PROPOSAL DISERTASI
Oleh:
ROHMAD
NPM. 2170031014
PERSETUJUAN PROMOTOR
PERSETUJUAN PROMOTOR
DIPERSIAPKAN UNTUK UJIAN PROPOSAL
Prof. Dr. H. M.Bahri Dr. H. M.Saifudin, M.Pd. Dr. Hj. Rini Setiawati,
Ghozali, MA M.Sos.I
Nama: ROHMAD
NPM : 2170031014
Prodi : PMI
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas proposal disertasi ini sesuai dengan yang diharapkan. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu hingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini.
a. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung yang telah
memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program S3
Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung
b. Direktur Direktur Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung beserta segenap
Jajaran yang telah memberikan bantuan dan bimbingan pada penulis
c. Para Dosen dan Pengajar serta seluruh Staff dan Karyawan di lingkungan
Program Pascasarja UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan serta memfasilitasi selama proses perkuliahan dan
penulisan disertasi
d. Terimakasih penulis sampaikan juga kepada Rekan-rekan seangkatan dan
seperjuangan, khususnya program Studi S3 Pengembangan Masyarakat
Islam UIN Raden Intan Lampung tahun 2021
e. Penulis ucapkan terimakasih kepada orang tua kami tercinta , istri tercinta ,
anak – anak yang kami banggakan , guru-guru dan sahabat-sahabat yang
tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, atas do’a dan dukungannya agar
penulis melanjutkan dan menyelesaikan S3 di UIN Raden Intan Lampung.
Penulis berharap agar disertasi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Semoga allah senantiasa memberikan Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita
semua.
Penulis
iv
ROHMAD
NPM. 2170031014
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PROMOTOR....................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................iv
DAFTAR TABEL...........................................................................................v
DAFTAR ISI..................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Fokus dan Subfokus Penelitian..........................................................7
1. Fokus Penelitian 7
2. Subfokus Penelitian 8
C. Rumusan Masalah...............................................................................8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian...........................................................9
E. Manfaat Penelitian...............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................84
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 2012, UNICEF, WHO dan World Bank mengeluarkan data
bahwa ada 165 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting di seluruh
Victora stunting inilah yang mendasari 45% dari semua kematian anak di bawah 5
merupakan bagian dari WHO, seperti yang dikutip Bosi, menargetkan untuk
paling pendek secara global (sekitar 100 juta); memiliki kemajuan yang
28% antara tahun 1990 dan 2010. Sementara di Afrika, prevalensi stunting tetap
1
UNICEF, WHO, World Bank. Levels and Trends in Child Malnutrition. Joint
Child Malnutrition Estimates. New York, NY: United Nations International Children’s
Fund; Geneva: WHO; Washington, DC: World Bank, 2012.
2
UNICEF. Undernutrition contributes to half of all deaths in children under 5 and
is widespread in Asia and Africa. (2014). http://data.unicef.org/nutrition/malnu- trition
3
Black, Robert E., et al. "Maternal and child undernutrition and overweight in
low-income and middle-income countries." The lancet 382.9890 (2013): 427-451.
4
UNICEF. Division of Communication, and UNICEF. Tracking progress on
child and maternal nutrition: a survival and development priority. UNICEF, 2009.
5
Bosi, Ayse Tulay Bagci, et al. "Breastfeeding practices and policies in WHO
European region member states." Public health nutrition 19.4 (2016): 753-764.
2
stagnan sekitar 40% dan, karena pertumbuhan penduduk, jumlah absolut anak
stunting meningkat.6
mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing.
Kita ketahui bersama bahwa SDM merupakan modal suatu bangsa untuk
Adapun salah satu indikator yang terkait dengan penciptaan SDM yang
Indonesia.7
Stunting merupakan salah satu kondisi kurang gizi kronis disertai dengan
pendek badan (kerdil). Kondisi ini tidak hanya gagal pada pertumbuhan fisik
sehingga menjadi pendek, tetapi juga gagal pada perkembangan kognitif dan
mentalnya.8
stunting di Indonesia berada peringkat 108 dari 132 negara. Berdasarkan laporan
6
De Onis, Mercedes, Monika Blössner, and Elaine Borghi. "Global prevalence
and trends of overweight and obesity among preschool children." The American journal
of clinical nutrition 92.5 (2010): 1257-1264.
7
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/131386/perpres-no-18-tahun-2020/
Peraturan Presiden (PERPRES) tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2020-2024
8
Nurbaiti, L., Adi, A. C., Devi, S. R., & Harthana, T. (2014). Kebiasaan makan
balita stunting pada masyarakat Suku Sasak: Tinjauan 1000 hari pertama kehidupan
(HPK). Masyarakat, Kebudayaan Dan Politik, 27(2), 104–112.
https://doi.org/10.20473/mkp.V27I22014.104-112
3
sebelumnya, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari 17 negara yang mengalami
beban ganda dalam permasalahan gizi, yaitu kelebihan gizi ataupun kekurangan
gizi.9 Beal juga mengamini bahwa prevalensi stunting anak di Indonesia tetap
di antara negara-negara dengan beban stunting tertinggi pada anak balita.11 Data
yakni dari 37,2 % (2013) menjadi 30,8 % (2018). Hall menyebutkan dari 24,5 juta
anak di bawah usia 5 tahun di Indonesia, sekitar 9,2 juta (37%) mengalami
stunting.13
Masih menurut Hall, daerah dengan populasi pedesaan yang besar melebihi
9
Global Nutrition Report 2016, From Promise To Impact; Ending Malnutrition
By 2030, International Food Policy Research Institute, Washington, 2016; Human
Development Report 2010, 20th Anniversary Edition, The Real Wealth of Nations:
Pathways to Human Development, United Nations Development Programme, New York,
2010.
10
Beal, Ty, et al. "A review of child stunting determinants in Indonesia." Maternal
& child nutrition 14.4 (2018): e12617.
11
Christiana R. Titaley, et al. "Determinants of the stunting of children under two
years old in Indonesia: A multilevel analysis of the 2013 Indonesia basic health survey."
Nutrients 11.5 (2019): 1106.
12
UNICEF. Undernutrition contributes to half of all deaths in children under 5 and
is widespread in Asia and Africa. (2014). http://data.unicef.org/nutrition/malnu- trition
13
Cougar Hall, et al. "Maternal knowledge of stunting in rural Indonesia."
International Journal of Child Health and Nutrition 7.4 (2018): 139-145.
4
penurunan dari 42,6 % (2013) menjadi 27,3 % (2018), namun angka ini masih
diatas 20 % dari batas maksimal yang WHO tetapkan, yang menunjukkan bahwa
Lampung.15
rendah, persalinan prematur, lama melahirkan dan pendidikan ibu yang rendah,
serta anak-anak yang tinggal di desa, sanitasi yang buruk, dan budaya adalah
Provinsi Lampung tahun 2015-2021 dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:
14
Cougar Hall, et al. "Maternal knowledge of stunting in rural Indonesia."
International Journal of Child Health and Nutrition 7.4 (2018): 139-145.
15
Global Nutrition Report 2016, From Promise To Impact; Ending
Malnutrition By 2030, International Food Policy Research Institute, Washington, 2016;
Human Development Report 2010, 20th Anniversary Edition, The Real Wealth of
Nations: Pathways to Human Development, United Nations Development Programme,
New York, 2010.
16
Indah Budiastutik and Sri Achadi Nugraheni. "Determinants of stunting in
Indonesia: A review article." International Journal Of Healtcare Research 1.2 (2018):
43-49.
5
Pada tahun 2021 dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI)
diketahui bahwa prevalensi stunting pada Balita usia 0 s.d 59 bulan Kabupaten
IPM Indonesia pada urutan ke 108 dari 169 negara, dan setelah 10 tahun
kemudian dari laporan UNDP 2020 IPM Indonesia masih menempati peringkat
107 dari 189 negara, rendahnya IPM Indonesia tersebut salah satunya
Stunting saat ini masih menjadi isu kesehatan yang besar di Indonesia. Akan
tetapi selama ini isu ini hanya dianggap sebagai ranah orangtua atau pasangan
yang ingin memiliki anak, beberapa pihak menganggap tanggung jawab akan
anak muncul Ketika seseorang sudah menikah yang notabene akan melanjutkan
keturunan. Anggapan ini harus segera diganti, penyiapan generasi bukan Ketika
pencegahan stunting, karena suatu saat remaja akan memasuki fase pernikahan
setelah menikah mereka memahami mengenai pola makan sehat bagi anak dan
keluarga. Padahal tunting merupakan siklus yang tidak hanya dimulai sejak
kehamilan, tapi juga masa anak-anak dan remaja. Siklus ini sesuai alur kehidupan,
kita bisa memperbaiki keadaan dengan memperbaiki siklus ini dimulai sejak
sejak remaja.
17
Human Development Report 2020, The Next Frontier Human Development and
the Anthropocene, United Nations Development Programme, New York, 2020
7
gizinya, karena mereka adalah calon orangtua. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar
2018, masih banyak remaja yang ada dalam kondisi kurus dan sangat kurus.
Selain itu, remaja putri di Indonesia juga banyak yang mengalami anemia
defisiensi zat besi. Kondisi itu diperburuk dengan tingginya angka pernikahan di
usia remaja. Memperbaiki remaja bisa melalui banyak jalur baik informal maupun
formal. Penguatan media dalam membawa pesan harus diperhatikan, seperti kita
Terkait isu kesehatan di Indonesia, saat ini tidak hanya tanggung jawab
instansi pemerintah saja seperti Dinas Kesehatan yang memiliki kewajiban dalam
sebagai institusi budaya yang memiliki ciri khas tertentu. 18 Pesantren di Indonesia
terbagi menjadi 3 tipe yaitu pesantren salaf, pesantren khalaf (modern), dan
tersebut berupa persoalan dalam hal ekonomi, sosial, politik, budaya hingga
masyarakat.
dengan manhaj ahlussunnah wal jamaah yang memadukan kurikulum umum dan
diniyah, Bahasa Arab serta Tahfizhul Qur’an yang berwawasan global. Pada
tataran praktisnya, pondok pesantren Al-Hidayah juga ikut berperan aktif dalam
mengkampanyekan hidup sehat dan bersih. Perilaku hidup sehat dan bersih,
dan pembinaan terhadap santri-santrinya sangat gencar di lakukan, karena ini juga
sehat pada santri-santrinya. Karena santri-santri ini lah yang kemudian menjadi
menunjukan jati diri pesantren dengan menghadirkan sumber daya manusia yang
9
bersih dan sehat. Tentunya hal ini membutuhkan sebuah perhatian yang sangat
besar sehingga santri tidak akan berhadapan dengan masalah di kemudian hari.
dicegah tentunya bisa menjadi solusi yang baik dalam pencegahan stunting. Santri
yang saat ini merupakan pembelajar, suatu saat mereka akan memasuki fase
tentunya kita seperti sudah membekali generasi yang akan datang senjata untuk
bagus tentang kesehatan tentunya mereka akan menyisipkan pesan Kesehatan ini
pada saat mereka menyebarkan ilmunya. Pemikiran yang bagus ini tentunya
dan kesehatan tentunya akan menempatkan negara ini menjadi kuat dam melek
tentang pesan Kesehatan. Dengan kondisi seperti ini maka generasi selanjutnya
1. Fokus Penelitian
2. Subfokus Penelitian
stunting.
stunting.
C. Rumusan Masalah
Kabupaten Pringsewu?
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Kabupaten Pringsewu
12
E. Manfaat Penelitian
kesehatan.
sebagai bahan penilaian, proses dan evaluasi bagi para masyarakat dan
kesehatan.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pondok Pesantren
pondok berasal dari bahasa Arab funduq yang artinya ruang tidur, asrama atau
sederhana dari para santri yang jauh dari tempat asalnya. Asrama para santri
tersebut berada di lingkungan komplek pesantren yang terdiri dari rumah tinggal
kyai, masjid, ruang untuk belajar, mengaji dan kegiatan keagamaan lainnya. 1
Sedangkan kata pesantren berasal dari kata dasar “santri” yang berawalan “pe”
1
Zuhairi Misrawi, Hadratussyaikh Hasyim Asy‟ari Moderasi, Keumatan dan
Kebangsaan (Jakarta: Kompas. 2010), 223
2
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Kyai (Cet. VII;
Jakarta: LP3ES, 1997), 18.
14
santri, yaitu istilah yang digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama
arti luas dan sempit. Dalam arti sempit, santri adalah seorang murid satu sekolah
agama yang disebut pondok atau pesantren. Oleh sebab itulah kata pesantren
diambil dari kata santri yang berarti tempat tinggal untuk para santri. Dalam arti
luas dan umum santri adalah bagian penduduk Jawa yang memeluk Islam secara
benar, melakukan sholat, pergi ke masjid dan melakukan aktifitas ibadah lainnya.3
pembinaan moral, lembaga dakwah dan yang paling populer sebagai institusi
agama Islam yang tumbuh dan diakui masyarakat sekitar dengan sistem asrama.
Para santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah
Islam dengan sistem asrama atau pondok, di mana kyai sebagai figur sentral,
masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran agama Islam di
3
Abdul Munir.Mulkhan, Runtuhnya Mitos Politik Santri, Strategi Kebudayaan
dalam Islam (Yogyakarta: Sipress, 1994), 1
4
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisas
Institusi (Jakarta: Erlanggga, 2005), 2
5
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan( Islam dan Umum (Jakarta: Bumi Aksara,
1991), 240
15
bawah bimbingan kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya. 6 Sedang
perilaku sehari-sehari.7
Pengertian
Tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai sesuatu yang
dikehendaki, tanpa adanya suatu tujuan yang jelas maka roda perjalanan sebuah
lembaga tidak akan berjalan dengan baik, termasuk dalam lembaga pondok
memiliki formulasi tujuan yang jelas, baik dalam tataran institusional, kurikuler
maupun instruksional umum dan khusus. Tujuan yang dimilikinya hanya ada
dalam angan-angan.8 Selama ini memang belum pernah ada rumusan tertulis
6
Amir Hamzah Wiryosukarto, Biografi KH. Imam Zarkasih dari Gontor Merintis
pesantren Modern (Ponorogo: Gontor Press, 1996), 51
7
Mastuhu, Dinamika sistem pendidikan Pesantren (Jakarta: INIS, 1994), 55.
8
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi
Institusi, (Jakarta : Erlangga, 2002), hlm, 3.
16
b. Tujuan khusus Mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam
s/d 6 Mei 1978, yang dikutip oleh Qomar: Tujuan umum pesantren adalah
agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi
9
Binti Maunah, Tradisi Intelektual Santri Dalam Tantangan dan Hambatan
Pendidikan Pesantren di Masa Depan, (Yogyakarta : Teras, 2009), hlm.25.
10
Ibid, hlm.4
11
H.M.Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta:Bumi Aksara,
1991), hlm.248
17
masyarakat, dan negara. Adapun tujuan khusus pesantren adalah sebagai berikut:
berpancasila;
dan Negara;
Rumusan tujuan ini adalah yang paling rinci diantara rumusan yang pernah
kendati orientasi pesantren tidak jauh berbeda dengan kehendak tujuan tersebut.13
dirumuskan secara rinci dan dijabarkan dalam suatu sistem pendidikan yang
lengkap dan konsisten, tetapi secara umum tujuan itu telah tertuang dalam kitab
pondok pesantren jelas menghendaki produk lulusan yang mandiri dan berakhlak
baik serta bertaqwa, dengan memilahnya secara tegas antara aspek pendidikan dan
pengajaran yang saling mengisi satu sama lain. Singkatnya, dimensi pendidikan
dalam arti membina budi pekerti santri memperoleh porsi yang seimbang di
santri.
yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
13
Ibid.
19
pesantren memiliki lima elemen dasar yang terdiri dari: pondok, masjid, santri,
a. Pondok
atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu, atau barangkali berasal dari kata Arab
fundug, yang berarti hotel atau asrama.15 Keadaan pondok pada masa kolonial
Berbeda dengan apa yang dideskripsikan oleh Hurgronje di atas, dewasa ini
14
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai,
(Jakarta: LP3ES, 1982), hlm.44.
15
Ibid., hlm.18.
16
Imron Arifin, Kepemimpinan Kyai, Kasus:pondok Pesantren Tebuireng,
(Malang:Kalimasahada Press, 1993), hlm.6.
20
b. Masjid
dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri,
dari sistem pendidikan Islam tradisional, sebab sejak zaman lahirnya Islam (Nabi
menganggap masjid sebagai tempat yang paling tepat untuk menanamkan disiplin
agama dan kewajiban agama yang lain. Oleh karena itu, masjid merupakan
c. Santri
sebutan bagi para siswa yang belajar mendalami agama di pesantren, para santri
tinggal dalam pondok yang menyerupai asrama biara, dan disana mereka
memasak dan mencuci pakaiannya sendiri, mereka belajar tanpa terikat waktu
17
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju
Demokratisasi Institusi, (Jakarta : Erlangga, 2002), hlm.20.
21
ibadah.18
1. Santri mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan
dapat dilihat dari komposisi santrinya. Sebuah pondok pesantren besar, memiliki
santri mukim yang lebih banyak, sedangkan pondok pesantren kecil akan
populer dengan sebutan “kitab-kitab kuning”, tetapi asal usul istilah ini belum
karangan, ada yang membatasi dengan madzab teologi, ada yang membatasi
18
Imron Arifin, Kepemimpinan Kyai, Kasus:pondok Pesantren Tebuireng,
(Malang:Kalimasahada Press, 1993), hlm.11.
19
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai,
(Jakarta: LP3ES, 1982), hlm..51-52.
22
disebabkan oleh warna kertas dari kitab-kitab tersebut berwarna kuning, tetapi
argumen ini kurang tepat sebab pada saat ini kitab-kitab Islam klasik sudah
banyak dicetak dengan memakai kertas putih yang umum dipakai di dunia
percetakan.20
kedalam 8 kelompok, yaitu: 1. nahwu dan shorof; 2. fiqh; 3. ushul fiqh; 4. hadits;
5. tafsir; 6. tauhid; 7. tasawuf dan etika; 8. Cabang-cabang ilmu lain seperti tarikh
dan balaghah.21
Kitab kuning dan pesantren merupakan dua sisi (aspek)yang tidak bisa
dipisahkan, dan tidak bisa saling meniadakan. Ibarat mata uang, antar satu sisi
dengan sisi lainnya yang saling terkait erat. 22 Kitab kuning sebagai salah satu
santri. Oleh karena itu eksistensi kitab kuning dalam sebuah pondok pesantren
menempati posisi yang urgen, sehingga dipandang sebagai salah satu unsur yang
membentuk wujud pondok pesantren itu sendiri, di samping kiai, santri, masjid
dan pondok.
e. Kiai
20
Imron Arifin, Kepemimpinan Kyai, Kasus:pondok Pesantren Tebuireng,
(Malang:Kalimasahada Press, 1993), hlm.8-9.
21
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai,
(Jakarta: LP3ES, 1982), hlm..50.
22
Binti Maunah, Tradisi Intelektual Santri Dalam Tantangan dan Hambatan
Pendidikan Pesantren di Masa Depan, (Yogyakarta : Teras, 2009), hlm,.38.
23
Kata kiai bukan berasal dari bahasa Arab melainkan dari bahasa Jawa.
Dalam terminologi Jawa, kata kiai memiliki makna sesuatu yang diyakini
memiliki tuah atau keramat. 23Artinya segala sesuatu yang memilik keistimewaan
dikategorikan kiai. 24
Namun pengertian yang lebih luas di Indonesia, sebutan kiai
dimaksudkan untuk para pendiri dan pemimpin pondok pesantren, yang sebagai
kegiatan keagamaan. 25
Di Jawa Barat mereka disebut Ajengan, di Jawa Tengah
dan Jawa Timur disebut Kiai, dan di Madura disebut Mak Kyiae, Bendara atau
Segala bentuk pemikiran, tindak tanduk, dan perilaku kiai dipandang selalu benar
serta menjadi figur teladan bagi santri. Kiai kemudian memiliki otoritas dan
kharisma yang memuncak, dimana ketaatan santri menjadi sesuatu yang sangat
niscaya. Kiai di mata santri lebih dari sekedar guru dalam pengertian modern yang
dikenal saat ini. Kiai adalah sosok yang dicontoh segala perilakunya dan digali
23
Ibnu Hajar, Kiai Di Tengah Pusaran Politik Antara Petaka dan Kuasa,
(Yogyakarta: IRCisoD, 2009), hlm.20.
24
Ibid, hlm.20.
25
Imron Arifin, Kepemimpinan Kyai, Kasus:pondok Pesantren Tebuireng,
(Malang:Kalimasahada Press, 1993), hlm.13-14.
26
Ibid., hlm.14.
24
kecil yang memiliki otoritas penuh terhadap pondok pesantren dan santri. Suara
kiai adalah titah yang wajib ditaati, karena dalam tradisi pondok pesantren kiai
bukan hanya figur spiritual yang memiliki titisan “pewaris para nabi”, tetapi juga
pesantren. Kepatuhan dan ketundukan terhadap kiai dalam segala hal, baik qaulan,
pesantren.27
Pondok pesantren merupakan hasil usaha mandiri kiai yang dibantu santri
dan masyarakat, sehingga memiliki berbagai bentuk. Selama ini belum pernah
terjadi, dan barangkali cukup sulit terjadi penyeragaman pesantren dalam skala
nasional. Setiap pesantren memiliki ciri khusus akibat perbedaan selera kiai dan
beragam sehingga tidak ada suatu standarisasi khusus yang berlaku bagi pondok
dan materi yang diajarkan, pondok pesantren dapat digolongkan ke dalam empat
tipe, yaitu:
MTs, MA, dan PT Agama Islam) maupun yang juga memiliki sekolah
umum (SD, SMP, SMU, dan PT Umum), seperti Pesantren Tebuireng
Jombang dan Pesantren Syafi‟iyyah Jakarta
2. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentuk
madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak menerapkan
kurikulum nasional, seperti Pesantren Gontor Ponorogo dan Darul Rahman
Jakarta;
3. Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk
Madrasah Diniyah (MD), seperti Pesantren Lirboyo Kediri dan Pesantren
Tegalrejo Magelang;
4. Pesantren yang hanya sekedar menjadi tempat pengajian.29
Pertama, pesantren modern yang ciri utamanya adalah: (1) gaya kepemimpinan
bersumber dari kitab-kitab klasik dan nonklasik; (4) pelaksanaan pendidikan lebih
hubungan antara kiai dan santri cenderung bersifat personal dan koligial; (6)
tradisional yaitu pesantren yang masih terikat kuat oleh tradisi-tradisi lama.
pemilik pesantren; (2) hanya mengajarkan pengetahuan agama (Islam); (3) materi
pendidikan bersumber dari kitab-kitab berbahasa Arab klasik atau biasa disebut
29
M.Sulthon dan Moh.Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren dalam Perspektif
Global, (Yogyakarta:LaksBang PRESSindo, 2006), hlm.8.
26
weton, atau bandongan dan sorogan; (5) hubungan antara kiai, ustadz, dan santri
bersifat hirarkis; (6) kehidupan santri cenderung bersifat komunal dan egaliter.30
yang sangat sederhana dalam mengkaji kitab-kitab agama yang ditulis para
ulama zaman abad pertengahan, dan kitab-kitab itu disebut dengan istilah
majlis ta‟lim.32
lantas meniadakan sistem pendidikan yang tradisional yang selama ini sudah
Atau dengan kata lain, memadukan antara tradisi dan modernitas untuk
32
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju
Demokratisasi Institusi, (Jakarta : Erlangga, 2002), hlm.142
33
Binti Maunah, Tradisi Intelektual Santri Dalam Tantangan dan Hambatan
Pendidikan Pesantren di Masa Depan, (Yogyakarta : Teras, 2009), hlm.31-32.
28
2. Stunting
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan
gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak
sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan
baru nampak saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini
sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa (MCA Indonesia,
2014).
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi
badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini menunjukkan
status gizi yang kurang (malnutrisi) dalam jangka waktu yang lama (kronis)
sepanjang siklus kehidupan. Proses terjadinya stunting pada anak dan peluang
Faktor penyebab stunting ini dapat disebabkan oleh faktor langsung maupun
tidak langsung. Penyebab langsung dari kejadian stunting adalah asupan gizi dan
adanya penyakit infeksi sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah pola asuh,
29
mengalami stunting terbagi menjadi dampak jangka pendek dan jangka panjang.
motorik, dan verbal pada anak. Sedangkan dalam jangka panjang, anak akan
memiliki postur tubuh yang tidak optimal (lebih pendek dari anak seusianya),
kapasitas kerja.
komprehensif, artinya cara yang paling mudah dilakukan untuk intervensi yang
ASI yang suboptimal dan praktik pemberian makanan pendamping ASI, infeksi
34
Piwoz, Ellen, Shelly Sundberg, and Jenny Rooke. "Promoting healthy growth:
what are the priorities for research and action?." Advances in Nutrition 3.2 (2012): 234-
241.
35
Dewey, Kathryn G., and Daniel R. Mayers. "Early child growth: how do nutrition
and infection interact?." Maternal & child nutrition 7 (2011): 129-142.
30
lebih jauh dari faktor sosial, seperti akses ke layanan kesehatan dan pendidikan,
antara status gizi ibu, sinyal endokrin dan metabolik dan perkembangan
plasenta. Oleh karena itu, ukuran bayi baru lahir merupakan cerminan dari
lingkungan intrauterin; prevalensi berat badan lahir rendah (<2·5 kg) kira-
maju
maksimal antara lahir dan usia 6 bulan. Selain itu, beberapa bulan pertama
panjang
3. usia 6-24 bulan. Periode dari usia 6 hingga 24 bulan adalah salah satu
36
Stewart, Christine P., et al. "Contextualising complementary feeding in a broader
framework for stunting prevention." Maternal & child nutrition 9 (2013): 27-45.
37
Wamani, Henry, et al. "Boys are more stunted than girls in sub-Saharan Africa: a
meta-analysis of 16 demographic and health surveys." BMC pediatrics 7.1 (2007): 1-10.
31
makanan pendamping
hari pertama ketika terjadi proses pertumbuhan dan dapat dicegah dengan
pertumbuhan linier dapat terjadi, meskipun efek selama periode ini pada
komponen lain dari sindrom masih samar-samar. Jalur kuning pendek sebelum
hasil kelahiran. Jalur merah menunjukkan periode ketika stunitng tampak tidak
untuk takut kepada Allah Swt dan larangan meninggalkan anak dalam keadaan
lemah, “Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka
terhadap kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, mereka bertakwa dan takutlah
kepada Allah yang maha besar.” (QS. an-Nisaa’: 9). Islam memandang Anak yang
38
Stewart CP, Iannotti L, Dewey KG, Michaelsen KF, Onyango AW.
Contextualising complementary feeding in a broader framework for stunting prevention.
Matern Child Nutr. 2013;9 (suppl 2):27–45.
39
Christian P, Lee SE, Donahue Angel M, Adair LS, Arifeen SE, Ashorn P, et al.
Risk of childhood undernutrition related to small-for-gestational age and preterm birth in
low- and middle-income countries. Int J Epidemiol. 2013;42:1340–55
33
stunting sendiri termasuk anak yang lemah karena tumbuh kembangnya yang
beberapa hal. “Yang utama adalah jangan sampai kita meninggalkan generasi
penerus yang lemah akidah, ibadah, ilmu, dan ekonominya, Generasi penerus
atau anak di sini, tidak hanya anak biologis, melainkan juga anak didik (murid)
dan generasi muda Islam pada umumnya,” Beliau menjelaskan secara rinci
sebagai berikut:
dalam hdup. Orang yg lemah akidahnya mudah sekali terkena virus syirik dan
gampang menggadaikan iman,” Hal ini pun dicontohkan oleh Luqmanul Hakim
yang istiqomah dalam ibadahnya, insya Allah akan bahagia dan punya pegangan
dalam hidupnya. Ia tidak mudah terintenvensi oleh orang lain. “Sebaliknya, orang
yang lemah ibadahnya atau menyia-nyiakan ibadah, maka hidupnya tidak akan
salah satu hadisnya, ‘Tidak ada kebaikan kecuali pada dua kelompok, yaitu
tua perlu menyiapkan generasi yang kuat secara ekonomi, agar hidupnya tidak
hanya tergantung gigi tetapi hal ini juga menghambat keadaan yang sebagaimana
mestinya. Dengan begitu tidak baik kita menjadikan suatu keadaan yang tidak
semestinya dianggap remeh. Karena setiap insan yang sesuai akan menghasilkan
lemah tak berdaya, melainkan jika tidak bisa diobati maka selanjutnya harus dicari
cara pencegahan. Pasti banyak cara yang sesuai dengan apa yang telah dilakukan.
dilakukan sebelum sel telur dan sperma bertemu, yaitu dengan pola asuh, asupan
gizi dan kebersihan air. Karena keadaan anak yang telah mengalami stunting
tidak dapat diatasi kembali. Keadaan ini juga dapat mempengaruhi kreativitas dan
35
dan pengangan stunting. Salah ajaran tentang pencegahan stunting adalah pada
saat kehamilan terjadi. Kehamilan merupakan anugerah terindah bagi setiap orang
tua. Karenanya, perlu menjaga kesehatan ibu dan kandungannya agar dapat lahir
perkembangan anak nantinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
pertumbuhan janin adalah memilih makanan yang sehat untuk ibu hamil.
Rasullullah SAW juga menyarankan beberapa makanan yang sehat untuk ibu
Selain itu, ASI adalah ungkapan kasih sayang Allah sekaligus anugerah
yang luar biasa terhadap setiap bayi yang terlahir ke muka bumi. Perintah
menyusui bayi juga terdapat dalam al Quran Surah al Baqarah ayat 233“Dan ibu-
ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin
menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian
mereka dengan cara yang patut “. Hikmah ayat yang terkandung dalam kitab Suci
al Quran tersebut, menekankan bahwa Air Susu Ibu (ASI) sangat penting. Dalam
dua tahun penuh. Bahkan juga disinggung tentang peran ayah, untuk mencukupi
keperluan sandang dan pangan ibu, agar ibu dapat menyusui dengan baik.
Beberapa cara untuk mewujudkan anak yang sehat secara fisik, mental dan
36
al-Maidah: 88 (yang artinya), “dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari
apa yang Allah telah rezekekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang
‘didapat’ dan ‘diolah’ dengan cara yang benar menurut agama. ‘Makanan yang
baik belum tentu halal’ dan ‘makanan halal belum tentu baik’. Makanan yang
diperbolehkan oleh agama adalah halal dari segi hukumnya, baik halal dzatnya,
misalnya telur, buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain, juga halal dalam proses
memperoleh makanannya, yaitu diperoleh dengan usaha yang benar seperti sapi
Sementara makanan yang thayyib atau ‘baik’ yaitu makanan yang diminum
asupan gizi yang diperlukan untuk setiap individu sesuai dengan kelompok usia,
jenis kelamin, status kesehatan, maupun faktor fisiologis lainnya. Islam tidak
hanya mengajarkan tata cara makan yang sesuai tuntunan sunnah, namun juga
sepertiga minuman, dan sepertiga oleh udara. Hal ini juga sejalan dengan konsep
Pola asuh anak merupakan hal penting dalam pencegahan dan penanganan
stunting, karena dalam diri yang sehat terdapat jiwa yang kuat. maksudnya apabila
37
keadaan lemah pada suatu tubuh akan mempengaruhi tumbuh kembang si anak.
Semisal psikis nya terganggu pasti pekerjaan otaknya akan mengalami penurunan
Hal ini juga sudah banyak dijabarkan oleh Islam. Bahwa dalam pengasuhan
yang baik akan mencetak generasi kuat nan sehat. Bukan hanya sehat fisik tetapi
juga sehat iman. Pola didik yang salah akan berdampak bagi tumbuh kembang
anak. Dalam islam, anak yang sehat juga sangatlah diperlukan karena generasi
yang kuat dapat menjadi pencetak anak-anak yang kuat jadi Islam tidak hanya
lemah. Karena dalam generasi menjadi penentu bagaimana mereka dapat hadir,
dapat meneruskan. Dengan generasi yang sesuai maka islam akan semakin
mengasuh anak di era milenial. Maka, bisa dipahami jika kemudian kita sebagai
umat beragama perlu back to the Quran. pola asuh anak perspektif Al-Qur’an
dan pola pendidikan terhadap anak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh
al-Quran. Nilai-nilai tersebut dapat digali dari ayat-ayat yang secara tegas
selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna.
Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara
38
yang patut “ dan an -Nisa’: 9 yang artinya “Dan hendaklah takut (kepada Allah)
itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima
tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
setelah bayi lahir. Stunting digunakan sebagai indikator malnutrisi kronik yang
menggambarkan riwayat kurang gizi anak dalam jangka waktu lama sehingga
Hal ini dikarenakan anak stunting juga cenderung lebih rentan terhadap
sekolah dan berisiko lebih sering absen. Stunting juga meningkatkan risiko
obesitas, karena orang dengan tubuh pendek berat badan idealnya juga rendah.
39
Kenaikan berat badan beberapa kilogram saja bisa menjadikan Indeks Massa
Tubuh (IMT) orang tersebut naik melebihi batas normal. Keadaan overweight dan
obesitas yang terus berlangsung lama akan meningkatan risiko kejadian penyakit
degeneratif.
anak. Dampak stunting terbagi menjadi dua yang terdiri dari jangka pendek dan
jangka Panjang. Dampak jangka pendek dari stunting adalah di bidang kesehatan
perawatan sakit, orang dewasa yang pendek, obesitas, kesehatan reproduksi yang
rendah dan rendahnya produktivitas. Dampak lain yang dapat ditimbulkan adalah
lahirnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dari seorang wanita yang
mengalami stunting. Bayi prematur dan BBLR rawan terkena infeksi yang dapat
menyebabkan kematian. Bayi yang dapat bertahan hidup memiliki risiko kurang
1). Faktor maternal yang berupa nutrisi yang kurang pada saat prekonsepsi,
kehamilan dan laktasi, tinggi badan ibu yang rendah, infeksi, kehamilan
(IUGR) dan kelahiran preterm, jarak kelahiran yang pendek, dan hiertensi.
2). Faktor Lingkungan Keluarga Stimulasi dan aktivitas anak yang tidak
adekuat, perawatan yang buruk, sanitasi dan suplai air yang adekuat,
c. Faktor Menyusui
41
tahun.
d. Faktor Infeksi
dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu
hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat
mengurangi pervalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita. Secara lebih detil, beberapa faktor
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada
informasi yang ada menunjukkan bahwa 60% dari anak usia 0-6 bulan
tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif, dan 2 dari 3 anak
usia 0-24 bulan tidak menerima Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-
bulan. Selain berfungsi untuk mengenalkan jenis makanan baru pada bayi,
MPASI juga dapat mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh bayi yang tidak lagi
dapat disokong oleh ASI, serta membentuk daya tahan tubuh dan
minuman.
menurun dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013 dan anak belum mendapat
akses yang memadai ke layanan imunisasi. Fakta lain adalah 2 dari 3 ibu
hamil belum mengminum sumplemen zat besi yang memadai serta masih
dengan di New Delhi, India. Harga buah dan sayuran di Indonesia lebih
Indonesia juga dicatat telah berkontribusi pada 1 dari 3 ibu hamil yang
mengalami anemia.
tangga di Indonesia masih buang air besar (BAB) diruang terbuka, serta 1
Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak
agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan
bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, wanita yang sedang
ke dokter atau bidan. Baca juga: 9 Jenis Vitamin dan Mineral yang
2. Beri ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan Air susu ibu (ASI) dapat
mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan
makro. Oleh karena itu, ibu menyusui disarankan untuk tetap memberikan
ASI eksklusif selama 6 bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan
kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan
3. Dampingi ASI eksklusif dengan MPASI sehat Ketika bayi menginjak usia 6
bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping ASI
memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI
untuk mencegah stunting. Baca juga: 5 Alasan Bayi di Bawah Usia 6 Bulan
hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Akan lebih baik jika
4. Terus memantau tumbuh kembang anak Orang tua perlu terus memantau
tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak.
Dengan begitu, akan lebih mudah bagi orangtua untuk mengetahui gejala
kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung dapat meningkatkan peluang
stunting pada anak. Diare dilaporkan menjadi faktor ketiga yang dapat
diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.
oleh Borg dan Gall (1981), yakni: 1) penelitian dan pengumpulan informasi
lapangan dan revisi produk (field testing and product revision), 5) revisi produk
and implementation).40
adalah segala sesuatu yang memiliki nilai tambah atau keunggulan jika
terjadi tidak sesuai dengan yang apa diharapkan. Potensi dan masalah
b. Pengumpulan informasi
c. Desain Produk
d. Validasi Desain
e. Revisi Desain
Uji coba produk yang telah divalidasi dan direvisi dilakukan dengan
tujuan bila dibandingkan dengan produk lama atau produk yang lain.
g. Revisi Produk
Dari hasil uji coba awal atau simulasi akan diperoleh informasi tentang
47
itulah yang menjadi dasar dalam melakukan perbaikan ulang yang kedua
Pengujian di lapangan dapat dilakukan dalam skop yang lebih luas. Untuk
mendapatkan hasil uji coba yang lebih baik, maka uji coba dilakukan
j. Desiminasi
Ditinjau dari aplikasi dan hasil dari penelitian dan pengembangan, maka
hanya diuji atau divalidasi secara internal melalui pendapat para ahli.
dihasilkan itu.
baru tersebut.42
Pemilihan level mana yang akan ditempuh dalam penelitian sangat terkait dengan
Secara umum, penelitian dan pengembangan terdiri dari dua aktivitas utama,
42
Sugiono, Metode Penelitian dan Pengembangan, Untuk Bidang
Pendidikan, Manajemen, Sosial, dan Teknik, h. 32-33.
posisi dan novelty penelitian. Selain itu, peneliti menelaah penelitian terdahulu
masalah yang terjadi dalam penelitian ini dan akhirnya menentukan kebaruan dari
disertasi ini.
pelatihan Kader Santri Sehat yang mampu menjadi salah satu upaya
meningkatkan lifeskill hidup sehat bagi santri untuk hidup sehat secara mandiri
3. SEL Jurnal Penelitian Kesehatan, Vol. 5 No. 2 November 2018, yang berjudul
determinan penyebab stunting yang utama di Provinsi Aceh sesuai pada uji
eksklusif untuk balita (0-59 bulan), selain itu ASI tidak diberikanisecara
sempurna oleh ibu. Faktor kedua ialah pengangguran yang semakin meningkat
berlangsung lama mulai dari kehamilan hingga usia 24 bulan. Banyak faktor
stunting dipusatkan pada kelompok 1.000 hari pertama kehidupan atau yang
5. Jurnal Kesehatan Andalas, Vol. 7 No. 2 Tahun 2018, yang berjudul Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59
Padang Tahun 2018 oleh Eko Setiawan, Rizanda Machmud dan Masrul. Hasil
asupan energi, rerata durasi sakit, berat badan lahir, tingkat pendidikan ibu,
serta tingkat pendapatan keluarga dengan keadaan stunting pada anak usia 24-
dominan. Tingkat asupan protein rerata frekuensi sakit, status pemberian ASI
gizi, dan jumlah anggota rumah tangga tidak mengarah pada hubungan yang
6. Jurnal of Political Issues, Vol. 1 No. 1 Tahun 2019, yang berjudul Hulu-Hilir
itu sendiri. Terlebih lagi di masyarakat, masih banyak sekali masyarakat yang
Maka, salah satu strategi utama yang perlu dilakukan ialah dengan
keluarga, terutama kaum perempuan (ibu dan calon ibu) sert melakukan
Pasaman Barat oleh Masrul, menyimpulkan bahwa studi anak stunting dan
antara pola asuh makan dan intake zat gizi anak dengan kejadian stunting di
Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat, Sumatera Barat. Pola asuh di tempat
penelitian terlihat masih belum baik terutama pada anak stunting dan hal
53
tersebut berhubungan dengan intake zat gizi anak. Zat makro dan mikro
makanan lebih sedikit diserap oleh anak stunting dibandingkan anak normal.
kesehatan reproduksi pada calon pengantin telah di lakukan dengan baik dan
efektif. Saran yang dapat diberikan kepada instansi terkait ialah tetap
meningkatkan pengetahuan calon pengantin. Selain itu, hal lain yang dapat
pemegang program dengan petugas gizi dan psikologi terkait dengan materi
9. Jurnal Shahih, Vol. 2 No. 2 Tahun 2017, Gizi Buruk dalam Perspektif Islam:
Respon Teologis Terhadap Persoalan Gizi Buruk oleh Egi Sukma Baihaki,
menyimpulkan bahwa gizi buruk dapat ditekan dengan pola hidup sehat yang
makanan yang diminum akan berakibat langsung pada jumlah asupan gizi
yang di miliki. Islam menekankan makanan yang diminum oleh manusia harus
54
memenuhi dua kriteria utama yakni baik dan halal. Dengan begitu makanan
yang kita minum harus di teliti agar dapat membantu pertumbuhan tubuh dan
jawab untuk pasangan suami istri. Saat dalam kandungan, seorang ibu wajib
yang bergizi. Anak ialah amanat yang perlu dijaga dengan baik dan kita rawat
Selain itu, persoalan gizi buruk dapat dilihat angkanya dengan memperhatikan
Indonesia.
10. Jurnal Komunikasi Global, Vol. 9 No. 1 Tahun 2020, yang berjudul Rumah
perlu terus diberdayakan melalui rumah gizi untuk meningkatkan status gizi
D. Kerangka Teoritik
1. Model Pemberdayaan
Model adalah pola atau bentuk yang dijadikan sebagai acuan pelaksanaan. 43
Miils berpendapat bahwa model adalah representasi akurat sebagai proses aktual
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
43
Nurhadi, Menciptakan Pembelajaran IPS Efektif dan Menyenangkan, (Jakarta :
Multi Kreasi Satudelapan, cet. 1, 2010), 75
44
Agus suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2009), 45
45
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme guru,
(Jakarta, Rajawali Pers, 2011), 132
56
beberapa pengertian itu dapat disimpulkan model adalah suatu pola atau acuan
yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan. Model juga diartikan sebagai
proses dimana sebuah objek ditangkap oleh indra seseorang, benda atau ide-ide
dalam bentuk yang sederhana yang dihasilkan dari kondisi atau fenomena alam.
Model berisi informasi- informasi tentang suatu fenomena yang dibuat dengan
tujuan untuk mempelajari fenomena sistem yang sebenarnya. Model dapat berupa
tiruan dari suatu benda, sistem kejadian yang sesungguhnya yang hanya berisi
objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk yang disederhanakan dari kondisi atau
fenomena alam. Model berisi informasi- informasi tentang suatu fenomena yang
Model dapat merupakan tiruan dari suatu benda, sistem atau kejadian yang
untuk ditelaah.
adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk yang
disederhanakan dari kondisi atau fenomena alam. Tujuan dari adanya model
dikumpulkan, sehingga tidak ada model yang unik. Satu sistem dapat memiliki
Pemberdayaan
46
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme guru,
(Jakarta, Rajawali Pers, 2011), 133
57
sebagai berikut:
Menurut Eddy Papilaya yang dikutip oleh Zubaedi, bahwa Pemberdayaan adalah
mengembangkannya.48
individu yang dirugikan untuk bersaing dan berkarya secara efektif, karena semua
47
Zubaedi, Wacana Pembangun Alternatif: Ragam Prespektif Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Ar Ruzz Media,2007), hlm 42
48
Ginandjar Kartasasmitha, Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan
Pertumbuhan dan Pemerataan, (Jakarta: PT Pusaka Cisendo,1996), hlm 145.
49
Jim Ife and Frank Tesoriero, Community Development, Alternatif
Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),
140-142
58
dan mengambil inisiatif untuk lingkungan dan masa depan. Kemudian mem-
pokoknya (material dan spiritual) akan selalu dapat terpenuhi sehingga dapat
menuntun diri mereka sendiri kepada tatanan kehidupan yang berdaya dan
sejahtera.50
masyarakat baik itu dari segi ekonomi, sosial, budaya, maupun pendidikan untuk
tengah masyarakat. Sikap toleran yang hakiki tadi sudah diterapkan sejak
beserta kesempatan dalam berusaha maka tidak ada lagi kesenjangan ekonomi dan
1. Prinsip keadilan
terbanyak dalam al-Qur’an setelah kata Allah dan ‘Ilm. Hal ini menunjukkan
betapa nilai dasar ini memiliki bobot yang sangat dimuliakan dalam Islam.
Keadilan berarti kebebasan bersyarat akhlak Islam yang jika diartikan dengan
pemberdayaan manusia.52
ُ B اBَّنBلBا
Bس Bَ B اBَ تB ِكB ْلB اB ُمB ُهB َعB َمB اBَ نB ْلB َزB َأ ْنB َوBت
B َمB وBُ قBَ يBِ لBنBَ B اB َزB يB ِمB ْلB اBوBَ Bب ِ B اBَ نBِّ يBَ بB ْلB اBِ بB اBَ نBَ لBس
ُ B ُرB اBَ نB ْلBس َ BرBْ َأB ْدBَ قBَل
Bُ B ْنBَ يBنBْ Bَم
Bُ هB ُرBص Bُ هَّللاB َمBَ لB ْعBَ يBِ لBوBَ Bس
ِ B اBَّنB لBِ لB ُعBِفB اBَ نB َمB َوB ٌدB يB ِدBش َ Bس Bٌ ْأBَ بB ِهB يBِ فB َدB يB ِدBحBَ B ْلB اB اBَ نB ْلBزBَ B َأ ْنBوBَ Bۖ B ِطBس ْ Bِ قB ْلB اBِب
B ٌزB يB ِزB َعBي َ
ٌّ B ِوB قBَ ن هَّللا BَّB ِإBۚ Bب ِ B ْيB َغB ْلB اBِ بBُ هBَ لBس
ُ B ُرBَو
Artinya:
penduduk dengan berbagai agama, ras, bahasa dan warna kulit. Itulah puncak
keadilan, yang tidak dicapai oleh undang- undang internasional atau regular
53
Menurut Tafsir Jalalyn (Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul
Kami) yaitu malaikat-malaikat-Nya kepada nabi-nabi (dengan membawa bukti-bukti
yang nyata) hujah-hujah yang jelas dan akurat (dan telah Kami turunkan bersama
mereka Alkitab) lafal Alkitab ini sekalipun bentuknya mufrad tetapi makna yang
dimaksud adalah jamak, yakni al-kutub (dan neraca) yakni keadilan (supaya manusia
dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi) maksudnya Kami keluarkan
besi dari tempat-tempat penambangannya (yang padanya terdapat kekuatan yang
hebat) yakni dapat dipakai sebagai alat untuk berperang (dan berbagai manfaat bagi
manusia, dan supaya Allah mengetahui) supaya Allah menampilkan; lafal
waliya'lamallaahu diathafkan pada lafal liyaquman-naaasu (siapa yang menolong-
Nya) maksudnya siapakah yang menolong agama-Nya dengan memakai alat-alat
perang yang terbuat dari besi dan lain-lainnya itu (dan rasul-rasul-Nya padahal Allah
tidak dilihatnya) lafal bil-ghaibi menjadi hal atau kata keterangan keadaan dari
dhamir ha yang terdapat pada lafal yanshuruhu. Yakni sekalipun Allah tidak terlihat
oleh mereka di dunia ini. Ibnu Abbas r.a. memberikan penakwilannya, mereka
menolong agama-Nya padahal mereka tidak melihat-Nya. (Sesungguhnya Allah
Maha Kuat lagi Maha Perkasa) artinya Dia tidak memerlukan pertolongan siapa pun,
akan tetapi perbuatan itu manfaatnya akan dirasakan sendiri oleh orang yang
mengerjakannya.
54
Ibid, 20-22
55
Taqyuddin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif perspektif
Islam, (Surabaya: Risalah Gusti, 2009), 52
61
muslim yang tinggal di dunia ini, maka masyarakat tidak lagi cemas untuk
2. Prinsip persamaan
yang sama sebagai buah dari prinsip keadilan. Islam memandang tiap orang
secara individu, bukan secara kolektif sebagai komunitas yang hidup dalam
Allah, tidak ada perbedaan dalam kedudukan sebagai manusia, juga dalam
hak dan kewajibannya. Bahkan setiap kebutuhan dasar manusia sudah diatur
yang lain dari segi asal dan penciptaan. Perbedaan hanyalah dari segi
kemampuan, bakat, amal dan usaha, dan apa yang menjadi tuntutan pekerjaan
dan perbedaan profesi.21 Islam juga tidak mengukur hierarki status social
3. Prinsip partisipasi
56
Muhammad Ali Al-Hasyimi, “Keadilan dan Persamaan.., 21
57
Mohammad Irham, “Etos Kerja dalam Perspektif Islam”, Jurnal Substantia,
Vol. 14, No. 1, April 2012, 11
62
masyarakat.59
dan menjunjung tinggi Negara dan nilai-nilai per- adaban sebagai bentuk
memiliki tatanan sosial yang baik, berasas pada prinsip moral yang menjamin
keseimbangan antara hak dan kewajiban individu dengan hak dan kewajiban
sosial.60
58
Agus Purbathin Hadi, “Konsep Pemberdayaan, Partisipasi Dan
Kelembagaan Dalam Pembangunan”, Jurnal Yayasan Agribisnis/Pusat Pengembangan
Masyarakat Agrikarya (PPMA), 2009, 5
59
Aziz Muslim, 93-97
60
Edi Suharto, Islam, “Modal Sosial dan Pengentasan Kemiskinan, disampaikan
dalam Seminar “Indonesia Social Economic Outlook”, Dompet Dhuafa, Jakarta 8 Januari
2008, 3
61
Syahrin Harahap, 132
63
sekelilingnya serta negara. Etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu
penting untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya, Islam adalah agama amal
X ِمXِلX اX َعXىXٰ Xَ ِإ لXنXَ X وX ُّدX َرXُ تX َسX َوXۖ XنXَ X وXُ نX ْؤ ِمX ُمXْلX اXوXَ Xُ هXُلX وX ُسXرXَ Xْم َوX X ُكXَ لX َمX َعXُ هَّللاX ىXرXَ Xَ يX َسXَ فXاX وXُ لXْع َمX X اXلXِ Xُ قXَو
X َنX وXُ لX َمX ْعXَ تX ْمXُ تXْ نX ُكX اX َمXِ بX ْمX ُئ ُكXِّX بXَ نXُ يXَ فX ِةX َدX اXََّ هXشXلX اX َوXب
ِ Xْ يX َغXْلXا
Ajaran Islam sangat mendorong umatnya untuk bekerja keras, dan bahwa
62
Edi Suharto,”Modal Sosial dan Pengentasan Kemiskinan..,3
63
Mohammad Irham, “Etos Kerja dalam Perspektif Islam”, Jurnal Substantia, Vol.
14, No. 1, April 2012, 12-15
64
Menurut Tafsir Jalalyn : (Dan katakanlah) kepada mereka atau kepada manusia
secara umum ("Bekerjalah kalian) sesuka hati kalian (maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan kalian itu dan kalian akan dikembalikan)
melalui dibangkitkan dari kubur (kepada Yang Mengetahui alam gaib dan alam nyata)
yakni Allah (lalu diberikan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan.") lalu Dia
akan membalasnya kepada kalian.
64
ajaran Islam memuat spirit dan dorongan pada tumbuhnya budaya dan etos
kerja yang tinggi. Maka dari itu kemampuan manusia itu sendirilah yang perlu
sendiri. Sehingga akan mampu menolong diri sendiri dengan usaha sendiri.65
“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah” 30 (HR. Bukhori dan
Amatlah jelas bahwa Islam tidak me- misahkan antara manusia dengan
rezeki dan berusaha agar manusia tersebut selalu berdaya. Bahkan Islam telah
juga bersabda:”Tidaklah seseorang makan sesuap saja yang lebih baik, selain
ia makan dari hasil kerja tangannya sendiri.” (HR. Bukhori, No. 2072).66
artinya berbuat baik. Sedangkan menurut istilah adalah suatu pekerjaan atau
perbuatan yang didasari pada hati nurani dan semata-mata mencari ridho Allah
65
Edi Suharto,”Modal Sosial dan Pengentasan Kemiskinan..,1 30
66
Ibid. 12
67
Sri Laksmi, “Ta’awun Dalam Kebaikan”, dalam Artikel Al Arham, Edisi 47,
diakses pada Rabu, 12 September 2012, pukul 08:01, 1
65
tolong- menolong. Setiap individu menjadi unit yang berguna kepada semua
barang siapa memudahkan atas orang yang susah, Allah akan memudahkan
kekurangan. Mulai dari anak- anaknya serta ahli warisnya, ataupun bila yang
wajib menanggung tidak ada, maka orang yang terdekat yang mempunyai
Secara garis besar terdapat dua pendekatan yang digunakan Islam dalam
sarana dan prasarana. Hal ini diberikan terutama terhadap orang yang tidak
sanggup bekerja sendiri. Misalnya orang yang cacat abadi, orang tua lanjut usia,
orang buta, orang lumpuh, anak-anak, dan lain sebagainya. Kedua, Pendekatan
68
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jilid 1, (Yogyakarta: CV. Taberi,
1995), 74-75
69
Taqyuddin An-Nabhani, 95
70
Syahrin Harahap, 91
66
potensi skill. Harapannya agar masyarakat yang kurang berdaya dapat mengatasi
Pertama, rekonstruksi tahap etika psikologis dari nilai pasif ke nilai aktif
kemiskinan bukanlah suatu takdir bawaan yang mana kita harus diam dan pasrah
akan keadaan, selalu menunggu bantuan dari kaum yang beruntung, sehingga
keteladanan.
kemitraan dan suntikan dana seperti modal usaha secara struktural, setelah sudah
miskin menjadi muslim yang berdaya, berkualitas dan penyantun bagi sesama.
71
Ibid, 124
67
Dari penjelasan di atas sehingga terdapat hal-hal yang harus dibentuk dari
manusia itu sendiri untuk dapat dikatakan berdaya dan selanjutnya dapat selalu
berusaha menolong diri sendiri. Adapun hal-hal tersebut sebagai berikut: (1)
(2) membangun dimensi sosial (amal). Jika iman, ilmu dan amal sudah
Teori Pemberdayaan
Enabling
atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Menurut Cardella hal ini erat
72
Falah secara bahasa berarti beruntung, dan dalam konsep ini, falah merupakan
kebahagiaan (kemenangan atau kesuksesan) dunia-akhirat yang menjadi dambaan setiap
manusia. Dikutip dari jurnal Anindya Aryu Inayati’, “Pemikiran Ekonomi M. Umer
Chapra”, Jurnal Ekonomi Islam, Universitas Darussalam Gontor, Vol. 2, No. 1,
Desember 2013, 6
73
Cardella, G. M., Hernández-Sánchez, B. R., Monteiro, A. A., & Sánchez-
García, J. C. (2021). Social entrepreneurship research: Intellectual structures and future
perspectives. Sustainability, 13(14), 7532
68
pelayanan yang diberikan oleh pemberdaya. dan juga mencari informasi melalui
media massa seperti media internet, media cetak, media elektronik, dan media
sosial
melakukan suatu interfensi tentu akan sulit jika sarana dan prasarana tidak ada/
tidak mendukung.
untuk bidang kesehatan, namun faktor-faktor ini peneliti rasa dapat diadopsi
masyarakat yang bersangkutan. Namun jika hanya pengetahuan saja dan tidak
orang lain dalam ucapan positif merupakan indicator penting dari kepribadian
dipengaruhi tidak hanya oleh proses kejiwaan namun juga kondisi lingkungan.
cuaca, dan lainnya.77 Lingkungan tersebut mempengaruhi harga diri, etos kerja,
hari. Peranan keluarga, teman pergaulan, dan orang orang dalam lingkungan
75
Carl I Fertman, Health Promotion Programs: From Theory to Practice.
( Newyork: Society for Public Health Education (SOPHE), 2010, 72.
76
Trilaksono Nugroho, Paradigma, Model, Pendekatan Pembangunan, dan
Pemberdayaan Masyarakat di Era Otonomi Daerah (Malang, FIA. Universitas
Brawijaya, 2007), 72.
77
Ibid, 80.
78
Trilaksono Nugroho, Paradigma, Model, Pendekatan Pembangunan, dan
Pemberdayaan Masyarakat di Era Otonomi Daerah (Malang, FIA. Universitas
Brawijaya, 2007), 72.
70
penilaian kepada orang lain itu lebih mudah daripada menilai diri sendiri.
saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya”79
akan terus belajar iklas, sabar dan memberi maaf. Jika orang lain selalu terlihat
salah, barangkali justru hati kita saat ini tengah dijangkiti penyakit hati yang kita
maka pasti kebaikan yang dilakukan orang lain sekecil apapun itu akan selalu
indah di mata kita., maka berhati hatilah menjaga hati, agar buruk sangka tidak
menjerumuskan kita kepada murka Allah. Seseorang itu tidak dilihat dari
seseorang.
Empowering
79
(Hadis Riwayat Bukhari).
80
Mukmin Abdullah, Psikologi Sosial (Jakarta: Rosdakarya, 2019), 89.
71
dukungan agar orang lain mampu melakukan atau mencapai sesuatu. Memberikan
diri mereka. 81 Menjadi mahasiswa atau karyawan terbaik adalah hal yang bagus,
namun jangan ambil kesuksesan untuk diri sendiri. Di sisi lain terdapat teman dan
rekan kerja yang bisa kita berdayakan. Terlepas dari posisi kita adalah atasan
ataupun bukan, dalam konsep empowering, seseorang harus saling menolong dan
bisa menjadi cara. Empowering juga bisa memberi manfaat mensolidkan tim,
rekan kerja tidak akan merasa kesepian, dan bisa merasa nyaman bekerja.
memberikan apresiasi, salin support tujuan yang ingin dicapai, dan saling tolong-
tujuan rekan bisa menjadi bentuk dukungan. Wanita Pra Sejahtera akan
merasa bahwa kita tertarik dengan apa yang ingin mereka capai dan
diharapkan.
dimiliki.
diapresiasi.
Protecting
atau masyarakat yang memiliki daya melindungi orang lain yang tidak memiliki
tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat. Peraturan ini dibuat oleh
yang harus dipenuhi oleh suatu negara. Begitu juga negara Indonesia yang wajib
melindungi setiap warga negaranya dimanapun berada.87 Hal ini sesuai dengan
85
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Rosdakarya, 2020), 19.
86
Wibawa Djafar, Hukum Perlindungan Data Pribadi di Indonesia: Lanskap,
Urgensi, dan Kebutuhan Pembaruan (Jakarta: Pelita, 2019), 40.
87
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD NRI Tahun 1945) Alinea ke 4 (empat).
74
diberikan
merupakan salah satu hak warga negara yang diejewantahkan dalam Batang
Tubuh UUD RI Tahun 1945 Pasal 28D ayat (1) yang menyatakan bahwa “Setiap
orang
berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
konsumen ini diadopsi karena menurut peneliti wanita pra sejahtera yang menjadi
88
UUD RI Tahun 1945 Pasal 28D ayat (1)
75
diskriminasi.90
untuk memastikan subjek hukum, dalam konteks disertasi ini adalah wanita pra
diberikan belum optimal. Hal ini berkaitan dengan upaya penegakan hukumnya.
90
Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Uundang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
77
2. Promosi Kesehatan
pengertian, pertama yaitu sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit, Level
Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera), 4)
atau upaya kesehatan sehingga masyarakat dapat menerima atau membeli dalam
yang akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup bersih dan sehat. Dari
pengertian promosi kesehatan yang kedua ini maka sebenarnya sama dengan
Strategi dukungan sosial (social support) yaitu suatu kegiatan untuk mencari
pada program kesehatan tersebut. Oleh karena itu, strategi ini juga dapat
dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif atau
Oleh sebab itu maka sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana ialah para
terbentuknya pos obat desa, berdirinya pondok bersalin desa, pos pelayanan
Kabupaten Pringsewu yang temuannya sampai pada taraf uji coba produk.
1. Define (pendefinisian)
intensif dan partisipatif untuk mengenal lebih dalam subjek dan objek
Kabupaten Pringsewu.
aktivitas, yakni validasi dan uji coba produk. Validasi dilakukan dengan
terfokus atau focused group discussion (FGD). Dari hasil FGD dilakukan
81
revisi terhadap model awal yang telah dibuat. Adapun uji coba bisa
masukan, dan kritik dari pengguna produk. Kegiatan uji coba ini juga
telah divalidasi oleh para pakar terus diuji dan dikembangkan sampai
lapangan.
4. Desiminasi (penyebaran).
agar bisa diterima oleh pengguna, baik individu kelompok, atau sistem.
Produsen dan distributor harus selektif dan bekerja sama untuk mengemas
sampai pada uji validasi internal dengan meminta pendapat kepada para
ahli. Selanjutnya produk model yang telah mendapat penilaian para pakar
berikut:
finalisasi model.
diskusi dan saring pendapat. Adapun peserta FGD antara lain dari
Al-Hidayah.
83
diikuti oleh unsur terkait dan kompeten, yaitu pada ahli, kepala sekolah,
guru serta pihak yang terkait yang memberikan kontribusi pemikiran dan
Pesantren Al-Hidayah.
dari promotor, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum saran dan
masukan tersebut mengarah pada dua hal, yakni: pertama, pada aspek
perbaikan konten disertasi secara umum terutama pada aspek latar belakang,
ini.
Pringsewu.
Analisis
pemberdayaan Pondok
Pemberdayaan Pondok
Pesantren Al Hidayah
Pesantren Al Hidayah pemberdayaan Pondok
Pamenang dalam
Pamenang dalam Pesantren Al Hidayah
memperkuat potensi
menciptakan suasana Pamenang melindungi
masyarakat Tahap
yang kondusif (enabling) dan membela
(empowering) untuk Define
dalam melaksanakan kepentingan masyarakat
melaksanakan Dukungan
Strategi Advokasi (protecting) untuk
Sosial (Social Support)
(Advocacy) untuk menanggulangi stunting
dalam menanggulangi
menanggulangi stunting
stunting
Merancang Model Pemberdayaan Pondok
Pesantren Al Hidayah Pamenang dalam Tahap
Menanggulangi Stunting di Desa Pamenang Design
Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu 85
FGD
Revisi I
Tahap
Development
Validasi
Uji Produk
Tahap
Pengembangan Model Pemberdayaan Pondok Pesantren Al Desiminasi
Hidayah Pamenang dalam Menanggulangi Stunting di Desa
Pamenang Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu
kedua teori promosi kesehatan WHO (1984) dengan 3 strategi utamanya yaitu
86
Penurunan Stunting.
promosi kesehatan WHO (1984) dalam Untari I (2017), Teori Perilaku L. Green
ADVOKASI
(Advocacy)
Kebijakan, PENANGGULANGAN
Perencanaan, STUNTING
Penganggaran dan Peningkatan akses
Pemantauan informasi dan
Penyuluhan ,Fasilitasi pelayanan kesehatan
Pelayanan Rujukan serta bantuan sosial.
PEMBERDAY dan Kesehatan serta
AAN MODEL
Fasilitasi Bantuan PERILAKU SEHAT:
PONDOK Pola Makan Gizi
PEMBERD
Al-Hidayah Enabling Pola Asuh Anak KESALEH
Empowering Perilaku Hidup Bersih AN
Protecting dan Sehat SOSIAL
Pemanfaatan Fasilitas
Kesehatan guna 87
Percepatan Penurunn
Stunting
DUKUNGAN SOSIAL
(Social Support)
Dukungan dari
kelompok, lembaga dan
masyarakat islam dalam
penyuluhan, Fasilitasi
pelayanan rujukan dan
kesehatan serta fasilitasi
bantuan sosial.
PROMOSI KESEHATAN
(Health Promotion )
72
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
1
Pembedaan penelitian menjadi kualitatif dan kuantitatif untuk sebagian ahli
menyebutnya sebagai jenis penelitian. Selengkapnya dalam Basrowi dan Suwandi,
Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h. 21. Sementara yang
lainnya menamakannya sebagai pendekatan penelitian. Emzir menyebutkan bahwa
ditinjau dari segi pendekatan, penelitian dapat dibedakan menjadi tiga, yakni: penelitian
kualitatif, kuantitaif dan mix (gabungan penelitian kualitatif dan kuantitaif). Lihat John
W. Creswell, Research Design, Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approach,
diterjemahkan oleh Achmad fawaid dengan judul Research Design, Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Cet. 1; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 3-5.
Nana Syaodih Sukmadinata juga menyebutkan bahwa dari segi pendekatan, penelitian
dapat dibedakan menjadi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Nana Syaodih Sukmadinata,
Metode Penelitian Pendidikan (Cet. 2; Bandung: PPs UPI bekerjasama dengan PT.
Remaja Rosdakarya, 2006), h. 12.
2
Adapun penelitian dan pengembangan, ada yang mengatakan ia sebagai salah satu
pendekatan dalam penelitian. Lihat Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian
Pendidikan, h.190. Menurut Sugiono, ia merupakan klasifikasi jenis penelitian
berdasarkan tujuannya. Berdasarkan tujuannya penelitian dapat diklasifikasi menjadi:
penelitian dasar, penelitian terapan dan penelitian dan pengembangan. Penelitian dan
pengembangan merupakan jenis penelitian yang dapat menghubungkan antara penelitian
dasar (basic research) dengan penelitian terapan (applied research). Sugiono, Metode
Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Cet. 25; Bandung: Alfabeta, 2017), h. 9
73
didalam suatu latar alamiah terdapat penyatuan data yang dimana bertujuan
dan lainnya. Sedangkan dengan lokasi penelitian ini ialah (Pondok Pesantren
Pringsewu)
menggunakan metode ini, serta dimana hanya ada satu kasus dan satu objek
3
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Ed. 2, Cet.
2; Jakarta: Kencana Prenada Group, 2012), h.218.
4
Albi Anggito, J. S, Metodologi Peneletian Kualitatif, (Jakarta; CV Jejak,
2018), h. 77
74
antara keduanya yakni data yang sudah peneliti kumpulkan pada saat
analisis, logika yang telah dikaitkan dengan data serta proposisi, dan
Pringsewu.
Lalu unit analisis tentunya hal yang fundamental dalam penelitian ini
dalam hal ini, maka dari itu peneliti menggunakan pendekenan eksplanasi
B. Tempat Penelitian
C. Sumber Data
Dalam disertasi ini, yang dimaksud dalam sumber data dalam penelitian ini
adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila penelitian menggunakan
Dalam melakukan penelitian data adalah hal yang sangat penting untuk
dalam faktor penelitian atau mengisi hipotesis yang sudah dirumuskan. Data
merupakan hasil dari penelitian. Sumber data adalah tempat, orang atau benda
dimana peneliti dapat mengamati, bertanya, dan membaca tentang hal-hal yang
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet.
Ke-14, 109.
76
Sumber data primer pada penelitian ini adalah pengurus inti dari
Teknik ini peneliti pilih karena sampel dalam penelitian ini bersifat
banyak. Sehingga agar hasil lebih spesifik, peneliti membatasi para peserta
N Nama
o
1 Ust. Purwanto
2 Ust. Fahrudin Majid
3 Ust.Tekno Sugiarto
4 Ust. Abul Abas
5 Ust. Candra Prayoga
6 Ust. Ridwansyah
7 Ust. Joko Rudianto
8 Ust. Ummu Rasyid
9 Ustadzah Ely Suhayat
10 Ustadzah Mar’atussolihah
Data di atas adalah data saat peneliti melakukan pra research, sehingga
data tersebut bersifat sementara dalam arti dapat bertambah dan berubah sesuai
key informan atau responden ini ada dua kelompok yaitu dari Pemerintah dan
pesantren.
segala aspek kehidupan dan Islamnya. Sumber data sekunder berasal dari
seperti buku, jurnal ilmiah, artikel, skripsi dan lain sebagainya yang
tentunya mengenai topik penelitian ini baik dari media cetak offline
1. Pengamatan
Pengamatan berperan serta menceritakan kepada peneliti apa yang
sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek
dalam lingkungan subjek, dan selama itu data dalam bentuk catatan
6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2001), 11.
79
cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi obyek yang diteliti. 7
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan situasi
2. Wawancara
Wawancara ini dilengkapi dengan rekaman untuk mengetahui
dengan fokus masalah yang diteliti. Dari wawancara ini diperoleh respon
atau opini. Subjek penelitian yang berkaitan dengan fungsi masjid dalam
pengamatan.8
tak terduga. Dalam hal ini pengamat membagi wawancara ke dalam dua
7
Mohammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi, (Bandung:
Penerbit Angkasa, 1987), 91.
8
Ibid., 15
80
3. Dokumentasi
Data dalam penelitian naturalistik kebanyakan diperoleh dari sumber
digunakan karena:
a) Editing
lainnya.
b) Organizing
telah dibuat.
c) Analisis
menganalisis sebuah data, yang tidak melupakan teori, kaedah serta dalil
relevan dengan teori dan dalil yang ada. Untuk selanjutnya dapat
sebuah titik temu dari rumusan masalah yang sudah peneliti buat.
serta foto yang telah dilakukan, dengan cara melakukan sitensa yaitu
penting dan mana yang tidak, membuat pola yang tersusun rapi, dan
analisis ini berdasarkan data yang telah diperoleh sang peneliti, yang
82
hipotesis yang telah dirumuskan dari data tersebut dapat diterima dengan
baik atau bahkan di tolak berdasarkan data yang sudah ada10. Untuk
teknik analisis studi kasus Menurut Yin dapat digunakan teknik analisis
tujuan untuk menganalisa data dari studi kasus yang ada yang
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Yogyakarta;
Alfabeta, 2017), h. 98
11
L Muh Fitrah, Metodologi Penelitian Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas
& Studi Kasus, (Semarang; CV Jejak, 2017)
83
c) Data Reduction
d) Data Display
e) Conclusion Drawing/Verification
kesimpulan dari data yang sudah di reduksi dan data yang sudah
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Beal, Ty, et al. "A review of child stunting determinants in Indonesia." Maternal
& child nutrition 14.4 (2018): e12617.
Black, Robert E., et al. "Maternal and child undernutrition and overweight in low-
income and middle-income countries." The lancet 382.9890 (2013): 427-
451.
Bosi, Ayse Tulay Bagci, et al. "Breastfeeding practices and policies in WHO
European region member states." Public health nutrition 19.4 (2016):
Christian P, Lee SE, Donahue Angel M, Adair LS, Arifeen SE, Ashorn P, et al.
85
De Onis, Mercedes, Monika Blössner, and Elaine Borghi. "Global prevalence and
trends of overweight and obesity among preschool children." The
American
journal of clinical nutrition 92.5 (2010): 1257-1264.
Dewey, Kathryn G., and Daniel R. Mayers. "Early child growth: how do nutrition
and infection interact?." Maternal & child nutrition 7 (2011): 129-142.
Mohammad Irham, “Etos Kerja dalam Perspektif Islam”, Jurnal Substantia, Vol.
14, No. 1, April 2012.
Piwoz, Ellen, Shelly Sundberg, and Jenny Rooke. "Promoting healthy growth:
what are the priorities for research and action?." Advances in Nutrition 3.2
(2012): 234-241.
Titaley, Christiana R., et al. "Determinants of the stunting of children under two
years old in Indonesia: A multilevel analysis of the 2013 Indonesia basic
health survey." Nutrients 11.5 (2019): 1106.
UNICEF, WHO, World Bank. Levels and Trends in Child Malnutrition. Joint
Child
86
Wamani, Henry, et al. "Boys are more stunted than girls in sub-Saharan Africa: a
meta-analysis of 16 demographic and health surveys." BMC pediatrics 7.1
(2007): 1-10.
Buku
Abd. Rahman Rahim & Enny Radjab, Manajemen Strategi, (Makassar, Lembaga
Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar,
2016)
Amir Hamzah Wiryosukarto, Biografi KH. Imam Zarkasih dari Gontor Merintis
pesantren Modern (Ponorogo: Gontor Press, 1996)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jilid 1, (Yogyakarta: CV. Taberi, 1995)
Buletin Jendela Data dan Informasi kesehatan 2018, ISSN 2088 - 270, Situasi
Balita Pendek (Stunting) di Indonesia ,Pusat Data Dan Infomasi,
Kementrian Kesehatan RI
Departemen Agama RI, Al Hidayat Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode
Angka, (Banten : Kaya Ilmu, Kaya Hati, 2012)
Egi Sukma Baihaki, Gizi Buruk dalam Perspektif Islam: Respon Teologis
terhadap Persoalan Gizi Buruk, (Surakarta: Shahih Vol. 2 No. 2, Thn
2017).
Human Development Report 2020, The Next Frontier Human Development and
the Anthropocene, United Nations Development Programme, New York,
2020
Masykur Hakim dan Tanu Widjaya, Model Masyarkat Madani, (Jakarta: Intimedia
Cipta Grafika, 2003).
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan( Islam dan Umum (Jakarta: Bumi Aksara,
1991)
Nurbaiti, L., Adi, A. C., Devi, S. R., & Harthana, T. (2014). Kebiasaan makan
balita stunting pada masyarakat Suku Sasak: Tinjauan 1000 hari pertama
kehidupan (HPK). Masyarakat, Kebudayaan Dan Politik
Sri Laksmi, “Ta’awun Dalam Kebaikan”, dalam Artikel Al Arham, Edisi 47,
diakses pada Rabu, 12 September 2012, pukul 08:01, 1
89
Internet :
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/131386/perpres-no-18-tahun-2020/
Peraturan Presiden (PERPRES) tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020-2024