yang digunakan dalam

92
melakukan penilaian. Dari hasil penilaian oleh ahli media, aspek praktis dan

tahan memperoleh skor 3,5 dengan nilai B dan masuk dalam kategori baik.

Aspek relevan dengan topik yang diajarkan terdiri dari 2 indikator yaitu

sesuai dengan karakteristik isi dan sesuai dengan materi tanah longsor.

Dimana, masing-masing indikator memiliki 4 kriteria yang digunakan dalam

melakukan penilaian. Dari hasil penilaian oleh ahli media, aspek relevan

dengan topik yang diajarkan memperoleh skor 4 dengan nilai A dan masuk

dalam kategori sangat baik.

Berdasarkan penilaian ahli media, keseluruhan penilaian alat peraga

KIT IPA tanah longsor yang dikembangkan memproleh skor rata-rata sebesar

3,857 dengan nilai A dan masuk dalam kategori sangat baik.

2) Penilaian Ahli materi

Tabel 18. Hasil penilaian alat peraga KIT IPA tanah longsor oleh ahli materi
No Indikator Skor Nilai Kategori
Aspek Relevan dengan tujuan/ sasaran belajar
1. Kesesuaian KI dan KD dengan materi 4 A Sangat Baik
2. Kesesuaian indikator dengan tujuan 3 B Baik
pembelajaran
3. Kejelasan tujuan pembelajaran 4 A Sangat Baik
4. Kesesuaian tujuan dengan materi 4 A Baik
5. Cakupan dan akurasi kegiatan 4 A Sangat Baik
Aspek Relevan dengan topik yang diajarkan
6. Sesuai dengan karakteristik isi 4 A Sangat Baik
7. Sesuai dengan materi tanah longsor 3 B Baik
Rata-rata 3.714 A Sangat Baik

Aspek penilaian yang dinilia pada validator ahli materi terdiri dari 2

aspek yaitu aspek relevan dengan tujuan/ sasaran belajar dan aspek relevan

dengan topik yang diajarkan

93
Aspek relevan dengan tujuan/ sasaran belajar terdiri dari 5 indikator

yaitu keseuaisan KI dan KD dengan materi, kesesuaian indikator dengan

tujuan pembelajaran,kejelasan tujuan pembelajaran, kesesuaian tujuan

dengan materi, dan cakupan dan akurasi kegiatan. Dimana, masing-masing

indikator memiliki 4 kriteria yang digunakan dalam melakukan penilaian.

Dari hasil penilaian oleh ahli materi, aspek relevan dengan tujuan/ sasaran

belajar memperoleh skor 3,8 dengan nilai A dan masuk dalam kategori sangat

baik.

Aspek relevan dengan topik yang diajarkan terdiri dari 2 indikator yaitu

sesuai dengan karakteristik isi dan sesuai dengan materi tanah longsor.

Dimana, masing-masing indikator memiliki 4 kriteria yang digunakan dalam

melakukan penilaian. Dari hasil penilaian oleh ahli media, aspek relevan

dengan topik yang diajarkan memperoleh skor 3,5 dengan nilai B dan masuk

dalam kategori baik.

Berdasarkan penilaian ahli media, keseluruhan penilaian alat peraga

KIT IPA tanah longsor yang dikembangkan memeproleh skor rata-rata

sebesar 3,714 dengan nilai A dan masuk dalam kategori sangat baik.

3) Penilaian Guru IPA

Tabel 19. Hasil penilaian alat peraga KIT IPA tanah longsor oleh guru IPA
No Indikator Skor Nilai Kategori
Aspek Ukuran
1 Bentuk KIT IPA Tanah Longsor 4 A Sangat Baik
Aspek Berkualitas baik
2 Tampilan KIT IPA Tanah Longsor 4 A Sangat Baik
3 Alat dan Bahan penyusun KIT IPA 4 A Sangat Baik
tanah longsor
Aspek Praktis dan tahan
4 Kepraktisan KIT IPA Tanah Longsor 4 A Sangat Baik

94
No Indikator Skor Nilai Kategori
5 Ketahanan KIT IPA Tanah Longsor 3 B Baik
Aspek Relevan dengan topik yang diajarkan
6 Sesuai dengan karakteristik isi 4 A Sangat Baik
7 Sesuai dengan materi tanah longsor 4 A Sangat Baik
3.587 A Sangat
Rata-rata
Baik

Aspek penilaian yang dinilia pada validator ahli media terdiri dari 4

aspek yaitu aspek ukuran, aspek berkualitas baik, aspek praktis dan tahan, dan

aspek relevan dengan topik yang diajarkan

Aspek ukuran yang terdiri 1 indikator yaitu bentuk KIT IPA tanah

longsor. Dimana, memiliki 4 kriteria yang digunakan dalam melakukan

penilaian. Dari hasil penilaian oleh ahli media, aspek ukuran memperoleh sor

4 dengan nilai A masuk dalam kategori sangat baik.

Aspek berkualitas baik terdiri dari 2 indikator yaitu tampilan KIT IPA

tanah longsor serta alat dan bahan penyusun KIT IPA tanah longsor. Dimana,

masing-masing indikator memiliki 4 kriteria yang digunakan dalam

melakukan penilaian. Dari hasil penilaian oleh ahli media, aspek berkualitas

baik memperoleh skor 4 dengan nilai A dan masuk dalam kategori sangat

baik.

Aspek praktis dan tahan terdiri dari 2 indikator yaitu kepraktisan KIT

IPA tanah longsor dan Ketahanan alat peraga KIT IPA tanah longsor.

Dimana, masing-masing indikator memiliki 4 kriteria yang digunakan dalam

melakukan penilaian. Dari hasil penilaian oleh ahli media, aspek praktis dan

tahan memperoleh skor 3,5 dengan nilai B dan masuk dalam kategori baik.

95
Aspek relevan dengan topik yang diajarkan terdiri dari 2 indikator yaitu

sesuai dengan karakteristik isi dan sesuai dengan materi tanah longsor.

Dimana, masing-masing indikator memiliki 4 kriteria yang digunakan dalam

melakukan penilaian. Dari hasil penilaian oleh ahli media, aspek relevan

dengan topik yang diajarkan memperoleh skor 4 dengan nilai A dan masuk

dalam kategori sangat baik.

Berdasarkan penilaian ahli media, keseluruhan penilaian alat peraga

KIT IPA tanah longsor yang dikembangkan memperoleh skor rata-rata

sebesar 3,587 dengan nilai A dan masuk dalam kategori sangat baik.

b. Hasil Penilaian Instrumen

1) Instrumen Communication Skill

Penilaian pada instrumen communication skill dinilai oleh 2 validator

untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen yang akan digunakan pada

uji coba lapangan. Penilaian ahli media dan materi menyatakan bahwa

instrumen communication skill dinyatakan valid. Ahli media dan ahli materi

menyimpulkan bahwa soal tes communication skill layak digunakan dengan

sedikit revisi. Adapun hasil komentar yang diberikan oleh validator ahli

media yaitu memberikan kalimat pengantar sebelum pertanyaan, sehingga

peserta didik dapat menjawab apabila telah melakukan aktivitas diskusi atau

percobaan. Sedangkan ahli materi ialah menambahkan rubrik penilaian.

2) Instrumen Collaboration Skill

Penilaian pada instrumen collaboration skill dinilai oleh 2 validator

untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen yang akan digunakan pada

96
uji coba lapangan. Penilaian ahli media dan materi menyatakan bahwa

instrumen collaboration skill dinyatakan valid. Ahli media dan ahli materi

menyimpulkan bahwa lembar observasi collaboration skill layak digunakan

dengan sedikit revisi. Adapun hasil komentar yang diberikan oleh validator

ahli media yaitu terdapat kata pada kriteria yang kurang jelas. Sedangkan ahli

materi ialah masih ada kriteria yang belum spesifik, perlu untuk

menspesifikkan kriteria sehingga observer tidak kebingungan dalam

melakukan peniaian.

3) Sikap Siaga Bencana

Penilaian pada instrumen sikap siaga bencana dinilai oleh 2 validator

untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen yang akan digunakan pada

uji coba lapangan. Penilaian ahli media dan materi menyatakan bahwa

instrumen sikap siaga bencana dinyatakan valid. Ahli media menyimpulkan

bahwa angket sikap siaga bencana layak digunakan dengan sedikit revisi. dan

ahli materi menyimpulkan bahwa angket sikap siaga bencana layak

digunakan tanpa revisi. Adapun hasil komentar yang diberikan oleh validator

ahli media yaitu perlu menambahkan kalimat negative.

c. Hasil Uji Empiris

Setelah instrumen penilaian di nilai oleh validator, maka selanjutnya

instrumen perlu di uji cobakan (uji empiris) sebelum ke tahap uji coba lapangan.

Uji coba empiris dilaksanakan pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1

Yogyakarta dan SMP Negeri 5 Depok dengan jumlah keseluruhan sebanyak 133

peserta didik. Pemilihan kelas VIII yang digunakan karena pada kelas VII

97
peserta didik telah mempelajari materi-materi yang dikembangkan. Tujuan

dilakukannya uji coba yakni untuk menguji tes communication skill dan sikap

siaga bencana. Selanjutnya data hasil uji coba empiris yang telah diperoleh akan

dianalisis menggunakan program Quest. Adapun data hasil dari uji empiris

peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 7.

1. Soal Tes Communication Skill

a. Summary Of Item Estimates

Hasil Summary of item estimates dapat dilihat pada Lampiran 7.1.

menunjukkan bahwa Reliability of item estimate yang diperoleh sebesar 0.47.

Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai reliabilitas pada butir soal yaitu 0,47

dan masuk dalam kategori cukup reliabel.

Hasil yang diperoleh berdasarkan summary of item estimates

memperoleh nilai rata infit MNSQ (infit mean square) ialah 0.99 dengan SD

(standar deviasi) 0.15, jika SD dikaitkan dengan infit MNSQ maka nilainya

yaitu 0,99±0,15, dijabarkan menjadi 0,99-0,15 = 0,84 sampai 0,99+0,15 =

1,14. Sedangkan nilai rata-rata outfit MNSQ iadalah 0,93 dengan standar

deviasi 0,18, jika SD dikaitkan dengan infit MNSQ maka nilainya yaitu

0,93±0,18, dijabarkan menjadi 0,93-0,18 = 0,75 sampai 0,93+0,18 = 1,11.

Nilai rata-rata infit mean of infit t ialah -0,13 dengan SD (standar

deviasi) 1,37, jika standar deviasi dikaitkan dengan infit mean of infit t maka

nilainya yaitu -0,13±1,37, dijabarkan menjadi -0,13-01,37 = -1,5 sampai -

0,13+1,37 = 1,24. Sedangkan nilai rata-rata outfit mean of outfit t adalah -0,38

dengan standar deviasi 1,13, jika SD dikaitkan dengan outfit mean of outfit t

98
maka nilainya yaitu 0,38±1,13, dijabarkan menjadi -0,38 -1,13= -1,51 sampai

-0,38 +1,13= 0,75.

Model Rasch memiliki ketentuan dalam melakukan pencocokan.

Dimana, model Rasch dikatakan cocok dengan Infit MNSQ jika rentang nilai

yang diperoleh berada pada 0,77 sampai 1,33. Sedangkan model Rasch

dikatakan cocok dengan Outfit t jika nilai yang diperoleh ≤2,00. Berdasarkan

hal tersebut, maka nilai infit MNSQ (infit mean square) yang diperoleh berada

pada rentang 0,77 sampai 1,33 yaitu 0,84-1,14, sedangkan nilai outfit t yang

diperoleh ≤2,00 yaitu -1,51-0,75. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, semua

items yang diperoleh sesuai dengan model Rasch.

Hasil Summary of case estimates dapat dilihat pada Lampiran 7.1.

menunjukkan bahwa reliability of case estimate sebesar 0,87. Hal tersebut

menunjukkan bahwa nilai reliabilitas tes bernilai 0,87 dan masuk dalam

kategori Sangat Reliabel.

b. Analisis Item Fit

Item soal yang diujikan pada tes communication skill terdiri dari 14 item

soal uraian. Hasil analisis item soal dan analisis item fit tesyang telah

diperoleh dari program quest, dapat dilihat pada Lampiran 7.1. Item soal

dapat dikatan berada dalam keadaan fit dengan PCm atau layak pakai, apabila

nilai infit meansquere (MNSQ) terletak rentang 0,77 sampai dengan 1,33.

Hasil Analisis Item Fit Tes Communication Skill menunjukkan bahwa

14 butir soal atau keseluruhan masuk dalam rentang 0,77-1,33, yang dapat

99
dilihat letak butir berada dalam garis putus-putus. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa keseluruhan butir soal fit dengan model Rasch.

1,2 1,1
1,03
1
0,87

0,8

0,6 0,5 0,53


0,47
0,37
0,4

0,2
0
0
Mean SD SD (adjusted) Reliability

Summary of item estimate Summary of case estimate

Gambar 5. Diagram Summary Soal Communication Skill

Diagram menunjukkan bahwa summary of case estimate lebih tinggi

dibandingkan dengan summary of item estimate. Dimana, nilai reliability

pada summary of item case sebesar 0,47 dengan kategrori cukup reliabel,

sedangkan nilai reliability summary of case estimate sebesar 0,87 dengan

kategori sangat reliabel. Sehingga disimpukan bahwa soal communication

skill sudah masuk dalam kategori reliabel.

c. Tingkat kesukaran Butir

Hasil dari output yang diperoleh menggunakan program quest dapat

memperlihatkan tingkat kesukaran pada butir soal. Dimana, jika nilai pada

butir soal berada pada rentang -2 sampai dengan +2 maka butir soal tersebut

masuk dalam kategori baik. Hasil output item difficulty level pada soal

communication skill disajikan pada Gambar 7.

100
Tingkat Kesukaran Butir
1,5
1
0,5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Butir Soal

Gambar 6. Item Difficulty Level Pada Soal Communication Skill

Adapun hasil yang diperoleh berdasarkan Gambar 6, semua butir soal

pada communication skill berada pada rentang -2 sampai +2. Adapun butir

soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah yaitu butir soal nomor 8 dengan

tingkat kesukaran sebesar 0,78 sedangkan butir soal yang memiliki tingkat

kesukaran sukar yaitu butir soal nomor 7 dengan tingkat kesukaran sebesar

1,22.

2. Angket Sikap Siaga Bencana Tanah Longsor

a. Summary Of Item Estimates

Hasil Summary of item estimates dapat dilihat pada Lampiran 7.2.

menunjukkan bahwa reliability of item estimate diperoleh sebesar 0.40. Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai reliabilitas pada butir pernyataan pada

angket yaitu 0,40 dan masuk dalam kategori cukup reliabel.

Hasil yang diperoleh berdasarkan summary of item estimates

memperoleh nilai rata infit MNSQ (infit mean square) ialah 0.99 dengan SD

(standar deviasi) 0.13, jika SD dikaitkan dengan infit MNSQ maka nilainya

yaitu 0,99±0,13, dijabarkan menjadi 0,99-0,13 = 0,86 sampai 0,99+0,13 =

1,12. Sedangkan nilai rata-rata outfit MNSQ iadalah 0,93 dengan standar

101
deviasi 0,15, jika SD dikaitkan dengan infit MNSQ maka nilainya yaitu

0,93±0,15, dijabarkan menjadi 0,93-0,15 = 0,78 sampai 0,93+0,15 = 1,08.

Nilai rata-rata infit mean of infit t ialah -0,08 dengan SD (standar

deviasi) 1,16, jika standar deviasi dikaitkan dengan infit mean of infit t maka

nilainya yaitu -0,08±1,16, dijabarkan menjadi -0,08-1,16 = -1,24 sampai -

0,08+1,16 = 1,24. Sedangkan nilai rata-rata outfit mean of outfit t adalah -0,39

dengan standar deviasi 0,94, jika SD dikaitkan dengan outfit mean of outfit t

maka nilainya yaitu 0,39±0,94, dijabarkan menjadi -0,39 -0,94= -1,33 sampai

-0,39 +0,94= 0,55.

Model Rasch memiliki ketentuan dalam melakukan pencocokan.

Dimana, model Rasch dikatakan cocok dengan Infit MNSQ jika rentang nilai

yang diperoleh berada pada 0,77 sampai 1,33. Sedangkan model Rasch

dikatakan cocok dengan Outfit t jika nilai yang diperoleh ≤2,00. Berdasarkan

hal tersebut, maka nilai infit MNSQ (infit mean square) yang diperoleh berada

pada rentang 0,77 sampai 1,33 yaitu 0,86-1,12, sedangkan nilai outfit t yang

diperoleh ≤2,00 yaitu -1,33-0,55. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, semua

items yang diperoleh sesuai dengan model Rasch.

Hasil Summary of case estimates dapat dilihat pada Lampiran 7.2

menunjukkan bahwa reliability of case estimate sebesar 0,94. Hal tersebut

menunjukkan bahwa nilai reliabilitas pernyataan angket bernilai 0,94 dan

masuk dalam kategori Sangat Reliabel.

102
1,2 1,12 1,09

1 0,94

0,8

0,6 0,54
0,49
0,4
0,4 0,31

0,2
0
0
Mean SD SD (adjusted) Reliability

Summary of item estimate Summary of case estimate

Gambar 7. Diagram Summary Angket Sikap Siaga Bencana

Diagram menunjukkan bahwa summary of case estimate lebih tinggi

dibandingkan dengan summary of item estimate. Dimana, nilai reliability

pada summary of item case sebesar 0,40 dengan kategrori cukup reliabel,

sedangkan nilai reliability summary of case estimate sebesar 0,94 dengan

kategori sangat reliabel. Sehingga disimpukan bahwa angket sikap siaga

bencana sudah masuk dalam kategori reliabel.

b. Analisis Item Fit

Item angket pernyataan yang digunakan terdiri dari 32 item pernyataan.

Hasil analisis item soal yang telah diperoleh dari program quest disajikan

pada Gambar 10 Item soal dapat dikatan berada dalam keadaan fit dengan

PCm atau layak pakai, apabila nilai infit meansquere (MNSQ) terletak

rentang 0,77 sampai dengan 1,33.

Hasil analisis item fit angket pernyataan sikap siaga bencana dapat

dilihat pada Lampiran 7.2. Tabel 31 menunjukkan bahwa 32 butir angket atau

keseluruhan masuk dalam rentang 0,77-1,33, yang dapat dilihat letak butir

103
berada dalam garis putus-putus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

keseluruhan butir soal fit dengan model Rasch.

c. Tingkat kesukaran Butir

Hasil dari output yang diperoleh menggunakan program quest dapat

memperlihatkan tingkat kesukaran pada butir soal. Dimana, jika nilai pada

butir soal berada pada rentang -2 sampai dengan +2 maka butir pada angket

tersebut masuk dalam kategori baik. Hasil output item difficulty level pada

angket sikap siaga bencana disajikan pada Gambar 11.

Tingkat Kesukaran Butir


1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 3 14151617181920212223242526272829303132

Butir Angket

Gambar 8. Item Difficulty Level Pada Angket Sikap Siaga Bencana

Adapun hasil yang diperoleh berdasarkan Gambar 8, semua butir

angket pada sikap siaga bencana berada pada rentang -2 sampai +2. Adapun

butir angket yang memiliki tingkat kesukaran rendah yaitu butir angket nomor

2, 7, 10 dan 13 dengan tingkat kesukaran sebesar 0,82 sedangkan butir angket

yang memiliki tingkat kesukaran sukar yaitu butir soal nomor 6 dan 20

dengan tingkat kesukaran sebesar 1,27

104
4. Disseminate

Produk yang dikembangkan berupa alat peraga KIT IPA tanah longsor

telah melalui tahap penilaian oleh ahli media, ahli materi, kemudia melakukan

revisi, setelah revisi selanjutnya dilakukan uji coba terbatas, uji lapangan (luas),

dan selanjutnya ketahap disseminate (penyebarluasan). Penyebarluasan

dilakukan dengan menyerahkan produk akhir berupa alat peraga KIT IPA tanah

longsor kepada pihak sekolah pada tempat dilakukannya penelitian dan berupa

bentuk artikel yang dipublikasikan.

B. Hasil Uji Coba Produk

Uji coba dilakukan setelah produk pengembangan telah tervalidasi serta telah

melalui tahapan revisi berdasarkan saran dan kritik yang telah diberikan oleh

masing masing ahli dibidangnya, kemudian uji coba dilaksanakan, dimana uji coba

produk pada model pengembangan 4D masuk pada tahap develop. Uji coba terbagi

atas dua yaitu:

1. Uji Coba Terbatas

Uji terbatas dilakukan pada satu kelas, yang melibatkan 12 peserta didik

di SMP Negeri 4 Prambanan. Pemilihan berdasarkan kemampuan dari peserta

didik, dimana 4 berkemampuan rendah, 4 berkemampuan sedang dan 4

berkemampuan tinggi. Uji coba yang dilakukan yakni peserta didik diberi alat

peraga KIT IPA tanah longsor. Peserta didik membaca buku petunjuk

penggunaan alat peraga KIT IPA tanah longsor, kemudian merangkai alat peraga

KIT sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Setelah selesai, peserta didik diberi

angket keterbacaan petunjuk penggunaan dan pengoperasian alat peraga KIT

105
IPA tanah longsor. Instrumen Angket Keterbacaan Penggunaan Alat Pearag KIT

IPA Tanah Longsor dapat dilihat pada Lampiran 2. Adapun hasil yang diperoleh,

dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Hasil Keterbacaan Penggunaan Alat Peraga KIT IPA Tanah Tongsor
No Indikator Persentase Kategori
(%)
Aspek Keterbacaan
1. Buku petunjuk penggunaan Alat peraga KIT 81,25 Sangat baik
2. IPA tanah longsor 87,5 Sangat baik
3. Alat dan bahan dari Alat peraga KIT IPA 81,25 Sangat baik
tanah longsor
4. Prosedur kerja Alat peraga KIT IPA tanah 85,42 Sangat baik
longsor
Aspek Bahasa
5. Menggunakan bahasa yang baku (PUEBI) 83,33 Sangat baik
6. Kalimat mudah dipahami 85,42 Sangat baik
Aspek Tampilan
7. Bentuk Alat peraga KIT IPA tanah longsor 87,5 Sangat baik
menarik
8. Alat dan bahan aman untuk digunakan 79,17 Baik
9. Kepraktikan kotak Alat peraga KIT IPA 79,17 Baik
tanah longsor
10. Gambar pada buku petunjuk Alat peraga KIT 79,17 Baik
IPA tanah longsor mudah untuk dimengerti
11. Tampilan buku petunjuk Alat peraga KIT 72,92 Baik
IPA tanah longsor sangat menarik
Aspek Manfaat
12. Alat peraga KIT IPA tanah longsor 89,59 Sangat baik
bermanfaat pada proses pembelajaran
13. Alat peraga KIT IPA tanah longsor 83,33 Sangat baik
membantu memahami materi
14. Alat peraga KIT IPA tanah longsor dapat 83,33 Sangat baik
memunculkan fenomena alam
15 Alat peraga KIT IPA tanah longsor 81,25 Sangat baik
meningkatkan communication skill dan
collaboration skill.
Rata-rata 82,64 Sangat Baik

Hasil yang diperoleh berdasarkan pengisian angket keterbacaan oleh

peserta didik dalam penggunaan alat peraga KIT IPA tanah longsor yaitu

106
terdapat 4 indikator yang masuk dalam kategori baik dan 11 indikator masuk

dalam kategori sangat baik. Sehingga produk yang dikembangkan berupa alat

peraga KIT IPA tanah longsor memiliki kategori keterbacaan “sangat baik”

dengan rata-rata persentase 82,64%. Hasil pengisian angket keterbacaan

penggunaan alat peraga KIT IPA tanah longsor peserta didik dapat dilihat pada

Lampiran 2.4.

2. Uji Coba Lapangan

Uji coba lapangan dilakukan setelah alat peraga KIT IPA tanah longsor

dikembangkan serta dinilai oleh validator ahli, validator materi, dan telah

diperbaiki sesuai saran serta masukan yang diberikan. Alat peraga KIT IPA

tanah longsor juga telah diuji coba kan di secara terbatas dengan tujuan untuk

mengetahui keterbacaan penggunaan alat peraga KIT IPA tanah longsor.

selanjutnya, uji coba lapangan dilakukan di SMP Negeri 4 Prambanan

menggunakan 2 kelas yaitu kelas B sebagai kelas eksperimen dan kelas A

sebagai kelas kontrol. Dimana, kelas eksperimen menggunakan alat peraga KIT

IPA tanah longsor sedangkan kelas kontrol menggunakan alat peraga sederhana.

Tahapan uji coba lapangan yang dilakukan yakni pertama-tama melakukan

pretest soal communication skill dan angket sikap siaga bencana tanah longsor

pada masing-masing kelas sebelum perlakuan diberikan. Selanjutnya, masing-

masing kelas diberikan perlakuan yang sama, tetapi yang membedakannya yaitu

media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan pada kelas

eksperimen berupa alat peraga KIT IPA tanah longsor sedangkan kelas kontrol

menggunakan alat peraga sederhana. Pada saat pembelajaran berlangsung,

107
dilakukan observasi untuk mengetahui collaboration skill pada peserta didik.

Tahap akhir, setelah seluruh proses pembelajaran terlaksana dilakukan posttest

soal communication skill dan angket sikap siaga bencana tanah longsor. adapun

hasil uji coba lapangan sebagai berikut.

a. Hasil Analisis Comunication Skill

Communication Skill diukur menggunakan tes soal uraian sebanyak 14

butir soal. Data yang diperoleh dari hasil tes peserta didik melalui pretest dan

posttest. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Hasil Pretest Dan Posttest Communication Skill Peserta Didik
Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No Komponen
Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain
1. Skor Rata-rata 21 47,64 0,76 16,91 43,83 0,69
2. Skor Tertinggi 26 51 0,87 25 46 0,77
3. Skor Terendah 13 44 0,61 13 42 0,61
4. Skor Tengah 21,5 48 0,76 16 44 0,68
5. Simpangan
3,48 1,84 2,71 1,53
Baku

Hasil analisis communication skill yang diperoleh menunjukkan bahwa

skor rata-rata pretest pada kelas eksperimen adalah 21 sedangkan kelas

kontrol adalah 17. Setelah pembelajaran berlangsung dan diberikan

perlakuan, nilai posttest pada masing-masing kelas mengalami peningkatan.

Dimana, pada kelas eksperimen adalah 47,64 sedangkan kelas kontrol adalah

43,83. Berdasarkan penilaian gain skor, terdapat peningkatan pada kelas

eksperimen sebesar 0,76 sedangkan pada kelas kontrol peningkatannya

sebesar 0,69. Jika dilihat berdasarkan kriteria gain skor, maka dapat dikatakan

kelas eksperimen masuk dalam kriteria tinggi sedangkan kelas kontrol masuk

dalam kriteri sedang. Oleh karena itu, dengan menggunakan alat peraga KIT

108
IPA tanah longsor peserta didik dapat meningkatkan communication skill

dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan alat peraga sederhana.

Selain hasil communication skill peserta didik, hasil masing-masing

aspek pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat. Adapun aspek

yang dinilai pada penelitian ini yaitu aspek penyampaian informasi dan aspek

komunikasi verbal. Hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Hasil Pretest dan posttest Communication Skill tiap aspek kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Aspek Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No Communication Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain
Skill
Penyampaian
1 6,05 14,36 0,84 4,43 12,95 0,74
informasi
2 Komunikasi Verbal 15,23 33,73 0,73 12,48 30,83 0,67

Hasil yang ditunjukkan pada Tabel 22 menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan dari masing-masing aspek dilihat dari gain skor yang bernilai

positif. Dimana, pada kelas ekperimen hasil gain skor lebih tinggi

dibandingkan dengan gain skor kelas kontrol. Hasil communication skill

pretest dan posttes peserta didik pada kelas eksperimen dapat dilihat pada

Lampiran 6.1.1 dan 6.1.2, serta hasil pretest dan posttes kelas kontrol dapat

dilihat pada Lampiran 6.2.1 dan 6.2.2.

b. Hasil Analisis Observasi

1) Keterlaksanaan Pembelajaran RPP

Tabel 23. Hasil Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas


Eksperimen dan Kelas Kontrol

109
Kels Eksperimen Kelas Kontrol
Kegiatan
Persentase Persentase
Pembelajaran Kriteria Kriteria
(%) (%)
Pertemuan 1 86,67 Sangat Baik 86,67 Sangat Baik
Pertemuan 2 93,33 Sangat Baik 86,67 Sangat Baik
Pertemuan 3 93,33 Sangat Baik 93,33 Sangat Baik

Observasi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlakung

yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ada.

Adapun hasil keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan baik pada

pertemuan pertama, kedua dan ketiga memperoleh kriteria sangat baik

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun hasil persentasi yang

paling tinggi pada kelas eksperimen yaitu pada pertemuan kedua dan

ketiga dengan persentase sebesar 93,3, sedangkan rendah pada pertemuan

pertama dengan persentase sebesar 86,67. Kelas kontrol yang memproleh

hasil persentasi paling tinggi pada pertemuan ketiga dengan persentase

sebesar 93,33. sedangkan rendah pada pertemuan pertama dan kedua

dengan persentase sebesar 86,67. Hasil observasi dapat dilihat pada

Lampiran 6.4

2) Collaboration Skill

Collaboration Skill diukur menggunakan lembar observasi.

Observer collaboration skill yang dilakukan dalam penelitian ini

berjumlah 2 orang. Observer melakukan observasi tiap pertemuan pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang diperoleh dari hasil

observasi oleh observer pada peserta didik melalui pretest dan posttest.

Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 24.

110
Tabel 24. Hasil Pretest Dan Posttest Collaboration Skill Peserta Didik
Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No Komponen
Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain
1. Skor Rata-rata 27,27 35,21 0,63 23,83 28,64 0,3
2. Skor Tertinggi 33 39,33 0,92 27 33,67 0,65
3. Skor Terendah 21 32,33 0,30 14 21,33 0,09
4. Skor Tengah 28,5 35 0,60 25 28,67 0,27
5. Simpangan
3,70 2,39 2,90 3,11
Baku

Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa collaboration

skill pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

kontrol. Dibuktikan dengan skor rata-rata pretest pada kelas eksperimen

adalah 27 sedangkan kelas kontrol adalah 24. Setelah pembelajaran

berlangsung dan diberikan perlakuan, skor posttest pada masing-masing

kelas mengalami peningkatan. Dimana, pada kelas eksperimen meningkat

menjadi 35,21 sedangkan kelas kontrol meningkat menjadi 28,64.

Berdasarkan penilaian gain skor, terdapat peningkatan pada kelas

eksperimen sebesar 0,63 sedangkan pada kelas kontrol peningkatannya

sebesar 0,3. Jika dilihat berdasarkan kriteria gain skor, maka dapat

dikatakan kelas eksperimen masuk dalam kriteria sedang sedangkan kelas

kontrol masuk dalam kriteri rendah. Hal tersebut disebabkan karena, kelas

eksperimen lebih aktif dalam melakukan diskusi dengan teman

kelompokknya pada saat merancang serta merakit alat peraga KIT ITA

tanah longsor dibandingkan dengan kelas kontrol. Oleh karena itu, dengan

menggunakan alat peraga KIT IPA tanah longsor peserta didik dapat

meningkatkan collaboration skill dibandingkan dengan kelas kontrol yang

menggunakan alat peraga sederhana.

111
Selain hasil collaboration skill peserta didik, hasil masing-masing

aspek pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat. Adapun aspek

yang dinilai pada penelitian ini yaitu aspek bekerja produktif dalam tim,

aspek tanggung jawab dalam tim, dan akperk fleksibiltas dan

berkompromi dalam tim. Hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Hasil Pretest dan posttest Collaboration Skill tiap aspek kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Aspek Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No Collaboration
Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain
Skill
Bekerja
1. Produktif dalam 11,14 14,08 0,60 9,7 11,14 0,22
tim
Tanggung jawab
2. 8,5 9,92 0,41 7,87 9,06 0,29
dalam Tim
Fleksibilitas dan
3. berkompromi 7,73 11,21 0,82 6,26 8,43 0,38
dalam tim

Hasil yang ditunjukkan pada Tabel 25 menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan dari masing-masing aspek dilihat dari gain skor yang bernilai

positif. Dimana, pada kelas ekperimen hasil gain skor lebih tinggi

dibandingkan dengan gain skor kelas kontrol. Berdasarkan hasil tersebut,

maka dapat dikatakan bahwa pada kelas eksperimen yang mengalami

peningkatan paling rendah yaitu pada aspek tanggung jawab dalam tim

dengan gain skor sebesar 0,41 sedangkan peningkatan paling tinggi yaitu

pada aspek bekerja produktif dalam tim dengan gain skor sebesar 0,85.

Kelas kontrol yang mengalami peningkatan paling rendah yaitu pada aspek

bekerja produktif dalam tim dengan gain skor sebesar 0,22, sedangkan

112
peningkatan paling tinggi yaitu pada aspek fleksibilitas dan berkompromi

dalam tim dengan gain skor sebesar 0,38. Hasil collaboration skill pretest

dan posttes peserta didik pada kelas eksperimen dapat dilihat pada

Lampiran 6.1.1 dan 6.1.2, serta hasil pretest dan posttes kelas kontrol dapat

dilihat pada Lampiran 6.2.1 dan 6.2.2.

c. Hasil Analisis Sikap Siaga Bencana

Sikap siaga bencana diukur menggunakan angket. Data yang diperoleh

dari hasil pengisian angket peserta didik melalui pretest dan posttest.

Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Hasil Pretest Dan Posttest Sikap Siaga Bencana Peserta Didik
Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No Komponen
Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain
1. Skor Rata-rata 96,91 109,77 0,41 90,30 96 0,16
2. Skor Tertinggi 109 119 0,58 104 108 0,29
3. Skor
88 102 0,22 78 82 0,07
Terendah
4. Skor Tengah 96 109,5 0,40 89 95 0,14
5. Simpangan
5,15 3,99 8,36 8,20
Baku

Hasil analisis collaboration skill yang diperoleh menunjukkan bahwa

Skor rata-rata pretest pada kelas eksperimen adalah 96,91 sedangkan kelas

kontrol adalah 90,3. Setelah pembelajaran berlangsung dan diberikan

perlakuan, nilai posttest pada masing-masing kelas mengalami peningkatan.

Dimana, pada kelas eksperimen meningkat menjadi 109,8 sedangkan kelas

kontrol meningkat menjadi 96. Berdasarkan penilaian gain skor, terdapat

peningkatan pada kelas eksperimen sebesar 0,41 sedangkan pada kelas

kontrol peningkatannya sebesar 0,16. Jika dilihat berdasarkan kriteria gain

113
skor, maka dapat dikatakan kelas eksperimen masuk dalam kriteria sedang

sedangkan kelas kontrol masuk dalam kriteri rendah. Oleh karena itu, dengan

menggunakan alat peraga KIT IPA tanah longsor peserta didik dapat

meningkatkan sikap siaga bencana dibandingkan dengan kelas kontrol yang

menggunakan alat peraga sederhana.

Selain hasil sikap siaga bencana peserta didik, hasil masing-masing

aspek pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat. Adapun aspek

yang dinilai pada penelitian ini yaitu aspek rencana, aspek tindakan, dan

akperk upaya. Hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27. Hasil Pretest dan posttest sikap siaga bencana tiap aspek kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Aspek Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No sikap siaga
Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain
bencana
1. Rencana 36,54 41,63 0,44 34,22 36,52 17
2. Tindakan 35,27 41,05 0,45 33,26 36,22 0,20
3. Upaya 25,09 27,09 0,29 23,09 23,26 0,02

Hasil yang ditunjukkan pada Tabel 27 menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan dari masing-masing aspek dilihat dari gain skor yang bernilai

positif. Dimana, pada kelas ekperimen hasil gain skor lebih tinggi

dibandingkan dengan gain skor kelas kontrol. Berdasarkan hasil tersebut,

maka dapat dikatakan bahwa aspek tindakan mengalami peningkatan paling

tinggi dengan skor gain pada kelas eksperimen yaitu 0,45 dan kelas kontrol

yaitu 0,20. Sedangkan, aspek yang mengalami peningkatan rendah dengan

114
skor gain pada kelas eksperimen yaitu 0,29 dan kelas kontrol yaitu 0,02. Hasil

sikap siaga bencana pretest dan posttes peserta didik pada kelas eksperimen

dapat dilihat pada Lampiran 6.1.1 dan 6.1.2, serta hasil pretest dan posttes

kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 6.2.1 dan 6.2.2.

d. Uji Multivariate Analysis of Variance (MANOVA)

Uji MANOVA dapat dilakukan, jika variabel penelitian terdiri dari dua

atau lebih variabel terikat. Adapun vaiabel pada penelitian ini terdiri dari tiga

variabel terikat yaitu communication skill, collaboration skill dan sikap siaga

bencana peserta didik. Tujuannya untuk menghitung signifikansi perbedaan

nilai rata-rata antar kelompok secara bersamaan, dengan dua atau lebih

variabel terikat. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan one-way

MANOVA.

1) Hasil Asumsi One-Way MANOVA

Sebelum melakukan uji one-way MANOVA, menurut Shanti (2019)

ada 9 tahapa asumsi yang harus terpenuhi. Adapun asumsinya yaitu (1)

variabel dependen dua atau lebih mesti diukur pada tingkat rasio atau

interval; (2) variabel independent terdiri dari dua atau lebih kategori; (3)

terdapat independent pengamatan, dengan kata lain pengamatan pada

kelompok itu sendiri atau kelompok lain tidak memiliki hubungan; (4)

sampel yang memadai; (5) tidak ada data yang univariate outlier atau

multivariate; (6) terdiri dari normalitas multivariat; (7) terdapat hubungan

linier antara variabel dependen dari masin-masing kelompok variabel

independen; (8) terdapat homogenitas matriks varians-kovarian; dan (9)

115
tidak adanya kasus multikolinieritas. Adapun hasil yang diperoleh dari 9

asumsi, sebagai berikut:

a) Asumsi 1: “Variabel dependen dua atau lebih mesti diukur pada tingkat

rasio atau interval”. Data dependen dari penelitian ini adalah

communication skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana.

dimana, data communication skill collaboration skill, dan sikap siaga

bencana berbentuk ordinal sehingga data tersebut perlu diubah ke

bentuk interval. Adapun cara yang digunakan yaitu menggunakan

bantuan excel.

b) Asumsi 2: “Variabel independent terdiri dari dua atau lebih kategori “.

Penelitian ini terdiri dari dua kategori kelompok independent yaitu

kelas eksperimen menggunakan alat peraga KIT IPA tanah longsor dan

kelas kontrol menggunakan alat peraga sederhana.

c) Asumsi 3: “Terdapat independent pengamatan, dengan kata lain

pengamatan pada kelompok itu sendiri atau kelompok lain tidak

memiliki hubungan”. Peserta didik dalam penelitian yang digunakan

berbeda, terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana,

peserta didik hanya memiliki satu kelompok dan tidak ada peserta didik

yang rangkap ke kelompok lainnya. Adapun nilai dari peserta didik,

tidak memiliki kaitan atau berpengaruh pada peserta didik yang lainnya

antara communication skill, collaboration skill, dan sikap siaga

bencana.

116
d) Asumsi 4: “Diperlukan sampel yang memadai”. Penelitian ini terdiri

dari 45 peserta didik. Dimana, kels eksperimen berjumlah 22 peserta

didik dan kelas kontrol terdiri dari 23 peserta didik. Dengan kata lain,

ukuran sampel dapat dikatakan memadai.

e) Asumsi 5: “Tidak terdapat data yang univariat outlier atau multivariate

dari setiap kelompok variabel independent untuk variabel dependen”.

Untuk mengetahui univariate outlier maka pertama-tama menetukan

nilai batas, dengan cara melakukan konversi nilai ke z-score (skor

standardized). Hasil Zscore variabel communication skill,

collaboration skill, dan sikap siaga bencana dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Hasil Zscore variabel communication skill, collaboration


skill, dan sikap siaga bencana
Z-score
No Variabel
Maximum Minimum
1. Communication Skill 2.28 -1,73
2. Collaboration Skill 2,94 -1,94
3. Sikap Siaga Bencana 1,99 1,99

Adapun hasil pada Tabel 28 yang diperoleh menggunakan SPSS, maka

diperoleh bahwa tidak ada data yang z > 2,5 dan tidak ada data yang

diperoleh z < -2,5. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tidak ada

data yang outlier.

f) Asumsi 6: “Terdapat normalitas multivariat”. Menurut Pallant (2016)

untuk mengetahui normalitas multivariat maka digunakan Mahalanobis

Distance. Hasil yang diperoleh berbentuk catter plot serta nilai dari

Mahalanobis Distance dengan Chi Square. Dapat dilihat pada Gambar

13.

117
Gambar 9. Plot Chi-Square dengan Jarak Mahalonobis Pada Variabel
Dependen

Hasil yang diperoleh dari scatter plot pada Gambar 9 digunakan dalam

menentukan data terdistribusi normal multivariat. Dimana, jika scatter

plot mendekati bentuk garis lurus. Berhubung sulitnya dalam

menetukan garis lurus, maka penarikan kesimpulan berasal dari nilai

korelasi Jarak Mahalonobis Distance dengan Chi-square. Dilihat pada

Tabel 29.

Tabel 29. Hasil Uji Korelasi Mahalonobis Distance dengan Chi-square


Mahanalobis Qi
Distance
Mahanalobis Pearson Correlation 1 0,970
Distance Sig (2-tailed) 0,000
N 45 45
Qi Pearson Correlation 0,970 1
Sig (2-tailed) 0,000
N 45 45

Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai sig < 0,05.

Berdasarkan Tabel 29 nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000. Oleh karena itu,

data telah berdistribusi normal multivariat. Menurut (Pallant, 2016),

118
disarankan untuk mencari normalitas univariat karena dengan uji

normal multivariat dapat memicu munculnya pelanggaran normalitas

sederhana terkecuali penyebab pelanggaran berasal dari pecilan.

Sehingga data variabel dependen yakni variabel communication skill,

collaboration skill, dan sikap siaga bencana di uji normalitas. Hasil uji

normalitas univariat dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Hasil Uji Normalitas Univariat


Shapiro-Wilks
Perlakuan
Statistic Df Sig.
Communication KIT IPA 0,973 22 0,789
Skill Tanpa
0,962 23 0,496
KIT IPA
Collaboration KIT IPA 0,928 22 0,112
Skill Tanpa
0,926 23 0,089
KIT IPA
Sikap Siaga KIT IPA 0,975 22 0,820
Bencana Tanpa
0,925 23 0,084
KIT IPA

Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai sig > 0,05. Adapun

hasil yang diperoleh berdasarkan hasil uji normalitas univariat menurut

shapiro-wilk yaitu pada variabel communication skill dengan perlakuan

menggunakan KIT IPA nilai sig sebesar 0,789 sedangkan tanpa KIT

IPA nilai sig sebesar 0,49. Variabel collaboration skill dengan

perlakuan menggunakan KIT IPA nilai sig sebesar 0,112 sedangkan

tanpa KIT IPA nilai sig sebesar 0,089. Variabel sikap siaga bencana

dengan perlakuan menggunakan KIT IPA nilai sig sebesar 0,820

sedangkan tanpa KIT IPA nilai sig sebesar 0,084. Dari semua variabel

diperoleh nilai sig lebih besar dari 0,05, sehingga data dikatakan

terdistribusi normal univariat. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa

119
semua data berdistribusi normal multivariat dan univariat. Maka asumsi

ini dikatakan terpenuhi.

g) Asumsi 7: “Terdapat hubungan linier antara variabel dependen dari

masin-masing kelompok variabel independent”. Untuk menentukan

keputusan, maka dibutuhkan uji linearitas pada SPSS dengan melihat

nilai sigifikansi (sig) pada deviantion from linearity, dapat dilihat pada

Tabel 31, Tabel 32 dan Tabel 33.

Tabel 31. Hasil ANOVA Table data Communication Skill dengan


Collaboration Skill
Sum of df Mean F Sig
squares Square
Communication Between Combined 0,156 40 0,004 0,785 0,704
Skill Groups Linearity 0,023 1 0,023 4,635 0,098
Collaboration Deviation 0,133 39 0,003 0,685 0,766
Skill from
Linearity
Wit 0,020 4 0,005
Total 0,176 44

Hasil yang ditunjukkan pada Tabel 31 bahwa nilai deviantion

from linearity pada variabel communication skill dan collaboration skill

yaitu 0,766. Dimana, data dapat dikatakan linier jika nilai sig > 0,05.

Oleh karena itu, variabel communication skill dan collaboration skill

memiliki hubungan yang linier secara signifikan.

Tabel 32. Hasil ANOVA Table data Communication Skill dengan


Sikap Siaga Bencana
Sum of df Mean F Sig
squares Square
Communication Between Combined 0,169 39 0,004 3,064 0,106
Skill Groups Linearity 0,4041 1 0,041 29,007 0,003
Sikap Siaga Deviation 0,128 38 0,003 2,381 0,163
Bencana from
Linearity
Wit 0,007 0,001

120
Sum of df Mean F Sig
squares Square
Total 0,176

Hasil yang ditunjukkan pada Tabel 32 bahwa nilai deviantion

from linearity pada variabel communication skill dan collaboration skill

yaitu 0,168. Dimana, data dapat dikatakan linier jika nilai sig > 0,05.

Oleh karena itu, variabel communication skill dan sikap siaga bencana

memiliki hubungan yang linier secara signifikan.

Tabel 33. Hasil ANOVA Table data Collaboration Skill dengan Sikap
Siaga Bencana
Sum of df Mean F Sig
squares Square
Collaboration Between Combined 2,310 39 0,059 1,989 0,228
Skill Groups Linearity 1,028 1 1,028 34,523 0,002
Sikap Siaga Deviation 1,282 38 0,034 1,133 0,498
Bencana from
Linearity
Wit 0,149 5 0,030
Total 2,459 44

Hasil yang ditunjukkan pada Tabel 33 bahwa nilai deviantion

from linearity pada variabel communication skill dan collaboration skill

yaitu 0,498. Dimana, data dapat dikatakan linier jika nilai sig > 0,05.

Oleh karena itu, variabel collaboration skill dan sikap siaga bencana

memiliki hubungan yang linier secara signifikan.

Hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa variabel

communication skill, collaboration skill¸dan sikap siaga bencana secara

signifikan memiliki hubungan linier. Maka asumsi ini dikatakan

terpenuhi.

121
h) Asumsi 8: “Terdapat homogenitas matriks varians-kovarian”. Untuk

mengetahuinya maka diperlukan pengujian menggunakan SPSS pada

hasil Box’s M test of equality of covariance. Tujuan digunakan Box’s M

test of equality of covariance, untuk mengetahui varibel dependen tidak

memiliki perbedaan (sama). Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat

pada Tabel 34.

Tabel 34. Hasil Box’s M test of Equality of Covariance


Box’s M 5,204
F 0,801
df1 6
df2 13319,259
Sig 0,569

Berdasarlan hasil pada Tabel 34 Menunjukkan bahwa nilai

signifikansi yang diperoleh sebesar 0,569. Dimana, data dapat

dikatakan homogen jika nilai sig > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa data tersebut homogenitas (tidak terdapat perbedaan). Maka,

asumsi ini dikatakan terpenuhi.

i) Asumsi 9: “Tidak adanya kasus multikolinieritas”. Menurut Pallant

(2016) multikolinieritas dapat terjadi jika terdapat variabel antar

variabel sangat berkorelasi, dengan nilai korelasi antara 0,8 atau 0,9.

Untuk mengetahui apakah terdapat kasus multikolinier maka

diperlukan korelasi dalam memeriksa korelasi antar variabel. Adapun

hasil yang diperoleh dengan menggunakan analisis korelasi. Hasil dapat

dilihat pada Tabel 35.

122
Tabel 35. Hasil Pearson Correlation variabel communication skill,
collaboration skill, dan sikap siaga bencana
Sikap
Communication Collaboration
Siaga
Skill Skill
Bencana
Communication Pearson
1 0,362 0,483
Skill Correlation
Sig (2-tailed) 0,015 0,001
N 45 45 45
Collaboration Pearson
0,362 1 0,647
Skill Correlation
Sig (2-tailed) 0,015 0,000
N 45 45 45
Sikap Siaga Pearson
0,483 0,647 1
Bencana Correlation
Sig (2-tailed) 0,001 0,000
N 45 45 45

Nilai Perason Correlation antar variabel yaitu: korelasi antara

communication skill dengan collaboration skill adalah 3,62,

communication skill dengan sikap siaga bencana adalah 0,483, dan

collaboration skill dengan sikap siaga bencana adalah 0,647. Sehingga,

dapat dikatakan bahwa tidak terdapat kasus multikolineritas. Uji

prasayat sebelum melakukan uji MANOVA telah terpenuhi (9 uji

asumsi), maka selanjutnya dapat melangkah melakukan uji MANOVA.

Hasil analisis dari uji asumsi dapat dilihat pada Lampiran 8.1, 8.2, 8.3,

8.4, dan 8.5

2) Hasil Uji One-Way MANOVA

Tujuan dilakukan uji one-way MANOVA yaitu untuk mengetahui

perbedaan communication skill, collaboration skill, dan sikapsiaga

bencana peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah

diberikan perlakuan. Adapun hasilnya dapat dilihat pada Tabel 36.

123
Tabel 36. Hasil Mutivariate tests
Hypothesis Error
Effect Value F Sig
df df
Intercept Pillai’s Trace 0,995 2932,104b 3,000 41,000 0,000
Wilks’Lambda 0,005 2932,104b 3,000 41,000 0,000
Hotelling’s
214,544 2932,104b 3,000 41,000 0,000
Trace
Roy’s Largest
214,544 2932,104b 3,000 41,000 0,000
Root
Perlakuan Pillai’s Trace 0,087 56,968b 3,000 41,000 0,000
Wilks’Lambda 0,193 56,968b 3,000 41,000 0,000
Hotelling’s
4,168 56,968b 3,000 41,000 0,000
Trace
Roy’s Largest
4,168 56,968b 3,000 41,000 0,000
Root

Hasil multivariate tests pada Tabel 36 digunakan dalam menjawab

hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Dimana, jika nilai sig lebih < 0,05

maka H0 ditolak, sebaliknya jika nilai sig > 0,05 maka H0 diterima.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai sig pada uji Wilks’Lambda sebesar

0,000 atau dengan kata lain nilai sig yang diperoleh < 0,05. Oleh karena

itu, H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat

perbedaan communication skill, collaboratin skill, dan sikap siaga bencana

peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan

perlakuan.

Tabel 37. Test of Between-Subjects Effects


Type II
Dependet Mean
Square Sum of df F Sig
Variable Square
Square
Corrected Communication
0,054a 1 0,054 18,870 0,000
Model Skill
Collaboration
1,236b 1 1,236 43,445 0,000
Skill
Sikap Siaga
0,755c 1 0,755 128,110 0,000
Bencana
Intercept Communication
23,420 1 23,420 8230,263 0,000
Skill

124
Collaboration
9,559 1 9,559 614,749 0,000
Skill
Sikap Siaga
3,625 1 3,625 18,870 0,000
Bencana
Perlakuan Communication
0,054 1 0,054 18,870 0,000
Skill
Collaboration
1,236 1 1,236 43,445 0,000
Skill
Sikap Siaga
0,755 1 0,755 128,110 0,000
Bencana
Error Communication
0,122 43 0,003 43,445
Skill
Collaboration
1,223 43 0,028 128,110
Skill
Sikap Siaga
0,254 43 0,006
Bencana
Total Communication
23,558 45
Skill
Collaboration
11,871 45
Skill
Sikap Siaga
4,562 45
Bencana
Corrected Communication
0,176 44
Total Skill
Collaboration
2,459 44
Skill
Sikap Siaga
1,009 44
Bencana

Berdasarkan hasil Test of Between-Subjects Effects, jika nilai sig <

0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan setelah diberikan perlakuan.

Dimana, variabel dependen communication skill memiliki nilai sig 0,000.

Variabel dependen collaboration skill memiliki nilai sig 0,000, variabel

dependen sikap siaga bencana memiliki nilai sig 0,000. Sehingga dapat

dikatakan bahwa terdapat perbedaan communication skill pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. Terdapat

perbedaan collaboratin skill pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

setelah diberikan perlakuan, dan terdapat perbedaan sikap siaga bencana

125
peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan

perlakuan. Hasil analisis uji one-way MANOVA dapat dilihat pada

Lampiran 8.6.

C. Revisi Produk

Produk yang dikembangkan diberikan kepada tim penilai (validator) dan

praktisi (guru IPA) untuk diberikan saran dan komentar. Tujuan dilakukan revisi,

agar diberikan masukan dan mengurangi kekurangan yang ada pada alat peraga KIT

IPA tanah longsor, agar produk yang dikembangkan menghasilkan produk yang

lebih baik. Revisi yang dilakukan pada produk alat peraga KIT IPA tanah longsor

terdiri dari tiga tahapan. Tahapan pertama setelah produk dinilai oleh validator,

tahapan kedua setelah melakukan uji coba terbatas, dan tahapan ketiga setelah

melakukan uji coba lapangan.

1. Revisi produk tahap pertama

Revisi yang dilakukan pada tahap ini yakni berdasarkan saran dan

masukan dari validator ahli media dan ahli materi.

a. Revisi berdasarkan saran dan komentar dari validator ahli media sebagai

berikut:

1) Mengganti tanah yang digunakan menjadi pasir yang dapat digunakan

berulang-ulang.

2) Alas atau pondasi untuk membentuk perbukitan lebih ditinggikan lagi.

3) Menambahkan batu kecil, sebagai pengganti bebatuan yg ada di

perbukitan.

126
4) Pada isi buku petunjuk penggunaan alat peraga KIT IPA tanah longsor,

menambahkan materi pada teori dasar,

5) Memperbaiki kalimat pertanyaan pada lembar kerja peserta didik dalam

buku petunjuk penggunaan

6) Ditambahkan denah bencana tanah longsor pada Kawasan tempat

penelitian

7) Menambahkan kalimat negatif pada angketsikap siaga bencana

8) Menambahkan gambar tanah ongsor pada soal tes communication skill

9) Memperbaiki tata letak pernyataan pada angket keterbacaan penggunaan

alat peraga KIT IPA tanah longsor

b. Revisi berdasarkan saran dan komentar dari validator ahli materi sebagai

berikut:

1) Menambahkan rubrik penilaian pada instrumen penilaian

communication skill

2) Memperbaiki kalimat rubrik penilaian pada lembar collaboration skill

3) Memperbaiki font tulisan pada buku petunjuk penggunaan

2. Revisi produk tahap kedua

Revisi yang dilakukan pada tahap ini jika terdapat kendala atau dibutuhkan

perbaikan dari hasil uji coba terbatas yang dilakukan. Berdasarkan hasil uji coba,

tidak ditemukan kendala atau perlu diperbaikan pada alat peraga KIT IPA tanah

longsor setelah uji keterbacaan penggunaan dilakukan. Hal tersebut dibuktikan

dengan hasil dari pengisian angket pada uji coba keterbacaan dari alat peraga

KIT IPA tanah longsor. Hasil keterbacaan penggunaan dari pengisian angket

127
yang dikerjakan peserta didik yaitu nilai keterbacaan penggunaa alat peraga KIT

IPA tanah longsor dinilai sangat baik.

3. Revisi produk tahap ketiga

Revisi yang dilakukan pada tahap ini setelah melakukan uji coba lapangan,

terdapat beberapa huruf yang salah ketik pada lembar observasi dan buku

petunjuk penggunaan. Masih terdapat kalimat dengan penggunaan huruf

kalipital yang kurang tepat. Hasil revisi yang telah dilakukan pada tahap ini

merupakan hasil akhir dari alat peraga KIT IPA tanah longsor yang telah

dikembangkan, berdasarkan model pengembangan yang digunakan (model 4D),

selanjutnya melangkah ke tahap disseminate.

D. Kajian Produk Akhir

Produk akhir yang dihasilkan dari penelitian ini adalah alat peraga KIT IPA

tanah longsor. Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini

menggunakan model pengembangan 4D (define, design, develop, dan disseminate).

Dikembangkannya produk ini, dengan tujuan untuk meningkatkan communication

skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana peserta didik kelas SMP Kelas

VII. Deskripsi produk, validitas, kepraktisan produk dan keefektifan produk yang

dikembangkan akan dijelaskan pada kajian produk akhir sebagai berikut.

1. Deskripsi Produk

Produk akhir yang telah dikembangkan ialah berupa alat peraga KIT IPA

tanah longsor. dapat dilihat pada Gambar 10 dan Lampiran 9.

128
Gambar 10. Produk Akhir Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor

Adapun karakteristik dari produk yang dikembangkan sebagai beriku:

a. Alat peraga KIT IPA tanah longsor merupakan media pembelajaran nyata

yang dapat dibongkar pasang serta dapat digunakan berulang-ulang.

b. Alat peraga KIT IPA tanah longsor berbentuk kotak dan berbahan plastik,

terdapat cover pada bagian atas box, memiliki pegangan agar memudahkan

dalam mengangkat box, dan memiliki 2 penguncian agar alat dan bahan

dalam box aman.

c. Setelah box terbuka, bagian dalam box terdapat 2 tingkatan. Bagian atas

memiliki sekat atau ruang dan bagian bawah terdapat kotak box kecil yang

dapat dikeluarkan. Sekat dan box kecil digunakan sebagai tempat menyimpan

alat dan bahan.

129
d. Kotak kecil digunakan sebagai wadah untuk merangkai berdasarkan kegiatan

yang akan dilakukan.

e. Masing-masing alat dan bahan memiliki tempat yang disediakan. Sehingga

memudahkan dalam merapikannya.

f. Alat yang digunakan yaitu rumah-rumahan, pepohonan, pasir, batu kecil,

spon, pluit, botol, gunting, dan imprabord, sedangkan bahan yang digunakan

yaitu lakban dan air.

g. Pasir yang digunakan merupakan pasir yang dapat digukan berulang kali. Jika

pasir yang digunakan telah basah, maka dapat dikeringkan. Proses

pengeringan dapat menggunakan wadah box kecil yang ada dalam box alat

peraga KIT.

h. Alat peraga KIT IPA tanah longsor memiliki buku petunjuk penggunaan, alat

dan bahan yang akan dirangkai, alat dan bahan dalam melakukan simulasi

bencana tanah longsor, dan dilengkapi dengan alat P3K.

i. Buku petunjuk penggunaan alat peraga KIT IPA tanah longsor memiliki

halaman cover, kata pengantar, daftar isi, kompetensi inti, kompetensi dasar,

indikator, daftar alat dan bahan, serta terdiri dari tiga macam kegiatan yang

dapat dilakukan. Setiap kegiatan memiliki tujuan pembelajaran yang akan

dicapai, dasar teori, langkah kerja, dan lembar kerja peserta didik yang akan

mereka diskusikan setelah melakukan percobaan. Memiliki daftar pustaka

dan terkahir terdapat biografi penulis. Dapat dilihat pada Lampiran 10.

j. Kegiatan yang digunakan pada alat peraga KIT IPA tanah longsor berfokus

pada proses dan penyebab terjadinya tanah longsor pada materi struktur bumi.

130
k. Alat peraga KIT IPA tanah longsor dikembangkan untuk meningkatkan

communication skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana peserta

didik.

l. Proses pembelajaran IPA yang dilakukan dengan alat peraga KIT IPA tanah

longsor mengikut pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Adapun

tahapan kegiatan pada pendekatan saintifik dengan model problem-based

learning yang dilakukan yaitu orientasi peserta didik pada masalah,

mengorganisasikan peserta didik untuk belajar dan membimbing

penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan

hasil karya, dan yang terkahir menganalisis dan mengevaluasi hasil. RPP

dapat dilihat pada Lampiran 4.

2. Validitas dan Kepraktisan Produk

Instrumen yang digunakan peneliti telah dinilai dan dinyatakan valid oleh

penilai, produk yang dikembangkan dinilai layak oleh ahli media dan materi,

sedangkan kepraktisan dinilai oleh guru IPA. Berdasarkan hasil penilaian, alat

peraga KIT IPA tanah longsor baik menurut ahli media dan ahi materi

menunjukkan bahwa alat peraga KIT IPA tanah longsor yang dikembangkan

masuk dalam kategori sangat baik sedangkan penilai menurut guru IPA yakni alat

peraga KIT IPA tanah longsor yang dikembangkan masuk dalam kategori sangat

baik. Adapun hasil uji keterbacaan menggunakan alat peraga KIT IPA tanah

longsor dengan 12 peserta didik yakni masuk dalam kategori sangat baik. Oleh

karena itu, berdasarkan penilaian ahli media, ahli materi dan guru IPA maka alat

131
peraga KIT IPA tanah longsor dinyatakan valid dan praktis untuk digunakan

sebagai media dalam pembelajaran.

3. Keefektifan Produk

Penilaian keefektifan produk alat peraga KIT IPA tanah longsor dilihat

berdasarkan peningkatan yang diperoleh dari communication skill, collaboration

skill, dan sikap siaga bencana pada kelas eksperimen dan kelas control, dimana

peningkatannya dilihat berdasarkan peroleh gain skor pada masing-masing

variabel. Variabel communication skill memperoleh peningkatan sebesar 0,76

dengan kategori tingga sedangkan kelas kontrol sebesar 0,69 dengan kategori

sedang. Collaboration skill memperoleh peningkatan sebesar 0,63 dengan

kategori sedang sedangkan kelas kontrol sebesar 0,3 dengan kategori rendah.

Sikap siaga bencana memperoleh peningkatan sebesar 0,41 dengan kategori

sedang sedangkan kelas kontrol sebesar 0,16 dengan kategori rendah.

Untuk lebih jelas, perbandingan peroleh skor posttest pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 11.

120 109,8

100 96

80

60
47,64
43,83
40 35,21
28,64

20

0
Communication Skill Collaboration Skill Sikap Siaga Bencana

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 11. Diagram skor posttest

132
Hasil uji MANOVA yang telah diperoleh menunjukkan ada perbedaan yang

signifikan communication skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana peserta

didik antara kelas eksperimen dan kelas control, serta jika dilihat berdasarkan tiap

variabel secara terpisah dengan hasil pada test of between subject effect diperoleh

bahwa terdapat perbedaan signifikan communication skill, collaboration skill dan

sikap siaga bencana peserta didik pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol

setelah diberi perlakuan. Menurut Apriyasha., et al (2019) KIT adalah suatu alat

yang dapat membantu untuk mendapatkan pengalaman belajar secara signifikan.

Menurut Fauziah., Masykuri., & Agung (2012) KIT adalah alat yang digunakan

dalam melakukan percobaan dalam meningkatkan prestasi peserta didik. Hasil ini

sejaan dengan penelitian Wiyatmo., Ruwanto., Suparno., & Jumadi (2017) bahwa

dengan menggunakan alat peraga IPA peserta didik dapat terampil, memiliki

keterampilan, pengetahuan dalam merancang alat peraga tersebut. KIT IPA dapat

digunakan untuk mendorong peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang

diberikan serta mampu menemukan solusi dari percobaan yang dilakukan (Rifai, et

al., 2015). KIT IPA merupakan media tiga dimensi, dimana media yang dapat

memberikan peserta didik pengetahuan dan pengalaman terhadap benda nyata,

peserta didik dapat dengan mudah memahami materi serta pembelajaran menjadi

aktif, tidak membosankan, bermakna, menarik, dan peserta didik dapat termotivasi

dengan adanya media pembelajaran (Mandala, et al., 2017), karena dengan

menggunakan KIT IPA peserta bersemangat serta antusias untuk mengikuti

kegiatan dan mendapatkan berbagai infomasi, keterampilan, pemahaman,

kemampuan tentang alam sekitar (Zulhelmi., et al, 2017), dimana peserta didik

133
mendapatkan pengetahuan dalam memecahkan permaslahan di kehidupan sehari-

hari (Makiyah., et al, 2019).

Produk yang dikembangkan merupakan berupa alat peraga KIT IPA tanah

longsor terbukti efektif dalam meningkatkan communication skill, collaboration

skill dan sikap siaga bencana berdasarkan perolehan skor gain dan uji MANOVA.

Hasil penelitian yang dilakukan sejalan dengan penelitian Sunggu (2019) bahwa

dengan penerapan media KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

pada mata pelajaran IPA. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Hasyim (2019)

bahwa peserta didik memberikan respon 94%, dengan kata lain penggunaan KIT

sangatlah penting digunakan dalam pembelajaran. Maharani., Wati., & Hartini

(2017) bahwa dengan menggunakan alat peraga effektif dalam pembelajaran.

Rifai., Tellu., & Saehana (2015) mengemukakan bahwa dengan menggunakan KIT

peserta didik antusias dalam pembelajaran, hal tersebut menunjukkan pembelajaran

menggunakan KIT sangat penting. Alat peraga juga dapat membantu peserta didik

dalam memahami materi pelajaran (Aldona., Sitompul., & Mursyid, 2015). Adapun

Hasil penelitian lainnya (Maliasih., Sulhadi., & Hindarto, 2015) menunjukkan

bahwa pengembangan alat peraga KIT hidrostatis terbukti dapat meningkatkan

pemahaman konsep peserta didik. Indayani (2015) mengemukakan hasil penelitian

yang diperoleh yaitu dengan penggunaan media KIT IPA dapat meningatkan

prestasi belajar peserta didik.

Adanya alat peraga KIT IPA tanah longsor, keterampilan komunikasi

peserta didik berkembang karena peserta didik memperoleh pengetahuan dalam

menyampaikan dan menerima informasi dengan menggunakan susunan kalimat

134
yang tersusun rapi serta menggunakan tanda baca yang benar agar informasi yang

disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh audiens atau pendengar,

keterampilan kolaborasi peserta didik berkembang karena peserta didik bekerja

bersama-sama, seperti menyatukan pendapat, memberi serta memperoleh ide-ide

yang telah dipikirkan dari kemampuan untuk mendapatkan suatu hasil serta

produk yang diharapkan. Menurut Yusefmi., & Sriyati (2016) keterampilan

komunikasi memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam berpikir dan

penyelidikan. Keterampilan komunikasi juga dapat dalam menghantarkan

pendapat, ide atau suatu gagasan secara efektif (Hawkins & Fillion, 1999).

Keterampilan komunikasi digunakan seseorang dalam menyampaikan suatu pesan

(Dixon & O’Hara, 2012: 4-11), dengan adanya keterampilan berkomunikasi akan

lebih memudahkan dalam menyampaikan suatu pesan, agar pesan yang

disampaikan dapat dimengerti (Hastuti, 2011). serta saling bertukar pendapat

dengan seseorang agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti. Baik secara

lisan, tulisan atau bahasa tubuh (Bialik & Fadel, 2015), dan keterampilan

komunikasi maka peserta didik dapat dengan mudah mengomunikasikan berbagai

hal yang berhubungan dengan materi pembelajaran, baik itu tulisan atau lisan

(Dipalaya et al., 2016) Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

Fujiati (2014) bahwa penggunaan alat peraga dapat mengefektifkan kemampuan

komunikasi peserta didik. Adapun hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh

Oktaviani., & Nugroho (2015) memperoleh hasil bahwa penerapan creative

problem solving dapat meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik.

Marfuah (2017) yang mengemukakan bahwa keterampilan komunikasi peserta

135
didik dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Nizatama., Rudibyani., & Sofya (2019) mengemukakan hasil penelitian

yang diperoleh yaitu dengan menggunakan media e-book dapat meningkatkan

keterampilan komunikasi peserta didik.

Adanya alat peraga KIT IPA tanah longsor, keterampilan Kolaborasi peserta

didik dapat memperoleh pengetahuan serta pemahaman yang baru dan terjalin

kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan, dimana berkolaborasi dapat

menyatukan perbedaan pendapat dari setiap orang, terjalin kerjasama dalam

diskusi untuk memberi tanggapan, saran, dan saling mendengarkan satu sama lain

(Kereluik, Mishra, Fahnoe, & Terry, 2013). Keterampilan berkoraborasi

merupakan proses pembelajaran yang sangat penting karena peserta didik dapat

bekerja bersama-sama untuk memecahkan suatu permasaahan (Kusuma, Jalmo,

& Yolida, 2019), serta pentingnya kerja sama (Franco & Haase, 2013), sehingga

kolaborasi digunakan dalam melatih peserta didik untuk fleksibel dan

menunjukkan rasa kompromi antar sesama demi tujuan yang akan dicapai.

Berkolaborasi peserta didik akan dilatih bekerja sama, terlibat bersama dengan

tugas yang memiliki arti penting serta menyusun pengetahuan-pengetahuan

hingga mendapatkan hasil serta bermacam-macam produk (Pacific Policy

Research Center, 2010). Hal tersebut sesuai penelitian Saenab, et al (2017) bahwa

keberhasilan peserta didik dikarenakan proses kolaborasi yang dilakukan dalam

adanya kerjasama untuk membagi tanggung jawab, dan peserta didik ikut andil

dalam mengerjakan pekerjaan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Sriyanti

(2017) bahwa kolaborasi peserta didik dapat meningkat dengan bantuan alat

136
peraga. Adapun hasi penelitian lainnya oleh Fitriyani, Jalmo, & Yolida (2019)

memperoleh hasil bahwa dengan menggunakan model problem based learning

dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi peserta didik. Tuti., Mawardi., &

Astuti (2019) memperoleh hasil bahwa dengan penggunaan model pembelajaran

TGT dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi peserta didik. Hal tersebut

sejalan dengan Sunbanu., Mawardi., & Wardani, (2019) bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif two stay two stray dapat

meningkatkan keterampilan kolaborasi peserta didik.

Adanya alat peraga KIT IPA tanah longsor, sikap siaga bencana peserta

didik berkembang karena peserta didik memperoleh pengetahuan tentang

tindakan yang akan diambil jika terjadi bencana dengan tujuan untuk pengurangan

risiko seperti kerugian materi serta korban jiwa. Menurut Rañeses., et al, 2018;

Widjanarko & Minnafiah (2018) sikap siaga adalah suatu tindakan sebelum

adanya bencana (pra bencana). Tujuannya ialah agar dampak yang diakibatkan

dari bencana dapat berkurang atau mngurangi risiko dari dampak tersebut. Adanya

kesiapsiagaan dapat mengurangi kurugian, kerusakan serta korban jiwa (Purnama,

2017: 35). Hal tersebut relevan dengan penelitian Mudzakiroh., & Hariyono

(2013) bahwa dengan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan sikap sadar

bencana peserta didik. Hasil penelitian yang diakukan Purwani., Fridani., &

Fahrurrozi (2019) menunjukkan bahwa sikap siaga bencana peserta didik dapat

meningkat dengan penggunaan media grafis. Sejalan dengan penelitian Indiasari

(2016) bahwa pemberian simulasi pada peserta didik tentang siaga bencana dapat

memberikan dampak postif. Penelitian Wulandari (2018) memperoleh hasil

137
bahwa kesiapsiagaan peserta didik dapat meningkat dengan menggunakan media.

Didukung juga oleh penelitian Daud., Sari., Milfayetty., & Dirhamsyah (2014)

bahwa kesiapsiagaan bencana peserta didik dapat meningkat dengan memberikan

pelatihan siaga bencana.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan memiliki keterbatasan yang dapat dipertimbangan

bagi peneliti selanjutnya. Beberapa keterbatasan peneliti sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran pada bagian diskusi, masih ada beberapa

kelompok yang lambat dalam mendiskusikan tugas yang diberikan (LKPD).

2. Pelaksanaan simulasi terjadinya tanah longsor tidak menggunakan area

sekitar sekolah atau lapangan sebagai tempat evakuasi pada saat penelitian.

Hal tersebut disebabkan karena terjadinya hujan sehingga peneliti

menggunakan cara aternatif yaitu memanfaatkan halaman depan kelas

sebagai tempat evakuasi. Hal tersebut kurang efektif, karena halaman depan

kelas sedikit basah dan sempit sehingga peserta didik tidak menghayati

perannya pada saat berlarian keluar ruangan.

138
V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pengembangan dan

penelitian tentang alat peraga KIT IPA tanah longsor, sebagai berikut:

1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah dinyatakan valid untuk

digunakan berdasarkan penilaian validator ahli. Alat peraga KIT IPA tanah

longsor dinilai layak untuk digunakan berdasarkan penilaian ahli media dan

ahli materi, skor yang diperoleh berdasarkan penilaian ahli media sebesar

3,857 dengan kategori sangat baik dan penilaian ahli materi sebesar 3,714

dengan kategori sangat baik. Alat peraga KIT IPA tanah longsor dinilai

praktis berdasarkan penilaian guru mata pelajaran IPA dengan skor sebesar

3,587 dengan kategori sangat baik.

2. Terdapat perbedaan signifikan communication skill, collaboration skill dan

sikap siaga bencana peserta didik pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol

setelah diberi perlakuan, sehingga Produk yang dikembangkan berupa alat

peraga KIT IPA tanah longsor terbukti efektif dalam meningkatkan

communication skill, collaboration skill dan sikap siaga bencana

B. Saran

Berdasarkan hasil pengembangan dan penelitian tentang alat peraga KIT

IPA tanah longsor yang telah dilakukan, adapun saran dari pemanfaatan produk

sebagai berikut:

1. Alat peraga KIT IPA tanah longsor dapat melatih keterampilan yang lain,

seperti Critical Thinking dan Creative Thinking pada peserta didik.

139
2. Permasalah yang sering ditemukan karena kurangnya keinginan peserta didik

untuk aktif dalam berdiskusi, sehingga disarankan untuk membiasakan diri

untuk berdiskusi dalam kelas.

3. Kegiatan pembelajaran dalam kelas sebaiknya melatih communication skill

serta collaboration skill peserta didik

4. Sebaiknya setiap sekolah atau guru, sering menjadwalkan kegiatan simulasi

dan latihan kesiapsiagaan bencana kepada peserta didik.

5. Setelah menggunakan alat, sekiranya menginfokan untuk menyimpan ke

dalam kotak. Sebab terkadang peserta didik menjadikan alat atau bahan

sebagai mainan.

C. Diseminasi dan Pengembangan Produk

Hasil akhir dari pengembangan alat peraga KIT IPA tanah longsor telah

digunakan di SMP Negeri 4 Prambanan, Sleman, DIY. Hasil pengembangan

diberikan ke sekolah tempat dilakukannya penelitian. Disseminasi, hasil penelitian

dipublikasikan melalui artikel ilmiah yang diseminarkan dan atau dipublikasi ke

jurnal international.

140
DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyan. (2007). Sosiologi skematika teori dan terapan. Jakarta; Bumi Aksara.

Addiarto, W., & Yunita, R. (2019, September). Aplikasi media tabletop disaster

exercise (tde) untuk meningkatkan kesadaran dalam menghadapi bencana. In

Prosiding Conference on Research and Community Services 1(1), pp. 593-

598.

Ainscow, M. (2016). Collaboration as a strategy for promoting equity in education:

possibilities and barriers. Journal of Professional Capital and Community,

1(2), 159–172. https://doi.org/10.1108/jpcc-12-2015-0013

Alatas, F., Mulhayatiah, D., & Jahrudin, A. (2015). Penggunaan alat peraga

uotation timer dan roda fleksibel Untuk meningkatkan kemampuan analisis

siswa. Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran IPA, 1(1), 60–75.

https://doi.org/10.30870/jppi.v1i1.327

Aldona, V., Sitompul, S. S., & Mursyid, S. (2015). Meningkatkan hasil belajar

fisika menggunakan alat peraga papan optik di SMP. Jurnal Pendidikan Dan

Pembelajaran, 4(9).

Ali, M. (2009). Pengembangan media pembelajaran interaktif Mata kuliah medan

elektromagnetik. Jurnal Edukasi@Elektro, 5(1), 11–18.

Aliftika, O., Purwanto, P., & Utari, S. (2018). Profil keterampilan abad 21 siswa

sma pada pembelajaran project based learning (pjbl) materi gerak lurus.

Wahana Pendidikan Fisika, 4(2), 141-147.

Amaliya, S., Rusilowati, A., & Supriyadi. (2011). Penerapan Physics

Communication Games Dengan Pendekatan Sets Untuk Meningkatkan

141
Pemahaman Kebencanaan Dan Minat Belajar Sains Fisika Siswa Smp. Jurnal

Pendidikan Fisika Indonesia, 7, 101-105.

Appleby-Arnold, S., Brockdorff, N., Jakovljev, I., & Zdravković, S. (2018).

Applying cultural values to encourage disaster preparedness: Lessons from a

low-hazard country. International Journal of Disaster Risk Reduction, 31, 37–

44. https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2018.04.015

Apriyasha, F. A., Hidayat, T., & Anita, N. (2019). Pengembangan media kit

pembelajaran untuk siswa kelas iii sekolah dasar terhadap materi pecahan

sederhana. Jurnal Kajian Pendidikan Matematika (JKPM), 4(2)

Argianti, D. (2016). Pengembangan Permainan Tutasting (Batu, Kertas, Gunting)

sebagai Media Pembelajaran Materi Bahan Tambahan Makanan untuk

Melatihkan Keterampilan Komunikasi Siswa SMP. Pensa E-Jurnal:

Pendidikan Sains, 4(01).

Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Astuti, E. M., Widyatmoko, D. S., & Sudibyakto. (2011). Analisis risiko tanah

longsor desa tieng kecamatan kejajar kabupaten wonosobo. Majalah Geografi

Indonesia, 25(2), 133–149.

Asyhar, R. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi

Jakarta

Basuki, B., Doyan, A., & Harjono, A. (2015). Pengembangan Alat Peraga Kotak

Energi Model Inkuiri Terbimbing (APKEMIT) Sebagai Penunjang

Pembelajaran Fisika SMA Pada Materi Suhu dan Kalor. Jurnal Penelitian

Pendidikan IPA, 1(2)

142
Bayuaji, D. G., Nurgraha, A. L., & Sukmono, A. (2016). Analisis penentuan zonasi

resiko bencana tanah longsor berbasis sistem informasi geografis (studi kasus :

abupaten banjarnegara). Jurnal Geodesi Undip, 5(1), 326–335.

Bell, S. (2010). Project-Based Learning for the 21st Century: Skills for the Future.

The Clearing House: A Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas,

83(2), 39–43. https://doi.org/10.1080/00098650903505415

Berg-Weger, M., & Schneider, F. D. (1998). Interdisciplinary collaboration in

social work education. Journal of Social Work Education, 34(1), 97–107.

Bialik, M., & Fadel, C. (2015). Skills for 21st century: what should student learn.

Switzerland: Center for curriculum redesign

Binkley, M., Erstad, O., Herman, J., Raizen, S., Ripley, M., Miller-Ricci, M., &

Rumble, M. (2012). Defining twenty-first century skills. Assessment and

teaching of 21st century skills (Vol. 9789400723).

https://doi.org/10.1007/978-94-007-2324-5

BNPB. (2012). Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh menghadapi Bencana.

Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana

BNPB. (2017). Buku pedoman latihan kesiapsiagaan bencana, membangun

kesadaran kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

BNPB. (2018). Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh menghadapi Bencana.

Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Carlgren, T. (2013). Communication, Critical Thinking, Problem Solving: A

Suggested Course for All High School Students in the 21st Century.

143
Interchange, 44, 63–81. https://doi.org/10.1007/s10780-013-9197-8

Cartwright, C., Hall, M., & Lee, A. C. K. (2017). The changing health priorities of

earthquake response and implications for preparedness: a scoping review.

Public Health, 150, 60–70. https://doi.org/10.1016/j.puhe.2017.04.024

Chawla, D., & Sondhi, N. (2015). Research methodology concepts and cases,

second edition. India: House Pvt Ltd

Chung, Y., Yoo, J., Kim, S. W., Lee, H., & Zeidler, D. L. (2016). Enhancing

Students’ Communication Skills in the Science Classroom Through

Socioscientific Issues. International Journal of Science and Mathematics

Education, 14(1), 1–27. https://doi.org/10.1007/s10763-014-9557-6

Collete, A. T., & Chiappetta, E. L (2014). Science Instruction in the middle and

secondary schools. United States: Pearson Education

Cook, A. D. B., Shrestha, M., & Zin Bo Htet. (2018). An assessment of international

emergency disaster response to the 2015 Nepal earthquakes. International

Journal of Disaster Risk Reduction, 31, 535–547.

https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2018.05.014

Christopher, D. H., & Verjee, R. (2010). Flash flood early warning system

reference guide. USA: COMET.

Daud, R., Sari, S. A., Milfayetty, S., & Dirhamsyah, M. (2014). Penerapan pelatihan

siaga bencana dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan

komunitas sma negeri 5 banda aceh. Jurnal Ilmiah Kebencanaan (JIKA),1(1),

26-34

Dewi, I. P. M., Suryadarma, I. G. P., Wilujeng, I., & Wahyuningsih, S. (2017). The

144
effect of science learning integrated with local potential of wood carving and

pottery towards the junior high school students’ critical thinking skills. Jurnal

Pendidikan IPA Indonesia, 6(1), 103–109.

https://doi.org/10.15294/jpii.v6i1.9598

Dipalaya, T., Susilo, H., & Corebima, A. D. (2016). Pengaruh strategi pembelajaran

pdeode (predict-discuss-explain-observe-discuss-explain) pada kemampuan

akademik berbeda terhadap keterampilan komunikasi siswa. Jurnal

Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 1(9), 1713–1720.

Direja, A. H. S., & Wulan, S. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan dalam Menghadapi Bencana Gempabumi

dan Tsunami. Journal Dialog Penanggulangan Bencana BNPB, 9(2), 102–

115.

Divan, A., & Mason, S. (2016). A programme-wide training framework to facilitate

scientific communication skills development amongst biological sciences

Masters students. Journal of Further and Higher Education, 40(4), 543–567.

https://doi.org/10.1080/0309877X.2014.1000276

Dixon, T., & O'Hara, M. (2012). Making practice based learning work:

communication skills. Northern Ireland: University of Ulster

Effendi, A. D. (2008). Identifikasi kejadian longsor dan penentuan faktor-faktor

utama penyebabnya di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor.

Faculty of Forestry, Bogor Agricultural University. Bogor.

Ellis, R. A., Han, F., & Pardo, A. (2018). When Does Collaboration Lead to Deeper

Learning? Renewed Definitions of Collaboration for Engineering Students.

145
IEEE Transactions on Learning Technologies, 12(1), 123–132.

https://doi.org/10.1109/TLT.2018.2836942

Emda, A. (2011). Pemanfaatan media dalam pembelajaran biologi di sekolah.

Jurnal Ilmiah Didaktika, 12(1), 149–162.

https://doi.org/10.22373/jid.v12i1.444

Etkin, D. (2016). Disaster theory, interdisciplinary approach to concept and

causes. USA: Elsevier

Fajria, L. (2017). Tingkat kerawanan tanah longsror di Kecamatan Prambanan

Kabupaten Sleman menggunakan informasi geografis. Geo Educasia, 2(3),

385–406. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Farhi, Z. (2012). Tingkat Kerentanan Dan Indeks Kesiapsiagaan Masyarakat

Terhadap Bencana Tanah Longsor Di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten

Brebes. Majalah Geografi Indonesia, 26(1), 80–97.

https://doi.org/10.22146/mgi.13406

Fatimah, F. (2012). Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Pemecahan Masalah

Melalui Problem Based-Learning. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi

Pendidikan, 16(1), 249–259. https://doi.org/10.21831/pep.v16i1.1116

Fathonah, S & Prasetyo, Z. K. (2010). Pembelajaran sains. Yogyakarta: Ombak

Fauziah, N., M. Masykuri, & Nugroho, A C.S. (2012). Studi komparasi metode

pembelajaran student teams achievement division (stad) menggunakan peta

pikiran (mind mapping) dan peta konsep (concept mapping) terhadap prestasi

belajar siswa pada materi pokok sistem periodik unsur siswa kelas x semester

ganjil sma negeri kebakkramat tahun pelajaran 2012/2013´. Jurnal Pendidikan

146
Kimia (JPK), 2(2).

Fitriadi, M. W., Kumalawati, R., & Arisanty, D. (2017). Tingkat kesiapsiagaan

masyarakat terhadap bencana tanah longsor di desa jaro kecamatan jaro

kabupaten tabalong. JPG (Jurnal Pendidikan Geografi), 4(4), 32–41.

Fitrissani, Sari, S. A., Milfayetty, S., & Dirhamsyah, M. (2014). Pengembangan

Modul Kesiapsiagaan gempa Bumi pada Materi Geografi untuk meningkatkan

Kesiapsiagaan siswa SMAN 5 Banda Aceh. Jurnal Ilmu Kebencanaan:

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, 1(1), 9–16.

Fitriyani, D., Jalmo, T., & Yolida, B. (2019). Penggunaan model discovery learning

untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi dan berpikir tingkat tinggi.

Jurnal Bioterdidik, 7(3), 77–87.

Foley, J. M., Bruno, B. C., Tolman, R. T., Kagami, R. S., Hsia, M. H., Mayer, B.,

& Inazu, J. K. (2013). C-MORE science kits as a classroom learning tool.

Journal of Geoscience Education, 61(3), 256-267

Franco, M., & Haase, H. (2013). Interfirm Alliances: A Taxonomy for SMEs. Long

Range Planning, 48(3), 1-14. https://doi.org/10.1016/j.lrp.2013.08.007

Fransen, J., Weinberger, A., & Kirschner, P. A. (2013). Team Effectiveness and

Team Development in CSCL. Educational Psychologist, 48(1), 9–24.

https://doi.org/10.1080/00461520.2012.747947

Fuhrmann, S., Stone, L. D., Casey, M. C., Curtis, M. D., Doyle, A. L., Earle, B. D.,

& Schermerhorn, S. M. (2014). Teaching disaster preparedness in geographic

education. Journal of Geography, 107(3), 112–120.

https://doi.org/10.1080/00221340802458482

147
Fujiati, I. (2014). Keefektifan model pogil berbantuan alat peraga berbasis

etnomatematika terhadap kemampuan komunikasi matematis. Unnes Journal

of Mathematics Education, 3(3).

Genlott, A. A., & Grönlund, Å. (2016). Closing the gaps - Improving literacy and

mathematics by ict-enhanced collaboration. Computers and Education, 99,

68–80. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2016.04.004

Goldberg, F., Price, E., Robinson, S., Boyd-Harlow, D., & McKean, M. (2012).

Developing the learning physical science curriculum: Adapting a small

enrollment, laboratory and discussion based physical science course for large

enrollments. Physical Review Special Topics - Physics Education Research,

8(1), 1–24. https://doi.org/10.1103/PhysRevSTPER.8.010121

Goltz, J. D., & Bourque, L. B. (2017). Earthquakes and human behavior: A

sociological perspective. International Journal of Disaster Risk Reduction, 21,

251–265. https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2016.12.007

Greenstein, L. (2012). Assesing 21st century skills: A guide to evaluating mastery

and authentic learning. London: SAGE Publication Ltd.

Haerudin, H. (2013). Pengaruh Pendekatan Savi Terhadap Kemampuan

Komunikasi Dan Penalaran Matematikserta Kemandirian Belajar Siswa Smp.

Infinity Journal, 2(2), 183–193. https://doi.org/10.22460/infinity.v2i2.34

Hake, R. R. (1998). Interactive-engagement versus traditional methods: A six

thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics

courses. American Journal of Physics, 66(1), 64-74.

http://doi.org/10.1119/1/18809.

148
Halimah, L., & Sukmayadi, V. (2019). The role of “jigsaw” method in enhancing

Indonesian prospective teachers’ pedagogical knowledge and communication

skill. International Journal of Instruction, 12(2), 289–304.

https://doi.org/10.29333/iji.2019.12219a

Hardianti, R. D., Taufiq, M., & Pamelasari, S. D. (2017). The development of

alternative assessment instrument in web - based scientific communication

skill in science education seminar course. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,

6(1), 123–129. https://doi.org/10.15294/jpii.v6i1.7885

Hardie, J. & Bristow, R. (2016). The Right combination: CBI/Pear-son Education

and Skills Survey. London: United Kingdom.

Hartati, B. (2010). Pengembangan alat peraga gaya gesek untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa sma. Pendidikan Fisika Indonesia, 6, 128–

132

Hastuti, E. (2011). Sifat kritik membangun keterampilan berkomunikasi. Jurnal

Universitas Gunadarma, 5(11)

Hasyim, F. (2019). Analisis Respon Siswa terhadap Penggunaan KIT Kalorimeter

dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Kalor. Berkala Ilmiah Pendidikan

Fisika, 7(1), 11-18

Hawkins, K. W., & Fillion, B. P. (1999). Perceived communication skill needs for

work groups. Communication Research Reports, 16(2), 167–174.

https://doi.org/10.1080/08824099909388714

Haryanti, A., & Suwarma, I. R. (2018). Profil keterampilan komunikasi siswa SMP

dalam pembelajaran IPA berbasis STEM.Wahana Pendidikan Fisika, 3(1), 49-

149
54.

Heath, T. (1988). Communication Skills and Veterinary Education. Higher

Education Research & Development, 7(2), 111–117.

https://doi.org/10.1080/0729436880070202

Henry, S. G., Holmboe, E. S., & Frankel, R. M. (2013). Evidence-based

competencies for improving communication skills in graduate medical

education: A review with suggestions for implementation. Medical Teacher,

35(5), 395–403. https://doi.org/10.3109/0142159X.2013.769677

Hewitt, P. G. (2006). Conceptual physics. San Francisco: Pearson Addison Wesley.

Hewitt, P. G., Lyons, S., Suchocki, J., & Yeh, J. (2007). Conceptual integrated

science. San Francisco: Pearson Education

Hidayati, D., Permana, H., Pribadi, K., Ismail, F., Meyers, K., Widayatun.,

Handayani, T., Bustami., Daliyo, D. A., Fitranita., Nagib, L., Ngadi., Kumoro,

Y., Rafliana, I., & Argo, A. (2006). Kajian kesiapsiagaan masyarakat dalam

mengatasi bencana gempa bumi dan tsunami. LIPIUNECO-ISDR, Jakarta.

Hiwasaki, L., Luna, E., Syamsidik, & Shaw, R. (2014). Process for integrating local

and indigenous knowledge with science for hydro-meteorological disaster risk

reduction and climate change adaptation in coastal and small island

communities. International Journal of Disaster Risk Reduction, 10, 15–27.

https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2014.07.007

Hyndman, D., & Hyndman, D. (2016). Natural hazards & disasters, fifth edition.

Cengage Learning.

Indayani, L. (2015). Peningkatan prestasi belajar peserta didik melalui penggunaan

150
media kit ipa di smp negeri 10 probolinggo. Jurnal Kebijakan dan

Pengembangan Pendidikan, 3(1), 54-60

Indiasari, F. N. (2016). Pengaruh pemberian metode simulasi siaga bencana gempa

bumi terhadap kesiapsiagaan anak di yogyakarta. Jurnal Keperawatan

Soedirman, 11(3), 1-7

Iwuoha, C. U., & Peters, C. B. (2019). Improving business education programme

through school-industry collaboration for capacity building in imo state,

nigeria. Nigerian Journal of Business Education (NIGJBED), 6(2), 34-40.

Jayanti, R. (2019). Profil keterampilan dan sikap kolaborasi siswa smpn 35

palembang pada materi pembelajaran ipa dalam mempersiapkan generasi abad

21. Universitas Muhammadiyah Palembang, Skripsi thesis.

Kagawa, F., & Selby, D. (2012). Ready for the storm: education for disaster risk

reduction and climate change adaptation and mitigation 1. Journal of

Education for Sustainable Development, 6(20, 207-217.

Keller, E., & DeVecchio. (2015). Natural hazards: earth’s processes as hazards,

disasters, and catastrophes. In Pearson Higher Education AU.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Kemendikbud. (2013). Pedoman implementasi kurikulum 2013. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kereluik, K., Mishra, P., Fahnoe, C., & Terry, L. (2013). What Knowledge is of

most Worth: teacher knowledge for 21st century learning. Journal of Digital

Learning in Teacher Education, 29(4), 127–140.

https://doi.org/10.1080/21532974.2013.10784716

151
Kitagawa, K. (2017). Situating preparedness education within public pedagogy.

Pedagogy, Culture and Society, 25(1), 1–13.

https://doi.org/10.1080/14681366.2016.1200660

Koballa & Chiappetta. (2010). Science Instruction in the Middle and Secondary

Schools. USA: Pearson.

Kumalaretna, W. N. D., & Mulyono, M. (2017). Kemampuan Komunikasi

Matematis Ditinjau dari Karakter Kolaborasi dalam Pembelajaran Project

Based Learning (Pjbl). Unnes Journal of Mathematics Education Research,

6(2), 195-205

Kusuma, F. F., Jalmo, T., & Yolida, B. (2019). Penggunaan model discovery

learning untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi dan berpikir tingkat

tinggi. Jurnal Bioterdidik, 7(2), 93–102

Kwesi-Buor, J., Menachof, D., & Talas, R. H. A. (2016). Scenario analysis and

disaster preparedness for port and maritime logistics risk management.

Accident Analysis & Prevention. http://dx.doi.org/10.1016/j.aap.2016.07.013

Lai, E., DiCerbo, K., & Foltz, P. (2017). Skills for Today: what we know about

teaching and assessing collaboration. London: Pearson.

Laksana, D.L., Masyikuri, & Prayitno., B.A. (2013). Model pembelajaran generatif

disertai media riil dan media virtuil ditinjau dari sikap ilmiah dan gaya belajar.

Tesis Doktor pada UNS Yogyakarta: Tidak diterbitkan.

Lawson, H. A. (2004). The logic of collaboration in education and the human

services. Journal of Interprofessional Care, 18(3), 225–237.

https://doi.org/10.1080/13561820410001731278

152
Maharani, M., Wati, M., & Hartini, S. (2017). Pengembangan alat peraga pada

materi usaha dan energi untuk melatihkan keterampilan proses sains melalui

model inquiry discovery learning (IDL terbimbing). Berkala Ilmiah

Pendidikan Fisika, 5(3).

Makiyah, Y. S., Malik, A., Susanti, E., & Mahmudah, I. R. (2019). Higher order

thinking real and virtual laboratory (HOTRVL) untuk meningkatkan

keterampilan abad ke-21 mahasiswa pendidikan fisika. Diffraction, 1(1).

Maliasih., Sulhadi., & Hindarto, N. (2015). Pengembangan alat peraga KIT

hidrostatis untuk meningkatkan pemahaman konsep tekanan zat cair pada

siswa smp. Unnes Physics Education Journal, 4(3), 51–57.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1089/ars.2015.6320

Malik, A. (2018). Using hot lab to increase pre-service physics teacher’s critical

thinking skills related to the topic of RLC circuit. Journal of Physics: Conf.

Series 1013, 012023 https://doi:10.1088/17426596/1013/1/012023).

Mandala, A. Y. W., Darmawan, H., & Boisandi. (2017). Penerapan model sains

teknologi masyarakat menggunakan media rill dan virtuil ditinjau dari

keterampilan proses sains siswa. Seminar Nasional Pendidikan MIPA dan

Teknologi IKIP PGRI Pontianak

Mardapi, D. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan non tes. Yogyakarta:

Mitra Cendikia Press.

Marfuah. (2017). Meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik melalui

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial

(JPIS), 26(2), 148-160.

153
Marlyono, S. G., Pasya, G. K., & Nandi. (2018). Pengaruh literasi informasi

bencana terhadap kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana di

provinsi jawa barat. Gea. Jurnal Pendidikan Geografi, 16(2), 116–123.

https://doi.org/10.17509/gea.v16i2.4491

Matthews, M., & Gokool, R. (2018). Second language teaching of vocation-specific

isiZulu communication skills to health sciences students. South African

Journal of African Languages, 38(2), 149–158.

https://doi.org/10.1080/02572117.2018.1463703

McCarthy, B., O’Donovan, M., & Twomey, A. (2008). Person-centred

communication: Design, implementation and evaluation of a communication

skills module for under-graduate nursing students - An Irish context.

Contemporary Nurse, 27(2), 207–222.

https://doi.org/10.5172/conu.2008.27.2.207

Mercer-Mapstone, L. D., & Matthews, K. E. (2017). Student perceptions of

communication skills in undergraduate science at an Australian research-

intensive university. Assessment and Evaluation in Higher Education, 42(1),

98–114. https://doi.org/10.1080/02602938.2015.1084492

Michaud, D. (2017). Leadership And Collaborative Skill Development For The

Digital World. Mapping the Field of Adult and Continuing Education: An

International Compendium, 53.

Midtbust, L. G. H., Dyregrov, A., & Djup, H. W. (2018). Communicating with

children and adolescents about the risk of natural disasters. European Journal

of Psychotraumatology, 9(sup2).

154
https://doi.org/10.1080/20008198.2018.1429771

Morgan, G. J. (1997). Communication skills required by accounting graduates:

Practitioner and academic perceptions. Accounting Education, 6(2), 93–107.

https://doi.org/10.1080/096392897331514

Mosenson, A. B., & Fox, W. S. (2011). Teaching 21st Century Process Skills to

Strengthen and Enhance Family and Consumer Sciences Education. Journal

of Family & Consumer Sciences, 103(1).

Mudzakiroh, H., & Hariyono, E. (2013). Pengembangan Alat Peraga Alarm Gempa

Bumi Sebagai Media Pembelajaran Materi Gelombang Kelas XI di SMA

Negeri 1 Panggul, Trenggalek. Inovasi Pendidikan Fisika, 2(3).

Muhson, A. (2010). Pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi

informasi. Pendidikan Akuntansi Indonesia, VIII(2), 1–10.

Mulati, T. W., & Kyalo, N. M. (2019). Industry- TVET Collaboration on Students

’ Skill Acquisition : The Case of TVET Institutions in North Rift. Africa

Journal of Technical and Vocational Education and Training, 4(1), 44–55.

Mulyono, A., & Iqbal, P. (2015). Karakteristik Fisik Tanah Longsoran Di Jalur

Transek Liwa-Bukit Kemuning, lampung barat. 6(1), 9–18.

Mursalina, D. (2014). Keefektifan kartu pintar pengetahuan terhadap aktivitas dan

hasil belajar struktur bumi. Journal of Elementary Education.

Nandi. (2007). Longsor. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI.

NEMA., UNDP., Unicaf., OCHA., MSB., UNHCR., OIM., FAO., & UNFPA.

(2012). Emergency preparedness and response (EPR), disaster risk reduction

(DRR) capacity assessment. National Capacity Asessment Report: Federal

155
Republic of Nigeria

Newnham, E. A., Tearne, J., Gao, X., Guragain, B., Jiao, F., Ghimire, L., &

Leaning, J. (2019). Tailoring disaster risk reduction for adolescents:

Qualitative perspectives from China and Nepal. International Journal of

Disaster Risk Reduction, 34, 337–345.

https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2018.12.020

Nizatama, A. F., Rudibyani, R. B., & Sofya, E. (2019). Efektivitas media e-book

untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan penguasaan konsep siswa.

Jurnal Pendidikan dan Pengembangan Kimia, 8(3), 369-481.

Noroozi, O., Teasley, S. D., Biemans, H. J. A., Weinberger, A., & Mulder, M.

(2013). Facilitating learning in multidisciplinary groups with transactive

CSCL scripts. In International Journal of Computer-Supported Collaborative

Learning (Vol. 8). https://doi.org/10.1007/s11412-012-9162-z

Nurafiah, V., Utari, S., & Liliawati, W. (2018). Profil keterampilan abad 21 siswa

sma pada project based learning (pjbl) materi tegangan permukaan. Wahana

Pendidikan Fisika, 4(2), 134-140.

Ojo, O. E. (2013). Global Overview of Disaster: Nature; Concept; Impacts and

Management Measures. Course paper presented at the 15th edition of MCPDP

By NITP and TOPREC.19th-20th June, 2012 in Ta’al Conference hotel Lafia

Nasarawastate-Nigeria

Okeke, U. N. (2014). Assessment of business competences possessed by business

education graduates for self relevance. International Journal of Educational

Research and Development 4(1)98-106.

156
Oktafiani, P., Subali, B., & Edie, S. S. (2017). Pengembangan alat peraga kit optik

serbaguna (AP-KOS) untuk meningkatkan keterampilan proses sains. Jurnal

Inovasi Pendidikan IPA, 3(2), 189–200.

https://doi.org/10.21831/jipi.v3i2.14496

Oktaviani, F., & Hidayat, T. (2010). Profil keterampilan berkomunikasi siswa sma

menggunakan metode fenetik dalam pembelajaran klasifikasi arthropoda.

Jurnal Pengajaran MIPA, 15(1), 13-24.

Oktaviani, A. N., & Nugroho, S. E. (2015). Penerapan model creative problem

solving pada pembelajaran kalor untuk meningkatkan pemahaman konsep dan

keterampilan komunikasi. Unnes Physics Education Journal (UPEJ), 4(1), 26-

31.

Paimin., Sukresno., & Pramono, I. B. (2009). Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah

Longsor. Balikpapan: Tropenbos International Indonesia Programme.

Pal, N., Halder, S., & Guha, A. (2016). Study on Communication Barriers in the

Classroom: A Teacher’s Perspective. Online Journal of Communication and

Media Technologies, 6(1), 103–118. https://doi.org/10.29333/ojcmt/2541

Pallant, J. (2016). SPSS Survival Manual: A Step By Step Guide to Data Analysis

Using SPSS Program (6th ed.). London, UK: McGraw-Hill Education.

Partnership For 21st Century Learning. (2019). Framework for 21st century learning

deginitions. Draf Partnership For 21st Century Learning.

Patriot, E. A., Suhandi, A., & Chandra, D. T. (2018). Optimize scientific

communication skills on work and energy concept with implementation of

interactive conceptual instruction and multi representation approach. Journal

157
of Physics: Conference Series, 1013(1). https://doi.org/10.1088/1742-

6596/1013/1/012029

Pattiwael, A. S. (2016). Addressing 21st Century Communication Skills: Some

Emerging Issues from Eil Pedagogy & Intercultural Communicative

Competence. IJEE (Indonesian Journal of English Education), 3(2), 158–170.

https://doi.org/10.15408/ijee.v3i2.3164.

Prasetyarini, A. P., Fatmaryanti, S. D., & Akhdinirwanto, R. W. (2013).

Pemanfaatan alat peraga IPA untuk peningkatan pemahaman konsep fisika

pada siswa smp negeri 1 bulupesantren kebumen tahun pelajaran 2012/2013.

Radiasi, 2(1), 7–10.

Prihatiningsih, T. S., Widyandana, Hapsari, E. D., Helmiyati, S., & Ananda, A. J.

N. (2017). A lesson learnt: Implementation of interprofessional education in

disaster management at Faculty of Medicine Universitas Gadjah Mada,

Indonesia. Journal of Interprofessional Education and Practice, 9, 121–125.

https://doi.org/10.1016/j.xjep.2017.10.001

Prihatiningtyas, S., Prastowo, T., & Jatmiko, B. (2013). Implementasi Simulasi

PhET dan KIT Sederhana untuk Mengajarkan Keterampilan Psikomotor

Siswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1), 18–22.

Pujianto, Prabowo, P., & Wasis, W. (2018). Profile of elementary school science

teacher instruction in disaster risk reduction: Case study of volcano disaster.

Journal of Physics: Conference Series, 1006(1). https://doi.org/10.1088/1742-

6596/1006/1/012013

Purnama, S. G. (2017). Modul manajemen Bencana. Denpasar: Fakultas

158
Kedokteran Universitas Udayana Program Studi Kesehatan Masyarakat

Purwani, A., Fridani, L., Fahrurrozi. (2019). Pengembangan media grafis untuk

meningkatkan siaga bencana banjir. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak

Usia Dini, 3(1), 55-67

Puspita, D., Susilowati, M. H. D., & Kusratmoko, E. (2014). Karakteristik

permukiman pada wilayah rawan tanah longsor di desa cibanteng, cianjur,

jawa barat. Majalah Geografi Indonesia, 28(1), 140–152.

https://doi.org/10.4324/9781315853178

Raja, Z. D. G., Hendarmawan, & Sunardi. (2017). Upaya pengurangan risiko dan

kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana tanah longsor (desa

ndito, kecamatan detusoko, kabupaten ende, provinsi nusa tenggara timur).

Jurnal Lingkungan Dan Bencana Geologi, 8(2), 103–116. Retrieved from

http://jlbg.geologi.esdm.go.id/index.php/jlbg

Rañeses, M. K., Chang-Richards, A., Richards, J., & Bubb, J. (2018). Measuring

the level of disaster preparedness in Auckland. Procedia Engineering, 212,

419–426. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2018.01.054

Rees, C., & Sheard, C. (2003). Evaluating first-year medical students’ attitudes to

learning communication skills before and after a communication skills course.

Medical Teacher, 25(3), 302–307.

https://doi.org/10.1080/0142159031000100409

Resita, I., & Ertikanto, C. (2018). Designing electronic module based on learning

content development system in fostering students’ multi representation skills.

Journal of Physics: Conference Series, 1022(1). https://doi.org/10.1088/1742-

159
6596/1022/1/012025

Rhodes, T. L., & Finley, A. (2013). Using the value rubrics for improvement of

learning and authentic assessment. Washington: Association of American

Colleges and Universities.

Rifai, H. K., Tellu, A. T., & Saehana, S. (2015). Penggunaan kit ipa yang dipadukan

dengan pendekatan hands on untuk meningkatkan minds on siswa di kelas vb

sdn model terpadu madani palu. e-Jurnal Mitra Sains, 3(1), 1-8

Rusilowati, A., Supriyadi, Binadja, A., & Mulyani, S. E. S. (2012). Mitigasi

Bencana Alam Berbasis Pembelajaran Bervisi Science Environment

Technology and Society. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 8(1), 51–60.

https://doi.org/10.15294/jpfi.v8i1.1994

Sadiman, A.S. (2012). MediaPendidikan. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Sadiqin, I. K., Santoso, U. T., & Sholahuddin, A. (2017). Pemahaman konsep IPA

siswa SMP melalui pembelajaran problem solving pada topik perubahan

benda-benda di sekitar kita. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 3(1), 52–62.

https://doi.org/10.21831/jipi.v3i1.12554

Saenab, S., Yunus, S. R., & Virninda, A. N. (2017). PjBL untuk Pengembangan

Keterampilan Mahasiswa: Sebuah kajian deskriptif tentang peran PjBL dalam

melejitkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi mahasiswa. In Seminar

Nasional LP2M UNM, 2(1).

Sanaky, H. A. (2013). Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:

Kaukaba Dipantara

Saputri, V. A. C., & Dewi, N. R. (2014). Pengembangan alat peraga sederhana eye

160
lens tema mata kelas VIII untuk menumbuhkan keterampilan peserta didik.

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(2), 109–115. Retrieved from

http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii%0A

Schulz, B. (2008). The importance of soft skilss: education beyond academic

knowledge. Journal of Languange and Communication, 146-155.

Smaldino, S. E., Lowther, D. L., & Russell, J. D (2011). Instructional Technology

& Media For Learning (terjemahan Arif Rahman). Jakarta: Kencana

Spiekermann, R., Kienberger, S., Norton, J., Briones, F., & Weichselgartner, J.

(2015). The Disaster-Knowledge Matrix - Reframing and evaluating the

knowledge challenges in disaster risk reduction. International Journal of

Disaster Risk Reduction, 13, 96–108.

https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2015.05.002

Sriyanti, S. (2017). Peningkatan kemampuan menulis surat pribadi dengan

menggunakan metode kolaborasi (penelitian tindakan kelas vii mtsn 15

Ciamis). Diksatrasia, 1(2), 156-163.

Suana, W., Maharta, N., Nyeneng, I. D. ., & Wahyuni, S. (2017). Design and

implementation of schoology-based blended learning media for basic physics

i course. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 6(1), 170–178.

https://doi.org/10.15294/jpii.v6i1.7205

Suarsana, I. M., & Mahayukti, G. A. (2013). Pengembangan E-Modul Berorientasi

Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis

Mahasiswa. JJPI (Urnal Pendidikan Indonesia), 2(2), 193.

https://doi.org/10.23887/janapati.v2i3.9800

161
Sunarto, S., & Marfai, M. A. (2012). Potensi Bencana Tsunami dan Kesiapsiagaan

Masyarakat Menghadapi Bencana Studi Kasus Desa Sumberagung

Banyuwangi Jawa Timur. Forum Geografi, 26(1), 17.

https://doi.org/10.23917/forgeo.v26i1.5047

Sunbanu, H. F., Mawardi., & Wardani, K. W. (2019). Peningkatan keterampilan

kolaborasi siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay

two stray di sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 3(4), 2037-2041

Sunggu, D. (2019). Peningkatan hasil belajar organ pencernaan makanan pada

manusia melalui media kit ipa murid kelas iv sdn 169 sarong kabupaten tanah

toraja. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran, 1(3), 151-162

Supardi, U. S., Leonard., Suhendri, H., & Rismurdiyati. (2012). Pengembangan

media pembelajaran dan minat belajar terhadap hasil belajar fisika. Jurnal

Formatif, 2(1), 71–81. Retrieved from

http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/view/86/84

Susanti, A., & Wijayanti, A. (2017). Think pair share: the science learning outcome

and student cooperation. Jurnal Pijar Mipa, 12(2), 51–57.

https://doi.org/10.29303/jpm.v12i2.341

Sutiyatno, S. (2018). The Effect of Teacher’s Verbal Communication and Non-

verbal Communication on Students’ English Achievement. Journal of

Language Teaching and Research, 9(2), 430–437.

https://doi.org/10.17507/jltr.0902.28

Sutton, J., & Tierney, K. (2006). Disaster peparedness: concepts, guindance and

research. Colorado: University of colorado

162
Syazali, M. (2015). Pengaruh model pembelajaran creative problem solving maple

II terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Al-Jabar: Jurnal

Pendidikan Matematika, 6(1), 91–98

Syukur, A., & Tefani, M. M. (2017). Meningkatkan kemampuanberkomunikasi

anak melalui metode cerita bergambar pada paud kelompok B. Jurnal PG

PAUD Trunojoyo, 4(2), 82-170

Takahashi, K., Kodama, M., Gregorio, E. R., Tomokawa, S., Asakura, T.,

Waikagul, J., & Kobayashi, J. (2015). School Health: An essential strategy in

promoting community resilience and preparedness for natural disasters.

Global Health Action, 8(1), 29106. https://doi.org/10.3402/gha.v8.29106

Tawulo, W. W. S., Prasetya, F., & Rezal, F. (2019). Efektivitas Media Booklet

“Gercep Kebumi” Terhadap Pengetahuan dan Sikap Tentang Kesiapsiagaan

Tanggap Bencana Gempa Bumi Pada Siswa-Siswi SD Negeri 2 Baruga di

Kota Kendari. Al-sihah: The Public Health Science Journal, 11(1).

Thiagarajan, S., Semmel, D. S., & Semmel, M. I. (1974). Instructional development

for training theacher of exceptional children. Bloomington Indiana: Indiana

University.

Tonissen, K. F., Lee, S. E., Woods, K. J., & Osborne, S. A. (2014). Development

of scientific writing skills through activities embedded into biochemistry and

molecular biology laboratory courses. International Journal of Innovation in

Science and Mathematics Education, 22(4), 1–14.

Trefil, J., & Hazen, R. M. (2016). The sciences: An integrated approach. John

Wiley & Sons Triutomo, S., Widjaja, B. W., & Amri, M. R. (2007).

163
Pengenalan karakteristik bencana dan upaya mitigasi di Indonesia. Jakarta:

Bakornas PB.

Triutomo, S., Widjaja, B. W., & Amri, M. R. (2007). Pengenalan karakteristik

bencana dan upaya mitigasi di Indonesia. Jakarta: Bakornas PB.

Tuti, K. N., Mawardi., & Astuti, S. (2019). Peningkatan keterampilan kolaborasi

dan hasil belajar siswa melalui penerapan model teams games tournament

pada siswa kelas 4 sd negeri 05 angan tembawang. Jurnal Basucedu, 3(2), 320-

325

Ukamadu, J. T. (2011). Entrepreneurial content of business education curriculum.

International Journal of Educational Research. 2(2)29-34.

Utariyanti, I. F. Z., Wahyuni, S., & Zaenab, S. (2015). Pengembangan media

pembelajaran berbasis komik dalam materi sistem pernapasan Pada siswa

kelas VIII MTs muhammadiyah 1 malang. Jurnal Pendidikan Biologi

Indonesia, 1(3), 343–355.

Wand, M. Z., Ayuba, I. G. U., & Asika, B. G. (2015). Needs for Disaster Risks

Reduction Education in Nigeria. IOSR Journal of Environmental Science,

Toxicology and Food Technology, 9(1), 43–47. https://doi.org/10.9790/2402-

09134347

Wang, G., Dou, W., Zhu, W., & Zhou, N. (2015). The effects of firm capabilities

on external collaboration and performance: The moderating role of market

turbulence. Journal of Business Research, 68(9), 1928–1936.

https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2015.01.002

Wibawa, B., & Mukti, F. (1992). Media pendidikan. Jakarta: Depdeiknas

164
Widiyatmoko, A., & Pamelasari, S. D. (2012). Pembelajaran berbasis proyek untuk

mengembangkan alat peraga IPA dengan memanfaatkan bahan bekas pakai.

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1(1), 51–56.

https://doi.org/10.15294/.v1i1.2013

Widjanarko, M., & Minnafiah, U. (2018). Pengaruh pendidikan bencana pada

perilaku kesiapsiagaan siswa. Jurnal Ecopsy, 5(1), 1–7.

https://doi.org/10.20527/ecopsy.v5i1.4878

Widoyoko, Eko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Widodo, W., Rachmadiarti, F., & Hidayati, S. N. (2017). Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas VII Semester 1. Edisi Revisi. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,

Balitbang, Kemendikbud

Wijaya, C. A., Handhika, J., & Kartikawati, S. (2017). Pengembangan media

pembelajaran pengendali kecepatan dan soft starting motor listrik berbasis

anduino pada mata kuliah penggunaan dan pengaturan motor. JUPITER

(Jurnal Pendidikan Teknik Elektro), 2(2), 15–20.

Windschitl, M., Thompson, J., Braaten, M., & Stroupe, D. (2012). Proposing a core

set of instructional practices and tools for teachers of science. Science

Education, 96(5), 878–903. https://doi.org/10.1002/sce.21027

Wiseman, D. G., & Hunt, G. H. (2014). Best practices to motivation and practices

in the classroom. Springfield: Charles Publisher.

Wiyatmo, Y., Ruwanto, B., Suparno, S., & Jumadi, J. (2017). Pelatihan Pembuatan

Media Pembelajaran IPA Sederhana Bagi Guru IPA SD di Kabupaten Sleman.

165
Jurnal Pengabdian Masyarakat MIPA dan Pendidikan MIPA, 1(1), 41-45.

Wulan, T. R., Ambarwulan, W., Putra, A. S., Putra, M. D., Maryanto, D., Pinem,

F., & Maulana, E. (2017). Pemetaan Cepat Kawasan Terdampak Bencana

Longsor dan Banjir di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Majalah Geografi

Indonesia, 31(2), 44–50. https://doi.org/10.22146/mgi.26230

Wulandari, F. (2018). Pengaruh media video terhadap kesiapsiagaan siswa dalam

menghadapi bencana gempa bumi di sma negeri 1 gantiwarno, klaten. Jurnal

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia, 3(2), 18-20

Wulandari, N. I., Wijayanti, A., & Budhi, W. (2018). Efektivitas model

pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar IPA ditinjau dari

kemampuan berkomunikasi siswa. Jurnal Pijar Mipa, 13(1), 51–55.

https://doi.org/10.29303/jpm.v13i1.538

Yusefni, W., & Sriyati, S. (2016). Pembelajaran Ipa Terpadu Menggunakan

Pendekatan Science Writing Heuristic Untuk Meningkatkan Kemampuan

Komunikasi Tulisan Siswa Smp. Edusains, 8(1), 9–17.

https://doi.org/10.15408/es.v8i1.1562

Zulhelmi., Nor, M., Fakhruddin., & Holiwarni, B. (2017). Kemampuan guru-guru

sekolah dasar dalam pemgembangan kit ipa sederhana berbasis alam sekitar se

kecamatan inuman. Jurnal Geliga Sains 5(2), 125-132

166
LAMPIRAN

167
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
Lampiran 1.1 Instrumen Pra Penelitian
Tabel 38. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pra Penelitian
Aspek Indikator No Butir
Kurikulum Kurikulum yang digunakan disekolah 1
Kendala yang ada pada kurikulum 2
Perangkat Perangkat yang digunakan dalam 3, 4
Pembelajaran pembelajaran
Kesesuaian perangkat dengan pembelajaran 5
yang dilakukan
Pelaksanaan Sumber belajar yang digunakan pada proses
pembelajaran pembelajaran 6, 7
Kesesuaian proses 8
Media Media yang digunakan pada proses 9, 10, 11, 13
Pembelajaran pembelajaran
Sumber belajar 12
Pengetahuan Tingkat kemampuan dalam proses 14, 15
dan Sikap pembelajaran peserta didik
peserta didik Sikap peserta didik pada proses 16
pembelajaran
Penerapan Sikap Siaga Bencana tanah 17, 18
longsor
Skill peserta Communication skill peserta didik 19, 20, 21
didik Collaboration skill peserta didik 22, 23, 24, 25

168
Tabel 39. Kisi-kisi Lembar Observasi Kelas
Aspek Indikator No Butir
Kurikulum yang digunakan pendidik 1
Perangkat
Silabus yang digunakan pendidik 2
Pembelajaram
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3
Membuka proses pembelajaran 4, 5, 6
Penyajian Materi 7, 8
Metode Pembelajaran 9, 10, 11, 12
Media yang digunakan 13, 14, 15
Kegiatan
Penggunaan Bahasa 16, 17
Pembelajaran
Alokasi Waktu 18
Gerakan pendidik 19, 20, 21
Teknik mengajar pendidik 22, 23
Menutup proses pembelajaran 24, 25, 26
Aktivitas peserta Perilaku dalam proses pembelajaran 27, 28, 29, 30
didik

169
Wawancara Pra Penelitian

Nama :
Guru Mata Pelajaran : IPA
Tempat Bertugas :
Tanggal :

A. Kurikulum
1. Kurikulum apa yang digunakan disekolah?
2. Kendala apa yang didapat dari tuntutan kurikulum tersebut?
B. Perangkat Pembelajaran
3. Apakah ibu menggunakan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum yang diacuh?
4. Perangkat apa saja yang digunakan?
5. Apakah perangkat yang digunakan telah sesuai dengan kebutuhan materi
yang akan diajarakan?
C. Pelaksanaan Pembelajaran
6. Dalam mengajar, apakah ibu menggunakan sumber belajar?
7. Sumber belajar apa yang digunakan pada saat proses pembelajaran?
8. Apakah proses pembelajaran yang dilaksanakan telah sesuai dengan
perangkat pembelajaran disusun?
D. Media Pembelajaran
9. Apakah ibu sudah menggunakan media pada saat pembelajaran?
10. Media apa yang biasa digunakan?
11. Apakah dalam proses pembelajaran, ibu telah menggunakan media alat
peraga?
12. Selain buku paket, sumber belajar tambahan apa lagi yang biasa
digunakan?
13. Apakah sudah ada alat peraga KIT mengenai tanah longsor?
E. Pengetahuan dan Sikap
14. Bagaimana tingkah kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran?
15. Apakah dalam proses pembelajaran, guru memberikan fasilitas kepada
peserta didik yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda?

170
16. Bagaimana sikap yang ditunjukkan peserta didik dalam pembelajaran yang
sedang berlangsung?
17. Apakah dalam pembelajaran, peserta didik diberikan suatu penerapan
dalam melakukan sikap siaga bencana?
18. Bagaimana tingkat sikap siaga bencana peserta didik?
F. Skill Peserta Didik
19. Apakah keterampilan berkomunikasi telah diterapkan pada saat proses
pembelajaran?
20. Bagaimana keterampilan berkomunikasi peserta didik?
21. Apakah keseluruhan siswa telah mengeluarkan atau memperlihatkan
keterampilan berkomunikasinya?
22. Bagaimana keterampilan berkolaborasi peserta didik?
23. Apakah keterampilan berkolaborasi telah diterapkan pada saat prose
pembelajaran?
24. Apakah masih ada siswa yang susah menyampaikan pendapatnya atau
masih pasif dalam proses pembelajaran?
25. Apakah ada kendala pada peserta didik dalam melakukan kolaborasi
antar peserta didik?

171
Lembar Obsevasi Kelas

Nama Pendidik :
Mata pelajaran : IPA
Materi yang diajarkan :
Kelas :
Tanggal Observasi :

Judul: Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor untuk Meningkatkan
Communication Skill, Collaboration Skill, dan Sikap Siaga Bencana
Peserta Didik
Peneliti: Nur Ismiyanti Arding

Keterlaksanaan
No Aspek yang dinilai
Ya Tidak
Perangkat Pembelajaran
1. Mengikuti kurikulum yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, yakni Kurikulum 2013
2. Kurikulum yang digunakan telah sesuai dengan
acuan yang diberikan oleh pemerintah
3. Memiliki RPP yang telah disusun, sehingga proses
pembelajaran telah disusun dengan sistematis
Kegiatan Pembelajaran
4. Pertama-tama mengucapkan salam ke peserta didik,
sebelum membuka proses pembelajaran
5. Mengungkit materi materi yang telah dipelajari
sebelum, agar peserta didik dapat mengingat kembali
pelajaran sebelumnya.
6. Membuat pendekatan ke peserta didik. Misalnya,
menanyakan keadaan, kehadiran dan kesehatan.
7. Memberikan penjelasan yang jelas sesuai dengan
materi yang dipelajari
8. Mengajak peserta didik untuk lebih aktif, dengan
cara mengajukan pertanyaan ke peserta didik.
9. Menggunakan metode ceramah dikelas
10. Menggunakan metode diskusi dikelas
11. Memberikan tugas praktikum ke peseta didik
12. Memberikan tugas untuk demonstrasi ke peserta
didik

172
13. Menggunakan LCD proyektor pada saat menjelaskan
materi
14. Menggunakan Whiteboard pada saat mengajar
15. Menyediakan modul untuk peserta didik
16. Menggunakan bahasa Indonesia dengan benar
17. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
peserta didik
18. Kesesuaian alokasi waktu yang telah ditentukan atau
disusun.
19. Pendidik dapat menguasai kelas
20. Menjalin interaksi ke peserta didik
21. Terjalin komunikasi dengan peserta didik
22. Memberikan pertanyaan ke peserta didik
23. Menunjuk peserta didik untuk menjawab pertanyaan
24. Memberikan kesimpulan pembelajaran yang telah
dilakukan
25. Menginformasikan materi pelajaran yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
26. Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
27. Memperhatikan ketika guru menjelaskan materi
pelajaran
28. Konsentrasi pada materi dan tugas yang diberikan
29. Tidak mengganggu teman yang lain
30. Tidak bermain pada saat pembelajaran sedang
berlangsung

173
Tabel 40. Pedoman Wawancara terhadap Peserta Didik
No Indikator Pertanyaan
1 Respon terhadap a. Apakah pembelajaran IPA menyenangkan
pembelajaran IPA atau membosankan?
b. Apakah materi IPA itu sulit atau mudah
untuk dipelajari?
c. Materia apa yang sulit untuk dipelajari?
2 Penggunaan media a. Media apa yang digunakan guru dalam
pembelajaran IPA proses pembelajaran?
b. Apakah media yang digunakan guru dapat
memudahkan dalam memahami materi?
c. Apakah media yang digunakan guru
membuat ketertarikan dalam mengkuti
pembelajaran?
d. Pernahkah kalian menggunakan media alat
peraga KIT dalam proses pembelajaran?
e. Apakah dengan menggunakan alat peraga
KIT membantu dalam pembelajaran?
f. Pernahkah kalian menggunakan media alat
peraga KIT tanah longsor?
g. Pernahkah kalian menggunakan alat peraga
KIT yang berkaitan dengan tanah longsor?
3 Kesulitan belajar yang a. Apakah kamu pernah mengalami kesulitan
dialami saat saat pembelajaran IPA berlangsung?
mempelajari materi IPA b. Kesulitan yang seperti apa yang dialami?
c. Bagaimana caramu mengatasi kesulitan
belajar yang kamu alami tersebut?

174
Lampiran 1.2 Instrumen Validasi Alat Peraga KIT IPA tanah longsor
Lampiran 1.2.1 Pedoman pengembangan

Tabel 41. Pedoman Pengembangan Produk Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor
Aspek Indikator
Kesesuaian KI dan KD dengan materi
Kesesuaian indikator dengan tujuan pembelajaran
Relevan dengan
Kejelasan tujuan pembelajaran
tujuan/ sasaran belajar
Kesesuaian tujuan dengan materi
Cakupan dan akurasi kegiatan
Ukuran Bentuk KIT IPA Tanah Longsor
Tampilan KIT IPA Tanah Longsor
Berkualitas baik
Alat dan Bahan penyusun KIT IPA tanah longsor
Relevan dengan topik Sesuai dengan karakteristik isi
yang diajarkan Sesuai dengan materi tanah longsor
Kepraktisan KIT IPA Tanah Longsor
Praktis dan tahan
Ketahanan KIT IPA Tanah Longsor

175
Tabel 42. Kisi-kisi Lembar Validasi Produk Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor
oleh Ahli Media
Nomor
Aspek Indikator
Butir
Ukuran Bentuk KIT IPA Tanah Longsor 1
Tampilan KIT IPA Tanah Longsor 2
Berkualitas baik Alat dan Bahan penyusun KIT IPA tanah 3
longsor
Kepraktisan KIT IPA Tanah Longsor 4
Praktis dan tahan
Ketahanan KIT IPA Tanah Longsor 5
Relevan dengan Sesuai dengan karakteristik isi 6
topik yang diajarkan Sesuai dengan materi tanah longsor 7

Tabel 43. Kisi-kisi Lembar Validasi Produk Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor
oleh Ahli Materi
Nomor
Aspek Indikator
Butir
Relevan dengan Kesesuaian KI dan KD dengan materi 1
tujuan/ sasaran belajar Kesesuaian indikator dengan tujuan 2
pembelajaran
Kejelasan tujuan pembelajaran 3
Kesesuaian tujuan dengan materi 4
Cakupan dan akurasi kegiatan 5
Relevan dengan topik Sesuai dengan karakteristik isi 6
yang diajarkan Sesuai dengan materi tanah longsor 7

Tabel 44. Kisi-kisi Lembar Validasi Produk Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor
oleh Guru IPA
Nomor
Aspek Indikator
Butir
Ukuran Bentuk KIT IPA Tanah Longsor 1
Tampilan KIT IPA Tanah Longsor 2
Berkualitas baik Alat dan Bahan penyusun KIT IPA tanah 3
longsor
Kepraktisan KIT IPA Tanah Longsor 4
Praktis dan tahan
Ketahanan KIT IPA Tanah Longsor 5
Relevan dengan topik Sesuai dengan karakteristik isi 6
yang diajarkan Sesuai dengan materi tanah longsor 7

176
Lampiran 1.2.2 Lembar Validasi
Lampiran 1.2.2.1 lembar validasi oleh ahli media

Lembar Validasi Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor oleh Ahli Media
Mata Pelajaran : IPA

Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor Untuk Meningkatkan Communication Skill, Collaboration
Skill, dan Sikap Siaga Bencana Peserta Didik

Peneliti : Nur Ismiyanti Arding

A. PETUNJUK
1. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui penilaian dan pendapat Bapak/ Ibu tentang Instrumen Penilaian Alat Peraga KIT IPA
yang telah disusun.
2. Mohon kesediaan Bapak/ Ibu menilai Instrumen Penilaian Alat Peraga KIT IPA sesuai dengan kriteria yang tercantuk dalam
insrumen ini.
3. Berikan tanda check list (√) pada kolom skor penilaian. Kriteria penskoran adalah sebagai berikut:
Skor 1 apabila 1 kriteria terpenuhi
Skor 2 apabila 2 kriteria terpenuhi
Skor 3 apabila 3 kriteria terpenuhi

177
Skor 4 apabila 4 kriteria terpenuhi
4. Atas kesediaan Bapak/ Ibu untuk melakukan penilaian, saya ucapkan terima kasih.
B. ASPEK YANG DINILAI
Skor Penilaian
No Indikator Kriteria Komentar/ Saran
1 2 3 4
Aspek Ukuran
KIT IPA Tanah Longsor ringan untuk dipindah
tempatkan
KIT IPA Tanah Longsor memiliki ukuran yang
Bentuk KIT
sederhana (tidak besar ataupun tidak kecil)
1 IPA Tanah
KIT IPA Tanah Longsor memiliki pemisah antar alat
Longsor
satu dengan yang lainnya
Memiliki pengunci dan pegangan untuk mengangkat
Box KIT IPA Tanah Longsor
Aspek Berkualitas Baik
Tampilan KIT IPA tanah longsor dapat menarik perhatian
KIT IPA KIT IPA tanah longsor menyajikan fenomena alam
2
Tanah KIT IPA tanah longsor mudah untuk digunakan
Longsor KIT IPA tanah longsor mudah dalam merangkainya
Alat KIT IPA tanah longsor yang digunakan aman
Alat dan
untuk digunakan
Bahan
Alat KIT IPA tanah longsor yang digunakan tidak
3 penyusun
mencelakai pengguna
KIT IPA
Alat KIT IPA tanah longsor yang digunakan tidak
tanah longsor
berbahaya

178
Skor Penilaian
No Indikator Kriteria Komentar/ Saran
1 2 3 4
Bahan KIT IPA tanah longsor yang digunakan aman
untuk digunakan
Aspek Relevan dengan topik yang diajarkan
KIT IPA Tanah Longsor fakta, konsep, prinsip,
prosedural atau generalisasi
Sesuai KIT IPA Tanah Longsor selaras untuk membantu
dengan proses pembelajaran secara efektif
4
karakteristik KIT IPA Tanah Longsor sesuai dengan kebutuhan
isi tugas pembelajaran
KIT IPA Tanah Longsor sesuai dengan kemampuan
siswa
KIT IPA Tanah Longsor memberikan informasi
mengenai simulasi tanah longsor
KIT IPA Tanah Longsor memberikan informasi
Sesuai
mengenai tindakan yang mesti dilakukan pada
dengan
5 sebelum, saat, dan setelah bencana tanah longsor.
materi tanah
KIT IPA Tanah Longsor memberikan informasi
longsor
mengenai daerah rawan longsor di Indonesia
KIT IPA Tanah longsor dapat memperlihatkan proses
terjadinya tanah longsor
Aspek Praktis dan tahan
Kepraktisan KIT IPA tanah longsor mudah dibawah kemana-mana
KIT IPA KIT IPA tanah longsor ringan untuk diangkat
6
Tanah KIT IPA tanah longsor volume ukuran tidak besar
Longsor KIT IPA tanah longsor mudah dalam merakit

179
Skor Penilaian
No Indikator Kriteria Komentar/ Saran
1 2 3 4
KIT IPA tanah longsor dapat digunakan berulang-
Ketahanan
ulang
KIT IPA
7 KIT IPA tanah longsor tahan lama
Tanah
KIT IPA tanah longsor tidak mudah pecah
Longsor
KIT IPA tanah longsor tahan banting

Komentar Umum:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..…
………………………………..………………………………………………….…………………………………...……………………
Kesimpulan:
Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor dinyatakan:*
o Layak digunakan tanpa revisi
o Layak digunakan dengan revisi
o Tidak layak digunakan
*) Beri tanda check list (√) pada lingkaran
Yogyakarta, ……………2019
Validator

( )
NIP

180
Lampiran 1.2.2.2 lembar validasi oleh ahli materi

Lembar Validasi Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor oleh Ahli Materi
Mata Pelajaran : IPA

Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor Untuk Meningkatkan Communication Skill, Collaboration
Skill, dan Sikap Siaga Bencana Peserta Didik

Peneliti : Nur Ismiyanti Arding

A. PETUNJUK
1. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui penilaian dan pendapat Bapak/ Ibu tentang Instrumen Penilaian Alat Peraga KIT IPA
yang telah disusun.
2. Mohon kesediaan Bapak/ Ibu menilai Instrumen Penilaian Alat Peraga KIT IPA sesuai dengan kriteria yang tercantuk dalam
insrumen ini.
3. Berikan tanda check list (√) pada kolom skor penilaian. Kriteria penskoran adalah sebagai berikut:
Skor 1 apabila 1 kriteria terpenuhi
Skor 2 apabila 2 kriteria terpenuhi
Skor 3 apabila 3 kriteria terpenuhi
Skor 4 apabila 4 kriteria terpenuhi
4. Atas kesediaan Bapak/ Ibu untuk melakukan penilaian, saya ucapkan terima kasih.

181
B. ASPEK YANG DINILAI
Skor Komentar/
No Indikator Kriteria
1 2 3 4 Saran
Aspek Relevan dengan tujuan/ sasaran belajar
Materi pada buku petunjuk penggunaan KIT IPA Tanah
Longsor sesuai dengan KI dan KD
Materi pada buku petunjuk penggunaan KIT IPA Tanah
Longsor yang disajikan minimal mencerminkan jabaran
Kesesuaian
substansi materi yang terkandung dalam KI dan KD
1 KI dan KD
Materi yang disajikan pada buku petunjuk penggunaan KIT
dengan materi
IPA Tanah Longsor mencakup materi yang terkandung
dalam KI dan KD
Penambahan materi tidak terlalu luas/ mengambang pada
buku petunjuk penggunaan KIT IPA Tanah Longsor
Tujuan pembelajaran pada buku petunjuk penggunaan KIT
IPA Tanah Longsor sesuai dengan indikator
Kesesuaian Tujuan pembelajaran pada buku petunjuk penggunaan KIT
indikator IPA Tanah Longsor mencakup indikator
2
dengan tujuan Tujuan pembelajaran pada buku petunjuk penggunaan KIT
pembelajaran IPA Tanah Longsor terkandung dalam indikator
Tujuan pembelajaran pada buku petunjuk penggunaan KIT
IPA Tanah Longsor mencerminkan jabaran dari indikator
Kejelasan Tujuan pembelajaran pada buku petunjuk penggunaan KIT
3 tujuan IPA Tanah Longsor menggambarkan proses dan hasil
pembelajaran belajar yang diharapkan dicapai peserta didik

182
Skor Komentar/
No Indikator Kriteria
1 2 3 4 Saran
Tujuan pembelajaran pada buku petunjuk penggunaan KIT
IPA Tanah Longsor menggambarkan proses dan hasil
belajar sesuai denan kompetensi dasar
Tujuan pembelajaran pada buku petunjuk penggunaan KIT
IPA Tanah Longsor sesuai dengan karakteristik peserta
didik
Indicator pencapaian kompetensi pada buku petunjuk
penggunaan KIT IPA Tanah Longsor dirumuskan sesuai
dengan menggunakan kata kerja operational yang dapat
diamati dan diukur.
Materi yang ditampilkan pada buku petunjuk penggunaan
KIT IPA Tanah Longsor mencerminkan jabaran yang
terkandung dalam tujuan pembelajaran
Materi pada buku petunjuk penggunaan KIT IPA Tanah
Kesesuaian Longsor sesuai dengan tujuan pembelajaran
4 tujuan dengan Materi pada buku petunjuk penggunaan KIT IPA Tanah
materi Longsor yang ditampilkan mencakup semua tujuan
pembelajaran
Materi pada buku petunjuk penggunaan KIT IPA Tanah
Longsor yang ditampilkan tidak lepas dari tujuan
pembelajaran
KIT IPA Tanah Longsor dapat mengembangkan aspek
Cakupan dan
keterampilan yang terkandung dalam KI
5 akurasi
Kegiatan pada KIT IPA Tanah Longsor dapat
kegiatan
mengembangkan keterampilan yang terkandung dalam KD

183
Skor Komentar/
No Indikator Kriteria
1 2 3 4 Saran
Kegiatan pada KIT IPA Tanah Longsor sesuai dengan
indicator pembelajaran
Langkah kerja KIT IPA Tanah Longsor sesuai fenomena
yang terjadi
Aspek Relevan dengan topik yang diajarkan
KIT IPA Tanah Longsor fakta, konsep, prinsip, prosedural
atau generalisasi
Sesuai
KIT IPA Tanah Longsor selaras untuk membantu proses
dengan
6 pembelajaran secara efektif
karakteristik
KIT IPA Tanah Longsor sesuai dengan kebutuhan tugas
isi
pembelajaran
KIT IPA Tanah Longsor sesuai dengan kemampuan siswa
KIT IPA Tanah Longsor memberikan informasi mengenai
simulasi tanah longsor
KIT IPA Tanah Longsor memberikan informasi mengenai
Sesuai tindakan yang mesti dilakukan pada sebelum, saat, dan
7 dengan materi setelah bencana tanah longsor.
tanah longsor KIT IPA Tanah Longsor memberikan informasi mengenai
daerah rawan longsor di Indonesia
KIT IPA Tanah longsor dapat memperlihatkan proses
terjadinya tanah longsor

184
Komentar Umum:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..…
………………………………..………………………………………………….…………………………………...……………………
….……………………….……………………………………..
Kesimpulan:
Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor dinyatakan:*
o Layak digunakan tanpa revisi
o Layak digunakan dengan revisi
o Tidak layak digunakan
*) Beri tanda check list (√) pada lingkaran
Yogyakarta, ……………2019
Validator

( )
NIP

185
Lampiran 1.2.2.3 Lembar Validasi oleh Guru IPA

Lembar Validasi Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor oleh Guru
Mata Pelajaran : IPA

Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor Untuk Meningkatkan Communication Skill, Collaboration
Skill, dan Sikap Siaga Bencana Peserta Didik

Peneliti : Nur Ismiyanti Arding

A. PETUNJUK
1. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui penilaian dan pendapat Bapak/ Ibu tentang Instrumen Penilaian Alat Peraga KIT IPA
yang telah disusun.
2. Mohon kesediaan Bapak/ Ibu menilai Instrumen Penilaian Alat Peraga KIT IPA sesuai dengan kriteria yang tercantuk dalam
insrumen ini.
3. Berikan tanda check list (√) pada kolom skor penilaian. Kriteria penskoran adalah sebagai berikut:
Skor 1 apabila 1 kriteria terpenuhi
Skor 2 apabila 2 kriteria terpenuhi
Skor 3 apabila 3 kriteria terpenuhi
Skor 4 apabila 4 kriteria terpenuhi
4. Atas kesediaan Bapak/ Ibu untuk melakukan penilaian, saya ucapkan terima kasih.

186
B. ASPEK YANG DINILAI
Skor Penilaian
No Indikator Kriteria Komentar/ Saran
1 2 3 4
Aspek Ukuran
KIT IPA Tanah Longsor ringan untuk dipindah
tempatkan
KIT IPA Tanah Longsor memiliki ukuran yang
Bentuk KIT
sederhana (tidak besar ataupun tidak kecil)
1 IPA Tanah
KIT IPA Tanah Longsor memiliki pemisah antar alat
Longsor
satu dengan yang lainnya
Memiliki pengunci dan pegangan untuk mengangkat
Box KIT IPA Tanah Longsor
Aspek Berkualitas Baik
Tampilan KIT IPA tanah longsor dapat menarik perhatian
KIT IPA KIT IPA tanah longsor menyajikan fenomena alam
2
Tanah KIT IPA tanah longsor mudah untuk digunakan
Longsor KIT IPA tanah longsor mudah dalam merangkainya
Alat KIT IPA tanah longsor yang digunakan aman
untuk digunakan
Alat dan
Alat KIT IPA tanah longsor yang digunakan tidak
Bahan
mencelakai pengguna
3 penyusun
Alat KIT IPA tanah longsor yang digunakan tidak
KIT IPA
berbahaya
tanah longsor
Bahan KIT IPA tanah longsor yang digunakan aman
untuk digunakan
Aspek Relevan dengan topik yang diajarkan

187
Skor Penilaian
No Indikator Kriteria Komentar/ Saran
1 2 3 4
KIT IPA Tanah Longsor fakta, konsep, prinsip,
prosedural atau generalisasi
Sesuai KIT IPA Tanah Longsor selaras untuk membantu
dengan proses pembelajaran secara efektif
4
karakteristik KIT IPA Tanah Longsor sesuai dengan kebutuhan
isi tugas pembelajaran
KIT IPA Tanah Longsor sesuai dengan kemampuan
siswa
KIT IPA Tanah Longsor memberikan informasi
mengenai simulasi tanah longsor
KIT IPA Tanah Longsor memberikan informasi
Sesuai
mengenai tindakan yang mesti dilakukan pada
dengan
5 sebelum, saat, dan setelah bencana tanah longsor.
materi tanah
KIT IPA Tanah Longsor memberikan informasi
longsor
mengenai daerah rawan longsor di Indonesia
KIT IPA Tanah longsor dapat memperlihatkan proses
terjadinya tanah longsor
Aspek Praktis dan tahan
Kepraktisan KIT IPA tanah longsor mudah dibawah kemana-mana
KIT IPA KIT IPA tanah longsor ringan untuk diangkat
6
Tanah KIT IPA tanah longsor volume ukuran tidak besar
Longsor KIT IPA tanah longsor mudah dalam merakit
Ketahanan KIT IPA tanah longsor dapat digunakan berulang-
KIT IPA ulang
7
Tanah KIT IPA tanah longsor tahan lama
Longsor KIT IPA tanah longsor tidak mudah pecah

188
Skor Penilaian
No Indikator Kriteria Komentar/ Saran
1 2 3 4
KIT IPA tanah longsor tahan banting

Komentar Umum:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..…
………………………………..………………………………………………….…………………………………...……………………
….……………………….……………………………………..
Kesimpulan:
Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor dinyatakan:*
o Layak digunakan tanpa revisi
o Layak digunakan dengan revisi
o Tidak layak digunakan
*) Beri tanda check list (√) pada lingkaran
Yogyakarta, ……………2019
Guru IPA

( )
NIP

189
Lampiran 2. Keterbacaan Penggunaan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor
Lampiran 2.1 Kisi-kisi

Tabel 45. Kisi-kisi Angket Keterbacaan Penggunaan Alat Peraga KIT IPA Tanah
Longsor untuk Meningkatkan Communication Skill, Collaboration Skill,
dan Sikap Siaga Bencana
Aspek Indikator No Butir
Buku petunjuk penggunaan Alat peraga KIT 1, 10
IPA tanah longsor
Alat dan bahan dari Alat peraga KIT IPA tanah 3
Keterbacaan
longsor
Prosedur kerja Alat peraga KIT IPA tanah 4
longsor
Menggunakan bahasa yang baku (PUEBI) 5
Bahasa
Kalimat mudah dipahami 6
Bentuk Alat peraga KIT IPA tanah longsor 7
menarik
Alat dan bahan aman untuk digunakan 8
Kepraktikan kotak Alat peraga KIT IPA tanah 9
Tampilan longsor
Gambar pada buku petunjuk Alat peraga KIT 14
IPA tanah longsor mudah untuk dimengerti
Tampilan buku petunjuk Alat peraga KIT IPA 11
tanah longsor sangat menarik
Alat peraga KIT IPA tanah longsor bermanfaat 12
pada proses pembelajaran
Alat peraga KIT IPA tanah longsor membantu 13
memahami materi
Manfaat Alat peraga KIT IPA tanah longsor dapat 2
memunculkan fenomena alam
Alat peraga KIT IPA tanah longsor 15
meningkatkan communication skill dan
collaboration skill.

190
Lampiran 2.2 Angket

Angket Keterbacaan Penggunaan Alat Peraga KIT IPA


Tanah Longsor

Nama peserta didik :


No Absen :
Kelas :
Hari/ Tanggal :
Mata Pelajaran : IPA

Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor Untuk
Meningkatkan Communication Skill, Collaboration Skill, dan
Sikap Siaga Bencana Peserta Didik

Peneliti : Nur Ismiyanti Arding

Petunjuk:
1. Bacalah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan teliti, jika ada kesulitan
bertanyalah.
2. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui sikap siaga bencana saudara tentang
Tanah Longsor setelah menggunakan alat peraga KIT IPA Tanah Longsor
yang telah dikembangkan.
3. Berilah tanda ceklist (√) pada kolom pilihan yang sudah disediakan. Dengan
keterangan sebagai berikut.
(SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS) Tidak Setuju, (STS) Sangat Tidak
Setuju
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SS S TS STS
1. Saya dapat memahami kalimat yang ada
dalam buku petunjuk penggunaan alat
peraga KIT IPA tanah longsor
2. Dengan menggunakan alat peraga KIT IPA
tanah longsor, saya dapat mengetahui
fenomena alam yang terjadi

191
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SS S TS STS
3. Alat dan bahan KIT IPA tanah longsor
mudah untuk digunakan
4. Prosedur kerja Alat peraga KIT IPA tanah
longsor mudah dipahami
5. Buku petunjuk alat peraga KIT IPA Tanah
longsor Menggunakan bahasa Indonesia
yang benar
6. Kalimat yang ada pada buku petunjuk
penggunaan alat peraga KIT IPA Tanah
longsor mudah dipahami
7. Saya tertarik mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga KIT IPA
Tanah longsor karena memiliki bentuk yang
menarik
8. Alat dan bahan pada KIT IPA tanah longsor
aman untuk digunakan
9. Kotak Alat peraga KIT IPA tanah longsor
praktis untuk digunakan
10. Buku petunjuk yang diberikan mudah untuk
dipahami
11. Tampilan pada buku petunjuk Alat peraga
KIT IPA tanah longsor sangat menarik
12. Penggunaan alat peraga KIT IPA tanah
longsor sangat bermanfaat pada proses
pembelajaran
13. Dengan menggunakan alat peraga KIT IPA
tanah longsor, dapat membantu saya untuk
memahami materi yang dipelajari.
14. Gambar pada buku petunjuk Alat peraga
KIT IPA tanah longsor mudah untuk
dimengerti
15. Dengan menggunakan alat peraga KIT IPA
tanah longsor, saya dapat meningkatkan
communication skill dan collaboration skill.

Yogyakarta, ……………….2020
Responden

( )

192
Lampiran 2.3 Lambar Validasi Angket
Lembar Validasi Angket Keterbacaan penggunaan Alat Peraga KIT IPA
Tanah Longsor

Mata Pelajaran : IPA

Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor Untuk
Meningkatkan Communication Skill, Collaboration Skill, dan
Sikap Siaga Bencana Peserta Didik

Peneliti : Nur Ismiyanti Arding

A. PETUNJUK
1. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui penilaian dan pendapat Bapak/ Ibu
tentang Instrumen angket respon peserta didik mengenai penggunaan alat
peraga KIT IPA tanah longsor
2. Mohon kesediaan Bapak/ Ibu menilai Instrumen angket respon peserta didik
mengenai penggunaan alat peraga KIT IPA tanah longsor
3. Angket respon peserta didik mengenai penggunaan alat peraga KIT IPA tanah
longsor menggunakan pengkategorian sebagai berikut.
SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

4. Berikan tanda check list (√) pada kolom penilaian “YA” atau “TIDAK” pada
setiap pernyataan.
5. Penilaian akhir, beri tanda check list (√) pada kolom “VALID” atau “TIDAK
VALID” untuk mengetahui penilaian Bapak/ Ibu tentang Instrumen angket
sikap siaga peserta didik
6. Komentar atau saran mohon ditulis pada kolom komentar/ saran yang tersedia
7. Atas kesediaan Bapak/ Ibu untuk melakukan penilaian, saya ucapkan terima
kasih.

193
B. ASPEK YANG DINILAI
Penilaian
No Pernyataan Komentar/ Saran
Ya Tidak
1. Saya dapat memahami kalimat
yang ada dalam buku petunjuk
penggunaan alat peraga KIT IPA
tanah longsor
2. Dengan menggunakan alat peraga
KIT IPA tanah longsor, saya dapat
mengetahui fenomena alam yang
terjadi
3. Alat dan bahan KIT IPA tanah
longsor mudah untuk digunakan
4. Prosedur kerja Alat peraga KIT
IPA tanah longsor mudah dipahami
5. Buku petunjuk alat peraga KIT IPA
Tanah longsor Menggunakan
bahasa yang baku (PUEBI)
6. Kalimat yang ada pada buku
petunjuk penggunaan alat peraga
KIT IPA Tanah longsor mudah
dipahami
7. Saya tertarik mengikuti
pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga KIT IPA
Tanah longsor karena memiliki
bentuk yang menarik
8. Alat dan bahan pada KIT IPA tanah
longsor aman untuk digunakan
9. Kotak Alat peraga KIT IPA tanah
longsor praktis untuk digunakan
10. Buku petunjuk yang diberikan
mudah untuk dipahami
11. Tampilan pada buku petunjuk Alat
peraga KIT IPA tanah longsor
sangat menarik
12. Penggunaan alat peraga KIT IPA
tanah longsor sangat bermanfaat
pada proses pembelajaran
13. Dengan menggunakan alat peraga
KIT IPA tanah longsor, dapat

194
Penilaian
No Pernyataan Komentar/ Saran
Ya Tidak
membantu saya untuk memahami
materi yang dipelajari.
14. Gambar pada buku petunjuk Alat
peraga KIT IPA tanah longsor
mudah untuk dimengerti
15. Dengan menggunakan alat peraga
KIT IPA tanah longsor, saya dapat
meningkatkan communication skill
dan collaboration skill.
TIDAK
VALID Komentar/ Saran
VALID
PENILAIAN AKHIR

Komentar Umum:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Kesimpulan:
Lembar observasi collaboration skill dinyatakan:*
o Layak digunakan tanpa revisi
o Layak digunakan dengan revisi
o Tidak layak digunakan
*) Beri tanda check list (√) pada lingkaran

Yogyakarta, …………………2019
Validator

( )
NIP

195
Lampiran 2.4 Hasil Keterbacaan Penggunaan Alat Peraga KIT IPA Tanah
Longsor

Butir pernyataan Persentase


No Peserta Skor Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 (%)
1 Siswa 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 49 81.667 Sangat Baik
2 Siswa 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 2 4 50 83.333 Sangat Baik
3 Siswa 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 53 88.333 Sangat Baik
4 Siswa 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 46 76.667 Baik
5 Siswa 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 44 73.333 Baik
6 Siswa 6 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 56 93.333 Sangat Baik
7 Siswa 7 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 48 80 Sangat Baik
8 Siswa 8 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47 78.333 Baik
9 Siswa 9 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 55 91.667 Sangat Baik
10 Siswa 10 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 4 4 2 48 80 Sangat Baik
11 Siswa 11 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 52 86.667 Sangat Baik
12 Siswa 12 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 47 78.333 Baik

196
Lampiran 3. Instrumen Penilaian
Lampiran 3.1 Communication Skill
Lampiran 3.1.1 Kisi-Kisi Tes Communication Skill

Tabel 46. Kisi-Kisi Soal Tes Communication Skill


Aspek Indikator Butir Soal
Kemampuan dalam melakukan komunikasi
Penyampaian
secara tertulis serta membuat seseorang dapat 1, 2, 3, 4
informasi
memahami isi pesan yang diberikan.
Menyampaikan ide serta hasil pemikiran secara
5, 6
efektif baik itu nonverbal atau tulisan.
Komunikasi Berkomunikasi secara verbal dalam 7, 8, 9, 10,
Verbal menyampaikan berita dengan jelas 14
Melakukan komunikasi karena tujuan tertentu
11, 12, 13
seperti membujuk serta memberi informasi.

197
Lampiran 3.1.2 Soal Tes Communication Skill

SOAL POST-TEST COMMUNICATION SKILL

MATA PELAJARAN : IPA


KELAS/ SEMESTER : VII/ 2 (Genap)
MATERI : Tanah Longsor
ALOKASI WAKTI : 2 X 40 Menit
PENELITI : Nur Ismiyanti Arding, S.Pd

Nama :
NIS :
Mata Pelajaran : IPA
Materi :
Hari/ Tanggal :

1.

Berdasarkan pemahaman dan pengetahuanmu, jelaskan apa yang dimaksud


dengan tanah longsor?
2. Berdasarkan pemahamanmu, sebutkan 3 dan jelaskan jenis-jenis tanah longsor
3. Di suatu daerah telah terjadi suatu bencana. Bencana tersebut menyebabkan
terjadi penimbunan pada suatu pemukiman atau menimbun beberapa rumah-
rumah warga. Daerah tersebut berada di dataran tinggi dan di kaki gunung.
Bencana tersebut bergerak menuruni lereng. Becana apa yang terjadi dan dan
tuliskan 3 pemicu bencana tanah longsor terjadi? (Berdasarkan fenomena alam)

198
4. Bencana tanah longsor terjadi karena disebabkan oleh fenomena alam. Apakah
fenomena alam merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya
longsor? Tuliskan 4 faktor apa saja yang menyebabkannya? Jelaskan
(Berdasarkan fenomena non alam)
5. Apakah terjadi tanah longsor dapat menimbulkan dampak negatif pada
masyarakat di sekitaran daerah tersebut? Jika Tidak, Jelaskan mengapa tidak
terjadi dampak? Jika Ya, sebutkan 3 dampak kerugian yang disebabkan
bencana tersebut?
6. Apakah terjadi tanah longsor dapat menimbulkan dampak positif pada
masyarakat di sekitaran daerah tersebut? Jika Tidak, Jelaskan mengapa tidak
terjadi dampak? Jika Ya, sebutkan 3 dan jelaskan mengapa terjadi dampak?
7. Jelaskan 4 daerah-daerah rawan terjadi tanah longsor!
8. Jelaskan 3 faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya longsor!
9. Menurut anda, mengapa di suatu daerah dataran tinggi faktor yang
mendominansi terjadinya tanah longsor ialah faktor curah hujan (>2000) dan
kemiringan lereng (>40º)?
10. Jika kita berpikir kejadian longsor berlangsung sangat cepat, apakah
pencegahan sebelum terjadi bencana sangat penting atau dibutuhkan?
Mengapa? dan jelaskan 8 upaya apa saja yang harus dilakukan agar resiko
bencana tanah longsor dapat berkurang untuk menanggulangi resiko korban
terlalu banyak?
11. Sebelum terjadi tanah longsor, tuliskan 8 tindakan atau langkah apa yang mesti
dilakukan atau disiapkan untuk menanggulangi resiko korban terlalu banyak?
12. Jika tanah longsor terjadi, tuliskan 4 tindakan atau langkah apa saja yang akan
anda lakukan?
13. Setelah terjadi tanah longsor, tindakan atau langkah apa saja yang akan anda
lakukan?
14. Menurut anda, mengapa sikap siaga bencana tanah longsor itu penting dan
sangat dibutuhkan?

199
Lampiran 3.1.3 Rubrik Penilaian

Rubrik Penilaian Soal Tes Communication Skill Peserta Didik


Nomor
Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Skor Kriteria
Butir
Kemampuan dalam Mengidentifikasi Berdasarkan Tanah longsor merupakan suatu 4 Menuliskan 4 kata kunci: 1
melakukan tanah longsor pemahaman dan kejadian yang meyebabkan tanah 1. Tanah meluncur
komunikasi secara pengetahuanmu, meluncur bebas atau runtuh secara bebas atau runtuh
tertulis serta jelaskan apa yang tiba-tiba, dimana terjadi pada tempat secara tiba-tiba
membuat sesoerang dimaksud dengan yang terjal. Penyebabnya karena gaya 2. Gaya gravitasi
dapat memahami tanah longsor? gravitasi, dimana tanah tersebut 3. Tanah berpindah
isi pesan yang berpindah dari ketinggian menuju dari ketinggian
disampaikan ketempat yang rendah. Tanah longsor menuju ketempat
terjadi karena salah satu jenis Gerakan yang rendah
massa, tanah atau batuan, ataupun 4. Gerakan massa,
pencampuran keduanya. Menuruni tanah atau batuan
lereng atau keluar lereng akibat dari 5. Menuruni lereng
terganggunya kestabilan tanah atau atau keluar lereng
batuan penyusun lereng tersebut. Terganggunya kestabilan
tanah atau batuan
penyusun lereng
3 Menuliskan 3 kata kunci
2 Menuliskan 2 kata kunci
1 Menuliskan 1 kata kunci
Berdasarkan 1. Longsoran Translasi, peristiwa 4 Jika menyebutkan dan 2
pemahamanmu, bergesernya massa tanah dan menjelaskan 3 jenis
sebutkan 3 dan longsoran

200
jelaskan jenis-jenis batuan pada bidang gelincir 3 Jika menyebutkan dan
tanah longsor berbentuk rata. menjelaskan 2 jenis
2. Longsoran Rotasi, terjadi karena longsoran
bergeraknya massa tanah dan 2 Jika menyebutkan dan
batuan pada bidang gelincir menjelaskan 1 jenis
berbentuk cekung. longsoran
3. Pergerakan Blok, terjadi karena 1 Jika hanya menyebutkan
terdapat perpindahan batuan yang jenis longsoran
bergerak pada bidang gelincir
berbentuk rata
Menjelaskan proses Di suatu daerah telah Jenis Bencana: Tanah Longsor 4 Menyebutkan Jenis 3
penyebab terjadinya terjadi suatu Pemicu: bencana dan menuliskan
tanah longsor bencana. Bencana 1. Peningkatan kandungan air dalam 3 pemicu
(Faktor Alam) tersebut lereng 3 Menyebutkan Jenis
menyebabkan terjadi 2. Getaran pada lereng akibat gempa bencana dan menuliskan
penimbunan pada bumi ataupun ledakan, 2-3 pemicu
suatu pemukiman penggalian, getaran 2 Tidak menyebutkan jenis
atau menimbun alat/kendaraan. bencana tetapi
beberapa rumah- 3. Peningkatan beban yang menuliskan 3 pemicunya.
rumah warga. Daerah melampaui daya dukung tanah 1 Menyebutkan Jenis
tersebut berada di atau kuat geser tanah bencana tetapi tidak
dataran tinggi dan di menuliskan pemicu. Atau
kaki gunung.
Bencana tersebut Tidak menuliskan jenis
bergerak menuruni bencana tetapi
lereng. menuliskan 1 pemicu
Becana apa yang
terjadi dan jelaskan

201
apa pemicu bencana
tersebut terjadi?
(Berdasarkan
fenomena alam)
Menjelaskan proses Bencana tanah Selain Faktor alam, yang 4 Jika menyebutkan bahwa 4
penyebab terjadinya longsor terjadi menyebabkan terjadinya tanah lonsor aktifitas manusia sebagai
tanah longsor karena disebabkan yakni aktifitas manusia dalam factor lainnya dan
(Faktor Nonalam) oleh fenomena alam. meningkatkan potensi longsor seperti: menyebutkan 4 faktor
Apakah fenomena 1. Menebang pohon di daerah penyebab tanah longsor
alam merupakan perbukitan 3 Jika menyebutkan bahwa
salah satu factor 2. Pemotongan kaki lereng secara aktifitas manusia sebagai
yang menyebabkan sembarangan yang mengakibatkan factor lainnya dan
terjadinya longsor? lereng kehilangan gaya penyangga menyebutkan 3 faktor
Tuliskan 4 faktor apa 3. Membangun rumah atau bangunan penyebab tanah longsor
saja yang lain pada atau di atas lereng 2 Jika tidak menyebutkan
menyebabkannya? dan/atau tepat di bawah lereng. bahwa aktifitas manusia
(Selain factor alam). 4. Membuat ladang pada daerah sebagai factor lainnya
perbukitan yang curam dengan tetapi menuliskan 2-3
sistem drainase yang buruk faktor penyebab
5. Memotong lereng tanpa 1 Jika menyebutkan bahwa
memperhatikan faktor keamanan aktifitas manusia sebagai
(FK) untuk berbagai keperluan factor lainnya dan tidak
seperti pembuatan jalan dan menyebutkan 4 faktor
perluasan lahan. penyebabnya. Atau
6. Membuat kolam-kolam
penampungan air di daerah Jika tidak menyebutkan
perbukitan termasuk sumur air, bahwa aktifitas manusia
dsb. sebagai factor lainnya

202
tetapi menuliskan 1
faktor penyebab
Menyampaikan ide Menjelaskan Apakah terjadi tanah YA 4 Jika menjawab Ya dan 5
serta hasil dampak akibat longsor dapat Menimbulkan kerusakan, dapat menyebutkan 3 dampak
pemikiran secara terjadinya tanah menimbulkan menimbulkan sumber penyakit, dapat 3 Jika menjawab Ya dan
efektif baik itu longsor (Negatif) dampak negative mengakibatkan kematian menyebutkan 1 atau 2
nonverbal atau pada masyarakat dampak
tulisan. disekitaran daerah 2 Jika Menjawab Ya, tapi
tersebut? Jika Tidak, tidak menyebutkan
Jelaskan mengapa dampaknya
tidak terjadi 1 Jika menjawab Tidak
dampak? Jika Ya,
sebutkan 3 dampak
kerugian yang
disebabkan bencana
tersebut?

Menjelaskan Apakah terjadi tanah YA 4 Menjawab Ya dan 6


dampak akibat longsor dapat Meningkatkan kesadaran diri untuk menuliskan 3 dampak
terjadinya tanah menimbulkan tidak menebang hutan secara liar positif
longsor (Positif) dampak positif pada 3 Menjawab Ya dan
masyarakat Meningkatkan kepedulian terhadap menuliskan 2 dampak
disekitaran daerah sesama manusi positif
tersebut? Jika Tidak, 2 Menjawab Ya dan
Jelaskan mengapa Menjadikan fenomena tersebut sebagai menuliskan 1 dampak
tidak terjadi sikap waspada dan siaga bagi mereka positif
dampak? Jika Ya, yang berada dikawasan rawan tanah 1 Menjawab Tidak
Sebutkan 3 dan longsor.

203
jelaskan mengapa
terjadi dampak?
Berkomunikasi Menjelaskan factor- Jelaskan 4 daerah- 1. Daerah berbukit dengan 4 Jika menuliskan 4 tempat 7
secara nonverbal faktor peyebab daerah rawan terjadi kemiringan lereng curam atau yang rawan tanah longsor
dalam terjadinya tanah tanah longsor! kemiringan lereng lebih dari 40 3 Jika menuliskan 3 tempat
menyampaikan longsor derajat yang rawan tanah longsor
berita dengan jelas 2. Daerah di bantaran sungai dimana 2 Jika menuliskan 2 tempat
arus sungai dapat mengikis dinding yang rawan tanah longsor
sungai 1 Jika menuliskan 1 tempat
3. Daerah yang memiliki mata air di yang rawan tanah longsor
kaki bukit
4. Daerah peralihan antara lereng
curam dan landai. Daerah ini
merupakan akumulasi dari beban
diatasnya, disisi lain air dalam pori
terakumulasi lebih besar
dibandingkan pada bagian lereng
sehingga dapat memicu longsor.
Jelaskan 3 factor apa 1. Faktor penyebab terjadinya tanah 4 Jika menuliskan faktor 8
saja yang longsor ini dikontrol oleh parameter geologi, iklim,
menyebabkan parameter geologi, iklim, dan tata tata guna lahan suatu
terjadinya longsor! guna lahan suatu daerah. daerah, kemeiringan
2. Faktor air dan curah hujan lereng, intensitas
merupakan penyumbang terbesar pelapukan, kondisi
sedangkan tata guna lahan batuan, struktur geologi,
menyumbang seberapa besar factor air dan curha hujan
kerugian yang akan di timbulkan, serta menjelaskan factor
yang merupakan

204
3. Faktor geologi seperti kemeiringan penyumbang terbesar
lereng, intensitas pelapukan, terjadinya longsor.
kondisi batuan, struktur geologi, 3 Jika menuliskan faktor
parameter geologi, iklim,
tata guna lahan suatu
daerah, kemeiringan
lereng, intensitas
pelapukan, kondisi
batuan, struktur geologi,
factor air dan curha
hujan.

2 Jika menuliskan faktor


parameter geologi, iklim,
tata guna lahan suatu
daerah dan kemeiringan
lereng, intensitas
pelapukan, kondisi
batuan, struktur geologi,

1 Jika hanya menuliskan


faktor parameter geologi,
iklim, dan tata guna
lahan suatu daerah.

Menurut anda, Curah hujan yang tinggi (>2000 4 Menuliskan 4 kata kunci: 9
mengapa di suatu mm/tahun) dianggap sebagai faktor 1. Menjelaskan Curah
daerah dataran tinggi utama kelongsoran Curah hujan yang hujan yang tinggi

205
faktor yang tinggi dianggap sebagai faktor utama (>2000 mm/tahun)
mendominansi kelongsoran. Hal ini disebabkan dianggap sebagai
terjadinya tanah karena pada musim penghujan jumlah faktor utama
longsor ialah factor air yang masuk ke dalam tanah akan kelongsoran
curah hujan (>2000) meningkatkan ruang antar pori dalam 2. Menjelaskan
dan kemiringan tanah. Semakin tinggi nilai curah penyebab jika curah
lereng (>40º)? hujannya, maka wilayah tersebut hujan tingga
merupakan wilayah yang mempunyai 3. Menjelaskan
potensi tinggi terjadi bencana tanah kemiringan lereng
longsor. Mudahnya air berperan pada lereng >40
seperti pelumas antara bahan derajat berpengaruh
rombakan dengan bidang gelincirnya. besar terjadinya
longsor
Kemiringan lereng mempunyai 4. Kondisi daerah
berpengaruh besar terhadap kejadian sangat curam atau
tanah longsor, Tingkat resiko tinggi lebih dari 80 derajat
tanah longsor umumnya terjadi pada biasanya memiliki
daerah curam dengan kemiringan lapisan tanah yang
lereng >40 derajat. Pada kondisi tipis, sehingga
daerah sangat curam atau lebih dari 80 potensi longsor
derajat biasanya memiliki lapisan dalam skala besar
tanah yang tipis, sehingga potensi kemungkinan tidak
longsor dalam skala besar terjadi.
kemungkinan tidak terjadi. Daerah
yang aman terhadap longsor pada 3 Menuliskan 3 kata kunci
daerah yang landai dengan kemiringan 2 Menuliskan 2 kata kunci
tidak lebih dari 15 derajat. 1 Menuliskan 1 kata kunci

206
Mengkomunikasikan Jika kita berpikir Jika kita berpikir kejadian longsor 4 Jika menyebutkan 7-8 10
upaya pengurangan kejadian longsor berlangsung sangat cepat, maka dari upaya
resiko bencana tanah berlangsung sangat itu tindakan pencegahan sebelum 3 Jika menyebutkan 5-6
longsor cepat, apakah terjadi bencana adalah pilihan terbaik upaya
pencegahan sebelum untuk mengurangi resiko terkena 2 Jika menyebutkan 3-4
terjadi bencana bencana longsor upaya
sangat penting atau Upaya yang harus dilakukan yakni 1 Jika menyebutkan 1-2
dibutuhkan? 1. Hindari daerah rawan bencana upaya
Megapa? dan 2. Mengurangi tingkat keterjalan
jelaskan upaya apa lereng permukaan maupun air
yang harus dilakukan tanah
agar resiko bencana 3. Pembuatan bangunan penaha,
tanah longsor dapat jangkar dan pilling
berkurang? 4. Tarasering dengan system
drainase yang tepat
5. Mendirikan bangunan dengan
fondasi yang kuat
6. Melakukan pemadatan tanah di
sekitaran perumahan
7. Pengenalan daerah rawab tanah
longsor
8. Pembuatan tanggu penahan untuk
runtuhan batuan
9. Penutupan rekahan di atas lereng
untuk mencegah air masuk secara
cepat ke dalam tanah

207
10. Pondasi tiang pancang sangat
disarankan untuk menghindari
bahaya
11. Utilitas yang ada di dalam tanah
harus bersifat fleksible
12. Menanami Kawasan yang gersang
dengan tanaman yang memiliki
akar kuar
13. Tidak mendirikan bangunan
permanen di daerah tebing dan
tanah yang tidak stabil
14. Membuat selokan yang kuat
untuk mengaliri air hujan
15. Waspada ketika curah hujan
tinggi
16. Jangan menggunduli hitan dan
menebang pohon sembarangan
Menurut anda, Bencana tanah longsor disuatu daerah 4 Menyebutkan kata kunci: 14
mengapa sikap siaga dapat terjadi kapan saja dan berulang, 1. Sangat penting tahu
bencana tanah maka sikap siaga sangat penting agar mengenai prosedur
longsor itu penting masyarakat tahu serta paham cara keselamatan
atau sangat melakukan prosedur keselamatan 2. Paham melakukan
dibutuhkan? karena dengan sikap atau tindakan prosedur
sikap siaga dapat dinilai agar dampak keselamatan
yang ditimbulkan oleh bencana dapat Meminimalisir dampak
terminimalisir 3 Jika menyebutkan 2 kata
kunci

208
2 Jika menyebutkan 1 kata
kunci
1 Jika menjawab tetapi
kata kunci tidak
terpenuhi.
Melakukan Menjelaskan Sebelum terjadi Tindakan sebelum terjadi tanah 4 Jika menyebukan 7-8 11
komunikasi karena tindakan untuk tanah longsor, longsor sebagai berikut. tindakan
tujuan tertentu mengurangi resiko tuliskan 8 tindakan 1. Mengurangi tingkat keterjalan 3 Jika menyebukan 5-6
seperti membujuk bencana tanah atau langkah apa lereng permukaan maupun air tindakan
serta memberi longsor (Sebelum) yang mesti dilakukan tanah 2 Jika menyebukan 3-4
informasi. atau disiapkan untuk 2. Pembuatan pembangunan, tindakan
menanggulangi penahan,jangkar dan pilling 1 Jika menyebukan 1-2
resiko korban terlalu 3. Hindari daerah rawan bencana tindakan
banyak? untuk pembangunan pemukiman
dan fasilitas utama lainnya
4. Teraseri dengan system drainase
yang tepat
5. Penghijauan dengan tanaman
yang system perakaranya dalam
dan jarak tanaman yang tepat
6. Mendirikan bangunan dengan
fondasi yang kuat
7. Melakukan pemadatan tanah di
sekitar perumahan. Pengenalan
daerah rawan longsor
8. Pembuatan tanggul penahan
untuk runtuhan batuan

209
9. Penutupan rekahan di atas lereng
untuk mencegah air masuk secara
cepat kedalam tanah
10. Tidak mendirikan bangunan
permanen di daerah tebing dan
tanah yang tidak stabil
11. Waspada ketika curah hujan
tinggi
12. Jangan menggunduli hutan dan
menebang pohon sembarangan.
Menjelaskan Jika tanah longsor 1. Berdo’a, meminta 4 Jika menyebukan 4 12
tindakan untuk terjadi, tuliskan 4 perlindungan dan keselamatan tindakan
mengurangi resiko tindakan atau kepada Tuhan yang Esa, 3 Jika menyebukan 3
bencana tanah langkah apa yang sembari juga berupaya untuk tindakan
longsor (Saat terjadi akan anda lakukan? tidak panik namun berfikir 2 Jika menyebukan 2
bencana) cepat mencari tempat tindakan
perlindungan yang aman 1 Jika menyebukan 1
2. Segera evakuasi untuk tindakan
menjauhi suara gemuruh atau
arah datangnya longsoran
3. Apabila mendengar suara
sirine peringatan longsor,
segera evakuasi kea rah zona
evakuasi yang telah ditentukan
4. Apabila mendengar suara
sirine peringatan longsor,
segera evakuasi kea rah zona
evakuasi yang telah ditentukan

210
Apabila di dalam rumah dan
terdengar suara gemuruh,
segera ke luar cari tempat
lapang dan tanpa penghalang,
jauhi bangunan tinggi,
pepohonan, dan jaringan
listrik.
5. Apabila di luar, cari tempat
yang lapang dan perhatikan sisi
tebing atau tanah yang
mengalami longsor dan arah
pergerakannya.
Menjelaskan Setelah terjadi tanah 1. Jangan segera kembali ke rumah 4 Jika menyebukan 13
tindakan untuk longsor, tindakan atau lokasi longsor, perhatikan 4tindakan
mengurangi resiko atau langkah apa apakah longsor susulan masih 3 Jika menyebukan 3
bencana tanah yang akan anda akan terjadi. tindakan
longsor (Setelah lakukan? 2. Meminta bantuan dengan 2 Jika menyebukan 2
terjadi bencana) menghubungi pihak-pihak terkait tindakan
3. Apabila diminta untuk membantu 1 Jika menyebukan 1
proses evakuasi, gunakan sepatu tindakan
khusus dan peralatan yang
menjamin keselamatan seperti
baju berwarna cerah, celana tebal,
sepatu boot, tali, sarung tangan,
masker, helm/pelindung kepala,
peluit, dan senter.
4. Petakan zona-zona evakuasi
korban secara sistematis dengan

211
berpatokan pada kemungkinan
lokasi korban tertimbun.
5. Perhatikan kondisi tanah sebagai
pijakan yang kokoh setiap kali
melangkah. Kondisi ini
mengingat tanah timbunan
longsor menyisakan rongga-
rongga yang sewaktu-waktu dapat
menyebabkan amblesan dan
membahayakan keselamatan
manusia yang berada diatasnya.
6. Apabila harus menghadapi
reruntuhan bangunan untuk
menyelamatkan korban, kenali
kemungkinan kondisi korban,
pastikan tidak menimbulkan
dampak yang lebih buruk atau
menunggu pihak berwenang
untuk melakukan evakuasi
korban. Korban akibat gerakan
tanah/batuan biasanya tertimbun
yang bisa menyebabkan patah
tulang dan sesak napas.

212
Lampiran 3.1.4 Lembar Validasi

Lembar Validasi Soal Tes Communication Skill Peserta Didik

Mata Pelajaran : IPA

Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor Untuk Meningkatkan Communication Skill, Collaboration
Skill, dan Sikap Siaga Bencana Peserta Didik

Peneliti : Nur Ismiyanti Arding

A. PETUNJUK
1. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui penilaian dan pendapat Bapak/ Ibu tentang Instrumen soal tes communication skill peserta
didik
2. Mohon kesediaan Bapak/ Ibu menilai Instrumen soal tes communication skill sesuai dengan kriteria yang tercantuk dalam
insrumen ini.
3. Berikan tanda check list (√) pada kolom penilaian “YA” atau “TIDAK”.
4. Penilaian akhir, beri tanda check list (√) pada kolom “VALID” atau “TIDAK VALID” untuk mengetahui penilaian Bapak/ Ibu
tentang Instrumen soal tes communication skill peserta didik
5. Komentar atau saran mohon ditulis pada kolom komentar/ saran yang tersedia

213
6. Atas kesediaan Bapak/ Ibu untuk melakukan penilaian, saya ucapkan terima kasih.
B. Aspek yang dinilai
Penilaian Komentar/
Soal Jawaban Skor Kriteria
Ya Tidak Saran
Berdasarkan Tanah longsor merupakan suatu 4 Menuliskan 4 kata kunci:
pemahaman dan kejadian yang meyebabkan tanah 6. Tanah meluncur bebas
pengetahuanmu, meluncur bebas atau runtuh secara atau runtuh secara
jelaskan apa yang tiba-tiba, dimana terjadi pada tempat tiba-tiba
dimaksud dengan yang terjal. Penyebabnya karena gaya 7. Gaya gravitasi
tanah longsor? gravitasi, dimana tanah tersebut 8. Tanah berpindah dari
berpindah dari ketinggian menuju ketinggian menuju
ketempat yang rendah. Tanah longsor ketempat yang rendah
terjadi karena salah satu jenis 9. Gerakan massa, tanah
Gerakan massa, tanah atau batuan, atau batuan
ataupun pencampuran keduanya. 10. Menuruni lereng atau
Menuruni lereng atau keluar lereng keluar lereng
akibat dari terganggunya kestabilan 11. Terganggunya
tanah atau batuan penyusun lereng kestabilan tanah atau
tersebut. batuan penyusun
lereng
3 Menuliskan 3 kata kunci
2 Menuliskan 2 kata kunci
1 Menuliskan 1 kata kunci
Sebutkan 3 dan 1. Longsoran Translasi, peristiwa 4 Jika menyebutkan dan
jelaskan jenis-jenis bergesernya massa tanah dan menjelaskan 3 jenis
tanah longsor longsoran

214
Penilaian Komentar/
Soal Jawaban Skor Kriteria
Ya Tidak Saran
batuan pada bidang gelincir 3 Jika menyebutkan dan
berbentuk rata. menjelaskan 2 jenis
2. Longsoran Rotasi, terjadi karena longsoran
bergeraknya massa tanah dan 2 Jika menyebutkan dan
batuan pada bidang gelincir menjelaskan 1 jenis
berbentuk cekung. longsoran
3. Pergerakan Blok, terjadi karena 1 Jika hanya menyebutkan
terdapat perpindahan batuan yang jenis longsoran
bergerak pada bidang gelincir
berbentuk rata
Di suatu daerah Jenis Bencana: Tanah Longsor 4 Menyebutkan Jenis
telah terjadi suatu Pemicu: bencana dan menuliskan 3
bencana. Bencana 1. Peningkatan kandungan air pemicu
tersebut dalam lereng 3 Menyebutkan Jenis
menyebabkan 2. Getaran pada lereng akibat bencana dan menuliskan 2-
terjadi penimbunan gempa bumi ataupun ledakan, 3 pemicu
pada suatu penggalian, getaran 2 Tidak menyebutkan jenis
pemukiman atau alat/kendaraan. bencana tetapi menuliskan
menimbun beberapa 3. Peningkatan beban yang 3 pemicunya.
rumah-rumah melampaui daya dukung tanah 1 Menyebutkan Jenis
warga. Daerah atau kuat geser tanah bencana tetapi tidak
tersebut berada di menuliskan pemicu. Atau
dataran tinggi dan
di kaki gunung. Tidak menuliskan jenis
Bencana tersebut bencana tetapi menuliskan
1 pemicu

215
Penilaian Komentar/
Soal Jawaban Skor Kriteria
Ya Tidak Saran
bergerak menuruni
lereng.
Becana apa yang
terjadi dan tuliskan
3 pemicu bencana
tersebut terjadi?
(Berdasarkan
fenomena alam)
Bencana tanah Selain Faktor alam, yang 4 Jika menyebutkan bahwa
longsor terjadi menyebabkan terjadinya tanah lonsor aktifitas manusia sebagai
karena disebabkan yakni aktifitas manusia dalam faktor lainnya dan
oleh fenomena meningkatkan potensi longsor menyebutkan 4 faktor
alam. Apakah seperti: penyebab tanah longsor
fenomena alam 1. Menebang pohon di daerah 3 Jika menyebutkan bahwa
merupakan salah perbukitan aktifitas manusia sebagai
satu factor yang 2. Membangun rumah atau faktor lainnya dan
menyebabkan bangunan lain pada atau di atas menyebutkan 3 faktor
terjadinya longsor? lereng dan/atau tepat di bawah penyebab tanah longsor
Tuliskan 4 faktor lereng. 2 Jika tidak menyebutkan
apa saja yang 3. Pemotongan kaki lereng secara bahwa aktifitas manusia
menyebabkannya? sembarangan yang sebagai factor lainnya
(Selain factor alam). mengakibatkan lereng kehilangan tetapi menuliskan 2-3
gaya penyangga faktor penyebab
4. Membuat ladang pada daerah 1 Jika menyebutkan bahwa
perbukitan yang curam dengan aktifitas manusia sebagai
sistem drainase yang buruk faktor lainnya dan tidak

216
Penilaian Komentar/
Soal Jawaban Skor Kriteria
Ya Tidak Saran
5. Memotong lereng tanpa menyebutkan 4 faktor
memperhatikan faktor keamanan penyebabnya. Atau
(FK) untuk berbagai keperluan
seperti pembuatan jalan dan Jika tidak menyebutkan
perluasan lahan. bahwa aktifitas manusia
6. Membuat kolam-kolam sebagai factor lainnya
penampungan air di daerah tetapi menuliskan 1 faktor
perbukitan termasuk sumur air, penyebab
dsb.
Apakah terjadi Ya 4 Jika menjawab Ya dan
tanah longsor dapat 1. Menimbulkan kerusakan, dapat menyebutkan 3 dampak
menimbulkan 2. Menimbulkan sumber penyakit, 3 Jika menjawab Ya dan
dampak negative 3. Dapat mengakibatkan kematian menyebutkan 1 atau 2
pada masyarakat dampak
disekitaran daerah 2 Jika Menjawab Ya, tapi
tersebut? Jika tidak menyebutkan
Tidak, Jelaskan dampaknya
mengapa tidak 1 Jika menjawab Tidak
terjadi dampak?
Jika Ya, sebutkan 3
dampak kerugian
yang disebabkan
bencana tersebut?
Apakah terjadi Ya 4 Menjawab Ya dan
tanah longsor dapat menuliskan 3 dampak
menimbulkan positif

217
Penilaian Komentar/
Soal Jawaban Skor Kriteria
Ya Tidak Saran
dampak positif pada 1. Meningkatkan kesadaran diri 3 Menjawab Ya dan
masyarakat untuk tidak menebang hutan menuliskan 2 dampak
disekitaran daerah secara liar positif
tersebut? Jika 2. Meningkatkan kepedulian 2 Menjawab Ya dan
Tidak, Jelaskan terhadap sesama manusi menuliskan 1 dampak
mengapa tidak 3. Menjadikan fenomena tersebut positif
terjadi dampak? sebagai sikap waspada dan siaga 1 Menjawab Tidak
Jika Ya, Sebutkan 3 bagi mereka yang berada
dan jelaskan dikawasan rawan tanah longsor.
mengapa terjadi
dampak?
Jelaskan 4 daerah- 1. Daerah berbukit dengan 4 Jika menuliskan 4 tempat
daerah rawan terjadi kemiringan lereng curam atau yang rawan tanah longsor
tanah longsor! kemiringan lereng lebih dari 40 3 Jika menuliskan 3 tempat
derajat yang rawan tanah longsor
2. Daerah di bantaran sungai 2 Jika menuliskan 2 tempat
dimana arus sungai dapat yang rawan tanah longsor
mengikis dinding sungai 1 Jika menuliskan 1 tempat
3. Daerah yang memiliki mata air di yang rawan tanah longsor
kaki bukit
4. Daerah peralihan antara lereng
curam dan landai. Daerah ini
merupakan akumulasi dari beban
diatasnya, disisi lain air dalam
pori terakumulasi lebih besar

218
Penilaian Komentar/
Soal Jawaban Skor Kriteria
Ya Tidak Saran
dibandingkan pada bagian lereng
sehingga dapat memicu longsor.
Jelaskan 3 factor 1. Faktor penyebab terjadinya tanah 4 Jika menuliskan faktor
apa saja yang longsor ini dikontrol oleh parameter geologi, iklim,
menyebabkan parameter geologi, iklim, dan tata tata guna lahan suatu
terjadinya longsor! guna lahan suatu daerah. daerah, kemeiringan
2. Faktor geologi seperti lereng, intensitas
kemeiringan lereng, intensitas pelapukan, kondisi batuan,
pelapukan, kondisi batuan, struktur geologi, factor air
struktur geologi, dan curha hujan serta
3. Faktor air dan curah hujan menjelaskan factor yang
merupakan penyumbang terbesar merupakan penyumbang
sedangkan tata guna lahan terbesar terjadinya longsor.
menyumbang seberapa besar 3 Jika menuliskan faktor
kerugian yang akan di timbulkan, parameter geologi, iklim,
tata guna lahan suatu
daerah, kemeiringan
lereng, intensitas
pelapukan, kondisi batuan,
struktur geologi, factor air
dan curha hujan.

2 Jika menuliskan faktor


parameter geologi, iklim,
tata guna lahan suatu
daerah dan kemeiringan

219
Penilaian Komentar/
Soal Jawaban Skor Kriteria
Ya Tidak Saran
lereng, intensitas
pelapukan, kondisi batuan,
struktur geologi,

1 Jika hanya menuliskan


faktor parameter geologi,
iklim, dan tata guna lahan
suatu daerah.

Menurut anda, Curah hujan yang tinggi (>2000 4 Menuliskan 4 kata kunci:
mengapa di suatu mm/tahun) dianggap sebagai faktor 5. Menjelaskan Curah
daerah dataran utama kelongsoran Curah hujan yang hujan yang tinggi
tinggi faktor yang tinggi dianggap sebagai faktor utama (>2000 mm/tahun)
mendominansi kelongsoran. dianggap sebagai
terjadinya tanah Hal ini disebabkan karena pada faktor utama
longsor ialah factor musim penghujan jumlah air yang kelongsoran
curah hujan (>2000) masuk ke dalam tanah akan 6. Menjelaskan
dan kemiringan meningkatkan ruang antar pori dalam penyebab jika curah
lereng (>40º)? tanah. Semakin tinggi nilai curah hujan tingga
hujannya, maka wilayah tersebut 7. Menjelaskan
merupakan wilayah yang mempunyai kemiringan lereng
potensi tinggi terjadi bencana tanah pada lereng >40
longsor. Mudahnya air berperan derajat berpengaruh
seperti pelumas antara bahan besar terjadinya
rombakan dengan bidang gelincirnya. longsor

220
Penilaian Komentar/
Soal Jawaban Skor Kriteria
Ya Tidak Saran
8. Kondisi daerah sangat
Kemiringan lereng mempunyai curam atau lebih dari
berpengaruh besar terhadap kejadian 80 derajat biasanya
tanah longsor, Tingkat resiko tinggi memiliki lapisan
tanah longsor umumnya terjadi pada tanah yang tipis,
daerah curam dengan kemiringan sehingga potensi
lereng >40 derajat. Pada kondisi longsor dalam skala
daerah sangat curam atau lebih dari besar kemungkinan
80 derajat biasanya memiliki lapisan tidak terjadi.
tanah yang tipis, sehingga potensi
longsor dalam skala besar 3 Menuliskan 3 kata kunci
kemungkinan tidak terjadi. Daerah 2 Menuliskan 2 kata kunci
yang aman terhadap longsor pada 1
daerah yang landai dengan
Menuliskan 1 kata kunci
kemiringan tidak lebih dari 15
derajat.
Jika kita berpikir Jika kita berpikir kejadian longsor 4 Jika menyebutkan 7-8
kejadian longsor berlangsung sangat cepat, maka dari upaya
berlangsung sangat itu tindakan pencegahan sebelum 3 Jika menyebutkan 5-6
cepat, apakah terjadi bencana adalah pilihan terbaik upaya
pencegahan untuk mengurangi resiko terkena 2 Jika menyebutkan 3-4
sebelum terjadi bencana longsor upaya
bencana sangat Upaya yang harus dilakukan yakni 1 Jika menyebutkan 1-2
penting atau 1. Hindari daerah rawan bencana upaya
dibutuhkan?
Megapa? dan

221
Penilaian Komentar/
Soal Jawaban Skor Kriteria
Ya Tidak Saran
jelaskan 8 upaya 2. Mengurangi tingkat keterjalan
apa yang harus lereng permukaan maupun air
dilakukan agar tanah
resiko bencana 3. Pembuatan bangunan penaha,
tanah longsor dapat jangkar dan pilling
berkurang untuk 4. Tarasering dengan system
menanggulangi drainase yang tepat
resiko korban 5. Mendirikan bangunan dengan
terlalu banyak? fondasi yang kuat
6. Melakukan pemadatan tanah di
sekitaran perumahan
7. Pengenalan daerah rawab tanah
longsor
8. Pembuatan tanggu penahan
untuk runtuhan batuan
9. Penutupan rekahan di atas lereng
untuk mencegah air masuk
secara cepat ke dalam tanah
10. Pondasi tiang pancang sangat
disarankan untuk menghindari
bahaya
11. Utilitas yang ada di dalam tanah
harus bersifat fleksible
12. Menanami Kawasan yang
gersang dengan tanaman yang
memiliki akar kuar

222
Penilaian Komentar/
Soal Jawaban Skor Kriteria
Ya Tidak Saran
13. Tidak mendirikan bangunan
permanen di daerah tebing dan
tanah yang tidak stabil
14. Membuat selokan yang kuat
untuk mengaliri air hujan
15. Waspada ketika curah hujan
tinggi
16. Jangan menggunduli hitan dan
menebang pohon sembarangan
Menurut anda, Bencana tanah longsor disuatu daerah 4 Menyebutkan kata kunci:
mengapa sikap dapat terjadi kapan saja dan berulang, 3. Sangat penting tahu
siaga bencana tanah maka sikap siaga sangat penting agar mengenai prosedur
longsor itu penting masyarakat tahu serta paham cara keselamatan
atau sangat melakukan prosedur keselamatan 4. Paham melakukan
dibutuhkan? karena dengan sikap atau tindakan prosedur keselamatan
sikap siaga dapat dinilai agar dampak 5. Meminimalisir
yang ditimbulkan oleh bencana dapat dampak
terminimalisir 3 Jika menyebutkan 2 kata
kunci
2 Jika menyebutkan 1 kata
kunci
1 Jika menjawab tetapi kata
kunci tidak terpenuhi.
Sebelum terjadi 1. Tindakan sebelum terjadi tanah 4 Jika menyebukan 7-8
tanah longsor, longsor sebagai berikut. tindakan

223
Penilaian Komentar/
Soal Jawaban Skor Kriteria
Ya Tidak Saran
tuliskan 8 tindakan 2. Mengurangi tingkat keterjalan 3 Jika menyebukan 5-6
atau langkah apa lereng permukaan maupun air tindakan
yang mesti tanah 2 Jika menyebukan 3-4
dilakukan atau 3. Pembuatan pembangunan, tindakan
disiapkan? penahan,jangkar dan pilling 1 Jika menyebukan 1-2
4. Hindari daerah rawan bencana tindakan
untuk pembangunan pemukiman
dan fasilitas utama lainnya
5. Teraseri dengan system drainase
yang tepat
6. Penghijauan dengan tanaman
yang system perakaranya dalam
dan jarak tanaman yang tepat
7. Mendirikan bangunan dengan
fondasi yang kuat
8. Melakukan pemadatan tanah di
sekitar perumahan. Pengenalan
daerah rawan longsor
9. Pembuatan tanggul penahan
untuk runtuhan batuan
10. Penutupan rekahan di atas lereng
untuk mencegah air masuk
secara cepat kedalam tanah
11. Tidak mendirikan bangunan
permanen di daerah tebing dan
tanah yang tidak stabil

224
Penilaian Komentar/
Soal Jawaban Skor Kriteria
Ya Tidak Saran
12. Waspada ketika curah hujan
tinggi
13. Jangan menggunduli hutan dan
menebang pohon sembarangan.
Jika tanah longsor 1. Berdo’a, meminta perlindungan 4 Jika menyebukan 4
terjadi, tuliskan 4 dan keselamatan kepada Tuhan tindakan
tindakan atau yang Esa, sembari juga berupaya 3 Jika menyebukan 3
langkah apa yang untuk tidak panik namun berfikir tindakan
akan anda lakukan? cepat mencari tempat 2 Jika menyebukan 2
perlindungan yang aman tindakan
2. Segera evakuasi untuk menjauhi 1 Jika menyebukan 1
suara gemuruh atau arah tindakan
datangnya longsoran
3. Apabila mendengar suara sirine
peringatan longsor, segera
evakuasi kea rah zona evakuasi
yang telah ditentukan.
4. Apabila di dalam rumah dan
terdengar suara gemuruh, segera
ke luar cari tempat lapang dan
tanpa penghalang, jauhi
bangunan tinggi, pepohonan,
dan jaringan listrik.
5. Apabila di luar, cari tempat yang
lapang dan perhatikan sisi tebing

225
Penilaian Komentar/
Soal Jawaban Skor Kriteria
Ya Tidak Saran
atau tanah yang mengalami
longsor dan arah pergerakannya.
Setelah terjadi tanah 1. Jangan segera kembali ke rumah 4 Jika menyebukan
longsor, tindakan atau lokasi longsor, perhatikan 4tindakan
atau langkah apa apakah longsor susulan masih 3 Jika menyebukan 3
yang akan anda akan terjadi. tindakan
lakukan? 2. Meminta bantuan dengan 2 Jika menyebukan 2
menghubungi pihak-pihak tindakan
terkait 1 Jika menyebukan 1
3. Apabila diminta untuk tindakan
membantu proses evakuasi,
gunakan sepatu khusus dan
peralatan yang menjamin
keselamatan seperti baju
berwarna cerah, celana tebal,
sepatu boot, tali, sarung tangan,
masker, helm/pelindung kepala,
peluit, dan senter.
4. Petakan zona-zona evakuasi
korban secara sistematis dengan
berpatokan pada kemungkinan
lokasi korban tertimbun.
5. Perhatikan kondisi tanah sebagai
pijakan yang kokoh setiap kali
melangkah. Kondisi ini
mengingat tanah timbunan

226
Penilaian Komentar/
Soal Jawaban Skor Kriteria
Ya Tidak Saran
longsor menyisakan rongga-
rongga yang sewaktu-waktu
dapat menyebabkan amblesan
dan membahayakan keselamatan
manusia yang berada diatasnya.
6. Apabila harus menghadapi
reruntuhan bangunan untuk
menyelamatkan korban, kenali
kemungkinan kondisi korban,
pastikan tidak menimbulkan
dampak yang lebih buruk atau
menunggu pihak berwenang
untuk melakukan evakuasi
korban. Korban akibat gerakan
tanah/batuan biasanya tertimbun
yang bisa menyebabkan patah
tulang dan sesak napas.
Tidak Komentar/
Valid
Valid Saran
PENILAIAN AKHIR

Komentar Umum:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..…
………………………………..………………………………………………….…………………………………...................................

227
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..…
………………………………..………………………………………………….…………………………………...................................
Kesimpulan:
Soal tes communication skill dinyatakan:*
o Layak digunakan tanpa revisi
o Layak digunakan dengan revisi
o Tidak layak digunakan
*) Beri tanda check list (√) pada lingkaran

Yogyakarta, …………………2019
Validator

( )
NIP

228
Lampiran 3.2 Collaboration Skill
Lampiran 3.2.1 Kisi-kisi

Tabel 47. Kisi-kisi Lembar Observasi Collaboration Skill


Aspek Indikator Butir Soal
Ikut serta dan berkontrisbusi 1, 2
Bekerja
Menunjukkan kemampuan dalam
Produktif dalam
bekerja sama walaupun berbeda karakter 3, 4
tim
dari setiap anggota tim.
Memiliki komitmen untuk
5
mementingkan kelompok
Tanggung jawab Saling bekerja sama untuk
dalam Tim menyelesaikan tugas dan tanggung 6, 7
jawab dalam kelompok.
Menghargai masukan, pendapat atau ide
Fleksibilitas dan 8, 9
dari anggota lain
berkompromi
Memperlihatkan kemauan bekerja sama
dalam tim 10
dengan yang lainnya

229
Lampiran 3.2.2 Lembar Observasi

Lembar Observasi Collaboration Skill Peserta Didik

Sekolah :
Kelas/ Semester : VII/ 2
Hari/ Tanggal :
Pertemuan Ke- :
Kelompok :
Nama Siswa :
1. …………………………………No. Absen Siswa ……………….
2. …………………………………No. Absen Siswa ……………….
3. …………………………………No. Absen Siswa ……………….
4. …………………………………No. Absen Siswa ……………….
5. …………………………………No. Absen Siswa ……………….
6. …………………………………No. Absen Siswa ……………….

Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor Untuk
Meningkatkan Communication Skill, Collaboration Skill, dan
Sikap Siaga Bencana Peserta Didik

Peneliti : Nur Ismiyanti Arding

Petunjuk:
1. Setiap observer berada dekat dengan peserta didik yang akan diamati dan
tidak mengganggu kegiatan belajar peserta didik.
2. Tuliskan nomor urut/ absen siswa yang akan dinilai pada kolom yang telah
disediakan
3. Berilah Skor 4, 3, 2, atau 1 pada kolom yang telah disediakan berdasarkan
rubrik penilaian.

230
Kegiatan yang Nomor Absen Peserta Didik
No Skor Rubrik Penilaian Catatan
diamati
Peserta didik aktif mengerjakan tugas
yang diberikan dengan teman
kelompoknya berkaitan dengan
4
diskusi kelompok pada saat
mengerjakan LKPD setelah
menggunakan KIT IPA tanah longsor
Peserta didik mengerjakan tugas yang
diberikan namun kadang sambil
3
Aktif mengerjakan bermain-main (Seperti: melamun,
tugas dengan bercanda, mengobrol)
1.
menggunakan KIT Peserta didik aktif mengerjakan tugas
IPA tanah longsor yang diberikan tetapi tidak berdiskusi
2 dengan teman kelompoknya atau
mengerjakan sendiri tugas yang
diberikan
Jika peserta didik tidak aktif
mengerjakan tugas yang diberikan
1 berkaitan dengan materi tanah longsor
setelah menggunakan KIT IPA tanah
longsor
Peserta didik aktif berdiskusi bersama
Aktif berdiskusi 4
semua anggota kelompoknya
bersama teman
Peserta didik aktif berdiskusi bersama
2. kelompok dengan
teman kelompoknya namun kadang
menggunakan KIT 3
sambil bermain-main (Seperti:
IPA tanah longsor
melamun, bercanda, mengobrol).

231
Kegiatan yang Nomor Absen Peserta Didik
No Skor Rubrik Penilaian Catatan
diamati
Peserta didik berdiskusi dengan semua
2 anggota kelompoknya (hanya diskusi
dengan satu anggota)
Jika peserta didik tidak aktif
berdiskusi dengan menggunakan KIT
1
IPA tanah longsor bersama teman
kelompoknya
Peserta didik mampu menempatkan
diri sebagai anggota tim dan
4 mengerjakan tugasnya secara
berkelompok dengan menggunakan
KIT IPA tanah longsor
Peserta didik mampu menempatkan
diri sebagai anggota tim tetapi belum
Mampu berinteraksi 3 mengerjakan tugasnya secara
dengan peserta didik berkelompok dengan menggunakan
3. yang lain dengan KIT IPA tanah longsor
menggunakan KIT Peserta didik mampu menempatkan
IPA tanah longsor diri sebagai anggota tim tetapi
2 terkadang ingin mengerjakan tugasnya
sendiri tanpa memperdulikan ide-ide
dari teman kelompoknya
Peserta didik tidak dapat
menempatkan diri sebagai anggota tim
1
dan tidak dapat bekerja sama dengan
menggunakan KIT IPA tanah longsor

232
Kegiatan yang Nomor Absen Peserta Didik
No Skor Rubrik Penilaian Catatan
diamati
Peserta didik mampu menempatkan
4 diri sebagai anggota tim dan tidak
membeda-bedakan anggota timnya
Peserta didik mampu menempatkan
Tidak membeda- diri sebagai anggota tim tetapi
3
bedakan teman terkadang membeda-bedakan anggota
kelompoknya pada timnya
4.
saat menggunakan Peserta didik mampu menempatkan
KIT IPA tanah 2 diri sebagai anggota tim tetapi sering
longsor membeda-bedakan anggota timnya
Peserta didik tidak mampu
menempatkan diri sebagai anggota tim
1
dan membeda-bedakan anggota
timnya
Jika peserta didik peduli dan ikut
mengerjakan tugas bersama-sama
4
dalam menyelesaikan tugas kelompok
yang diberikan
Peduli dengan tugas Jika peserta didik peduli namun
yang diberikan dengan kadang tidak ikut mengerjakan tugas
5.
menggunakan KIT bersama-sama (seperti: bercanda,
3
IPA tanah longsor bermain, mengobrol) dalam
menyelesaikan tugas kelompok yang
diberikan
Jika peserta didik peduli namun tidak
2
ikut mengerjakan tugas bersama-sama

233
Kegiatan yang Nomor Absen Peserta Didik
No Skor Rubrik Penilaian Catatan
diamati
dalam menyelesaikan tugas kelompok
yang diberikan (Seperti: bersemangat
agar tugas yang diberikan dapat
selesai tapi menyerahkan tugas pada
temannya untuk dikerjakan).
Jika peserta didik tidak peduli dan
tidak ikut mengerjakan tugas bersama-
1
sama dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan
Kelompok membuat kesepakatan rinci
4 mengenai detail pekerjaan untuk
diselesaikan bersama-sama
Memiliki tanggung Kelompok membuat kesepakatan rinci
jawab untuk mengenai detail pekerjaan untuk
3
menyelesaikan tugas diselesaikan bersama-sama tetapi
6.
yang diberikan dengan beberapa kesepakatan tidak dilakukan
menggunakan KIT Kelompok tidak membuat kesepatakn
2
IPA tanah longsor dalam mengerjakan tugas
Kelompok tidak membuat
1 kesepakatan dan tidak mengerjakan
tugas
Menyelesaikan tugas sebelum waktu
Mengerjakan tugas 4
yang diberikan selesai
yang diberikan dengan
7. 3 Menyelesaikan dengan tepat waktu
menggunakan KIT
Tidak dapat menyelesaikan tugas
IPA tanah longsor 2
dengan tepat waktu

234
Kegiatan yang Nomor Absen Peserta Didik
No Skor Rubrik Penilaian Catatan
diamati
Tidak mampu mengerjakan atau
1
menyelesaikan tugasnya
Jika peserta didik mampu bekerja
4 sama dan menerima saran, ide atau
tanggapan dari temannya
Jika peserta didik mampu bekerja
Bekerja sama dan sama tetapi sering tidak menerima
menerima saran, ide saran, ide atau tanggapan dari
3
atau tanggapan satu temannya (seperti: menunjukkan
sama lain bersama ekspresi tidak suka, membantah,
8.
teman kelompok mengejek, mencela, marah)
dengan menggunakan Jika peserta didik mampu bekerja
KIT IPA tanah sama, namun tidak merespon saran,
2
longsor ide atau tanggapan keteman
kelompoknya.
Jika peserta didik tidak mampu
1 bekerja sama dengan teman
kelompoknya
Dapat menerima dengan senang hati
4
kritik/ saran/ tanggapan
Mampu menerima Dapat menerima kritik/ saran/
kritik/ saran/ 3 tanggapan tetapi memperlihatkan
9.
tanggapan dari teman ekspresi kecewa
kelompok Dapat menerima kritik/ saran/
2 tanggapan tetapi memperlihatkan
ekspresi marah

235
Kegiatan yang Nomor Absen Peserta Didik
No Skor Rubrik Penilaian Catatan
diamati
Tidak mau menerima dengan senang
1
hati kritik/ saran/ tanggapan
Jika peserta didik dapat bekerja sama
4
dengan seluruh teman kelompoknya
Jika peserta didik hanya bekerja sama
3 dengan 2-3 orang (dari jumlah siswa
Menunjukkan sikap
10 5-6 orang)
untuk bekerja sama
Jika peserta didik hanya mau bekerja
2
sama dengan 1 orang saja
Jika peserta didik tidak mampu
1
bekerja sama secata tim.

Yogyakarta,……………………………2020
Observer,

(…………………………………………...)

236
Lampiran 3.2.3 Lembar Validasi

Lembar Validasi Observasi Collaboration Skill Peserta Didik

Mata Pelajaran : IPA

Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor Untuk Meningkatkan Communication Skill, Collaboration
Skill, dan Sikap Siaga Bencana Peserta Didik

Peneliti : Nur Ismiyanti Arding

A. PETUNJUK
1. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui penilaian dan pendapat Bapak/ Ibu tentang Instrumen lembar observasi collaboration skill
peserta didik
2. Mohon kesediaan Bapak/ Ibu menilai Instrumen lembar observasi collaboration skill sesuai dengan kriteria yang tercantuk dalam
insrumen ini.
3. Berikan tanda check list (√) pada kolom penilaian “YA” atau “TIDAK”.
4. Penilaian akhir, beri tanda check list (√) pada kolom “VALID” atau “TIDAK VALID” untuk mengetahui penilaian Bapak/ Ibu
tentang Instrumen lembar observasi collaboration skill peserta didik
5. Komentar atau saran mohon ditulis pada kolom komentar/ saran yang tersedia
6. Atas kesediaan Bapak/ Ibu untuk melakukan penilaian, saya ucapkan terima kasih.

237
B. Aspek yang dinilai
Kegiatan yang Penilaian Komentar/
No Skor Kriteria
diamati YA TIDAK Saran
Peserta didik aktif mengerjakan tugas yang diberikan
dengan teman kelompoknya berkaitan dengan diskusi
4 kelompok pada saat mengerjakan LKPD setelah
menggunakan KIT IPA tanah longsor

Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan namun


kadang sambil bermain-main (Seperti: melamun,
3
Aktif bercanda, mengobrol)
1. mengerjakan
tugas Peserta didik aktif mengerjakan tugas yang diberikan
tetapi tidak berdiskusi dengan teman kelompoknya atau
2
mengerjakan sendiri tugas yang diberikan

Jika peserta didik tidak aktif mengerjakan tugas yang


diberikan berkaitan dengan materi tanah longsor setelah
1
menggunakan KIT IPA tanah longsor

Peserta didik aktif berdiskusi bersama semua anggota


4 kelompoknya
Aktif
berdiskusi
2. Peserta didik aktif berdiskusi bersama teman
bersama teman
kelompoknya namun kadang sambil bermain-main
kelompok 3
(Seperti: melamun, bercanda, mengobrol).

238
Kegiatan yang Penilaian Komentar/
No Skor Kriteria
diamati YA TIDAK Saran
Peserta didik berdiskusi dengan semua anggota
2
kelompoknya (hanya diskusi dengan satu anggota)
Jika peserta didik tidak aktif berdiskusi dengan
1 menggunakan KIT IPA tanah longsor bersama teman
kelompoknya
Peserta didik mampu menempatkan diri sebagai anggota
4 tim dan mengerjakan tugasnya secara berkelompok
dengan menggunakan KIT IPA tanah longsor
Peserta didik mampu menempatkan diri sebagai anggota
tim tetapi belum mengerjakan tugasnya secara
Mampu 3
berkelompok dengan menggunakan KIT IPA tanah
berinteraksi
3. longsor
dengan peserta
Peserta didik mampu menempatkan diri sebagai anggota
didik yang lain
2 tim tetapi terkadang ingin mengerjakan tugasnya sendiri
tanpa memperdulikan ide-ide dari teman kelompoknya
Peserta didik tidak dapat menempatkan diri sebagai
1 anggota tim dan tidak dapat bekerja sama dengan
menggunakan KIT IPA tanah longsor
Peserta didik mampu menempatkan diri sebagai anggota
4
tim dan tidak membeda-bedakan anggota timnya
Tidak Peserta didik mampu menempatkan diri sebagai anggota
3
membeda- tim tetapi terkadang membeda-bedakan anggota timnya
4.
bedakan teman Peserta didik mampu menempatkan diri sebagai anggota
2
kelompoknya tim tetapi sering membeda-bedakan anggota timnya
Peserta didik tidak mampu menempatkan diri sebagai
1
anggota tim dan membeda-bedakan anggota timnya

239
Kegiatan yang Penilaian Komentar/
No Skor Kriteria
diamati YA TIDAK Saran
Jika peserta didik peduli dan ikut mengerjakan tugas
4 bersama-sama dalam menyelesaikan tugas kelompok
yang diberikan
Jika peserta didik peduli namun kadang tidak ikut
mengerjakan tugas bersama-sama (seperti: bercanda,
3
bermain, mengobrol) dalam menyelesaikan tugas
Peduli dengan kelompok yang diberikan
5. tugas yang Jika peserta didik peduli namun tidak ikut mengerjakan
diberikan tugas bersama-sama dalam menyelesaikan tugas
2 kelompok yang diberikan (Seperti: bersemangat agar
tugas yang diberikan dapat selesai tapi menyerahkan
tugas pada temannya untuk dikerjakan).
Jika peserta didik tidak peduli dan tidak ikut mengerjakan
1 tugas bersama-sama dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan
Kelompok membuat kesepakatan rinci mengenai detail
4
pekerjaan untuk diselesaikan bersama-sama
Memiliki
Kelompok membuat kesepakatan rinci mengenai detail
tanggung
3 pekerjaan untuk diselesaikan bersama-sama tetapi
jawab untuk
6. beberapa kesepakatan tidak dilakukan
menyelesaikan
Kelompok tidak membuat kesepatakn dalam
tugas yang 2
mengerjakan tugas
diberikan
Kelompok tidak membuat kesepakatan dan tidak
1
mengerjakan tugas
Menyelesaikan tugas sebelum waktu yang diberikan
7. 4
selesai

240
Kegiatan yang Penilaian Komentar/
No Skor Kriteria
diamati YA TIDAK Saran
Mengerjakan 3 Menyelesaikan dengan tepat waktu
tugas yang 2 Tidak dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
diberikan 1 Tidak mampu mengerjakan atau menyelesaikan tugasnya
Jika peserta didik mampu bekerja sama dan menerima
4
saran, ide atau tanggapan dari temannya
Bekerja sama Jika peserta didik mampu bekerja sama tetapi sering tidak
dan menerima menerima saran, ide atau tanggapan dari temannya
3
saran, ide atau (seperti: menunjukkan ekspresi tidak suka, membantah,
8. tanggapan satu mengejek, mencela, marah)
sama lain Jika peserta didik mampu bekerja sama, namun tidak
bersama teman 2 merespon saran, ide atau tanggapan keteman
kelompok kelompoknya.
Jika peserta didik tidak mampu bekerja sama dengan
1
teman kelompoknya
Dapat menerima dengan senang hati kritik/ saran/
4
Mampu tanggapan
menerima Dapat menerima kritik/ saran/ tanggapan tetapi
3
kritik/ saran/ memperlihatkan ekspresi kecewa
9.
tanggapan dari Dapat menerima kritik/ saran/ tanggapan tetapi
2
teman memperlihatkan ekspresi marah
kelompok Tidak mau menerima dengan senang hati kritik/ saran/
1
tanggapan
Menunjukkan Jika peserta didik dapat bekerja sama dengan seluruh
10 sikap untuk 4 teman kelompoknya
bekerja sama

241
Kegiatan yang Penilaian Komentar/
No Skor Kriteria
diamati YA TIDAK Saran
Jika peserta didik hanya bekerja sama dengan 2-3 orang
3
(dari jumlah siswa 5-6 orang)
Jika peserta didik hanya mau bekerja sama dengan 1
2
orang saja
1 Jika peserta didik tidak mampu bekerja sama secata tim.
TIDAK Komentar/
VALID
VALID Saran
PENILAIAN AKHIR

Komentar Umum:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..…
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..…
………………………………..………………………………………………….…………………………………...................................
………………………………..………………………………………………….…………………………………...................................
………………………………..………………………………………………….…………………………………...................................
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..…
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..…
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..…
………………………………..………………………………………………….…………………………………...................................

242
Kesimpulan:
Lembar observasi collaboration skill dinyatakan:*
o Layak digunakan tanpa revisi
o Layak digunakan dengan revisi
o Tidak layak digunakan
*) Beri tanda check list (√) pada lingkaran

Yogyakarta, …………………2019
Validator

( )
NIP

243
Lampiran 3.3 Sikap Siaga Bencana
Lampiran 3.3.1 Kisi-kisi
Tabel 48. Kisi-kisi Angket Sikap Siaga Bencana Peserta Didik
No Aspek Indikator No Butir
Siaga bencana tanah longsor 1, 2, 31, 32
Tas Siaga Bencana 4, 5, 28, 29
1. Rencana
Menyimak informasi dari berbagai 7, 8, 25, 26
sumber
Tindakan yang dilakukan sebelum 10, 12, 21,
terjadi bencana tanah longsor 23
Tindakan yang dilakukan saat terjadi 15, 16, 17,
2. Tindakan
bencana tanah longsor 18
Tindakan yang dilakukan setelah 13, 14, 19,
terjadi bencana tanah longsor 20
Upaya yang dilakukan untuk 9, 11, 22,
3. Upaya melakukan perlindungan 24
Upaya pengurangan risiko bencana 3, 6, 27, 30,

244
Lampiran 3.3.2 Angket Sikap Siaga Bencana
Lampiran 3.3.2.1 Angket Sikap Siaga Bencana Pre

Angket Sikap Siaga Bencana Peserta Didik


(PRE)

Nama Siswa :

Kelas :

Mata Pelajaran : IPA

Tanggal :

Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor Untuk
Meningkatkan Communication Skill, Collaboration Skill, dan
Sikap Siaga Bencana Peserta Didik

Peneliti : Nur Ismiyanti Arding

Petunjuk:
1. Bacalah pernyatan dibawah ini dengan teliti, jika ada kesulitan bertanyalah.
2. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui sikap siaga bencana saudara(i)
tentang Tanah Longsor setelah menggunakan alat peraga KIT IPA Tanah
Longsor yang telah dikembangkan.
3. Berilah tanda ceklist (√) pada kolom pilihan yang sudah disediakan. Dengan
keterangan sebagai berikut.
SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

245
Kategori
No Pernyataan
SS S TS STS
1. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan tanah longsor
2. Jika lereng terjal maka dapat mengakibatkan longsor
3. Tidak perlu menjauhi tempat rawan longsor
4. Menyiapkan tas agar dapat digunakan dalam kondisi darurat
5. Tas digunakan saat bantuan belum datang
6. Jika berada dalam reruntuhan, saya tidak perlu mencari pertolongan
7. BNPB atau Lembaga yang terkaitan merupakan tempat saya mencari
informasi mengenai bencana yang terjadi
8. Memperoleh informasi dari posko setempat
9. Tidak perlu menganalisis bencana yang terjadi
10. Fondasi yang kuat diperlukan saat mendirikan bangunan
11. Kondisi tanah yang diinjak tidak mesti kuat
12. Jika diperlukan melakukan relokasi
13. Tidak perlu ke area yang lebih stabil jika tanah longsor terjadi
14. Dapat kembali kerumah sebelum diizinkan
15. Tempat evakuasi mudah dijangkau
16. Membunyikan alat jika tanah longsor terjadi
17. Tempat evakuasi tidak mudah dijangkau
18. Tidak perlu membunyikan alat jika tanah longsor terjadi
19. Segera ke area yang lebih stabil jika tanah longsor terjadi
20. Jangan kembali kerumah sebelum diizinkan
21. Tidak diperlukan melakukan relokasi
22. Kondisi tanah yang diinjak kuat
23. Fondasi yang kuat tidak diperlukan saat mendirikan bangunan
24. Menganalisis bencana yang terjadi
25. Tidak dapat memperoleh informasi dari posko setempat
26. BNPB atau Lembaga yang terkaita bukan merupakan tempat saya
mencari informasi mengenai bencana yang terjadi
27. Jika berada dalam reruntuhan, saya mencari pertolongan
28. Tidak perlu menyiapkan tas dalam kondisi darurat
29. Tas tidak digunakan saat bantuan belum datang
30. Menjauhi tempat rawan longsor
31. Curah hujan yang tinggi bukan penyebab tanah longsor
32. lereng terjal tidak dapat mengakibatkan longsor

Prambanan, ………………
Responden

________________________

246
Lampiran 3.3.2.2 Angket Sikap Siaga Bencana Post

Angket Sikap Siaga Bencana Peserta Didik


(POST)

Nama Siswa :

Kelas :

Mata Pelajaran :

Tanggal :

Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor Untuk
Meningkatkan Communication Skill, Collaboration Skill, dan
Sikap Siaga Bencana Peserta Didik

Peneliti : Nur Ismiyanti Arding

Petunjuk:
1. Bacalah pernyatan dibawah ini dengan teliti, jika ada kesulitan bertanyalah.
2. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui sikap siaga bencana saudara(i) tentang
Tanah Longsor setelah menggunakan alat peraga KIT IPA Tanah Longsor yang
telah dikembangkan.
3. Berilah tanda ceklist (√) pada kolom pilihan yang sudah disediakan. Dengan
keterangan sebagai berikut.
SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Kategori
No Pernyataan
SS S TS STS
1. Bencana longsor terjadi karena curah hujan yang tinggi

247
2. Bencana longsor terjadi karena lereng terjal
3. Tidak perlu menghidari Kawasan yang rawan terhadap
bencana
4. Tas dipersiapkan untuk berjaga-jaga apabila terjadi tanah
longsor atau kondisi darurat
5. Tas dipersiapkan untuk bertahan hidup saat bantuan belum
datang
6. Jika saya berada dalam reruntuhan, maka saya tidak perlu
mencari pertolongan seperti membuat suara dari benda-
benda yang ada disekitar atau meniup peluit.
7. Saya menyimak informasi resmi terhadap penangan
darurat dari BPBD, BNPB atau lemba terkait.
8. Saya dapat menyimak informasi dari posko setempat
9. Tidak perlu mengkaji situasi mengenai bencana yang
terjadi
10. Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat serta
melakukan pemadatan tanah di sekitar perumahan
11. Tidak mesti kondisi tanah yang jadi pijakan atau yang
diinjak cukup kuat
12. Relokasi (Pindah tempat) apabila telah disarankan atau
diperlukan
13. Jika longsor terjadi, tidak perlu melakukan penyelamatan
dari daerah longsoran atau aliran reruntuhan/puing ke area
yang lebih stabil.
14. Dapat kembali kerumah sebelum mendapatkan informasi
yang akurat mengenai longsor susulan
15. Persiapkan tempat evakuasi yang aman dan mudah
dijangkau
16. Petugas membunyikan pluit atau alat bunyi lainnya jika
tanah longsor terjadi
17. Tidak mesti mempersiapkan tempat evakuasi yang aman
dan mudah dijangkau
18. Petugas tidak perlu membunyikan pluit atau alat bunyi
lainnya jika tanah longsor terjadi
19. Jika longsor terjadi, segera melakukan penyelamatan dari
daerah longsoran atau aliran reruntuhan/puing ke area yang
lebih stabil.
20. Jangan gegabah kembali kerumah sebelum mendapatkan
informasi yang akurat mengenai longsor susulan
21. Tidak mesti melakukan relokasi (Pindah tempat) apabila
telah disarankan atau diperlukan
22. Pastikan kondisi tanah yang jadi pijakan atau yang diinjak
cukup kuat

248
23. Tidak perlu mendirikan bangunan dengan fondasi yang
kuat serta melakukan pemadatan tanah di sekitar
perumahan
24. Mengkaji situasi mengenai bencana yang terjadi
25. Saya tidak dapat menyimak informasi dari posko setempat
26. Saya tidak perlu menyimak informasi resmi terhadap
penangan darurat dari BPBD, BNPB atau lemba terkait.
27. Jika saya berada dalam reruntuhan, maka saya harus
mencari pertolongan seperti membuat suara dari benda-
benda yang ada disekitar atau meniup peluit.
28. Tas tidak perlu dipersiapkan untuk berjaga-jaga apabila
terjadi tanah longsor atau kondisi darurat
29. Tas tidak perlu dipersiapkan untuk bertahan hidup saat
bantuan belum dating
30. Menghidari Kawasan yang rawan terhadap bencana
31. Bencana longsor terjadi bukan karena curah hujan yang
tinggi
32. Bencana longsor terjadi bukan karena lereng terjal

Prambanan, ………………………
Responden

___________________________

249
Lampiran 3.3.3 Lembar Validasi

Lembar Validasi Angket Sikap Siaga Bencana Peserta Didik


(Pre)
Mata Pelajaran : IPA

Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor Untuk
Meningkatkan Communication Skill, Collaboration Skill, dan
Sikap Siaga Bencana Peserta Didik

Peneliti : Nur Ismiyanti Arding

A. PETUNJUK
1. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui penilaian dan pendapat Bapak/ Ibu
tentang Instrumen angket sikap siaga peserta didik
2. Mohon kesediaan Bapak/ Ibu menilai Instrumen angket sikap siaga peserta
didik.
3. Angket sikap siaga menggunakan pengkategorian sebagai berikut.
SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

4. Berikan tanda check list (√) pada kolom penilaian “YA” atau “TIDAK” pada
setiap pernyataan.
5. Penilaian akhir, beri tanda check list (√) pada kolom “VALID” atau “TIDAK
VALID” untuk mengetahui penilaian Bapak/ Ibu tentang Instrumen angket
sikap siaga peserta didik
6. Komentar atau saran mohon ditulis pada kolom komentar/ saran yang tersedia
7. Atas kesediaan Bapak/ Ibu untuk melakukan penilaian, saya ucapkan terima
kasih.

250
Komentar/
Penilaian
No Pernyataan Saran
YA TIDAK
1. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan tanah
longsor
2. Jika lereng terjal maka dapat mengakibatkan longsor
3. Tidak perlu menjauhi tempat rawan longsor
4. Menyiapkan tas agar dapat digunakan dalam kondisi
darurat
5. Tas digunakan saat bantuan belum datang
6. Jika berada dalam reruntuhan, saya tidak perlu mencari
pertolongan
7. BNPB atau Lembaga yang terkaitan merupakan tempat
saya mencari informasi mengenai bencana yang terjadi
8. Memperoleh informasi dari posko setempat
9. Tidak perlu menganalisis bencana yang terjadi
10. Fondasi yang kuat diperlukan saat mendirikan
bangunan
11. Kondisi tanah yang diinjak tidak mesti kuat
12. Jika diperlukan melakukan relokasi
13. Tidak perlu ke area yang lebih stabil jika tanah longsor
terjadi
14. Dapat kembali kerumah sebelum diizinkan
15. Tempat evakuasi mudah dijangkau
16. Membunyikan alat jika tanah longsor terjadi
17. Tempat evakuasi tidak mudah dijangkau
18. Tidak perlu membunyikan alat jika tanah longsor
terjadi
19. Segera ke area yang lebih stabil jika tanah longsor
terjadi
20. Jangan kembali kerumah sebelum diizinkan
21. Tidak diperlukan melakukan relokasi
22. Kondisi tanah yang diinjak kuat
23. Fondasi yang kuat tidak diperlukan saat mendirikan
bangunan
24. Menganalisis bencana yang terjadi
25. Tidak dapat memperoleh informasi dari posko
setempat
26. BNPB atau Lembaga yang terkaita bukan merupakan
tempat saya mencari informasi mengenai bencana yang
terjadi
27. Jika berada dalam reruntuhan, saya mencari
pertolongan

251
Komentar/
Penilaian
No Pernyataan Saran
YA TIDAK
28. Tidak perlu menyiapkan tas dalam kondisi darurat
29. Tas tidak digunakan saat bantuan belum datang
30. Menjauhi tempat rawan longsor
31. Curah hujan yang tinggi bukan penyebab tanah longsor
32. lereng terjal tidak dapat mengakibatkan longsor
TIDAK Komentar/
VALID
PENILAIAN AKHIR VALID Saran

Komentar Umum:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Kesimpulan:
Angket Sikap Siaga Bencana dinyatakan:*
o Layak digunakan tanpa revisi
o Layak digunakan dengan revisi
o Tidak layak digunakan
*) Beri tanda check list (√) pada lingkaran

Yogyakarta, …………………2019
Validator

( )

252
Lembar Validasi Angket Sikap Siaga Bencana Peserta Didik
(Post)
Mata Pelajaran : IPA

Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor Untuk
Meningkatkan Communication Skill, Collaboration Skill, dan
Sikap Siaga Bencana Peserta Didik

Peneliti : Nur Ismiyanti Arding

A. PETUNJUK
1. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui penilaian dan pendapat Bapak/ Ibu
tentang Instrumen angket sikap siaga peserta didik
2. Mohon kesediaan Bapak/ Ibu menilai Instrumen angket sikap siaga peserta
didik.
3. Angket sikap siaga menggunakan pengkategorian sebagai berikut.
SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

4. Berikan tanda check list (√) pada kolom penilaian “YA” atau “TIDAK” pada
setiap pernyataan.
5. Penilaian akhir, beri tanda check list (√) pada kolom “VALID” atau “TIDAK
VALID” untuk mengetahui penilaian Bapak/ Ibu tentang Instrumen angket
sikap siaga peserta didik
6. Komentar atau saran mohon ditulis pada kolom komentar/ saran yang tersedia
7. Atas kesediaan Bapak/ Ibu untuk melakukan penilaian, saya ucapkan terima
kasih.

253
B. ASPEK YANG DINILAI
Komentar/
Penilaian
No Pernyataan Saran
YA TIDAK
1. Bencana longsor terjadi karena curah hujan
yang tinggi
2. Bencana longsor terjadi karena lereng terjal
3. Tidak perlu menghidari Kawasan yang rawan
terhadap bencana
4. Tas dipersiapkan untuk berjaga-jaga apabila
terjadi tanah longsor atau kondisi darurat
5. Tas dipersiapkan untuk bertahan hidup saat
bantuan belum datang
6. Jika saya berada dalam reruntuhan, maka saya
tidak perlu mencari pertolongan seperti
membuat suara dari benda-benda yang ada
disekitar atau meniup peluit.
7. Saya menyimak informasi resmi terhadap
penangan darurat dari BPBD, BNPB atau
lemba terkait.
8. Saya dapat menyimak informasi dari posko
setempat
9. Tidak perlu mengkaji situasi mengenai
bencana yang terjadi
10. Mendirikan bangunan dengan fondasi yang
kuat serta melakukan pemadatan tanah di
sekitar perumahan
11. Tidak mesti kondisi tanah yang jadi pijakan
atau yang diinjak cukup kuat
12. Relokasi (Pindah tempat) apabila telah
disarankan atau diperlukan
13. Jika longsor terjadi, tidak perlu melakukan
penyelamatan dari daerah longsoran atau aliran
reruntuhan/puing ke area yang lebih stabil.
14. Dapat kembali kerumah sebelum mendapatkan
informasi yang akurat mengenai longsor
susulan
15. Persiapkan tempat evakuasi yang aman dan
mudah dijangkau
16. Petugas membunyikan pluit atau alat bunyi
lainnya jika tanah longsor terjadi
17. Tidak mesti mempersiapkan tempat evakuasi
yang aman dan mudah dijangkau

254
Komentar/
Penilaian
No Pernyataan Saran
YA TIDAK
18. Petugas tidak perlu membunyikan pluit atau
alat bunyi lainnya jika tanah longsor terjadi
19. Jika longsor terjadi, segera melakukan
penyelamatan dari daerah longsoran atau aliran
reruntuhan/puing ke area yang lebih stabil.
20. Jangan gegabah kembali kerumah sebelum
mendapatkan informasi yang akurat mengenai
longsor susulan
21. Tidak mesti melakukan relokasi (Pindah
tempat) apabila telah disarankan atau
diperlukan
22. Pastikan kondisi tanah yang jadi pijakan atau
yang diinjak cukup kuat
23. Tidak perlu mendirikan bangunan dengan
fondasi yang kuat serta melakukan pemadatan
tanah di sekitar perumahan
24. Mengkaji situasi mengenai bencana yang
terjadi
25. Saya tidak dapat menyimak informasi dari
posko setempat
26. Saya tidak perlu menyimak informasi resmi
terhadap penangan darurat dari BPBD, BNPB
atau lemba terkait.
27. Jika saya berada dalam reruntuhan, maka saya
harus mencari pertolongan seperti membuat
suara dari benda-benda yang ada disekitar atau
meniup peluit.
28. Tas tidak perlu dipersiapkan untuk berjaga-
jaga apabila terjadi tanah longsor atau kondisi
darurat
29. Tas tidak perlu dipersiapkan untuk bertahan
hidup saat bantuan belum dating
30. Menghidari Kawasan yang rawan terhadap
bencana
31. Bencana longsor terjadi bukan karena curah
hujan yang tinggi
32. Bencana longsor terjadi bukan karena lereng
terjal
TIDAK Komentar/
VALID
PENILAIAN AKHIR VALID Saran

255
Komentar Umum:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Kesimpulan:
Angket Sikap Siaga Bencana dinyatakan:*
o Layak digunakan tanpa revisi
o Layak digunakan dengan revisi
o Tidak layak digunakan
*) Beri tanda check list (√) pada lingkaran

Yogyakarta, …………………2019
Validator

( )
NIP

256
Lampiran 3.4 Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran
LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN 1

DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
PENDAHULUAN
Salam pembuka Mengucapkan salam dan meminta Membalas salam dan ketua
peserta didik untuk berdoa kelas memimpin
pembacaan doa
Mengecek kehadiran peserta didik Meyiapkan diri untuk
dan menyiapkan peserta didik untuk memulai pelajaran
memulai pelajaran
Apersepsi Pendidik memberikan apersepsi Peserta didik menjawab
dengan pertanyaan yang berkaitan pertanyaan yang diberikan
dengan lapisan bumi oleh pendidik berdasarkan
a. Pernahkan kalian melihat bumi? pengetahuan awal yang
b. Menurut kalian, bentuk bumi dimiliki.
seperti apa? (kubus atau bola)
Apakah planet kita ini ditengahnya
memiliki ruang kosong seperti
bola? Mengapa?
Memotivasi Pendidik memberikan motivasi Peserta didik
kepada peserta didik dengan mendengarkan, melihat dan
memperlihatkan gambar dan memperhatikan video yang
diberikan oleh guru

257
DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
menayangkan video terjadinya
tanah longsor
Tujuan Pendidik memberitahukan tujuan Peserta didik
Pembelajaran pembelajaran yang akan dicapai memperhatikan,
oleh peserta didik mendengarkan dan
mencatat tujuan
pembelajaran yang
disampaikan
KEGIATAN INTI
Orientasi peserta Pendidik memberikan pernyataan Menjawab pernyataan yang
didik pada masalah “berdasarkan kawasan tempat diberikan oleh pendidik
tinggal kita atau sekolah kita
sekarang ini bencana apa yang
dapat terjadi? Jika dilihat tempat
kita ini berada pada Kawasan
dataran tinggi”
Mengorganisasikan Pendidik membagi peserta didik Peserta didik bergabung
peserta didik untuk kedalam beberapa kelompok dengan kelompok yang
belajar dan telah dibentuk
membimbing Pendidik membagikan KIT IPA Peserta didik mengambil
penyelidikan Tanah Longsor dan LKPD ke setiap KIT IPA Tanah Longsor
individu maupun kelompok dan LKPD yang diberikan
kelompok Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik melakukan
didik melakukan percobaan dan percobaan yang dilanjutkan
diskusi dengan anggota dengan diskusi bersama
kelompoknya anggota kelompoknya serta

258
DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
mengerjakan LKPD yang
diberikan.
Mengembangkan Pendidik memperhatikan dan a. Peserta didik
dan menyajikan mengarahkan hasil diskusi yang menyampaikan hasil
hasil karya disampaikan peserta didik yang diperoleh
b. Peserta didik
menambahkan
jawaban jika jawaban
yang disampaikan
kelompok lain belum
lengkap
Menganalisis dan a. Pendidik membimbing peserta a. Peserta didik
mengevaluasi hasil didik untuk merefleksi merefleksi
pembelajaran hari ini, pembelajaran hari ini
menanyakan materi mengenai mengenai lapisan
materi lapisan bumi. bumi.
b. Pendidik menekankan b. Peserta didik
informasi mengenai lapisan mencermati dan
bumi mencatat yang
diinfokan pendidik
PENUTUP
Pendidik membimbing peserta didik Peserta didik
menyimpulkan pembelajaran hari menyimpulkan
ini pembelajaran hari ini

259
DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
Pendidik memberikan penghargaan Peserta didik ikut
(misalnya pujian) kepada kelompok berpartisipasi atau
yang berkinerja baik memberikan tepuk tangan
kepada kelompok yang
memiliki kinerja baik
Menyampaikan informasi materi Peserta didik
untuk pertemuan berikutnya memperhtikan yang
disampaikan
Pendidik menutup pembelajaran Peserta didik berdoa dan
dengan berdoa dan salam menjawab salam

Prambanan, ……………………… 2020


Observer,

Nur Ismiyanti Arding, S.Pd

260
LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN 2

DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
PENDAHULUAN
Salam pembuka Mengucapkan salam dan meminta Membalas salam dan
peserta didik untuk berdoa ketua kelas memimpin
pembacaan doa
Mengecek kehadiran peserta didik Meyiapkan diri untuk
dan menyiapkan peserta didik untuk memulai pelajaran
memulai pelajaran
Apersepsi Pendidik memberikan apersepsi Peserta didik menjawab
dengan pertanyaan yang berkaitan pertanyaan yang
tanah longsor diberikan oleh pendidik
“masih ingatkah kalian tentang tanah berdasarkan pengetahuan
longsor yang disebabkan oleh gempa awal yang dimiliki.
bumi? Apa yang membedakan tanah
longsor yang disebabkan oleh gempa
bumi dengan curah hujan yang
tinggi?
Memotivasi Pendidik memberikan motivasi Peserta didik
kepada peserta didik dengan mendengarkan, melihat
memperlihatkan gambar dan dan memperhatikan video
menayangkan video terjadinya tanah yang diberikan oleh guru
longsor

261
DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
Tujuan Pendidik memberitahukan tujuan Peserta didik
Pembelajaran pembelajaran yang akan dicapai oleh memperhatikan,
peserta didik mendengarkan dan
mencatat tujuan
pembelajaran yang
disampaikan
KEGIATAN INTI
Orientasi peserta Pendidik memberikan pernyataan Menjawab pernyataan
didik pada masalah “berdasarkan kawasan tempat tinggal yang diberikan oleh
kita atau sekolah kita sekarang ini, pendidik
apakah curah hujan dapat
mempengaruhi terjadinya longsor?”
Mengorganisasikan Pendidik membagi peserta didik Peserta didik bergabung
peserta didik untuk kedalam beberapa kelompok dengan kelompok yang
belajar dan telah dibentuk
membimbing Pendidik membagikan KIT IPA Peserta didik mengambil
penyelidikan Tanah Longsor dan LKPD ke setiap KIT IPA Tanah Longsor
individu maupun kelompok dan LKPD yang diberikan
kelompok Pendidik mengarahkan peserta didik Peserta didik melakukan
melakukan percobaan dan diskusi percobaan yang
dengan anggota kelompoknya dilanjutkan dengan
diskusi bersama anggota
kelompoknya serta
mengerjakan LKPD yang
diberikan.

262
DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
Mengembangkan Pendidik memperhatikan dan a. Peserta didik
dan menyajikan mengarahkan hasil diskusi yang menyampaikan hasil
hasil karya disampaikan peserta didik yang diperoleh
b. Peserta didik
menambahkan
jawaban jika jawaban
yang disampaikan
kelompok lain belum
lengkap
Menganalisis dan a. Pendidik membimbing peserta a. Peserta didik
mengevaluasi hasil didik untuk merefleksi merefleksi
pembelajaran hari ini, pembelajaran hari ini
menanyakan materi mengenai mengenai tanah
materi tanah longsor. longsor.
b. Pendidik menekankan informasi b. Peserta didik
mengenai tanah longsor. mencermati dan
mencatat yang
diinfokan pendidik
PENUTUP
Pendidik membimbing peserta didik Peserta didik
menyimpulkan pembelajaran hari ini menyimpulkan
pembelajaran hari ini
Pendidik memberikan penghargaan Peserta didik ikut
(misalnya pujian) kepada kelompok berpartisipasi atau
yang berkinerja baik memberikan tepuk tangan

263
DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
kepada kelompok yang
memiliki kinerja baik
Menyampaikan informasi materi Peserta didik
untuk pertemuan berikutnya memperhtikan yang
disampaikan
Pendidik menutup pembelajaran Peserta didik berdoa dan
dengan berdoa dan salam menjawab salam

Prambanan, ……………………… 2020


Observer,

Nur Ismiyanti Arding, S.Pd

264
LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN 3

DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
PENDAHULUAN
Salam pembuka Mengucapkan salam dan meminta Membalas salam dan ketua
peserta didik untuk berdoa kelas memimpin
pembacaan doa
Mengecek kehadiran peserta didik Meyiapkan diri untuk
dan menyiapkan peserta didik untuk memulai pelajaran
memulai pelajaran
Apersepsi Pendidik memberikan apersepsi Peserta didik menjawab
dengan pertanyaan yang berkaitan pertanyaan yang diberikan
tanah longsor oleh pendidik berdasarkan
“masih ingatkah kalian tentang pengetahuan awal yang
tanah longsor yang disebabkan oleh dimiliki.
gempa bumi dan curah hujan yang
tinggi?
Apakah sikap kesiapsiagaan
menghadapi bencana tanah longsor
itu penting?
Mengapa?”
Memotivasi Pendidik memberikan motivasi Peserta didik
kepada peserta didik dengan mendengarkan dan

265
DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
menayangkan video simulasi tanah memperhatikan video yang
longsor diberikan oleh guru
Tujuan Pendidik memberitahukan tujuan Peserta didik
Pembelajaran pembelajaran yang akan dicapai memperhatikan,
oleh peserta didik mendengarkan dan
mencatat tujuan
pembelajaran yang
disampaikan
KEGIATAN INTI
Orientasi peserta Pendidik memberikan pernyataan Menjawab pernyataan yang
didik pada masalah “jika bencana tanah longsor diberikan oleh pendidik
terjadi,apakah sikap siaga itu
penting?
Tindakan seperti apa yang akan anda
lakukan jika terjadi longsor?
Contohnya seperti apa?”
Mengorganisasikan Pendidik membagi peserta didik Peserta didik bergabung
peserta didik untuk kedalam beberapa kelompok dengan kelompok yang
belajar dan telah dibentuk
membimbing Pendidik membagikan KIT IPA Peserta didik mengambil
penyelidikan Tanah Longsor dan LKPD ke setiap KIT IPA Tanah Longsor
individu maupun kelompok dan LKPD yang diberikan
kelompok Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik melakukan
didik melakukan simulasi terjadinya simulasi terjadinya tanah
tanah longsor dan diskusi dengan longsor yang dilanjutkan
anggota kelompoknya dengan diskusi bersama

266
DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
anggota kelompoknya serta
mengerjakan LKPD yang
diberikan.
Mengembangkan Pendidik memperhatikan dan a. Peserta didik
dan menyajikan mengarahkan hasil diskusi yang menyampaikan hasil
hasil karya disampaikan peserta didik yang diperoleh
b. Peserta didik
menambahkan jawaban
jika jawaban yang
disampaikan kelompok
lain belum lengkap
Menganalisis dan a. Pendidik membimbing peserta a. Peserta didik merefleksi
mengevaluasi hasil didik untuk merefleksi pembelajaran hari ini
pembelajaran hari ini, mengenai upaya dan
menanyakan materi mengenai tindakan dalam
upaya dan tindakan dalam menghadapi suatu
menghadapi suatu bencana tanah bencana tanah longsor
longsor yang terjadi yang terjadi
b. Pendidik menekankan informasi b. Peserta didik
mengenai upaya dan tindakan mencermati dan
dalam menghadapi suatu mencatat yang diinfokan
bencana tanah longsor yang pendidik
terjadi
PENUTUP

267
DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
Pendidik membimbing peserta didik Peserta didik
menyimpulkan pembelajaran hari menyimpulkan
ini pembelajaran hari ini
Pendidik memberikan penghargaan Peserta didik ikut
(misalnya pujian) kepada kelompok berpartisipasi atau
yang berkinerja baik memberikan tepuk tangan
kepada kelompok yang
memiliki kinerja baik
Menyampaikan informasi materi Peserta didik memperhtikan
untuk pertemuan berikutnya yang disampaikan
Pendidik menutup pembelajaran Peserta didik berdoa dan
dengan berdoa dan salam menjawab salam

Prambanan, ……………………… 2020


Observer,

Nur Ismiyanti Arding, S.Pd

268
LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN 1

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN


PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
PENDAHULUAN
Salam pembuka Mengucapkan salam dan meminta Membalas salam dan ketua
peserta didik untuk berdoa kelas memimpin pembacaan
doa
Mengecek kehadiran peserta didik Meyiapkan diri untuk
dan menyiapkan peserta didik untuk memulai pelajaran
memulai pelajaran
Apersepsi Pendidik memberikan apersepsi Peserta didik menjawab
dengan pertanyaan yang berkaitan pertanyaan yang diberikan
dengan lapisan bumi oleh pendidik berdasarkan
a. Pernahkan kalian melihat pengetahuan awal yang
bumi? dimiliki.
b. Menurut kalian, bentuk bumi
seperti apa? (kubus atau bola)
Apakah planet kita ini ditengahnya
memiliki ruang kosong seperti
bola? Mengapa?
Memotivasi Pendidik memberikan motivasi Peserta didik mendengarkan,
kepada peserta didik dengan melihat dan memperhatikan
memperlihatkan gambar dan video yang diberikan oleh
menayangkan video terjadinya guru
tanah longsor

269
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
Tujuan Pendidik memberitahukan tujuan Peserta didik
Pembelajaran pembelajaran yang akan dicapai memperhatikan,
oleh peserta didik mendengarkan dan mencatat
tujuan pembelajaran yang
disampaikan
KEGIATAN INTI
Orientasi peserta Pendidik memberikan pernyataan Menjawab pernyataan yang
didik pada masalah “berdasarkan kawasan tempat diberikan oleh pendidik
tinggal kita atau sekolah kita
sekarang ini bencana apa yang
dapat terjadi? Jika dilihat tempat
kita ini berada pada Kawasan
dataran tinggi”
Mengorganisasikan Pendidik membagi peserta didik Peserta didik bergabung
peserta didik untuk kedalam beberapa kelompok dengan kelompok yang telah
belajar dan dibentuk
membimbing Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik melakukan
penyelidikan didik untuk melakukan praktikum praktikum yang diberikan.
individu maupun sederhana tentanh tanah longsor
kelompok yang disebabkan oleh gempa bumi
diluar kelas.
Setelah melakukan praktikum, Peserta didik masuk
pendidik mempersilahkan peserta kedalam kelas.
didik untuk memasuki ruangan
kelas

270
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
Pendidik membagikan LKPD Peserta didik mengambil alat
kepada peserta didik peraga dan LKPD yang
diberikan
Mengembangkan Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik melakukan
dan menyajikan didik melakukan diskusi dengan diskusi dengan anggota
hasil karya anggota kelompoknya kelompoknya dan menjawab
pertanyaan yang ada di
LKPD
Menganalisis dan a. Pendidik membimbing peserta a. Peserta didik merefleksi
mengevaluasi hasil didik untuk merefleksi pembelajaran hari ini
pembelajaran hari ini, mengenai lapisan bumi.
menanyakan materi mengenai b. Peserta didik mencermati
materi lapisan bumi. dan mencatat yang
b. Pendidik menekankan informasi diinfokan pendidik
mengenai lapisan bumi
PENUTUP
Pendidik membimbing peserta Peserta didik menyimpulkan
didik menyimpulkan pembelajaran pembelajaran hari ini
hari ini
Pendidik memberikan penghargaan Peserta didik ikut
(misalnya pujian) kepada kelompok berpartisipasi atau
yang berkinerja baik memberikan tepuk tangan
kepada kelompok yang
memiliki kinerja baik
Menyampaikan informasi materi Peserta didik memperhtikan
untuk pertemuan berikutnya yang disampaikan

271
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
Pendidik menutup pembelajaran Peserta didik berdoa dan
dengan berdoa dan salam menjawab salam

Prambanan, ……………………… 2020


Observer,

Nur Ismiyanti Arding, S.Pd

272
LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN 2

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN


PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
PENDAHULUAN
Salam pembuka Mengucapkan salam dan meminta Membalas salam dan ketua
peserta didik untuk berdoa kelas memimpin pembacaan
doa
Mengecek kehadiran peserta didik Meyiapkan diri untuk
dan menyiapkan peserta didik untuk memulai pelajaran
memulai pelajaran
Apersepsi Pendidik memberikan apersepsi Peserta didik menjawab
dengan pertanyaan yang berkaitan pertanyaan yang diberikan
tanah longsor oleh pendidik berdasarkan
“masih ingatkah kalian tentang pengetahuan awal yang
tanah longsor yang disebabkan oleh dimiliki.
gempa bumi? Apa yang
membedakan tanah longsor yang
disebabkan oleh gempa bumi
dengan curah hujan yang tinggi?
Memotivasi Pendidik memberikan motivasi Peserta didik mendengarkan,
kepada peserta didik dengan melihat dan memperhatikan
memperlihatkan gambar dan video yang diberikan oleh
menayangkan video terjadinya guru
tanah longsor

273
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
Tujuan Pendidik memberitahukan tujuan Peserta didik
Pembelajaran pembelajaran yang akan dicapai memperhatikan,
oleh peserta didik mendengarkan dan mencatat
tujuan pembelajaran yang
disampaikan
KEGIATAN INTI
Orientasi peserta Pendidik memberikan pernyataan Menjawab pernyataan yang
didik pada masalah “berdasarkan kawasan tempat diberikan oleh pendidik
tinggal kita atau sekolah kita
sekarang ini, apakah curah hujan
dapat mempengaruhi terjadinya
longsor?”
Mengorganisasikan Pendidik membagi peserta didik Peserta didik bergabung
peserta didik untuk kedalam beberapa kelompok dengan kelompok yang telah
belajar dan dibentuk
membimbing Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik melakukan
penyelidikan didik untuk melakukan praktikum praktikum yang diberikan.
individu maupun sederhana tentang tanah longsor
kelompok yang disebabkan oleh curah hujan
tinggi diluar kelas.
Setelah melakukan praktikum, Peserta didik masuk
pendidik mempersilahkan peserta kedalam kelas.
didik untuk memasuki ruangan
kelas

274
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
Pendidik membagikan LKPD Peserta didik mengambil alat
kepada peserta didik peraga dan LKPD yang
diberikan
Mengembangkan Pendidik memperhatikan dan a. Peserta didik
dan menyajikan mengarahkan hasil diskusi yang menyampaikan hasil
hasil karya disampaikan peserta didik yang diperoleh
b. Peserta didik
menambahkan jawaban
jika jawaban yang
disampaikan kelompok
lain belum lengkap
Menganalisis dan a. Pendidik membimbing peserta a. Peserta didik merefleksi
mengevaluasi hasil didik untuk merefleksi pembelajaran hari ini
pembelajaran hari ini, mengenai tanah longsor.
menanyakan materi mengenai Peserta didik mencermati
materi tanah longsor. dan mencatat yang
Pendidik menekankan informasi diinfokan pendidik
mengenai tanah longsor.
PENUTUP
Pendidik membimbing peserta Peserta didik menyimpulkan
didik menyimpulkan pembelajaran pembelajaran hari ini
hari ini
Pendidik memberikan penghargaan Peserta didik ikut
(misalnya pujian) kepada kelompok berpartisipasi atau
yang berkinerja baik memberikan tepuk tangan

275
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
kepada kelompok yang
memiliki kinerja baik
Menyampaikan informasi materi Peserta didik memperhtikan
untuk pertemuan berikutnya yang disampaikan
Pendidik menutup pembelajaran Peserta didik berdoa dan
dengan berdoa dan salam menjawab salam

Prambanan, ……………………… 2020


Observer,

Nur Ismiyanti Arding, S.Pd

276
LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN 3

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN


PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
PENDAHULUAN
Salam pembuka Mengucapkan salam dan meminta Membalas salam dan ketua
peserta didik untuk berdoa kelas memimpin pembacaan
doa
Mengecek kehadiran peserta didik dan Meyiapkan diri untuk
menyiapkan peserta didik untuk memulai pelajaran
memulai pelajaran
Apersepsi Pendidik memberikan apersepsi dengan Peserta didik menjawab
pertanyaan yang berkaitan tanah longsor pertanyaan yang diberikan
“masih ingatkah kalian tentang tanah oleh pendidik berdasarkan
longsor yang disebabkan oleh gempa pengetahuan awal yang
bumi dan curah hujan yang tinggi? dimiliki.
Apakah sikap kesiapsiagaan menghadapi
bencana tanah longsor itu penting?
Mengapa?”
Memotivasi Pendidik memberikan motivasi kepada Peserta didik mendengarkan
peserta didik dengan menayangkan dan memperhatikan video
video simulasi tanah longsor yang diberikan oleh guru
Tujuan Pendidik memberitahukan tujuan Peserta didik
Pembelajaran pembelajaran yang akan dicapai oleh memperhatikan,
peserta didik mendengarkan dan mencatat

277
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
tujuan pembelajaran yang
disampaikan
KEGIATAN INTI
Orientasi peserta Pendidik memberikan pernyataan “jika Menjawab pernyataan yang
didik pada masalah bencana tanah longsor terjadi,apakah diberikan oleh pendidik
sikap siaga itu penting?
Tindakan seperti apa yang akan anda
lakukan jika terjadi longsor?
Contohnya seperti apa?”
Mengorganisasikan Pendidik membagi peserta didik Peserta didik bergabung
peserta didik untuk kedalam beberapa kelompok dengan kelompok yang telah
belajar dan dibentuk
membimbing
penyelidikan
individu maupun
kelompok
Pendidik membagikan LKPD kepada Peserta didik mengambil alat
peserta didik peraga dan LKPD yang
diberikan
Pendidik mengarahkan peserta didik Peserta didik melakukan
melakukan simulasi terjadinya tanah simulasi terjadinya tanah
longsor dan diskusi dengan anggota longsor yang dilanjutkan
kelompoknya dengan diskusi bersama
anggota kelompoknya serta
mengerjakan LKPD yang
diberikan.

278
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
Mengembangkan Pendidik memperhatikan dan a. Peserta didik
dan menyajikan mengarahkan hasil diskusi yang menyampaikan hasil
hasil karya disampaikan peserta didik yang diperoleh
b. Peserta didik
menambahkan jawaban
jika jawaban yang
disampaikan kelompok
lain belum lengkap
Menganalisis dan a. Pendidik membimbing peserta didik a. Peserta didik merefleksi
mengevaluasi hasil untuk merefleksi pembelajaran hari pembelajaran hari ini
ini, menanyakan materi mengenai mengenai upaya dan
upaya dan tindakan dalam tindakan dalam
menghadapi suatu bencana tanah menghadapi suatu
longsor yang terjadi bencana tanah longsor
b. Pendidik menekankan informasi yang terjadi
mengenai upaya dan tindakan dalam b. Peserta didik mencermati
menghadapi suatu bencana tanah dan mencatat yang
longsor yang terjadi diinfokan pendidik
PENUTUP
Pendidik membimbing peserta didik Peserta didik menyimpulkan
menyimpulkan pembelajaran hari ini pembelajaran hari ini
Pendidik memberikan penghargaan Peserta didik ikut
(misalnya pujian) kepada kelompok berpartisipasi atau
yang berkinerja baik memberikan tepuk tangan
kepada kelompok yang
memiliki kinerja baik

279
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
PENDIDIK YA TIDAK PESERTA DIDIK YA TIDAK
Menyampaikan informasi materi untuk Peserta didik memperhtikan
pertemuan berikutnya yang disampaikan
Pendidik menutup pembelajaran dengan Peserta didik berdoa dan
berdoa dan salam menjawab salam

Prambanan, ……………………… 2020


Observer,

Nur Ismiyanti Arding, S.Pd

280
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 4.1 RPP Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP Negeri 4 Prambanan


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VII/ I (Ganjil)
Materi Pokok : Struktur Bumi dan Dinamikanya
Alokasi Waktu :3 Kali tatap muka (8 JP)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari kebesaran tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad
raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur,
teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertangung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud

281
implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan
berdiskusi
3.10 Menjelaskan lapisan bumi, gunung api, gempa bumi dan tindakan
pengurangan resiko sebelum, pada saat, dan pasca bencan sesuai ancaman
bencana di daerahnya
4.10 Mengominukasikan upaya pengurangan resiko dan dampak bencana alam
serta tindakan penyelamatan diri pada saat terjadi bencana sesuai dengan
jenis ancaman bencana di daerahnya.

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran


3.10 Menjelaskan lapisan 3.10.1 Menjelaskan karakteristik lapisan penyusun
bumi, gunung api, bumi
gempa bumi dan 3.10.2 Menjelaskan karakteristik atmosfer
tindakan pengurangan 3.10.3 Menjelaskan karakteristik litosfer
resiko sebelum, pada 3.10.4 Menjelaskan gempa bumi serta pengurangan
saat, dan pasca bencan risiko bencananya
sesuai ancaman 3.10.5 Menjelaskan karakteristik gunung api serta
bencana di daerahnya pengurangan risiko bencananya
3.10.6 Menjelaskan karakteristik hidrosfer serta
pengurangan risiko bencananya
3.10.7 Mengidentifikasi lapisan penyusun bumia
3.10.8 Mengidentifikasi proses terjadinya tanah
longsor disebabkan oleh gempa bumia
3.10.9 Mengidentifikasi proses terjadinya tanah
longsor disebabkan oleh curah hujan tinggia
3.10.10 Menjelaskan penyebab terjadinya tanah
longsorb
3.10.11 Menjelaskan dampak akibat terjadinya tanah
longsorb
3.10.12 Menjelaskan tindakan untuk mengurangi
resiko bencana tanah longsorc
4.10Mengominukasikan 4.10.1 Mengkomunikasikan upaya pengurangan
upaya pengurangan resiko bencana tanah longsorc
resiko dan dampak 4.10*2 Kemampuan dalam melakukan komunikasi
bencana alam serta secara tertulis serta membuat seseorang
tindakan dapat memahami isi pesan yang diberikan.
penyelamatan diri 4.10*3 Menyampaikan ide serta hasil pemikiran
pada saat terjadi secara efektif baik itu nonverbal atau tulisan.
bencana sesuai dengan 4.10*4 Berkomunikasi secara verbal dalam
menyampaikan berita dengan jelas

282
jenis ancaman 4.10*5 Melakukan komunikasi karena tujuan
bencana di daerahnya. tertentu seperti membujuk serta memberi
informasi.
4.10**6 Ikut serta dan berkontrisbusi
4.10**7 Menunjukkan kemampuan dalam bekerja
sama walaupun berbeda karakter dari setiap
anggota tim.
4.10**8 Memiliki komitmen untuk mementingkan
kelompok
4.10**9 Saling bekerja sama untuk menyelesaikan
tugas dan tanggung jawab dalam
kelompok.
4.10**10 Menghargai masukan, pendapat atau ide
dari anggota lain
4.10**11 Memperlihatkan kemauan bekerja sama
dengan yang lainnya
4.10***12 Siaga bencana tanah longsor
4.10***13 Tas Siaga Bencana
4.10***14 Menyimak informasi dari berbagai
sumber
4.10***15 Tindakan yang dilakukan sebelum terjadi
bencana tanah longsor
4.10***16 Tindakan yang dilakukan saat terjadi
bencana tanah longsor
4.10***17 Tindakan yang dilakukan setelah terjadi
bencana tanah longsor
4.10***18 Upaya yang dilakukan untuk melakukan
perlindungan
4.10***19 Upaya pengurangan risiko bencana
Keterangan:
a
: Pertemuan 1
b
: pertemuan 2
c
: Pertemuan 3
*: Indicator yang akan dicapai dari variabel Communication Skill
**: Indicator yang akan dicapai dari variabel Collaboration Skill
***: Indicator yang akan dicapai dari variabel sikap siaga bencana
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat mengidentifikasi lapisan
penyusun bumi dengan benar.

283
2. Melalui kegiatan percobaan dengan menggunakan media alat peraga KIT IPA
peserta didik dapat mengidentifikasi proses terjadinya tanah longsor
disebabkan oleh gempa bumi dengan baik.
3. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu menjelaskan penyebab
terjadinya tanah longsor disebabkan oleh gempa bumi dengan benar.
Pertemuan 2
1. Melalui kegiatan percobaan dengan menggunakan media alat peraga KIT IPA
peserta didik dapat mengidentifikasi proses terjadinya tanah longsor
disebabkan oleh tingginya curah hujan dengan baik.
2. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu menjelaskan proses terjadinya
tanah longsor yang disebabkan oleh tingginya curah hujan dengan tepat.
Pertemuan 3
1. Melalui kegiatan simulasi, peserta didik dapat menjelaskan tindakan yang
dilakukan untuk mengurangi risiko bencana tanah longsor dengan benar.
2. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu mengkomunikasikan upaya
pengurangan risiko bencana tanah longsor dengan tepat

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Analisis Konsep
Pokok Materi: Struktur Bumi dan Dinamikanya
No analysis Result
1 Fakta-fakta (Facts) Pulau-pulau di Indonesia secara
geografis terletak pada pertemuan 3
lempeng tektonik dunia, yaitu
lempeng Australasia, lempeng
Pasifik, lempeng Eurasia serta
Filipina.

kurang lebih 5.590 daerah aliran


sungai (DAS) yang terdapat di
Indonesia, yang terletak antara
Sabang dan Merauke, mengakibatkan
Indonesia menjadi salah satu negara
yang berisiko tinggi terhadap
ancaman bencana gempa bumi,

284
tsunami, deretan erupsi gunung api
(129 gunung api aktif), dan gerakan
tanah.

Lima jenis bencana dengan jiwa


terpapar tertinggi adalah: cuaca
ekstrem (puting beliung) sebanyak
244 juta jiwa, diikuti kekeringan
sebesar 228 juta jiwa, dan banjir
sebanyak 100 juta jiwa, lalu gempa
bumi sebesar 86 juta jiwa, dan
bencana tanah longsor sebesar 14 juta
jiwa

Indonesia hanya memiliki dua


musim, yaitu musim penghujan dan
musim kemarau

Tanah longsor terjadi karena


disebabkan oleh factor eksternal dan
internal.

Bencana adalah peristiwa yang


mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan
masyarakat.

Bencana disebabkan, baik oleh faktor


alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.

Pemahaman atas prosedur evakuasi


yang benar mesti dimiliki masyarakat
sebagai bagian dari kesiapsiagaan.
2 Konsep (Concepts) Tanah Longsor

Proses terjadinya tanah longsor

Penyebab tanah longsor

Bencana

285
Sikap siaga bencana

Upaya Penanggulanag

Tindaka sebelum longsor

Tindakan saat longsor

Tindakan setelah longsor


3 Prinsip (Principles) Bencana tanah longsor seringkali
dipicu karena kombinasi dari curah
hujan yang tinggi, lereng terjal, tanah
yang kurang padat serta tebal,
terjadinya pengikisan, berkurangnya
tutupan vegetasi, dan getaran.

Kejadian bencana bisa dipicu oleh


peristiwa alam, tindakan manusia
atau kombinasi keduanya

Factor eksternal yaitu adanya getaran


yang diperoleh dari gempa bumi,
vegetasi penutup dan curah hujan.

Factor internal yaitu struktur geologi,


kemiringan pada lereng, penyusun
tanah dan kondisi geologi

Pemahaman atau prosedur evakuasi


seperti tindakan sebelum terjadinya
longsor, saat evakuasi bencana
longsor dan setelah terjadi longsor
4 Hukum (Law) -

5 Teori (Theory) Longsor merupakan salah satu jenis


gerakan tanah. Bencana longsor
dipengaruhi oleh kondisi morfologi
(terutama kemiringan lereng), kondisi
batuan atau tanah penyusun lereng,
dan kondisi hidrologi lereng.

Suatu lereng rentan atau berpotensi


untuk longsor, karena kondisi

286
kemiringan lereng, batuan/ tanah dan
tata airnya, namun lereng tersebut
belum akan longsor atau terganggu
kestabilannya tanpa dipicu oleh
proses pemicu, seperti:
a. Peningkatan kandungan air
dalam lereng.
b. Getaran pada lereng akibat
gempabumi ataupun
c. ledakan, penggalian, getaran
alat/kendaraan.
d. Gempabumi pada tanah pasir
dengan kandungan air sering
mengakibatkan liquefaction.
e. Peningkatan beban yang
melampaui daya dukung tanah
atau kuat geser tanah.
f. Pemotongan kaki lereng secara
sembarangan yang
mengakibatkan lereng
kehilangan gaya penyangga.

287
b. Peta Konsep

2. Materi Pembelajaran Pengayaan


Materi pengayaan terkait sikap siaga bencana

3. Materi Pembelajaran Remedial


Materi remedial terkait proses dan penyebab terjadinya tanah longsor

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik (Scientific)
Model : Problem Based Learning

F. Media Pembelajaran
a. Media Pembelajaran: KIT IPA Tanah Longsor
b. PPT
c. Video

G. Sumber Belajar
Bagi Guru

288
a. Buku Paket: Widodo, W. Rachmadiarti, F., & Hidayati, S. N. 2017. Buku
Guru Ilmu Pengetahuan Alam. Edisi Revisi. Jakarta : Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud

Bagi Peserta Didik


a. Buku Paket : Widodo, W. Rachmadiarti, F., & Hidayati, S. N. 2017. Ilmu
Pengetahuan Alam Kelas VII Semester 1. Edisi Revisi. Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
b. Lembar Kerja Peserta Didik tentang tanah longsor
c. KIT IPA Tanah Longsor (Alat peraga, Buku petunjuk, dan Brosur tindakan
sebelum bencana, saat bencana dan setelah bencana)

H. Langlah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
PENDAHULUAN
Salam pembuka Mengucapkan salam dan Membalas salam dan 15
meminta peserta didik ketua kelas memimpin Menit
untuk berdoa pembacaan doa
Mengecek kehadiran Meyiapkan diri untuk
peserta didik dan memulai pelajaran
menyiapkan peserta didik
untuk memulai pelajaran
Apersepsi Pendidik memberikan Peserta didik menjawab
apersepsi dengan pertanyaan yang
pertanyaan yang berkaitan diberikan oleh pendidik
dengan lapisan bumi berdasarkan
a. Pernahkan kalian pengetahuan awal yang
melihat bumi? dimiliki.
b. Menurut kalian, bentuk
bumi seperti apa?
(kubus atau bola)
Apakah planet kita ini
ditengahnya memiliki
ruang kosong seperti bola?
Mengapa?
Memotivasi Pendidik memberikan Peserta didik
motivasi kepada peserta mendengarkan, melihat

289
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
didik dengan dan memperhatikan
memperlihatkan gambar video yang diberikan
dan menayangkan video oleh guru
terjadinya tanah longsor
Tujuan Pendidik memberitahukan Peserta didik
Pembelajaran tujuan pembelajaran yang memperhatikan,
akan dicapai oleh peserta mendengarkan dan
didik mencatat tujuan
pembelajaran yang
disampaikan
KEGIATAN INTI
Orientasi peserta Pendidik memberikan Menjawab pernyataan 90
didik pada masalah pernyataan “berdasarkan yang diberikan oleh menit
kawasan tempat tinggal kita pendidik
atau sekolah kita sekarang
ini bencana apa yang dapat
terjadi? Jika dilihat tempat
kita ini berada pada
Kawasan dataran tinggi”
Mengorganisasikan Pendidik membagi peserta Peserta didik bergabung
peserta didik untuk didik kedalam beberapa dengan kelompok yang
belajar dan kelompok telah dibentuk
membimbing Pendidik membagikan KIT Peserta didik
penyelidikan IPA Tanah Longsor dan mengambil KIT IPA
individu maupun LKPD ke setiap kelompok Tanah Longsor dan
kelompok LKPD yang diberikan
Pendidik mengarahkan
Peserta didik melakukan
peserta didik melakukan percobaan yang
percobaan dan diskusi dilanjutkan dengan
dengan anggota
diskusi bersama anggota
kelompoknya kelompoknya serta
mengerjakan LKPD
yang diberikan.
Mengembangkan Pendidik memperhatikan a. Peserta didik
dan menyajikan dan mengarahkan hasil menyampaikan
hasil karya diskusi yang disampaikan hasil yang
peserta didik diperoleh
b. Peserta didik
menambahkan
jawaban jika
jawaban yang
disampaikan
kelompok lain
belum lengkap

290
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
Menganalisis dan a. Pendidik a. Peserta didik
mengevaluasi hasil membimbing merefleksi
peserta didik untuk pembelajaran hari ini
merefleksi mengenai lapisan
pembelajaran hari bumi.
ini, menanyakan
materi mengenai b. Peserta didik
materi lapisan mencermati dan
bumi. mencatat yang
b. Pendidik diinfokan pendidik
menekankan
informasi mengenai
lapisan bumi
PENUTUP
Pendidik membimbing Peserta didik 15
peserta didik menyimpulkan menit
menyimpulkan pembelajaran hari ini
pembelajaran hari ini
Pendidik memberikan Peserta didik ikut
penghargaan (misalnya berpartisipasi atau
pujian) kepada kelompok memberikan tepuk
yang berkinerja baik tangan kepada
kelompok yang
memiliki kinerja baik
Menyampaikan informasi Peserta didik
materi untuk pertemuan memperhtikan yang
berikutnya disampaikan
Pendidik menutup Peserta didik berdoa dan
pembelajaran dengan menjawab salam
berdoa dan salam

Pertemuan 2
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
PENDAHULUAN
Salam pembuka Mengucapkan salam dan Membalas salam dan
meminta peserta didik ketua kelas memimpin
15
untuk berdoa pembacaan doa
Menit
Mengecek kehadiran Meyiapkan diri untuk
peserta didik dan memulai pelajaran

291
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
menyiapkan peserta didik
untuk memulai pelajaran
Apersepsi Pendidik memberikan Peserta didik menjawab
apersepsi dengan pertanyaan yang
pertanyaan yang berkaitan diberikan oleh pendidik
tanah longsor berdasarkan pengetahuan
“masih ingatkah kalian awal yang dimiliki.
tentang tanah longsor
yang disebabkan oleh
gempa bumi? Apa yang
membedakan tanah
longsor yang disebabkan
oleh gempa bumi dengan
curah hujan yang tinggi?
Memotivasi Pendidik memberikan Peserta didik
motivasi kepada peserta mendengarkan, melihat
didik dengan dan memperhatikan video
memperlihatkan gambar yang diberikan oleh guru
dan menayangkan video
terjadinya tanah longsor
Tujuan Pendidik Peserta didik
Pembelajaran memberitahukan tujuan memperhatikan,
pembelajaran yang akan mendengarkan dan
dicapai oleh peserta didik mencatat tujuan
pembelajaran yang
disampaikan
KEGIATAN INTI
Orientasi peserta Pendidik memberikan Menjawab pernyataan 50
didik pada masalah pernyataan “berdasarkan yang diberikan oleh menit
kawasan tempat tinggal pendidik
kita atau sekolah kita
sekarang ini, apakah
curah hujan dapat
mempengaruhi terjadinya
longsor?”
Mengorganisasikan Pendidik membagi Peserta didik bergabung
peserta didik untuk peserta didik kedalam dengan kelompok yang
belajar dan beberapa kelompok telah dibentuk
membimbing Pendidik membagikan Peserta didik mengambil
penyelidikan KIT IPA Tanah Longsor KIT IPA Tanah Longsor
individu maupun dan LKPD ke setiap dan LKPD yang
kelompok kelompok diberikan
Pendidik mengarahkan Peserta didik melakukan
peserta didik melakukan percobaan yang

292
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
percobaan dan diskusi dilanjutkan dengan
dengan anggota diskusi bersama anggota
kelompoknya kelompoknya serta
mengerjakan LKPD yang
diberikan.
Mengembangkan Pendidik memperhatikan a. Peserta didik
dan menyajikan dan mengarahkan hasil menyampaikan hasil
hasil karya diskusi yang disampaikan yang diperoleh
peserta didik b. Peserta didik
menambahkan
jawaban jika jawaban
yang disampaikan
kelompok lain belum
lengkap
Menganalisis dan a. Pendidik a. Peserta didik
mengevaluasi hasil membimbing peserta merefleksi
didik untuk merefleksi pembelajaran hari ini
pembelajaran hari ini, mengenai tanah
menanyakan materi longsor.
mengenai materi tanah b. Peserta didik
longsor. mencermati dan
b. Pendidik menekankan mencatat yang
informasi mengenai diinfokan pendidik
tanah longsor.
PENUTUP
Pendidik membimbing Peserta didik 15
peserta didik menyimpulkan menit
menyimpulkan pembelajaran hari ini
pembelajaran hari ini
Pendidik memberikan Peserta didik ikut
penghargaan (misalnya berpartisipasi atau
pujian) kepada kelompok memberikan tepuk tangan
yang berkinerja baik kepada kelompok yang
memiliki kinerja baik
Menyampaikan informasi Peserta didik
materi untuk pertemuan memperhtikan yang
berikutnya disampaikan
Pendidik menutup Peserta didik berdoa dan
pembelajaran dengan menjawab salam
berdoa dan salam

Pertemuan 3

293
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
PENDAHULUAN
Salam pembuka Mengucapkan salam dan Membalas salam dan 15
meminta peserta didik untuk ketua kelas memimpin Menit
berdoa pembacaan doa
Mengecek kehadiran peserta Meyiapkan diri untuk
didik dan menyiapkan memulai pelajaran
peserta didik untuk memulai
pelajaran
Apersepsi Pendidik memberikan Peserta didik menjawab
apersepsi dengan pertanyaan pertanyaan yang
yang berkaitan tanah longsor diberikan oleh pendidik
“masih ingatkah kalian berdasarkan
tentang tanah longsor yang pengetahuan awal yang
disebabkan oleh gempa bumi dimiliki.
dan curah hujan yang tinggi?
Apakah sikap kesiapsiagaan
menghadapi bencana tanah
longsor itu penting?
Mengapa?”
Memotivasi Pendidik memberikan Peserta didik
motivasi kepada peserta mendengarkan dan
didik dengan menayangkan memperhatikan video
video simulasi tanah longsor yang diberikan oleh
guru
Tujuan Pendidik memberitahukan Peserta didik
Pembelajaran tujuan pembelajaran yang memperhatikan,
akan dicapai oleh peserta mendengarkan dan
didik mencatat tujuan
pembelajaran yang
disampaikan
KEGIATAN INTI
Orientasi peserta Pendidik memberikan Menjawab pernyataan 90
didik pada masalah pernyataan “jika bencana yang diberikan oleh menit
tanah longsor terjadi,apakah pendidik
sikap siaga itu penting?
Tindakan seperti apa yang
akan anda lakukan jika
terjadi longsor?
Contohnya seperti apa?”
Mengorganisasikan Pendidik membagi peserta Peserta didik bergabung
peserta didik untuk didik kedalam beberapa dengan kelompok yang
belajar dan kelompok telah dibentuk

294
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
membimbing Pendidik membagikan KIT Peserta didik
penyelidikan IPA Tanah Longsor dan mengambil KIT IPA
individu maupun LKPD ke setiap kelompok Tanah Longsor dan
kelompok LKPD yang diberikan
Pendidik mengarahkan Peserta didik melakukan
peserta didik melakukan simulasi terjadinya
simulasi terjadinya tanah tanah longsor yang
longsor dan diskusi dengan dilanjutkan dengan
anggota kelompoknya diskusi bersama anggota
kelompoknya serta
mengerjakan LKPD
yang diberikan.
Mengembangkan Pendidik memperhatikan dan a. Peserta didik
dan menyajikan mengarahkan hasil diskusi menyampaikan
hasil karya yang disampaikan peserta hasil yang
didik diperoleh
b. Peserta didik
menambahkan
jawaban jika
jawaban yang
disampaikan
kelompok lain
belum lengkap
Menganalisis dan a. Pendidik membimbing a. Peserta didik
mengevaluasi hasil peserta didik untuk merefleksi
merefleksi pembelajaran pembelajaran hari ini
hari ini, menanyakan mengenai upaya dan
materi mengenai upaya tindakan dalam
dan tindakan dalam menghadapi suatu
menghadapi suatu bencana tanah
bencana tanah longsor longsor yang terjadi
yang terjadi
b. Pendidik menekankan b. Peserta didik
informasi mengenai mencermati dan
upaya dan tindakan mencatat yang
dalam menghadapi suatu diinfokan pendidik
bencana tanah longsor
yang terjadi
PENUTUP
Pendidik membimbing Peserta didik 15
peserta didik menyimpulkan menyimpulkan menit
pembelajaran hari ini pembelajaran hari ini
Pendidik memberikan Peserta didik ikut
penghargaan (misalnya berpartisipasi atau

295
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
pujian) kepada kelompok memberikan tepuk
yang berkinerja baik tangan kepada
kelompok yang
memiliki kinerja baik
Menyampaikan informasi Peserta didik
materi untuk pertemuan memperhtikan yang
berikutnya disampaikan
Pendidik menutup Peserta didik berdoa dan
pembelajaran dengan berdoa menjawab salam
dan salam

A. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Pengetahuan
Bentuk Waktu
No Teknik Contoh Butir Instrumen
Instrumen Pelaksanaan
1 Tes Soal Uraian Terlampir dalam lampiran kisi- Sesudah
(14 butir kisi soal communication skill pembelajaran
soal)

Keterampilan
Bentuk Waktu
No Teknik Contoh Butir Instrumen
Instrumen Pelaksanaan
1 Non Tes Lembar Observasi Terlampir dalam lampiran Saat
Collaboration skill Lembar Observasi pembelajaran
Collaboration skill berlangsung

2. Instrumen Penilaian
(Terlampir)
Prambanan,……………2019
Mengetahui,
Guru SMP Negeri 4 Prambanan Mahasiswa

Drs. R. Nurtata Raharja, M.Pd Nur Ismiyanti Arding, S.Pd


NIP. NIM. 18708251016

296
Lampiran 4.2 RPP Kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Sekolah : SMP Negeri 4 Prambanan


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VII/ I (Ganjil)
Materi Pokok : Struktur Bumi dan Dinamikanya
Alokasi Waktu :3 Kali tatap muka (8 JP)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (297rocedu, konseptual, dan 297rocedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari kebesaran tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad
raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur,
teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertangung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud

297
implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan
berdiskusi
3.10 Menjelaskan lapisan bumi, gunung api, gempa bumi dan tindakan
pengurangan resiko sebelum, pada saat, dan pasca bencan sesuai ancaman
bencana di daerahnya
4.10 Mengominukasikan upaya pengurangan resiko dan dampak bencana alam
serta tindakan penyelamatan diri pada saat terjadi bencana sesuai dengan
jenis ancaman bencana di daerahnya.

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran


3.10 Menjelaskan lapisan 3.10.1 Menjelaskan karakteristik lapisan penyusun
bumi, gunung api, bumi
gempa bumi dan 3.10.2 Menjelaskan karakteristik atmosfer
tindakan pengurangan 3.10.3 Menjelaskan karakteristik litosfer
resiko sebelum, pada 3.10.4 Menjelaskan gempa bumi serta pengurangan
saat, dan pasca bencan risiko bencananya
sesuai ancaman 3.10.5 Menjelaskan karakteristik gunung api serta
bencana di daerahnya pengurangan risiko bencananya
3.10.6 Menjelaskan karakteristik hidrosfer serta
pengurangan risiko bencananya
3.10.7 Mengidentifikasi lapisan penyusun bumia
3.10.8 Mengidentifikasi proses terjadinya tanah
longsor disebabkan oleh gempa bumia
3.10.9 Mengidentifikasi proses terjadinya tanah
longsor disebabkan oleh curah hujan tinggia
3.10.10 Menjelaskan penyebab terjadinya tanah
longsorb
3.10.11 Menjelaskan dampak akibat terjadinya tanah
longsorb
3.10.12 Menjelaskan tindakan untuk mengurangi
resiko bencana tanah longsorc
4.10Mengominukasikan 4.10.1 Mengkomunikasikan upaya pengurangan
upaya pengurangan resiko bencana tanah longsorc
resiko dan dampak 4.10*2 Kemampuan dalam melakukan komunikasi
bencana alam serta secara tertulis serta membuat seseorang
tindakan dapat memahami isi pesan yang diberikan.
penyelamatan diri 4.10*3 Menyampaikan ide serta hasil pemikiran
pada saat terjadi secara efektif baik itu nonverbal atau tulisan.
bencana sesuai 4.10*4 Berkomunikasi secara verbal dalam
dengan jenis menyampaikan berita dengan jelas

298
ancaman bencana di 4.10*5 Melakukan komunikasi karena tujuan
daerahnya. tertentu seperti membujuk serta memberi
informasi.
4.10**6 Ikut serta dan berkontrisbusi
4.10**7 Menunjukkan kemampuan dalam bekerja
sama walaupun berbeda karakter dari setiap
anggota tim.
4.10**8 Memiliki komitmen untuk mementingkan
kelompok
4.10**9 Saling bekerja sama untuk menyelesaikan
tugas dan tanggung jawab dalam
kelompok.
4.10**10 Menghargai masukan, pendapat atau ide
dari anggota lain
4.10**11 Memperlihatkan kemauan bekerja sama
dengan yang lainnya
4.10***12 Siaga bencana tanah longsor
4.10***13 Tas Siaga Bencana
4.10***14 Menyimak informasi dari berbagai
sumber
4.10***15 Tindakan yang dilakukan sebelum terjadi
bencana tanah longsor
4.10***16 Tindakan yang dilakukan saat terjadi
bencana tanah longsor
4.10***17 Tindakan yang dilakukan setelah terjadi
bencana tanah longsor
4.10***18 Upaya yang dilakukan untuk melakukan
perlindungan
4.10***19 Upaya pengurangan risiko bencana
Keterangan:
a
: Pertemuan 1
b
: pertemuan 2
c
: Pertemuan 3
*: Indicator yang akan dicapai dari variabel Communication Skill
**: Indicator yang akan dicapai dari variabel Collaboration Skill
***: Indicator yang akan dicapai dari variabel sikap siaga bencana
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat mengidentifikasi lapisan
penyusun bumi dengan benar.

299
2. Melalui kegiatan percobaan dengan menggunakan media alat peraga KIT IPA
peserta didik dapat mengidentifikasi proses terjadinya tanah longsor
disebabkan oleh gempa bumi dengan baik.
3. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu menjelaskan penyebab
terjadinya tanah longsor disebabkan oleh gempa bumi dengan benar.
Pertemuan 2
1. Melalui kegiatan percobaan dengan menggunakan media alat peraga KIT IPA
peserta didik dapat mengidentifikasi proses terjadinya tanah longsor
disebabkan oleh tingginya curah hujan dengan baik.
2. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu menjelaskan proses terjadinya
tanah longsor yang disebabkan oleh tingginya curah hujan dengan tepat.
Pertemuan 3
1. Melalui kegiatan simulasi, peserta didik dapat menjelaskan tindakan yang
dilakukan untuk mengurangi risiko bencana tanah longsor dengan benar.
2. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu mengkomunikasikan upaya
pengurangan risiko bencana tanah longsor dengan tepat

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Analisis Konsep
Pokok Materi: Struktur Bumi dan Dinamikanya
No analysis Result
1 Fakta-fakta (Facts) Pulau-pulau di Indonesia secara
geografis terletak pada pertemuan 3
lempeng tektonik dunia, yaitu
lempeng Australasia, lempeng
Pasifik, lempeng Eurasia serta
Filipina.

kurang lebih 5.590 daerah aliran


sungai (DAS) yang terdapat di
Indonesia, yang terletak antara
Sabang dan Merauke, mengakibatkan
Indonesia menjadi salah satu negara
yang berisiko tinggi terhadap
ancaman bencana gempa bumi,

300
tsunami, deretan erupsi gunung api
(129 gunung api aktif), dan gerakan
tanah.

Lima jenis bencana dengan jiwa


terpapar tertinggi adalah: cuaca
ekstrem (puting beliung) sebanyak
244 juta jiwa, diikuti kekeringan
sebesar 228 juta jiwa, dan banjir
sebanyak 100 juta jiwa, lalu gempa
bumi sebesar 86 juta jiwa, dan
bencana tanah longsor sebesar 14 juta
jiwa

Indonesia hanya memiliki dua


musim, yaitu musim penghujan dan
musim kemarau

Tanah longsor terjadi karena


disebabkan oleh factor eksternal dan
internal.

Bencana adalah peristiwa yang


mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan
masyarakat.

Bencana disebabkan, baik oleh faktor


alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.

Pemahaman atas prosedur evakuasi


yang benar mesti dimiliki masyarakat
sebagai bagian dari kesiapsiagaan.
2 Konsep (Concepts) Tanah Longsor

Proses terjadinya tanah longsor

Penyebab tanah longsor

Bencana

301
Sikap siaga bencana

Upaya Penanggulanag

Tindaka sebelum longsor

Tindakan saat longsor

Tindakan setelah longsor


3 Prinsip (Principles) Bencana tanah longsor seringkali
dipicu karena kombinasi dari curah
hujan yang tinggi, lereng terjal, tanah
yang kurang padat serta tebal,
terjadinya pengikisan, berkurangnya
tutupan vegetasi, dan getaran.

Kejadian bencana bisa dipicu oleh


peristiwa alam, tindakan manusia
atau kombinasi keduanya

Factor eksternal yaitu adanya getaran


yang diperoleh dari gempa bumi,
vegetasi penutup dan curah hujan.

Factor internal yaitu struktur geologi,


kemiringan pada lereng, penyusun
tanah dan kondisi geologi

Pemahaman atau prosedur evakuasi


seperti tindakan sebelum terjadinya
longsor, saat evakuasi bencana
longsor dan setelah terjadi longsor
4 Hukum (Law) -

5 Teori (Theory) Longsor merupakan salah satu jenis


gerakan tanah. Bencana longsor
dipengaruhi oleh kondisi morfologi
(terutama kemiringan lereng), kondisi
batuan atau tanah penyusun lereng,
dan kondisi hidrologi lereng.

Suatu lereng rentan atau berpotensi


untuk longsor, karena kondisi

302
kemiringan lereng, batuan/ tanah dan
tata airnya, namun lereng tersebut
belum akan longsor atau terganggu
kestabilannya tanpa dipicu oleh
proses pemicu, seperti:
g. Peningkatan kandungan air
dalam lereng.
h. Getaran pada lereng akibat
gempabumi ataupun
i. ledakan, penggalian, getaran
alat/kendaraan.
j. Gempabumi pada tanah pasir
dengan kandungan air sering
mengakibatkan liquefaction.
k. Peningkatan beban yang
melampaui daya dukung tanah
atau kuat geser tanah.
l. Pemotongan kaki lereng secara
sembarangan yang
mengakibatkan lereng
kehilangan gaya penyangga.
b. Peta Konsep

2. Materi Pembelajaran Pengayaan


Materi pengayaan terkait sikap siaga bencana

3. Materi Pembelajaran Remedial

303
Materi remedial terkait proses dan penyebab terjadinya tanah longsor

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik (Scientific)
Model : Problem Based Learning

F. Media Pembelajaran
a. Media Pembelajaran: Alat peraga sederhana
b. Video
c. PPT

G. Sumber Belajar
Bagi Guru
a. Buku Paket: Widodo, W. Rachmadiarti, F., & Hidayati, S. N. 2017. Buku
Guru Ilmu Pengetahuan Alam. Edisi Revisi. Jakarta : Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud

Bagi Peserta Didik


a. Buku Paket : Widodo, W. Rachmadiarti, F., & Hidayati, S. N. 2017. Ilmu
Pengetahuan Alam Kelas VII Semester 1. Edisi Revisi. Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
b. Lembar Kerja Peserta Didik tentang tanah longsor

H. Langlah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
PENDAHULUAN
Salam pembuka Mengucapkan salam dan Membalas salam dan 15
meminta peserta didik ketua kelas memimpin Menit
untuk berdoa pembacaan doa
Mengecek kehadiran Meyiapkan diri untuk
peserta didik dan memulai pelajaran

304
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
menyiapkan peserta didik
untuk memulai pelajaran
Apersepsi Pendidik memberikan Peserta didik menjawab
apersepsi dengan pertanyaan yang
pertanyaan yang berkaitan diberikan oleh pendidik
dengan lapisan bumi berdasarkan
a. Pernahkan kalian pengetahuan awal yang
melihat bumi? dimiliki.
b. Menurut kalian,
bentuk bumi seperti
apa? (kubus atau
bola)
Apakah planet kita ini
ditengahnya memiliki
ruang kosong seperti
bola? Mengapa?
Memotivasi Pendidik memberikan Peserta didik
motivasi kepada peserta mendengarkan, melihat
didik dengan dan memperhatikan
memperlihatkan gambar video yang diberikan
dan menayangkan video oleh guru
terjadinya tanah longsor
Tujuan Pendidik Peserta didik
Pembelajaran memberitahukan tujuan memperhatikan,
pembelajaran yang akan mendengarkan dan
dicapai oleh peserta didik mencatat tujuan
pembelajaran yang
disampaikan
KEGIATAN INTI
Orientasi peserta Pendidik memberikan Menjawab pernyataan 90
didik pada masalah pernyataan “berdasarkan yang diberikan oleh menit
kawasan tempat tinggal pendidik
kita atau sekolah kita
sekarang ini bencana apa
yang dapat terjadi? Jika
dilihat tempat kita ini
berada pada Kawasan
dataran tinggi”
Mengorganisasikan Pendidik membagi Peserta didik bergabung
peserta didik untuk peserta didik kedalam dengan kelompok yang
belajar dan beberapa kelompok telah dibentuk
membimbing Pendidik mengarahkan Peserta didik melakukan
penyelidikan peserta didik untuk praktikum yang
melakukan praktikum diberikan.

305
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
individu maupun sederhana tentanh tanah
kelompok longsor yang disebabkan
oleh gempa bumi diluar
kelas.
Setelah melakukan Peserta didik masuk
praktikum, pendidik kedalam kelas.
mempersilahkan peserta
didik untuk memasuki
ruangan kelas
Pendidik membagikan Peserta didik
LKPD kepada peserta mengambil alat peraga
didik dan LKPD yang
diberikan
Mengembangkan Pendidik mengarahkan Peserta didik melakukan
dan menyajikan peserta didik melakukan diskusi dengan anggota
hasil karya diskusi dengan anggota kelompoknya dan
kelompoknya menjawab pertanyaan
yang ada di LKPD
Menganalisis dan a. Pendidik a. Peserta didik
mengevaluasi hasil membimbing peserta merefleksi
didik untuk merefleksi pembelajaran hari ini
pembelajaran hari ini, mengenai lapisan
menanyakan materi bumi.
mengenai materi b. Peserta didik
lapisan bumi. mencermati dan
b. Pendidik menekankan mencatat yang
informasi mengenai diinfokan pendidik
lapisan bumi
PENUTUP
Pendidik membimbing Peserta didik 15
peserta didik menyimpulkan menit
menyimpulkan pembelajaran hari ini
pembelajaran hari ini
Pendidik memberikan Peserta didik ikut
penghargaan (misalnya berpartisipasi atau
pujian) kepada kelompok memberikan tepuk
yang berkinerja baik tangan kepada
kelompok yang
memiliki kinerja baik
Menyampaikan informasi Peserta didik
materi untuk pertemuan memperhtikan yang
berikutnya disampaikan

306
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
Pendidik menutup Peserta didik berdoa dan
pembelajaran dengan menjawab salam
berdoa dan salam

Pertemuan 2
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
PENDAHULUAN
Salam pembuka Mengucapkan salam dan Membalas salam dan 15
meminta peserta didik ketua kelas memimpin Menit
untuk berdoa pembacaan doa
Mengecek kehadiran Meyiapkan diri untuk
peserta didik dan memulai pelajaran
menyiapkan peserta didik
untuk memulai pelajaran
Apersepsi Pendidik memberikan Peserta didik menjawab
apersepsi dengan pertanyaan yang
pertanyaan yang berkaitan diberikan oleh pendidik
tanah longsor berdasarkan
“masih ingatkah kalian pengetahuan awal yang
tentang tanah longsor dimiliki.
yang disebabkan oleh
gempa bumi? Apa yang
membedakan tanah
longsor yang disebabkan
oleh gempa bumi dengan
curah hujan yang tinggi?
Memotivasi Pendidik memberikan Peserta didik
motivasi kepada peserta mendengarkan, melihat
didik dengan dan memperhatikan
memperlihatkan gambar video yang diberikan
dan menayangkan video oleh guru
terjadinya tanah longsor
Tujuan Pendidik Peserta didik
Pembelajaran memberitahukan tujuan memperhatikan,
pembelajaran yang akan mendengarkan dan
dicapai oleh peserta didik mencatat tujuan
pembelajaran yang
disampaikan
KEGIATAN INTI
Orientasi peserta Pendidik memberikan Menjawab pernyataan 50
didik pada masalah pernyataan “berdasarkan yang diberikan oleh menit
kawasan tempat tinggal pendidik

307
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
kita atau sekolah kita
sekarang ini, apakah
curah hujan dapat
mempengaruhi terjadinya
longsor?”
Mengorganisasikan Pendidik membagi Peserta didik bergabung
peserta didik untuk peserta didik kedalam dengan kelompok yang
belajar dan beberapa kelompok telah dibentuk
membimbing Pendidik mengarahkan Peserta didik melakukan
penyelidikan peserta didik untuk praktikum yang
individu maupun melakukan praktikum diberikan.
kelompok sederhana tentang tanah
longsor yang disebabkan
oleh curah hujan tinggi
diluar kelas.
Setelah melakukan Peserta didik masuk
praktikum, pendidik kedalam kelas.
mempersilahkan peserta
didik untuk memasuki
ruangan kelas
Pendidik membagikan Peserta didik
LKPD kepada peserta mengambil alat peraga
didik dan LKPD yang
diberikan
Mengembangkan Pendidik memperhatikan a. Peserta didik
dan menyajikan dan mengarahkan hasil menyampaikan
hasil karya diskusi yang disampaikan hasil yang
peserta didik diperoleh
b. Peserta didik
menambahkan
jawaban jika
jawaban yang
disampaikan
kelompok lain
belum lengkap
Menganalisis dan a. Pendidik a. Peserta didik
mengevaluasi hasil membimbing peserta merefleksi
didik untuk merefleksi pembelajaran hari ini
pembelajaran hari ini, mengenai tanah
menanyakan materi longsor.
mengenai materi tanah b. Peserta didik
longsor. mencermati dan
mencatat yang
diinfokan pendidik

308
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
b. Pendidik menekankan
informasi mengenai
tanah longsor.
PENUTUP
Pendidik membimbing Peserta didik 15
peserta didik menyimpulkan menit
menyimpulkan pembelajaran hari ini
pembelajaran hari ini
Pendidik memberikan Peserta didik ikut
penghargaan (misalnya berpartisipasi atau
pujian) kepada kelompok memberikan tepuk
yang berkinerja baik tangan kepada
kelompok yang
memiliki kinerja baik
Menyampaikan informasi Peserta didik
materi untuk pertemuan memperhtikan yang
berikutnya disampaikan
Pendidik menutup Peserta didik berdoa dan
pembelajaran dengan menjawab salam
berdoa dan salam

Pertemuan 3
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
PENDAHULUAN
Salam pembuka Mengucapkan salam dan Membalas salam dan ketua 15
meminta peserta didik kelas memimpin Menit
untuk berdoa pembacaan doa
Mengecek kehadiran Meyiapkan diri untuk
peserta didik dan memulai pelajaran
menyiapkan peserta didik
untuk memulai pelajaran
Apersepsi Pendidik memberikan Peserta didik menjawab
apersepsi dengan pertanyaan yang diberikan
pertanyaan yang berkaitan oleh pendidik berdasarkan
tanah longsor pengetahuan awal yang
“masih ingatkah kalian dimiliki.
tentang tanah longsor yang
disebabkan oleh gempa
bumi dan curah hujan yang
tinggi?
Apakah sikap
kesiapsiagaan menghadapi

309
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
bencana tanah longsor itu
penting?
Mengapa?”
Memotivasi Pendidik memberikan Peserta didik
motivasi kepada peserta mendengarkan dan
didik dengan menayangkan memperhatikan video yang
video simulasi tanah diberikan oleh guru
longsor.
Tujuan Pendidik memberitahukan Peserta didik
Pembelajaran tujuan pembelajaran yang memperhatikan,
akan dicapai oleh peserta mendengarkan dan
didik mencatat tujuan
pembelajaran yang
disampaikan
KEGIATAN INTI
Orientasi peserta Pendidik memberikan Menjawab pernyataan yang 90
didik pada masalah pernyataan “jika bencana diberikan oleh pendidik menit
tanah longsor
terjadi,apakah sikap siaga
itu penting?
Tindakan seperti apa yang
akan anda lakukan jika
terjadi longsor?
Contohnya seperti apa?”
Mengorganisasikan Pendidik membagi peserta Peserta didik bergabung
peserta didik untuk didik kedalam beberapa dengan kelompok yang
belajar dan kelompok telah dibentuk
membimbing Pendidik membagikan
Peserta didik mengambil
penyelidikan LKPD kepada peserta didik
alat peraga dan LKPD yang
individu maupun diberikan
kelompok Pendidik mengarahkan
Peserta didik melakukan
peserta didik melakukan simulasi terjadinya tanah
simulasi terjadinya tanah
longsor yang dilanjutkan
longsor dan diskusi dengan
dengan diskusi bersama
anggota kelompoknya anggota kelompoknya serta
mengerjakan LKPD yang
diberikan.
Mengembangkan Pendidik memperhatikan a. Peserta didik
dan menyajikan dan mengarahkan hasil menyampaikan hasil
hasil karya diskusi yang disampaikan yang diperoleh
peserta didik b. Peserta didik
menambahkan
jawaban jika jawaban
yang disampaikan

310
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendidik Peserta Didik Waktu
kelompok lain belum
lengkap
Menganalisis dan a. Pendidik membimbing a. Peserta didik merefleksi
mengevaluasi hasil peserta didik untuk pembelajaran hari ini
merefleksi mengenai upaya dan
pembelajaran hari ini, tindakan dalam
menanyakan materi menghadapi suatu
mengenai upaya dan bencana tanah longsor
tindakan dalam yang terjadi
menghadapi suatu b. Peserta didik
bencana tanah longsor mencermati dan
yang terjadi mencatat yang
b. Pendidik menekankan diinfokan pendidik
informasi mengenai
upaya dan tindakan
dalam menghadapi
suatu bencana tanah
longsor yang terjadi
PENUTUP
Pendidik membimbing Peserta didik 15
peserta didik menyimpulkan menit
menyimpulkan pembelajaran hari ini
pembelajaran hari ini
Pendidik memberikan Peserta didik ikut
penghargaan (misalnya berpartisipasi atau
pujian) kepada kelompok memberikan tepuk tangan
yang berkinerja baik kepada kelompok yang
memiliki kinerja baik
Menyampaikan informasi Peserta didik
materi untuk pertemuan memperhtikan yang
berikutnya disampaikan
Pendidik menutup Peserta didik berdoa dan
pembelajaran dengan menjawab salam
berdoa dan salam

A. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Pengetahuan
Bentuk Waktu
No Teknik Contoh Butir Instrumen
Instrumen Pelaksanaan

311
1 Tes Soal Uraian Terlampir dalam lampiran kisi- Sesudah
(14 butir kisi soal communication skill pembelajaran
soal)

Keterampilan
Bentuk Waktu
No Teknik Contoh Butir Instrumen
Instrumen Pelaksanaan
1 Non Tes Lembar Observasi Terlampir dalam lampiran Saat
Collaboration skill Lembar Observasi pembelajaran
Collaboration skill berlangsung

2. Instrumen Penilaian
(Terlampir)

Prambanan,……………2019
Mengetahui,
Guru SMP Negeri 4 Prambanan Mahasiswa

Drs. R. Nurtata Raharja, M.Pd Nur Ismiyanti Arding


NIP. NIM. 18708251016

312
Lampiran 5. Lembar Kerja Peserta Didik

313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
Lampiran 6. Data Hasil Penelitian
Lampiran 6.1 Kelas Eksperimen
Lampiran 6.1.1 Pretest

COMMUNICATION SKILL

NO NAMA SKOR (SOAL NOMOR) SKOR


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Andhika Nur Rahmada 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 17
2 Anisa Nur Aini 2 2 1 1 2 3 1 1 2 1 2 2 2 1 23
3 April Danang Rizkianto 2 1 1 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 1 25
4 Bunaya Al Hanif Darun N 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2 2 1 21
5 Diandra Agung Rizkiyanto 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 19
6 Elvi Anasari 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 3 3 2 24
7 Fahmi Hanif Radista 2 2 1 3 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 22
8 Fajar Zidni Eka Pratama 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13
9 Gilang Dwi Eka Pratama 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 17
10 Irfan Dwi Nugroho 2 1 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 21
11 Laras Wati May Pradita 2 2 1 2 3 3 1 1 1 2 2 1 3 1 25
12 Linda Ambar Partiana 2 2 3 3 2 2 1 1 1 1 2 2 3 1 26
13 Martasya Dwi Arista 3 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 3 3 26
14 Mursidi 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 25
15 Novita Indiyani 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 19
16 Nur Imanudin Sulaiman G 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 3 2 2 2 22
17 Oktavio Marlen Ramadhani 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 20
18 Rafika Ayu Nurfaizah 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 20
19 Reza Saputra 1 1 2 1 4 1 1 1 1 2 0 1 1 0 17
20 Rizal Saifulloh 1 2 1 1 2 3 3 1 1 2 2 2 1 2 24
21 Siti Vebriyanti 2 3 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 23
22 Vian Wahyu Saputra 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 3 1 2 19

328
COLLABORATION SKILL
PERNYATAAN JUMLAH
NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Andhika Nur Rahmada 3 3 2 1 3 1 3 3 3 2 24
2 Anisa Nur Aini 4 3 3 2 4 2 3 2 3 3 29
3 April Danang Rizkianto 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 31
4 Bunaya Al Hanif Darun N 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 23
5 Diandra Agung Rizkiyanto 2 3 2 2 2 2 3 2 1 3 22
6 Elvi Anasari 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 24
7 Fahmi Hanif Radista 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 26
8 Fajar Zidni Eka Pratama 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 25
9 Gilang Dwi Eka Pratama 3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 29
10 Irfan Dwi Nugroho 2 2 3 1 4 2 3 2 1 1 21
11 Laras Wati May Pradita 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 32
12 Linda Ambar Partiana 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 29
13 Martasya Dwi Arista 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 30
14 Mursidi 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 30
15 Novita Indiyani 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 31
16 Nur Imanudin Sulaiman G 3 3 4 3 4 3 3 2 2 2 29
17 Oktavio Marlen Ramadhani 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 32
18 Rafika Ayu Nurfaizah 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 25
19 Reza Saputra 2 3 2 3 3 3 3 1 2 2 24
20 Rizal Saifulloh 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 28
21 Siti Vebriyanti 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 33
22 Vian Wahyu Saputra 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 25

329
SIKAP SIAGA BENCANA PESERTA DIDIK
NO BUTIR PERNYATAAN
N
NAMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 SKOR
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
1 Andhika Nur Rahmada 4 4 4 4 1 4 4 4 2 1 1 3 1 4 3 1 4 4 4 1 3 4 1 4 3 1 4 4 1 4 4 1 92
2 Anisa Nur Aini 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 96
3 April Danang Rizkianto 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 2 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 109
4 Bunaya Al Hanif Darun N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 3 100
5 Diandra Agung Rizkiyanto 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 102
6 Elvi Anasari 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 2 1 98
7 Fahmi Hanif Radista 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 1 1 2 4 1 4 4 2 4 3 4 3 1 4 4 3 4 4 3 101
8 Fajar Zidni Eka Pratama 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 4 4 3 4 2 1 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 96
9 Gilang Dwi Eka Pratama 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 92
10 Irfan Dwi Nugroho 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 1 3 3 1 3 1 2 1 4 4 2 4 1 3 3 3 4 2 2 4 3 3 93
11 Laras Wati May Pradita 3 3 3 4 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 104
12 Linda Ambar Partiana 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 100
13 Martasya Dwi Arista 4 4 4 2 4 1 4 4 2 3 4 3 1 2 4 3 4 1 3 4 2 3 3 3 2 1 4 1 2 4 1 1 88
14 Mursidi 3 3 4 4 4 4 3 4 3 2 2 3 1 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 1 1 93
15 Novita Indiyani 4 3 3 4 2 2 4 4 3 3 2 4 1 1 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 98
16 Nur Imanudin Sulaiman G 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 91
17 Oktavio Marlen Ramadhani 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 105
18 Rafika Ayu Nurfaizah 3 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 2 3 1 3 3 2 4 4 3 4 3 3 92
19 Reza Saputra 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 96
20 Rizal Saifulloh 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 3 3 1 3 2 2 3 4 1 3 2 3 3 95

330
NO BUTIR PERNYATAAN
N
NAMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 SKOR
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
21 Siti Vebriyanti 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 2 1 1 4 4 4 3 4 3 3 1 3 4 3 2 2 1 3 3 3 4 97
22 Vian Wahyu Saputra 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4 2 2 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 3 4 2 3 94

331
Lampiran 6.1.2 Posttest

COMMUNICATION SKILL
SKOR (SOAL NOMOR)
NO NAMA SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Andhika Nur Rahmada 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 49
2 Anisa Nur Aini 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 48
3 April Danang Rizkianto 4 4 4 3 4 3 2 4 2 3 4 4 3 3 47
4 Bunaya Al Hanif Darun N 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 3 3 3 47
5 Diandra Agung Rizkiyanto 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 48
6 Elvi Anasari 4 4 3 3 4 3 2 3 2 2 4 4 4 4 46
7 Fahmi Hanif Radista 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 50
8 Fajar Zidni Eka Pratama 4 4 2 4 3 3 2 3 2 3 3 4 4 4 45
9 Gilang Dwi Eka Pratama 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 49
10 Irfan Dwi Nugroho 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 48
11 Laras Wati May Pradita 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 44
12 Linda Ambar Partiana 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 49
13 Martasya Dwi Arista 4 4 3 3 4 4 2 2 2 4 4 3 4 3 46
14 Mursidi 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 50
15 Novita Indiyani 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 48
16 Nur Imanudin Sulaiman G 4 4 3 3 4 3 2 3 2 3 4 4 4 3 46
17 Oktavio Marlen Ramadhani 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 49
18 Rafika Ayu Nurfaizah 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 49
19 Reza Saputra 3 4 4 4 4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 45
20 Rizal Saifulloh 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 48
21 Siti Vebriyanti 4 4 3 4 3 4 2 2 2 3 3 4 4 4 46
22 Vian Wahyu Saputra 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 51

332
COLLABORATION SKILL PERTEMUAN 1
PERNYATAAN
NO NAMA SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Andhika Nur Rahmada 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 37
2 Anisa Nur Aini 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 32
3 April Danang Rizkianto 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 34
4 Bunaya Al Hanif Darun N 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 36
5 Diandra Agung Rizkiyanto 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 32
6 Elvi Anasari 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 32
7 Fahmi Hanif Radista 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 35
8 Fajar Zidni Eka Pratama 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 35
9 Gilang Dwi Eka Pratama 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
10 Irfan Dwi Nugroho 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 37
11 Laras Wati May Pradita 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
12 Linda Ambar Partiana 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31
13 Martasya Dwi Arista 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 38
14 Mursidi 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 36
15 Novita Indiyani 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 37
16 Nur Imanudin Sulaiman G 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 38
17 Oktavio Marlen Ramadhani 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38
18 Rafika Ayu Nurfaizah 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 33
19 Reza Saputra 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 36
20 Rizal Saifulloh 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 36
21 Siti Vebriyanti 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
22 Vian Wahyu Saputra 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 34

333
COLLABORATION SKILL PERTEMUAN 2
PERNYATAAN
NO NAMA SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Andhika Nur Rahmada 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
2 Anisa Nur Aini 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 35
3 April Danang Rizkianto 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 37
4 Bunaya Al Hanif Darun N 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 37
5 Diandra Agung Rizkiyanto 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 34
6 Elvi Anasari 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 35
7 Fahmi Hanif Radista 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 35
8 Fajar Zidni Eka Pratama 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 35
9 Gilang Dwi Eka Pratama 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
10 Irfan Dwi Nugroho 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 32
11 Laras Wati May Pradita 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38
12 Linda Ambar Partiana 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 34
13 Martasya Dwi Arista 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 36
14 Mursidi 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 37
15 Novita Indiyani 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 37
16 Nur Imanudin Sulaiman G 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 37
17 Oktavio Marlen Ramadhani 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
18 Rafika Ayu Nurfaizah 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 35
19 Reza Saputra 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 34
20 Rizal Saifulloh 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 38
21 Siti Vebriyanti 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
22 Vian Wahyu Saputra 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 38

334
COLLABORATION SKILL PERTEMUAN 3
PERNYATAAN
NO NAMA SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Andhika Nur Rahmada 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
2 Anisa Nur Aini 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 30
3 April Danang Rizkianto 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 34
4 Bunaya Al Hanif Darun N 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31
5 Diandra Agung Rizkiyanto 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 31
6 Elvi Anasari 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 30
7 Fahmi Hanif Radista 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31
8 Fajar Zidni Eka Pratama 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31
9 Gilang Dwi Eka Pratama 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
10 Irfan Dwi Nugroho 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31
11 Laras Wati May Pradita 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
12 Linda Ambar Partiana 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32
13 Martasya Dwi Arista 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 34
14 Mursidi 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32
15 Novita Indiyani 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32
16 Nur Imanudin Sulaiman G 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32
17 Oktavio Marlen Ramadhani 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
18 Rafika Ayu Nurfaizah 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32
19 Reza Saputra 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31
20 Rizal Saifulloh 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32
21 Siti Vebriyanti 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
22 Vian Wahyu Saputra 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 35

335
SIKAP SIAGA BENCANA
NO BUTIR PERNYATAAN
N
NAMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 SKOR
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
1 Andhika Nur Rahmada 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 113
2 Anisa Nur Aini 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 111
3 April Danang Rizkianto 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 119
4 Bunaya Al Hanif Darun N 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 110
5 Diandra Agung Rizkiyanto 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 113
6 Elvi Anasari 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 109
7 Fahmi Hanif Radista 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 2 3 2 4 4 3 3 4 4 4 111
8 Fajar Zidni Eka Pratama 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 113
9 Gilang Dwi Eka Pratama 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 106
10 Irfan Dwi Nugroho 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 2 4 2 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 108
11 Laras Wati May Pradita 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 113
12 Linda Ambar Partiana 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 113
13 Martasya Dwi Arista 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 2 108
14 Mursidi 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 109
15 Novita Indiyani 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 109
16 Nur Imanudin Sulaiman G 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 102
17 Oktavio Marlen Ramadhani 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 113
18 Rafika Ayu Nurfaizah 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 104
19 Reza Saputra 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 103
20 Rizal Saifulloh 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 2 4 3 3 107

336
NO BUTIR PERNYATAAN
N
NAMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 SKOR
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
21 Siti Vebriyanti 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 113
22 Vian Wahyu Saputra 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 108

337
Lampiran 6.2 Kelas Kontrol
Lampiran 6.2.1 Pretest

COMMUNICATION SKILL
NO NAMA SKOR (SOAL NOMOR)
SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Aji Satya Nugraha 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 16
2 Dafa Maehan Taufik Semi P 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
3 Desita Nindika Eron 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
4 Elsa Adela Anggraina 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 16
5 Iqbal Syahdani 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 17
6 Julia Prastiwi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 15
7 Mia Aulia Nurfauziah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
8 Miadifauzi 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 17
9 Mikael Wirana Samodro W 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 16
10 Nindita Rosiana Vika Dewi 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 21
11 Pandu Candra Winata 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 16
12 Rahmat Hermawan Santosa 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 19
13 Rasya Aulia Feliza 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 15
14 Rohmat Agung Nugroho 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 17
15 Ryandika Dwi Saputra 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 16
16 Selviana Eka Anggraini 1 1 1 1 3 1 1 1 1 3 2 2 1 2 21
17 Syafara Mahya Ningtyas P 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 16
18 Taufik Tresnawan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 15
19 Verdinan Ambara 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 20
20 Vilman Az-Zahra M H 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 18
21 Vita Ristanti 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 16
22 Wikan Nur Ramadi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13
23 Yanuar Sulistyo 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 3 1 25

338
COLLABORATION SKILL
PERNYATAAN SKOR
NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Aji Satya Nugraha 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 24
2 Dafa Maehan Taufik Semi P 2 3 3 2 3 3 3 2 1 1 23
3 Desita Nindika Eron 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 26
4 Elsa Adela Anggraina 2 1 4 3 3 2 1 2 2 2 22
5 Iqbal Syahdani 3 1 2 2 2 3 2 2 1 3 21
6 Julia Prastiwi 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 27
7 Mia Aulia Nurfauziah 3 2 2 2 3 3 4 2 2 1 24
8 Miadifauzi 2 1 1 1 2 1 3 1 1 1 14
9 Mikael Wirana Samodro W 2 2 2 2 3 3 4 2 1 1 22
10 Nindita Rosiana Vika Dewi 3 2 4 1 2 3 4 3 2 2 26
11 Pandu Candra Winata 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 25
12 Rahmat Hermawan Santosa 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 24
13 Rasya Aulia Feliza 4 3 2 2 3 3 2 1 2 3 25
14 Rohmat Agung Nugroho 2 2 2 3 2 3 4 2 3 2 25
15 Ryandika Dwi Saputra 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 27
16 Selviana Eka Anggraini 3 2 3 3 2 1 3 3 2 3 25
17 Syafara Mahya Ningtyas P 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 27
18 Taufik Tresnawan 1 2 1 3 2 1 3 2 2 3 20
19 Verdinan Ambara 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 25
20 Vilman Az-Zahra M H 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 25
21 Vita Ristanti 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 25
22 Wikan Nur Ramadi 3 3 2 2 3 2 2 2 1 1 21
23 Yanuar Sulistyo 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 25

339
SIKAP SIAGA BENCANA KELAS KONTROL
NO BUTIR PERNYATAAN
N
NAMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 SKOR
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
1 Aji Satya Nugraha 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 4 1 1 2 2 3 2 3 1 4 3 1 2 3 2 2 3 2 3 81
2 Dafa Maehan Taufik Semi P 3 3 4 2 2 4 4 2 1 2 2 3 3 2 4 4 3 2 4 4 2 3 3 3 3 1 4 2 2 3 3 3 90
3 Desita Nindika Eron 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 96
4 Elsa Adela Anggraina 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 4 3 3 3 93
5 Iqbal Syahdani 4 3 3 2 1 2 3 3 1 1 3 1 2 1 4 3 3 1 3 2 2 4 4 3 2 4 2 2 1 3 3 4 80
6 Julia Prastiwi 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 2 1 4 2 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 104
7 Mia Aulia Nurfauziah 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 87
8 Miadifauzi 3 3 2 4 4 2 3 2 3 3 2 3 1 4 3 4 1 2 4 4 1 4 2 4 3 2 3 2 1 4 1 2 86
9 Mikael Wirana Samodro W 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 82
10 Nindita Rosiana Vika Dewi 4 2 3 4 3 3 2 3 1 4 3 3 4 3 3 1 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 2 2 93
11 Pandu Candra Winata 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 2 2 4 2 2 1 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 89
12 Rahmat Hermawan Santosa 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 1 1 82
13 Rasya Aulia Feliza 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 95
14 Rohmat Agung Nugroho 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 2 2 4 2 2 1 4 4 3 4 3 3 3 1 4 3 3 4 3 3 94
15 Ryandika Dwi Saputra 3 3 4 4 4 4 4 3 1 3 2 3 1 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 1 4 4 4 104
16 Selviana Eka Anggraini 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 98
17 Syafara Mahya Ningtyas P 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 82
18 Taufik Tresnawan 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 1 1 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 1 3 4 3 4 104
19 Verdinan Ambara 3 3 3 2 3 4 2 3 4 3 2 4 3 2 3 1 1 4 3 2 4 1 2 2 4 1 3 3 1 2 3 1 82
20 Vilman Az-Zahra M H 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 1 2 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 104

340
NO BUTIR PERNYATAAN
N
NAMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 SKOR
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
21 Vita Ristanti 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 90
22 Wikan Nur Ramadi 4 3 3 3 2 1 3 2 1 3 3 2 3 3 3 4 2 1 4 3 3 3 1 3 2 3 2 1 3 2 1 1 78
23 Yanuar Sulistyo 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 89

341
Lampiran 6.2.2 Posttest

COMMUNICATION SKILL KELAS KONTROL


NO NAMA SKOR (SOAL NOMOR) SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Aji Satya Nugraha 4 4 3 3 4 3 2 2 2 3 3 4 4 4 45
2 Dafa Maehan Taufik Semi P 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 43
3 Desita Nindika Eron 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 4 4 4 3 44
4 Elsa Adela Anggraina 3 4 3 3 4 4 2 1 2 3 3 4 4 3 43
5 Iqbal Syahdani 4 4 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 42
6 Julia Prastiwi 4 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 4 4 45
7 Mia Aulia Nurfauziah 4 4 4 3 4 3 2 2 2 3 4 4 3 4 46
8 Miadifauzi 3 2 2 2 4 4 3 1 2 4 3 4 4 4 42
9 Mikael Wirana Samodro W 4 3 3 3 4 3 2 1 2 3 3 4 4 3 42
10 Nindita Rosiana Vika Dewi 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 46
11 Pandu Candra Winata 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 45
12 Rahmat Hermawan Santosa 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 2 46
13 Rasya Aulia Feliza 1 4 3 2 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 42
14 Rohmat Agung Nugroho 4 3 4 3 4 4 3 2 2 3 4 4 3 3 46
15 Ryandika Dwi Saputra 3 3 2 2 4 4 2 2 2 4 4 4 4 3 43
16 Selviana Eka Anggraini 4 4 3 3 4 4 2 1 1 3 3 4 4 4 44
17 Syafara Mahya Ningtyas P 3 2 4 3 4 4 2 2 3 2 3 4 3 4 43
18 Taufik Tresnawan 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 4 4 42
19 Verdinan Ambara 4 4 3 2 3 3 2 2 2 3 4 4 3 3 42
20 Vilman Az-Zahra M H 1 3 4 3 4 4 2 2 2 3 4 4 4 3 43
21 Vita Ristanti 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 4 4 3 44
22 Wikan Nur Ramadi 4 3 4 4 3 3 2 2 3 4 4 3 3 4 46
23 Yanuar Sulistyo 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 4 4 3 4 44

342
COLLABORATION SKILL PERTEMUAN 1
PERNYATAAN SKOR
NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Aji Satya Nugraha 4 2 3 3 2 3 4 3 3 3 30
2 Dafa Maehan Taufik Semi P 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 28
3 Desita Nindika Eron 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32
4 Elsa Adela Anggraina 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 35
5 Iqbal Syahdani 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 32
6 Julia Prastiwi 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 33
7 Mia Aulia Nurfauziah 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 34
8 Miadifauzi 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 30
9 Mikael Wirana Samodro W 4 2 3 3 2 3 4 3 3 3 30
10 Nindita Rosiana Vika Dewi 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 34
11 Pandu Candra Winata 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29
12 Rahmat Hermawan Santosa 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 33
13 Rasya Aulia Feliza 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 35
14 Rohmat Agung Nugroho 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 29
15 Ryandika Dwi Saputra 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29
16 Selviana Eka Anggraini 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29
17 Syafara Mahya Ningtyas P 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 34
18 Taufik Tresnawan 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32
19 Verdinan Ambara 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29
20 Vilman Az-Zahra M H 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32
21 Vita Ristanti 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 33
22 Wikan Nur Ramadi 4 4 2 3 2 2 3 2 3 3 28
23 Yanuar Sulistyo 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29

343
COLLABORATION SKILL PERTEMUAN 2
PERNYATAAN SKOR
NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Aji Satya Nugraha 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 27
2 Dafa Maehan Taufik Semi P 3 3 3 2 3 3 3 2 1 1 24
3 Desita Nindika Eron 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 27
4 Elsa Adela Anggraina 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 35
5 Iqbal Syahdani 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 32
6 Julia Prastiwi 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 27
7 Mia Aulia Nurfauziah 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 33
8 Miadifauzi 3 1 1 1 2 1 3 1 1 1 15
9 Mikael Wirana Samodro W 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 27
10 Nindita Rosiana Vika Dewi 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 35
11 Pandu Candra Winata 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 26
12 Rahmat Hermawan Santosa 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 25
13 Rasya Aulia Feliza 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 33
14 Rohmat Agung Nugroho 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 27
15 Ryandika Dwi Saputra 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 32
16 Selviana Eka Anggraini 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29
17 Syafara Mahya Ningtyas P 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 33
18 Taufik Tresnawan 1 2 1 3 2 1 3 3 3 3 22
19 Verdinan Ambara 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 31
20 Vilman Az-Zahra M H 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 25
21 Vita Ristanti 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 28
22 Wikan Nur Ramadi 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 23
23 Yanuar Sulistyo 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29

344
COLLABORATION SKILL PERTEMUAN 3
PERNYATAAN SKOR
NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Aji Satya Nugraha 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 30
2 Dafa Maehan Taufik Semi P 2 3 3 1 3 3 4 2 1 1 23
3 Desita Nindika Eron 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 25
4 Elsa Adela Anggraina 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 31
5 Iqbal Syahdani 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29
6 Julia Prastiwi 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 37
7 Mia Aulia Nurfauziah 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29
8 Miadifauzi 2 2 2 1 2 3 4 1 1 1 19
9 Mikael Wirana Samodro W 1 2 2 3 3 2 4 2 2 2 23
10 Nindita Rosiana Vika Dewi 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 31
11 Pandu Candra Winata 3 3 2 3 2 2 4 3 3 1 26
12 Rahmat Hermawan Santosa 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 25
13 Rasya Aulia Feliza 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29
14 Rohmat Agung Nugroho 1 2 2 3 3 2 4 2 2 2 23
15 Ryandika Dwi Saputra 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 28
16 Selviana Eka Anggraini 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 29
17 Syafara Mahya Ningtyas P 1 3 3 3 3 2 4 3 3 3 28
18 Taufik Tresnawan 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 25
19 Verdinan Ambara 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 28
20 Vilman Az-Zahra M H 2 2 2 2 2 3 4 3 2 3 25
21 Vita Ristanti 2 2 2 1 3 3 4 1 1 1 20
22 Wikan Nur Ramadi 2 2 2 2 3 3 4 1 1 1 21
23 Yanuar Sulistyo 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 28

345
SIKAP SIAGA BENCANA
NO BUTIR PERNYATAAN
N
NAMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 SKOR
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
1 Aji Satya Nugraha 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 1 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 1 2 1 2 2 3 3 3 86
2 Dafa Maehan Taufik Semi P 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 2 3 2 4 4 4 3 2 2 2 4 1 1 4 4 4 4 2 2 100
3 Desita Nindika Eron 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 3 2 3 4 4 4 1 4 3 3 103
4 Elsa Adela Anggraina 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 1 4 3 3 3 3 4 2 2 4 3 2 103
5 Iqbal Syahdani 4 4 1 2 4 2 4 1 2 4 4 1 2 3 4 4 2 2 3 1 4 1 3 3 3 3 1 4 2 3 2 1 84
6 Julia Prastiwi 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 108
7 Mia Aulia Nurfauziah 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 92
8 Miadifauzi 4 4 3 4 4 2 3 3 2 3 1 3 2 4 4 3 2 1 4 4 1 4 1 3 2 4 4 2 2 4 2 3 92
9 Mikael Wirana Samodro W 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 85
10 Nindita Rosiana Vika Dewi 4 3 3 3 3 4 2 1 1 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 103
11 Pandu Candra Winata 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 1 3 3 3 4 3 3 4 2 2 94
12 Rahmat Hermawan Santosa 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 1 2 3 3 2 3 1 3 3 1 4 2 2 4 1 2 87
13 Rasya Aulia Feliza 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 101
14 Rohmat Agung Nugroho 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 1 3 3 3 2 3 1 4 3 3 95
15 Ryandika Dwi Saputra 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 1 5 5 3 1 4 3 1 1 108
16 Selviana Eka Anggraini 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100
17 Syafara Mahya Ningtyas P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 89
18 Taufik Tresnawan 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 107
19 Verdinan Ambara 3 4 1 2 4 2 3 3 3 2 1 3 3 4 4 2 4 3 1 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 93
20 Vilman Az-Zahra M H 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 2 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 107

346
NO BUTIR PERNYATAAN
N
NAMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 SKOR
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
21 Vita Ristanti 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 96
22 Wikan Nur Ramadi 4 4 3 3 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 4 3 3 1 4 3 2 4 2 3 2 4 1 3 3 2 1 2 82
23 Yanuar Sulistyo 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 1 3 3 3 1 3 3 1 3 3 93

347
Lampiran 6.3 Hasil Pretest-Posttes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

HASIL COMMUNICATION SKILL PESERTA DIDIK


PRE POST N-GAIN PRE POST N-GAIN
NO KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
TEST TEST TEST TEST
1 Andhika Nur Rahmada 17 49 0.820513 Aji Satya Nugraha 16 45 0.725
2 Anisa Nur Aini 23 48 0.757576 Dafa Maehan Taufik Semi P 15 43 0.682927
3 April Danang Rizkianto 25 47 0.709677 Desita Nindika Eron 15 44 0.707317
4 Bunaya Al Hanif Darun N 21 47 0.742857 Elsa Adela Anggraina 16 43 0.675
5 Diandra Agung Rizkiyanto 19 48 0.783784 Iqbal Syahdani 17 42 0.641026
6 Elvi Anasari 24 46 0.6875 Julia Prastiwi 15 45 0.731707
7 Fahmi Hanif Radista 22 50 0.823529 Mia Aulia Nurfauziah 14 46 0.761905
8 Fajar Zidni Eka Pratama 13 45 0.744186 Miadifauzi 17 42 0.641026
9 Gilang Dwi Eka Pratama 17 49 0.820513 Mikael Wirana Samodro W 16 42 0.65
10 Irfan Dwi Nugroho 21 48 0.771429 Nindita Rosiana Vika Dewi 21 46 0.714286
11 Laras Wati May Pradita 25 44 0.612903 Pandu Candra Winata 16 45 0.725
12 Linda Ambar Partiana 26 49 0.766667 Rahmat Hermawan Santosa 19 46 0.72973
13 Martasya Dwi Arista 26 46 0.666667 Rasya Aulia Feliza 15 42 0.658537
14 Mursidi 25 50 0.806452 Rohmat Agung Nugroho 17 46 0.74359
15 Novita Indiyani 19 48 0.783784 Ryandika Dwi Saputra 16 43 0.675
16 Nur Imanudin Sulaiman G 22 46 0.705882 Selviana Eka Anggraini 21 44 0.657143
17 Oktavio Marlen Ramadhani 20 49 0.805556 Syafara Mahya Ningtyas P 16 43 0.675
18 Rafika Ayu Nurfaizah 20 49 0.805556 Taufik Tresnawan 15 42 0.658537
19 Reza Saputra 17 45 0.717949 Verdinan Ambara 20 42 0.611111
20 Rizal Saifulloh 24 48 0.75 Vilman Az-Zahra M H 18 43 0.657895
21 Siti Vebriyanti 24 46 0.6875 Vita Ristanti 16 44 0.7

348
PRE POST N-GAIN PRE POST N-GAIN
NO KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
TEST TEST TEST TEST
22 Vian Wahyu Saputra 19 51 0.864865 Wikan Nur Ramadi 13 46 0.767442
23 Yanuar Sulistyo 25 44 0.612903
Rata-rata 21,32 47,64 Rata-rata 16,91 43,83

349
HASIL COLLABORATION SKILL PESERTA DIDIK
PRE POST N-GAIN PRE POST N-GAIN
NO KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
TEST TEST TEST TEST
1 Andhika Nur Rahmada 24 38.67 0.916667 Aji Satya Nugraha 24 29 0.3125
2 Anisa Nur Aini 29 32.33 0.30303 Dafa Maehan Taufik Semi P 23 25 0.117647
3 April Danang Rizkianto 31 35.00 0.444444 Desita Nindika Eron 26 28 0.142857
4 Bunaya Al Hanif Darun N 21 34.67 0.719298 Elsa Adela Anggraina 22 33.67 0.648148
5 Diandra Agung Rizkiyanto 22 32.33 0.574074 Iqbal Syahdani 21 31 0.526316
6 Elvi Anasari 24 32.33 0.520833 Julia Prastiwi 27 32.33 0.410256
7 Fahmi Hanif Radista 26 33.67 0.547619 Mia Aulia Nurfauziah 24 32 0.5
8 Fajar Zidni Eka Pratama 25 33.67 0.577778 Miadifauzi 14 21.33 0.282051
9 Gilang Dwi Eka Pratama 29 39.00 0.909091 Mikael Wirana Samodro W 22 26.67 0.259259
10 Irfan Dwi Nugroho 21 33.33 0.649123 Nindita Rosiana Vika Dewi 26 33.33 0.52381
11 Laras Wati May Pradita 32 39.00 0.875 Pandu Candra Winata 25 27 0.133333
12 Linda Ambar Partiana 29 32.33 0.30303 Rahmat Hermawan Santosa 24 27.67 0.229167
13 Martasya Dwi Arista 30 36.00 0.6 Rasya Aulia Feliza 25 32.33 0.488889
14 Mursidi 30 35.00 0.5 Rohmat Agung Nugroho 25 26.33 0.088889
15 Novita Indiyani 31 35.33 0.481481 Ryandika Dwi Saputra 27 29.67 0.205128
16 Nur Imanudin Sulaiman G 29 35.67 0.606061 Selviana Eka Anggraini 25 29 0.266667
17 Oktavio Marlen Ramadhani 32 39.00 0.875 Syafara Mahya Ningtyas P 27 31.67 0.358974
18 Rafika Ayu Nurfaizah 25 33.33 0.555556 Taufik Tresnawan 20 26.33 0.316667
19 Reza Saputra 24 33.67 0.604167 Verdinan Ambara 25 29.33 0.288889
20 Rizal Saifulloh 28 35.33 0.611111 Vilman Az-Zahra M H 25 27.33 0.155556
21 Siti Vebriyanti 33 39.33 0.904762 Vita Ristanti 25 27 0.133333
22 Vian Wahyu Saputra 25 35.67 0.711111 Wikan Nur Ramadi 21 24 0.157895
23 Yanuar Sulistyo 25 28.67 0.244444
Rata-rata 27,27 35,21 Rata-rata 23,83 28,64

350
HASIL SIKAP SIAGA BENCANA PESERTA DIDIK
PRE POST N-GAIN PRE POST N-GAIN
NO KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
TEST TEST TEST TEST
1 Andhika Nur Rahmada 92 113 0.583333 Aji Satya Nugraha 81 86 0.106383
2 Anisa Nur Aini 96 111 0.46875 Dafa Maehan Taufik Semi P 90 100 0.263158
3 April Danang Rizkianto 109 119 0.526316 Desita Nindika Eron 96 103 0.21875
4 Bunaya Al Hanif Darun N 100 110 0.357143 Elsa Adela Anggraina 93 103 0.285714
5 Diandra Agung Rizkiyanto 102 113 0.423077 Iqbal Syahdani 80 84 0.083333
6 Elvi Anasari 98 109 0.366667 Julia Prastiwi 104 108 0.166667
7 Fahmi Hanif Radista 101 111 0.37037 Mia Aulia Nurfauziah 87 92 0.121951
8 Fajar Zidni Eka Pratama 96 113 0.53125 Miadifauzi 86 92 0.142857
9 Gilang Dwi Eka Pratama 92 106 0.388889 Mikael Wirana Samodro W 82 85 0.065217
10 Irfan Dwi Nugroho 93 108 0.428571 Nindita Rosiana Vika Dewi 93 103 0.285714
11 Laras Wati May Pradita 104 113 0.375 Pandu Candra Winata 89 94 0.128205
12 Linda Ambar Partiana 100 113 0.464286 Rahmat Hermawan Santosa 82 87 0.108696
13 Martasya Dwi Arista 88 108 0.5 Rasya Aulia Feliza 95 101 0.181818
14 Mursidi 93 109 0.457143 Rohmat Agung Nugroho 88 95 0.175
15 Novita Indiyani 98 109 0.366667 Ryandika Dwi Saputra 104 108 0.166667
16 Nur Imanudin Sulaiman G 91 102 0.297297 Selviana Eka Anggraini 98 100 0.066667
17 Oktavio Marlen Ramadhani 105 113 0.347826 Syafara Mahya Ningtyas P 82 89 0.152174
18 Rafika Ayu Nurfaizah 92 104 0.333333 Taufik Tresnawan 104 107 0.125
19 Reza Saputra 96 103 0.21875 Verdinan Ambara 82 93 0.23913
20 Rizal Saifulloh 95 107 0.363636 Vilman Az-Zahra M H 104 107 0.125
21 Siti Vebriyanti 97 113 0.516129 Vita Ristanti 90 96 0.157895
22 Vian Wahyu Saputra 94 108 0.411765 Wikan Nur Ramadi 78 82 0.08
23 Yanuar Sulistyo 89 93 0.102564
Rata-rata 96,91 109,77 Rata-rata 90,30 96

351
Lampiran 6.4 Hasil Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran (RPP)
HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN RPP
PERTEMUAN 1

Observer: Nur Ismiyanti Arding, S.Pd


Guru IPA: Drs. R. Nurtata Raharja, M.Pd
SMP Negeri 4
Kegiatan Pembelajaran Prambanan
VII.A VII.B
KEGIATAN PENDAHULUAN
Salam pembuka Mengucapkan salam dan meminta peserta
√ √
didik untuk berdoa
Mengecek kehadiran peserta didik dan
menyiapkan peserta didik untuk memulai √ √
pelajaran
Apersepsi Pendidik memberikan apersepsi dengan
pertanyaan yang berkaitan dengan lapisan bumi
c. Pernahkan kalian melihat bumi?
d. Menurut kalian, bentuk bumi seperti apa? √ √
(kubus atau bola)
Apakah planet kita ini ditengahnya memiliki
ruang kosong seperti bola? Mengapa?
Memotivasi Pendidik memberikan motivasi kepada peserta
didik dengan memperlihatkan gambar dan √ √
menayangkan video terjadinya tanah longsor
Tujuan Pendidik memberitahukan tujuan
Pembelajaran pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta - -
didik
KEGIATAN INTI
Orientasi peserta Pendidik memberikan pernyataan
didik pada masalah “berdasarkan kawasan tempat tinggal kita atau
sekolah kita sekarang ini bencana apa yang √ √
dapat terjadi? Jika dilihat tempat kita ini
berada pada Kawasan dataran tinggi”
Mengorganisasikan Pendidik membagi peserta didik kedalam
√ √
peserta didik untuk beberapa kelompok
belajar dan Pendidik membagikan KIT IPA Tanah
membimbing Longsor/ membagikan alat peraga sederhana √ √
penyelidikan dan LKPD ke setiap kelompok
individu maupun Pendidik mengarahkan peserta didik
kelompok melakukan percobaan dan diskusi dengan √ √
anggota kelompoknya
Mengembangkan Pendidik memperhatikan dan mengarahkan
dan menyajikan hasil diskusi yang disampaikan peserta didik √ √
hasil karya

352
Menganalisis dan c. Pendidik membimbing peserta didik
mengevaluasi hasil untuk merefleksi pembelajaran hari ini,
menanyakan materi mengenai materi
√ √
lapisan bumi.
d. Pendidik menekankan informasi
mengenai lapisan bumi
PENUTUP
Pendidik membimbing peserta didik
√ √
menyimpulkan pembelajaran hari ini
Pendidik memberikan penghargaan (misalnya
√ √
pujian) kepada kelompok yang berkinerja baik
Menyampaikan informasi materi untuk - -
pertemuan berikutnya
Pendidik menutup pembelajaran dengan
√ √
berdoa dan salam
Persentase (%) 86,67 86,67

353
PERTEMUAN 2

Observer: Nur Ismiyanti Arding, S.Pd


Guru IPA: Drs. R. Nurtata Raharja, M.Pd
SMP Negeri 4
Kegiatan Pembelajaran Prambanan
VII.A VII.B
KEGIATAN PENDAHULUAN
Salam pembuka Mengucapkan salam dan meminta peserta
√ √
didik untuk berdoa
Mengecek kehadiran peserta didik dan
menyiapkan peserta didik untuk memulai √ √
pelajaran
Apersepsi Pendidik memberikan apersepsi dengan
pertanyaan yang berkaitan tanah longsor
“masih ingatkah kalian tentang tanah longsor
yang disebabkan oleh gempa bumi? Apa yang √ √
membedakan tanah longsor yang disebabkan
oleh gempa bumi dengan curah hujan yang
tinggi?
Memotivasi Pendidik memberikan motivasi kepada peserta
didik dengan memperlihatkan gambar dan √ √
menayangkan video terjadinya tanah longsor
Tujuan Pendidik memberitahukan tujuan
Pembelajaran pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta - √
didik
KEGIATAN INTI
Orientasi peserta Pendidik memberikan pernyataan
didik pada masalah “berdasarkan kawasan tempat tinggal kita atau
√ √
sekolah kita sekarang ini, apakah curah hujan
dapat mempengaruhi terjadinya longsor?”
Mengorganisasikan Pendidik membagi peserta didik kedalam
√ √
peserta didik untuk beberapa kelompok
belajar dan Pendidik membagikan KIT IPA Tanah
membimbing Longsor/ alat peraga sederhana dan LKPD ke √ √
penyelidikan setiap kelompok
individu maupun Pendidik mengarahkan peserta didik
kelompok melakukan percobaan dan diskusi dengan √ √
anggota kelompoknya
Mengembangkan Pendidik memperhatikan dan mengarahkan
dan menyajikan hasil diskusi yang disampaikan peserta didik √ √
hasil karya
Menganalisis dan c. Pendidik membimbing peserta didik untuk
√ √
mengevaluasi hasil merefleksi pembelajaran hari ini,

354
menanyakan materi mengenai materi tanah
longsor.
d. Pendidik menekankan informasi mengenai
tanah longsor.
PENUTUP
Pendidik membimbing peserta didik
√ √
menyimpulkan pembelajaran hari ini
Pendidik memberikan penghargaan (misalnya
√ √
pujian) kepada kelompok yang berkinerja baik
Menyampaikan informasi materi untuk - -
pertemuan berikutnya
Pendidik menutup pembelajaran dengan
√ √
berdoa dan salam
Persentase (%) 86,67 93,33

355
PERTEMUAN 3

Observer: Nur Ismiyanti Arding, S.Pd


Guru IPA: Drs. R. Nurtata Raharja, M.Pd
SMP Negeri 4
Kegiatan Pembelajaran Prambanan
VII.A VII.B
KEGIATAN PENDAHULUAN
Salam pembuka Mengucapkan salam dan meminta peserta
√ √
didik untuk berdoa
Mengecek kehadiran peserta didik dan
menyiapkan peserta didik untuk memulai √ √
pelajaran
Apersepsi Pendidik memberikan apersepsi dengan
pertanyaan yang berkaitan tanah longsor
“masih ingatkah kalian tentang tanah longsor
yang disebabkan oleh gempa bumi dan curah
√ √
hujan yang tinggi?
Apakah sikap kesiapsiagaan menghadapi
bencana tanah longsor itu penting?
Mengapa?”
Memotivasi Pendidik memberikan motivasi kepada peserta
didik dengan menayangkan video simulasi √ √
tanah longsor
Tujuan Pendidik memberitahukan tujuan
Pembelajaran pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta √ √
didik
KEGIATAN INTI
Orientasi peserta Pendidik memberikan pernyataan “jika
didik pada masalah bencana tanah longsor terjadi,apakah sikap
siaga itu penting?
√ √
Tindakan seperti apa yang akan anda lakukan
jika terjadi longsor?
Contohnya seperti apa?”
Mengorganisasikan Pendidik membagi peserta didik kedalam
√ √
peserta didik untuk beberapa kelompok
belajar dan Pendidik membagikan KIT IPA Tanah
membimbing Longsor (alat simulasi bencana) dan LKPD ke √ √
penyelidikan setiap kelompok
individu maupun Pendidik mengarahkan peserta didik
kelompok melakukan simulasi terjadinya tanah longsor √ √
dan diskusi dengan anggota kelompoknya
Mengembangkan Pendidik memperhatikan dan mengarahkan
dan menyajikan hasil diskusi yang disampaikan peserta didik √ √
hasil karya

356
Menganalisis dan c. Pendidik membimbing peserta didik untuk
mengevaluasi hasil merefleksi pembelajaran hari ini,
menanyakan materi mengenai upaya dan
tindakan dalam menghadapi suatu bencana
√ √
tanah longsor yang terjadi
d. Pendidik menekankan informasi mengenai
upaya dan tindakan dalam menghadapi
suatu bencana tanah longsor yang terjadi
PENUTUP
Pendidik membimbing peserta didik
√ √
menyimpulkan pembelajaran hari ini
Pendidik memberikan penghargaan (misalnya
√ √
pujian) kepada kelompok yang berkinerja baik
Menyampaikan informasi materi untuk
- -
pertemuan berikutnya
Pendidik menutup pembelajaran dengan
√ √
berdoa dan salam
Persentase (%) 93,33 93,33

357
Lampiran 7. Data Uji Empiris
Lampiran 7.1 Soal Tes
Soal
N0 Peserta 1 1 1 1 1 skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4
1 001 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 49
2 002 1 3 2 4 1 1 1 3 1 1 3 3 3 2 29
3 003 4 2 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 49
4 004 1 2 2 4 3 1 1 3 1 1 2 4 3 2 30
5 005 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 51
6 006 1 3 2 2 1 1 4 3 4 1 2 2 3 2 31
7 007 3 1 1 3 2 3 2 4 3 4 4 4 2 3 39
8 008 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 51
9 009 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 49
10 010 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 51
11 011 2 2 1 1 2 1 4 1 4 1 3 2 3 3 30
12 012 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 3 2 3 3 25
13 013 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 51
14 014 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 50
15 015 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 50
16 016 1 2 2 1 3 2 1 4 1 1 4 2 3 3 30
17 017 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 51
18 018 2 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 49
19 019 1 3 1 1 3 2 1 1 3 1 4 4 3 4 32
20 020 1 1 3 3 3 4 2 2 4 4 4 3 2 3 39
21 021 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 51
22 022 1 3 1 4 3 2 4 2 2 2 3 4 4 3 38
23 023 1 3 3 2 4 3 4 2 2 2 3 4 4 3 40
24 024 1 3 2 1 3 1 1 1 3 1 2 4 3 4 30
25 025 1 3 2 1 2 1 4 1 3 1 2 3 3 4 31
26 026 1 3 2 2 2 3 1 1 1 1 2 2 3 2 26
27 027 3 1 1 1 2 3 2 4 3 3 4 4 4 3 38
28 028 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 50
29 029 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 51
30 030 1 1 3 2 3 2 3 2 3 3 4 4 4 3 38
31 031 1 3 2 2 3 2 3 2 4 3 4 3 4 3 39
32 032 2 3 2 1 2 3 1 4 1 1 3 4 3 2 32
33 033 2 2 2 4 2 3 1 1 1 1 3 2 3 2 29
34 034 1 4 2 3 2 4 2 2 3 4 4 3 2 3 39
35 035 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 40

358
Soal
N0 Peserta 1 1 1 1 1 skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4
36 036 3 1 1 3 4 3 2 3 4 2 4 3 4 3 40
37 037 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 51
38 038 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 50
39 039 1 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 4 3 3 28
40 040 3 1 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 38
41 041 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 51
42 042 3 1 3 2 1 4 2 3 4 4 3 4 3 2 39
43 043 2 3 1 2 1 3 1 1 1 1 3 2 2 4 27
44 044 2 3 1 1 1 3 4 1 1 1 3 2 2 4 29
45 045 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 52
46 046 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 52
47 047 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 53
48 048 3 1 1 2 4 3 2 3 4 4 3 4 3 2 39
49 049 3 1 3 3 1 4 2 3 4 2 3 3 3 3 38
50 050 4 2 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 3 42
51 051 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 53
52 052 3 2 1 2 2 1 1 4 1 3 4 2 3 2 31
53 053 2 2 1 4 2 1 1 2 1 3 2 4 4 3 32
54 054 2 2 1 1 2 1 4 2 1 3 2 4 4 3 32
55 055 2 3 1 2 1 3 1 2 4 1 2 3 2 3 30
56 056 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 53
57 057 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 51
58 058 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 53
59 059 4 1 1 2 1 4 2 3 4 2 3 4 3 4 38
60 060 3 2 3 3 1 1 1 3 1 1 2 3 3 3 30
61 061 3 2 3 1 1 1 1 3 1 1 4 3 3 2 29
62 062 3 2 1 2 1 4 1 3 1 1 4 3 3 2 31
63 063 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 52
64 064 2 3 1 2 4 2 2 4 2 3 4 3 3 4 39
65 065 2 3 1 2 3 3 2 4 2 4 4 2 3 4 39
66 066 2 1 1 4 4 3 2 3 2 2 3 4 3 4 38
67 067 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 51
68 068 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 51
69 069 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 3 3 2 3 26
70 070 1 2 3 3 1 4 1 1 1 1 2 3 2 3 28
71 071 3 2 3 2 1 1 1 1 4 1 2 2 2 3 28
72 072 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 51
73 073 2 3 1 3 2 2 4 2 2 3 4 3 3 4 38

359
Soal
N0 Peserta 1 1 1 1 1 skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4
74 074 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 52
75 075 1 1 2 2 1 2 4 1 1 2 3 4 4 3 31
76 076 1 1 2 1 1 2 1 1 4 1 3 3 4 3 28
77 077 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 52
78 078 2 3 2 3 2 2 4 2 3 3 3 2 3 4 38
79 079 4 3 2 3 2 2 4 2 3 3 4 1 3 4 40
80 080 2 3 1 2 2 2 2 2 4 3 4 4 3 4 38
81 081 3 3 1 3 2 2 4 2 3 3 3 4 3 2 38
82 082 2 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 2 39
83 083 1 1 2 1 2 4 3 4 1 2 2 4 3 2 32
84 084 1 1 2 4 1 1 1 1 1 2 3 4 4 3 29
85 085 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 50
86 086 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 51
87 087 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 50
88 088 2 3 2 1 2 1 4 1 1 3 4 2 3 4 33
89 089 2 1 2 3 2 1 3 1 1 1 2 2 3 2 26
90 090 2 1 2 2 2 1 3 1 1 1 2 4 3 2 27
91 091 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 51
92 092 1 2 3 1 4 2 3 4 2 3 2 4 4 3 38
93 093 2 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 4 4 3 37
94 094 4 2 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 49
95 095 2 3 1 1 4 3 3 4 4 2 3 4 2 3 39
96 096 2 2 1 1 3 4 3 4 2 3 3 4 2 3 37
97 097 4 2 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 38
98 098 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 4 4 3 4 33
99 099 2 3 1 1 2 1 1 2 4 3 4 2 3 4 33
100 100 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 51
101 101 3 2 3 1 3 4 2 3 3 2 4 2 4 3 39
102 102 3 2 1 1 2 1 3 1 1 3 4 2 3 4 31
103 103 3 2 1 1 2 1 3 4 1 3 2 3 3 4 33
104 104 2 2 1 3 4 4 2 3 2 2 3 4 4 3 39
105 105 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 4 4 3 39
106 106 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 49
107 107 3 2 2 1 3 3 4 1 1 1 3 3 3 2 32
108 108 1 3 1 1 3 3 1 4 1 1 3 2 3 3 30
109 109 2 3 2 1 3 3 1 2 1 1 3 4 3 3 32
110 110 3 2 1 2 3 4 2 3 3 4 4 2 4 3 40
111 111 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 4 2 4 3 40

360
Soal
N0 Peserta 1 1 1 1 1 skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4
112 112 4 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 49
113 113 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 49
114 114 3 2 1 3 3 1 3 1 1 1 2 3 3 2 29
115 115 3 2 2 1 3 1 1 1 4 1 2 3 3 2 29
116 116 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 4 3 4 2 38
117 117 3 3 3 2 3 4 4 2 3 2 4 3 4 2 42
118 118 3 3 3 2 4 3 4 2 2 2 2 3 4 2 39
119 119 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 52
120 120 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 49
121 121 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 4 4 3 39
122 122 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 2 4 40
123 123 1 2 1 2 2 4 1 4 1 1 3 3 3 3 31
124 124 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 4 2 3 3 26
125 125 3 3 1 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 42
126 126 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 51
127 127 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 52
128 128 3 3 1 2 4 2 3 3 3 3 4 3 2 4 40
129 129 3 3 1 2 2 4 3 3 3 3 4 3 2 4 40
130 130 1 2 2 2 2 4 1 1 1 3 4 2 3 4 32
131 131 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 38
132 132 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 52
133 133 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 50

361
1. Hasil Summary Of Item Estimates

2. Hasil Summary of case estimates

362
3. Analisis Item Fit

4. Hasil Item Difficulty Level

Tingkat Kesukaran Butir


1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Butir Soal

363
Lampiran 7.2 Angket
pernyataan
No Peserta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
1 001 3 2 2 4 3 2 3 3 3 2 4 1 3 3 2 4 2 4 4 2 3 4 3 3 4 1 3 3 3 4 2 3 92
2 002 3 4 2 4 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 2 4 2 4 4 2 1 4 3 3 4 2 3 3 3 4 2 1 94
3 003 1 3 2 3 1 1 1 2 2 3 4 2 1 1 2 4 2 3 4 1 2 4 1 4 4 2 2 1 4 4 2 2 75
4 004 3 4 2 4 3 2 3 3 3 4 2 2 3 3 2 4 2 4 2 2 3 2 3 3 4 2 3 3 3 4 2 3 92
5 005 3 2 3 4 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 4 2 2 3 2 3 2 4 2 3 3 2 4 3 3 88
6 006 1 1 3 3 1 1 4 2 2 1 4 2 4 1 2 3 3 3 4 1 1 4 1 3 3 2 2 1 3 3 1 1 71
7 007 2 3 4 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 4 4 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 4 3 87
8 008 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 115
9 009 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 116
10 010 1 1 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 4 2 3 1 1 2 1 1 3 4 2 2 1 3 4 2 2 60
11 011 3 2 3 4 3 4 2 3 3 2 4 2 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 2 3 3 2 4 3 3 98
12 012 2 2 3 4 3 4 2 4 4 2 3 2 2 2 3 2 3 4 3 4 3 3 2 2 2 2 4 3 2 2 3 3 89
13 013 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 4 3 2 2 3 1 2 3 4 4 2 4 3 4 4 3 1 93
14 014 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 3 4 3 2 4 3 1 4 3 4 4 2 2 3 4 4 3 1 93
15 015 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 118
16 016 2 3 4 4 1 3 4 4 4 3 2 1 4 2 2 2 4 4 2 3 3 2 2 3 2 1 4 1 3 2 4 3 88
17 017 2 2 4 4 2 2 3 3 3 2 4 1 3 2 2 2 4 4 4 2 3 4 2 3 2 1 3 2 3 2 4 3 87
18 018 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 2 4 3 3 4 2 4 2 2 3 3 4 2 3 3 91
19 019 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 114
20 020 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 117
21 021 1 1 3 3 3 4 1 3 3 1 3 1 1 1 2 3 3 3 3 4 2 3 1 2 3 1 3 3 2 3 1 2 73
22 022 1 1 2 3 1 1 4 3 3 1 3 1 4 1 3 3 2 3 3 1 1 3 1 3 3 1 3 1 3 3 1 1 68
23 023 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 116

364
pernyataan
No Peserta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
24 024 1 3 2 3 3 3 1 2 2 3 1 1 1 1 2 4 2 3 1 3 1 1 1 4 4 1 2 3 4 4 2 1 70
25 025 1 3 3 3 3 3 4 2 2 3 1 1 4 1 2 2 3 3 1 3 1 1 1 4 2 1 2 3 4 2 2 1 72
26 026 2 2 4 4 2 2 3 4 4 2 4 3 3 2 2 3 4 4 4 2 1 4 2 3 3 3 4 2 3 3 4 1 93
27 027 2 2 4 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 4 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 88
28 028 1 1 3 3 3 3 1 3 3 1 1 3 1 1 2 2 3 3 1 3 1 1 1 2 2 3 3 3 2 2 2 1 65
29 029 4 1 3 3 3 1 1 3 3 1 1 1 1 4 2 2 3 3 1 1 2 1 4 2 2 1 3 3 2 2 2 2 68
30 030 1 1 4 3 2 1 2 3 3 1 3 1 2 1 3 3 4 3 3 1 2 3 1 3 3 1 3 2 3 3 3 2 74
31 031 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 113
32 032 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 114
33 033 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 115
34 034 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 120
35 035 2 3 4 2 2 3 4 3 3 3 4 1 4 2 2 3 4 2 4 3 1 4 2 3 3 1 3 2 3 3 4 1 88
36 036 2 3 3 2 4 3 2 4 4 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 4 4 3 2 4 3 88
37 037 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 120
38 038 1 2 4 3 1 3 4 2 2 2 4 1 4 1 1 2 4 3 4 3 2 4 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 73
39 039 4 2 4 2 2 3 4 4 4 2 3 1 4 4 3 3 4 2 3 3 1 3 4 3 3 1 4 2 3 3 2 1 91
40 040 1 1 2 3 2 3 1 2 2 1 1 3 1 1 1 2 2 3 1 3 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 58
41 041 4 3 3 4 4 3 4 2 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 112
42 042 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 117
43 043 2 2 4 4 1 4 2 3 3 2 2 4 2 2 3 3 4 4 2 4 1 2 2 3 3 4 3 1 3 3 4 1 87
44 044 1 3 2 3 2 4 1 2 2 3 1 1 1 1 3 4 2 3 1 4 2 1 1 4 4 1 2 2 4 4 2 2 73
45 045 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 119
46 046 1 1 4 3 2 3 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 4 3 1 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 60
47 047 2 2 4 4 1 4 2 4 4 2 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 1 3 3 1 3 90

365
pernyataan
No Peserta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
48 048 4 3 2 3 2 1 2 2 2 3 1 1 2 4 3 4 2 3 1 1 1 1 4 4 4 1 2 2 4 4 1 1 75
49 049 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 119
50 050 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 119
51 051 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 117
52 052 1 2 4 4 1 1 1 1 1 2 1 4 1 1 1 3 4 4 1 1 2 1 1 3 3 4 1 1 3 3 1 2 64
53 053 1 2 4 4 1 4 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 4 4 2 4 2 2 1 3 3 2 1 1 3 3 1 2 69
54 054 3 3 4 4 3 2 4 2 2 3 3 1 4 3 1 4 4 4 3 2 1 3 3 3 4 1 2 3 3 4 1 1 88
55 055 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 121
56 056 1 3 4 3 2 1 2 2 2 3 1 1 2 1 3 4 4 3 1 1 2 1 1 4 4 1 2 2 4 4 3 2 74
57 057 3 4 4 2 3 2 4 2 2 4 3 3 4 3 1 4 4 2 3 2 1 3 3 3 4 3 2 3 3 4 1 1 90
58 058 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 4 3 1 1 2 2 3 2 4 1 3 4 1 3 2 3 1 1 3 2 2 3 64
59 059 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 115
60 060 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 117
61 061 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 114
62 062 4 1 3 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 4 1 3 3 4 2 1 2 2 4 3 3 1 1 1 3 3 1 2 66
63 063 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 3 3 2 2 1 3 2 1 3 3 2 1 1 3 3 2 3 59
64 064 3 4 3 2 1 2 2 2 2 4 4 3 2 3 4 4 3 2 4 2 2 4 3 3 4 3 2 1 3 4 4 2 91
65 065 4 4 3 2 1 2 2 3 3 4 4 3 2 4 1 4 3 2 4 2 3 4 4 3 4 3 3 1 3 4 1 3 93
66 066 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 116
67 067 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 118
68 068 4 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 1 4 2 2 2 2 1 1 3 1 4 3 2 2 1 3 3 2 2 3 64
69 069 3 3 4 4 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 1 4 4 4 2 3 3 2 3 3 4 2 3 1 3 4 3 3 90
70 070 4 3 3 4 1 3 2 3 3 3 2 2 2 4 3 4 3 4 2 3 2 2 4 3 4 2 3 1 3 4 3 2 91
71 071 1 1 3 3 3 1 3 1 1 1 1 3 3 1 2 2 3 3 1 1 3 1 1 3 2 3 1 3 3 2 2 3 65

366
pernyataan
No Peserta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
72 072 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 116
73 073 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 115
74 074 1 3 2 3 3 1 4 2 2 3 1 2 4 1 2 4 2 3 1 1 1 1 1 2 4 2 2 3 2 4 1 1 69
75 075 4 2 3 3 3 2 3 1 1 2 4 3 3 4 1 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 90
76 076 1 1 3 3 3 1 3 1 1 1 1 1 3 1 2 4 3 3 1 1 3 1 1 2 4 1 1 3 2 4 2 3 65
77 077 1 1 3 3 3 1 3 1 1 1 4 2 3 1 2 4 3 3 4 1 1 4 1 2 4 2 1 3 2 4 1 1 71
78 078 2 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3 2 3 2 3 90
79 079 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 2 3 4 1 3 4 3 3 2 1 3 4 2 3 2 4 3 2 3 1 1 92
80 080 1 3 4 4 2 1 2 2 2 3 1 4 2 1 2 2 4 4 1 1 1 1 1 3 2 4 2 2 3 2 2 1 70
81 081 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 116
82 082 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 118
83 083 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 117
84 084 1 3 4 4 2 4 2 2 2 3 1 1 2 1 2 2 4 4 1 4 1 1 1 3 2 1 2 2 3 2 1 1 69
85 085 3 4 3 3 4 2 3 2 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 96
86 086 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 118
87 087 4 1 3 2 2 1 2 1 1 1 3 2 2 4 3 2 3 2 3 1 1 3 4 3 2 2 1 2 3 2 1 1 68
88 088 3 2 4 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 92
89 089 4 2 3 4 3 2 3 4 4 2 3 3 3 4 1 4 3 4 3 2 1 3 4 3 4 3 4 3 3 4 1 1 95
90 090 4 3 4 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 115
91 091 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 117
92 092 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 3 2 1 1 3 3 2 2 3 1 1 3 1 4 3 2 1 2 4 3 3 1 62
93 093 1 1 2 2 2 4 1 1 1 1 3 1 1 1 3 3 2 2 3 4 1 3 1 4 3 1 1 2 4 3 1 1 64
94 094 4 4 4 3 3 2 3 1 1 4 4 2 3 4 1 3 4 3 4 2 3 4 4 2 3 2 1 3 2 3 1 3 90
95 095 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 121

367
pernyataan
No Peserta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
96 096 2 2 4 3 2 2 3 4 4 2 3 4 3 2 1 3 4 3 3 2 1 3 2 4 3 4 4 2 4 3 3 1 90
97 097 4 1 2 3 1 4 3 1 1 1 1 2 3 4 3 2 2 3 1 4 2 1 4 2 2 2 1 1 2 2 3 2 70
98 098 1 1 3 3 1 1 3 1 1 1 1 4 3 1 3 3 3 3 1 1 2 1 1 2 3 4 1 1 2 3 1 2 62
99 099 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 118
100 100 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 120
101 101 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 121
102 102 1 1 4 3 1 1 1 3 3 1 2 2 1 1 2 2 4 3 2 1 2 2 1 3 2 2 3 1 3 2 2 2 64
103 103 2 4 2 3 2 2 4 3 3 4 3 2 4 2 3 4 2 3 3 2 1 3 2 4 4 2 3 2 4 4 3 1 90
104 104 4 2 4 3 4 2 3 1 1 2 4 2 3 4 1 3 4 3 4 2 1 4 4 4 3 2 1 4 4 3 1 1 88
105 105 1 1 2 3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 2 1 1 3 3 1 2 2 3 3 2 2 57
106 106 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 116
107 107 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 122
108 108 1 1 4 3 1 1 3 3 3 1 1 4 3 1 2 2 4 3 1 1 2 1 1 2 2 4 3 1 2 2 2 2 67
109 109 3 3 1 3 4 4 2 2 2 3 2 3 2 3 3 4 1 3 2 4 2 2 3 4 4 3 2 4 4 4 3 2 91
110 110 4 3 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 3 4 4 3 2 2 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 3 1 91
111 111 2 3 3 3 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 4 3 3 2 4 4 2 2 4 4 3 2 2 4 4 1 1 87
112 112 2 3 3 3 2 2 4 4 4 3 2 2 4 2 3 4 3 3 2 2 1 2 2 4 4 2 4 2 4 4 3 1 90
113 113 3 1 4 3 1 1 1 3 3 1 1 1 1 3 3 2 4 3 1 1 2 1 3 4 2 1 3 1 4 2 3 2 69
114 114 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 119
115 115 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 121
116 116 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 120
117 117 1 1 4 3 2 1 4 2 2 1 3 1 4 1 3 3 4 3 3 1 2 3 1 2 3 1 2 2 2 3 3 2 73
118 118 3 3 4 3 3 4 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 2 4 4 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 1 89
119 119 3 3 4 3 2 3 2 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 90

368
pernyataan
No Peserta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
120 120 1 1 2 3 1 1 1 2 2 1 3 2 1 1 3 2 2 3 3 1 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 60
121 121 3 3 2 3 2 4 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 4 2 3 4 3 3 2 2 4 3 3 2 88
122 122 4 1 2 3 2 4 1 2 2 1 1 1 1 4 2 3 2 3 1 4 1 1 4 3 3 1 2 2 3 3 1 1 69
123 123 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 116
124 124 1 1 2 3 1 1 4 3 3 1 2 1 4 1 2 4 2 3 2 1 2 2 1 3 4 1 3 1 3 4 2 2 70
125 125 3 1 4 3 1 1 1 3 3 1 2 1 1 3 3 4 4 3 2 1 1 2 3 4 4 1 3 1 4 4 3 1 76
126 126 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 113
127 127 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 117
128 128 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 1 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 1 97
129 129 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 3 2 4 2 3 4 2 89
130 130 1 1 2 3 2 1 1 2 2 1 3 4 1 1 2 3 2 3 3 1 2 3 1 2 3 4 2 2 2 3 2 2 67
131 131 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 120
132 132 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 118
133 133 3 1 3 3 1 4 1 2 2 1 1 1 1 3 3 2 3 3 1 4 2 1 3 4 2 1 2 1 4 2 3 2 70

369
1. Hasil Summary Of Item Estimates

2. Hasil Summary of case estimates

370
3. Analisis Item Fit

4. Hasil Item Difficulty Level

Tingkat Kesukaran Butir


1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 3 14151617181920212223242526272829303132

Butir Angket

371
Lampiran 8. Analisis Data Penelitian
Lampiran 8.1 Hasil Aanalisis Outlier

372
Lampiran 8.2. Hasil Analisis Normalitas

Multivariate

Univariate

373
Lampiran 8.3. Hasil Analisis Linieritas

374
Lampiran 8.4 Hasil Analisis Mutikolinearitas

Lampiran 8.5. Hasil Analisis Homogenitas

375
376
Lampiran 8.6 Hasil Analisis Uji MANOVA

377
Lampiran 9. Foto Produk KIT IPA Tanah Longsor

378
379
Lampiran 10. Buku Petunjuk Penggunaan Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor

380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
Lampiran 11. Handout Alat Peraga KIT IPA Tanah Longsor

390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian

KELAS EKSPERIMEN
PRETEST

400
PERTEMUAN 1

401
PERTEMUAN 2

402
PERTEMUAN 3

403
POSTTEST

404
KELAS KONTROL
PRETEST

405
PERTEMUAN 1

406
PERTEMUAN 2

407
PERTEMUAN 3

408
POSTTEST

409
Lampiran 13. Persuratan
Lampiran 13.1 Pra Survei

410
Lampiran 13.2 Izin Validasi Ahli Media

411
Lampiran 13.3 Hasil Validasi Ahli Media

412
Lampiran 13.4 Izin Validasi Ahli Materi

413
Lampiran 13.5 Hasil Validasi Ahli Materi

414
Lampiran 13.6 Surat Uji Coba di SMP Negeri 1 Yogyakarat

415
Lampiran 13.7 Surat Uji Coba di SMP Negeri 5 Depok

416
Lampiran 13.8 Surat Uji Coba di SMP Negeri 4 Prambanan

417
Lampiran 13.9 Surat Izin Penelitian

418
Lampiran 13.10 Surat Penelitian

419

Anda mungkin juga menyukai